71
PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK SISWA (Skripsi) Oleh Yuni Sartika FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA …digilib.unila.ac.id/54499/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · gerak lurus berbasis inkuiri terbimbing, kemudian mengolah data percobaan dengan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN GERAK

LURUS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK SISWA

(Skripsi)

Oleh

Yuni Sartika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN GERAK

LURUS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK SISWA

Oleh

Yuni Sartika

Kemampuan interpretasi grafik merupakan kemampuan menafsirkan yang menjadi

penting bagi siswa terutama ketika melakukan percobaan fisika, siswa harus

mampu menyajikan bentuk grafik dari data-data yang diperoleh dari kegiatan

percobaan yang akurat. Aplikasi tracker dalam pembelajaran gerak lurus dapat

melakukan pelacakan gerak benda pada suatu waktu yang lebih presisi dan akurat,

sehingga membantu siswa menemukan persamaan gerak benda. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan tracker pada

pembelajaran gerak lurus berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan

interpretasi grafik siswa. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 6 SMA

Negeri 13 Bandar Lampung. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group

Pretest-Posttest. Pembelajaran dilakukan dengan melakukan kegiatan praktikum

gerak lurus berbasis inkuiri terbimbing, kemudian mengolah data percobaan dengan

menganalisis video percobaan menggunakan aplikasi tracker. Data kemampuan

interpretasi grafik siswa diperoleh menggunakan tes (pretest-posttest). Teknik

Yuni Sartika

iii

analisis data hasil belajar siswa menggunakan Uji Paired Sample T-Test. Hasil

penelitian diolah secara statistik dan matematis. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh skor rata-rata kemampuan menginterpretasi grafik mengalami kenaikan

sebesar 59,00 % dengan rata-rata N-Gain tinggi (0,71) pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan tracker

dapat meningkatkan kemampuan interpretasi grafik dengan sangat baik.

Berdasarkan hasil uji diperoleh signifikasi sebesar 0,00 yaitu kurang dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

interpretasi grafik siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan tracker.

Kata kunci: gerak lurus, inkuiri terbimbing, kemampuan interpretasi grafik, tracker.

PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN GERAK

LURUS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KEMAMPUAN INTERPRETASI GRAFIK SISWA

Oleh

Yuni Sartika

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Baru Timur pada tanggal 16 Juni 1996, sebagai

anak pertama dari empat bersaudara pasangan Ibu Rusnia dan Bapak Izhar.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Muslimin Bukit Kemuning pada

tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2002, melanjutkan di SD Negeri 09 Bukit

Kemuning pada tahun 2002 dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian

melanjutkan di SMP Negeri 01 Bukit Kemuning pada tahun 2008 yang

diselesaikan pada tahun 2011, dan masuk SMA Negeri 01 Bukit Kemuning yang

diselesaikan pada tahun 2014. Pada pertengahan tahun 2014 penulis diterima di

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki beberapa pengalaman organisasi

yaitu sebagai: Anggota Sains dan Teknologi (SAINTEK) dan Eksakta Muda

Himasakta. Pada tahun 2017 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Way Tuba, Kabupaten Way

Kanan.

ix

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”

(Q.S . Ar-Ra’d: 11)

“Bahagia atau tidak bahagianya hidupmu, tergantung do’a dan kerja kerasmu”

(Yuni Sartika)

x

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya

dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu

‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya

sederhana ini sebagai tanda bakti kasih tulus kepada :

1. Orang tuaku tersayang, Ibu Rusnia dan Bapak Izhar yang telah sepenuh hati

membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta mendukukung segala bentuk

perjuangan anaknya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesempatan

kepadaku untuk bisa selalu membahagiakan dan membanggakan kalian.

2. Adikku tersayang Agung Setiawan, Alam Saputra dan Azzahra Saskia yang

telah memberikan do’a dan semangatnya untuk segala perjuanganku.

3. Nenek dan Kakekku tercinta beserta seluruh keluarga besarku tersayang yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan motivasi terbaiknya.

4. Para pendidik yang senantiasa memberikan didikan dan bimbingan terbaik

kepadaku dengan tulus dan ikhlas.

5. Semua sahabat-sahabatku yang begitu sabar menemani langkah juangku dan

senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

6. Almamater tercinta Universitas Lampung.

xi

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., selaku Pembimbing Akademik

sekaligus pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan

kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku pembahas yang banyak

memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

xii

7. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah

membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.

8. Bapak Dra. Hj. Rospardewi, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar

Lampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.

9. Bapak Muhammad Arif, S.Pd, S.Kom., selaku guru Fisika SMA Negeri 13

Bandar Lampung yang selalu memberi semangat, motivasi, dan dukungannya

selama penelitian.

10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMA Negeri 13 Bandar Lampung,

beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.

11. Siswa dan siswi kelas X MIPA 6 Negeri 13 Bandar Lampung atas bantuan

dan kerjasamanya.

12. Almamater tercinta Universitas Lampung.

13. Sahabat terbaikku sejak jaman dulu: Audy, Bella, dan Novi. Terimakasih

untuk suka duka dan cerita bersama yang luar biasa.

14. Sahabat seperjuanganku yang tersayang, Azni Aslinda. Terima kasih

senantiasa menemani, menyemangati, menguatkan dan mengingatkanku

dalam kebaikan dan kesabaran.

15. Teman-teman seperjuanganku di Asrama Abimanyu: Rizka, Fenti, Nia, dan

Elisa yang telah memberikan semangat dan senyum dalam hidupku.

16. Teman seperjuanganku: Raya, Hayatun, Lulu, Esti, Irma, Evelyne, Khusnul,

Arina, Tari, Fega, Nur Syam, Nisaul, Desi, Devi, Diah, Fadila, Listi, Nailul,

Rohmah, Adila, Tarissa, Bella, dan Raras. Terimakasih yang telah

mengajarkanku atas kesederhanaan, memberikan semangat, serta warna

dalam hidupku.

xiii

17. Teman-teman tracker team: Vinka, Siska, Yeni, Fauzi, dan Yusuf. Terima

kasih senantiasa membantu, menemani, dan menyemangati. Semoga tali

persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

18. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014 A dan B yang tidak dapat saya

sebutkan namanya satu persatu, terima kasih semangatnya dan telah hadir

dalam hidupku.

19. Teman KKN sekaligus PPL ku di Waytuba: Zakia, Isni, Bella, Anggi, Nanda,

Aldi, Dahasrul, Farlian, dan Rezky. Terima kasih untuk segenap cerita

bersama.

20. Keluargaku di Waytuba, Bapak Teguh dan keluarga, serta seluruh siswa di

SMA N 1 Waytuba. Terimakasih telah membuat hari-hari selama di sana

sangat menyenangkan.

21. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat

pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 1 November 2018

Penulis,

Yuni Sartika

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

COVER LUAR ............................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

COVER DALAM ............................................................................................ iv

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. vii

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viii

MOTTO ......................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN .......................................................................................... x

SANWACANA .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Model Pembelajaran Inkuiri .......................................................... 7

2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...................................... 11

3. Tracker .......................................................................................... 15

4. Interpretasi Grafik ......................................................................... 19

5. Metode Praktikum ......................................................................... 25

6. Gerak Lurus ................................................................................... 28

B. Kerangka Pikir .................................................................................. 35

C. Anggapan Dasar ................................................................................ 37

D. Hipotesis ........................................................................................... 37

xv

III. METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian .............................................................................. 38

B. Desain Penelitian .............................................................................. 38

C. Variabel Penelitian ............................................................................. 39

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 39

E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 40

F. Analisis Instrumen

1. Uji Validitas ................................................................................. 41

2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 42

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

H. Analisis Data

1. Uji N-Gain ................................................................................. 43

2. Uji Normalitas ............................................................................ 44

3. Uji Hipotesis ............................................................................... 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36

A. Hasil Penelitian

1. Observasi Penelitian .................................................................... 47

2. Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 48

a. Uji Validitas Soal ................................................................. 48

b. Uji Reliabilitas ...................................................................... 50

3. Tahap Pelaksanaan ...................................................................... 50

4. Analisis Hasil Penelitian

a. Kemampuan Interpretasi Grafik ......................................... 56

b. N-gain Kemampuan Interpretasi Grafik .............................. 57

c. Hasil Uji Normalitas ............................................................ 58

d. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 59

B. Pembahasan ...................................................................................... 60

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 72

B. Saran .................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jenis-jenis inkuiri .................................................................................... 10

2.2 Tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing ................................... 12

2.3 Data jarak (x) dan waktu (t) pada pergerakan mobil .............................. 20

3.1 Interpretasi ukuran kemampuan nilai alpha ........................................... 43

3.2 Kriteria interpretasi N-gain ..................................................................... 44

4.1 Hasil uji validitas soal kemampuan interpretasi grafik pertama. ........... 48

4.2 Hasil uji validitas soal kemampuan interpretasi grafik kedua ................ 49

4.3 Hasil uji reliabilitas kemampuan interpretasi grafik ............................... 50

4.4 Hasil pretest dan posttest kemampuan interpretasi grafik ...................... 56

4.5 Rata-rata kemampuan interpretasi grafik ............................................... 57

4.6 Rata-rata N-gain kemampuan interpretasi grafik .................................. 58

4.7 Hasil uji normalitas kemampuan interpretasi grafik .............................. 58

4.8 Hasil uji paired sample t-test kemampuan interpretasi grafik ................ 59

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Lembar kerja software tracker.............................................................. 17

2.2 Diagram blok langkah kerja pengolahan menggunakan tracker .......... 19

2.3 Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) pada pergerakan mobil ................. 21

2.4 Rangkaian percobaan gerak lurus ......................................................... 29

2.5 Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) GLB .............................................. 30

