178
PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : ANA MATOFANI NIM . 1113017000045 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM

POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIS SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

ANA MATOFANI NIM . 1113017000045

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …
Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …
Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …
Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

i

ABSTRAK

Ana Matofani (1113017000045). Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem

Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi

Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran interlocked

problem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian

dilakukan di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2017/2018. Indikator

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diukur dalam penelitian ini

yaitu: (a) berpikir lancar dan (b) berpikir fleksibel. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain randomized control group

posttest only. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling.

Sampel terdiri dari dua kelas yaitu 31 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas

kontrol. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes kemampuan

berpikir kreatif matematis berbentuk essay.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil tes kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen sebesar 74 dan kelas kontrol

sebesar 60,33. Selanjutnya dengan menggunakan uji t, diperoleh harga t hitung

3,632 dan sig.(2-tailed) = 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran interlocked problem posing lebih tinggi dibandingkan dengan

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Kata Kunci : Interlocked Problem Posing, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

ii

ABSTRACT

Ana Matofani (1113017000045). “The Effect of Interlocked Problem Posing

Instruction on Student’s Mathematical Creative Thinking”. The Thesis of

Mathematematic’s Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching

Sciences, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, March 2018.

The aim of this research is to analyze the effect of Interlocked Problem Posing

Instruction on Student’s Mathematical Creative Thinking. This research was

conducted at MTsN 1 Tangerang Selatan on academic year of 2017/2018. The

indicators of mathematical creative thinking that measured are, (a) fluency and (b)

flexibility. A quasi experiment with two group randomized post-test only control

group design method was used. Sample consisted of two groups with experiment

group of 31 student and control group of 30 students selected by cluster random

sampling technique. The research instrument was the ability test of mathematical

creative thinking in the form of essay.

The results showed that the average score of students mathematical creative

thinking at experiment group was 74 and control group was 60,33. Futhermore,

using the t test, obtained t count value 3,632 and sig. (2-tailed) = 0,001 < 0,05, then

H0 was rejected. So it can be concluded that student’s mathematical creative

thinking who taught by interlocked problem posing instruction is higher than that

of students taught by conventional learning.

Keyword: Interlocked Problem Posing, Mathematical Creative Thinking

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., karena

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada program pendidikan matematika. Selama penulisan

skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, karena kamampuan dan pengetahuan penulis terbatas

dan terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Akan tetapi,

berkat kekuatan doa, dorongan motivasi dan berbagai pihak yang sangat membantu

penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih

penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Kadir, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

sabar dan telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

5. Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa

sabar dan telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

6. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom Selaku Dosen Penasihat Akademik yang

selalu memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

iv

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapat keberkahan-Nya.

8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.

9. Bapak Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan yang telah menerima dan memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

10. Teristimewa untuk Ayahanda Tasari dan Ibunda Mafroh tercinta yang tak

pernah lelah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan kepada penulis.

Semoga Ayah dan Ibu selalu diberikan kesehatan, keberkahan dan selalu

dalam lindungan Allah SWT.

11. Saudara kandung penulis, Eria Febriani, Fara Dilla Sari, Asri Juwita Sari,

Afdal Riziq, dan Indri Rahma Saputri serta kakak ipar penulis Ariansyah

yang senantiasa membantu, memotivasi dan mendoakan penulis dalam

menempuh pendidikan.

12. Sahabat seatap tercinta, Ferrara Ferronica, Idayatun Ni’amah, Ismi Syukria

Farhana, Rini, Yuli Herawati, kak Dentika Mila, dan kak Iis Khusnul

Khotimah yang selalu menemani hari-hari penulis dengan penuh canda dan

tawa serta dukungan dalam berbagai hal. Semoga tali silaturahmi yang

terjalin tidak pernah putus.

13. Teman seperjuangan selama proses bimbingan Hanna Ramadhana Widuri

dan Lathifah Rahmi yang selalu menyemangati, membantu, dan memotivasi

untuk terus berjuang.

14. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013 yang

selalu memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.

15. Kakak tingkat terbaik Resti Amin, S.Pd. yang telah meluangkan waktu

untuk membantu selama penulisan skripsi.

16. Muhammad Faiz Rabbani yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

membantu penulis dalam pembuatan video animasi pembelajaran.

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

v

17. Sahabat tersayang sejak SMK, Dhea Nuralif Islamiah, Ian Partawinata,

Ahmad Fauzy, Maerifah, Adam Abdillah. yang selalu menemani penulis

dan memberikan dukungan hingga saat ini.

Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu melimpahkan

rahmat-Nya dan memberikan perlindungan baik dunia maupun akhirat. Aamiin yaa

robbal’alamin.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran dari siapapun yang membaca skripsi

ini akan penulis terima dengan hati yang lapang. Penulis berharap semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang khususnya bagi yang

membacaranya.

Jakarta, Februari 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6

C. Batasan Masalah ....................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................................... 8

A. Deskriptif Teoritik .................................................................................... 8

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.................................................. 8

a. Pengertian Berpikir ............................................................................... 8

b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ........................... 9

c. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............................ 11

2. Pembelajaran Interlocked Problem Posing ............................................. 14

a. Pengertian Pembelajaran Interlocked Problem Posing ...................... 14

b. Tahapan Pembelajaran Interlocked Problem Posing .......................... 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 20

C. Kerangka Berpikir Penelitian .................................................................. 21

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 25

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

vii

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 25

C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 26

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 26

1. Uji Validitas ............................................................................................ 28

a. Validitas Isi ......................................................................................... 28

b. Validitas Eksperimen .......................................................................... 29

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 30

3. Tingkat Kesukaran .................................................................................. 31

4. Uji Daya Pembeda .................................................................................. 32

F. Teknik Analisis Data............................................................................... 33

1. Uji Normalitas ......................................................................................... 34

2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 35

3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 37

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 37

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .......................................................................................... 37

2. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator .......................... 40

3. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 42

B. Analisis Data ........................................................................................... 55

1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 55

a. Uji Normalitas..................................................................................... 55

b. Uji Homogenitas ................................................................................. 56

2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ................................................................. 56

C. Pembahasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ................ 58

1. Indikator Berpikir Lancar ....................................................................... 59

2. Indikator Berpikir Fleksibel .................................................................... 61

D. Keterbatasan Masalah ............................................................................. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

viii

A. Kesimpulan ............................................................................................. 64

B. Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kreatif .................................................................... 14

Tabel 2.2 Tahapan Pendekatan Pembelajaran Interlocked Problem Posing ... 18

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 25

Tabel 3.2 Desain Penelitian .................................................................................. 25

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 27

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .... 28

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas .......................................................... 30

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Realibilitas ....................................................... 30

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Realibilitas ............................................................. 31

Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................ 31

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran ......................................... 32

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................... 32

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ................................................ 33

Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Test Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ................................................................................ 33

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

................................................................................................................ 37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ................................................................................ 38

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Kontrol ........................................................................................ 39

Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator ......................................... 41

Tabel 4.5 Pernyataan-Pernyataan Siswa Pada LKS Pertama ............................ 44

Tabel 4.6 Pertanyaan-Pertanyaan Siswa Pada LKS Kedua ............................... 46

Tabel 4.7 Pernyataan-Pertanyaan Siswa Pada LKS Ketiga .............................. 47

Tabel 4.8 Pertanyaan-Pertanyaan Siswa Pada LKS Keempat .......................... 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 55

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

x

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.................. 56

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 57

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Interlocked Problem Posing ............................................... 16

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 23

Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Penyebaran Data Kelas Eksperimen ................. 39

Gambar 4.2 Grafik Penyebaran Data Kelas Kontrol ......................................... 40

Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 42

Gambar 4.4 Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 1 ..................................... 44

Gambar 4.5 Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 2 ..................................... 45

Gambar 4.6 Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 3 ..................................... 46

Gambar 4.7 Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 4 ..................................... 47

Gambar 4.8 Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 5 ..................................... 48

Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Ignition .................................. 49

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Contruction ........................... 50

Gambar 4.11 Proses Pembelajaran Tahap Discussion ........................................ 51

Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Discussion ............................. 51

Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Development ......................... 52

Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Solution ................................. 53

Gambar 4.15 Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ...................................... 54

Gambar 4.16 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada

Indikator Berpikir Lancar .............................................................. 60

Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada

Indikator Berpikir Fleksibel .......................................................... 62

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................ 69

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...................... 90

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 112

Lampiran 4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 134

Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............ 135

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis .................................................................................... 137

Lampiran 7 Rubrik Penilaian Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis .................................................................................... 142

Lampiran 8 Hasil Tes Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Kelas Eksperimen ........................................................................ 143

Lampiran 9 Hasil Tes Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Kelas Kontrol ............................................................................... 144

Lampiran 10 Hasil Perhitungan Uji Validitas Dan Realibitas Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dengan Menggunakan

Spss .............................................................................................. 145

Lampiran 11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................ 146

Lampiran 12 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................ 147

Lampiran 13 Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa dengan Menggunakan CVR ............................ 148

Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Isi (CVR) ...................................................... 151

Lampiran 15 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............................. 151

Lampiran 16 Uji Referensi ................................................................................ 152

Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I .......................... 158

Lampiran 18 Surat Bimbingan Dosen Pembimbing II ...................................... 159

Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 160

Lampiran 20 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 161

Lampiran 21 Hasil Cek Plagiarisme ................................................................. 162

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang, pendidikan merupakan hal yang penting bagi

seseorang untuk dapat dinilai atau diukur intelektual dan juga hal yang paling

mendukung seseorang untuk mengalami perubahan pikiran dan kepribadian.

Berdasarkan UU. Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Oleh

karena itu, pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang baik serta bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan tersebut,

terutama kreatif dapat diperoleh dari pembelajaran matematika.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang paling dasar dalam

mempengaruhi perkembangan teknologi dan berperan penting dalam berbagai

disiplin ilmu. Kurikulum 2013 mengupayakan peningkatan mutu pendidikan untuk

menghasilkan lulusan yang kreatif, mandiri, mampu bekerja sama, solidaritas,

memiliki jiwa kepemimpinan, empati, toleransi, dan mampu menghadapi

kehidupan pada masa yang akan datang.2 Berdasarkan tujuan tersebut, terlihat

bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu poin penting dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika.

1 UU. Nomor 20 Tahun 2003, http://www.pendis.kemenag.go.id , diunduh tanggal 23 Mei

2016 pukul. 20.00 WIB. 2 PERMENDIKBUD Nomor 81A Tahun 2013, http://luk.staff.ugm.ac.id, diunduh tanggal

28 September 2017 pukul 13.00 WIB.

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

2

Kemampuan berpikir kreatif merupakan hal penting yang harus dimiliki

semua orang. Mempunyai kemampuan berpikir kreatif seseorang akan lebih mudah

dalam menghadapi suatu permasalahan yang ia hadapi dengan tepat dan benar.

Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif juga mampu menciptakan

sesuatu yang baru sepeti ide, gagasan, maupun produk, tidak hanya dalam

pembelajaran tetapi juga dalam bermasyarakat.

