15
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018 582 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Studi Quasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Tingkat XI di Madrasah Aliyah Darul Arqam Muhammadiyah Garut) Amir Hamzah 1 , Yoyo Surjakusuma 2 ,Dodi Hermana 3 , 1) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Sekolah IPI Garut Email : [email protected] 2) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana IPI Garut Email : [email protected] 3) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana IPI Garut Email : Dodi [email protected] Abstrak Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan mereka dan kualitas pengajaran, yang dimiliki oleh profesionalisme guru. Konsep pengajaran yang lama dianggap sebagai proses penyampaian materi pelajaran para guru kepada siswa. Dengan hanya mengandalkan bahasa sebagai media utama, siswa mungkin salah dalam menangkap informasi, dengan kata lain, mereka akan terbatas atau tidak akan optimal dalam memahami informasi yang disampaikan oleh para guru. Multimedia dan web adalah alternatif untuk mengatasi masalah siswa pada pembelajaran karena dengan menggunakan teknologi tersebut siswa akan dapat belajar secara mandiri. Mereka dapat mulai belajar kapan saja dan mengakhiri sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Namun, kemajuan teknologi tidak selalu melemah; Selain itu, meniadakan peran guru. Sebaliknya, tanggung jawab dan peran mereka menjadi lebih besar. Kemajuan ini justru menuntut semakin meluasnya perubahan peran mereka, antara lain: guru adalah sebagai pengembang media dan sumber belajar. Kata Kunci: Multimedia Interaktif, Presenter iSpring, E-learning, Quipper School, dan Hasil Belajar Abstract Students’ learning achievements are influenced by the ability of theirs and the quality of teaching, which is owned by the professionalism of teachers. The old concept of teaching is considered as the process of delivering the subject matter of the teachers toward students. By simply relying on language as the main medium, students may be wrong in capturing information, in other words, they will be limited or will not be optimal in understanding the information conveyed by the teachers. Multimedia and the web are alternatives to overcome the students’ problems on learning since by using such technology students will be able to learn independently. They can begin to learn anytime and terminate in accordance with their own wishes. However, technological progress does not necessarily weaken; moreover, negates the role of the teachers. On the contrary, the responsibility and the role of theirs become greater. This progress precisely requires the increasingly widespread change of their roles, among others: the teacher is as a developer of media and a learning resource. Keywords: Interactive Multimedia, iSpring Presenter, E-learning, Quipper School and Learning Outcomes. A. PENDAHULUAN Pendidikan yang bermutu merupakan suatu tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia bermutu yang mam-pu bersaing secara global. Dengan semakin berkem- bangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komu- nikasi telah memberi pengaruh terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal ini semakin membukti- kan bahwa salah satu tuntutan global dunia pendidikan adalah penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penggunaan dan/atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi meru- pakan suatu alternatif untuk membantu mengatasi masalah belajar peserta didik karena peserta didik akan mampu belajar mandiri, lebih mudah, tidak harus ber- gantung pada guru/instruktur. Peserta didik dapat memulai belajar kapan saja dan mengakhiri sesuai dengan keinginannya.

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

582

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN

HASIL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Studi Quasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Tingkat XI di Madrasah Aliyah Darul

Arqam Muhammadiyah Garut)

Amir Hamzah1, Yoyo Surjakusuma2,Dodi Hermana3,

1) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Sekolah IPI Garut

Email : [email protected]

2) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana IPI Garut

Email : [email protected] 3) Program Study Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana IPI Garut

Email : Dodi [email protected]

Abstrak

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan mereka dan kualitas pengajaran, yang dimiliki oleh

profesionalisme guru. Konsep pengajaran yang lama dianggap sebagai proses penyampaian materi pelajaran

para guru kepada siswa. Dengan hanya mengandalkan bahasa sebagai media utama, siswa mungkin salah

dalam menangkap informasi, dengan kata lain, mereka akan terbatas atau tidak akan optimal dalam memahami

informasi yang disampaikan oleh para guru. Multimedia dan web adalah alternatif untuk mengatasi masalah

siswa pada pembelajaran karena dengan menggunakan teknologi tersebut siswa akan dapat belajar secara

mandiri. Mereka dapat mulai belajar kapan saja dan mengakhiri sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Namun, kemajuan teknologi tidak selalu melemah; Selain itu, meniadakan peran guru. Sebaliknya, tanggung

jawab dan peran mereka menjadi lebih besar. Kemajuan ini justru menuntut semakin meluasnya perubahan

peran mereka, antara lain: guru adalah sebagai pengembang media dan sumber belajar.

Kata Kunci: Multimedia Interaktif, Presenter iSpring, E-learning, Quipper School, dan Hasil Belajar

Abstract Students’ learning achievements are influenced by the ability of theirs and the quality of teaching, which is

owned by the professionalism of teachers. The old concept of teaching is considered as the process of delivering

the subject matter of the teachers toward students. By simply relying on language as the main medium, students

may be wrong in capturing information, in other words, they will be limited or will not be optimal in

understanding the information conveyed by the teachers. Multimedia and the web are alternatives to overcome

the students’ problems on learning since by using such technology students will be able to learn independently.

They can begin to learn anytime and terminate in accordance with their own wishes. However, technological

progress does not necessarily weaken; moreover, negates the role of the teachers. On the contrary, the

responsibility and the role of theirs become greater. This progress precisely requires the increasingly

widespread change of their roles, among others: the teacher is as a developer of media and a learning resource.

Keywords: Interactive Multimedia, iSpring Presenter, E-learning, Quipper School and Learning Outcomes.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan yang bermutu merupakan suatu

tuntutan untuk menghasilkan sumber daya

manusia bermutu yang mam-pu bersaing

secara global. Dengan semakin berkem-

bangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

khususnya teknologi informasi dan komu-

nikasi telah memberi pengaruh terhadap

dunia pendidikan, khususnya dalam proses

pembelajaran. Hal ini semakin membukti-

kan bahwa salah satu tuntutan global dunia

pendidikan adalah penguasaan terhadap

Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Penggunaan dan/atau pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi meru-

pakan suatu alternatif untuk membantu

mengatasi masalah belajar peserta didik

karena peserta didik akan mampu belajar

mandiri, lebih mudah, tidak harus ber-

gantung pada guru/instruktur. Peserta didik

dapat memulai belajar kapan saja dan

mengakhiri sesuai dengan keinginannya.

Page 2: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

583

Namun, kemajuan teknologi tidak serta

merta memperlemah apalagi meniadakan

peran guru, malah sebaliknya tanggung ja-

wab dan peran guru semakin besar yang ti-

dak bisa tergantikan oleh kemajuan media

sehebat apa pun. Justru kemajuan tersebut

menuntut perubahan peran guru menjadi

semakin luas, diantaranya: guru sebagai

pengembang media dan sumber belajar.

Program aplikasi dari Teknologi

Pembelajaran yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran –diantaranya –adalah

Multimedia Interaktif (MMI) dan e-

learning.

