Upload
suhermawan-her
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
1/9
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK TESIS, Januari 2012Yulianti Andria
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEGAGAN ( CENTELLA ASIATICA (L) URBAN )TERHADAP KADAR HORMON ESTRADIOL DAN KADAR HORMON PROGESTERON TIKUS PUTIH
(RATTUS NORVEGICUS ) BETINA
ABSTRAK
Kepadatan penduduk di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah yangsampai sekarang belum dapat diatasi, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan jumlah penduduk setiaptahunnya. Peningkatan jumlah penduduk semakin lama menunjukkan permasalahan yang mengkhawatirkan, karenatidak diimbanginya dengan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu pemerintah menjadikan program keluarga
berencana (KB) sebagai bagian dari pembangunan nasional. Belakangan ini masyarakat beralih menggunakan carakontrasepsi dengan menggunakan ramuan obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak pegagan ( Centella asiatica (L) urban ) terhadap kadar hormon estradiol dan progesteron padatikus putih ( Rattus norvegicus ) betina.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Post test only control group design, terhadap tikus putih betina dengan berat 200-300 gr. Sampel terdiri dari 24 ekor tikus yang dibagi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol(K), perlakuan 1, 2, dan 3. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L) urban )dengan dosis masing-masing: 560 mg, 630 mg dan 700 mg setiap hari selama 10 hari. Setelah 10 hari perlakuantikus diambil darahnya dan diperiksa kadar hormon estradiol dan progesteron.
Hasil analisis data dengan One way anova diperoleh pengaruh yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan terhadap kadar hormon estradiol dan progesteron. Semakin besar dosis yangdiberikan maka semakin menurun kadar hormon estradiol dan progesteron tikus putih ( Rattus norvegicus ) betina.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica(L) urban ) terhadap penurunan kadar hormon estradiol dan kadar hormon progesteron pada dosis 560 mg, 630 mg,dan 700 mg terhadap tikus putih ( Rattus norvegicus ) betina
Kata kuci: Ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L) urban ), kadar estradiol, kadar progesteron
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
2/9
PENDAHULUANKepadatan penduduk di Indonesia merupakan
salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah yang sampai sekarang belum dapat
diatasi, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk semakin lama menunjukkan permasalahan yang mengkhawatirkan, karena tidak diimbanginya dengan peningkatan kesejahteraan.Pertambahan jumlah penduduk tidak sajamempersulit usaha peningkatan dan pemerataankesejahteraan rakyat di bidang pangan, tetapi jugalapangan kerja, pendidikan, kesehatan dan
perumahan.
Laju pertumbuhan penduduk di Sumatra Baratmenurut BPSRI, 2011. Yaitu tahun 1971-1980 (2,21),tahun 1980-1990 (1,62), tahun 1990-2000 (0,63),sedangkan data fertilitas tahun 1971 (6,18), tahun
1980 (6), tahun 1985 (5), tahun 1990 (4), tahun 1991(3,6), tahun 1994 (3,19), tahun 1998 (2,94), tahun1999 (2,87) (Sumber: Sensus Penduduk dan SensusDemografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)).
Oleh karena itu pemerintah menjadikanProgram Keluarga Berencana (KB) sebagai bagiandari pembangunan nasional. Peningkatan pelayananProgram Keluarga KB merupakan salah satu carauntuk merencanakan dan mengatur jarak kelahiran.Dalam usaha memberi pelayanan kepada masyarakat
THE BIOMEDICAL SCIENCE STUDY PROGRAMTHESIS , January 2012Andria, Yulianti
THE INFLUENCE OF ADMINISTERING PEGAGAN LEAF EXTRACT ( CENTELLAASIATICA (L) URBAN) TO ESTRADIOL AND PROGESTERONE LEVELS OF
FEMALE WHITE MOUSE ( RATTUS NOVERGICUS )
ABSTRACT
Population density in Indonesia was one of the problem faced by the government up to day has notmanaged. In this case is caused by increasing number of resident every year. Increasing number of resident longer show problems feeling concerned about, because is not balanced by increase welfare.Therefore, the government make family planning program as a part from the national building. Thelatter, the society change the contraception method by using traditional drugs formulated. This study is
aim to know influence of administration pegagan extract ( Centella asiatica(L) urban) to estradiol and progesterone levels to female white mouse ( Rattus novergicus ).