Kegiatan pembelajaran matematika SMP/MTs peserta didik perlu dibekali

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistemis, kritis, dan kreatif. Menurut

Jonhson, berpikir kreatif adalah berpikir yang mengisyaratkan ketekunan, disiplin

pribadi dan perhatian melibatkan aktivitas-aktivitas mental seperti mengajukan

pertanyaan, mempertimbangkan informasi-informasi baru dan ide-ide yang tidak

biasa, membuat keterkaitan, khususnya antara sesuatu yang serupa, mengaitkan

satu dengan yang lainnya secara bebas, menerapkan imajinasi pada setiap situasi

yang membangkitkan ide baru dan berbeda, dan memperhatikan intuisi.3 Berpikir

kreatif termasuk salah satu kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh

karena itu, berpikir kreatif dapat memecahkan masalah matematika karena siswa

dapat memperoleh pemecahan masalah dengan menggabungkan/mengaitkan

beberapa ide (informasi) yang telah didapat secara tepat dan menjadi suatu ide yang

baru.

Utari dalam artikelnya menyebutkan, bila masalah matematik yang diajukan

kurang baik, lebih bersifat prosedural, atau kurang mendorong siswa berpikir lebih

lanjut maka siswa hanya akan memiliki pengetahuan yang prosedural atau

mekanikal saja dan kurang peluang untuk memiliki kemampuan matematik tingkat

tinggi (high order mathematical thinking).4 Oleh karena itu, dibutuhkan

pembelajaran yang tidak bersifat prosedural dan berpusat pada siswa untuk

terciptanya kemampuan matematik tingkat tinggi siswa.

3 Tatag Eko Yuli Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan

Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa

University.Press,2008), h.15. 4 Utari Sumarno, Mathematical Problem Posing, Rasional, Pengertian, Pembelajaran dan

Pengukurannya, (Bandung: Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung dan Pascasarjana UPI. 2015),

h.2.

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

3

Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan salah satu tujuan

pendidikan. Namun, pada kenyataannya, hasil survei Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 untuk siswa kelas VIII

menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-45 dari 50 negara dengan nilai rata-

rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 397. Nilai tersebut masih

jauh dari standart minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan

TIMSS yaitu 500. Berdasarkan skor yang telah diperoleh, terdapat presentase nilai

tentang bilangan, geometri, dan paparan data dalam domain konten berturut-turut

adalah 24%, 28%, dan 31%. Sedangkan pada domain kognitif yaitu mengetahui,

mengaplikasi dan bernalar adalah 32%, 24%, dan 20%. Kemampuan berpikir

kreatif matematis masuk ke dalam kategori domain kognitif mengaplikasikan dan

bernalar dengan demikian kemampuan berpikir kreatif matematis masih tergolong

rendah.5

Menurut hasil skor Programme for International Student Assessment

(PISA) tahun 2015, siswa Indonesia masih di bawah rata-rata negara dalam

Organisation for Economic Cooperation dan Development (OECD) meskipun

mengalami peningkatan 21 poin dari tahun 2012 dengan nilai rata-rata untuk

kemampuan matematika secara umum adalah 386. Jika dilihat dari kemampuan

siswa Indonesia pada level 5-6 (mengevaluasi/menilai, dan mencipta), hanya

mendapat nilai 0,8 dari rata-rata 15,3.6 Kemampuan berpikir kreatif matematis

masuk dalam kategori level 5 dan 6, dengan demikian hasil tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan berpikir kreatif tergolong masih rendah. Salah satu penelitian

Fardah yang menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

tingkat sekolah dasar dan menengah masih dalam kategori rendah, yaitu sebesar

46,67%.7 Berdasarkan PISA dan didukung penelitian Fardah, menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih tergolong rendah.

5 TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), TIMSS 2015. 6 PISA 2015 Results Excellence and Equity in education volume 1, OECD Publishing,2016.

(http://dx.doi.org/10.1787/9789264266490-en) 7 Dini Kinati Fardah, Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam

Matematika Melalui Open-Ended, Jurnal KREANO FMIPA UNNES, vol 3, No. 2, 2012.

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

4

Jika dilihat lebih dekat lagi, berdasarkan penelitian PPKT yang telah peneliti

lakukan di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan melalui pemberian soal kemampuan

berpikir kreatif matematis kepada siswa kelas VIII diperoleh bahwa tingkat

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa hanya mencapai rata-rata 39,743%.

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek berpikir lancar (fluency)

hanya mencapai 50%. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek

berpikir luwes (flexibility) hanya mencapai 48,058%. Kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa pada aspek berpikir rinci (elaboration) hanya mencapai 15%,

sedangkan kemampuan berpikir matematis siswa dengan indikator berpikir orisinil

(originality) hanya mencapai 25,567%. Dengan demikian hasil tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan tergolong masih rendah.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai

penyempurnaan pola pikir pada kurikulum 2013 menyebutkan bahwa pola

pembelajaran haruslah aktif, berpusat pada peserta didik, serta guru hanyalah

sebagai fasilitator. Menurut NCTM, prinsip pembelajaran yaitu para siswa harus

belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru

dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.8 Hal ini sesuai dengan prinsip

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa bahwa siswa dituntut untuk aktif agar

dapat menunjukkan banyak ide dan daya imajinatifnya untuk mengerjakan soal

yang berbeda dengan membangun pemahaman baru dari pengalaman dan

pengetahuan sebelumnya. Menurut Siswono, salah satu pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah problem posing.9 Maka dari itu,

dibutuhkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah

dengan menerapkan pembelajaran interlocked problem posing. Pembelajaran

interlocked problem posing merupakan salah satu pendekatan pembelajaran

8 John A. Van De Walle, (penerjemah: Suyono), Sekolah Dasar dan Menengah Matematika

Pengembangan dan Pengajaran Jilid 1 Edisi ke 6, ( Virginia Commonwealth University : Erlangga,

2008), h.3. 9 Tatag Eko Yuli Siswono, op.cit., h. 50.

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

5

problem posing, siswa membuat masalah atau soalnya sendiri dan menyelesaikan

masalah yang diajukan. Menurut Osman Cankoy, treatment Interlocked problem

bersifat lebih reasonable (logis), solvable (dapat dipecahkan), dan berkurangnya

result-unknown problem (masalah yang tidak diketahui hasilnya) dibandingkan

dengan problem posing. Pembelajaran interlocked problem posing memiliki 5

tahap, yaitu ignition, contruction, discussion, development, dan solution.

Tahap ignition, guru memberikan impuls sebagai pemicu awal agar siswa

dapat mengajukan masalah yang berpotensial untuk diselesaikan. Pada tahap ini

siswa diajak untuk mengekplorasi pengetahuan awalnya serta mengajukan masalah

yang sesuai dengan topik.

Tahap kedua yakni tahap construction. Siswa membangun konsep dari

impuls yang telah diberikan oleh guru ke dalam struktur kognitifnya. Pada tahap ini

siswa dilatih untuk mengungkapkan ide-ide dan siswa dapat membangun konsep

dari impuls yang telah diberikan oleh guru.

Tahap ketiga adalah tahap discussion. Siswa berdiskusi dengan temannya

untuk menyelesaikan/ memberikan jawaban terkait soal pada tahap construction.

Pada tahap ini siswa dapat mendiskusikan penyelesaian terkait soal yang telah

diberikan dan siswa dapat memeriksa serta menemukan kesalahan dari

penyelesaian soal yang dibuat oleh teman atau kelompok lain.

Tahap keempat adalah tahap development, siswa mendapatkan soal dengan

model soal yang telah dikembangkan oleh guru dari tahap sebelumnya. Pada tahap

ini siswa dilatih agar dapat menyelesaikan masalah yang lebih tinggi dengan

menerapkan pemahaman konsep yang lebih yang telah didapatkan dan mampu

merubah cara pemikiran.

Tahap terakhir adalah tahap solution. Pada tahap ini siswa dapat

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mencentuskan

banyak gagasan, penyelesaian masalah dan siswa dapat menghasilkan banyak

jawaban yang bervariasi.

Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi bahwa kemampuan berpikir

kreatif siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran interlocked problem posing.

Sehingga, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

6

“Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis Siswa”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi

masalah-masalah yang timbul dalam penelitian sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ternyata masih rendah.

2. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kurang melibatkan siswa secara

aktif untuk membangun kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

3. Pembelajaran matematika yang berlangsung dengan menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing belum banyak digunakan guru di

sekolah.

4. Guru hanya memberikan soal yang bersifat rutin dan prosedural yang belum

memuat kemampuan berpikir kreatif matematis.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini bertujuan agar penelitian yang

dilakukan terarah dan dapat tercapai dengan baik, maka penulis membatasi fokus

penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah interlocked problem

posing dengan pembanding pembelajaran konvensional.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini dibatasi pada dua

indikator yaitu: berpikir lancar, berpikir fleksibel.

3. Siswa yang menjadi subjek penelitian siswa SMP/MTs kelas VII.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,

maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran interlocked problem posing?

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

7

2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran interlocked problem posing lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan

dengan menggunakan pembelajaran interlocked problem posing.

2. Menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan

dengan menggunakan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.

3. Membandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran interlocked problem posing dengan kemampuan berpikir

kreatif matematis menggunakan pembelajaran dengan pembelajaran

konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberi

manfaat baik bagi pembelajaran matematika maupun dalam upaya meningkatkan

kualitas dan hasil pembelajaran matematika.

1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan menjadi salah satu bahan rujukan

untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pembelajaran

interlocked problem posing atau kemampuan berpikir kreatif matematis.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran

yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematis.

3. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu dorongan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis.

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran

untuk bisa meningkatkan mutu sekolah.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Deskriptif Teoritik

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

a. Pengertian Berpikir

Perilaku kognitif dalam tingkat tertinggi adalah berpikir. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpikir adalah penggunaan akal budi agar

dapat mempertimbangkan dan memutuskan suatu masalah. Menurut Siswono,

berpikir adalah kondisi mental seseorang dalam menghadapi suatu masalah

atau solusi.1 Menurut Ruggiero, berpikir merupakan aktivitas mental dalam

membantu merumuskan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan,

atau menjawab rasa keingintahuan.2 Berpikir menurut Pail Mussen dan Mark

R.Rossenzweig adalah mengacu pada banyak macam aktivitas yang

melibatkan manipulasi konsep dan lambang serta pengajuan objek. Berpikir

menurut Resnick yaitu seperti klarifikasi, induksi, deduksi, dan penalaran.

Berpikir yaitu suatu proses yang kompleks dan non algoritmik dimulai dengan

pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.3

Oleh karena itu, berpikir adalah penggunaan akal budi untuk membantu

menyelesaikan masalah.

Manusia memiliki adaptasi yang baik yang dilandasi dengan cara

berpikir yang dapat menciptakan teknologi dan berbagai bentuk kehidupan

sesuai budaya. Proses berpikir sejak manusia mempersepsikan dirinya

didukung oleh landasan teologi dan empirik. Dari aspek landasan teologis

menurut konsep Islam bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah,

dibekali di dalam diri manusia berupa akal, ruh, dan tubuh, ada dorongan

1 Tatag Yuli Eko, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press,

2008), h. 12. 2 Ibid.,. h.13. 3Ali Hamzah, dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2014), h. 37.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

9

kewajiban belajar bagi manusia. Akal inilah yang menjadi fundamen kuat

didalam kita berpikir dan nalar.4

Berpikir merupakan kondisi mental seseorang yang dapat dibedakan

menjadi lima jenis, yaitu: 5

1) Berpikir logis adalah cara berpikir siswa dalam menarik kesimpulan

menurut logika dan dapat dibuktikan dengan kesimpulan yang sesuai

dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

2) Berpikir analisis adalah cara berpikir siswa dalam menguraikan, merinci,

dan menganalisa informasi-informasi untuk mengetahui suatu informasi

dengan akal dan pikiran yang logis.

