10
KEGIATAN 10 PENGARUH SUHU TUBUH TERHADAP SUHU LINGKUNGAN A. TUJUAN PRAKTIKUM Melakukan pengukuran suhu tubuh hemeoterm dan mengamati pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh manusia. B. DASAR TEORI Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005: 286-287). Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua hipothalamus, yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas dan h ipothalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas (Anfis, 2011). Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37 o C (Soewolo dkk, 2005: 287). Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah. Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran darah panas ke kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya, vasokonstriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari 130

PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PRAKTIKUM

Citation preview

  • KEGIATAN 10

    PENGARUH SUHU TUBUH TERHADAP SUHU LINGKUNGAN

    A. TUJUAN PRAKTIKUMMelakukan pengukuran suhu tubuh hemeoterm dan mengamati pengaruh suhu

    lingkungan terhadap suhu tubuh manusia.

    B. DASAR TEORI

    Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun

    suhu lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit

    memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam

    kulit terdapat jaring-jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang

    dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu terdapat reseptor berbagai

    macam sensasi satu di antaranya adalah termoreseptor (Soewolo dkk, 2005:

    286-287).

    Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus ini

    dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua

    hipothalamus, yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur

    pembuangan panas dan hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur

    upaya penyimpanan panas (Anfis, 2011).

    Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkan

    kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka

    kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang

    ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh

    perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Bagian pusat tubuh

    merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap sekitar 37 oC

    (Soewolo dkk, 2005: 287).

    Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah.

    Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran

    darah panas ke kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya,

    vasokonstriksi pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit,

    sehingga menjaga suhu pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari

    130

  • lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan panas. Respon-respon

    vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus melalui jalur sistem para

    simpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke pembuluh kutaneus

    menghasilkan penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin,

    sedangkan penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan panas

    vasodilatasi pembuluh darah kulit sebagai respon terhadap suhu panas

    (Soewolo dkk, 2005: 287-288).

    Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah

    makin berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi

    maksimum pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek

    langsung pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme

    kontraksi dingin membuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh

    tersebut pada suhu mendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai

    vasodilatasi maksimum. Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh

    yang terkena terutama tangan dan telinga (Syaifuddin, 2009: 324).

    Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan

    gagasan umum dari panas dan dingin. Objek suhu rendah dingin, sementara

    berbagai tingkat suhu yang lebih tinggi yang disebut sebagai hangat atau

    panas. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu

    benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan

    energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-

    masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di

    tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,

    makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal tersebut adalah tubuh, berarti

    suhu menunjukkan derajat panas tubuh.

    Suhu tubuh dari hari kehari selalu konstan kecuali terjadi demam. Terdapat

    mekanisme dalam tubuh untuk mempertanyakannya agar konstan walaupun

    dipengauhi oleh cuaca yang ekstrim, aktifitas dan lain lain. Suhu tubuh rectal

    umumnya lebih 1c disbanding suhu oral. Mekanisme pengaturan suhu tubuh

    dilakukan oleh hipotalamus dan perangai pengaturan suhu tubuh. Bila suhu

    tubuh interna terlalu tinggi, isyarat dari area preoptika otak memberikan kesan

    psikis terlalu panas. Bila tubuh terasa dingin, isyarat dari kulit dan mungkin

    131

  • dari reseptor perifer menimbulkan perasaan dingin yang tidak enak. Oleh

    karena itu orang membuat peyesuaian lingkungan untuk memberikan rasa

    nyaman.

    Makanan yang masuk ke dalam tubuh memengaruhi proses metabolisme

    sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk

    tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu

    tinggi. Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh

    meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan

    yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh terhadap

    pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit.

    Dampaknya, keringat pun mengucur keluar.

    Suhu merupakan kondisi yang paling penting dan berpengaruh terhadap

    suatu organisme. Krebs (1978) menyatakan bahwa suhu dan kelembapan

    merupakan dua faktor pembatas utama terhadap penyebaran organisme di

    bumi. Selanjutnya krebs (1978) melaporkan bahwa suhu berpengaruh terhadap

    siklus hidup dan membatasi penyebaran suatu spesies melalui pengaruhnya

    terhadap kelulushidupan (survival), reproduksi, perkembangan organisme

    muda, dan kompetisi dengan bentuk kehidupan lain yang mendekati batas

    toleransi suhu (predasi, parasitisme, penyakit).

