105
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK TRIKARYA JAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : Muhammad Renaldi Irmawan 11140182000038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49574/1/Muhammad... · adalah kepala sekolah, kepala TU, guru, dan siswa. Hasil

  • Upload
    others

  • View
    36

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK TRIKARYA

JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Muhammad Renaldi Irmawan

11140182000038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

i

ABSTRAK

Muhammad Renaldi Irmawan (NIM: 11140182000038), Pengelolaan Sarana

dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di

SMK Trikarya Jakarta. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini membahas tentang Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Tujuan dari penelitian

ini untuk mendeskripsikan pengelolaan sarana prasarana yang dimulai dari

perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. Penelitian

ini dilaksanakan di SMK Trikarya Jakarta. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode kualitatif deskriptif. Yang menjadi sumber data penelitian ini

adalah kepala sekolah, kepala TU, guru, dan siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sudah berjalan cukup baik.

Namun, dalam penghapusan dan pengawasan masih belum berjalan dengan

optimal. Saran dalam hal ini kepala sekolah harus mengambil kebijakan yang

tegas bagi pengelolaan sarana dan prasaran, selain itu guru dan siswa juga harus

memiliki kesadaran untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada sehingga

dapat terus memiliki nilai guna dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

di sekolah.

Kata kunci: pengelolaan sarana dan prasarana

ii

ABSTRACT

Muhammad Renaldi Irmawan (NIM: 11140182000038), Management of

educational facilities and infrastructure in improving the quality of learning

in SMK Trikarya Jakarta. Thesis undergraduate program (S-1) Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif

Hidayatullah of Jakarta.

This study discusses the management of educational facilities and

infrastructure in improving learning quality. The purpose of this study is to

describe the management of infrastructure starting from planning, procurement,

maintenance, deletion and supervision. This research has been done at SMK

Trikarya Jakarta. The method in this research is descriptive qualitative. The

sources of data for this study were the principal, head of administration, teachers,

and students.

The results showed that the management of educational facilities and

infrastructure in improving the quality of learning was going well enough.

However, the elimination and supervision is still not running optimally.

Suggestions in this case school principal should take firm policies for the

management of facilities and infrastructure, besides teachers and students must

also have awareness to maintain existing facilities and infrastructure so that they

can continue to have use values and be able to improve the quality of learning in

schools.

Keywords: management of facilities and infrastructure

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya, terucap ungkapan ikhlas Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin tiada henti

karena dapat terselesaikanya penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga

selalu tercurah limpahkan atas insan pilihan tuhan khatamul anbiya’i walmursalin

sayidina Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Namun demikian skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya maksimal dari

penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui. Banyak hal

yang belum dapat dihadirkan oleh penulis didalamnya karena keterbatasan

pengetahuan dan kesempatan. Namun semuanya patut disyukuri karena banyak

pengalaman yang didapat dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Dr. Hj. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Mu’arif SAM. M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Nurochim, M.M Pembimbing I dan Siti Zahra Permatasari, M.Pd

Pembimbing II yang senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada penulis.

4. Para dosen dan seluruh staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis

selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Imam Wahyudin S.Pt selaku kepala sekolah SMK Trikarya Jakarta

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

lapangan serta ibu bapak guru SMK Trikarya Jakarta yang telah banyak

membantu dalam memberikan data kepada penulis.

6. Kedua orang tua tercinta Ayahku Alm. Ibrahim Alamin dan Ibuku Irma

Purwanti yang telah memberikan motivasi, doa dan bantuan yang tulus ikhlas

baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv

7. Adinda Rizki Rahmadina dan Baihaqi Ali yang selalu mendukung penulis,

selalu menjadi pengingat dan penyemangat penulis.

8. Pada Ana Dewi Shofwani yang banyak membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini serta tak henti memberikan motivasi dan semangat kepada penulis

dengan sabar.

9. Kawan-kawan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah memberikan warna

selama perkuliahan ini, terkhusus Amelia Kurnia dan Nur Anisya yang selalu

memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Kawan-kawan JakDeBTang yang selalu mengisi hari-hari dengan semangat

yang luar biasa dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

11. Keluarga besar the Jakmania Koordinator Wilayah Pondok Cabe yang selalu

mengajarkan tentang manajemen organisasi dan manajemen waktu agar

kegiatan hobby penulis tidak mengganggu penyelesaian skripsi.

12. Keluarga besar Jakampus UIN Jakarta yang telah mendidik serta mengajarkan

banyak ilmu kepada penulis dengan slogan Intelektual Muslim Berjiwa Oren.

13. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah cabang

Ciputat, terkhusus kepada Rayon MP dan kawan-kawan GATARI 2014 yang

mengajarkan bahwa sejatinya hidup itu beriman, berilmu dan beramal.

14. Kawan-kawan Kuliah Kerja Nyata (KKN) HORE 2017 (kelompok 089) yang

selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan hingga tahap

penyelesaian skripsi ini. Akhirnya, atas jasa dan bantuan semua pihak baik

berupa moral maupun materil, sampai detik ini penulis panjatkan do’a semoga

Allah memberikan balasan yang berlipat dan menjadikan amal jariyah yang

tidak pernah berhenti mengalir hingga hari akhir. Penulis berharap, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan para

pembaca umumnya.

Jakarta, 01 November 2019

Penulis

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................7

C. Pembatasan Masalah .....................................................................................7

D. Perumusan Masalah ......................................................................................7

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................................7

BAB II ......................................................................................................................9

KAJIAN TEORI ......................................................................................................9

A. Pengelolaan Sarana dan Prasarana....................................................................9

1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana ..................................................9

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan...............................12

3. Klasifikasi sarana prasarana pendidikan .....................................................14

4. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ...................15

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ...........................................20

6. Peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan

prasarana .............................................................................................................26

B. Kualitas Pembelajaran ....................................................................................27

1. Definisi Kualitas Pembelajaran ...................................................................27

2. Indikator Kualitas Pembelajaran .................................................................30

3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran ............................................................32

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran ......................................35

C. Kerangka Berpikir ..........................................................................................39

D. Penelitian yang Relevan .................................................................................40

vi

BAB III ..................................................................................................................42

METODE PENELITIAN .......................................................................................42

A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................42

B. Metode Penelitian ...........................................................................................42

C. Sumber Dan Jenis Data ...................................................................................44

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................44

E. Teknik Analisis Data ......................................................................................46

F. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................47

BAB IV ..................................................................................................................52

HASIL PENELITIAN ...........................................................................................52

A. Deskripsi .........................................................................................................52

1. Biodata Singkat SMK Trikarya Jakarta ......................................................52

2. Visi dan Misi Sekolah .................................................................................52

3. Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................................53

4. Keadaan Siswa ............................................................................................54

5. Kondisi Sarana dan Prasarana .....................................................................55

B. Pembahasan ....................................................................................................58

BAB V ...................................................................................................................70

PENUTUP ..............................................................................................................70

A. Kesimpulan .....................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................73

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...............................................................42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen ................................................................................47

Tabel 3.3 Pedoman wawancara Kepala Sekolah ...................................................49

Tabel 3.4 Pedoman wawancara guru .....................................................................49

Tabel 3.5 Pedoman wawancara Peserta Didik .......................................................50

Tabel 3.6 Studi Dokumentasi .................................................................................50

Tabel 3.7 Pedoman Observasi ................................................................................51

Tabel 4. 1 Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang

Pendidikan, Jabatan, dan Bidang Studi ..................................................................53

Tabel 4. 2 Keadaan Siswa dan Siswi SMK Trikarya Jakarta ................................54

Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana ............................................................................55

Tabel 4. 4 Kondisi Ruang SMK Trikarya Jakarta ..................................................56

Tabel 4. 5 Kondisi Laboraturium SMK Trikarya Jakarta ......................................56

Tabel 4. 6 Kondisi Perpustakaan SMK Trikarya Jakarta .......................................57

Tabel 4. 7 Kondisi Sanitasi SMK Trikarya Jakarta ...............................................57

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil wawancara kepala sekolah ........................................................76

Lampiran 2 Hasil wawancara Guru .......................................................................79

Lampiran 3 Hasil wawancara kepala TU ...............................................................81

Lampiran 4 Hasil wawancara peserta didik ...........................................................83

Lampiran 5 Tabel Uji Referensi.............................................................................85

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, karena dapat digunakan sebagai alat penggali dan

pengembang potensi serta bakat, sehingga dapat bermanfaat bagi diri

sendiri dan orang banyak. Lebih dari itu, pendidikan juga merupakan

parameter kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Karena sumber daya

manusia yang berkualitas lahir dari sistem pendidikan yang berkualitas.

Saat sumber daya manusia itu dibina sesuai dengan perkembangan potensi

yang dimiliki dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan

proses pembelajaran yang baik, maka dapat melahirkan generasi penerus

bangsa yang mapan intelektual dan kepribadian.

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013

tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa Peraturan

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan komitmen

nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa melalui

pengaturan kembali standar kompetensi, standar isi, standar proses, dan

standar penilaian serta pengaturan kembali kurikulum1.

Standar nasional pendidikan harus dipenuhi oleh setiap sekolah,

meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan. Secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan.

Setiap sekolah harus melakukan berbagai upaya agar kedelapan standar

tersebut dapat terpenuhi.

1 Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah

No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, h. 1.

2

Melalui pendidikan kemampuan manusia terus diasah agar

memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai hidup dan kehidupan,

karena pendidikan sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO menekankan

pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua proses

pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar

untuk berbuat (learning to do), belajar untuk mandiri (learning to be), dan

belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan kata lain,

manusia yang diharapkan mampu menghadapi masa depan adalah manusia

yang memiliki cakrawala berpikir luas dan dalam, memiliki keterampilan

tepat guna, memiliki kepribadian mandiri dan bertanggung jawab, serta

memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap orang lain.2

Hal ini berarti, secara global tujuan utama pendidikan yakni

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana belajar merupakan proses

perubahan secara komprehensif aspek tingkah laku seseorang secara terus-

menerus dan progresif sepanjang masa. Dimana pendidikan ditempuh

dalam proses pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan fungsi manajemen, guru, dan sarana

prasarana memiliki peranan yang sangat penting bagi kualitas peserta

didik. Ketiga unsur tersebut mempunyai tugas, pokok, dan fungsinya

masing-masing namun harus saling berkaitan agar tercapainya kualitas

pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan

sarana prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan

material pendidikan yang sangat penting. Sekolah yang memiliki sarana

dan prasarana pendidikan yang lengkap akan sangat membantu dalam

menunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik guru

maupun siswa merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. Sekalipun

sebagai salah satu faktor pendukung, namun esensinya sangat berpengaruh

untuk tercapainya mutu pendidikan yang efektif dan efisien.

2 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) cet ke-3 h. 5-6.

3

Sarana dan Prasarana memegang peranan penting dalam

menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan,

serta keterampilan dalam manajemen tersebut, juga dalam menentukan

salah satu indikator keberhasilan kualitas pembelajaran di lembaga

pendidikan. Hal ini diatur jelas dalam Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB

XII pasal 45 ayat 1 “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan

intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik.”3

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2008 tentang Standar

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah

Aliyah Kejuruan memutuskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib

memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media

pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

yang teratur dan berkelanjutan.4 Akan terdapat perbedaan kualitas siswa

secara umum dari sekolah yang memiliki laboraturium dengan yang tidak.

Adanya perpustakaan di sekolah atau sumber bahan ajar yang lengkap

akan membuat siswa semakin mudah untuk belajar ilmu pengetahuan

dibandingkan dengan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana

pembelajaran.

Di Indonesia terjadi fenomena perbedaan sarana dan prasarana

pendidikan. Perbedaan sarana dan prasarana antara sekolah swasta dan

negeri, sekolah di desa dan di kota. Perbedaan waktu dan jumlah jam

belajar. Bukan persoalan mudah untuk menciptakan kualitas siswa yang

baik, namun setidaknya dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan

dapat menunjang tercapai tujuan tersebut. Meskipun tidak semua sekolah

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 30. 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana

dan Prasarana, h. 2.

4

memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, sarana dan prasarana

diharapkan mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan anak didik dalam

proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya sarana prasarana pendidikan yang ada di

lembaga pendidikan masih jauh dari kata layak, sementara sekolah dituntut

untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) bagi para peserta

didik dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.

Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru harus berupaya

mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses

mengatasi masalah tersebut tetapi tidak sedikit sekolah yang akhirnya

gagal karena para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana

pembelajaran tersebut.

Menurut data tahun ajaran 2015/2016 dan 2016/2017 mengenai

sarana dan prasarana yang bersumber dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan memperihatkan perkembangan jumlah sekolah dalam dua

tahun terakhir.5 Semua jenjang pendidikan mengalami kenaikan jumlah

bangunan sekolah kecuali SD, kenaikan tertinggi pada jenjang pendidikan

menengah, yaitu SMK (4,56%) dan SMA (3,59%). Pada jenjang SD

terjadi pengurangan bangunan sekolah yakni (0,02%). Kemudian dilihat

dari kondisi ruang kelas sebagian besar ruang kelas dalam kondisi rusak,

baik rusak ringan maupun rusak berat. Pada jenjang pendidikan dasar

persentase yang rruang kelas yang rusak lebih besar dibandingkan jenjang

pendidikan menengah. Persentase ruang kelas dengan kondisi baik di SD

dan SMP masing masing naik sekitar (2%). Sebaliknya pada jenjang SMA

persentase ruang kelas dengan kondisi baik mengalami penurunan.

Sedangkan pada jenjang SMK relatif tidak berubah dalam dua tahun

terakhir.

Jika melihat keberadaan perpustakaan sekolah jumlah perpustakaan

sekolah disemua jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Pemerintah

5 Yeni Rachmawati, dkk, Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan, (Jakarta:

Badan Pusat Statistik, 2017) h. 9-16.

5

menargetkan membangun 1220 ruang perpustakaan SD dan 700 ruang

perpustakaan SMP. Namun, jika melihat ketersediaan perpustakaan belum

mencapai 100% bahkan kurang dari 80%. Jika diasumsikan 1 sekolah 1

perpustakaan, maka berdasarkan data Kemendikbud sedikitnya 4 dari 10

SD tidak memiliki perpustakaan. 3 dari 10 pada jenjang SMP dan SMA

tidak memiliki perpustakaan. Pada jenjang SMK hanya 6 dari 10 sekolah

tersedia perpustakaan.

Salah satu sekolah yang terdapat di daerah DKI Jakarta ialah SMK

Trikarya Jakarta merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan yang

didirikan pada tahun 2007 terletak di Jl. Harun No.20A, RT 013/001

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan – DKI Jakarta. Dalam menjalankan

proses pembelajaran SMK Trikarya Jakarta sudah cukup berjalan dengan

baik, namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

di SMK Trikarya Jakarta terdapat beberapa masalah mengenai sarana

prasarana, yaitu sarana prasarana pendidikan masih kurang memadai,

contohnya ruang kelas yang tidak merata dan tidak lengkap fasilitasnya

sehingga sering dilakukan moving class, kemudian tidak ada bagian

khusus yang mengelola sarana prasarana di SMK Trikarya Jakarta yang

bertanggung jawab terhadap sarana prasarana, selanjutnya masalah jumlah

ruang kelas yang kurang sehingga proses KBM dibagi dua waktu pagi dan

siang, masalah lainnya sangat jarangnya pemeliharaan sarana prasarana

pendidikan sehingga banyak sarana prasarana dalam kondisi rusak atau

tidak layak pakai, serta masalah anggaran dana untuk sarana prasarana

yang minim.

