44
PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PROSES BELAJAR MENGAJAR, TERJEMAHAN DAN PEMBENTUKAN ISTILAH KEILMUAN Drs. Bambang Eko Hari Cahyono FPBS IKIP PGRI Madiun A. PENDAHULUAN Industrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri adalah obsesi yang mesti dipenuhi, guna mengambil posisi yang sejajar dengan negara-negara maju atau negara “cepat”. Bahkan ketika globalisasi demikian mencengkeram, baik sebagai konsepsi maupun sebagai realitas, harapan untuk tidak menjadi negara “lambat” adalah kebutuhan yang sangat mendesak. Masalahnya jelas, Indonesia ingin memiliki posisi

PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI PERGURUAN TINGGI

MELALUI PROSES BELAJAR MENGAJAR, TERJEMAHAN DAN

PEMBENTUKAN ISTILAH KEILMUAN

Drs. Bambang Eko Hari CahyonoFPBS IKIP PGRI Madiun

A. PENDAHULUAN

Industrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam

pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri adalah obsesi yang mesti dipenuhi,

guna mengambil posisi yang sejajar dengan negara-negara maju atau negara “cepat”.

Bahkan ketika globalisasi demikian mencengkeram, baik sebagai konsepsi

maupun sebagai realitas, harapan untuk tidak menjadi negara “lambat” adalah

kebutuhan yang sangat mendesak. Masalahnya jelas, Indonesia ingin memiliki posisi

tawar menawar yang cukup kuat dalam politik, ekonomi, teknologi dan informasi,

dan kebudayaan secara umum di tengah konstelasi kesalingbergantungan global

antarbangsa dan antarberbagai kepentingan yang sering melampaui batas-batas

negara.

Era industrialisasi yang tengah dimulai tentu saja membutuhkan struktur dan

kerangka sistem yang kuat. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai tempat untuk

Page 2: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

mengkaji berbagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi diberi tempat yang

strategis dalam rangka era industrialisasi itu.

Apabila mau bersikap jujur, maka harus diakui bahwa kalangan pendidikan

tinggi di Indonesia masih berorientasi pada sekedar menghasilkan lulusan dan belum

memikirkan apakah lulusan yang dihasilkan itu sesuai dengan kebutuhan nyata dunia

iptek. Hal ini tampak dari betapa bingungnya mereka yang baru lulus dari pendidikan

tinggi ketika memasuki dunia pekerjaannya. Mereka sering tidak tahu harus berbuat

apa dan bagaimana menunjukkan sikap intelektual yang professional.

Program keterkaitan dan kesepadanan yang telah lama dicanangkan

pemerintah tampaknya kurang atau belum memperoleh respon dari kalangan

pendidikan tinggi. Hal ini tampak dari sikap “menunggu dan melihat” dari kalangan

pendidikan tinggi di Indonesia. Kecepatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

dan keluasan jangkauannya kurang diantisipasi oleh dunia pendidikan tinggi,

sehingga mereka selalu ketinggalan dengan perkembangan iptek.

Sering didengar keluhan masyarakat tentang rendahnya mutu keluaran (output)

pendidikan tinggi di Indonesia, baik yang menyangkut kualitas keilmuannya maupun

kemampuannya dalam mengekspresikan ide/ gagasan intelektualnya. Mungkin saja

mereka banyak memiliki ide brilian, namun kemampuannya untuk transfer ide

tersebut dinilai sangat tumpul. Akibatnya, selama ini mereka cenderung hanya

berperan sebagai konsumen iptek dan tidak bisa berbuat banyak sebagai pencetus atau

produsen ide.

Page 3: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Menurut pengamatan penulis, kekurangmampuan dalam ekspresi ide tersebut

setidaknya disebabkan oleh dua hal. Pertama, kualitas ekspresi ide mereka memang

sangat lemah, dan yang kedua mungkin disebabkan oleh faktor sarana ekspresi

(bahasa) yang kurang dapat mewadahi pemikiran dan perkembangan iptek. Sebagai

sarana komunikasi, bahasa Indonesia memang berkembang dengan pesat. Namun

apabila diselaraskan dengan perkembangan iptek, bahasa Indonesia masih tertinggal

“satu langkah” meskipun upaya untuk menyejajarkan keduanya telah banyak

dilakukan.

Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia adalah masalah

nasional yang tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah nasional lainnya. Sebab

itu, sudah menjadi kewajiban setiap warga negara Indonesia untuk selalu membantu

dan mendorong kehidupan bahasa Indonesia dengan penuh tanggung jawab. Hal ini

diharapkan agar di kemudian hari bahasa Indonesdia mampu menjadi bahasa yang

benar-benar modern dan relevan dengan laju perkembangan iptek.

