108
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN LITERASI SAINS PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL Tesis Oleh Sasmita Erzana PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAHUNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY

DAN LITERASI SAINS PADA MATERIPEMANASAN GLOBAL

Tesis

Oleh

Sasmita Erzana

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAHUNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY

DAN LITERASI SAINS PADA MATERIPEMANASAN GLOBAL

Oleh

SASMITA ERZANA

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis masalah yang valid,praktis dan efektif dalam meningkatkan self efficacy dan literasi sains siswa.Penelitian pengembangan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan,tahap perangembangan produk, dan tahap implementasi produk. Kevalidan LKSberbasis masalah didasarkan pada hasil validasi aspek kesesuaian isi dankontruksi. Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII.Pengambilan sampel pada tahap uji lapangan terbatas menggunakan teknik clusterrandom sampling untuk mendapatkan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.Pembelajaran kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 menggunakan LKS berbasismasalah, namun pada kelas eksperimen 1, LKS berbasis masalah diajarkan olehpeneliti dan pada kelas eksperimen 2 diajarkan oleh guru IPA. Pengumpulan datapenelitian menggunakan teknik observasi, angket, tes, dan skala. Observasidigunakan untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran, pengelolaanpembelajaran, dan aktivitas siswa. Angket untuk memperoleh respon siswa. Tesuntuk memperoleh data kemampuan literasi sains. Skala untuk memperoleh dataself efficacy. LKS berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan literasisains dan self efficacy siswa dinyatakan valid dengan kategori sangat tinggi.Aspek kepraktisan dilihat dari keterlaksanaan LKS berkriteria sangat tinggi danrespon siswa tergolong positif. Efektivitas LKS dilihat dari aspek pengelolaanpembelajaran tergolong tinggi dan selama pembelajaran siswa juga melakukanaktivitas yang relevan dengan kriteria sangat tinggi. Peningkatan literasi sainspada kedua kelas dapat dilihat dari N-gain yang berkategori sangat tinggi daneffect size termasuk kategori “Large”. Self efficacy juga meningkat dengankriteria sangat tinggi Berdasarkan hasil tersebut, maka LKS berbasis masalahefektif untuk meningkatkan self efficacy dan literasi sains.

Kata kunci: lembar kerja siswa, problem based learning, literasi sains,self efficacy

Page 3: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

iii

ABSTRACT

DEVELOPMENT WORKSHEET BASED ON PROBLEM TO IMPROVESELF EFFICACY AND SCIENCE LITERACY

IN MATERIALS GLOBAL WARMING

By

SASMITA ERZANA

The aim of this study was to develop a worksheet based on problem to improve thecapacity of scientific literacy and self efficacy that valid, practically and effective.This development research includes three stages: preliminary study stage, designdevelopment/design stage (product), and implementation stage. The validity ofthe worksheet based on problem on expert validity on content aspects andconstruction aspects. Stage of limited trial conducted on the 20 students of classVIII. Sampling at the stage of worksheet based on problem limited field usingcluster random sampling technique to obtain the experiment class 1 andexperiment class 2. The experiment class 1 and experiment 2 learning usesworksheet based on problem, but in the experimental class 1 worksheet based onproblem is taught by the researcher and in the experimental class 2 is taught bythe science teacher. The data were collected using observation technique,questionnaire, and scale. Observation is used to obtain data on theimplementation of learning, management of learning, and student activities.Questionnaires are used to obtain student responses. The test is used to obtainstudents' literacy skills data. Scale is used to obtain student self efficacy data.The result of the research shows that the worksheet based on problem declaredvalid with very high category. Practical of worksheet seen from theimplementation of worksheet very high criteria and student responses arecategorized as positive. The effectiveness of worksheet is seen from the learningmanagement aspect which is high and during the students' learning also performactivities relevant to the learning activities with very high criteria. The Increaseof science literacy in both classes can be seen from N-gain the very high categoryand effect size of the include large category. Self efficacy also increases with veryhigh criteria. Based on these results, then worksheet based on problem is effectiveto improve self efficacy and science literacy.

Keyword: worksheet, problem based learning, science literacy, self efficacy.

Page 4: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAHUNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY

DAN LITERASI SAINS PADA MATERIPEMANASAN GLOBAL

OlehSASMITA ERZANA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Keguruan IPAJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 5: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan
Page 6: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan
Page 7: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan
Page 8: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara,

Provinsi Lampung pada tanggal 29 November 1991, yang

merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Drs.

Abizar MM. (Alm) dan Suhermiana, S.Pd., MM.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Sribasuki, Kotabumi,

Kabupaten Lampung Utara (1997-2003), SMP Negeri 1 Kotabumi, Kabupaten

Lampung Utara (2003-2006), SMA Negeri 3 Kotabumi, Kabupaten Lampung

Utara (2006-2009), S1 Pendidikan Biologi Unila (2009-2013). Pada tahun 2015,

penulis terdaftar sebagai mahasiswi Magister Keguruan IPA FKIP Unila melalui

jalur Seleksi Reguler Universitas Lampung.

Penulis merupakan pengajar muda program Lampung Mengajar yang ditugaskan

oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung untuk mengajar di sekolah dengan

kriteria 3T (tertinggal, terluar dan terisolir). Penulis melakukan penelitian

pendidikan di SMP Negeri 7 Kotabumi untuk meraih gelar Magister

Pendidikan/M.Pd.

Page 9: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahhirobbillalamin…

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,

atas segala limpahan nikmat, anugerah dan karunia yang

tak terhingga sehingga tesis ini bisa terselesaikan.

Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada kedua orang

tuaku: Ayahku tercinta Drs. Abizar MM (Alm) dan Ibuku tersayang

Suhermiana, S.Pd., MM. yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan

kasih, yang selalu membangkitkanku ketika ada kesulitan, yang tak pernah

henti-hentinya mendoakanku dalam setiap langkah hidupku agar aku

memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.

Abangku tersayang: dr. Alrizky Abror dan Rully Bastian SH. serta adikku

terkasih: Savitri Febrina dan Sopia Nouriska yang selalu bersedia menjadi

tempatku berbagi keluh-kesah, menyemangatiku dan memberikan keceriaan di

hari-hariku, dan menyadarkanku betapa aku harus menjadi contoh yang baik

untuk kalian.

Page 10: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

x

MOTTO

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguhkampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu

memahaminya ?(QS. Al An’am ayat 32)

Saat kita memperbaiki hubungan dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki segalasesuatunya untuk kita.

(Dr. Bilal Phillips)

Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukanterletak pada wajah dan pakaiannya.

(Buya Hamka)

Page 11: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xi

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

tesis ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Magister Keguruan IPA Jurusan Pendidikan

MIPA, FKIP Universitas Lampung. Tesis ini berjudul “Pengembangan LKS

Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Self Efficacy dan Literasi Sains pada

Materi Pemanasan Global”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Keguruan IPA

sekaligus pembahas yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga

tesis ini dapat terselesaikan;

4. Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus pembimbing akademik

atas segala bimbingan dan saran perbaikannya;

5. Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd., selaku Pembimbing II atas saran-saran

perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

6. Dr. Een Yayah Haenilah,M.Pd., selaku Penguji II yang telah memberikan

bimbingan dan perbaikan yang sangat berharga;

Page 12: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xii

7. Para dosen dan guruku atas ilmu, nasihat, dan arahan yang sangat bermanfaat;

8. Teman-teman seperjuangan di MKIPA angkatan 3 (2015): Ni Wayan Nila,

Cahyani Lestari, Warni, Yenny Yunartin, Elviana, Sulistyowati, Ratna

Agustini, Khoiriah, Dwi Febri Hidayati, Fatin Irina diatri, Dwi Jayanti, Resti

Nurisalfah, Siti Umikasih, serta adik dan kakak tingkat tercinta MKIPA,

terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini;

9. Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung;

Bandar Lampung, 2018Penulis

Sasmita Erzana

Page 13: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Problem Based Learning .................................................. 10

B. Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 25

C. Literasi Sains ................................................................................ 36

D. Self Efficacy ................................................................................. 39

E. Penelitian Pendukung.................................................................... 43

F. Kerangka Berpikir ........................................................................ 45

G. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 48

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ......................................................................... 49

Page 14: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xiv

B. Subyek Penelitian ......................................................................... 50

C. Sumber Data ................................................................................. 50

D. Alur Penelitian ............................................................................. 50

E. Langkah-langkah Penelitian .......................................................... 52

F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 59

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 63

H. Teknik Analisis Data .................................................................... 66

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 77

1. Studi Pendahuluan ................................................................ 77

2. Perencanaan dan Pengembangan LKS ................................. 80

3. Implemetasi Produk ............................................................... 107

B. Pembahasan .................................................................................. 118

1. Kevalidan LKS Berbasis Masalah ......................................... 119

2. Kepraktisan LKS Berbasis Masalah ...................................... 124

3. Keefektivan LKS Berbasis Masalah ...................................... 134

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 147

B. Saran ............................................................................................ 147

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 149

LAMPIRAN

1. Angket analisis kebutuhan guru........................................................... 158

2. Angket analisis kebutuhan siswa ......................................................... 161

3. Persentase angket kebutuhan guru dan siswa ..................................... 163

Page 15: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xv

4. Tabulasi angket kebutuhan guru dan siswa ......................................... 167

5. Instrumen angket validasi isi................................................................ 169

6. Instrumen angket validasi konstruk ..................................................... 172

7. Analisis SKL-KI-KD ........................................................................... 175

8. Silabus.................................................................................................. 177

9. RPP ...................................................................................................... 180

10. Kisi pretes postes ................................................................................. 189

11. Soal pretes postes ................................................................................. 191

12. Rubrik penilaian pretes-postes ............................................................. 196

13. Kisi-kisi angket self efficacy ................................................................ 203

14. Angket self efficacy ............................................................................. 204

15. Lembar validasi angket self efficacy ................................................... 207

16. Instrumen lembar keterlaksanaan......................................................... 210

17. Instrumen lembar aktivitas siswa......................................................... 212

18. Instrumen lembar pengelolaan kelas ................................................... 214

19. Instrumen angket respon siswa ........................................................... 216

20. Tabulasi validasi ahli terhadap isi LKS ............................................... 219

21. Tabulasi validasi ahli terhadap konstruk LKS .................................... 221

22. Tabulasi validasi praktisi terhadap isi LKS ......................................... 223

23. Tabulasi validasi praktisi terhadap konstruk LKS ............................... 225

24. Tabulasi angket respon siswa .............................................................. 227

25. Tabulasi keterlaksanaan LKS .............................................................. 233

26. Tabulasi pengelolaan kelas .................................................................. 243

27. Tabulasi data aktivitas siswa................................................................ 251

Page 16: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xvi

28. Produk LKS berbasis masalah ............................................................. 263

29. Analisis butir soal nilai pretes-postes .................................................. 303

30. Analisis Indikator Literasi sains........................................................... 311

31. Analisis Indikator self efficacy. ............................................................ 315

32. Analisis self efficacy awal dan akhir. .................................................. 317

33. Tabel nilai pretes-postes dan Ngain ..................................................... 319

34. Tabulasi nilai self efficacy.................................................................... 321

35. Analisis Statistik .................................................................................. 329

36. Analisis validitas dan reabilitas soal pretes-postes .............................. 334

37. Foto-foto penelitian…………………………………………………... 336

Page 17: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xvii

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Sintaks model Problem Based Learning (PBL) ................................ 17

2. Daftar proses penerapan PBL dalam pendidikan sains ..................... 18

3. Kriteria penggunaan LKS ................................................................. 32

4. Aspek penilaian literasi sains ilmiah PISA 2015 ............................... 37

5. Kompetensi ilmiah PISA 2015 .......................................................... 38

6. Penelitian pendukung ......................................................................... 43

7. Desain pretes-postes kelompok sampel ........................................... 58

8. Indikator instrument self efficacy ...................................................... 63

9. Tafsiran persentase angket studi pendahuluan ................................. 66

10. Kategori validitas isi dan konstruksi LKS ........................................ 67

11. Tafsiran skor (persentase) keterlaksanaan LKS ............................... 68

12. Tafsiran persentase respon siswa ..................................................... 69

13. Tabel skor (persentase) pengelolaan kelas ........................................ 70

14. Kriteria tingkat aktivitas siswa .......................................................... 70

15. Penskoran angket self efficacy ......................................................... 71

16. Tafsiran skor (Persentase) angket self efficacy ................................. 72

17. Makna koefisien korelasi product moment ....................................... 73

18. Tafsiran reliabilitas soal ..................................................................... 74

Page 18: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xviii

19. Kategori ukuran efek.......................................................................... 76

20. Hasil studi pendahuluan……………………………………………... 78

21. Hasil Validasi ahli terhadap LKS berbasis masalah ......................... 93

22. Hasil Validasi praktisi terhadap LKS berbasis masalah .................. 101

23. Hasil observasi keterlaksanaan LKS berbasis masalah ..................... 102

24. Respon siswa setelah belajar menggunakan LKS.............................. 103

25. Hasil observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru ........................ 105

26. Data aktifitas siswa dalam kegiatan belajar ....................................... 106

27. Hasil analisis validitas butir soal literasi sains................................... 107

28. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaa Pembelajaran kelaseksperimen 1 ..................................................................................... 109

29. Hasil Observasi Terhadap Keterlaksanaa Pembelajaran kelaseksperimen 2 ..................................................................................... 109

30. Respon siswa terhadap LKS berbasis masalah .................................. 110

31. Hasil observasi kemampuan guru melakukan pengelolaanpembelajaran ...................................................................................... 111

32. Data aktifitas siswa dalam kegiatan belajar ....................................... 112

33. Hasil penilaian self efficacy siswa...................................................... 113

34. Hasil rerata literasi sains siswa .......................................................... 114

35. Hasil uji normalitas data..................................................................... 115

36. Hasil uji perbedaan dua rata-rata paired samples test........................ 117

Page 19: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xix

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Struktur LKS ..................................................................................... 33

2. Hubungan antar aspek penilaian literasi sains PISA 2015 ................ 38

3. Kerangka pikir penelitian................................................................... 48

4. Alur pengembangan LKS berbasis masalah ...................................... 51

5. Cover Luar LKS................................................................................. 82

6. Cover Dalam LKS 1........................................................................... 82

7. Cover Dalam LKS 2........................................................................... 82

8. Cover Dalam LKS 3 ........................................................................... 82

9. Kata pengantar LKS........................................................................... 83

10. Daftar isi LKS .................................................................................... 83

11. Daftar gambar LKS ........................................................................... 83

12. Daftar tabel LKS ............................................................................... 83

13. KI-KD dan indikator dalam LKS....................................................... 84

14. Peta konsep materi ............................................................................. 84

15. Petunjuk pengerjaan LKS ................................................................. 84

16. Fenomena masalah LKS 1 ................................................................. 85

17. Rumusan masalah pada LKS 1 .......................................................... 86

18. Penyelidikan LKS 1 ........................................................................... 87

Page 20: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xx

19. Pameran hasil kerja dan analisi/evaluasi pada LKS 1........................ 88

20. Fenomena masalah LKS 2 ................................................................. 89

21. Rumusan masalah pada LKS 2 .......................................................... 89

22. Penyelidikan LKS 2 ........................................................................... 90

23. Pameran hasil kerja LKS 2................................................................. 91

24. Lembar analisis dan evaluasi pada LKS 2 ......................................... 91

25. Lembar pengisian gagasan LKS 3...................................................... 92

26. Lembar daftar pustaka........................................................................ 92

27. Cover belakang LKS .......................................................................... 92

28. Saran validator terhadap aspek kesesuaian isi……………..…… ..... 97

29. Saran validator terhadap aspek kesesuaian konstruksi…….……...... 97

30. Saran validator terhadap aspek kesesuaian isi…………..…… ......... 98

31. Saran validator terhadap aspek kesesuaian isi…………..…… ......... 98

32. Saran validator terhadap aspek kesesuaian isi………………..…… 99

33. Saran validator terhadap aspek kesesuaian isi………………..…… . 99

34. Saran validator terhadap aspek kesesuaian konstruksi………..……. 100

35. Sintak orientasi siswa pada masalah ………… ................................. 128

36. Siswa merumuskan masalah………………………………….……. 129

37. Siswa berdiskusi melakukan penyelidikan ........................................ 130

38. Siswa berdiskusi melakukan penyelidikan ........................................ 131

39. Kegiatan memamerkan hasil karya ................................................... 132

40. Dokumentasi kegiatan persentasi dan diskusi hasil karya ................. 132

41. Ketika fase analisis dan evaluasi siswa aktif menjawab dan bertanya.. 133

42. Ketika refleksi akhir siswa aktif ingin menyimpulkan pelajaran …….. 133

Page 21: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

xxi

43. Pertanyaan mengacu pada indikator menjelaskan fenomena

Ilmiah pada LKS..................................................................,,....... 139

44. Pertanyaan mengacu pada indikator menginterprestasi data danbukti ilmiah pada LKS.................................................................. 140

45. Pertanyaan mengacu pada indikator menarik dan mengevaluasikesimpulan pada LKS................................................................. 141

46. Jawaban peta konsep..................................................................... 142

47. Jawaban siswa skor tinggi............................................................. 143

48. Jawaban siswa skor sedang........................................................... 144

49. Jawaban siswa skor rendah............................................................ 145

Page 22: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas,

2006). Pendidikan sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2008). Pendidikan sains

menuntut kemampuan dan keterampilan ilmiah guna menghadapi perkembangan

zaman dan kemajuan teknologi (Cavas, 2013).

Kemampuan seorang siswa dalam penguasaan sains di dalam suatu proses

pembelajaran sering diistilahkan sebagai kemampuan literasi sains (Kurnia dan

Fathurohman, 2014). Literasi sains tidak hanya melibatkan pengetahuan dan

pemahaman ilmu tetapi juga kombinasi sikap, nilai, dan penalaran yang berkaitan

dengan ilmu teknologi dan dampaknya terhadap masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari yang mencerminkan kesiapan warga negara dalam menjawab

tantangan global yang semakin hari semakin mendesak (Cavas, 2013).