Pemerintah dalam hal ini telah berusaha mewujudkan melalui 8

standar pendidikan yaitu standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar

proses, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, dan

standar penilaian pendidikan. Meskipun, pemerintah telah berusaha

memaksimalkan kinerja untuk selalu memperbaiki sistem pendidikan yang

berkualitas. Namun masih banyak kekurangan yang terjadi di lapangan

6

dalam merealisasikan terselenggaranya pendidikan di setiap lembaga

pendidikan di seluruh Indonesia. Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin

dapat terselenggara dengan baik jika guru dan siswa tidak di dukung oleh

sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran.

Berhasil atau tidaknya suatu proses pencapaian tujuan pendidikan

tersebut, antara lain dipengaruhi oleh manajemen yang baik, sarana

prasarana pendidikan yang memadai, sumber daya manusia yang bermutu,

efektivitas pembelajaran dan sebagainya.

Agar hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,

maka proses pembelajaran harus benar – benar diupayakan semaksimal

mungkin. Peningkatan mutu pada proses belajar yang efektif akan

mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diharapkan. Kegiatan belajar mengajar akan dikatakan sukses bila sarana

prasarana memadai, sehingga pemerintah pun selalu berupaya untuk

secara terus menerus melengkapi sarana prasarana pendidikan bagi seluruh

jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara berupa

sarana prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.

Suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya

pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di

sekolah tersebut. Serta perlu didayagunakan dan dikelola untuk

kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan

agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan

efektif dan efisien.

Mengingat pentingnya peranan sarana dan prasarana pendidikan

bagi kelancaran proses belajar mengajar, maka perlu dilakukan usaha-

usaha tertentu kearah pengelolaan, pengadaan, penggunaan dan

pemeliharaan sarana pendidikan secara efektif dan efisien serta

penyusunan yang obyektif dan rasional. Melihat hal tersebut dunia

pendidikan diharuskan agar dapat menerapkan fungsi manajemen dengan

baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan.

7

Dari kondisi dan keadaan yang demikian, penulis merasa perlu

untuk mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan

judul “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya SDM atau bagian khusus dalam mengelola sarana

prasarana.

2. Kurang maksimalnya pengelolaan sarana dan prasarana

3. Keterbatasan dana dalam mengadakan sarana dan prasarana

4. Tidak merata dan lengkap sarana prasarana di setiap kelas sehingga

diberlakukannya moving class.

5. Sangat jarang dilakukan pemeliharaan sehingga banyak sarana

prasarana yang belum diperbaharui maupun diperbaiki.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, penelitian ini

dibatasi pada masalah “Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan dalam

meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta.”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimana pengelolaan

sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK

Trikarya Jakarta?”

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah:

Pelaksanaan penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui

sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan SMK Trikarya

8

Jakarta dalam mendukung proses belajar mengajar dan untuk

menganalisis sejauh mana pengelolaan sarana prasarana pendidikan

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta.

2. Manfaat Penelitian ini adalah :

a. Manfaat secara Teoritis, adalah:

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan sarana

prasarana untuk mencapai suatu kualitas dalam pembelajaran.

b. Manfaat secara Praktis, adalah:

1) Bagi Siswa

Bagi siswa, dapat meningkatkan displin dalam belajar,

merasa aman, nyaman, dan senang mengikuti pelajaran.

2) Bagi Guru

Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai pedoman dan

bahan acuan dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan pada tahun pelajaran yang akan datang.

3) Bagi Peneliti

Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat

mengetahui bagaimana sesungguhnya pengelolaan sarana

prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran, serta dapat dijadikan bahan untuk penelitian

selanjutnya dan yang relevan dengan permasalahan penelitian

ini.

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1. Definisi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Salah satu unsur penting dalam sebuah organisasi adalah

manajemen. Dengan adanya manajemen, segala program dan kegiatan

sebuah organisasi dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga berlaku pada

organisasi pendidikan. Setiap bagian dalam organisasi pendidikan

hendaklah diatur dengan sebuah manajemen yang baik. Dengan sebuah

manajemen yang baik, semua perangkat pendidikan akan dapat

bersinergi dengan baik. Lembaga pendidikan, sekolah memerlukan

dukungan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana

pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting oleh

karena itu, dibutuhkan upaya pengelolaan sarana dan prasarana secara

baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dapat

dipertahankan.

Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat

ini berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,

mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,

menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.

Manajemen menurut Terry dan Franklin adalah satu proses

yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengaturan, penggerakan, dan

pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan dan memenuhi

sasaran hasil yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan

sumber daya manusia lainnya.6 Hal ini berarti manajemen tidak hanya

dilakukan dalam satu tahap melainkan beberapa komponen yang harus

saling berkaitan guna tercapainya sasaran serta tujuan.

6 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) cet ke- 1,

h. 2.

10

Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin secara etimologi,

kata manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno management, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. 7 Diartikan sebagai

seni karena seni mengandung unsur keindahan dan mampu

membangkitkan perasaan, hal ini berarti saat melakukan pengaturan

tanpa adanya seni maka tidak akan efektif karena setiap individu yang

bekerjasama memerlukan dorongan untuk bergerak dengan tujuan

yang sama.

Dapat disimpulkan dari dua pandangan definisi manajemen di

atas, istilah manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola

berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain

melalui proses dan motivasi tertentu untuk mencapai tujuan organisasi

secara efektif dan efisien.

Kemudian sarana dan prasarana menurut Agus, S. Suryobroto

adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan, mudah dipindah bahkan dibawa oleh

pelakunya/siswa. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan

motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup

melakukan aktivitas dengan sesungguhnya dan akhirnya tujuan

aktivitas dapat tercapai. Prasarana adalah segala sesuatu yang

diperlukan dalam pembelajaran penjas, bersifat permanen atau tidak

dapat dipindahpindahkan.8 Hal ini berarti sarana dan prasarana ada

sebagai penunjang aktivitas siswa dalam pendidikan, tanpa adanya

sarana dan prasarana sulit untuk terciptanya pembelajaran yang efektif.

Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang

digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.

Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam

7 Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 13. 8. Saryono dan Bangun., “Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12,

2016, h. 24

11

peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata

pelajaran. Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan,

kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid)

untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.9 Hal ini berarti tidak

hanya siswa yang membutuhkan sarana dan prasarana melainkan

seluruh stekholder pendidikan.

Selain itu, sarana pendidikan juga merupakan semua perangkat

peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana

pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara

tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10

Hal ini berarti penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya,

sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam

menunjang proses pendidikan.

“Sarana Pendidikan, yaitu perlengkapan secara langung

dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan

media pengajaran. Prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti

halaman, kebun, dan taman.”11

Berdasarkan pengertian oleh para ahli diatas, penulis

menyimpulkan bahwa sarana adalah fasilitas secara langsung yang

diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Sedangkan

Prasarana merupakan alat atau fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, dari definisi mengenai pengelolaan dan sarana dan

prasarana dapat disimpulkan bawah manajemen sarana dan prasarana

9. Prastyawan, “Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal Studi

Keislaman, Vol. 6, 2016, h. 35 10

. Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 47-48. 11

Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011) cet ke-1, h.

251.

12

memegang peranan penting dalam menunjang tujuan pendidikan yang

sekaligus menunjang pembangunan, serta keterampilan dalam

manajemen tersebut. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

menjadikan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan pemanfaatan

berbagai jenis sarana dan prasarana untuk kepentingan pendidikan di

suatu sekolah tertentu. Keberadaanya sangat penting dalam suatu

sistem organisasi sekolah. Di sebabkan memang jika sarana dan

prasarana tidak dikelola dengan baik, penurunan mutu dari sarana dan

prasarana tersebut dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, jumlahnya

pun akan cepat berkurang karena keteledoran, kesemrautan, atau

bahkan karena pencurian.

Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai

suatu usaha yang dilakukan dalam proses untuk menyelenggarakan dan

pengawasan dalam sarana prasarana pendidikan dan juga dalam

pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di lembaga-lembaga

pendidikan untuk membantu mencapai tujuan tertentu. Jika sarana dan

prasarana pendidikan memadai maka proses belajar mengajar akan

berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan

memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa

sarana dan prasarana, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan.12

Pengelolaan sarana prasarana bertujuan

sebagai pengadaan alat atau media dalam proses belajar mengajar agar

peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal,

efektif dan efisien. Dalam hal ini efektif berarti pengelolaan terbaik

dengan efisien yanng berarti tepat sasaran guna terciptanya

produktivitas seluruh stekholder pendidikan.

12

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Multi Karya

Mulia, 2007) cet.1, h.8

13

Secara umum, tujuan administrasi perlengkapan sekolah adalah

memberikan layanan secara professional di bidang sarana prasarana

pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara

efektif dan efisien. Profesional dalam hal ini berarti administrasi

perlengkapan sekolah diharapkan dapat memberikan layanan yang

berkomitmen, tanggung jawab, sistematik, dan tepat guna untuk

masyarakat sekolah. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut.13

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati serta

seksama, melalui pengelolaan perlengkapan sarana prasarana

pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapat oleh

sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas

tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang

efisien.

Dengan kehati-hatian dalam pengadaan dapat mengefektif dan

efesienkan dari segi kebermanfaatan sarana dan prasarana juga

budget yang dikeluarkan.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah

secara tepat dan efisien.

Pengupayaan pemakaian yang tepat dapat berpengaruh terhadap

terpenuhinya hal-hal yang dibutuhkan tidak hanya diinginkan.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,

sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam

setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.

Dalam kondisi siap pakai berarti saat diperlukan tidak mengalami

kerusakan atau dalam keadaan tidak hilang.

Sehingga dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan, maka di harapkan semua perlengkapan yang di dapatkan

13

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003) h.5

14

oleh sekolah adalah sarana prasarana yang berkualitas tinggi sesuai

dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.

3. Klasifikasi sarana prasarana pendidikan

Klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan berarti meemtakan

sarana dan prasarana berdasarkan beberapa jenisnya agar dpat dikelola

dengan baik. Manajemen ini terbagi dalam tiga aspek. Pertama,

ditinjau dari fungsinya, ada barang berfungsi tidak langsung (seperti

pagar, tanaman dan lain-lain) dan barang berfungsi langsung (seperti

media pembelajaran dan lain-lain). Kedua, ditinjau dari jenisnya, ada

fasilitas fisik (missal kendaraan, komputer dan lain-lain) dan fasilitas

material (seperti manusia, jasa dan lain-lain). Ketiga, ditinjau dari sifat

barangnya, ada barang bergerak dan barang tidak bergerak (seperti

gedung, sumur dan lain-lain).14

Sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,

yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan

berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Apabila dilihat

dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan

yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Apabila dilihat

dari bergerak atau tidaknya pada saat pembelajaran juga ada dua, yaitu

bergerak dan tidak bergerak. Sementara jika dilihat dari hubungan

sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu

alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran.15

Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi

dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.

Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan

dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium,

ruang praktik dan ruang komputer. Prasarana tidak langsung adalah

prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi

14

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008) h. 184. 15

Barnawi & M.Arifin, op.cit, h. 49.

15

sangat menunjang dalam proses pembelajaran, misalnya tanah, ruang

UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan sebagainya.16

Selain itu Gunawan juga mengemukakan bahwa barang data

diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu17

a. Barang bergerak

1) Habis pakai, barang yang sudut volumenya pada waktu

dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut

dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi seperti

kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus dan sapu.

2) Tidak habis pakai, barang-barang yang dapat dipakai berulang

kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam

jangka waktu yang relatif lama tetapi tetap memerlukan

perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas

seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot

dan media pendidikan.

b. Barang tidak bergerak, barang yang tidak berpindah-pindah

letaknya atau tidak bisa dipindahkan seperti, tanah, bangunan,

sumur dan menara air.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu

kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus

dihindarkan timbulnya kesinambungan dan tumpang tindih dalam

wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya

pemborosan biaya, tenaga, dam waktu. Pengklasifikasian ini dilakukan

guna mempermudah stekholder dalam perencanaan pengadaannya

yang ruti/tidak, serta perawatannya untuk memperpanjang masa pakai.

4. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

Sarana dan prasarana di sekolah harus mencerminkan

kurikulum sekolah. Hal ini karena sarana dan prasarana sekolah

16

. Ibid., h. 51. 17

Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta), cet I, h. 318.

16

sengaja diadakan untuk menunjang terlaksananya kurikulum. Dengan

demikian, kualitas sarana dan prasarana merupakan simbol kualitas

pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu, perlu

dipahami prinsip-prinsip apa saja yang harus dipegang dalam

melaksanakan manajemen sarana dan prasarana.

Prinsip pengelolaan sarana prasarana menurut Wahyu Sri

Ambar Arum dalam buku Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan dijelaskan bahwa “dalam pelaksanaan manajemen perlu

diperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip:”18

a. Efisiensi

Efisiensi menggambarkan ukuran biaya sumber daya yang

diperlukan berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut. Berkaitan

dengan peran manajer, maka efisiensi menggambarkan

kemampuan seorang manajer melakukan pekerjaan dengan hasil

yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang sedikit. Di

samping itu manajer yang bertindak secara efisien adalah manajer

yang mampu memperkecil biaya penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan. Dalam hal ini efesiensi berarti membuat biaya

sarana dan prasarana sekolah menjadi “harga terbaik” untuk

mendapatkan kualitas belajar yang baik. Dikeluarkan sesuai

dengan keperluan dan kemampuan sekolah.

b. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu ukuran tentang pencapaian

suatu efektivitas menggambarkan kemampuan manajer untuk

menjalankan pekerjaan dengan sasaran yang tepat dan benar.

Dengan kata lain manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan

yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk

mencapai tujuan. Dalam hal ini berarti sarana dan prasarana yang

telah diadakan oleh sekolah hasuslah tepat guna.

18

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 8-9.

17

c. Administratif

Dengan prinsip administratif berarti semua kegiatan

manajemen perlengkapan harus memperhatikan undang-undang,

peraturan, instruksi, pedoman yang diberlakukan pemerintah, hal

ini terjadi karena di Indonesia terdapat sejumlah peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang tata cara memanage

sarana dan prasarana milik pemerintah (negara). Dalam

penerapannya setiap penanggung jawab pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan harus memahami semua peraturan

perundang-undangan tersebut dan menginformasikannya kepada

semua pegawai yang terlibat dalam manajemen. Hal ini berarti

sarana dan prasarana harus dilakukan pencatatan dan pengecekan

secara berkala, mana yang masih dapat berfungsi sesuai atau tidak,

semua harus teradministrasi dengan baik guna pengontrolan

pemakaian secara sesuai.

Melengkapi dari jenis prinsip yang telah disebutkan diatas,

menurut Hunt Pierce dalam buku Barnawi dan M.Arifin, prinsip dasar

dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut.19

a. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus

menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti halnya yang

dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan. Prinsip ini

nilainya lebih kompleks karena sarana dan prasarana pendidikan

yang diadakan harus disesuaikan dengan culture yang ada namun

tetap modern agar dapat merangkum harapan masyarakat.

b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan

perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan

bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup

cakap yang ada di masyarakat. Keinginan bersamapun

19

Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 82-83.