This study using the approach method Post only control group design, to the female white mouse, of 200-300 gram. The samples include 24 mices divided 4 groups are the treatment groups 1, 2,and 3respectively. To the treatment groups is given pegagan leaf extract ( Centella asiatica(L) urban ) withdoses 560 mg, 630 mg and 700 mg respesctively for 10 days. After 10 th day is taken their blood andexamined rstradiol and progesterone levels.
The result of data analysis by One way anova is obtained significantly influence (p
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
3/9
berbagai macam metode kontrasepsi telahditawarkan, akan tetapi sampai sekarang metodekontrasepsi yang ideal belum ada.
Kontrasepsi yang ideal harus memenuhi beberapa syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapatdipercaya; 2) tidak menimbulkan efek yangmengganggu kesehatan; 3) daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan (reversibel); 4) tidak dapatmenimbulkan gangguan sewaktu coitus; 5) tidak memerlukan motivasi terus menerus; 6) mudah
pelaksanaannya; 7) murah harganya sehingga dapatdijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Untuk saat sekarang masyarakat lebihmemilih alternatif menggunakan obat tradisionalkarena dianggap relatif lebih murah (dapat terjangkauoleh semua lapisan masyarakat), efisien dan lebihaman dari efek samping dibandingkan dengan obatsintetik.
Obat tradisional yang banyak digunakandapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan.Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional diIndonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kitasejak berabad - abad yang lalu. Obat tradisional yangterbuat dari suatu tanaman merupakan sumber utamayang digunakan sebagai obat-obat baru, termasuk obat kontrasepsi. Berbagai jenis tumbuhan liar diIndonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan alamuntuk membuat obat kontrasepsi. Obat-obat tersebutdiharapkan aman jika dikonsumsi oleh masyarakattanpa menimbulkan efek samping yangmembahayakan (Agustina, 2008).
Salah satu tanaman yang banyak digunakansebagai obat tradisional tersebut adalah pegagan
(Centella asiatica (L) urban). Nama lokal pegaganyaitu: Daun kaki kuda atau antanan (Indonesia),Pegaga (Aceh), pengaga, daun pengaga, kaki kuda,rumput kaki kuda (Melayu); pegago, pugago(Minangkabau), antanan bener, antanan gede,antanan rambat, ki antanan, cowet gompeng (Sunda),gagan-gagan, ganggagan, kerok batok, panegowang,
panigowang, pacul gowang, rendeng, calinganrambat (Jawa), gan-ganan, kos-tekosan (Madura),
pengaga, piduk, tapak kuda, tapal kuda (Bali), pegaga, wisu-wisu (Makasar), cipubalawo, dauntungke-tungke (Bugis), kuku kuda (Medano),sarowati, kori-kori (Halmahera), kolitidi menora
(Ternate), dogauke, gogauke, dan sandanan (Papua)(Achmad, S.A, 2008).Pegagan ( Centella asiatica (Linn) urban)
atau Hydrocotyle asiatica, Linn atau Pasequinus, Rumph , telah lama dimanfaatkan sebagai obattradisional baik dalam bentuk bahan segar, keringmaupun dalam bentuk ramuan. Tanaman ini telahterbukti memiliki efek farmakologi yang telahterbukti dari beberapa penelitian, di Australia
pegagan telah banyak dimanfaatkan sebagai obat
untuk penyembuhan luka, radang, reumatik, asma,wasir, tuberculosis, lepra, disentri, demam, dan
penambah selera makan. Selain itu, pegagan jugamudah didapat yang banyak ditemukan didaerah
perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawahataupun di ladang yang agak basah (Besung, 2009).
