Upload
vuongkien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA
INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN MELALUI
MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)
Oleh
ARGO DWI SAPUTRA
NIM: 204082002300
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA
INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN MELALUI
MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada PT Bank “X”)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ARGO DWI SAPUTRA
NIM: 204082002300
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NIP. 130 676 334
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
Hari ini Jum’at, Tanggal 7 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Argo Dwi Saputra NIM: 204082002300
dengan judul Skripsi “PENGARUH PROFESIONALISME DAN
PENGALAMAN KERJA INTERNAL AUDITOR TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PERUSAHAAN MELALUI MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)”. Memperhatikan
kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 Agustus 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si Rahmawati, SE., MM
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Penguji Ahli
Hari ini Jum’at, Tanggal 14 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Argo Dwi Saputra NIM: 204082002300
dengan judul Skripsi “PENGARUH PROFESIONALISME DAN
PENGALAMAN KERJA INTERNAL AUDITOR TERHADAP
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PERUSAHAAN MELALUI MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)”. Memperhatikan
kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Agustus 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Argo Dwi Saputra
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 08 September 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Komplek Batan Indah, Blok H No.23, Serpong,
BSD Tangerang, Banten
Telp / HP : (021) 99716517 / 085694329478
E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1992 – 1998 : SDN Batan Indah
1998 – 2001 : SLTPN 4 Puspiptek Serpong
2001 – 2004 : SMUN 7 Tangerang
2004 – 2009 : S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
2003 – 2005 : Kursus Bahasa Inggris “LIA”
2009 : Kursus Komputer “MYOB Accounting”
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Ir. Agustiar Harun
Tempat / Tanggal Lahir : Jambi, 09 Juli 1954
Alamat : Komp Batan Indah Blok H 23, Serpong Tangerang
Ibu : Dra. Harlina Hamid
Tempat / Tanggal Lahir : Jambi, 15 September 1965
Alamat : Komp Batan Indah Blok H 23, Serpong Tangerang
The Influence of Professionalism and Working Experience of Internal Auditor
To Effectiveness of Implementation of Internal Control System of
CompanyThrough Motivation As Intervening Variable
(Case Studies On PT. Bank “X”)
By: Argo Dwi Saputra
ABSTRACT
This research is to examine and to obtain empirical evidence on influence
of professionalism and working experience of internal auditor to the effectiveness
of implementation of internal control system of company through motivation as
intervening variable.
This research used primary data through questionnaires, it has been done
in PT. Bank “X”. Retrieval of sample has been done by using convenience
sampling. Number of questionnaires distributed were one hundred and ten copies
but only eighty one questionnaires were returned. The data analysis is to examine
the hypothesis it has been done by path analysis.
The result shows that (a) professionalism and working experience of
internal auditor have significant influence to motivation, (b) professionalism and
working experience of internal auditor have significant influence to the
effectiveness of implementation of internal control system of company, (c)
motivation has significant influence to the effectiveness of implementation of
internal control system of company, (d) Professionalism and working experience
of internal auditor have significant influence to the effectiveness of
implementation of internal control system of company through motivation as
intervening variable.
Keywords: Professionalism, working experience, internal auditor, internal control
system, and motivation.
Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor
Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan
Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada PT. Bank “X”)
Oleh:
Argo Dwi Saputra
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti secara
empiris pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi
sebagai variabel intervening.
Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner yang dilakukan
di PT. Bank “X”. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan convenience
sampling. Kuesioner yang disebar berjumlah seratus sepuluh buah akan tetapi
hanya delapan satu yang kembali. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis
dilakukan dengan analisis jalur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) profesionalisme dan pengalaman
kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi, (b)
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan,
(c) motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan, (d) profesionalisme dan pengalaman kerja
internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai
variabel intervening.
Kata Kunci: Profesionalisme, pengalaman kerja, internal auditor, sistem
pengendalian intern, dan motivasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari suara hati yang bersifat mulia,
sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, Penabur
cahaya Ilham, Pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, Sang Kekasih
tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi umat-Nya, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan terselesaikan.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, yang
telah memberikan dan menyampaikan kepada kita semua ajaran islam yang telah
terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-
syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
segala kerja keras demi terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan,
dorongan serta bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ir. Agustiar Harun dan Ibu Dra. Harlina
Hamid serta Kakak dan adikku tersayang Kak Tommy dan De Destri yang
selalu memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, motivasi dan yang
selalu mengiringi saya melalui doa dan restu.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM sebagai dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan kesulitan
yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM sebagai dosen pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk
membimbing dan memotivasi penulis, terima kasih untuk ilmunya semoga
bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
7. Bapak Suhendra, S.Ag., MM selaku Ketua Program Studi.
8. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Wakil Ketua Program Studi.
9. Seluruh dosen, staf administrasi, staf perpustakaan, staf keamanan dan staf
kebersihan Fakultas Ekonomi terima kasih atas semua ilmu, bantuan,
kemudahan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan.
10. Pihak PT. BANK “X” yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner demi
terkumpulnya dan selesainya penelitian ini.
11. Saudaraku Bang Daniel yang selalu membuat hidup ini menjadi lucu, Fara
Safitri yang selalu memberikan motivasi, Rudi, Arya, Faisal, Andi, dan juga
Mr. Syafi’i terima kasih telah memberikan masa kebersamaan dan
keakrabannya.
12. Semua teman-teman seperjuangan akuntansi dan manajemen angkatan 2004
yang tidak bisa disebutkan namanya satu-satu, terima kasih telah memberikan
masa kebersamaan, keakraban, dan kepeduliannya.
13. Untuk semua orang yang telah membantu saya tapi tidak tercantum namanya,
saya mengucapkan terima kasih banyak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan
karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.
Jakarta, Agustus 2009
Argo Dwi Saputra
Hal
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xii
xiii
xiv
1
6
7
7
8
10
10
11
12
13
15
15
16
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...............................
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................
B. Perumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................
1. Tujuan Penelitian .....................................................................
2. Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ................................................................................................ Ru
ang Lingkup Internal Audit............................................................
1. ........................................................................................... Pe
ngertian Internal Audit .............................................................
2. ........................................................................................... Fu
ngsi dan Tujuan Internal Audit.................................................
3. ........................................................................................... Int
ernal Auditor ...........................................................................
Hal
18
19
19
21
22
22
24
26
28
34
35
35
37
39
41
41
43
44
44
46
47
49
49
50
52
52
52
4. ........................................................................................... Fu
ngsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor .............................
B. ................................................................................................ Pr
ofesionalisme.................................................................................
1. Pengertian Profesionalisme ......................................................
2. Konsep Profesionalisme ..........................................................
3. Kemahiran Profesionalisme .....................................................
C. ................................................................................................ Pe
ngalaman Kerja .............................................................................
1. ........................................................................................... Pe
ngertian Pengalaman Kerja ......................................................
2. ........................................................................................... Pe
ngalaman Kerja Auditor...........................................................
D. ................................................................................................
Sistem Pengendalian Intern ...........................................................
1. Pengertian Pengendalian Internal ............................................
2. Tujuan Pengendalian Internal ..................................................
3. Sistem Pengendalian Internal ..................................................
4. Unsur – Unsur Pengendalian Intern .........................................
5. Ciri – Ciri Pengendalian Intern yang Efektif dan Memadai ......
E. ................................................................................................ Ru
ang Lingkup Sistem Pengendalian Intern Bank .............................
1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank ........
2. Pihak – pihak yang Berkepentingan dengan Sistem
Pengendalian Intern Bank .......................................................
3. Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank ....................
F.................................................................................................. M
otivasi ...........................................................................................
1. Pengertian Motivasi ................................................................
2. Jenis – Jenis Motivasi .............................................................
3. Tujuan Motivasi ......................................................................
Hal
53
56
59
63
69
69
69
72
72
74
79
80
81
92
106
107
G. ................................................................................................ Ti
njauan Penelitian Terdahulu ..........................................................
H. ................................................................................................ Di
ferensiasi Penelitian ......................................................................
I. ................................................................................................. Pe
rumusan Hipotesis .........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................
B. Metode Penentuan Sampel.............................................................
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................
D. Metode Analisis ............................................................................
1. ........................................................................................... Uj
i Kualitas Data .........................................................................
a. ...................................................................................... Uj
i Validitas...........................................................................
b. ...................................................................................... Uj
i Reliabilitas .......................................................................
2. ........................................................................................... Uj
i Hipotesis................................................................................
a. ...................................................................................... M
enguji Sub - Struktur 1 .......................................................
b. ...................................................................................... M
enguji Sub - Struktur 2 .......................................................
E. Operasional Variabel Penelitian.....................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
2. Sejarah dan Perkembangan PT Bank”X” .................................
B. Hasil Penelitian .............................................................................
1. ........................................................................................... De
skripsi Data .............................................................................
2. ........................................................................................... Uj
i Validitas ...............................................................................
3. ........................................................................................... Uj
i Reliabilitas.............................................................................
4. ........................................................................................... Ha
sil Uji Hipotesis ......................................................................
a. ...................................................................................... M
enguji Sub - Struktur 1 .......................................................
b. ...................................................................................... M
enguji Sub - Struktur 2 .......................................................
C. Kerangka Hubungan Sub – Struktur 1 dan Sub – Struktur 2 ..........
D. Pembahasan...................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Implikasi dan Saran.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z 46
Gambar 3.1 Diagram Jalur 55
Gambar 3.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1 56
Gambar 3.3 Diagram Jalur Sub Struktur 2 59
Gambar 4.1 Hubungan Sub Struktur 1 Variabel X1, dan X2
terhadap Y
90
Gambar 4.2 Hubungan Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y
terhadap Z
103
Gambar 4.3 Hubungan Struktur X1, X2 dan Y terhadap Z 106
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian 66
Tabel 4.1 Karakteristik Data 72
Tabel 4.2 Deskriptif Responden 73
Tabel 4.3 Uji Validitas Profesionalisme 75
Tabel 4.4 Uji Validitas Pengalaman Kerja 76
Tabel 4.5 Uji Validitas Motivasi 77
Tabel 4.6 Uji Validitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern 78
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Profesionalisme 79
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja 79
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Motivasi 80
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern 80
Tabel 4.11 Coefficients (a) 81
Tabel 4.12 Correlations 85
Tabel 4.13 Anova 86
Tabel 4.14 Model Summary 88
Tabel 4.15 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1) dan
Pengalaman Kerja (X2) Secara Simultan dan Signifikan
Terhadap Motivasi (Y)
91
Tabel 4.16 Coefficients(a) 92
Tabel 4.17 Correlations 97
Tabel 4.18 Anova 99
Tabel 4.19 Model Summary 101
Tabel 4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1),
Pengalaman Kerja (X2) dan Motivasi (Y) Secara
Simultan Terhadap Sistem Pengendalian Intern (Z)
105
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Permohonan Melaksanakan Penelitian 118
Lampiran 2 Permohonan Ijin Riset dari PT Bank Mandiri 119
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian 120
Lampiran 4 Matriks Jawaban Responden (Data Primer) 130
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Try Out 136
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pasca Try Out 144
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis 152
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan usaha dalam mencari tujuannya selalu dihadapkan pada
berbagai kendala, sedangkan setiap perusahaan selalu dituntut untuk dapat
tetap bertahan dalam menghadapi arus persaingan bisnis yang semakin ketat
pada era globalisasi sekarang ini. Suatu langkah yang dapat ditempuh oleh
perusahaan agar dapat tetap bertahan dan semakin berkembang, yaitu
diperlukan adanya upaya dan penyempurnaan dalam hal produktivitas,
efisiensi, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini,
berbagai kebijakan dan strategi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Dalam penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006), salah satu kebijakan yang
dapat diambil oleh manajemen adalah meningkatkan sistem pengendalian
intern perusahaan. Menurut AICPA (American Institute of Certified Public
Accountant) dalam Eroika (2008), sistem pengendalian intern itu meliputi
susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan
dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksa
kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah
digariskan.
Dalam dunia perbankan, sistem pengendalian intern yang efektif
merupakan komponen penting dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi
kegiatan operasional bank yang sehat dan aman. Sistem Pengendalian Intern
yang efektif dapat membantu pengurus bank menjaga aset bank, menjamin
tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta mengurangi resiko terjadinya kerugian,
penyimpangan serta pelanggaran dalam beberapa aspek. Terselenggaranya
sistem pengendalian intern bank yang handal dan efektif sudah merupakan
tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat bank. Selain itu, pengurus
bank juga berkewajiban untuk meningkatkan budaya risiko (risk culture) yang
efektif pada organisasi bank dan memastikan hal tersebut melekat di setiap
jenjang organisasi (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:1).
Sistem Pengendalian Intern perlu mendapat perhatian bank, mengingat
bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha bank adalah
adanya berbagai kelemahan dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern
bank, antara lain (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003:1):
1. Kurangnya mekanisme pengawasan, tidak jelasnya akuntabilitas dari
pengurus bank dan kegagalan dalam mengembangkan budaya
pengendalian intern pada seluruh jenjang organisasi;
2. Kurang memadainya pelaksanaan identifikasi dan penilaian atas resiko
dari kegiatan operasional bank;
3. Tidak ada atau gagalnya suatu pengendalian pokok terhadap kegiatan
operasional bank, seperti pemisahan fungsi, otorisasi, verifikasi dan kaji
ulang atas risk exposure dan kinerja bank;
4. Kurangnya komunikasi dan informasi antar jenjang dalam organisasi bank,
khususnya informasi di tingkat pengambil keputusan tentang penurunan
kualitas risk exposure dan penerapan tindakan perbaikan;
5. Kurang memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan kegiatan
pemantauan lainnya;
6. Kurangnya komitmen manajemen bank untuk melakukan proses
pengendalian intern dan menerapkan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran ketentuan yang berlaku, kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan bank.
Pada penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) untuk menciptakan
sistem pengendalian intern yang efektif diperlukan staf internal auditor, yang
mana memiliki tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan intern. Pemeriksaan intern merupakan kegiatan yang penting
untuk menilai apakah semua kebijakan yang ditetapkan sudah dilaksanakan
dengan tepat dan apabila terdapat penyimpangan, internal auditor sebagai
pengawas intern harus segera melakukan tindakan koreksi agar tujuan
perusahaan tercapai. Internal auditor itu sendiri menurut Nasution (2003) ialah
orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing atau orang
yang melakukan pengawasan dan bertanggung jawab terhadap sistem
pengendalian intern di dalam suatu perusahaan. Kualifikasi yang baik dari
pegawai bagian internal audit tersebut, perlu diperhatikan untuk menjamin
hasil kerja dari bagian ini. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan dari bank itu
sendiri. Karena pentingnya eksistensi dari seorang pengawas intern (internal
auditor), menuntut mereka untuk memiliki sikap profesionalisme, pengalaman
kerja, dan motivasi dalam melaksanakan tugas pemeriksaan intern.
Luasnya ruang lingkup usaha perbankan mengakibatkan pimpinan dan
pihak manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi semua aktivitas,
baik aktivitas intern maupun aktivitas ekstern, yang terjadi pada bank tersebut.
Oleh karena itu, pimpinan dan pihak manajemen memerlukan pengawas intern
(internal auditor) yang memiliki sikap profesionalisme, pengalaman kerja, dan
motivasi dalam menilai efektivitas penerapan sistem pengendalian intern.
Penelitian tentang profesionalisme auditor pernah dilakukan oleh
Wahyudi dan Mardiyah (2006) dengan judul penelitian Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pelaksanaan
Laporan Keuangan, yang tujuannya untuk menguji profesionalisme auditor
yaitu pengabdian pada profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3),
kepercayaan profesi (X4), dan hubungan rekan seprofesi (X5) terhadap tingkat
materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa profesionalisme auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.
Herawaty dan Susanto (2008) mengadakan penelitian mengenai
Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi Kekeliruan,
Etika Profesi Dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil analisis
menunjukkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor, dan etika profesi
berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan materialitas dalam proses
audit laporan keuangan.
Penelitian mengenai pengalaman auditor pernah dilakukan oleh
Herliansyah dan Ilyas (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pengalaman
Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Dalam Auditor Judgment, yang
tujuannya untuk menguji pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti
dalam auditor judgment. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman
auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan bukti dalam
auditor judgment.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Desyanti dan Ratnadi (2006), tentang Pengaruh Independensi,
Keahlian Profesional, Dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap
Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan
Rakyat Di Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas intern
berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas penerapan
struktur pengendalian intern.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan dalam beberapa hal,
diantaranya:
1. Objek dan lokasi yang dipilih penelitian sebelumnya adalah pengawas
intern pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di kabupaten Badung,
sedangkan objek dan lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sekarang adalah internal auditor PT. Bank “X” yang berada di wilayah
Jakarta Pusat.