18

memerlukan pertimbangan ahli hal ini berarti nilai needs dalam

perencanaan sarana dan prasarana pendidikan tetap dikedepankan.

c. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah

hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak

didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani

secara menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan bermain

sesuai dengan bakat mereka masing-masing. Disesuaikan dengan

karakter berarti tidak hanya ditinjau dari keberadaan sarana dan

prasarananya melainkan juga kesesuaian dan kememadaiannya

bagi siswa yang bersangkutan contoh seperti disesuaikan dengan

umur, postur tubuh dll.

d. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah

serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan

pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau

manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru. Tidak hanya

murid gurupun perlu disesuaikan antara sarana dan prasarana

mengajarnya dengan cara mengajarnya guna terciptanya

pembelajaran yang efektif, misal penggunaan proyektor dalam

persentasi guru atau penggunaan alat-alat olahraga yang memadai

bagi guru olahraga.

e. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah

secara efektif, melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara

menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta

melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.

Begitupula penanggung jawab, ialah yang harusnya menampung

aspirasi stekholder saat ingin melakukan pengadaan agar apa yang

ia rencanakan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan

untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta

menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan

19

perlengkapannya. Mengenal disini berarti harus memastikan apa

yang diadakan bernar-benar berkualitas.

g. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara dan

menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat

membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan

keindahan serta kemajuan dari sekolah dan msayarakat.

Penanggung jawab sarana dan prasarana hendaklah dapat

mengajak dan merangkul para stekholder agar dapat bertanggung

jawab terhadap sarana prasarana sekolah.

h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui

kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus

memerhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang

dibutuhkan oleh anak didiknya. Inilah pentingnya diskusi

sebelum memutusakan untuk mengadakan sebuah sarana dan

prasarana sekolah.

Menurut Bafadal dalam buku Imam Gunawan dan Djum Djum

Noor. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola

sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diantaranya:20

a. Prinsip pencapaian tujuan, artinya sarana dan prasarana pendidikan

di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan

didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian

tujuan proses belajar mengajar.

b. Prinsip efisiensi, artinya sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama,

sehingga dapat diadakan sarana prasarana pendidikan yang baik

dengan harga yang murah. Dan pemakaiannya pun harus dengan

hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

c. Prinsip administratif, artinya sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,

20

Imam Gunawan dan Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2017) cet I, h. 319-320.

20

intuksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang

berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, artinya sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah

yang mampu bertanggung jawab.

e. Prinsip kekohesifan, artinya sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang

sangat kompak.

Pada dasarnya semua pendapat yang dikemukakan para ahli

beracuan bahwa prinsip pengelolaan sarana dan prasarana harus

dilakukan dengan efektif dan efesien, Maka dengan penjelasan prinsip

tersebut tindakan-tindakan yang secara khas dari manajemen dimulai

dari perencanaan, pengorgansasian, pengarahan, dan pengendalian

yang dilakukan menentukan tercapainya sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

lainnya. Proses pegaturan diatur berdasarkan urutan, fungsi serta

prinsip manajemen.

5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses

untuk menyelenggarakan dan pengawasan dalam sarana prasarana

pendidikan serta pengadaan sarana-sarana pendidikan yang ada di

lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu mencapai tujuan

tertentu. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai maka proses

belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan pendukung dalam

proses belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik dan lancer. Manajemen sarana dan prasarana

pendidikan sangatlah penting dalam pengelolaan, pengadaan serta

pengawasan sarana pendidikan yang pengadaannya selama ini kurang

diperhatikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Pada dasarnya

21

pengelolaan sarana dan prasarana meliputi beberapa hal diantaranya

yaitu:

a) Perencanaan

Perencanaan adalah pola perbuatan menggambarkan

dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian. Dengan kata lain,

Planning adalah memikirkan sekarang untuk tindakan yang akan

datang. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat

didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang

rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau

pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan

kebutuhan pendidikan.21

Perencanaan kebutuhan merupakan rincian fungsi

perencanaan yang mempertimbangkan suatu faktor kebutuhan yang

harus dipenuhi. Dengan tujuan demi menghindari terjadinya

kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan

berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas

kegiatan untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya

dana dan tingkat kepentingan.

Manfaat perencanaan yaitu dapat membantu dalam

menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan

langkah-langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan

sebagai suatu pedoman untuk melakukan pengawasan,

pengendalian dan bahkan juga penilaian. Perencanaan yang efektif

di dalam penyusunannya harus dilakukan melalui suatu rangkaian

pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan.

Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya

21

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 20.

22

memperhatikan kondisi sekolah terutama di daerah yang

kondisinya rusak dan perlu diperbaiki dengan perencanaan yang

matang. Sekolah merupakan suatu organisasi. Dalam hal ini Kepala

Sekolah hendaknya serba bisa, karena bukan saja harus memiliki

pengetahuan yang memadai mengenai bangunan sekolah,

melainkan juga banyak pengetahuannya tentang perabot dan

perlengkapan. Seperti telah disinggung bahwa tanggung jawab

kepala sekolah dan kaitannya dengan perencanaan sarana dan

prasarana di sekolah adalah bersama-sama dengan staf menyusun

daftar kebutuhan sekolah, kemudian mempersiapkan perkiraan

tahunan untuk diusahakan penyediaannya sesuai dengan

kebutuhan. Menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan

kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi

alat/sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.

Hasil suatu perencanaan akan menjadi pedoman dalam

pelaksanaan oleh pengendalian, bahkan penilaian untuk perbaikan

selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana

harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan persyaratan

dari perencanaan yang baik.

b) Pengadaan

Pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan

dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa

berdasarkan hasil dari perencanaan untuk menunjang kegiatan agar

berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.22

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal

yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan

fasilitas pendidikan semakin meningkat.

Berdasarkan jenisnya pengadaan sarana dan prasarana pada

dasarnya meliputi 4 macam, yaitu: pengadaan bangunan,

22

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 70.

23

pengadaan tanah, pengadaan perabot, dan pengadaan alat kantor.

Adapun cara pengadaan dapat dilakukan dengan membeli,

membuat sendiri, menerima bantuan/hibah/hadiah, daur ulang.

Ada beberapa prosedur pengadaan barang, yaitu:

menganalisis kebutuhan dan fungsi barang, mengklasifikasikan,

membuat proposal pengadaan barang yang ditujukan kepada

pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah

swasta.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah usaha atau

kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

daya guna dan hasil guna suatu barang sehingga barang tersebut

selalu dalam keadaan siap pakai. Pemeliharaan sangat erat

kaitannya dengan pemakaian, apabila dalam pemakaian dipelihara

dengan baik, maka kondisi barang tersebut akan bertahan lama

sampai batas umumnya. Dalam kegiatan pemeliharaan barang

diperlukan ketekunan dan kerajinan, karena jika barang-barang

yang digunakan tidak dirawat maka akan mudah rusak, kotor dan

usang.23

Pemeliharaan yang dilakukan akan dapat terealisasikan

dengan baik apabila seluruh stekholder sekolah memiliki rasa

tanggung jawab dalam kepemilikan, sehingga barang yang akan

digunakan selalu dalam kondisi siap pakai.

Macam-macam pemeliharaan, yaitu: pemeliharaan darurat

korektif, pencegahan. Ditinjau dari waktu pemeliharaan dapat

dibagi dalam 2 bagian (pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan

berkala). Pemeliharaan dapat dilakukan dengan perawatan

preventif sebagai upaya untuk dapat menjamin kesiapan

operasional dan kebersihan lingkungan serta menekan biaya

23

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 121.

24

pengeluaran. Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan

barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak

habis pakai. Adapun fungsi dari pemeliharaan adalah agar barang

terpelihara dengan baik, sehingga jarang terjadi kerusakan, awet,

enak dilihat atau dipandang, mudah dipergunakan dan tidak cepat

rusak. Dengan meningkatnya mutu pelayanan belajar, maka akan

dapat membangkitkan semangat dan kenyamanan belajar bagi

seluruh peserta didik.

d) Penghapusan

Penghapusan barang inventaris adalah pelepasan suatu

barang dari pemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh

pemerintah maupun swasta.24

Secara lebih operasional,

penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang

bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan

prasarana dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana sudah

dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama

untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah.25

Hakikatnya penghapusan harus dilakukan agar tidak terjadi

penumpukan sarana dan prasarana yang sudah tidak bernilai guna,

sehingga mengurangi space ruang untuk meletakan sarana

prasarana yang ada dan dapat diganti dengan yang baru.

Dalam melaksanakan penghapusan dikenal dua jenis, yaitu:

menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang

negara. Kedua dengan cara pemusnahan. Adapun cara

penghapusan yang dilakukan yaitu dengan pembentukan panitia

lelang, dilaksanakan sesuai prosedur lelang, mengikuti cara

pelelangan yang berlaku. Penghapusan barang dengan cara

pemusnahan apabila barang inventaris yang diusulkan untuk

24

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 166. 25

Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: AR-

RUZZ MEDIA, 2012) cet ke- 1, h. 79.

25

dihapus dan memperoleh surat keputusan untuk dimusnahkan

maka pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan

dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenang serta mengikuti

tata cara prosedur.

Adapun syarat-syarat penghapusan diantaranya adalah:

apabila barang dalam keadaan rusak berat, perbaikan terhadap

barang akan menelan biaya yang besar, secara teknis dan ekonomis

kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan. Barang

tersebut sudah tidak mutakhir lagi, kesulitan di luar kekuasaan

pengurus barang (missal: bahan kimia) musnah akibat bencana

alam merupakan barang kelebihan, jika disimpan lebih lama akan

menjadi rusak, barangnya dicuri, diselewengkan atau musnah oleh

bencana alam atau hewan, ternak dan tanaman banyak yang mati.

e) Pengawasan / Pengendalian

Pengawasan harus dilakukan secara obyektif, artinya

pengawasan itu harus didasarkan atas bukti-bukti yang ada.

Apabila dari hasil pengawasan ternyata terdapat kekurangan-

kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindakan-

tindakan perbaikan dan penyelenggaraannya. Untuk

pendokumentasian hasil pengawasan, perlu adanya buku

pengawasan untuk diisi oleh pemeriksa. Pengawasan umum

terhadap ketertiban penyelenggaraan pengelolaan barang yang

dikuasai sekolah dilaksanakan oleh aparat lainnya yang dilakukan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pelaksanaan pengawasan umum yang mencakup segi

administrasi dan teknis pelaksanaan meliputi seluruh kegiatan

pengurusan barang mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan/pengamanan, pemeliharaan inventaris, perubahan

status barang, tuntutan perubahan status barang, tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi. Untuk keperluan

pengawasan, maka setiap sekolah atau pejabat yang diperiksa

26

wajib memberikan keterangan dan bukti yang diminta oleh

pemeriksa, serta menyediakan buku pengawasan untuk diisi oleh

pemeriksa.

Pengendalian adalah mengatur, melaksanakan,

mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan sehingga

tercapai tujuan pendidikan.26

Dengan pengendalian yang baik masa

guna sarana dan prasarana yang telah dimiliki dapat digunakan

dalam jangka waktu yang lama.

6. Peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pengelolaan

sarana dan prasarana

Salah satu tugas utama kepala kepala sekolah dalam adminis-

trasian sarana pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun

daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan

mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediannya.

Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada

guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat/sarana

tersebut pada akhir tahun pelajaran.27

Kepala sekolah menjadi kunci

dalam pengadaan hingga penghapusan karena sumber dana yang

dikelola melalui kewenangannya, keputusan untuk pengadaan sangat

memerlukan sikap yang tegas dari kepala sekolah.

Peranan pimpinan dalam proses pengawasan merupakan bagian

yang fundamental. Hal tersebut bukan berarti mendominasi

bawahannya, tetapi dalam arti memberikan bimbingan dan

pengawasan terhadap usaha-usaha dari bawahannya untuk mencapai

hasil yang telah ditetapkan dalam rencana maupun pelaksanaan

pengawasan.28

Selain peranan pemegang wewenang kepala sekolah

26

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 187. 27

H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, ) cet VI, h. 52. 28

Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

Multi Karya Mulia, 2007) cet.1, h. 177.

27

juga mengarahkan, membimbing dan mendengar aspirasi seluruh

stekholder untuk ketercapaian tujuan sekolah.

Barnawi dan M.Arifin menjelaskan bahwa tanggung jawab dan

wewenang kepala sekolah dalam pengorganisasian sarana dan

prasarana adalah:29

a. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil yang dicapai

dalam kegiatan pemeliharaan.

b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gedung sekolah beserta

sarana penunjangnya.

c. Mengadakan pengawasan, monitoring, dan evaluasi secara periodic

terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh

kelompok kerja.

Dalam hal ini, kepala sekolah hendaknya serba bisa. Karena

bukan saja harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

bangunan sekolah, melainkan juga banyak pengetahuannya tentang

perabot dan perlengkapan. Seperti telah disinggung bahwa tanggung

jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan perencanaan sarana dan

prasarana di sekolah adalah bersama - sama dengan staf menyusun

daftar kebutuhan sekolah, kemudian mempersiapkan perkiraan tahunan

untuk diusahakan penyediaannya sesuai dengan kebutuhan.

Menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru

yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat/sarana tersebut pada

akhir tahun pengajaran.

B. Kualitas Pembelajaran

1. Definisi Kualitas Pembelajaran

Kualitas dan mutu pendidikan dasar selalu dituntut untuk

menjadi lebih baik karena perubahan zaman yang terjadi baik secara

nasional maupun global. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

29

Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012) cet ke- 1, h. 238.

28

kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau

taraf (kepandaian, kecakapan, dsb), dan mutu.30

Istilah kualitas tertuju pada suatu benda atau keadaan yang

baik. Kualitas lebih mengarah kepada sesuatu yang baik.31

Menurut Elliot dalam buku pengendalian statistic dinyatakan

bahwa, kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda

dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan

tujuan.32

Dengan begitu, kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu

atau juga keefektifan.

Dari ketiga pendapat diatas dapat diartikan bahwa kualitas

bukanlah suatu yang mutlak, penilaian kualitas dapat dikatakan baik

untuk satu orang namun belum tentu orang lain, akan tetapi kualitas

selalu berunsur mengarah kepada kebaikan atau tingkat tertinggi dari

suatu bentuk.

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna

sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang

melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan

pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.”33

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran.34

Dalam buku karangan Endang Komara, pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

30

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002) cet.3 h. 603. 31

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014) cet 10, h. 153. 32

Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, (Jogjakarta: Andi, 2004) h. 3. 33

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) cet 1,

h. 4. 34

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) cet 9,

h. 57.

29

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan pada peserta didik.35

Dari definisi mengenai kualitas dan pembelajaran, dapat

disimpulkan bahwa pengertian kualitas pembelajaran adalah tingkat

pencapaian tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran yang

didalamnya dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dimana pencapaian

tujuan pembelajaran berupa peningkatan aktivitas siswa, pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang dapat dilihat dari peningkatan hasil

belajar dalam proses pembelajaran.

Beberapa definisi yang dikemukakan selalu mengarah pada

kualitas pendidikan ujung tombaknya adalah guru akan tetapi tidak

menurut virginian journals bahwa kualitas pendidikan tidak hanya

dapat diukur dengan kualitas guru melainkan “i think we have been for

quite awhile, starting back in NDEA days 1958, we’ve been helping

teachers to change themselves and providing teachers opportunities to

grow”36

yang bermaksud bahwa gurupun harus tumbuh dan

berkembang agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,

perkembangan gurupun juga terletak pada murid yang membuat

gurunya untuk terus aktif mengembangkan diri, guru dan murid secara

berkesinambungan dapat menciptakan proses pembelajaran yang

berkualitas.

Jadi, membicarakan kualitas pembelajaran artinya

mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan

secara timbal balik antara guru dan murid selama ini berjalan dengan

baik serta menghasilkan keluaran yang baik pula.