2.6 Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLB ...................................... 31

2.7 Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) GLBB ........................................... 32

2.8 Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLBB dipercepat.................. 33

2.9 Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLBB diperlambat ............... 34

2.10 Grafik percepatan (a) terhadap waktu (t) GLBB .................................. 34

2.11 Diagram kerangka pikir ........................................................................ 37

3.1 One group pretest-posttest design ....................................................... 38

4.1 Grafik ketuntasan kemampuan interpretasi grafik siswa ...................... 62

4.2 Menggambar grafik hubungan jarak terhadap waktu GLB

berdasarkan hasil tracker ...................................................................... 65

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus .................................................................................................. 80

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 84

3. Modul praktikum gerak lurus ............................................................... 94

4. Perhitungan Kesalahan Relatif (KR) ................................................... 138

5. Kisi-kisi instrumen tes kemampuan interpretasi grafik ........................ 140

6. Rubrik penilaian kemampuan interpretasi grafik ................................. 156

7. Data validitas soal pertama ................................................................... 157

8. Data validitas soal kedua ...................................................................... 159

9. Data reliabilitas soal ............................................................................. 160

10. Data pretest ........................................................................................... 162

11. Data posttest.......................................................................................... 164

12. Hasil analisis kemampuan interpretasi grafik pada pretest ................. 166

13. Hasil analisis kemampuan interpretasi grafik pada posttest ................. 168

14. Hasil uji validitas pertama .................................................................... 170

15. Hasil uji validitas kedua........................................................................ 173

16. Hasil uji reliabilitas .............................................................................. 174

17. Hasil uji n-gain ..................................................................................... 175

18. Hasil uji normalitas ............................................................................... 177

19. Hasil uji paired t-test ............................................................................ 178

20. Surat penelitian ..................................................................................... 179

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi

manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, sehingga dapat

menghadapi tantangan secara lokal, nasional, maupun global.

Pada kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.

Berdasarkan PISA (Programme for International Student Assessment) 2015

dalam kompetensi sains, Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 70

negara. Penilaian PISA ini menguji siswa pada bidang membaca, matematika,

dan sains dengan tes soal yang menekankan pada keterampilan dan

kompetensi siswa (OECD, 2018). Salah satu indikator uji di dalamnya yaitu

menginterpretasikan data dan grafik. Hal tersebut menunjukkan bahwa

interpretasi grafik mengambil peranan penting dalam meningkatkan mutu

pendidikan, namun siswa Indonesia mengalami kesulitan menjawab soal

mengenai interpretasi data dan grafik.

2

Kemampuan menginterpretasi grafik sangatlah penting bagi siswa, khususnya

pada bidang fisika. Grafik mampu memberikan informasi kuantitatif yang

mudah dipahami bila dibanding dengan data yang disajikan dalam bentuk

kalimat uraian. Grafik menyajikan banyak makna yang dapat mewakili suatu

fenomena, namun banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menginterpretasikan grafik dari data yang diperolehnya. Contohnya, banyak

siswa dapat menggambar grafik linier, dapat menentukan gradiennya, tetapi

tidak dapat menjelaskan makna dari gradien tersebut. Padahal dalam fisika,

gradien memiliki suatu makna tertentu. Planinic, dkk. (2011), melakukan

penelitian yang membandingkan makna gradien suatu grafik pada konteks

fisika dan konteks matematika. Kemudian, mendapatkan bahwa pemahaman

makna gradien grafik pada konteks fisika masih sangat lemah daripada

konteks matematika.

Kemampuan menginterpretasi grafik merupakan kemampuan menafsirkan

grafik yang diperoleh dari data observasi atau praktikum. Data yang diperoleh

siswa saat melakukan praktikum akan tidak berguna bila tidak ditafsirkan

(Emda, 2014). Siswa harus mampu menyajikan bentuk grafik dari data-data

yang diperoleh dari kegiatan praktikum, kemudian menarik kesimpulan

tentatifnya. Akan tetapi, kegiatan praktikum akan menjadi masalah apabila

pengambilan data yang sulit diamati secara langsung, contohnya pada materi

tentang gerak seperti gerak lurus, gerak parabola, tumbukan, dan lainnya.

Kesulitan percobaan tentang gerak biasanya saat pengambilan data waktu dan

posisi secara bersamaan, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab hasil

percobaan menjadi tidak akurat. Saat pengamatan langsung pula, tidak

3

banyak informasi yang bisa diperoleh. Sulit bagi peserta didik untuk

mengetahui nilai kecepatan awal (𝑣0), percepatanya (𝑎), kecepatan akhir

(𝑣𝑓), kecepatan pada suatu waktu (𝑣𝑡). Data-data tersebut sulit diperoleh

dalam pengamatan langsung jika pembelajaran dilaksanakan hanya dengan

bantuan alat-alat yang biasa digunakan seperti ticker timer, stopwatch dan

sebagainya.

Untuk meningkatkan keakuratan data hasil percobaan, maka dibutuhkan

teknologi analisis gerak yang mampu melacak pergerakan objek benda,

sehingga dapat menemukan data dan persamaan gerak benda sangat presisi.

Software tracker dapat melakukan analisis video tentang peristiwa gerak,

memiliki kemampuan track (pelacakan) gerak obyek pada suatu waktu yang

lebih presisi dan akurat (Nurohman, 2017). Hasil pelacakan gerak objek

ditampilkan dalam bentuk gambar, tabel, grafik, persamaan, nilai statistik

sebagai bahan dalam interpretasi hasil praktikum.

Salah satu konsep yang mensyaratkan interpretasi grafik adalah pemahaman

konsep tentang gerak lurus. Seharusnya, pembelajaran gerak lurus

menggunakan tracker pendekatannya lebih dekat dengan teori dan memiliki

tingkat kesalahan yang rendah. Praktikum gerak lurus beraturan telah diuji

penyimpangan menggunakan tracker, diperoleh nilai kesalahan relatif

berulang yaitu 0,46% dan kesalahan relatif terhadap nilai hitung yaitu 3,90%.

Tingkat simpangan yang rendah tersebut menyatakan bahwa penggunaan

video tracker direkomendasikan dan sangat layak untuk digunakan dalam

pembelajaran.

4

Pembelajaran gerak lurus cenderung lebih banyak pada kegiatan

mendengarkan penjelasan guru dan mencatat saat pembelajaran berlangsung.

Sehingga, proses pembelajaran menjadi terpusat pada guru seperti

pembelajaran fisika di SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan selama

pembelajaran fisika guru belum pernah melibatkan kegiatan praktikum

menggunakan video tracker.

Untuk membantu meningkatkan aktivitas siswa dan menyelesaikan

permasalahan rendahnya kemampuan interpretasi grafik, maka diperlukan

model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran menggunakan tracker.

Tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Nurdyansyah &

Fahyuni (2016: 151) yaitu identifikasi masalah dan melakukan pengamatan,

mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan, mengumpulkan data

dan melaksanakan penyelidikan, menganalisis data, membuat kesimpulan,

mengomunikasikan. Melalui tahapan tersebut, inkuiri terbimbing akan

mendorong siswa belajar secara aktif untuk menemukan konsep gerak lurus

dan membantu memunculkan kegiatan menginterpretasi data menggunakan

tracker yang melibatkan kegiatan praktikum.

Sejalan dengan penjabaran tersebut untuk mengetahui pengaruh penggunaan

tracker pada pembelajaran gerak lurus berbasis inkuiri terbimbing terhadap

kemampuan interpretasi grafik, maka penelitian ini difokuskan untuk

menyelidiki pengaruh penggunaan tracker pada pembelajaran gerak lurus

berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan interpretasi grafik siswa.

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan tracker pada pembelajaran gerak

lurus berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan interpretasi grafik?

2. Bagaimanakah kemampuan interpretasi grafik siswa pada pembelajaran

gerak lurus menggunakan tracker berbasis inkuiri terbimbing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan tracker pada pembelajaran gerak

lurus berbasis inkuiri terbimbing terhadap kemampuan interpretasi grafik

siswa.

2. Mendeskripsikan kemampuan interpretasi grafik siswa pada pembelajaran

gerak lurus menggunakan tracker berbasis inkuiri terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat menghadirkan

inovasi baru dalam pembelajaran fisika khususnya pokok bahasan tentang gerak

yaitu penggunaan aplikasi tracker sebagai media analisis percobaan yang sulit

diamati secara langsung. Penggunaan tracker menghadirkan pendekatan

percobaan yang dapat mengurangi penyimpangan dan hasil yang mendekati

teori. Melalui penelitian ini juga dapat memberikan gambaran penggunaan

tracker pada percobaan tentang gerak.

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian atau batasan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal

yaitu:

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian adalah perbedaan yang

signifikan kemampuan interpretasi grafik sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan tracker.

2. Penggunaan tracker pada pembelajaran yang dimaksud adalah

pembelajaran yang melibatkan kegiatan praktikum dengan menggunakan

aplikasi tracker sebagai alat bantu track (pelacakan) gerak benda untuk

memperoleh hasil percobaan yang akurat dan meningkatkan kemampuan

interpretasi grafik.

3. Kemampuan interpretasi grafik siswa yang diukur meliputi empat

indikator, yaitu mengidentifikasi grafik dan menafsirkan hubungan antar

variabel, menentukan data dari grafik, menggambarkan grafik berdasarkan

persamaan dan menentukan persamaan berdasarkan grafik, dan

memprediksi grafik berdasarkan deskripsi tekstual, gambar, atau grafik.

4. Inkuiri terbimbing yaitu model pembelajaran yang digunakan untuk

memperkuat pembelajaran menggunakan tracker dalam meningkatkan

kemampuan interpretasi grafik siswa.