3) Berpikir sistematis adalah cara berpikir siswa dalam mengerjakan atau

menyelesaikan tugas sesuai dengan tahapan/ urutan/ langkah-langkah yang

efektif dan efisien.

4) Berpikir kritis adalah cara berpikir siswa dalam membandingkan dua

informasi atau lebih.

5) Berpikir kreatif adalah proses untuk membentuk atau menemukan ide baru.

Dari beberapa pemaparan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

berpikir adalah kondisi mental dalam menemukan solusi dari suatu masalah

dan berpikir dibedakan menjadi lima jenis yaitu berpikir logis, berpikir analisis,

berpikir sistematis, berpikir kritis dan berpikir kreatif.

b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif berarti memiliki daya

cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta. Sedangkan matematis adalah

bersifat matematika atau sangat pasti dan tepat. Alex Sobour mendefinisikan

kreatif sebagai suatu yang beragam diikuti dengan logika serta pengertian yang

bersifat intuitif untuk menciptakan suatu keadaan atau benda.6 Evans

menjelaskan kreativitas merupakan proses untuk menemukan hubungan-

hubungan baru, melihat perspektif baru, membentuk kombinasi dua atau lebih

4 Ibid. 5 Tatag Yuli Eko Siswono, op.cit., h. 13-14. 6 M. Fadillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan Pembelajaran

Menarik, Kreatif dan Menyenangkan, (Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 63.

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

10

konsep yang sudah ada.7 Sedangkan berpikir kreatif adalah kondisi mental

untuk membuat hubungan (connections) secara terus menerus sampai

ditemukan kombinasi yang benar atau tidak ditemukan solusi.8 Menurut Krulik

dan Rudnick, berpikir kreatif adalah hasil berpikir yang bersifat asli, reflektif,

dan dapat menciptakan produk yang kompleks, yang dihasilkan dari hubungan

antara ide baru dan efektivitasnya.9 Menurut Munandar, berpikir kreatif adalah

dapat memberikan berbagai macam jawaban berdasarkan informasi yang

diberikan dengan adanya penekanan keragaman jumlah.10 Kesimpulan dari

beberapa definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kreatif

matematis merupakan kegiatan atau aktivitas dalam memecahkan masalah

matematika secara tepat, efektif, dan efisien sehingga dapat menghasilkan

temuan baru seperti ide, konsep, pengalaman, maupun pengetahuan.

Kendala pertumbuhan kreativitas di berbagai sekolah menurut

Munandar, yaitu:11

1) Sikap Guru

Sikap guru berpengaruh pada tingkat motivasi siswa, ditunjukan dalam

suatu studi bahwa motivasi siswa rendah jika guru terlalu dominan dan

motivasi siswa meningkat apabila siswa diberikan otonomi lebih banyak.

2) Mekanisme Belajar Menghafal

Salah satu belajar yang kurang tepat yaitu menghimpun pengetahuan

dengan metode menghafal tanpa memahami hubungan antar fakta.

3) Kegagalan

Kegagalan dapat memberikan dampak terhadap motivasi intrinsik dan

kreativitas siswa. Kegagalan tidak bisa dihindari, tetapi yang terpenting cara

guru membantu siswa dalam memahami dan menafsirkan kegagalan tersebut.

7 Tatag Yuli Eko Siswono, op.cit., h. 7. 8 Ibid., h. 14. 9 Ibid., h.21. 10 Alimuddin, Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Tugas-

Tugas Pemecahan Masalah, Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Penerapan MIPA.

(Yogyakarta: UNY, 2009), h.356. 11 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Usia

Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 9-10.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

11

4) Tekanan akan konformitas

Tekanan yang berlebihan terhadap konformitas tradisi, di rumah, di

sekolah, ataupun lingkungan dapat menghambat pengembangan kreativitas.

Sebaliknya seorang anak diberi kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.

Dibawah ini beberapa karakteristik perilaku anak yang cerdas sebagai

berikut:12

1) Berpikir dengan lincah ditandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi, aktif,

dan giat dalam bertanya, serta menyelesaikan soal dengan cepat.

2) Tepat serta cermat dalam bertindak ditandai dengan memperhitungkan

setiap konsekuensi yang muncul dari tindakan tersebut.

3) Memiliki semangat dalam bersaing (kompetitif) yang tinggi, baik dengan

diri sendiri maupun orang lain.

4) Selalu ingin menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

5) Cepat menemukan dan mudah menangkap perbedaan yang akan dijadikan

sebagai bahan dasar menemukan kreativitas lebih lanjut

6) Menggunakan kesadaran yang tinggi untuk mengumpulkan informasi

sehingga mereka belajar dari pengalaman untuk dapat memanfaatkan dan

mengembangkan dirinya.

7) Memiliki kepekaan dan rasa empati tinggi, serta responsif

8) Memiliki kemauan belajar yang tinggi dan tidak mudah putus asa dalam

setiap prosesnya.

9) Tidak kaku serta memiliki spontanitas terhadap berbagai macam stimulan

yang muncul baik dari lingkungan intern maupun ekstern.

10) Memiliki kemampuan menghadapi frustasi sehingga tidak mudah

menyerah, rasa percaya tinggi dan mandiri.

11) Mampu mengendalikan diri dan emosi yang baik.

c. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Berpikir kreatif matematis diukur dengan menggunakan ketentuan

penilaian berupa indikator berpikir kreatif matematis. Menurut Olson,

12 Yeni rachmawati dan Euis Kurniati,op.cit,. h. 20-21

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

12

kreativitas merupakan produk berpikir kreatif terdiri ada dua unsur, yaitu

kefasihan dan keluwesan:13

1) Kefasihan ditunjukan dengan gagasan besar dan pemecahan masalah

secara lancar dan tepat.

2) Keluwesan mengacu pada gagasan yang beragam untuk memecahkan

masalah.

Berdasarkan kognisi dan proses berpikir, Munandar memperjelas

beberapa karakteristik siswa yang berpikir kreatif dalam proses pembelajaran

yaitu:14

1) Keterampilan berpikir lancar (Fluency)

a) Mencetuskan banyak gagasan, menyelesaikan masalah, atau pertanyaan

b) Memberikan berbagai saran atau cara untuk melakukan sesuatu

c) Memiliki alternatif jawaban

2) Keterampilan berpikir luwes (Flexibility)

a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi

b) Sudut pandang yang berbeda untuk melihat masalah

c) Mencari banyak alternatif yang beragam

d) Mampu merubah cara pemikiran

3) Orisinil (Originality)

a) Mampu menciptakan ungkapan baru dan khas

b) Mengungkapkan diri dengan memikirkan cara yang berbeda

c) Dapat membuat hubungan yang berbeda dari setiap unsur

4) Memperinci (Elaboration)

a) Mampu mengembangkan serta memperkaya gagasan

b) Membuat objek, gagasan, atau situasi menjadi lebih menarik dengan

menambahkan atau memperinci.

13 Tatag Yuli Eko Siswono, Op.cit,. h. 18. 14 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta:

Gramedia,1999), h. 88-89.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

13

Menurut Parnes, proses kreatif memacu pada lima macam perilaku

kreatif, yaitu:15

1) Fluency (Kelancaran), yaitu mengemukakan ide untuk memecahkan

masalah.

2) Flexibility (Keluwesan), yaitu menghasilkan berbagai macam ide untuk

memecahkan masalah dengan cara yang berbeda.

3) Originaly (Keaslian), yaitu memberikan respon yang unik dan berbeda.

4) Elaboration (Keterperincian), yaitu pengarahan ide secara detail agar dapat

diwujudkan.

5) Sensitivity (kepekaan) adalah respon terhadap situasi dengan tanggap dalam

menghadapi masalah.

Haylock mengatakan berpikir kreatif ada tiga kriteria, yaitu:16

1) Kefasihan adalah banyaknya respon yang dapat diterima (the number of

acceptable response)

2) Fleksibilitas adalah banyaknya jenis respon yang berbeda (the number of

different kinds of response)

3) Keaslian adalah tanggapan yang berbeda diungkapkan dalam sebuah

kelompok (the statical infrequency of the response in relation to the peer

group).

Menurut Silver, ada tiga komponen dalam menilai kemampuan berpikir

kreatif,sebagai berikut:17

1) Kefasihan (Fluency) yaitu mengacu banyaknya ide untuk merespon sebuah

perintah.

2) Fleksibilitas (Flexibility) yaitu adanya perubahan pendekatan dalam

merespon perintah

3) Kebaruan (Novelty) yaitu dapat menciptakan ide baru dalam merespon

perintah.

15 Yeni rachmawati dan Euis Kurniati, op.cit., h. 14. 16 Tatag Yuli Eko Siswono, op.cit., h. 22. 17 Ibid., h. 23.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

14

Indikator berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 2.1

Indikator Berpikir Kreatif

Aspek Indikator

Berpikir

Lancar

1) Mencetuskan gagasan, penyelesaian masalah

atau pertanyaan yang bervariasi

2) Memberikan banyak cara atau saran yang

berbeda dalam menjawab soal

Berpikir

Fleksibel

1) Menghasilkan gagasan, jawaban atau

pertanyaan yang bervariasi.

2) Mencari banyak alternatif yang berbeda-beda.

2. Pembelajaran Interlocked Problem Posing

a. Pengertian Pembelajaran Interlocked Problem Posing

Problem Posing (Pengajuan Masalah) memberikan keluasan bagi siswa

belajar mandiri dalam merumuskan dan menyelesaikan masalah (soal) yang

diajukan.18 Pentingnya pengajuan masalah atau pertanyaan dalam matematik,

menurut Polya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah

yaitu:19

a) Memberikan siswa pertanyaan yang mengarah pada penyelesaian masalah

b) Membantu siswa dalam menggali pengetahuan dan menyusun pertanyaan

sesuai kebutuhan masalah

c) Memberikan isyarat pada siswa untuk menyelesaikan masalah, bukan

langkah-langkahnya

d) Membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya

18 Tatag Yuli Eko Siswono, Problem Posing: Sebuah Alternatif Pembelajaran Yang

Demokratis, (Universitas Negeri Surabaya: Kumpulan Karya 2000-2004), h.1. 19 Utari Sumarno, Mathematical Problem Posing: Rasional, Pengertian, Pembelajaran dan

Pengukurannya, (Bandung : Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung dan Pascasarjana UPI, 2015),

h.1.

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

15

Sedangkan menurut Perak, problem posing menawarkan banyak

manfaat, diantaranya adalah:20

a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan

memahami konsep matematika

b) Menghasilkan pemikiran beragam dan fleksibel.

c) Menghindari kesalahpahaman dari guru maupun siswa.

d) Meningkatkan sikap dan keyakinan siswa dalam matematika.

Pengajuan masalah adalah bentuk pendekatan pembelajaran

matematika yang menekankan pada perumusan masalah atau soal yang

merupakan alternatif pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif dan bernalar matematis.21 Maka dari itu, pengajuan masalah

bisa dijadikan sebagai alternatuf pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif.

Menurut Silver aplikasi problem posing dibagi menjadi tiga bentuk

aktivitas kognitif matematika yang berbeda, yaitu:22

a) Pengajuan pre- solusi (pre- solution) yaitu siswa membuat soal dari situasi

yang diberikan oleh gurunya.

b) Pengajuan didalam solusi (within solution posing) yaitu siswa merumuskan

ulang soal yang telah diselesaikan.

c) Pengajuan setelah solusi (post solution posing) yaitu siswa membuat soal

yang baru dengan cara memodifikasi dari soal yang telah diselesaikan.

