78
PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat) Laporan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Oleh : NITA NURTAFITA NIM 107016300115

Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Citation preview

Page 1: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(Eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat)

Laporan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)

Oleh :

NITA NURTAFITANIM 107016300115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1432 H/2011 M

Page 2: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran melalui interaksi guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, dan siswa dengan guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai

komponen lain yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan hasil

belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama

program pendidikan dilaksanakan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah

lepas dari masalah.

Selama ini kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru

(teacher-centered). Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar

dapat membuat siswa tersebut menjadi pasif dalam belajar. Siswa akan

menganggap bahwa belajar hanya rutinitas sehari-hari. Hal ini dapat membuat

siswa menjadi malas belajar dan tidak semangat dalam belajar. Akhirnya ketika

berada di dalam kelas siswa hanya duduk, mendengar, dan melihat tanpa mengerti

dengan materi yang telah diajarkan oleh guru.

Apabila kegiatan belajar mengajar terus berlangsung seperti ini, siswa

tidak akan paham dan mengerti apa yang diajarkan oleh guru. Kondisi seperti ini

dapat membuat hasil belajar fisika siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi hal ini

dibutuhkan metode pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam melibatkan siswa secara

aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah menggunakan

metode resitasi. Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menugaskan peserta didik mempelajari sesuatu kemudian harus

dipertanggungjawabkan. Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan

memberikan tugas untuk meninjau pelajaran baru dan untuk mengingat pelajaran

yang sudah diajarkan.

Page 3: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Oleh karena itu, dengan menggunakan metode resitasi diharapkan mampu

memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan

karena siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan harus

dipertanggungjawabkan. Tugas tersebut dapat berupa menjawab soal-soal latihan,

mengerjakan PR dan soal dalam buku pegangan. Tugas yang diberikan oleh guru

tidak hanya dikerjakan di kelas yang sempit dan terbatas oleh waktu, akan tetapi

perlu dilanjutkan di rumah, di perpustakaan, di laboratorium atau dimana saja asal

tugas itu dapat dikerjakan.

Atas dasar pengertian tersebut, pembelajaran dengan metode resitasi

mempunyai karakteristik sebagai berikut; pertama, pembelajaran memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi konsep yang telah diajarkan.

Kedua, pembelajaran mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu

masalah dengan memecahkannya sendiri. Ketiga, pembelajaran memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pengetahuannya yang lebih luas

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Keempat, pembelajaran

dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok. Kelima, pembelajaran

dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas. Keenam, pembelajaran dapat

mengembangkan dan memupuk inisiatif serta tanggung jawab siswa.

Konsep yang sesuai dengan karakteristik di atas adalah konsep gerak.

Konsep tersebut membutuhkan banyak latihan menyelesaikan soal-soal.

Pemberian tugas (soal-soal) kepada siswa dapat membuat siswa lebih termotivasi

dalam belajar, disamping itu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar

dan juga dapat membuat siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang telah

diberikan oleh guru. Aktifnya siswa dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat

lebih mudah memahami konsep fisika dan dapat merangsang daya cipta siswa

dalam mengembangkan konsep-konsep yang telah diajarkan guru dalam proses

pembelajaran di sekolah dan diharapkan pula dapat meningkatkan hasil belajar

fisika siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA SISWA”.

Page 4: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat dikemukakan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher-centered),

sehingga siswa lebih bersifat pasif.

2. Faktor kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi

pada masalah sebagai berikut.

1. Untuk mengatasi kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar

mengajar, maka dalam penelitian ini diterapkan metode resitasi.

2. Konsep yang akan diajarkan dengan menggunakan metode resitasi adalah

konsep gerak, pada kelas VII semester II.

3. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes

kognitif saja. Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah

mulai C1 sampai dengan C4.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Apakah metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar

fisika siswa?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode resitasi terhadap hasil

belajar fisika siswa.

Page 5: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

F. Manfaat Penenelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai alternatif metode pembelajaran sebagai

upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan metode resitasi.

3. Sebagai bahan masukan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan materi yang diajarkan.

Page 6: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

BAB II

KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Penyampaian materi yang baik merupakan syarat mutlak dari seorang

guru. Karena hal itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa. Oleh karena itu metode yang diterapkan seorang guru harus sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Anitah mengungkapkan, metode mengajar adalah suatu cara yang

direncanakan dan digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tujuan

pembelajaran tercapai.1 Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan metode yang tepat merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guru.

Diungkapkan oleh Alipadie (1984:72) cara mengajar yang menggunakan

berbagai jenis teknik dan dilakukan secara tepat dan penuh perhatian oleh guru,

akan memperoleh minat belajar para siswa dan karena itu pula akan mempertinggi

hasil belajar siswa.2 Berdasarkan pendapat tersebut pemilihan metode mengajar

yang tepat akan menumbuhkan minat siswa, semakin banyak variasi metode

mengajar yang diberikan kepada siswa akan menumbuhkan minat dan motivasi

siswa untuk mau belajar dan karena itu pula akan mempertinggi hasil belajar

siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

cara yang digunakan guru dalam mengerjakan satuan atau unit materi pelajaran

dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar. Selain itu,

1 Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy, & Susanah, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet III, h. 4.3.

2Wakhinuddin S, Metode Mengajar, dari http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/06/24/metode-mengajar-2/, 17 Mei 2011, 10:07 AM

Page 7: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

dalam pemilihan metode pembelajaran harus mengutamakan keterlibatan siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran demi pencapaian hasil belajar yang

maksimal.

Namun demikian dalam pembelajaran di sekolah penggunaan kata metode

sebenarnya sering digantikan dengan kata teknik atau sebaliknya secara

bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengemukakan teknik (yang kadang-kadang

disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran.3 Metode

bersifat procedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Sehingga

metode (teknik) mengajar adalah cara mengajar yang lebih khusus yang

digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa kearah tujuan

yang akan dicapai. Oleh karena guru yang kreatif dan professional sewaktu-waktu

mampu menggunakan berbagai metode dengan efektif dan efisien menuju

tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran

Proses kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku pada satu

metode mengajar, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi

agar jalannya tidak membosankan. Penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi juga tidak akan menguntungkan jika penggunaan metode pembelajaran

tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya.

Ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar,

sebagai berikut :4

1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.

2) Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya.

3) Situasi yang berbagai keadaannya.

4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya.

5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

3 Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy, & Susanah, Op. Cit, h. 4.49.4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 46

Page 8: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Metode digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Ada tiga hal kedudukan metode dalam proses belajar mengajar, yaitu:5

a) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode menempati peran

yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain dalam kegiatan belajar mengajar.

Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode

pembelajaran. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman adalah motif-motif yang

berfungsi sebagai alat perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai

alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

Guru yang menggunakan satu metode dalam belajar mengajar cenderung

membuat siswa bosan dan jalannya pembelajaran terlihat kaku. Anak didik terlihat

kurang bergairah belajar dan malas mengikuti pelajaran. Dengan demikian setiap

kali pertemuan guru harus mempunyai berbagai variasi penggunaan metode

pembelajaran sehingga menghasilkan proses belajar mengajar yang aktif bagi

siswa. Metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi

ekstrinsik.

b) Metode sebagai Strategi Pembelajaran

Penggunaan metode harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana

kelas, anak didik, tujuan dan fasilitas. Karena itu, dalam kegiatan pembelajaran,

guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan

efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki

strategi adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut metode

mengajar. Dengan demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai

alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c) Metode sebagai Alat Mencapai Tujuan

Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar

mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah

5 Ibid, h. 72-75

Page 9: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Dengan

memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai tujuan

pengajaran. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan

tertentu, metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan.