2. Peneliti menghilangkan variabel independensi dan menggantinya menjadi
variabel motivasi sebagai variabel intervening dalam menguji apakah
profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap efektivitas
sistem pengendalian intern.
3. Alat analisis yang digunakan oleh peneliti sekarang untuk menguji
hipotesis adalah menggunakan analisis jalur, sedangkan peneliti
sebelumnya menggunakan analisis regresi berganda.
Dari perbedaan penelitian sebelumnya, maka peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap
Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui
Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada PT. Bank
“X”)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi?
2. Apakah profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan?
3. Apakah motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern perusahaan?
4. Apakah profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel
intervening?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
motivasi.
b. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan.
c. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh motivasi
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan.
d. Untuk menguji dan menganalisis signifikansi pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui
motivasi sebagai variabel intervening
2. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
diantaranya adalah:
a. Bagi Penulis
1) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan
pada kondisi yang sesungguhnya.
2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis
berkaitan dengan pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja
internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian
intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening.
b. Bagi Pihak PT. Bank “X”
1) Sebagai bahan evaluasi seberapa besar pengaruh profesionalisme
dan pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi
sebagai variabel intervening.
2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
masukan mengenai pentingnya profesionalisme, pengalaman kerja,
motivasi, dan sistem pengendalian intern bagi internal auditor.
c. Bagi Pembaca
1) Memberikan gambaran mengenai pengaruh profesionalisme dan
pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai
variabel intervening.
2) Sebagai referensi dan bahan masukan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
d. Bagi Lembaga Pendidikan
Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, penulis dapat
memberikan sumbangan pikiran tentang pengaruh profesionalisme dan
pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai
variabel intervening (studi kasus pada PT. Bank “X”).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ruang Lingkup Internal Audit
1. Pengertian Internal Audit
American Accounting Association mendefinisikan internal audit sebagai,
“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan
mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis
untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang
berkepentingan”. (Sawyer, et. al, 2005:8).
Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang
dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian
ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi.
Definisi internal audit berikut ini diciptakan untuk menggambarkan
lingkup internal audit modern yang luas dan tak terbatas eksternal
(Sawyer, et. al, 2005:10):
“Internal Audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan
objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang
berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi
keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan
eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah
diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber
daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan organisasi
telah dicapai secara efektif, semua dilakukan degan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif”.
Pengertian internal audit di atas tidak hanya mencakup peranan dan
tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan
tanggung jawab. Pada perkembangan terakhir, seseorang yang melakukan
peran sebagaimana seorang auditor internal, tidak selalu menggunakan
sebutan internal auditor saja, namun telah meluas menjadi control ataupun
sistem analisis.
Menurut Nasution (2003) dalam artikelnya sekilas tentang internal
auditor:
“Internal audit adalah status aktivitas penilaian yang bebas atau
independen dalam organisasi perusahaan untuk meneliti kembali dalam
bidang akuntansi, keuangan dan bidang lain-lain sebagai dasar
memberikan servis pada manajemen”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat penekanan utama
pengertian internal audit adalah untuk memberikan jasa (service) kepada
manajemen.
2. Fungsi dan Tujuan Internal Audit
Internal audit merupakan salah satu unsur dari pada pengawasan
yang dibina oleh manajemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai
apakah pengendalian intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Adapun fungsi internal audit secara menyeluruh mengenai pelaksanaan
kerja internal audit dalam mencapai tujuannya adalah (Nasution, 2003:3):
a. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi;
b. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana
dan prosedur yang ditetapkan;
c. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung
jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala
kemungkinan resiko kerugian;
d. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi;
e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan.
Dari penjelasan fungsi internal audit tersebut, maka tujuan dari internal
audit adalah membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan
tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai
hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang
diperiksanya.
3. Internal Auditor
Menurut Nasution (2003) internal auditor ialah orang atau badan
yang melaksanakan aktivitas internal audit. Oleh sebab itu internal auditor
senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap
kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk
dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks.
Dengan demikian pemeriksa intern (internal auditor) harus memahami
sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jenjang organisasi, dan
juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti
titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan
manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan
pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan.
Menurut Sucipto (2003) internal auditor adalah tim yang
melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaaan, internal auditor
mempunyai status sebagai pegawai perusahaan yang melakukan audit.
Keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari keahliannya dalam
memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan
kegiatannya. Kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit
tersebut, perlu diperhatikan untuk menjamin hasil kerja dari bagian ini.
Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan
auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang
dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan
menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri. Ini harus dibedakan dengan
eksternal auditing yaitu audit yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan
atau pihak yang independen, dalam hal ini akuntan publik.
4. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Pada saat ini fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan
semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala
operasi yang luas dan besar. Internal Auditor tidak hanya berfungsi untuk
mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan, lebih dari
itu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat
membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam pengendalian perusahaan.
Di dalam tugasnya membantu pimpinan, maka fungsi internal auditor
harus sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang dapat digolongkan
sebagai berikut (Sucipto, 2003:3):
a. Fungsi perencanaan, yang merupakan perencanaan operasi melalui
saluran manajemen yang sah yang meliputi rencana jangka panjang
maupun jangka pendek sesuai dengan tujuan perusahaan;
b. Fungsi pengawasan, termasuk pengembangan testing dan perbaikan
kelayakan yang berarti dengan membandingkan standar dengan hasil
pekerjaan dan membantu pimpinan dalam menetapkan kesesuaian
antara hasil nyata dengan standar;
c. Fungsi pelaporan, yang meliputi penyajian interprestasi dan analisa
data keuangan bagi pimpinan dan menekankan penilaian data dan
referensi perusahaan serta tujuan dari metode bagian-bagian. Pengaruh
ekstern dan kelayakan penyajian laporan kepada pihak ketiga seperti
pemerintah, pemilik kreditur-kreditur, langganan, masyarakat dan
pihak-pihak lain;
d. Fungsi akuntansi, termasuk pembentukan perusahaan dan akuntansi
umum, akuntansi biaya dengan sistem dan metode yang mencakup
rancangan dan pembentukan serta pemeliharaan semua buku-buku
catatan transaksi keuangan yang objektif dan menyesuaikannya dengan
prinsip-prinsip akuntansi dengan internal auditing yang baik;
e. Fungsi lain-lain, termasuk pemberian nasehat perpajakan,
memperbaiki sistem dan prosedur serta internal audit.
Dari fungsi-fungsi tersebut jelas kelihatan bahwa internal auditor
harus memiliki kecakapan yang luas, diantaranya adalah profesionalisme,
pengalaman kerja yang baik dan motivasi. Internal auditor harus mampu
menilai dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai manajemen,
mampu mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi
di masa depan serta dapat menciptakan komunikasi yang baik.
B. Profesionalisme
1. Pengertian Profesionalisme
Menurut Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Rohani (2008) profesi
dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual:
“Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak”.
Profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi
internal audit oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank. Sifat
profesional adalah kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki
seseorang melalui dengan pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan
dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan
teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan
keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Prima Consulting
Group, 2007).
Untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, khusus internal
auditor bank secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus
mempunyai (Prima Consulting Group, 2007):
a. Pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan
mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan;
b. Perilaku yang independen, jujur, objektif, tekun dan loyal;
c. Kemampuan mempertahankan kualitas profesionalnya melalui
pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan;
d. Kemampuan melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat
dan seksama;
e. Kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun
tertulis secara efektif.
2. Konsep Profesionalisme
Menurut Hull (1968) dalam Rohani (2008) terdapat lima dimensi
profesionalisme, yaitu:
a. Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan
yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan
meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari
pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan
sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi
utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru
kemudian materi.
b. Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan
profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun
profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
c. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang
yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa
tekanan dari pihak lain. Setiap ada campur tangan dari luar dianggap
sebagai hambatan kemandirian secara profesional.
d. Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang
paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama
profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam
bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
e. Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan
profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan
kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui
ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.
3. Kemahiran Profesional
Kemahiran profesional dapat diperoleh internal auditor melalui
pendidikan dan pengalaman kerja yang memadai dalam bidang internal
audit, kegiatan operasional perbankan serta disiplin ilmu lain yang relevan
dengan spesialisasinya (Prima Consulting Group, 2007).
a. Latar Belakang Pendidikan
Persyaratan minimal pendidikan bagi internal auditor ditetapkan
oleh masing-masing bank sesuai dengan ukuran organisasi maupun
tingkat kerumitan kegiatan banknya. Meskipun demikian agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, latar belakang pendidikan
internal auditor seharusnya dapat menunjang untuk (Prima Consulting
Group, 2007):
1) Memahami penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank (SPFAIB);
2) Memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK);
3) Memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kegiatan operasional perbankan;
4) Memahami prinsip-prinsip manajemen khususnya manajemen
perbankan;
5) Memiliki pengetahuan mengenai ilmu yang berkaitan dengan
kegiatan perbankan seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum, perpajakan
dan masalah-masalah keuangan, metode kuantitatif atau statistik
dan memahami prinsip-prinsip pengolahan data elektronik.
Dalam penerapannya, masing-masing internal auditor tidakperlu
memahami seluruh bidang yang dijelaskan sebelumnya, akan tetapi
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) secara keseluruhan harus
mempunyai personil yang memahami disiplin ilmu di atas.
b. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja yang memadai dalam bidang operasional
perbankan akan menambah atau membantu memberikan kemahiran
profesional bagi internal auditor, selain itu pengalaman kerja yang
dimiliki oleh internal auditor akan membantu dalam proses
pengambilan keputusan dan sangat menunjang dalam melaksanakan
suatu proses audit (Prima Consulting Group, 2007).
C. Pengalaman Kerja
1. Pengertian Pengalaman Kerja
Menurut pendapat Siagian (1992) dalam Mahmoda (2004)
menyatakan pengalaman kerja menunjukkan berapa lama agar supaya
pegawai bekerja dengan baik. Disamping itu, pengalaman kerja meliputi
banyaknya jenis pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki oleh
seseorang dan lamanya mereka bekerja pada masing-masing pekerjaan
atau jabatan tersebut. Dengan demikian, masa kerja merupakan faktor
individu yang berhubungan dengan perilaku dan persepsi individu yang
mempengaruhi pengalaman kerja. Misalnya, seseorang yang lebih lama
bekerja akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi,
pemindahan hal ini berkaitan erat dengan apa yang disebut senioritas. Oleh
karena itu, pengalaman kerja yang didapat seseorang akan meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerja yang mempunyai
pengalaman yang tinggi akan memungkinkan mampu mempertahankan
dan mengembangkan karir yang telah diraihnya. Berdasarkan definisi di
atas pengalaman kerja adalah menunjukkan lamanya dalam melaksanakan,
mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang
dalam perjalanan hidup.
Pengalaman kerja adalah salah satu variabel yang banyak
digunakan dalam penelitian. Marinus (1997) dalam Herliansyah (2006)
menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas.
Penggunaan pengalaman sebagai variabel penelitian adalah didasarkan
pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang
memberikan peluang bagi auditor untuk belajar melakukan pekerjaannya
dengan lebih baik. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa
semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia
menghasilkan kinerja yang baik dalam tugas-tugas yang semakin
kompleks. Lebih jauh riset-riset menunjukkan bagaimana pengalaman
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan.
Menurut Jeffrey dalam Herliansyah (2006) memperlihatkan bahwa
seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki
lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-
peristiwa. Sedangkan menurut Bernardi dalam Taufik (2008), pengalaman
kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan mendeteksi
kinerja auditor, karena auditor yang berpengalaman lebih memiliki
ketelitian yang tinggi mengenai kekeliruan dari pada yang kurang atau
belum berpengalaman.
2. Pengalaman Kerja Auditor
Menurut Davis (1997) dalam Budi (2007) pengalaman kerja telah
dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja
auditor. Pengalaman auditor akan semakin berkembang dengan
bertambahnya pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan
seprofesi, pengawasan oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan
dan penggunaan standar auditing.
Kidwell, Stevens, dan Bethke (1987) dalam Budi (2007)
melakukan penelitian tentang perilaku manajer dalam menghadapi situasi
dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan
pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif
dengan pengambilan keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian Larkin (2004) dan Glover (2002). Larkin (2004)
melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor di lembaga
keuangan dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman
cenderung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika.
Glover (2002) melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program
bisnis dan menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berperilaku
etis dibandingkan dengan yang lebih junior.
Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Budi (2007) pernah melakukan
penelitian mengenai internal auditor dan menyatakan ada hubungan antara
pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap
komunitasnya (community affiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut
hanya menunjukkan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena
untuk menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu
dalam keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat
sebagai bagian dari sebuah komunitas profesinya.
D. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Pengendalian Internal
Imam Nashirudin (1998) dalam Fatimah (2008) berpendapat
bahwa setiap tindakan manajemen selalu didasarkan pada rencana yang
telah disusun terlebih dahulu. Untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka diperlukan pengendalian.
Pengendalian pada dasarnya adalah kegiatan pelaksanaan dan
perencanaan, sehingga kalau terjadi penyimpangan dapat segera
diluruskan atau dikembalikan pada rencana semula.
Sebelumnya, istilah yang dipakai untuk sistem pengendalian intern
adalah sistem pengawasan intern, dan struktur pengendalian intern. Mulai
tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
adalah pengendalian internal. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan
efisiensi operasi dan, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku (Agoes, 2007:75).
Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi
dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga aset, memberikan
informasi yang akurat dan andal, mendorong, dan memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan. Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting
yaitu: (1) pengendalian pencegahan (preventive control), (2) pengendalian
untuk pemeriksaan (detective control), dan (3) pengendalian korektif
(corrective control) (Romney dan Steinbart, 2003:229).
Sistem pengendalian intern yang digunakan dalam organisasi atau
perusahaan merupakan faktor yang menentukan untuk keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan. Arti dari sistem pengendalian itu pada hakekatnya menurut
pengertian AICPA (American Institute of Certified Public Accountant)
adalah “segala rencana dan peralatan, cara dan ukuran yang
terkoordinasikan dalam suatu organisasi untuk menguasai harta kekayaan,
mengecek ketelitian dan kebenaran pencatatan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasi atau kerja, dan mendorong ditaatinya
kebijaksanaan yang telah ditetapkan”. Pengertian tersebut mencakup
kebijaksanaan prosedur dan praktek-praktek yang telah ditetapkan dan
telah dianjurkan oleh manajemen (pimpinan) organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan dan mencakup pula struktur organisasi serta tindakan
lain untuk melaksanakan kebijaksanaan prosedur dan praktek-praktek
tersebut. Pengertian tersebut di atas adalah dalam arti luas, sedangkan
sistem pengendalian intern dalam arti sempit, sering dipergunakan dalam
bidang akuntansi adalah sama dengan internal check (Eko Sugiyanto
(1999) dalam Fatimah (2008)).
2. Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa: (1)
aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, (2)
informasi bisnis akurat, dan (3) karyawan mematuhi peraturan dan
ketentuan. Pengendalian internal dapat melindungi aktiva dengan
mencegah pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan
aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran paling serius
atas pengendalian internal adalah penggelapan oleh karyawan.
Penggelapan oleh karyawan (employee fraud) adalah tindakan disengaja
untuk menipu majikan demi keuntungan pribadi. Penipuan tersebut bisa
mengambil bentuk mulai dari pelaporan beban yang berlebihan untuk
ongkos perjalanan agar mendapat uang penggantian yang lebih besar dari
kantor hingga penyelewengan jutaan rupiah melalui tipuan yang rumit.
Informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan usaha. Penjagaan aktiva
dan informasi yang akurat sering berjalan seiring. Sebabnya adalah karena
karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu menyesuaikan
catatan akuntansi untuk menutupi penipuan tersebut. Perusahaan harus
mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta standar
pelaporan keuangan (Warren, et. al, 2006:236).
Pengendalian intern harus dipandang tidak sebagai sistem itu
sendiri tetapi sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, sebab akan
menjadi tidak efektif sama sekali atau bahkan mungkin menyesatkan.