Menurut Osman Cankoy, pembelajaran interlocked problem posing

(IPP) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran problem posing. Osman

Cankoy melakukan penelitian komparasi antara pembelajaran interlocked

problem posing (IPP) dengan traditional problem posing (TPP) ditemukan

bahwa pembelajaran dengan treatment IPP yaitu siswa membuat soal yang

bersifat reasonable (logis), solvable (dapat dipecahkan), dan berkurangnya

20 Kazuaki Kojima,et.al., Experimental study of learning support through examples in

mathematical problem posing, (Japan: Teikyo University, 2015), h.3. 21 Kadir, Implementasi Pendekatan Pembelajaran Problem Posing dan Pengaruhnya

Terhadap Hasil Belajar Matematika, (Jurnal Pendidikan Matematika FITK UIN Jakarta: 2011)

h.207. 22 Tatag Yuli Siswono, op.cit., h.40.

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

16

Yes

result-unknown problem (masalah yang tidak diketahui hasilnya). Selain itu,

pembelajaran IPP dianggap lebih efektif dalam untuk fokus dan tertarik

belajar.23

Perbedaan interlocked problem posing dengan problem posing adalah

problem posing yaitu siswa memberikan pertanyaan sebanyak-banyaknya,

sedangkan interlocked problem posing yaitu siswa memberikan pertanyaan

secara berkesinambungan. IPP merupakan suatu instructional approach. yaitu

suatu pendekatan metodologik pembelajaran matematika dengan cara

mengadaptasi konsep ke dalam struktur kognitif sesuai dengan cara guru

menyajikannya.24 Konsep yang diadaptasi diharapkan akan lebih mudah bagi

siswa dalam menyelesaikan soal/masalah baik yang rutin maupun tidak rutin.

Maka dari itu, interlocked problem posing suatu pendekatan

pembelajaran problem posing (pengajuan masalah), siswa diberikan keluasan

untuk belajar secara aktif dan mandiri dengan merumuskan dan menyelesaikan

masalah/soal sendiri yang telah diajukan secara berdiskusi dengan temannya

dan guru hanya berperan memberikan impuls dan sebagai fasilitator.

b. Tahapan Pembelajaran Interlocked Problem Posing

Tahapan pembelajaran interlocked problem posing menurut Osman

Cankoy terdiri dari beberapa tahapan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar

2.2 dengan penjelasan sebagai berikut:25

Gambar 2.1

Siklus Interlocked Problem Posing

23 Osman Cankoy, Interlocked Problem Posing and Children’s Problem Posing

Performance In Free Structured Situation, Jurnal Internasional Pendidikan Sains dan Matematika,

(National Science Council: Taiwan, 2013), h.224. 24 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, op.cit, h. 232 25 Osman Cankoy, op.cit, h.226.

Ignition

Contruction

Discussion

Development

Solution

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

17

1) Ignition

Pada tahap ignition, guru memberikan suatu impuls sebagai pemicu awal

agar siswa dapat mengajukan masalah yang berpotensial untuk diselesaikan.

Untuk itu, kegiatan-kegiatan pembelajaran pada tahap ignition, yaitu:

a) Guru memberikan impuls berupa video/animasi/gambar.

b) Siswa mengamati video, animasi, serta gambar yang diberikan oleh guru.

c) Siswa mengidentifikasi hal yang diberikan guru seperti situasi masalah,

informasi, contoh-contoh soal, penjelasan materi, dan lain sebagainya.

2) Construction

Setelah siswa diberikan suatu impuls pada tahap ignition, selanjutnya siswa

membangun konsep ke dalam struktur kognitifnya sesuai dengan cara guru

menyajikannya. Pada tahap construction, siswa dapat melakukan berbagai

kegiatan yaitu:

a) Mencatat hal-hal yang relevan berdasarkan informasi atau situasi

masalah yang guru berikan.

b) Merumuskan, menyusun, mendesain soal/masalah berdasarkan situasi

yang guru berikan.

c) Membuat beberapa pertanyaan terkait dengan suatu hal yang guru

berikan.

d) Menulis dan melengkapi soal/masalah yang guru berikan.

e) Merumuskan soal/masalah dari jawaban yang telah diberikan.

f) Membangun konsep dari impuls yang diberikan guru.

3) Discussion

Pada tahap discussion, siswa berdiskusi dengan temannya untuk

menyelesaikan/ memberikan jawaban terkait soal pada tahap construction.

Pada tahap ini, siswa memerlukan bimbingan guru dalam memantau diskusi

ditiap kelompok. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap diskusi yaitu:

a) Mempresentasikan dan mendiskusikan penyelesaikan terkait soal yang

telah diberikan.

b) Memeriksa dan menemukan kesalahan dari penyelesaian soal yang

dibuat oleh teman atau kelompok lain.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

18

4) Development

Melanjutkan kegiatan discussion, siswa mengembangkan model soal dari

soal-soal pada tahap sebelumnya. Pada tahap development, kegiatan yang

dapat dilakukan yaitu:

a) Menemukan kemungkinan potensi soal/masalah.

b) Menyusun kembali soal dari informasi yang diberikan.

c) Menyusun kembali soal dengan mengembangkan model soal dari soal-

soal pada tahap sebelumnya.

5) Solution

Pada tahap ini, siswa menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan

guru secara individu.

Tahapan pendekatan pembelajaran interlocked problem posing

yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

Tabel 2.2

Tahapan Pendekatan Pembelajaran Interlocked Problem Posing

Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Ignition Siswa mengidentifikasi informasi dan membuat

pertanyaan dari video animasi (impuls) yang guru

berikan.

Contruction Siswa membangun konsep dari impuls yang diberikan

guru

Discussion Siswa berdiskusi dengan temannya untuk

menyelesaikan/ memberikan jawaban terkait dengan

materi aritmatika sosial.

Development Guru mengembangkan model soal dari soal-soal pada

tahap sebelumnya.

Solution Siswa menyelesaikan soal-soal matematika yang

diberkan guru secara individu pada tahap

development.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

19

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan secara

tradisional. Pengertian pengajaran secara konvensional dipandang bersifat

mekanistik dan merupakan otonomi guru untuk mengajar, menjadi pusat kegiatan.26

Menurut Nana Sujana dalam Kadir, proses pembelajaran dengan

pendekatan konvensional pada umumnya sebagai berikut:27

a. Siswa hanya duduk, mencatat, mendengar dan menghafal.

b. Sumber informasi terpusat pada guru.

c. Siswa tidak dituntut untuk menemukan konsep

d. Guru menggunakan metode ceramah

e. Suasana kelas membosankan

f. Siswa terlihat pasif

g. Banyaknya materi pembelajaran

h. Banyak membuang waktu

Adapun langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran dengan

pendekatan ekspositori dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Guru mengkondisikan kelas agar tercipta situasi yang kondusif dalam

pembelajaran.

2) Guru mengabsen siswa-siswa di kelas

3) Ketua kelas sebagai pemimpin doa

4) Guru yang menyiapkan alat dan bahan untuk mengajar

b. Apersepsi

Tahap ini guru menanyakan terkait materi sebelumnya atau materi prasyarat

yang akan dibahas dan siswa memberikan kesimpulan informasi/ulasan dari

tampilan video animasi yang diberikan guru terkait dengan materi.

26Suyono dan Hariyanto, op.cit., h. 16. 27Kadir, op.cit., h. 206.

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

20

c. Penyajian

Tahap ini guru memberikan penjelasan materi dengan menggunakan metode

ceramah atau menugaskan siswa membaca buku. Setelah itu siswa diperbolehkan

memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah diajarkan.

d. Evaluasi

Tahap ini siswa memberikan ulasan tentang apa yang telah dipelajari,

setelah itu guru memberikan pertanyaan/soal untuk mengetahui penguasaan materi

yang telah diajarkan kepada siswanya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi bagi penulis,

diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian Osman Cankoy (2014) yang dituangkan dalam jurnal Internasional

“Interlocked Problem Posing And Children’s Problem Posing Performence In

Free Structured Situation” disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran

Interlocked Problem Posing yaitu soal yang dibuat siswa lebih logis, dapat

dipecahkan, dan terstruktur dibandingkan pembelajaran problem posing

konvensional.28

2. Penelitian quasi eksperimen oleh Resti Amin Nurhaini (2017), “Pengaruh

Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap Kemampuan Penalaran

Kuantitatif di kelas VII MTs Al-Ihsan Pamulang”. Didapatkan hasil bahwa

Kemampuan penalaran kuantitatif siswa yang diajarkan dengan menggunakan

pembelajaran Interlocked Problem Posing lebih tinggi dibandingkan siswa

dengan pembelajaran konvensional.29

3. Penelitian quasi eksperimen oleh Nurmalianis (2014) dengan judul “Pengaruh

Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa”. Didapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis yang

diajarkan dengan strategi konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan

28 Osman Cankoy, op.cit. 29 Resti Amin Nurhaini, Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing Terhadap

Kemampuan Penalaran Kuantitatif, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2017, tidak

dipublikasi.

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

21

strategi ekspositori dan strategi konflik kognitif lebih efektif dalam

mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis.30

4. Penelitian quasi eksperimen oleh Kadir (2011) yang dituangkan dalam jurnal

pendidikan dan kebudayaan “Implementasi Pendekatan Pembelajaran Problem

Posing dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Kesimpulannya

adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing mampu

membuat siswa aktif dan kreatif dan hasil belajar matematika siswa pada pokok

bahasan aritmatika sosial yang diajar menggunakan pendekatan problem posing

lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pendekatan konvensional.31

C. Kerangka Berpikir Penelitian

Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi telah

berkembang pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditandai dengan

adanya komputer, listrik, kereta api, handphone, televisi , dsbnya yang merupakan

hasil karya kreativitas yang dikembangkan oleh orang yang mempunyai

kemampuan berpikir kreatif. Munandar menekankan perlunya kreativitas dipupuk,

disebabkan beberapa faktor dibawah ini:32

1. Kreativitas merupakan menifestasi dari individu. Orang berkreasi merupakan

kebutuhan primer manusia dalam mengembangkan dirinya seperti

dikembangkan oleh teori Maslow.

2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk menyelesaikan

berbagai masalah dan masih kurang mendapatkan perhatian dalam dunia

pendidikan.

3. Menyibukan diri dengan kreativitas dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan

lingkungan. Selain itu, memberikan kepuasan individu bahkan keuntungan

materi.

4. Kreativitas dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam era

pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara

30 Nurmalianis, Pengaruh Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 2014, tidak dipublikasi. 31 Kadir, op.cit.,h. 32Yeni rachmawati dan Euis Kurniati, op.cit., h. 36-37.

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

22

bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide baru, penemuan baru, dan

teknologi baru, untuk mencapai hal ini, sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif

harus dipupuk pada siswa.

Oleh karena itu, diperlukan adanya program-program pembelajaran dapat

memelihara potensi kreatif siswa. Pembelajaran yang bermakna adalah

pembelajaran yang tidak hanya bersifat prosedural. Penelitian ini, menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing karena dengan pembelajaran interlocked

problem posing diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa. Indikator berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi berpikir lancar dan berpikir fleksibel.