Page 23: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

2

Jika tingkat literasi sains siswa di sekolah meningkat, maka bukan suatu hal yang

mustahil untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi sains nasional (Kurnia

dan Fathurohman, 2014). Untuk dapat mencapai kemampuan literasi sains yang

baik, siswa harus yakin akan kemampuannya atau memiliki self efficacy (Putrizal,

2015). Self efficacy merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya

melakukan tindakan yang diharapkan. Self efficacy mempengaruhi pilihan

tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan ketika berhadapan

dengan hambatan atau kesulitan. Individu dengan self efficacy tinggi memilih

melakukan usaha lebih besar dan pantang menyerah (Bandura, 1997). Self

efficacy membantu siswa untuk memenuhi tuntutan global dengan keyakinan akan

kapabilitas yang dimiliki untuk mencapai penguasaan kemampuan literasi sains

(Warsito, 2012).

Hasil survey PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa tingkat literasi sains siswa

Indonesia menempati urutan 66 dari 72 negara peserta PISA (Kemendikbud,

2016). Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan mengenai rendahnya kemampuan

sains anak Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Data tersebut

menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sains di Indonesia belum tercapai.

Rendahnya kemampuan literasi sains siswa Indonesia menurut Kurnia dan

Fathurohman (2014) dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain kurikulum dan

sistem pendidikan, pemilihan metode dan model pengajaran oleh guru, sarana

dan fasilitas belajar, sumber belajar, bahan ajar dan lain-lain. Salah satu faktor

yang secara langsung bersinggungan dengan kegiatan pembelajaran siswa dan

mempengaruhi rendahnya kemampuan literasi sains siswa Indonesia adalah

keberadaan sumber belajar siswa. Sumber belajar yang digunakan di sekolah

Page 24: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

3

kebanyakan hanya mengandalkan lembar kerja siswa (LKS). Hasil survey yang

dilakukan di 11 SMP yang ada di Provinsi Lampung menunjukkan fakta bahwa

45% guru menggunakan lembar kerja siswa yang diperoleh dari membeli di

pasaran, 36% guru yang menggunakan lembar kerja yang diperoleh di pasaran dan

sesekali diselingi dengan lembar kerja siswa buatan guru sendiri, hal tersebut

dilakukan jika lembar kerja siswa di pasaran tidak sesuai dengan materi, namun

tetap saja sebagian besar materi diajarkan dengan mengandalkan lembar kerja

yang diperoleh dari membeli di pasaran. Alasan guru tidak membuat lembar kerja

siswa sendiri sangat beragam diantaranya tidak sempat membuat dan tidak

memahami cara pembuatannya.

Hasil survey juga menemukan bahwa sebesar 82% lembar kerja siswa menuntut

jawaban yang dapat ditemukan siswa pada LKS itu sendiri dan buku paket, siswa

hanya memindahkan jawaban dari buku paket ke LKS, siswa tidak didorong

berpikir lebih kritis untuk menemukan jawaban. Sebesar 91% LKS yang

digunakan saat ini hanya mampu membangun pemahaman teori atau konsep

semata dan belum berorientasi untuk membangun pemahaman literasi sains siswa

atau berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil keterangan dari guru pada 11 SMP

yang disurvey diketahui bahwa 64% siswa memiliki kemampuan literasi sains

rendah dan sebanyak 54% siswa masih memiliki self efficacy yang rendah.

Berdasarkan keterangan dari guru, siswa memiliki self efficacy yang rendah

dikarenakan mereka merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang

berdampak pada keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil studi literasi sains ini adalah aspek sikap sains yang berkaitan

Page 25: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

4

dengan faktor emosi yang mencakup minat dan kenyamanan belajar sains serta

keterlibatan siswa yang masih rendah (Lin, Hong, & Huang, 2012).

Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah menurut Hosnan (2014) adalah

upaya yang tepat untuk mengakomodasi peningkatan self efficacy siswa sekaligus

meningkatkan hasil belajar sains. Pembelajaran berbasis masalah merupakan

model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah

autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh-

kembangkan keterampilan sains yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Pembelajaran berbasis masalah

diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan self

efficacy. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Wiratmaja,

dkk. (2014) yang mengatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih

baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran langsung dalam upaya

meningkatkan self efficacy. Bertambahnya self efficacy ini akibat adanya diskusi

dan presentasi selama proses pembelajaran berbasis masalah berlangsung (Adnan,

dkk., 2011).

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti bermaksud untuk

mengembangkan LKS berbasis masalah yang bertujuan untuk meningkatkan self

efficacy dan literasi sains siswa. Lembar kerja siswa berbasis masalah yang

dikembangkan peneliti diharapakan mampu meningkatkan self efficacy dan

kemampuan literasi sains siswa melalui kemampuan pemecahan masalah dan

pemahaman sains di kehidupan sehari-hari

Page 26: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kevalidan (kelayakan) lembar kerja siswa berbasis masalah untuk

meningkatkan self efficacy dan literasi sains pada materi pemanasan global?

2. Bagaimana kepraktisan lembar kerja siswa berbasis masalah untuk

meningkatkan self efficacy dan literasi sains pada materi pemanasan global?

3. Bagaimana keefektivan pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa

berbasis masalah untuk meningkatkan self efficacy dan literasi sains pada

materi pemanasan global?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan lembar kerja siswa

berbasis masalah yang mampu meningkatkan self efficacy dan literasi sains.

Tujuan umum dapat dirinci menjadi beberapa tujuan khusus diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kevalidan (kelayakan) lembar kerja siswa berbasis masalah

untuk meningkatkan self efficacy dan literasi sains pada materi pemanasan

global.

2. Mendeskripsikan kepraktisan lembar kerja siswa berbasis masalah untuk

meningkatkan self efficacy dan literasi sains pada materi pemanasan global.

3. Mendeskripsikan keefektivan pembelajaran dengan bantuan lembar kerja

siswa berbasis masalah untuk meningkatkan self efficacy dan literasi sains

pada materi pemanasan global.

Page 27: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peningkatan kualitas dan

pengembangan pembelajaran IPA baik bagi guru/pendidik, siswa, sekolah

maupun peneliti, antara lain adalah:

1. Bagi siswa: Dapat memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan

sumber belajar lembar kerja siswa berbasis masalah untuk meningkatkan self

efficacy dan literasi sains melalui pembelajaran IPA yang lebih menarik,

menyenangkan, memberikan kepuasan yang sangat berguna bagi masyarakat

dan kehidupannya.

2. Bagi guru: Sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh

guru-guru SMP N 7 Kotabumi khususnya dan guru-guru umumnya dalam

memilih sumber belajar.

3. Bagi Sekolah: Melalui penelitian ini diharapkan bahwa LKS berbasis masalah

dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang mampu

meningkatkan literasi sains siswa dan self efficacy.

4. Bagi peneliti : Lebih mengasah kemampuannya dalam melakukan penelitian,

membuat pengembangan lembar kerja siswa yang baik sesuai dengan

kebutuhan siswa saat ini, dan lebih memahami karakteristik dari bahan ajar

yang digunakan.

Page 28: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar kerja siswa yang disusun dirancang dan dikembangkan sesuai dengan

sintak model pembelajaran berbasis masalah, dimana soal-soal yang disajikan

merupakan soal yang berorientasi pada masalah dan mengharuskan siswa

mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini

dikembangkan LKS berbasis masalah materi pemanasan global yang

mengharuskan siswa mencari solusi secara ilmiah dari permasalah lingkungan

yang terjadi.

2. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang

penyampaiannya dilakukan diawali dengan pengenalan masalah kepada

peserta didik. Selanjutnya peserta didik diorganisasikan dalam beberapa

kelompok untuk melakukan diskusi penyelesaian masalah. Hasil dari analisis

kemudian dipresentasikan kepada kelompok lain. Akhir pembelajaran guru

melakukan klarifikasi mengenai hasil penyelidikan peserta didik (Arends,

2008).

3. Literasi sains merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan

ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan bukti untuk memahami dan membantu membuat keputusan

tentang dunia alam dan perubahan yang dibuat melalui kegiatan manusia

(OECD, 2015). Aspek penilaian kompetensi literasi sains yang dinilai antara

lain:

Page 29: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

8

a. Menjelaskan fenomena ilmiah.

b. Menginterpretasikan data dan bukti ilmiah.

c. Menarik atau mengevaluasi kesimpulan.

4. Self efficacy merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya

melakukan tindakan yang diharapkan. Self efficacy mempengaruhi pilihan

tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan ketika

berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Indikator self efficacy yang

diukur meliputi magnitude, strength dan generality (Bandura, 1997).

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah materi keas VII, dimana KD yang

yang dikembangkan adalah KD 3.9 memahami pemanasan global dan

dampaknya terhadap ekosistem termasuk perubahan iklim.

6. Validitas produk (lembar kerja siswa ) dapat dilihat dari tingkat validitas isi

dan konstruksi menurut ahli dan praktisi (guru).

7. Kepraktisan suatu pembelajaran merupakan salah satu kriteria kualitas yang

ditinjau dari hasil penilaian pengamat berdasarkan pengamatan selama

pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Kepraktisan dapat dilihat dari:

keterlaksanaan pembelajaran dan respon siswa setelah pembelajaran

(Nieveen, 1999).

Page 30: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

9

8. Keefektivan sangat terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

Keefektivan menurut Nieveen (1999) dilihat dari kemampuan guru mengelola

pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran dan ketercapaian tujuan

pembelajaran (dalam penelitian ini ketercapaian tujuan pembelajaran meliputi

peningkatan self efficacy dan literasi sains siswa )

Page 31: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Problem Based Leaning

Pembelajaran berbasis masalah menurut Tarhan dkk. (2008) merupakan salah satu

aplikasi pembelajaran aktif. PBL adalah pendekatan yang berpusat pada siswa

dan berfokus pada keterampilan, belajar seumur hidup, kemampuan untuk

menerapkan pengetahuan, dan keterampilan dalam pemecahan masalah.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Tandogan dan Orhan (2007) menyatakan

bahwa melalui pembelajaran berbasis masalah siswa akan mendapatkan

pengetahuan dari masalah yang ditemuinya saat belajar. Siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran berbasis masalah mendapatkan pengetahuan baru melalui

pengalaman belajarnya sendiri.

Problem based learning menurut Awang dan Ramly (2008) tidak hanya tentang

pemecahan masalah, melainkan menggunakan masalah yang tepat untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Selanjutnya Ibrahim dan Nur (2005)

menjelaskan bahwa permasalahan digunakan untuk memberikan tantangan kepada

siswa tentang keingintahuan dan prakarsa serta memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berpikir kreatif, mengemukakan ide kritisnya, dan

mengkomunikasikan hasil pekerjaannya kepada teman sehingga keterampilan

berpikir dan keterampilan pemecahan masalah siswa menjadi berkembang.

Page 32: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

11

Pembelajaran berbasis masalah menurut Riyanto (2010) adalah suatu model

pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Karakteristik PBL adalah

sebagai berikut. Pertama, ide pokok dibalik PBL adalah bahwa titik awal

pembelajaran sebaiknya sebuah masalah. Kedua, adalah sifat model PBL

berpusat pada peserta didik dan menekankan pembelajaran mandiri (self directed

learning, SDL). Indikasi kemandirian dalam PBL dapat dilihat dari hal-hal

berikut.

a. Siswa dihadapkan pada masalah yang memuat sejumlah konsep dan isu.

b. Siswa diberi kewenangan dan tanggung jawab yang cukup untuk menentukan

pilihan tentang topik atau isu yang akan dipelajari.

c. Analisis kebutuhan (need assesment) dilakukan secara individual.

d. Dilakukan seleksi terhadap sumber belajar yang akan digunakan.

e. Hasil sintesis atau investigasi yang dilakukan peserta didik disajikan kepada

pihak lain.

f. Partisipasi di dalam evaluasi diri merupakan perilaku SDL lain yang diharap-

kan dari siswa.

Ketiga, pada awalnya, PBL ditujukan untuk kelompok kecil dan tetap menjadi

model pilihan dalam kebanyakan program yang ada. Siswa biasanya berkumpul

dalam kelompok yang terdiri dari 5-10 orang, paling sering dihadiri juga oleh

guru untuk mengungkap masalah yang disajikan. Sifat tatap muka dari proses

tersebut mendorong siswa mengembangkan keterampilan dan kemampuan untuk

bekerja sama dalam kelompok.

Page 33: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

12

Sejalan dengan pernyataan tersebut Khazaal (2015) juga mengungkapkan bahwa

ketika siswa bekerja dalam kelompok maka akan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik sesuai dengan tujuan dengan metode pemecahan masalah. Diskusi

kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapatnya, belajar dari satu strategi dan strategi yang lain serta menyiapkan

mereka untuk bekerja dalam dunia nyata.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran berbasis

masalah dimulai dengan menyajikan suatu permasalahan yang terjadi secara nyata

di kehidupan sehari-hari siswa. Permasalahan kemudian dianalisis oleh siswa

untuk mendapatkan konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

dilakukan. Pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan kemampuan

berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta mengetahui pengetahuan yang

diperlukan.

Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah menurut Baron (dalam Rusmono, 2014)

antara lain: menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, pembelajaran

dipusatkan pada penyelesaian masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa

dan guru berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran PBL menurut Hmelo-Silver

& Barrows (2006) mempunyai ciri-ciri antara lain: (a) pengajuan pertanyaan

masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik,

(d) menghasilkan produk dan memamerkannya, dan (e) kolaborasi. PBL membe-

baskan siswa untuk memeroleh isu-isu kunci dari masalah yang mereka hadapi,

mendefinisikan kesenjangan pengetahuan mereka dan mengejar pengetahuan yang

hilang.

Page 34: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

13

Sejalan dengan pernyataan tersebut ciri-ciri model PBL menurut Redhana (2013)

yaitu:

“ Siswa pertama dihadapkan dengan masalah ill-structured atau ill defined

problems (masalah-masalah kurang terstruktur atau kurang terdefinisi),

open-ended, ambigu, dan kontekstual. Agar dapat memecahkan masalah,

siswa harus mempelajari materi terlebih dahulu, artinya, siswa harus

mengkonstruksi pengetahuan melalui proses penemuan. Setelah siswa

memahami materi yang terkait dengan masalah, siswa selanjutnya me-

mecahkan masalah yang dihadapi melalui kerja kelompok. “

Pendapat di atas juga diperkuat oleh Hosnan (2014) yang menyakatan bahwa ciri

pembelajaran berbasis masalah ditandai dengan adanya pengajuan masalah atau

pertanyaan yang dapat muncul dari guru maupun murid yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari, kemudian keterkaitan dengan berbagai masalah disiplin

ilmu yang berasal dari berbagai sumber jelas dan terpercaya sehingga nantinya

bisa dipertanggung jawabkan, selanjutnya penyelidikan yang autentik atau bersifat

nyata untuk menyelesaikan masalah yang diperoleh sehingga siswa dapat

merumuskan dan menganalisis masalah yang dihadapi, membuat hipotesis,

mengumpulkan informasi, melakukan percobaan, membuat kesimpulan dan

mengkomunikasikan hasil yang diperoleh.

Ciri penting lain dari pembelajaran berbasis masalah juga dikemukan oleh Brook

Martin (dalam Lestari, 2012) diantaranya: tujuan pembelajaran dirancang untuk

dapat merangsang dan melibatkan siswa dalam pola pemecahan masalah. Kondisi

ini akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung

dalam mengidentifikasi permasalahan, siswa terlibat dalam presentasi

permasalahan sehingga mereka merasa memiliki permasalahan tersebut dan

bertanggung jawab atas permasalahan tersebut, guru berperan sebagai tutor dan

fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator adalah mengembangkan kreativitas

Page 35: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

14

berpikir siswa dalam bentuk keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu

siswa untuk menjadi mandiri.

Model PBL memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan model

pembelajaran yang lainnya. Karakteristik tersebut yakni: (a) belajar dimulai

dengan suatu masalah, (b) memastikan bahwa masalah yang diberikan

berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, (c) mengorganisir pelajaran di

sekitar masalah, bukan di seputar disiplin ilmu, (d) memberikan tanggung jawab

yang besar kepada pembelajar dalam membentuk dan menjalankan secara

langsung proses belajar mereka sendiri, (e) menggunakan kelompok kecil, dan

(f) menuntut pembelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari

dalam bentuk suatu produk atau kinerja (Jonassen, 2011). Akhirnya, model PBL

dapat membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kelompok heterogen

(Raiyn & Tilchin, 2015).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah memiliki ciri-ciri yaitu menggunakan masalah sehari-hari yang ada di

dunia nyata sebagai sarana dalam belajar, pembelajaran dipusatkan pada masalah,

siswa aktif menyelesaikan masalah dan guru bertugas sebagai fasilitator.

Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang

didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai

landasan titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge)

baru (Arends, 2007). Untuk dapat memberikan pelajaran yang bermakna bagi

siswa seorang guru harus mampu memilih materi yang sesuai untuk diajakan

dengan model pembelajaran berbasis masalah (Tandogan dan Orhan, 2007).

Page 36: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

15

Lima kriteria dalam memilih materi pelajaran dalam model pembelajaran berbasis

masalah menurut Sanjaya (2008) yaitu:

1. Materi pelajaran harus mengandung isu-isu yang memiliki konflik bersumber

dari berita, rekaman video dan lainnya.

2. Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa

sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

3. Materi yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan keperluan

orang banyak agar dapat dirasakan manfaatnya.