Untuk itu, tujuan pengendalian intern haruslah jelas. Manusia tidaklah
sempurna, mereka tidak lepas dari kelalaian dan persekongkolan. Jika
manusia itu sempurna pengendalian intern hanyalah merupakan penyia-
nyian sumber data. Pengendalian intern adalah manusia, struktur
pengendalian intern mencakup kegiatan pengecekan oleh seseorang
terhadap pekerjaan orang lainnya. Fungsi prinsipal dari pengendalian
intern adalah tingkah laku manusia dalam suatu sistem bisnis. Tujuan
pengendalian intern harus dipandang secara relevan dengan individu yang
menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap pegawai yakin bahwa pengendalian
bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan dalam operasi organisasi yang
sebaliknya dapat mempengaruhi mereka secara pribadi (Sri Hastuti (1999)
dalam Fatimah (2008)).
3. Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal (internal control system) menurut
AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) dalam Eroika
(2008) adalah meliputi susunan organisasi dan semua metode serta
ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk
melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa
jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan
mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah digariskan.
Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang
hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem
tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut di atas
berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara
manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.
Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting.
Pengendalian pencegahan (preventive control), mencegah timbulnya suatu
masalah sebelum mereka muncul. Mempekerjakan personel akuntansi
yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai dan
secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas, dan informasi
merupakan pengendalian pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak
semua masalah mengenai pengendalian pencegahan dapat dicegah,
pengendalian untuk pemeriksaan (detective control) dibutuhkan untuk
mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. Contoh dari
pengendalian untuk pemeriksaan adalah pemeriksaan salinan atas
perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap
bulan. Pengendalian korektif (corrective control) memecahkan masalah
yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Pengendalian ini
mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab
masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan
mengubah sistem agar masalah dimasa mendatang dapat
diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari pengendalian ini
termasuk pemeliharaan kopi cadangan (backup copies) atas transaksi dan
file utama dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan
memasukkan data seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali
transaksi untuk proses lebih lanjut (Romney dan Steinbart, 2003:229).
Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commision (COSO) pada tahun 1992 telah mengeluarkan definisi
pengendalian internal. Definisi COSO tentang pengendalian internal
sebagai berikut (Tunggal, 2009:70):
“Internal control is a process, aaffected by entity’s board of
director, management and other personnel, designed to provide
reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the
following categories: effectiveness and efficiency of operation, reliability
of financial reporting, compliance with applicable laws and regulations”.
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen,
dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini (Tunggal, 2009:70):
a. Efektifitas dan efisiensi operasi
b. Keandalan pelaporan keuangan
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
4. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Pengendalian intern mencakup lima komponen dasar kebijakan dan
prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
meyakinkan bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Adapun
komponen tersebut seperti yang dapat dilihat dalam Basalamah
(2003:136) diuraikan sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian sebagai komponen pertama dari lima
komponen pengendalian internal merupakan pondasi dari komponen-
komponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian
merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun,
mendukung, dan meningkatkan efektifitas kebijakan dan prosedur
tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim
organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawan terhadap
pengendalian (Bodnar dan Hopwood, 2006:133).
Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini
(Romney dan Steinbart, 2003:232): (1) komitmen atas integritas dan
nilai-nilai etika, (2) filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi, (3)
struktur organisasional, (4) komite audit dewan komisaris, (5) metode
untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab, (6) kebijakan dan
praktek-praktek dalam sumber daya manusia, dan (7) pengaruh-
pengaruh eksternal.
b. Penilaian Risiko
Penaksiran risiko merupakan proses mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan
perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah
mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan
mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Contoh risiko yang relevan
dengan proses pelaporan keuangan termasuk perubahan lingkungan
operasi organisasi, perubahan personel, perubahan sistem informasi,
teknologi baru, perubahan dalam industri, lini produk yang baru, dan
regulasi, hukum atau peraturan akuntansi yang baru (Bodnar dan
Hopwood, 2006:140).
Mengidentifikasi dan menganalisis risiko adalah suatu proses yang
berkelanjutan dan suatu komponen kritis dari pengendalian internal
yang efektif. Manajemen harus fokus pada risiko pada semua tingkat
organisasi dan perlu mengambil tindakan untuk mengatur mereka.
Langkah pertama yang penting adalah manajemen mengidentifikasikan
faktor yang bias meningkatkan risiko. Saat risiko telah dikenali,
manajemen memperkirakan arti risiko itu, menilai kemungkinan
terjadinya risiko tersebut, dan mengembangkan tindakan spesifik yang
perlu diambil untuk mengurangi risiko hingga suatu tingkatan yang
bias diterima (Arens, et. al, 2003:406).
c. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan komponen pengendalian
internal yang ketiga. Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan
prosedur untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan dengan baik (Bodnar dan Hopwood, 2006:140).
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberikan jaminan yang
wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan
penggelapan. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam prosedur
pengendalian yakni sebagai berikut (Warren, et. al, 2006:239): (1)
pegawai yang kompeten, perputaran tugas, dan cuti wajib, (2)
pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan, (3)
pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi, (4) prosedur
pembuktian dan pengamanan.
d. Sistem Akuntansi
Setelah prosedur pengendalian internal dikembangkan, metode
pemrosesan dasar harus ditentukan. Sistem akuntansi bisa
dilaksanakan secara manual atau dikomputerisasi. Pada perusahaan
kecil semua transaksi dicatat secara manual pada jurnal umum dua
kolom. Ayat jurnal itu kemudian diposkan satu per satu ke akun-akun
dalam buku besar. Sistem akuntansi manual seperti itu sederhana
penggunaannya dan mudah dimengerti. Pencatatan secara manual
dapat melayani perusahaan dengan cukup baik bila jumlah data yang
dikumpulkan, disimpan, dan digunakan relatif kecil. Namun untuk
perusahaan besar dengan database yang besar, pemrosesan secara
manual tersebut terlalu mahal dan memakan banyak waktu (Warren, et.
al, 2006:243).
Sistem akuntansi (accounting system) adalah metode dan prosedur
untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan
melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha. Sistem
akuntansi untuk perusahaan besar harus mampu mengumpulkan,
mengakumulasikan, dan melaporkan berbagai jenis transaksi. Sistem
akuntansi berkembang melalui suatu proses yang terdiri dari tiga tahap
sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan perusahaan. Tahap
pertama dalam proses tersebut adalah analisis, yaitu (1)
mengidentifikasi kebutuhan para pihak yang menggunakan informasi
tentang perusahaan dan (2) menentukan bagaimana menyediakan
informasi tersebut. Dalam tahap kedua, sistem tersebut dirancang
(designed) sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakai.
Sistem tersebut meliputi bagan akun, jurnal dua kolom, dan buku
besar. Sistem akhirnya diimplementasikan (implemented) dan
digunakan. Setelah suatu sistem diimplementasikan, umpan balik (feed
back) atau masukan dari pengguna informasi dapat digunakan untuk
menganalisis dan memperbaiki sistem. Pengendalian internal dan
metode pemrosesan informasi sangat penting dalam sistem akuntansi.
Pengendalian internal (internal control) merupakan kebijakan dan
prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan
bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa perundang-
undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Metode
pemrosesan (processing method) adalah cara pengumpulan,
pengikhtisaran, dan pelaporan informasi akuntansi. Metode-metode ini
bisa bersifat manual atau dikomputerisasi (Warren, et. al, 2006:234).
Sistem akuntansi umumnya terdiri dari subsistem akuntansi, yang
masing-masing didesain untuk memproses transaksi jenis tertentu.
Meskipun berbeda menurut jenis transaksi yang diproses, semua
subsistem akuntansi mengikuti urutan prosedur yang sama. Prosedur
ini disebut siklus akuntansi (Romney dan Steinbart, 2003:249).
e. Pengawasan
Pengawasan atau monitoring, komponen pengendalian intern yang
kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas
pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan. Kualitas pengendalian dapat
terganggu dengan berbagai cara, termasuk kurangnya ketaatan, kondisi
yang berubah atau bahkan salah pengertian. Pengawasan dicapai
melalui aktivitas yang terus menerus, atau evaluasi terpisah, atau
kombinasi keduanya. Aktivitas yang terus menerus mencakup aktivitas
supervisi manajemen dan tindakan lain yang dapat dilakukan untuk
memastikan bahwa proses pengendalian internal secara kontinu
berjalan efektif. Fungsi audit internal merupakan satu fungsi yang
biasanya ada dalam perusahaan besar untuk mengawasi dan
mengevaluasi pengendalian secara terus menerus. Luasnya rentang
pengendalian dan pertumbuhan volume transaksi di perusaahaan besar
merupakan faktor-faktor yang memicu lahirnya fungsi audit internal.
Meningkatnya ketergantungan atas data akuntansi yang dibutuhkan
untuk mengelola organisasi besar ditambah dengan meningkatnya
peluang pencurian dan penyalahgunaan serta kesalahan pencatatan
akuntansi dalam organisasi besar telah memotivasi perlunya audit
secara terus menerus. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk
melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil
analisis, hasil penilaian aktivitas, dan sistem seperti: (1) sejauh mana
ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana, (2)
kualitas kinerja personel organisasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:145).
Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup (Romney dan
Steinbart, 2003:249):
1) Supervisi yang efektif
Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi
pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan dan
melindungi aset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki
akses ke hal-hal tersebut.
2) Akuntansi pertanggungjawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban mencakup anggaran kuota,
jadwal, biaya standar, dan standar-standar kualitas laporan kinerja
yang membandingkan kinerja yang aktual dengan kinerja yang
direncanakan serta menunjukkan perbedaan yang signifikan dan
prosedur untuk menyelidiki perbedaan yang signifikan dan
mengambil tindakan tepat pada waktunya untuk mengoreksi
kondisi-kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut.
3) Audit internal
Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas
informasi keuangan dan operasional serta menyediakan penilaian
kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen,
hukum, dan peraturan yang berlaku serta mengevaluasi efisiensi
dan keefektifan manajemen.
5. Ciri-ciri Pengendalian Intern yang Efektif dan Memadai
Pengendalian intern yang baik pada suatu perusahaan belum tentu
bisa dianggap baik bagi perusahaan lain. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan pandangan dan keahlian pimpinan perusahaan, juga perbedaan
keahlian dan tingkat kepercayaan orang-orang yang ada dalam perusahaan
tersebut. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian
intern yang memadai adalah apabila tidak ada seseorangpun yang
memungkinkan baginya untuk membuat kecurangan dan melakukan
kecurangan terus menerus tanpa diketahui dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, (2006: 164)
menyebutkan bahwa ciri pengendalian intern yang memadai adalah:
a. Adanya struktur oganisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas;
b. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap karyawan, utang, pendapatan dan
biaya;
c. Adanya praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi;
d. Adanya karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
E. Ruang Lingkup Sistem Pengendalian Intern Bank
1. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank
a. Pengertian
Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan
yang ditetapkan oleh manajemen bank secara berkesinambungan (on
going basis), guna (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan,
2003:2):
1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank;
2) Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat;
3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku;
4) Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk
kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian;
5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi
biaya.
b. Tujuan
1) Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku (Tujuan Kepatuhan)
Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa semua
kegiatan usaha bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan
yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan bank
maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan
oleh bank.
2) Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar,
lengkap, dan tepat waktu (Tujuan Informasi)
Tujuan informasi adalah untuk menyediakan laporan yang
benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam
rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha bank (Tujuan
Operasional)
Tujuan operasional dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset dan sumber daya
lainnya dalam rangka melindungi bank dari resiko kerugian.
4) Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada
organisasi secara menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko)
Tujuan budaya risiko dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai
kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di bank secara
berkesinambungan (Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan, 2003:3).
2. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan Sistem Pengendalian Intern
Bank
Terselenggaranya sistem pengendalian intern yang handal dan
efektif menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam
organisasi bank, antara lain (Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan, 2003:4):
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bank mempunyai tanggung jawab melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum,
termasuk kebijakan direksi yang menetapkan pengendalian intern
tersebut.
b. Direksi
Direksi bank mempunyai tanggung jawab menciptakan dan
memelihara sistem pengendalian intern yang efektif serta memastikan
bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan
pengendalian intern yang ditetapkan bank.
Sementara itu Direktur Kepatuhan wajib berperan aktif dalam
mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen
dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian.
c. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) harus mampu mengevaluasi dan
berperan aktif dalam meningkatkan sistem pengendalian intern secara
berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional bank
yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan oleh manajemen bank. Disamping itu, bank perlu
memberikan perhatian kepada pelaksanaan audit intern yang
independen melalui pelaporan yang memadai, dan keahlian auditor
intern.
d. Pejabat dan Pegawai Bank
Setiap pejabat dan pegawai bank wajib memahami dan
melaksanakan sistem pengendalian intern yang telah ditetapkan oleh
manajemen bank. Pengendalian intern yang efektif akan meningkatkan
tanggung jawab pejabat dan pegawai bank, mendorong budaya risiko
(risk culture) yang memadai, dan mempercepat proses identifikasi
terhadap praktek bank yang tidak sehat.
e. Pihak-pihak Ekstern
Pihak-pihak ekstern bank antara lain otoritas pengawasan bank,
auditor ekstern, dan nasabah bank yang berkepentingan terhadap
terlaksananya sistem pengendalian intern bank yang handal dan efektif.
3. Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank
Pengendalian intern bank terdiri dari lima elemen utama yang satu
sama lain saling berkaitan, yaitu (Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan, 2003:6):
a. Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab dalam
meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan
suatu kulltur organisasi yang menekankan kepada seluruh pegawai
bank mengenai pentingnya pengendalian intern yang berlaku di bank.
b. Identifikasi dan Penilaian Risiko
Penilaian resiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang
dilaksanakan oleh Direksi dalam rangka identifikasi, analisis dan
menilai resiko yang dihadapi bank untuk mencapai sasaran usaha yang
ditetapkan.
c. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
Kegiatan pengendalian harus melibatkan seluruh pegawai bank,
termasuk direksi. Oleh karena itu kegiatan pengendalian akan berjalan
efektif apabila direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko
yang telah diidentifikasi. Kegiatan pengendalian mencakup pula
penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi
lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut
secara konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari setiap fungsi atau kegiatan bank sehari-hari.
d. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi yang memadai
dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin
timbul dan digunakan sebagai sarana tukar-menukar informasi dalam
rangka pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya masing-
masing.
e. Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
Bank harus memantau secara terus menerus terhadap efektivitas
keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Apabila terdapat
kelemahan dalam pengendalian intern, harus segera melaporkan
kepada pejabat atau direksi yang berwenang.
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan bank dalam
rangka memperbaiki kelemahan pengendalian intern:
1) Setiap laporan mengenai kelemahan dalam pengendalian intern
harus segera ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan
pejabat eksekutif terkait;
2) Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) harus melakukan kaji ulang
terhadap kelemahan yang terjadi;
3) Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan telah ditindaklanjuti,
maka direksi harus dapat mengambil langkah perbaikan yang tepat;
4) Dewan Komisaris dan Direksi harus menerima laporan secara
berkala berupa ikhtisar mengenai hasil identifikasi kelemahan.
F. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan (2004) istilah motivasi berasal dari perkataan
latin, yaitu movere yang berarti menggerakkan (to move). Motivasi adalah
usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut
Reksohadiprodjo (1990) dalam Alsyafdi (2008) motivasi sebagai keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Robbins (1994) dalam Alsyafdi (2008) motivasi
merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya sehingga setiap
manusia mempunyai motivasi yang berbeda-beda.
Morgan (1986) dalam Siregar (2006) mengemukakan motivasi
sebagai dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan
tingkahlaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Sementara Atkinson
(1996) dalam Siregar (2006) menyatakan bahwa motivasi adalah faktor-
faktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya. Definisi
yang mirip juga dikemukakan oleh Chaplin (1997) dalam Siregar (2006)
bahwa motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan)
yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam
organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana.
Donald dalam Siregar (2006) menyatakan bahwa motivasi
merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh
dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan
menurut Djiwandono (2002) dalam Siregar (2006) kata motivasi
digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan, atau
keinginan untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum. Motivasi
juga menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya
mencapai tujuan tertentu.
Dalam Alsyafdi (2008) prinsip dasar motivasi adalah tingkat
kemampuan (ability) dan motivasi individu yang sering dinyatakan dengan
formula: Performance = (ability x motivation). Menurut prinsip tersebut,
tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa didukung oleh
kemampuan untuk melaksanakannya. Kemampuan merupakan bakat
individu untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tujuan.
