Upload
alim-sumarno
View
1.305
Download
28
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Hera Bianti, http://ejournal.unesa.ac.id/
Citation preview
58
PENGARUH SARANA PRASARANA DAN CARA BELAJAR SISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Hera Bianti dan Naimatul Khusnah
Fakultas Ekonomi, Unesa, KampusKetintang, Surabaya
SMK Taruna Jaya, Gresik
ABSTRACT
The goal of this research is to find out the effect of the
facilities given and the studying method to the X AP student
achievement in SMK Taruna Jaya Gresik. This research involves 72
students of X AP class in SMK Taruna Jaya Gresik as the sample. The
instruments used in this study are questionnaire, documentation, and
observation. The result shows the correlation between the facilities
variable and the students achievement, it is shown by = 4,125
> = 1,666. While the correlation between the study method
variable and the students achievement shown by = 4,601 >
= 1,666. In other words, there is a positive effect between the
facilities variable and the study method to the students achievement
which is shown by = 55,039> = 3,974.
Key words: Facilities, Study method, Students achievement.
Dalam perkembangan dunia
teknologi saat ini, pendidikan
merupakan salah satu faktor yang
sangatlah penting, karena berkaitan
dengan terbentuknyaSumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas,
seperti yang dituliskan
dalamUndang-undang
RepublikIndonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan,
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskankehidupan
bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan dapat dilaksanakan
dirumah, sekolah, dan di dalam
lembaga-lembaga belajar. Menurut
Nurmalia (2010),“sekolah
merupakan lembaga formal yang
memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sekolah juga
merupakan tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar”.
Dalam sebuah sekolah pasti
memerlukan sarana dan prasarana
untuk melangsungkan proses belajar
mengajar. Hal ini merupakan faktor
yang harus diperhatikan karena
mempengaruhi kelangsungan proses
belajar mengajar di sekolah tersebut.
59
Adanya sarana dan prasarana banyak
membantu kelangsungan belajar
mengajar di sekolah. Menurut
Bafadal (2003), “sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan,
bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses
pendidikan disekolah.” Sedangkan
Mulyasa (2009) mengemukakan
bahwa “prasarana adalah fasilitas
yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran”.
Sarana dan prasarana sangat
diperlukan untuk menunjang proses
belajar mengajar, agar siswa lebih
berminat dan mudah menerima
penjelasan dari guru. Apabila sarana
dan prasarana yang disediakan
kurang, maka dapat mempengaruhi
minat siswa untuk mengikuti proses
belajar mengajar. Jika siswa
memiliki minat dalam mengikuti
proses belajar mengajar maka dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Merson U. Sangalang
(dalamKartono, 2005) yang
menyatakan bahwa ”kecerdasan,
bakat, minat, motivasi, kesehatan,
cara belajar, disiplin belajar,
lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan, sekolah, dan sarana
pendukung belajar merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa”.
Pengalaman yang didapat
peneliti saat observasi awal, sarana
prasarana yang disediakan sekolah
SMK Taruna Jaya Gresik sudah
lengkap antara lain: perabotan
pendidikan (meja dan kursi guru,
meja dan kursi siswa , lemari dan
papan tulis), mesin ketik, komputer,
LCD, telepon, faksimile, printer,
mesin penghancur kertas, monitor,
buku-buku penunjang, bahan habis
pakai, lahan, ruang pembelajaran
umum (ruang kelas, ruang
laboraturium), ruang penunjang
(ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang kelas, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang kantin, tempat
beribadah, ruang konseling) namun
kepedulian dari siswa untuk menaati
aturan saat memakai sarana dan
prasarana yang disediakan masih
kurang seperti saat memasang
flasdisk ke komputer tidak discan
terlebih dahulu sehingga tidak tahu
ada virus yang masuk, mencoret-
coret meja dan kursi, kunci pintu
yang dirusak, kipas angin yang sudah
agak rusak semakin dirusakkan.