4. Materi yang dipilih merupakan bahan yang mendukung kompetensi yang

harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

5. Materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa perlu

untuk mempelajarinya.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan dalam menerapkan

pembelajaran bebasis masalah guru harus mampu memilih materi yang

mengandung isu-isu yang memiliki konflik, selain itu materi yang dipilih adalah

bahan yang bersifat familiar. Pemilihan materi sangat penting mengingat

pemilihan materi yang baik berfungsi sebagai landasan bagi investasi dan

penyelidikan siswa, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri,

memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Untuk dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik,

maka perlu diketahui langkah-langkah pembelajaranya. Beberapa ahli yang

Page 37: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

16

menjelaskan langkah pembelajaran berbasis masalah diantaranya Fogarty (dalam

Wena, 2014) yang menyebutkan bahwa langkah pembelajaran berbasis masalah

adalah sebagai berikut: menemukan masalah; mendefinisikan masalah;

mengumpulkan fakta; menyusun hipotesis atau dugaan sementara; melakukan

penyelidikan; menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikaan;

menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif; melakukan

pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

Pendapat di atas juga sejalan dengan pendapat Riyanto (2010) yang menjelaskan

bahwa pembelajaran berbasisi masalah memiliki langkah sebagai berikut

1. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik.

2. Peserta didik dibentuk kelompok kecil, kemudian masing-masing kelompok

tersebut mendiskusikan masalah dengan pengetahuan dan keterampilan dasar

yang mereka miliki. Peserta didik juga membuat rumusan masalah serta

hipotesisnya.

3. Peserta didik aktif mencari informasi dan data yang berhubungan dengan

masalah yang telah dirumuskan.

4. Peserta didik rajin berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan dengan melaporkan data-data yang telah diperoleh.

5. Kegiatan diskusi penutup dilakukan apabila proses sudah memperoleh solusi

yang tepat.

Page 38: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

17

Pendapat yang lebih rinci mengenai langkah pembelajaran berbasis masalah

diterangkah oleh Arends (2008) yang disajikan seperti pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Sintaks Model Problem Based Learning (PBL)

Fase Perilaku Guru

Fase 1: Memberikan orientasi

tentang permasalahannya kepada

siswa

Fase 2: Mengorganisasikan siswa

untuk menganalisis

Fase 3: Melakukan penyelidikan

Fase 4: Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya dan

memamerkan

Fase 5: Menganalisis dan

mengevaluasi proses mengatasi

masalah

Guru membahas tujuan pelajaran,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik

penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah.

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar

yang terkait dengan permasalahannya

.

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan

informasi yang tepat,

melaksanakan penyelidikan masalah, dan

mencari penjelasan dan solusi.

Guru membantu siswa dalam merencanakan

dan menyiapkan hasil karya yang tepat,

seperti laporan, rekaman video, dan model-

model, dan membantu mereka untuk

menyampaikannya kepada orang lain.

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap penyelidikannya dan

proses-proses yang mereka gunakan

Sumber : Arends (2008)

Agar dapat membantu dalam mencapain tujuan pembelajaran maka penting untuk

mengetahui bagaimana cara menerapkan model pembelajaran tersebut dengan

baik. Proses penerapan model PBL menurut Redshaw & Frampton (2014)

dirangkum pada Tabel 2 mengenai "praktik penerapan model PBL yang baik",

yaitu pendekatan untuk memaksimalkan pembelajaran melalui PBL dan kerja

kelompok dalam pendidikan sains.

Page 39: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

18

Tabel 2. Daftar proses penerapan PBL dalam pendidikan sains

Masalah Implementasi

Manfaat untuk Pengajaran dan Pembelajaran

Tugas mata

pelajaran

tidak jelas

Menjelaskan manfaat dari

tiap mata pelajaran

Memungkinkan siswa untuk menghargai proses

pembelajaran dan menempatkan diri dalam kegiatan

pembelajaran

Siswa belajar

dengan ruang

lingkup yang

sempit

Kelompok siswa mem-

peroleh pengalaman dan

menyumbangkan

pikirannya untuk

kelompok

Kelompok siswa terampil

melakukan tugas melalui

PBL, dan

menyumbangkan

pikirannya untuk

kelompok

Menantang siswa untuk

terlibat dalam kegiatan

pembelajaran dengan

menggunakan tahapan

PBL dan melakukan dis-

kusi untuk memberikan

penilaian

Mendukung kegiatan

pembelajatran dengan

memberikan fasilitas

tutorial dari berbagai latar

belakang ilmu

Menciptakan lingkungan yang tepat untuk mendorong

kegiatan pembelajaran dan menyediakan beragam

pengetahuan dan pemanfaatan keterampilan dasar seluruh

kelompok

Meningkatkan kepercayaan diri setiap individu dengan

menyorot nilai yang unik pada aktivitas mereka dan

meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok

Memungkinkan siswa untuk mencari masalah dari berbagai

bidang yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

Mendorong pengembangan berpikir dan komunikasi siswa

Memacu siswa untuk berusaha mengungkapkan

ide/gagasan

Memastikan kerja kelompok siswa dalam memecahkan

masalah

Memberikan siswa wawasan tentang berbagai pengetahuan,

metode dan sumber data yang diperlukan untuk percobaan

Transfer

pengetahuan

antara siswa

terbatas

Mengevaluasi kegiatan

pembelajaran dimana

siswa diminta untuk

menyajikan hasil kerjanya

Menjadikan PBL sebagai

pendekatan pembelajaran

dimana siswa

bertanggung jawab dalam

membangun parameter

aktivitas

Meningkatkan kerja ke-

lompok

Membuat jadwal

pertemuan kelompok

sebelum melakukan

kegiatan kelompok

Bila memungkinkan,

siswa melakukan tugas

berkelompok pada tempat

yang cocok dan tepat.

Mendukung kegiatan pembelajaran dengan menyediakan

sesi tanya jawab dan pemberian pendapat

Memberikan masukan/saran yang lebih baik dari

pengetahuan siswa, anggota kelompok dan pemahaman

konsep

Siswa memahami bahwa mereka ikut berperan serta dalam

pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi dan

keaktifan belajar

Meningkatkan kegiatan penyelidikan, untuk mentransfer

pengetahuan dan mendukung kegiatan pembelajaran

Guru bertindak sebagai motivator bagi siswa untuk me-

ningkatkan kegiatan pembelajaran

Meningkatkan peluang bagi siswa untuk mengadakan

pertemuan / bekerjasama sehingga meningkatkan pem-

belajaran antarteman

(Redshaw & Frampton, 2014).

Page 40: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

19

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa langkah dalam pembelajaran

berbasis masalah umumnya diawali dengan menyajikan suatu fenomena yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mencatat permasalahan yang

muncul dalam fenomena tersebut dan merumuskan masalahnya. Selanjutnya guru

merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada

dan mengkomunikasikannya kepada siswa yang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil pendapat dari Arends (2008) untuk

melakukan langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah. Sintaks pembelajaran yang dikemukakan Arends sudah jelas dan terinci.

Secara umum langkah pembelajaran diawali dengan pengenalan masalah kepada

peserta didik. Selanjutnya peserta didik diorganisasikan dalam beberapa

kelompok untuk melakukan diskusi penyelesaian masalah. Hasil dari analisis

kemudian dipresentasikan kepada kelompok lain. Akhir pembelajaran guru

melakukan klarifikasi mengenai hasil penyelidikan peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Swan dkk. (2013) memberikan dasar teoritis dan

empiris beralasan untuk menggunakan PBL dan kerangka Preparation for Future

Learning (PFL), yaitu persiapan belajar di masa mendatang, khusus sebagai dasar

pengembangan bahan ajar yang menggunakan data atau fakta nyata untuk

mengembangkan literasi siswa. Peningkatan pemahaman melalui model PBL

akan memungkinkan kita untuk menyesuaikan pengembangan bahan ajar

kurikuler dan terkait dengan menekankan pentingnya PFL, siklus pembelajaran,

serta peran guru dalam mendidik siswa di sekolah menengah tentang literasi data

dengan cara yang relevan dan bermakna.

Page 41: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

20

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk aktif mengeksplorasi

pengetahuanya sendiri melalu masalah (Tandogan dan Orhan, 2007). PBL

memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan dan menikmati pengetahuan

mereka, meningkatkan kapasitas kreatif dan tanggung jawab mereka dalam

menyelesaikan masalah dunia nyata (Newman, 2005).

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis masalah menurut Baron (dalam

Rusmono, 2014) meliputi kegiatan kelompok. Ketika di dalam kelompok siswa

melakukan kegiatan-kegiatan: membaca kasus, menentukan masalah mana yang

paling relevan dengan tujuan pembelajaran, membuat rumusan masalah, membuat

hipotesis, mengidentifikasi sumber informasi, diskusi dan pembagian tugas dan

melaporkan/mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan

kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, dan presentasi di kelas. Guru

bertugas sebagai tutor yaitu mengelola pembelajaran, menfasilitasi berfungsinya

kelompok kecil, memandu siswa untuk mempelajari materi menuju mekanisme

dan konsep dan bukan solusi dari masalah, mendukung otonomi siswa dalam

belajar, mendukung humanisme melalui kesatuan keilmuan, penghargaan

terhadap nilai-nilai empati, menstimulasi motivasi untuk mengarahkan dan

mempengaruhi perkembangan siswa, mengevaluasi pembelajaran, bekerjasama

dengan administrasi program studi, bertindak sebagai mediator antara siswa dan

program. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah juga diterangkan oleh

Trianto (2009) sebagai berikut: mengajukan masalah sesuai dengan kehidupan

nyata sehari-hari, membimbing penyelidikan misal melakukan eksperimen,

memfasilitasi dialog peserta didik, mendukung belajar peserta didik.

Page 42: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

21

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

berbasis masalah siswa yang lebih aktif melakukan aktivitas belajar dan berpikir,

sementara guru bertugas sebagai fasilitator pembelajaran agar proses belajar dapat

berjalan dengan lancar

Dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah menurut Fadlillah

(2014) memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran

berbasis masalah adalah dapat menumbuhkan daya kreativitas peserta didik dan

melatihnya untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah, karena siswa dituntut

untuk lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran ini sangat

potensial untuk mengembangkan kemandirian dan keterampilan berpikir siswa

dengan melalui pemecahan masalah yang bermakna bagi kehidupan siswa.

Kelemahannya yaitu terkadang peserta didik belum memahami permasalahan

yang akan dipecahkan, serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

menyelesaikannya terutama untuk masalah-masalah yang dirasa sulit bagi siswa.

Pendapat di atas juga sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006) yang menyatakan

bahwa keunggulan pembelajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut:

“Pemecahan masalah merupakan teknik yang baik untuk memahami isi

pembelajaran, dapat merangsang kemampuan peserta didik untuk

menemukan pengetahuan baru bagi mereka, dapat meningkatkan aktivitas

belajar peserta didik, dapat membantu peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dapat membantu peserta

didik mengembangkan pengetahuannya serta dapat digunakan sebagai

evaluasi diri terhadap hasil maupun proses belajar, dapat membantu peserta

didik untuk berlatih berpikir dalam menghadapi sesuatu, dianggap

menyenangkan dan lebih digemari peserta didik, mengembangkan

keterampilan berpikir kritis dan kemampuan menyesuaikan dengan

pengetahuan baru, memberi kesempatan peserta didik untuk

mengaplikasikan pengetauan mereka dalam kehidupan nyata, serta

mengembangkan minat belajar peserta didik.”

Page 43: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

22

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pembelajaran berbasis

masalah diantaranya dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, membuat

pelajaran lebih menyenangkan, membuat siswa lebih aktif dalam belajar sehingga

siswa lebih mudah memahami materi, sedangkan kelemahan pembelajaran

berbasis masalah adalah siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Pembelajaran berbasis masalah memberikan dampak intruksional dan dampak

pengiring terhadap perkembangan kemempuan berpikir siswa. Dampak

instruksional dari model pembelajaran berbasis masalah menurut Abidin (2014)

antara lain adalah:

1. Peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran

2. Pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah otentik.

3. Peningkatan kemapuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif.

Sedangkan dampak penyertanya adalah:

1. Mengembangkan karakter siswa antara lain disiplin, cermat, kerja keras,

tanggung jawab, toleran, santun, berani, dan kritis serta etis.

2. Membentuk kecakapan hidup dalam diri siswa.

3. Meningkatkan sikap ilmiah.

4. Membina kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berargumentasi, dan

berkolaborasi.

Page 44: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

23

Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah menurut Hosnan (2014)

merupakan upaya yang tepat untuk mengakomodasi peningkatan self efficacy

siswa sekaligus meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran berbasis masalah

merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada

masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan

siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Pembelajaran berbasis masalah

diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan self

efficacy dalam dirinya. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan

Wiratmaja, dkk. (2014) yang mengatakan bahwa, model pembelajaran berbasis

masalah lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung dalam upaya

meningkatkan self efficacy. Bertambahnya self efficacy menurut Adnan, dkk.

(2011) akibat adanya diskusi dan presentasi selama proses pembelajaran berbasis

masalah berlangsung.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis masalah memilki dampak intruksional dan dampak penyerta yang

mampu membuat siswa mendapatkan pelajaran yang bermakna bagi dirinya

sendiri dan lingkungan di sekitarnya, siswa lebih memiliki pengetahuan yang

didapatkannya melalu konstruksi pemikirannya sendiri, menanamkan sikap

ilmiah, dan mampu meningkatkan self efficacy siswa.

Penilaian pembelajaran berbasis masalah tidak hanya kepada hasil akhir tetapi

juga yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian proses. Penilaian ini bisa

didasarkan pada jenis penilaian otentik (autentic assessment) dimana penilaian

Page 45: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

24

difokuskan terhap proses belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam proses

pembelajaran tidak pasif tetapi harus aktif dalam memantau kegiatan siswa serta

mengontrol agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Untuk mengetahui

sejauh mana hasil belajar yang telah diperoleh siswa, guru pun perlu untuk

mengadakan tes secara individual, jadi penilaian dilakukan secara kelompok juga

individual (Lidinillah, 2013).

Penilaian dalam pembelajaran berbasis masalah dikatakan Baron (dalam

Rusmono, 2014) meliputi penilaian oleh: siswa, guru, dan teman sebaya.

Penilaian oleh siswa , yaitu setiap siswa diberi kuisioner oleh sekolah untuk

menilai penampilan setiap kelompok, setiap siswa membuat catatan sendiri

langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam kelompok dan perorangan,

termasuk komentar. Penilaian oleh guru meliputi: guru mengadakan ujian tertulis

atau lisan, dimana setiap siswa diminta untuk memperagakan mengenai:

penguasaan informasi, pemahaman terhadap proses penyelesaian masalah,

menghubungkan dengan kurikulum, dan kemauan untuk menerima informasi dan

pengetahuan baru pada masalah baru. Guru juga mengadakan pengamatan pada

setiap kelompok, karena guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan

kelompok. Penilaian teman sebaya dilakukan dengan menggunakan lembar

penilaian untuk setiap siswa yang disiapkan oleh sekolah mengenai bagian-

bagian yang akan dinilai, seperti mendapatkan pengetahuan, kontribusi terhadap

proses, dan pemahaman terhadap permasalahan.

Page 46: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

25

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui pembelajaran berbasis masalah

memiliki tiga kategori penilaian yaitu penilaian oleh: siswa, guru, dan teman

sebaya. Penilaian yang dilakukan dimaksudkan untuk menguji apakah

pembelajaran berbasis masalah benar-benar efektif untuk diterapkan di dalam

kelas.

B. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu sumber belajar yang dapat

dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang dapat disusun,

dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan

pembelajaran yang akan dihadapi. Lembar kerja siswa juga merupakan media

pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau

media pembelajaran yang lain tergantung pada kegiatan pembelajaran yang

dirancang (Widjajanti, 2008). Lembar kerja siswa adalah suatu lembaran yang

berisi pekerjaan atau bahan-bahan yang membuat siswa lebih aktif dalam

mengambil makna dari proses pembelajaran (Ozmen dan Yildirim, 2005).

Lembar Kerja Siswa menurut Trianto (2008) adalah panduan bagi siswa yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek

kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam

bentuk panduan eksperimen atau demontrasi.

LKS merupakan petunjuk atau pedoman berisi langkah-langkah penyelesaian

tugas sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman secara langsung

sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh guru

Page 47: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

26

saja (Ducha.dkk., 2012). Hal senadapun diungkapkan oleh Kaymakcy (2012)

bahwa LKS merupakan salah satu bahan yang paling penting untuk mencapai

tujuan dari aktivitas pembelajaran. Melalui LKS siswa dapat menikmati aktivitas

belajarnya. LKS dapat digunakan untuk studi jangka panjang dalam berbagai

mata pelajaran untuk mengetahui efektivitasnya pada perilaku afektif siswa

(Yildirim dkk., 2011). LKS lebih mengaktifkan siswa dan dapat meningkatkan

keberhasilan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa perilaku

individu yang belajar dengan LKS lebih efektif dari pada mereka yang hanya

belajar dengan mendengar atau melihat (Töman, dkk., 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa

merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran seperti

penyelidikan, pemecahan masalah, menganalisis sehingga membuat siswa lebih

aktif dalam mengambil makna dalam proses pembelajaran. Lembar kerja siswa

juga dapat digunakan bersamaan sumber belajar atau media pembelajaran yang

lain.

Keberadaan lembar kerja siswa memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses

belajar mengajar sebagai penunjang untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam

proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar (Darmojo dan Kaligis,

1992). Peran lembar kerja siswa sangat besar dalam proses pembelajaran menurut

Dhari (1998) karena dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan

penggunaannya dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk mengarahkan

siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri,

Page 48: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

27

mengembangkan keterampilan proses, meningkatkan aktivitas siswa dan dapat

mengoptimalkan hasil belajar

Manfaat lembar kerja siswa secara umum menurut Vebrianto (1985) adalah

sebagai berikut: membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran,

mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, sebagai pedoman guru dan

siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui

kegiatan belajar secara sistematis, membantu siswa memperoleh catatan tentang

materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar, membantu siswa

untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan

belajar secara sistematis, melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses, mengaktifkan siswa dalam mengembangkan konsep.

Adapun fungsi dari lembar kerja siswa menurut Dhari (1998) fungsi lembar kerja

siswa dalam proses belajar mengajar ada dua sudutpandang, yaitu :

1. Sudut pandang siswa, fungsi lembar kerja siswa sebagai sarana belajar baik di

kelas, di ruang praktek, maupun di luar kelas. Siswa berpeluang besar untuk

mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih ketrampilan,

memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapatkan perolehannya.