Dalam konteks pemikiran itu, lembaga pendidikan dipandang sebagai sarana

yang efektif untuk mengembangkan bahasa Indonesia keilmuan. Hal ini

dimungkinkan karena antara pendidikan dan bahasa merupakan dua hal yang sangat

berkaitan dan saling mengisi. Saling ketergantungan ini berarti bahwa pendidikan

tidak dapat berlangsung tanpa bahasa, sebab bahasa adalah alat utama dalam

pendidikan. Sebaliknya, bahasa sulit berkembang dan terbina dengan baik tanpa

Page 4: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

ditunjang oleh pendidikan, karena kenyataannya dunia pendidikan banyak

menyumbangkan perannya bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

Menyadari akan arti penting pendidikan sebagai sarana pengembangan bahasa

Indonesia keilmuan, maka sudah sewajarnya apabila segera dirumuskan strategi

pengembangan dalam bentuk perencanaan program yang efektif dan efisien. Untuk

itu, dalam makalah ini penulis mencoba mengajukan alternatif strategi pengembangan

bahasa Indonesia iptek di perguruan tinggi. Meskipun tidak secara lengkap, penulis

akan melengkapi pula pembahasan itu dengan analisis terhadap kendala-kendala yang

muncul terhadap program pengembangan yang dimaksud.

B. PEMBAHASAN

1. Bahasa Indonesia Iptek (Keilmuan)

Seorang pekerja ilmiah yang harus melaporkan hasil temuannya dalam

suatu cabang ilmu akan menghadapi beberapa masalah. Masalah yang utama

adalah bagaimana konsep-konsep yang diperoleh dari penyeledikan dan kajian

keilmuannya itu harus diungkapkan dan bagaimana ekspresi keilmuan itu harus

dirangkai-rangkaikan dalam bahasa Indonesia. Persoalan ini sebenarnya persoalan

yang universal, tidak hanya dihadapi oleh orang Indonesia yang berbahasa

Indonesia, namun juga dihadapi oleh bangsa lain yang sudah maju bahasanya.

Sebagai sarana berpikir ilmiah dan sarana komunikasi ilmiah, seorang

ilmuwan harus menggunakan bahasa keilmuan. Jujun S. Suriasumantri (1995:

183-185) memberikan cirri-ciri bahasa keilmuan yang dapat mewadahi

Page 5: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

perkembangan iptek, yaitu: (1) bersifat reproduktif, (2) langsung ke sasaran

(straitforward), (3) gaya berbahasa lugas, (4) tidak bersifat emotif, (5) tidak

bersifat afektif, (6) menggunakan istilah keilmuan yang sah berdasarkan bidang

ilmunya, dan (7) menggunakan penalaran yang logis dan runtut.

Sifat reproduktif menyebabkan uraian tidak bermakna ganda dan tidak

menimbulkan salah penafsiran. Yang dikemukakan adalah isi ilmuanya dan bukan

keelokan bahasanya (seperti dalam karya sastra). Karena itu, penulis karya

keilmuan harus berusaha berbahasa sejelas dan sesederhana mungkin.

Sifat langsung ke sasaran harus diusahakan oleh penulis karya iptek.

Penulis harus menyadari bahwa setelah dibaca orang lain, tulisannya sering sulit

dipahami maknanya. Karena itu, penulis harus mampu menyatakan apa yang

seharusnya dinyatakan. Tidak dibenarkan menyatakan sesuatu dengan berputar-

putar atau memberikan sindiran. Menguraikan sesuatu dengan sindiran dan uraian

berkepanjangan menyalahi kaidah komunikasi keilmuan.

Kedua cirri tersebut berkaitan dengan cirri ketiga, yakni bergaya bahasa

lugas. Pemakaian gaya bahasa dan keindahan bahasa diusahakan sekecil mungkin

karena dapat menimbulkan kesan kurang serius dan dapat menimbulkan makna

ganda. Karena itu, sering dijumpai komunikasi ilmiah dengan bahasa “kering”

(tidak indah seperti dalam karya sastra). Seorang pembaca naskah iptek sudah

barang tentu telah siap menghadapi gaya berbahasa demikian.

Page 6: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Sifat emotif dan afektif sering dijumpai dalam penggunaan bahasa melalui

komunikasi tidak resmi (santai dan akrab). Kedua sifat itu harus dihindari, karena

bahasa iptek harus bersifat lebih rasional dan menunjukkan pemikiran apa adanya

(das sein). Tulisan emotif dan afektif menimbulkan kesan ketidakpastian,

sehingga karya iptek menjadi tidak meyakinkan pembacanya.

Istilah-istilah bidang keilmuan tertentu memiliki karakteristik tersendiri

dalam hal pembakuan aspek semantiknya. Seorang ilmuwan yang memasuki

bidang ilmu tertentu akan memahami istilah keilmuan bidang ilmunya itu dan

sanggup menggunakannya dalam komunikasi ilmiah sesuai dengan makna yang

diacunya. Ini merupakan salah satu bukti kekayaan keilmuwanan yang

dimilikinya.

Komunikasi iptek juga mensyaratkan penerapan logika yang mapan dalam

berbahasa. Karya ilmiah dalam komunikasi iptek harus menunjukkan alur

pemikiran mengikuti logika tertentu yang dipilih seorang penulis. Penulisannya

harus menggunakan epistemologi keilmuan dan tidak sebebas seperti dalam

komunikasi lainnya.

