Upload
vancong
View
277
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGETAHUAN K3, SIKAP, DAN TINDAKAN
PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM
SURAKARTA
Silvia Ayus Verawati
R.0009089
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
PENGETAHUAN K3, SIKAP, DAN TINDAKAN PERAWAT DI RUMAH
SAKIT ISLAM SURAKARTA
Silvia Ayus Verawati*)
, Sumardiyono*)
, dan Hardjono***)
Tujuan: Manusia merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Penerapan perilaku aman pada saat bekerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang K3 serta bagaimana sikap dan
tindakan perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta.
Metode: Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
deskriptif kuantitatif. Penulis bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas
dan tepat sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya terhadap objek penelitian
serta menggunakan angket kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Hasil: Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dan dibandingkan
dengan hasil observasi langsung di lingkungan Rumah Sakit Islam Surakarta.
Hasil tersebut dibandingkan dengan atandar srosedur operasioal dan kebijakan K3
untuk dijadikan rekomendasi perbaikan perilaku perawat di RSIS.
Simpulan: Dari kuesioner diperoleh hasil yang bagus mengenai pengetahuan K3
dan sikap perawat, akan tetapi hasil observasi langsung di lapangan masih banyak
ditemukan tindakan perawat yang belum baik.
Kata kunci: Pengetahuan K3, Sikap, Tindakan, Perawat
* Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
** Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
K3 KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOUR OF NURSES
IN SURAKARTA ISLAMIC HOSPITAL
Silvia Verawati Ayus*)
, Sumardiyono*)
, and Hardjono***)
Objective : Man is one of the causes of workplace accidents. Application of safe
behavior at work can prevent occupational injuries and prevent occupational
diseases. The objective of this study was to determine the K3 knowledge and how
attitudes and actions of nurses in Surakarta Islamic Hospital.
Methods : The method used by the authors was descriptive study. The author
aimed to provide a clear and appropriate description accordingly to the actual
condition of the research object and used questionnaire as a data collection tool.
Results : Data obtained from the questionnaires were analyzed and compared
with results of direct observation in the Surakarta Islamic Hospital. The results
were compared with standard procedures and policies of K3 operational to be
used as recommendations for improvement the nurses’ behavior in Surakarta
Islamic Hospital.
Conclusion : From the questionnaire obtained good results on K3 knowledge and
attitudes of nurses, but the results for direct observation in the field there were
many nurses who did not show good work behaviour.
Keywords : K3 knowledge, attitude, action, nurses
*) Diploma III Program Hiperkes and Occupational Safety of Medical
Faculty, Sebelas Maret University
***) Study Program Psychology of Medical Faculty, Sebelas Maret University
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah hirabbil ‘alamin, segala puja dan Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan
dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta penyusunan laporan Khusus
dengan judul “Pengetahuan K3, Sikap, dan Tindakan Perawat di Rumah
Sakit Islam Surakarta”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Progam
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret surakarta,
sekaligus selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Drs. Hardjono, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Ibu Yeremia Rante Ada’, S.Sos., M.Kes, selaku penguji laporan tugas akhir.
5. Ibu Dr. Diah Roosita Assisten Manager Sub Bagian DIKLAT (Pendidikan
dan Latihan) Rumah Sakit Islam Surakarta yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan magang.
6. Bapak Gatot Susanto, SPi, selaku pembimbing magang I yang telah
membimbing penulis selama berada di rumah Sakit Islam Surakarta.
7. Bapak Zody Hasan Saputro, AMKL, selaku pembimbing lapangan yang telah
membantu penulis selama proses magang.
8. Semua karyawan Rumah Sakit Islam Surakarta, yang telah membantu
terlaksananya penulisan laporan ini.
9. Untuk Ayah, Ibu, kedua adikku dan teman-temanku yang telah memberikan
doa serta dukungan penuh kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
10. Segenap keluarga besar Diploma III Hiperkes dan KK Fakultas Kedokteran
UNS angkatan 2009, bangga menjadi bagian dari kalian.
11. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, demi perbaikan dan sempurnanya laporan ini. Penulis
berharap semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
dapat menambah wawasan kita, khususnya dibidang Hiperkes dan Keselamatan
Kerja.
Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Surakarta, 2012
Penulis,
Silvia Ayus Verawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .............................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6
B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 19
A. Metode Penelitian .................................................................... 19
B. Lokasi Penelitian ..................................................................... 19
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................... 19
D. Instrumen Penelitian ................................................................ 20
E. Sumber Data ............................................................................ 20
F. Teknik Pengumpulan data ....................................................... 20
G. Pelaksanaan ............................................................................. 21
H. Analisis Data ........................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 22
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 22
B. Pembahasan ............................................................................. 25
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 36
A. Simpulan .................................................................................. 36
B. Saran ........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Usia Responden ...................................................................... 23
Tabel 2. Data Tingkat Pendidikan Responden .............................................. 24
Tabel 3. Data Masa Kerja Responden ........................................................... 24
Tabel 4. Data Pengetahuan K3 Responden ................................................... 24
Tabel 5. Data Sikap Responden .................................................................... 25
Tabel 6. Data Tindakan Responden .............................................................. 25
Tabel 7. Data Distribusi Responden Berdasarkan Umur .............................. 26
Tabel 8. Data Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... 26
Tabel 9. Data Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ...................... 27
Tabel 10. Data Distribusi Pengetahuan Responden Tentang K3 .................... 27
Tabel 11. Data Distribusi Sikap Responden ................................................... 28
Tabel 12. Data Distribusi Tindakan Responden ............................................. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori Domino Heinrich .............................................................. 8
Gambar 2. Teori Gunung Es ......................................................................... 12
Gambar 3. Teori Segitiga Kecelakaan .......................................................... 13
Gambar 4. Bagan Kerangka Pemikiran .......................................................... 18
Gambar 5. Perawat yang tidak menggunakan APD saat perbed .................... 31
Gambar 6. Jarum suntik dan spuit bekas ditinggal di kamar pasien .............. 31
Gambar 7. Jarum suntik bekas tergeletak di lantai ........................................ 32
Gambar 8. Perawat meletakkan linen kotor di lantai dan di sembarang tempat 33
Gambar 9. Tempat sampah flacon di troli untuk peralatan makan kotor ...... 33
Gambar 10. Sampah tidak dipilah dengan baik oleh perawat .......................... 34
Gambar 11. Jarum suntik dan spuit bekas tidak dimasukan kedalam box safe 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Diterima Magang
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Magang
Lampiran 3. Data angket Kuesioner dan Metode Penilaian Angket Kuesioner
Lampiran 4. Data Hasil Skoring Pengetahuan K3 Responden
Lampiran 5. Data Hasil Skoring Sikap Responden
Lampiran 6. Kebijakan APD
Lampiran 7. SPO Pemisahan Sampah Medis Benda Tajam
Lampiran 8. Alur Kerja Pengelolaan Linen
Lampiran 9. SPO Pengelolaan Sampah Flabot, Selang Infus, dan Flacon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit (RS) adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-
undang No 44 tahun 2009).
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal
164 dan 165 dinyatakan bahwa “upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola perusahaan
wajib mentaati standar kesehatan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang
sehat melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
bagi tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja”. Jika memperhatikan isi
dari pasal di atas maka jelaslah bahwa RS sebagai tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak
hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap
pasien maupun pengunjung RS, sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
Rumah Sakit menerapkan upaya-upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) (Menkes, 2007).
Dalam Undang-undang No. 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa RS
sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di
RS mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing
berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam RS.
Frekuensi kontak dengan pasien yang berbeda setiap saat mengharuskan
seluruh karyawan memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik
karena hal tersebut merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan mutu
dan kualitas dari RS.
Unsur manusia adalah sumber daya yang paling menentukan dan penting
dibandingkan dengan unsur-unsur sumber daya yang lain. Salah satu yang
menyebabkan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) adalah tingginya
suatu teknologi, cepatnya informasi yang beredar, tersedianya modal yang
cukup, namun manusia tetap merupakan unsur penting untuk mencapai tujuan
perusahaan. Karena semuanya tetap memerlukan campur tangan manusia
dalam mengendalikannya. Betapa pun bagusnya perumusan tujuan dan
rencana-rencana perusahaan, hanya akan sia-sia jika tidak di dukung dengan
SDM yang ada. Masalah mengenai SDM tidak dapat diabaikan begitu saja.
Manusia sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
sering mengabaikan hal yang dianggap sepele yaitu perilaku aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena faktor yaitu unsafe action dan
unsafe condition. Kecelakaan merupakan hasil akhir dari urutan sebab-akibat
yang biasanya dipicu oleh perilaku yang tidak aman. Walaupun sulit untuk di
kontrol secara tepat, 80% - 95% dari seluruh kecelakaan kerja yang terjadi
disebabkan oleh unsafe behavior (Dominic Cooper, 1999). Kecelakaan kerja
banyak dikaitkan dengan kecerobohan tenaga kerja atau sikap keselamatan
yang buruk, yang sebagian besar dipicu oleh perilaku tidak aman yang
tertanam.
Orang sering berperilaku tidak aman karena mereka tidak pernah terluka
sebelumnya saat melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang tidak aman.
Hal ini juga mungkin benar, namun potensi kecelakaan tidak pernah jauh
seperti yang digambarkan oleh Heinrich pada segitiga kecelakaan yang
menjelaskan bahwa untuk setiap 330 tindakan yang tidak aman, 29 akan
mengakibatkan luka ringan dan 1 dalam insiden waktu utama atau hilang.
Selama jangka waktu, tidak adanya luka bagi mereka yang secara konsisten
tidak aman sebenarnya memperkuat perilaku yang kemungkinan besar pada
akhirnya akan menuntun mereka untuk menjadi terluka parah.
Rumah Sakit Islam Surakarta telah memberikan sosialisasi mengenai
kebijakan-kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang telah
dibuat dan memberikan pelatihan tentang K3, mengadakan supervisi di setiap
counter perawat akan tetapi masih ditemukan tindakan-tindakan perawat yang
belum baik seperti dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan
mematuhi Standar Prosedur Operasional (SPO), selain itu juga masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ditemukan pemilahan sampah yang belum baik.
Dari beberapa penjelasan diatas maka penulis ingin mengetahui dan
mempelajari tentang pengetahuan K3, sikap dan tindakan perawat di RS
Islam Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dengan penerapan safety
behaviour (perilaku aman) dalam bekerja diharapkan bisa mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat dibuat sebuah rumusan masalah
yaitu “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang K3, Sikap, dan
Tindakan Perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta?”.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Tingkat pengetahuan perawat tentang K3.