Pada penelitian Fitriyah, 2009. Ekstrak daun pegagan pada dosis rendah 75 mg/kg BB dapatmeningkatkan jumlah folikel pada ovarium betina,sedangkan pada dosis tinggi 100 mg/kg BB dan 125mg/kg BB pegagan dapat menyebabkan folikel -folikel atresia pada ovarium mencit betina.
Sedangkan pada penelitian Kristanti. A.N,2010. Ekstrak pegagan pada dosis 125 mg/kg BB,200 mg/kg BB, dan 275 mg/kg BB dapatmenurunkan perkembangan folikel ovarium mencit,sehingga dapat dijadikan sebagai bahan antifertilitasatau kontrasepsi alamiah.
Berdasarkan hal di atas maka penelititertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh
penggunaan ekstrak daun pegagan (Centella asiatica(L)) urban) terhadap perubahan hormon estradiol dan
progesteron pada tikus putih betina (Rattusnorvegicus).
1.1. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:1.2.1 Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak
daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadap kadar hormon estradiol pada tikus
putih ( Rattus norvegicus ) betina ?
1.2.2 Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadap kadar hormon progesteron padatikus putih ( Rattus norvegicus ) betina ?
METODEPenelitian ini merupakan penelitian
laboratorium ( Experimental Research ) atau penelitianexperimental, yang bertujuan untuk mempelajarifenomena dalam kerangka korelasi sebab akibatdengan cara memberikan perlakuan (manipulasi)
pada subjek penelitian kemudian diuji secara empirik (Yanwirasti, 2008).
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian True Experimental Design Post Test Only Control Group Design yaitu rancangan yangdigunakan untuk mengukur efek setelah diberikan
perlakuan pada beberapa buah kelompok (kontrol dan perlakuan) yang dikondisikan secara identik dan telahdikendalikan berbagai variabel yang tidak dikehendaki atau non eksperimental Pada kelompok-kelompok tertentu diberikan intervensi sebagai cause
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
4/9
sedangkan kelompok yang lain tidak diberikanintervensi, kemudian dibandingkan efek yang terjadiantara kelompok-kelompok tersebut (Yanwirasti,2008).
Tahap Persiapana. Tikus putih betina dewasa yang memenuhi
kriteria (baik umur, maupun berat badan)disiapkan sebanyak 24 ekor
b. Melakukan adaptasi lingkungan selama 1minggu untuk penyesuaian terhadaplingkungan dengan diberi makan yaitu pakandan minum tikus biasa
c. Pengelompokan tikus (3 kelompok perlakuandan 1 kontrol dimana masing-masing terdiri-dari 6 ekor tikus). Membuat ekstrak daun
pegagan, dimana dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah 560 mg, 630 mg, dan 700mg.
Tahap Pelaksanaana. Memberikan perlakuan dengan cara
memberikan ekstrak pada mesing-masingkelompok perlakuan secara berulang dengandosis 560 mg, 630 mg dan 700 mg dengankonsentrasi volume {1,12 cc/200 gr ( P1), 1,26cc/200 gr (P2) dan 1,40 cc/200 gr (P3)} setiap
jam 06.00 10 hari (2 siklus estrus) b. Setelah hari ke-10 kelompok perlakuan dan
kontrol di ambil darahnya sebanyak 2 mldengan cara intracardial (bias tikus langsungmati jadi tidak perlu dilakukan terminasi),kemudian darah tikus dimasukkan kedalam
tabung reaksi atau test cup. Darah hewan yangdiambil kemudian didiamkan selama 15 menitlalu dimasukkan ke dalam alat sentry pusdengan kecepatan 3000 sampai dengan 4000PPM selama 15 menit atau 20 menit.Kecepatan 4000 PPM waktunya selama 15menit sedangkan kececapan 3000 PPMwaktunya selama 20 menit. Pisahkan plasmadengan serum atau filtrate (jernih) denganendapan. Ambil bagian filtrate (jernih)kemudian disimpan dalam suhu
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
5/9
7. Incubasi tabung selama 10 menit padasuhu ruang tutup dengan kaca film laludibungkus dengan aluminium poil.
8. Menghentikan reaksi denganmenambahkan 50 l Stop Solutionkedalam tiap Mikro Plate denganlembut, campuran/ digoyang selama 5detik
9. Kemudian masukkan Mikro Plate kedalam Elisa Spectrophotometere, Bacadan obserpasi pada panjang gelombang450 nm.
HASIL PENELITIANHasil penelitian tentang pengaruh pemberian
Ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L) urban )terhadap kadar hormon estradiol dan kadar hormon
progesteron tikus putih ( Rattus norvegicus) betinaadalah sebagai berikut.