2. Metode Resitasi

a. Pengertian Metode Resitasi

Belajar fisika tidaklah serumit yang dibayangkan, banyak siswa yang

mengeluh karena pelajaran fisika lebih sering menghafal konsep daripada

memahami konsep, agar proses belajar fisika lebih efektif dan dapat memotivasi

siswa untuk lebih aktif, metode resitasi (penugasan) dapat diterapkan. Dengan

adanya pemberian tugas, siswa akan lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar karena siswa memiliki kesempatan yang lebih luas untuk menggunakan

pengetahuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Menurut Karo-Karo resitasi atau recitation adalah penyajian kembali apa-

apa yang dimiliki, diketahui atau dipelajari. Pendapat tentang resitasi juga

disampaikan oleh Djamarah dan Zain yang menyatakan bahwa metode resitasi

(penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.6 Tugas yang dilaksanakan oleh

siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di

perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat

dikerjakan.7 Menurut Soewardi dalam metode resitasi, murid diberi tugas-tugas

yang harus dikerjakan secara kelompok individual yang harus

dipertanggungjawabkan secara lisan atau tertulis dengan tujuan mengaktifkan

murid berpikir dan mempertanggungjawabkan pemikirannya secara logis dan

obyektif.

Metode resitasi juga merupakan suatu metode mengajar dimana siswa

diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.8 Namun agar lebih variatif

6 Ibid, h. 857 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 1348http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/ , (13 Mei

2011, 8:16 AM

Page 10: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

dan menghindari kejenuhan siswa, maka dapat juga dipadukan dengan tugas

berupa membuat atau merancang model-model, alat-alat atau permainan yang

berhubungan dengan pelajaran fisika.

Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan

agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan

latihan-latihan selama melakukan tugas; sehingga pengalaman siswa dalam

mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan siswa

mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-

masalah baru. Selain itu metode ini dapat mengaktifkan siswa untuk mempelajari

sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri,

mencoba sendiri dan agar siswa lebih rajin belajar.9

Ditinjau dari proses penyelesaian atau pengerjaannya, metode pemberian

tugas dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu tugas

yang harus diselesaikan selama pembelajaran berlangsung dan tugas yang harus

diselesaikan di luar kelas, di luar jadual belajar mengajar yang telah dijadualkan,

tapi merupakan kelanjutan dari pengajaran kelas.

Agar metode ini dapat memberikan hasil belajar yang maksimal, maka

hendaknya tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan unsur penguatan sehingga

dapat merangsang anak didik untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan

adanya penguatan akan dapat menimbulkan sikap positif terhadap pelajaran fisika.

Dalam memberikan tugas hendaknya perlu diperhatikan derajat kesukaran

dan banyaknya soal latihan, sebab bila tugas yang diberikan terlalu sukar dan

jumlahnya cukup banyak akan membuat siswa menjadi frustasi, keadaan seperti

ini akan menimbulkan sikap negatif terhadap pelajaran fisika. Sedangkan bila soal

tersebut terlalu mudah akan menimbulkan rasa bosan atau dengan kata lain

menjemukan.

Bila metode resitasi direncanakan dengan baik, maka dapat mengaktifkan

siswa untuk belajar sendiri mengenal suatu masalah dengan cara membaca,

mencoba atau mengerjakan soal latihan. Selain itu, pemberian tugas dapat

membiasakan siswa berpikir dengan membandingkan dan mencari hukum-hukum

9 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) h. 61

Page 11: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

yang berhubungan, serta melatih siswa berhadapan dengan persoalan yang tidak

hanya sekedar hapalan. Melaksanakan tugas akan mengembangkan dan memupuk

inisiatif serta tanggung jawab dari siswa yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan metode resitasi perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1) Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama mengenai

tujuan pemberian tugas, dan cara mengerjakannya.

2) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami oleh siswa, kapan

mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu

atau kelompok. Hal tersebut akan sangat menentukan keefektifan penggunaan

metode resitasi dalam pengajaran.

3) Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, maka perlu diupayakan agar

seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses

penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar

kelas.

4) Guru harus mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh

peserta didik.

Pada dasarnya proses belajar berlangsung dalam suatu latihan atau

pengalaman, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada individu.

yang dimaksudkan pengalaman disini adalah segala kejadian yang secara sengaja

atau tidak sengaja dialami seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan latihan

adalah kejadian yang dengan sengaja dilakukan seseorang secara kontinu yang

gunanya untuk mendapatkan keterampilan dan penguatan.

Dari urain di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode resitasi adalah

cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik mempelajari

sesuatu yang kemudian harus dipertanggungjawabkan. Karena tugas yang

dikerjakan pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan maka siswa akan

terdorong untuk mengerjakannya secara sungguh-sungguh. Tugas yang diberikan

guru dapat memperdalam materi, dapat pula mengembangkan bahan yang telah

dipelajari.

Page 12: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Kelebihan metode resitasi, antara lain:

1) Membiasakan pada siswa untuk mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang

bermanfaat, seperti belajar.

2) Pengetahuan yang diperoleh lebih mendalam.

3) Memupuk rasa tanggung jawab dalam diri siswa, dengan diberikan tugas oleh

guru yang harus dikerjakan dan dikumpulkan.

4) Menanamkan disiplin waktu pada siswa.

5) Melatih siswa berpikir kritis, tekun dan giat belajar.

6) Siswa diberikan kesempatan untuk bereksplorasi konsep yang telah diajarkan.

Selain itu metode resitasi juga memiliki kelemahan, antara lain:10

a) Sulit bagi guru untuk mengecek apakah tugas yanng diberikan dikerjakan

oleh siswa sendiri atau oleh orang lain.

b) Jika guru tidak bisa mengukur berat ringannya tugas yang diberikan, akan

membuat siswa merasa terbebani yang memicu tekanan secara psikis.

c) Siswa yang memiliki keterbatasan kemampuan belajar, akan mengalami

kesulitan belajar.

d) Terkadang siswa mengerjakan tugas secara asal atau cukup mencontek hasil

pekerjaan temannya, hal ini mengakibatkan siswa tidak mempelajari materi

yang diajarkan yang seharusnya ia kuasai.

e) Tugas yang monoton menimbulkan kebosanan belajar siswa.

f) Guru harus sering menyiapkan soal-soal atau tugas siswa.

c. Fase-fase Metode Resitasi

Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pemberian

tugas atau resitasi, yaitu:

1) Fase Pemberian Tugas

Pada fase ini, guru harus memperhatikan tujuan yang akan dicapai dari

pemberian tugas tersebut, jenis tugas harus jelas, tugas harus sesuai kemampuan

10 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 106.

Page 13: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

siswa, adanya petunjuk untuk sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa, dan

sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas.

2) Fase Pelaksanan Tugas

Pada fase ini, guru harus memberikan bimbingan pada siswa agar siswa tidak

bertanya-tanya lagi apa yang harus dikerjakan, dan apa yang menjadi tugasnya.

Guru juga harus memberikan pengawasan pada siswa agar siswa tidak meniru

pekerjaan temannya. Selain itu guru juga harus memberikan dorongan agar anak

termotivasi dan mau melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada fase ini siswa

dianjurkan mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

3) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas (Fase Resitasi)

Pada fase ini, siswa belajar (dengan melaksanakan tugas) sesuai dengan

tujuan atau petunjuk-petunjuk guru. Fase resitasi adalah fase dimana siswa

mempertanggungjawabkan hasil belajarnya. Bentuk-bentuk resitasi harus

disesuaikan dengan tujuan pemberian tugas.

