Upload
vandan
View
252
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 6 JIMBUNG KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUDARSONO
X7110040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 6 JIMBUNG KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
SUDARSONO
X 7110040
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sudarsono. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 JIMBUNG KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan multimedia interaktif.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung yang berjumlah 42 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik observasi, wawancara dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis diskriptif kualitatif, yang mempunyai beberapa komponen yaitu: kategorisasi data, validasi data, interpretasi data dan tindakan.
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten peningkatan nilai pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (prasiklus) nilai rata-rata siswa 56,43 dengan persentase ketuntasan klasikal 29%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 69,05 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 60%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 73,86 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 81%. Kata Kunci: lingkungan fisik, multimedia interaktif, pemahaman konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sudarsono. The Use of Interactive Multimedia to Improve the Comprehension on the Concept of Changes in The Physical Environment of the 4th- grade students of SD Negeri Jimbung 6 of Kalikotes Subdistrict of Klaten Regency in the Academic Year of 2011/2012. Thesis. The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. Oktober 2012.
The objective of the research is to investigate whether or not the use of interactive multimedia to improve the comprehension on the concept of changes in the physical environment of the 4th- grade students of SD Negeri Jimbung 6 of Kalikotes Subdistrict of Klaten Regency in the Academic Year of 2011/2012.
This research used the classroom action recearch methods, which was conducted in two cycles. The subject of this research consisted of the 4th- grade student of SD Negeri Jimbung 6 of Kalikotes subdistrict of Klaten Regency in the Academic Year of 2011/2012 as many as 42 students. The data of this research were gathered trough interview, observation, and test. Validity of the source data using triangulation techniques and methods. The data were then analyzed by using deskriptive qualitative model consisting of components, namely: categorization of data, data validation, data imterpretation and action.
Based on the results of this research, a conclusion is drawn that, he use of interactive multimedia can improve the understanding concept of physical environment changing of the 4th- grade students of SD Negeri Jimbung 6 of Kalikotes Subdistrict of Klaten Regency in the Academic Year of 2011/2012 . It is proved by the improvement of 4th- grade students understanding concept of physical environment changing that indicated by the first condition before the action was done (precycle), the 43 with 29 % classical completeness percentage: on the first cycle the students average score was 69,05 with 60% classical completeness percentage: and on the second cycle
3,86 with 81% classical completeness percentage.
Keywords: physical environment, interactive multimedia, comprehension of the concept.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Sug
Banter or
Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake
"Without image, thinking is impossible" Aristotle
"Learning is not a spectator sport" (Chickering & Gomson, N.D.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur ke hadirat Allah SWT
Aku persembahkan karya sederhana ini
kepada:
Seluruh Pendidik di Nusantara
Almamaterku tercinta
Universitas Sebelas Maret
SD Negeri 6 Jimbung
Tempatku mengembangkan ilmu yang kuperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul, Penggunaan Multimedia Interaktif untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Klaten Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ini diajukan
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu, pada kesempatan
yang baik ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hartono, M. Hum. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Amir, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Hj. Suharni, A. Ma. Yang telah memberikan ijin dan kesempatan guna
pengambilan data dalam penelitian.
7. Ibu Haryanti, S. Pd. SD. selaku guru mata pelajaran IPA, serta keluarga
besar SD Negeri 6 Jimbung, yang telah memberi semangat, bantuan dan
dukungannya.
8. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah
dipahami. Aamiin.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ......................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Multimedia Interaktif ...................................... 6
2. Hakikat Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan
Fisik ............................................................. 13
3. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pem-
belajaran Konsep Perubahan Lingkungan Fisik ........... 19
B. Penelitian yang Relevan 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Kerangka Berpikir 25
D. Hipotesis Tindakan....... .......................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 28
B. Subjek Penelitian 29
C. Sumber Data 29
D. Teknik Pengumpulan Data 29
E. Validitas Data 31
F. Teknik Analisis Data 31
G. Indikator Kinerja 32
H. Prosedur Penelitian 33
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................ 37
2. Deskripsi Kondisi Awal .............................................. 38
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Siklus I ........................................................................ 41
2. Siklus II ....................................................................... 51
C. Pembahasan
1. Pemahaman Konsep Siswa Pratindakan ..................... 61
2. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Siklus I ............... 61
3. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Siklus II ............. 63
D. Temuan Hasil Penelitian ................................................... 66
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................ 67
B. Implikasi ............................................................................ 67
C. Saran................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
3.1. Jadwal Penelitian .......................................................................... 28
4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Tes Awal ........................... 39
4.2. Analisis Hasil Tes Awal ............................................... ................ 40
4.3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus I. ............................ 49
4.4. Analisis Hasil Siklus I .................................................................. 50
4.5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus II ............................ 59
4.6. Analisis Hasil Siklus II ................................................................ 60
4.7. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum dan Setelah
Dilaksanakan Tindakan Siklus I .................................................... 62
4.8. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum Tindakan
dan Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II ................................. 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1. Tampilan Menu Utama Multimedia Interaktif.......................... 20
2.2. Ikon Menu Utama Multimedia Interaktif .................................. 21
2.3. Tampilan Submenu Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik ... 21
2.4. Tampilan Submenu Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik .... 21
2.5. Tampilan Awal Materi Angin ................................................... 23
2.6. Tampilan Akhir Materi Angin .................................................. 23
2.7. Tampilan Games Perubahan Lingkungan Fisik ........................ 24
2.8. Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 26
3.1. Model PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ........................... 33
4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Tes Awal ............................. 39
4.2. Diagram Ketuntasan Tes Awal ................................................. 40
4.3. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Siklus I ................................ 50
4.4. Diagram Ketuntasan Siklus I .................................................... 51
4.5. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Siklus I ................................ 59
4.6. Diagram Ketuntasan Siklus II ................................................... 60
4.7. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum dan
Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I................................... 62
4.8. Grafik perbandingan Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah dari
Tes Awal, setelah Siklus I, dan setelah Siklus II ...................... 64
4.9. Nilai Rata-rata Kelas dari Sebelum Tindakan, siklus I dan
Siklus II ..................................................................................... 65
4.10. Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV
Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................ 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Lembar Wawancara Pratindakan ..... .... 74
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pratindakan ....................... 76
3. Lembar Observasi Kinerja Guru Pratindakan ............................ 78
4. Soal Tes Kemampuan Awal ....................................................... 81
5. Daftar Nilai Kemampuan Awal ................................................. 82
6. RPP Siklus I ............................................................................... 84
7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan 1 .......... 98
8. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I pertemuan 1 .............. 100
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan 2 ......... 103
10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I pertemuan 2 ............. 105
11. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Siklus I ................................ 108
12. RPP Siklus II .............................................................................. 110
13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 1 ........ 125
14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II pertemuan 1 ............ 127
15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 2 ........ 130
16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II pertemuan 2 ............ 132
17. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Siklus II ................................ 135
18. Daftar Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II .................................................................. 137
19. Dokumentasi .............................................................................. 139
20. Surat-surat Penelitian ................................................................. 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang
harus terpenuhi. Hal ini sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang
sekaligus merupakan tuntutan kemajuan peradaban dan teknologi suatu bangsa.
Dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara .
Pendidikan mencakup berbagai jenis disiplin ilmu. Ilmu Pengetahuan
Alam atau juga sering disebut dengan Sains merupakan salah satu mata pelajaran
yang penting dalam bidang pendidikan. Mata pelajaran IPA masuk pada
kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan
tinggi. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.
Hal ini sejalan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa,
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau
(Tim Penyusun
KTSP, 2006).
IPA sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik
mampu untuk mengenal lingkungannya sehingga peserta didik diharapkan dapat
ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Karena
pentingnya peran Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari maka
peserta didik seharusnya dapat menguasai Ilmu Pengetahuan Alam ini dengan
baik. IPA mempelajari lingkungannya sendiri sehingga dapat berguna dalam
melestarikan alam untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam itu ternyata belum ditunjukkan
siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung terutama pada pokok bahasan perubahan
lingkungan fisik. Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan, dari keseluruhan 42
siswa yang ada di kelas IV ternyata baru ada 12 siswa yang dapat dikatakan tuntas
dalam pembelajarannya dengan nilai rata-rata kelas 56,43 (hasil selengkapnya
pada lampiran 5 halaman 82). Jika dibulatkan dalam bentuk persen, maka hanya
29% siswa yang tuntas, sehingga masih ada 71% siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya. Dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan SD Negeri 6
Jimbung yaitu 65. Dari hasil tes awal tersebut maka dapat diketahui bahwa
pemahaman konsep siswa masih rendah sehingga perlu adanya suatu tindakan
agar pemahaman konsep siswa dapat berkembang secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti
dengan guru mata pelajaran IPA, masih rendahnya hasil pencapaian tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat digolongkan menjadi
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa meliputi: kemampuan berpikir, konsentrasi, dan keantusiasan
mengikuti pembelajaran. Hal itu dapat terlihat saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas. Siswa banyak melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang seharusnya. Misalnya: siswa bercerita sendiri
saat diterangkan guru, cenderung pasif atau jarang bertanya jika diberi
kesempatan, melamun dan bahkan sering menundukkan kepala di meja.
Menyimpangnya aktivitas siswa tersebut disebabkan karena siswa merasa
bosan dalam pembelajaran. Hal itu disebabkan oleh faktor ekstern yang berasal
dari luar diri siswa, yaitu: saat proses pembelajaran berlangsung, metode ceramah
masih mendominasi. Selain itu guru juga belum menggunakan media-media
pembelajaran yang menarik antusiasme siswa. Sehingga dengan banyaknya siswa
yang ada di kelas IV yang mencapai 42 siswa membuat mereka menjadi bosan
dan sulit berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Hal inilah yang kemudian
menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa terutama pada mata pelajaran
IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Guru sebagai orang yang berpengaruh besar di kelas harus mampu
mengembangkan kemampuannya untuk menjadi fasilitator yang baik, sehingga
mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM). Dalam menciptakan pembelajaran tersebut guru dapat
didukung oleh media-media pembelajaran. Penggunaan media dapat lebih
meningkatkan minat siswa dalam belajar dan menciptakan suasana belajar
menjadi lebih aktif.
Kemajuan di bidang teknologi sekarang ini dapat digunakan sebagai
media dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga riset dan penerbitan
komputer, yaitu Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang
hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang di dengar.
Tetapi orang dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar dan 80%
dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus (Suyanto, 2009: 18).
Pemanfaatan komputer inilah yang akan digunakan peneliti sebagai media
pembelajaran yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif.
Kelebihan yang dimiliki multimedia interaktif, adalah dapat
mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan yang berkualitas. Pada
proses pembelajaran siswa diharapkan memperoleh kemampuan penalaran,
komunikasi, pemecahan masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan dari
materi yang disajikan. Kemampuan-kemampuan tersebut melibatkan cara berpikir
secara kritis, sistematis, logis, dan kreatif yang sangat dibutuhkan pada era
teknologi saat ini, misalnya dalam memilih dan mengelola informasi-informasi
serta berkomunikasi.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yang dimaksud, dan
berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti melaksanakan
penelitian tindakan kelas Penggunaan Multimedia Interaktif
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik
pada Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Klaten Tahun Pelajaran 2011/
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dirumuskan masalah
sebagai berikut: Apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6
Jimbung tahun pel
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran
2011/2012 melalui penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi empirik tentang hal-hal
yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa tentang perubahan lingkungan
fisik. Informasi tersebut dapat digunakan untuk memperkuat tentang perlunya
suatu media baru dalam pembelajaran IPA yang selaras dengan perkembangan
teknologi sekarang yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung.
2) Dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang perubahan
lingkungan fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
2) Dapat menambah pengetahuan baru tentang media pembelajaran baru
yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
c. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 6 Jimbung,
khususnya pada mata pelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Multimedia Interaktif
a. Pengertian Multimedia Interaktif
Secara etimologis menurut Rachmat dan Alphone (2005: 2) kata
multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin) yang berarti banyak,
bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang
dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Sedangkan secara
harfiah, Heinich dalam Susilana & Riyana (2009: 6) menyatakan bahwa
perantara a sumber pesan (a source)
dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini
seperti: film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed material),
komputer dan instruktur.
Reddi dalam Mishra & Sharma (2005: vii) menyatakan,
...multimedia can be defined as an integration of multiple media elements
(audio, video, text, animation, etc.) into one synergetic and symbiotic
whole that results in more benefits for the end user than any one of the
Sedangkan Susilana dan
Riyana (2009: 22)
sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar
konteks ini adalah suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan
audio dan bahan audiovisual.
Secara lebih komplek Hofstetter dalam Suyanto (2009: 21)
membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video
dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Sejalan dengan itu, Bairley dalam Asra, Darmawan dan Riana (2007: 2-
24) mengemukakan bahwa:
Multimedia adalah teknologi baru yang dapat memberikan banyak
dari proses belajar melalui program multimedia dapat mempelajari ilmu yang ada di dalamnya yang sesuai dengan minat, bakat, keperluan, pengetahuan, dan emosinya.
Secara lebih luas Mayer (2001: 2- multimedia is
the presentation of material in more than one form
pembelajaran dengan multimedia sebagai dual-code atau dual channel
learning, karena dalam pembelajaran multimedia menggunakan dua materi
utama yaitu kata dan gambar. Dengan kata materi disajikan dalam verbal
form seperti naskah teks atau pun yang diucapkan secara lisan. Sedangkan
dengan gambar, materi disajikan dalam pictorial form, seperti grafik
statistik, ilustrasi, foto, peta, animasi dan video.
Dalam perkembangannya multimedia terbagi menjadi dua
kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Dalam hal
tersebut Daryanto (2011: 49) menyatakan bahwa:
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian interaktif yaitu:
1) bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif; 2)
berkaitan dengan dialog antara komputer dan terminal atau antara
komputer dan komputer. Sedangkan pengertian interaktif dalam konteks
multimedia, Phillips (1997: 8) menyatakan bahwa, interactive
component refers to the process of empowering the user to control the
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah gabungan dari berbagai
media (teks, gambar, audio, grafik, animasi dan video) yang dikemas
secara dinamis yang memungkinkan adanya interaksi dengan penggunanya
dan dilengkapi dengan sebuah alat pengontrol yang memudahkan dalam
proses penggunaannya.
b. Karakteristik Multimedia Interaktif
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi, dan juga evaluasi
pembelajaran. Susilana dan Riyana (2009: 127-130) menyatakan bahwa
dalam penyusunan multimedia interaktif harus memperhatikan
karakteristik sebagai berikut:
1) Self Instructional
Melalui multimedia interaktif ini peserta dapat membelajarkan diri
sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
2) Self Contained
Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari suatu
kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat dalam satu
modul secara utuh.
3) Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan
tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain.
4) Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta fleksibel digunakan di berbagai tempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5) User Friendly
Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon, mengakses sesuai keinginan.
6) Representasi Isi
Pembelajaran Interaktif berbasis web tidak sekedar memindahkan
teks dalam buku, atau modul menjadi pembelajaran interaktif berbasis
web, tetapi materi diseleksi yang betul-betul representatif untuk dibuat
pembelajaran interakif berbasis web.
7) Visualisasi dengan Multimedia (Video, Animasi, Suara, Teks, Gambar)
Materi dikemas secara multimedia terdapat di dalamnya teks,
animasi, sound dan video sesuai tuntutan materi.
8) Menggunakan Variasi yang menarik dan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan dengan template dibuat dengan teknologi rekayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spec sistem
komputer.
9) Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi
Terdapat 4 variasi tipe pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif, yaitu: (a) Tipe pembelajaran tutorial, (b) Tipe pembelajaran
simulasi, (c) Tipe pembelajaran permainan/ games, (d) Tipe
pembelajaran latihan (Drills)
10) Respon Pembelajaran dan penguatan
Komputer telah diprogram dengan menyediakan data based
terhadap kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa. Selain itu
setiap respon dimungkinkan untuk diberikan penguatan
(reinforcement) secara otomatis yang telah terprogram, penguatan
terhadap jawaban benar dan salah dari siswa.
11) Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Dapat digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50
orang di ruang komputer, atau kelas biasa, dapat dipandu oleh dosen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia
program.
Karakteristik multimedia pembelajaran yang lain seperti yang
diungkapkan Daryanto (2011: 51) yaitu:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
c. Prinsip-prinsip Multimedia Interaktif
Mayer dalam Mishra & Sharma (2005: 199-207) menjelaskan
prinsip dasar multimedia pembelajaran, yaitu;
1) Multimedia Principle. Menurut prinsip ini, orang dapat memahami
dengan lebih baik kata-kata dengan gambar daripada hanya kata-kata.
2) Spatial contiguity principle. Menurut prinsip ini, siswa akan
memahami lebih baik jika antara kata dan gambar disajikan secara
berdekatan dari pada berjauhan dalam satu layar.
3) Temporal contiguity principle. Menurut prinsip ini, siswa akan
memahami lebih baik ketika kata-kata yang sesuai dan gambar
disajikan secara bersamaan dan bukan berurutan.
4) Coherence principle. Menurut prinsip ini, siswa akan memahami lebih
baik ketika bahan atau materi asing (yang tidak sesuai topik) baik
berbentuk kata, gambar dan suara tidak dimasukkan.
5) Modality Principle. Menurut prinsip ini, siswa lebih dapat memahami
sesuatu dari perpaduan gambar/ grafis dan narasi daripada gambar/
grafis dan teks di layar.
6) Redundancy Principle. Menurut prinsip ini, siswa dapat memahami
dengan lebih baik jika informasi yang sama tidak disampaikan lebih
dari satu format.
7) Individual differences principle. Temuan penting adalah bahwa efek
desain lebih kuat untuk siswa yang berpengetahuan rendah daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
siswa yang berpengetahuan tinggi, dan lebih kuat untuk siswa yang
mempunyai kemampuan spasial rendah daripada siswa yang
mempunyai kemampuan spasial tinggi.
Berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam multimedia
interaktif itulah maka peneliti memilih menggunakan multimedia interaktif
dalam pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah dalam belajar dan
memahami konsep yang disampaikan yaitu konsep perubahan lingkungan
fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran
2011/2012.
d. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar
mengajar seperti yang dikemukakan oleh Davies & Crowther dalam
Suyanto (2009: 340) akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten
dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan memandu belajar lebih baik.
Sedangkan keunggulan multimedia interaktif yang lain seperti yang
diungkapkan oleh Susilana dan Riyana (2009: 130-131) yaitu:
1. Daya coba tinggi dan latihan
2. Menumbuhkan kreativitas mahasiswa
3. Visualisasi Informasi/ proses yang bersifat abstrak (tidak kasat mata)
4. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
5. Ada stimulus-respon
6. Meningkatkan motivasi belajar peserta diklat
7. Visualisasi relevan dengan materi
8. Perbandingan; Teks, Visual (grafis, video/ film, animasi) dan audio.
9. Kemasan modul multimedia interaktif.
Daryanto (2011: 20) mengemukakan beberapa keunggulan dari
multimedia interaktif yang lebih khusus, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata.
Seperti: kuman, bakteri dan elektron.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan
ke sekolah. Seperti: gajah, rumah, dan gunung.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,
bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, dan berkembangnya
bunga.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, dan
salju.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan
gunung berapi, harimau, dan racun.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Hal ini seperti yang disampaikan Neo dan Neo (2004: 124) dalam
Refereed Paper yang berjudul Classroom Innovation: Engaging Students
in Interactive Multimedia Learning menyatakan bahwa:
Information ieducational curricula are evolving to incorporate multimedia elements and interactive features that create a better learning and teaching environment for the students as well as the teachers.
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran, informasi dapat disampaikan
dengan lebih efektif, sehingga menimbulkan suasana pembelajaran
menjadi lebih baik untuk siswa maupun untuk guru.
Selain memiliki berbagai kelebihan, pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif juga memiliki kelemahan atau kekurangan antara
lain: 1) Guru yang bersangkutan harus menguasai multimedia, 2)
Memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam pengadaan sarana
prasarananya, 3) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk persiapannya,
4) Memerlukan ruangan yang khusus, 5) memerlukan biaya yang mahal
dalam perawatannya.
Nandi (2006: 8) mengungkapkan hambatan lain dalam
penggunaan multimedia dalam pembelajaran antara lain adalah: hambatan
dana, ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pengetahuan teknis dan teoritis serta penerimaan teknologi. Sejalan dengan
pendapat tersebut Susilana dan Riyana (2009: 23) menyatakan dua
kelemahan utama penggunaan multimedia yaitu: a) biaya cukup mahal dan
b) memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.
2. Hakikat Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman (Comprehension) menurut Daryanto (2008: 41) adalah
mengerti atau memahami apa yang diajarkan, mengetahui yang sedang
dikomunikasikan, dan memanfaatkan isinya tanpa harus mengubahnya
dengan hal-hal lain.
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti
dari suatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum
(Sudjana, 2005: 51), yaitu:
1) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misal memahami kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia mengartikan lambang negara, dll.
2) Pemahaman penafsiran, memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan bukan pokok.
3) Pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan. Sedangkan untuk pengertian konsep, Woodruff (2000: 1)
menyatakan bahwa pengertian konsep dibagi menjadi 3 yaitu: (1) konsep
didefinisikan sebagai suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan
bermakna, (2) konsep juga diartikan sebagai pengertian tentang objek, (3)
konsep adalah produk subjektif dari seseorang yang membuat suatu
pengertian dari objek/ benda-benda melalui pengalamannya.
Sementara itu hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep seperti diungkapkan
oleh Hamalik (2003: 166), yaitu: (1) dapat menyebutkan contoh suatu
konsep, (2) dapat menyatakan ciri-ciri suatu konsep, (3) dapat memilih dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
membedakan antara contoh dari dan bukan konsep, (4) dapat memecahkan
masalah yang berkenaan dengan konsep yang dipelajari.
Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa
kemahiran
mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-
contoh. Agar pemahaman konsep dapat optimal, maka perlu
dikembangkan kondisi-kondisi yang mendukung dalam pembelajaran.
Kondisi-kondisi yang mendukung guru untuk membantu siswa
berhasil dalam memahami konsep suatu materi pembelajaran yaitu:
1) Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun
tertulis dalam bentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan
motivasi siswa. Pernyataan mengenai suatu konsep akan masuk ke
dalam sistem ingatan siswa dan siswa dinyatakan berhasil memahami
konsep tersebut apabila mampu mengungkapkan kembali konsep
tersebut dari sistem ingatannya.