Pembelajaran interlocked problem posing adalah suatu pendekatan

pembelajaran, siswa menghubungkan antar masalah atau soal yang mereka

rumuskan atau ajukan hingga menjadi suatu soal/masalah yang layak dapat melatih

kemampuan berpikir kreatif matematis karena siswa dapat mencetuskan dan

menghasilkan banyak gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang beragam,

menyelesaikan masalah atau pertanyaan dengan mencari banyak alternatif, mempu

membuat ide baru, unik, dan menarik.

Tahap pertama ignition, yaitu siswa mengidentifikasi informasi dan

mengajukan masalah dari video animasi yang telah guru berikan agar siswa dapat

membangun konsep yang terkait materi aritmatika sosial. Tahap ini, mengajak

siswa untuk mengekplorasi pengetahuan awalnya dengan menggali informasi serta

mengajukan beberapa pertanyaan.

Tahap kedua construction, yaitu siswa membangun konsep dari impuls yang

telah diberikan oleh guru ke dalam struktur kognitifnya. Tahap ini, mengajak siswa

dalam mengungkapkan ide-ide atau bahkan siswa dapat membangun konsep dari

impuls yang telah diberikan oleh guru.

Tahap ketiga discussion, yaitu siswa berdiskusi dengan temannya untuk

menyelesaikan/ memberikan jawaban terkait soal yang diberikan guru. Tahap ini,

siswa dapat mendiskusikan penyelesaian terkait soal yang telah diberikan dan

memeriksa serta menemukan kesalahan dari jawaban yang dibuat oleh teman atau

kelompok lain.

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

23

Tahap keempat development, yaitu guru mengembangkan model soal dari

soal-soal ditahap sebelumnya. Pada tahap ini siswa dilatih agar dapat

menyelesaikan masalah yang lebih tinggi dengan menerapkan pemahaman konsep

yang lebih yang telah didapatkan dan mampu merubah cara pemikiran.

Tahap terakhir adalah tahap solution. Pada tahap ini siswa dapat

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mencentuskan

banyak gagasan, penyelesaian masalah dan siswa dapat menghasilkan banyak

jawaban yang bervariasi.

Keterkaitan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan pembelajaran

interlocked problem posing secara jelas, disajikan gambar berikut:

Pembelajaran

Interlocked Problem

Posing

Berpikir Kreatif

Matematis

Pembelajaran

Konvensional

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir Penelitian

Ignition

n

Construction

Discussion

Development

Solution

Persiapan

Apersepsi

Penyajian

Evaluasi

Kelas eksperimen > Kelas Kontrol

Berpikir

Lancar

Berpikir

Fleksibel

Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

24

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis yaitu:

“Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar menggunakan

pembelajaran Interlocked Problem Posing lebih tinggi daripada kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran

konvensional.

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan kelas VII.

Waktu penelitian dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2017/2018 yaitu

pada bulan Januari 2018. Jadwal persiapan dan pelaksanaan kegiatan penelitian

disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb

1. Persiapan dan perencanaan √ √ √ √

2. Observasi √ √

3. Pelaksanaan pembelajaran √

4. Analisis data √

5. Laporan penelitian √

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two Group

Randomized Subject Post-test Only. Berikut adalah bentuk desain penelitian yang

disajikan dalam bentuk Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok (Kelas) Treatment Post-test

Eksperimen XE Y

Kontrol XK Y

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

26

Ket.:

XE: Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pembelajaran interlocked problem

posing.

XK: Perlakuan pada kelas kontrol yaitu dengan pembelajaran konvensional

Y : Hasil post-test.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini terbagi dua yaitu populasi target dan populasi

terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan. Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VII.

Sampel penelitian ini berasal dari populasi terjangkau dengan cara

pengambilan sampel dari seluruh kelas VII dengan teknik cluster random sampling.

Sampel akan dipilih dari dua kelas secara acak yang akan menjadi kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen adalah kelas dengan

perlakuan pembelajaran interlocked problem posing. Sedangkan kelompok kontrol

adalah kelas dengan perlakuan pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dalam penelitian ini adalah data skor kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa. Data tersebut diperoleh melalui pemberian tes kemampuan

berpikir kreatif matematis di akhir pembelajaran. Peneliti memberikan tes berupa

soal uraian dengan materi aritmatika sosial sebanyak 5 butir soal pada kedua

kelompok penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis berbentuk

uraian yang diberikan dalam bentuk post-test. Tes tersebut dibuat untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif matematis yang terdiri dari 5 soal uraian. Soal

pengujian kemampuan berpikir kreatif matematis diberikan sesuai dengan indikator

yaitu kemampuan berpikir lancar dan kemampuan berpikir lancar dan kemampuan

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

27

berpikir fleksibel. Kisi-kisi tes yang akan digunakan pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.3 dengan Kompetensi Dasar (KD) dibawah ini:

KD 3.11: Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara).

KD 4.11: Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara).

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Dimensi Berpikir Kreatif Indikator Berpikir Kreatif Pada

Soal Aritmatika Sosial

Nomor

Soal

Berpikir Lancar (Fluency):

Kemampuan

mengemukakan gagasan/ide

untuk memecahkan suatu

masalah secara lancar dan

tepat.

Menentukan beragam saran jenis

tabungan yang dipilih bersadarkan

suku bunga dan potongan

administrasi.

1

Menentukan gagasan/ide memilih

sistem pembayaran berdasarkan

uang muka, angsuran perbulan dan

lama angsuran.

3

Menentukan gagasan/ide memilih

barang yang akan dibeli berdasarkan

neto dan harga.

4

Berpikir Flexibel

(Flexibility):

Kemampuan menemukan

gagasan/ide yang berbeda-

beda untuk memecahkan

suatu masalah.

Menghasilkan gambar situasi yang

beragam berdasarkan luas tanah,

dan letak geografis tanah.

2a

Menghasilkan harga penjualan

dengan sudut pandang yang berbeda

berdasarkan gambar situasi.

2b

Menghasilkan permasalahan lain

yang beragam berdasarkan

keuntungan yang sama.

5

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

28

Sebelum digunakan, instrumen harus diuji dengan beberapa pengujian

seperti berikut:

1. Uji Validitas

a. Validitas Isi

Uji validitas isi dilakukan dengan memberikan form penilaian kepada

para ahli matematika yang terdiri dari dua dosen jurusan Pendidikan Matematika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 6 guru matematika MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan. Form penelitian instrumen berisi tiga kriteria penilaian yaitu

esensial (E), tidak esensial (TE), dan tidak relevan (TR) serta kolom saran.

Metode perhitungan validitas isi yang digunakan peneliti adalah metode

CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah:1

CVR = 𝑛𝑒−

𝑁

2𝑁

2

Keterangan:

CVR : Konten validitas rasio (Content Validity Ratio).

𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial.

N : Jumlah penilai.

Jika nilai CVR pada butir soal tidak memenuhi nilai CVR yang telah

ditentukan pada tabel nilai minimum CVR, maka soal tersebut tidak valid dan

akan dihilangkan atau diperbaiki sesuai saran para ahli. Hasil uji validitas isi

yang telah dilakukan pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

Soal

Nilai

CVR

Minimum

Skor

Keterangan Keputusan

1 0.75 0.75 Valid Digunakan,

diperbaiki

2a 0.75 0.75 Valid Digunakan,

diperbaiki

1 C. H Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology, INC, 1975,

h.567-568.

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

29

2b 0.75 0.75 Valid Digunakan,

diperbaiki

3 0.75 0.75 Valid Digunakan,

diperbaiki

4 0.25 0.75 Tidak Valid Tidak digunakan

5 0.75 0.75 Valid Digunakan,

diperbaiki

b. Validitas Eksperimen

Uji validitas menggunakan rumus correlation product moment sebagai

berikut:1

𝑟hitung= N ΣXY−(ΣX)(ΣY)

√(N ΣX2−(ΣX)2) . (N ΣY2−(ΣY)2)

Ket.:

rhitung: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

N : Jumlah subjek.

X : Skor item.

Y : Skor total.

ΣX : Jumlah skor items.

ΣY : Jumlah skor total.

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor item.

ΣY2 : Jumlah kuadrat skor total.

Kriteria pengujian validitas pada soal dengan membandingkan soal dari

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% (𝛼 = 0,05). Soal dikatakan valid

apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan cara yang sudah

disebutkan di atas, dari 5 butir soal diperoleh 5 butir soal valid dan 1 butir soal

tidak valid. Perhitungan uji validitas disajikan pada Tabel 3.5 berikut.

1 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Depok: Raja Grafindo Persada), 2014,

h.220.

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

30

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Nomor

Soal

Validitas Kriteria

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

1. 0,716 0,3550 Valid

2a. 0,661 0,3550 Valid

2b. 0,847 0,3550 Valid

3. 0,412 0,3550 Valid

4. 0,203 0,3550 Tidak Valid

5. 0,589 0,3550 Valid

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap.2 Reliabilitas yang digunakan

yaitu rumus Alpha sebagai berikut:3

𝑟11=(𝑘

𝑘−1)(1 −

Σσ𝑖2

σ𝑖2 )

Ket.:

𝑟11 : Reliabilitas yang dicari.

σ𝑖2 : Varians total.

Interpretasi terhadap besarnya angka indeks correlation product moment

sebagi berikut.4

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2013,

h.100. 3 Ali Hamzah, op.cit, h.233. 4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), 2012, h.193.

Besar “r” Product

Moment

Interpretasi

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,70 Sedang

0,70 – 0,90 Tinggi

0,90 – 1,00 Sangat tinggi

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

31

Perhitungan hasil uji realibilitas pada penelitian ini disajikan dalam Tabel

3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Realibilitas

Variabel Hasil Uji Interpretasi

Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis

0,675 Derajat realibilitas

sedang

3. Tingkat Kesukaran

Uji taraf kesukaran butir soal adalah indikator yang menunjukkan

kualitas dari butir soal tersebut.5 Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal

menggunakan rumus sebagai berikut:6

P = 𝐵

𝐽𝑆

Keterangan:

P : Indeks kesukaran.

B : Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu.

JS : Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes.

Berikut adalah klasifikasi taraf kesukaran.7

Tabel 3.8

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi Soal

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

5 Ali Hamzah, Op.cit., h.244-245. 6 Suharsimi Arikunto, Op.cit., h.223. 7 Ibid., h.225

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

32

Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran pada penelitian ini disajikan pada

Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran

Nomor

Soal

Indeks

Kesukaran

Interpretasi

1 0,2931 Sukar

2a 0,43103 Sedang

2b 0,5 Sedang

3 0,59483 Sedang

4 0,60345 Sedang

5 0,30172 Sukar

4. Uji Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu

soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Rumus untuk mencari perhitungan daya pembeda adalah

sebagai berikut:8

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵

Ket.:

𝐽𝐴: Banyaknya siswa kelompok atas.

𝐽𝐵: Banyaknya siswa kelompok bawah.

𝐵𝐴: Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar.

𝐵𝐵: Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal benar.