2. Sudut pandang guru, melalui lembar kerja siswa dalam menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode membelajarkan siswa,

dengan kadar keaktifan siswa yang tinggi. Lembar kerja siswa banyak

digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa, karena dengan lembar

kerja siswa siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk

menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya.

Page 49: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

28

Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa lembar kerja siswa mempunyai

peran yang penting dalam proses belajar mengajar sebagai penunjang untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan

hasil belajar. Lembar kerja siswa juga dapat membatu siswa untuk menemukan

dan memahami konsep yang dipelajarinya secara sistematis. Dilihat dari

fungsinya lembar kerja siswa dalam proses belajar ada dua sudut, yaitu dari

sudut pandang siswa dan sudut pandang guru.

Lembar kerja siswa harus disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Adapun

tujuannya menurut Dhari (1998) yaitu: memberikan pengetahuan dan sikap serta

keterampilan yang perlu dimiliki siswa, mengecek tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang telah disajikan, mengembangkan dan menerapkan materi

pelajaran yang sulit dipelajari. Prinsip penyusunan lembar kerja siswa meliputi:

tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi

yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang

mengalami kesulitan, mengandung permasalahan, sebagai alat pengajaran,

mengecek tingkat pemahaman, pengembangan dan penerapannya.

Pendapat yang sama juga di nyatakan oleh Vebrianto (1985) bahwa tujuan dari

lembar kerja siswa yaitu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan untuk

mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar. Keberadaan lembar kerja siswa

menurut Darmojo dan Kaligis (1992) memberi pengaruh yang cukup besar dalam

proses belajar mengajar, sehingga penyusunan lembar kerja siswa harus

memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan

syarat teknik.

Page 50: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

29

1. Syarat didaktik penyusunan lembar kerja siswa menurut Darmojo dan Kaligis

(1992) meliputi syarat- syarat didaktik yang mengatur tentang penggunaan

lembar kerja siswa yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk

siswa yang lamban atau yang pandai. Lembar kerja siswa lebih menekankan

pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam lembar kerja

siswa ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. Lembar

kerja siswa yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang

dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai

dengan kurikulum.

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

estetika pada diri siswa.

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2. Syarat konstruksi penyusunan lembar kerja siswa menurut Darmojo dan

Kaligis (1992) berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa

kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam lembar kerja siswa yang pada

hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna,

yaitu siswa. Syarat-syarat konstruksi tersebut yaitu:

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

Page 51: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

30

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kalimat menjadi jelas menurut Darmojo dan

Kaligis (1992) antara lain :

a. Hindarkan kalimat kompleks.

b. Hindarkan “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”.

c. Hindarkan kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.

d. Menggunakan kalimat positif lebih jelas dari pada kalimat negatif.

e. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

Apalagi konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks,dapat

dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

f. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.

g. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil

pengolahan informasi,bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan

yang tak terbatas.

h. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.

i. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa

untuk menulis maupun menggambarkan pada lembar kerja siswa.

j. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar

sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk

memeriksahasil kerja siswa.

k. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak

menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga

dapat mengundang pertanyaan.

Page 52: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

31

l. Gunakan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata. Gambar lebih dekat pada

sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat “formal” atau abstrak

sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

m. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.

n. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.

o. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas,mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal

dan sebagainya.

3. Syarat teknis penyusunan lembar kerja siswa menurut Darmojo dan Kaligis

(1992) menekankan penyajian lembar kerja siswa, yaitu berupa tulisan, gambar

dan penampilannya dalam lembar kerja siswa.

a. Tulisan

1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.

2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang

diberi garis bawah.

3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.

4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.

5) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

b. Gambar yang baik untuk lembar kerja siswa adalah gambar yang dapat

menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna

lembar kerja siswa.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam lembar kerja siswa. Siswa pertama-tama

akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

Page 53: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

32

Pengorganisasian tampilan bahan ajar menurut Putri (2010) menjadi hal yang

penting untuk diperhatikan diantaranya peletakan tampilan peta/bagan; urutan dan

susunan materi yang sistematis, penggunaan huruf, penempatan naskah,

gambar,variasi warna dan ilustrasi yang menarik; susunan dan alur antar bab,

antar unit, dan antar paragraf yang mudah dipahami; judul, subjudul (kegiatan

belajar) dan format uraian tahapan kegiatan pembelajaran yang mudah diikuti,

sehingga semua aspek tersebut dapat membantu siswa belajar lebih aktif.

Suatu bahan ajar teks menurut Tasdelen dan Koseaglu (2008) dikatakan baik

apabila mendapat respon positif dari siswa terkait aspek kemenarikan, sejauh

mana dapat membantu siswa dan bagaimana kemudahan untuk dipahami oleh

siswa. Penyusunan LKS menurut Abdurrahman (2015) harus mengacu pada

beberapa kriteria, yakni tujuan penyusunannya, bahan ajar penyusunnya,

kebutuhan siswa, dan prinsip penggunaannya. Adapun kriteria tersebut dijelaskan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria penggunaan LKS

Kriteria Deskripsi

Tujuan pembuatan Memberikan penguatan dan penunjang tujuan dan indikator sesuai KD

Membantu dan memotivasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

Memberikan pengalaman belajar yang kaya di dalam kelas

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

keterampilan dan kemampuan memecahkan masalah serta menanamkan

sikap ilmiah.

Bahan penyusun Harus tersusun secara logis dan sistematis

memperhatikan kemampuan dan tahap perkembangan siswa

Mampu memberikan motivasi siswa untuk mengembangkan rasa ingin

tahu

Bersifat kontekstual

Kebutuhan siswa Menarik siswa untuk berpartisipasi

Bersifat atraktif

Meningkatkan rasa percaya diri siswa

Mendorong siswa untuk mengetahui lebih banyak

Diksi yang digunakan memperhatikantahap perkembangan usia siswa

Prinsip penggunaan Bukan sebagai pengganti guru dalam pembelajaran, tetapi sebagai sarana

untuk membantu guru agar siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Digunakan untuk menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi dalam

pembelajaran, baik itu melalui diskusi maupun percobaan

Guru tetap mempersiapkan diri dalam mengelola kelas.

(Abdurrahman, 2015)

Page 54: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

33

Sementara itu, untuk menyusun sebuah LKS, guru bisa memulainya dengan

melakukan kajian kurikulum, antara lain dengan (Abdurrahman, 2015):

a. Mengkaji KI, KD, indikator, dan materi yang akan diajarkan.

b. Guru melakukan pemetaan bagian mana saja yang membutuhkan LKS di

dalam pembelajarannya. Guru harus jeli dalam mengkaji materi ajar apa saja

yang membutuhkan dan memang sesuai dalam penggunaan LKS, jangan

sampai LKS yang dibuat dalam rangka memudahkan siswa mencapai tujuan

pembelajaran, malah sebaliknya.

c. Menentukan judul LKS yang dilanjutkan dengan menulis LKS.

d. Setelah LKS selesai ditulis, kemudian menentukan alat penilaian LKS, yang

secara umum menilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa; produk yang

dihasilkan; batasan waktu yang telah disepakati; jawaban siswa atas

pertanyaan-pertanyaan.

Struktur LKS menurut Abdurrahman (2015) dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 1. Struktur LKS

Struktur LKS

Judul kegiatan, Tema, Subtema, Kelas, dan Semester

Tujuan pembelajaran sesuai KD

Alat dan bahan (jika kegiatan memerlukan alat dan bahan)

Langkah kerja

Tabel data (untuk kegiatan yang tidak memerlukan pencatatan data, tabel bisa diganti dengan kotak kosong yang digunakan untuk menulis, menggambar atau berhitung)

Pertanyaan-pertanyaan diskusi yang membantu siswa mengkaji data dan menanamkan konsep

Page 55: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

34

LKS dapat dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi memecahkan masalah,

bekerja sama dan berkomunikasi (Hilyana, 2013). Pengembangan LKS dapat ber-

guna bagi calon guru IPA untuk mengingatkan dan mendapatkan kembali kete-

rampilan proses sains mereka serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains

siswa (Karsli & Sahin, 2009). LKS dikembangkan memenuhi beberapa

komponen yaitu Judul, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, dan Isi LKS.

a. Judul LKS, bertujuan untuk membedakan antara LKS satu dengan LKS yang

lain.

b. Identitas siswa, terdiri dari: nama kelompok, kelas, hari dan tanggal

pelaksanaan praktikum. Identitas siswa bertujuan untuk mempermudah guru

dalam penilaian.

c. Kompetensi Dasar (KD), Rumusan KD, menunjukkan kemampuan yang harus

dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. KD yang tercantum dalam

LKS sesuai dengan KD yang tercantum dalam RPP.

d. Tujuan Pembelajaran, merupakan tujuan pembelajaran untuk setiap sub materi

pada LKS yang tercantum dalam RPP.

e. Isi LKS, LKS yang dihasilkan berupa LKS kinerja yang digunakan siswa seba-

gai panduan melakukan eksperimen (Astuti, 2013).

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam peyusunan

lembar kerja siswa harus mengikuti prinsip dan sesuai dengan tujuannya. Prinsip

penyusunan lembar kerja siswa meliputi syarat didaktik, syarat dan kontruksi, dan

syarat teknis agar lembar kerja yang disusun dapat benar-benar membantu dalam

proses pembelajaran dan sampai pada tujuannya pembelajaran.

Page 56: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

35

Kualitas lembar kerja siswa yang disusun menurut Hermawan (dalam Widjajanti,

2008) harus memenuhi aspek- aspek penilaian yang meliputi:

1. Aspek pendekatan penulisan yang menekankan keterampilan proses,

menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan.

2. Aspek kebenaran konsep materi yang meliputi kesesuaian konsep dengan

konsep yang dikemukakan oleh ahli materi serta kebenaran susunan materi

tiap bab dan prasyarat yang digunakan.

3. Aspek kedalaman konsep yang meliputi latar belakang sejarah penemuan

konsep, hukum, atau fakta, kedalaman materi sesuai dengan KD.

4. Aspek keluasan konsep yaitu kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam

Kurikulum SMP, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari informasi

yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman.

5. Aspek kejelasan kalimat dimana kalimat tidak menimbulkan makna ganda,

kalimat yang digunakan mudah dipahami

6. Aspek kebahasaan yaitu bahasa yang digunakan mengajak siswa interaktif,

bahasa yang digunakan baku dan menarik

7. Aspek penilaian hasil belajar yang mengukur kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik, mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan

berdasarkan standar kompetensi yang ditentukan oleh kurikulum

8. Aspek kegiatan siswa dimana pembelajaran harus memberikan pengalaman

langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta.

Sejalan dengan pernyataan di atas, di dalam LKS juga diperlukan suatu peta

konsep seperti yang dikemukakan Tony Buzan (dalam Kokotovich, 2008) yang

mengungkapkan bahwa peta konsep dapat membantu siswa dalam merencanakan,

Page 57: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

36

berkomunikasi, menjadi kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian,

menyusun dan menjelaskan pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat

dan efisien serta meltih gambaran secara keseluruhan.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas lembar keja

siswa yang disusun harus memenuhi delapan aspek penting, diantaranya: aspek

penulisan, aspek kebenaran konsep materi, aspek kedalaman konsep, aspek

keluasan konsep, aspek kejelasan kalimat, aspek kebahasaan, aspek penilaian hasil

belajar dan aspek kegiatan siswa.

C. Literasi Sains

Literasi sains merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,

mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti

untuk memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alam dan

perubahan yang dibuat melalui kegiatan manusia. Literasi sains adalah

kemampuan untuk terlibat dengan masalah yang berhubungan dengan ilmu

pengetahuanm dan dengan ide-ide ilmu pengetahuan sebagai warga negara

reflektif (OECD, 2015). Literasi ilmiah dalam pendidikan sains berguna untuk

mengembangkan kemampuan kreatif yang memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan bukti ilmiah dan proses ilmiah, terutama dengan

relevansi dalam kehidupan sehari-hari dan karir, tidak hanya memecahkan

tantangan persoalan pribadi namun juga masalah ilmiah yang bermakna serta

membuat keputusan sosial ilmiah yang bertanggung jawab (Holbrook dan

Rainnikmae, 2009).

Page 58: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

37

Literasi sains menurut Kurnia dan Fathurohman (2014), merupakan suatu hal

yang sangat penting untuk dikuasai setiap individu karena hal ini berkaitan erat

dengan bagaimana seseorang dapat memahami lingkungan hidup dan masalah-

masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk juga masalah sosial.

Berdasarkan kutipan di atas maka diketahui bahwa literasi sains merupakan

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi

pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk memahami

dan membantu membuat keputusan tentang lingkungan dan perubahan yang

dibuat oleh kegiatan manusia yang sangat bergantung pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Beberapa aspek penting dalam penilaian literasi sains

yang menjadi perhatian khusus. Aspek yang dinilai dari literasi sains menurut

OECD (2015) dicirikan melalui empat aspek yang saling terkait, yang dijabarkan

pada Tabel 4 dan hubungan antar aspek digambarkan pada Gambar 2 berikut ini:

Tabel 4. Aspek Penilaian Literasi Ilmiah PISA 2015

Konteks Personal, lokal, nasional dan isu global, baik saat ini dan masa lampau, yang menuntut

beberapa pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengetahuan

Pemahaman tentang fakta-fakta utama, konsep dan teori penjelasan yang membentuk

dasar pengetahuan ilmiah. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang alam dan

teknologi (isi pengetahuan), pengetahuan tentang bagaimana ide-ide tersebut diproduksi

(pengetahuan prosedural) dan pemahaman tentang alasan yang mendasari prosedur dan

pembenaran untuk mereka gunakan (pengetahuan epistemic).

Kompetensi

Kemampuan untuk menjelaskan fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang

penelitian ilmiah, dan menafsirkan data dan bukti ilmiah.

Sikap

Satu set sikap terhadap ilmu pengetahuan ditandai dengan minat dalam ilmu pengetahuan

dan teknologi; menghargai pendekatan ilmiah untuk pertanyaan, bila sesuai, dan persepsi

dan kesadaran akan masalah lingkungan.

(OECD, 2015)

Page 59: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

38

Gambar 2. Hubungan antar aspek penilaian literasi sains PISA 2015 (OECD, 2015)

Untuk kompetensi literasi sains yang diukur menurut OECD (2015) dijabarkan

pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Kompetensi Ilmiah PISA 2015

Menjelaskan Fenomena Ilmiah

Mendeskripsikan dan mengevaluasi penjelasan untuk berbagai fenomena alam dan teknologi menunjukkan

kemampuan untuk:

Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai;

Mengidentifikasi, menggunakan model yang jelas dan representasi;

Membuat dan membenarkan prediksi yang tepat;

Mengajukan hipotesis yang jelas;

Menjelaskan implikasi potensi pengetahuan ilmiah bagi masyarakat.

Menginterprestasikan Data dan Bukti Ilmiah

Analisa dan mengevaluasi data ilmiah, klaim dan argumen dalam berbagai pernyataan dan menarik

kesimpulan yang tepat untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki, meliputi:

Menyalurkan data dari satu representasi yang lain;

Menganalisis dan menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan yang tepat;

Mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam ilmu terkait;

Membedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah dan teori dan yang

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan lain;

Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda (misalnya koran, internet,

jurnal).

Menarik atau mengevaluasi kesimpulan-kesimpulan.

Menarik kesimpulan atau mengevaluasi kesimpulan secara kritis diambil berdasarkan data yang

terlibat.

Menghasilkan kesimpulan yang dibuktikan secara ilmiah, atau data seleksi alternativ-alternatif

yang sesuai untuk kesimpula

Melibatkan pemberian pertimbangan yang mendukung atau menolak perumusan kesimpulan dari

data yang tersedia

Mengidentifikasikan asumsi-asumsi yang membuat pengambilan suatu kesimpulan.

(OECD, 2015)

Konteks :

- Personal,

- Lokal/

Nasional,

- Global

Kompetensi: 1. Menjelaskan fenomena

ilmiah

2. Menginterpretasikan data dan bukti ilmiah

3. Menarik atau

mengevaluasi

kesimpulan-kesimpulan

Mengharuskan seseorang

untuk menampilkan

Bagaimana seseorang melakukan hal yang

dipengaruhi oleh

Pengetahuan :

- Konten

- Prosedural

- Epistemic

Sikap :

- Minat terhadapsains

- Menilai pendekatan ilmiah

untuk pertanyaan

- Kepedulian lingkungan

Page 60: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

39

Berdasarkan Tabel 5 kompetensi literasi sains yang dinilai oleh PISA

diantaranya: menjelaskan fenomena ilmiah menuntut siswa untuk mengingat

pengetahuan konten yang sesuai dalam situasi tertentu dan menggunakannya

untuk menafsirkan dan memberikan penjelasan untuk fenomena yang menarik.

Penyelidikan ilmiah membuat siswa ilmiah harus mampu menafsirkan dan

memahami bentuk dasar data ilmiah dan bukti yang digunakan untuk membuat

klaim dan menarik kesimpulan. Siswa yang memiliki kompetensi ini harus

mampu menafsirkan makna bukti ilmiah dan implikasinya kepada khalayak yang

ditentukan dalam kata-kata sendiri, dengan menggunakan diagram atau

representasi lain yang sesuai. Kompetensi ini membutuhkan perhitungan untuk

menganalisis dan meringkas data, dan kemampuan untuk menggunakan metode

standar untuk mengubah data ke representasi yang berbeda (OECD, 2013).

Berdasarkan kutipan yang dijabarkan di atas maka untuk melihat suatu

kompetensi literasi sains secara utuh maka harus menilai mengukur tiga aspek

yang kompetisinya, diantaranya: menjelaskan fenomena ilmiah, menginterpretasi

data dan bukti ilmiah dan menarik serta mengevaluasi kesimpulan-kesimpulan.