Pengalaman yang juga didapat
peneliti saat observasi awal, metode
yang digunakan guru pada saat
mengajar sudah baik yaitu
menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif (MPK) dengan
pendekatan tipe Contekstual
Teaching and Learning(CTL) namun
sebaiknya guru menggunakan alat
praktik seperti LCD pada mata diklat
mengoperasikan aplikasi presentasi
agar guru tidak menjelaskan siswa
satu persatu dan berkali-kali serta
siswa dapat memfokuskan perhatian
pada pelajaran yang diberikan guru
sehingga dapat diterima oleh siswa
dan dapat menghasilkan prestasi
yang baik. Terkadang masih ada
siswa yang kurang dapat menerima
pelajaran dengan menggunakan
sarana yang disediakan sekolah,
untuk itu diperlukan bantuan guru
untuk membimbing dan
membiasakan siswa untuk belajar
menggunakan sarana yang ada
disekolah agar siswa dapat menerima
pelajaran dengan sarana yang ada
60
sehingga dapat mencapai prestasi
yang baik.
Prestasibelajar hasil dari proses
belajar mengajar yang
dilakukakanolehsiswa. MenurutTu’u
(2004),“prestasibelajaradalahpenguas
aanpengetahuanatauketerampilan
yang
dikembangkanolehmatapelajaran
yang
lazimnyaditunjukkandengannilaitesat
auangkanilai yang diberikanoleh
guru”.
Prestasibelajarsiswaakanmaksimalap
abilasiswamemahamiteori yang
diberikanoleh guru
danjugamemahamiaplikasinya. Agar
siswadapatmenguasaiteori yang
telahdikemukakan guru
makasiswamemerlukanalatbantu
yang
dapatmempermudahsiswamemahami
danmelakukanaplikasisesuaidengante
orinya.
Olehkarenaitukeberadaansaranaprasa
ranaakanmempengaruhiprestasibelaj
arsiswa,
karenaapabilasaranadanprasaranatida
kmemadaimaka proses
belajardanmengajar di
kelasjugaakanmengalamikendala.
Selain sekolah yang
menyediakan sarana dan prasarana,
siswa juga perlu menciptakan cara
belajar yang mendukung proses
pembelajaran sehingga peserta didik
dapat belajar dengan baik dan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Cara belajar menurut Hamalik
(2010)adalah “cara belajar
merupakan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi
belajarnyamisalnya bagaimana
mereka mempersiapkan belajar,
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar
mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian”.
Kualitas cara belajar akan
menentukan kualitas hasil belajar
yang diperoleh.
Cara belajar yang harus
diperhatikan oleh siswa adalah
karakteristik mata diklat yang
dipelajari. Setiap mata diklat
memiliki ciri khusus yang berbeda
dengan mata diklat lainnya. Menurut
Winkel (2009),“dilihat dari segi
sasaran belajar karakteristik mata
diklat dibedakan menjadi:menuntut
kemampuan
pengetahuan,mengutamakan aspek
sikap, danmengutamakan aspek
keterampilan”.
Berdasarkan latar belakang
yang telah dijelaskan diatas, maka
penulis bermaksud mengadakan
penelitian tentang “Pengaruh Sarana
Prasarana dan Cara Belajar Siswa
terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X AP pada Mata Diklat
Mengoperasikan Aplikasi Presentasi
di SMK Taruna Jaya Gresik”. Dari
judul tersebut dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:apakah ada
pengaruh antara sarana prasarana
belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada mata diklat
mengoperasikan aplikasi presentasi
kelas X AP di SMK Taruna Jaya
Gresik?;apakah ada pengaruh antara
cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa pada mata diklat
mengoperasikan aplikasi presentasi
pada kelas X AP di SMK Taruna
Jaya Gresik?; 3) apakah ada
pengaruh antara sarana prasarana dan
cara belajar siswa secara simultan
terhadap prestasi belajar siswa pada
mata diklat mengoperasikan aplikasi
presentasi pada kelas X AP di SMK
Taruna Jaya Gresik?.
61
Penelitian ini bertujuan
untukmengetahui:ada tidaknya
pengaruh antara sarana prasarana
belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada mata diklat
mengoperasikan aplikasi presentasi
kelas X AP di SMK Taruna Jaya
Gresik,ada tidaknya pengaruh antara
cara belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa pada mata diklat
mengoperasikan aplikasi presentasi
kelas X AP di SMK Taruna Jaya
Gresik, 3)ada tidaknya pengaruh
antara sarana prasarana dan cara
belajar siswa secara simultan
terhadap prestasi belajar siswa pada
mata diklat mengoperasikan aplikasi
presentasi kelas X AP di SMK
Taruna Jaya Gresik.