Johanes (dalam Herman J. Waluyo, 1991:5) mengemukakan 8 syarat gaya

pengungkapan tulisan sebagai komunikasi iptek, yaitu: (1) nada tulisan

iptek/keilmuan bersifat formal dan objektif, (2) titikpandang baku (grammatical

point of view) dan harus taat azas, (3) tingkat bahasa yang dipakai dalam tulisan

iptek adalah tingkat bahasa resmi dan bukan bahasa harian (colloquial), (4) bentuk

Page 7: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

wacana paparan (exposition) lebih banyak dipakai daripada bentuk argumentasi,

deskripsi, dan narasi, (5) komunikasi gagasan dalam karya iptek harus jelas,

lengkap, dan ringkas, serta dapat meyakinkan secara tepat, (6) sejauh mungkin

dihindari istilah ekstrem, berlebihan, dan haru (emosional), (7) menghindari kata-

kata mubazir, dan (8) bahasa keilmuan lebih berkomunikasi dengan pikiran

daripada dengan perasaan.

Di samping itu, sebagai bahasa iptek bahasa Indonesia juga harus dapat

menjalankan 4 fungsi bahasa iptek, yaitu: (1) fungsi referensial, (2) fungsi

direktif, (3) fungsi metalingual, dan (4) fungsi fatis (Zuchridin Suryawinata, 1995:

64-73).

Menurut Anton M. Moeliono (1991:114-126; 1993:6-7), pengembangan

bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang modern, dalam arti dapat mewadahi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan dengan

perkembangan peradaban dunia, harus bertopang pada 3 kegiatan, yaitu: (1)

pengembangan kecendekiaan bahasa, (2) pemekaran kosa kata, dan (3)

pengembangan laras bahasa.

2. Strategi Pengembangan Bahasa Indonesia Iptek di Pertguruan Tinggi

Untuk mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa iptek, sedikitnya

terdapat tiga modal dasar yang secara politis dapat dipergunakan sebagai landasan

pengembangan.

Page 8: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Pertama, Sumpah Pemuda 1928 yang berisi pengakuan bahwa bahasa

Indonesia adalah bahasa nasional, merupakan langkah pertama yang menentukan

dalam menentukan garis kebijaksanaan mengenai bahasa nasional Indonesia.

Kedua, UUD 1945 Bab VI Pasal 36 yang menyatakan “Bahasa negara ialah

bahasa Indonesia.” Hal ini memberikan dasar yang kuat dan resmi bagi

pemakaian bahasa Indonesia bukan saja sebagai bahasa perhubungan pada tingkat

nasional, tetapi juga sebagai bahasa kenegaraan. Ketiga, perwujudan Politik

Bahasa Nasional yang menyatakan mengenai dua fungsi bahasa Indonesia, yaitu

sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang kebulatan

semangat kebangsaan Indonesia, alat penyatuan berbagai masyarakat yang

berbeda-beda latar belakang kebahasaan, kebudayaan, dan kesukuannya ke dalam

satu masyarakat nasional Indonesia. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai

bahasa negara, bahasa Indonesia adalah bahasa resmi pemerintahan, bahasa

pengantar di dalam dunia pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional

untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional, serta

sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi (Amran

Halim, 1989:15-17).

Salah satu dasar tersebut memberikan kerangka yang kuat bagi

pengembangan bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi melalui jalur pendidikan.

Page 9: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Menurut S. Effendi (dalam Amran Halim, 1984:17), dalam proses

pengembangan bahasa Indonesia terdapat beberapa komponen yang saling

berinteraksi, yaitu: (1) komponen bahasa yang akan dikembangkan, yang di

dalamnya meliputi segi fonologi, tatabahasa, dan leksikon; (2) komponen proses

pengembangan, yang menyangkut sasaran pengarahan proses; (3) komponen hasil

pengembangan, yang mengacu pada hasil proses pengembangan yang dilakukan;

(4) komponen instrumen pengembangan, yang meliputi tenaga pengembangan,

rencana induk pengembangan, manajemen pengembangan, fasilitas dana, dan

peralatan; dan (5) komponen lingkungan pengembangan, yang meliputi

lingkungan sosial budaya, politik, dan pendidikan. Ancangan program tersebut

dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

Keterangan:

LINGKUNGAN SB EK POL DIK

BM

Dikembangkan menjadi bahasa yang:- menunjang ilmu dan teknologi- menunjang seni dan budaya- menunjang persatuan dan

kesatuan- merupakan alat komunikasi

melalui pembinaan: fonologi, tatabahasa, kosa kata, dan ejaan

BN

RI T M SINSTRUMEN

Page 10: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

DIK = pendidikan BN = bahasa nasionalRI = rencana induk BM = bahasa modernT = tenaga SB = seni budayaM = manajemen EK = ekonomiS = sarana POL = politik

Bagan tersebut menunjukkan bahwa sektor pendidikan dipilih sebagai

lingkungan pengembangan bahasa Indonesia iptek yang sejajar dengan

lingkungan yang lain (seni budaya, ekonomi, politik). Dalam perspektif ini,

lingkungan pendidikan tinggi dipandang sebagai ujung tombak bagi

pengembangan program yang dimaksud, sebab jenjang pendidikan tinggi

dipandang memiliki porsi yang lebih luas bagi pengembangan, penerapan, dan

rekayasa iptek.