Penulis merasa tertarik dan terdorong

untuk melakukan penelitian dengan me-

manfaatkan dan/atau mempergunakan pro-

gram aplikasi dari Teknologi Pembelajaran

tersebut. Aplikasi program yang akan di-

gunakan dalam penelitian ini yaitu Multi-

media Interaktif (MMI) yang berbasis

iSpring presenter dan e-Learning yang

berbasis Quipper School.

Berdasarkan pengamatan sementara

di MA Darul Arqam Garut penggunaan

program aplikasi tersebut belum optimal

dijalankan. Padahal, dilapangan muncul

fenomena bahwa hampir seluruh peserta

didik memiliki handphone (baca: smart

phone), laptop, dan tablet yang rata-rata

fitur-fiturnya compatible untuk berbagai

program; namun para guru belum bisa me-

manfaatkannya. Lagi pula, Pihak sekolah

sudah memiliki fasilitas pendukung kegia-

tan Teknologi Pembelajaran, yakni perang-

kat komputer beserta jaringan internetnya

dan projector; dan rata-rata sebagain besar

guru memiliki laptop. Namun, keadaan ini

belum mampu mendorong khususnya para

guru untuk memanfaatkan sumber daya dan

fasilitas yang ada.

B.KAJIAN TEORETIS

1. Pembelajaran

Gagne, Briggs, dan Wager dalam

Panen (2004) mengungkapkan bahwa pem-

belajaran adalah serangkaian kegiatan yang

dirancang untuk memungkinkan terjadinya

proses belajar pada peserta didik.

Selanjutnya, Gagne dalam Sanjaya

(2008) mengungkapkan bahwa pengajaran

atau teaching merupakan bagian dari pem-

belajaran (instruction), dimana peran guru

lebih ditekankan kepada bagaimana meran-

cang atau mengaransemen berbagai sum-

ber dan fasilitas yang tersedia untuk di-

gunakan atau dimanfaatkan peserta didik

dalam mempelajari sesuatu. Lebih lengkap

Gagne mengungkapkan:

“Why do we speak of instruction rather

than teaching? It is because we wish to

describe all of the events that may have a

direct effect on the learning of a human

being, not just those set in motion by

individual who is a teacher. Instruction may

include events that generated by a page of

print, by a picture, by a television program,

or by combination of physical objects,

among other things. Of course, a teacher

may play an essential role in the

arrangement of any these events.

Dengan demikian, Pembelajaran ada-

lah proses yang kompleks. Pembelajaran

bukan hanya sekedar menyampaikan ma-

teri pelajaran, tapi suatu proses pemben-

tukan perilaku peserta didik. Perilaku

secara intrapersonal selama pembelajaran

hendaknya memperhatikan aspek

biocommunication, sebagaimana dijelaskan

oeh Darmawan (2012). Juga, pembelajaran

adalah proses yang bertujuan. Sesederhana

apapun proses pembelajaran yang dibangun

oleh guru, proses tersebut diarah-kan untuk

mencapai suatu tujuan. Tujuan

pembelajaran pada hakekatnya adalah per-

ubahan perilaku peserta didik baik peru-

bahan perilaku dalam bidang kognitif,

afektif dan psikomotorik (Sanjaya: 2008).

2.Teknologi Pembelajaran

Kata teknologi memiliki banyak pe-

ngertian, ada yang mendefinisikan tekno-

logi hanya sebatas hardware, ada juga yang

mendefinisikannya pada suatu cara

pemecahan masalah (problem solving).

Dewasa ini ketika orang-orang mendengar

kata teknologi, tentunya mereka memba-

Page 3: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

584

yangkan tentang produk, seperti komputer,

CD player, gadget, dan yang lainnya. Ini

merupakan salah satu jenis teknologi yang

akan kita lihat sebagai teknologi pembela-

jaran ketika digunakan untuk tujuan pem-

belajaran. Ketika teknologi mengacu pada

proses untuk meningkatkan pembelajaran,

maka kita akan menyebutnya sistem pem-

belajaran (Smaldino: 2005).

Smaldino (2005) mengungkapkan

bahwa: “An instructional system consists of

a set of interrelated components that work

together efficiently and reliably, within a

particular framework to provide learning

activities necessary to accomplish learning

goal.” Hal senada diungkapkan Hamalik

dalam Sanjaya (2008) bahwa sis-tem

pembelajaran adalah suatu kombinasi

terorganisasi yang meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengka-

pan dan prosedur yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan. Sanjaya (2008) me-

nambahkan bahwa sebagai suatu sistem se-

luruh unsur yang membentuk sistem itu

memiliki ciri saling ketergantungan yang

diarahkan untuk mencapai tujuan. Keber-

hasilan sistem pembelajaran adalah keber-

hasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

Yang harus mencapai tujuan adalah peserta

didik sebagai subjek belajar. Dengan demi-

kian, tujuan utama sistem pembelajaran

adalah keberhasilan peserta didik mencapai

tujuan.

Pemanfaatan Teknologi Pembelaja-

ran dalam proses pembelajaran akan mem-

berikan kontribusi nyata. Perubahan para-

digma tentang mengajar sebagai proses pe-

nyampaian materi pelajaran menjadi me-

ngajar sebagai proses mengatur lingkungan

supaya peserta didik belajar dipengaruhi

oleh kemajuan teknologi informasi, maka

media pembelajaran diorientasikan pada

kemudahan siswa mengubah perilakunya

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Teknologi pembelajaran –definisi

tahun 1994 dalam Darmawan (2014) –di-

rumuskan dengan berlandaskan pada lima

bidang garapan bagi teknologi pembela-

jaran, yaitu: (1) desain, (2) pengembangan,

(3) pemanfaatan, (4) pengelolaan, dan (5)

penilaian.

3. Multimedia Pembelajaran

Perkembangan media pembelajaran

dipengaruhi oleh konsep mengajar dan

konsep belajar itu sendiri. Menyampaikan

materi pelajaran dengan hanya mengandal-

kan bahasa verbal tidak selamanya berjalan

dengan efektif. Dengan hanya mengandal-

kan bahasa sebagai media utama, bisa ter-

jadi peserta didik salah dalam menangkap

informasi. Dengan kata lain, peserta didik

akan terbatas atau tidak akan optimal da-

lam memahami informasi yang disampai-

kan guru. Maka perkembangan media di-

fungsikan sebagai alat bantu penyampaian

pesan yang kemudian dikenal dengan

teaching aid. Pada konsep ini media ber-

fungsi untuk memudahkan guru menyam-

paikan materi pelajaran (Sanjaya, 2012).

Selanjutnya, Sanjaya (2012) meng-

ungkapkan bahwa multimedia lahir seiring

dengan perkembangan media itu sendiri.

Pada masa ini proses pembelajaran diang-

gap sebagai suatu sistem, yang terdiri atas

komponen-komponen yang saling berkait-

an satu sama lain. Salah satu komponen itu

adalah peserta didik sebagai subjek belajar

yang dapat memengaruhi keberhasilan

pembelajaran. Peserta didik adalah titik

sentral dalam kegiatan pembelajaran, se-

hingga apa yang dilakukan guru diarahkan

untuk keberhasilan peserta didik. Pada

kenyataannya, peserta didik memiliki mi-

nat, bakat, serta kemampuan dan gaya be-

lajar yang berbeda. Untuk meningkatkan

efektivitas pembelajaran setiap guru harus

dapat melayani perbedaan tersebut.