35 Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif, (Bandung: PT Refika Aditama),

cet 1, h. 29. 36

Rozanne Weissman, Nea National Correspondent, An Interview with sidney P marland

JR, Virginia Journal of education Vol 64-65.

30

2. Indikator Kualitas Pembelajaran

Berkaitan dengan pembelajaran yang berkualitas, konsep

kualitas pembelajaran menurut Depdiknas ada beberapa indikator,

yaitu:

a. Perilaku pembelajaran guru.

Perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari kinerjanya antara

lain:

1) Membangun sikap positif siswa terhadap belajar dan profesi

2) Menguasai disiplin ilmu

3) Guru perlu memahami keunikan siswa

4) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik

5) Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan

Prilaku pembelajaran guru yang baik yaitu guru yang dapat

menstimulus atau memberikan motivasi agar dapat secara mandiri

menyadari bahwa belajar adalah needs dengan begitu ilmu yang

diajarkan guru dapat terus dipraktekan dalam kehidupan sehari-

hari.

b. Perilaku dan dampak belajar siswa

Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat kompetensi

sebagai berikut, antara lain:

1) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar

2) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan

pengetahuan serta membangun sikapnya

3) Mampu dan mau memperluas serta memperdalam pengetahuan

keterampilan serta memantapkan sikapnya

4) Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan

sikapnya secara bermakna

Prilaku dampak belajar yang telah dilalui siswa sudah seharusnya

bergerak kearah yang lebih positiv, siswa tak hanya cakap dalam

31

belajar namun juga dapat memaknai hiduip dan memiliki sikap

yang berbudi pekerti luhur.

c. Iklim pembelajaran

Iklim pembelajaran mencakup:

1) Suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya

kegiatan pembelajaran yang menarik

2) Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan

3) Suasana sekolah yang kondusif

Iklim ini berarti seluruh komponen lingkungan sekolah yang harus

dibuat nyaman dan dapat menunjang pembelajaran, karena dengan

iklim yang kondusif dapat mempermudah siswa dan guru dalam

proses belajar mengajar.

d. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari:

1) Kesesuain dengan tujuan pembelajaran

2) Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi

dengan waktu yang tersedia

3) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual

4) Dapat mengakomodasi partisipasi aktif siswa

5) Dapat menarik manfaat yang optimal

6) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, professional,

psiko-pedagogis dan praktis.

Materi yang sudah ditentukan dalam kurikulum agar lebih efektif

tersampaikan kesiswa hendaknya dibuat semudah mungkin

dipahami siswa.

e. Media Pembelajaran

Kualitas media pembelajaran tampak dari:

32

1) Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna

2) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dengan

guru

3) Media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman belajar

siswa

4) Mampu mengubah suasana belajar dari siswa pasif menjadi

aktif dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar

yan ada

Pembuatan media pembelajaran sangatlah memacu kreatifitas guru,

tak hanya bekerja dengan alat yang ada namun perlu improvisasi

pembuatan media contoh saat pelajaran matematika bangun ruang,

ajaklah siswa untuk kreatif membuat bangun ruang yang

diinginkannya dengan karton dll.

f. Sistem pembelajaran

Sistem pembelajaran di sekolah mampu menunjukan mampu

menunjukan kualitasnya jika:

1) Sekolah dapat menonjolkan ciri khas keunggulannya

2) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana

strategis dan rencana operasional sekolah

3) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan

misi sekolah

4) Pengendalian dan penjaminan mutu

Sistem pembelajaran berarti keseluruhan dari pembelajaran yang

dilakukan apakah sudah baik dan trus bergerak lebih modern sesuai

dengan kebutuhan zaman agar tidak tertinggal dengan negara lain.

3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang

meliputi banyak komponen. Komponen tersebut antara lain adalah

tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta

33

evaluasi.37

Kelima komponen tersebut haruslas berjalan beriringan

agar terciptanya pendidikan yang efektif dan efesien.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan

dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi

dasar.

Guru kreatif, profesioal, dan menyenangkan harus memiliki

konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran.38

Pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan mengembangkan

kecerdasan emosi, membangkitkan nafsu belajar, dan

mendayagunakan sumber belajar.39

Guru kreatif tidak hanya dapat

membagikan ilmunya kepada siswa melainkan juga dapat

mengembangkan dirinya agar terus sejalan dengan kebutuhan siswa.

Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang

membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain

adalah daya yang dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar

mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau

secara keseluruhan.40

Saat ini sumber belajar bisa didapatkan

dimanapun, kapanpun, dari siapapun, karena dapat diakses dari

berbagai media. Guru haruslah pintar dalam memilih sumber belajar

yang tepat bagi siswa.

Secara tradisional, sumber belajar selama ini dimaknai adalah

guru dan buku, padahal sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di

rumah, dan di masyarakat sangat banyak. Sangat disayangkan jika

sumber belajar yang berlimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan

37

Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarta: Referensi, 2012),

cet. 1 h. 214. 38

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan

Menyenangkan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 7 h. 161. 39

Ibid 40

Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 3 h. 130.

34

secara maksimal untuk kepentingan pembelajaran.41

Internet sangat

membantu dalam pencarian sumber belajar yang baik, semua dapat

diakses dan diatur penggunaannya secara bijak.

Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai

tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, maka

sebaiknya guru memanfaatkan sumber-sumber selain buku.42

Hal ini

penting, sebab penggunaan salah satu sumber tertentu saja akan

membuat pengetahuan siswa terbatas dari sumber yang ditetapkan itu.

Sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar

dapat dibedakan menjadi 6 jenis yaitu: pesan, manusia, bahan,

peralatan, teknik/metode, dan lingkungan.43

Kelima sumber belajar

tersebut sangatlah mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

tergantung bagaimana guru dapat mengemas sumber belajar menjadi

seuatu yang diminati oleh siswanya.

Manfaat dari setiap sumber belajar bergantung kepada

kemauan dan kemampuan guru serta peserta didik untuk

berkomunikasi dan berinteraksi dengan pesan-pesan yang terkandung

dalam sumber belajar yang didayagunakan.44

Sumber belajar akan

menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber

belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan

seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak,

maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau

buku hanya sekedar yang tidak berarti apa-apa.45

Selain itu peserta

didikpun harus terus menerus disadarkan bahwa sumber belajar yang

41

Muktar, op. cit., h. 221. 42

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8 h. 175. 43

Rusman, op.cit., h. 138. 44

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet.7 h. 177. 45

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) cet.8 h. 171.

35

ia miliki dapat ia pelajari kapanpun, hingga tidak ada lagi alasan

ketiadaan sumber belajar.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembelajaran

Pembelajaran sebagai suatu sistem yang merupakan satu

kesatuan komponen yang saling berinteraksi secara fungsional untuk

mencapai satu tujuan. Tujuan inilah yang merupakan hasil yang

diharapkan setelah pembelajaran itu berakhir. Adapun tercapai

tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh jalannya proses

pembelajaran itu sendiri, efektif atau tidaknya bagaimana proses itu

berjalan. Apabila pembelajaran berlangsung efektif maka berarti

kualitas dari pembelajaran dapat dikatakan baik.

Kualitas pembelajaran tidak terlepas dari pelaksanaan proses

pembelajaran tersebut dan beberapa faktor penentu lainnya, karena

pada dasarnya kualitas pembelajaran merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi kualitas

pembelajaran, diantaranya yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana, dan

lingkungan.46

a. Guru

Dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang

sangat penting. Guru tidak hanya berperan sebagai model atau

teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran.47

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses

pendidikan yang berkualitas. Untuk menjadi guru yang profesional,

mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan

diri sesuai dengan kemampuan kaidah-kaidah guru yang

professional. Dalam era teknologi informasi dan komunikasi

46

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 52. 47

Ibid

36

sekarang ini, guru bukan hanya sekedar mengajar melainkan harus

jadi manajer belajar. Hal tersebut mengandung arti, setiap guru

diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang

kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan

multimedia, multimetode, dan multisumber agar mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.48

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua

macam kegiatan yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengelola

sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu

sendiri.49

Gary Flewelling dan William Higginson menggambarkan

peran guru dalam gambaran kelas masa depan sebagai berikut:

1) Memberikan stimulasi kepada siswa dengan menyediakan

tugas-tugas pembelajaran yang kaya dan terancang, baik untuk

meningkatkan perkembangan intelektual, emosional, spiritual

dan sosial.

2) Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian,

berdiskusi, berbagi, menjelaskan, merefleksi, menilai dan

merayakan perkembangan pertumbuhan dan keberhasilan.

3) Menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu

pokok bahasan.

4) Berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang

mengerahkan dan memberi penegasan, mendorong siswa

dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias dari

seseorang pembelajar, dengan demikian guru berperan sebagai

pemberi informasi dan fasilitator.50

48

Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), cet 2, h. 19-20. 49

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2005) cet 3, h. 150. 50

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011) cet 3, h. 188-189.

37

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat

menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya

kegiatan belajar peserta didik. Kondisi-kondisi yang dimaksud

antara lain memberi tugas, mengadakan diskusi, tanya jawab,

mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, termasuk

melakukan evaluasi atau penilaian.51

Di dalam melaksanakan penilaian, guru diwajibkan

memahami muridnya seutuhnya, seharusnya bahkan seluruh

potensi kecerdasannya, karena dipahami saat ini setiap anak

memiliki potensi kecerdasan ganda, tinggal potensi mana yang

dominan dan sesuai dengan bakat dan minat anak.52

Berbagai pendapat diatas telah baik dalam mendeskripsikan

peranan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru

harus memiliki jiwa pembelajar dan mampu memotivasi siwa

dalam belajar. Dalam hal ini, efektifitas proses pembelajaran

menjadi tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidik dan

keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas

atau kemampuan guru tersebut.

b. Siswa

Siswa di dalam interaksi belajar mengajar adalah subjek

yang akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil

belajar. Setiap siswa memiliki karakteristik umum dan karakteristik

khusus.53

Dimana karakteristik umum dilihat dari segi usia

sedangkan karakteristik khusus dilihat dari sudut gaya belajar

seorang siswa.

Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa

51

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) cet

2, h. 11. 52

Suyono dan Haryanto, op.cit., h. 205. 53

Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet 2,

h. 17.

38

meliputi aspek latar belakang siswa serta faktor yang dimiliki

siswa.54

Latar belakang ini bermacam bentuknya mulai dari

perekonomian, keluarga hingga memang kemampuan siswa dalam

menerima pembelajaran. Oleh karena itu selain guru, orang tua

sangat memiliki peranan penting dalam membangun karakter siswa

untuk terus berkembang.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara

langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya

media pembelajaran, alat pelajaran, dan sebagainya. Sedangkan

prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat

mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana

dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses

pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan

komponen penting yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran.55

Sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam

proses pembelajaran, namun tanpa adanya sarana dan prasarana

yang memadai pembelajaran belum tentu berjalan dengan baik

secara efektif dan efisien, oleh karena itu pengadaan hingga

pemusnahan sarana prasarana sekolah harus dilakukan dengan

baik.

d. Lingkungan

Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya

pengalaman belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan

fisik dan lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi

belajar mengajar optimal.56

Lingkungan pendidikan meliputi

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Situasi lingkungan

54

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 54. 55

Wina Sanjaya, op.cit., h. 55. 56

Etin Solihatin, op.cit., h. 12.

39

mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini

meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan

sosio-kultural.57

Lingkungan adalah hal yang paling berpengaruh

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan yang baik

membawa siswa kedalam kondisi yang baik serta siap menerima

pelajaran.

Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas

dan faktor iklim social-psikologis.

Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah

siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa

mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu

besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan

antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya

iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru,

antara guru dengan guru, bahkan antara guru dengan pimpinan

sekolah. Iklim sosial-psikologis eksternal adalah keharmonisan

hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya

hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah

dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.58

Hubungan yang dijalin oleh sekolah, orang tua dan masyarakat

haruslah baik dan berkesinambungan, karena dapat berefek pada

kepercayaan masyarakat pada lembaga pendidikan serta

masyarakat juga dapat membantu untuk kemajuan sekolah.

C. Kerangka Berpikir

Sarana dan prasarana menjadi salah satu komponen yang sangat

berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Kelengkapan sarana dan

57

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) cet

1, h. 75. 58

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008) cet 5, h. 56.

40

prasarana di suatu sekolah akan membantu guru dalam melangsungkan

proses pembelajaran sehingga guru memiliki banyak pilihan dalam

menentukan metode pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa

sebagai subjek yang mencapai tujuan pembelajaran melalui hasil belajar.

Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat

penting untuk diperhatikan karena erat kaitannya dengan kualitas

pembelajaran. Jika sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dapat

dikelola dengan baik, maka sekolah berpeluang besar dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran.

D. Penelitian yang Relevan

Berikut ini hasil dari penelitian yang berkaitan dengan efektivitas

sarana prasarana pendidikan dalam menciptakan kualitas pembelajaran,

yaitu sebagai berikut:

Nia Fauziah, 105018200730, Penerapan Manajemen Sarana dan

Prasarana Pendidikan di SMPN 227 Jakarta Selatan. Skripsi, Jurusan

Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Proses Belajar Mengajar

Kualitas Pembelajaran

Kendala Pengaruh

41

Nur Indah Fadhilah, NIM: 109018200056. Peranan Sarana dan

Prasarana Pendidikan Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam

Al Syukro Universal. Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Surotul Hidayat. 108018200011. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pendidikan di SMK Al Fattah Tigaraksa. Skripsi, Program Studi

Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2015

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Trikarya yang terletak di Jl. Harun

No.20A RT 13/01, Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama,

Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240. Adapun waktu

penelitian sejak mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2019 dengan

rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

1. Pengesahan

Proposal Skripsi

2. Bimbingan Skripsi

3. Penelitian

4. Pengumpulan dan

Pengolahan data

5. Penulisan Laporan

Penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan

metode deskriptif, yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia /

suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang.

Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian

ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata

43

(lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia.59

Sedangkan

pendekatan deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterpretasikan objek sesuai data dan fakta.

Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah orang atau human

instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen maka

peneliti harus memiliki bakal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu

bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti

menjadi lebih luas dan bermakna.60

Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian

kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga

mampu menjadi “human instrumen” yang baik.61

Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif

dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun

wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai,

budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada

konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka

peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami

apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap

data yang diperoleh.

Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori

yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih

untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami

permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat

sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak

merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru

dituntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori

berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.62

59

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) h. 13. 60

Ibid 61

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), cet.14 h. 213. 62

Sugiyono, op.cit., h. 214.

44

C. Sumber Dan Jenis Data

Sumber data merujuk pada saat asal data diperoleh. Sumber data dalam

penelitian menggunakan 3P yakni; Person, Paper and Place.63

1. Person

Yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa

jawaban lisan atau melalui penyebaran angket berupa jawaban tertulis.

2. Paper

Yaitu sumber data yang diperoleh dari segala bentuk simbol yang

berupa grafis, tulisan, gambar, table, denah, dokumen dan lain-lain.

3. Place

Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan dalam dan bergerak.

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

menggunakan sumber data seperti; Person, Paper, dan Place. Data dalam

penelitian ini yakni;

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama

dan ketiga yakni Person dan Place dengan menggunakan teknik

pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber data kedua

yaitu Paper dengan menggunakan teknik pengumpulan dat Studi

Dokumentasi

D. Teknik Pengumpulan Data

Setiap kegiatan sudah pasti salah satu kegiatan yang dilakukan ialah

kegiatan atau proses pengumpulan data. Karena pengelolaan data merupakan

salah satu kunci keberhasilan suatu penelitian. Dan teknik/metode penelitian

yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Teknik Observasi

Teknik pertama dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, dimana

teknik observasi merupakan “kemampuan seseorang untuk menggunakan

63

Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Dasar-Dasar Evaluasi Program,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 88.