Hal-hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:

a) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan.

b) Ada tanya jawab atau diskusi kelas.

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa dapat dilakukan dengan tes maupun non tes.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.11

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga

ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.12 Menurut

11 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) h. 2

12 NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Rosdakarya, 2006) h. 85

Page 14: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan.

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi

dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar adalah perubahan. Perubahan yang terjadi pada seseorang dari yang belum

tahu menjadi tahu, dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relatif bersifat tetap, dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini

nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa

mendatang (potential behavior).

Belajar memiliki pengertian yang sangat komplek sehingga para ahli

mengemukakannya dengan beberapa definisi, definisi belajar telah di kemukakan

oleh beberapa ahli. Gagne mengatakan bahwa belajar adalah suatu pendekatan

dalam disposisi watak atau kapabilitas (kemampuan) manusia yang berlangsung

selama jangka waktu dan tidak mangganggu proses pertumbuhan.

Morgan mengatakan dalam bukunya A Brief Introduction to Psychology

bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Dengan demikian,

perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan,

kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai

belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya

untuk mengadakan perubahan fisik, mental juga tingkah laku yang harus

didukung oleh lingkungannya.

Oleh karenanya belajar merupakan kegiatan manusia yang terpenting dan

harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan

dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata lain,

melalui belajar dapat memperbaiki nasib dan mencapai cita-cita yang

didambakan.

Page 15: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung

wajar. Kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat

menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal

semangat kadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk

mengadakan konsentrasi. Demikian diantara kenyataan yang sering kita jumpai

pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan

aktivitas belajar mengajar.

Hasil belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor intelegensi,

akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan

demikian, hasil tes IQ (Intelegency Quotient) yang tinggi belum tentu menjamin

prestasi yang tinggi atau keberhasilan dalam belajar.

Purwanto pun membagi faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi

belajar menjadi dua, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini

dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Faktor Fisiologis

Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Jasmani yang sehat akan

berbeda dengan pengaruhnya terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani yang

kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran

fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan

pendengaran.

Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik seperti

indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir dapat

dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar, sebagaimana

telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak segera di tindak

lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan diperoleh

siswa tersebut.

b) Faktor Psikologis

Page 16: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang

termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: motivasi, minat, dan

bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan

terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa

untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti

kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit

banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini

terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor instrumental.

a) Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

(1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial ini dapat kita rinci menjadi lingkungan sosial sekolah dan

lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang baik

positif maupun negatif. Misalnya, guru yang menunjukkan sikap dan prilaku yang

simpati maka hal itu akan menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa.

Kemudian lingkungam sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-

teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa tersebut di luar pendidikan

formal. Namun lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh pada siswa

adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

(2) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya

misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam),

gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk

belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.

b) Faktor-faktor Instrumental

Page 17: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat

pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar

yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

Pengaruh dari dalam diri siswa merupakan hal yang logis dan wajar, karena

hakikat perbuatan belajar adalah perbuatan tingkah laku individu yang diniati dan

disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan

berprestasi, maka siswa harus berusaha mengarahkan seluruh daya dan upaya

untuk dapat mencapainya.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar yang bermakna bagi

dirinya sendiri akan lebih lama bertahan, membentuk sikap kepribadian yang baik,

bermanfaat untuk mempelajari aspek lain yang mampu mengembangkan

kreativitasnya, dengan demikian siswa akan lebih giat dalam belajar. Hal ini akan

membuat hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi. Artinya semakin

tinggi kemauan belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang

akan diperoleh oleh siswa tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil belajar dapat

dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman dengan

pertimbangan belajar yang telah dialami peserta didik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh metode resitasi

terhadap hasil belajar siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan

antara lain adalah sebagai berikut.

1. Berti Yolida dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode

Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa”.

Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penerapan metode resitasi

dapat membuat siswa termotivasi dan aktif dalam pembelajaran, karena

resitasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan

Page 18: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

latihan-latihan soal dimana siswa harus menjelaskan kembali tugas tersebut di

depan kelas.13

2. A. Salam dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Metode

Pemberian Tugas Secara Resitasi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

metode pemberian tugas secara resitasi dapat memotivasi belajar matematika

siswa di SMPN 01 dan SMPN 02 Madapangga Kabupaten Bima, sehingga

berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP kelas

VII.14

3. Zuliah Khaerani, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang

menerapkan metode resitasi di SMAN 5 Bekasi, menyatakan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siklus pertama terhadap siklus kedua. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus pertama

sebesar 73,25 menjadi 83,56 pada siklus kedua.15

4. Noer Faizah, berdasarkan hasil penelitiannya yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan

Metode Resitasi”. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode resitasi dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.

Hal ini terlihat dari hasil lembar observasi yang terus meningkat pada setiap

siklusnya.16

C. Kerangka Berpikir

13 Berti Yolida. Penerapan Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa. JPMIPA, Volume 8 Nomor 1, Januari 2007.

14 A. Salam. Pengaruh Metode Pemberian Tugas Secara Resitasi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Ilmiah “kreatif”, Volume 5 Nomor 2, Juli 2008.

15 Zuliah Khaerani, Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 5 Bekasi, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 59.

16 Noer Faizah, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Resitasi, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 86.

Page 19: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar sangat didukung oleh

kemampuan dalam memahami dan menguasai konsep dari materi yang telah

dipelajari. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum bisa

memahami dan menguasai konsep tersebut dan hasil belajar siswa pun menjadi

rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa belum bisa memahami konsep

yang dipelajarinya dan rendahnya hasil belajar fisika adalah aktivitas

pembelajaran lebih didominasi oleh guru, siswa hanya datang, duduk, mendengar,

dan melihat tanpa mengerti dengan materi yang telah diajarkan oleh guru.

Cara mengajar guru pun saat ini masih banyak yang menggunakan metode

konvensional, hal ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa karena siswa

menjadi pasif. Selain cara pengajaran guru yang belum bervariasi, siswa masih

menganggap konsep fisika adalah konsep yang susah dipahami. Konsep yang

digunakan dalam penelitian ini adalah gerak.

Oleh karena itu guru harus memiliki rencana dan menetapkan strategi

belajar mengajar agar siswa dapat mengerti dan memahami materi pelajaran yang

diajarkan. Guru harus mampu membuat suatu metode pembelajaran yang dapat

membuat siswa mampu mencapai tujuan dari kegiatan belajar serta berperan aktif

dalam pembelajaran sehingga diharapkan akan meningkatan hasil belajar siswa.

Metode pembelajaran yang harus diterapkan salah satu alternatifnya adalah

metode resitasi.

Metode resitasi (pemberian tugas) merupakan salah satu metode yang

sesuai untuk menciptakan suasana belajar yang aktif serta dapat meningkatkan

pemahaman siswa. Metode resitasi adalah cara mengajar dengan memberikan

tugas-tugas kepada anak kemudian hasil tugasnya dipertanggungjawabkan.

Tempat mengerjakan tugas tersebut tidak hanya di kelas, tetapi dimanapun ia

berada bisa dijadikan tempat mengerjakan. Tugas yang diberikan haruslah sesuai

dengan konsep yang sedang dijelaskan oleh guru, agar siswa dapat membuka

pengetahuannya dalam konsep tersebut.