2) Menyajikan contoh dan noncontoh ketika membahas konsep yang
harus dipahami siswa. Dengan adanya contoh dan noncontoh,
pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat
dibandingkan tidak memberikan contoh dan noncontoh.
3) Memberikan penguatan dengan segera, ketika siswa telah memahami
konsep yang dipelajari. Kesegeraan pemberian penguatan ini
berpengaruh terhadap kecepatan siswa memahami konsep yang
dipelajari.
Berbagai uraian pendapat di atas, maka yang dimaksud pemahaman
konsep adalah suatu kemampuan intelektual dalam bidang kognitif yang
dimiliki siswa untuk mengungkapkan suatu ide atau pokok pikiran dari
materi pelajaran dengan menggunakan kata-katanya sendiri, tanpa
mengubah ide yang sebenarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Konsep Perubahan Lingkungan Fisik
Kurikulum IPA atau Sains menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Ruang lingkup utama
mata pelajaran IPA atau Sains berdasarkan Puskur-Dit.PTKSD (2003: 7-8)
meliputi dua aspek, yaitu Kerja Ilmiah dan Pemahaman Konsep dan
Penerapannya.
1) Kerja Ilmiah mencakup: penyelidikan/ penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan
nilai ilmiah.
2) Pemahaman konsep dan penerapannya, mencakup:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas.
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
e) Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat (salingtemas)
merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya
dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan
suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan
membuat.
Perubahan ligkungan fisik merupakan salah satu subaspek
pemahaman konsep yang termasuk dalam kategori bumi dan alam
semesta. Bumi merupakan salah satu bagian dari alam semesta serta
memiliki banyak komponen. Secara lebih rinci subaspek bumi dan alam
semesta adalah:
1) Bumi dan sistem tata surya adalah sistem yang dinamis.
2) Perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi dan sistem tata surya.
3) Makhluk hidup memanfaatkan sumber dari bumi dan sistem tata surya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam Silabus KTSP SD Negeri 6 Jimbung, Standar Kompetensi
tentang perubahan lingkungan fisik di kelas IV merupakan Standar
Kompetensi ke-
tandar Kompetensi tersebut terbagi
menjadi 3 Kompetensi Dasar, yaitu:
10.1 Mendiskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik
(angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut).
10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan
(erosi, abrasi, banjir dan longsor).
10.3 Mendiskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi,
abrasi, banjir dan longsor).
Untuk selanjutnya mengenai indikator, tujuan pembelajaran, dan
lain-lain terlampir dalam silabus. Adapun bahasan mengenai konsep
perubahan lingkungan fisik ini mencakup:
1) Perubahan lingkungan fisik
Dalam pokok bahasan ini membahas mengenai perubahan lingkungan
fisik, yang disebabkan oleh 4 faktor yaitu:
a) Angin, membahas mengenai proses terjadinya angin, meliputi
angin darat dan angin laut.
b) Hujan, membahas mengenai proses terjadinya hujan.
c) Cahaya matahari dan,
d) Gelombang air laut, membahas mengenai proses terjadinya ombak
di laut.
2) Hal-hal yang mempengaruhi daratan
a) Angin
Serangan angin topan dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan, yaitu robohnya bangunan, tumbangnya pohon,
merusak daerah pertanian dan perkebunan. Angin yang kencang
dapat menyebabkan terkikisnya tanah dan bebatuan. Pengikisan
tanah oleh angin banyak terjadi di daerah gurun. Jika angin
mengikis pasir dan batu-batuan yang dilaluinya maka akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
membentuk batu cendawan di gurun pasir dan menyebabkan
terjadinya pengikisan tanah di tebing-tebing gunung.
b) Hujan
Hujan yang turun terus-menerus dapat menyebabkan
terjadinya banjir. Di daerah yang tanahnya mempunyai daya
serapan air yang buruk, bila terjadi hujan terus-menerus akan
terjadi banjir. Hujan juga dapat menyebabkan erosi.
c) Cahaya Matahari
Panas matahari yang berkepanjangan dapat menyebabkan
kemarau panjang. Bencana alam ini merupakan kebalikan dari
bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan
iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi
lebih lama dari biasanya.
Kemarau panjang ini menimbulkan berbagai kerugian,
seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya
titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan
berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
d) Gelombang Air Laut
Gelombang air laut yang besar dapat menyebabkan
terkikisnya daratan di wilayah pantai. Terkikisnya daratan yang
disebabkan oleh gelombang air laut ini dinamakan abrasi. Abrasi
dapat menyebabkan berkurangnya luas daratan. Deburan ombak
yang terus-menerus menghantam pesisir pantai menyebabkan
daratan terus terkikis. Abrasi akan terjadi dengan cepat jika tidak
ada penahan ombak.
3) Pencegahan kerusakan lingkungan.
a) Pencegahan banjir dan erosi
Erosi terjadi di tanah yang gersang tanpa tumbuh-
tumbuhan. Banjir juga disebabkan oleh tidak adanya pepohonan
yang menyerap air hujan. Untuk itu maka usaha yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menanam kembali hutan-hutan yang telah gundul atau sering
disebut dengan nama reboisasi. Kerusakan hutan juga dapat
dicegah dengan melakukan prinsip tebang pilih, yaitu menebang
pohon yang sudah berumur, dan tidak melakukan penebangan
hutan secara semena-mena.
Cara untuk mencegah erosi dan longsor di tanah yang
miring, yaitu dengan membuat tanah sengkedan atau terasering.
Tanah sengkedan berupa tanah berundak-undak, sehingga aliran air
tidak terlalu deras menyapu lapisan atas tanah.
b) Pencegahan terjadinya abrasi
Abrasi dapat dicegah dengan membuat penahan atau
pemecah ombak di pesisir pantai. Pemecah ombak dapat dibagi
menjadi dua yaitu pemecah ombak alami dan buatan. Pemecah
ombak alami yaitu hutan bakau. Jadi untuk mencegah terjadinya
abrasi maka perlu digalakkan untuk penanaman pohon bakau di
wilayah pesisir pantai dan tidak merusak hutan bakau yang sudah
ada.
c. Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik
Hurlock (2006: 41) berpendapat bahwa pengertian didasarkan pada
konsep. Konsep bukan kesan indra langsung, melainkan hasil pengolahan
dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indra yang
terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai objek atau situasi
menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep.
Melengkapi pendapat di atas, Brophy, Murphy & Mason dalam
sebuah aspek penting dari pembelajaran, sebuah tujuan pengajaran yang
penting adalah untuk membantu murid memahami konsep utama dalam
sebuah subjek daripada hanya mengingat fakta-
Lingkungan fisik mengacu pada material fisik dan fenomena fisik
yang terjadi di muka bumi. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena
kegiatan manusia dan kejadian alam. Jadi untuk mempelajari konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
perubahan lingkungan fisik tidak hanya dibutuhkan hafalan saja namun
juga pemahaman. Tidak semua materi pelajaran di sekolah perlu
dihafalkan, tetapi siswa harus diajarkan untuk mempelajari materi
pelajaran dengan mencari pemahaman (Winkel, 1996: 66). Oleh karena itu
dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pemahaman konsep
perubahan lingkungan fisik.
Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa dalam menjawab
pertanyaan ulangan (Winkel, 1996: 66). Untuk mencapai tingkat
pemahaman, siswa juga harus melewati tingkat sebelumnya yaitu
pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu landasan untuk
pembelajaran-pembelajaran selanjutnya. Semakin tinggi tingkatan yang
dicapai pada ranah kognitif, maka semakin tingggi pula pemahaman siswa
terhadap konsep yang diajarkan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka yang dimaksud
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik adalah suatu kemampuan
intelektual dalam bidang kognitif yang dimiliki siswa untuk
mengungkapkan ide atau pokok pikiran mengenai perubahan lingkungan
fisik dengan menggunakan bahasanya sendiri tanpa mengubah ide yang
sebenarnya. Perubahan lingkungan fisik yang dimaksud adalah perubahan
lingkungan fisik yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut.
3. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Konsep
Perubahan Lingkungan Fisik
Multimedia dalam bidang pendidikan secara tradisional digunakan
dalam dua cara. Butcher-Powell dalam Mishra & Sharma (2005: 63)
menjelaskan bahwa, ools, described above,
have been traditionally used in two ways, either as a vehicle for students to
learn theory and application beyond the subject matter or as a tool used by
the teacher to support teaching .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran konsep
perubahan lingkungan ini adalah sebagai alat untuk mendukung guru dalam
pembelajaran. Hal ini dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang
belum mendukung jika dilakukan sendiri oleh siswa dalam mempelajari materi
pembelajaran. Multimedia interaktif yang digunakan adalah berkas presentasi
dengan format shockwave flash (SWF). Untuk menjalankan atau membuka
berkas presentasi ini maka terlebih dahulu komputer maupun laptop harus
sudah terpasang aplikasi flash player seperti adobe flash maupun swf opener.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif ini
guru bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa, memberikan
umpan balik, dan memperjelas konsep jika tampilan multimedia interaktif
kurang dimengerti oleh siswa. Langkah-langkah penggunaan multimedia
interaktif dalam menyampaikan konsep perubahan lingkungan fisik pada
siswa kelas IV adalah sebagai berikut:
1) Menyalakan laptop dan menghubungkannya ke LCD Projektor.
2) Mencari berkas presentasi dengan menggunakan windows eksplorer.
3) Klik dua kali berkas, maka tampilan pertama akan muncul seperti pada
berikut:
Gambar 2.1 Tampilan Menu Utama Multimedia Interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Untuk menampilkan konsep yang akan dipelajari maka user mengklik icon
pada layar desktop yang aktif. Untuk memperjelas tentang ikon yang dapat
dipilih dalam multimedia interaktif ini dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut.
Gambar 2.2 Ikon Menu Utama Multimedia Interaktif
5) Contoh untuk menampilkan konsep penyebab perubahan lingkungan fisik,
maka akan muncul submenu seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.3 Tampilan Submenu Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik
Untuk menampilkan konsep pengaruh perubahan lingkungan maka
akan muncul submenu seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.4 Tampilan Submenu Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
6) Untuk memulai mempelajari konsep dari berbagai menu maka dapat
memilih ikon-ikon pada tampilan submenu. Contoh berbagai ikon
submenu yang dapat dipilih dalam menu penyebab perubahan lingkungan
fisik adalah sebagai berikut:
a) Ikon Angin, untuk mempelajari penyebab perubahan
lingkungan fisik yang terjadi karena adanya pengaruh angin.
b) Ikon Hujan, untuk mempelajari penyebab perubahan
lingkungan fisik yang terjadi karena pengaruh hujan.
c) Ikon Matahari, untuk mempelajari penyebab perubahan
lingkungan fisik yang terjadi karena pengaruh matahari.
d) Ikon Gelombang, untuk mempelajari penyebab perubahan
lingkungan fisik yang terjadi karena pengaruh gelombang air laut
Sedangkan untuk ikon-ikon yang dapat dipilih dalam pengaruh
perubahan lingkungan fisik adalah sebagai berikut.
a) Ikon Erosi, untuk mempelajari tentang Erosi dan cara
pencegahannya.
b) Ikon Abrasi, untuk mempelajari tentang Abrasi dan cara
pencegahannya.
c) Ikon Banjir, untuk mempelajari tentang Banjir dan cara
pencegahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d) Ikon Longsor, untuk mempelajari tentang Longsor dan cara
pencegahannya.
e) Ikon Gunung Meletus, untuk mempelajari tentang gunung
meletus.