Berikut adalah klasifikasi daya pembeda.9

Tabel 3.10

Klasifikasi Daya Pembeda

8 Ali Hamzah, op.cit., h.243. 9 Suharsimi Arikunto, op.cit., h.232.

Nilai D Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

33

Hasil perhitungan uji daya pembeda pada penelitian ini disajikan pada Tabel

3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda

Nomor

Soal

Hasil Daya

Pembeda

Keterangan

1 0,43333 Baik

2a 0,35 Cukup

2b 0,51667 Baik

3 0,21667 Cukup

4 0,11667 Jelek

5 0,23333 Cukup

Hasil rekapitulasi uji coba karakteristik butir soal instrumen tes kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa disajikan pada Tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12

Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis

No

Soal

Validi

-tas Isi

Validitas

Eksperi-

men

Realibi-

litas

Tingkat

Kesuk-

aran

Daya

Pembeda

Keterangan

1 Valid Valid Sedang Sukar Baik Digunakan,di

perbaiki

2a Valid Valid Sedang Cukup Digunakan

2b Valid Valid Sedang Baik Digunakan

3 Valid Valid Sedang Cukup Digunakan,

diperbaiki

4 Tidak

Valid

Tidak

Valid

Sedang Jelek Tidak

digunakan

5 Valid Valid Sukar Cukup Digunakan,

diperbaiki

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan perhitungan

yang sistematis karena berhubungan dengan nilai berupa angka (hasil post-test).

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Semuanya tidak baik

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

34

Data tersebut kemudian diolah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan

pembelajaran interlocked problem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa. Sebelum mengolah data hasil kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa untuk menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji prasyarat berupa

uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu distribusi sampel

berasal dari distribusi normal atau tidak normal.10 Uji normalitas banyak

macamnya, namun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Shapiro-Wilk

dengan menggunakan perangkat lunak SPPS. Adapun uji Shapiro-Wilk sebagai

berikut:11

W =(∑ 𝑎𝑛,𝑗𝑈(𝑗))𝑛

𝑖=12

(𝑋𝑘−�̅�)′ 𝐴−1 (𝑋𝑘−�̅�)

Sebelum melakukan uji normalitas, terlebih dahulu diterapkan perumusan

hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: Sampel berasal dari populasi bersitribusi normal.

H1: Sampel berasal dari populasi bersitribusi tidak normal.

Untuk menentukan hipotesis yang akan dipilih, dilihat berdasarkan nilai

yang ditunjukan oleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p-value. Kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:12

a. Jika p-value ≤ 0,05, maka 𝐻0 ditolak, yaitu populasi berasal dari distribusi tidak

normal.

b. Jika p-value > 0,05, maka 𝐻0 diterima, yaitu populasi berasal dari distribusi

normal.

10 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel

dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers), 2015, h.143. 11 Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An Analysis of Variance Test for Normality (complete sampel).

(Biometrika, 1965), h.592. 12 Kadir, op.cit., h.157

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

35

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-F untuk

mengetahui apakah skor hasil uji statistik pada dua kelompok yang independen.

Adapun rumus uji F diekspresikan sebagai berikut.13

𝐹 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙=

𝑠12

𝑠22

Dengan derajat kebebasan (db): db1 = (n1 – 1) dan db2 = (n2 – 1)

Adapun hipotesis statistiknya:

H0: 𝜎12 = 𝜎2

2

H1: 𝜎12 ≠ 𝜎2

2

Ket.: 𝜎12 : Varians data kontrol.

𝜎22 : Varians data eksperimen.

Keputusan hipotesis mana yang akan dipilih, mengacu pada nilai yang

ditunjukkan oleh Asymp.Sig. (2-tailed) atau p-value. Pada output pada kolom

levene’s Tes for Equality of Variances dengan kriteria pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika p-value ≤ 𝛼(0,05) maka H0 ditolak, yaitu varians nilai kemampuan berpikir

kreatif kedua kelompok tidak homogen.

Jika p-value > 𝛼(0,05) maka H0 diterima, yaitu varians nilai kemampuan

berpikir kreatif kedua kelompok homogen.

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat yang dilakukan dan hasilnya adalah data

berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji hipotesis yang

dilakukan adalah uji-t dengan langkah-langkah sebagai berikut.14

a. Merumuskan hipotesis

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu ditentukan hipotesis

sebagai berikut:

H0: 𝜇1 ≤ 𝜇2

H1: 𝜇1 > 𝜇2

13 Ibid., h.162. 14Ibid., h.296.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

36

Keterangan:

𝜇1: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen.

𝜇2: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas kontrol.

b. Menghitung harga “t” observasi ditulis “t0 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔” dengan rumus:

𝑡0 =�̅�1−�̅�2

𝑆𝑒, dimana 𝑆𝑒 = √

(𝑛1+𝑛2)(Σ𝑦12+Σ𝑦2

2)

(𝑛1)(𝑛2)(𝑛1+𝑛2−2)

Σ𝑦12 = Σ𝑌1

2 −(Σ𝑌1)2

𝑛1 dan Σ𝑦2

2 = Σ𝑌22 −

(Σ𝑌2)2

𝑛2

c. Menentukan harga “𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙” berdasarkan derajat bebas, yaitu db = n1+ n2 – 2 (n1

dan n2 jumlah data kelompok 1 dan 2)

d. Membandingkan harga t0 dan tabel dengan 2 kriteria:

Jika 𝑡0 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis nihil (H0) diterima.

Jika 𝑡0 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis nihil (H0) ditolak.

Karena untuk memudahkan perhitungan, peneliti menggunakan software

SPSS yaitu analisis Independent Samples T-test dengan demikian maka kriteria

pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis ini sebagai berikut:

1) Jika p-value (𝑠𝑖𝑔. 2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) ≤ 𝛼(0,05), maka H0 ditolak.

2) Jika p-value (𝑠𝑖𝑔. 2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) > 𝛼(0,05), maka H0 diterima.

e. Kesimpulan pengujian

Jika H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan parameter rata-rata

populasi. Namun, jika H0 ditolak, berarti ada perbedaan parameter rata-rata

populasi.

f. Menentukan proporsi varians (effect size)

Proporsi varians adalah ukuran mengenai besarnya pengaruh variabel

perlakuan (bebas) terhadap kriterium (variabel tak bebas). Rumusnya adalah:

𝑟2 =𝑡0

2

𝑡02+𝑑𝑏

dengan kriteria sebagai berikut.

Efek kecil: 0,01 < 𝑟2 ≤ 0,09

Efek sedang: 0,09 < 𝑟2 ≤ 0,25

Efek besar: 𝑟2 > 0,2

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Pada penelitian ini, yang

menjadi sampel adalah 31 siswa kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa

kelas VII-2 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen siswa diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran interlocked problem posing dan pada kelas kontrol

diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

Pokok bahasan yang diajarakan pada proses penelitian ini adalah materi

aritmatika sosial. Akhir proses pembelajaran, kedua kelas yang dijadikan sampel

penelitian diberikan posttest dengan soal yang sama. Posttest yang diberikan berupa

4 butir soal uraian yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa yang terbagi dalam 2 indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Kedua indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur antara lain,

adalah berpikir lancar (fluency) dan berpikir fleksibel (flexibility). Berikut ini akan

disajikan data hasil perhitungan posttest untuk kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil

statistik deskriptif dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang disajikan

pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Siswa (N) 30 30

Minimum 45 25

Maksimum 95 85

Mean 74 60,33

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

38

Median 75 60

Std. Deviasi 12,41 16,44

Varians 154,13 270,57

Berdasarkan Tabel 4.1 jumlah siswa di kelas eksperimen dan jumlah siswa

di kelas kontrol sama banyak, karena pada saat posttest ada 1 siswa pada kelas

ekperimen yang sakit. Nilai tertinggi kelas ekperimen lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai tertinggi kelas kontrol dengan selisih 10. Adapun nilai terendah kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai terendah pada kelas kontrol

dengan selisih 20. Selain itu, perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 74

lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelas kontrol yaitu 60,33. Begitu pula

median pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

Eksperimen

Interval Skor Frekuensi

Fi F(%)

41-50 2 6,67

51-60 4 13,33

61-70 6 20

71-80 10 33,33

81-90 7 23,33

91-100 1 3,33

Total Frekuensi 30

Berdasarkan data penyebaran nilai diatas, nilai rata-rata kelas eksperimen

adalah 74. Sebanyak 18 siswa atau 60% siswa memperoleh nilai di atas rata-rata,

sedangkan 12 siswa atau 40% siswa memperoleh nilai di bawah rata-rata. Bila

digambarkan secara visual penyebaran data dari kelas eksperimen akan terlihat

seperti Gambar 4.1 berikut:

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

39

Gambar 4.1

Grafik Perbedaan Penyebaran Data Kelas Eksperimen

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

Kontrol

Interval Skor Frekuensi

Fi F(%)

21-30 2 6,66

31-40 2 6,66

41-50 6 20

51-60 6 20

61-70 6 20

71-80 6 20

81-90 2 6,66

Total Frekuensi 30

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa terdapat 16 siswa atau 53,33% memperoleh

nilai di bawah rata-rata yaitu 60,33. Sedangkan 14 siswa atau 46,67% memperoleh

nilai rata-rata. Penyebaran data kelas kontrol, bila digambarkan secara visual akan

terlihat seperti Gambar 4.2.

2

4

6

10

7

1

0

2

4

6

8

10

12

4 1 - 5 0 5 1 - 6 0 6 1 - 7 0 7 1 - 8 0 8 1 - 9 0 9 1 - 1 0 0

PENYEBARAN DATA

Kelas Eksperimen

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

40

Gambar 4.2

Grafik Penyebaran Data Kelas Kontrol

Meskipun jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sama pada

Gambar 4.1 dan 4.2, sebaran data pada kelas eksperimen lebih merata dibandingkan

dengan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

2. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator

Peneliti selanjutnya melakukan analisis lebih dalam terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari

indikatornya. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam

penelitian ini terdiri dari 2 indikator, yaitu berpikir lancar dan berpikir fleksibel.

Selanjutnya perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol tersebut akan disajikan pada Tabel 4.4 sebagai

berikut.

2 2

6 6 6 6

2

0

1

2

3

4

5

6

7

2 1 - 3 0 3 1 - 4 0 4 1 - 5 0 5 1 - 6 0 6 1 - 7 0 7 1 - 8 0 8 1 - 9 0

PENYEBARAN DATA

Kelas Kontrol

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

41

Tabel 4.4

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Berdasarkan Indikator.

No

.

Indikator Skor

Ideal

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor

Siswa �̅� % Skor

sisw

a

�̅� %

1. Berpikir lancar 8 190 6,3 79,2 150 5 62,5

2. Berpikir fleksibel 8 169 5,6 70,4 137 4,6 57

Keterangan:

�̅�: Skor rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

%: Persentase skor rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Pada indikator berpikir lancar, diperoleh selisih persentase skor 16,7%

dimana kelas eksperimen memperoleh skor lebih tinggi yaitu 190 atau sebesar

79,2% dan kelas kontrol memperoleh skor 150 atau 62,5%. Hal ini menunjukkan

adanya pengaruh pembelajaran di kelas eksperimen terhadap kemampuan berpikir

lancar.

Pada indikator berpikir fleksibel, diperoleh selisih persentase skor 13,4%

dimana kelas eksperimen memperoleh skor lebih tinggi yaitu 169 atau sebesar

70,4% dan kelas kontrol memperoleh skor 137 atau 57%. Namun, selisih pada

indikator berpikir fleksibel lebih rendah dibandingkan indikator berpikir lancar.

Berdasarkan uraian-uraian hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen memiliki capaian

lebih unggul dari capaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas

kontrol. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh positif dari penerapan

pembelajaran interlocked problem posing terhadap capaian kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa.