45

pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan

panca indera lainya.”64

Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa

observasi terkait :

a. Lingkungan Sekolah SMK Trikarya Jakarta

b. Proses pengelolaan sarana prasarana pendidikan di SMK Trikarya

Jakarta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.65

Untuk

memperoleh data dan informasi yang akurat dan tepat penulis melakukan

beberapa Tanya jawab dengan pihak terkait guna menggali pengelolaan

sarana prasarana yang dilakukan di SMK Trikarya Jakarta. Responden

yang diwawancarai adalah:

a. Kepala Sekolah SMK Trikarya Jakarta

b. Kepala Tata Usaha

c. Guru Bahasa Indonesia

d. Siswa

3. Teknik Dokumentasi

Teknik terakhir yaitu teknik dokumentasi, yaitu “cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk

juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian.”66

Teknik ini digunakan untuk

menggali data profil lembaga, struktur organisasi, sarana prasarana,

keadaan lingkungan SMK Trikarya Jakarta.

64

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. II, h. 118. 65

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010) h. 186. 66

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2009), Cet. III, h. 191.

46

E. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut patton dalam buku karangan Lexy adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar.67

Data yang didapatkan dalam proses pengumpulan data dalam

penelitian tidak dapat langsung digunakan, melainkan perlu dilakukan analisis

sehingga data dapat mudah dipahami dan hasil penelitian dapat

diinformasikan kepada orang lain. penulis dalam menganalisis data

menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari empat kegiatan

analisis data, yaitu :

1. Analisis Data

Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di

lapangan. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya

sampai jika mungkin, teori yang grounded namun data bisa lebih

difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan

data.68

2. Reduksi Data

Kegiatan mereduksi data ialah kegiatan merangkum data, memilah-

milah data kemudian memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada

hal yang penting. Lalu mencari tema dan pola dengan membuang hal yang

tidak diperlukan. Sehingga setelah data direduksi, data sudah terfilterisasi

menjadi data-data yang akan dianalisis lebih lanjut sesuai dengan sasaran

penelitian.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, kemudian langkah selanjutnya yaitu

menampilkan data yang sudah tersaring. Sehingga data sudah siap untuk

dipublikasikan dan diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian

metode kualitatif deskriptif penampilan data yang biasa dilakukan yaitu

67

Lexy J Moleong, op. cit, h. 103. 68

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), cet.14 h. 245.

47

dengan menampilkan data dalam bentuk tabel data dan penampilan data

secara naratif.

4. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap akhir langkah yang dilakukan ialah pengambilan

kesimpulan, dimana dari data-data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis

sebelumnya ditemukan suatu hasil penelitian dalam bentuk simpulan data.

Kesimpulan yang diambil dalam penelitian kualitatif sebenarnya sudah

dimulai dari awal yang masih bersifat sementara kemudian seiring

berjalannya proses penelitian, kesimpulan yang didapatkan akan semakin

akurat dan lebih objektif.

F. Kisi-Kisi Instrumen

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penulis, maka

diperlukan kisi-kisi instrumen yang berkaitan dengan “Pengelolaan Sarana

dan Prasarana dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran.” Adapun kisi-kisi

instrument sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

Sumber

Data

TPD

Pengelolaan

Sarana dan

Prasarana dalam

meningkatkan

Kualitas

Pembelajaran

Pengelolaan

Sarana dan

Prasarana

Frekuensi

pengelolaan

sarana dan

prasarana

Kepala

sekolah

Wawancara

Pengelolaan

sarana dan

prasarana

secara efektif

dan efisien

Kepala

sekolah,

guru,

siswa.

Wawancara

Kegiatan

perencanaan

Kepala

sekolah

Wawancara,

observasi

48

sarana dan

prasarana

dan

dokumentasi

Kegiatan

pengadaan

sarana dan

prasarana

Kepala

sekolah

Wawancara

Kegiatan

pemeliharaan

sarana dan

prasarana

Kepala

sekolah,

guru,

dan

siswa.

Wawancara,

dan

observasi

Kegiatan

penghapusan

sarana dan

prasarana

Kepala

sekolah

dan

guru.

Wawancara,

observasi

dan

dokumentasi

Kegiatan

pengawasan

sarana dan

prasarana

Kepala

sekolah

Wawancara

dan

observasi

Kualitas

Pembelajaran

Meningkatka

n minat

belajar siswa

Kepala

sekolah,

guru dan

siswa

Observasi

dan

wawancara

Mencapai

kompetensi

dasar

Kepala

sekolah,

guru dan

siswa.

Wawancara

dan

dokumentasi

49

Tabel 3.3 Pedoman wawancara Kepala Sekolah

No Indikator No.

Item

1 Frekuensi pengelolaan sarana dan prasarana

2 Pengelolaan sarana dan prasarana secara

efektif dan efisien

3 Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana

4 Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana

5 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

6 Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana

7 Kegiatan pengawasan sarana dan prasarana

8 Meningkatkan minat belajar siswa

9 Mencapai kompetensi dasar

Tabel 3.4 Pedoman wawancara guru

No Indikator No.

Item

1 Pengelolaan sarana dan prasarana secara

efektif dan efisien.

2 Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana

3 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

4 Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana

5 Meningkatkan minat belajar siswa

6 Mencapai kompetensi dasar

50

Tabel 3.5 Pedoman wawancara Peserta Didik

No Indikator No.Item

1 Pengelolaan sarana dan prasarana secara

efektif dan efisien

2 Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana

3 Meningkatkan minat belajar siswa

4 Mencapai kompetensi dasar

Total

Tabel 3.6 Studi Dokumentasi

No. Dokumen ada tidak Keterangan

1 Profil SMK

Trikarya

2 Visi, misi, dan

tujuan

3 Data guru

4 Data peserta didik

5 Sarana dan

prasarana sekolah

6 Hasil rapot

7 Form pengajuan

sarana dan prasarana

8 Daftar inventaris

barang

51

Tabel 3.7 Pedoman Observasi

No. Indikator Deskripsi

1 Kegiatan pengelolaan

sarana dan prasarana

2 Meningkatkan minat

belajar siswa

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi

1. Biodata Singkat SMK Trikarya Jakarta

a) Nama Sekolah : SMK Trikarya Jakarta

b) Alamat : Jalan Ciputat Raya Gang Harun, Tanah

Kusir Kebayoran Lama Jakarta Selatan

c) No. Telepon : 021 7293979

d) Nama Yayasan : Yayasan Trikarya

e) Status Sekolah : Swasta

f) Jenjang Akreditasi : Akreditasi “B”

g) Waktu Belajar : Pagi, Pukul 06.30 s.d. 14.30 WIB

h) Jenis kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler:

Futsal, Pramuka, Paskibra, Pencak Silat, Paduan Suara, Tari

Saman.

2. Visi dan Misi Sekolah

a) Visi

Menghasilkan lulusan Kompetensi Keahlian Multimedia, Teknik

Jaringan Komputer (TKJ) dan Akuntansi yang profesional, untuk

memenuhi tuntunan dunia kerja berwawasan keunggulan untuk

memenangkan peluang tingkat nasional dan global.

b) Misi

1) Meningkatkan kualitas organisasi dan manejemen sekolah

dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif.

2) Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma

budaya bangsa.

3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK.

4) Meningkatkan kualitas pembinaan kesiswaan dalam

mewujudkan IMTAQ dan sikap kemandirian.

53

5) Meningkatkan kemitraan dengan DU/DI sesuai prinsip demand

driven.

6) Meningkatkan kualitas pengelolaan unit produksi dalam

menunjang kualitas SDM.

7) Memberdayakan lingkungan sekolah dalam mewujudkan

wawasan wiyata mandala.

8) Menghasilkan tamatan yang mampu berkarier dalam

bidangnya, beriwirausaha atau melanjutkan studi ke jenjang

yang lebih tinggi.

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekolah Menengah Kejuruan Trikarya Jakarta memiliki guru dan

tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan

maupun pendidikan seperti pada tabel berikut:

Tabel 4. 1 Keadaan Guru dan Tenaga

Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan,

Jabatan, dan Bidang Studi

No Nama Guru Jenjang Jabatan

1. Imam Wahyudin, S. Pt S1 Kepala Sekolah

2. Agus Dian, S. Pdi S1 Wakil Kepala

Bidang Kesiswaan

3. Menawati, S.Pd S1 Wakil Kepala

Bidang Kesiswaan

4. Sumarno, Amd. Kom D3 Guru

5. Dwi Abadi, S. Kom S1 Guru

6. Sari Pulas Nurselo, S. Kom S1 Guru

7. Ridwan, S. Pd S1 Guru

8. Herither Edison, S. Pdk S1 Guru

9. Rizky Adhitya S1 Guru

10. Annur Fuad S1 Guru

11. Resti Utami, S.Pd S1 Guru

54

12. Alfian Syahrudin, S. Pd S1 Guru

13. Ristifa Agustin, S. Pd S1 Guru

14. Royyan Sobie, Amd. Kom S1 Guru

15. Slamet Chumaedi S1 Guru

16. Anastasya Kulsum S1 Guru

17. Suradi SMA Kepala TU

18. Sarah Rosdiana SMK Staff TU

19. Deswita Wardani Harby SMK Staff TU

20. Amshar SD Karyawan

21. Karlin Aditama SMK Karyawan

4. Keadaan Siswa

Keadaan siswa-siswi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan

Trikarya Jakarta sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki

beberapa kelas yang cukup dari kelas X MM, X TKJ, X AK dan XI

MM, XI TKJ, XI AK dan XII MM, XII TKJ, seperti terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. 2 Keadaan Siswa dan Siswi SMK Trikarya

Jakarta

Kelas L P Jumlah

X MM 20 7 27

X TKJ 15 0 15

X AK 13 14 27

Jumlah 48 21 69

REKAPITULASI L P JML.

121 41 162

Kelas L P Jumlah

XI MM 20 3 23

XI TKJ 14 1 15

XI AK 2 11 13

Jumlah 36 15 51

Kelas L P Jumlah

XII MM 16 7 23

XII TKJ 11 2 13

XII AK 1 5 6

Jumlah 37 14 42

55

5. Kondisi Sarana dan Prasarana

SMK Trikarya Jakarata memiliki sarana dan prasarana pendidikan

yang cukup memadai, baik berupa fisik bangunan seperti gedung

maupun non fisik seperti kurikulum belajar, metode pegajaran, suasana

dalam lingkunngan sekolah, dan sebagainya. Sarana fisik di SMK

Trikarya seperi gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan, kantor

guru, lab. Komputer, ruang keterampilan, ruang OSIS, mushola,

lapangan dan sebagainya merupakan sarana belajar yang terus menerus

mengalami cukup kemajuan, meskipun masih terdapat masalah dalam

hal kemanfaatan dan perawatan namun sudah cukup baik dan dikelola.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada keterangan berikut:

a) Tanah dan halaman

Tanah sekolah SMK Trikarya Jakarta sepenuhnya milik

Yayasan. Luas areal seluruhnya 1.135m2. sekitar sekolah di

kelilingi pagar sepanjang 173m. keadaan tanah SMK Trikarya

berstatus milik yayasan wakaf dengan luas gedung 783m2.

b) Gedung sekolah

Bangunan sekolah pada umumya kondisi baik. Jumlah ruang

kelas untuk menunjang cukup memadai. Keadaan gedung sekolah

SMK Trikarya ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Sarana dan Prasarana

No Sarana Ket.

1. Ruang kelas ber-AC Ada

2. Laboratorium Multimedia Ada

3. Laboratorium TKJ Ada

4. Laboratorium Praktik Komputer Ada

5. Koperasi Sekolah Ada

6. Lapangan Olahraga Ada

7. Perpustakaan Ada

8. Mushola Ada

56

10. Kantin Ada

11. UKS Ada

12. Kamar Mandi Ada

13. Ruang Guru Ada

14. Ruang Kepala Sekolah Ada

15. Ruang Serba Guna Ada

16. Ruang Tata Usaha Ada

Tabel 4. 4 Kondisi Ruang SMK Trikarya Jakarta

Kondisi Ruang Jumlah

Milik Bukan

Milik

Total 4 10 14

Baik 0 0 0

Rusak

Ringan

4 10 14

Rusak

Sedang

0 0 0

Rusak

Berat

0 0 0

Tabel 4. 5 Kondisi Laboraturium SMK Trikarya Jakarta

Laboratorium Kondisi Jumlah

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

Total 0 0 0 0 0

IPA 0 0 0 0 0

Biologi 0 0 0 0 0

Kimia 0 0 0 0 0

Fisika 0 0 0 0 0

57

Bahasa 0 0 0 0 0

IPS 0 0 0 0 0

Komputer 2 0 0 0 2

Tabel 4. 6 Kondisi Perpustakaan SMK Trikarya Jakarta

Kondisi Jumlah

Total 1

Baik 1

Rusak

Ringan

0

Rusak

Sedang

0

Rusak

Berat

0

Tabel 4. 7 Kondisi Sanitasi SMK Trikarya Jakarta

Sanitasi Kondisi Jumlah

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

Total 3 2 4 2 11

Guru 2 1 1 1 5

Siswa 1 1 3 1 6

Dari data yang diperoleh menurut hasil studi dokumen yang

dilakukan, untuk prasarana di SMK Trikarya sebetulnya sudah cukup

memadai, masing-masing prasarana dalam kondisi baik seperti ruang

kelas, ruang perpustakaan, laboratorium. Akan tetapi masih perlu

untuk diperhatikan sanitasi di SMK Trikarya yang masih belum

dikatakan memadai, sebab masih banyak terdapat kondisi kamar mandi

yang masuk dalam kategori rusak besar sebanyak 2, rusak sedang ada

58

4 ruang, rusak ringan 2 ruangan, dan 3 ruangan dalam keadaan yang

baik dan layak untuk digunakan.

B. Pembahasan

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara,

observasi, dan studi dokumen yang berhubungan dengan sarana dan

prasarana pendidikan yang ada disekolah.

1. Frekuensi pengelolaan sarana dan prasarana

Suksesnya pembelajaran yang ada di sekolah didukung oleh

pendayagunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan

yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana

pendidikan perlu untuk dikelola demi lancarnya proses pembelajaran

di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan

suatu kegiatan yang amat penting dilakukan karena keberadaan sarana

dan prasarana pendidikan sangat mendukung suksesnya pembelajaran

di sekolah.

Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu

kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang

optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. Dengan semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka dalam kegiatan

belajar mengajar diperlukan usaha pengelolaan dalam sarana dan

prasarana pendidikan. Sebagai indikator berhasil atau tidaknya proses

pencapaian suatu tujuan pendidikan. Antara lain dipengaruhi oleh

pengelolaan sarana dan prasarana sekolah oleh pihak sekolah. Sarana

pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang

secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.

Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan

dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses

pendidikan sekolah menurut Frekuensi merupakan jumlah tingkat

pemakaian suatu unsur jika dalam pengelolaan sarana dan prasarana

frekuensi berarti ukuran seberapa sering sarana prasarana dikelola.