2. Sikap perawat mengenai kebijakan K3 dan program-program K3.
3. Tindakan perawat dalam mematuhi dan melaksanakan SPO serta
kebijakan K3 di RS Islam Surakarta.
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk meningkatkan Pengetahuan tentang K3 pada
seluruh karyawan RS, serta dapat memperbaiki sikap dan tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
seluruh karyawan sehingga dapat tercipta suatu budaya K3 dalam
berperilaku aman saat bekerja.
2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Menambah studi kepustakaan untuk meningkatkan kualitas
mahasiswa dalam menerapkan K3RS, terutama mengenai perilaku aman
dalam bekerja.
3. Bagi Penulis
Setelah melakukan observasi, pengamatan, serta penilaian tentang
perilaku aman perawat diharapkan dapat mengetahui sejauh mana
penerapan dan pelaksanaan K3RS di RS Islam Surakarta, sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang K3RS, serta pemahaman
tentang ilmu-ilmu yang telah didapatkan dari perkuliahan dengan
mengkaji melalui program-program yang telah diterapkan oleh RS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecelakaan Kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya, pernyataan ini tercantum dalam Undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Depnaker RI, 1996).
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang memuat
keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional
(Silaen, 2005).
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur P.K, 2001).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikendaki
dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian
baik waktu, harta benda atau property maupun korban jiwa yang terjadi
didalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya
(Tarwaka, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa
banyak hal seperti :
a. Kerusakan,
b. Kekacauan organisasi,
c. Keluhan, kesakitan dan kesedihan,
d. Kelainan dan cacat; dan
e. Kematian
Dalam budaya aman (safety culture) tidak ada kata meremehkan
untuk kegiatan pelaporan near miss dan unsafe condition, tidak ada hal
yang dianggap remeh atau kecil dalam safety based behavior untuk
melakukan hal-hal yang sederhana ini.
Dalam Teori Domino yang dikemukakan oleh Heinrich dan
disempurnakan oleh Bird dan Germain menjelaskan bahwa upaya
pencegahan kecelakaan kerja akan berhasil dan efektif bila dimulai
dengan memperbaiki managemen keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja. Setelah dilakukan perbaikan managemen K3, selanjutnya
dapat dilakukan identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penyebab,
memprediksi gejala yang timbul dan mencegah kontak dengan/kepada
objek kerja. Pada akhirnya kerugian kecelakaan dapat dihindarkan
seminimal mungkin (Tarwaka, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kurangnya
Kontrol
Penyebab
Dasar
Penyebab
Langsung
Kejadian
Kerugian
Tidak
memadai :
Standar
program
Pemenuhan
pada standar
Faktor
pribadi
Faktor
pekerjaan
Tindakan
dan
Kondisi
tidak
aman
Kontak
dengan
energi
atau
bahan
Manusia
Harta
benda
Proses
1 2 3 4 5
Gambar 1 : Teori Domino Heinrich
Sumber : Puspita, 2011
Prinsip pencegahan kecelakaan menurut Teori Domino, yaitu :
a. Kurangnya Kontrol
Kurangnya kontrol merupakan urutan pertama menuju
terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian. Kontrol
merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen yaitu “Planning,
Organizing, Action, dan Controlling (POAC)”.
Menurut Tarwaka (2008) penyebab kurangnya kontrol adalah :
1) Ketidaktersedianya program,
2) Ketidaktersedianya standar program, dan
3) Tidak terpenuhinya standar.
Domino pertama akan jatuh kepada pihak manajemen yang
tidak mampu mengorganisasi, memimpin dan mengontrol pekerja
dalam memenuhi standart yang telah direncanakan.
b. Penyebab Dasar
Kontrol yang kurang memadai akan memberi peluang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
munculnya penyebab dasar dari kecelakaan kerja yang
mengakibatkan kerugian. Penyebab dasar dapat timbul dari :
1) Faktor personel/pribadi, dan
2) Faktor pekerjaan.
c. Penyebab Langsung
Dengan adanya penyebab dasar akan membuka peluang
munculnya penyebab langsung dari kecelakaan.
1) Tindakan Tidak Aman (unsafe act)
Tindakan tidak aman yaitu tindakan berbahaya dari para
tenaga kerja yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai
sebab, antara lain :
(a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan,
(b) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal,
(c) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak,
(d) Tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja,
(e) Kelelahan dan kejenuhan,
(f) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman, dan
(g) Sikap masa bodoh dari tenaga kerja.
2) Kondisi Tidak Aman (unsafe condition)
Kondisi tidak aman yaitu kondisi tidak aman dari mesin,
peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja, proses
kerja, sifat pekerjaan, dan sistem kerja.
d. Incident
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Jika tindakan atau kondisi yang berbahaya terjadi hal tersebut
dapat menimbulkan incident. Incident yaitu kejadian yang dapat atau
mungkin mengakibatkan kecelakaan. Incident terjadi apabila terjadi
kontak dengan energi atau bahan-bahan berbahaya yang dapat
menyebabkan kerusakan atau cidera.