5. Penelitian dilakukan pada kompetensi dasar 3.4 dan 4.4 pada bab gerak

lurus dengan pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak

Lurus Berubah Beraturan (GLBB) kurikulum 2013 revisi.

6. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2018/2019.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Swadarma (2013: 65) inkuiri dalam bahasa Inggris yaitu inquiry

yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban

pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, Swadarma menyatakan:

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada berfikir secara kritis dan

analisis mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan.

Suryani & Agung (2012: 119) menjelaskan bahwa:

Inkuiri berasal dari kata “to inquiry” yang berarti ikut serta, atau

terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari

informasi, dan melakukan penyelidikan. Siswa diprogramkan agar

selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru

bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa

diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh

berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-

konsep yang direncanakan oleh guru.

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan yang

melibatkan kemampuan maksimal dan menekan siswa pada proses berfikir

secara kritis dan analitis siswa untuk menemukan sendiri suatu masalah

secara sistematis, kritis logis, analitis, dan percaya diri. Melalui model ini

siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik dalam

8

ikut serta, atau terlibat, untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari

informasi, dan melakukan penyelidikan.

Lefudin (2017: 223-224) menjelaskan ciri utama yang dimiliki oleh model

pembelajaran inkuiri yaitu:

1. Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari

dan menemukan yang artinya menempatkan siswa sebagai sumber

belajar.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) yang

artinya guru berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

3. Tujuan penggunaan model inkuiri yaitu dapat mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental siswa. Sehingga, siswa tidak hanya dituntut agar menguasai

pembelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan

potensi yang dimilikinya.

Layaknya pembelajaran lain, inkuiri memiliki tahap-tahap dalam

pelaksanaan pembelajarannya. Berikut ini langkah-langkah dalam

pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2012: 201) adalah (1) orientasi, (2)

merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4) mengumpulkan data,

(5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan.

Pelaksanaan pembelajaran inkuiri menurut Sagala (2005: 197) yaitu:

9

Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan model

inkuiri yaitu: (1) perumusan masalah yang dipecahkan siswa,

(2) menetapkan jawaban sementara (hipotesis), (3) siswa

mencari informasi data fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan, (4) menarik kesimpulan jawaban atau

generalisasi, dan (5) mengaplikasikan kesimpulan atau

generalisasi dalam situasi baru.

Terdapat enam langkah kegiatan inkuiri diantaranya orientasi masalah,

merumuskan masalah, menetapkan hipotesis, mengumpulkan data fakta

yang diperlukan untuk menjawab permasalahan, menguji hipotesis, dan

menyimpulkan.

Sanjaya (2012: 199) menyatakan model inkuiri memiliki beberapa jenis

berdasarkan besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada

siswanya, diantaranya:

1. Inkuiri terbimbing (guide inquiry) yaitu siswa memperoleh pedoman

sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya

berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

2. Inkuiri bebas (free inquiry) yaitu siswa melakukan penelitian sendiri

bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus

mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang

hendak diselidiki.

3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modifiel free inquiry) yaitu guru

memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik

diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui

pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

10

Pembagiannya ketiga model inkuiri menurut Sani (2014: 52) dapat ditinjau

dari peran guru dan siswa dalam kegiatan proses inkuiri. Untuk lebih

jelasnya jenis-jenis inkuiri dapat dideskripsikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis-jenis inkuiri

Berdasarkan deskripsi dari tabel jenis-jenis inkuiri, maka inkuiri terdiri

atas tiga jenis yang dibedakan berdasarkan tiga aspek yakni subjek

permasalahan, metode, dan solusi. Model inkuiri terbimbing dengan

permasalahan dan metode bersumber dari guru, yang solusinya

diselesaikan oleh siswa. Namun, bukan berarti bahwa guru yang

memegang penuh atas permasalahan dan metode, dalam hal ini guru hanya

memberikan bimbingan penuh kepada siswa agar mudah dalam

merumuskan permasalahan yang menuju topik pembelajaran sehingga

siswa dapat menentukan solusinya sendiri atas permasalahan yang dibahas.

Wahyudin, dkk. (2010) menjabarkan aktivitas inkuiri terbimbing yaitu

siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang diarahkan pada

prosedur yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip

tertentu. Aktivitas inkuri bebas yaitu siswa hanya terdapat penyajian

masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-

prosedur masing-masing, menyusun data yang diperolehnya,

menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan.

Inkuiri

Terbuka

Inkuiri

Terbimbing

Inkuiri

Terstruktur

Permasalahan Siswa Guru Guru Guru

Metode Siswa Siswa Guru Guru

Solusi Siswa Siswa Siswa Guru

11

Berdasarkan ketiga jenis inkuiri di atas, maka model inkuiri terbimbing

adalah model yang tepat dalam pembelajaran fisika dengan metode

percobaan menggunakan teknologi aplikasi tracker. Inkuiri terbimbing ini

tepat bagi siswa yang belum pernah atau kurang berpengalaman belajar

dengan kegiatan inkuiri menggunakan teknologi aplikasi tracker, sehingga

siswa masih perlu banyak bimbingan dalam pembelajaran tersebut.

Didukung pendapat Nurdyansyah & Fahyuni (2016: 145) bahwa inkuiri

terbimbing digunakan bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman

belajar dengan model inkuiri. Guru memberikan bimbingan dan

pengarahan yang cukup luas, namun bimbingan lebih banyak diberikan

pada tahap awal kemudian sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan

perkembangan pengalaman siswa.

2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2012: 196)

adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru

dan siswa. Kegiatan ini menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Menurut Herdian (2010: 183) mengungkapkan bahwa:

Pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dimana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi

pertanyaan awal dan megarahkan pada suatu diskusi.

12

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran

yang menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran. Keterlibatan siswa ditekankan pada proses berpikir secara

kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atas

masalah yang telah diberikan., proses berpikir itu sendiri biasanya

dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Sehingga, siswa

memiliki pengalaman dalam menemukan prinsip-prinsip atau pemahaman

untuk diri mereka sendiri. Selain itu, guru berperan sebagai pembimbing

ketika siswa melakukan kegiatan.

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Ibrahim

(2000: 13) antara lain: (1) Orientasi siswa pada masalah;

(2) Mengorganisasikan siswa dalam merumuskan masalah dan hipotesis;

(3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok dalam

mengumpulkan data, (4) Menguji hipotesis dan

menyajikan/mempresentasikan kegiatan; (5) Mengevaluasi kegiatan.

Menurut Nurdyansyah & Fahyuni (2016: 151) tahapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dideskripsikan seperti dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Tahap

(1)

Aktivitas Guru

(2) Identifikasi masalah dan

melakukan pengamatan

Guru menyajikan kejadian-kejadian atau

fenomena dan siswa melakukan pengamatan

yang memungkinkan siswa menemukan

masalah

Mengajukan pertanyaan Guru membimbing siswa mengajukan

pertanyaan berdasarkan kejadian dan fenomena

yang disajikan

13

(1) (2)

Merencanakan

penyelidikan

Guru mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok kecil heterogen, membimbing siswa

untuk merencanakan penyelidikan, membantu

menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

dan menyusun prosedur kerja yang tepat

Mengumpulkan

data/informasi dan

melaksanakan

penyelidikan

Guru membimbing siswa melaksanakan

penyelidikan dan memfasilitasi penguumpulan

data

Menganalisis data Guru membantu siswa menganalisis data

dengan berdiskusi dalam kelompoknya

Membuat kesimpulan Guru membantu siswa dalam membuat

kesimpulan betdasarkan hasil kegiatan

penyelidikan

Mengkomunikasikan

hasil

Guru membimbing siswa dalam

mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan

yang telah dilakukan

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu proses

pembelajaran yang diawali dengan orientasi masalah, kegiatan

merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan,

menganalisis data, membuat kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil.

Tujuh langkah tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih

keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya

sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah

membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar. Darwis (2015)

mengungkapkan bahwa model inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk

memaknai suatu proses ilmiah sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh, dengan kemampuan yang benar-benar ditujukan

14

untuk mengeksplorasi data, merumuskan dan menguji hipotesis,

menghasilkan penemuan baru, dan menganalisis hasil penemuan yang

orisinal dan kreatif.

Menurut Suryosubroto (2002: 201) ada beberapa kelebihan dan

kekurangan pembelajaran inkuiri terbimbing, antara lain:

1. Kelebihan:

a) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan

dan penguasaan kemampuan proses dan kognitif siswa b) Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih

payah penyelidikannya menemukan keberhasilan dan kadang-

kadang kegagalan c) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai

dengan kemampuan d) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya

kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan; e) Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk

belajar

2. Kekurangan:

a) Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar

ini

b) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya

sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-

teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata

tertentu

c) Harapan yang ditumpahkan pada model ini mungkin

mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai

pembelajaran inkuiri

Kelebihan pembelajaran inkuiri terbimbing ini siswa dapat terlibat

langsung dalam belajar, sehingga termotivasi untuk belajar secara aktif

dalam menemukan konsep-konsep dengan permasalahan yang

diberikan oleh guru dan model ini dapat membantu siswa

mengembangkan kemampuan dalam menginterpretasi grafik.

Didukung oleh Evriany, dkk. (2017) bahwa pembelajaran dengan

15

menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

keterampilan proses sains terpadu pada aspek menafsirkan data dengan

kategori sedang. Hasil penelitian Neka, dkk. (2015) menyatakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing memberi peluang kepada siswa

untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan dan memanfaatkan

sumber belajar. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih bermakna

dan apa yang dipelajari akan lebih kuat melekat dalam pikiran mereka.

Hal ini berdampak posiitif terhadap perolehan hasil belajar siswa.