59

Berdasarkan wawancara dengan Imam Wahyudin selaku kepala

sekolah SMK Trikarya pada tanggal 2 september 2019, frekuensi

pengelolaan di SMK Trikarya sudah cukup baik terlihat dari lapangan

yang memadai dan ruang kelas yang cukup luas namun belum

maksimal dalam pemanfaatan ruang sesuai fungsinya seperti ruang

kelas di lantai 2 yang tidak digunakan, kelas yang digunakan untuk

musholla baik memang untuk efesiensi namun ada hal yang disisihkan

yaitu kelas yang selalu berpindah-pindah.69

Jika berdasarkan observasi yang peneliti lakukan SMK Trikarya

memiliki ruang kelas yang banyak 25 kelas namun belum baik dalam

pengelolaan karena terdapat 5 ruang kelas dalam kondisi rusak berat,

10 ruang layak pakai dan 10 lagi cukup memadai. Contoh dari sarana

pendidikan adalah spidol, kertas, kursi, meja, komputer dan lain-lain.

Sedangkan contoh dari prasarana pendidikan seperti ruang teori, ruang

perpustakaan, ruang labor, WC, kantin sekolah, ruang UKS, lapangan

sekolah dan lain sebagainya.

Proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga

pendidikan seperti sekolah sama semua tahapannya. Begitu juga di

SMK Trikarya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikannya

dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan,

pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan.

2. Perencanaan sarana dan prasarana

Perencanaan ialah proses yang dilakukan sebelum memutuskan

bentuk kegiatan apa yang paling baik untuk dilakukan. Salah satu

usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran adalah

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Langkah

pertama dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan adalah

69

Hasil wawancara dengan Imam Wahyudin Selaku Kepala Sekolah SMK Trikarya Pada tanggal 2 September 2019.

60

mengadakan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

di sekolah.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trikarya Jakarta adalah proses memikirkan dan menetapkan program

pengadaan fasilitas sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu

mampu dan terampil dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

didasari keimanan dan ketakwaan. Didalam perencanaan sarana dan

prasarana pendidikan pihak sekolah sangat memperhatikan

permendiknas nomor 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan

prasarana sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai acuan dalam

mendefinisikan alat-alat sekolah yang diperlukan.

Tabel 4.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMK

Trikarya

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Jangka Waktu

1 Ruang kelas 4 ruang Menengah

2 Mushola 1 ruang Menengah

3 Meja 120 buah Pendek

4 Infocus 10 buah Menengah

5 ATK tentatif Pendek

6 Perpustakaan 1 ruang Panjang

7 Kamar mandi 4 ruang Menengah

8 Gedung lantai 2 1 lantai Menengah

Proses perencanaan di SMK Trikarya. Menurut Imam Wahyudin

juga disampaikan, untuk perencanaannya kami tuangkan pada rencana

kegiatan jangka pendek terus juga terbagi dalam RPTJ jangka

menengah yang sudah disusun 4 tahun lalu dan kami hanya

meneruskan saja dan insidensial sarana dan prasarana yang belum

lengkap kami usahakan dapat terealisir dengan pendanaan dari yayasan

atau dana bos kami terima dan juga ada upaya dengan kami melibatkan

61

stakeholder sekolah, guru-guru, komite, dan yayasan.70

Tentu kami

berusaha untuk menginput dan menginventarisir sarana prasarana yang

mungkin harus disiapkan untuk jangka pendek.

Kemudian hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Adit selaku

Guru di SMK Trikarya yang menyatakan Biasanya antara pimpinan

dan TU ada rapat internal dan akan dibahas bersama guru-guru itu

setiap awal tahun ajaran baru, untuk perencanaan secara keseluruhan

memang dibuat, tapi untuk perencanaan tersebut sifatnya tertutup ya

menurut saya, hanya pimpinan, kepala TU dan kepala laboraturium

yang mengetahui detail perencanaan tersebut. Jadi guru-guru tidak

dilibatkan secara langsung, tapi biasanya guru-guru hanya memberikan

usulan saat santai pada waktu istirahat, sifatnya tidak formal. Misalnya

saya sebagai guru olahraga membutuhkan infokus untuk menunjang

pembelajaran dikelas. Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat

internal dan akan dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun

ajaran baru.71

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas peneliti simpulkan

bahwa dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya

dilakukan dengan cara mengadakan rapat bersama untuk menampung

semua usulan dari guru-guru serta seluruh stake holder tentang sarana

dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses

pembelajaran, dan rapat tersebut bertujuan untuk mengetahui skala

prioritas terhadap sarana dan prasarana yang dianggap lebih penting

dalam pengadaannya. Perencanaan menjadi kunci utama untuk

menentukan program sekolah ke masa yang akan datang. Keberhasilan

pengelolaan sarana dan prasarana akan sangat ditentukan oleh sejauh

mana perencanaan itu dibuat. Tidak mungkin sebuah organisasi

tersebut bisa langsung berkompetensi jika perencanaan yang dilakukan

tanpa perhitungan yang matang.

70

Ibid, Wawancara dengan Imam Selaku kepala sekolah. 71

Wawancara dengan Adit selaku Guru Bahasa Indonesia SMK Trikarya pada tanggal 2

september 2019

62

Perencanaan sekaligus menjadi tolak ukur yang harus senantiasa

diukur kelebihan dan kekurangannya, yaitu bagaimana menyiapkan

segala sesuatu secara cermat dan penuh pertimbangan. Pertimbangan

dan aspek-aspek peluang serta resiko senantiasa dilakukan untuk

membuat yang baik bagi sekolah. Jangan sampai perencanaan dan

segala sesuatunya yang menjadi miniatur kemudian tidak terkonsep

sedemikian rupa sehingga menjadi hal yang tidak matang.

Dari segi perencanaan di sekolah ini telah berjalan lancar. Karena

apa-apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh

siswa dan guru untuk menunjang proses belajar mengajar telah

direncanakan jauh-jauh hari dan telah disepakati secara bersama-sama

oleh kepala sekolah, karyawan tata usaha yang mengatur mengenai

sarana dan prasarana serta guru-guru yang disampaikan dalam rapat

bersama. Semua kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar

mengajar telah dibicarakan secara bersama-sama oleh pihak sekolah.

Dalam institusi pendidikan sekolah masing-masing perencanaan dan

analisis kebutuhan tersebut disiapkan oleh bagian Perencanaan. Semua

yang dibutuhkan disusun menjadi Daftar Usulan yang dimasukkan

dalam Daftar Usulan kegiatan yang kemudian diteruskan ke yayasan

dan pemerintah melalui dana bos.

3. Pengadaan sarana dan prasarana

Pengadaan merupakan proses kegiatan untuk pemenuhan atau

penyediaan kebutuhan barang yang dapat mempengaruhi keseluruhan

proses arus barang hal yang krusial. Pengadaan sarana dan prasarana

pembelajaran di sekolah hakekatnya merupakan kelanjutan dari

program perencanaan yang telah disusun oleh pihak sekolah

sebelumnya. Pengadaan yang ada di SMK Trikarya ialah mengenai

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan oleh pihak

sekolah. Misalnya mengenai pengadaan perabotan sekolah seperti meja

dan kursi pengadaannya dilakukan dengan membeli kepada

63

perusahaan yang membuat kursi dan meja. Kalau pengadaan alat

peraga, media dan alat-alat pratikum serta alat-alat kantor dengan

jumlah yang besar diadakan melalui tender dengan pihak lain.

Sedangkan kekurangan alat tulis kantor dengan jumlah yang sedikit

dapat dibeli melalui dana taktis. Sedangkan pengadaan buku-buku

paket sekolah dapat diadakan dengan membeli sendiri dan menerima

bantuan dari Pemerintah. Kadang kala ada peralatan sekolah yang

dibutuhkan oleh guru maka guru mengajukannya kepada TU

dikarenakan tidak ada bagian wakil kepala bagian sarana dan

prasarana. Kalau sekolah tidak menanggapi keperluan barang tersebut

kadang kala guru meminta siswa-siswa untuk secara bersama-sama

membeli kebutuhan tersebut. Seperti kebutuhan taplak meja, serbet

tangan dan hiasan-hiasan yang ada di dalam ruang belajar.

Sistem pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMK

Trikarya yaitu membuat surat dan meminta kepada pihak yayasan,

seperti ac, komputer, yang notabene harus disiapkan dari sumber

pendanaan yayasan, namun apabila dana yayasan tidak mencukupi

maka kita padukan dengan dana BOS yang biasa juga disebut dengan

RAB (rencana anggaran belanja) yang di usulkan oleh guru-guru.

Senada dengan bapak Imam Wahyudin selaku Kepsek, Adit yang

menjadi salah satu guru juga menyatakan pengadaannya yaitu dengan

mengajukan RAB ke kepala sekolah setelah kepala sekolah menyetujui

lalu pengadaan ini kami ajukan ke bendahara.72

Namun karena yang memegang penuh kendali uang adalah

bendahara. Tapi dalam realisasi pengadaan barang atau komponen

yang ada di SMK Trikarya sangatlah menyimpang dari perencanaan

yang sudah dibuat, yaitu seringkali barang yang diajukan ke TU

realitanya tidak sesuai dengan barang yang diajukan.

72

Loc.cit. Wawancara dengan Imam Selaku kepala sekolah.

64

4. Pemeliharaan sarana dan prasarana

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga, menjaga, merawat,

memperbaharui suatu barang atau memperbaikinya sampai kondisi

layak guna atau umur masa guna. Pemeliharaan dimulai dari

pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam

menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan

oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang

yang dimaksud. Sarana dan prasarana sekolah, seperti perabot,

peralatan kantor, dan sarana belajar selalu dalam kondisi siap pakai

pada setiap saat diperlukan. Dengan sarana dan prasarana sekolah yang

selalu dalam kondisi siap pakai itu semua personel sekolah dapat

dengan lancar menjalankan tugasnya masing-masing. Dalam rangka

itu, tentunya semua perlengkapan di sekolah itu bukan saja ditata

sedemikian rupa melainkan juga dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Dengan pemeliharaan secara teratur semua sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah selalu enak dipandang, mudah digunakan dan

tidak cepat rusak. Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus untuk menjaga agar barang milik sekolah selalu

dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan sarana

dan prasarana pendidikan memiliki peranan yang sangat penting

karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyelenggaraan

pendidikan akan berjalan baik pula.

Begitu juga di sekolah SMK Trikarya, pihak sekolah juga

menghimbau agar semua pihak-pihak yang terkait agar bisa melakukan

pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang telah ada. Untuk

pemiliharaannya kita melakukan pemeliharaan secara bersama dengan

murid, biasanya kita buatkan jadwal piket untuk membersihkan dan

merawat sarana dan prasarana yang ada di sekolah. selain itu guru-

guru disini selain ditugaskan untuk mengajar juga diberi tugas lainnya,

contoh saya selain sabagai guru Bahasa Indonesia saya juga diberikan

tugas untuk menjadi kepala bidang perpustakaan, maka saya juga

65

mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan merawat perpustakaan

tapi terkadang waktu menjadi kendala untuk melakukan tugas tugas

tersebut secara bersamaan, mungkin secara schedule sudah saya buat

sebaik mungkin, tapi karena tugas utama saya adalah mengajar maka

sering sekali apa yang telah saya jadwalkan jadi tidak berjalan dengan

sesuai.73

Terutama siswa-siswa diharapkan agar bisa memelihara sarana dan

prasarana yang ada seperti memelihara meja dan kursi belajar agar

tidak dicoret-coret. Serta memelihara ruang belajar agar dipelihara dan

dirawat. Memelihara sarana olah raga agar tidak dirusak dan

dikembalikan setelah dipakai. Hal ini dipertegas oleh penyataan

peserta didik yang menyatakan terlibat dalam pemiliharaan, kami ikut

serta menjaga sarana dan prasarana yang ada disekolah ini contohya

tidak mencoret-coret dinding kelas, membuang sampah pada

tempatnya, menggunakan sarana prasarana dengan baik dan tidak

merusaknya.74

Kepala sekolah juga menambahkan hal yang perlu diperhatikan

pula dalam proses pemeliharaan yang pertama kami juga dengan

adanya inventaris mencoba untuk seefisien mungkin apabila ada

kendala keterlambatan atau kekurangan dana, kami mencoba merehab

atau perbaikan yang maksimal agar KBM tetap dapat berjalan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pengawasan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan untuk semua warga

sekolah, seperti pemeliharaan ruang kelas dilakukan oleh murid,

pemeliharaan alat praktek yang di kembalikan kedalam bengkel setelah

digunakan untuk sarana praktek. Pemeliharaan ruang kelas dalam hal

ini yang membersihkan setiap hari adalah para siswa yang terjadwal

sesuai dengan jadwal piket dan dibantu oleh tukang kebun. Begitu juga

dengan pemeliharaan alat-alat maupun komponen-komponen yang ada

73 Loc.cit., Wawancara dengan Adit selaku Guru Bahasa Indonesia.

74 Hasil Wawancara dengan Gilang selaku peserta SMK Trikarya didik pada 3 September

2019.

66

di dalam Lab. merupakan tanggung jawab bagi yang meminjamnya,

karena jika rusak atau hilang yang dikenakan sangsi untuk mengganti

barang tesebut adalah orang yang meminjam barang tersebut. Tetapi

jika barang tersebut sekiranya masih bisa diperbaiki maka dibebankan

kepada pemakai barang tersebut. Karena sistem peminjaman barang-

barang yang ada di dalam Lab. menggunakan sistem bon alat, jadi dari

situlah upaya pihak sekolah dalam memelihara dan mengawasi alat-

alat sekolah yang ada di dalam Lab.

Namun dibalik itu semua ada juga siswa yang tidak menghiraukan

apa yang dihimbau oleh pihak sekolah mereka justru menjadi perusak

dari sarana dan prasarana yang ada seperti mereka mencoret-coret

tembok sekolah, mencoret meja dan menghilangkan bola saat bermain

bola pada jam pelajaran olah raga. Begitu juga dengan guru-gurunya.

Ada juga satu atau beberapa orang guru setelah mengunakan media

dalam pembelajaran tidak menempatkan kembali media yang

dipakainya pada tempat semula. Sehingga kalau membutuhkannya

kembali susah untuk mencari media tersebut. Hal inilah yang perlu

untuk ditingkatkan di sekolah SMK Trikarya mengenai pemeliharaan

sarana dan prasarana yang telah ada agar dapat digunakan pada waktu

yang panjang dan lama.

5. Penghapusan sarana dan prasarana

Penghapusan kegiatan menghilangkan atau memusnahkan suatu

barang yang dikira sudah tidak layak guna atau tak dapat digunakan

dengan semestinya. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran

adalah meniadakan barang-barang milik sekolah dari daftar inventaris

dengan berdasarkan pada perundang-undangan yang berlaku. seperti

yang dikatakan oleh kepala TU SMK Trikarya Jakarta untuk

penghapusan kalau barang tersebut masih belum rusak parah maka

akan diperbaiki terlebih dahulu, tetapi jika memang sudah tidak layak

atau benar-benar rusak parah maka kita akan hancurkan atau

67

dibuang.75

Menurut Adit, Jika ada barang yang rusak dan sekiranya

sudah tidak dipakai lagi dari pihak sekolah akan akan disimpan di

dalam gudang dahulu sampai ada waktu untuk melakukan

penghapusan.

Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Imam, bahwa

penghapusan di sekolah jarang di lakukan, selama ini barang-barang

yang memang sudah tidak digunakan dalam proses pembelajaran

langsung di masukkan kedalam gudang. 76

Seperti tabung TV, CPU,

terminal instalasi listrik, kabel-kabel sisa praktek, kertas dan dokumen

yang termakan zaman, dll. Barang-barang dipindahkan saja, untuk

penghapusan tadi kami tidak memungkinkan kecuali yang kanibal

untuk kelengkapan, perawatan, atau perusakan apabila terjadi

kerusakan bangku, meja, atau kerusakan alat lainnya. Nah ini kami

tidak mengadakan pengadaan baru jadi hanya sebagai cadangan saja,

untuk barang-barang yang berlebih kami simpan di gudang. Jadi

barang-barang yang memang sudah termakan waktu seperti dokumen-

dokumen yang sekiranya sudah tidak dibutuhkan lagi, alat-alat kantor

yang sudah termakan waktu, sarana praktek siswa yang sekiranya

sudah tidak dipakai contohnya kemarin yaitu bodi CPU yang sudah

menumpuk digudang, kabel-kabel sisa praktik siswa yang sudah

terkumpul banyak, itu nanti kami jual dan hasil dari penjualan tersebut,

uangnya kami serahkan kepada bendahara. Ada juga sistem hibah, jadi

barang-barang yang sekiranya sudah tidak diperlukan lagi tetapi masih

dalam keadaan layak, kami hibahkan kepada sekolah yang memang

membutuhkan dan sekolah tersebut biasanya masih dalam lingkup

yayasan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, penghapusan memang jarang

dilakukan oleh sekolah terbukti masih banyak barang yang sudah tidak

layak dipakai menumpuk digudang. Berdasarkan hasil wawancara

75

Wawancara dengan Suradi selaku kepala TU 76

Loc.cit., Wawancara dengan Imam selaku Kepala Sekolah.

68

tersebut diatas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam penghapusan

sarana dan prasarana di SMK Trikarya jarang di lakukan karena jika

ada barang yang mengalami kerusakan sekiranya tidak bisa diperbaiki

maka barang tersebut langsung dimasukkan didalam gudang tetapi

tidak menuntut kemungkinan untuk melakukan penghapusan guna

mengurangi kapasitas di dalam gudang sehingga hasilnya dapat

digunakan untuk operasional sekolah.

6. Pengawasan sarana dan prasarana

Pengawasan adalah segenap proses penilaian terhadap sarana dan

prasarana. Proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa

tahapan yakni salah satunya menetapkan standar penilaian. Sarana

prasarana yang ada di SMK Trikarya dilakukan setiap semester oleh

Untuk pengawasan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala TU dan

stakeholder dan tim pengembang sekolah melaporkan kepada kepala

yayasan, laporan tersebut untuk pertimbangan untuk pergantian,

pengadaan atau penghapusan sarana prasarana di SMK Trikarya

Jakarta.

Menurut hasil pengamatan peneliti, pengawasan yang dilakukan di

SMK Trikarya yakni dilakukan oleh semua stake holder yang ada

disekolah, semua berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan hingga

pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dan

masing-masing mereka gunakan. Namun memang tidak ada badan atau

bagian khusus seperti wakil kepala sekolah bidang sarana dan

prasarana yang menjadi badan yang menjadi penanggung jawab dalam

melakukan penilaian yakni pengawasan terhadap penggunaan sarana

dan prasarana sekolah. Akan tetapi, meskipun tidak ada nya Wakil

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana di SMK Trikarya peran

tersebut dibebankan oleh kepala sekolah agar ditindaklanjuti oleh TU.

Menurut kepala TU SMK Trikarya Jakarta pengawasan dilakukan

oleh seluruh stakeholder sekolah, yang utama tentu pengawasan

69

dilakukan oleh kepala sekolah, selain itu juga kepala TU yang

sekaligus bertugas sebagai penanggung jawab saran dan prasarana juga

aktif melakukan pengawasan, serta guru-guru dan siswa yang tentunya

terlibat langsung dalam penggunaan sarana prasarana yang ada di

sekolah.77

Pengawasan tersebut dilakukan untuk mengetahui hal apa saja

yang sudah direalisasikan dalam satu semester, dan hal tersebut akan

dilaporkan setiap rapat tahunan. Senada dengan Imam, proses evaluasi

dilakukan setiap satu semester sekali yaitu dilakukan oleh Kepala Tata

Usaha. Sebab hal tersebut nantinya akan disampaikan kepada guru-

guru sebagai laporan barang apa saja yang sudah terealisasi dari

usulan-usulan dari guru.

77

Loc.cit. wawancara dengan Suradi selaku kepala TU

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data mengenai pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di SMK Trikarya Jakarta, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

a) Perencanaan

Dalam perencanaan guna pengadaan sarana dan prasarana sekolah

ini cukup baik karena melibatkan seluruh stekholder yang ada,

akan tetapi masih ada beberapa perencanaan yang kurang

maksimal sehingga pada saat pengadaan tidak terpenuhi secara

menyeluruh.

b) Pengadaan

Untuk pengadaannya cukup baik pula karena sarana fisik seperti

tanah, gedung, ruang guru, uks, perpustakaan, ruang belajar,

lapangan dan lab telah tersedia. Namun belum maksimal karena

pemegang kewenangan penuh dalam mengatur pengeluaran

anggaran untuk pengadaan ada pada bendahara dan seringkali

dalam realitanya pengadaan tidak dilakukan dengan baik serta

seadanya saja.

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana yang adapun telah dilakukan

dengan baik, karena seluruh stekholder telah memiliki perannya

dalam merawat dan menjaga sarana prasarana yang ada namun

kurangnya tanggung jawab siswa dalam pemeliharaan seperti

mencoret, merusak dan tidak meletakan sarana prasarana pada

tempatnya kembali setelah digunakan mengakibatkan saat ingin

digunakan kembali tidak tersedia barang yag dibutuhkan.

71

d) Penghapusan

Dalam hal penghapusan sarana prasarana masih kurang baik karena

belum dilakukannya penghapusan. Semua barang yang sudah tidak

terpakai atau rusak tidak ditindak lanjuti dengan penghibahan,

pemusnahan atau pendaur ulangan melainkan hanya disimpan di

dalam gudang.

e) Pengawasan

Seluruh stekholder telah berusaha dengan baik melalukan

pengawasan sarana prasarana yang ada namun belum dilakukan

secara continue dan kurangnya tindak lanjut setelah adanya

pengawasan sehingga value dalam pengawasan tidak dapat

dilaksanakan sesuai tujuan.

Seluruh tindakan yang dilakukan guna mengefektifkan kegiatan

belajar mengajar siswa telah diupayakan namun kualitas pembelajaran

belum membaik karena KBM dilakukan tidak dengan 100% kelengkapan

dan kememadaian sarana prasarana yang ada.

B. Saran

1. Yayasan

Guna memperbaiki kualitas pembelajaran dari segi sarana prasarana

alangkah baiknya Yayasan berkolaborasi dengan sekolah, menerima

masukan dari sekolah dan tidak hanya menutut keharusan pada sekolah

melainkan turut membantu dalam mengupayakan pengadaan sarana

prasarana.

2. Kepala sekolah

Agar lebih efisien sarana prasarana yang dimiliki sebaiknya kepala

sekolah mengambil kebijakan yang tegas bagi penggunaan sarana

72

dengan bertanggung jawab, selain itu kepala sekolahpun harus kreatif

dalam mencari sumber dana.

3. Guru

Guru bertugas dalam mengefektifkan kualitas pembelajaran, sehingga

guru kreatifpun dituntut untuk tetap mengggunakan sarana prasarana

yang ada dengan sekreatif mungkin.

4. Siswa

Siswa hendaklah mematuhi aturan yang dibuat oleh sekolah untuk

bersama-sama memelihara sarana prasarana yang ada sehingga dapat

terus memiliki nilai guna dan dapat digunakan saat diperlukan.

5. Orang Tua

Dukungan orang tua sangatlah penting, alangkah baiknya apabila

komite dapat menggerakan seluruh orang tua siswa untuk

berkontribusi dalam pengadaan sarana prasarana.

73

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2016. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung

Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:

Rajawali Pers

Arifin, Zaenal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi dan Safruddin, Cepi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Program.

Jakarta: Bumi Aksar

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan

Aplikasinya, Jakarta: Bumi Aksara

Barnawi dan Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik. Jakarta: Kencana

Daryanto, M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Engkoswara. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Gunawan, Imam dan Noor Benty , Djum Djum. Manajemen Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Komara, Endang. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika

Aditama

Majid, Abdul. 2011 Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mukhtar dan Iskandar. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta:

Referensi

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

74

Mulyono, 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jakarta:

Ar-Ruzz Media, 2008

Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar

Sarana dan Prasarana

Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan

Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Prastyawan. 2016. Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan”, AL Hikmah Jurnal

Studi Keislaman, Vol. 6

Rachmawati, Yeni. 2017. Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan.

Jakarta: Badan Pusat Statistik

Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Saryono dan Bangun. 2016. Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta”, Jurnal

Pendidikan Jasmania Indonesia, Vol. 12

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sri, Wahyu dan Arum, Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana

Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar dan Pembelajara. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia

Uno, Hamzah. 2014. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wahyu, Dorothea Ariani. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Jogjakarta: Andi

75

Weissman, Rozanne dan Nea National Correspondent. An Interview with sidney P

marland JR, Virginia Journal of education Vol 64-65

Z, Zurinal dan Sayuti, Wahdi. 2006. Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT

Bumi Aksara

76

Lampiran 1 Hasil wawancara kepala sekolah

Nama : Imam Wahyudin, S. Pt

Jabatan : Kepala sekolah SMK Trikarya

Waktu : 02 September 2019

1. Bagaimana kondisi saran dan prasaran di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Untuk sarana dan prasana di SMK Trikarya ini hampir 70%

sudah memadai, dalam arti bisa dijadikan tempat pembelajaran dengan

fasilitas seperti laboratorium dan sarana pendukung lainnya bisa

mengadakan pembelajaran yang optimal. Tapi dengan catatan harus ada

yang di rehabilitas atau diperbaiki untuk beberapa sarana pendukung

meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Bagaimana perencanaan sarana dan prasara pendidikan di SMK Trikarya

Jakarta dilaksanakan?

Jawaban: Untuk perencanaannya kami tuangkan pada rencana kegiatan

jangka pendek trus juga terbagi dalam RPTJ jangka menengah yang sudah

disusun 4tahun lalu dan kami hanya meneruskan saja dan isidensial sarana

dan prasarana yang belum lengkap kami usahakan dapat terlearisir dengan

pendanaan dari yayasan atau dana bos kami terima

3. Apakah hal tersebut sudah berjalan dengan efektif?

Jawaban: Terkadang sudah efisien kemudian terjadi kendala, jika itu harus

disediakan harus dari yayasan atau dana bos jadi tumpeng tindih seperti

itu. Maka untuk mengindari itu dengan adanya RKHS sekolah bahwa

disitu sudah ada pembagiandari mana posisi pengadaan barang dan sarana

dan prasarana untuk melengkapi kekurangan atau hal-hal untuk rehab dari

sarana dan prasana.

4. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan tersebut?

Jawaban: Untuk perencanaan kami melibatkan stakeholder sekolah, guru-

guru, komite, dan yayasan. Tentu kami berusaha untuk menginput dan

menginventarisir sarana prasarana yang mungkin harus disiapkan untuk

jangka pendek

5. Bagaimana pengadaan sarana prasarana pendidikan yang dilakukan di

SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Untuk pengadaan kami membuat surat dan meminta kepada

pihak yayasan, seperti ac, komputer, yang notabene harus disiapkan dari

sumber pendanaan yayasan, namun apa bila dana yayasan tidak

mencukupi maka kita padukan dengan dana BOS

6. Bagaimana proses pembiayaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan di SMK Trikarya?

77

Jawaban: Yang pertama kami juga dengan adanya inventaris mencoba

untuk seefisien mungkin apabila ada kendala keterlambatan atau

kekurangan dana, kami mencoba merehab atau perbaikan yang maksimal

agar KMB tetap harus berjalan, walupun saran prasarana sedikit

banyaknya harus diadakan namun demikian inventaris yang lama masih

dapat digunakan, dan dengan harapan kami menunggu dana yang lebih

optimal dan maksimal yaitu menggumpulkan atau menunggu jawaban dari

yayasan ataupun maksimalnya kita akan menggunakan pendanaan dari

bos, tapi apabila semua itu belum tercover kami coba mengirimkan

proposal kepada LSM maupun kepada donator dan juga kepada

kementrian dalam hal ini kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan.

7. Siapa saja yang bertanggung jawab untuk menjaga atau memelihara sarana

dan prasarana pendidikan di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Untuk yang bertanggung jawab atas sarana dan prasarana yaitu

ada kepala TU (Tata Usaha) merangkap sebagai kepala inventarisir sarana

prasarana ditambah kepada laboratorium masing-masing dan juga

tentunya kepala sekolah dalam hal ini, lalu staf TU secara keseluruhan

menjaga inventaris sarana prasarana. Untuk kekurangannya memang

karena ini kekurangan pada perawatan, ini satu orang tidak memungkinkan

untuk tiga macam saran dan prasarana secara keseluruhan , maka dari itu

kami dibantu oleh kepala lab yang notabenenya kami usahakan bahwa

mereka lebih konsen ke sarana parasara baik itu perbaikan, perawatan, dan

pengadaan nantinya.

8. Ada berapa sarana yang ada di SMK Trikarya?

Jawaban: Untuk kami maksimalkan disini kami terdiri daari 25 ruang

kelas, kemudian tiga buah laboratorium, satu ruang kepala sekolah,

ditambah lagi kamar mandi 4, kantin, lahan parkir, serta pos satpam. Dan

kekurangan kami yaitu ruang ibadah, saat ini kami masih menggunkan

satu ruang kelas untuk dijadikan musolah. Musolah inilah salah satu

perencanaan yang mendesak yang harus kita adakan untuk beberapa tahun

yang akan datang.

9. Bagaimana cara perawatan atau penghapusan barang-barang di SMK

Trikarya?

Jawaban: Barang-barang dipindahkan saja, untuk penghapusan tadi kami

tidak memungkinkan kecuali yang kanibal untuk kelengkapan, perawatan,

atau perusakan apabila terjadi kerusakan bangku, meja, atau kerusakan alat

lainnya. Nah ini kami tidak mengadakan pengadaan baru jadi hanya

sebagai cadangan saja, untuk barang-barang yang berlebih kami simpan di

gudang.

10. Seberapa besar pengaruh sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trikarya?

78

Jawaban: Kelengkapan sarana dan prasarana memang harusnya didukung

dan disiapkan sebelum guru memberikan pembelajaran dan siswa

mendapatkan pembelajaran yang maksimal, tentunya sarana prasarana

yang berupa kegiatan-kegiatan laboratorium dengan fasilitas yang ada

tentunya sangat mendukung tentunya untuk mempraktekkan apa yang bisa

dibuat, karena ini sistemnya keterampilan siswa yang atas dasar

pengetahuan yang harus dipraktekkan oleh karena itu demi adanya

keterampilan siswa yang maksimal maka sarana prasarana yang

mendukung akan jauh mendukung minat dan bakat siswa dalam

memahami mata pelajaran dalam kompetensi.

11. Siapa saja yang melakukan pengawasan terhadap sarana prasarana

pendidikan di SMK Trikarya?

Jawaban: Untuk pengawasan sarana dan prasarana dilakukan oleh kepala

TU dan stakeholder dan tim pengembang sekolah melaporkan kepada

kepala yayasan, laporan tersebut untuk pertimbangan untuk pergantian,

pengadaan atau penghapusan sarana prasarana di SMK Trikarya Jakarta.