Pola yang dipandang tepat untuk mengembangkan bahasa Indonesia iptek

yaitu dengan menggunakan prinsip integral, terpadu, dan kontinu. Prinsip integral

mengacu pada pengertian bahwa semua disiplin ilmu yang dikaji di perguruan

tinggi, termasuk jajaran sivitas akademikanya, harus secara integral dapat

menyatukan langkah dalam mendukung program pengembangan bahasa Indonesia

iptek.

Program pengembangan bahasa Indonesia iptek bukanlah program yang

berdiri sendiri. Program ini harus merupakan satu kesatuan yang padu dengan

program-program akademik lainnya dan merupakan bagian yang takterpisahkan

Page 11: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

dari rencana induk pengembangan perguruan tinggi dalam bidang nonfisik. Inilah

yang dimaksud dengan prinsip terpadu.

Sedangkan prinsip kontinu berhubungan dengan masalah kontinuitas

pelaksanaan program yang telah direncanakan. Meskipun terikat oleh alokasi

waktu, program yang disusun diusahakan selalu berkesinambungan dan selalu

ditingkatkan dalam hal kuantitas dan kualitasnya.

Perwujudan ketiga prinsip tersebut akan terlaksana dengan baik apabila

didukung oleh tiga hal, yaitu: perencanaan program yang baik, pelaksanaan

program yang mantap, dan pelaksana program yang berintegritas dan berkualitas.

Sudah barang tentu faktor lingkungan dan fasilitas (termasuk fasilitas dana) juga

sangat menentukan. Lingkungan yang kurang kondusif bagi pengembangan

bahasa Indonesia iptek dan terbatasnya sarana yang tersedia akan menjadi

penghambat pencapaian hasil yang diharapkan.

Berdasarkan kondisi umum yang ada pada sebagian besar perguruan tinggi

di Indonesia, program pengembangan bahasa Indonesia iptek dapat dilakukan

melalui berbagai sarana, di antaranya melalui proses belajar mengajar,

penerjemahan dan pembentukan istilah bidang keilmuan (iptek), media penerbitan

kampus seperti jurnal dan bulletin ilmiah, kegiatan-kegiatan ilmiah semacam

seminar, lokakarya, penataran, melalui lomba penulisan iptek, dan kegiatan-

kegiatan khusus lainnya.

Page 12: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Mengenai pelaksana program, dapat dibentuk sebuah panitia pelaksana

atau sebuah tim yang terdiri atas para dosen, karyawan, mungkin pula mahasiswa,

dan pihak-pihak terkait lainnya. Penentuan anggota tim semata-mata didasarkan

pada aspek kualitas, integritas, dan komitmennya terhadap program

pengembangan bahasa Indonesia iptek.

Seluruh program tersebut akan dievaluasi secara periodic dalam kurun

waktu tertentu. Evaluasi program ini dimaksudkan untuk menilai sejauh mana

program yang direncanakan telah dilaksanakan, dan dapat pula dipergunakan

untuk mendiagnosis hambatan-hambatan yang muncul dalam proses

pelaksanaannya.

Strategi pengembangan bahasa Indonesia iptek di perguruan tinggi

tersebut dapat dilihat lebih jelas pada bagan berkut ini.

Page 13: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Berikut ini akan penulis uraikan sarana-sarana penting yang dapat

dipergunakan sebagai perwujudan strategi pengembangan bahasa Indonesia iptek

di perguruan tinggi.

a. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi

Kecuali dalam pengajaran bahasa asing dan bahasa daerah pada

program studi-program studi tertentu, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai

bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Hal ini

berarti bahwa semua materi mata kuliah, apapun jenisnya, harus disampaikan

dalam bahasa Indonesia. Ini satu fakta yang dapat dimanfaatkan sebagai

Faktor Instrumental Faktor Lingkungan

RIP PTPerencanaan

ProgramPengembB. Ind.Iptek

PELAKSANAAN PROGRAMMelalui:

1. Proses Belajar Mengajar2. Penerjemahan dan

pembentukan istilah keilmuan3. Media penerbitan kampus4. Penataran, seminar,

lokakarya, dsb.5. Kegiatan khusus lainnya

HASIL

EVALUASI PERIODIK

Page 14: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

sarana yang paling penting dalam pengembangan bahasa Indonesia iptek di

perguruan tinggi.

Dalam menyampaikan materi keilmuan kepada para mahasiswa, para

dosen sering menggunakan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan khusus

bidang keilmuannya. Dalam konteks ini, para dosen harus mampu dan

bersedia mengungkapkannya dengan menggunakan bahasa Indonesia, jika

istilah-istilah itu telah dibakukan penggunaannya.