Hal senada diungkapkan Darmawan

(2014) bahwa pembelajaran multimedia

pada dasarnya merupakan pembelajaran

yang diharapkan mampu memberdayakan

semua aktivitas otak selama peserta didik

melakukan aktivitas. Dengan demikian,

muncullah pembelajaran dengan menggu-

nakan berbagai jenis media yang kemudian

dikenal dengan multimedia.

Page 4: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

585

Multimedia, menurut Galbreath da-

lam Schunk (2009: 315), mengacu pada

teknologi yang menggabungkan kemampu-

an berbagai media seperti komputer, film,

video, suara, musik, dan teks. Sementara

itu, Merill (1995:204) mengungkapkan

bahwa multimedia merupakan penggabu-

ngan antara beberapa jenis media, seperti

teks, grafik, suara, animasi, dan video ge-

rak, menjadi sebuah aplikasi pembelajaran

yang berada di bawah kontrol komputer.

4. Multimedia Interaktif

Sanjaya (2012) mengungkapkan bah-

wa multimedia dibagi menjadi dua, multi-

media linier dan multimedia interaktif.

Multimedia linier adalah multimedia yang

bersifat sekuensial atau berurutan, setiap

peserta didik atau pemakai multimedia ini

menggunakannya sesuai dengan urutan se-

tahap demi setahap sesuai dengan penge-

masan materi yang ditentukan. Peserta

didik belajar berdasarkan bagian-bagian

yang didesain secara berurutan dengan

waktu yang telah ditentukan.

Sementara itu, multimedia interaktif

adalah multimedia yang tidak bersifat li-

nier, namun peserta didik memiliki pilihan

sesuai dengan menu yang ditawarkan. Da-

lam mempelajari satu topik bahasan pe-

serta didik dapat memilih mana yang akan

dipelajari lebih dahulu. Dengan demikian,

ciri khas dari multimedia interaktif adalah

adanya pengontrol yang disebut dengan

graphical user interface (GUI), yang bisa

berupa icon, button, scroll, atau yang

lainnya. Setiap GUI tersebut dapat

dioperasikan oleh peserta didik (user) untuk

mencari informasi yang diinginkan.

Gambar 1: Multimedia Linear (Sanjaya, 2012)

Gambar 2: Multimedia Interaktif (Sanjaya, 2012)

Dari gambar tersebut menunjukan

bahwa proses belajar dapat lebih berhasil

dan menyenangkan jika mampu membuat

peserta didik merasa tertarik dengan isi

pembelajaran yang dikemas dengan me-

manfaatkan sumber-sumber media yang

ada. Dalam hal ini sumber yang diman-

faatkan adalah penggunaan multimedia

interaktif, dikatakan multimedia interaktif

dapat menarik dalam proses pembelaja-

ran sesuai dengan kerucut pengalaman

belajar dari Edgar Dale (Dale’s Cone of

Experience) Dalam Sanjaya (2010). Ke-

rucut pengalaman belajar dari Edgar Dale

pada saat ini menjadi sebuah landasan

secara luas oleh pakar pendidikan dalam

rangka menentukan alat bantu atau media

jenis apa yang bisa disesuaikan dengan

peserta didik agar dapat memperoleh

pengalaman belajar secara mudah. Bisa

dilihat dalam gambar dibawah ini:

Kompetensi &

Bahan Ajar 1 2 3 Dst.

Kompetensi

& Bahan

Ajar

Tujuan

Materi

Tes

1 2 3 Ds

t.

1 2 3 Ds

t.

1 2 3 Ds

t.

Page 5: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

586

Gambar 3: Kerucut Pengalaman Belajar Dari Edgar Dale (dalam Sanjaya, 2010 : 200)

Sanjaya (2010 : 200) menjelaskan

bahwa kerucut pengalaman belajar Edgar

Dale memberikan gambaran bahwa pe-

ngalaman belajar yang diperoleh peserta

didik dapat melalui proses perbuatan atau

mengalami sendiri apa yang dipelajari,

proses mengamati dan mendengarkan

melalui media tertentu dan proses men-

dengarkan melalui bahasa. Semakin kon-

kret peserta didik mempelajari bahan pe-

ngajaran contohnya melalui pengalaman

langsung, maka semakin banyak pe-

ngalaman yang diperoleh peserta didik.

Sebaliknya, semakin abstrak peserta didik

memperoleh pengalaman contohnya ha-

nya mengandalkan bahan verbal maka

akan semakin sedikit pengalaman yang

akan diperoleh peserta didik.

Kelebihan multimedia interaktif ini

adalah peserta didik dapat belajar secara

mandiri, tidak harus bergantung pada

guru/instruktur. Peserta didik dapat me-

mulai belajar kapan saja dan mengakhiri

sesuai dengan keinginannya. Namun de-

mikian, walaupun komputer memiliki po-

tensi yang sangat besar, sehingga dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar untuk peserta didik, pada kenya-

taannya pemanfaatannya masih jarang di-

lakukan baik oleh guru maupun oleh

peserta didik.

5. iSpring Presenter

Aplikasi program yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai model pem-

belajaran adalah Multimedia Interaktif

yang berbasis iSpring Presenter yang be-

kerja sebagai add-ins dalam PowerPoint

untuk menjadikan file PowerPoint lebih

menarik dan interaktif.

iSpring Presenter merupakan suatu

tool yang mengubah file presentasi men-

jadi bentuk flash dan SCORM/AICC,

yakni bentuk yang biasa diguna-kan

dalam pembelajaran dengan e-learning

LMS (Learning management System).

Beberapa fitur lain dari iSpring

Presenter adalah: (1) iSpring Presenter

dikembangkan untuk mendukung e-

learning dan dapat menyisipkan berbagai

bentuk media, sehingga media pembela-

jaran yang dihasilkan akan lebih menarik,

diantaranya adalah dapat merekam dan

sinkronisasi video presenter, menambah-

kan Flash dan video YouTube, mengim-

por atau merekam audio, membuat navi-

gasi dan desain unik; (2) membuat kuis

dengan berbagai jenis pertanyaan/soal

yaitu: True/False, Multiple Choice,

Multiple response, Type In, Matching,

Sequence, numeric, Fill in the Blank,

Multiple Choice Text.

6. E-Learning

Internet merupakan jaringan komu-

nikasi dalam skala dunia yang memung-

kinkan komunikasi bisa secara cepat dan

luas. Fenomena ini dimanfaatkan oleh

para ahli pendidikan untuk membangun

suatu jejaring pembelajaran yang mampu

Page 6: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

587

menyentuh pembelajar dimana pun ber-

ada. E-learning merupakan aplikasi

internet yang dapat menghubungkan

antara pendidik dan peserta didik dalam

sebuah ruang belajar online.