Macam-macam kecelakaan kerja antara lain :
1) Terbentur pada atau oleh sesuatu,
2) Terjepit,
3) Terpeleset,
4) Beban berlebih, dan
5) Terkena akan : aliran listrik, panas, dingin, radiasi, bahan kimia,
kebisingan, bahan beracun, dan lain-lain.
e. Kerugian
Pada akhir rangkaian-rangkaian tersebut akan mengakibatkan
kerugian, baik pada manusia, harta benda/properti dan proses
produksi. Kerugian dari kecelakaan menurut Suma'mur (1996)
berupa :
a. Kerusakan,
b. Kekacauan organisasi,
c. Keluhan dan kesedihan,
d. Kelainan dan cacat, dan
e. Kematian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Birds (1967) menyatakan bahwa kesalahan manajemen
merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan, sementara
tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition) merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan. Dalam
hasil penelitian yang dilakukan oleh Birds dinyatakan bahwa setiap
satu kecelakaan berat disertai oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30
kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta benda dan
600 kejadian-kejadian hampir celaka.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja
dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tak langsung
adalah 1:5 s.d. 50 dan dapat digambarkan ibarat puncak gunung es di
permukaan laut, yang sering terlihat dan diperhatikan dari suatu
kejadian adalah kerugian akibat biaya pengobatan dan biaya
kompensasi, sementara biaya lain yang jauh lebih besar seperti
waktu investigasi, kehilangan waktu produksi, cacat produksi,
menurunya tingkat kepercayaan pelanggan dan sebagainya jarang
sekali menjadi perhatian manajemen perusahaan.
Kecelakaan dapat pula menimbulkan kerugian yang dapat
digambarkan seperti gunung es. Biaya yang timbul sebagai akibat
kecelakaan biasanya disebut “Biaya Gunung Es” artinya, biaya
langsung yaitu digambarkan sebagai bongkahan es yang terlihat
diatas permukaan laut, sedangkan biaya tak langsung digambarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sebagai bongkahan gunung es yang berada dibawah permukaan laut
yang lebih besar, seperti pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Teori Gunung Es
Sumber : Data Sekunder
Menurut Tarwaka (2008) Kerugian kecelakaan kerja dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Kerugian/biaya langsung (direct cost)
Yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung
dari mulai terjadi peristiwa sampai tahap rehabilitasi, seperti :
1) Penderitaan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan dan
keluarganya,
2) Biaya P3K,
3) Biaya pengobatan dan perawatan,
4) Biaya angkut dan biaya RS,
5) Biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan,
6) Upah selama tidak mampu bekerja, dan lain-lain.
b. Kerugian/biaya tidak langsung atau terselubung (indirect cost)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan
dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa
waktu setelah terjadinya kecelakaan, biaya tidak langsung ini
antara lain mencakup :
1) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang mendapat
kecelakaan,
2) Hilangnya waktu kerja tenaga kerja yang lain,
3) Terhentinya proses produksi sementara,
4) Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas atau peralatan
kerja lainnya, dan
5) Biaya penyelidikan dan sosial lainnya.
Teori segitiga Heinrich mengatakan setiap 330 tindakan tidak
aman, dapat terjadi 29 kecelakaan minor dan 1 kecelakaan serius
(kecelakaan hilang hari kerja), atau teori segitiga kecelakaan lainnya.
Prinsip yang diilustrasikan disini adalah bahwa konsekuensi dari
tindakan tidak aman hampir selalu mengandung unsafe behavior,
hanya karena perilaku tersebut terulang terus menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 3 : Teori Segitiga Kecelakaan
Sumber : Siswanto, 2009
Dari piramida diatas diketahui bahwa dalam perilaku tidak aman
300.000 (66.666 dalam teori lain) akan menyebabkan 1 incident
fatality (Siswanto, 2009). Kecelakaan kerja merupakan hasil akhir
dari serentetan unsafe act dan unsafe condition. Salah satu faktor
penting untuk menciptakan kondisi aman di tempat kerja adalah
perilaku.
2. Perilaku Aman
Perilaku merupakan tindakan yang bisa diobservasi yang saling
mempengaruhi terhadap sikap. Dalam lingkungan perusahaan, budaya
perusahaan akan mengendalikan sikap dan perilaku semua pekerjanya.
Perilaku aman adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga kerja
dalam menciptakan keadaan aman atau yang menyebabkan tenaga kerja
menggunakan APD dan mematuhi prosedur kerja sebagai pencegahan
kecelakaan kerja di tempat kerja (Silaen, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Perilaku aman adalah perilaku pekerja yang bekerja sesuai dengan
persyaratan dan peraturan K3 Perusahaan seperti menggunakan APD dan
mematuhi SPO dan kebijakan-keebijakan K3. Perilaku keselamatan
(safety behaviour) merupakan tindakan atau kegiatan yang berhubungan
dengan faktor keselamatan kerja. Perilaku manusia yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
a. Rasa tidak nyaman,
b. Kurangnya pengetahuan dan pelatihan, serta
c. Fokus keselamatan yang salah.
Terbentuknya suatu perilaku dimulai dengan pengetahuan, dalam
artian tenaga kerja tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi
sehingga menimbulkan pengetahuan baru, selanjutnya menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap yang akhirnya akan menimbulkan
respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (Silaen, 2005).