7) Setelah memilih submenu yang diinginkan maka akan muncul berbagai
informasi mengenai ikon yang dipilih. Contoh untuk materi angin ada
beberapa slide, untuk tampilan awal seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Tampilan Awal Materi Angin
Sedangkan tampilan akhirnya seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.6 Tampilan Akhir Materi Angin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
8) Setelah selesai pada akhir materi maka akan muncul ikon yang
berguna untuk kembali ke submenu utama. Sehingga memudahkan kita
untuk mengulangi maupun melanjutkan lagi materi yang selanjutnya.
9) Demikian seterusnya untuk pengoperasian materi-materi yang lain dalam
multimedia interaktif perubahan lingkungan fisik ini. Pengguna atau user
dapat memilih materi yang diinginkan dengan menggunakan tombol-
tombol atau ikon navigasi yang telah disediakan.
10) Jika semua materi telah selesai dipelajari maka dapat melakukan kuis yang
berupa permainan atau games dengan memilih ikon Games yang telah
disediakan di menu utama. Tampilan games dalam multimedia interaktif
ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.7 Tampilan Games Perubahan Lingkungan Fisik
Games ini memasangkan gambar-gambar tentang akibat dan penyebab
perubahan lingkungan fisik. Caranya adalah dengan menyeret gambar-
gambar kedalam keranjang yang sesuai.
11) Setelah selesai maka pengguna atau user dapat menutup aplikasi dengan
menggunakan tombol X yang ada di pojok kanan atas pada tampilan
mulltimedia interaktif atau dapat juga dengan menekan tombol Alt+F4
secara bersamaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Penelitian yang Relevan
1. Helmina Mauludiyah (2009) dalam
Multimedia Interaktif serta Kegiatan Pratikum untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Materi Batuan Siswa Kelas
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran materi batuan dengan
menggunakan multimedia interaktif CD Lab IPA Virtual dan kegiatan
praktikum dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VC SD
Kauman I Kota Malang. Hasil belajar siklus I sebesar 67,84 meningkat
menjadi 81,22 pada siklus II. Rerata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 2,6
meningkat menjadi 5,6 pada siklus II.
2. Fajar Sidiq Setiawan (2011) Penggunaan
Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik
menyimpulkan
bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Multimedia Interaktif dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri 01 Jetis, Jaten,
Karanganyar. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar IPS pada
setiap siklusnya. Nilai rata-rata prasiklus 62,2 dengan ketuntasan sebesar
34,5%, siklus I nilai rata-rata 67,7 dengan ketuntasan sebesar 62% dan pada
siklus II nilai rata-rata naik menjadi 72,2 dengan ketuntasan sebesar 79%.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan
guru mata pelajaran IPA, pembelajaran konsep perubahan lingkungan fisik belum
menggunakan multimedia interaktif. Pembelajaran masih banyak berpusat pada
guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif, cepat bosan dalam mengikuti
pembelajaran dan tidak mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama.
Akibatnya pemahaman konsep siswa tentang perubahan lingkungan fisik masih
rendah, yaitu berdasarkan tes awal masih ada 71% siswa yang belum tuntas.
Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti menggunakan multimedia
interaktif dalam pembelajaran konsep perubahan lingkungan fisik. Multimedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
interaktif yaitu gabungan dari berbagai media (teks, gambar, audio, grafik,
animasi dan video) yang dikemas secara dinamis yang memungkinkan adanya
interaksi dengan penggunanya dan dilengkapi dengan sebuah alat pengontrol yang
memudahkan dalam proses penggunaannya. Keunggulan multimedia interaktif
dalam pembelajaran adalah meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan
belajar yang berpusat pada siswa, dan memandu belajar lebih baik.
Kondisi akhir dengan penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran yaitu terjadi adanya peningkatan pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan Kalikotes
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Secara skematis kerangka berpikir
digambarkan pada gambar 2.8.
Kondisi Awal
Sebelum menggunakan
multimedia interaktif dalam
pembelajaran
Pemahaman konsep
perubahan lingkungan
fisik masih rendah
Pembelajaran konsep
perubahan lingkungan fisik
menggunakan multimedia
interaktif.
Siklus I
Pemahaman konsep
perubahan lingkungan
fisik mulai meningkat
Siklus II
Pemahaman konsep
perubahan lingkungan
fisik dapat meningkat.
Kondisi Akhir
Setelah dilaksanakan
tindakan, hasil
pemahaman konsep
perubahan lingkungan
fisik meningkat.
Gambar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka penulis
multimedia interaktif dalam
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik
pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran 2011/2012 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Jimbung, yang
terletak di Desa Ngembel Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. Alasan
menjadikan SD Negeri 6 Jimbung sebagai tempat penelitian yaitu:
1. SD Negeri 6 Jimbung mempunyai lokasi yang dekat dari rumah peneliti
dan merupakan tempat peneliti bekerja.
2. SD Negeri 6 Jimbung mempunyai fasilitas yang mendukung dalam
penelitian ini, seperti Laptop, LCD Projektor, dsb.
3. SD Negeri 6 Jimbung belum pernah digunakan untuk penelitian
tindakan kelas tentang penggunaan multimedia interaktif.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap
tahun pelajaran 2011/2012, dimulai pada bulan Januari 2012 dan berakhir
bulan Oktober 2012. Adapun jadwal lengkap penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Menyusun dan merevisi
proposal
2. Mengurus perijinan 3. Melaksanakan
Penelitian
4. Analisis Data 5. Menyusun Laporan 6. Menyusun Jurnal 7. Ujian dan Revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 6
Jimbung yang berjumlah 42 anak yang terdiri dari 16 laki-laki dan 26
perempuan. Mayoritas mereka berasal dari keluarga menengah ke bawah yang
kebanyakan orang tua mereka bekerja merantau ke kota sementara mereka
tinggal bersama keluarga di desa.
C. Sumber Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas mengenai penggunaan multimedia
interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik
siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran 2011/2012 sumber data
diperoleh dari:
1. Informan
Informan yang dimaksud yaitu, orang yang dapat memberikan informasi
mengenai data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini. Yang
termasuk informan dalam penelitian ini yaitu guru, kepala sekolah, dan
pengamat/ observer.
2. Tempat peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran
Setting merupakan salah satu sumber data yang penting dalam penelitian,
termasuk juga penelitian tindakan kelas. Tempat yang digunakan untuk
berlangsungnnya aktivitas pembelajaran dalam penelitian ini yaitu di ruang
kelas IV dan juga di halaman sekolah yang akan digunakan untuk melakukan
percobaan.
3. Dokumen
Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu berupa, portofolio tugas siswa dan daftar nilai siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan maka teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pengamatan/ observasi, wawancara
dan tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Observasi/ pengamatan
Teknik pengumpulan data ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,
baik dengan berperan serta maupun tidak berperan serta. Pengamatan yang
ikut berperan serta adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal
ini sebagai guru. Pengamatan/ observasi ini bertujuan untuk mengungkapkan
data kualitatif, yaitu digunakan untuk mengungkapkan data keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung selama penelitian.
Sedangkan pengamatan yang tidak ikut berperan serta yaitu pengamatan/
observasi yang dilakukan oleh pengamat/observer penelitian, hal ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar yang selanjutnya digunakan sebagai salah satu bahan untuk
melakukan refleksi. Alat yang digunakan dalam teknik ini adalah lembar
observasi.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan. Wawancara yang dilakukan peneliti dalam
penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur atau lebih bersifat
informal. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh menjadi seakurat
mungkin. Wawancara dilakukan dengan guru IPA kelas IV SD Negeri 6
Jimbung. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan pembelajaran baik sebelum dan sesudah menggunakan multimedia
interaktif. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pedoman wawancara.
c. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah
seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor
angka. Sedangkan tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi
belajar yang digunakan untuk mengungkapkan data kemampuan siswa dalam
penguasaan konsep perubahan lingkungan fisik. Alat pengumpul data yang
digunakan yaitu butir-butir tes/soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
E. Validitas Data
Validitas/ kesahihan data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh
melalui metode triangulasi. Sebagaimana dinyatakan Rahardjo (2010: 1) bahwa,
Triangulasi yaitu usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh
peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi
sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data .
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Triangulasi sumber membandingkan data dengan tiga sumber
yang berbeda, yaitu dari dokumen, kepala sekolah, guru dan siswa. Sedangkan
untuk triangulasi metode membandingkan data dengan tiga metode yang berbeda.
Untuk metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu
observasi/ pengamatan, wawancara dan tes.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini dianalisis melalui
deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan,
baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data
kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian kualitatif (kategori).
Analisis data penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan berbagai
tahapan menurut Hopkins dalam Hamdani & Hermana (2008: 51) yaitu:
1. Kategorisasi data
Data yang diperoleh peneliti, guru, siswa dan kepala sekolah disusun menjadi
beberapa kategori tertentu untuk memudahkan analisis yaitu tes pemahaman
(konsep, proses, dan aplikasi konsep)
2. Validasi data
Data yang diperoleh agar objektif, valid dan reliable maka dilakukan teknik
triangulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan, antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a. Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama,
yaitu dengan observasi, wawancara dan tes.
b. Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini
ada 3 sumber yaitu siswa, guru dan kepala sekolah.
c. Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk
kelengkapannya.
d. Melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang terkumpul.
e. Mempertimbangkan pendapat ahli, dalam penelitian ini yang menjadi
tenaga ahli adalah kepala sekolah.
3. Interpretasi data
Data yang disusun diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan yang
disepakati atau intuisi peneliti dan guru untuk menciptakan pembelajaran yang
kondusif sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya.
4. Tindakan
Hasil interpretasi data digunakan untuk informasi dalam menyusun rencana
tindakan selanjutnya.
G. Indikator Kinerja
Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kekemampuan pemahaman konsep siswa tentang perubahan
lingkungan fisik bagi siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran
2011/2012.
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja
dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil tes pemahaman konsep perubahan
lingkungan. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila 75% (31 siswa) dari
jumlah siswa (42 siswa) dapat tuntas dalam tes pemahaman konsep perubahan
lingkungan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
yaitu 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
H. Prosedur Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan prosedur
penelitian Model Kemmis dan Mc Taggart dalam Hamdani & Hermana (2008: 52)
yang terdiri dari beberapa siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari empat
komponen, yaitu:
1. Tahap Perencanaan (planning)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)
3. Tahap Pengamatan (observasi)
4. Refleksi (reflecting)
Hubungan keempat komponen tersebut dapat digambarkan sebagai suatu siklus
seperti pada Gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1 Model PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Sumber: Hamdani dan Hermana (2008: 52)
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan beberapa siklus,
yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut ini merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
1. Siklus I
a. Rencana Tindakan
Dalam siklus I peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I.
2) Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar soal evaluasi, lembar kerja siswa, lembar penilaian
hasil belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Sebelum proses
pembelajaran berlangsung guru mempersiapkan media dan kondisi siswa
dalam melaksanakan kegiatan dengan menggunakan multimedia interaktif.
Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan kemudian
memberikan penjelasan mengenai manfaat tentang pembelajaran perubahan
lingkungan fisik.
Pada tahap pelaksanaan ini siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Melakukan
percobaan tentang perubahan lingkungan fisik. Kegiatan dilanjutkan
dengan refleksi hasil yang dilakukan guru dan siswa. Pada kegiatan akhir siswa
diminta menjawab pertanyaan secara tertulis dan merefleksi proses
pembelajaran.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan secara cermat terhadap setiap tindakan yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran perubahan lingkungan fisik
menggunakan multimedia interaktif. Hasil observasi digunakan untuk
mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan analisis, pemahaman, dan
menyimpulkan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan atau hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pekerjaan siswa. Peneliti melakukan analisis ini bersama observer. Hasil
refleksi siklus I ini menunjukkan peningkatan, yaitu dari ketuntasan klasikal
sebelum tindakan 29% naik menjadi 60%. Meski menunjukkan peningkatan
yang signifikan namun hal ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus ke II.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan
Dalam siklus II peneliti mempersiapkan proses pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II yang
merupakan lanjutan dari siklus I.
2) Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar soal evaluasi, lembar kerja siswa, lembar penilaian
hasil belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II sesuai dengan perencanaan
pembelajaran yang telah disusun dari perbaikan/ penyempurnaan hasil refleksi
siklus I. Sebelum proses pembelajaran berlangsung guru mempersiapkan
media dan kondisi siswa dalam melaksanakan kegiatan dengan menggunakan
multimedia interaktif. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
tujuan kemudian memberikan penjelasan mengenai manfaat tentang
pembelajaran perubahan lingkungan fisik.
Pada tahap pelaksanaan ini siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Melakukan
percobaan tentang perubahan lingkungan fisik. Kegiatan dilanjutkan
dengan refleksi hasil yang dilakukan guru dan siswa. Pada kegiatan akhir siswa
diminta menjawab pertanyaan secara tertulis dan merefleksi proses
pembelajaran.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan secara cermat terhadap setiap tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dilakukan siswa selama proses pembelajaran perubahan lingkungan fisik
menggunakan multimedia interaktif. Hasil observasi digunakan untuk
mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan analisis, pemahaman, dan
menyimpulkan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan atau hasil pekerjaan
siswa. Peneliti melakukan analisis ini bersama observer. Tahap refleksi ini juga
merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.
Hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II ini menunjukkan adanya
peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu ketuntasan klasikal yang pada siklus
I 60% naik menjadi 81%. Sehingga hasil ini sudah memenuhi indikator
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa 75%. Dengan
ketercapaian indikator keberhasilan tersebut maka tindakan penelitian
dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
6 Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten. SD Negeri 6 Jimbung
terletak di Dukuh Ngembel, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes,
Kabupaten Klaten, memiliki luas tanah 3495 m2, milik desa dengan batas-
batas sebagai berikut: Sebelah Utara Jalan Dukuh Ngembel, Sebelah Timur
Jalan Umum, Sebelah Selatan Persawahan, Sebelah Barat Persawahan.
Sekolah Dasar Negeri 6 Jimbung adalah sekolah yang berstatus
negeri yang didirikan pada tahun 1993. Pada tahun ini Sekolah Dasar Negeri
6 Jimbung terakreditasi B. Luas bangunan sekolah 700 m2 dan terdiri dari 6
ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1
ruang komputer, 1 rumah penjaga, 1 unit tempat parkir dan 6 kamar mandi
baik untuk siswa maupun guru. Sekolah ini juga mempunyai halaman yang
cukup luas untuk digunakan siswa pada waktu olah raga maupun bermain
saat istirahat.
SD Negeri 6 Jimbung mempunyai 12 personil sekolah 4 laki-laki dan
8 perempuan yang meliputi: 1 Kepala Sekolah, 1 guru agama, 1 guru olah
raga, 4 guru kelas, 1 penjaga sekolah, 3 guru wiyata bakti, dan 1 tenaga
perpustakaan. Sedangkan jumlah peserta didik yang ada di Sekolah dasar
Negeri 6 Jimbung pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 256 siswa.
Mayoritas latar belakang ekonomi siswa adalah dari kalangan ekonomi
menengah ke bawah, di mana banyak dari wali murid yang bekerja merantau
untuk mencari nafkah, anak-anak dititipkan pada neneknya yang kebanyakan
kurang paham dalam dunia pendidikan.
Untuk mendukung pembelajaran yang sesuai dengan iklim
perkembangan teknologi, sarana dan prasarana sudah baik. SD Negeri 6
Jimbung telah memiliki 4 unit komputer, 3 buah laptop, 3 buah LCD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
projektor. Untuk mendukung kemajuan siswa dalam hal kesenian SD Negeri
6 Jimbung juga telah mempunyai beberapa alat musik seperti 2 buah piano
digital, 3 buah gitar, angklung, recorder, dan lain-lain. Secara keseluruhan
sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 6 Jimbung sudah cukup baik.
2. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
pengumpulan data-data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi/ pengamatan, wawancara dan tes. Observasi dan
wawancara dilaksanakan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di
lapangan dan permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap
proses pembelajaran di kelas ternyata guru kurang menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan. Dalam pembelajaran konsep perubahan
lingkungan, khususnya pada materi hujan dan angin, guru hanya
menggambarkan pada papan tulis. Sehingga dalam pembelajaran siswa tidak
dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Hal ini terlihat saat
pembelajaran, guru berulang kali mengingatkan siswa untuk memperhatikan
saat suasana kelas mulai gaduh. Siswa juga kurang terlibat secara aktif
dalam pembelajaran, sehingga guru masih mendominasi aktivitas
pembelajaran di kelas (teacher centered).
Wawancara dilakukan dengan guru IPA kelas IV SD Negeri 6
Jimbung. Wawancara dilakukan secara tidak berstruktur atau lebih bersifat
informal namun masih mengacu pada pedoman wawancara yang telah dibuat
sebelumnya. Dari hasil wawancara ternyata dalam pembelajaran mengenai
perubahan lingkungan siswa masih sulit untuk memahami konsep tersebut.
Guru juga mengalami kesulitan untuk menerangkan materi tentang hujan dan
angin, karena proses terjadinya hujan dan angin ini lebih bersifat abstrak.
Guru juga telah mencoba dengan menggambar di papan tulis namun belum
menunjukkan kemajuan yang berarti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Frekuensi
Interval Nilai
0
2
4
6
8
10
12
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Data-data di atas juga di dukung oleh hasil tes kemampuan awal
pemahaman konsep siswa mengenai perubahan lingkungan fisik. Berikut ini
merupakan tabel perolehan nilai hasil tes awal pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik yang dikelompokkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Tes Awal
Interval Nilai tengah Tes Awal
Frekuensi Persentase (%) 21-30 25,5 3 7 31-40 35,5 7 17 41-50 45,5 11 26 51-60 55,5 9 22 61-70 65,5 6 14 71-80 75,5 5 12 81-90 85,5 1 2
91-100 95,5 0 0 Jumlah 42 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi 4.1 di atas maka dapat
digambarkan grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Tes Awal
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang
telah ditetapkan SD Negeri 6 Jimbung adalah 65, maka berdasarkan data di
atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, hanya 12 siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mendapat nilai di atas KKM atau hanya 29%. Sedangkan 30 lainnya atau 71%
siswa mendapat nilai di bawah KKM.
Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Awal
Kriteria Keterangan Nilai Terendah 30 Nilai Tertinggi 90 Nilai rata-rata 56,43 Jumlah siswa belajar tuntas 12 Persentase ketuntasan 29%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka persentase ketuntasan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik dapat digambarkan pada
diagram di bawah ini.
71%29%
Tuntas
Belum tuntas
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Tes Awal
Analisis hasil tes awal menyimpulkan bahwa pemahaman konsep
perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung belum
maksimal, karena sebagian besar nilai yang diperoleh siswa masih jauh dari
KKM yang telah ditentukan. Rata-rata nilai tes awal pemahaman konsep siswa
adalah 56,43. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk memperbaiki kondisi
tersebut dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat, yaitu
multimedia interaktif. Dengan pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung tahun pelajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu, mulai tanggal 10
Mei 2012 sampai dengan 16 Mei 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data
tindakan siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Berdasarkan observasi awal terhadap proses pembelajaran dan hasil
tes awal pamahaman konsep perubahan lingkungan fisik di kelas IV
diperoleh informasi sebagai data awal, yaitu sebanyak 42 siswa di kelas IV
SD Negeri 6 Jimbung sebagian besar yaitu 30 siswa belum memahami
konsep perubahan lingkungan fisik.
Menindaklanjuti dari deskripsi data awal dan sebagai upaya untuk
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran pada materi konsep
perubahan lingkungan fisik, maka disusun rencana tindakan siklus I.
Kegiatan perencanaan dalam siklus I ini meliputi:
1) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran konsep perubahan
lingkungan fisik dengan cara membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP dibuat 2 x pertemuan, masing-masing
pertemuan 2 x 35 menit. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus
pertama terdapat dalam lampiran 6 halaman 84.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah:
a) Media
Perlengkapan multimedia yang digunakan adalah laptop, LCD
projektor, projektor screen, materi multimedia interaktif, kabel rol,
dll.
b) Lembar soal evaluasi
Lembar soal evaluasi berupa tes pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik yang akan digunakan sebagai tes akhir dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai acuan menentukan
keberhasilan siswa.
c) Lembar penilaian
Lembar penilaian digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes
pemahaman konsep siswa.
d) Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai
instrumen penyaji kinerja guru, sedangkan lembar observasi siswa
digunakan sebagai instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti bertindak sebagai guru yang
mengajar/ melaksanakan tindakan. Pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah disusun dan jadwal pelajaran SD Negeri 6
Jimbung. Pembelajaran dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan
dalam satu minggu. Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35
menit). Berikut pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
1) Pertemuan I
Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Mei
2012. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan (RPP pada
lampiran 6 halaman 84). Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I
dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara
klasikal, yaitu dengan menggunakan lcd projektor yang dipancarkan ke
layar di depan kelas.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak
sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti
pembelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c) Memperkenalkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
d) Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
Pada pertemuan pertama ini guru menjelaskan secara sekilas
tentang perubahan lingkungan fisik beserta dampaknya dalam bentuk
bagan. Setelah itu guru memulai penjelasan tentang perubahan
lingkungan fisik yang dipegaruhi oleh angin. Guru membangkitkan
minat siswa dengan memutarkan video tentang bukti keberadaan
angin. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian bagan proses
terjadinya angin (angin laut dan angin darat) dengan menggunakan
multimedia interaktif.
Sebelum memulai penjelasan tentang proses terjadinya angin
(angin laut dan angin darat), guru menugasi siswa untuk mengamati
bagan tersebut, dan mengungkapkan pendapatnya. Setelah selesai
memberikan penjelasan guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan. Materi kemudian
dilanjutkan dengan membahas mengenai proses terjadinya hujan
dengan menggunakan multimedia interaktif. Siswa kemudian bekerja
bersama kelompok kecil yaitu dengan teman sebangku untuk
menjelaskan proses terjadinya hujan berdasarkan bagan yang tersaji
dalam multimedia interaktif.