Secara visual persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdasarkan indikator kemampuan berpikir kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa disajikan dalam Gambar 4.3 sebagai berikut.

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

42

Gambar 4.3

Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

3. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pembelajaran interlocked problem posing merupakan salah satu

pengembangan dari problem posing. Pembelajaran interlocked problem posing

mempunyai lima tahapan proses pelaksanaan yaitu ignition, construction,

discussion, development, dan solution.

Empat tahapan tersebut membantu siswa untuk menemukan konsep dari

materi yang dipelajari berdasarkan masalah yang diajukan siswa berdasarkan

pengamatan dari video yang ditampilkan. Perbedaan interlocked problem posing

dengan problem posing adalah jika problem posing, siswa hanya memberikan

pertanyaan sebanyak-banyaknya, sedangkan interlocked problem posing yaitu

siswa memberikan pertanyaan secara berkesinambungan.

Pada penelitian ini, untuk membantu dalam proses pembelajaran setiap

pertemuan siswa diberikan tampilan video animasi yang berkaitan dengan materi

dan lembar kerja siswa yang akan mereka kerjakan bersama dengan diskusi

kelompok beranggotakan 5 orang. LKS terdiri dari keempat tahapan pembelajaran.

Pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan penelitian, proses

pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan peneliti. Siswa belum

79,2

70,462,5

57

Berpikir Lancar Berpikir Fleksibel

Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

43

terbiasa dengan belajar secara berkelompok. Beberapa siswa cenderung

mengerjakan LKS secara individu dan beberapa siswa terlihat pasif. Mereka lebih

senang bertanya pada guru dan melakukan pembagian tugas untuk mengerjakan

LKS dibanding dengan berdiskusi secara berkelompok. Selain itu, siswa masih sulit

diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Secara rinci, berikut ini tahapan proses pembelajaran interlocked problem

posing:

a. Ignition

Pada tahap ini, guru memberikan impuls berupa video animasi mengenai

topik yang akan dipelajari. Menggunakan video animasi pada tahap ini diharapkan

dapat lebih menarik minat siswa sehingga dapat teroptimalisasi tujuan

pembelajaran. Tahap ini dilaksanakan melalui diskusi kelompok, siswa

mengidentifikasi informasi dari video animasi tersebut dan membuat tiga

pertanyaan setiap pertemuan. Jumlah video yang digunakan peneliti yaitu 5 video

dan setiap pertemuan peneliti menggunakan satu video yang sesuai dengan subbab

yang dipelajari pada pertemuan itu. Berikut pemaparan mengenai video yang

ditampilkan pada setiap pertemuan:

1) Pertemuan Pertama

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

44

Gambar 4.4

Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 1

Video animasi pembelajaran satu dipakai pada pertemuan pertama

pembelajaran terkait dengan subbab harga jual, harga beli, untung, rugi. Pertemuan

pertama ini siswa belum terbiasa mengidentifikasi informasi dan mengajukan

masalah/pertanyaan berdasarkan video. Terlihat dari jawaban yang di tulis pada

LKS siswa, bahwa siswa kebanyakan masih kesulitan dalam mengidentifikasi

informasi dan membuat pertanyaan berdasarkan video animasi yang ditampilkan.

Hampir sebagian besar siswa tidak fokus dalam memperhatikan video yang

ditampilkan. Menyebabkan siswa kebingungan dalam mengidentifikasi informasi

dan mengajukan pertanyaan. Sebanyak 26 siswa mengajukan pertanyaan yang

sudah jelas jawabannya terdapat di video atau mengajukan pertanyaan yang tidak

bermutu dan hanya ada 5 siswa yang membuat pertanyaan sesuai dengan harapan

peneliti. Pertanyaan yang dibuat pada LKS pertama adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Pertanyaan-pertanyaan Siswa Pada LKS Pertama

Pertanyaan yang Tidak Sesuai Pertanyaan yang Sesuai

1) Siapa nama bapak yang naik motor?

2) Apa saja barang-barang yang dibeli

bapak tersebut?

3) Berapa total harga belanjaan seorang

bapak di agen sembako?

4) Berapa total harga belanjaan seorang

anak kecil di toko berkah?

5) Berapa harga barang masing-masing

yang dibeli anak kecil itu?

1) Berapa keuntungan yang

diperoleh seorang bapak

dari penjualan di toko

berkah?

2) Berapa persen keuntungan

yang diperoleh pemilik toko

berkah?

3) Mengapa bapak pemilik

toko berkah tersebut

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

45

6) Kenapa nama toko bapak tersebut

toko berkah?

menjual barang

dagangannya lebih mahal

dari harga belinya?

2) Pertemuan Kedua

Gambar 4.5

Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 2

Video Animasi Pembelajaran 2 digunakan pada pertemuan kedua terkait

dengan subbab diskon. Pertemuan kedua ini siswa sudah mulai terbiasa dengan

mengidentifikasi masalah dan mengajukan masalah. Siswa sudah mulai fokus

dalam memperhatikan video yang ditampilkan. Terlihat siswa sudah ada kemajuan

dalam mengindentifikasi masalah dengan bahasa mereka sendiri dan mengajukan

pertanyaan meskipun ada beberapa siswa yang masih kesulitan. Ada 20 siswa yang

masih mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan harapan peneliti.

Pertanyaan yang dibuat pada LKS kedua adalah sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

46

Tabel 4.6

Pertanyaan-pertanyaan Siswa Pada LKS Kedua

Pertanyaan yang Tidak Sesuai Pertanyaan yang Sesuai

1) Berapa harga tas, sepatu, dan sandal

setelah di diskon?

2) Berapa harga tas yang dibeli oleh ibu

itu?

3) Berapa total harga yang dibayarkan

oleh ibu?

4) Apakah jika dia membayar kartu debit

diskon yang diberikan akan berkurang?

1) Apa yang dimaksud

dengan diskon?

2) Kenapa diskon 30% dan

20% + 10% berbeda?

Bagaimana perhitungan

harga diskon berdasarkan

persen?

3) Pertemuan Ketiga

Gambar 4.6

Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 3

Video animasi pembelajaran 3 adalah video untuk pertemuan ketiga yang

berkaitan dengan subbab bruto, tara, dan neto. Terlihat dari jawaban yang ditulis

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

47

siswa pada LKS, adanya kemajuan siswa dalam membuat pertanyaaan. Ada 25

siswa yang membuat 2 pertanyaan sesuai, sedangkan 1 pertanyaan yang tidak

sesuai. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat siswa pada LKS ketiga ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Pertanyaan-pertanyaan Siswa Pada LKS Ketiga

Pertanyaan yang Tidak Sesuai Pertanyaan yang Sesuai

1) Apa saja benda yang didalam

laci?

2) Apa kegunaan beras tersebut?

3) Berapa berat masing-masing tiap

benda yang diambil oleh anak

perempuan itu?

1) Apa yang dimaksud dengan

bruto?

2) Apa yang dimaksud dengan

Neto?

3) Apakah sama neto dan bruto?

4) Pertemuan Keempat

Gambar 4.7

Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 4

Video animasi yang keempat ini adalah video untuk pertemuan keempat

yang terkait dengan subbab bunga majemuk. Pertemuan keempat ini terlihat ada 25

siswa yang mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan harapan peneliti, dan ada 6

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

48

siswa yang mengajukan 2 pertanyaan yang sesuai sedangkan 1 pertanyaan tidak

sesuai. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa pada LKS keempat:

Tabel 4.8

Pertanyaan-pertanyaan Siswa Pada LKS Keempat

Pertanyaan yang

Tidak Sesuai

Pertanyaan yang Sesuai

1) Kenapa

harga motor

besar dan

motor kecil

berbeda?

2) Berapa harga

motor besar

dan motor

kecil itu?

1) Apakah harga dengan menggunakan angsuran per

11x dan 29x itu berbeda?

2) Apakah yang dimaksud dengan harga OTR?

3) Apakah harga motor dengan menggunakan

angsuran lebih besar dari harga tunai?

4) Apa yang dimaksud dengan angsuran?

5) Apa yang dimaksud dengan uang muka?

6) Apakah semua transaksi menggunakan angsuran

dan uang muka?

3) Pertemuan Kelima

Gambar 4.8

Cuplikan Video Animasi Pembelajaran 5

Video animasi pembelajaran 5 ini adalah video terakhir yang digunakan

dalam penelitian ini, digunakan untuk subbab pajak. Pertemuan kelima ini siswa

sudah mampu mengajukan pertanyaan. Terlihat bahwa semua siswa menuliskan

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

49

pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan harapan peneliti. Berikut pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan pada LKS kelima:

1) Apa yang dimaksud dengan P.Rest 10%?

2) Kenapa harga yang tertera beda dengan harga yang dibayarkan?

3) Kenapa harga P.Rest 10% itu 2.046?

4) Bagaimana cara menghitung harga pajak?

5) Apakah semua restoran menggunakan pajak restoran?

6) Apakah yang dimaksud dengan pajak?

7) Apakah harga pajak sesuai dengan harga yang dibayar?

8) Mengapa kita harus membayar pajak?

9) Apa kegunaan pajak?

10) Apakah pajak hanya untuk restoran?

Contoh hasil pekerjaan siswa pada tahap ignition ini disajikan dalam Gambar

4.9 berikut.

Gambar 4.9

Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Ignition

Berdasarkan Gambar 4.9, dapat dilihat bahwa siswa sudah mampu

mengidentifikasi informasi dari video animasi dan mengajukan pertanyaan. Cerita

yang digunakan dalam pembuatan video berupa cerita yang sering terjadi di

kehidupan sehari-hari dan memungkinkan siswa dapat memahami makna dari video

tersebut, sehingga siswa tidak terlalu kesulitan dalam mengolah informasi dan

mengajukan pertanyaan pada tahap ini. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

50

siswa sudah mampu menyajikan kembali dengan bahasanya sendiri dan membuat

pertanyaan sesuai dengan topik yang akan dibahas. Tahapan ini melatih siswa untuk

menemukan informasi yang dibutuhkan serta mengajukan masalah yang sesuai

dengan topik.

b. Contruction

Setelah mengidentifikasi informasi dan membuat pertanyaan, selanjutnya

pada tahap contruction siswa mulai membangun konsep melalui pertanyaan-

pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan video animasi yang telah ditampilkan

pada tahap sebelumnya. Hasil pekerjaan siswa pada tahap construction ini disajikan

dalam Gambar 4.10 berikut.

Gambar 4.10

Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Contruction

Berdasarkan Gambar 4.10 menunjukkan bahwa siswa sudah merumuskan dan

menyusun konsep sesuai dengan situasi yang diberikan. Hal ini ditunjukkan ketika

siswa dapat mengetahui benar atau tidaknya suatu pernyataan, siswa dapat

mendefinisikan dan menyimpulkan dari informasi yang telah diperoleh. Cara siswa

mendefinisikan dan menyimpulkan sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini

siswa dilatih untuk dapat mengungkapkan ide-ide dan siswa dapat membangun

konsep dari impuls yang diberikan oleh guru.