D. Self Efficacy

Self efficacy menurut Bandura (1997) merupakan persepsi individu akan

keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan. Keyakinan self

efficacy mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan

ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Individu dengan

self efficacy tinggi memilih melakukan usaha lebih besar dan pantang menyerah.

self efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya seorang siswa yang

Page 61: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

40

self efficacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan

ujian karena tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan

soal. Self efiicacy menurut Gunawan (2006) adalah kepercayaan diri merupakan

seberapa besar rasa percaya terhadap diri sendiri bahwa diri kita mampu

melakukan sesuatu atau bertindak dengan berhasil.

Tiga dimensi dari self efficacy menurut Bandura (1997), yaitu magnitude,

generality, dan strength. Magnitude diartikan sebagai suatu tingkat ketika

seseorang meyakini usaha atau tindakan yang dapat ia lakukan. Strength adalah

suatu kepercayaan diri yang ada dalam diri seseorang yang dapat ia wujudkan

dalam meraih performa tertentu. Generality sebagai keleluasaan dari bentuk self

efficacy yang dimiliki seseorang untuk digunakan dalam situasi lain yang berbeda.

Semakin tinggi self efficacy individu maka semakin tinggi tingkat penyesuaian

diri individu pada situasi yang dihadapi (Bandura, 1997). Self efficacy yang

rendah akan sangat mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan tugasnya

untuk mencapai hasil tertentu. Hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya

informasi tentang kemampuan para siswa untuk yakin pada dirinya sendiri dalam

mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka (Adicondro dan Purnamasari,

2012).

Berdasarakan kutipan di atas maka self efficacy merupakan seberapa besar rasa

percaya terhadap diri sendiri bahwa diri kita mampu melakukan sesuatu atau

bertindak dengan berhasil. Tiga dimensi self efficacy meliputi strength,

magnitude dan generality.

Page 62: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

41

Self efficacy juga dipengaruhi oleh bebrapa faktor baik internal maupun eksternal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy menurut Bandura (1997) yaitu:

1. Pengalaman keberhasilan

Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan self efficacy yang

dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan self efficacy. Apabila

keberhasilan yang dididapat seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar

dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan self

efficacy. Jika keberhasilan tersebut didapatkan melalui hambatan yang besar dan

merupakan hasil perjuangannya sendiri maka hal itu akan membawa pengaruh

pada peningkatan self efficacy.

2. Pengalaman orang lain

Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu

dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan self efficacy

seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Self efficacy tersebut didapat dari

social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan

tentang kemampuan dirinya sehingga mendorong seseorang untuk melakukan

modeling. Self efficacy yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh jika model

yang diamati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model.

3. Persuasi sosial

Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang

yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia

cukup mampu melakukan suatu tugas.

Page 63: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

42

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy erat

kaitannya dengan keyakinan, kepercayaan diri, dan keleluaasan yang

menghasilkan usaha yang lebih besar dan semangat pantang menyerah. Self

efficacy tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi, jika pada

motivasi dalam melakukan tindakan apabila situasi dan kondisi memungkinkan,

namun efikasi diri yang tinggi akan mencari untuk melakukan tindakan tersebut

walaupun situasi dan kondisi tidak memungkinkan.

Self efficacy menurut Bandura (1997) menghasilkan perbedaan dalam cara

berpikir, merasakan dan bertindak. Keyakinan self efficacy berpengaruh terhadap

pilihan yang dibuat dan tindakan yang dicapai oleh individu. Keyakinan pada self

efficacy turut menentukan seberapa besar usaha yang dilakukan individu, serta

berapa lama kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi situasi yang kurang

menguntungkan. Siswa yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mengalami

sensasi atau perasaan bahwa dirinya kompeten dan efektif, yaitu mampu

melakukan sesuatu dengan hasil yang baik.

Self efficacy menurut Saryanti (2011) akan menentukan keberhasilan atau

kegagalan dalam menampilkan suatu perilaku dan selanjutnya akan

mempengaruhi siswa itu sendiri, artinya apabila siswa mengalami keberhasilan

maka self efficacy-nya akan meningkat, dan tingginya self efficacy akan

memotivasi siswa secara kognitif untuk bertindak secara lebih tekun dan terutama

bila tujuan yang hendak dicapai sudah jelas. Sejalan dengan pendapat di atas self-

efficacy menurut Zimmerman (2000) telah terbukti responsive terhadap perbaikan

dalam metode belajar siswa dan prediksi hasil prestasi. Keyakinan diri siswa

Page 64: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

43

tentang kemampuan akademik yang memainkan peran penting dalam memotivasi

mereka untuk mencapai hasil prestasi yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki

self efficacy yang tinggi akan mengalami sensasi atau perasaan bahwa dirinya

kompeten dan efektif, yaitu mampu melakukan sesuatu dengan hasil yang baik.

Keyakinan diri siswa tentang kemampuan akademik yang memainkan peran

penting dalam memotivasi mereka untuk mencapai hasil prestasi yang lebih baik.

E. Penelitian Pendukung

Beberapa penelitian pendukung terkait pengembangan LKS, PBL, literasi sains

dan self efficacy.

Tabel 6. Penelitian Pendukung Terkait Pengembangan LKS, PBL, Literasi Sains

dan Self Efficacy

1 2 3 4 5

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Hartati (2016) Peningkatan

Aspek Sikap

Literasi Sains

Siswa Smp

Melalui

Penerapan

Model

Problem Based

Learning

Pada

Pembelajaran

Ipa Terpadu

Penelitian Ini Merupakan

Penelitian Quasi Eksperiment

Dengan Desain Penelitian

Non Equivalent Pretest Dan

Postest Control Group Design.

Sampel Penelitian Ini Terdiri

Dari 50 Siswa Kelas VII Di

Salah Satu SMP Negeri Di

Kabupaten Lampung Utara

Pada Tahun Ajaran

2014/2015. Sampel

Dipilih Menggunakan Teknik

Purposive Sampling. Teknik

Pengumpulan Data

Dilakukan Dengan

Menggunakan Tes Skala

Sikap Literasi Sains Yang Dis

Usun dengan Skala Likert.

Data Dianalisis

Menggunakan Program IBM

SPSS 22 Dan Microsoft Excel

Hasil Menunjukan Bahwa

Nilai

N-gain Kelas Eksperimen

Dan Kontrol Termasuk

Kategori Cukup (

0,44 Dan 0,31). Dapat

Disimpulkan Bahwa

Model PBL Memberi

Kontribusi Yang Baik

Terhadap Peningkatan Aspek

Sikap Literasi Sains Siswa.

2 Arafah, dkk.

(2012)

Pengembangan

LKS Berbasis

Berpikir Kritis

Pada Materi

Animalia.

Penelitian Ini Menggunakan

Metode Angket Untuk

Memperoleh Bukti

Identifikasi Kelayakan Dan

Keefektifan LKS. Data

Dianalisis Menggunakan

Deskriptif Persentase.

Penilaian LKS Sesuai

Criteria Dari BNSP Yaitu

Sangat Valid. Produk LKS

Berbasis Berpikir Kritis

Dapat Meningkatkan Hasil

Belajar Dan Aktivita Siswa

Page 65: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

44

1 2 3 4 5

No Peneliti Judul Metode Hasil

3 Nanang (2014)

Identifikasi

Kemampuan

Siswa Dalam

Pembelajaran

Biologi

Ditinjau Dari

Aspek-Aspek

Literasi Sains

Penelitian Ini Merupakan

Penelitian Deskriptif

Kualitatif Yang

Melibatkan 186 Subyek Di 7

Sekolah Yang Berbeda. Data

Dihimpun Menggunakan

Teknik

Tes Dan Non -

Tes (Observasi, Dokumentasi,

Angket, Wawancara),

Selanjutnya Data Dianalisis

Secara Deskriptif

Kualitatif.

Hasil Penelitian

Menunjukkan

Literasi Sains Siswa Ditinjau

Dari Aspek Konten (34,4%),

Aspek Proses (32,61%), Dan

Aspek KOnteks (35,91%).

Berdasarkan Hasil Penelitian

dapat disimpulkan Bahwa

RerataKemampuan Literasi

Sains Pada Aspek Proses

Merupakan

AspekmKemampuan Literasi

Sains Rendah 4 Maryuningsih

(2013)

Penerapan

Problem Base

Learning

Dalam

Pembelajaran

Sebagai

Upaya

Membangun

Kemandirian

Belajar

Untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Kerja Ilmiah

Dan Literasi

Sains Pada

Mahasiswa

Penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas

(PTK) yang meliputi empat

tahapan yaitu tahap

perencanaan,implementasi,

observasi, danrefleksi.

Tahapan tersebut disusun

dalam dua siklus. Variabel

dalam penelitian ini

adalah kemandirian belajar,

keterampilan

kerja ilmiah dan literasi sains.

Data diambil

dengan observasi kemudian

dianalisis secara deskriptif

dengan menghitung

persentase

mahasiswa yang memiliki

kemapuan tersebut.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan PBL

dapat menumbuhkan

kemandirian belajar,

keterampilan kerja

ilmiah dan literasi sains

pada maha siswa secara

signifikan.

5 Keil, dkk. (2009)

Improvements

in Student

Achievement

and Science

Process Skills

Using

Environmental

Health Science

Problem-Based

Learning

Curricula

Artikel ini mengulas

bagaimana caranya

Program ini, melalui

kurikulum yang

dikembangkan dan

dilaksanakan, berdampak baik

berbasis negara,

skor tes kemahiran dan nilai

tes keterampilan proses.

Analisis kemampuan dan

skor kinerja menunjukkan

efek positif untuk kedua

tindakan tersebut, yang

menawarkan pendidik lebih

jauh

Dukungan untuk penggunaan

kurikulum ilmu kesehatan

lingkungan berbasis

integratif

6 Awang & Ramly

(2008)

Creative

Thinking Skill

Approach

Through PBL:

Pedagogy and

Practice in the

Engineering

Classroom

Menggunakan desain kuasi

eksperimental melalui pretes-

postes. Pengambilan sampel

(kelas eksperimen dan

kontrol) dilakukan secara

acak. Instrumen tes

menggunakan TTCT.

Penerapan PBL membuat

siswa lebih berpikir dan

mampu memahami materi

dengan baik. KBK siswa

menjadi meningkat dengan

menggunakan PBL

dibandingkan pembelajaran

konvensional. 7 Choo, dkk

(2011)

Effect of

worksheet

scaffolds on

student

learning in

problem-based

learning

eksperimen –kontrol. satu

dengan lembar kerja yang

disediakan dan yang lainnya

tidak. Evaluasi dengan

membandingkan hasil tes

konsep pretes-postes. Didata

pula persepsi siswa tentang

faktor yang mempengaruhi

pembelajaran menggunakan

angket. Data dianalisis dengan

cara analisis variann.

Hasil survei menunjukkan

bahwa faktor terkuat yang

dirasakan oleh siswa untuk

mempengaruhi pembelajaran

mereka dalam konteks PBL

adalah tutor yang diikuti oleh

dinamika tim dan kelas,

sedangkan pengaruh lembar

kerja dinilai paling rendah.

Page 66: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

45

1 2 3 4 5

No Peneliti Judul Metode Hasil

8 Febrianti

(2015)

Pengembangan

Lembar Kerja

Siswa (LKS)

Materi Larutan

Penyangga

Model Problem

Based Learn-

ing Bermuatan

Karakter untuk

Siswa SMA

Menggunakan model

Research and Development

(R&D) modifikasi dari Borg

& Gall (2003) untuk mengha-

silkan produk LKS. Pengem-

bangan dilakukan melalui tiga

tahap yaitu: studi pendahulu-

an, pengembangan model, dan

uji model.

Penggunaan LKS bermuatan

karakter yang diterapkan

melalui model PBL secara

signifikan mampu

meningkatkan KBK yang

diintegrasikan dengan pen-

capaian KD untuk materi

pokok larutan penyangga.

9 Susilo (2012) Pengembangan

Model

Pembelajaran

Ipa Berbasis

Masalah Untuk

Meningkatkan

Motivasi

Belajar Dan

Berpikir Kritis

Siswa Smp

Pengembangan model

pembelajaran IPA berbasis

masalah dengan model Four-

D, yang meliputi tahap

definition (pendefinisian),

design (perancangan),

development (pengembangan)

dan disseminate (penyebaran)

untuk meningkatkan motivasi

belajar dan berpikir kritis.

Pengumpulan data dengan tes

kemampuan berpikir kritis,

observasi dan angket

motivasi.

Hasil belajar tes kemampuan

berpikir kritis mengalami

peningkatan yang signifikan.

Motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran mengalami

peningkatan dari pre-test ke

post-test. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa

perangkat pembelajaran IPA

Berbasis Masalah yang telah

dikembangkan mampu

meningkatkan motivasi dan

kemampuan berpikir kritis

siswa.

10 Imaningtyas,

dkk. (2016)

Penerapan E-

Module

Berbasis

Problem Based

Learning untuk

Meningkatkan

Literasi Sains

dan

Mengurangi

Miskonsepsi

Data penelitian diperoleh

dengan cara merumuskan uji,

observasi dan wawancara.

Data yang diperoleh dianalisis

dengan teknik deskriptif

Hasil penelitian

membuktikan bahwa

penerapan e-modul

berdasarkan konsep PBL

dapat meningkatkan literasi

ilmiah dan menurunkan

kesalahpahaman siswa

terhadap mata pelajaran

ekologi.

11 Putri, dkk (2014)

Pengaruh

Model Problem

Based

Learning

Berbasis

Potensi Lokal

pada

Pembelajaran

Biologi

terhadap

Kemampuan

Literasi Sains

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental semu

yang menggunakan posttest

hanya kelompok kontrol non-

equvalent. eknik pengambilan

sampel adalah metode cluster

sam-pling. Data yang

dikumpulkan dikonhibur

dengan metode uji dan non

uji.

Kesimpulan dari penelitian

ini adalah Problem Based

Learning berdasarkan model

lokalitas yang secara

signifikan mempengaruhi

literasi sains

F. Kerangka Berpikir

Pendidikan sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan dan

Page 67: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

46

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan literasi sains

mencerminkan kesiapan warga negara dalam menjawab tantangan global yang

semakin hari semakin mendesak. Jika tingkat literasi sains siswa di sekolah

meningkat maka bukan suatu hal yang mustahil untuk dapat meningkatkan literasi

sains nasional. Peningkatan kemampuan literasi sains dapat dicapai dengan self

efficacy yang tinggi dan sebaliknya kemampuan litersi sains yang tinggi akan

menyebabkan peningkatan self efficacy. Keyakinan diri siswa tentang kemampuan

akademik yang memainkan peran penting dalam memotivasi mereka untuk

mencapai literasi sains yang lebih baik.

Berdasarkan hasil studi PISA tahun 2015, diketahui bahwa kemampuan sains

siswa Indonesia masih rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa tujuan

pembelajaran sains di Indonesia belum tercapai. Rendahnya kemampuan literasi

sains siswa Indonesia ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kurikulum

dan sistem pendidikan, pemilihan metode dan model pengajaran oleh guru, sarana

dan fasilitas belajar, sumber belajar dan bahan ajar. Dari segi proses

pembelajaran, guru masih mengajar menggunakan model konvensional sehingga

siswa menjadi pasif. Siswa hanya ditanamkan konsep tanpa diarahkan kepada

pemahaman lebih dari apa yang mereka pelajari untuk dikaitkan dengan

permasalahan dalam kehidupan nyata, sehingga siswa hanya memiliki

pemahaman teori dan konsep tanpa pemahaman literasi sains. Dari segi sumber

belajar juga kurang mendukung perkembangan self efficacy dan literasi sains

siswa karena sumber belajar yang digunakan di sekolah kebanyakan berupa buku

paket atau LKS. Hasil survey yang dilakukan di 11 SMP yang ada di Provinsi

Lampung menunjukkan siswa senang belajar dengan menggunakan bahan ajar

Page 68: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

47

berupa LKS, karena menurut siswa LKS lebih menarik, praktis dan lebih mudah

mereka pahami, namun berdasarkan hasil studi pendahuluan juga diketahui bahwa

selama ini LKS yang digunakan adalah LKS yang didalamnya hanya mampu

membangun pemahaman teori dan konsep semata bukan LKS yang berorientasi

untuk membangun pemahaman literasi sains siswa.

Untuk mengatasi permasalah dari segi proses pembelajaran, maka dibutuhkan

suatu bahan ajar yang mampu membuat siswa aktif dan mampu menumbuhkan

self efficacy dan literasi sains yang baik. Bahan ajar yang diharapkan mampu

meningkatkan self efficacy dan literasi sains adalah LKS berbasis masalah. LKS

berbasis masalah adalah bahan ajar yang dikembangkan dengan mengangkat KD

mengenai pemanansan global. KD ini diangkat karena pemanasan global

merupakan materi yang kontekstual, hot issue dan didalamnya terdapat masalah-

masalah yang nyata dengan kehidupan sehari-hari. LKS berbasis masalah dikemas

dengan mengikuti sintak model problem based learning (PBL). Problem based

learning (PBL). merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan

masalah kontekstual secara nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga mampu membuat siswa lebih aktif dan dapat membangun pemahaman

self efficacy dan literasi sains siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud untuk mengembangkan LKS

berbasis masalah yang bertujuan untuk membangun pemahaman self efficacy dan

literasi sains siswa. LKS berbasis masalah yang dikembangkan peneliti

diharapkan mampu meningkatkan self efficacy dan pemahaman literasi sains

siswa melalui pemahaman sains di kehidupan sehari-hari.

Page 69: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

48

Berikut adalah gambar kerangka pikir penelitian LKS berbasis masalah yang

dikembangkan:

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian

G. Hipotesis Penelitian

Lembar kerja siswa berbasis masalah materi pemanasan global efektif untuk

meningkatkan self efficacy dan literasi sains siswa

Bahan ajarLKS

Strategi berbasis masalah : a. Menemukan masalah.

b. Mendefinisikan masalah.

c. Mengumpulkan fakta. d. Menyusun hipotesis (dugaan

sementara).

e. Melakukan penyelidikan. f. Menyempurnakan permasalahan yang

telah didefinisikan.

g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.

h. Melakukan pengujian hasil (solusi)

pemecahan masalah.