Para dosen ini adalah pelaksana program yang penting. Sebagai pihak

yang berada pada jajaran paling depan, tidaklah berlebihan jika keberhasilan

pelaksanaan program lebih banyak ditumpukan pada kerja dan komitmen

mereka. Untuk itu, pemantapan kualitas penguasaan bahasa Indonesia

keilmuan dan sikap yang positif terhadap pengembangan bahasa Indonesia

iptek harus ditanamkan sejak dini kepada para dosen tersebut.

Hubungan antara bahasa Indonesia keilmuan dan mata kuliah yang

diberikan kepada mahasiswa dalam proses belajar mengajar di perguruan

tinggi sangatlah erat. Mata kuliah apapun disampaikan oleh dosen dalam

bahasa Indonesia. Mahasiswa dapat menangkap isi mata kuliah yang diberikan

dosen karena mereka mengerti bahasa Indonesia. Buku-buku yang dipakai

untuk semua mata kuliah itu sebagian besar ditulis pula dalam bahasa

Indonesia keilmuan.

Page 15: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Walaupun semua mata kuliah itu dapat menyumbang secara nyata

kepada pengembangan bahasa Indonesia para mahasiswa, harus diingat bahwa

fungsi utama berbagai mata kuliah nonbahasa itu adalah menyampaikan

materi (isi) setiap mata kuliah. Akan tetapi, isi mata kuliah itu tidak dapat

disampaikan dan tidak dapat diterima tanpa bahasa. Dengan demikian, setiap

mata kuliah masih memberikan tekanan pada bidangnya masing-masing

sebagaimana mestinya, tetapi kerja sama antara keduanya membuat para

mahasiswa menjadi yakin terhadap pentingnya fungsi bahasa Indonesia

keilmuan bagi kelangsungan studi mereka. Kondisi ini secara langsung

maupun tidak langsung, akan memotivasi mereka untuk mengembangkan

bahasa Indonesia keilmuannya menjadi lebih baik. Penemuan psikolinguistik

menunjukkan bahwa motivasi dan perhatian merupakan faktor-faktor yang

amat penting bagi keberhasilan pengembangan bahasa Indonesia. Sebab itu,

motivasi dan minat ini perlu dibina terus-menerus.

Dalam proporsi yang lebih khusus, program pengembangan bahasa

Indonesia iptek juga dapat dilaksanakan melalui pengajaran mata kuliah

Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di perguruan

tinggi. Meskipun dalam praktik tidak semua perguruan tinggi memberikan

mata kuliah Bahasa Indonesia, mata kuliah ini dipandang sangat baik sebagai

sarana pengembangan dan pengkajian bahasa Indonesia iptek. Dalam

pelaksanaannya, materi yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan

Page 16: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

bidang keilmuan yang sedang ditekuni para mahasiswa. Untuk mahasiswa

teknik diajarkan bahasa Indonesia teknik, mahasiswa ekonomi diajarkan

bahasa Indonesia ekonomi, begitu pula untuk mahasiswa matematika,

pertanian, kedokteran, dan sebagainya. Jadi ada spesifikasi khusus yang

mengacu pada bidang keilmuan tertentu, tanpa mengesampingkan konvensi-

konvensi kebahasaan secara umum.

Materi MKDU Bahasa Indonesia yang monoton dan membosankan

harus secepatnya ditinggalkan dan diganti dengan materi-materi yang relevan.

Kecenderungan para pengajar MKDU Bahasa Indonesia yang hanya

menekankan pada masalah penguasaan ejaan, tatabahasa, dan pengetahuan

kebahasaan lainnya harus segera ditinjau ulang dan disempurnakan.

Satu hal yang harus diperhatikan, terlepas dari pola dan materi apa

yang dipakai oleh dosen di perguruan tinggi, rencana/program mata kuliah

Bahasa Indonesia tidak boleh menyimpang dari aspek pokok pengajaran

bahasa Indonesia secara umum. Menurut Jazir Burhan (1981:7-9), pengajaran

bahasa Indonesia, kepada siapapun dan dilaksanakan pada jenjang apapun,

harus meliputi 3 aspek pokok, yaitu (1) aspek humanistik, (2) aspek politik,

dan (3) aspek kultural.

Aspek humanistik adalah aspek yang berhubungan dengan masalah

manusia pada umumnya. Dalam hubungan ini, masalahnya adalah masalah

fungsi bahasa pada umumnya bagi manusia. Fungsi bahasa pada manusia

Page 17: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

adalah sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan, alat untuk

memahami peradaban dan kebudayaan bangsa, dan alat berpikir dan berbuat

dalam usaha manusia mempertinggi taraf kebudayaannya.

Aspek politik adalah aspek yang berhubungan dengan cita-cita politik

bangsa Indonesia. Aspek ini digambarkan sebagai keinsyafan setiap warga

negara untuk memelihara, mengembangkan, dan menghargai dengan setinggi-

tingginya akan keberadaan bahasa nasionalnya.

Sedangkan aspek kultural adalah aspek yang berhubungan dengan

kebudayaan, dalam hal ini adalah kebudayaan nasional Indonesia. Dalam

konteks ini, aspek itu terwujud dalam keyakinan para mahasiswa akan

pentingnya penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebudayaan dan

bahasa ilmu pengetahuan.