Penggunaan metode resitasi menekankan peran serta siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan metode resitasi diharapkan dapat merangsang daya cipta

siswa dalam mengembangkan konsep-konsep yang telah diajarkan guru dalam

Page 20: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

proses pembelajaran di sekolah dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

fisika siswa.

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh metode

resitasi terhadap hasil belajar fisika siswa.

Page 21: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 1 Ciputat Kelas VII semester 2

tahun ajaran 2010/2011. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai

dengan bulan Mei 2011.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment (eksperimen semu). Dalam metode ini terdapat kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Kelompok ekaperimen diberi perlakuan dengan

menggunakan metode resitasi, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan

dengan menggunakan metode konvensional.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pretest posttest control group design,

dalam desain ini digunakan dua kelompok subjek, satu diantaranya yang diberikan

perlakuan. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:17

Tabel 3.1 Desain Kelompok Kontrol Pretest-Posttes

Kelompok Pretest Treatment Posttest

E T1 X1 T2

C T1 X2 T2

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen (kelompok yang menggunakan metode resitasi)

C : Kelompok kontrol (kelompok yang menggunakan metode konvensional)

T1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)

T2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)

17 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajarafindo Persada, 2008), hal.98

20

Page 22: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

X1 : Perlakuan dengan menerapkan metode resitasi

X2 : Perlakuan dengan menerapkan metode konvensional

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.18 Populasi terjangkau adalah

populasi yang terukur karena dibatasi oleh tempat dan waktu. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMP PGRI 1 Ciputat. Populasi terjangkau pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP PGRI 1 Ciputat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.19 Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Sampel

dalam penelitian ini adalah kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-4

sebagai kelas kontrol.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Persiapan

Langkah awal pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah

pembuatan proposal penelitian, setelah itu pengurusan surat izin penelitian dari

Universitas Islam Negeri Jakarta, langkah selanjutnya adalah survei tempat,

langkah selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi

soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah instrumen

penelitian selesai dibuat, dilanjutkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, Hal. 13

19 Ibid, Hal. 131

Page 23: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal tahap pelaksanaan penelitian adalah menentukan dua kelompok

sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya diadakan

tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian. Soal pretest menggunakan

soal hasil analisis dan uji ahli yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Setelah

melakukan pretest, pada kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi, sedangkan kelompok kontrol

dengan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode

konvensional. Proses pembelajaran berlangsung sebanyak empat kali pertemuan

pada tiap kelasnya. Setelah diberi perlakuan diadakan tes akhir (posttest) untuk

kedua kelompok penelitian. Tes akhir berupa soal-soal yang sama dengan ketika

dilakukan tes awal (pretest).

3. Tahap Akhir Penelitian

Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir (posttest) langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) untuk kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik.

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik

yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah

paling akhir dalam prosedur penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif berbentuk pilihan ganda

yang terdiri atas empat pilihan sebanyak 20 soal. Setiap soal memiliki skor 1

(satu). Ranah kognitif yang diukur adalah aspek hafalan/recall (C1), aspek

pemahaman/comprehension (C2), aspek penerapan/aplication (C3), dan aspek

analisis (C4) yang disesuaikan dengan indikator pada kurikulum tingkat satuan

pendidik (KTSP) . Adapun desain kisi-kisi instrumen penelitian hasil belajar dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 24: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Kompetensi Dasar

KonsepUraian Materi

IndikatorTingkat Pengetahuan

dan Nomor Soal∑

SoalC1 C2 C3 C4

Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Gerak Gerak, kedudukan dan perpindahan.

- Mendeskripsikan gerak, kedudukan dan perpindahan.

1 2 3 4 4

Kelajuan dan kecepatan.

- Menganalisis kelajuan dan kecepatan.

5 6 7 8 4

GLB (Gerak Lurus Beraturan)

- Menyelidiki gerak lurus beraturan.

9 10 11 12 4

GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)

- Menyelidiki gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

13, 14

15, 16

17, 18

19, 20

8

∑ Soal 5 5 5 5 20

G. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel independen (bebas) adalah metode resitasi. Variabel ini disimbolkan

dengan huruf X.

2. Variabel dependen (terikat) adalah hasil belajar. Variabel ini disimbolkan

dengan huruf Y.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan adalah tes

objektif berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban sebanyak 20

soal.

Page 25: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimulai dengan melakukan uji prasyarat analisis dan

dilanjutkan dengan melakukan analisis data.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis ada dua macam, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

3) Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 log N (Rumus Sturgess)

4) Mencari nilai panjang kelas (i)

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

NoKelas

IntervalF

Nilai

Tengah

(X1)

Xi2 f Xi f Xi

2

Jumlah f - - Σ f x i=¿ Σ f x i2=¿

6) Mencari nilai rata-rata (mean)

x=Σ f xi

ri

7) Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)

s=√n. Σ f x i2−¿¿¿

BK

Ri

Page 26: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor – skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z=Batas Kelas−xs

c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris

kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu pula seterusnya, kecuali

untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan angka

pada baris berikutnya.

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

setiap interval dengan jumlah responden.

9) Mencari Chi – Kuadrat hitung (χ2 hitung)

10) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel untuk α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria:

Jika χ2 hitung χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal dan

Jika χ2 hitung χ2 tabel, artinya data distribusi normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan

k

i fe

fefo

1

22

Page 27: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Hipotesis

2) Bagi data menjadi dua kelompok

3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya

4) Tentukan F hitung dengan rumus:

F=S

12

S22 dimana

S2=n∑ X

12−(∑ X1)2

n (n−1 )

Keterangan:

F = Homogenitas

S12 = varians data pertama/varians terbesar

S22 = varians data kedua/varians terkecil

5) Tentukan kriteria pengujian:

Jika Fhitung ¿ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi

homogen.

Jika Fhitung ¿ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak

homogen.

c. Analisis Data

Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal

dan homogen, maka dilakukan analisis data untuk megetahui ada tidaknya

pengaruh penerapan metode resitasi terhadap hasil belajar fisika siswa, diukur

dengan pengujian hipotesis, yaitu menggunakan uji signifikansi dengan uji-t (t-

test) dengan rumus sebagai berikut:

t=X x−X y

S √ 1nx

+ 1ny

, dengan S=√ (nx−1 ) S x

2+(ny−1)S y2

(nx+n−2 )

Keterangan:

X x = rata-rata hasil belajar siswa yang mengimplementasikan metode resitasi

X y = rata-rata hasil belajar siswa tanpa mengimplementasikan metode resitasi

Page 28: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

nx = jumlah sampel pada kelompok eksperimen

n y = jumlah sampel pada kelompok kontrol

Sx2 = varians kelompok eksperimen

Sy2 = varians kelompok kontrol

Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ho diterima jika thitung > ttabel

J. Hipotesis Statistik

Hipotesisi statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µA = µB

Ha : µA > µB

Keterangan :

H0 = tidak terdapat pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar fisika siswa

Ha = terdapat pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar fisika siswa

µA = rata-rata skor hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode

resitasi

µB = rata-rata skor hasil belajar fisika siswa yang diajarkan tanpa menggunakan

metode resitasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 29: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

A. Hasil Penelitian

Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari pretest dan

posttest.

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol yang masing-masing terdiri dari 35 siswa, diperoleh data yang

disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Dari diagram batang di atas, hasil pretest untuk kelompok eksperimen

yaitu sebanyak 5 siswa atau sebesar 14% mendapatkan skor terendah yaitu pada

interval 15-21. Skor terbanyak berada pada interval 29-35 yaitu 11 siswa atau

sebesar 31% dan skor tertinggi berada pada interval 50-56 sebanyak 5 siswa atau

sebesar 14%. Untuk kelompok kontrol, sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%

mendapatkan skor terendah yaitu pada interval 15-21. Skor terbanyak berada pada

interval 29-35 yaitu 12 siswa atau sebesar 34% dan skor tertinggi berada pada

interval 50-56 sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%.

