8
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1 PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DAN RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN KECAMATAN PANGANDARAN TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN CIAMIS (Studi Kasus Pada Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013) Minda Indrani 1) , Anreis Fazlur Rohman 2) 1) Akuntansi, STIE Ekuitas Jl. PHH Mustopa No. 31 Bandung email: [email protected] 2) Akuntansi, STIE Ekuitas Jl. PHH Mustopa No. 31 Bandung email: [email protected] Abstrak - Jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran mengalami penurunan, yakni sekitar 10 % dibandingkan dengan libur lebaran tahun 2012.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (RTRO) dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (RTPI) kecamatan Pangandaran terhadap peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis. Sampel dalam penelitan ini yaitu Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Kecamatan Pangandaran, Retribusi Tempat Pelelangan Ikan kecamatan Pangandarandan PAD pada Pemerintah Kabupaten Ciamis tahun anggaran 2011 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupala poran realisasi APBD. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengidentifikasi variable bebas lebih dari satu yang mempengaruhi variable terikat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa RTRO dan RTPI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PAD dengan nilaisignifikansi sebesar 0,000. Terdapat hubungan yang kuat antar RTRO dan RTPI dalam meningkatkan penerimaan PAD yaitu sebesar 0,698. RTRO dan RTPI dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kabupaten Ciamis adalah sebesar 48,7%. Kata Kunci: Retribusi, Pendapatan Asli Daerah. I. PENDAHULUAN Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane dalam Qadarrachman, 2010:2).Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri- industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment DerivedDemand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain. Menurut UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, penangkapan ikan adalah Kegiatan

PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 1

PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

DAN RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN KECAMATAN

PANGANDARAN TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN CIAMIS

(Studi Kasus Pada Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013)

Minda Indrani

1), Anreis Fazlur Rohman

2) 1) Akuntansi, STIE Ekuitas

Jl. PHH Mustopa No. 31 Bandung

email: [email protected] 2) Akuntansi, STIE Ekuitas

Jl. PHH Mustopa No. 31 Bandung

email: [email protected]

Abstrak - Jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran mengalami penurunan, yakni sekitar 10 %

dibandingkan dengan libur lebaran tahun 2012.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris

pengaruh Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (RTRO) dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (RTPI) kecamatan Pangandaran terhadap peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis.

Sampel dalam penelitan ini yaitu Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Kecamatan Pangandaran, Retribusi

Tempat Pelelangan Ikan kecamatan Pangandarandan PAD pada Pemerintah Kabupaten Ciamis tahun

anggaran 2011 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupala poran

realisasi APBD. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengidentifikasi

variable bebas lebih dari satu yang mempengaruhi variable terikat.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa RTRO dan RTPI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

PAD dengan nilaisignifikansi sebesar 0,000. Terdapat hubungan yang kuat antar RTRO dan RTPI dalam

meningkatkan penerimaan PAD yaitu sebesar 0,698. RTRO dan RTPI dalam meningkatkan penerimaan

Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kabupaten Ciamis

adalah sebesar 48,7%.

Kata Kunci: Retribusi, Pendapatan Asli Daerah.

I. PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan sektor yang potensial

untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber

pendapatan daerah.Usaha memperbesar pendapatan

asli daerah, maka program pengembangan dan

pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata

daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pembangunan ekonomi.Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai

multidimensi dari rangkaian suatu proses

pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata

menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan

politik (Spillane dalam Qadarrachman,

2010:2).Pariwisata adalah salah satu jenis industri

baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan

ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan

kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-

sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya sebagai

sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-

industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata.

Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum

dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 2009

Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa

Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk

meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan

berusaha dan lapangan kerja, mendorong

pembangunan daerah, memperkenalkan dan

mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di

Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan

mempererat persahabatan antar bangsa.

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi

maupun investasi yang pada gilirannya akan

menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa.