Standar isi

SKL, SK, KD

Standar proses model PBL

1. Orientasi siswa pada masalah

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

3. Membimbing pengalaman individual/kelompok.

4. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.

Indikator self efficacy meningkat

Materi pembelajaran

Literasi Sains Rendah Self Efficacy Rendah

Membangun kemampuan Literasi sains

a. Menjelaskan fenomena ilmiah

b. Menginterpretasikan data dan bukti ilmiah

c. Menarik atau mengevaluasi

kesimpulan-kesimpulan

Page 70: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

49

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan lembar kerja siswa berbasis

masalah materi pemanasan global untuk meningkatkan self efficacy dan literasi

sains. Desain penelitian ini diadaptasi dari model Education Research and

Development (R & D) yang diadopsi dari Sugiyono. Langkah-langkah penelitian

pengembangan menurut Sugiyono (2008) terdiri dari sepuluh langkah, yaitu:

1. potensi dan masalah, 2. mengumpulkan informasi, 3. desain produk, 4. validasi

desain, 5. perbaikan desain, 6. uji coba produk dilakukan pada kelompok

terbatas, 7. revisi produk, 8. uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat

efektivitas produk jika digunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi,

9. revisi produk dilakukan apabila pemakaian pada skala lebih luas terdapat

kekurangan, dan 10. pembuatan produk massal.

Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini, maka pada penelitian ini, tahap

yang dilakukan hanya sampai pada tahap uji lapangan terbatas.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Page 71: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

50

B. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian pengembangan lembar kerja siswa berbasis masalah

materi pemanasan global untuk meningkatkan self efficacy dan literasi sains

adalah siswa kelas VII A dan VII B SMP Negeri 7 Kotabumi, Lampung Utara.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah 2 orang validator ahli kontruksi dan isi

materi, observer, 3 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan siswa kelas VII

sebanyak 20 orang siswa pada uji coba terbatas dan 2 kelas untuk uji lapangan

terbatas.

D. Alur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga

langkah yaitu: 1. studi pendahuluan yang meliputi studi literatur, analisis

kurikulum, dan studi lapangan; 2. perencanaan dan pengembangan produk

meliputi penyusunan desain produk, validasi produk, dan revisi produk uji coba

produk secara terbatas dan revisi produk setelah uji coba terbatas sampai

didapatkan hasil akhir produk; 3. implementasi produk meliputi uji lapangan

terbatas

Page 72: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

51

I. Studi Pendahuluan

II. Pengembangan/desain dan uji coba terbatas

III. Implementasi produk

Keterangan : = Aktivitas

= Hasil (berupa prodk LKS berbasis masalah)

= Persetujuan

= Arah proses/ aktivitas berikutnya

= Arah siklus kegiatan/aktivias

= langkah penelitian R&D menurut Sugiono (2008).

Gambar 4. Alur pengambangan LKS berbasis masalah

Studi Literatur: landasan

teoritis, literature

penyusunan LKS dan

criteria LKS yang baik

Analisis Kurikulum:

Analisis KI-KD, Indikator,

Analisis konsep, Silabus, RPP

Studi Lapangan : angket

analisis kebutuhan guru,

dan angket analisis

kebutuhan siswa.

Mendesain LKS berbasis

masalah pada materi

pemanasan global untuk

meningkatkan literasi sains

self efficacy siswa

Draf I (LKS

pengembangan) Validasi

Ahlike-I (i≥1) Valid ?

Revisi Draf Ii

Tidak

Draf II Uji coba terbatas

ke-I (i≥1)

Praktis ?

Uji lapangan

terbatas

Hasil akhir

pengembangan produk

LKS

Revisi

Draf IIi

Tidak

Ya

Ya

1

2

3

4

5

8

7

6

Page 73: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

52

E. Langkah-Langkah Penelitian

Dari alur penelitian di atas, maka langkah-langkah yang dilakukan pada

penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Tahap Studi Pendahuluan

Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan. Penelitian pengembangan ini

direncanakan menempuh langkah-langkah, yaitu sebagai berikut: studi lapangan,

studi literatur, analisis kurikulum dan selanjutnya mendeskripsikan gambaran

serta analisis hasil temuan lapangan.

a. Studi Lapangan

Penelitian dapat berangkat dari adanya kebutuhan ataupun masalah yang terjadi

self efficacy dan dalam proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut berkaitan

dengan rendahnya literasi sains siswa Indonesia. Analisis kebutuhan diperoleh

dari kegiatan penelitian survey dengan menggunakan angket untuk mengetahui

media belajar (LKS) seperti apa yang biasa digunakan dalam pembelajaran.

Instrumen yang digunakan untuk studi lapangan berupa lembar angket kebutuhan

guru dan siswa. Studi lapangan dilakukan di 11 SMP yang ada di Provinsi

Lampung dengan mengumpulkan angket secara acak dari 1 guru IPA dan 2 siswa

untuk masing-masing sekolah. Jumlah keseluruhan angket yang terkumpul

sebanyak 11 angket guru IPA dan 22 angket siswa. Sebab tujuan utama dari studi

pedahuluan ini adalah tidak untuk menguji hipotesis melainkan untuk

mengumpulkan informasi terhadap sejumlah variabel. Oleh karena itu, teknik dan

alat pengumpulan data yang dikembangkan berhubungan dengan upaya untuk

Page 74: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

53

menggali informasi terhadap sejumlah variabel dan bukan untuk menghubungkan

antara suatu variabel dengan variabel lainnya, sekalipun informasi tersebut

mengandung dan menunjukan adanya hubungan antara variabel. Deskripsi dan

analisis hasil temuan di lapangan adalah bagian dari studi pendahuluan, yang

bertujuan untuk menemukan gambaran tentang media pembelajaran (LKS) yang

saat ini digunakan dalam proses pembelajaran dikelas.

b. Studi Literatur

Studi ini dilakukan untuk menemukan teori atau landasan teoritis yang

memperkuat pengembangan produk yang dikembangkan yaitu LKS materi

berbasis masalah materi pemanasan global untuk menumbuhkan self efficacy dan

literasi sains siswa.

c. Analisis Kurikulum

Analisis ini dilakukan dengan mengkaji komponen kompetensi materi seperti :

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), silabus, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran(RPP) .

2. Tahap Perencanaan dan Pengembangan Produk

Berdasarkan analisis deskripsi hasil studi pendahuluan, maka berikutnya disusun

langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

a. Penyusunan LKS berbasis masalah

Draf desain produk LKS yang dikembangan dengan memperhatikan beberapa

aspek, seperti kriteria LKS yang baik, penyesuaian LKS dengan materi

pembelajaran dan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan self

Page 75: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

54

efficacy dan literasi sains siswa. Hal-hal yang dilakukan pada tahap desain produk

adalah :

1) Menganalisis materi atau kompetensi inti yang dijadikan bahan pengembangan

LKS berbasis masalah

2) Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan

LKS berbasis masalah.

3) Memetakan konsep LKS, peta konsep ditulis mengacu pada jumlah indikator

yang telah disusun, maka nantinya dapat diketahui jumlah LKS yang

dikembangkan.

4) Mengembangkan LKS dan hal yang pertama dilakukan yaitu mendesain cover

luar LKS yang dapat menarik minat pembaca untuk melihat dan membacanya.

Desain cover disertai gambar-gambar yang mengacu pada materi yang

dipelajari.

5) Mengonsep materi yang disajikan dalam LKS. Memperhatikan struktur LKS

seperti judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, tugas-tugas dan

langkah-langkah kerja. Langkah-langkah dalam LKS yang dikembangkan

disesuaikan dengan langkah-langkah menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah.

6) Menyusun LKS berbasis masalah tentang materi pemanasan global dan

berisikan pertanyaan yang mengacu pada indikator-indikator literasi sains .

Selain itu pada tahap pengembangan ini juga dibuat instrumen penelitian yang

digunakan untuk menilai desain produk. Instrumen penilaian meliputi angket

validasi, angket dan lembar penilaian kepraktisan dan instrumen kefektivan

pembelajaran menggunakan LKS (soal pretest-postest dan skala self efficacy)

Page 76: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

55

b. Validasi produk dan revisi produk

Setelah pendesainan draf 1 LKS berbasis masalah selesai, kemudian langkah

selanjutnya yaitu validasi produk oleh tiga tenaga ahli yaitu dosen pendidikan IPA

dan praktisi yaitu guru IPA SMP. Validasi ini merupakan proses penilaian

kesesuaian isi dan konstruksi LKS. Setelah divalidasi ahli, kemudian draft LKS 1

tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, selanjutnya

mengonsultasikan hasil revisi dan dihasilkan draft LKS 2, setelah itu draft LKS 2

hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pelaksanaan uji ahli adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli.

2) Melakukan perbaikan/revisi berdasarkan analisis hasil uji ahli.

3) Mengonsultasikan hasil perbaikan.

c. Uji coba terbatas

Uji coba terbatas bertujuan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan

keefektivan lembar kerja hasil pengembangan. Pada penelitian ini, uji coba

terbatas dilakukan kepada sampel yaitu 20 orang siswa kelas 7 di SMP N 1 Abung

Pekurun dan 3 guru IPA yang dipilih melalui teknik random sampling.

Prosedur uji coba terbatas adalah sebagai berikut:

1) Pengujian kevalidan LKS berbasis masalah dilihat dari respon tanggapan

guru:

a). Memperlihatkan produk hasil pengembangan LKS berbasis masalah kepada

guru.

Page 77: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

56

b). Guru mengisi angket respon tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi dan

konstruksi.

2) Pengujian kepraktisan LKS berbasis masalah dilakukan dengan cara:

a) Melakukan kegiatan mengajar dengan menggunakan LKS yang

dikembangkan pada 20 siswa yang dipilih secara random sampling.

b) Untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan observer melakukan

pengamatan dan mengisi lembar keterlaksanaan pembelajaran.

c) Di akhir pertemuan siswa mengisi angket tanggapan siswa setelah melakukan

pembelajaran.

3) Pengujian keefektivan LKS berbasis masalah dilakukan dengan cara:

a) Melakukan kegiatan mengajar dengan menggunakan LKS yang

dikembangkan pada 20 siswa yang dipilih secara random sampling.

b) Untuk mengetahui keefektivan LKS yang dikembangkan observer melakukan

pengamatan dan mengisi siswa lembar pengelolaan pembelajaran oleh guru

dan lembar pengamatan aktivitas.

d. Revisi produk

Revisi dilakukan berdasarkan hasil uji coba terbatas, revisi dilakukan berdasarkan

masukan dan saran guru terhadap aspek isi dan konstruksi terhadap LKS hasil

pengembangan. Revisi dilakukan sampai terbentuk produk yang siap di uji coba

dilapangan terbatas.

Page 78: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

57

3. Tahap Pengujian / Implementasi

Pada tahap ini dilakukan uji lapangan terbatas. Uji lapangan terbatas bertujuan

untuk mengetahu kepraktisan dan efektivitas LKS hasil akhir pengembangan.

Prosedur yang dilakukan pada uji lapangan terbatas adalah sebagai berikut :

a. Pengujian kepraktisan dilihat dari keterlaksanan pembelajaran.

Observer mengisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan LKS.

b. Pengujian kepraktisan dilihat dari respon siswa.

Siswa mengisi angket respon siswa pada akhir pembelajaran pertemuan

terakhir.

c. Pengujian keefektivan dilihat dari kemampuan guru mengelola pembelajaran.

Observer mengisi lembar observasi mengenai kemampuan guru mengelola

pembelajaran dalam menerapkan LKS.

d. Pengujian keefektivan dilihat dari aktivitas siswa

Observer mengisi lembar observasi aktivitas kegiatan belajar siswa

menggunakan LKS berbasis masalah pada tiap pertemuan.

e. Pengujian keefektivan dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran

(kemampuan literasi sains siswa).

1) Siswa mengerjakan soal uraian pretes pada awal pembelajaran pertemuan

pertama

2) Siswa mengerjakan soal postes pada akhir pembelajaaran pertemuan terakhir

Page 79: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

58

f. Pengujian keefektivan dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran

(self efficacy):

1) Siswa mengisi skala efikasi diri pada awal pembelajaran pertemuan pertama.

2) Siswa mengisi skala efikasi diri pada akhir pembelajaaran pertemuan terakhir.

Sampel yang digunakan pada uji lapangan terbatas adalah 2 kelas siswa SMP N 7

Kotabumi dan 1 orang guru IPA. Uji lapangan terbatas dilakukan kepada sampel

siswa kelas VII A (sebagai kelas eksperimen I) dan VII B (sebagai kelas

eksperimen II) SMP N 7 Kotabumi yang dipilih melalui teknik cluster random

sampling. Pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diberikan perlakuan

yang sama, yaitu dengan menggunakan LKS hasil pengembangan, namun pada

kelas eksperimen I LKS diajarkan oleh peneliti dan pada kelas eksperimen II

diajarkan oleh guru IPA di SMP N 7 Kotabumi. Keefektivan LKS hasil

pengembangan sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka dapat dilihat dengan

cara menghitung nilai pretes-postes dan N-gain kedua kelas sampel dengan

menggunakan uji t , dilanjutkan dengan menghitung nilai effect size-nya.

Tabel 7. Desain pretes-postes kelompok sampel

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

( Variabel bebas) (Variabel terikat)

VII A O1 X O2

VII B O1 X O2

(Sugiyono, 2008)

Page 80: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

59

Dengan keterangan O1 adalah pretes yang diberikan sebelum diberikan perlakuan,

O2 adalah postes yang diberikan setelah diberikan perlakuan, X adalah

pembelajaran menggunakan LKS hasil pengembangan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul

data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan,

instrumen uji validitas LKS, lembar observasi aktivitas, lembar keterlaksanaan

pembelajaran, lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran,

angket respon siswa, skala efikasi diri dan instrumen tes kemampuan literasi

sains.

1. Instrumen Studi Pendahuluan

a. Instrumen Analisis Kebutuhan Guru

Instrumen ini berupa angket analisis kebutuhan guru yang dilakukan untuk

mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan di sekolah guna meningkatkan self

efficacy dan literasi sains siswa dan untuk mengetahui LKS yang biasa dipakai

dalam proses pembelajaran sehingga menjadi refrensi untuk mengembangkan

LKS berbasis masalah.

b. Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa

Instrumen ini berupa angket analisis kebutuhan siswa yang dilakukan untuk

mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan di sekolah guna meningkatkan self

Page 81: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

60

efficacy dan literasi sains. Selain itu juga untuk mengetahui LKS yang biasa

dipakai dalam proses pembelajaran sehingga menjadi refrensi untuk

mengembangkan LKS berbasis masalah.

2. Instrumen Uji Validasi Ahli dan Praktisi (guru)

Instrumen ini terdiri dari angket kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan

terhadap LKS berbasis smasalah.

a. Instrumen Validasi Kesesuaian Isi

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi

LKS dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian

indikator, materi serta kesesuaian urutan materi dengan indikator.

b. Instrumen Validasi Konstruksi

Instrumen berupa angket yang disusun untuk mengetahui konstruksi LKS dengan

sintak model PBL dan untuk mengetahui apakah LKS yang dikembangkan sudah

melatihkan pemahaman literasi sains dan meningkatkan self efficacy siswa, serta

untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS dilihat dari segi tata bahasa, yaitu :

pemilihan jenis huruf dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang

sesuai dalam LKS

3. Instrumen Pada Uji Kepraktisan

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan LKS

Kepraktisan LKS dapat ditinjau dari keterlaksanaan LKS, suatu LKS dikatakan

memiliki kepraktisan yang tinggi, bila pengamat berdasarkan pengamatannya

menyatakan bahwa tingkat keterlaksanaan LKS termasuk ke dalam kategori tinggi

(Nieveen dalam Sunyono, 2012). Instrumen keterlaksanaan ini terdiri dari

Page 82: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

61

pernyataan-pernyataan terkait dengan tingkat keterlaksanaan LKS yang

dikembangkan. Lembar observasi ini dikembangkan oleh peneliti dengan

mengonsultasikan dengan dosen pembimbing.

b. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa terdiri dari pernyataan-pernyataan terkait dengan tingkat

kemenarikan penggunaan LKS yang dikembangkan dalam pembelajaran.

Instrumen ini dilengkapi dengan kolom untuk menuliskan kritik maupun saran

terhadap LKS. Angket ini bertujuan untuk memperoleh respon mengenai LKS

berbasisi masalah materi pemanasan global.

4. Instrumen Uji Keefektivan Produk

a. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Keefektivan LKS dapat ditinjau dari kemampuan guru menglola pembelajaran

menggunakan LKS. Suatu LKS dikatakan memiliki keefektivan yang tinggi, bila

observer berdasarkan pengamatannya menyatakan bahwa guru mampu mengelola

pembelajaran dengan baik dengan menggunakan LKS yang dikembangkan maka

termasuk ke dalam kategori tinggi (Nieveen, 1999). Instrumen kemampuan guru

mengelola pembelajaran ini terdiri dari pernyataan-pernyataan terkait dengan

kemampuan guru mengelola pembelajaran menggunakan LKS yang

dikembangkan. Lembar observasi ini dikembangkan oleh peneliti dengan

mengonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Page 83: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

62

b. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Lembar pengamatan aktivitas siswa yang bertujuan untuk mengamati aktivitas

siswa dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar

observasi ini diadopsi dari Sunyono (2014 ) dan disusun menyesuaikan dengan

sintak model pembelajaran berbasis masalah

c. Instrumen Tes

Instrumen tes berupa soal esai untuk mengetahui kefektivan pembelajaran dengan

bantuan LKS hasil pengembangan dalam membangun literasi sains siswa.