Sanjaya (2009)
mengungkapkan bahwa “sarana
adalah segala sesuatu yang berkaitan
secara langsung dengan peserta didik
dan mendukung kelancaran serta
keberhasilan proses belajar peserta
didik yang meliputi media
pembelajaran, alat-alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, dan lain-
lain”. Selanjutnya prasarana menurut
Sanjaya (2009)adalah “segala
sesuatu yang tidak secara langsung
berkaitan dengan peserta didik,
namun dapat mendukung kelancaran
dan keberhasilan proses belajar
peserta didik yang meliputi jalan
menuju ke sekolah, penerangan
sekolah, kamar kecil, dan lain
sebagainya”. Sedangkan menurut
Bafadal (2003), “sarana pendidikan
adalah semua perangkat, bahan, dan
perabotan yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan
disekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah”. Dari
pengertian diatas, maka dapat
simpulkan bahwa sarana adalah alat-
alat yang digunakan secara langsung
dalam proses belajar mengajar. Dan
prasarana adalah alat-alat yang
digunakan secara tidak langsung
dalam proses belajar mengajar.
Sehingga sarana prasarana dapat
disebut juga sebagai alat atau media
yang dapat digunakan untuk
memudahkan proses belajar
mengajar.
DIKNAS mengungkapkan
tentang kelengkapan sarana
prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab VII Standar Sarana
dan Prasarana, pasal 42 menegaskan
bahwa: setiap satuan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabotan,
peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan,setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana
yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin,
instansi daya dan jasa, tempat
olahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan
ruang atau tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Dengan demikian,
siswa memerlukan sarana prasarana
untuk belajar dan memperoleh
62
pengetahuan.Tanpa adanya sarana
dan prasarana belajar, maka akan ada
banyak sekali hambatan-hambatan
yang dialami oleh perserta didik
dalam menyerap materi pelajaran
seperti yang telah dikemukakan pada
pembahasan di atas.
Sedangkan belajar menurut
Slameto (2010) secara psikologis
adalah”suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya atau suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Sedangkan Skinner
(dalam Dimyati&Mujiono, 2002)
menyatakan bahwa“belajar adalah
suatu perilaku pada saat orang
belajar maka responnya menjadi
lebih baik”. Sehingga dengan belajar
maka orang akan mengalami
perubahan tingkah laku.Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu
proses dimana terjadinya suatu
interaksi antara siswa dengan
lingkungannya yang mengakibatkan
adanya perubahan tingkah laku yang
akan memberikan suatu pengalaman
baik bersifat kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
Cara belajar pada dasarnya
merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa, hal ini
sesuai dengan pendapat The Liang
Gie (1984) yang mengemukakan
bahwa ”cara belajar adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam
usaha belajarnya”. Hamalik (2010)
secara lebih jelas
jugamengemukakan bahwa “cara
belajar adalah kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan
situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan dalam mengikuti
pelajaran, menghadapi ulangan/ujian,
dan sebagainya”. Dari pendapat-
pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa cara belajar siswa
adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa pada situasi
belajar tertentu, kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan pencerminan
usaha belajar yang
dilakukannya.MenurutTabrany
(1994), “ada beberapa aspek yang
harus diteliti dalam cara belajar,
yaitu: persiapan belajar siswa, cara
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar
mandiri, dan cara siswa mengikuti
ujian”. Belajar dan cara belajar
memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai
proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh banyak sekali hal-
hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam
maupun luar siswa tersebut. Menurut
Suryabrata (2004), adapun faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
cara belajar yaitu faktor dari dari
dalam siswa yang meliputi faktor
psikis dan faktor fisiologi, dan faktor
dari luar antara lain: faktor peraturan
belajar mengajar di sekolah, faktor-
faktor sosial di sekolah, dan faktor
situasional.Dari penjelasan diatas
yang dimaksud faktor-faktor yang
mempengaruhi cara belajar adalah
faktor internal dan eksternal yang
perlu diperhatikan untuk menunjang
kenyamanan siswa dalam belajar.