Setelah diskusi kelompok kecil selesai, guru menugasi
kelompok untuk sukarela membacakan hasil diskusi bersama
kelompoknya di depan kelas, dengan siswa yang satu bertugas
menunjukkan prosesnya pada bagan di layar. Begitu seterusnya,
hingga 4 kelompok atau mewakili tiap baris meja.
Kegiatan akhir diakhiri dengan pemberian umpan balik tentang
hasil diskusi kelompok kecil siswa dan pengumpulan lembar kerja
kelompok kepada guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Mei 2012.
Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pada intinya
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini tidak jauh
berbeda dengan pembelajaran pada pertemuan pertama. Guru masih
menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran
tentang materi perubahan lingkungan fisik. Namun pada pertemuan
kedua materi lebih ditekankan tentang proses terjadinya hujan sebagai
tindak lanjut dari pertemuan pertama dan tentang proses terjadinya
erosi.
Pembelajaran diawali guru dengan tanya jawab tentang materi
yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, yaitu tentang angin
dan sedikit mengenai proses terjadinya hujan. Setelah itu dilanjutkan
dengan penjelasan proses terjadinya hujan oleh guru. Pembelajaran
dilanjutkan dengan membahas tentang pengaruh hujan terhadap
daratan yang dapat menyebabkan terjadinya erosi. Siswa selanjutnya
melakukan kegiatan praktikum untuk mengetahui proses terjadinya
erosi. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di luar kelas tepatnya
disebelah ruang kelas yang berbatasan dengan sawah.
Sebelum memulai kegiatan praktikum, guru terlebih dahulu
membagikan lembar kerja kelompok, yang berisi tentang langkah-
langkah yang harus dikerjakan dalam praktikum. Setiap 2 anak
mendapatkan satu lembar kerja, sedangkan untuk praktikum dilakukan
dengan kelompok besar, yaitu sesuai urutan bangku atau menjadi 4
kelompok besar dalam satu kelas. Selanjutnya siswa bergilir keluar
bersama kelompoknya untuk mengambil alat dan bahan yang telah
disiapkan guru dan keluar menuju ke samping kelas. Begitu seterusnya
hingga kelompok terakhir.
Dalam kegiatan praktikum siswa bekerja sesuai tugasnya
masing-masing. Ada yaang melakukan percobaan, dan ada sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
siswa lain yang mencatat hasil praktikum di lembar kerja yang telah
disediakan. Setelah praktikum selesai, siswa membereskan
perlengkapan masing-masing dan kembali ke kelas. Setelah masuk
kelas siswa kemudian menuliskan hasil praktikumnya pada lembar
kerja yang telah disediakan tadi. Kegiatan selanjutnya adalah
pembacaan hasil praktikum oleh kelompok-kelompk kecil yang
mewakili kelompok besar.
Setelah semua kelompok besar terwakili maka selanjutnya guru
memberikan umpan balik atau refleksi terhadap kegiatan praktikum
yang telah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
penguatan serta penarikan kesimpulan bersama-sama tentang materi
yang telah dipelajari selama 2 pertemuan. Siswa kemudian diberikan
kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tes pemahaman konsep siswa
tentang materi perubahan lingkungan fisik, khususnya pokok bahasan
angin dan hujan.
c. Observasi
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer/ pengamat
adalah guru kelas dan peneliti. Observer mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
Aktivitas yang diamati berdasarkan lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti. Hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru
dalam pembelajaran, kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan
perolehan nilai pemahaman konsep siswa. Selain menggunakan lembar
observasi, peneliti juga menggunakan hasil rekaman video untuk melihat
kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut uraian hasil
observasi pada Siklus I:
1) Hasil obserasi aktivitas siswa
Observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I dilaksanakan
sebanyak 2 kali (hasil observasi siklus I selengkapnya pada lampiran 7
halaman 98 dan pada lampiran 9 halaman 103). Berdasarkan data hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
observasi aktivitas siswa dan hasil rekaman proses pembelajaran dalam
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Aktivitas siswa dalam pembelajaran tentang perubahan
lingkungan fisik menggunakan multimedia interaktif yang sudah baik
yaitu: (a) motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran; (b)
siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran; (c) siswa tertarik
pada materi yang disajikan dengan menggunakan multimedia
interaktif.
Aktivitas siswa yang masih cukup baik namun perlu diperbaiki
lagi yaitu: (a) keaktifan siswa dalam pembelajaran; (b) interaksi positif
antara siswa dengan siswa; (c) interaksi positif antara siswa dengan
guru. Sedangkan aktivitas siswa yang masih kurang dan harus
diperbaiki yaitu: (a) interaksi/ keterlibatan siswa dalam penggunaan
multimedia interaktif; (b) ketenangan atau ketertiban dalam mengikuti
proses pembelajaran; (c) keberanian siswa untuk memberikan pendapat
dan mempresentasikan hasil kerjanya.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
perubahan lingkungan fisik, penggunaan multimedia interaktif dapat
menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan, memotivasi
siswa, dan dapat menimbulkan rasa senang dalam mengikuti
pembelajaran. Dengan multimedia interaktif siswa mendapatkan
pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat terlihat saat guru
mengajukan pertanyaan seputar gambar/animasi fenomena alam
tentang perubahan lingkungan fisik. Siswa sangat antusias dalam
menjawab pertanyaan, namun kebanyakan masih bersamaan dan ketika
ditanya lagi, kemudian mereka ragu untuk menjawabnya.
Ketenangan dalam mengikuti pembelajaran sudah cukup baik
pada pertemuan pertama. Namun ketenangan ini justru menurun pada
pertemuan kedua, tepatnya saat dilakukan percobaan atau praktikum di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
luar ruangan. Siswa menjadi seperti tidak tertib saat penentuan lokasi
praktikum, dan saat bekerja dengan kelompoknya masing-masing.
2) Hasil observasi kinerja guru
Observasi kinerja guru pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2
kali atau setiap pertemuan (hasil observasi kinerja guru siklus I
selengkapnya pada lampiran 8 halaman 100 dan pada lampiran 10
halaman 105). Pada awal pertemuan pertama peneliti sempat menemui
sedikit hambatan dalam pemasangan perangkat multimedia yang akan
digunakan karena stop kontak listrik di ruang kelas IV yang mati.
Namun hal ini dapat segera diatasi dengan menggunakan rol, dan
mengambil dari ruang kelas V.
Secara keseluruhan kinerja guru dalam pembelajaran perubahan
lingkungan fisik menggunakan multimedia interaktif sudah cukup baik.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru
selalu melakukan persiapan, baik dalam mempersiapkan RPP, ruang
kelas, materi, dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Media yang digunakan menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa
sehingga menimbulkan antusiasme siswa dalam mengikti
pembelajaran.
Dalam penggunaan multimedia interaktif, peneliti mampu
menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan atau pengoperasian
multimedia interaktif dengan lancar. Dalam multimedia interaktif
tersebut juga sudah tercipta pesan pembelajaran yang menarik bagi
siswa. Sedangkan dalam penerapan pembelajaran kontekstual peneliti
juga sudah baik dalam menerapkan unsur-unsur pembelajaran
kontekstual, seperti konstruktivisme, masyarakat belajar, demonstrasi,
inkuiri, dan lain-lain.
Adapun kinerja guru yang perlu diperbaiki yaitu: (a) melibatkan
siswa dalam pemanfaatan multimedia interaktif; (b) pengelolaan kelas
saat praktikum di luar kelas; (c) respon positif atau pemberian umpan
balik terhadap partisipasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Refleksi
Data hasil observasi dari guru kelas dan peneliti dikumpulkan
untuk dianalisis dan direfleksikan bersama-sama. Pembahasan hasil
observasi, dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran
yang perlu diperbaiki, sedangkan yang sudah baik tetap dipertahankan
bahkan ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan
selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa maupun kinerja guru
dalam pembelajaran.
Selama pembelajaran berlangsung baik pertemuan ke-1 maupun
pertemuan ke-2, aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran
sudah baik. Aktivitas siswa yang perlu diperbaiki yaitu: (a) interaksi/
keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; (b)
ketenangan atau ketertiban dalam mengikuti proses pembelajaran; (c)
keberanian siswa untuk memberikan pendapat dan mempresentasikan hasil
kerjanya. Untuk memperbaiki aktivitas-aktivitas siswa tersebut, maka
perlu perbaikan kinerja guru (peneliti) yaitu dalam: (a) melibatkan siswa
dalam pemanfaatan multimedia interaktif; (b) pengelolaan kelas saat
praktikum di luar kelas; (c) pemberian umpan balik (motivasi serta respon
positif) terhadap partisipasi siswa.
Dalam memperbaiki aktivitas siswa maupun kinerja peneliti yang
bertindak sebagai guru, maka observer dan peneliti mengadakan diskusi.
Hasil diskusi untuk memperbaiki aktivitas siswa tersebut antara lain: (a)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dalam
pengoperasian multimedia interaktif, yaitu dengan games yang telah
disediakan; (b) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan praktikum serta
pembagian tugas setiap anggota kelompok dengan menggunakan
multimedia interaktif; (c) Pembagian lokasi praktikum dengan
menempelkan nomor urut sesuai kelompok terlebih dahulu; (d)
Memberikan penghargaan untuk siswa yang aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dalam pembelajaran, peneliti sudah menggunakan metode dan
media pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan
bervariasi, meliputi: tanya jawab, pengamatan, penugasan, diskusi
kelompok, dan demonstrasi. Penggunaan multimedia interaktif dapat
menarik perhatian siswa sehingga mereka antusias, dan memperhatikan
materi yang disampaikan. Dari tampilan multimedia interaktif, siswa dapat
mengumpulkan data tentang materi yang disampaikan sehingga mereka
mampu menjawab pertanyaan dari peneliti baik selama proses maupun
mengerjakan evaluasi. Hasil analisis pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil tes awal sebelum pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif. Nilai pemahaman konsep siswa pada siklus I dapat disajikan
dalam daftar distribusi frekuensi pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus I
Interval Nilai tengah Tes Awal
Frekuensi Persentase (%) 31-40 35,5 2 5 41-50 45,5 3 7 51-60 55,5 7 17 61-70 65,5 10 24 71-80 75,5 8 19 81-90 85,5 11 26
91-100 95,5 1 2 Jumlah 42 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi 4.3 di atas maka dapat
digambarkan grafik pada gambar 4.3 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Frekuensi
Interval Nilai
0
2
4
6
8
10
12
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Gambar 4.3 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Siklus I
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA
yang telah ditetapkan SD Negeri 6 Jimbung adalah 65, maka berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dari
42 siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 25 siswa atau
baru 60%. Sehingga masih ada 17 siswa atau 40% siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM.