Selama berwisata, wisatawan akan melakukan

belanjaannya, sehingga secara langsung

menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand)

pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand

wisatawan secara tidak langsung menimbulkan

permintaan akan barang modal dan bahan baku

(Investment DerivedDemand) untuk berproduksi

memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan

jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang

transportasi dan komunikasi, perhotelan dan

akomodasi lain, industri kerajinan dan industri

produk konsumen, industri jasa, rumah makan

restoran dan lain-lain.

Menurut UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan, penangkapan ikan adalah Kegiatan

Page 2: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 2

untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak

dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara

apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan

kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,

mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau

mengawetkannya. Sementara itu hasil tangkapan

adalah semua ikan yang tertangkap oleh suatu alat

penangkap ikan. Menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan, pelelangan ikan

adalah proses jual beli ikan dihadapan umum

dengan cara penawaran bebas dan meningkat.

Sedangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah

tempat yang secara khusus disediakan Pemerintah

Daerah untuk melakukan pelelangan ikan termasuk

jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang

disediakan di TPI. Pemerintah berdasarkan

kewenagan yang ada berkewajiban mengatur,

mengurus dan mengawasi pelelangan ikan dengan

tujuan: (a) Meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan nelayan; (b) Mendapatkan

kapasitas pasar dan harga ikan yang layak bagi

nelayan maupun konsumen; (c) Memberdayakan

lembaga perekonomian nelayan; dan (d)

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Kota Pangandaran adalah penyumbang PAD

terbesar bagi kabupaten Ciamis.Banyaknya obyek

wisata yang ada di Kota Pangandaran

meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Ciamis.

Dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke

kota Pangandaran berimplikasi terhadap penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah untuk

Kabupaten Ciamis. Selain itu, hasil dari SDA yang

dimiliki kota Pangandaran khususnya akan

kekayaan hasil tangkapan ikan pun menjadi

penyumbang PAD bagi Kabupaten Pangandaran.

Wisatawan adalah raja bagi sebuah objek

wisata, demi mendatangkan ribuan wisatawan ke

Pangandaran tentu harus membuat Pangandaran

sesuai dengan keinginan wisatawan. Namun masih

banyak permasalahan yang harus dibenahi ,

diantaranya: (1) Bersih dari sampah. Pangandaran

memang selama ini masih terkendala dengan masalah kebersihan khususnya berhubungan

dengan sampah plastik yang begitu mudah

ditemukan apalagi pada saat musim ramai seperti

lebaran dan tahun baru, (2) masalah akses jalan

yang belum bagus dan rusak, bahkan disebagian

titik hampir sulit dilewati oleh mobil-mobil rendah

seperti sedan, (3) pedagang pinggir pantai yang

kurang tertata, (4) kurang banyaknya event yang

diadakan, (5) penertiban atas warung remang-

remang yang belum berjalan dengan baik, (6)

wisata yang tertib (parkir di tempat yang telah disediakan, membuang sampah pada tempatnya,

penggunaan fasilitas wisata dengan tertib, berenang

ditempat yang telah disediakan, penataan perahu

supaya tidak membahayakan perenang). Hal itu

diungkapkan Ketua Komite Destination

Management Organitation (DMO), Kabupaten

Pangandaran, H. Supratman, saat rapat koordinasi

dengan Dinas Pariwisata, Perindagkop dan UMKM

(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Pangandaran

serta perwakilan TNI dan POLRI, dalam persiapan

menyambut liburan Idul Fitri tahun 2013

(http://www.mypangandaran.com/berita/detail/glob

al/476/jumlah-wisman-diprediksi-turun.html,

dikutip tanggal 28 September 2013).