Instrumen ini diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk tes.

d. Instrumen Self Efficacy

Skala indikator self efficacy yang diukur adalah seperti yang terdapat dalam

Bandura (1997) ada tiga indikator self efficacy yaitu: 1) magnitude suatu tingkat

ketika seseorang meyakini usaha atau tindakan yang dapat ia lakukan, 2) strength

suatu kepercayaan diri yang ada dalam diri seseorang yang dapat ia wujudkan

dalam meraih performa tertentu, 3) generality sebagai keleluasaan dari bentuk

efikasi diri yang dimiliki seseorang untuk digunakan dalam situasi lain yang

berbeda. Data yang diungkap dalam penelitian ini adalah data mengenai efikasi

diri, dengan menggunakan instrumen dalam bentuk skala. Skala efikasi diri ini

diadopsi dari Putrizal (2015) kemudian divalidasi ulang oleh validator ibu Citra

M.Pd. Kons ahli psikologi . Indikator instrumen efikasi diri yang digunakan dalam

penelitian disusun dengan mengadopsi dari Bandura (1997), dapat dilihat dari

Tabel 8 berikut:

Page 84: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

63

Tabel 8. Indikator Instrumen self efficacy

No Indikator No. Pernyataan Jumlah

A Magnitude (Tingkat Kesulitan)

1 Memiliki pandangan yang optimis 1(f), 14(u), 26(f) 3

2 Berminat terhadap tugas 2(u), 15(f), 27(u) 3

3 Memandang tugas sebagai tantangan bukan

sebagai beban

3(u), 16(f), 18(f) 3

4 Merencanakan penyelesaian tugas 4(f), 29(u) 2

5 Mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar 5(u), 17(u), 30(f) 3

6 Kemampuan dalam menyelesaikan tugas 6(u), 10(f), 31(u) 3

7 Berkomitmen terhadap tugas 7(f), 19(f), 32(u) 3

B Strength

1 Bertahan menyelesaikan soal dalam kondisi

apapun

8(u), 20(u), 33(f) 3

2 Memiliki keuletan dalam menyelesaikan

ujian

9(u), 21(u), 34(f) 3

4 Belajar dari pengalaman 11(f), 23(u), 36(f) 3

C Generality

1 Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam

dengan cara yang baik dan positif

12(u), 24(f), 35(f) 2

2 Memiliki cara menangani stress dengan tepat 13(f), 25(u), 22(f) 2

Jumlah 36

(Bandura, 1997)

G. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari validator, observer, guru dan siswa.

Pada tahap studi pendahuluan, sumber data diperoleh dari hasil pengisian angket

analisis kebutuhan oleh 11 orang guru IPA dan 22 orang siswa dari 11 SMP se-

Provinsi Lampung. Pada tahap validasi, sumber data diperoleh dari hasil validasi

kesesuaian isi dan konstruksi oleh ahli. Pada tahap uji coba terbatas sumber data

diperoleh dari pengisian angket validasi oleh guru (praktisi) serta hasil

pengamatan lembar keterlaksanaan pembelajaran, respon siswa setelah

pembelajaran, aktivitas siswa dalam belajar dan pengelolaan pembelajaran oleh

guru. Pada tahap uji lapangan terbatas untuk mengetahui keefektivan LKS,

pengumpulan data dilakukan dengan mengisilembar observasi pengelolaan

Page 85: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

64

pembelajaran, mengisi lembar observasi aktivtas belajar siswa dan meminta

siswa mengisi skala efikasi serta pretes pada awal pembelajaran pertemuan

pertama dan mengisi skala efikasi akhir serta postes pada pertemuan akhir. Untuk

mengetahui kepraktisan pada uji ini data dikumpulkan dari lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS dan lembar respon siswa

(aspek kemenarikan pembelajaran).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket, observasi dan tes. Angket menurut Sugiyono (2008) merupakan teknik

pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan

memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi

(Arikunto, 2008). Pada penelitian ini, angket yang digunakan yaitu berupa angket

dengan jawaban tertutup, serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom

yang telah disediakan pada intrumen validasi ahli dan praktisi, dan respon siswa

terhadap LKS hasil pengembangan serta skala self efficacy. Observasi secara

sempit diartikan sebagai kegiatan memperhatikan sesuatu dengan mata. Observasi

dalam pengertian yang lebih luas, observasi disebut juga pengamatan meliputi

kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh

panca indera. Observasi dilakukan dengan mengamati keterlaksanaan LKS yang

digunakan untuk membelajarkan materi pemanasan global, mengamati

kemampuan pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa. Sedangkan

tes dilakukan untuk mengetahui tingak literasi sains siswa pada saat pretes dan

postes.

Page 86: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

65

Angket digunakan pada saat validasi produk, pada uji coba terbatas LKS, dan uji

lapangan terbatas. Validasi LKS terdiri dari validasi ahli oleh 2 dosen dan praktisi

yaitu 3 orang guru IPA SMP. Pada validasi kesesuaian isi dan konstruksi

pengumpulan data dilakukan dengan menunjukan LKS berbasis masalah yang

dikembangkan, kemudian meminta validator untuk mengisi angket validasi LKS

yang dikembangkan. Pada uji coba terbatas, untuk mengetahui kepraktisan LKS

dilakukan pembelajaran pada 20 siswa kemudian mengamati keterlaksanaan

pembelajaran dan meminta siswa untuk mengisi angket respon siswa setelah

pembelajaran disamping itu untuk mengetahui kevalidan pengumpulan data

dilakukan dengan menunjukkan LKS, kemudian meminta guru (praktisi) mengisi

angket validasi (tanggapann guru).

Pada uji lapangan terbatas untuk mengetahui keefektivan LKS, pengumpulan data

didapatkan melalui hasil pretes dan postes. instrumen tes berupa 8 butir soal esai

yang sesuai dengan indikator pencapaian pemahaman literasi sains siswa selain itu

data juga didapatkan dengan meminta siswa mengisi skala efikasi pada awal

pertemuan pertama dan akhir pertemuan terakhir. Selain itu untuk mengetahui

keefektivan pembelajaran observer juga mengisi lembar observasi kemampuan

guru mengelola pembelajaran dan lembar aktivitas siswa. sedangkan untuk

melihat tingkat kepraktisan data dikumpulkan melalui lembar keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan LKS dan angket respon siswa.

Page 87: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

66

H. Teknik Analisis Data

a. Teknik Data Analisis Kebutuhan

Teknik analisis data angket dilakukan dengan cara :

a. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan

jawaban berdasarkan pernyataan angket. Suatu tabel yang berisi pernyataan-

pernyataan serta kode jawaban dari setiap pernyataan angket dibuat untuk

memudahkan proses pengkodean dan pengklasifikasian data.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

c. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

=

x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan : = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket

= Jumlah skor jawaban total

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2005).

d. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2008)

Tabel 9. Tafsiran persentase angket studi pendahuluan

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

inX%

inX%

S

Page 88: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

67

2. Teknik Analisis Data Uji Validitas LKS

Angket yang dianalisis adalah angket yang diperoleh dari validator ahli dan

praktisi mengenai validitas LKS berbasis masalah. Instrumen penilaian uji ahli

dan praktisi menggunakan skala Guttman yang memiliki pilihan jawaban sesuai

konten pertanyaan, yaitu: “Setuju” dan “Tidak Setuju” dengan skor “1” dan “0”.

Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “Tidak

Setuju” atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap LKS/prototipe yang

sudah dibuat. Hasil validasi ahli dan praktisi digunakan untuk merevisi produk

LKS berbasis masalah yang dikembangkan.

Validitas terhadap LKS berbasis masalah yang dikembangkan dan perangkatnya

dihitung berdasarkan skor yang diberikan oleh validator dengan menghitung

jumlah skor yang diberikan validator, menghitung persentase ketercapaian skor

dari skor maksimal untuk setiap aspek yang dinilai, dan menghitung rata-rata

persen keterapaian skor oleh 2 orang ahli dan 3 orang praktisi (guru) lalu

menafsirkan data dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 10. Kategori validitas isi dan konstruksi LKS

Persentase Kriteria

21,00 % - 36,00% Tidak valid

37,00 % - 52,00% Kurang valid

53,00 % - 68,00% Cukup valid

69,00 % - 84,00% Valid

85,00 % - 100,00% Sangat valid

(Ratumanan, 2003).

3. Teknik Analisis Data Kepraktisan

a. Teknik Analisis Data Keterlaksanaan LKS

Adapun teknik analisis data uji keterlaksanaan menggunakan cara sebagai berikut:

Page 89: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

68

1) Menghitung persentase keterlaksanaan LKS setiap pertemuan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% Ji = (ΣJi / N) x 100%

Keterangan: %Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh

pengamat pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

2) Menghitung rata-rata presentase ketercapaian untuk setiap aspek pengamatan

dari dua orang pengamat.

3) Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase ketercapaian

keterlaksanaan pembelajaran sebagaimana Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Tafsiran Skor (Persentase) Keterlaksanaan LKS.

Persentase Kriteria

80,1 % - 100% Sangat tinggi

60,1%- 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1%- 40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Ratumanan dalam Sunyono, 2012)

b. Teknik Analisis Data Angket Respon Siswa

Untuk analisis data respon siswa pada angket kemenarikan LKS berbasis

masalah, dilakukan langkah-langkah berikut:

1) Menghitung jumlah siswa yang memberikan respon setuju dan tidak setuju

terhadap pernyataan angket.

2) Menghitung persentase jumlah siswa yang memberikan respon setuju dan

tidak setuju.

3) Menafsirkan data dengan menggunakan kriteria sebagaimana Tabel 12 di

bawah ini.

Page 90: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

69

Tabel 12. Persentase angket respon siswa

Persentase Kriteria

80,1 % - 100% Sangat tinggi

60,1%- 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1%- 40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Ratumanan dalam Sunyono, 2012)

4) Jika sekurang-kurangnya 80% siswa yang mengikuti pembelajaran

memberikan respon “setuju” maka LKS dinyatakan menarik.

4. Teknik Analisis Data Keefektivan.

a. Teknik Analisis Data Kemampuan Pengelolaan Kelas

Adapun teknik analisis data uji data kemampuan pengelolaan kelas menggunakan

cara sebagai berikut:

1) Menghitung persentase kemampuan pengelolaan pembelajaran menggunakan

LKS setiap pertemuan denga menggunakan rumus sebagai berikut:

% Ji = (ΣJi / N) x 100%

Keterangan: %Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh

pengamat pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

2) Menghitung rata-rata presentase ketercapaian untuk setiap aspek pengamatan

dari dua orang pengamat.

3) Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase ketercapaian kemampuan

pengelolaan pembelajaran menggunakan LKS sebagaimana Tabel 13

Page 91: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

70

Tabel 13. Tafsiran Skor (Persentase) pengelolaan kelas

Persentase Kriteria

80,1 % - 100% Sangat tinggi

60,1%- 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1%- 40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Ratumanan dalam Sunyono, 2012)

b. Teknik Analisis Data Aktivitas Siswa

Analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan

mengolah data hasil pengamatan oleh pengamat dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menghitung persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dengan rumus:

%Pa =

x 100%

Keterangan: %Pa = Persentase aktivitas siswa dalam belajar di kelas.

Fa = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang muncul.

Fb = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang diamati.

2) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dengan

pembelajaran untuk setiap pertemuan dan menghitung rata- ratanya, kemudian

menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase sebagaimana Tabel 14.

Tabel 14. Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa

Persentase Kriteria

80,1 % - 100% Sangat tinggi

60,1%- 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1%- 40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Sunyono, 2012)

3). Mengurutkan aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran berdasarkan

persentase setiap aspek aktivitas yang diamati.

Page 92: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

71

c. Teknik Analisis Data Self Efficacy

Teknik analisis data skala efikasi diri menggunakan cara sebagai berikut:

1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokan jawaban

berdasarkan pertanyaan skala.

2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pertanyaan skala dan banyaknya responden (pengisi skala).

3) Memberi skor jawaban responden.

Tabel 15. Penskoran skala self efficacy

No Pilihan Jawaban Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif

1 Selalu (SL) 3 1

3 Kadang-kadang (KD) 2 2

5 Tidak Pernah (TP) 1 3

(Putizal, 2015)

4) Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor ( ∑S ) jawaban skala adalah sebagai berikut:

a) Skor untuk pernyataan Selalu (SL)

Pernyataan positif: skor = 3 x jumlah responden1

Pernyataan negatif: skor = 1 x jumlah responden

b) Skor untuk pernyataan Kadang-kadang (KD)

Pernyataan positif: skor = 2 x jumlah responden

Pernyataan negatif: skor = 2 x jumlah responden

c) Skor untuk pernyataan Tidak pernah (TP)

Pernyataan positif: skor = 1 x jumlah responden

Pernyataan negatif: skor = 3 x jumlah responden

Page 93: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

72

5). Menghitung persentase jawaban skala pada setiap item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

in %X =

x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan: in %X = Persentase jawaban skala-i pada LKS berbasis masalah

materi pemanasan global

∑S = Jumlah skor jawaban

S = Skor maksimum yang diharapkan

6). Menghitung rata-rata persentase skala untuk mengetahui tingkat efikasi diri

pada LKS berbasis masalah dengan rumus sebagai berikut:

%Xi =

(Sudjana, 2005)

Keterangan: %Xi = Rata-rata persentase skala-i pada LKS berbasis masalah

materi pemanasan global.

= Jumlah persentase skala-i pada LKS berbasis masalah

n = Jumlah butir soal

7). Menvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan

dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan

dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang

tersedia (Marzuki, 1997).

8). Menafsirkan persentase skala secara keseluruhan dengan menggunakan

tafsiran Tabel 16 berikut.

Tabel 16. Tafsiran Skor (Persentase) skala self efficacy

Persentase Kriteria

80,1 % - 100% Sangat tinggi

60,1%- 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1%- 40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

(Arikunto, 2008)

Page 94: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

73

d. Teknik Analisis Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

Validitas ini dapat diukur dengan mencari korelasi product moment dengan skor

kasar yang diperoleh.

r =

√[ ( ) ][ ( ) ] (Arikunto, 2010)

Keterangan : r = nilai validitas

N = jumlah peserta tes

∑X = jumlah skor total tes

∑Y = jumlah skor total kriterium (pembanding)

Kemudian menentukan taksiran validitas soal dengan criteria Tabel 17

Tabel 17. Makna koefisien korelasi product moment menurut Arikunto (2010)

Angka korelasi Makna

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Cukup

0,200 - 0,400 Rendah

0,000 - 0,200 Sangat rendah

Reliabilitas instrumen tes dapat dihitung menggunakan rumus:

r11 =

=

√[ ( ) ][ ( ) ] (Arikunto, 2010)

Keterangan : r11 = koefisien reliabilitas soal tes

rxy = reliabilitas korelasi Spearman-Brown

N = jumlah peserta tes

∑X = jumlah skor jawaban benar belahan ganjil

∑Y = jumlah skor jawaban benar belahan genap

Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Excel Simpel Pas. Kemudian menafsirkan mutu reliabilitas menurut

Rosidin (2013) soal sebagai berikut:

Page 95: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

74

Tabel 18. Tafsiran reliabilitas soal

Reliabilitas soal tes Klasifikasi Tafsiran

0.000 – 0.400 Rendah Revisi

0.401 – 0.700 Sedang Revisi kecil

0.701 – 1.000 Tinggi Dipakai

c. Teknik Analisis Pretes-Postes

1) Teknik Analisis Data Hasil Tes

Teknik analisis data nilai pretest dan postes belajar siswa menggunakan cara

sebagai berikut :

a) Memberi skor jawaban siswa pada setiap soal tes, skor setiap soal berbeda-

beda sesuai dengan bobot soal.

b) Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh siswa.

c) Menghitung nilai siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai Siswa = totalskoryangdiperoleh

totalskormaksimum x 100

Setelah didapatkan nilai pretest dan postes maka dicari nilai N-gainnya

menggunkan rumus Hake (1999) yaitu:

g =

(Hake, 1999)

Keterangan: g = average normalized gain= N-gain

Spost = postscore class averages = skor postes

Spre = prescore class averages = skor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Page 96: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

75

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) hasil belajar siswa

digunakan rumus sebagai berikut.

% Peningkatan =

x 100% (Hake, 1999)

Nilai pretes, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen I dan ekseperimen II

selanjutnya dianalisis dengan uji prasyarat berupa uji normalitas data:

2). Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas dilakukan

dengan program SPSS 21.

Hipotesis uji normalitas:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Kriteria uji normalitas:

Jika z hitung < z tabel atau nilai sig > 0,05 maka H0 diterima (data

berdistribusi normal)

Jika z hitung ≥ z tabel atau nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak (data tidak

berdistribusi normal)

3). Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, jika data berdistribusi normal maka dilakukan

digunakan uji t (perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS

versi 21) .

Page 97: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

76

Uji- t (Uji Perbedaan Dua Rata-rata )

Rumusan hipotesis statistik:

H0 = Rata-rata nilai postes sama dengan rata-rata nilai pretes

H1 = Rata-rata nilai postes lebih tinggi dari rata-rata nilai pretes

Kriteria Uji :

Jika t hitung ≥ t tabel, atau nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima.

Jika t hitung < t tabel, atau nilai sig > 0,05 maka Ho diterima, H1 ditolak

(Pratisto. 2004)

4). Uji effect size

Perhitungan ukuran efek (UE) menggunakan rumus berikut ini:

(Abu Jahjouh, 2014)

Ket : = Ukuran efek (effect size)

t = nilai t pretes dan postes

df = drajat kebebasan

Selanjutnya untuk mengkategorikan ukuran efek digunakan kriteria Cohen standar

sebagai berikut :

Tabel 19. Kategori Ukuran Efek

Cohen’s

Standard Effect Size

Percentile

Standing

Percent of

Nonoverlap

Large

0,6-2,0 73-97,7 47,4%-81,1%

Medium

0,3-0,5 62-69 21,3%-33,0%

Small

0,0-0,2 50-58 0%-14,7%

(Cohen,1988)

Page 98: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

147

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kevalidan LKS pemanasan global berbasis masalah berkriteria sangat tinggi,

baik pada segi isi materi maupun konstruksi LKS.

2. Kepraktisan LKS pemanasan global berbasis masalah sangat tinggi sehingga

praktis untuk digunakan di kelas berdasarkan keterlaksanaan LKS dan respon

siswa.