3. Pengetahuan K3
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian
adalah benar atau berguna (Wikipedia, 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pengetahuan K3 dalam hal ini adalah pengetahuan tenaga kerja
mengenai kebijakan-kebijakan K3, program K3 yang ada diperusahaan,
dan segala hal yang berhubungan dengan K3 baik melalui buku pedoman
kerja, sosialisasi dari perusahaan, maupun media massa.
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 1997). Sedangkan
menurut Purwanto (1998) sikap adalah pandangan-pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek.
5. Tindakan
Tindakan adalah segala tindakan tenaga kerja dalam menciptakan
K3. Tindakan tersebut dapat berupa tenaga kerja menggunakan APD,
bekerja sesuai dengan SPO, menata tempat kerja sebelum dan sesudah
bekerja, segera melakukan tindakan apabila menemukan suatu potensi
bahaya, melaporkan near miss, dan lain-lain.
Tindakan tidak aman yaitu cara kerja yang tidak sesuai dengan
prosedur kerja yang aman antara lain :
a. Tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja,
b. Menggunakan alat-alat yang rusak,
c. Menggunakan peralatan dengan cara yang tidak benar,
d. Tidak menggunakan APD,
e. Cara mengangkat dan mengangkut yang tidak benar,
f. Posisi yang tidak betul, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Bird (dalam Muchinsky, 1987) berpendapat bahwa para pekerja
sebenarnya ingin mengikuti kebutuhan akan keselamatan (safety needs)
namun adanya kebutuhan lain menimbukan konflik dalam dirinya. Hal
ini membuat ia menomorduakan safety needs dibandingkan banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah keinginan untuk menghemat waktu,
menghemat usaha, merasa lebih nyaman, menarik perhatian, mendapat
kebebasan dan mendapat penerimaan dari lingkungan.
Berbagai macam upaya dilakukan oleh perusahaan demi
menciptakan perilaku aman pada tenaga kerja, dengan membuat SPO,
penyediaan APD, pengadaan pelatihan-pelatihan K3, sosialisasi
mengenai kebijakan-kebijakan baru maupun informasi-informasi baru
yang berhubungan dengan pekerjaan mereka serta melakukan
pengawasan terhadap perilaku dan kinerja tenaga kerja secara rutin. Akan
tetapi tidak semua tenaga kerja tersebut dapat menerapkan perilaku aman
pada saat bekerja. Dengan menciptakan safety culture dalam lingkungan
kerja diharapkan dapat menjadikan seluruh tenaga kerja menerapkan
perilaku aman baik dalam bekerja maupun dalam kegiatan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 4 : Bagan Kerangkan Pemikiran
Perilaku Aman (Safety Behaviour)
Tenaga kerja aman,
nyaman, dan sehat
Kecelakaan
Kerja dan PAK
Pengetahuan K3
Sikap
Tindakan
Evaluasi
Kuesioner :
Pengetahuan
K3
Sikap
Tindakan
Observasi Langsung
Penilaian hasil dengan
metode skoring :
Baik
Sedang
Rendah
Kebijakan K3 yang terkait
Saran Perbaikan
Tidak Baik
Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif.
Penulis bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan tepat sesuai
dengan kondisi yang sesungguhnya terhadap objek penelitian serta
menggunakan kuesioner sebagai data yang digunakan sebagai bahan dalam
penyusunan laporan ini.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Surakarta yang
terletak di Jalan Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Obyek Penelitian
Pada penelitian ini penulis mengambil data tentang :
a. Pengetahuan K3,
b. Sikap, dan
c. Tindakan Perawat.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat shift pagi sebanyak 52
orang dari keseluruhan perawat di RS Islam Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kuesioner
mengenai pengetahuan K3, sikap, dan tindakan perawat di RS Islam
Surakarta.
Penilaian dengan metode skoring menggunakan skala rasio dan diukur
dengan jumlah skor yang dikumpulkan dari semua pertanyaan yang kemudian
dikelompokkan dalam 3 kategori baik, sedang, dan rendah. Data kuesioner
dan metode penilaian kuesioner terlampir pada lampiran 3.
E. Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber data diperoleh penulis dari data primer, data
sekunder di RS Islam Surakarta serta studi kepustakaan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Sesuai dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif maka penulis
mencari dan mengumpulkan data yang didapatkan dari:
a. Observasi
Dalam teknik ini penulis mencoba melakukan pengamatan
langsung terhadap objek penelitian di lokasi yang telah ditentukan.
b. Kuesioner
Sebagai pelengkap dalam pengambilan data untuk objek
penelitian, penulis juga mengadakan kuesioner yang dianggap dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
melengkapi data yang dibutuhkan oleh penulis melalui keterangan
yang diberikan atas beberapa pertanyaan yang diajukan yang
berhubungan dengan masalah yang diambil oleh penulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data-data rumah sakit yang
berhubungan dengan perilaku aman (safety behaviour), kebijakan K3 dan
SPO yang ada di RS Islam Surakarta.
G. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yang terhitung mulai tanggal
01 Februari sampai dengan 31 Maret 2012.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner akan dianalisis dan kemudian
akan dibandingkan dengan hasil observasi langsung di lingkungan RS Islam
Surakarta. Dari hasil tersebut akan dibandingkan dengan SPO dan kebijakan
K3 yang ada di RS Islam Surakarta. Hasil analisis tersebut untuk dijadikan
rekomendasi perbaikan perilaku perawat di RS Islam Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum
Rumah Sakit Islam Surakarta merupakan suatu perusahaan jasa
yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Mutu dan
kualitas dari pelayanan yang diberikan merupakan salah satu faktor
yang diutamakan untuk kepuasan pasien yang berobat ke RS. Sumber
daya manusia merupakan aspek penting pada perusahaan yang
bergerak di bidang pelayanan jasa. Perilaku karyawan dalam bekerja
dan berkomunikasi dengan pasien dan pengunjung, serta pada saat
bekerja merupakan salah satu hal yang dinilai oleh masyarakat yang
dapat minimbulkan citra yang baik atau buruk pada RS. oleh karena
itu RS Islam Surakarta mengharuskan seluruh karyawan untuk
memiliki perilaku yang baik saat bekerja.
Rumah Sakit Islam Surakarta telah membuat kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan K3 serta pembuatan SPO sesuai dengan
setiap pekerjaan yang ada dan mensosialisasikan hal tersebut kepada
karyawan. Pengadaan in house training seperti pelatihan pemadam
kebakaran, neddle stick injury, disaster plan, serta pelatihan-pelatihan
K3. Selain itu RS Islam Surakarta telah memberikan APD secara
cuma-cuma sesuai dengan Undang-undang No 1 tahun 1970 pasal 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
point (c) yaitu “Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja”.
Akan tetapi hal tersebut tidak akan berjalan maksimal apabila
karyawan memiliki perilaku yang kurang baik karena tidak mau
menerapkan perilaku aman dalam bekerja. Safety behaviour
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja, oleh karena itu dipandang penting untuk melihat
gambaran perilaku aman karyawan di RS ini.
2. Hasil Penelitian
Data hasil kuesioner sebagai berikut :
a. Umur
Tabel 1. Data Usia Responden
No Umur Jumlah
1 < 20 1
2 21 – 30 31
3 31 – 40 12
4 41 – 50 1
5 >50 -
6 Tidak Mengisi 7
Total 52
Sumber : Data Primer, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Pendidikan
Tabel 2. Data Tingkat Pendidikan Responden
No Pendidikan Jumlah
1 SD -
2 SMP -
3 SMA 1
4 DIPLOMA 38
5 SARJANA 4
6 Tidak Mengisi 9
Total 52
Sumber : Data Primer, 2012
c. Masa Kerja
Tabel 3. Data Masa Kerja Responden
No Masa kerja Jumlah
1 < 1 4
2 1 – 5 30
3 6 – 10 5
4 11 – 15 5
5 16 – 20 3
6 21 – 25 -
7 Tidak mengisi 5
Total 52
Sumber : Data Primer, 2012
d. Pengetahuan K3
Tabel 4. Data Pengetahuan K3 Responden
No Pengetahuan K3 Jumlah
1 Baik 51
2 Sedang -
3 Rendah 1
Total 52
Sumber : Data Primer, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
e. Sikap
Tabel 5. Data Sikap Responden
Sumber : Data Primer, 2012
f. Tindakan
Tabel 6. Data Tindakan Responden
No Pernyataan Tindakan
Ya Tidak
1 Pernah mengikuti pelatihan K3 20 32
2 Pernah mengalami kecelakaan kerja 24 30
3 Memakai APD saat bekerja 45 7
4 Bekerja mematuhi SPO 48 4
5 Memakai APD hanya bila diawasi 13 38
6 Kecelakaan kerja karena tidak hati-hati 24 28
7 Memakai APD dengan tepat 46 5
8 Mengetahui SPO pekerjaan 47 4
9 Rekan kerja dan atasan mengingatkan untuk
mematuhi SPO 48 3
10 Mendapat sosialisasi kebijakan dari Rumah Sakit 49 2
Sumber : Data Primer, 2012
B. Pembahasan
1. Kuesioner
Dari hasil kuesioner tentang pengetahuan K3, sikap, dan tindakan
perawat di RS Islam Surakarta yang terlampir pada lampiran 3 diperoleh
hasil yang dapat dibahas sebagai berikut :
a. Umur
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner berdasarkan umur
No Sikap Jumlah
1 Baik 52
2 Sedang -
3 Rendah -
Total 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
responden.
Tabel 7. Data Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No Usia Jumlah Persen (%)
1 < 20 1 2
2 21 – 30 31 59,6
3 31 – 40 12 23
4 41 – 50 1 2
5 >50 - -
6 Tidak Mengisi 7 13,4
Total 52 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 59,6%
responden berusia antara 21 - 30 tahun. Pada usia tersebut seseorang
masih mempunyai tingkat produktifitas kerja yang tinggi, akan tetapi
13,4% dari responden tidak menuliskan usia mereka pada kuesioner.
b. Pendidikan
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner berdasarkan tingkat
pendidikan responden.
Tabel 8. Data Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persen (%)
1 SD - -
2 SMP - -
3 SMA 1 2
4 DIPLOMA 38 73
5 SARJANA 4 7,6
6 Tidak Mengisi 9 17,4
Total 52 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 73%
responden memiliki tingkat pendidikan Diploma. Sebanyak 7,6%
responden memiliki tingkat pendidikan Sarjana dan 2% responden
berpendidikan SMA. Akan tetapi 17,4% dari responden tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menuliskan mengenai pendidikan terakhir mereka pada kuesioner.
c. Masa Kerja
Berikut ini adalah hasil kuesioner berdasarkan masa kerja
responden.