3. Tracker

Terdapat dua jenis media instruksional berbasis teknologi multimedia

untuk meningkatkan proses pembelajaran eksperimen fisika, yaitu Video

Based Laboratory (VBL) dan Simulation Based Laboratory (SBL)

(Okimustava, dkk. 2014).

VBL merupakan media pembelajaran berbasis analisa objek yang terdapat

pada sebuah video. Di mana hasil dari analisa objek tersebut akan

diperoleh sekumpulan data yang tersaji dalam bentuk tabel dan grafik.

Interpretasi dari data-data itulah yang dapat digunakan oleh guru sebagai

sumber pemahaman siswa di kelas, namun tidak setiap video yang

ditampilkan saat pembelajaran merupakan VBL dikarenakan VBL

berkaitan erat dengan interpretasi dari hasil analisa data dari sebuah video.

Salah satu contoh software VBL adalah tracker.

16

Tracker merupakan salah satu software dari VBL yang mempunyai

keistimewaan mampu menyajikan gejala fisika secara nyata beserta

representasinya, baik berupa data kuantitatif maupun grafiknya secara

simultan (Yuliana, 2016). Tracker merupakan aplikasi yang dikembangkan

oleh Java Open Source Physics (OSP) yang dapat diunduh secara gratis di

www.physlets.org/tracker/. Tracker didesain untuk digunakan dalam

pembelajaran fisika. Tracker memungkinkan siswa untuk menganalisis

gerak sebuah benda yang ada dalam video dengan cara membuat jejak

yang mengikuti gerak benda yang ada dalam video (Fitriyanto &

Sucahyono, 2016).

Yusuf dan Suharno (2014) mengatakan:

Tracker merupakan software yang dapat digunakan untuk

menganalisis gambar dan video. Fitur yang dimiliki oleh tracker

terdiri dari fitur pelacakan objek dengan overlay posisi, kecepatan,

percepatan dan grafik, filter efek khusus, beberapa kerangka acuan,

titik kalibrasi dan profil garis untuk analisis spektrum dan pola

interferensi. Tracker mampu menyajikan gejala fisika secara nyata

beserta representasinya baik berupa data kuantitatif maupun

grafiknya secara simultan.

Tracker yaitu software analisis video tentang peristiwa gerak yang

memiliki kemampuan track (pelacakan) gerak obyek pada suatu waktu

yang lebih presisi dan akurat (Nurohman, 2017).

Tracker merupakan software pembelajaran yang digunakan untuk

melakukan analisis video percobaan tentang gerak. Software ini dapat

membantu siswa dengan mudah menganalisis permasalahan dunia nyata

khususnya pada topik gerak. Tracker ini memiliki kemampuan track

(pelacakan) gerak obyek pada suatu waktu, sehingga data yang diperoleh

17

akan lebih presisi dan akurat. Lembar kerja tracker dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1. Lembar kerja software tracker

Tracker memiliki fitur auto-tracking yang memungkinkan bagi siswa

untuk membuat jejak benda dalam video secara otomatis. Prinsip kerja dari

fitur auto-tracking tersebut adalah dengan memanfaatkan konsep

perubahan RGB (Red Green Blue) dalam video (Fitriyanto & Sucahyono,

2016).

Untuk penggunaan tracker memerlukan software lain yang mendukung.

Software pendukung yang digunakan adalah Java (untuk dapat

menampilkan grafik yang dihasilkan dari gerak benda), Quick Time (untuk

menghitung waktu tiap frame), Video Converter (untuk mengkonversi

video sebelum di import ke dalam program tracker), Video for Windows

(untuk menampilkan video). Selain software dalam kegiatan menggunakan

tracker diperlukan laptop beserta software tracker (untuk media analisis),

tripot (untuk penunjang perekaman agar tidak bergerak dan presisi

terhadap bidang), kamera (untuk merekam objek), dan objek yang akan

18

diteliti.

Software ini dapat digunakan untuk topik pembelajaran kinematika

partikel (gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, gerak

parabola), gerak harmonik sederhana dan pola interferensi. Tetapi

software ini tidak bisa digunakan pada topik pembelajaran fisika yang

berkaitan dengan konsep suhu atau temperatur, bunyi, fisika modern dan

beberapa konsep lainnya. Walaupun begitu, software ini merupakan

media pembelajaran yang sangat potensial untuk mengembangkan

kemampuan interpretasi data berbentuk tabel dan grafik para siswa

Sekolah Menengah.

Aktivitas yang dilakukan pada pembelajaran menggunakan tracker yaitu

melakukan perekaman suatu fenomena gerak yang nyata dengan

menggunakan perekam video (smartphone), kemudian hasil rekaman

tersebut diolah pada tracker, maka siswa dapat memperoleh beragam

informasi pada tabel seperti waktu, posisi, kecepatan, percepatan, dan lain-

lain. Sehingga, dapat menampilkan grafik yang berhubungan dengan

data di dalam tabel, seperti grafik kecepatan terhadap waktu. Lalu,

menginterpretasikan hasil berupa tabel dan grafik. Melalui aplikasi ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan interpretasi grafik siswa.

Berikut merupakan langkah kerja pengolahan menggunakan tracker.

19

Gambar 2.2. Diagram blok langkah kerja pengolahan

menggunakan tracker

4. Interpretasi Grafik

Interpretasi diartikan sebagai pendapat, pandangan teoretis terhadap

sesuatu atau tafsiran (KBBI, 2011). Interpretasi merupakan salah satu

aspek keterampilan proses sains, dimana kemampuan interpretasi ini

mampu menghubung-hubungkan hasil pengamatan terhadap obyek untuk

menarik kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan yang dituliskan

(misalkan dalam tabel) suatu fenomena alam (Hartono, 2007).

Kemampuan interpretasi merupakan kemampuan menarik kesimpulan

tentatif dari data yang diperoleh (Emda, 2014).

Kemampuan interpretasi yaitu kemampuan mengungkapkan pendapat atau

menafsirkan untuk menggali pengetahuan tentang sebuah data atau

peristiwa melalui pemikiran yang lebih mendalam dengan mampu

Import Video Point Mass

Autotracker

Calibration Stick

Coordinate Axes

Copy Data → Word Interpretasi Data

20

menghubung-hubungkan hasil pengamatan terhadap obyek untuk menarik

kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan suatu fenomena alam.

Menurut Mustain (2015) dalam kaitan pembelajaran fisika, intepretasi

meliputi:

a) Kemampuan menafsirkan pernyataan verbal

b) Kemampuan menafsirkan gambar, menafsirkan grafik, diagram,

dan persamaan matematika

c) Kemapuan menafsirkan berbagai tipe data

d) Kemampuan membuat kualifikasi yang pantas dalam

menafsirkan data

e) Kemampuan membedakan sekitar atau kesimpulan kontradiktif

dari susunan data

Grafik merupakan alat bantu fisika yang penting untuk melihat. Menurut

Dermott dalam Prasetya (2008) menyatakan bahwa menginterpretasi

grafik sangat penting untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang

banyak topik dalam fisika. Para ilmuwan menganggap bahwa grafik

berfungsi sebagai suatu cara untuk mengkaitkan besaran yang satu

dengan besaran yang lain, karena grafik merupakan suatu cara yang

ekonomis dalam penyajian informasi. Berikut ini adalah satu contoh data

gerak mobil yang bergerak menempuh jarak (x) dalam selang waktu (t).

Tabel 2.3. Data mobil menempuh jarak (x) dalam waktu (t)

Jarak (x) Waktu (t)

0,0 0,0

4,0 1,8

6,6 3,0

11,4 5.2

13,4 6,1

16,5 7,5

19,8 9,0

21

Berdasarkan data Tabel 2.3 diperoleh grafik jarak (x) terhadap waktu (t)

sebagai berikut:

Gambar 2.3. Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) pada pergerakan mobil

Berdasarkan Tabel 2.3 dan Gambar 2.3 dapat dibandingkan mana yang

lebih mudah untuk dimengerti. Berdasarkan grafik, segera akan tampak

hubungan linear antara jarak dan waktu, akan tetapi jika melihat data pada

tabel, maka belum dapat mengetahui hubungan antara jarak dan waktu

secara pasti. Grafik juga berperan dalam kegiatan menganalisis data dan

pengujian model pada waktu pelaksanaan percobaan.

Bila grafik pada gambar 2.3 diberikan kepada siswa dan diminta untuk

menginterpretasi, kemudian siswa menjawab bahwa grafik x-t tersebut

berbentuk linear. Berdasarkan jawaban tersebut, siswa masih pada taraf

membaca grafik belum menginterpretasi grafik. Jawaban tersebut kurang

memperhatikan konsep lain yang penting misalkan gradien grafik dan

besaran yang ada serta jawabannya belum berdasarkan teori yang terkait

yaitu tentang kecepatan. Gambar 2.2 adalah grafik yang menunjukkan

0

5

10

15

20

0 2 4 6 8 10

Jara

k (

x)

Waktu (t)

Grafik Jarak terhadap Waktu

Series1 Linear (Series1)

22

sebuah benda yang mempunyai kecepatan tetap yang ditunjukkan pada

bentuk grafik yang linier karena gradien grafik s -t menyatakan kecepatan

benda. Jawaban seperti ini yang benar dalam menginterpretasi grafik s -t di

atas (Prasetya, 2008).