Pengembangan bahasa Indonesia iptek dapat pula dilaksanakan

melalui Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP/FKIP

atau Fakultas Sastra di universitas. Meskipun tidak semua perguruan tinggi

memiliki program studi atau fakultas itu, pemanfaatan program studi atau

fakultas tersebut dipandang sangat efektif. Sesuai dengan bidang ilmunya

yang relevan, program studi atau fakultas ini harus dapat menjadi pelopor

pengembangan bahasa Indonesia iptek. Selain melalui proses belajar mengajar

yang rutin, program yang dilaksanakan dapat pula dilakukan melalui

Page 18: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

penelitian, ceramah/seminar, penerbitan istilah keilmuan, jurnal-jurnal

kebahasaan yang diterbitkan program studi, dan sebagainya.

Anton M. Moeliono (1989:80) menyatakan bahwa masalah pembinaan

bahasa Indonesia di universitas baru dapat ditangani dan diatasi jika

pengajaran bahasa Indonesia pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

sudah disempurnakan. Pengajaran yang dimaksud juga harus didukung adanya

kurikulum yang menarik dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat/pembangunan

b. Penerjemahan dan Pembentukan Istilah Keilmuan

Kosa kata keilmuan bahasa Indonesia nyatanya masih kurang

memadai. Karena itu, masih terus-menerus diusahakan pemekaran kosa kata

dalam berbagai disiplin ilmu, dan pemekaran kosa kata ini harus selalu

berpijak pada kaidah-kaidah keilmuan secara internasional. Karena ilmu

bersifat universal, maka kosa kata yang digunakan tidak boleh melanggar

konvensi internasional dalam bidang keilmuan yang bersifat universal

tersebut.

Kosa kata (istilah) fisika, kimia, biologi, matematika, teknik,

kedokteran, kosmetika, dan sebagainya, sebagian besar masih dikemukakan

dalam bahasa asing. Usaha pengindonesiaan istilah-istilah tersebut terus

dilakukan, meskipun hambatannya tidak kecil. Misalnya, betapa sulitnya

menerjemahkan istilah-istilah keilmuan berikut ini: absorbsi, pendaflor,

Page 19: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

polarisasi, magnetoresistance, relativitas, kinematis, ionosfir, helisitas

(fisika); oksiser, ornitofili, nanofil, klon, hapaksantik, diasitik, stonium

(biologi); nuklida, ekstrusi, alastomer, difraksi, diazotisasi, bromin, bitumen

(kimia); liabilitas, liposstatik, defoliasi, disinfestan, diostikia, mulsa

(peternakan); dan sebagainya.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa dalam bidang-bidang

keilmuanj tertentu, penerjemahan tidak selalu mudah dan sederhana. Menurut

Anton M. Moeliono (1989:195), usaha penerjemahan itu pada hakikatnya

mengandung makna memproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber

dengan padanan yang paling wajar dan paling dekat di dalam bahasa

penerima, baik dari aspek arti maupun dari aspek langgam atau gaya.

Penerjemahan itu pertama-tama harus bertujuan membahasakan

kembali isi amanat atau pesan. Idealnya, terjemahan tidak akan atau sebaiknya

tidak dirasakan sebagai terjemahan. Namun untuk memproduksi amanat itu

janganlah berakibat timbulnya berbagai struktur yang tidak lazim di dalam

bahasa penerima.

Wonderly (1968:50) membedakan dua macam penerjemahan, yaitu

penerjemahan formal dan penerjemahan dinamis. Penerjemahan dinamis

pertama-tama berusaha untuk menyampaikan isi amanat dalam bahasa sumber

dengan ungkapan-ungkapan yang lazim dalam bahasa terjemahan.

Page 20: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Penerjemahan dinamis ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan

penerjemahan formal.

Terjemahan karya iptek dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak

memuaskan, karena para penerjemah tidak terlaltih dalam ilmu penerjemahan.

Hal ini yang harus diantisipasi sejak dini oleh kalangan perguruan tinggi.

Memang tidak ada terjemahan yang dapat mengalihkan secara menyeluruh isi

dan bentuk suatu teks dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Terjemahan

100% itu tidak mungkin.

Walaupun jauh dari ideal, menyadari pentingnya penyediaan

terjemahan bagi pengembangan bahasa Indonesia iptek, para pakar dapat

menerima padanan yang cukup mendekati teks aslinya sebagai terjemahan

yang memadai. Tekanannya adalah pada “padanan yang wajar dan terdekat”

(closest natural equivalent). Penerjemahan harus berusaha mengalihkan

makna, bukan bentuk leksikogramatikal bahasa sumbernya (Daud H. Soesilo,

1990:186).

Selama ini pembentukan istilah di negeri ini dilakukan oleh Komisi

Pembentukan Istilah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Dalam

rangka pembentukan istilah keilmuan, perguruan tinggi seharusnya

mengambil peran yang lebih besar dibandingkan kondisi yang ada sekarang

ini. Hal ini dimungkinkan karena di perguruan tinggi istilah-istilah keilmuan

lebih banyak ditemukan dan dipergunakan. Kalangan perguruan tinggi yang

Page 21: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

selama ini hanya bertindak sebagai konsumen harus secepatnya ditinggalkan.