Namun, tidaklah mencukupi untuk menjamin tercapainya performance
(kinerja) terbaik, individu harus memiliki keinginan (motivasi) untuk
mencapai sesuatu yang terbaik.
Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada dasarnya definisi di atas mempunyai pengertian yang sama,
yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan. Selain itu,
dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dari
dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud,
dan tujuan yang diinginkan.
2. Jenis-Jenis Motivasi
Monks (1999) dalam Siregar (2006) dapat membedakan motivasi
menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Berarti bahwa sesuatu perbuatan memang diinginkan karena
seseorang senang melakukannya. Dalam hal ini, motivasi datang dari
dalam diri orang itu sendiri. Orang tersebut senang melakukan
perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Terdapat beberapa komponen
dari motivasi intrinsik, antara lain:
1) Dorongan ingin tahu
2) Tingkat Aspirasi
b. Motivasi Ekstrinsik
Berarti bahwa sesuatu perbuatan dilakukan atas dorongan atau
perasaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena ia didorong
atau dipaksa dari luar. Chaplin (1997) menyatakan bahwa motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang tidak menjadi bagian yang melekat
pada tingkah laku itu sendiri. Menyibukkan diri dalam suatu kegiatan
demi memperoleh balasan materil untuk dirinya, merupakan motif
ekstrinsik. Menyibukkan diri dalam aktivitas karena menyenanginya
juga merupakan motif ekstrinsik.
3. Tujuan Motivasi
Menurut Hasibuan (2004) motivasi perlu dikembangkan kepada
seseorang dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mendorong gairah dan semangat seseorang,
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja seseorang,
c. Meningkatkan produktivitas kerja seseorang,
d. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan,
e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik,
f. Mempertinggi rasa tanggungjawab seseorang terhadap tugas-tugasnya;
g. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi seseorang.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang profesionalisme auditor pernah dilakukan oleh
Wahyudi dan Mardiyah (2006) dengan judul penelitian Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pelaksanaan
Laporan Keuangan, yang tujuannya untuk menguji profesionalisme auditor
yaitu pengabdian pada profesi (X1), kewajiban sosial (X2), kemandirian (X3),
kepercayaan profesi (X4), dan hubungan rekan seprofesi (X5) terhadap tingkat
materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa profesionalisme auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.
Kemudian Herawaty dan Susanto (2008) mengadakan penelitian
mengenai Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik Dalam Mendeteksi
Kekeliruan, Etika Profesi Dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. Hasil
analisis menunjukkan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor, dan etika
profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan materialitas dalam
proses audit laporan keuangan.
Penelitian mengenai pengalaman auditor pernah dilakukan oleh
Herliansyah dan Ilyas (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pengalaman
Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Dalam Auditor Judgment, yang
tujuannya untuk menguji pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti
dalam auditor judgment. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman
auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penggunaan bukti dalam
auditor judgment.
Selanjutnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
yang dilakukan oleh Desyanti dan Ratnadi (2006), tentang Pengaruh
Independensi, Keahlian Profesional, Dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern
Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank
Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung yang menunjukkan bahwa
independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas intern
berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap efektivitas penerapan
struktur pengendalian intern.
H. Diferensiasi Penelitian
Penulis akan meneliti dengan judul “Pengaruh Profesionalisme dan
Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem
Pengendalian Intern Perusahaan Melalui Motivasi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus PT. Bank “X”, Jakarta Pusat)”. Penelitian yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan di PT. Bank
“X”, Jakarta Pusat dengan menggunakan kuesioner yang nantinya akan diisi
oleh pegawai internal auditor PT. Bank “X”, Jakarta Pusat. Analisis penelitian
ini menggunakan analisis jalur untuk melihat pengaruh dari variabel yang ada.
Di bawah ini adalah kerangka penelitian yang dapat dituangkan oleh
peneliti melalui model penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Penelitian
Hubungan Struktur X1, X2 dan Y Terhadap Z
ρy x2
r12
ρy x1
ρz x1
ρz y
ρz x2
ρy x3
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
SPI
(Z)
Є1 Є2
Sehingga dari model penelitian tersebut dapat dibuat dua persamaan
struktural:
a. Sub Struktur 1
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρY Є1
b. Sub Struktur 2
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
I. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori yang ada maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ha1 : Profesionalisme internal auditor memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap motivasi.
Ha2 : Pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap motivasi.
Ha3 : Profesionalisme internal auditor dan pengalaman kerja internal
auditor secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap motivasi
Ha4 : Profesionalisme internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan.
Ha5 : Pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan.
Ha6 : Motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern perusahaan.
Ha7 : Profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern perusahaan melaui motivasi sebagai
variabel intervening.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai tujuan penelitian ini adalah
perusahaan perbankan, yaitu PT. Bank “X” yang berada di wilayah Jakarta
Pusat, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor PT. Bank “X” terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi
sebagai variabel intervening. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah internal
auditor PT. Bank “X”.
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2008:80) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini mengambil objek pada internal auditor yang
terdapat pada PT. Bank “X” di Jakarta Pusat. Metode sampel yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling (pemilihan
sampel berdasarkan kenyamanan). Metode ini memilih sampel dari elemen
populasi yang datanya mudah diperoleh yaitu dengan cara memilih auditor-
auditor berdasarkan data yang diperoleh.
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan agar bisa memberikan
gambaran yang jelas tentang pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja
internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening, sehingga memiliki
dasar yang benar. Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara), berupa opini subjek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data
primer yang penulis pakai yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan langsung kepada responden, yaitu internal auditor PT.
Bank “X” agar memperoleh data yang relevan.
b. Observasi
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke PT. Bank “X”
untuk mengadakan pengamatan langsung dan pengambilan data objek
penelitian.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu:
a. Riset Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca dan memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel,
jurnal, data dari internet.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan pada objek yang diteliti dengan cara
memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden.
Kuesioner-kuesioner disebarkan oleh peneliti ke responden secara
langsung dan melalui kolega ke PT. Bank “X” dengan harapan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,
yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Untuk
memahami teori-teori, konsep-konsep yang berkenaan dengan objek
penelitian melalui berbagai buku dan literature yang mewakili
(representatif) dan berkaitan (relevan) dengan objek penelitian. Studi
dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan
memahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal, dan data
dari internet.
D. Metode Analisis
Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical
Package for the Social Science (SPSS) versi 16. Adapun analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Kualitas Data
Dilakukan pengujian kualitas data yang terkumpul dengan
menggunakan pengujian sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Kriteria pengambil keputusan untuk menentukan
valid yakni jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga
r tabel pada taraf signifikan 5% (lima persen). Begitu juga sebaliknya,
jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka data tidak valid
(Ghozali, 2005).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha
Coeficcient (a) untuk masing-masing instrument kuesioner yang akan
diuji. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha Coeficcient (a) lebih dari 0.60 (Ghozali, 2005).
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) dikembangkan sebagai metode
untuk mempelajari pengaruh secara langsung dan tidak langsung dari
variabel bebas terhadap variabel terikat (Riduwan dan Kuncoro, 2007:2).
Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0
(Statistical Program for Special Science) for windows.
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik
tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati, agar kesimpulan yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah pengujian analisis
jalur (path analisis) menurut Riduwan dan Kuncoro (2007: 128) adalah
sebagai berikut:
a. Menggambarkan diagram jalur lengkap,
b. Merumuskan persamaan sruktural,
c. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur yang telah
dirumuskan,
d. Menghitung koefisien jalur secara individual maupun secara simultan
(keseluruhan),
e. Merangkum ke dalam tabel, kemudian memaknai dan menyimpulkan
hasil analisis jalur.
Didalam analisis jalur dikenal yang namanya diagram jalur dan
koefisien jalur. Dalam menyusun diagram jalur kita dihadapkan dengan
masalah menetapkan variabel mana yang di dalam penelitian yang
merupakan variabel bebas dan yang merupakan variabel terikat. Dalam
diagram jalur variabel dibedakan menjadi variabel eksogenus dan variabel
endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang keragamannya tidak
dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem. Sedangkaan variabel
endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel
eksogenus dan variabel endogenus lainnya di dalam penelitian.
Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam
pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada
setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1
(profesionalisme), X2 (pengalaman kerja), dan Y (motivasi) terhadap Z
(sistem pengendalian intern). Koefisien jalur adalah rasio simpangan baku
akibat semua variabel bebas bersifat konstan. Besarnya koefisien
merupakan akibat langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah yaitu: (a) anak
panah satu arah yang menunjukkan pengaruh langsung dari sebuah
variabel eksogen (variabel penyebab) terhadap sebuah variabel endogen
(variabel akibat) dan (b) anak panah dua arah yang menunjukkan
hubungan korelasional antara variabel eksogen.
Gambar 3.1
Diagram Jalur
Keterangan:
X1 = Variabel eksogen profesionalisme
X2 = Variabel eksogen pengalaman kerja
Y = Variabel intervening motivasi
Z = Variabel endogen sistem pengendalian intern
Sehingga dari diagram jalur di atas dapat dibuat dua persamaan struktural:
b. Sub Struktur 1
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy Є1
ρy x2
r12
ρy x1
ρz x1
ρz y
ρz x2
ρy x3
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
SPI
(Z)
Є1 Є2
b. Sub Struktur 2
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
a. Menguji Sub-Struktur 1
1) Pengujian Hipotesis Secara Individu (Parsial) Sub Struktur 1.
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy Є1
Gambar 3.2
Diagram Jalur Sub Struktur 1
(a) Profesionalisme (X1) Berkontribusi Secara Signifikan
Terhadap Motivasi (Y)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρYX1 > 0
ρy x2
r12
ρy x1
ρy x3
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
Є1
Ho : ρYX1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
motivasi (Y)
Ho : Profesionalisme (X1) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap motivasi (Y)
Kaidah pengujian signifikansi:
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, arttinya tidak signifikan (Riduwan: 2007)
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(b) Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan
terhadap motivasi (Y)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρYX2 > 0
Ho : ρYX2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan
terhadap motivasi (Y)
Ho : Profesionalisme (X2) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap motivasi (Y)
Kaidah pengujian signifikansi:
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007)
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
2) Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Simultan) Sub-Struktur
1
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρYX1 = ρYX2 ≠ 0
Ho : ρYX1 = ρYX2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) berkontribusi
secara signifikan terhadap motivasi (Y)
Ho : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi (Y)
Kaidah pengujian signifikansi:
Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova
yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas
(sig). Jika nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan
Ha diterima artinya signifikan.
b. Menguji Sub-Struktur 2
1) Pengujian Hipotesis Secara Individu (Parsial) Sub Struktur 2
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
Gambar 3.3
Diagram Jalur Sub Struktur 2
(a) Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
(Z)
r12
ρz x1
ρz y
ρz x2
ρy x3
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
SPI
(Z)
Є2
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρ z x1 > 0
Ho : ρ z x1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Profesionalisme (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
(Z).
Ho : Profesionalisme (X1) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z)
Kaidah pengujian signifikansi:
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, arttinya tidak signifikan (Riduwan: 2007)
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(b) Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρ z x2 > 0
Ho : ρ z x2 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Pengalaman kerja (X2) berkontribusi secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z).
Ho : Pengalaman kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z)
Kaidah pengujian signifikansi:
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007)
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(c) Motivasi (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
(Z)
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρ z y > 0
Ho : ρ z y = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Motivasi (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
(Z)
Ho : Motivasi (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
(Z)
Kaidah pengujian signifikansi:
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan (Riduwan: 2007)
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan (Riduwan: 2007).
(2) Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Simultan) Sub Struktur
2
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρzy = ρzx2 = ρzx1 ≠ 0
Ho : ρzy = ρzx2 = ρzx1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat dapat dilihat sebagai berikut:
Ha : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) berkontribusi
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan (Z) melalui motivasi (Y) sebagai
variabel intervening.
Ho : Profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja (X2) tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern perusahaan (Z) melalui motivasi (Y)
sebagai variable intervening.
Kaidah pengujian signifikansi:
Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova
yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas
(sig). Jika nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan
Ha diterima artinya signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara
singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala likert yang menggunakan ukuan ordinal
sebagai nilai skalanya.
Kemudian jawaban yang didapat akan dibuat skor tertinggi bernilai 5
(lima) dan terendah bernilai 1(satu). Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
= skor 1, tidak setuju (TS) = skor 2, ragu-ragu (R) = skor 3, setuju (S) = skor
4, dan sangat setuju (SS) = skor 5.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 4 variabel,
yaitu:
1. Profesionalisme, adalah suatu atribut individual yang penting tanpa
melihat suatu pekerjaan merupakan profesi atau tidak. Profesionalisme
dapat dilihat dari kondisi-kondisi kesempurnaan teknik yang dimiliki
seseorang melalui dengan pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan
dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan
teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan
keunggulan dibandingkan dengan rekan sejawatnya (Kalbers dan Fogarty
(1995) dalam Rohani (2008)). Variabel profesionalisme itu sendiri
mempunyai 5 sub variabel, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban
sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan
sesame profesi.
2. Pengalaman Kerja, adalah menunjukkan berapa lama agar supaya pegawai
bekerja dengan baik. Disamping itu pengalaman kerja meliputi banyaknya
jenis pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki oleh seseorang dan
lamanya mereka bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan
tersebut (Siagian (1992) dalam Mahmoda (2004)). Penggunaan
pengalaman sebagai variabel penelitian adalah didasarkan pada asumsi
bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang
bagi auditor untuk belajar melakukan pekerjaannya dengan lebih baik
(Marinus (1997) dalam Herliansyah (2006)). Variabel pengalaman kerja
itu sendiri mempunyai 4 sub variabel, yaitu kemampuan dalam bekerja,
kualitas kerja, keandalan, dan pengetahuan yang dimiliki.
3. Sistem Pengendalian Intern, adalah meliputi susunan organisasi dan semua
metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan
untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan
seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi
usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah
digariskan (Mulyadi, 2006:163). Variabel sistem pengendalian intern itu
sendiri mempunyai 5 sub variabel, yaitu lingkungan pengendalian,
identifikasi dan penilaian risiko, prosedur pengendalian, sistem akuntansi,
dan pengawasan.
4. Motivasi, adalah dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan
tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan (Morgan (1986) dalam
Siregar (2006)). Sedangkan Chaplin (1997) dalam Siregar (2006)
menyebutkan bahwa motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut
campur tangan) yang digunakan untuk membangkitkan, mengelola,
mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana.
Setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda-beda, hal ini
disebabkan karena motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan
situasinya (Robbins (1994) dalam Alsyafdi (2008)). Motivasi itu sendiri
mempunyai 2 sub variabel, yaitu motivasi intrinsik (yang berasal dari
dalam) dan motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala
Likert
1. Pengabdian
Pada Profesi
1.1 Teguh pada peraturan profesi
1.2 Menggunakan pengetahuan
1.3 Merasa takut apabila meninggal
kan pekerjaan
Ordinal
2. Kewajiban
Sosial
2.1 Menjalankan pekerjaan dengan
baik
2.2 Menciptakan transparansi
2.3 Menunjukkan loyalitas
Ordinal
3. Kemandirian 3.1 Percaya pada kemampuan diri
sendiri
3.2 Hasil audit sesuai fakta
Ordinal
Profesiona
lisme
(Sumber:
Kalbers dan
Fogarty
(1995)
dalam
Rohani
(2008))
4. Keyakinan
Terhadap
Profesi
4.1 Mendapat kepuasan batin sebagai
auditor
4.2 Menghargai auditor dan rekan
Ordinal
kerja lainnya
5. Hubungan De
ngan Sesama
Profesi
5.1 Melakukan komunikasi dengan
auditor lainnya
5.2 Mendukung adanya organisasi
ikatan internal audit
Ordinal
1. Kemampuan
Dalam
Bekerja
1.1 Mampu membuat keputusan
1.2 Dapat mendeteksi kekeliruan atau
kecurangan yang terjadi
1.3 Mampu melaksanakan kegiatan
audit
1.4 Mampu mengungkapkan kekeliru
an dalam audit
Ordinal
2. Kualitas
Kerja
2.1 Memiliki kualitas yang baik
dalam bekerja
2.2 Ketelitian dalam melakukan audit
2.3 Hasil yang maksimal
Ordinal
3. Keandalan 3.1 Dapat diandalkan
3.2 Mendapat respon yang baik dari
rekan kerja yang lain
Ordinal
Pengala
man Kerja
(Sumber:
Davis
(1997)
dalam Budi
(2007))
4. Pengetahuan 4.1 Pengetahuan mengenai audit sema
kin berkembang
4.2 Mampu menyelesaikan masalah
4.3 Berpikir secara logis
Ordinal
1. Lingkungan
Pengendalian
1.1 Tindakan dan keputusan karya
wan
1.2 Perencanaan manajemen
1.3 Pembagiaan tanggung-jawab dan
wewenang
Ordinal
Sistem
Pengendali
an Intern
(Sumber:
Basalamah,
2003:136) 2. Identifikasi
dan Penilaian
2.1 Mengidentifikasi perubahan kon-
disi internal dan eksternal yang
Ordinal
Risiko terjadi dalam perusahaan
2.2 Memahami bisnis yang sedang di-
jalankan oleh perusahaan
2.3 Mengambil tindakan yang tepat
terhadap segala risiko
3. Prosedur
Pengendalian
3.1 Pemisahan tugas yang memadai
3.2 Pengendalian fisik atas kekayaan
dan catatan
3.3 Pengecekan terhadap sistem
Informasi akuntansi
Ordinal
4. Sistem
Akuntansi
4.1 Ketepatan dalam pencatatan
transaksi dan pengklasifikasian
nya dalam laporan keuangan
4.2 Penggunaan metode amortisasi
yang konsisten terhadap aktiva
berwujud
4.3 Penyajian transaksi dan pengung
Kapannya dalam laporan keuang
an
Ordinal
Int 5. Kegiatan
Pe Pengawasan
( ( Monitoring)
5.1 Pengawasan yang terus menerus
5.2 Pemeriksaan oleh auditor
terhadap transaksi yang terjadi
5.3 Supervisi atas kinerja karyawan
Ordinal
1. Motivasi
Intrinsik
1.1 Berbuat yang terbaik
1.2 Dikenal dekat dengan atasan
1.3 Cita-cita ingin bekerja sebagai
auditor
Ordinal Motivasi
(Sumber:
Monks
(1999)
dalam
Siregar
(2006))
2. Motivasi
Ekstrinsik
2.1 Gaji yang diterima
2.2 Perlakuan instansi
2.3 Penerapan hukuman
Ordinal
2.4 Peningkatan jabatan
2.5 Tambahan bonus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank “X” (Persero) Tbk yang
berlokasi di Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 36-38 Jakarta Pusat. Pada
dasarnya penelitian ini menganalisis pengaruh profesionalisme dan
pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel
intervening.
Pengiriman kuesioner dilakukan pada bulan Maret tahun 2009,
sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan pada
bulan April tahun 2009. Kuesioner yang dikirim sebanyak 110 lembar
eksemplar sedangkan jumlah yang kembali sebanyak 81 lembar
eksemplar. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah para
karyawan yang berada dalam Internal Audit Group (IAG) PT. Bank “X”
(Persero) Tbk.
2. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank “X” (Persero), Tbk
Bank “X” berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu, Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank “X”. Keempat
Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di
Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.
Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula dari nasionalisasi
sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank
Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
(sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada
tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara
Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV.
Kemudian pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit IV beralih
menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia,
pertama kali dibentuk dengan nama Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949
namanya berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada
tahun 1960 dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang
Negara, sebuah bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan
pertambangan.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang
Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada
tahun 1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada
tahun 1870. Pada tahun 1960, Pemerintah Indonesia menasionalisasi
perusahaan ini, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung
dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II.
Pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit,
salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor,
yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayai
kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri
Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951
dengan misi untuk mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi
tertentu, khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun
1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara dan BIN kemudian
digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan
untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka
menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan
pariwisata.
Kini, Bank “X” menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun.
Masing-masing dari empat bank bergabung telah memainkan peranan
yang penting dalam pembangunan ekonomi. Setelah selesainya proses
merger, Bank “X” kemudian memulai proses konsolidasi. Diantaranya
dengan menutup 194 kantor cabang yang saling tumpang tindih dan
mengurangi jumlah pegawai dari 26.000 menjadi 17.620. Selanjutnya
diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan
dan promosi.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian,
kuesioner yang dibagikan berjumlah 110 lembar eksemplar, akan tetapi
hanya 81 internal auditor yang bersedia menjawab atau mengisi kuesioner
yang diberikan. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dan
deskriptif dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Data
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang disebar 110 100%
Kuesioner yang direspon 81 73.64%
Kuesioner yang tidak direspon 29 26.36%
Kuesioner yang dapat diolah 76 69.09%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 5 4.55%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan jumlah dan presentase penyebaran data
kuesioner. Total kuesioner yang direspon sebanyak 81 kuesioner yaitu
73.64% dari total kuesioner yang disebar, dari total kuesioner yang
direspon terdapat 5 kuesioner yang tidak dapat digunakan dalam proses
penelitian karena responden tidak mengisi kuesioner secara lengkap, jadi
kuesioner yang dapat digunakan untuk mengolah data adalah 76 kuesioner
atau 69.09%.
Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Deskriptif Responden
Deskriptif Keterangan Frekuensi Presentase
Jumlah Sampel 76 100%
Jenis Kelamin Pria
Wanita
47
29
61.84%
38.16%
Umur Dibawah 30 tahun
30-45 tahun
Diatas 45 tahun
27
41
8
35.53%
53.95%
10.52%
Pendidikan Terakhir D3
S1
S2
S3
3
57
12
4
3.95%
75.00%
15.79%
5.26%
Lama Bekerja Kurang 1 tahun
1-3 tahun
Diatas 3 tahun
6
21
49
7.90%
27.63%
64.47%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden yang terjaring
dalam sampel penelitian ini bahwa responden yang berjenis kelamin pria
berjumlah 47 orang (61.84%) dan wanita berjumlah 29 orang (38.16%).
Untuk responden yang berdasarkan umur didapatkan bahwa responden
yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 27 orang (35.53%), untuk
responden yang berumur 30-45 tahun berjumlah 41 orang (53.95%) dan
untuk responden yang berumur diatas 45 tahun berjumlah 8 orang
(10.52%). Untuk responden yang berdasarkan pendidikan terakhir
didapatkan bahwa responden yang lulusan D3 berjumlah 3 orang (3.95%),
untuk responden yang lulusan S1 berjumlah 57 orang (75.00%), untuk
responden yang lulusan S2 berjumlah 12 orang (15.79%) dan untuk
responden yang lulusan S3 berjumlah 4 orang (5.26%). Untuk responden
yang berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa responden yang telah
bekerja kurang dari 1 tahun berjumlah 6 orang (7.90%), untuk responden
yang telah bekerja 1-3 tahun berjumlah 21 orang (27.63%) dan untuk
responden yang telah bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 49 orang
(64.47%).
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Validitas ditentukan dengan membandingkan antara r hitung dengan r
tabel. Jika r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel, maka
instrument dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil
dibandingkan dengan r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Dalam hal ini jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah sebanyak 76
responden dengan taraf signifikansi (α) 5%, maka terdapat r tabel sebesar
0.225 (dapat dilihat pada tabel berikut).
1) Uji Validitas Profesionalisme
Tabel 4.3
Uji Validitas Profesionalisme
Item R Hitung R Tabel Keterangan
PROF1 0.568 0.225 Valid
PROF2 0.317 0.225 Valid
PROF3 0.247 0.225 Valid
PROF4 0.449 0.225 Valid
PROF5 0.597 0.225 Valid
PROF6 0.459 0.225 Valid
PROF7 0.419 0.225 Valid
PROF8 0.439 0.225 Valid
PROF9 0.320 0.225 Valid
PROF10 -0.051 0.225 Tidak Valid
PROF11 0.057 0.225 Tidak Valid
PROF12 0.059 0.225 Tidak Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas profesionalisme di atas memperlihatkan
tidak semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225 yaitu pada
pernyataan nomor 10, 11 dan 12 dinyatakan tidak valid.
2) Uji Validitas Pengalaman Kerja
Tabel 4.4
Uji Validitas Pengalaman Kerja
Item R Hitung R Tabel Keterangan
PK1 0.412 0.225 Valid
PK2 0.393 0.225 Valid
PK3 0.524 0.225 Valid
PK4 0.450 0.225 Valid
PK5 0.497 0.225 Valid
PK6 0.276 0.225 Valid
PK7 0.612 0.225 Valid
PK8 0.407 0.225 Valid
PK9 0.353 0.225 Valid
PK10 0.440 0.225 Valid
PK11 0.522 0.225 Valid
PK12 0.541 0.225 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pengalaman kerja di atas
memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225.
Berarti item-item dari variabel pengalaman kerja tersebut adalah valid.
3) Uji Validitas Motivasi
Tabel 4.5
Uji Validitas Motivasi
Item R Hitung R Tabel Keterangan
MO1 0.498 0.225 Valid
MO2 0.370 0.225 Valid
MO3 0.552 0.225 Valid
MO4 0.432 0.225 Valid
MO5 0.587 0.225 Valid
MO6 0.377 0.225 Valid
MO7 0.522 0.225 Valid
MO8 0.543 0.225 Valid
MO9 0.444 0.225 Valid
MO10 0.522 0.225 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas motivasi di atas memperlihatkan semua
nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0.225. Berarti item-item dari
variabel motivasi tersebut adalah valid.
4) Uji Validitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Tabel 4.6
Uji Validitas Penerapan SPI
Item R Hitung R Tabel Keterangan
SPI1 0.451 0.225 Valid
SPI2 0.543 0.225 Valid
SPI3 0.550 0.225 Valid
SPI4 0.389 0.225 Valid
SPI5 0.376 0.225 Valid
SPI6 0.550 0.225 Valid
SPI7 0.530 0.225 Valid
SPI8 0.552 0.225 Valid
SPI9 0.443 0.225 Valid
SPI10 0.529 0.225 Valid
SPI11 0.583 0.225 Valid
SPI12 0.603 0.225 Valid
SPI13 0.322 0.225 Valid
SPI14 0.254 0.225 Valid
SPI15 0.250 0.225 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji validitas penerapan sistem pengendalian intern di
atas memperlihatkan semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar
0.225. Berarti item-item dari variabel penerapan sistem pengendalian
intern tersebut adalah valid.
3. Uji Reliabilitas
Kuesioner yang dikumpulkan dan sah untuk dianalisis, selanjutnya
dilakukan pengelompokkan untuk item pernyataan-pernyataan yang
diajukan dan menentukan nilai masing-masing variabel dari sejumlah
pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Kemudian,
dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas Profesionalisme
Cronbach’s Alpha N of Items
0.688 12
Sumber: Data primer yang diolah
Kriteria menyebutkan jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar
dari 0.6 (Ghozali, 2006) maka butir-butir pertanyaan reliabel. Terlihat dari
hasil analisis bahwa semua butir pertanyaan pada kolom Cronbach’s
Alpha mempunyai nilai di atas 0.6 yaitu untuk variabel profesionalisme
nilainya 0.688.
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Pengalaman Kerja
Cronbach’s Alpha N of Items
0.803 12
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel pengalaman kerja mempunyai nilai sebesar 0.803, sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pernyataan pengalaman kerja
sudah reliabel.
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Motivasi
Cronbach’s Alpha N of Items
0.805 10
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel motivasi mempunyai nilai sebesar 0.805, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua butir dalam pernyataan motivasi sudah reliabel.
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Penerapan SPI
Cronbach’s Alpha N of Items
0.827 15
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel penerapan sistem pengendalian intern mempunyai nilai
sebesar 0.827, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam
pernyataan penerapan sistem pengendalian intern sudah reliabel.
4. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua sub
struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh pengujian dan
analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 (Statistical Program for
Special Science) for windows sebagai berikut:
a. Menguji Sub-Struktur 1
1) Pengujian Secara Individual Sub-Struktur 1.
(a) Profesionalisme (X1) Berkontribusi Secara Signifikan
Terhadap Motivasi (Y).
Tabel 4.11 Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 11.554 5.613 2.058 .043
Total_PROF_X1 .188 .122 .176 1.535 .129
1
Total_PK_X2 .389 .106 .420 3.659 .000
a. Dependent Variable: Total_MO_Y
Sumber: Data primer yang diolah melalui
SPSS v. 16
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik
berikut:
Ha : ρYX1 > 0
Ho : ρYX1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus:
tx1 = ρX1 = 0.176 = 1.535
SE ρX1 0.11466
Uji signifikansi analisis jalur dicari yaitu dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11
Coefficients diperoleh variabel profesionalisme dengan nilai sig
sebesar 0.129. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05,
ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig
atau (0.05 < 0.129), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap
motivasi. Namun koefisien lintasan parsial (path coefficient)
menunjukkan hubungan positif antara variabel profesionalisme
terhadap motivasi sebesar 0.176 atau 17.6%.
Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme internal auditor
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap motivasi
karena komponen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
profesionalisme internal auditor adalah kegiatan atau aktivitas yang
berhubungan dengan profesi sebagai internal auditor. Hal ini dapat
terlihat dalam penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang
menunjukkan bahwa profesionalisme auditor akan berpengaruh
secara signifikan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan
profesinya sebagai auditor yaitu profesionalisme berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan
laporan keuangan. Kemudian dalam penelitian Herawaty dan
Susanto (2008) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor
berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Menurut
Herawaty dan Susanto (2008) semakin tinggi tingkat
profesionalisme dari seorang auditor maka akan semakin baik pula
auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan
dengan profesinya sebagai auditor. Dari penelitian Herawaty dan
Susanto (2008) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor itu
sangat erat sekali hubungannya terhadap kegiatan atau aktivitas
yang berhubungan dengan profesi sebagai auditor.
(b) Pengalaman Kerja (X2) Berkontribusi Secara Signifikan
Terhadap Motivasi (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik
berikut:
Ha : ρYX2 > 0
Ho : ρYX2 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus:
tx2 = ρX2 = 0.420 = 3.659
SE ρX2 0.11478
Uji signifikansi analisis jalur dicari yaitu dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11
Coefficients diperoleh variabel pengalaman kerja dengan nilai sig
sebesar 0.000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05,
ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig
atau (0.05 > 0.000), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengalaman kerja
berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi. Besarnya
pengaruh pengalaman kerja terhadap motivasi sebesar 0.420 atau
42%. Dengan demikian rendah tingginya motivasi dapat
dipengaruhi oleh pengalaman kerja dari internal auditor itu sendiri.
2) Hubungan Korelasi Antara Profesionalisme (X1) dan Pengalaman
Kerja (X2).
Tabel 4.12
Correlations
Total_PROF_X1 Total_PK_X2
Total_MO
_Y
Pearson Correlation 1.000 .503** .388
**
Sig. (2-tailed) .000 .001
Total_PROF_X1
N 76.000 76 76
Pearson Correlation .503** 1.000 .509
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
Total_PK_X2
N 76 76.000 76
Pearson Correlation .388** .509
** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .000
Total_MO_Y
N 76 76 76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara
variabel profesionalisme dan pengalaman kerja sebesar 0.503 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000. Untuk menafsirkan angka tersebut,
digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan (2007:62):
(1) 0.00 - 0.199 : korelasi sangat rendah
(2) 0.20 - 0.399 : korelasi rendah
(3) 0.40 - 0.599 : korelasi cukup kuat
(4) 0.60 - 0.799 : korelasi kuat
(5) 0.80 – 1.00 : korelasi sangat kuat.
Korelasi sebesar 0.503 mempunyai maksud hubungan antara
variabel profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor cukup
kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin
tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula pengalaman kerja
dari internal auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan
karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi
(sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Pengujian Secara Simultan Sub-Struktur 1.