Solikhah & Dwiningsih (2016) menyatakan bahwa kemampuan

menginterpretasi termasuk salah satu komponen keterampilan proses sains

yang diartikan sebagai kemampuan membuat suatu kesimpulan atau

menafsirkan. Kemampuan interpretasi grafik didefinisikan sebagai

kemampuan untuk menerjemahkan dari grafik ke ekspresi verbal. Siswa

dapat mengekstrak informasi dari grafik yang mereka butuhkan untuk

memecahkan masalah dan membuat berbagai jenis interpretasi atau fokus

pada berbagai aspek grafik. Sehingga, dapat dikemukakan bahwa

menginterpretasi grafik dapat diartikan sebagai menafsirkan suatu gejala

yang berupa grafik dari sebuah keadaan atau dari sebuah tabel data secara

teoritis. Menginterpretasi tidak cukup hanya membaca saja, tetapi lebih

pada pemahaman konsep dan mengungkapkan tafsiran atau pendapat

tersebut berdasarkan teori yang terkait.

Kemampuan interpretasi grafik menurut Setyono (2016) mencakup

beberapa indikator, yaitu menghitung gradien dan mengetahui besaran apa

yang ditunjukan gradien, serta dapat mengambil informasi dari grafik

tersebut. Adapun kemampuan menginterpretasikan grafik yang diukur

dalam menyelesaikan soal pada penelitian Anisa (2016) adalah

menggambarkan data dalam bentuk grafik, menentukan variabel bebas dan

23

variabel terikat didalam grafik, menentukan nilai data dari range variabel,

dan menentukan data (x,y) pada grafik. Menurut Nugroho dan Darsono

(2007), indikator kemampuan interpretasi grafik dapat menyebutkan

bagian-bagian grafik, menjelaskan makna kerangka sumbu koordinat,

menjelaskan makna garis dalam kerangka sumbu koordinat, membaca dan

membuat tabel, mengubah tabel ke dalam grafik, menggambar grafik

berdasarkan data, menjelaskan makna grafik hasil percobaan, menafsirkan

penyajian dan perubahan keadaan berdasarkan grafik, memprediksi

berdasarkan grafik.

Kemampuan interpretasi grafik siswa yang diukur pada penelitian ini

meliputi empat indikator, yaitu

1) Mengidentifikasi grafik dan menafsirkan hubungan antar variabel

2) Menentukan data dari grafik

3) Menggambarkan grafik berdasarkan persamaan dan menentukan

persamaan berdasarkan grafik

4) Memprediksi grafik berdasarkan deskripsi tekstual, gambar, atau

grafik

Untuk menentukan hubungan antar variabel, Kismiyati dalam Prasetya

(2008) mengungkapkan pendapat terbagi dua sifat hubungan, yaitu

hubungan kualitatif dan hubungan kuantitatif. Hubungan kualitatif adalah

hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa memiliki hubungan

matematis, tetapi mempunyai kecenderungan tertentu. Sedangkan

hubungan kuantitatif adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang

24

memiliki hubungan matematis sehingga hubungan ini dapat ditarik dalam

rumus tertentu.

Beberapa hubungan antar variabel yang sering muncul dalam fisika adalah

hubungan perbandingan dan hubungan linear. Dua besaran dikatakan

sebanding bila berubah sedemikian hingga hasil baginya konstan. Dalam

matematika hubungan liniear ditulis y = ax + b. dimana a dan b adalah

konstan, x dan y adalah besaran fisis. Berdasarkan persamaan tersebut,

dalam persamaan gerak lurus beraturan y adalah jarak tempuh (x), a adalah

kecepatan (v), x adalah waktu (t), dan b adalah konstanta atau posisi awal

(x0).

Sebuah persamaan adalah suatu ringkasan dan suatu hasil analisis. Bila

konsep dasar suatu gejala dimengerti dengan baik, maka dengan sendirinya

persamaan itu akan mudah diingat tanpa usaha yang berlebihan. Demikian

juga grafik, tidaklah mungkin dapat menggambar dan menginterpretasi

grafik tanpa memahami konsep dari besaran yang bersangkutan. Meskipun

nampaknya sepele ternyata pembacaan atau penggambaran grafik dalam

fisika seringkali membutuhkan kemampuan berpikir dan interpretasi tinggi

yang disertai dengan penguasaan konsep yang baik.

Kegitan menginterpretasi grafik ini merupakan salah satu indikator

keterampilan proses sains siswa. Menurut Rustaman (2005: 25),

keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan

untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep,

hukum-hukum, dan teori-teori IPA, baik berupa keterampilan mental,

25

keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Diharapkan

dengan meningkatnya kemampuan interpretasi siswa, akan dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa pula.

Untuk pelaksanaan penilaian kemampuan interpretasi, jika penilaian

dimaksudkan untuk melihat kemajuan perkembangan kemampuan

interpretasi yang dicapai siswa selama pembelajaran, maka penilaian

dapat dilakukan dengan cara pretest dan posttest. Sedangkan penilaian

kemampuan interpretasi grafik yang dimaksudkan untuk mengukur

secara langsung detail-detail pencapaian keterampilan interpretasi

grafik siswa, maka penilaian dilakukan berdasarkan kelompok

indikator kemampuan interpretasi grafik pada hasil posttest siswa.

5. Metode Praktikum

Menurut KBBI (2011) pratikum atau pelajaran paraktik adalah bagian dari

pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk

menguji dan melaksanakan di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori.

Menurut Lunneta, dkk. (2008: 5) menyatakan bahwa praktikum adalah

pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan materi atau dengan

sumber data sekunder untuk mengamati dan memahami dunia alam.

Nugraha (2015) menunjukkan bahwa praktikum merupakan kegiatan yang

membawa siswa secara aktif akan mengalami dan membuktikan sendiri

tentang materi yang dipelajarinya, siswa secara total dilibatkan dalam

26

mengamati, mengolah data, menganalisis, membuktikan, dan menarik

kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau proses.

Praktikum adalah kegiatan yang membawa siswa secara aktif mengalami

dan membuktikan sendiri tentang materi yang dipelajarinya, sehingga

memberikan pengalaman belajar pada siswa dalam mengamati, mengolah

data, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang tentang suatu

peristiwa secara nyata.

Pada pelaksanaan praktikum ada tiga langkah utama menurut Djajadisastra

dalam Anggraini (2012: 21-22) yang perlu dilakukan, yaitu langkah

persiapan, langkah pelaksanaan, dan tindak lanjut metode praktikum.

a) Kegiatan yang dapat dilakukan dalam langkah persiapan antara lain

menetapkan judul dan tujuan praktikum, mempersiapkan alat, bahan,

dan tempat praktikum, serta mempertimbangkan jumlah siswa dengan

jumlah alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum.

b) Pada langkah pelaksanaan praktikum, siswa melakukan kegiatan

mengamati percobaan, menemukan data, menganalisis data, menjawab

pertanyaan, menyimpulkan hasil praktikum, dan mengomunikasikan

hasil praktikum. Sedangkan guru dalam pelaksanaan praktikum adalah

mengawasi proses praktikum yang sedang dilakukan oleh siswa.

c) Setelah praktikum dilaksanakan, kegiatan guru selanjutnya adalah

melakukan tindak lanjut kepada siswa dengan cara meminta siswa

membersihkan dan menyimpan peralatan yang digunakan,

27

mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama praktikum,

membuat laporan hasil praktikum.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode praktikum dalam

pembelajaran menurut Sagala (2005: 220) adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya

menerima penjelasan dari guru atau dari buku.

2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi

tentang sains dan teknologi.

3. Dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama, bersikap

jujur, terbuka, kritis dan bertoleransi.

4. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses

atau kejadian.

5. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif

dan realistis.

6. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah.

7. Hasil belajar akan bertahan lama dan terjadi proses internalisasi.

Kekurangan:

1.Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu

mudah diperoleh dan murah.

28

2.Setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena

terdapat faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan

kemampuan.

3.Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi

eksperimen.

4. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan

dan bahan mutakhir.

Untuk mengatasi kekurangan pada pratikum, maka dibutuhkan tunjangan

lain yang dapat membantu praktikum berjalan dengan baik dan optimal.

6. Gerak Lurus

Menurut Raharja, dkk. (2013: 61) gerak satu dimensi disebut juga gerak

lurus. Arah gerak benda pada gerak satu dimensi dapat ditunjukkan dengan

tanda positif atau negatif. Tanda positif menunjukkan arah gerak ke atas

atau ke kanan. Sebaliknya, tanda negatif menunjukkan gerak ke kiri atau

ke bawah. Gerak lurus horizontal terbagi menjadi dua, yaitu Gerak Lurus

Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

GLB adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini

kecepatannya tidak berubah sepanjang waktu. Artinya, percepatannya nol.

GLBB adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini

kecepatannya berubah-ubah sepanjang waktu atau benda mengalami

percepatan.

29

Percobaan gerak lurus biasanya dilakukan dengan meluncurkan kereta

dinamika di bidang datar pada suatu waktu seperti Gambar 2.3. Lintasan

GLBB terjadi saat kereta pada lintasan A-B atau ketika beban belum jatuh

ke lantai. Artinya dengan lintasan sepanjang h, kereta bergerak yang

diakibatkan adanya gaya tarik (F) oleh beban bermassa (m) dengan

percepatan (a) tertentu sesuai dengan hukum II Newton yaitu ∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑎.

Oleh karena itu, kereta bergerak dengan kecepatan berubah-ubah dan

pecepatan tetap. Sedangkan, lintasan GLB terjadi saat kereta pada lintasan

B-C atau ketika beban sudah jatuh ke lantai. Artinya tidak terdapat gaya

luar yang mempengaruhi gerak kereta, sesuai dengan hukum I Newton

∑ 𝐹 = 0. Oleh karena itu nilai percepatan nol dan kereta bergerak dengan

kecepatan tetap. Pergerakan kereta dipengaruhi beberapa variabel, yaitu

waktu (t) dan posisi (x).