15-21 22-28 29-35 36-42 43-49 50-560

2

4

6

8

10

12

14

EksperimenKontrol

Skor Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kon-trol

Jum

lah

Sisw

a

Page 30: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol yang masing-masing terdiri dari 35 siswa, diperoleh data yang

disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Dari diagram batang di atas, hasil posttest untuk kelompok eksperimen

yaitu sebanyak 3 siswa atau sebesar 9% mendapatkan skor terendah yaitu pada

interval 60-64. Skor terbanyak berada pada interval 75-79 yaitu 10 siswa atau

sebesar 29%, dan skor tertinggi berada pada interval 90-94 sebanyak 3 siswa atau

sebesar 9%. Untuk kelompok kontrol, sebanyak 3 siswa atau sebesar 9%

mendapatkan skor terendah yaitu pada interval 45-49. Skor terbanyak berada pada

interval 55-59 yaitu 12 siswa atau sebesar 34%, dan skor tertinggi berada pada

interval 75-79 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6%.

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran

data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-940

2

4

6

8

10

12

14

Eksperimen

Kontrol

Skor Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kon-trol

Jum

lah

Sisw

a

Page 31: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil

Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

DataEksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest PosttestNilai Tertinggi 55 90 55 75Nilai Terendah 15 60 15 45Mean 35,8 76,28 34 59,85Median 34,52 76,25 32,87 58,45Modus 32,49 76,65 31,65 57,19Standar Deviasi 11,18 8,15 9,69 7,97

3. Hasil Analisis Data

a. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

analisis data yaitu uji normalitas dan homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari penelitian terdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data terdistribusi

normal bila memenuhi kriteria x2hitung ≤ x2

tabel diukur pada taraf signifikansi dan

tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua

sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2, sedangkan perhitungan lengkap

dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol

StatistikEksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Page 32: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

N 35 35 35 35x̄ 35,8 76,28 34 59,85S 11,18 8,15 9,69 7,97

x2hitung 6,76 2,94 2,98 4,34

x2tabel 12,59 9,48 12,59 9,48

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua

kelompok eksperimen dan kontrol terdistribusi normal karena memenuhi kriteria

x2hitung ≤ x2

tabel.

2) Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Dalam penelitian ini

homogenitas diuji dengan Bartlett. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu:

kedua kelompok dinyatakan homogen apabila x2hitung ≤ x2

tabel diukur pada taraf

signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas pretest dan

posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3, sedangkan

perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest

StatistikSkor Pretest Posttest

Seksperimen2 124,99 66,42

Skontrol2 93,89 63,52

Sgabungan2 109,44 64,97

x2hitung 1,41 0,469

x2tabel 3,841 3,841

Kesimpulan Homogen Homogen

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan

derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari tabel

4.3 dapat disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang

homogen karena memenuhi kriteria x2hitung ≤ x2

tabel.

Page 33: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

3) Hasi Pengujian Hipotesis

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dengan skor posttest kontrol.

Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠ Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.

Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan

0,95.

Hasil uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest kedua kelompok sampel

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4, sedangkan perhitungan lengkap dapat

dilihat pada lampiran.

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hail Posttest

Statistik Eksperimen KontrolN 35 35x̄ 76,28 59,85S2 66,42 63,52

thitung 8,51ttabel 2,00

Kesimpulan Berbeda

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 8,51 dan ttabel

sebesar 2,00. Tenyata memenuhi kriteria pengujian ttabel ≤ thitung atau 2,00 ≤ 8,51.

Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini

Page 34: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada

taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh ttabel lebih kecil dari thitung yaitu ttabel ≤ thitung atau

2,00 ≤ 8,51. Ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata hasil

belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode resitasi dengan

siswa yang diajarkan secara konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa metode resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa.

Hal ini dapat terjadi karena dalam penerapan metode resitasi guru

memberikan motivasi dan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk belajar

secara aktif dalam menggunakan pengetahuannya yang lebih luas. Oleh karena

itu, dengan menggunakan pengetahuannya maka dapat melatih kemampuan

berpikir siswa. Selain itu, pembelajaran dengan metode resitasi dapat memupuk

rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan, karena tugas tersebut

harus dipertanggungjawabkan.

Metode resitasi merupakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dengan melibatkan seluruh potensi yang dimiliki siswa agar siswa

kreatif terhadap yang diberikan. Hal ini sesuai dengan Djamarah (1996) yang

menyatakan bahwa penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran lebih banyak

mengikutsertakan dan melibatkan siswa untuk lebih berperan serta. Siswa

berusaha mencerna sendiri, menanggapi, mengajukan pendapat serta memecahkan

masalah. Guru hanya berfungsi sebagai pemberi informasi bila diperlukan dan

sebagai pengarah dalam interaksi siswa.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siti Masruroh

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tugas Dan Resitasi Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa”, penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan

metode resitasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

siswa. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Zuliah Kherani yang berjudul

“Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa”,

Page 35: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar setelah menerapkan

metode resitasi. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran metode resitasi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar fisika.

Dari penjelasan-penjelasan di atas menujukkan bahwa penerapan metode

resitasi memberikan peluang besar kepada siswa untuk aktif selama pembelajaran.

Aktifnya siswa dalam pembelajaran dapat menumbuhkan kreativitas dan

merangsang daya cipta siswa dalam mengembangkan konsep-konsep yang telah

diajarkan guru dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran mencapai

tujuan yang ditetapkan dan hasil belajar fisika mencapai hasil yang maksimal.

BAB V

PENUTUP

Page 36: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

metode resitasi terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari hasil

perhitungan uji hipotesis melalui uji t pada taraf signifikansi 0,05 didapat hasil

ttabel ≤ thitung yaitu 2,00 ≤ 8,51, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang sesuai dengan jangkauan

peneliti, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Metode resitasi dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar.

2. Untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya peneliti melihat beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam pemberian tugas yakni hendaknya tugas yang

diberikan harus jelas, memperhitungkan waktu, adanya kontrol yang

sistematis dan sebaiknya tugas bersifat menarik perhatian siswa.

3. Metode resitasi hendaknya diterapkan juga pada konsep-konsep lain, maupun

pada bidang studi lain.

Lampiran 1. Profil Sekolah

SEJARAH SMP PGRI 1 CIPUTAT

Page 37: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Ada peribahasa tak kenal maka tak sayang maka pada kesempatan yang

baik ini kami uraikan lebih dekat tentang sejarah dan keberadaan SMP PGRI 1

Ciputat yang beralamat di Jalan Pendidikan No. 30 Ciputat. Pada awalnya lulusan

Sekolah Dasar/sederajat yang berada di lingkungan Ciputat hendak melanjutkan

ke SMP Negeri/umum yang sebagian besar harus ke wilayah DKI Jakarta,

terutama wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan pada waktu itu di kecamatan Ciputat

SMP yang ada baru SMP Swasta yaitu SMP Muhammadiyah 17, SMP Islamiyah,

dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta.

Dengan didorong semangat yang luhur guru-guru SMP Negeri 87 Jakarta

(Pondok Pinang) yang dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A.