Cisco dalam Darmawan (2013)

mendeskripsikan e-learning dalam berba-

gai karakteristik, diantaranya: (1) e-learn-

ing merupakan penyampaian informasi,

komunikasi, pendidikan, pelatihan secara

online; (2) e-learning menyediakan sepe-

rangkat alat yang dapat memperkaya ha-

sil belajar yang diperoleh hanya secara

konvensional, sehingga dapat menjawab

tantangan perkembangan globalisasi; (3)

e-learning tidak berarti menggantikan

model belajar konvensional di dalam ke-

las, tetapi memperkuat model belajar

konvensional; (4) e-learning akan me-

nyebabkan kapasitas pe-serta didik ber-

variasi bergantung pada bentuk konten

dan alat penyampaiannya. Makin baik ke-

selarasan antar konten dan alat pe-

nyampaian dengan gaya belajar peserta

didik, maka akan lebih baik kapasitas

peserta didik yang pada gilirannya akan

memberikan hasil yang lebih baik.

Siahaan dalam Darmawan (2014)

menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi e-

learning dalam kegiatan pembelajaran,

diantaranya: adalah sebagai suplement,

complement, substitution.

a) Suplemen. Peserta didik memiliki

kebebasan memilih, apakah akan me-

manfaatkan/mengakses materi e-

learning atau tidak.

b) Komplemen. Materi diprogram un-

tuk melengkapi materi pembelajaran

yang diterima peserta didik di dalam

kelas. Materi e-learning diprogram

untuk menjadi materi penguatan

(reinforcement) atau remedial bagi

peserta didik dalam mengikuti kegia-

tan pembelajaran konvensional.

c) Substitusi. Menyediakan peluang

untuk transisi pembelajaran dari ke-

las menuju pembelajaran secara on-

line sebagai proses pembelajarannya.

7. Quipper School

Quipper School merupakan layanan

e-learning gratis yang memungkinkan

guru berinteraksi dengan para peserta di-

diknya secara online. Quipper School –

yang didirikan oleh Masayuki Watanabe

di London pada Desember 2010 –

menyediakan dua layanan utama:

1. Quipper School Link, yakni sebuah

portal khusus para guru untuk mem-

permudah tugas dan menghemat wak-

tu mereka, khususnya dalam hal pem-

berian tugas, Pekerjaan Rumah (PR),

latihan soal, bahkan ujian di kelas

kepada siswa; melihat perkembangan

siswa, mengirim pesan ke siswa,

membuat dan mengelola kelas online.

2. Quipper School Learn merupakan se-

buah portal khusus peserta didik untuk

mengakses atau membaca materi pela-

jaran, menjawab soal, mengirimkan

pesan ke guru, dan melihat performa

belajar teman sekelasnya.

Secara teknis, guru dapat mem-

berikan tugas kepada peserta didik secara

online dan peserta didik dapat menger-

jakan tugas tersebut sekaligus mempe-

lajari topik mata pelajaran yang berkaitan

dengan tugas tersebut baik di dalam mau-

pun di luar kelas melalui perangkat me-

reka masing-masing yang terkoneksi de-

ngan internet. Setelah para peserta didik

mengerjakan dan mengumpulkan tugas

mereka, sistem penilaian yang tersedia

pada Quipper School akan melakukan

analisis data secara sederhana namun

canggih yang akan membantu para guru

untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang pencapaian peserta didik. Para

guru akan mendapatkan laporan me-

ngenai seberapa baik para peserta didik

dalam menguasai mata pelajaran tertentu,

bagaimana kemajuan belajar peserta di-

dik, mengetahui keunggulan atau potensi

peserta didik, siapa yang mendapat nilai

tertinggi, dan lainnya. Melalui gambaran

tentang pencapaian ini, para peserta didik

pada saat itu juga akan memperoleh um-

pan balik mengenai hal-hal yang perlu

Page 7: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

588

diperbaiki terkait penguasaan terhadap

satu topik materi pelajaran tertentu.

C.METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode kuantitatif dengan pende-

katan eksperimen. Model yang digunakan

adalah quasi experimental design. Bentuk

quasi eksperimental design dalam pene-

litian ini dikhususkan pada pola Time-

Series Design.

Desain ini melibatkan pengukuran

secara berkala terhadap satu kelompok

dan pemberian perlakuan eksperiment ke

dalam rangkaian pengukuran berkala itu.

Dalam desain ini, pertama-tama dilaku-

kan sejumlah pengukuran pada variabel

terikat Y, kemudian X diberikan, dan se-

telah itu pengukuran Y dilakukan lagi.

Dengan membandingkan pengukuran se-

belum dan sesudah X, kita dapat memas-

tikan pengaruh X terhadap penampilan

kelompok pada Y (Ary, 2005). Sebelum

diberi treatment, kelompok diberi pretest

sampai empat kali, dengan maksud untuk

mengetahui kestabilan dan kejelasan ke-

adaan kelompok. Jika hasil pretest se-

lama empat kali ternyata nilainya beda,

berarti kelompok tersebut keadaannya

labil, tidak menentu dan tidak konsisten

(Sugiyono, 2013). Setelah kestabilan ke-

adaan kelompok dapat diketahui dengan

jelas, maka baru diberi treatment. Secara

umum desain penelitian yang digunakan

dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 1:Desain Penelitian Time-Series Design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen Y1 Y2 Y3 Y4 X1 dan X2 Y5 Y6 Y7 Y8

Ketarangan : Y1 Y2 Y3 Y4 = Tes Awal (Pretest)

Y5 Y6 Y7 Y8 = Tes Akhir (Postest)

X1 = Perlakuan dengan multimedia interaktif

X2 = Perlakuan dengan E-Learning

Hasil pretest yang baik adalah Y1 =

Y2 = Y3 = Y4, dan hasil perlakuan yang

baik adalah Y5 = Y6 = Y7 = Y8. Besarnya

pengaruh perlakuan adalah = (Y5 + Y6 +

Y7 + Y8) – (Y1 + Y2 + Y3 + Y4).

Kemungkinan hasil penelitian dari desain

ini ditunjukkan pada gambar 4. Dari gam-

bar 4 berikut ini, terlihat bahwa terdapat

berbagai kemungkinan hasil penelitian

yang menggunakan time series design

(Sugiyono, 2013).

Gambar 4: Berbagai kemungkinan hasil penelitian

yang menggunakan time-series design (Ary,

2010: 321)

Gambar 4 menunjukkan beberapa

kemungkinan pola studi rangkaian waktu

yang diberi perlakuan eksperimental.

Gambar ini menunjukkan serangkaian pe-

ngukuran Y1 sampai Y8 dengan pemberi-

an perlakuan eksperimental pada titik X.

kita dapat menaksir pengaruh X dengan

cara memeriksa kestabilan pengukuran

yang berulang-ulang (Ary, 2005).

Hasil penelitian yang baik adalah

ditunjukkan pada grafik A. Hasil pretest

menunjukkan keadaan kelompok stabil

dan konsisten (Y1 = Y2 = Y3 = Y4) setelah

diberi perlakuan keadaannya meningkat

secara konsisten (Y5 = Y6 = Y7 = Y8).