Tabel 4.4 Analisis Hasil Siklus I
Kriteria Keterangan Nilai Terendah 32 Nilai Tertinggi 92 Nilai rata-rata 69,05 Jumlah siswa belajar tuntas 25 Persentase ketuntasan 60%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka persentase ketuntasan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik pada siklus I dapat
digambarkan diagram pada gambar 4.4 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
60%
40%
Tuntas
Belum tuntas
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus I
Analisis hasil tes awal manyimpulkan bahwa pemahaman konsep
perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes awal. Rata-rata
nilai pemahaman konsep siswa pada siklus I adalah 69,05, dengan jumlah
siswa yang belajar tuntas sebanyak 25 siswa atau persentase ketuntasan
mencapai 60%. Namun pencapaian tersebut belum mencapai target yang
telah ditetapkan oleh peneliti yaitu persentase ketuntasan mencapai 75%.
Karena belum tercapainya target tersebut maka peneliti memutuskan untuk
melanjutkan ke siklus selanjutnya dengan memperbaiki kekurangan-
kekurangan pada siklus I. Dengan lebih meningkatkan partisipasi siswa
dalam penggunaan multimedia interaktif diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD Negeri
6 Jimbung sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, yaitu pada tanggal
23 Mei 2012 dan 24 Mei 2012 (2 kali pertemuan). Deskripsi data tindakan
siklus II terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus
I dapat diketahui bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik. Namun
dalam pelaksaannya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
adanya perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mencapai
target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu maka disusun rencana
tindakan siklus II, kegiatan perencanaan dalam siklus II meliputi:
1) Merencanakan langkah-langkah pembelajaran konsep perubahan
lingkungan fisik dengan cara membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP dibuat 2 x pertemuan, masing-masing
pertemuan 2 x 35 menit. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II
terdapat dalam lampiran 12 halaman 110.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah:
a) Media
Perlengkapan media yang digunakan pada dasarnya sama dengan
media pembelajaran yang ada pada siklus I, yaitu antara lain: laptop,
LCD projektor, projektor screen, materi multimedia interaktif, kabel
rol dan ditambah dengan menggunakan speaker active. Namun
dalam siklus II ini media yang digunakan dalam praktikum yaitu:
pasir, nampan, batu kerikil, air, rumput, gayung dan nomor
kelompok yang akan dipasang pada dinding dekat tempat praktikum.
b) Lembar soal evaluasi
Lembar soal evaluasi berupa tes pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik dengan indikator yang berbeda dengan siklus I.
c) Lembar penilaian
Lembar penilaian digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes
pemahaman konsep siswa.
d) Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan
lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai
instrumen penyaji kinerja guru, sedangkan lembar observasi siswa
digunakan sebagai instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti bertindak sebagai guru yang
mengajar/ melaksanakan tindakan. Pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah disusun dan jadwal pelajaran SD Negeri 6
Jimbung. Pembelajaran dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan
dalam satu minggu. Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35
menit). Berikut pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
1) Pertemuan I
Pertemuan I siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Mei
2012. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan (RPP pada
lampiran 12 halaman 110). Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I
dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif secara
klasikal, yaitu dengan menggunakan lcd projektor yang dipancarkan ke
layar di depan kelas, namun pada siklus II ini multimedia interaktif
yang digunakan berbeda dengan siklus I karena dalam multimedia
siklus II ini sudah menggunakan narator otomatis, yang diperkeras
dengan menggunakan speaker active.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang bertindak
sebagai guru melakukan persiapan pembelajaran yaitu:
a) Mempersiapkan mental dan psikis siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
Pada pertemuan pertama siklus II ini guru melanjutkan materi
pada siklus I, dengan indikator yang berbeda. Namun dalam
pelaksanaannya tidak terlepas dari indikator-indikator pada siklus I
karena mareri yang disajikan saling terkait. Guru membangkitkan
minat dan motivasi siswa dengan memutarkan sebuah video tentang
terjadinya tsunami. Setelah itu guru memulai penjelasan tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perubahan lingkungan fisik yang dipegaruhi oleh cahaya matahari dan
gelombang air laut.
Sebelum memulai penjelasan, guru melakukan tanya jawab
tentang perubahan lingkungan fisik yang terjadi akibat pengaruh
matahari dan gelombang air laut. Dalam pembelajaran pada siklus II
ini guru, tidak banyak menggunakan metode ceramah karena sudah
terbantu dengan narator yang telah diperkeras dengan menggunakan
speaker. Secara bergantian siswa juga diajak berinteraksi dengan
multimedia interaktif ini. Setelah dirasa cukup, materi kemudian
dilanjutkan dengan membahas mengenai dampak atau pengaruh
perubahan lingkungan fisik.
Siswa secara bergantian dan memainkan games yang ada di
multimedia interaktif mengenai faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik dan dampaknya terhadap lingkungan. Jika siswa menjawab benar
maka akan mendapatkan penghargaan dari multimedia tersebut,
apakah berhasil atau belum. Siswa yang telah berani untuk maju dan
mengikuti games ini selanjutnya
maupun dipilih secara acak oleh guru.
Guru selanjutnya memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya tentang hal yang belum dipahami tentang materi. Selanjutnya
siswa dengan dibantu guru bersama-sama membuat rangkuman atau
menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24
Mei 2012. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pada
intinya pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini tidak jauh
berbeda dengan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I. Pada
pertemuan kedua ini materi yang diajarkan mengenai cara pencegahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
perubahan lingkungan fisik, baik yang dipengaruhi oleh angin, hujan,
cahaya matahari dan gelombang air laut.
Pembelajaran diawali guru dengan penayangan slide-slide
multimedia interaktif pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang faktor-
faktor penyebab perubahan lingkungan fisik dan akibat atau
dampaknya. Setelah itu dilanjutkan dengan tanya jawab tentang cara
mencegah terjadinya perubahan lingkungan fisik tersebut.
Pembelajaran dilanjutkan dengan penjelasan mengenai cara
mencegah perubahan lingkungan fisik yang terjadi akibat pengaruh
angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut. Siswa
selanjutnya membuktikan sendiri cara mencegah tersebut dengan
kegiatan praktikum, khususnya tentang cara pencegahan terjadinya
abrasi atau pengikisan lapisan tanah di pantai. Masih sama dengan
kegiatan praktikum pada siklus I pada siklus II ini juga dilaksanakan di
luar kelas.
Sebelum memulai kegiatan praktikum, guru memberikan
penjelasan mengenai langkah kerja dan pembagian tugas setiap
anggota kelompok dengan dibantu dengan menggunakan multimedia
interaktif. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja kelompok, yang
berisi tentang langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam
praktikum. Setiap 2 anak mendapatkan satu lembar kerja, sedangkan
untuk praktikum dilakukan dengan kelompok besar, yaitu sesuai
urutan bangku atau menjadi 4 kelompok besar dalam satu kelas.
Selanjutnya siswa bergilir keluar bersama kelompoknya untuk
mengambil alat dan bahan yang telah disiapkan guru dan keluar
menuju ke samping kelas. Begitu seterusnya hingga kelompok
terakhir.
Dalam kegiatan praktikum siklus II ini tempat untuk praktikum
sudah disediakan dengan membagi-bagi lokasi tiap kelompok dan
menempelkan nomor pada tembok untuk menandai area kelompok
tertentu. Selanjutnya siswa bekerja sesuai tugasnya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Ada yaang melakukan percobaan, dan ada sebagian siswa lain yang
mencatat hasil praktikum di lembar kerja yang telah disediakan.
Setelah praktikum selesai, siswa membereskan perlengkapan masing-
masing dan kembali ke kelas. Setelah masuk kelas siswa kemudian
menuliskan hasil praktikumnya pada lembar kerja yang telah
disediakan tadi. Kegiatan selanjutnya adalah pembacaan hasil
praktikum oleh kelompok-kelompk kecil yang mewakili kelompok
besar.
Setelah semua kelompok besar terwakili maka selanjutnya
guru memberikan umpan balik atau refleksi terhadap kegiatan
praktikum yang telah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan
pemberian penguatan serta penarikan kesimpulan bersama-sama
tentang materi yang telah dipelajari selama 2 pertemuan. Siswa
kemudian diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
telah dipelajari. Setelah itu siswa diajak untuk merangkum atau
menarik kesimpulan berdasarkan materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tes pemahaman
konsep siswa tentang materi perubahan lingkungan fisik beserta cara
pencegahannya.
c. Observasi
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer/ pengamat
adalah guru kelas dan peneliti. Observer mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
Lembar observasi yang digunakan pada siklus II sama dengan lembar
observasi pada siklus I dengan aspek yang diamati juga sama. Observasi
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbaikan/ peingkatan aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berikut uraian hasil observasi
pada Siklus II:
1) Hasil observasi aktivitas siswa
Observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II dilaksanakan
sebanyak 2 kali (hasil observasi aktivitas siswa siklus II selengkapnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pada lampiran 13 halaman 125 dan lampiran 15 halaman 130).
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa dan hasil rekaman
proses pembelajaran dalam maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif pada siklus II ini sudah lebih baik dan meningkat.
Peningkatan yang sangat terlihat, yaitu: (a) interaksi/ keterlibatan siswa
dalam penggunaan multimedia interaktif; (b) ketenangan atau
ketertiban dalam mengikuti proses pembelajaran; (c) keberanian siswa
untuk memberikan pendapat dan mempresentasikan hasil kerjanya;
serta (d) antusiasme siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya.
Beberapa kendala yang dihadapi pada pertemuan pertama yaitu
pada saat memainkan games multimedia interaktif di laptop.
Sebenarnya banyak siswa yang sudah tahu jawabannya tetapi kurang
mahir dalam mengoperasikan multimedia interaktif tersebut. Kendala
tersebut dapat segera diatasi setelah guru memberikan demonstrasi
serta penjelasan secara detail tentang pengoperasian games tersebut.
Sedangkan pada pertemuan kedua, kegiatan praktikum dapat
berlangsung lebih baik daripada pertemuan pertama. Siswa sudah
terlihat tertib dan terorganisir dalam menjalankan praktikum bersama
kelompoknya. Siswa juga terbantu dengan penjelasan guru tentang
cara-cara atau langkah kegiatan yang dijelaskan dengan menggunakan
multimedia. Dalam pemaparan hasil kerjanya siswa juga terlihat lebih
antusias dan sudah tidak malu-malu lagi dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya.
2) Hasil observasi kinerja guru
Observasi kinerja guru pada siklus II dilaksanakan setiap
pertemuan (hasil observasi kinerja guru siklus II selengkapnya pada
lampiran 14 halaman 127 dan pada lampiran 16 halaman 132). Secara
keseluruhan kinerja guru dalam pembelajaran perubahan lingkungan
fisik menggunakan multimedia interaktif pada siklus II ini sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
penelii sudah maksimal. Peneliti sebagai guru sudah banyak
melibatkan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif. Multimedia
yang digunakan juga sudah lebih menarik karena dilengkapi dengan
narator dan adanya games yang interktif dan menarik.
Sedangkan pada pertemuan yang kedua, pada saat pelaksanaan
praktikum guru sebagai peneliti sudah dapat mengendalikan situasi.
Guru juga memberikan umpan balik maupun respon yang positif
terhadap partisipasi siswa sehingga antusiasme siswa sangat baik sekali
pada siklus II ini.
Pada akhir pembelajaran guru juga sudah banyak melibatkan
siswa dalam tanya jawab, pembahasan hasil kerja kelompok, dan
membuat rangkuan atau menarik kesimpulan. Peneliti juga sudah
melaksanakan evaluasi yang disesuaikan dengan indikator yang telah
ditetapkan.
d. Refleksi
Data hasil observasi dianalisis dan direfleksikan. Pembahasan hasil
observasi, dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari
pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan
selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa maupun
kinerja guru dalam pembelajaran tentang materi perubahan lingkungan
fisik.