Dikatakan Kepala Dinas Pariwisata,

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM

Kabupaten Pangandaran, Suheryana, jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran mengalami

penurunan, yakni sekitar 10 persen. “Jika

dibandingkan dengan libur lebaran tahun kemarin,

tahun ini memang ada penurunan sekitar 10

persen”. Pada libur lebaran saat ini tercatat sekitar

90 ribu pengunjung, atau menurun 10 ribu dari

tahun sebelumnya yang mencapai 100 ribu

pengunjung. “Jadi secara total memang mengalami

penurunan dari tahun kemarin. Kami menduga

banyak hal yang menyebabkan itu”.Penurunan

tersebut banyak penyebabnya.Seperti dari kondisi jalan menuju Kabupaten Pangandaran yang masih

jelek atau atau dalam tahap perbaikan

(www.pikiran-rakyat.com/node/246123, dikutip

tanggal 28 September 2013).

Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Ciamis

mencatat produksi tangkapan ikan laut yang

dilakukan nelayan di wilayah Ciamis selatan,

sepanjang tahun 2011 mencapai 441,77 ton, atau

perputaran uang yang dihasilkan mencapai angka

Rp. 7,415 milyar. Menurut Sutriaman, Plh Kepala

DKP Kab. Ciamis, tangkapan ikan nelayan belum optimal.Apalagi akhir-akhir ini, cuaca ektrim

membuat nelayan tidak mungkin untuk

melaut.Angka tersebut sebetulnya masih belum

optimal.Tangkapan ikan kali ini juga dipengaruhi

cuaca buruk dan gelombang pasang, sehinnga

kurang maksimal. Padahal berdasarkan data

tangkapan ikan tahun 2006 cukup lebih baik,

bahkan catatan tahun 2009 hasil tangkapannya jauh

lebih baik

(http://www.harapanrakyat.com/2012/02/potensi-

hasil-tangkapan-ikan-di-pangandaran-masih-tinggi/,

dikutip dikutip tanggal 28 September 2013). Tangkapan ikan untuk tahun 2012 mengalami

kemerosotan. Banyak diantara nelayan yang enggan

melaut lantaran cuaca sering tidak

bersahabat.Padahal mereka berharap dengan adanya

bantuan kapal, hasil tangkapan ikan bisa lebih

meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya.Potensi

hasil tangkapan ikan nelayan Pangandaran, bisa

mencapai Rp 200 juta perhari. Namun, belum

semua potensi itu bisa dimaksimalkan oleh nelayan

akibat keterbatasan alat tangkap modern.

Menurut Cohen dalam Rizkiyah (2013:2) dampak pariwisata terhadap kondisi sosialekonomi

masyarakat lokal dikelompokan menjadi

delapankelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap

penerimaan devisa, (2) dampakterhadap pendapatan

masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja,

(4)dampak terhadap harga-harga, (5) dampak

terhadap distribusi masyarakat ataukeuntungan, (6)

dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7)

Page 3: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 3

dampak terhadappembangunan pada umumnya dan

(8) dampak terhadap pendapatan

pemerintah.Majunya industri pariwisata suatu

daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan

yang datang, karena itu harus ditunjang dengan

peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata

(DTW) sehingga industri pariwisata akan

berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang

memiliki pemandangan alam yang indah sangat

mendukung bagi berkembangnya sektor industri

pariwisata di Indonesia.Sebagai negara kepulauan,

potensi Indonesia untuk mengembangkan industri

pariwisata sangatlah besar.

Tabel 1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2008-2012 (Dalam Jutaan Rupiah).

Tahun

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

Lain-Lain Pad

Yang Sah

2008 5,943 23,096 1,124 16,254 2009 6,918 25,611 1,500 12,531 2010 7,226 34,776 1,842 8,455

2011 11,180 34,476 1,900 7,724 2012 622,706 21,096 102,000 58,483

Sumber: DPPKAD Kabupaten Ciamis

Berdasarkan uraian permasalahan dari latar

belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Dan

Retribusi Tempat Pelelangan Ikan Kecamatan

Pangandaran Terhadap Peningkatan

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Ciamis (Studi Kasus pada

Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013)”.

Permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah : 1) Bagaimana gambaran

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi

Tempat Pelelangan Ikan, dan Pendapatan Asli

daerah pada kabupaten Ciamis?Bagaimana pengaruh Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

kecamatan Pangandaran terhadap peningkatan

penerimaan PAD kabupaten Ciamis secara parsial?