Grafik B memperlihatkan ada pengaruh

perlakuan terhadap kelompok yang se-

dang dieksperimen, tetapi setelah itu

kembali lagi pada posisi semula. Grafik C

memperlihatkan pengaruh luar lebih ber-

peran dari pada pengaruh perlakuan, se-

hingga grafiknya naik terus. Grafik D

Page 8: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

589

menunjukkan keadaan kelompok tidak

menentu (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini, kelompok

yang digunakan hanya satu kelompok.

Sebelum diberi perlakuan, kelompok eks-

perimen diberikan pretest terlebih dahulu,

kemudian dilanjutkan dengan memberi-

kan perlakuan pada kelompok eksperi-

men dengan menggunakan pembelajaran

melalui Multimedia Interaktif berbasis

iSpring Presenter dan E-Learning ber-

basis Quipper School. Perlakuan yang di-

berikan kepada kelompok eksperimen

adalah sebanyak empat kali perlakuan

(seri pertama, seri kedua, seri ketiga dan

seri keempat). Setelah diberi perlakuan

kelompok eksperimen diberikan posttest,

sehingga diperoleh gain atau selisih antara

skor pretest dan posttest.

Instrumen yang diberikan adalah

soal pretest dan posttest yang merupakan

tes pilihan ganda (PG) dengan tujuan un-

tuk mengetahui hasil belajar peserta didik

terhadap treatment yang diberikan. Pe-

nyusunan tes hasil belajar dimulai dengan

menyusun kisi-kisi soal dan dilakukan uji

coba soal. Tes diujicobakan untuk me-

ngetahui validitas, reliabilitas, daya pem-

beda dan tingkat kesukaran butir soal.

Indikator hasil belajar peserta didik

adalah aspek kognitif. Sebelum diguna-

kan untuk mengumpulkan data maka test

tersebut diujicobakan kepada kelas lain,

yakni kelas XI A Pa dan B Pa MA Darul

Arqam yang merupakan bukan kelas

kontrol maupun eksperimen. Sementara

itu yang menjadi sampel penelitian ada-

lah kelas XI Pi B MA Darul Arqam (Putri)

yang beralamatkan di Jl. Ciledug No. 284

Garut.

D. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBA-HASAN

Hasil pretest menunjukkan bahwa

nilai rata-rata kelas untuk pretest kesatu

adalah 66. Sementara, nilai rata-rata kelas

dari hasil pretest kedua dan ketiga adalah

sama, yaitu 67, dan nilai pretest keempat

adalah 65. Dari hasil tersebut dapat di-

simpulkan bahwa selama empat kali pre-

test ternyata nilainya tidak jauh berbeda;

ini berarti kelas eksperimen tersebut ke-

adaannya stabil dan konsisten (ajeg).

1. Tahap Pertemuan Pertama

Pada tahap pertemuan I dengan

sampel penelitian sebanyak 44 peserta

didik, peneliti melaksanakan proses pem-

belajaran bahasa Inggris dengan pokok

bahasan tentang Narrative text yang

menggunakan Multimedia Interaktif yang

berbasis iSpring Presenter dan e-learning

yang berbasis Quipper School; dan dilan-

jutkan dengan posttest (tes akhir).

Dari hasil pengujian Normalitas

data, diperoleh nilai statistik nilai uji de-

ngan menggunakan Shapiro Wilk sebesar

0.937 dan derajat kebebasan sebesar 44,

menghasilkan nilai Sig. 0.018. Kriteria

bahwa sebaran data dikatakan normal jika

nilai Sig > α. Karena nilai Sig = 0.018 > α

= 0.05, maka sebaran data tersebut

berdistribusi normal.

Selanjutnya peneliti mencoba untuk

mengetahui rata-rata hasil penelitian de-

ngan menggunakan uji T dengan bantuan

SPSS dan hasil pengolahannya adalah

bahwa banyaknya data 44 dengan rata-

rata=76.18 dan simpangan baku= 10.927;

sedangkan test value =76 dengan nilai

thitung =0.110; nilai Asymp. (2-tailed) > α

=0.913. dengan demikian, rata-rata nilai

posttest diterima.

Tabel 1: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Menggunakan MMI Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 44 44 44 Mean 66.20 75.89 .3023 Mode 63 73a .15a Std. Deviation 9.957 10.449 .17825 Range 40 40 .86 Minimum 45 53 -.08 Maximum 85 93 .78 Sum 2913 3339 13.30

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari table 1 diketahui rata-rata hasil

belajar sebelum dilakukan penelitian se-

besar 66.20; dan setelah pembelajaran

Page 9: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

590

menggunakan Multimedia interaktif men-

jadi 75.89. Secara deskriptif hasil belajar

mengalami peningkatan belajar (gain) se-

besar 0.3023. dengan merujuk pada inter-

pretasi gain, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar.

Tabel 2: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Menggunakan E-learning

Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0

Mean 66.20 80.43 .3823 Mode 63 73 .29a Std. Deviation 9.957 9.945 .37896 Range 40 40 1.80 Minimum 45 60 -.80 Maximum 85 100 1.00 Sum 2913 3539 16.82

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 2, rata-rata hasil belajar

sebelum penelitian sebesar 66.20 dan se-

telah dilakukan perlakuan dengan meng-

gunakan e-learning menjadi 80.43. Seca-

ra deskriptif hasil belajar mengalami pe-

ningkatan belajar (gain) sebesar 0.3823.

Dengan merujuk pada interpretasi gain,

dapat disimpulkan bahwa terdapat pe-

ningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pertemuan Kedua

Pada tahap pertemuan II, peneliti

melaksanakan proses pembelajaran baha-

sa Inggris dengan pokok bahasan Spoof

Text yang menggunakan multimedia in-

teraktif berbasis iSpring dan e-learning

yang berbasis Quipper School, dan kemu-

dian dilanjutkan dengan posttest.

Hasil pengujian Normalitas data,

diperoleh nilai statistik dengan menggu-

nakan Shapiro Wilk sebesar 0.937 dan

derajat kebebasan sebesar 44, menghasil-

kan nilai Sig. 0.019. Sebaran data dika-

takan normal jika nilai Sig > α. Karena

nilai Sig= 0.019 > α= 0.05, maka sebaran

data tersebut berdistribusi normal.

Rata-rata hasil penelitian dengan

menggunakan uji T berbantuan SPSS dan

hasil pengolahannya adalah banyaknya

data 44 dengan rata-rata= 77.66 dan sim-

pangan baku=8.215; dan test value=78

dengan nilai t-hitung=-0.275; nilai Asymp.

(2-tailed) > α =0.784. Dengan demikian,

rata-rata nilai posttest diterima.

Tabel 3: Deskrips i Hasil Belajar Dengan

Menggunakan MMI Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0 Mean 66.77 77.66 .3243 Mode 60a 75 .11a Std. Deviation 7.579 8.215 .24369 Range 30 31 1.29 Minimum 52 63 -.48 Maximum 82 94 .81 Sum 2938 3417 14.27

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 3, rata-rata hasil belajar

sebelum dilakukan penelitian sebesar 66.

77 dan setelah pembelajaran mengguna-

kan Multimedia interaktif menjadi 77.66.