Secara umum proses pembelajaran pada siklus II ini sudah tidak
menemukan kendala yang berarti. Siswa sudah dapat lebih berinteraksi
langsung atau terlibat dalam multimedia interaktif. Selain itu dalam
pertemuan kedua saat praktikum siswa dapat terkondisikan serta dapat
menyampaikan hasil kerjanya dengan lebih baik. Secara umum proses
pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan yang apa yang telah
direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Interval nilai 0
5
10
15
20
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Frekuensi
Pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa juga
meningkat. Hasil analisis pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik
menunjukkan adanya penigkatan jika dibandingkan dengan hasil tes pada
siklus sebelumnya. Nilai pemahaman konsep siswa pada siklus II dapat
disajikan dalam daftar distribusi frekuensi pada tabel 4.4
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus II
Interval Nilai tengah Tes Awal Frekuensi Persentase (%)
31-40 35,5 1 2 41-50 45,5 1 2 51-60 55,5 3 7 61-70 65,5 8 19 71-80 75,5 19 46 81-90 85,5 8 19
91-100 95,5 2 5 Jumlah 42 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi 4.5 di atas maka dapat
digambarkan grafik pada gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM semakin banyak. Namun masih ada
beberapa siswa yang nilai pemahaman konsepnya masih belum tuntas atau
berada dibawah KKM. Secara lebih rinci analisis hasil siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.6 Analisis Hasil Siklus II
Kriteria Keterangan Nilai Terendah 36 Nilai Tertinggi 100 Nilai rata-rata 73,86 Jumlah siswa belajar tuntas 34 Persentase ketuntasan 81%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka persentase ketuntasan
pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik pada siklus II dapat
digambarkan diagram pada gambar 4.6 di bawah ini.
81%
19%
Tuntas
Belum tuntas
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Siklus II
Analisis hasil tes pemahaman konsep siklus II manyimpulkan
bahwa pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik siswa kelas IV SD
Negeri 6 Jimbung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil
tes siklus I. Rata-rata nilai pemahaman konsep siswa pada siklus II adalah
73,86 dengan jumlah siswa yang sebanyak 34
siswa. Sehingga persentase ketuntasan pada siklus II mencapai 81%,
sehingga indikator atau target telah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini, maka peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas ini
pada siklus II. Dari hasil observasi dan evaluasi pemahaman konsep siswa
materi perubahan lingkungan fisik, dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan
lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Klaten Tahun
Pelajaran 2011/2012.
C. Pembahasan
1. Pemahaman Konsep Siswa Pratindakan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tes awal pemahaman
konsep siswa, diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 56,43 di mana hasil
tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
yaitu 65. Sedangkan besarnya persentase siswa yang belajar tuntas hanya
sebesar 29%, sedangkan 71% lainnya masih belum memenuhi KKM. Nilai
terendah pada tes awal (sebelum dilaksanakannya tindakan) adalah sebesar 30,
sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Berdasarkan hasil
analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang
perubahan lingkungan fisik menggunakan multimedia interaktif.
2. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran konsep perubahan
lingkungan fisik dengan menggunakan dengan subpokok bahasan tentang
angin dan hujan. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya oleh guru kelas dan peneliti.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti yang terdiri
dari eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan kegiatan penutup. Setelah proses
pembelajaran di setiap siklus selesai, maka dilakukan evaluasi yang bertujuan
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus I terdapat dalam lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
11 halaman 108. Setelah diadakan penilaian pada siklus I, maka dapat dibuat
perbandingan pemahaman konsep siswa sebelum tindakan dan setelah
diadakan tindakan siklus I, yaitu seperti pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum dan
Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I
Kriteria Kondisi
Awal Siklus I Nilai Terendah 30 32 Nilai Tertinggi 90 92 Nilai rata-rata 56,43 69,05 Jumlah siswa belajar tuntas 12 25 Persentase ketuntasan 29% 60%
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat digambarkan grafik pada gambar 4.7 sebagai berikut:
0102030405060708090
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan (%)
Pratindakan Siklus I
Gambar 4.7 Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum dan
Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I
Dari hasil analisis data perkembangan hasil pemahaman konsep siswa
pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa yang
belajar tuntas naik sebesar 31% dibandingkan sebelum pratindakan. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang belajar tuntas pada siklus I sebesar 60%, yang semula pada tes awal
hanya 29% siswa mencapai KKM. Besarnya nilai terendah yang diperoleh
siswa pada saat tes awal adalah 30 dan pada siklus I naik menjadi 32.
Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 90 dan
siklus I naik menjadi 92. Untuk nilai rata-rata kelas yang pada saat tes awal
sebesar 56,43 setelah dilaksanakan tindakan siklus I naik menjadi 69,05.
Meskipun dengan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
sudah menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa mengenai
perubahan lingkungan fisik, namun peningkatan tersebut belum memenuhi
target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Selain itu juga masih
terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksaan pembelajaran. Setelah
bercermin pada hasil analisis serta refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka
pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus
II.
3. Pemahaman Konsep Siswa Setelah Siklus II
Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan
siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang
terjadi pada siklus I lebih diminimalisir. Pada siklus II dilaksanakan
pembelajaran IPA konsep perubahan lingkungan fisik dengan menggunakan
multimedia interaktif dengan subpokok bahasan perubahan lingkungan fisik
karena pengaruh cahaya matahari dan gelombang air laut serta cara
pencegahannya. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, dengan memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Dalam proses pembelajaran
lebih meningkatkan partisipasi siswa dalam penggunaan multimedia interaktif,
meningkatkan koordinasi saat kegiatan praktikum dan meningkatkan motivasi
serta respon positif terhadap partisipasi siswa.
Setelah proses pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi yang
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi
yang disampaikan oleh guru. Hasil perolehan nilai siswa pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
terdapat dalam lampiran 17 halaman 135. Setelah diadakan penilaian pada
siklus II, maka dapat dibuat perbandingan hasil pemahaman konsep siswa
sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan
siklus II, yaitu seperti pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II
Kriteria Kondisi
Awal Siklus I Siklus II Nilai Terendah 30 32 36 Nilai Tertinggi 90 92 100 Nilai rata-rata 56,43 69,05 73,86 Jumlah siswa belajar tuntas 12 25 34 Persentase ketuntasan 29% 60% 81%
Berdasarkan tabel 4.8 di atas maka dapat digambarkan grafik pada gambar 4.8 sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik perbandingan Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah dari Tes Awal, setelah Siklus I, dan setelah Siklus II.
Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 30; pada tes siklus
I menjadi 32 kemudian meningkat pada tes siklus II menjadi 36.
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Persentase (%)
Nilai
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal adalah 90; pada siklus I
92 dan siklus II naik menjadi 100.
Sedangkan perbandingan nilai rata-rata kelas pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini :
Gambar 4.9 Nilai Rata-rata Kelas dari Sebelum Tindakan, siklus I dan Siklus II
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas
pada tes awal adalah sebesar 56,43; pada tes siklus I naik menjadi 69,05
kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 73,86. Sedangkan persentase
klasikal peningkatan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik
menggunakan multimedia interaktif dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut
ini :
Gambar 4.10 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV
Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
56.43
69.0573.86
0
20
40
60
80
Pratindakan Siklus I Siklus II
29 %
60 %
81 %
0
20
40
60
80
100
Pratindakan Siklus I Siklus II
Indikator Keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari tabel 4.8 dan gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai
ketuntasan klasikal selalu mengalami peningkatan dari sebelum tindakan
sampai siklus II. Pada sebelum tindakan nilai ketuntasan klasikal hanya 29%.
Pada siklus I nilai ketuntasan klasikal meningkat menjadi 60%. Pada siklus II
meningkat lagi menjadi 81%.
Hal ini menunjukkan bahwa sampai dengan siklus II hasil
pemahaman konsep siswa sudah mencapai bahkan melebihi indikator kinerja
yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa memenuhi KKM yaitu 65. Dengan
pencapaian indikator tersebut maka tindakan dihentikan pada siklus II.
Sedangkan 19% atau 8 siswa yang belum tuntas selanjutnya diserahkan
kembali kepada Kepala Sekolah untuk ditindak lanjuti.
D. Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi siklus I, siklus II, serta pembahasan hasil penelitian,
maka dalam penelitian ini ditemuk Penggunaan
multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
konsep perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung
tahun pelajaran 2011/2012 . Hal ini bisa dilihat dari hasil tes pemahaman konsep
pratindakan, siklus I, dan siklus II pada lampiran 5 halaman 82, lampiran 11
halaman 108, lampiran 17 halaman 135, serta perbandingan nilai pemahaman
konsep ketiganya pada lampiran 18 halaman 137.
Nilai rata-rata kelas yaitu sebelum tindakan sebesar 56,43; siklus I naik
menjadi 69,05 dan pada siklus II naik menjadi 73,86. Sebelum pratindakan masih
terdapat 30 siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus I jumlah tersebut
berkurang menjadi 17 siswa dan kemudian pada siklus II jumlah siswa yang
belum mencapai KKM hanya 8 siswa. Persentase ketuntasan belajar pratindakan
sebesar 29%, siklus I naik menjadi 60%, dan siklus II mencapai 81%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran
IPA materi perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung
Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep
perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan
Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan nilai pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik kelas IV
yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (prasiklus) nilai rata-rata
kelas 56,43 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 29%, siklus I dengan
nilai rata-rata kelas 69,05 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 60%, dan
pada siklus II nilai rata-rata naik menjadi 73,86 dengan persentase ketuntasan
klasikal mencapai 81%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi
konsep perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung
B. IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan peneliti yaitu: penggunaan multimedia interaktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik pada siswa
kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten Klaten Tahun
Pelajaran 2011/2012, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik
pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Jimbung Kecamatan Kalikotes Kabupaten
Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk
menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi
yang sesuai. Dari hasil penelitian ini, maka penggunaan multimedia interaktif
dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru dalam upaya meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan
kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan metode dan media
pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan, yaitu:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat memilih media yang cocok untuk menyampaikan
suatu materi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Multimedia Interaktif sangat bagus untuk diterapkan di Sekolah Dasar.
Selain meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam bidang kognitif,
multimedia interaktif juga dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam
ranah afektif dan psikomotor. Hal ini diketahui berdasarkan hasil observasi
peneliti pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam ranah afektif siswa
menjadi senang mengikuti pembalajaran, dan terlibat aktif saat proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan dalam ranah psikomotor siswa
menjadi terampil mengoperasikan komputer, khususnya multimedia
interaktif.
c. Guru hendaknya membuka wawasan tentang perkembangan media
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini serta
dapat mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya terbiasa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
b. Siswa hendaknya mampu menggunakan kemajuan teknologi untuk
menunjang keberhasilan belajar, misalnya dengan menggunakan
multimedia interaktif.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penggunaan multimedia interaktif sebagai
salah satu alternatif media pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA
dengan materi yang sesuai. Penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa, antusiasme siswa, dan
meningkatkan pemahaman konsep siswa sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.