    Secara garis besar suhu mempengaruhi metabolisme, penyebaran, dan

    kelimpahan organisme. Sebelum kita menganalisi pengaruh ekologi dari suhu

    sebaiknya kita lihat dahulu gambaran suhu lingkungan secara global (Sutarno,

    2001).

    Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas ,

    mudah diukur , dan sangat beragam . Suhu mempunyai peranan yang penting

    dalam aktivitas biologis organime, baik hewan maupun tumbuhan. Ini

    terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi

    dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metabolik, misalnya dalam

    hal respirasi. Seperti halnya dengan faktor lainnya, suhu mempunyai rentang

    yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini dijelaskan dalam

    kajian ekologi yaitu : Hukum Toleransi Shelford dengan alat yang relatif

    sederhana. Percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi

    132

  • organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer

    sederhana (Tim pengajar, 2011).

    Berdasarkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu hewan, maka

    hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikioterm dan homoiterm. Suhu

    tubuh hewan poikioterm dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian

    dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini

    juga disebut hewan berdarah dingin. Di lain pihak hewan homoiterm disebut

    hewan berdarah panas.

    Suhu tubuh hewan homoiterm lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya

    reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Endotermik

    biasanya mempertahankan suhu tubuh mereka di sekitar 35 40C (Duke,

    1985).

    Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang

    berbeda akibat kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm

    mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur,

    faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,

    faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan

    berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-

    suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan

    sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang

    menyejukkan badan. Proses evaporasi yang dilakukan berfungsi untuk

    menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah

    bangsa burung dan mamalia (Swenson, 1997).

    Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di

    lingkungan luar untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang

    dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Sedangkan

    hewan endoterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi

    panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme

    jaringan. Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari

    dalam (metabolisme) atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi

    cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas). Hewan ektoterm

    perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi (Guyton,1993).

    133

  • Hewan ektotermik dan endotermik mempertahankan suhu tubuhya dengan

    Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dengan sekelilingnya. Insulasi tubuh

    seperti, rambut, bulu, lemak yang terletak persis di bawah kulit untuk mengurangi

    kehilangan panas. Penyesuaian ini terdiri dari beberapa mekanisme, diantaranya

    a. Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya

    berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan

    endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya

    (vasokontriksi) sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada

    musim panas hewan endotermik akan membesarkan diameter pembuluh

    darahnya (vasodilitasi) sehingga terjadi peningkatan aliran darah.

    b. Pengaturan arteri dan vena yang disebut penukar panas lawan arus

    (countercurrent heat exchanger). Pengaturan lawan arus ini memudahkan

    pemindahan panas dari arteri ke vena di sepanjang pembuluh darah

    tersebut

    C. METODE PRAKTIKUM1. Jenis kegiatan : Pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : Katak

    a. Alat : 1. Mikroskop2. Stopwatch3. Termometer batang4. Termometer tubuh

    b. Bahan : 1. Air dingin2. Air panas3. Katak

    D. CARA KERJAa. Pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu badan katak

    1. Meletakkan termometer kedalam mulut katak selama 5 menit, mengamati

    skala dan mencatat suhunya.2. Memasukkan katak ke dalam baskom yang terisi air dingin, rendam selama

    5 menit.3. Mengulangi cara yang sama, tetapi air dingin diganti dengan air hangat,

    amati dan catat suhunya.4. Mengamati perbedaan suhu tubuh katak sesudah dan sebelum perlakuan.

    134

  • b. Pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu badan manusia1. Mengukur suhu tubuh dengan termometer.2. Meletakkan air dingin yang terbungkus plastik di leher bagian belakang.3. Mengukur suhu tubuh dengan termometer lagi dan mencatat suhu tubuh

    sesudah perlakuan.4. Mengulangi cara yang sama, tetapi air dingin diganti dengan air hangat,

    amati dan catat suhunya.

