Upload
muhamad-alvianto
View
37
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengendalian hama secara terpadu ulat penggerek polong kedelai e. zinckenella dengan menggunakan kultur teknis, pengendalian mekanis dan pencegahan
Citation preview
Pencegahan
(1) Budidaya tanaman sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologi yang
tinggi terhadap gangguan hama. Penggunaan benih berkualitas dan bersertifikat.
(2) Tanaman yang tahan adalah tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan tingkat populasi hama yang sama
dan keadaan lingkungan yang sama. Pada tanaman yang tahan, kehidupan danm
perkembangbiakan serangga hama menjadi lebih terhambat bila dibandingkan
dengan perkembang biakan sejumlah populasi hama tersebut apabila berada pada
tanaman yang tidak atau kurang tahan.
(3) Tanaman perangkap. Penanaman kedelai pada 1−2 minggu sebelum tanam tanaman
utama, berhasil mengkonsentrasikan populasi pengisap polong sebesar 70−85%.
Agar populasi hama yang terperangkap tidak bermigrasi ke tanaman utama, hama
perlu dikendalikan dengan insektisida efektif (McPherson dan Newsom 1984).
Penggunaan tanaman inang sebagai perangkap dan pengendalian hama hanya pada
tanaman perangkap dapat menghemat biaya pengendalian 80−90%. Selain itu,
aplikasi insektisida hanya pada tanaman perangkap dapat menjamin kelangsungan
hidup musuh alami dan serangga nontarget (IITA 1981). Selain itu, karena tahap
pertumbuhan tanaman mempengaruhi preferensi serangga untuk meletakkan telur
maka pertanaman awal juga berfungsi sebagai tanaman perangkap. Hal ini berarti
bahwa kedelai yang ditanam lebih awal pada suatu hamparan perlu dipantau secara
intensif.MLG 3023 dan varietas Malabar.
Kultur Teknis
1. Tanam Serempak
Pada daerah dengan topografi yang sama dianjurkan untuk bertanam
serempak,dengan kisaran waktu tanam antarpetani tidak lebih dari 14 hari, sehingga
kisaran umur tanaman kedelai tidak lebih dari 14 hari. Jika ada petani yang
melakukan tanam kedelai di luar kisaran tersebut, perlu dilakukan pengamatan
hama secara intensif, dan bila populasi mencapai ambang kendali (2 ekor/tanaman)
perlu dikendalikan dengan insektisida kimia efektif, misalnya lamda sihalotrin dan
deltametrin (Tengkano et al. 2007; Baliadi et al. 2008).
2. Pergiliran tanaman dan pola tanam
Pergiliran tanaman dimaksudkan untuk memutus siklus hidup hama dan
menurunkan populasi awal sehingga tanaman kedelai terbebas dari serangan E.
Zinckenella atau hanya menderita serangan rendah. Padi dan jagung bukan
merupakan tanaman inang penggerek polong sehingga dapat ditanam secara bergilir
dengan kedelai. Namun, hendaknya tidak melakukan pergiliran tanaman padi atau
jagung dengan kedelai secara tetap karena keduanya memiliki hama yang sama yaitu
Nezara viridula. Pergiliran tanaman dengan padi cocok untuk daerah berpengairan
teratur dan sawah tadah hujan. Pada lahan kering, pergiliran tanaman dapat
dilakukan dengan jagung, kubis, wortel, ubi jalar atau ubi
kayu. Pergiliran tanaman akan berhasil bila isertai dengan bertanam serempak dan
sanitasi Crotalaria sp.
Mekanis
1. Sanitasi
Penggerek polong memiliki tanaman inang liar yaitu Crotalaria sp. Oleh karena itu,
untuk menekan populasi hama perlu dilakukan sanitasi selektif terhadap Crotalaria
sp. yang ada di sekitar lahan yang akan ditanami kedelai dengan caramemangkas
polongnya karena E. Zinckenella hanya meletakkan telur pada bagian polong dan
larvanya hidup dengan memakan biji dalam polong. Dengan memangkas polong,
diharapkan larva penggerek polong gagal membentuk pupa sehingga tidak ada
sumber imago ke pertanaman kedelai.