Interview Interviewer

Imam Wahyudin, S. Pt Muhammad Renaldi I

79

Lampiran 2 Hasil wawancara Guru

Nama : Rizky Adhitya, S.Pd

Jabatan : Guru Bahasa Indonesia

Waktu : 02 September 2019

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan si SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: Untuk sarana dan prasarana secara SDM mungkin di sekolah

Trikarya Jakarta masih ada kekurangan ya, seharusnya dalam hal ini

ada orang khusus untuk menangani hal tersebut untuk mengelola

semua itu. Seperti di sekolah lain misalnya yang memiliki wakil kepala

sekolah bidang sarana dan prasarana tentu dengan demikian pekerjaan

akan bisa lebih terfokus, kalau disekola kita kan belum ada jadi semua

masih dipegang oleh kepala TU dan dibantu oleh kepala laboraturium

juga. Jadi saat ini secara keseluruhan menurut saya belum maksimal

dalam pengelolaan.

2. Bagaimana cara membantu menjaga saran dan prasarana pendidikan di

SMK Trikarya?

Jawaban: Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat internal dan

akan dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun ajaran baru,

untuk perencanaan secara keseluruhan memang dibuat, tapi untuk

perencanaan tersebut sifatnya tertutup ya menurut saya, hanya

pimpinan, kepala TU dan kepala laboraturium yang mengetahui detail

perencanaan tersebut. Jadi guru-guru tidak dilibatkan secara langsung,

tapi biasanya guru-guru hanya memberikan usulun saat santai pada

saat istirahat, sifatnya tidak formal. Misalnya saya sebagai guru

olahraga membutuhkan infokus untuk menunjang pembelajaran

dikelas. Biasanya antara pimpinan dan TU ada rapat internal dan akan

dibahas bersama guru-guru itu setiap awal tahun ajaran baru.

3. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trkarya Jakarta?

Jawaban: Untuk pemiliharaannya kita melakukan pemeliharaan secara

bersama dengan murid, biasanya kita buatkan jadwal piket untuk

membersihkan dan merawat sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

selain itu guru-guru disini selain ditugaskan untuk mengajar juga

diberi tugas lainnya, contoh saya selain sabagai guru Bahasa Indonesia

saya juga diberikan tugas untuk menjadi kepala bidang perpustakaan,

maka saya juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan

merawat perpustakaan tapi terkadang waktu menjadi kendala untuk

80

melakukan tugas tugas tersebut secara bersamaan, mungkin secara

schedule sudah saya buat sebaik mungkin, tapi karena tugas utama

saya adalah mengajar maka sering sekali apa yang telah saya

jadwalkan jadi tidak berjalan dengan sesuai.

4. Apa tugas pengawas disekolah?

Jawaban: Untuk pengawasan mungkin saya hanya ikut mengawasi

sarana prasarana yang kita gunakan pada saat pembelajaran saja

selebihnya si tidak.

5. Apakah sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta sudah lengkap?

Jawaban: Jadi kalau dilihat dari sarana prasarana yang ada di sekolah

ini menurut saya kan memang kurang memadai, tapi saya sebagai

seorang guru selalu berusaha bagaimana caranya mengkombinasikan

sarana prasarana yang ada dengan kemampuan mengajar yang saya

miliki, saya biasanya mengunakkan metode yang bisa membuat

peserta didik menjadi ikut belajar aktif dikelas walaupun terkadang

dipadukan dengan metode ceramah, tetapi saya selalu berusaha untuk

membuat seluruh peserta didik aktif jadi suasana belajar di kelas tidak

monoton. Karena guru sekarang juga memang dituntut kreatif dan

inovatif dalam melakukan proses pembelajaran.

6. Seberapa dana yang ada sudah saat dan sudahtelah dikelola oleh

sekolah?

Jawaban: Berbicara tentang kompetensi dasar pendidikan mungkin

sudah masuk beberapa persen ya, karena minimal standar sarana

prasana yang ada di sekolah Trikarya sudah tercukupi, mungkin

selebihnya yang kurang hanyalah untuk memperbaiki lagi kualitas di

sekolah Trikarya Jakarta.

Interview Interviewer

Rizky Adhitya, S.Pd Muhammad Renaldi I

81

Lampiran 3 Hasil wawancara kepala TU

Nama : Suradi

Jabatan : Kepala Tata Usaha

Waktu : 03 September 2019

1. Bagaimana perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

SMK Trikarya?

Jawaban: untuk perencanaan kita biasanya adakan di awal, kita

mengadakan rapat untuk membahas apa apa saja yang kita butuhkan yang

harus kita siapkan untuk sarana pendidikan, mulai dari perencanaan sarana

jangaka pendek, menengah, serta jangka panjang di SMK Trikarya

2. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: untuk penyimpanan yang dilakukan di SMK Trikarya kita selalu

menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan sarana semisal gudang

untuk penyimpanan, selain ada gudang untuk menaruh sarana yg sudah

tidak layak pakai tetapi kita juga menyiapkan ruang khusus untuk sarana

yang masih layak digunakan, contohnya seperti ruang lab komputer untuk

menyimpan komputer,infocus, dan sebagainya.

3. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: pemeliharaan yang kita lakukan itu biasanya sesuai dengan

kebutuhannya, dan dalam pemeliharaan juga kita membagi tugas, jadi

bukan hanya saya yang bertugas memelihara sarana tetapi semua

stakeholder yg ada di SMK Trikarya juga wajib memelihara sarana dan

prasarana yg ada. Misalnya wali kelas berarti mereka bertanggung jawab

untuk memelihara sarana yang ada dan dibantu oleh peserta didik di kelas

seperti memelihara lemari, meja, kuris, papan tulis, dll. Dan kepala lab

komputer bertanggung jawab untuk memelihara komputer-komputer yang

ada di ruangan tersebut.

4. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan

di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: pengawasan tentu yang utama diawasi oleh kepala sekolah SMK

Trikarya, dan tentu saya sebagai seseorang yang ditunjuk sebagai bagian

sarana dan prasarana juga aktif melakukan pengawasan terhadap sarana

dan prasarana yang ada di sekolah, serta saya juga dibantu oleh guru-guru

yang terlibat langsung dalam penggunaan sarana prasarana tersebut.

5. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?

82

Jawaban: untuk pengahapusan kalau barang atau sarana tersebut masih

bisa kita perbaiki maka tentu akan kita perbaiki terlebih dahulu, tetapi jika

memang barang tersebut sudah benar-benar rusak parah maka kita akan

hancurkan atau kita buang.

6. Apa saja hambatan-hambatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Anggaran, mungkin anggaran ini menjadi hambatan utama

dalam memenuhi atau melengkapi sarana dan prasarana di SMK Trikarya,

kemudian rasa memiliki saat sarana dan prasarana sudah ada tetapi rasa

memilikinya tidak ada maka sarana prasarana tersebut menjadi terabaikan,

dan tidak dijaga

7. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan

dalam pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: salah satu upaya yang dapat dilakukan mungkin dengan cara

membuat peraturan penggunaan sarana prasarana, menunjuk serta

membebankan kepada seluruh warga sekolah untuk lebih sadar lagi dalam

memelihara dan menjaga sarana dan prasarana yang ada, serta memberi

efek jera kepada setiap yang merusak sarana yang ada di sekolah, dengan

demikian kami berharap pengelolaan sarana dan prasarana di SMK

Trikarya dapat berjalan dengan baik.

Interview Interviewer

Suradi Muhammad Renaldi I

83

Lampiran 4 Hasil wawancara peserta didik

Nama : Gilang Saputra

Jabatan : Peserta didik

Waktu : 03 September 2019

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Pengelolaan bisa dibilang belum efektif,masih labil, masih

terdapat banyak kekurangan, contohnya nih kita kan jurusan (Multimedia)

kalo dibandingin sekolah lain kita tertinggal,

2. Apakah kalian ikut terlibat dalam pemeliharaan saran prasaran di SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: Terlibat tentunya, ada jadwal piket bersih bersih kelas, lab

komputer juga

3. Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh kepada kulitas

belajar peserta didik di sekolah?

Jawaban: cukup berpengaruh menurut saya, sebab memang apa yang

menjadi kelengkapan di sekolah ini tentu untuk mendukung belajar siswa,

maka dengan demikian pembelajaran pun akan menjadi berkualitas

4. Apakah sarana dan prasarana d SMK Trikarya sudah memenuhi standar?

Jawaban: Kurang, karena dalam pengolahan dan pemilaharan mungkin

masih sangat kurang karena belum terpenuhi sarana dan prasarananya

5. Apa harapan kalian kedepan untuk SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Harapannya semoga sekolah trikarya bisa lebih baik lagi, dan

saran prasarana yang ada saat ini lebih dilengkapi dan ditingkatkan lagi

Interview Interviewer

Gilang Saputra Muhammad Renaldi I

84

Nama : Muhammad Aji

Jabatan : Peserta didik

Waktu : 03 September 2019

1. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Kalo menurutnya sudah cukup baik, nyamanlah untuk saat ini

2. Apakah kalian ikut terlibat dalam pemeliharaan saran prasaran di SMK

Trikarya Jakarta?

Jawaban: Terlibat, dalam pemiliharaan kami ikut serta menjaga sarana dan

prasana yang ada disekolah ini contohya tidak mencoret-coret dinding

kelas, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan sarana prasarana

dengan baik dan tidak merusaknya.

3. Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh kepada kulitas

belajar peserta didik di sekolah?

Jawaban: Tidak terlalu berpengaruh. Karena tergantung niat masing-

masing ke sekolah itu maunya apa

4. Apakah sarana dan prasarana d SMK Trikarya sudah memenuhi standar?

Jawaban: Masih jauh, masih dibawah standar kalo menurut saya

5. Apa harapan kalian kedepan untuk SMK Trikarya Jakarta?

Jawaban: Harapan kedepan diperbaiki lagi agar adek adek kelas yang lain

bisa belajar lebih nyaman dan baik lagi.

Interview Interviewer

Muhammad Aji Muhammad Renaldi I

85

Lampiran 5

TABEL UJI REFERENSI

Nama : Muhammad Renaldi Irmawan

NIM : 11140182000038

Judul Penelitian : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Trikarya

Jakarta

Penguji : 1. Dr. H. Nurochim, M. M

2. Siti Zahra Permatasari, M.Pd

No. No.

footnote

Referensi Hal.

Referensi

Hal.

Skripsi

Paraf

Pembimbing

1 2

BAB I

1 1 Peraturan Pemerintah No.32

tahun 2013 tentang perubahan

atas Peraturan Pemerintah

No.19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

1 1

2 2 Engkoswara, Administrasi

Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2012) cet ke-3

5-6 2

3 3 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Republik

Indonesia, 2003

30 3

4 4 Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 40 Tahun 2008

tentang Standar Sarana dan

Prasarana

2 3

86

5 5 Yeni Rachmawati, dkk, Potret

Pendidikan Indonesia Statistik

Pendidikan, (Jakarta: Badan

Pusat Statistik, 2017)

9-16 4

BAB II

6 6 Jejen Musfah, Manajemen

Pendidikan, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015) cet

ke- 1

2 9

7 7,10,15

,16,

19,25,2

9

Barnawi dan M.Arifin,

Manajemen Sarana dan

Prasarana Sekolah, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012) cet ke- 1

13,47-48,

49,51,82-

83 ,79,238

10,11,14,

15,17,24,

27

8 8 Saryono dan Bangun.,

“Manajemen Pengelolaan Sarana

dan Prasarana Pendidikan Jasmani

Di SMA Negeri Se-Kota

Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan

Jasmania Indonesia, Vol. 12,

2016

24 10

9 9 Prastyawan, “Manajemen Sarana

Prasarana Pendidikan”, AL

Hikmah Jurnal Studi Keislaman,

Vol. 6, 2016

35 11

10 11 Sri Minarti, Manajemen Sekolah,

(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,

2011) cet ke-1

251 11

11 12,

18,21,2

2,23,24

Wahyu Sri Ambar Arum,

Manajemen Sarana dan

Prasarana Pendidikan, (Jakarta:

8,8-9,

20,70,121,

166,187,1

12,

16,21,22,

23,24,26

87

,26,28 Multi Karya Mulia, 2007) cet.1 77

12 13 Ibrahim Bafadal, Manajemen

Perlengkapan Sekolah Teori dan

Aplikasinya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003

5 13

13 14 Mulyono, Manajemen

Administrasi dan Organisasi

Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008)

184 14

14 17,20 Imam Gunawan dan Djum Djum

Noor Benty, Manajemen

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta)

318,319-

320

15,19

15 27 H.M. Daryanto, Administrasi

Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta,) cet VI

52 26

16 30 Departemen Pendidikan Nasional,

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002)

cet.3

603 28

17 31 Hamzah B. Uno, Model

Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014) cet 10

153 28

18 32 Dorothea Wahyu Ariani,

Pengendalian Kualitas Statistik,

(Jogjakarta: Andi, 2004)

3 28

19 33 Abdul Majid, Strategi

Pembelajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013

4 28

88

20 34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2009

57 28

21 35 Endang Komara, Belajar dan

Pembelajaran Interaktif,

(Bandung: PT Refika Aditama),

cet

29 29

22 36 Rozanne Weissman, Nea National

Correspondent, An Interview with

sidney P marland JR, Virginia

Journal of education Vol 64-65

64-65 29

23 37,41 Mukhtar dan Iskandar, Desain

Pembelajaran Berbasis TIK,

(Jakarta: Referensi, 2012), cet. 1

214,221 32,33

24 38,39,4

4

E. Mulyasa, Menjadi Guru

Profesional, Menciptakan

Pembelajaran yang Kreatif dan

Menyenangkan,(Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 7

161,177 33,34

25 40,43 Rusman, Manajemen Kurikulum,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011), cet. 3

130,138 33,34

26 42,46,5

4,55,58

Wina Sanjaya, Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8

175,52,54,

55,56

34,35,37,

38,39

27 45 Abdul Majid, Perencanaan

Pembelajaran, Mengembangkan

Standar Kompetensi Guru,

171 34

89

(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011) cet.8

28 48 Rusman, Model-Model

Pembelajaran, Mengembangkan

Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2012), cet 2

19-20 35

29 50,52 Suyono dan Hariyanto, Belajar

dan Pembelajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011) cet 3

188-

189,205

35,37

30 51 Zaenal Arifin, Evaluasi

Pembelajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2010) cet 2

11 35

31 53,56 Etin Solihatin, Strategi

Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2012), cet 2

17,12 37,38

32 57 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006) cet 1

75 38

BAB III

33 59,60 Afrizal, Metode Penelitian

Kualitatif: Sebuah Upaya

Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif dalam

Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016)

13 42

34 61,62,6

8

Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.14

213,214,2

45

42,45

90

35 63 Suharsimi Arikunto, Cepi

Safruddin Abdul Jabar, Dasar-

Dasar Evaluasi Program,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

88 43

36 64 Burhan Bungin, Penelitian

Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, (Jakarta:

Kencana, 2007), Cet. II

118 44

37 65,67 Lexy J. Moleong, Metodologi

Penelitian Kualitatif, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2010)

186,103 44,45

38 66 Nurul Zuriah, Metodologi

Penelitian Sosial dan Pendidikan,

(Jakarta)

191 44

BAB IV

39 69,70,7

2,76

Hasil wawancara dengan Imam

Wahyudin Selaku Kepala

Sekolah SMK Trikarya Pada

tanggal 2 September 2019

58,59,62,

66

40 71,73 Wawancara dengan Adit selaku

Guru Bahasa Indonesia SMK

Trikarya pada tanggal 2

september 2019

60,64

41 74 Hasil Wawancara dengan Gilang

selaku peserta SMK Trikarya

didik pada 3 September 2019

64

42 75,77 Wawancara dengan Suradi selaku

kepala TU

65,68

91