    E. DATA HASIL PENGAMATAN

    Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh Katak

    No. Kelompok Perlakuan Uji katakSuhu air Suhu katak

    1.Rinaldi Indra S.Iis Aida Y

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    280C350C

    230C250C360C

    2Agustina Budi IHening Triandika R

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    280C350C

    190C230C350C

    3.Muh. Reza PCitra Ayuliasari

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    280C380C

    180C240C340C

    4.

    Sari TrisnaningsihKurnia Irmalasari

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    290C250C350C

    5.Hanifudin BayuVyta Andri Setyo S.U

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    300C450C

    320C290C370C

    6.Andi Joko PAna Arifatul UmmahAnna Astuti

    Suhu Awal KatakDirendam air dinginDirendam air hangat

    240C400C

    36,80C260C370C

    7.Noviana HapsariCinthya IMarbelisa Briliani

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    80C490C

    310C200C

    34,50C

    8.Opik PrasetyoDita Imanasita W

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    270C400C

    180C220C330C

    9.

    Muh. Hasbi AShintya Galuh

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    270C400C

    200C240C350C

    10. Fatharani Yurian WFatma IsmawatiAsri F

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    140C400C

    300C180C290C

    11.Luthfiani PRizza Untsa N

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    290C250C350C

    135

  • 12Ayu Dien IRendra Darrari F I

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    260C400C

    200C240C350C

    Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh Manusia

    No. Kelompok Perlakuan Uji tubuhSuhu air Suhu tubuh

    1.Rinaldi Indra S.Iis Aida Y

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    110C390C

    350C350C350C

    2Agustina Budi IHening Triandika R

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    110C450C

    350C350C350C

    3.Muh. Reza PCitra Ayuliasari

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    130C420C

    360C360C360C

    4.

    Sari Trisnaningsih Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    36,30C36,30C350C

    Kurnia Irmalasari Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    37,20C35,50C380C

    5.Hanifudin BayuVyta Andri SetyoUtami

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    110C390C

    360C360C360C

    6.Andi Joko PAna Arifatul UmmahAnna Astuti

    Suhu Awal KatakDirendam air dinginDirendam air hangat

    200C450C

    37,50C37,50C37,50C

    7.Noviana HapsariCinthya IMarbelisa Briliani

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    110C450C

    370C370C370C

    8.Opik PrasetyoDita Imanasita W

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    270C400C

    360C360C360C

    9.Muh. Hasbi AShintya Galuh

    Suhu Awal Direndam air dinginDirendam air hangat

    110C400C

    360C360C360C

    10.

    Fatharani Yurian W Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    140C400C

    36,70C36,50C36,60C

    Fatma Ismawati Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    140C400C

    36,70C36,60C36,90C

    Asri F Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    140C400C

    35,80C35,40C280C

    11. Luthfiani P Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    280C350C280C

    136

  • Rizza Untsa N Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    180C400C

    370C36,60C380C

    12Ayu Dien IRendra Darrari F I

    Suhu AwalDirendam air dinginDirendam air hangat

    260C400C

    36,80C36,80C36,80C

    F. PEMBAHASAN

    Suhu normal dipertahankan dengan imbangan yang tepat antara panas

    yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal ini dikendalikan oleh pusat

    pengatur panas didalam hipotalamus yang sangat peka terhadap suhu dari

    darah yang melaluinya dan yang bekerja sebagai themostat.

    Panas dihasilkan oleh aktifitas metabolic didalam otot tulang dan hati.

    Glikogen yang tersimpan didalam hati diubah menjadi glukosa yang dapat

    digunakan dan dioksidasikan dengan akibat bahwa panas dihasilkan. Untuki

    memperthanakan produksi panas yang normal maka diperlukan sejumlah tepat

    akan bahan bakar. Aktifitas metabolic harus disesuaikan untuk memenuhi

    berbagai kebutuhan yang timbul; misalnya pada kerja aktif atau dalam

    keadaan istirahat, pemasukan makanan pada waktu makan dan jangka waktu

    antar waktu makan, reaksi pada emosi seseorang, suhu luar, pakaian yang

    dipakai, dan sebagainya.