Tabel 4.13 ANOVA
b
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regression 384.593 2 192.297 14.328 .000a
Residual 979.762 73 13.421
1
Total 1364.355 75
a. Predictors: (Constant), Total_PK_X2,
Total_PROF_X1
b. Dependent Variable: Total_MO_Y
Sumber: Data primer yang diolah melalui
SPSS v.16
Uji secara simultan ditunjukkan oleh tabel 4.12 ANOVA. Adapun
hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρYX1 = ρYX2 ≠ 0
Ho : ρYX1 = ρYX2 = 0
Uji signifikansi analisis jalur dicari dengan membandingkan antara
nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Dari tabel 4.12 ANOVA diperoleh nilai F sebesar 14.328 dengan
nilai probabilitas (sig) = 0.000 karena nilai sig < 0.05, maka
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien
analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan
rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.14 model summary,
nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
(n – k – 1)Rsquare
F =
k(1– Rsquare)
Keterangan:
n = Jumlah sample
k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen)
Rsquare = R2
(76 – 2 – 1).(0.282) F = = 14.336
2.(1– 0.282)
Tabel 4.14
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .531a .282 .262 3.664
a. Predictors: (Constant), Total_PK_X2, Total_PROF_X1
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Untuk melihat pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja
internal auditor secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan
dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka
Rsquare (r2) adalah 0.282 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat
besarnya pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja internal
auditor terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening
dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0.282 x 100%
KD = 28.2%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
r2 : Rsquare
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor secara bersama
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan
tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening adalah
28.2%. Adapun sisanya sebesar 71.8% (100% - 28.2%) dipengaruhi
oleh variabel lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1
terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X1,X2 terhadap Y) dapat dibuat
melalui persamaan struktural sebagai berikut:
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρY Є1
Diketahui:
R2 Y .X1. X2 = 0.282
ρY Є1 = R−12 = 282.01− = 0.847
Keterangan:
ρYX1 : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Y.
ρYX2 : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Y.
ρY Є1 : besarnya pengaruh variabel lain.
R2 : Rsquare
X1 : Profesionalisme
X2 : Pengalaman Kerja
Y : Motivasi
Y = 0.176 X1 + 0.420 X2 + 0.847 Є1
Gambar 4.1
Hubungan Sub-Struktur 1 Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau
koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut:
besarnya kontribusi bersama X1 dan X2 terhadap Y adalah:
R2
Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2)
keterangan:
R2
X3(X1 X2) : Rsquare
ρy : standardized coefficients Beta
ry : korelasi variabel X terhadap variabel Y
X1 : profesionalisme
X2 : pengalaman kerja
Y : motivasi
ρy x2 = 0.420
r12 = 0.503
ρy x1 = 0.176
Profesiona
lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
Є1
ρy Є1=0.847
R2
Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2)
= (0.176)x(0.388)+(0.420)x(0.509) = 0.068 + 0.214
= 0.282
Berdasarkan tabel 4.13 Anova diperoleh nilai F sebesar 14.328
dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig 0.000 < 0.05,
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga
terbukti bahwa profesionalisme dan pengalaman kerja berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap motivasi. Hasil pengujian Sub-
Struktur 1 dapat diringkas seperti tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1) dan
Pengalaman Kerja (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap
Motivasi (Y)
Kontribusi Variabel Koefisien
Jalur langsung Tidak Langsung Total
Kontribusi
Bersama
X1 0.176 0.176 - 0.176 -
X2 0.420 0.420 - 0.420 -
Є1 0.847 0.718 - - -
X1 dan X2 - - - - 0.282
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1
tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
(1) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) yang secara langsung
mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.1762 = 0.031 atau 3.1%.
(2) Besarnya kontribusi pengalaman kerja (X2) yang secara langsung
mempengaruhi motivasi (Y) adalah 0.4202 = 0.176 atau 17.6%.
(3) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) dan pengalaman kerja
(X2) secara simultan yang langsung mempengaruhi motivasi (Y)
adalah 0.282 = 28.2%. Sisanya sebesar 0.718 atau 71.8%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan
dalam penelitian.
b. Menguji Sub-Struktur 2
1) Pengujian Secara Individual Sub-Struktur 2.
(a) Profesionalisme (X1) Berkontribusi Secara Signifikan
Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Perusahaan (Z)
Tabel 4.16 Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 6.071 7.349 .826 .411
Total_PROF_X1 .350 .158 .228 2.211 .030
Total_PK_X2 .448 .147 .335 3.040 .003
1
Total_MO_Y .381 .149 .264 2.557 .013
a. Dependent Variable: Total_SPI_Z
Sumber: Data primer yang diolah melalui
SPSS v.16
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik
berikut:
Ha : ρ z X1 > 0
Ho : ρ z X1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus:
tx1 = ρX1 = 0.228 = 2.211
SE ρX1 0.10312
Uji signifikansi analisis jalur dicari yaitu dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16
Coefficients diperoleh variabel profesionalisme dengan nilai sig
sebesar 0.030. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05,
ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig
atau (0.05 > 0.030), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, profesionalisme
berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh
profesionalisme terhadap sistem pengendalian intern sebesar 0.228
atau 22.8%.
(b) Pengalaman Kerja (X2) Berkontribusi Secara Signifikan
Terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Perusahaan (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik
berikut:
Ha : ρ z X2 > 0
Ho : ρ z X2 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus:
tx2 = ρX2 = 0.335 = 3.040
SE ρX2 0.1102
Uji signifikansi analisis jalur dicari yaitu dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16
Coefficients diperoleh variabel pengalaman kerja dengan nilai sig
sebesar 0.003. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05,
ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig
atau (0.05 > 0.003), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengalaman kerja
berkontribusi secara signifikan terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh
pengalaman kerja terhadap sistem pengendalian intern sebesar
0.335 atau 33.5%.
(c) Motivasi (Y) Berkontribusi Secara Signifikan Terhadap
Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan
(Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk statistik
berikut:
Ha : ρ z Y > 0
Ho : ρ z Y = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang
dihitung dengan rumus:
ty = ρy = 0.264 = 2.557
SE ρy 0.1032
Uji signifikansi analisis jalur dicari yaitu dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai
probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16
Coefficients diperoleh variabel motivasi dengan nilai sig sebesar
0.013. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata
nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau
(0.05 > 0.013), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien
analisis jalur adalah signifikan. Jadi, motivasi berkontribusi secara
signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian
intern suatu perusahaan. Besarnya pengaruh motivasi terhadap
sistem pengendalian intern sebesar 0.264 atau 26.4%.
2) Hubungan Korelasi Antara Profesionalisme (X1), Pengalaman
Kerja (X2) dan Motivasi (Y).
Tabel 4.17 Correlations
Total_PROF
_X1
Total_PK
_X2
Total_MO
_Y Total_SPI_Z
Pearson
Correlation 1.000 .503
** .388
** .499
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
Total_PROF_X1
N 76.000 76 76 76
Pearson
Correlation .503
** 1.000 .509
** .584
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
Total_PK_X2
N 76 76.000 76 76
Pearson
Correlation .388
** .509
** 1.000 .523
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
Total_MO_Y
N 76 76 76.000 76
Pearson
Correlation .499
** .584
** .523
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
Total_SPI_Z
N 76 76 76 76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah memalui SPSS v. 16
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara
variabel profesionalisme dan pengalaman kerja sebesar 0.503 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000, korelasi antara variabel
profesionalisme dan motivasi sebesar 0.388 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.001 dan korelasi antara variabel pengalaman kerja dan
motivasi sebesar 0.509 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan criteria korelasi menurut
Riduwan (2007:62):
(1) 0.00 - 0.199 : korelasi sangat rendah
(2) 0.20 - 0.399 : korelasi rendah
(3) 0.40 - 0.599 : korelasi cukup kuat
(4) 0.60 - 0.799 : korelasi kuat
(5) 0.80 – 1.00 : korelasi sangat kuat.
Korelasi sebesar 0.503 mempunyai maksud hubungan antara
variabel profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor cukup
kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin
tinggi profesionalisme maka semakin tinggi pula pengalaman kerja
dari internal auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan
karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi
(sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Korelasi sebesar 0.388 mempunyai maksud hubungan antara variabel
profesionalisme dan motivasi adalah rendah dan searah (karena
hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi profesionalisme maka
semakin tinggi pula motivasi yang dihasilkan. Korelasi antara dua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.001.
Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel
tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0.509 mempunyai maksud
hubungan antara variabel pengalaman kerja dan motivasi cukup kuat
dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi
pengalaman kerja internal auditor maka semakin tinggi pula motivasi
yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena
angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi (sig) <
0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Pengujian Secara Simultan Sub-Struktur 2
Tabel 4.18 ANOVA
b
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1268.461 3 422.820 19.448 .000a
Residual 1565.328 72 21.741
1
Total 2833.789 75
a. Predictors: (Constant), Total_MO_Y, Total_PROF_X1,
Total_PK_X2
b. Dependent Variable: Total_SPI_Z
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Uji secara simultan ditunjukkan oleh tabel 4.18 ANOVA. Adapun
hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρzY = ρzX2 = ρzX1 ≠ 0
Ho : ρzY = ρzX2 = ρzX1 = 0
Uji signifikansi analisis jalur dicari dengan membandingkan antara
nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Dari tabel 4.18 ANOVA diperoleh nilai F sebesar 19.448 dengan
nilai probabilitas (sig) = 0.000 karena nilai sig < 0.05, maka
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien
analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan
rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.19 model summary,
nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
(n – k – 1)Rsquare
F = k(1– Rsquare)
Keterangan:
n = Jumlah sample
k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen)
Rsquare = R2
(76 – 3 – 1).(0.448)
F = = 19.478 3.(1– 0.448)
Tabel 4.19 Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .669a .448 .425 4.663
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Untuk melihat pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja
internal auditor dan motivasi secara gabungan dapat dilihat dari hasil
penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare.
Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0.448 angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh profesionalisme dan
pengalaman kerja internal auditor terhadap efektivitas penerapan
sistem pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai
variabel intervening dengan cara menghitung Koefisien Determinasi
(KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0.448 x 100%
KD = 44.8%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
r2 : Rsquare
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor terhadap
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melalui
motivasi sebagai variabel intervening adalah 44.8%. Adapun sisanya
sebesar 55.2% (100% - 44.8%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1
terhadap Z, X2 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1,X2,Y terhadap Z)
dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz Є2
Diketahui:
R2 z.X1 .X2. Y = 0.448
ρz Є2 = R−12 = 448.01− = 0.743
Keterangan:
ρzx1 : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Z.
ρzx2 : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Z.
ρzy : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung Y terhadap Z.
ρz Є2 : besarnya pengaruh variabel lain.
R2 : Rsquare
X1 : Profesionalisme
X2 : Pengalaman Kerja
Y : Motivasi
Z : Sistem Pengendalian Intern
Z = 0.228 X1 + 0.335 X2 + 0.264 Y + 0.743 Є2
Gambar 4.2
Hubungan Sub-Struktur 2 Variabel X1, X2, Y Terhadap Z
Pengaruh bersama atau koefisien X1, X2 dan Y terhadap Z atau
koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut:
besarnya kontribusi bersama X1, X2 dan Y terhadap Z adalah:
R2
Z(X1X2Y) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1) + (ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY)
keterangan:
R2 Z(X1 X2 Y) : Rsquare
ρZ : standardized coefficients Beta
rZ : korelasi variabel X terhadap variabel Z
X1 : profesionalisme
X2 : pengalaman kerja
Y : motivasi
Z : Sistem Pengendalian Intern (SPI)
r12 = 0.503
ρz x1 = 0.228
ρz y = 0.264
ρz x2 = 0.335
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
SPI
(Z)
Є2
ρz Є2 = 0.743
R2
Z(X1X2Y) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1) + (ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY)
= (0.228).(0.499) + (0.335).(0.584) + (0.264).(0.523)
= 0.114 + 0.196 + 0.138
= 0.448
Berdasarkan tabel 4.18 Anova diperoleh nilai F sebesar 19.448
dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig 0.000 < 0.05,
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga
terbukti bahwa profesionalisme, pengalaman kerja dan motivasi
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap sistem
pengendalian intern. Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas
seperti tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Profesionalisme (X1), Pengalaman
Kerja (X2) dan Motivasi (Y) Secara Simultan dan Signifikan
Terhadap Sistem Pengendalian Intern (Z)
Kontribusi Variabel Koefisien
Jalur langsung Tidak Langsung Total
Kontribusi
Bersama
X1 0.228 0.228 - 0.228 -
X2 0.335 0.335 - 0.335 -
Y 0.264 0.264 - 0.264 -
Є2 0.743 0.552 - -
X1, X2 dan
Y
0.448
Sumber: Data primer yang diolah melalui SPSS v. 16
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2
tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
(1) Besarnya kontribusi profesionalisme (X1) yang secara langsung
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) adalah 0.2282 = 0.052 atau 5.2%.
(2) Besarnya kontribusi pengalaman kerja (X2) yang secara langsung
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) adalah 0.3352 = 0.112 atau 11.2%.
(3) Besarnya kontribusi motivasi (Y) yang secara langsung
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) adalah 0.2642 = 0.069 atau 6.9%.
(4) Besarnya kontribusi profesionalisme dan pengalaman kerja internal
auditor yang mempengaruhi efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel
intervening adalah 0.448 = 44.8%. Sisanya sebesar 0.552 atau
55.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat
dijelaskan dalam penelitian.
C. Kerangka Hubungan Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2
Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur sub-struktur 1 dan jalur
sub-struktur 2 dapat dilihat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hubungan Struktur X1, X2 dan Y Terhadap Z
0.420
r12 = 0.503
0.176
0.228
0.264
0.335
ρy x3
Profesiona
Lisme (X1)
Pengalaman
Kerja
(X2)
Motivasi
(Y)
SPI
(Z)
Є1 = 0.847
Є2 = 0.743
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dimaknai
dan dibahas sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Profesionalisme internal auditor (X1) memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap motivasi (Y) sebesar 0.129 angka ini lebih besar dari
0.05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Namun koefisien lintasan parsial
(path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara profesionalisme
internal auditor terhadap motivasi sebesar 0.1762 = 0.031 = 3.1%. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Mardiyah
(2006) yang menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan
keuangan sebesar 0.000 < 0.05. Perbedaan tersebut kemungkinan
disebabkan oleh pengukuran variabel. Pada penelitian ini profesionalisme
auditor diukur terhadap motivasi, sedangkan pada penelitian Wahyudi dan
Mardiyah (2006) profesionalisme diukur terhadap tingkat materialitas
dalam pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Herawaty dan Susanto
(2008), semakin tinggi tingkat profesionalisme dari seorang auditor maka
akan semakin baik pula auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya yang
berhubungan dengan profesinya sebagai auditor. Pada penelitian Herawaty
dan Susanto (2008) dijelaskan bahwa profesionalisme auditor sangat erat
sekali hubungannya terhadap kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan profesi sebagai auditor.
2. Pengalaman kerja internal auditor (X2) memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap motivasi (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000
angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak.
Besarnya kontribusi pengalaman kerja internal auditor (X2) yang langsung
mempengaruhi motivasi (X3) adalah 0.4202 = 0.176 = 17.6%. Penelitian
mengenai pengalaman kerja auditor pernah dilakukan oleh Herliansyah
dan Ilyas (2006) yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki
pengaruh siginifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment
sebesar 0.000 < 0.05.
3. Profesionalisme internal auditor (X1) dan pengalaman kerja internal
auditor (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap motivasi (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini
lebih kecil dari 0.05 maka Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Besarnya
kontribusi profesionalisme internal auditor (X1) dan Pengalaman kerja
internal auditor (X2) secara bersama yang langsung mempengaruhi
motivasi (Y) adalah 28.2%. Penelitian terhadap motivasi pernah dilakukan
oleh Trisnaningsih (2003) yang menunjukkan bahwa komitmen
profesional dan komitmen organisasional secara bersama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi.
4. Profesionalisme internal auditor (X1) memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z)
dengan nilai signifikansi sebesar 0.030 angka ini lebih kecil dari 0.05
maka Ha4 diterima dan Ho4 ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme
internal auditor (X1) yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem
pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.2282 = 0.052 = 5.2%. Hal ini
menunjukkan bahwa profesionalisme mempunyai hubungan yang rendah
dengan sistem pengendalian intern disebabkan karena penelitian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, sehingga adanya
kemungkinan bahwa responden keliru dalam memberikan jawaban serta
salah dalam menafsirkan pertanyaan. Selain itu juga, menurut prima
consulting (2007) untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, auditor
intern bank secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus
mempunyai: 1) pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu
pengetahuan mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan
dengan spesialisasinya; 2) perilaku yang independent, jujur, objektif, tekun
dan loyal; 3) Kemampuan mempertahankan kualitas profesionalnya
melalui pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan; 4)
kemampuan melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
seksama; 5) kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis secara efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Desyanti dan Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa
keahlian profesional pengawas intern secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian
intern sebesar 0.000 < 0.05.