3) Bagaimana pengaruh Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan kecamatan Pangandaran terhadap

peningkatan penerimaan PAD kabupaten

Ciamissecara parsial? 4) Bagaimana pengaruh

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga dan

Retribusi Tempat Pelelangan Ikan kecamatan

Pangandaran terhadap peningkatan penerimaan

PAD kabupaten Ciamis secara simultan?

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk

memberikan bukti empiris pada:1)Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga kecamatan Pangandaran

terhadap peningkatan penerimaan PAD kabupaten

Ciamis. 2) Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

kecamatan Pangandaran terhadap peningkatan

penerimaan PAD kabupaten Ciamis.3) Retribusi

Tempat Rekreasi dan Olahraga dan Retribusi

Tempat Pelelangan Ikan kecamatan Pangandaran

terhadap peningkatan penerimaan PAD kabupaten

Ciamis.

Pada penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Hasil penelitian ini

dapat menjadi pengalaman untuk menambah

pengetahua serta wawasan penulis mengenai

penerimaan PAD dari sektor pariwisata khususnya di bidang pariwisata dan dari hasil tangkapan ikan

laut, serta mendapat pemahaman antara teori yang

telah diperoleh selama masa perkuliahan dengan

praktek sebenarnya di lapangan. 2) Memberikan

masukan bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah

dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang akan

datang. 3) Bagi penelitian selanjutnya sebagai

sumber referensi dan informasi untuk

memungkinkan penelitian selanjutnya tentang topik

ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Dana

Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah merupakan

Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan

untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan

otonomi daerah sebagai perwujudan asas

desentralisasi.

2.2 Retribusi Daerah

Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah dalam Mardiasmo

(2011:14), Retribusi Daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

Page 4: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 4

Gambar 1. Skema Paradigma Penelitian

Sumber : Diolah Peneliti

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1 : Perkembangan Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga, Retribusi

Tempat Pelelangan Ikan, dan

Pendapatan Asli Daerah kabupaten

Ciamis tergambarkan dengan baik.

Hipotesis 2 : Retribusi Tempat Rekreasi dan

Olahraga kecamatan Pangandaran

berpengaruh terhadap peningkatan

penerimaan Pendapatan Asli Daerah kabupaten Ciamis.

Hipotesis 3 : Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

kecamatan Pangandaran berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah

kabupaten Ciamis.

Hipotesis 4 : Retribusi Tempat Rekreasi dan

Olahraga dan Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan kecamatan

Pangandaran berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah kabupaten

Ciamis.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

yaitu dengan mengumpulkan data-data yang terkait

dengan penelitian ini yaitu realisasi retribusi tempat

rekreasi dan olahraga, realisasi retribusi tempat

pelelangan ikan, dan realisasi pendapatan asli

daerah kabupaten ciamis. Serta metode verifikatif

digunakan untuk menguji lebih dalam tentang

pengaruh retribusi tempat rekreasi dan olahraga

terhadap pendapatan asli daerah dan pengaruh

retribusi tempat pelelangan ikan terhadap pendapatan asli daerah, serta menguji teoridengan

pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau

ditolak.

Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang didapat dari Dinas

Kebudayaan Pariwisata kabupaten Ciamis, Dinas

Kelautan dan Perikanan kabupaten Ciamis, dan

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah kabupaten Ciamis. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga kecamatan Pangandaran, Retribusi Tempat Pelelangan Ikan kecamatan

Pangandaran dan PAD Pemerintah Kabupaten

Ciamis.

Penentuan sampel dilakukan secara purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:122).Yang

menjadi bahan pertimbangan disini yaitu karena

penerapan UU No. 28 Tahun 2009 baru bisa

direalisasikan pada tahun 2011.

3.1 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan bantuan

programsoftware SPSS versi 20 dan Microsoft

Excell dalam melakukan analisis datanya.