    Panas berlebihan biasanya disebabkan kombinasi suhu luar, kegiatan fisik

    dan keringat tidak sesuai. Kehilangan panas terutama disebabkan aktifitas

    fungsi kulit. Sejumlah tertentu panas hilang karena pada penguapan air dari

    paru-paru dan organ ekskresi.

    Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)

    dalam kulit dan oleh pengeluaran keringat; penyimpanan panas oleh

    vasokonstriksi (penyempitan saluran darah) dan pengurangan keringat.

    Sebaliknya jika suhu tubuh diturunkan karena vasoknstrik yang berlangsung

    lama, yang barangkali disebabkan oleh dingin atau kelaparan, maka dapat

    terjadi gigil dan gemetar kalau otot berkontraksi untuk menghangatkan tubuh.

    Berdasarkan hasil percobaan pada objek katak, terjadi perubahan suhu

    tubuh ketika diberi 2 perlakuan yang berbeda, yaitu dalam keadaan

    lingkungan yang dingin dengan cara memasukkan katak dalam wadah yang

    telah diberi es batu dan lingkungan yang kedua adalah pada wadah yang telah

    137

  • diberi air hangat. Dan hasilnya yang memiliki perbedaan respon terhadap

    lingkungan yang berbeda tersebut. Dan sebagai salah satu sampel adalah

    observasi pada kelompok dari Andi Joko dkk. Dengan hasil, suhu awal katak

    adalah sebesar 36,80C dan ketika katak dimasukkan dalam lingkungan yang

    dingin suhu tubuhnya sebesar 260C dan ketika diletakkan pada lingkungan

    yang panas/hangat suhu tubuh katak tersebut menjadi 370C. hasil tersebut

    menunjukkan bahwa suhu tubuh organisme akan menyesuaikan suhu

    lingkungannya dengan tujuan untuk mencapai titik homeostasis tubuhnya.

    Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya

    berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan

    endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya (vasokontriksi)

    sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada musim panas hewan

    endotermik akan membesarkan diameter pembuluh darahnya (vasodilitasi)

    sehingga terjadi peningkatan aliran darah.

    Hasil untuk percobaan pada objek manusia, ternyata tidak terjadi

    perubahan antara kedua perlauan yang diberikan pada tubuh manusia, suhu

    awal dan suhu perlakuan tidak berbeda dan kalaupun ada perubahan,

    menunjukan tidak signifikan hasilnya. Hal tersebut dikarenakan pemberian

    perlakuan tidak berlangsung secara efektif sehingga tidak adanya pengaruh

    setelah pemberian perlakuan.

    G. KESIMPULAN

    Hewan endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya

    berdasarkan suhu di sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan

    endotermik akan mengecilkan diameter pembuluh darahnya (vasokontriksi)

    sehingga terjadi penurunan aliran darah, sedangkan pada musim panas hewan

    endotermik akan membesarkan diameter pembuluh darahnya (vasodilitasi)

    sehingga terjadi peningkatan aliran darah. suhu tubuh dipengruhi oleh keadaan

    lingkungan dan keadaan tubuh seseorang juga. Dalam hal aktifitas, seseorang

    yang melakukan banyak aktifitas suhu tubuhnya meningkat dibandingkan

    dengan yang tidak melakukan aktifitas.

    138

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anfis. 2011. Suhu tubuh. Diambil pada tanggal 24 Mei 2014 dari http://anfis-

    mariapoppy.blogspot.com/2011/01/suhu-tubuh.html.

    Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, edisi kelima-jilid

    2. (Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli

    diterbitkan tahun 1999).

    Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing.New

    York.

    Djukri & Heru Nurcahyo. 2009. Petunjuk praktikum biologi. Yogyakarta: Prodi

    PSn PPs UNY.

    Guyton, D.C. 1993. Fisiologi Hewan, edisi 2. EGC. Jakarta.Swenson, GM. 1997.

    Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc : USA.

    Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.

    Sutarno, Nano. 2001. Biologi Umum Lanjutan II. Jakarta : Universitas Terbuka

    Swenson, GM. 1997. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc

    : USA.

    139