5. Pengalaman kerja internal auditor (X2) memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 angka ini lebih
kecil dari 0.05 maka Ha5 diterima dan Ho5 ditolak. Besarnya kontribusi
pengalaman kerja internal auditor (X2) yang langsung mempengaruhi
efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan (Z) adalah 0.3352 =
0.112 = 11.2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Desyanti dan
Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja pengawas
intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas penerapan struktur pengendalian intern perusahaan sebesar
0.002 < 0.05.
6. Motivasi (Y) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z) dengan nilai
signifikansi sebesar 0.013 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha6
diterima dan Ho6 ditolak. Besarnya kontribusi motivasi (Y) yang langsung
mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan (Z)
adalah 0.2642 = 0.069 = 6.9%. Penelitian mengenai motivasi pernah
dilakukan oleh Alsyafdi (2008) yang menunjukkan bahwa motivasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individual sebesar
0.025 < 0.05 dan Trisnaningsih (2003) yang menjelaskan bahwa motivasi
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar
0.000 < 0.05.
7. Profesionalisme internal auditor (X1) dan pengalaman kerja internal
auditor (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan (Z)
melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha7 diterima dan Ho7
ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme internal auditor (X1) dan
pengalaman kerja internal auditor (X2) secara bersama yang langsung
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan (Z) melalui motivasi (Y) sebagai variabel intervening adalah
44.8% adapun sisanya sebesar 55.2% (100% - 44.8%) dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Angka ini
lebih besar dibandingkan kontribusi profesionalisme (X1) dan pengalaman
kerja (X2) internal auditor tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel
intervening adalah 28.2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Desyanti dan Ratnadi (2006) yang menunjukkan bahwa keahlian
profesional pengawas intern, pengalaman kerja pengawas intern dan
independensi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap efektivitas
penerapan struktur pengendalian intern sebesar 0.000 < 0.05.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Pengujian ini menggunakan analisis jalur terhadap 76 responden dari
internal auditor PT Bank “X” yang terdapat di Jakarta Pusat. Berdasarkan
pengujian terhadap permasalahan yang telah diungkapkan pada bab
sebelumnya, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian
intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya,
yaitu: Desyanti dan Ratnadi (2006), dan Krisnawati (2005).
2. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap motivasi. Temuan ini mendukung hasil
penelitian sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih (2003).
3. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih (2003) dan Alsyafdi (2008).
4. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian
intern perusahaan melaui motivasi sebagai variabel intervening. Temuan
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Alsyafdi (2008). Hasil
penelitian ini, berdasarkan perhitungan koefisien determinasi tanpa
menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar
0.282 atau 28.2%, sedangkan perhitungan koefisien determinasi dengan
menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar
0.448 atau 44.8% nilai yang lebih besar dibandingkan nilai koefisien
determinasi tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening,
artinya pengaruh variabel intervening pada penelitian ini tidak boleh
diabaikan.
B. Implikasi Dan Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi PT Bank “X” untuk lebih meningkatkan profesionalisme
dan pengalaman kerja internal auditor serta motivasi agar efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern pada PT Bank “X” semakin meningkat.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada PT
Bank “X” untuk lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Mengingat sistem
pengendalian intern yang efektif merupakan komponen penting dalam
manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat
dan aman. Selain itu, sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu
pengurus bank untuk menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan
keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
mengurangi resiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan penyelewengan
dalam beberapa aspek.
Dari hasil penelitian terdapat aspek yang dapat mempengaruhi
efektivitas penerapan sistem pengendalian intern yaitu profesionalisme dan
pengalaman kerja internal auditor serta motivasi. Namun variabel-variabel
diatas bukanlah semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi sistem
pengendalian intern. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi aktif
penelitian berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi
sistem pengendalian intern dan diharapkan dapat memperluas populasi
penelitian. Populasi penelitian tidak hanya diambil dari satu Bank, mungkin
bisa dikembangkan pada bank-bank yang lain, sehingga memungkinkan
adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan untuk objek dan
profesi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh Kantor Akuntan
Publik”, Jilid 1 Edisi 3, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta,
2007.
Alsyafdi, Ilham Said. “Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Imbalan Jasa
Terhadap Kinerja Individual Melalui Motivasi Sebagai Variabel
Intervening”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. “Auditing Dan Pelayanan
Verifikasi Pendekatan Terpadu”, Edisi 9 Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2003.
Basalamah, Anise S.M. “Auditing PDE Dengan Standar IAI”, Edisi 3, Penerbit
Usaha Kami, Depok, 2003.
Budi, Sasongko. “Internal Audit Dan Dilema Etika”, STIE Perbanas, Surabaya,
2007.
Bodnar, George H dan Hopwood, Williams. “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi
9, Andi Yogya, 2006.
Desyanti, Ni Putu Eka dan Ratnadi, Ni Made Dwi. “Pengaruh Independensi,
Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap
Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank
Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2006.
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan. “Pedoman Standar Sistem
Pengendalian Intern Bagi Bank Umum”, Jakarta, 2003.
Eroika, Taufan. “Evaluasi Efektivitas Sistem Persediaan Obat Pada RSUP
Fatmawati Jakarta”, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Jakarta, 2008.
Fatimah. “Pengaruh Penerapan Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Prosedur Pengendalian, Sistem Akuntansi dan Pengawasan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak
Penghasilannya”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi 3, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Glover, S.H. “Gender Differences In Ethical Decision Making”, Woman in
Management Review, Vol. 17 No. 5, Hal. 217-227, 2002.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hasibuan, Malayu S.P. “Organisasi dan Motivasi”, Bumi Aksara, Jakarta, 2004.
Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, Meifida. “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap
Penggunaan Bukti Relevan Dalam Auditor Judgment”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006.
Larkin, J.M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas”,
Journal of Business Ethics: 23, Hal. 401-409, 2004.
Lenny, Krisnawati. “Pengaruh Independensi Dan Keahlian Profesional Internal
Auditor Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Pada Hotel Berbintang Di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, 2005.
Mahmoda, Siti. “Pengaruh Karakteristik Individu Dan Karakteristik Organisasi
Terhadap Pengembangan Karir Pegawai”, UNAIR, Surabaya, 2007.
Mulyadi. “Sistem Akuntansi”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Nasution, Manahan.”Sekilas Tentang Internal Auditor”, Artikel diakses tanggal 11 Juli 2003, dari http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-manahan
2.pdf
Prima Consulting Group. "Membangun Profesionalisme Auditor Intern Bank”, Artikel diakses tanggal 13 Mei 2007, dari http://www.postacomment.com
Riduwan dan Kuncoro, Engkos Ahmad. “Cara Menggunakan Dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Jakarta, 2007.
Rohani, Ani. “Pengaruh Profesionalisme Auditor, Gender Dan Pengalaman Audit
Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”,
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2008.
Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John. “Sistem Informasi akuntansi”,
Buku 1 Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Sawyer, Lawrence B., Dittenhofer, Mortimer A., Scheiner, James H. “Internal
Auditing”, Buku 1 Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Siregar, Ade Rahmawati. “Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola
Asuh”, USU Repository, Sumatra Utara, 2006.
Sucipto. “Internal Auditor”, Artikel diakses tanggal 23 Juli 2003, dari http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto3.pdf
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2008.
Taufik, Mochammad. “Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Pendidikan Profesi
Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud”, Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Trisnaningsih, Sri. “Pengaruh Komitmen Profesional dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai
Variabel Intervening”, UPN Veteran, Surabaya, 2003.
Tunggal, Amin Widjaja. “Pokok-pokok Audit Internal”, Harvarindo, Jakarta,
2009.
Wahyudi, Hendro dan Mardiyah, Aida Ainul. “Pengaruh Profesionalisme
Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan
Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006.
Warren, Carl S., Reeve, James M., dan Fess, Philip E. “Pengantar Akuntansi”,
Buku 1 Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Lampiran 1: Permohonan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 2: Permohonan Ijin Riset PT Bank Mandiri
Lampiran 3: Kuesioner Penelitian
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth : Auditor Internal PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
Responden yang terhormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Internal Auditor Terhadap
Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan Melalui
Motivasi Sebagai Variabel Intervening”, saya mengharapkan kesediaan
Bapak/Ibu/Sdra/I untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner ini secara
lengkap dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Mengingat kualitas
penelitian ini sangat tergantung kepada Bapak/Ibu/Sdra/I, maka saya berharap
Bapak/Ibu/Sdra/I dapat menjawab dengan sejujurnya tentang apa yang
dirasakan, dilakukan, dan dialami, bukan berdasarkan kondisi ideal, tidak ada
jawaban yang benar atau salah dalam penelitian ini sesuai dengan kode etik
penelitian, semua data yang masuk akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan akademis saja.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/I yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner ini, kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/I dalam mengisi kuesioner ini adalah
bantuan yang tidak ternilai bagi saya. Akhirnya, saya sampaikan terima kasih
atas kerjasamanya.
Hormat Saya
Argo Dwi Saputra
Peneliti
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dengan memberi tanda checklist ( √ )
untuk setiap pertanyaan berisi satu jawaban dan jangan sampai ada yang
terlewatkan.
2. Pilihlah jawaban untuk pertanyaan :
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 4 : Setuju (S)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS) Skor 5 : Sangat Setuju (SS)
Skor 3 : Ragu-Ragu (RR)
Bagian I : Pernyataan Umum
Nama Responden : (Jika berkenan)…………………………………………
Umur :
Dibawah 30 tahun
30 – 45 tahun
Diatas 45 tahun
Jenis Kelamin :
Pria
Wanita
Jenjang Pendidikan :
D3 S2
S1 S3
Lama Bekerja :
< 1 tahun 1-3 tahun
>3 tahun
Bagian II : Pernyataan Tentang Profesionalisme
NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS
1. Saya menggunakan segenap pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya dalam
melaksanakan proses pengendalian intern
2. Saya selalu berpegang teguh pada peraturan
yang berkaitan dengan profesi saya sebagai
auditor
3. Kesadaran auditor tentang peran profesinya
di masyarakat akan menumbuhkan sikap
mental untuk melakukan pekerjaan sebaik
mungkin
4. Dalam melakukan audit seorang auditor
harus menunjukkan sikap transparansi
5. Dalam bekerja, seorang auditor harus yakin
pada kemampuan diri sendiri
6. Hasil audit yang saya lakukan adalah sesuai
fakta
7. Seorang auditor harus menunjukkan sikap
loyalitas kepada perusahaan tempat dia
bekerja
8. Seorang auditor akan merasa riskan apabila
meninggalkan pekerjaan
9. Seorang auditor harus melakukan
komunikasi dengan rekan kerja lainnya
10. Saya mendukung adanya organisasi ikatan
internal audit
Bagian II : Pernyataan Tentang Profesionalisme (Lanjutan)
11. Saya mendapat kepuasan batin dengan
profesi saya sebagai auditor
12. Saya selalu menghargai hasil pekerjaan yang
dilakukan rekan saya di tempat saya bekerja
Bagian III : Pernyataan Tentang Pengalaman Kerja
NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS
1. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh internal
auditor sangat membantu dalam proses
pengambilan keputusan
2. Auditor yang berpengalaman akan lebih
mudah dalam mendeteksi kekeliruan atau
kecurangan yang terjadi
3. Pengalaman kerja yang didapat oleh auditor
akan meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan kegiatan audit
4. Auditor yang memiliki banyak pengalaman
kerja, maka akan lebih ahli dalam
pengungkapan kekeliruan audit
5. Dengan bertambahnya pengalaman kerja
yang saya miliki, menyebabkan orang lain
menjadi lebih respon terhadap saya
6. Dengan bertambahnya pengalaman kerja
yang saya miliki, saya merasa dapat
diandalkan di lingkungan kerja saya saat ini
Bagian III : Pernyataan Tentang Pengalaman Kerja (Lanjutan)
7. Dengan bertambahnya pengalaman kerja,
pengetahuan saya mengenai audit akan
semakin berkembang
8. Saya dapat bertahan dalam perusahaan ini
karena saya memiliki kualitas kerja yang
baik
9. Saya selalu melakukan pekerjaan dengan
teliti
10. Saya suka akan tantangan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan
11. Saya selalu berpikir logis dalam setiap
melakukan pekerjaan
12. Saya sangat menyukai hasil yang maksimal
dalam menyelesaikan suatu tugas
Bagian IV : Pernyataan Tentang Motivasi
NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS
1. Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi
saya untuk berbuat yang terbaik
2. Gaji yang saya terima memotivasi saya
untuk berbuat yang terbaik
3. Perlakuan perusahaan yang baik memotivasi
saya untuk berbuat yang terbaik dalam
melaksanakan kewajiban
4. Target yang diberikan kepada saya membuat
saya lebih serius dalam bekerja
Bagian IV : Pernyataan Tentang Motivasi (Lanjutan)
5. Peningkatan jabatan memotivasi saya untuk
bekerja lebih baik lagi
6. Saya dapat menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungan pekerjaan
7. Adanya penerapan hukuman dalam bekerja
membuat saya lebih serius dalam bekerja
8. Kerja keras yang saya lakukan membuat
saya menjadi dihargai oleh rekan dan atasan
saya
9. Adanya tambahan bonus yang diberikan,
membuat saya lebih bertanggungjawab
terhadap pekerjaan
10. Suasana kerja yang baik dan bersahabat
membuat saya lebih bergairah dalam bekerja
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern
NO. PERNYATAAN STS TS RR S SS
1. Pengendalian yang terlalu kaku dapat
menghambat tindakan dan keputusan yang
harus diambil karyawan
2. Manajemen menggunakan perencanaan
sebagai alat manajemen agar perusahaan siap
menghadapi perubahan-perubahan yang
harus terjadi
3. Pembagian wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dilakukan untuk memudahkan
pertanggung- jawaban
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern (Lanjutan)
4. Mengidentifikasi perubahan kondisi
eksternal dan internal yang terjadi dalam
perusahaan merupakan salah satu tahapan
dalam menaksir risiko
5. Penilaian risiko audit dilakukan berdasarkan
pemahaman terhadap bisnis yang sedang
dijalankan oleh perusahaan
6. Perusahaan perlu mengambil tindakan yang
tepat terhadap segala risiko yang terjadi
dalam perusahaan
7. Perusahaan perlu mengadakan pemisahan
tugas antara fungsi otorisasi dengan fungsi
akuntansi
8. Uang yang ada dalam brankas perusahaan
disimpan dalam tempat yang aman, seperti
lemari besi tahan api
9. Bagian pengendalian internal memonitor
sistem informasi akuntansi yang ada dalam
perusahaan
10. Setiap transaksi yang terjadi dalam
perusahaan dikelompokkan dalam rekening-
rekening yang benar
11. Aktiva berwujud (harta berwujud) yang
dimiliki perusahaan diamortisasikan dengan
metode yang digunakan secara konsisten
12. Setiap tahun perusahaan membuat laporan
keuangan
Bagian V : Pernyataan Tentang Sistem Pengendalian Intern (Lanjutan)
13. Perusahaan perlu mengadakan pengawasan
dari waktu ke waktu dan secara terus
menerus
14. Auditor senantiasa melakukan pemeriksaan
secara rutin mengenai segala transaksi yang
terjadi dalam perusahaan
15. Perusahaan perlu melakukan supervisi atas
kinerja para pegawainya
Lampiran 4: Matriks Jawaban Responden (Data Primer)
Profesionalisme (X1) No Prof1 Prof2 Prof3 Prof4 Prof5 Prof6 Prof7 Prof8 Prof9 Prof10 Prof11 Prof12 Total
1 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 53
2 5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 5 4 49
3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 53
4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 3 49
5 4 5 3 5 4 3 4 4 4 3 2 3 44
6 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 51
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 55
8 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 47
9 5 5 3 5 5 4 5 5 4 4 3 4 52
10 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 56
11 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 4 5 53
12 4 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 5 50
13 4 4 5 4 3 4 5 5 4 3 3 4 48
14 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 52
15 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 50
16 4 5 3 4 4 4 5 5 5 3 5 4 51
17 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 54
18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 49
19 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
20 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4 5 5 54
21 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 46
22 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 54
23 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 55
24 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 50
25 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 51
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49
27 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 50
28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
29 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 50
30 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 53
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
32 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46
33 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 50
34 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 45
35 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 55
36 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 44
37 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 50
38 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 49
39 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 50
40 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 55
41 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 48
42 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 48
43 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 53
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
45 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 45
46 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 45
47 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 42
48 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 49
49 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 45
50 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 43
51 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 52
52 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 48
53 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 55
54 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 51
55 3 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 47
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47
59 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 51
60 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 51
61 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 46
62 5 5 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 50
63 4 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 53
64 4 4 1 4 1 4 4 5 2 4 4 5 42
65 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 51
66 4 4 2 3 4 1 5 2 4 4 4 4 41
67 1 4 4 4 2 4 2 1 2 4 4 5 37
68 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42
69 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 48
70 4 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 51
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 46
72 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 44
73 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 5 41
74 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 45
75 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 55
76 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 44
Pengalaman Kerja (X2) No PK1 Pk2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 PK11 PK12 Total
1 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 53
2 4 4 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 48
3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 52
4 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 5 56