Selanjutnya prestasi belajar
menurut Bloom yang dikutip oleh
Slavin (dalam Akbar 2004) adalah
“proses belajar yang dialami siswa
63
dan menghasilkan perubahan dalam
bidang pengetahuan, pemahaman,
penerapan, daya analisis, sintensis,
dan evaluasi”. Sedangkan menurut
Ahmadi&Supriyono (2004) bahwa
“prestasi belajar ialah hasil usaha
bekerja atau belajar yang
menunjukkan ukuran kecakapan
yang dicapai dalam bentuk nilai”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka
yang dimaksud dengan prestasi
belajar adalah hasil atau taraf
kemampuan yang telah dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu baik
berupa perubahan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan dan
kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam
angka atau pernyataan. Baharuddin&
Wahyuni (2007) mengemukakan
secara umumbahwa “faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu:
faktor internal yang terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis,
faktor ekstenal yang terdiri dari
faktor sosial dan faktor non sosial”.
Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan
kualitas prestasi belajar.
Penelitian terdahulu yang
diambil peneliti, antara lain:
penelitian yang dilakukan oleh
Nurmalia (2010) dengan judul
Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan
Belajar Siswa terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN 1
Malang yang
hasilnyamenunjukkanbahwatidak ada
pengaruh secara parsial antara
fasilitas terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI IPS MAN 1 Malang,
tidak ada pengaruh secara parsial
antara lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI IPS
MAN 1 Malang, dan ada pengaruh
secara simultan antara fasilitas dan
lingkungan belajar siswa kelas XI
IPS MAN 1 Malang.
Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Ginting (2005)
dengan judul Penguatan Membaca,
Fasilitas Lingkungan Sekolah dan
Keterampilan Dasar Membaca
Bahasa Indonesia serta Minat Baca
Murid yang hasilnya
menunjukkansebagai berikut:
pengadaan sarana dan prasarana
yang baik atau terpenuhi secara tepat
dan cepat memberikan pengaruh
yang kuat bagi komitmen pegawai
CV 5 Benua dalam melaksanakan
kinerja kerjanya.
Hal tersebut sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan
Mustamid (2008)dengan judul
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas
Belajar di Sekolahdan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar
Kelas XI di SMK Negeri 1
Bojonegoro yang hasil penelitiannya
yaitu pemanfaatan fasilitas belajar di
sekolah dan motivasi memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar.
Penelitianyang dilakukan oleh
Izzati (2010) dengan judul Pengaruh
Cara Belajar terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Diklat Melakukan
Prosedur Administrasi Kelas X APK
di SMK Negeri 1 Lamonganyan
hasilpenelitiannya sebagai berikut:
cara belajar siswa kelas X APK 1 di
SMK Negeri 1 Lamongan adalah
baik,hasil belajar siswa kelas X APK
1 di SMK Negeri 1 Lamongan
adalah bervariasi,ada pengaruh cara
belajar terhadap hasil belajar siswa
sebesar 27 %.
Penelitian diatas sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lina
64
(2009) dengan judul Pengaruh Cara
Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Diklat Menerapkan K3LH
(Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan) dengan hasil penelitian
sebagai berikut: cara belajar siswa
kelas X APK 1 di SMK Negeri 1
Surabaya adalah baik,hasil belajar
siswa kelas X APK 1 di SMK Negeri
1 Surabaya adalah bervariasi,ada
pengaruh cara belajar terhadap hasil
belajar siswa sebesar 29,8%.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan
asosiatif kuantitatif.Pendekatan
asosiatif kuantitatif merupakan
penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik.
Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh variabel bebas
yaitu sarana prasarana (X1) dan cara
belajar (X2) terhadap prestasi belajar
(Y). Sedangkan untuk rancangan
penelitian dapat digambar sebagai
berikut:
X1
Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh siswa
kelas X AP SMK Taruna Jaya tahun
pelajaran 2011-2012 yang berjumlah
72 siswa, dengan sampel penelitian
yang terdiri dari siswa kelas X AP1
berjumlah 35 siswa dan siswa kelas
X AP 2 berjumlah 37 siswa. Ada
beberapa teknik penumpulan data,
antara lain: dokumentasi, peneliti
menggunakan nilai ulangan harian
dan nilai tugas siswa untuk
mengetahui data tentang prestasi
siswa dan dokumen-dokumen lain
yang terkait dengan penelitian,
misalnya dokumen mengenai profil
sekolah;observasi, dalam
pengumpulan data suatu penelitian
yang dilakukan langsung dilapangan
untuk mengetahui kondisi
saranaprasarana dan cara belajar
siswa di SMK Taruna Jaya Gresik.
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai jumlah
siswa, gambaran umum SMK Taruna
Jaya Gresik;angket, dalam penelitian
inipeneliti menggunakan kuesioner
atau angket untuk mengumpulkan
data dilapangan untuk mengetahui
data tentang sarana prasarana belajar
dan cara belajar siswa di kelas.
Berikut kisi-kisi kuesioner sarana
prasarana dan cara belajar siswa:
Variabel Indikator No.
Item
1. Sarana
Prasarana
1. Sarana
a. Perabotan
Pendidikan
b. Peralatan
Pendidikan
c. Media
Pendidikan
d. Buku dan
Sumber
belajar
Lainnya
e. Bahan Habis
Pakai
2. Prasarana
a. Lahan
b. Ruang
c. Ruang
Penunjang
1-4
5
6-7
8-9
10
11
12-
13
14-
22
2. Cara
Belajar
Siswa
1. Persiapan
Belajar Siswa
2. Cara Mengikuti
Pelajaran
3. Aktivitas
1-4
5-8
9-10
SaranaPrasarana
Belajar (X1) PrestasiBelajar
Siswa (Y) Cara BelajarSiswa
(X2)
65
Belajar Mandiri
4. Cara Mengikuti
Pelajaran
11-
13
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:uji
validitas dan reliabilitas,dimana uji
validitas menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrumen,
sedangkan uji reliabilitas
menunjukkansuatu instrumen yang
cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan
data karena instrumen tersebut sudah
baik;nalisis regresi berganda, yaitu
untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas sarana prasarana dan
cara belajar terhadap variabel terikat
prestasi belajar siswa pada mata
diklat mengoperasikan aplikasi
presentasi kelas X AP di SMK
Taruna Jaya Gresik.
Teknik pembuktian hipotesis
menggunakan: uji F untuk menguji
variabel sarana prasarana dan cara
belajar siswa secara simultan
terhadap prestasi belajar siswa,uji T
untuk menguji variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat.
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dengan bantuan SPSS for
windows versi 16.00 diperoleh
validitas untuk sarana prasarana dari
22 pertanyaan, semua pertantanyaan
valid karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar
dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,32). Sedangkan nilai
validitas cara belajar siswa, dari 13
pertanyaan semuanya menyatakan
valid karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar
dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,32). Dan untuk uji
reliabilitas, diperoleh reliabilitas
variabel sarana prasarana memiliki
nilai cronbach alpha 0,966 dan
variabel cara belajar siswa memiliki
nilai cronbach alpha 0,940. Dengan
demikian nilai alpha dalam
penelitian ini > 0,60. Maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen untuk
masing-masing variabel dinyatakan
reliabel untuk digunakan dalam
penelitian ini.
Uji Normalitas Uji normalitas, dengan bantuan
SPPS for windows versi 16.00 model
regresi dalam penelitian ini
berdistribusi normal. Hal ini
dibuktikan dengan grafik normal
probability plot (grafik normal plot)
terlihat titik penyebaran di sekitar
garis diagonal, serta mengikuti arah
garis diagonal. Maka kedua grafik
tersebut menunjukkan bahwa model
regresitelah memilih asumsi
normalitas.