3.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:230) Uji asumsi klasik diperlukan agar nilai koefisien

regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias.Uji

asumsi klasik yang akan digunakan dalam

penelitian ini meliputi :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan sebagai

pertimbangan pemilihan alat uji statistik yang

tepat.Uji normalitas dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov, Normal Probability

Plot atau grafik histogram(Sugiyono,

2013:239). b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas

(independen).Dalam model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas.Uji multikolinearitas dilakukan

dengan melihat nilai tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis

dengan menggunakan SPSS. Jika hasil dari

pengujian menunjukkan bahwa tidak ada nilai

toleransi yang kurang dari 10% ataupun hasil perhitungan VIF kurang dari 10 dari setiap

variabel independen maka, didalam model

regresi tidak terdapat gejala adanya

multikolinearitas antar variabel independen

(Priyatno, 2012:152).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varian dari residual pada suatu pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Priyatno, 2012:158).Uji

Heteroskedastisitas yang dilakukan yakni

menggunakan Uji Glejser dan Melihat pola

titik-titik Scatterplot.

d. Uji Autokorelasi

Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan

Pendapatan

Asli Daerah

Retribusi Tempat

Rekreasi dan

Olahraga

Page 5: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 5

Y= a + b1X1 +b2X2

Autokorelasi adalah keadaan dimana pada

model regresi ada korelasi antara residual

pada periode t dengan residual pada periode

sebelumnya (t-1) (Priyatno, 2012:172).Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi. Uji autokorelasi dideteksi

dengan menggunakan uji Durbin-Watson

dengan ketentuan sebagai berikut:Angka D-W

dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti

tidak ada autokorelasi, Angka D-W diatas +2

berarti ada autokorelasi negatif.

3.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh

peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium) bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independennya minimal 2 (Sugiyono, 2013:277).

Jika sebuah variabel terikat dihubungkan

dengan dua variabel bebas maka, pesamaan regresi

bergandanya adalah:

(Sugiyono, 2013:277)

Keterangan:

Y = Variabel terikat (nilai duga Y).

X1, X2 =Variabel bebas.

a, b1, b2 =Koefisien regresi berganda.

a = Nilai Y, apabila X1 =X2 = 0. b1 = Besarnya kenaikan/penurunan

Y dalam satuan, jika X1 naik/turun

satu satuan dan X1 konstan.

b2 = Besarnya kenaikan/penurunan

Y dalam satuan, jika X2 naik/turun

satu satuan dan X2 konstan.

+ atau - = Tanda yang menunjukkan arah

hubungan antara Y dan X1 atau X2.

Nilai koefisien a, b1, b2 dapat ditentukan

dengan cara metode kuadrat terkecil (Least

Square):

𝐚 = ∑𝐘𝐢 ∑𝐗𝐢

𝟐 − ∑𝐗𝐢 ∑𝐗𝐢𝐘𝐢

𝒏∑𝐗𝐢𝟐 − (∑𝐗𝐢)

𝟐

𝐛 = 𝐧∑𝐗𝐢𝐘𝐢 − ∑𝐗𝐢 ∑𝐘𝐢

𝐧∑𝐗𝐢𝟐 − (∑𝐗𝐢)

𝟐

(Sugiyono, 2013:272)

Cara lain untuk memperoleh nilai koefisien

regresi a, b1 dan b2 yang dilakukan secara manual

dapat digunakan metode OrdinaryLeast Square

(OLS). Nilai koefisien regresi a, b1 dan b2 dapat

dicari dengan persamaan berikut ini.