4.1. Hormon Estradiol
Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov -smirnov Kadar Hormon EstradiolTikus Putih (Rattus norvegicus) Betina Setelah Pemberian Ekstrak Daun Pegagan
Berdasarkan Tabel 5.1 terlihat bahwa hasiluji normalitas diperoleh nilai p value sebesar 0,230 ( p > 0,05), yang berarti data tersebut terdistribusinormal, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVAuntuk melihat adakah pengaruh pemberian Ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L) urban) terhadapkadar hormon estradiol tikus putih (Rattusnorvegicus) betina.
Tabel 5.2 Hasil Uji Anova Terhadap KadarHormon Estradiol (pg/ml) TikusPutih Betina Dewasa (Rattusnovergicus ) Setelah PemberianEkstrak Daun Pegagan
Kelompok Mean SD p
KontrolP1 (560 mg)P2 (630 mg)P3 (700 mg)
54,0741,8334,0730,90
5,650,700,739,51
< 0,001
Dari table 5.2. Didapatkan hasil uji ANOVAterlihat rata-rata penurunan kadar hormon estradiol
pada kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3) yangdiberi ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L)urban) dibandingkan dengan kelompok kontrol, dandiperoleh ( p
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
6/9
kelompok P2 dengan P3 tidak terdapat perbedaanyang bermakna ( p> 0,05).
4.2. Hormon Progesteron
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov -smirnov Kadar Hormon ProgesteronTikus Putih (Rattus norvegicus) BetinaSetelah Pemberian Ekstrak DaunPegagan (Centella asiatica (L) urban)
Berdasarkan Tabel 5.4 terlihat bahwa hasiluji normalitas diperoleh nilai p value sebesar 0,314 ( p > 0,05), yang berarti data tersebut terdistribusinormal, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVAuntuk melihat adakah pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadapkadar hormon progesteron tikus putih (Rattusnorvegicus) betina.
Tabel 5.5 Hasil Uji Anova Terhadap KadarHormon Progesteron (ng/ml) Tikus
Putih Betina Dewasa (Rattusnovergicus ) Setelah PemberianEkstrak Daun Pegagan
Kelompok Mean SD p
KontrolP1 (560 mg)P2 (630 mg)P3 (700 mg)
22,5118,1316,4915,33
0,751,110,680,58
< 0,001
Dari tabel 5.5. Didapatkan hasil uji ANOVAterlihat rata-rata penurunan kadar hormon
progesteron pada kelompok perlakuan (P1, P2, danP3) yang diberi ekstrak daun pegagan (Centellaasiatica (L) urban) dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan diperoleh ( p 0,05).
DiskusiHormon Estradiol
Secara normal kadar hormon estradiol yangdihasilkan sangat tergantung pada folikel di ovariumyang diperlukan untuk terjadinya ovulasi, jika
perkembangan folikel berlangsung normal maka akandihasilkan kadar hormon yang normal juga.Sebaliknya jika selama proses perkembangan folikelterganggu, maka folikel menjadi atretik yang akanmempengaruhi kadar hormon estrogen yangterbentuk. Hal ini sangat tergantung pada besarnyagangguan yang terjadi selama proses perkembanganfolikel.
