Upload
rinaldi-indra-santoso
View
474
Download
86
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PRAKTIKUM
Citation preview
KEGIATAN 10
PENGARUH SUHU TUBUH TERHADAP SUHU LINGKUNGAN
A. TUJUAN PRAKTIKUMMelakukan pengukuran suhu tubuh hemeoterm dan mengamati pengaruh suhu
lingkungan terhadap suhu tubuh manusia.
B. DASAR TEORI
Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun
suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit
memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam
kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang
dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai
macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005:
286-287).
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini
dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua
hipothalamus, yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur
pembuangan panas dan hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur
upaya penyimpanan panas (Anfis, 2011).
Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan
kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka
kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang
ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh
perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh
merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37 oC
(Soewolo dkk, 2005: 287).
Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah.
Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran
darah panas ke kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya,
vasokonstriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit,
sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari
130
lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas. Respon-respon
vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem para
simpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus
menghasilkan penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin,
sedangkan penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas
vasodilatasi pembuluh darah kulit sebagai respon terhadap suhu panas
(Soewolo dkk, 2005: 287-288).
Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah
makin berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi
maksimum pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek
langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme
kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh
tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai
vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh
yang terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).
Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan
gagasan umum dari panas dan dingin. Objek suhu rendah dingin, sementara
berbagai tingkat suhu yang lebih tinggi yang disebut sebagai hangat atau
panas. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan
energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-
masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di
tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal tersebut adalah tubuh, berarti
suhu menunjukkan derajat panas tubuh.
Suhu tubuh dari hari kehari selalu konstan kecuali terjadi demam. Terdapat
mekanisme dalam tubuh untuk mempertanyakannya agar konstan walaupun
dipengauhi oleh cuaca yang ekstrim, aktifitas dan lain lain. Suhu tubuh rectal
umumnya lebih 1c disbanding suhu oral. Mekanisme pengaturan suhu tubuh
dilakukan oleh hipotalamus dan perangai pengaturan suhu tubuh. Bila suhu
tubuh interna terlalu tinggi, isyarat dari area preoptika otak memberikan kesan
psikis terlalu panas. Bila tubuh terasa dingin, isyarat dari kulit dan mungkin
131
dari reseptor perifer menimbulkan perasaan dingin yang tidak enak. Oleh
karena itu orang membuat peyesuaian lingkungan untuk memberikan rasa
nyaman.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh memengaruhi proses metabolisme
sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk
tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu
tinggi. Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh
meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan
yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh terhadap
pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit.
Dampaknya, keringat pun mengucur keluar.
Suhu merupakan kondisi yang paling penting dan berpengaruh terhadap
suatu organisme. Krebs (1978) menyatakan bahwa suhu dan kelembapan
merupakan dua faktor pembatas utama terhadap penyebaran organisme di
bumi. Selanjutnya krebs (1978) melaporkan bahwa suhu berpengaruh terhadap
siklus hidup dan membatasi penyebaran suatu spesies melalui pengaruhnya
terhadap kelulushidupan (survival), reproduksi, perkembangan organisme
muda, dan kompetisi dengan bentuk kehidupan lain yang mendekati batas
toleransi suhu (predasi, parasitisme, penyakit).
Secara garis besar suhu mempengaruhi metabolisme, penyebaran, dan
kelimpahan organisme. Sebelum kita menganalisi pengaruh ekologi dari suhu
sebaiknya kita lihat dahulu gambaran suhu lingkungan secara global (Sutarno,
2001).
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas ,
mudah diukur , dan sangat beragam . Suhu mempunyai peranan yang penting
dalam aktivitas biologis organime, baik hewan maupun tumbuhan. Ini
terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi
dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metabolik, misalnya dalam
hal respirasi. Seperti halnya dengan faktor lainnya, suhu mempunyai rentang
yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini dijelaskan dalam
kajian ekologi yaitu : Hukum Toleransi Shelford dengan alat yang relatif
sederhana. Percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi
132
organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer
sederhana (Tim pengajar, 2011).
Berdasarkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu hewan, maka
hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikioterm dan homoiterm. Suhu
tubuh hewan poikioterm dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini
juga disebut hewan berdarah dingin. Di lain pihak hewan homoiterm disebut
hewan berdarah panas.
Suhu tubuh hewan homoiterm lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya
reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Endotermik
biasanya mempertahankan suhu tubuh mereka di sekitar 35 40C (Duke,
1985).
Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang
berbeda akibat kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm
mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur,
faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,
faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan
berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-
suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan
sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang
menyejukkan badan. Proses evaporasi yang dilakukan berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah
bangsa burung dan mamalia (Swenson, 1997).
Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di
lingkungan luar untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang
dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Sedangkan
hewan endoterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi
panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme
jaringan. Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari
dalam (metabolisme) atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi
cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas). Hewan ektoterm
perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi (Guyton,1993).
133
Hewan ektotermik dan endotermik mempertahankan suhu tubuhya dengan
Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dengan sekelilingnya. Insulasi tubuh
seperti, rambut, bulu, lemak yang terletak persis di bawah kulit untuk mengurangi
kehilangan panas. Penyesuaian ini terdiri dari beberapa mekanisme, diantaranya
a. Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya
berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan
endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya
(vasokontriksi) sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada
musim panas hewan endotermik akan membesarkan diameter pembuluh
darahnya (vasodilitasi) sehingga terjadi peningkatan aliran darah.
b. Pengaturan arteri dan vena yang disebut penukar panas lawan arus
(countercurrent heat exchanger). Pengaturan lawan arus ini memudahkan
pemindahan panas dari arteri ke vena di sepanjang pembuluh darah
tersebut
C. METODE PRAKTIKUM1. Jenis kegiatan : Pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : Katak
a. Alat : 1. Mikroskop2. Stopwatch3. Termometer batang4. Termometer tubuh
b. Bahan : 1. Air dingin2. Air panas3. Katak
D. CARA KERJAa. Pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu badan katak
1. Meletakkan termometer kedalam mulut katak selama 5 menit, mengamati
skala dan mencatat suhunya.2. Memasukkan katak ke dalam baskom yang terisi air dingin, rendam selama
5 menit.3. Mengulangi cara yang sama, tetapi air dingin diganti dengan air hangat,
amati dan catat suhunya.4. Mengamati perbedaan suhu tubuh katak sesudah dan sebelum perlakuan.
134
b. Pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu badan manusia1. Mengukur suhu tubuh dengan termometer.2. Meletakkan air dingin yang terbungkus plastik di leher bagian belakang.3. Mengukur suhu tubuh dengan termometer lagi dan mencatat suhu tubuh
sesudah perlakuan.4. Mengulangi cara yang sama, tetapi air dingin diganti dengan air hangat,
amati dan catat suhunya.
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh Katak
No. Kelompok Perlakuan Uji katakSuhu air Suhu katak
1.Rinaldi Indra S.Iis Aida Y
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
280C350C
230C250C360C
2Agustina Budi IHening Triandika R
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
280C350C
190C230C350C
3.Muh. Reza PCitra Ayuliasari
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
280C380C
180C240C340C
4.
Sari TrisnaningsihKurnia Irmalasari
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
180C400C
290C250C350C
5.Hanifudin BayuVyta Andri Setyo S.U
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
300C450C
320C290C370C
6.Andi Joko PAna Arifatul UmmahAnna Astuti
Suhu Awal KatakDirendam air dinginDirendam air hangat
240C400C
36,80C260C370C
7.Noviana HapsariCinthya IMarbelisa Briliani
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
80C490C
310C200C
34,50C
8.Opik PrasetyoDita Imanasita W
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
270C400C
180C220C330C
9.
Muh. Hasbi AShintya Galuh
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
270C400C
200C240C350C
10. Fatharani Yurian WFatma IsmawatiAsri F
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
140C400C
300C180C290C
11.Luthfiani PRizza Untsa N
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
180C400C
290C250C350C
135
12Ayu Dien IRendra Darrari F I
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
260C400C
200C240C350C
Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh Manusia
No. Kelompok Perlakuan Uji tubuhSuhu air Suhu tubuh
1.Rinaldi Indra S.Iis Aida Y
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
110C390C
350C350C350C
2Agustina Budi IHening Triandika R
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
110C450C
350C350C350C
3.Muh. Reza PCitra Ayuliasari
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
130C420C
360C360C360C
4.
Sari Trisnaningsih Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
180C400C
36,30C36,30C350C
Kurnia Irmalasari Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
180C400C
37,20C35,50C380C
5.Hanifudin BayuVyta Andri SetyoUtami
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
110C390C
360C360C360C
6.Andi Joko PAna Arifatul UmmahAnna Astuti
Suhu Awal KatakDirendam air dinginDirendam air hangat
200C450C
37,50C37,50C37,50C
7.Noviana HapsariCinthya IMarbelisa Briliani
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
110C450C
370C370C370C
8.Opik PrasetyoDita Imanasita W
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
270C400C
360C360C360C
9.Muh. Hasbi AShintya Galuh
Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat
110C400C
360C360C360C
10.
Fatharani Yurian W Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
140C400C
36,70C36,50C36,60C
Fatma Ismawati Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
140C400C
36,70C36,60C36,90C
Asri F Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
140C400C
35,80C35,40C280C
11. Luthfiani P Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
180C400C
280C350C280C
136
Rizza Untsa N Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
180C400C
370C36,60C380C
12Ayu Dien IRendra Darrari F I
Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat
260C400C
36,80C36,80C36,80C
F. PEMBAHASAN
Suhu normal dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas
yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat
pengatur panas didalam hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu dari
darah yang melaluinya dan yang bekerja sebagai themostat.