3. LKS pemanasan global berbasis masalah efektif untuk meningkatkan self

efficacy dan literasi sains dengan effect size berkategori “Large”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan serta penerapan LKS

pemansan global berbasis masalah yang berhasil meningkatkan self efficacy

dan literasi sains siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru perlu menggunakan LKS pemansan global berbasis masalah yang telah

dikembangkan guna meningkatkan self efficacy dan literasi sains siswa.

Page 99: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

148

2. Guru harus menerapkan inovasi pembelajaran dengan menggunakan bahan

ajar dan metode pembelajaran yang sesuai, salah satunya melalui LKS

berbasis masalah yang dapat melatih kemampuan literasi sains siswa

sehingga siswa bisa menjadi pemikir yang kritis untuk menemukan dan

memecahkan suatu permasalahan serta menerapkan pengetahuannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Pengembangan LKS berbasis PBL hanya berfokus pada materi pemanasan

global, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan LKS

dengan karakteristik yang sama untuk materi IPA lainnya.

4. Guru yang hendak menggunakan LKS berbasis masalah harus memperjelas

kegiatan siswa yang akan dilakukan pada setiap tahapan model PBL sehingga

kegiatan pembelajaran menjadi terarah.

5. Guru sebaiknya memperhatikan alokasi waktu pembelajaran di dalam kelas

dengan mengoptimalkan setiap sintak pembelajaran agak pembelajran

berjalan dengan efektif.

6. Guru yang akan menerapkan LKS berbasis masalah dalam pembelajaran

hendaknya tidak hanya membelajarkan siswa pada jam tatap muka di kelas

saja, tetapi juga memberikan keleluasaan dan waktu untuk berkonsultasi bagi

siswa untuk melakukan bagian tahap PBL di luar jam pelajaran, sehingga

pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa bisa mengeksplorasi

pengetahuannya lebih dalam.

Page 100: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

149

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2015. Guru Sains Sebagai Inovator, Merancang Pembelajaran

Sains Inovatif Berbasis Riset. Media Akademi. Yogyakarta.

Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

PT Refika Aditama. Bandung.

Adicondro, N., & Purnamasari, A. 2012. Efikasi diri, dukungan sosial keluarga

dan self regulated learning pada siswa kelas VIII. HUMANITAS. Jurnal

Psikologi Indonesia. Yogyakarta.8(1), 17-27.

https://www.journal.uad.ac.id/448-567-1-PB.pdf

Adnan, N. L., W. Karomiah, W. Abdullah, & Y. Awang. 2011. Would Problem

Based Learning Affect Student‟s Generic Competencies. African Jounal of

Education and Technologi, 1(3), 1-14.

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download;jsessionid=51AD46A048E9

6B59C9FB9B260471FD50?doi=10.1.1.301.8622&rep=rep1&type=pdf

Abu Jahjouh, Y. M. 2014. The Effectiveness Of Blended E-Learning Forum

Inplaning For Science Instruktion. Journal Of Turkish Science Education,

11(4), 3-16.

https://www.tused.org/internet/tused/ARCHIVE/v11/i4/tusedv11i4s1.pdf

Arafah, S. F., Priyono, B., & Ridlo, S. 2012. Pengembangan LKS Berbasis

Berpikir Kritis Pada Materi Animalia. Journal of Biology Education, 1(1),

47-53. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/378/435

Arends, R. 2008. Learning to Teach. Terjemanahan Helly Prajitno & Sri Mulyani.

McGraw Hill Company.New York

. 2007. Belajar untuk MengajarEdisi ketujuh. Terjemahan Helly

Prayitno Dan Sri Mulyantini, S. 2008. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi PendidikanEdisi Revisi. Bumi Aksara.

Jakarta.

. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Page 101: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

150

Astuti, Y. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekat-

an Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 2( 1), 88-92.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/viewFile/2515/2568

Awang, H. & Ramly, I. 2008. Creative Thinking Skill Approach Through

Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering

Classroom. International Journal of Human and Social Sciences, 3(1), 18-

23. http://waset.org/publications/15369/creative-thinking-skill-approach-

through-problem-based-learning-pedagogy-and-practice-in-the-

engineering-classroom

Bandura. 1997. Self Efficay The Exercise of Control. W.H Freeman and Company.

New York.

Cavas, P. 2013. Turkish pre-service elementary science teachers scientific.

International Council Of Association for ScienceEducation, 24(3), 383-

401. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1022326.pdf

Cohen, J. 1988. Statistical power analysis for the behavioral sciences (2nd ed.).

Lawrence Erlbaum Associates. Hillsdale, NJ.

Choo, S. S., Rotgans, J. I., Yew, E. H., & Schmidt, H. G. 2011. Effect of

worksheet scaffolds on student learning in problem-based learning.

Advances in health sciences education, 16(4), 517-528.

https://link.springer.com/content/pdf/10.1007%2Fs10459-011-9288-1.pdf

Darmojo D. & Kaligis J. RE. 1992. Pendidikan IPA II.Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.

Departemen PendidikanNasional. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA.

Depdikbud. Jakarta

.2006. Standar Kompetensi Lulusan. Depdikbud.

Jakarta.

Dhari. 1998. Metodologi Pembelajaran.Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.Malang.

Ducha, N., M. Ibrahim, & R.K. Masittusyifa. 2012. Pengembangan LKS

Berorientasi Keterampilan Proses Pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan

manusia. Jurnal pendidikan Biologi, 1(1), 7-10.

https://ejournal.unesa.ac.id/339-591-1-SM.pdf

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Page 102: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

151

Febrianti, E. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi Larutan

Penyangga Model Problem Based Learning Bermuatan Karakter untuk

Siswa SMA. Journal of Innovative Science Education, 4(1), 2-8.

https://journal.unnes.ac.id/9904-Article-Text-19609-1-10-20160327.pdf

Gunawan, A.W. 2006. Genius Learning Strategy. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Hake, R. 1999. Analyzing Change/ Gain Score. Indiana University. Indiana.

Hartati, R. 2016. Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui

Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran IPA

Terpadu. Edusains UIN Syarif Hidayatullah, 8(1), 90-97.

http://media.neliti.com/media/publication/60145-ID-none.pdf.

Hilyana, S.F. 2013. Pengembangan LKS Fisika untuk Meningkatkan

Kompetensi Memecahkan masalah, bekerja sama, dan Berkomunikasi

pada Materi Getaran Kelas VIII. Tesis. Program Pascasarjana Unnes.

Semarang.

HmeloSilver, C.E. & Barrows, H.S. 2006. Goals and Strategies of A Problem

Based Learning Facilitator. The Interdisciplinary Journal of Problem

Based Learning, 1(1), 21-39. https://doi.org/10.7771/1541-5015.1004

Holbrook, J., & M, Rannikmae. 2009. The meaning of scientific literacy.

International Journal of Environment & Science Education, 4(3), 275-288.

https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ884397.pdf

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21.Ghalia Indonesia. Bogor.

Ibrahim, H.M. & M. Nur. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (2th ed).

UNESA-University Press. Surabaya.

Imaningtyas, C. D., Karyanto, P., Nurmiyati, N., & Asriani, L. 2016. Penerapan

E-Module Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Literasi

Sains Dan Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Ekologi Siswa Kelas X

Mia 6 Sman 1 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2015. Bioedukasi:

Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1), 4-10.

httpsL://jurnal.uns.ac.id/bioedykasi.article.view/2004

Jonassen, D. 2011. Supporting problem solving in PBL. Interdisciplinary

Journal of Problem Based Learning, 5( 2), 95-119.

https://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi?referer=https://scholar.goo

gle.co.id/&httpsredir=1&article=1256&context=ijpbl

Page 103: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

152

Karsli, F. & Ç. Sahin. 2009. Developing Worksheet Based on Science Process

Skills: Factors Affecting Colubility. Asia-Pacific Forum on Science

Learning and Teaching, 10 (1). 1-12.

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/39385030/Karsli_Sah

in_2009_Asia_pasific.pdf

Kaymakci, S. 2012. A Review of Studies on Worksheet in Turkey. Journal of

US-China Education, 1(1), 57-64.

https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED530699.pdf

Keil, C., Haney, J., & Zoffel, J. 2009. Improvements in student achievement and

science process skills using environmental health science problem-based

learning curricula. Electronic Journal of Science Education, 13(1), 1-18.

https://ejse.southwestern.edu/7782-26577-1-PB.pdf

Kemendikbud. 2016. Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami

Peningkatan. (online). (http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/-

peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan diakses 11

Maret 2017

Khazaal, H.F. 2015. “Problem Solving Method Based on E-Learning System for

Engineering Education‟. Journal of College Teaching & Learning, 12 (1),

1-12. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1050978.pdf

Kokotovich, V. 2008. Problem analysis and thinking tools: an empirical study of

non-hierarchical mind mapping. Design studies, 29(1), 49-69.

http://product.design.umn.edu/courses/pdes2701/documents/5701papers/0

2playhumor/kokotovich07.pdf

Kurnia, F., & Fathurohman, A. 2014. Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI

di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. Jurnal

Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 43-47.

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/download/1263/419

Lestari, N. N. S. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problembased Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Fisika Bagi Siswa Kelas Vii Smp. Jurnal Teknologi Pembelajaran, 1(2),

1-21. http://119.252.161.254/ejournal/index.php/jurnal_tp/article/viewFile/297/91

Lidinillah, D. A. M. 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning). Jurnal Pendidikan Inovatif, 1(4), 1-8.

Http://file.upi.edu/direktori/kdtasikmalaya/dindin_abdul_muiz_lidinillah_(

kd-tasikmalaya)-197901132005011003/132313548.pdf

Page 104: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

153

Lin, H.S., Hong, Z.R., & Huan, T.C. 2012. The Role of Emotional Factors in

Building Public Scientific Literacy and Engagement with Science,

International Journal of Science Education, 34 (1): 25-42.

https://doi.org/10.1080/09500693.2010.551430

Maryuningsih, Y. 2013. Penerapan Problem Base Learningdalam Pembelajaran

Sebagai Upaya Membangun Kemandirian Belajar Untuk Meningkatkan

Keterampilan Kerja Ilmiah Danliterasi Sains Pada Mahasiswa. Scientiae

Educatia: Jurnal Pendidikan Sains, 2(1), 1-19.

http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/sciducatia/article/viewfile/

526/466

Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Nanang, E. 2014. Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Biologi

Ditinjau dari Aspek-aspek Literasi Sains. In Seminar Nasional Pendidikan

Sains IV 2014. Sebelas Maret University. 1-8.

https://media.neliti.com/media/publications/173147-ID-identifikasi-

kemampuan-siswa-dalam-pembe.pdf

Newman, M. J. 2005. Problem based learning: an introduction and overview of

the key features of the approach. Journal of Veterinary Medical

Education, 32(1), 12-20.

http://www.researchgate.net/profile/Mark_Newman/publication/7902006_

Problem_Based_Learning_An_Introduction_and_overview_of_the_key_fe

atures_of_the_approach/links/53e8a1470cf2fb74872441f4.pdf

Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality, In Alker, Jan Vander,

“Design Approaches and Tools in Education and Training”. Kluwer

Academic Pubhlisher. Dordrecht.

OECD. 2015. PISA 2015 Draft Science Framework . diakses pada

http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Draft%20PISA%202015%20Scien

ce%20Framework%20.pdf tanggal 23 November 2015 pukul 16.00.

. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD

Publishing.

Ozmen H & Yildirim N. 2005. Effect Of Work Sheets on students success: Acids

and Bases Sample. Journal of Turkish Science Education 2 (2), 64-67.

http://www.tused.org/internet/tused/archive/v2/i2/SYPNOSIS/tusedv2i2o4

.pdf

Page 105: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

154

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistika dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12.PT Elex Media.Computindo.Jakarta

Putri, A., Sudarisman, S., & Ramli, M. 2014. Pengaruh Model Problem Based

Learning Berbasis Potensi Lokal pada Pembelajaran Biologi terhadap

Kemampuan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cepogo. BIO-

PEDAGOGI: Jurnal Pembelajaran Biologi, 3(2), 81-94.

https://jurnal.uns.ac.id/pdg/article/download/5344/4742

Putri, IS. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Bilingual Biologi pada Materi Tingkat

Organisasi Kehidupan untuk SMA di Tegal. Skripsi. Semarang: Program

Studi Pendidikan Biologi FMIPA UNNES.

Putrizal, I. 2015. Lembar Kerja Siswa Berbasis Multipel Representasi

Menggunakan Model Simayang Tipe Ii Untuk Meningkatkan Efikasi Diri

Dan Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit. FKIP

Unila. Bandar Lampung.

Raiyn, J. & Tilchin, O. 2015. Higher-Order Thinking Development through

Adaptive Problem-based Learning. Journal of Education and Training

Studies Israel, 3(4), 93-100.

https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1067240.pdf

Ratumanan, T. G. 2003. Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif dengan

Setting Kooperatif (Model PISK) dan Pengaruhnya terhadap Hasil

Belajar Matematika Sisw SLTP di Kota Ambon. Disertasi. Tidak

Dipublikasikan. Program Pascasarjana UNESA. Surabaya.

Redhana, I.W. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan

Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran, 1(46), 76-86.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/viewFile/1694/1481

Redshaw, C. H., & Frampton, I. 2014. Optimising Inter-Disciplinary Problem-

Based Learning in Postgraduate Environmental and Science Education:

Recommendations from a Case Study. International Journal of

Environmental and Science Education, 9(1), 97-110.

http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1016890.pdf

Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Rosidin, U. 2013. Dasar-dasar dan Perancangan Evaluasi pembelajaran. FKIP

Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu

Perlu. Ghalia Indonesia. Bogor.

Page 106: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

155

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Saryanti, E. 2011. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar, Efikasi Diri Dan

Kecerdasan Emosional Yang Berpengaruh Pada Stress Kuliah Pada

Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. PROBANK,

1(7) ,1-23.

http://e-journal.stieaub.ac.id/index.php/probank/article/view/56/57

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Bandung.

Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi dalam

Menumbuhkan Model Mental dan Meningkatkan Penguasaan Konsep

Kimia Dasar Mahasiswa. Disertasi. Pascasarjana Universitas Negeri

Surabaya : tidak diterbitkan.

. 2012. Analisis Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi

dalam Membangun Model Mental Stoikiometri Mahasiswa. Laporan Hasil

Penelitian Hibah Disertasi Doktor_2012. Lembaga Penelitian Universitas

Negeri Surabaya. Surabaya

Susilo, A. B. 2012. Pengembangan model pembelajaran IPA berbasis masalah

untuk meningkatkan motivasi belajar dan berpikir kritis siswa SMP.

Journal of Primary Education, 1(1), 57-63. https://journal.unnes.ac.id/58-

article-Text-117-1-10-201220616.pdf

Swan, K., P. Vahey, M. Hooft, A. Kratcoski, K. Rafanan, T. Stanford, L. Yarnall,

& D. Cook. 2013. Problem Based Learning Across the Curriculum:

Exploring the Efficacy of a Cross-curricular Application of Preparation for

Future Learning. Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning.

Purdue University Libraries, 7(1), 91-110.

https://docs.lib.purdue.edu/cgi/viewcontent.cgi

Tandogan, R. O., & Orhan, A. 2007. The Effects of Problem-Based Active

Learning in Science Education on Students' Academic Achievement,

Attitude and Concept Learning. Online Submission, 3(1), 71-81.

https://files.eric.ed.gov/fulltext/AD495669.pdf

Page 107: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

156

Tarhan, L., Kayali, H.A., Urek, R.O., & Acar, B. 2008. Problem-Based Learning

in 9th Grade Chemistry Class:„Intermolecular Force‟. Res Sci Educ.

38(1), 285-300.

https://www.researchgate.net/profile/Raziye_Ozturk_Urek/publication/225

402374_Problem-Based_Learning_in_9th_Grade_Chemistry_Class.pdf

Taşdelen, U., & Köseoğlu, F. 2008. Learner-friendly textbooks: Chemistry texts

based on a constructivist view of learning. Asia Pacific Education Review,

9(2), 136-147. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ811125.pdf

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Kencana

Prenada Media Group.Jakarta

. 2008. Mendesain Pembelajaran Konstektual (Countextual teaching and

Learning) di Kelas. Cerdas Pustaka. Jakarta.

Töman, U., Akdeniz, A. R., Odabasi Çimer, S., & Gürbüz, F. 2013. Extended

Worksheet Developed According to 5E Model Based on Constructivist

Learning Approach. Online Submission, 4(4), 173-183.

https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED566964.pdf

Vebrianto, S.T. 1985. Pengantar Pengajaran Modul. Yayasan Pendidikan

Paramita. Yogyakarta

Widjajanti, E. 2008. Kualitas lembar kerja siswa. Makalah disampaikan pada

Kegiatan Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan

KTSP bagi Guru SMK/MK). Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, 1-

7. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569340/pengabdian/kualitas-lks.pdf

Wiratmaja, C. G. A., Sadia, I. W., & Suastra, I. W. 2014. Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Self-Efficacy Dan Emotional

Intelligence Siswa Sma. Jurnal Pendidikan IPA, 4(1).1-11.

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/jurnal_ipa/article/viewFile/1061/809

Warsito, H. 2012. Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Penyesuaian

Akademik Dan Prestasi Akademik (Studi Pada Mahasiswa FIP Universitas

Negeri Surabaya). Pedagogi,9(1), 29-47.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/viewFile/119/pdf

Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara.

Jakarta.

Yildirim, N., Sevil, K. U. R. T., & Alipaþa, A. Y. A. S. 2011. The Effect Of The

Worksheets On Students' Achievement In Chemical Equilibrium. Journal

of Turkish Science Education, 8(3), 44-58.

https://repository.bilkent.edu.tr/bitstream/handle/11693/21794/bilkent-

research-paper.pdf

Page 108: PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MASALAH …digilib.unila.ac.id/31948/10/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tahap uji coba terbatas dilakukan pada 20 siswa kelas VIII. Pengambilan

157

Zimmerman, B. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn.

Contemporary Educational Psychology. 25(1), 82-91.

http://sydney.edu.au/education/portfolio/ei/news/pdfs/Zimmerman%20200

0.pdf