Gambar 2.4. Rangkaian percobaan gerak lurus

Setelah dilakukan suatu percobaan, maka dapat diperoleh grafik GLB

dan GLBB seperti berikut:

1. Grafik Gerak Lurus Beraturan

x

30

a) Grafik Jarak Terhadap Waktu pada GLB

Jika dibuat grafik hubungan jarak tempuh terhadap waktu, akan

diperoleh garis lurus dengan kemiringan garis (gradien) sebesar

nilai kecepatannya (v) yang tetap. Gambar 2.4 menyatakan

bahwa jarak tempuh berbanding lurus terhadap waktunya.

Benda yang bergerak lurus beraturan (x-t) dapat dinyatakan

dengan grafik sebagai berikut:

Gambar 2.5. Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) GLB

Gerak lurus beraturan berlaku persamaan jarak yaitu x = v.t.

Persamaan ini identik dengan persamaan dalam matematika

y = m.x dan pada tracker x= At +B.

Persamaan x = v.t menghasilkan grafik x terhadap t seperti pada

gambar 2.5. Kemiringan garis x - t yaitu tangen sudut terhadap

sumbu t positif (tangen α). Gradien jarak terhadap waktu

menyatakan kecepatan tetap benda dari gerak lurus beraturan.

Semakin curam gradien ini semakin besar kecepatannya.

Persamaan persamaan jarak (x) terhadap waktu (t) GLB dapat

diperoleh menggunakan tracker yang dijelaskan sebagai berikut:

x= A*t + B

x (m)

𝛼

t (s)

𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = tan 𝛼 =∆𝑥

∆𝑡= 𝑣

31

Nilai A adalah nilai koefisien garis berarah atau gradiennya yang

bisa disebut dengan kecepatan (v). Nilai B disebut nilai jarak awal

benda yang dilambangkan dengan 𝑥0. Sehingga, dapat dituliskan

persamaan gerak benda dari persamaan yang didapatkan adalah

𝑥 = 𝑣∗𝑡 + 𝑥0

𝑥 − 𝑥0 = 𝑣 𝑡

∆𝑥 = 𝑣 𝑡

Jika 𝑥0 = 0, maka 𝑥 = 𝑣 𝑡

b) Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLB

Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan kecepatan

(v) terhadap waktu (t). Pada grafik di bawah ini menyatakan

bahwa v adalah konstan sepanjang waktu.

Gambar 2.6. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLB

Pada grafik v – t gerak lurus beraturan grafik gradien

menyatakan percepatan. Suatu benda yang bergerak lurus

beraturan tidak mempunyai percepatan maka, grafik v – t pada

gerak lurus beraturan berupa garis lurus mendatar sejajar dengan

sumbu waktu (t) karena gradien grafik sama dengan nol.

v (m/s) Gradien = nol

t (s)

32

2. Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan

a) Grafik Jarak Terhadap Waktu pada GLBB

Grafik x–t gradien grafik menginformasikan kecepatan. Gradien

grafik x - t pada GLBB untuk setiap waktu tidak sama, artinya

kecepatannya berubah-ubah terhadap waktu. Kecepatan yang

berubah terhadap waktu merupakan definisi dari percepatan.

Persamaan jarak untuk gerak lurus berubah berturan yang

kita ketahui adalah 𝑥 = 𝑣0 𝑡 + 1

2𝑎𝑡2. Jarak (x) merupakan

fungsi kuadrat dalam t. Menurut matematika grafik x – t akan

berbentuk parabola. Untuk percepatan positif (a > 0), yaitu

kecepatan semakin lama semakin besar, maka grafik x – t akan

berbentuk parabola terbuka ke atas (gambar 2.7a). Untuk

percepatan negatif (a < 0) atau perlambatan, yaitu kecepatan

semakin lama semakin kecil, maka grafik x – t akan berbentuk

parabola terbuka ke bawah (gambar 2.7b). Grafik jarak terhadap

waktu GLBB untuk kecepatan negatif , gradien grafik sama

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2.7. Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) GLBB

x (m) x (m)

x (m) x (m)

33

dengan kecepatan v dimulai dari kecepatan rendah dan berakhir

dengan kecepatan besar (gambar 2.7c). Grafik jarak terhadap

waktu GLBB untuk kecepatan negatif dimulai dengan kecepatan

besar menjadi kecepatan kecil (gambar 2.7d).

Persamaan persamaan jarak (x) terhadap waktu (t) GLBB dapat

diperoleh menggunakan tracker yang dijelaskan sebagai berikut:

x= At2 + Bt + C

Nilai A adalah nilai setengah dari percepatan (1

2𝑎). Nilai B

disebut nilai kecepatan awal benda (𝑣0). Nilai C dilambangkan

dengan posisi awal benda (𝑥0). Sehingga, dapat dituliskan

persamaan gerak benda dari persamaan yang didapatkan adalah

𝑥 = 1

2𝑎 t2 + v0 t + 𝑥0

Jika 𝑥0 = 0, maka 𝑥 = 1

2𝑎 t2 + v0 t

Sehingga diperoleh, persamaan jarak GLBB

𝑥 = v0 t +1

2𝑎 t2

2). Grafik Kecepatan Terhadap Waktu pada GLBB

Gambar 2.8. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLBB

dipercepat

v (m/s)

t (s)

α

Gradien = tan 𝛼 =∆𝑣

∆𝑡= 𝑎

34

Gambar 2.9. Grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) GLBB

diperlambat

Kemiringan grafik v – t GLBB menyatakan percepatannya. Makin

curam grafik v – t makin besar percepatannya. Grafik v– t (gambar

2.8) merupakan percepatan positif yang tetap. Percepatan positif

(gambar 2.9) adalah percepatan yang searah dengan kecepatannya.

Percepatan negatif adalah percepatan yang berlawanan arah dengan

kecepatannya, sehingga menyebabkan kecepatan semakin lama

semakin berkurang, dan suatu saat kecepatannya sama dengan nol.

3). Grafik Percepatan terhadap Waktu pada GLBB

Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan percepatan (a)

terhadap waktu (t). Pada grafik di bawah ini menyatakan bahwa

percepatan adalah konstan sepanjang waktu.

Gambar 2.10. Grafik percepatan (a) terhadap waktu (t) GLBB

a (m/s2)

v (m/s)

t (s)

α

t (s)

Gradien = tan 𝛼 =∆𝑣

∆𝑡= 𝑎

Gradien= nol

35

B. Kerangka Pikir

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh

penggunaan tracker pada pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing terhadap

kemampuan interpretasi grafik siswa SMA. Pada penelitian ini terdapat tiga

bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator.

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu tracker. Variabel terikat yaitu

kemampuan interpretasi grafik. Untuk memperkuat hubungan antara variabel

bebas dan terikat, maka digunakan variabel moderator. Variabel

moderatornya adalah model inkuiri terbimbing.

Mengingat betapa pentingnya penggunaan grafik dalam pembelajaran fisika,

maka diharapkan siswa dapat memahami grafik dengan baik. Salah satu

alasannya karena grafik mampu memberikan informasi kuantitatif yang

mudah dipahami bila dibanding dengan data yang disajikan dalam bentuk

kalimat uraian. Grafik menyajikan banyak makna yang dapat mewakili suatu

fenomena, namun banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menginterpretasikan grafik dari data yang diperolehnya.

Kemampuan menginterpretasi merupakan kemampuan menafsirkan data yang

diperoleh dari hasil observasi atau praktikum. Data yang diperoleh siswa saat

melakukan praktikum akan tidak berguna bila tidak ditafsirkan. Akan tetapi,

kegiatan menafsirkan akan menjadi masalah apabila data yang diperoleh tidak

akurat. Salah satu penyebab ketidakakuratan data adalah sulitnya

pengambilan data yang diamati secara langsung, contohnya sulit dalam

36

pengambilan data waktu dan posisi secara bersamaan. Saat pengamatan

langsung pula, tidak banyak informasi yang bisa diperoleh.

Untuk meningkatkan keakuratan data hasil percobaan, maka dalam praktikum

dibutuhkan analisis gerak yang mampu melacak pergerakan objek benda,

sehingga dapat menemukan data dan persamaan gerak benda sangat presisi

yaitu dengan menggunakan aplikasi tracker. Hasil pelacakan gerak objek

ditampilkan dalam bentuk gambar, tabel, grafik, persamaan, nilai statistik

sebagai bahan dalam interpretasi hasil praktikum. Penggunaan aplikasi

tracker memungkinkan dapat mengatasi kesalahan praktikum dan

meningkatkan kemampuan interpretasi grafik siswa.

Penerapan suatu strategi, model atau metode dalam pembelajaran fisika,

merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa

secara konstruktif dan mengarah pada penguasaan materi, karena itu dalam

proses belajar mengajar guru harus memiliki perencanaan pembelajaran yang

tepat, efisien, efektif. Model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa,

mengembangkan minat serta kemampuan interpretasi salah satunya adalah

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Melalui langkah kegiatan pelaksanaannya model inkuiri akan menuntut siswa

untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar dan dapat membantu

memunculkan kegiatan dalam menginterpretasi dengan melalui tahapan

dalam pembelajaran berupa tahap persiapan, melakukan percobaan, dan

membuat kesimpulan dalam bentuk laporan atau penyajian.

37

Berdasarkan ulasan di atas, mengartikan bahwa inkuiri terbimbing dengan

metode praktikum sudah dapat melatihkan kemampuan menginterpretasi.