Pada penetian ini, pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadapkadar hormon estradiol terjadi penurunan akibat darikandungan dari daun pegagan yaitu triterpenoidsaponin Micheal. H (2009), Triterpenoid saponin
mengandung steroid yaitu diosgenin atau yang seringdisebut dengan genin. Genin dapat diubah menjadi
progesteron memalui proses kimia yang disebut penguraian maker yang menghasilkan testosteron danestradiol. Progesteron dibentuk dari pregnenolonmelalui penghilangan atom hydrogen dari C
3dan
pergeseran ikatan ganda dari cincin B pada posisi 5-6ke cincin A pada posisi 4-5, perubahan ini olehadanya bantuan enzyme 3 hidroksi dehidrogenase
Kadar Hormon Progesteron (ng/ml)
Mean 18,116
SD 2,882
p
N
0,314
24
(I) DosisPerlak
uan
(J)DosisPerlakuan
Meandifferenc
e
p 95% ConfidenInterval
Lower Bound
UpBo
Kontrol P1 4,38* 0,00 3,02 5,75P2 6,01* 0,00 4,65 7,3P3 7,17* 0,00 5,81 8,5
P1 P2 1,63* 0,01 0,27 3,0P3 2,79* 0,00 1,43 4,1
P2 P3 1,16 0,13 -0,20 2,5
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
7/9
dan 4-5
isomerase, selanjutnya dengan bantuanenzyme 17 hidroksilase, progesteron akan diubahmenjadi 17 hidroksi progesteron yang kemudianmengalami demolase menjadi bentuk testoteron, yangselanjutnya testosteron mengalami aromatisasi(pembentukan gugus hidroksi fenolik pada atom C
3)
menjadi estradiol (E2).
Kadar estradiol yang tinggi akan menghambat(inhibin) hipofisis anterior dengan umpan balik negatif, sehingga hormon FSH dan LH tidak dikeluarkan oleh hipofisis anterior, maka hal ini akanmengganggu proses perkembangan sel folikelovarium, sehingga kadar estradiol menjadi menurundan ovulasi tidak terjadi, maka tidak terbentuklahkorpus luteum yang berfungsi untuk mensekresikanhormon progesteron.
Kandungan dari triterpenoid saponin selainasiatikosida terdapat juga madekosida dan asamasiatik. Asam asiatik diduga bersifat sitotoksik bilakadarnya dalam darah berlebihan akan menyebabkanapoptosis sel pada folikel ovarium.
Apoptosis sel pada folikel yang terjadiakibat asam asiatik dimulai dengan rusaknyamitokondria sehingga sitokrom C akan terdisosiasidari membran mitokondria. Akibatnya permukaan selakan menggelembung seperti balon dan kromatin(DNA bersama proteinnya) mengalami degradasi.Protein yang dihasilkan mirip dengan protein Bcl 2yang menyebabkan sel meningkatkan produksi Bcl 2sendiri, hal ini membuat sel menjadi rentan terhadap
apoptosis. Protein Bcl 2 terdapat pada sel granulosayang dapat mengakibatkan folikel atresia. Atresiafolikel mengakibatkan berhentinya mitosis pada selgranulosa.
Hal ini sesuai dengan penelitian Fitriyah(2009), dengan memperlihatkan bahwa ekstrak daun
pegagan terhadap perkembangan folikel ovarium pada mencit didapatkan hasil bahwa. Pada dosis 75mg/KgBB terjadi peningkatan jumlah folikel primer,sekunder dan tertier. Akan tetapi dengan dosis 100mg/KgBB, dan 125 mg/KgBB , tidak ditemukannyafolikel hingga mencapai folikel de graff. Besar kemungkinan hal tersebut dikarenakan jumlah zat
aktif yang terkandung dalam dosis memilikikemampuan menghambat pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium.
Begitu juga dengan penelitian Kristanti.A.N, (2010) yang melihat potensi Ekstrak daun
pegagan dosis tinggi (125 mg/KgBB, 200 mg/KgBB,dan 275 mg/KgBB) sebagai anti fertilitas padamencit.didapatkan hasil hasil bahwa tidak
ditemukannya folikel hingga mencapai folikel degraff.