Tabel 9. Data Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Masa kerja Jumlah Persen (%)
1 < 1 4 7,6
2 1 – 5 30 57,7
3 6 – 10 5 9,6
4 11 – 15 5 9,6
5 16 – 20 3 5,8
6 21 – 25 - -
7 Tidak mengisi 5 9,6
Total 52 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden yaitu 57,7% telah memiliki masa kerja antara 1
sampai 5 tahun. Sebanyak 5,8% responden sudah memiliki masa
kerja antara 16 s.d. 20 tahun.
d. Pengetahuan K3
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner berdasarkan pengetahuan
responden tentang K3. Data hasil skoring pengetahuan K3 responden
terlampir pada lampiran 4.
Tabel 10. Data Distribusi Pengetahuan Responden Tentang K3
No Pengetahuan K3 Jumlah Persen (%)
1 Baik 51 98
2 Sedang - -
3 Rendah 1 2
Total 52 100
Sumber : Data Primer, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 98 %
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang K3. Responden
sudah mengetahui dan mengerti mengenai kebijakan K3, program
K3, serta pengawasan oleh atasan yang telah dijalankan. Akan tetapi
masih terdapat responden memiliki pengetahuan tentang K3,
kebijakan K3, program K3 yang masih kurang baik.
e. Sikap
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner berdasarkan sikap
responden mengenai kebijakan dan program K3.
Tabel 11. Data Distribusi Sikap Responden
No Sikap Jumlah Persen (%)
1 Baik 52 100
2 Sedang - -
3 Rendah - -
Total 52 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden sudah memiliki sikap yang baik dalam menanggapi
kebijakan dan program K3 yang ada di RS Islam Surakarta. Data
hasil skoring sikap responden terlampir pada lampiran 5.
f. Tindakan
Berikut ini adalah hasil dari kuesioner berdasarkan sikap
responden terhadap kebijakan dan program K3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 12. Data Distribusi Tindakan Responden
No Pernyataan Tindakan
Ya % Tidak %
1 Pernah mengikuti pelatihan K3 20 38,5 32 61,5
2 Pernah mengalami kecelakaan
kerja
24 42,3 30 57,7
3 Memakai APD saat bekerja 45 86,5 7 13,5
4 Bekerja mematuhi SPO 48 92,3 4 7,7
5 Memakai APD hanya bila
diawasi
13 25 38 75
6 Kecelakaan kerja karena tidak
hati-hati
24 46,2 28 53,8
7 Memakai APD dengan tepat 46 90,2 5 9,8
8 Mengetahui SPO pekerjaan 47 92,2 4 7,8
9 Rekan kerja dan atasan
mengingatkan untuk mematuhi
SPO
48 92,3 3 5,8
10 Mendapat sosialisasi kebijakan
dari rumah sakit
49 96,1 2 3,9
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 52 responden
ada 38,5% perawat yang mengikuti pelatihan K3, akan tetapi 42,3%
responden pernah mengalami kecelakaan kerja di RS serta 46,2%
responden mengalami kecelakaan kerja karena tidak berhati-hati.
Terdapat 90,2% responden memakai APD dengan tepat tetapi hanya
86,5% yang memakai APD saat bekerja dan 25,5% dari responden
memakai APD hanya bila diawasi oleh atasan. Sebanyak 96,1%
responden telah mendapat sosialisasi kebijakan dari RS, tetapi baru
92,2% saja yang sudah mengetahui tentang SPO pekerjaan mereka,
dan dari semua itu 92,3% responden, rekan kerja dan atasan
memiliki kesadaran untuk selalu mengingatkan bekerja sesuai SPO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pelatihan K3 yang pernah diperoleh responden adalah pelatihan
pemadam kebakaran, pelatihan disaster plan, pelatihan neddle stick
injury, dan pelatihan K3 umum. Kesadaran responden tentang APD
sudah cukup baik akan tetapi masih terdapat 25,5% responden yang
memakai APD hanya bila diawasi oleh atasan padahal penggunaan
APD merupakan salah satu cara untuk mencegah responden tertular
penyakit dari pasien RS.
Selama ini belum ada penjelasan tentang jenis-jenis APD pada
SPO perawat yang harus digunakan pada saat bekerja seperti pada
saat perbed (mengganti sprei tempat tidur pasien), medikasi,
pemasangan infus, dan lain-lain, sehingga selama ini untuk
penggunaan APD hanya berdasarkan kebiasaan dan kesadaran
pribadi untuk menggunakan APD.
Terdapat 46,2% dari responden yang mengalami kecelakaan
kerja karena tidak berhati-hati pada saat bekerja. Kesadaran
responden untuk melaporkan kejadian-kejadian near miss ataupun
kecelakaan kerja masih kurang, terbukti pada data pelaporan
kecelakaan kerja sebagian besar kecelakaan kerja yang dilaporkan
adalah kecelakaan lalu lintas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Hasil Observasi
Beberapa hasil yang diperoleh pada saat observasi sebagai berikut:
Gambar 5. Perawat yang Tidak Menggunakan APD Saat Perbed
Sumber : Data Primer, 17Maret 2012
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa pada saat
penggantian sprei tempat tidur pasien (perbed), perawat tidak
menggunakan APD seperti sarung tangan (hand scone) dan masker.