5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 2 4 5 46
6 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 41
7 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 49
8 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 51
9 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 53
10 5 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 54
11 5 5 5 4 3 3 5 4 5 4 5 5 53
12 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 49
13 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 48
14 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 54
15 5 4 5 5 2 4 4 4 4 3 5 5 50
16 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 54
17 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 55
18 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48
19 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49
20 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 48
21 5 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 49
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49
23 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 49
24 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 50
25 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 48
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
27 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 49
28 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 54
29 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
31 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 49
32 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3 3 49
33 5 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 4 49
34 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 48
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 44
37 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 3 4 53
38 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 55
39 3 3 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 46
40 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 54
41 5 3 3 4 4 5 3 3 4 5 4 4 47
42 5 3 3 4 4 5 3 3 4 5 4 4 47
43 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 54
44 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 42
45 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 47
46 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 44
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
48 3 4 4 4 4 5 4 4 2 2 2 2 40
49 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 43
50 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 42
51 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 51
52 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 47
53 5 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 43
54 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 56
55 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 47
56 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
57 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 44
58 3 4 4 2 3 4 3 4 3 2 4 3 39
59 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 49
60 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 50
61 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 49
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
63 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 50
64 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
65 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
69 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
71 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 43
72 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 39
73 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 39
74 5 4 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 48
75 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 57
76 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 38
Motivasi (Y) No M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 Total
1 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 45
2 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 39
3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 44
4 5 2 3 3 4 5 3 4 5 4 38
5 4 3 4 4 5 4 5 3 5 4 41
6 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 40
7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43
8 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 44
9 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 42
10 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46
11 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 46
12 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45
13 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 37
14 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 43
15 4 3 5 3 5 4 5 4 5 5 43
16 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44
17 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 43
18 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 39
19 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38
20 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 44
21 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 36
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
23 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
24 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
26 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42
27 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 3 4 4 5 4 3 3 3 3 4 36
32 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 32
33 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 33
34 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 37
35 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 46
36 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 31
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
38 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 43
39 4 5 5 4 3 3 3 4 4 5 40
40 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47
41 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 43
42 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 43
43 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 34
44 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 34
45 2 3 2 3 4 4 5 4 5 3 35
46 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 37
47 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 36
48 3 3 3 2 4 4 4 4 4 5 36
49 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 36
50 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 32
51 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5 40
52 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 32
53 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 32
54 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 45
55 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 35
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
57 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 36
58 4 4 2 3 4 4 3 4 2 3 33
59 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
60 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
61 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 46
62 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 41
63 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 41
64 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 44
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 37
67 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 37
68 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 34
69 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 41
70 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 37
71 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 36
72 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 44
73 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 41
74 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
75 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 43
76 3 4 5 5 5 4 4 4 3 3 40
Sistem Pengendalian Intern (Z) No SPI
1
SPI
2
SPI
3
SPI
4
SPI
5
SPI
6
SPI
7
SPI
8
SPI
9
SPI
10
SPI
11
SPI
12
SPI
13
SPI
14
SPI
15 Total
1 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 63
2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 64
3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 67
4 4 3 5 4 2 5 5 5 2 5 4 5 5 2 4 60
5 4 5 5 3 3 5 4 5 3 5 4 5 5 4 4 64
6 1 2 4 3 4 4 3 5 5 4 3 5 5 5 5 58
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 63
8 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 63
9 3 4 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 64
10 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 67
11 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 69
12 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 68
13 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 56
14 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 68
15 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 68
16 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 60
17 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 67
18 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 61
19 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 57
20 3 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 64
21 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 63
22 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 65
23 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 63
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 58
25 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 2 5 3 60
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 4 60
27 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 66
28 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 61
29 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 64
30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 61
31 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 61
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 60
33 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 63
34 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 62
35 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 68
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 60
37 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 62
38 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 67
39 5 5 4 3 3 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 63
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 74
41 2 2 2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 58
42 2 2 2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 55
43 3 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 2 5 3 56
44 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 5 4 53
45 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 59
46 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 54
47 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 59
48 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 5 4 57
49 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 59
50 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 1 5 5 51
51 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 61
52 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 5 5 53
53 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 48
54 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 2 5 4 65
55 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 58
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 48
57 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 58
58 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 2 5 5 58
59 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 65
60 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 66
61 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
62 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 2 62
63 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 2 62
64 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 52
65 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 47
66 5 4 3 4 2 3 2 3 4 4 5 4 5 3 4 55
67 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 53
68 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 54
69 2 2 2 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 5 4 48
70 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 54
71 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 48
72 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5 5 62
73 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 49
74 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 47
75 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 68
76 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 52
Lampiran 5: Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Try Out
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Profesionalisme
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.736 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Prof_1 3.92 .997 25
Prof_2 3.76 .879 25
Prof_3 4.00 .913 25
Prof_4 4.28 .678 25
Prof_5 4.20 .866 25
Prof_6 4.00 .913 25
Prof_7 3.96 .735 25
Prof_8 3.84 .987 25
Prof_9 3.84 .554 25
Prof_10 3.96 .455 25
Prof_11 3.96 .735 25
Prof_12 4.28 .614 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Prof_1 44.08 17.577 .570 .687
Prof_2 44.24 20.940 .201 .742
Prof_3 44.00 19.667 .350 .722
Prof_4 43.72 19.127 .632 .690
Prof_5 43.80 17.000 .782 .658
Prof_6 44.00 18.500 .509 .698
Prof_7 44.04 19.957 .432 .712
Prof_8 44.16 18.223 .491 .701
Prof_9 44.16 22.057 .186 .737
Prof_10 44.04 23.290 -.037 .751
Prof_11 44.04 21.957 .121 .747
Prof_12 43.72 22.627 .057 .749
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.00 23.333 4.830 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pengalaman Kerja
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.782 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pk_1 4.32 .690 25
Pk_2 3.84 .746 25
Pk_3 3.92 .812 25
Pk_4 4.12 .600 25
Pk_5 3.92 .702 25
Pk_6 3.96 .611 25
Pk_7 3.92 .493 25
Pk_8 4.04 .539 25
Pk_9 4.12 .600 25
Pk_10 4.16 .746 25
Pk_11 3.68 .900 25
Pk_12 3.84 .800 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Pk_1 43.52 16.927 .555 .753
Pk_2 44.00 16.833 .517 .756
Pk_3 43.92 16.743 .474 .761
Pk_4 43.72 17.460 .546 .756
Pk_5 43.92 16.660 .594 .748
Pk_6 43.88 18.777 .266 .781
Pk_7 43.92 18.660 .388 .771
Pk_8 43.80 19.583 .143 .789
Pk_9 43.72 18.877 .253 .782
Pk_10 43.68 17.810 .348 .775
Pk_11 44.16 15.973 .525 .755
Pk_12 44.00 17.083 .428 .766
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
47.84 20.557 4.534 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Motivasi
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.775 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Mo_1 3.80 .866 25
Mo_2 4.00 .645 25
Mo_3 4.32 .476 25
Mo_4 4.16 .554 25
Mo_5 4.20 .577 25
Mo_6 4.04 .539 25
Mo_7 3.92 .702 25
Mo_8 3.88 .600 25
Mo_9 3.92 .812 25
Mo_10 4.00 .707 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Mo_1 36.44 9.923 .675 .718
Mo_2 36.24 11.107 .659 .728
Mo_3 35.92 12.660 .434 .760
Mo_4 36.08 12.660 .353 .767
Mo_5 36.04 12.207 .450 .756
Mo_6 36.20 13.083 .252 .777
Mo_7 36.32 12.393 .297 .776
Mo_8 36.36 11.490 .616 .736
Mo_9 36.32 11.977 .306 .780
Mo_10 36.24 11.690 .448 .756
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40.24 14.357 3.789 10
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Sistem Pengendalian Intern
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.846 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Spi_1 3.52 .918 25
Spi_2 3.68 .852 25
Spi_3 3.88 1.013 25
Spi_4 3.88 .833 25
Spi_5 3.64 .860 25
Spi_6 4.16 .688 25
Spi_7 4.00 .816 25
Spi_8 3.92 .759 25
Spi_9 3.96 .611 25
Spi_10 3.88 .666 25
Spi_11 3.92 .572 25
Spi_12 3.92 .572 25
Spi_13 3.72 .980 25
Spi_14 4.20 .866 25
Spi_15 3.84 .898 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Spi_1 54.60 40.583 .415 .841
Spi_2 54.44 40.507 .465 .837
Spi_3 54.24 36.857 .682 .823
Spi_4 54.24 42.023 .330 .845
Spi_5 54.48 42.010 .316 .846
Spi_6 53.96 41.707 .461 .838
Spi_7 54.12 40.943 .447 .838
Spi_8 54.20 39.250 .678 .826
Spi_9 54.16 40.473 .698 .828
Spi_10 54.24 42.523 .381 .842
Spi_11 54.20 42.000 .533 .836
Spi_12 54.20 42.333 .486 .838
Spi_13 54.40 40.417 .393 .843
Spi_14 53.92 40.577 .449 .839
Spi_15 54.28 39.127 .565 .831
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
58.12 46.277 6.803 15
Lampiran 6: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pasca Try Out
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Profesionalisme
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.688 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Prof_1 4.05 .781 76
Prof_2 4.04 .756 76
Prof_3 4.13 .900 76
Prof_4 4.30 .589 76
Prof_5 4.21 .822 76
Prof_6 4.08 .688 76
Prof_7 4.11 .579 76
Prof_8 4.12 .748 76
Prof_9 3.95 .630 76
Prof_10 3.83 .598 76
Prof_11 3.92 .648 76
Prof_12 4.16 .590 76
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Prof_1 44.84 12.268 .568 .625
Prof_2 44.86 13.645 .317 .670
Prof_3 44.76 13.543 .247 .686
Prof_4 44.59 13.685 .449 .653
Prof_5 44.68 11.926 .597 .618
Prof_6 44.82 13.219 .459 .648
Prof_7 44.79 13.848 .419 .658
Prof_8 44.78 13.056 .439 .650
Prof_9 44.95 14.077 .320 .670
Prof_10 45.07 15.876 -.051 .716
Prof_11 44.97 15.279 .057 .705
Prof_12 44.74 15.370 .059 .702
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.89 15.989 3.999 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Pengalaman Kerja
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.803 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pk_1 4.29 .629 76
Pk_2 4.04 .621 76
Pk_3 4.14 .706 76
Pk_4 4.13 .640 76
Pk_5 3.95 .671 76
Pk_6 4.03 .632 76
Pk_7 4.12 .541 76
Pk_8 4.05 .539 76
Pk_9 4.03 .783 76
Pk_10 3.88 .816 76
Pk_11 3.84 .767 76
Pk_12 3.89 .776 76
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Pk_1 44.11 18.522 .412 .792
Pk_2 44.36 18.659 .393 .793
Pk_3 44.25 17.550 .524 .781
Pk_4 44.26 18.276 .450 .788
Pk_5 44.45 17.877 .497 .784
Pk_6 44.37 19.222 .276 .803
Pk_7 44.28 18.043 .612 .777
Pk_8 44.34 18.948 .407 .792
Pk_9 44.37 18.182 .353 .799
Pk_10 44.51 17.480 .440 .790
Pk_11 44.55 17.237 .522 .781
Pk_12 44.50 17.080 .541 .779
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.39 21.149 4.599 12
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Motivasi
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.805 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Mo_1 3.80 .817 76
Mo_2 3.83 .700 76
Mo_3 4.11 .685 76
Mo_4 4.03 .632 76
Mo_5 4.18 .605 76
Mo_6 4.04 .576 76
Mo_7 3.88 .765 76
Mo_8 3.86 .667 76
Mo_9 3.86 .860 76
Mo_10 4.01 .721 76
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Mo_1 35.79 14.435 .498 .786
Mo_2 35.76 15.650 .370 .800
Mo_3 35.49 14.813 .552 .780
Mo_4 35.57 15.636 .432 .793
Mo_5 35.41 15.071 .587 .778
Mo_6 35.55 16.117 .377 .798
Mo_7 35.71 14.555 .522 .783
Mo_8 35.74 14.943 .543 .781
Mo_9 35.74 14.543 .444 .794
Mo_10 35.58 14.780 .522 .783
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39.59 18.191 4.265 10
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Sistem Pengendalian Intern
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.827 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Spi_1 3.76 .877 76
Spi_2 3.83 .823 76
Spi_3 3.92 .829 76
Spi_4 3.84 .694 76
Spi_5 3.83 .773 76
Spi_6 4.17 .619 76
Spi_7 4.14 .706 76
Spi_8 4.11 .602 76
Spi_9 3.95 .651 76
Spi_10 4.05 .586 76
Spi_11 3.88 .673 76
Spi_12 4.11 .704 76
Spi_13 3.89 1.090 76
Spi_14 4.45 .755 76
Spi_15 4.01 .825 76
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Spi_1 56.18 32.499 .451 .817
Spi_2 56.12 32.052 .543 .810
Spi_3 56.03 31.946 .550 .810
Spi_4 56.11 34.149 .389 .821
Spi_5 56.12 33.812 .376 .822
Spi_6 55.78 33.456 .550 .812
Spi_7 55.80 32.987 .530 .812
Spi_8 55.84 33.575 .552 .812
Spi_9 56.00 34.000 .443 .818
Spi_10 55.89 33.829 .529 .814
Spi_11 56.07 32.836 .583 .809
Spi_12 55.84 32.455 .603 .808
Spi_13 56.05 32.584 .322 .832
Spi_14 55.50 34.947 .254 .829
Spi_15 55.93 34.676 .250 .831
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
59.95 37.784 6.147 15
Lampiran 7: Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 1
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Total_X2,
Total_X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Total_Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .531a .282 .262 3.664
a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 384.593 2 192.297 14.328 .000a
Residual 979.762 73 13.421
1
Total 1364.355 75
a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1
b. Dependent Variable: Total_Y
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 11.554 5.613 2.058 .043
Total_X1 .188 .122 .176 1.535 .129
1
Total_X2 .389 .106 .420 3.659 .000
a. Dependent Variable: Total_Y
Hasil Uji Hipotesis Sub – Struktur 2
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Total_Y,
Total_X1,
Total_X2a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Total_Z
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .669a .448 .425 4.663
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1268.461 3 422.820 19.448 .000a
Residual 1565.328 72 21.741
1
Total 2833.789 75
a. Predictors: (Constant), Total_Y, Total_X1, Total_X2
b. Dependent Variable: Total_Z
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 6.071 7.349 .826 .411
Total_X1 .350 .158 .228 2.211 .030
Total_X2 .448 .147 .335 3.040 .003
1
Total_Y .381 .149 .264 2.557 .013
a. Dependent Variable: Total_Z
Korelasi Sub – Struktur 1
Correlations
Correlations
Total_X1 Total_X2 Total_Y
Pearson Correlation 1.000 .503** .388**
Sig. (2-tailed) .000 .001
Total_X1
N 76.000 76 76
Pearson Correlation .503** 1.000 .509**
Sig. (2-tailed) .000 .000
Total_X2
N 76 76.000 76
Pearson Correlation .388** .509** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .000
Total_Y
N 76 76 76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi Sub – Struktur 2
Correlations
Correlations
Total_X1 Total_X2 Total_Y Total_Z
Pearson Correlation 1.000 .503** .388** .499**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
Total_X1
N 76.000 76 76 76
Pearson Correlation .503** 1.000 .509** .584**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
Total_X2
N 76 76.000 76 76
Pearson Correlation .388** .509** 1.000 .523**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
Total_Y
N 76 76 76.000 76
Pearson Correlation .499** .584** .523** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
Total_Z
N 76 76 76 76.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).