∑Y = na + b1∑X1 + b2∑X2 . . . . . . . . . . . .. . . . . . . (a)

∑X1Y = a∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1∑X2 . . . . . . . . . . (b)

∑X2Y = a∑X1 + b1∑X1∑X2 + b2∑X22 . . . . . . . . . . (c)

Sumber : Sugiyono, 2013:279

3.4 Koefisien Korelasi Berganda

Koefisien korelasi yang digunakan adalah korelasi sederhana Pearson Product Moment (r)

dan korelasi ganda.Hal ini dikarenakan untuk dapat

menghitung korelasi ganda diawali terlebih dahulu

dengan menghitung korelasi sederhana Pearson

Product Moment (r) (Sugiyono, 2013:248). Untuk dapat memberi interpretasi terhadap

kuatnya hubungan dalam korelasi, maka dapat

mempergunakan pedoman seperti berikut ini:

Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2013:250)

Page 6: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 6

3.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kemampuan

variabel X (variabel independen) untuk

mempengaruhi variabel Y (variabel dependen).

Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan

semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari

koefisien korelasi dan dapat dirumuskan sebagai

berikut:

(Sugiyono, 2013:252)

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi

Ryx1x22 = Koefisien korelasi dikuadratkan

3.6 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Signifikansi Parsial (Uji – t)

Menurut Priyatno (2012:139), uji stastistik t

pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α = 5%). Adapun kriteria

pengujian yang digunakan, sebagai berikut :

a. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima.

b. Jika –thitung < –ttabel atau thitung > ttabel maka H0

ditolak.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis

ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini

berarti bahwa secara parsial variabel

independen tersebut tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai signifikan ≤0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini

berarti secara parsial variabel independen

tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

Uji signifikansi simultan (Uji – F) digunakan

untuk menguji signifikansi Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga ke kecamatan Pangandaran

dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan kecamatan

Pangandaran terhadap PAD kabupaten Ciamis secara simultan.Adapun kriteria pengujian yang

digunakan, sebagai berikut :

a. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima.

b. Jika –thitung < –ttabel atau thitung > ttabel maka H0

ditolak.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis

ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini

berarti bahwa secara parsial variabel

independen tersebut tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

Jika nilai signifikan ≤0,05 maka hipotesis

diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti

secara parsial variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji,

maka terdapat beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Hasil analisis deskripsi baik retribusi tempat

rekreasi dan olahraga, retribusi tempat

pelelangan ikan, dan pendapatan asli daerah

kabupaten Ciamis tidak selalu terjadi

kenaikan akan tetapi terjadi pula penurunan

tiap tahunnya.

2. Hasil uji hipotesis baik secara parsial maupun

simultanretribusi tempat rekreasi dan olahraga

serta retribusi tempat pelelangan ikan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Uji Normalitas One sample Kolmogorov-

Smirnov menunjukkan tingkat signifikansinya

adalah 0,628. Nilai signifikansi tersebut lebih dari

0,05 (0,628> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

nilai residual tersebut telah normal dan sudah

memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinearitas menunjukan bahwa nilai

Tolerance dari variabel RTRO dan RTPI sebesar

0,869 atau lebih dari 0,10 dan nilai VIF RTRO dan

RTPI sebesar 1,151 atau kurang dari 10. Maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah-masalah multikolinearitas pada model regresi.

Hasil Uji Glejser menunjukan bahwa nilai

signifikansi variabel RTRO dan RTPI lebih dari

0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada

model regresi linier.

Hasil Uji Autokorelasi yang didapat yaitu nilai

Durbin-Watson sebesar 1,888. Hasil tersebut

menunjukan DU < DW < 4 – DU (1,5770< 1,888 <

2,423), maka dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi linear berganda tidak terdapat autokorelasi.

Hasil Uji t menunjukan bahwa nilaithitung untuk

RTRO sebesar 2,937 > dari ttabel 2,042. Hasil 2,042

didapat dengan cara melihat ttabel dengan rumus n-k

(33-3) = 30 dengan probabilitas 0,05 : 2 = 0,025.

Dapatdilihat pula dari tingkat signfikansi dimana

0.006 < 0.05, maka Ha diterima.Artinya Retribusi

Tempat Rekreasi dan Olahraga (RTRO)

berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.Selain

itu hasil Uji t menunjukanbahwa nilai thitung untuk

RTPI sebesar 3,093 > dari ttabel 2,042.Dapatdilihat

Kd = Ryx1x22 x 100%

Page 7: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 7

pula dari tingkat signfikansi dimana 0.004 < 0.05,

maka Ha diterima.Artinya Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan (RTPI) berpengaruh secara

signifikan terhadap PAD.