Seharusnya perawat menggunakan APD karena seluruh hal/benda yang
berhubungan langsung dengan pasien adalah infeksius, tidak
membedakan apakah pasien tersebut berpenyakit menular atau tidak
menular. Adapun kebijakan mengenai APD terlampir pada lampiran 6.
Gambar 6. Jarum Suntik dan Spuit Bekas Ditinggal di Kamar Pasien
Sumber : Data Primer, 17 Maret 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berdasarkan gambar tersebut menunjukan bahwa masih ada perawat
yang memiliki tindakan yang kurang baik karena meninggalkan jarum
suntik bekas di kamar pasien, yang seharusnya jarum tersebut dibuang
dan dimasukkan kedalam safety box khusus untuk sampah jarum suntik
dan spuit yang sudah dijelaskan dalam SPO untuk pemisahan sampah
medis benda tajam yang terlampir pada lampiran 7.
Gambar 7. Jarum Suntik Bekas Tergeletak di Lantai
Sumber : Data Primer, 25 Maret 2012
Dari gambar tersebut menunjukan kecerobohan perawat karena
meninggalkan jarum suntik bekas di lantai kamar pasien. Meskipun tugas
untuk membersihkan ruangan adalah kewajiban petugas cleaning service,
akan tetapi yang berkewajiban membuang sampah jarum suntik dan spuit
bekas ke safety box adalah perawat sesuai dengan SPO pemisahan
sampah medis benda tajam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 8. Perawat Meletakkan Linen Kotor di Lantai dan di Sembarang
Tempat
Sumber : Data Primer, 2 Februari dan 17 Maret 2012
Dari gambar tersebut diketahui bahwa perawat meletakkan linen
kotor di sembarang tempat. Seharusnya perawat tidak sembarangan
dalam meletakkan linen kotor karena sudah disediakan troli khusus linen
kotor. Linen kotor harus dimasukkan ke troli linen kotor sesuai dengan
kebijakan tentang alur kerja pengelolaan linen yang terlampir pada
lampiran 8. Kendala dalam penyediaan troli untuk linen kotor memang
kurang besar akan tetapi hal tersebut dapat diantisipasi dengan
memasukkan linen kotor tersebut kedalam kantong plastik warna kuning,
bukan dengan meletakkan linen kotor tersebut di lantai ataupun di
sembarang tempat.
Gambar 9. Tempat Sampah Flacon di Troli untuk Peralatan Makan Kotor
Sumber : Data Primer, 17 Maret 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tempat sampah medis untuk flacon tidak seharusnya diletakkan di
troli untuk peralatan makan kotor, tempat sampah tersebut seharusnya
disimpan oleh perawat di counter perawat atau di gudang.
Gambar 10. Sampah Tidak Dipilah dengan Baik oleh Perawat
Sumber : Data Primer, 17 Maret 2012
Berdasarkan gambar tersebut tindakan perawat dalam memilah
sampah medis padat kurang baik. Terbukti bahwa sampah medis masih
bercampur dengan sampah non medis seperti kardus, kertas koran, botol
minuman, plastik, dan lain-lain. Seharusnya sampah flabot, botol kaca
kecil dan botol kaca besar dipisahkan dengan sampah masker, hand
scone, penutup kepala, kasa, dan pampers. Standar Prosedur Operasional
(SPO) untuk pengelolaan sampah flabot, selang infus, dan flacon
terlampir pada lampiran 9.
Dari gambar tersebut terlihat pula tumpukan sampah yang penuh dan
melebihi kapasitas tempat sampah, sedangkan dalam Kepmenakes RI No
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit untuk kantong plastik yang sudah terisi sebanyak 2/3
bagian maka harus segera di angkut ke tempat penampungan sementara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 11. Jarum Suntik dan Spuit Bekas tidak Dimasukan Kedalam
Safety Box
Sumber : Data Primer, 21 Maret 2012
Sampah jarum suntik dan spuit seharusnya dimasukkan kedalam
safety box oleh perawat. Apabila sampah jarum tersebut langsung
dimasukkan ke kantong plastik akan berbahaya pada saat diangkut ke
tempat penampungan sementara, apabila plastik sobek jarum dan spuit
tersebut bisa tercecer saat pengangkutan serta dapat berpotensi tertusuk
bagi petugas kebersihan maupun petugas sampah yang mengangkut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Terdapat 98% dari 52 responden sudah memiliki pengetahuan yang baik
tentang K3.
2. Keseluruhan dari responden sudah mampu menyikapi dengan baik
terhadap kebijakan dan program K3.
3. Dari hasil observasi langsung di lapangan masih ditemukan tindakan dari
sebagian perawat yang belum baik.
4. Terdapat 25,5% responden memakai APD hanya bila diawasi oleh
atasan. 46,2% responden mengalami kecelakaan kerja karena tidak
berhati-hati.
B. Saran
1. Pemberian reward dan punishment sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan kesadaran perawat akan pentingnya keselamatan saat
bekerja.
2. Mensosialisasikan kepada perawat bahwa berperilaku aman saat bekerja
sangat penting.
3. Melakukan inspeksi rutin untuk mengawasi dan mengevaluasi perilaku &
kinerja perawat.
4. Perlu memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan SPO untuk
perawat.