Secara deskriptif hasil belajar mengalami

peningkatan belajar sebesar 0.3243. De-

ngan merujuk pada interpretasi gain,

terdapat peningkatan hasil belajar. Tabel 4: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Menggunakan MMI Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0 Mean 66.77 77.66 .3243 Mode 60a 75 .11a Std. Deviation 7.579 8.215 .24369 Range 30 31 1.29 Minimum 52 63 -.48

Maximum 82 94 .81 Sum 2938 3417 14.27

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 4 diketahui rata-rata hasil

belajar sebelum dilakukan penelitian se-

besar 66.77 dan setelah pembelajaran

menggunakan Multimedia interaktif men-

jadi 77.66. Secara deskriptif hasil belajar

mengalami peningkatan belajar sebesar

0.3243. Dengan merujuk pada inter-

pretasi gain, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar.

Page 10: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

591

Tabel 5: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Menggunakan E-learning Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0 Mean 66.20 80.95 .4825 Mode 63 75 1.00 Std. Deviation 9.957 11.125 .24447 Range 40 37 .90 Minimum 45 63 .10 Maximum 85 100 1.00 Sum 2913 3562 21.23

Dari tabel 5 diketahui rata-rata hasil

belajar sebelum dilakukan penelitian se-

besar 66.20 dan setelah dilakukan treat-

ment dengan menggunakan e-learning

menjadi 80.95. Secara deskriptif hasil be-

lajar mengalami peningkatan belajar

sebesar 0.4825. Dengan merujuk pada

interpretasi gain, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar.

3. Tahap Pertemuan Ketiga

Selanjutnya, pada tahap pertemuan

III, peneliti melaksanakan proses pembe-

lajaran bahasa Inggris dengan pokok ba-

hasan ciri-ciri kebahasaan dari kedua teks

yang sudah dikaji dengan menggunakan

multimedia interaktif iSpring dan e-

learning yang berbasis Quipper School,

kemudian dilanjutkan dengan posttest.

Dari pengujian Normalitas data, di-

peroleh nilai uji dengan menggunakan

Shapiro Wilk sebesar 0.934 dan derajat

kebebasan sebesar 44, menghasilkan nilai

Sig. 0.015. Sebaran data dikatakan nor-

mal jika nilai Sig > α. Karena nilai Sig=

0.015 > α= 0.05, sebaran data tersebut

berdistribusi normal.

Selanjutnya, rata-rata hasil peneliti-

an dengan menggunakan uji T dengan

bantuan SPSS dan hasil pengolahannya

adalah banyaknya data 44 dengan rata-rata

=76.20 dan simpangan baku =8.639; test

value=76 dengan nilai t-hitung= 0.157;

nilai Asymp. (2-tailed) > α= 0.876. Rata-

rata nilai posttest diterima.

Tabel 6: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Menggunakan MMI Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0 Mean 66.75 76.20 .3023 Mode 60 80 .23a

Std. Deviation 6.460 8.639 .19281 Range 30 40 1.00 Minimum 50 60 .00 Maximum 80 100 1.00 Sum 2937 3353 13.30

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 6 diketahui bahwa rata-

rata dari hasil belajar sebelum dilakukan

penelitian sebesar 66.75 dan setelah pem-

belajaran dengan menggunakan MMI

76.20. Secara deskriptif hasil belajar me-

ngalami peningkatan belajar (gain) sebe-

sar 0.3023. Dengan merujuk pada inter-

pretasi gain, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar.

Tabel 7: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

Penggunaan E-learning Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 0 0 0 Mean 66.75 82.11 .4898 Mode 60 80 .33a Std. Deviation 6.460 10.031 .24419 Range 30 40 .89 Minimum 50 60 .11

Maximum 80 100 1.00 Sum 2937 3613 21.55

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 7 diketahui bahwa mean

dari hasil belajar sebelum dilakukan pe-

nelitian sebesar 66.75 dan setelah pembe-

lajaran dengan menggunakan E-Learning

menjadi 82.11. Secara deskriptif hasil be-

lajar mengalami peningkatan belajar se-

besar 0.4898. Dengan merujuk pada in-

terpretasi gain, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar.

Prosedur pembelajaran antara user dan

admin menunjukkan dukungan yang

optimal dalam penelitian ini, sebagaimana

dijelaskan dalam Darmawan, D.,

Kartawinata, H., Astorina, W. (2017),

mengenai konsep dari web electronic

learning system (WELS).

Page 11: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

592

4. Tahap Pertemuan keempat

Selanjutnya, pada tahap pertemuan

IV dengan sampel penelitian yang sama,

peneliti melaksanakan proses pembelaja-

ran bahasa Inggris de-ngan pokok baha-

san Review dari teks naratif, spoof, dan

ciri-ciri kebahasaan dari kedua teks ter-

sebut dengan menggunakan multimedia

interaktif berbasis iSpring dan e-learning

yang berbasis Quipper School, dan kemu-

dian dilanjutkan dengan posttest.

Dari hasil pengujian Normalitas da-

ta, diperoleh nilai statistik nilai uji de-

ngan menggunakan Shapiro Wilk sebesar

0.950 dan derajat kebebasan sebesar 44,

menghasilkan nilai Sig. 0.053. Kriteria

bahwa sebaran data dikatakan normal jika

nilai Sig > α. Karena nilai Sig = 0.053 > α

= 0.05, maka sebaran data tersebut

berdistribusi normal.

Rata-rata hasil penelitian dengan

menggunakan uji T dengan bantuan SPSS

dan hasil pengolahannya adalah banyak-

nya data 44 dengan rata-rata =74.43 dan

simpangan baku =8.708; test value =75

dengan nilai t-hitung = -0.433; nilai

Asymp. (2-tailed) > α =0.667. Dengan

demikian, rata-rata nilai posttest diterima.

Tabel 8: Deskripsi Hasil Belajar Dengan

menggunakan MMI Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 44 44 44 Mean 64.82 74.43 .2916 Mode 70 75 .29 Std. Deviation 8.196 8.708 .14362 Variance 67.175 75.832 .021 Minimum 47 60 .09 Maximum 83 95 .72 Sum 2852 3275 12.83

Dari tabel 8 diketahui rata-rata hasil

belajar sebelum dilakukan penelitian se-

besar 64.82 dan setelah pembelajaran de-

ngan menggunakan MMI 74.43. Secara

deskriptif hasil belajar mengalami pe-

ningkatan belajar (gain) sebesar 0.2916.

Dengan merujuk pada interpretasi gain,

terdapat peningkatan hasil belajar.

Tabel 9: Deskripsi Hasil Belajar kelas

Eksperimen Statistics

Pretest Posttest Gain

N Valid 44 44 44

Missing 44 44 44 Mean 64.82 80.45 .4855 Mode 70 80 .38a Std. Deviation 8.196 10.665 .23079 Variance 67.175 113.742 .053 Minimum 47 60 .11 Maximum 83 100 1.00 Sum 2852 3540 21.36

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel 9 diketahui rata-rata hasil

belajar sebelum dilakukan penelitian se-

besar 64.82 dan setelah pembelajaran de-

ngan menggunakan Quipper School men-

jadi 80.45. Secara deskriptif hasil belajar

mengalami peningkatan sebesar 0.4855.