Pada hewan betina, gonadotrophin releasinghormone (GnRH) disekresikan dari hipothalamusmerangsang pelepasan lutenising hormone (LH) andfollicle stimulating hormone (FSH) dari pituitarianterior. FSH and LH disekresikan dengan taraf yang
berbeda pada periode siklus estrus. Pada awal siklus(fase follicular), FSH merangsang perkembanganfolikel-folikel, salah satu diantaranya berkembangcepat menjadi folikel de Graff (GF). Folikel de Graaf mensekresikan hormon estradiol (Hernawati, 2011).
Menurut de lucia,et all (1997), bahan aktif pegagan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium.
Hormon ProgesteronKadar hormon progesteron yang dihasilkan
sangat tergantung pada perkembangan korpus
luteum, jika perkembangan korpus luteum berlangsung normal maka akan dihasilkan kadar hormon yang normal. Sebaliknya jika selama proses
perkembangan korpus luteum menurunmengakibatkan produksi progesteron terganggu. Halini sangat tergantung pada besarnya gangguan yangterjadi selama proses perkembangan korpus luteum.
Pada penelitian ini, pengaruh pemberianekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban)terhadap kadar hormon progesteron terjadi penurunanakibat dari kandungan dari daun pegagan yaitutriterpenoid saponin mengganggu perkembanganfolikel ovarium, sehingga ovulasi tidak terjadi, maka
tidak terbentuklah korpus luteum. Korpus luteum berfungsi untuk mensekresikan hormon progesteron.
Hormon pelepasan GnRH memicu hipofisisanterior mengeluarkan hormon FSH. FSH memicu
pematangan folikel di ovarium sehingga terjadisintesis estradiol dalam jumlah besar. Estradiolmenyebabkan terjadinya prolifesasi sel-selendometrium. Estradiol yang tinggi memberi tandakepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH.Pengeluaran LH ini menyebabkan terjadinya ovulasidan memicu korpus luteum untuk mensintesishormon progesteron. Progesteron menyebabkan
perubahan terjadinya perubahan sekretorik padaendometrium disebut juga fase luteal. Jika terjadigangguan pada hormon FSH dan LH tidak akanterbentuk sel telur, hormon estrogen dan progesteron
juga tidak akan terbentuk dan terjadi penurunan,sehingga dapat terjadi gangguan haid karena faktor hormonal, maka dapat dikatakan wanita tersebutmengalami gangguan kesuburan. (Guyton, 2003)
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
8/9
Pada pertengahan siklus estrus LHmenyebabkan folikel de Graaff pecah pada prosesovulasi dan akan menjadi korpus luteum. Korpusluteum mensekresikan progesteron (Hernawati,2011).
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L) urban) terhadapkadar hormon estradiol dan progesteron pada tikus(Rattus norvegicus) betina :
7.1.1 Terjadi penurunan kadar estradiol setelah pemberian daun pegagan ( Centella asiatica(L) urban)
7.1.2 Terjadi penurunan kadar progesteron setelah pemberian ekstrak daun pegagan ( Centellaasiatica (L) urban)
Saran
4.1.1. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulandiatas maka disarankan agar pemberianekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L)urban ) dapat dipertimbangkan sebagaikontrasepsi alamiah atau bahan antifertilitas.
4.1.2. Bagi peneliti selanjutnya tentang ekstrak daun pegagan ( Centella asiatica (L) urban) agar dapat melakukan studi toksikologi dan
pengaruhnya ke organ hati dan ginjal.
DAFTAR PUSTAKAAcmad, Sjamsul Arifin, 2008. Ilmu Kimia Dan
Kegunaan: Tumbuh Tumbuhan ObatIndonesia, Penerbit: ITB . Bandung
Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri TumbuhanTropika Indonesia . Bandung: ITB Press.
Agustina, icha dan hendri Busman, 2008. Struktur histology folikel primer, sekunder dantertier ovarium mencit (mus musculus)
setelah pemberian Ekstrak rimpang rumput teki (cyperus rotundus L) .Prosiding Seminar Nasional Sains danTeknologi II. Lampung: UniversitasLampung
Almahdy. A ,dkk, 2009. Buku Penuntun Praktikum Farmakologi , Fakultas FakultasUniversitas Andalas Padang
Ardi, Elita G. 2007. Aromatase Inhibitor : Terapuetik Generasi Berikutnya Untuk
Endometriosis? . Jounal ReadingEndokrin. Lab / Smf Obstetri dan Ginekologi FK Unand / RS Dr M DjamilPadang.
http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/sik lus-hidup-ovarium.html . diakses tanggal25 Maret 2010.