Perguruan tinggi harus mampu menyumbangkan perannya sebagai “produsen”

istilah-istilah keilmuan dari disiplin ilmu yang beragam.

Bentuk yang lebih konkret, baik melalui penerjemahan maupun

melalui pemekaran kosa kata, dapat dilakukan kalangan perguruan tinggi

dengan jalan menyusun daftar (senarai) istilah-istilah keilmuan dalam

berbagai bidang, misalnya istilah khusus matematika, biologi, fifika,

kedokteran, pertanian, teknik, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya. Sudah

barang tentu langkah kerja yang demikian itu harus tetap dalam koordinasi

dengan Komisi Pembentukan Istilah.

Anton M. Moeliono (1993:6) menyatakan bahwa pengembangan

peristilahan bahasa Indonesia iptek sepatutnya dilaksanakan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut: (1) klasifikasi ilmu, (2) taksonomi cabang

ilmu, (3) penentuan kelompok sasaran’ (4) penentuan cakupan kumpulan

istilah, (5) perumusan definisi dan penetapan istilah padanan, (6) penyelarasan

definisi dan istilah padanan, dan (7) penerbitan daftar istilah dan kamus

cabang ilmu. Langkah-langkah semacam itu kiranya tepat dilaksanakan oleh

perguruan tinggi dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia iptek.

c. Kegiatan-Kegiatan Lain

Strategi lain yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan bahasa

Indonesia iptek di perguruan tinggi adalah dengan memanfaatkan kegiatan-

Page 22: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

kegiatan dan sarana yang beraneka ragam. Sarana yang mungkin dapat

dipergunakan misalnya melalui penataran/ ceramah/ seminar, lomba penulisan

karya ilmiah, penerbitan artikel-artikel tentang bahasa Indonesia iptek pada

jurnal-jurnal atau buletin-buletin yang ada, dan sebagainya. Meskipun tidak

dikhususkan sebagai sarana pengembangan bahasa Indonesia iptek, sarana-

sarana tersebut dipandang sangat efektif dan efisien dalam mengemban misi

itu.

3. Kendala-Kendala Pengembangan Bahasa Indonesia Iptek di Perguruan

Tinggi

Menurut Garvin dan Mathiot (dalam Suwito, 1991:91), sikap positif

terhadap bahasa ditandai dengan: (1) bangga akan bahasa yang dipergunakan, (2)

setia kepada bahasa, dan (3) sadar akan penggunaan kaidah bahasa.

Kenyataannya, sikap-sikap positif tersebut sampai sekarang belum tertanam

dengan baik pada sivitas akademika di perguruan tinggi. Kendala semacam ini

merupakan faktor penghambat yang besar bagi pengembangan bahasa Indonesia

iptek di perguruan tinggi. Tidak jarang di antara mereka yang cenderung bersikap

negatif terhadap bahasa Indonesia, misalnya: (1) menganggap bahasa Indonesia

sebagai bahasa yang tidak perlu dipelajari, (2) menganggap bahasa Inggris lebih

bagus dan lebih ilmiah dibandingkan bahasa Indonesia, (3) menganggap bahasa

Indonesia tidak mungkin menjadi bahasa murni dan modern (Sri Hastuti, 1993:1-

4).

Page 23: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Tantangan lain yang muncul adalah masalah rendahnya kualitas pelaksana

program. Sering ditemukan betapa sangat memprihatinkannya penggunaan bahasa

Indonesia para dosen, karyawan, dan pihak-pihak terkait lainnya, terlebih lagi

penguasaan bahasa Indonesia keilmuannya. Ini hambatan yang memerlukan

waktu cukup lama untuk membenahinya. Dalam diri mereka masih tertanam sikap

yang menganggap bahwa penguasaan terhadap bahasa Indonesia iptek bukan

merupakan kebutuhan pokok yang mendesak. Sikap apatis semacam ini melanda

hampir sebagian besar sivitas akademika perguruan tinggi.

Apabila program pengembangan bahasa Indonesia iptek tersebut dapat

direkayasa dalam bentuk program yang terencana oleh suatu lembaga pendidikan

tinggi, masalah yang mungkin dihadapi paling awal adalah masalah dana

operasionalnya. Hal ini mengingat kondisi objektif perguruan tinggi di Indonesia

akhir-akhir ini, yang untuk melaksanakan program-program intinya saja masih

kekurangan dana. Alokasi dana yang tersedia sebagian besar masih diprioritaskan

bagi pengadaan dan perbaikan sarana-sarana fisik, seperti perbaikan gedung,

pengadaan peralatan laboratorium, komputer, dan sebagainya. Dengan demikian,

harus disadari jika program pengembangan bahasa Indonesia iptek di perguruan

tinggi (jika ada) tidak mendapatkan prioritas yang utama dibandingkan program-

program akademik lainnya.