Dengan merujuk pada interpretasi gain,

terdapat peningkatan hasil belajar.

Peningkatan Hasil Belajar dengan Peng-

gunaan MMI iSpring Presenter

Peningkatan hasil pembelajaran de-

ngan menggunakan Multimedia interaktif

berbasis iSpring adalah sebagai berikut:

Tabel 10: Peningkatan Hasil Belajar

dengan MMI

Peningkatan f %

Tinggi 0 0.0

Sedang 19 43

Rendah 25 57

Jumlah 44 100

Peserta didik yang mengalami pe-

ningkatan yang tinggi sebanyak 0%; pe-

serta didik yang mengalami peningkatan

sedang sebanyak 43%; dan peserta yang

mengalami peningkatan rendah sebanyak

57%. Temuan ini menunjukka

kemampuan siswa dalam menyelesaikan

evaluasi secara digital yang stabil, relevan

dengan temuan dari Darmawan, D.,

Harahap, E. (2016).

Peningkatan Hasil Belajar dengan

Penggunaan E-Learning (Quipper

School)

Peningkatan hasil pembelajaran de-

ngan menggunakan Multimedia interaktif

berbasis iSpring adalah sebagai berikut:

Page 12: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

593

Tabel 11: Peningkatan Hasil Belajar

dengan E-learning

Peningkatan f %

Tinggi 2 4

Sedang 36 82

Rendah 6 14

Jumlah 44 100

Peserta didik yang mengalami pe-

ningkatan tinggi sebanyak 4%; peserta di-

dik yang mengalami peningkatan sedang

sebanyak 82%; dan peserta yang meng-

alami peningkatan rendah sebanyak 14%.

Berdasarkan hasil tersebut, dipero-

leh rata-rata dari kelas eksperimen de-

ngan penggunaan multimedia interaktif

iSpring Presenter= 76.20 dan rata-rata

pembelajaran dengan menggunakan e-

learning quipper school= 81.09. Adapun

kriteria pengujian hipotesisnya adalah H0

diterima jika Lower bernilai negatif dan

Upper bernilai positif, atau nilai Sig. (2-

tailed) > α. Dari hasil pengujian terhadap

pembelajaran dengan menggunakan mul-

timedia interaktif iSpring Presenter dan

E-learning quipper school dapat disimpu-

lkan bahwa karena Lower bernilai negatif

dan Sig. (2-tailed) = 0.00 < α = 0.05, ma-

ka Ho ditolak atau Ha diterima. Dengan

demikian, terdapat hubungan yang signi-

fikan antara penggunaan multimedia in-

teraktif iSpring Presenter dengan hasil

belajar peserta didik. Juga, terdapat hubu-

ngan yang signifikan antara penggunaan

e-learning Quipper School dengan hasil

belajar peserta didik. Temuan ini sesuia

dengan pendapat dari Darmawan, D.,

Ruyadi, Y., Abdu, W.J., Hufad, A.,

(2017).

Hasil tersebut membuktikan bahwa

penggunaan multimedia interaktif iSpring

Presenter dan e-learning quipper school

dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik

dan memberikan beberapa keuntungan

yang positif. Dengan demikian, peserta

ddik yang melakukan pembelajaran de-

ngan mengguanakan dukungan fasilitas

teknologi mereka merasa lebih puas ka-

rena pembelajarannya tidak monoton. Se-

lain itu proses pembelajaran juga dapat di-

lakukan dengan lebih efektif dan efisien

bisa dilakukan kapan dan dimana-pun

peserta didik berada.

Tim Dr. Pitagan dari University of

the Philippines melakukan riset akademik

ke beberapa sekolah menengah di Fili-

pina. Dalam riset tersebut, Dr. Pitagan

membagi tiga kelas:

1. Kelas 1: Kelas dengan metode be-

lajar tradisional.

2. Kelas 2: Kelas campuran tradisional

dan menggunakan Quipper School

secara selang-seling.

3. Kelas 3: Kelas yang menggunakan

Quipper School secara kontinyu.

Berdasarkan pembagian kelas da-

lam penelitian tersebut, akhirnya didapat-

kan hasil:

1. Nilai ujian peserta didik dari kelas 3

meningkat dari sebelumnya.

2. Peserta didik kelas 3 paling rajin dan

paling banyak mengumpulkan tugas.

3. Nilai ujian kelas 3 paling tinggi diban-

dingkan dengan kelas 1 dan kelas 2.

Gambar 5: Dengan/tanpa Quipper School

Gambar 6: Grafik Pengumpulan Tugas

F. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Simpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan tentang

Page 13: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

594

penggunaan multimedia interaktif yang

berbasis iSpring Presenter dan (dipadu-

kan dengan) e-learning yang berbasis

Quipper School dalam pembelajaran

bahasa Inggris terhadap peningkatan hasil

belajar peserta didik, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

hasil belajar peserta didik yang signifikan

setelah penggunaan kedua media tersebut

pada Mata Pelajaran bahasa Inggris di MA

Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Simpulan di atas dapat diuraikan lebih

lanjut, yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran dengan meng-

gunakan multimedia interaktif iSpring

Presenter dan e-learning quipper

school memungkinkan berkembang-

nya fleksibilitas belajar yang tinggi.

Peserta didik dapat mengakses bahan

belajar setiap saat dan berulang-ulang.

Dengan kondisi yang demikian, pe-

serta didik dapat lebih memantapkan

penguasaannya terhadap materi

pembelajaran.

b. Penggunaan kedua media tersebut

efektif dalam peningkatan hasil belajar

ranah pengetahuan (C1) peserta didik

pada mata pelajaran bahasa Inggris

dengan pokok bahasan functional texts

and language features.

c. Penggunaan kedua media tersebut

efektif dalam peningkatan hasil belajar

ranah pemahaman (C2) peserta didik

pada mata pelajaran bahasa Inggris

pada pokok bahasan functional texts

and language features.

d. Penggunaan kedua media tersebut

efektif dalam peningkatan hasil belajar

ranah pengaplikasian (C3) peserta

didik pada mata pelajaran bahasa

Inggris pada pokok bahasan functional

texts and language features.

Hal yang paling utama yang meme-

ngaruhi hasil belajar peserta didik adalah

pemberian contoh mengenai materi yang

sedang dipelajari, seperti penyajian vi-

deo, audio, gambar, dan sebagainya. De-

ngan begitu secara tidak langsung peserta

didik akan memeroleh pengalaman kon-

krit mengenai hal-hal yang dipelajarinya,

sehingga peserta didik akan lebih mema-

hami apa yang sedang mereka pelajari.

Peningkatan pemahaman peserta

didik dipengaruhi oleh adanya interaksi

dalam penggunaan multimedia interaktif

iSpring dan e-learning Quipper School.

Interakasi peserta didik dengan kedua

media tersebut dibimbing secara bertahap

sesuai dengan kemampuannya. Sampai

pada akhirnya peserta didik mampu me-

nerapkan atau mempraktekkan materi

pembelajaran yang sudah ditampilkan.

2. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan hasil pene-

litian yang telah dipaparkan diatas, beri-

kut ini peneliti kemukakan beberapa re-

komendasi berkenaan dengan kegiatan

penelitian yang telah dilaksanakan:

a) Penggunaan teknologi pembelajaran

dalam proses pembelajaran akan mem-

berikan kontribusi nyata. Perubahan

paradigma tentang mengajar sebagai

proses penyampaian materi pelajaran

menjadi mengajar sebagai proses me-

ngatur lingkungan supaya peserta di-

dik belajar dipengaruhi oleh kemajuan

teknologi informasi, maka media pem-

belajaran diorientasikan pada kemuda-

han siswa mengubah perilakunya se-

suai dengan tujuan pembelajaran.

b) Agar pembelajaran dapat berjalan de-

ngan baik dan tercapai secara optimal

maka diperlukan suatu perencanaan

yang matang. Oleh karena itu, se-

baiknya guru –dalam melaksanakan

pembelajaran –menggunakan model,

metode serta strategi pembelajaran

yang variatif dan inovatif dengan me-

manfaatkan dan/atau menggunakan

media pembelajaran, khususnya multi-

media interaktif dan e-learning yang

lebih efektif, efisien dalam proses

pembelajaran sehingga memudahkan

peserta didik dalam pemahaman dan

pengetahuan yang dapat meningkatkan

hasil belajar.

Page 14: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

595

c) Pembelajaran dengan menggunakan

multimedia interaktif dan e-learning

harus dapat mendorong peserta didik

secara terus-menerus untuk belajar, se-

hingga dapat menumbuhkan minat be-

lajar lebih lanjut. Pun, dengan multi-

media interaktif dan e-learning harus

dapat meninggalkan bekas sehingga

pada saat seseorang selesai menjalan-

kan sebuah program dia akan merasa

telah belajar sesuatu.

d) Program multimedia interaktif dan e-

learning harus dirancang agar dapat

digunakan oleh siapa saja dengan ti-

dak memerlukan belajar terlebih da-

hulu tentang komputer dan pengguna-

nya (user) harus merasa mudah dalam

mengoperasikannya.

e) Kemajuan teknologi tidak serta merta

memperlemah apalagi meniadakan pe-

ran guru, malah sebaliknya tanggung

jawab dan peran guru semakin besar

yang tidak bisa tergantikan oleh ke-

majuan media sehebat apa pun. Justru

kemajuan tersebut menuntut peruba-

han peran guru menjadi semakin luas,

diantaranya: guru sebagai pengem-

bang media dan sumber belajar.

F. REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Ary, Donald, et.al. 2005. Pengantar

Penelitian Dalam Pendidikan (Alih

Bahasa: Arief Furchan).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ary, Donal, et.al. 2010. Introduction to

Research in Education (8th edition).

United States: Wadsworth, Cengage

Learning.

Darmawan, Deni. 2012. Teknologi

Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

______________. 2013. Pendidikan

Teknologi Informasi dan

Komunikasi: Teori dan Aplikasi.

Bandung: PT Remaja Rosda.

______________. 2014. Pengembangan

E-Learning: Teori dan Desain.

Bandung: PT Remaja Rosda.

______________. 2014. Inovasi

Pendidikan: Pendekatan Praktek

Teknologi Multimedia dan

Pembelajaran Online. Bandung: PT

Remaja Rosda.

Darmawan, D., Ruyadi, Y., Abdu, W.J.,

Hufad, A., (2017). Efforts to Know

the Rate at which Students Analyze

and Synthesize Information in

Science and Social Science

Disciplines: A Multidisciplinary

Bio-Communication Study, OnLine

Journal of Biological Sciences,

Volume 17, Number 3 (2017) pp

226-231.

Darmawan, D., Harahap, E. (2016).

Communication Strategy For

Enhancing Quality of Graduates

Nonformal Education Through

Computer Based Test (CBT) in

West Java Indonesia, International

Journal of Applied Engineering

Research, Volume 11, Number 15

(2016) pp 8641-8645.

Darmawan, D., Kartawinata, H., Astorina,

W. (2017). Development of Web-

Based Electronic Learning System

(WELS) in Improving the

Effectiveness of the Study at

Vocational High School “Dharma

Nusantara. Journal of Computer

Science 2018, 14 (4): 562.573. DOI:

10.3844/jcssp.2018. 562.573.

Darmawan, D.,(2012). Biological

Communication Behavior through

Information Technology

Implementation in Learning

Accelerated. Int. J.

Communications, Network and

System Sciences, 2012, 5, 454-

462http://dx.doi.org/10.4236/ijcns.2

012.58056.

Page 15: PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DAN E-LEARNING …

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

596

Darmawan, D. (2012). Biological

Communication Through ICT

Implementation: New Paradigm in

Communication and Information

Technology for Accelerated

Learning. Germany: Lambert

Academic Publishing Germany

Hatch, Evelyn and Anne Lazaraton. 1991.

The Research manual: Design and

Statistics for Applied Linguistics.

Boston: HEINLE & HEINLE

PUBLISHER.

Mayer, Richard E. 2009. Multimedia

Learning: Prinsip-Prinsip dan

Aplikasi. Alih Bahasa Teguh Wahyu

Utomo. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Merrill, Paul F. et al. 1995. Computers in

Education. Toronto: Allyn and

Bacon.

Panen, Paulina, dkk. 2004. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi

Pembelajaran. Jakarta: Penerbit

Kencana Prenada Media Group

____________. 2008. Perencanaan dan

Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Penerbit Kencana Prenada

Media Group

____________ 2007. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

____________. 2013. Penelitian

Pendidikan: Jenis, Metode dan

Prosedur. Jakarta: Penerbit

Kencana Prenada Media Group.

Schunk, Dale. H. 2009. Learning

Theories: An Educational

Perspective (fifth edition). New

Jersey: Pearson Prentice Hall.

Situmorang, Robinson, dkk. 2004. Desain

Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Smaldino, Sharon E., et al. 2005.

Instructional Technology and

Media for Learning (8th edition).

New Jersey: Pearson Prentice Hall,

Inc., Upper Saddle River

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan, Pendekatan Kuanti-

tatif, Kualitatif, dan R&D. Ban-

dung: Alfabeta.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika

Penelitian Pendidikan. Garut:

STKIP Garut Press.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi

Pembelajaran, Landasan dan

Aplikasinya. Jakarta, Rineka Cipta.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN. 2013. Kurikulum

2013 Kompetensi Dasar Sekolah

Menengah Atas / Madrasah Aliyah

http://id.techinasia.com/quipper-school-

platform-belajar-online-smp-sma-

indonesia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Po

werPoint

http://edukasi.kompasiana.com/2014/11/1

1/quipper-school-cihuy-

685970.html

http://en.wikipedia.org/wiki/ISpring_Suite

http://ispring.com.my/download/Manual/i

SpringManual.pdf

http://www.about-elearning.com/

https://www.academia.edu/7844125/QUI

PPER_SCHOOL_INDONESIA

http://www.m-edukasi.web.id/2013/01/

fungsi-e-learning.html

http://www.slideshare.net/alifasya/buku-

paduan-untuk-siswa-quipper-school-

indonesia-pdf.