Mursyidi, B. A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A Sakri Gandadipura

(Kepala Sekolah Kelas Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir

1974 siswanya semakin berkurang, hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat

sepakat untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada

tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama

Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan kepala sekolah

yang pertama yaitu Bapak R.A Sakri Gandadipura.

Pendirian SMP PGRI Ciputat mendapat restu dari Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ciputat (Bapak Djahera) ikut membantu

pendirian SMP tersebut, dan pada tanggal 1 Januari 1975 ditetapkan sebagai hari

jadi SMP PGRI 1 Ciputat.

Untuk pertama kali (1975) jumlah murid yang diterima di SMP PGRI 1

Ciputat berjumlah kurang lebih 25 siswa dan pada pertengahan tahun bertambah

10 siswa menjadi 35 siswa. Kemudian pada tahun 1976 kelas I terdiri dari 58

siswa, kelas II terdiri dari 39 siswa, sehingga jumlah menjadi 97 siswa. Pada

tahun 1977 kelas I terdiri dari 107 siswa, kelas II terdiri dari 56 siswa dan kelas III

terdiri dari 38 siswa. Ujian pertama menginduk ke SMP Negeri 87 Jakarta. Pada

tahun 1978 kelas I terdiri dari 128 siswa, kelas II terdiri dari 107 siswa dan kelas

III terdiri dari 101 siswa, sehingga jumlah menjadi 382 siswa dan ujian akhir kelas

Page 38: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

III menginduk ke SMP Negeri 1 Ciputat (SMP Negeri 3 Tangsel) yang dikepalai

oleh Bapak Drs. Wanhar S.

Status Sekolah

Kemudian pada tahun 1979 pendiri SMP PGRI 1 Ciputat mendapat izin

dari kantor wilayah DEPDIKBID Jakarta Raya dengan nomor izin: 329/I/01-4/R-

4/79 tertanggal 29 Maret 1979, dan pada tanggal 18 Maret 1982 mendapat izin

operasi dari Yayasan Lembaga Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia

dengan nomor izin: 097. YPLP-PGRI/VKpt/1982 tertanggal 18 Mei 1982 dan

kemudian izin dari Kanwil tersebut DEPDIKBUT DKI Jakarta Raya dengan

nomor: 210/I.02/Kep/E/1983 tertanggal 5 Januari 1983. Kemudian status SMP

PGRI 1 Ciputat telah berstatus “DIAKUI” dengan surat Keputusan Direktur

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dengan nomor: B.02.0075 tanggal 25

Februari 1986 dan dengan nomor statistik sekolah: 204020417055 dan data

sekolah nomor: B.040.52.002. Pada tahun 1992 status SMP PGRI 1 Ciputat

berubah dari “DIAKUI” menjadi “DISAMAKAN” dengan nomor:

876/I.02Kep/I/1982 dan diakreditasi ulang pada tahun 1999 dengan nomor:

16581a/I.02/Kep/1999, pada November 2004 kembali diakreditasi ulang dengan

keputusan Badan Akreditasi Sekolah (BAS) Daerah Kabupaten Tangerang nomor:

008/BASDA/KAB-TNG/2004 tertanggal 29 Desember 2009, status sekolah

menjadi Terakreditasi A sampai sekarang.

Pada saat didirikan SMP PGRI 1 Ciputat tersebut mempunyai sarana

gedung hanya 3 lokal yang terletak di atas tanah seluas 0,25 Ha atas wakaf dari

Bapak Brigjen Suhardjono. Kemudian pada tahun pelajaran 1979/1980 terjadi

pergantian kepemimpinan yakni kepala sekolah yang baru Drs. Sukandi Kuswara.

Adapun Bapak Gandadipura mendapat tugas baru menjadi Kepala Sekolah Dasar

Negeri Jurang Mangu di desa Sawah Lama Kecamatan Ciputat, dan sejak

kepemimpinan yang baru maka pembangunan lokal terus bertambah, minimal

setiap tahun 1 lokal sesuai dengan perkembangan sekolah yang kemudian terjadi

pergantian kepemimpinan kembali setelah kurang lebih 20 tahun, dan pada

tanggal 14 Desember 2000 diserahterimakan kepemimpinan dari Bapak Drs.

Page 39: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Sukandi Kuswara kepada Bapak Cartam, S. Pd. Yang disahkan oleh Ketua YPLP

PGRI Provinsi Jawa Barat.

Keadaan Siswa

Pada saat ini keadaan siswa SMP PGRI 1 Ciputat telah berjumlah 1135

siswa dengan rombongan belajar kelas VII sebanyak 371 siswa (8 kelas), kelas

VIII sebanyak 345 siswa (10 kelas), dam kelas IX sebanyak 329 siswa (8 kelas),

sehingga jumlah menjadi 26 kelas.

Sarana dan Prasarana

Keadaan sekarang ini, baik rombongan belajar maupun ruang kelas dan

bangunan melalui tahapan jangka pendek, menengah dan jangka panjang,

perekrutan siswa melalui promosi (Tray Out, Uji Prestasi HUT Gudep Fatahillah

dan PMR Wijaya Kusuma) perbaikan sarana dan prasarana terutama

pembangunan kantor TU, ruang guru maupun siswa untuk sementara keadaan

sarana dan prasarana belajar sebagai berikut:

1. Ruang belajar 18 lokal

2. Ruang kepala sekolah 1 lokal

3. Ruang Staf Pimpinan 1 lokal

4. Ruang Tata Usaha 1 lokal

5. Ruang BK 1 lokal

6. Ruang Perpustakaan 1 lokal

7. Ruang Laboratorium IPA 1 lokal

8. Ruang Kesenian 1 lokal

9. Laboratorium Komputer 1 lokal

10. Ruang OSIS 1 lokal

11. Ruang PMR/UKS 1 lokal

12. WC Kepala Sekolah 1 lokal

13. WC guru 1 lokal

14. WC siswa 8 lokal

15. Mushola 1 lokal

16. Dapur Sekolah

Page 40: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Peningkatan kualitas tenaga pengajar maupun staf tata usaha enantiasa

dilanjutkan dengan briefring menjelang jam pelajaran dimulai untuk memotivasi

bebrapa tenaga pengajar melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S1)

dan tenaga administrasi untuk menambah keterampilan (mengikuti kursus

komputer).

Dengan 26 kelas rombongan belajar yang berjumlah 1138 siswa dengan 41

tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu, dan 8 staf tata usaha, 3 orang penjaga

sekolah dan 3 orang keamanan. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Bapak

cartam, S. Pd. M. Pd. berusaha semaksimal mungkin untuk meneruska perjuangan

para pendahulunya untuk melaksanakan lebih maju lagi dalam melaksanakan

Program Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini,

yang Insya Allah dalam rapat kerja (raker) mendatang akan senantiasa

mendatangkan para pakar pendidikan demi menyikapi kemajuan zaman dan

modernisasi pendidikan agar SMP PGRI 1 Ciputat menjadi pilihan pertama dan

yang utama bagi masyarakat Tangerang Selatan, Provinsi Banten bagian Timur,

perbatasa DKI Jakarta dan perbatasan Provinsi Jawa Barat.

Page 41: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Nama : NILAI

Kelas :

NASKAH SOAL

Lampiran 3. Naskah Soal

PILIHAN GANDABerilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat !

1. Sebuah benda dikatakan bergerak jika …a. benda tersebut terletak di tempat yang jauhb. kedudukan benda tersebut berubah terhadap titik acuanc. lintasan benda itu berupa garis lurusd. jarak benda itu terhadap benda lain tetap

2. Menurut kecepatannya gerak dibedakan menjadi dua macam, yaitu ….a. Gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturanb. Gerak parabola dan gerak melingkarc. Gerak lurus beraturan dan gerak parabolad. Gerak lurus berubah beraturan dan gerak melingkar

3. Sebuah benda berpindah dari kedudukan x1 ke kedudukan x2, maka perpindahan kedudukan dirumuskan dengan …a. P12 = x2 – x1 c. P12 = x2 + x1

b. P12 = x1 – x2 d. P12 = x2 + x1

4. Perhatikan gambar berikut!

Jika titik O ditetapkan sebagai titik acuan, maka perpindahan dari P ke N adalah …. a. – 2 b. + 3 c. – 5 d. + 7

5. Satuan kecepatan adalah ….a. km / jam c. cm / sb. m / s d. cm / menit

6. Perbedaan antara kelajuan dan kecepatan adalah….

Page 42: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

a. kelajuan yaitu perpindahan dibagi selang waktu, sedangkan kecepatan yaitu jarak dibagi selang waktu.

b. kelajuan yaitu jarak dibagi selang waktu, sedangkan kecepatan yaitu perpindahan dibagi selang waktu.

c. kelajuan yaitu perpindahan dibagi selang waktu, sedangkan kecepatan yaitu selang waktu dibagi jarak.

d. kelajuan yaitu selang waktu dibagi jarak, sedangkan kecepatan yaitu jarak dibagi perpindahan.

7. Sebuah bus melaju di jalan tol yang lurus. Selama 30 menit pertama bus itu menempuh jarak 45 km, 15 menit selanjutnya menempuh jarak 15 km, dan 15 menit selanjutnya menempuh jarak 20 km. Kelajuan rata-rata bus tersebut adalah ….a. 80 km / jam c. 100 km / jam b. 90 km / jam d. 110 km / jam

8. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 60 km / jam selama 30 menit. Jarak yang ditempuh mobil tersebut adalah ….a. 20 km c. 40 km b. 30 km d. 50 km

9. Gerak lurus beraturan adalah ….a. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan tetapb. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki percepatan tetapc. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki acuan tetapd. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan berubah-

ubah

10. Grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus beraturan adalah ….

a. c.

b. d.

Page 43: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

11. Sebuah mobil bergerak menempuh jarak 70 meter dalam waktu 2 sekon. Kecepatan tetap mobil tersebut adalah ….a. 20 m / s c. 45 m / s b. 35 m / s d. 55 m / s

12. Pesawat tempur F-16 melintas di udara dengan kecepatan tetap 216 km/jam, menempuh jarak 480 meter. Waktu yang dibutuhkan pesawat tersebut adalah ….a. 4 s b. 6 s c. 8 s d. 10 s

13. Gerak lurus berubah beraturan adalah ….a. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan tetapb. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat

berubahc. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki acuan tetapd. gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan berubah

secara teratur

14. Percepatan adalah ….a. perubahan selang waktu terhadap kecepatanb. perubahan kecepatan terhadap selang waktuc. perpindahan selang waktu terhadap kecepatand. perpindahan kecepatan terhadap selang waktu

15. Salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan dipercepat adalah ….a. kelapa jatuh dari tangkainyab. mobil sedang berjalan tiba-tiba diremc. mobil sedang berjalan tiba-tiba digasd. mobil yang berjalan pada jalan yang lurus dan tidak ada hambatan

16. Grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak lurus berubah beraturan diperlambat adalah ….

a. c.

b. d.

Page 44: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

17. Kecepatan sebuah mobil berubah dari 10 m / s menjadi 30 m / s dalam selang waktu 20 sekon. Percepatan mobil tersebut adalah …a. 0,5 m / s2 c. 2 m / s2 b. 1 m / s2 d. 4 m / s2

18. Sebuah kelereng bergerak dari keadaan diam. Setelah 8 sekon kecepatannya menjadi 9,6 m / s. Percepatan kelereng sebesar …. a. 76 m / s2 c. 7,7 m / s2 b. 12 m / s2 d. 1,2 m / s2

19. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian direm secara teratur sehingga mendapat perlambatan -2 m / s2. Kecepatan mobil setelah 3 detik adalah …. a. 2 m / s c. 6 m / s b. 4 m / s d. 8 m / s

20. Jika sebuah mobil dengan kecepatan 2 m / s mengalami percepatan 6 m / s2

selama 2,5 detik. Maka kecepatan akhirnya adalah ….a. 15 m / s c. 19 m / s b. 17 m / s d. 21 m / s

Selamat Mengerjakan !

Page 45: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Lampiran 4. Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Hasil Belajar Siswa

KUNCI JAWABAN

SOAL INSTRUMEN HASIL BELAJAR SISWA

1. B 6. B 11. B 16. A

2. A 7. A 12. C 17. B

3. A 8. B 13. B 18. D

4. C 9. A 14. B 19. B

5. B 10. C 15. C 20. B

Page 46: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Lampiran 5. Uji Normalitas

UJI NORMALITAS

A. Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Eksperimen (VII-2)No X No X No X No X1 60 6 90 11 85 16 752 75 7 80 12 70 17 753 90 8 60 13 75 18 804 75 9 75 14 75 19 655 70 10 65 15 80 20 70

No X No X No X21 75 26 80 31 7522 65 27 70 32 7023 85 28 65 33 6024 70 29 80 34 8025 75 30 70 35 90

Skor Terbesar = 90Skor Terkecil = 60

Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil= 90 – 60= 30

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 35= 1 + 3,3 (1,5)= 1 + 4,95= 5,95 ≈ 6

Panjang Kelas (i) = R

BK=30

6=5

Tabel Distribusi FrekuensiNo. Kelas Interval f Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²1 60-64 3 62 3844 184 115322 65-69 4 67 4489 268 179563 70-74 7 72 5184 504 362884 75-79 10 77 5929 770 592905 80-84 6 82 6724 492 403446 85-89 2 87 7569 174 151387 90-94 3 92 8464 276 25392

Page 47: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Jumlah 35 - - 2670 205940

Rata-rata (x̄ )x̄ ¿

Σ f x i

n=2670

35=76,28

Simpangan Baku (Standar Deviasi)s=√n. Σ f x i

2−¿¿¿

¿√ 7207900−71289001190

=√ 790001190

=√66,39=8,15

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:a. Menentukan batas kelas, yaitu:

59,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5

b. Mencari nilai Z-Score

Z=batas kelas−¿s¿

Z1=59,5−76,28

8,15=−2,06

Z2=64,5−76,28

8,15=−1,44

Z3=69,5−76,28

8,15=−0,83

Z4=74,5−76,28

8,15=−0,22

Z5=79,5−76,28

8,15=0,39

Z6=84,5−76,28

8,15=1,01

Z7=89,5−76,28

8,15=1,62

Z8=94,5−76,28

8,15=2,23

c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat:

0,4803 0,4251 0,29670,087

10,1517 0,3438 0,4474

0,4871

d. Mencari luas kelas interval0,4803 – 0,4251 = 0,05520,4251 – 0,2967 = 0,12840,2967 – 0,0871 = 0,2096

Page 48: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

0,0871 + 0,1517 = 0,23880,3438 – 0,1517 = 0,19210,4474 – 0,3438 = 0,10360,4871 – 0,4474 = 0,0397

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)0,0552 × 35 = 1,9320,1284 × 35 = 4,4940,2096 × 35 = 7,3360,2388 × 35 = 8,3580,1921 × 35 = 6,72350,1036 × 35 = 3,6260,0397 × 35 = 1,3895

No.Batas Kelas

Z Luas 0 - ZLuas Tiap Kelas

Intervalfe fo

1 59,5 -2,06 0,4803 0,0552 1,932 32 64,5 -1,44 0,4251 0,1284 4,494 43 69,5 -0,83 0,2967 0,2096 7,336 74 74,5 0,22 0,0871 0,2388 8,358 105 79,5 0,39 0,1517 0,1921 6,7235 66 84,5 1,01 0,3438 0,1036 3,626 27 89,5 1,62 0,4474 0,0397 1,3895 38 94,5 2,23 0,4871 - - -

Mencari chi-kuadrat hitung (x2 hitung)

( x2 hitung )=∑i=1

k

¿¿¿

( x2 hitung )=¿¿( x2 hitung )=0,59+0,05+0,01+0,32+0,08+0,73+1,16( x2 hitung )=2,94Nilai x2

tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4 pada tabel chi-kuadrat didapat x2

tabel = 9,48.Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika x2

hitung ≥ x2tabel maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika x2

hitung

≤ x2tabel maka data terdistribusi normal.

