8

Click here to load reader

PENGENDALIAN SOSIAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN SOSIAL

PENGENDALIAN SOSIAL

Pengendalian sosial adalah proses kolektif yang direncanakan atau tidak

direncanakan untuk mengajak, membujuk, membimbing atau memaksa individu

supaya mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah dalam kehidupan kelompok. Menurut

Berger pengendalian sosial adalah cara yang dipakai masyarakat untuk menertibkan

anggota yang membangkang.

Jenis pengendalian sosial :

1. Preventif yaitu pencegahan sebelum terjadi penyimpangan terhadap norma-norma

dan nilai-nilai masyarakat. Contoh, orang tahu yang melarang anaknya bergaul

dengan teman-teman yang suka berjudi. Hal ini bertujuan supaya anaknya tidak

menjadi tukang judi nantinya.

2. Represif yaitu upaya pemulihan keadaan sesudah terjadi penyimpangan nilai dan

norma masyarakat. Contoh, seseorang yang ingkar janji diadukan ke pengadilan,

sehingga hakim menjatuhkan hukuman dengan membayar hutang dan denda.

a. Persuasif yaitu cara mencegah penyimpangan dengan mengajak, membimbing

melalui anjuran, contoh, ajakan kepada kaki lima, untuk menempati kios-kios

yang disediakan pemerintah.

b. Kuratif yaitu pencegahan penyimpangan melalui ancaman/kekerasan fisik.

Contoh, pedagang kaki lima yang tidak mengindahkan anjuran, dinaikan ke

mobil bersama barangnya, dibebaskan setelah berjanji tidak akan berjualan di

kaki lima lagi.

Tujuan pengendalian sosial :

1. Masyarakat mensosialisasikan pengendalian sosial, agar mau bertingkah laku

sesuai nilai, norma dan kebiasaan. Hal ini dilakukan melalui jalur formal dan non

formal.

2. Upaya Masyarakat dalam menimbulkan keseganan, keserasian, ketentraman

dengan melalui penekanan kelompok kepada individu yang menyimpang dari

norma-norma. Contoh, individu yang tidak pernah datang kondangan pada

tentangga, masa mendapat kesusahan tidak ada yang mau datang kerumahnya.

Akhirnya individu tersebut rajin datang kondangan.

3. Pengendalian melalui kekerasan/kekuatan. Contoh, pencuri yang tertangkap

dipukuli masa sampai babak belur.

4. Agar orang yang menyimpang kembali mematuhi norma yang berlaku.

Page 2: PENGENDALIAN SOSIAL

Bentuk-bentuk Pengendalian sosial

Melalui pendidikan, karena melalui pendidikan seseorang diajarkan unuk

mengetahui, mengakui, membiasakan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

sehingga seseorang tahu mana yang baik dan yang buruk.

a. Informal yaitu pendidikan luar sekolah. Contoh, pendidikan rumah tangga. Alat

pengendalian berupa ejekan, pengucilan, gosip, pengguncian, froundulen lewat

pihak ketiga, agama, intimidasi, kekerasan fisik, hukuman sifatnya, spontan, tidak

direncanakan, oleh sekelompok kecil.

b. Non formal yaitu pendidikan melalui sekolah yang dilakukan diluar jam

pelajaran. Contoh, pecinta alam, PMR, kepramukaan, dan tari-tarian/drama.

Sifatnya, kelompok besar inpersonal (non pribadi), punya tujuan khusus alat

pengendalian, peraturan resmi, naik pangkat, pemberian gelar, hadiah, sanksi dan

hukuman.

Jenis pengendalian sosial ke 4

1. Ostrasisme (mengucilkan) seseorang yang ada dari sekelompok kelas diajak

berkomunikasi.

2. Fraundalens pengendalian sosial melalui pihak lain yang menguasai masalah.

3. Intimidasi pengendalian sosial melalui menekan, memaksa dan mengancam.

4. Cemoohan yaitu ejekan yang dilakukan oleh individu-individu terhadap

seseorang yang menyimpan. Tujuan agar seseorang menerima nilai-nilai yang

ada. Contoh, anak yang suka mengacau disebut preman.

5. Teguran yaitu upaya lewat kata-kata untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Contoh, belajar kelompok dilakukan jangan terlalu malam, sebaiknya dilakukan

pada waktu siang.

6. Pendidikan yaitu usaha yang disengaja untuk membentuk/mengajak, bahkan bisa

memaksa pada seseorang untuk mematuhi peraturan atau norma.

7. Gosip atau desas desus yaitu berita yang menyebar secara cepat, tidak berdasar

kenyataan, guna mengkritik seseorang yang dianggap melanggar peraturan.

8. Agama yaitu petunjuk-petunjuk dari Allah untuk pedoman hubungan vertikal

maupun horizontal yang disampaikan melalui para nabi. Orang yang melanggar

petunjuk-petunjuk tersebut akan masuk neraka dijauhi rezeki dan diharapkan ia

untuk bertobat.

9. Kekerasan Fisik yaitu upaya dilakukan untuk mencegah pelanggaran nilai dan

norma melalui pemukulan bahkan pembunuhan, sehingga orang yang dipukuli

Page 3: PENGENDALIAN SOSIAL

tidak mengulang lagi atau dengan pembunuhan kelompoknya tidak melakukan

kejahatan ditempat tersebut.

10. Hukuman yaitu tindakan yang dilakukan aparat hukum (pengadilan) menjatuhkan

hukuman pada pelanggar norma, sehingga tidak terulang lagi.