Untuk melihat pengaruh penggunaan analisis video tracker secara signifikan

terhadap kemampuan interpretasi, maka diperlukan penelitian dengan satu

kelas eksperimen. Pemberian posttest pada akhir kegiatan eksperimen dapat

menunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan penggunaan tracker terhadap

kemampuan interpretasi grafik. Agar memperoleh gambaran yang jelas

tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh

variabel moderator terhadap variabel bebas dan terikat, maka dapat dijelaskan

dengan diagram kerangka pikir penelitian seperti berikut:

Gambar 2.11. Diagram Kerangka Pikir

C. Anggapan Dasar

1. Sampel memiliki kemampuan awal yang sama

2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini yaitu terdapat

pengaruh penggunaan tracker pada pembelajaran gerak lurus berbasis inkuiri

terbimbing terhadap kemampuan interpretasi grafik siswa.

Praktikum dengan analisis

menggunakan tracker

Inkuiri

Terbimbing

Keterampilan

interpretasi grafik

38

III. METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri

13 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang

berjumlah tujuh kelas. Penelitian ini terdapat satu kelas yang akan diambil

sebagai sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Prosedur

pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara memilih satu kelas untuk

dipilih sebagai sampel yang akan diterapkan pembelajaran gerak lurus

berbasis inkuiri terbimbing dengan kegiatan praktikum dimana video

perekaman objek praktikum akan dianalisis menggunakan aplikasi tracker.

B. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

pretest-posttest. Secara diagram rancangan penelitian ini digambarkan pada

gambar 3.1.

Gambar 3.1. One group pretest-posttest design

O1 X O2

39

Keterangan:

O1 = Kemampuan interpretasi grafik awal

X = Pembelajaran menggunakan tracker

O2 = Kemampuan interpretasi grafik akhir

(Noor, 2012: 115)

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu video tracker, variabel ini akan diteliti

apakah mempengaruhi variabel terikatnya. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas. Terdapat satu variabel terikat pada penelitian ini, yaitu kemampuan

interpretasi grafik. Untuk memperkuat hubungan antara variabel bebas dan

terikat, maka digunakan variabel moderator. Variabel moderatornya adalah

model inkuiri terbimbing.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah:

1. Persiapan penelitian

a. Membuat dan menyusun instrumen penelitian dalam bentuk silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran, panduan praktikum dengan

tracker, lembar kerja peserta didik, instrumen tes kemampuan

interpretasi grafik, dan rubrik penilaian.

b. Observasi meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 13 Bandar

Lampung untuk melaksanakan penelitian.

c. Bersama guru mitra menentukan sampel dan waktu penelitian.

40

2. Pelaksanaan penelitian

a. Melakukan pretest

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran gerak lurus berbasis inkuiri

terbimbing dengan melakukan kegiatan praktikum. Pada kegiatan

praktikum akan dilakukan suatu perekaman video pada objek

praktikum, kemudian video akan dianalisis menggunakan tracker

untuk memeroleh data berupa tabel, grafik, dan persamaan.

c. Melaksanakan posttest

d. Menganalisis data

e. Menarik kesimpulan

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Silabus

Silabus digunakan sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan

pembelajaran lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan silabus mata

pelajaran fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) kurikulum 2013 revisi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan atau lebih. RPP pada penelitian ini digunakan untuk 3

pertemuan pada materi gerak lurus.

3. Modul Praktikum Gerak Lurus

41

Modul ini terdiri dari panduan penggunaan tracker dan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD). Panduan penggunaan tracker merupakan alat bantu

siswa untuk mempelajari dan melatih siswa menggunakan aplikasi tracker.

LKPD merupakan lembar kerja yang digunakan sebagai panduan belajar

siswa untuk menyelidiki dan disertai pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan peserta didik tentang konsep atau materi Gerak Lurus

Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

4. Lembar Tes Kemampuan Interpretasi grafik

Lembar tes interpretasi grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

soal pilihan jamak beralasan. Digunakan saat pretest dan posttest untuk

mengetahui kemampuan interpretasi grafik siswa.

5. Rubrik

Rubik penilaian interpretasi grafik adalah panduan penilaian yang

menggambarkan tingkatan-tingkatan dari hasil interpretasi grafik siswa.

Rubrik pada penelitian ini diadopsi dari rubrik penilaian Hwang, dkk

(2007)

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih

dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan

reliabilitas pada penelitian ini dianalisis menggunakan software SPSS 21.0.

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Sebuah tes dikatakan valid jika hasilnya

42

sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium. Uji ini untuk melihat kelayakan butir-butir

pertanyaan dalam instrumen tersebut dapat mendifinisikan suatu variabel.

Berikut rumus untuk menguji validitas instrumen.

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

Keterangan:

XYr : koefisien korelasi yang menyatakan validitas

X : skor yang diperoleh sebujek dari seluruh item

Y : skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X : jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : jumlah skor dalam distribusi Y

N : banyaknya sampel

(Noor, 2012: 169)

Kriteria pengujian yaitu jika 𝑟hitung > 𝑟tabel dengan α = 0,05 maka

koefisien korelasi tersebut signifikan.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus reliabel. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen dapat digunakan

rumus alpha cronbach:

𝑟𝑖𝑖 = [𝑘

𝑘−1] [1 −

∑ 𝜎2

𝜎12 ]

Keterangan:

𝑟𝑖𝑖 = reliabilitas yang instrumen

𝑘 = banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎2 = jumlah varians tiap butir pertanyaan

𝜎12 = varians total

(Noor, 2012: 165)

43

Menurut Sayuti (2010:30) instrumen dinyatakan reliabel jika mempunyai

nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang

diinterprestasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi ukuran kemampuan nilai alpha

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian instrumen akan diujikan

kepada sampel penelitian. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kemampuan interpretasi grafik siswa dilakukan

dengan teknik tes tertulis, yaitu pretest dan posttest. Tes tertulis menggunakan

bentuk soal pilihan jamak beralasan. Data pretest dimaksudkan untuk melihat

kemampuan interpretasi grafik siswa sebelum pembelajaran dan data posttest

dimaksudkan untuk melihat kemampuan interpretasi grafik siswa sesudah

pembelajaran.

H. Teknik Analisis data

1. Analisis Hasil Tes interpretasi grafik

a. Uji N-Gain

Data kuantitatif hasil pretest dan posttest yang menunjukkan nilai

kemampuan interpretasi grafik siswa. Untuk membandingkan gain

Nilai Alpha Cronbach’s Kategori

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel

0,21 - 0,40 Agak Reliabel

0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

0,61 - 0,80 Reliabel

0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

44

ternormalisasi antara pretest dengan posttest, sehingga diperoleh

gambaran mengenai peningkatan kemampuan interpretasi grafik.

Untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest siswa, maka

digunakan rumus N-Gain sebagai berikut:

𝑔 = s𝑝𝑜𝑠𝑡 − s𝑝𝑟𝑒

s𝑚𝑎𝑘 − s𝑝𝑟𝑒

Keterangan:

g : N-Gain

s𝑝𝑜𝑠𝑡 : Skor posttest

s𝑝𝑟𝑒 : Skor pretest

s𝑚𝑎𝑥 : Skor maksimum

Kriteria interpretasi N-gain adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kriteria interpretasi N-gain

N-Gain Kriteria Interpretasi

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 < N-gain < 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

(Meltzer, 2002)

b. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas

menggunakan software SPSS 21.0. Adapun rumus perhitungan uji

normalitas dengan Uji Chi Kuadrat (x2) adalah:

𝑥2 = ∑(𝑓𝑖 − 𝑓ℎ)2

𝑓ℎ

𝐾

𝑖=1

Keterangan:

𝑥2 : Chi Kuadrat

𝑓𝑖 : Frekuensi yang diobservasi

𝑓ℎ : Frekuensi yang diharapkan

45

Data akan berdistribusi normal jika 𝑥2hitung ≤ 𝑥2

tabel dengan dk= k-1

dengan taraf signifikansi 5%.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan Paired Sample T-Test (Statistik

Parametrik). Paired Sample T-Test merupakan uji yang digunakan

untuk dua sample data yang berpasangan. Uji ini menggunakan

sample yang sama, namun diberi perlakuan yang berbeda. Tujuannya

ingin melihat perbedaan rata-rata hasil kemampuan interpretasi grafik

siswa sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan

(posttest). Uji hipotesis pada penelitian ini dianalisis menggunakan

software SPSS 21.0. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan interpretasi grafik

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan tracker

H1 : Ada perbedaan rata-rata kemampuan interpretasi grafik siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan tracker.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi:

a. Jika nilai Sig. atau signifikansi >0,05 maka H0 diterima

b. Jika nilai Sig. atau signifikansi <0,05 maka H0 ditolak

Rumus paired sample t-test adalah sebagai berikut:

46

Keterangan:

𝑥1̅̅̅ : Rata-rata kemampuan interpretasi grafik siswa sebelum

pembelajaran menggunakan tracker

𝑥2̅̅ ̅ : Rata-rata kemampuan interpretasi grafik siswa sesudah

pembelajaran menggunakan tracker

𝑛1 : Jumlah siswa sebelum pembelajaran menggunakan tracker

𝑛2 : Jumlah siswa sesudah pembelajaran menggunakan tracker

𝑆1 : Simpangan baku kemampuan interpretasi grafik siswa sebelum

pembelajaran menggunakan tracker

𝑆2 : Simpangan baku kemampuan interpretasi grafik siswa sesudah

pembelajaran menggunakan tracker

(Priyatno, 2010)

72

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan tracker memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan interpretasi grafik siswa. Diperoleh

peningkatan skor rata-rata kemampuan interpretasi grafik sebesar 59%

dengan rata-rata N-Gain 0,71 yang menunjukkan dalam kategori tinggi.