Page 49: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Dari perhitungan didapat x2hitung = 2,94 dan x2

tabel = 9,48.Jadi, x2

hitung ≤ x2tabel artinya Data Terdistribusi Normal.

B. Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelas Kontrol (VII-4)No X No X No X No X1 50 6 60 11 55 16 652 45 7 55 12 60 17 453 55 8 45 13 65 18 604 60 9 60 14 55 19 505 55 10 55 15 50 20 65

No X No X No X21 55 26 70 31 7022 65 27 55 32 5023 50 28 70 33 7524 55 29 55 34 7525 60 30 55 35 55

Skor Terbesar = 75Skor Terkecil = 45

Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil= 75 – 45= 30

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 35= 1 + 3,3 (1,5)= 1 + 4,95= 5,95 ≈ 6

Panjang Kelas (i) = R

BK=30

6=5

Tabel Distribusi FrekuensiNo. Kelas Interval f Nilai Tengah (Xi) Xi² f.Xi f.Xi²1 45-49 3 47 2209 141 66272 50-54 5 52 2704 260 135203 55-59 12 57 3249 684 389884 60-64 6 62 3844 372 230645 65-69 4 67 4489 268 179566 70-74 3 72 5184 216 155527 75-79 2 77 5929 154 11858

Page 50: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Jumlah 35 - - 2095 127565

Rata-rata (x̄ )x̄ ¿

Σ f x i

n=2095

35=59,85

Simpangan Baku (Standar Deviasi)s=√n. Σ f x i

2−¿¿¿

¿√ 4464775−43890251190

=√ 757501190

=√63,65=7,97

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:a. Menentukan batas kelas, yaitu:

44,5 49,5 54,5 59,5 64.5 69,5 74,5 79,5

b. Mencari nilai Z-Score

Z=batas kelas−¿s¿

Z1=44,5−59,85

7,97=−1,92

Z2=49,5−59,85

7,97=−1,29

Z3=54,5−59,85

7,97=−0,67

Z4=59,5−59,85

7,97=−0,04

Z5=64,5−59,85

7,97=0,58

Z6=69,5−59,85

7,97=1,21

Z7=74,5−59,85

7,97=1,83

Z8=79,5−59,85

7,97=2,46

c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z, didapat:0,472

60,4015

0,2486

0,0160 0,21900,386

90,4664

0,4931

d. Mencari luas kelas interval0,4726 – 0,4015 = 0,07110,4015 – 0,2486 = 0,15290,2486 – 0,0160 = 0,23260,0160 + 0,2190 = 0,2350

Page 51: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

0,3869 – 0,2190 = 0,16790,4664 – 0,3869 = 0,07950,4931 – 0,4664 = 0,0267

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)0,0711 × 35 = 2,48850,1529 × 35 = 5,35150,2326 × 35 = 8,1410,2350 × 35 = 8,2250,1679 × 35 = 5,87650,0795 × 35 = 2,78240,0267 × 35 = 0,9345

No.Batas Kelas

Z Luas 0 - ZLuas Tiap Kelas

Intervalfe fo

1 44,5 -1,92 0,4726 0,0711 2,4885 32 49,5 -1,29 0,4015 0,1529 5,3515 53 54,5 -0,67 0,2486 0,2326 8,141 124 59,5 -0,04 0,0160 0,2350 8,225 65 64,5 0,58 0,2190 0,1679 5,8765 46 69,5 1,21 0,3869 0,0795 2,7824 37 74,5 1,83 0,4664 0,0267 0,9345 28 79,5 2,46 0,4931 - - -

Mencari chi-kuadrat hitung (x2 hitung)

( x2 hitung )=∑i=1

k

¿¿¿

(X ¿¿2hitung)=¿¿¿(X ¿¿2hitung)=0,10+0,02+1,82+0,60+0,59+0,01+1,2¿(X ¿¿2hitung)=4,34¿

Nilai x2tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4 pada

tabel chi-kuadrat didapat x2tabel = 9,48.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika x2

hitung ≥ x2tabel maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika x2

hitung

≤ x2tabel maka data terdistribusi normal.

Dari perhitungan didapat x2 hitung = 4,34 dan x2 tabel = 9,48.Jadi, x2

hitung ≤ x2tabel artinya Data Terdistribusi Normal.

Page 52: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Lampiran 6. Uji Homogenitas

UJI HOMOGENITAS

Kelompok Dk (n-1) Si2 log Si

2 dk. Log Si2

VII.2(Eksperimen)

34 66,42 1,82 61,88

VII.4(Kontrol)

34 63,52 1,80 61,20

∑ = 2 ∑ (n-1) = 68 - - ∑ dk . log Si2=123,08

Varians gabungan

Sgabungan2 =

(n1−1 ) S12+( n2−1 ) S2

2

∑ dk (n−1 )=

(34 ×66,42 )+(34 × 63,52 )68

=2258,28+2159,6868

=4417,9668

=64,97

log Sg2=log64,97=1,813

B=( log Sg2 )×∑ dk (n1−1 )=1,813 ×68=123,284

xhitung2 =ln 10¿

xhitung2 =ln 10 (123,284−123,08 )

xhitung2 =2,3(0,204)

xhitung2 =0,469

x tabel2 untuk (dk) = k-1 = 2-1 = 1 dengan α = 0,05 didapat

x tabel2 =3,841

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika x2hitung ≥ x2

tabel maka distribusi data tidak homogen, dan

Jika x2hitung ≤ x2

tabel maka distiribusi data homogen.

Dari perhitungan didapat x2hitung = 0,469 dan x2

tabel = 3,841

Ternyata x2hitung < x2

tabel atau 0,469 < 3,841, maka dapat disimpulkan kedua

kelompok berasal dari populasi yang Homogen.

Lampiran 7. Uji Hipotesis

Page 53: Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

UJI HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠ Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.

Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan

0,95.

Uji-t

t=❑1−❑2

Sg √ 1n1

+ 1n2

Dengan:

Sg=√ ( n1−1 ) S12+(n2−1)S2

2

n1+n2−2

Sehingga:

t= 76,28−59,85

8,06√ 135

+ 135

= 16,438,06 ×0,24

=16,431,93

=8,51

ttabel untuk (dk) = (n1-1) + (n2-1) = 68 dengan α = 0,05 didapat ttabel = 2,00

Dari hasil pegujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 8,51 dan ttabel sebesar

2,00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel ≤ thitung atau 2,00 ≤ 8,51. Dengan

demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yan signifikan antara rata-rata skor

posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.