Analisis Data dan Penguji
Hipotesis
Analisis regresi
berganda,dalam penelitian model
peramaan regresi linier berganda
didapat dengan persamaan Y = 0,619
+ 0,395 𝑥1 + 0,464 𝑥2. Dan besarnya
nilai koefisien determinasi berganda
(𝑅2) dalam penelitian ini adalah
sebesar 61,5% sedangkan 38,5%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel dalam penelitian
ini.Tabelnyadapatdilihatsebagaiberik
ut:
Tabel 1
HasilAnalisisRegresiBerganda
66
Uji F,dari tabel ANOVA
diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
55.039. Hal ini menunjukkanbahwa
nilai𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,974). Dengan
demikian variabel bebas sarana
prasarana dan cara belajar secara
simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel prestasi
belajar.
Tabelnyadapatdilihatsebagaiberikut:
Uji t, dalam penelitian variabel
bebas sarana prasarana menunjukkan
bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk variabel
sarana prasarana sebesar 4,125
>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,666. Dengan demikian
variabel bebassarana prasarana
secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
prestasi belajar. Sedangkan uji t
untuk variabel cara belajar siswa
menunjukkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar
4,601 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,666. Dengan
demikian variabel cara belajar secara
parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel prestasi
belajar.Tabelnyadapatdilihatsebagaib
erikut:
a. Dependent Variable: y
PEMBAHASAN
Berdasarakan analisis data
diketahui bahwa secara simultan
variabel bebas sarana prasarana dan
cara belajar siswamempunyai
pengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Merson U. Sangalang
dalam (Kartono, 2005) yang
menyatakan bahwa “kecerdasan,
bakat, minat, motivasi, kesehatan,
cara belajar, disiplin belajar,
lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan, sekolah, dan sarana
pendukung belajar merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa”. Dari faktor-faktor
tersebut sarana prasarana dan cara
belajar merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari prestasi yang
dicapai siswa. Hasil penelitian ini
ternyata menerima hipotesis
67
penelitian yang diajukan, dimana
sarana prasarana dan cara belajar
siswa secara parsial dan simultan
berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa kelas X APK di SMK Taruna
Jaya Gresik. Semakin memadainya
sarana prasarana dan cara belajar
yang baik diikuti dengan perubahan
prestasi belajar ke arah yang positif.
Pengujian secara parsial untuk
variabel sarana prasarana
menunjukkan bahwa variabel sarana
prasarana mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel prestasi
belajar. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian Mustamid (2008)
yang menyatakan bahwa
pemanfaatan fasilitas belajar
disekolah dan motivasi memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar.
Dan penelitian Ginting (2005) juga
menyatakan bahwa pengadaan sarana
prasarana (fasilitas) yang baik dan
terpenuhi secara tepat dan cepat
memberikan pengaruh yang kuat
terhadap minat baca siswa. Temuan
dalam penelitian ini mengindikasikan
bahwa faktor-faktor lain di luar
sarana prasarana belajar yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa
lebih tidak dominan dibandingkan
dengan faktor sarana prasarana
belajar siswa. Sarana prasarana
belajar yang lengkap dapat
memberikan pengaruh yang positif
terhadap prestasi belajar siswa.
Meskipun sekarang ini peranan
sarana prasarana pendidikan yang
semakin dirasakan sangat penting
sekali mengingat semakin ketatnya
persaingan diantara lembaga-
lembaga sekolah yang ada. Adanya
faktor lain yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa menimbulkan
berbagai kemungkinan yang dapat
menjadikan siswa dapat menigkatkan
prestasi belajarnya. Sedangkan untuk
variabel cara belajar siswa
menunjukkan bahwa variabel cara
belajar siswa mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
prestasi belajar. Hal ini diperkuat
dengan pendapatlain yang
dikemukakan oleh Hamalik (2010)
yang mengemukakanbahwa “cara
dan kebiasaan belajar yang tepat
akan menentukan hasil yang
memuaskan, sebaliknya cara belajar
yang buruk akan memberikan hasil
yang kurang memuaskan”. Dengan
memiliki cara belajar yang baik nanti
akan terasa bahwa setiap usaha
belajar selalu memberikan hasil yang
sangat memuaskan, ilmu yang
dipelajari dapat dikuasai sehingga
ujian dapat dilakukan dengan
berhasil.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:sarana
prasarana secara parsial atau sendiri-
sendiri berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Ini berarti
bahwa semakin baik dan lengkap
sarana prasarana yang dimiliki oleh
sekolah, maka prestasi belajar siswa
semakin meningkat;cara belajar
berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Dengan demikian, ini berarti
bahwa semakin baik dan efektif cara
belajar siswa, maka prestasi
belajarnya semakin meningkat;
secara simultan sarana prasarana dan
cara belajar siswa berpengaruh
positif signifikan terhadap prestasi
belajar siswa. Ini berarti bahwa
untuk mencapai prestasi belajar yang
baik dan tujuan pembelajaran yang
diharapkan, maka harus didukung
oleh sarana prasarana dan cara
68
belajar yang baik. Oleh karena itu,
terpenuhinya sarana prasarana yang
baik, harus dibarengi dengan
terciptanya cara belajar yang baik
dan dapat mendukung kegiatan
belajar siswa.