Berdasarkan hasil uji regresi berganda, dapat

diperoleh persamaan linier sebagai berikut:

PAD = 3473439485,047 + 7,337X1 + 40,423X2

Untuk persamaan regresi linier berganda, dapat

dilihat nilai konstanta sebesar Rp.

3.473.439.485,047 artinya apabila RTRO dan RTPI

dianggap konstan (bernilai nol), maka PAD akan

bernilai Rp. 3.473.439.485,047. Apabila RTRO

mengalami peningkatan Rp. 1,00, maka PAD akan

meningkat sebesar Rp. 7,337 dan apabila RTPI

mengalami peningkatan Rp. 1,00, maka PAD akan

meningkat sebesar Rp. 40,423.

Berdasarkan hasil Uji koefisien korelasi, dapat

dilihat bahwa hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,698, jika dibandingkan dengan

tabel interpretasi koefisien korelasi, nilai tersebut

berada pada interval 0,600 – 0,799 yang memiliki

tingkat hubungan kuat. Dengan kata lain variabel

RTRO dan RTPI memiliki tingkat hubungan yang

kuat dengan variabel PAD.

Selain itu nilai koefisien determinasi (R²)

sebesar 0,487, yang berarti variabel PAD

dipengaruhi secara simultan oleh RTRO dan RTPI

sebesar 48,7%. Nilai tersebut bisa terjadi karena

fakor-faktor lain diluar variabel yang penulis teliti dianggap ceteris paribus.

Selanjutnya dilakukan Uji Fatau pengujian

secara simultan antara variabel X1 dan X2 terhadap

Y pada tingkat signifikan 5%. Jumlah N=33 dan

jumlah variabel bebas atau independen (K) adalah

2, sehingga dapat diketahui DK penyebut = N-K-1

(33-2-1) = 30. Maka hasil Uji F menunjukan bahwa

nilai Fhitung adalah sebesar 14,257 sedangkan nilai

Ftabel sebesar3,316 dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Fhitung 14,257 > Ftabel 3,316.

Selain itu juga dapat dilihat dari perbandingan

probabilitas dengan tingkat signifikansi dimana probabilitas sebesar 0.000 nilainya lebih kecil dari

nilai signifikansi sebesar 0.05 (0.000 < 0.05)

artinya Ha diterima,sehingga dapat disimpulkan

bahwaRetribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

(RTRO) dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

(RTPI) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan

pengujian hipotesis mengenai pengaruh Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga (RTRO) dan

Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (RTPI) terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Pemerintah

Kabupaten Ciamis tahun 2011 sampai dengan

2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

kecamatan Pangandaran berpengaruh

signifikan dalam meningkatkan penerimaan

Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah

Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari

nilai thitung untuk RTRO sebesar 3,853 > dari ttabel 2,042. Selain itu, dapat dilihat dari tingkat

signfikansi dimana 0.001 < 0.05, yang artinya

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

(RTRO) berpengaruh secara signifikan

terhadap PAD.

2. Retribusi Tempat Pelelangan Ikan kecamatan

Pangandaran berpengaruh signifikan dalam

meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli

Daerah pada Pemerintah Kabupaten Ciamis.

Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung untuk

RTPI sebesar 3,955 > dari ttabel 2,042. Selain

itu, dapat dilihat dari tingkat signfikansi dimana 0.000 < 0.05, yang artinya Retribusi

Tempat Rekreasi dan Olahraga (RTRO)

berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.