2. Capaian kemampuan interpretasi grafik pada pembelajaran gerak lurus

berbasis inkuiri terbimbing menggunakan tracker pada kemampuan

mengidentifikasi grafik dan menafsirkan hubungan antar variabel

mencapai 85,82, kemampuan menentukan data dari grafik mencapai

72,26, kemampuan menggambarkan grafik berdasarkan persamaan dan

menentukan persamaan berdasarkan grafik mencapai 75,71, dan

kemampuan memprediksi grafik berdasarkan deskripsi tekstual, gambar,

atau grafik mencapai 68,00. Sehingga, pembelajaran menggunakan video

tracker sanggat baik dalam meningkatkan kemampuan interpretasi grafik

dalam hal mengidentifikasi grafik dan menafsirkan hubungan antar

variabel.

73

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Analisis hasil percobaan menggunakan tracker memiliki akurasi yang

sangat tinggi. Sehingga, kesalahan-kesalahan saat praktikum akan terbaca

sebagai penyimpangan yang sangat besar. Oleh karena itu, diharuskan alat

praktikum yang digunakan dalam keadaan baik dan membimbing siswa

untuk mengatur skala grafik agar kurva linier sempurna sebagaimana pada

teori.

2. Menurut Standar Operasional Prosedur (SOP) praktikum dilakukan

berkelompok maksimal 7 orang. Pembelajaran menggunakan tracker akan

melatih keterampilan interpretasi ketika mengolah data dengan aplikasi

tracker menggunakan komputer. Untuk mengolah data menggunakan

komputer, akan lebih baik apabila diolah secara individu dengan

memanfaatkan laboratorium komputer yang tersedia di sekolah.

74

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, B. 2012. Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran Student

Team Achievement Divisions (STAD) terhadap Keterampilan Proses Sains.

Siswa. Jurnal Pendidikan Progresif, Vol 2. No.1 (Online). Diakses tanggal

15 September 2017.

Anisa, N. V., Tandililing, E., & Mahmuda, D. 2017. Hubungan Kemampuan

Siswa Menginterpretasikan Grafik dan Kemampuan Menyelesaikan Soal

Gerak Lurus Di SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. No.6

(Online). Diakses tanggal 1 September 2018.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darwis, R. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri dengan Aktivitas Laboratorium

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP. Prosiding Simposium

Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains, Bandung (Online). Diakses

tanggal 1 September 2018.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Emda A. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam

Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida

Journal, Vol. 2 No. 2 (Online). Diakses pada tanggal 13 September 2017.

Evriany, Kurniawan, Y., & Muliyani R. 2017. Peningkatan Keterampilan Proses

Sains (KPS) Terpadu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Guided

Inquiry dengan Strategi Student Generated Respresentation (SGRS). Jurnal

Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 2 (Online). Diakses pada tanggal 13

November 2017.

Fitriyanto, I. & Sucahyo, I. 2016. Penerapan Software Tracker Video Analyzer

pada Praktikum Kinematika Gerak. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, Vol. 5

No.3 (Online). Diakses pada tanggal 13 November 2017.

Habibbulloh, M. & Madlazim.2014. Penerapan Metode Analisis Video Software

Tracker dalam Pembelajaran Fisika Konsep Gerak Jatuh Bebas Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas X Sman 1 Sooko

Mojokerto. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya, Vol.4 No.1 (Online).

Diakses pada tanggal 20 September 2017.

75

Hardian. 2010. Model Pembelajaran Inkuiri. Diunduh pada https://herdy07.

wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/. Diakses tanggal

10 September 2017.

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses sains Mahasiswa Program Pendidikan

Jarak Jauh S1PGSD Universitas Sriwijaya. Prosiding International Seminar

on Science Education, Universitas Sriwijaya (Online). Diakses tanggal 20

September 2017.

Hwang, W. Y, Chen, N. S., Dung, J. J, & Yang, Y. L. 2007. Multiple

Representation Skill and Creativity Effects on Mathematical Problem

Solving using A Multimedia Whiteboard System. Educational Technology

& Society, Vol.10 No.2 (Online). Diakses tanggal 29 Juni 2018.

Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

KBBI. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diunduh pada

http://kbbi.web.id/ (Online). Diakses tanggal 29 November 2017.

Lefudin. 2017. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. 281 Hlm.

Maries & Singh.(2013). Exploring One Aspect Of Pedagogical Content

Knowledge Of Teaching Assistants Using The Test Of Understanding

Graphs In Kinematics. Physical Review Special Topics – Physics Education

Research, Vol.9 No.2 (Online). Diakses pada tanggal 4 Agustus 2018.

Meltzer, D. E. 2002. The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics : A Possible “‘Hidden Variable’” in

Diagnostic Pretest Scores. American Association of Physics Teachers,

Vol. 70 No.12 (Online). Diakses pada tanggal 4 Agustus 2018.

Mustain, I. 2015. Kemampuan Membaca dan Interpretasi Grafik dan Data: Studi

Kasus pada Siswa Kelas 8 SMPN. Scientiae Educatia, Vol 5 No. 2 (Online).

Diakses pada tanggal 4 Agustus 2018.

Neka, I. K., Marhaeni, A. A. I. N., & Suastra, I. W. 2015. Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Lingkungan Terhadap

Ketrampilan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep IPA Kelas V SD

Gugus VIII Abang. E- Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Vol.5 No.1. Diakses

pada tanggal 4 Agustus 2018.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurdyansyah & Fahyuni E. F. 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sesuai

Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center

Nurohman, S. 2017. Analisis Gerak Benda Menggunakan Program Tracker.

Diunduh pada http://sabarnurohman.blogs.uny.ac.id/2017/08/25/analisis-

76

gerak-benda-menggunakan-program-tracker/. Diakses tanggal 10 September

2017.

OECD.2018. PISA 2015 Results in Fokus. Diunduh dari https://www.oecd.org/

pisa/ pisa-2015-results-in-focus.pdf (Online). Diakses tanggal 9 Maret 2018.

Okimustava, Ishafit, Suwondo, N., Resmiyanto, R., & Praja, A. R. I. 2014.

Pengembangan Kuliah Eksperimen Fisika dengan Teknologi Multimedia.

Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, Vol.1 No.1. (Online). Diakses

pada tanggal 10 Maret 2018.

Parmalo. Y. H. 2016. Deskripsi Kemampuan Menafsirkan Grafik Kinematika

Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sungai Kakap. Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol. 5 No. 7 (Online). Diakses pada tanggal 8 Agustus 2018.

Planinic, M., Sipus, Z. M., Katic, H., Susan, A., & Ivanjek, L. 2011. Comparison

of students Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics.

International Journal of Science and Mathematics Education, Vol.10 No. 1.

(Online). Diakses pada tanggal 8 Agustus 2018.

Prasetya, A. A. 2008. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menginterpretasi

dan Menggambar Grafik S-T dan V-T pada GLB dan GLBB Melalui

Pembelajaran Menggunakan Contoh Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Diunduh dari dari https://repository.usd.ac.id/23505/2/021424011_Full.pdf

(Online). Diakses pada tanggal 8 Agustus 2018.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

mediakom.

Raharja, B., Sally, V. K., & Gupta, R. N. D. 2013. Panduan belajar Fisika 1A

kurikulum 2013. Jakarta: Yudistira.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sayuti, H. 2010. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta: CV. Fajar Agung.

Sesen, B. A & Tarhan L. 2013. Inquiry-Based Laboratory Activities in

Electrochemistry: High School Students’ Achievements and Attitudes.

Research Science Education. Vol 1. No. 43 (Online). Diakses tanggal 20

September 2018.

Setyono, A. 2016. Analisis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Fisika

Berbentuk Grafik. Unnes Physics Education Journal, Vol. 5 No. 3

(Online). Diakses tanggal 20 Juli 2018.

77

Simbolon E. R & Tapilouw F. S. 2015. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Berpikir Kritis Siswa SMP.

EDUSAINS, Vol. 7 No. 1 (Online). Diakses tanggal 20 September 2018.

Soimah, I. 2018. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap

Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. NATURAL:

Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, Vol.5 No.1 (Online). Diakses tanggal 9

Oktober 2018.

Solikhah, N. & Dwiningsih, K. 2016. Hubungan Antara Keterampilan Interpretasi

Grafik Siswa dengan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju Reaksi. Unesa Journal

of Chemical Education, Vol.5 No.1 (Online). Diakses tanggal 1 Oktober

2018.

Subali, B. 2015. Analisis Kemampuan Interpretasi Grafik Kinematika pada

Mahasiswa Calon Guru Fisika. Diunduh dari http://portal.fi.itb.ac.id

(Online). Diakses tanggal 20 Agustus 2018.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuanttatif Kualitatif dan R & D. Bandung.

Alfabeta.

Suryani, N. & Agung, L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Swadarma, D. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.

Jakarta: Gramedia.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Trudel, L. & Métioui, A. 2012. Effect of a video-based laboratory on the high

school pupils’ understanding of constant speed motion. International Journal

of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 3 No. 5 (Online).

Diakses pada tanggal 13 Agustus 2018.

Wahyudi, L. E., & Supardi, Z. A. I. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan

Proses Sains. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, Vol.2 No.2 (Online). Diakses

pada tanggal 1 Februari 2018.

Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan

Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan

Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.6

No.1 (Online). Diakses pada tanggal 4 Februari 2018.

78

Yuliana, N. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Eksperimen Gaya Coriolis

Menggunakan Video. Jurnal Pena Sains, Vol. 3 No. 1 (Online). Diakses

pada tanggal 1 September 2018.

Yunita, D. & Wijayanti, A. 2017. Pengaruh Media Video Pembelajaran Terhadap

Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keaktifan Siswa. Sosiohumaniora: Jurnal

Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 3 No. 2 (Online). Diakses pada

tanggal 9 Oktober 2018.

Yusuf, K & Suharno. 2014. Model Peluruhan pada Zat Cair dengan Video

Analisis. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY,

Yogyakarta (Online). Diakses pada tanggal 29 November 2017.