Saran
Dari pihak sekolah, dalam hal
ini kepala sekolah dan guru perlu
menghimbau orang tua siswa supaya
ikut mengawasi belajar anaknya. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga agar
anak tidak melupakan kewajiban
belajarnya. Sekolah juga perlu
meningkatkan kualitas dan kuantitas
sarana prasarana belajar yang
menunjang kegiatan belajar mengajar
disertai dengan pengelolaan yang
baik. Selain meningkatkan sarana
prasarana yang ada, sekolah juga
perlu menciptakan cara belajar yang
nyaman dan efektif untuk kegiatan
belajar mengajar. Sebab peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana
prasarana harus dibarengi dengan
terciptanya cara belajar yang baik
dan dapat mendukung kegiatan
belajar. Apabilahanya sarana
prasarana saja yang ditingkatkan
namun tidak dibarengi dengan
peningkatan cara belajar, maka akan
berpengaruh negatif terhadap sarana
prasarana belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo.
2004. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Akbar, Reni.2004.Akselerasi.
Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen
Perlengkapan Sekolah: Teori
Aplikasinya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Baharuddin & Wahyuni, Esa Nur.
2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Ginting, Vera. 2005. Penguatan
Membaca, Fasilitas
Lingkungan Sekolah dan
Keterampilan Dasar Membaca
Bahasa Indonesia serta Minat
Baca Murid.Jurnal Pendidikan
Penabur (Online), No.4,
TahunIV)
(http://www.BPKPenabur.or.id/
file/hal.17-35penguatan
membaca.pdf, diakses 18 Maret
2012).
Hamalik, O. 2010. Metode Belajar
dan Kesulitan-kesulitanBelajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Izzati, Khoirotul. 2010. Pengaruh
Cara Belajar terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata
Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi Kelas X APK di
SMK Negeri 1 Lamongan.
Surabaya: JPE FE Unesa.
Kartono, Kartini. 2005. Peranan
Keluarga Berencana Memandu
Anak. Jakarta:CV Rajawali.
Mulyasa. 2009. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosada Karya.
Mustamid, Anang. 2008. Pengaruh
Pemanfaatan Fasilitas Belajar
di Sekolah dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi
Belajar Kelas XI di SMK
Negeri 1 Bojonegoro. Malang:
JPE FE UM.
Nurmalia, Erlina. 2010. Pengaruh
Fasilitas dan Lingkungan
69
Belajar terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS
MAN Malang 1. Malang: JPE
FT UIN.
Peraturan Pemerintah No.14-19
2005. Standar Nasional
Pendidikan 2005 (online).
(http://www.depdiknas.go.id/do
c/standar-nasional-pendidikan,
diakses 10 Februari 2012).
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi.
Jakarta: Reka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo.
Tabrany, H. 1994. Rahasia Kunci
Belajar Sukses. Jakarta: PT
Raja Grafindo Perkasa.
The Liang Gie. 1984. Cara Belajar
yang Efisien. Yogyakarta:
Liberty.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin
pada Perilaku dan Prestasi
Siswa. Jakarta: Grasindo.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2000. Surabaya: Usaha
Nasional.
Winkel, W. S. 2009. Psikologi
Pengajaran. Jakarta: PT
Grasindo.