3. Hasil pengujian yang dilakukan secara

simultan (bersamaan), dimana variabel

independen yang terdiri dari Retibusi Tempat

Rekreaasi dan Olahraga dan Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan kecamatan Pangandaran

secara simultan (bersamaan) berpengaruh

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah

kabupaten Ciamis. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai (R) 0.698 yang jika

dilihat dari tabel pedoman penilaian koefisien

korelasi berada pada interval 0,600 0,799 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang kuat antara Retribusi Tempat Rekreasi

dan Olahraga dan Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan dalam meningkatkan

penerimaan Pendapatan Asli Daerah

kabupaten Ciamis. Sedangkan koefisien

determinasi atau nilai Kd sebesar 48,7%.

Hasil perhitungan koefisien determinasi

menunjukkan bahwa Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan dalam meningkatkan

penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada

Pemerintah Kabupaten Ciamis adalah sebesar

48,7% dan sisanya sebesar 51,3% dipengaruhi

variabel lain yang tidak penulis teliti.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

keberadaan Retribusi Tempat Rekreasi dan

Olahraga dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

kecamatan Pangandaran mempunyai peran yang

cukup besar atas peningkatan penerimaan

Pendapatan Asli Daerah kabupaten Ciamis.

REFERENSI

Akudugu, A.A. (2012), accountability in local

government revenue management: who

does what?, International Journal of

Page 8: PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA … · PENGARUH RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA ... .Pariwisata adalah salah satu jenis industri ... Indonesia serta memupuk

Proceedings SNEB 2014: Hal. 8

Information and Knowledge Management,

Vol. 2, No. 8, hlm 22-32.

Duwi Priyatno (2012), Mandiri Belajar Analisis

Data dengan SPSS, Penerbit Mediakom.

Ferry Pleanggra dan Edi Yusuf A.G. (2012), Analisis Pengaruh Jumlah Obyek Wisata,

Jumlah Wisatawan dan Pendapatan

Perkapita terhadap Pendapatan Retribusi

Obyek Pariwisata 35 Kabupaten/Kota di

Jawa Tengah, Diponegoro Journal of

Economics, Vol. 1, No. 1, hlm 1-8.

Mardiasmo (2011), PerpajakanEdisi Revisi 2011,

Penerbit CV Andi Offset.

Marihot P. Siahaan (2010), Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, Penerbit PT Raja

Grafindo Persada.

Masyuri, Z. (2008), Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis danAplikatif, Penerbit

Refika Aditama.

Moh.Nazir (2011), Metode Penelitian, cetakan ke-

7, Penerbi Ghalia Indonesia.

Nasrul Qadarrachman (2010), Analisis Penerimaan

Daerah Dari Sektor Pariwisata Di Kota

Semarang Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya, Universitas

Diponegoro.

Rizkiyah, N. (2013),Kajian Pengembangan Objek

Wisata Pantai Depok Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran

Semarang, Vol. 1, No. 1, hlm 76-86.

Sugiyono (2013), Metode Penelitian Bisnis

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), cetakan ke-17, Penerbit Alfabeta.

Sugiyono (2013), Metode Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), cetakan ke-13, Penerbit Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto (2009), Statistika Untuk

Ekonomi dan Keuangan Modern, ed.2,

Penerbit Salemba Empat.

Warsito, K., Abdul, R. dan Sri, H. (2008),

Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan

Penganggaran Daerah dan Akuntansi

Keuangan Daerah. Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang.

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelelangan

Ikan.

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17

Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Kabupaten Ciamis

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 2

Tahun 2012 tentang Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olahraga.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun

2007 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Dana Perimbangan.

http://www.harapanrakyat.com/2012/02/potensi-

hasil-tangkapan-ikan-di-pangandaran-masih-tinggi/, diunduhtanggal 28

September 2013.

http://www.harapanrakyat.com/2012/02/potensi-

hasil-tangkapan-ikan-di pangandaran-

masih-tinggi/ diunduhtanggal 28

September 2013.

http://www.mypangandaran.com/berita/detail/globa

l/476/jumlah-wisman-diprediksi-

turun.html, diundug tanggal 28 September

2013.

www.pikiran-rakyat.com/node/246123, diunduh

tanggal 28 September 2013.