Page 24: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

C. SIMPULAN

Untuk menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang sangat pesat, bahasa Indonesia harus dikembangkan agar relevan dengan

perkembangan iptek tersebut. Dalam rangka itu, lembaga pendidikan tinggi

dipandang sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkan bahasa Indonesia

iptek itu. Hal ini dimungkinkan karena perguruan tinggi memiliki kesempatan yang

lebih besar dalam mengkaji, merekayasa, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dibandingkan dengan lingkungan yang lain.

Pada satu sisi, program pengembangan bahasa Indonesia iptek akan sangat

menguntungkan bagi kalangan perguruan tinggii, karena berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan akan media ekspresi keilmuan yang beraneka ragam

macamnya. Pada sisi yang lain, pelaksanaan program ini dipandang sebagai salah satu

bentuk kepedulian dan partisipasi perguruan tinggi dalam ikut serta memikirkan

masalah-masalah nasional.

Untuk mewujudkan tujuan itu, perlu disusun strategi yang cocok, sistematis,

dan diusahakan tidak memerlukan biaya yang besar. Keberhasilan pelaksanaan

strategi yang dimaksud ditentukan oleh 3 hal, yaitu faktor perencanaan program,

pelaksana program, dan faktor pelaksanaannya.

Program yang disusun hendaknya dirancang secara sistematis dengan

mempertimbangkan faktor kemungkinannya untuk diterapkan serta memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia. Program itu juga harus merupakan bagian yang

Page 25: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

takterpisahkan dari rencana induk pengembangan perguruan tinggi secara

keseluruhan.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan bahasa Indonesia iptek dapat

mempergunakan sarana-sarana pengembangan yang tersedia, yaitu melalui proses

belajar mengajar, penerjemahan dan pembentukan istilah keilmuan, lomba penulisan

karya ilmiah, penerbitan artikel-artikel yang relevan, seminar, penataran, dan

kegiatan-kegiatan khusus lainnya. Khusus dalam proses belajar mengajar,

pelaksanaan program ini dapat diimplementasikan melalui proses perkuliahan secara

rutin pada semua fakultas/program studi, melalui MKDU Bahasa Indonesia, dan

melalui proses belajar mengajar pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

(jika ada). Pelaksana program yang dibutuhkan dapat berasal dari unsur dosen,

karyawan, maupun dari unsur mahasiswa, yang pemilihannya ditentukan berdasarkan

sikap dan komitmen mereka terhadap program pengembangan bahasa Indonesia

iptek. Program-program tersebut harus dilaksanakan dengan menggunakan prinsip

integral, terpadu, dan kontinu.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, faktor-faktor yang dimungkinkan dapat

menghambat pelaksanaan program harus diantisipasi dan dikendalikan sejak diini.

Kendala-kendala yang muncul, misalnya dapat berbentuk lingkungan yang tidak

mendukung, sikap objek sasaran program yang kurang posisitf, fasilitas yang tidak

memadai, kualitas pelaksana program yang rendah, dan sebagainya.

Page 26: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

DAFTAR PUSTAKA

Amran Halim (ed). 1989. Politik Bahasa Nasional I. Jakarta: Pusbinbangsa.

_______. 1989. Politik Bahasa Nasional II. Jakarta: Pusbinbangsa.

Anton M. Moeliono. 1991. Ancangan Alternatif dalam Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Jambatan.

_______. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

_______. 1993. “Menyongsong Aneka Fungsi Bahasa Indonesia dengan Perencanaan Bahasa”, Makalah Seminar Nasional di IKIP Surabaya, 23 Oktober 1993.

Daud H. Soesilo. 1990. “Aneka Pendekatan di dalam Penerjemahan: Sebuah Tinjauan”, PELBA 3. Jakarta: Unika Atmajaya.

Harimurti Kridalaksana. 1992. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Herman J. Waluyo. 1991. Penalaran Bahasa. Surakarta: UNS.

_______. 1991. “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah”, Makalah Seminar Bulan Bahasa IKIP PGRI Madiun, 09 November 1991.

Jazir Burhan. 1981. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco.

Jujun S. Suriasumantri. 1995. Filsafat Ilmu. Jakarta: Sinar Harapan.

Robinson, Pauline C. 1984. English for Spesifics Pusposes. New York: Pergamon Press.

Soewito. 1991. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS.

Sri Hastuti. 1993. Permasalahan dalam Bahasa Indonesia. Yogjakarta: Intan.

Page 27: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

Zuchridin Suryawinata. 1995. Bahasa, Pengajaran Bahasa, dan Penerjemahan. Malang: P-5 PT IKIP Malang.

Page 28: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri

PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI PERGURUAN TINGGIMELALUI PROSES BELAJAR MENGAJAR, TERJEMAHAN DAN

PEMBENTUKAN ISTILAH KEILMUAN

OlehDrs. Bambang Eko Hari Cahyono

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI MADIUN

November 2006

Page 29: PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA IPTEK DI ... · Web viewIndustrialisasi, dengan sadar telah terlanjur dipilih sebagai jalan hidup dalam pembangunan Indonesia. Menjadi negara industri