Tujuan Pengendalian Sosial

a. Tujuan Explaratif yaitu pengendalian untuk kepentingan diri kawan akrab,

sekelompok kecil, sehingga sifatnya kembali dan institusional untuk

pengendalian berupa gunjingan pengucilan dan teguran.

b. Tujuan Regulatif yaitu pengendalian sosial berdasar pada adat atau kebiasaan.

Tujuan ini ditampakkan pada kelompok yang lebih besar dan perkumpulan.

Pengendaliannya bersifat peraturan.

c. Tujuan Kreatif atau Konstuktif yaitu pengendalian menuju kepada perubahan

yang bermanfaat bagi pihak pelanggar dan orang lain.

Pendidikan formal ialah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan waktu

jangka panjang. Contoh, guru SMU menghukum siswa yang berkelahi di sekolah.

2. Melalui desas-desus atau gosip, ialah berita yang menyebar tidak berdasar fakta

atau kenyataan, karena pernyataan terbuka tidak dilakukan, sehingga tersebar

melalui mulut ke mulut. Contoh, seseorang wanita yang tidak memasukkan

bajunya dikatakan hamil. Tersebarnya berita tersebut membawa wanita itu

memasukkan bajunya dan lebih bertindak hati-hati.

3. Sarana menjatuhkan sanksi yaitu persetujuan atau penolakan terhadap perilaku

tertentu. Sanksi imbalan jika persetujuan bersifat positif, kena sanksi teguran,

peringatan, ancaman, denda dan hukuman, apabila persetujuan bersifat negatif.

Contoh, pemberian tanda jasa (positif) dan siswa tidak boleh mengikuti pelajaran

satu minggu (negatif).

Fungsi sanksi negatif :

a. Menyadarkan orang yang melakukan penyimpangan, sehingg tidak

mengulang lagi.

b. Memberi contoh pada orang yang tidak melakukan penyimpangan (orang

tidak akan ikut melakukan).

Sanksi hukum ada dua macam :

a. Sanksi tertulis yaitu sanksi yang hukumannya ditentukan berdasar buku

seperti kitab hukum perdata dan kitab hukum pidana.

b. Sanksi adat yaitu sanksi yang diberikan berdasarkan norma-norma dalam

masyarakat :

Page 4: PENGENDALIAN SOSIAL

1) Sanksi primer ialah sanksi yang bersifat pribadi, yang ringan.

2) Sanksi sekunder ialah sanksi besar yang tidak bersifat pribadi (in personal)

dan mempunyai tujuan khusus. Contoh, serikat buruh, arisan.

Walaupun telah ada pengendalian sosial yang baik, tetapi masih sering terjadi

adanya penyimpangan sosial, hal ini dikarenakan :

a. Nilai dan kaidah tidak memuaskan bagi pihak tertentu.

b. Sistim pengendalian sosial tidak dapat diterapkan secra langgeng.

c. Derajat kesatuan masyarakat melemah

d. Perbedaan kepentingan, sehingga terjadi konflik.

e. Ketaatan manusia pada sistim norma menurun.

f. Sistem norma kurang jelas, sehingga timbul kecemasan.

g. Pelaksanaan birokrasi macet.

h. Tidak adanya lembaga penyalur pengendalian (pengendalian, adat istiadat

dan tokoh masyarakat).

i. Nilai dan norma tidak mungkin bisa mengatur semua kepentingan

masyarakat.

Peranan pranata sosial dalam pengendalian sosial, merupakan pedoman para

tokoh masyarakat dalam pengendalian perilaku menyimpang.

Tujuan pengendalian sosial :

1. Kreatif atau konstruktif yaitu perubahan yang bermanfaat.

2. Regulatif yaitu kemantapan kebiasaan dan adat istiadat.

3. Exploatatif yaitu kesesuaian dengan pribadi

4. Agar seseorang bersedia menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

PERAN LEMBAGA-LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL

Lembaga-lembaga masyarakat yang berperanan penting dalam pengendalian

sosial adalah :

1. Kepolisian, karena polisi sebagai aparat keamanan dapat bertindak untuk

mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang. Caranya, dengan memeriksa,

menangkap, membuat laporan penyimpangan kepada pengadilan. Sebagai dasar

seseorang berperilaku menyimpang adalah norma hukum tertulis. Contoh,

mencuri, penganiayaan dan pembunuhan.

2. Pengadilan, karena pengadilan menegakkan norma-norma hukum dan bertugas

membuat keputusan hukuman sesuai tingkat penyimpangannya.

Page 5: PENGENDALIAN SOSIAL

Dasarnya, norma hukum tertulis dengan pertimbangan nilai kepatutan dan nilai

kesusilaan yang ada dalam masyarakat. Pengendalian yang telah dibuat formal

berupa hukuman penjara dan denda.

3. Adat Istiadat, karena norma adat terdapat adanya sanksi terhadap perilaku

menyimpang. Sifatnya sebagai pelengkap norma hukum.

Dasarnya, tradisi, kebiasaan umumnya mengandung nilai-nilai agama. Upaya

pencegahannya, sanksi tidak tertulis, seperti gosip, pengucilan.

Secara umum pengendalian formal lebih efektif. Supaya pengendalian lebih

tepat guna sesuai hukum yang berlaku maka pengadilan harus sistematis, mulai

mengidentifikasi problem sampai jalan pemecahannya.

Langkah yang perlu dilakukan secara sistematis/urut :

a. Mengenal problem dengan baik dan masyarakatnya.

b. Memahami nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

c. Menentukan nilai-nilai yang disimpangkan.

d. Membuat hipotesa dan memilih mana yang layak untuk dilakukan.

e. Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efeknya.

Dengan penerapan hukum diharapkan manusia sadar dan mau berbuat sesuai

tuntunan kehidupan.