Besung, Kerta nengah I. 2009. Pegagan (Centellaaisatica) Sebagai Alternative
Pencegahan Infeksi Pada Ternak . JurnalPenelitian vol.2. no 1 26 agustus 2009.Bali : Universitas Udayana
Binkley SA. 1995. Endocrinology . New York:Harper Collins College Publisher.
BPSRI, 2011. Data Jumlah Penduduk Sumatra Barat . Sensus Penduduk dan SensusDemografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI)). (up date tgl 20 agustus 2011)
Dalimarta, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia . Jakarta: Trubus Agriwidya.
Dasuki, Undang Ahmad. 1991. SistematikaTumbuhan Tinggi. Bandung : ITB
De Lucia, R., Sertie J.A.A., Camargo E.A. danPanizza S . 1997. Pharmacological and Toxicological Studies on Centellaasiatica Extract. Dalam Abstrak Fitoterapia Journal
Fitriah, 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Terhadap Folikel Ovarium ,Skripsi , Jurusan Biologi Fakultas Sainsdan Teknologi Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang
Ganong WF. 2003. Fisiologi Kedokteran . Ed. ke-20.Diterjemahkan oleh Widjajakusuma HM. Djauhari (ed.). Jakarta: BukuKedokteran EGC.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9 .Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran(EGC): hal 1266-1283
Harborne and Turner. 1984. Metode Fitokimia.Bandung: ITB Press.
Hernawati, 2011,Perbaikan Kinerja ReproduksiAkibat Pemberian Isoflavon DariTanaman Kedelai, Jurusan PendidikanBiologi FPMIPA Universitas PendidikanIndonesia
Kristanti, Ari Nur. 2010. Potensi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban ) Dosis Tinggi Sebagai Antifertilitas Pada
7/23/2019 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan Centella Asiatica l Urban Terhadap Kadar Hormon Estradiol Dan Kada
9/9
Mencit (Mus Musculus) Betina , Skripsi ,Jurusan Biologi Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang
Kumala Sari, Lusia Oktora Ruma. 2006. Pemanfaatan obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya . Majalah IlmuKefarmasian vol III, No.1, April 2006.Jember: Universitas Negeri Jember.
Malherbologie. 2008. Centella asiatica (L.) Urban .http://www.malherbologie.com . (Diaksestanggal 23 agustus 2011)
Michael Heinrich, et all. 2009. Farmakologi dan Fitoterapi . Jakarta: EGC
Robinson, Treror. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi . ITB. BandungSavitri, Evika Sandi. 2006. Studi Morfologi
Tumbuhan Gulma Yang BerpotensiSebagai Obat Di Lingkungan UinMalang. Jurnal Saintika vol. 3. No 02mei - 2006. Malang : UIN Press
Sheerwood Lauralee 2001, Fisiologi Manusia dari selke system, Edisi kedua EGC, Jakarta
Singgih Santoso, 2001. Buku latihan SPSS Statistik Non Parametrik , PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta
Speroff L, Fritz MA. 2005. Hormone biosynthesis,metabolism and mechanism of action. InClinical Gynecologic endocrinology and infertility . Seven Ed. Lippincot Williams& Wilkins. Philadelphia. hal 25 96.
Turner, C Donnel dan Joseph T Bagnara. 1988. Endokrinologi Umum . Penerjemah :Harsojo. Yogyakarta : PenerbitAirlangga University Press.
Winarto, W.R dan Maria Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan . Jakarta: AgromediaPustaka
Yanwirasti, 2008. Langkah Langkah Pokok Penelitian Biomedik , FK Andalas Padang
Yatim Wildan. 1990. Reproduksi dan embriologi .Bandung: Tarsito