Panas dihasilkan oleh aktifitas metabolic didalam otot tulang dan hati.
Glikogen yang tersimpan didalam hati diubah menjadi glukosa yang dapat
digunakan dan dioksidasikan dengan akibat bahwa panas dihasilkan. Untuki
memperthanakan produksi panas yang normal maka diperlukan sejumlah tepat
akan bahan bakar. Aktifitas metabolic harus disesuaikan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yang timbul; misalnya pada kerja aktif atau dalam
keadaan istirahat, pemasukan makanan pada waktu makan dan jangka waktu
antar waktu makan, reaksi pada emosi seseorang, suhu luar, pakaian yang
dipakai, dan sebagainya.
Panas berlebihan biasanya disebabkan kombinasi suhu luar, kegiatan fisik
dan keringat tidak sesuai. Kehilangan panas terutama disebabkan aktifitas
fungsi kulit. Sejumlah tertentu panas hilang karena pada penguapan air dari
paru-paru dan organ ekskresi.
Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)
dalam kulit dan oleh pengeluaran keringat; penyimpanan panas oleh
vasokonstriksi (penyempitan saluran darah) dan pengurangan keringat.
Sebaliknya jika suhu tubuh diturunkan karena vasoknstrik yang berlangsung
lama, yang barangkali disebabkan oleh dingin atau kelaparan, maka dapat
terjadi gigil dan gemetar kalau otot berkontraksi untuk menghangatkan tubuh.
Berdasarkan hasil percobaan pada objek katak, terjadi perubahan suhu
tubuh ketika diberi 2 perlakuan yang berbeda, yaitu dalam keadaan
lingkungan yang dingin dengan cara memasukkan katak dalam wadah yang
telah diberi es batu dan lingkungan yang kedua adalah pada wadah yang telah
137
diberi air hangat. Dan hasilnya yang memiliki perbedaan respon terhadap
lingkungan yang berbeda tersebut. Dan sebagai salah satu sampel adalah
observasi pada kelompok dari Andi Joko dkk. Dengan hasil, suhu awal katak
adalah sebesar 36,80C dan ketika katak dimasukkan dalam lingkungan yang
dingin suhu tubuhnya sebesar 260C dan ketika diletakkan pada lingkungan
yang panas/hangat suhu tubuh katak tersebut menjadi 370C. hasil tersebut
menunjukkan bahwa suhu tubuh organisme akan menyesuaikan suhu
lingkungannya dengan tujuan untuk mencapai titik homeostasis tubuhnya.
Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya
berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan
endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya (vasokontriksi)
sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada musim panas hewan
endotermik akan membesarkan diameter pembuluh darahnya (vasodilitasi)
sehingga terjadi peningkatan aliran darah.
Hasil untuk percobaan pada objek manusia, ternyata tidak terjadi
perubahan antara kedua perlauan yang diberikan pada tubuh manusia, suhu
awal dan suhu perlakuan tidak berbeda dan kalaupun ada perubahan,
menunjukan tidak signifikan hasilnya. Hal tersebut dikarenakan pemberian
perlakuan tidak berlangsung secara efektif sehingga tidak adanya pengaruh
setelah pemberian perlakuan.
G. KESIMPULAN
Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya
berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan
endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya (vasokontriksi)
sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada musim panas hewan
endotermik akan membesarkan diameter pembuluh darahnya (vasodilitasi)
sehingga terjadi peningkatan aliran darah. suhu tubuh dipengruhi oleh keadaan
lingkungan dan keadaan tubuh seseorang juga. Dalam hal aktifitas, seseorang
yang melakukan banyak aktifitas suhu tubuhnya meningkat dibandingkan
dengan yang tidak melakukan aktifitas.
138
DAFTAR PUSTAKA
Anfis. 2011. Suhu tubuh. Diambil pada tanggal 24 Mei 2014 dari http://anfis-
mariapoppy.blogspot.com/2011/01/suhu-tubuh.html.
Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, edisi kelima-jilid
2. (Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli
diterbitkan tahun 1999).
Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing.New
York.
Djukri & Heru Nurcahyo. 2009. Petunjuk praktikum biologi. Yogyakarta: Prodi
PSn PPs UNY.
Guyton, D.C. 1993. Fisiologi Hewan, edisi 2. EGC. Jakarta.Swenson, GM. 1997.
Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc : USA.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sutarno, Nano. 2001. Biologi Umum Lanjutan II. Jakarta : Universitas Terbuka
Swenson, GM. 1997. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc
: USA.
139