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

51

c. Discussion

Gambar 4.11

Proses Pembelajaran Tahap Discussion

Pada tahap ini siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah terkait

dengan soal yang telah diberikan pada LKS. Siswa diminta untuk

mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Masalah yang ada pada tahap

ini dibuat secara berkesinambungan yang bertujuan agar siswa dapat membentuk

konsep materi itu sendiri. Pada saat perwakilan siswa mempersentasikan hasil

diskusinya, siswa yang lain memeriksa jawaban yang telah mereka kerjaan untuk

mengetahui ada/tidaknya kesalahan penyelesaian soal yang telah dikerjakan oleh

kelompok lain. Hasil pekerjaan siswa pada tahap discussion ini disajikan dalam

Gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12

Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Discussion

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

52

Pada Gambar 4.12 ditunjukkan bahwa siswa mampu menyelesaikan

masalah-masalah yang telah disajikan. Tahap ini siswa dilatih berdiskusi untuk

menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, siswa dapat memeriksa serta

menemukan kesalahan dari penyelesaian soal yang dibuat oleh teman atau

kelompok lainnya. Selain itu, siswa berinteraksi dengan siswa lainnya dan dilatih

untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan mempersentasikan hasil diskusinya,

serta dalam mengajukan pendapatnya.

d. Development

Pada tahap ini, siswa diberikan masalah aritmatika sosial yang lebih tinggi

dari masalah yang ada pada tahap discussion secara individu, bertujuan agar peneliti

dapat mengetahui sejauh mana konsep yang telah didapat dari tiap individu. Hasil

pekerjaan siswa pada tahap development ini disajikan dalam Gambar 4.13 berikut.

Gambar 4.13

Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Development

Berdasarkan Gambar 4.13 menunjukkan bahwa siswa mampu

menyelesaikan masalah aritmatika sosial yang disajikan pada LKS. Pada tahapan

ini siswa dilatih agar dapat menyelesaikan masalah yang lebih tinggi dengan

menerapkan pemahaman konsep yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya dan

mampu mengubah cara pemikiran.

e. Solution

Tahap Solution merupakan tahap terakhir dari pembelajaran interlocked

problem posing. Pada tahap ini siswa diminta untuk menyelesaikan masalah

aritmatika sosial secara individu. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengetahui

sejauh mana konsep yang telah didapat dari tiap individu, dan dilatih untuk dapat

mencetuskan penyelesaian masalah dan mampu menerapkan konsep yang telah

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

53

didapatkan pada tahap sebelumnya. Hasil pekerjaan siswa pada tahap development

ini disajikan dalam Gambar 4.14 berikut.

Gambar 4.14

Hasil Pekerjaan Siswa Pada Tahap Solution

Selama proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan pembelajaran

interlocked problem posing, dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir

siswa melakukan pembelajaran secara berkelompok dengan bantuan LKS dan video

animasi. Tahapan-tahapan pada proses pembelajaran interlocked problem posing

ini mendorong siswa untuk merumuskan masalah berdasarkan situasi, dapat

menemukan ide-ide dan konsep materi yang diberikan, sekaligus mendorong siswa

untuk mempresentasikan hasil dari ide tersebut. Sedangkan pembelajaran yang

dilakukan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran konvensional yang dilakukan pada penelitian ini merupakan

pembelajaran ekspositori. Pada tahapan pembelajaran dengan ekspositori, pertama

peneliti membuka pembelajaran dengan mempersiapkan siswa untuk dapat

menerima pembelajaran dengan kondusif. Kemudian peneliti meminta siswa untuk

mengamati video animasi yang ditampilkan, setelah video ditampilkan peneliti

mengajak siswa untuk menjelaskan kembali isi video tersebut dan melanjutkan

dengan kesimpulan yang dijelaskan oleh peneliti. Video animasi tersebut adalah

video yang digunakan pada kelas eksperimen. Setelah siswa mengetahui tentang

konsep yang tertuang pada video, siswa dipancing untuk memberikan contoh lain

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan konsep video yang ditampilkan.

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

54

Selanjutnya, untuk menggali informasi mereka mengenai konsep materi,

siswa diminta untuk menggali konsep materi yang ada pada buku paket mereka.

Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal yang keterkaitannya sama

dengan kelas ekperimen tetapi menggunakan metode ceramah. Kemudian siswa

diminta mengerjakan latihan soal dan guru membimbing siswa yang mengalami

kesulitan saat mengerjakan latihan soal. Setelah selesai mengerjakan, siswa diminta

untuk mempresentasikan hasil jawaban mereka dengan menuliskan di papan tulis.

Kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengajukan

pertanyaan terkait dengan hasil dari soal yang dipresentasikan temannya dan materi

yang telah dipelajari. Terakhir, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi

yang telah dipelajari dan memberikan latihan individu untuk dikerjakan di rumah.

Pada proses pembelajaran konvensional dengan ekspositori terlihat bahwa peran

peneliti lebih dominan, sehingga kesempatan siswa untuk dapat membangun

pemahaman konsepnya secara mandiri lebih sedikit.

Gambar 4.15

Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol

Berdasarkan temuan yang diperoleh saat penelitian di kelas eksperimen,

siswa yang tergolong mempunyai kemampuan matematika tinggi akan terlihat lebih

aktif dan mudah dalam memahami konsep materi yang sedang dipelajari selama

proses pembelajaran interlocked problem posing. Bagi siswa yang tergolong

mempunyai kemampuan matematika sedang, pembelajaran interlocked problem

posing tergolong sulit namun mereka masih bisa mengimbangi dan turut aktif dalam

proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa yang tergolong mempunyai

kemampuan rendah akan membutuhkan waktu lebih lama dalam memahami,

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

55

merumuskan, dan menemukan konsep materi untuk dapat menyeimbangkan

dengan siswa yang lain. Peneliti akan membimbing jika terdapat kesulitan saat

proses pembelajaran.

B. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu teknik analisis yang

proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan matematis. Data pada penelitian

ini berupa angka dari hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Proses pengolahan data dimulai dengan

uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan proses pengujian

hipotesis. Pada penelitian ini seluruh proses pengujian dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak SPSS.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Dengan perumusan hipotesis berikut:

𝐻0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

𝐻1: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Adapun hasil perhitungan uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini

disajikan dalam Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Eksperimen ,152 30 ,074 ,948 30 ,151

Kontrol ,155 30 ,064 ,959 30 ,287

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji normalitas yang terlihat pada kolom

Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data skor hasil tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, keduanya berdistribusi

normal. Hal ini tunjukkan pada nilai Sig. skor kemampuan berpikir kreatif

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

56

matematis siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,151 dan pada kelas kontrol

sebesar 0,287. Nilai kedua kelas tersebut lebih besar dari nilai 𝛼 yang telah

ditentukan yaitu sebesar 0,05. Hasil ini mengakibatkan 𝐻0 dapat diterima dan 𝐻1

ditolak, yang artinya sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Levene’s Test

dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, dengan perumusan hipotesis sebagai

berikut:

H0: 𝜎12 = 𝜎2

2 (varians kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelas

homogen)

H1: 𝜎12 ≠ 𝜎2

2 (varians kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelas

tidak homogen)

Adapun hasil uji homogenitas dengan Levene’s Test pada taraf signifikasi

𝛼 = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,367 1 58 ,072

Berdasarkan pada Tabel 4.10 hasil uji homogenitas pada signifikasi = 0,072

> 0,05. Hal ini mengakibatkan 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, artinya bahwa hasil

posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol berasal dari varians yang homogen.

2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa

data skor tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kedua kelas

berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, uji

kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

57

Samples t Test yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Berikut perumusan

hipotesis statistik yang diajukan:

H0: 𝜇1 ≤ 𝜇2

H1: 𝜇1 > 𝜇2

Keterangan:

𝜇1: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen.

𝜇2: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas kontrol.

Adapun hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan pada Tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11

Hasil Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

t Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Lower Upper

Equal

variances

assumed

3,632 58 ,001 13,667 3,763 6,135 21,198

Equal

variances

not assumed

3,632 53,945 ,001 13,667 3,763 6,123 21,210

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata kelas

eksperimen dan kontrol pada kolom Equal variances assumed menunjukkan nilai

t = 3,632 dengan df = 58 dan p-value = sig. (2-tailed) = 0,001 < 0,05. Hal ini

menunjukkan penolakan terhadap 𝐻0 dan penerimaan 𝐻1, yang artinya rata-rata

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang diajarkan

dengan menggunakan pembelajaran interlocked problem posing lebih tinggi

daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol dengan

menggunakan pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran

interlocked problem posing berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa. Adapun pengaruh pembelajaran dengan interlocked

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

58

problem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tergolong

kategori sedang sesuai dengan harga effect size yaitu 0,1853.

C. Pembahasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,

karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelas tersebut. Kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing capaiannya lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini

menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran interlocked problem posing terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mana pengaruh tersebut terlihat

pada hasil nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas

ekperimen lebih tinggi yaitu 74 sedangkan rata-rata kelas kontrol 60,33.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran interlocked

problem posing lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan menggunakan

pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa pembelajaran interlocked

problem posing mendukung peningkatan terhadap kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Osman

Cankoy menunjukkan bahwa interlocked problem posing siswa mampu membuat

soal yang reasonable, solvable, dan result-unknown problem, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hasil penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadir yang menunjukkan

bahwa implementasi pendekatan pembelajaran problem posing mampu membuat

siswa aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Ditinjau dari setting

pembelajaran, penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Nurmalianis yang

menunjukkan bahwa strategi konflik kognitif dengan setting kooperatif lebih efektif

dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis dibandingkan dengan

strategi ekspositori. Serupa juga dengan yang dilakukan oleh Resti Amin Nurhaini

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

59

yang menunjukkan bahwa pembelajaran interlocked problem posing dengan

setting kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Proses pembelajaran interlocked problem posing merupakan

pengembangan dari problem posing, dimana siswa diminta untuk mengajukan

masalah dari video animasi pembelajaran mengenai aritmatika sosial yang telah

ditampilkan. Setelah itu siswa menyusun konsep dari masalah yang diajukan dan

berdasarkan video animasi yang ditampilkan tersebut tertuang dalam lembar kerja

siswa sehingga siswa dapat dengan bebas dan aktif mengeksplorasi pengetahuannya

sendiri. Pembelajaran interlocked problem posing menjadikan pembelajaran

matematika yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna karena siswa dapat aktif,

mengeksplorasi, serta menyusun konsep yang didapat dari pengetahuannya sendiri

sehingga pendekatan ini membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematis.

Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelian ini terdiri dari dua

indikator yaitu berpiki lancar dan berpikir fleksibel. Hasil posttest menunjukkan

adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas ekperimen yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran interlocked problem posing dan siswa kelas kontrol

yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kovensional. Perbedaan itu terlihat

pada cara menjawab soal untuk masing-masing indikator berpikir kreatif matematis

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Indikator Berpikir Lancar

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk indikator berpikir

lancar yaitu dapat mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian masalah atau

pertanyaan dan memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

Salah satu contoh soal yang masuk kemampuan berpikir lancar adalah sebagai

berikut.

Sebuah dealer penjualan sepeda motor menawarkan tiga jenis sistem pembayaran dalam penjualan

motor X. Ketiga jenis sistem pembayaran tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tipe

Angsuran

Uang Muka (Rp) Angsuran per bulan

(Rp)

Lama angsuran

A Rp 800.000,00 Rp 480.000,00 35 bulan

B Rp 1.400.000,00 Rp 425.000,00 35 bulan

C Rp 1.900.000,00 Rp 250.000,00 40 bulan

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

60

Jika kamu yang diberikan penawaran tersebut, sebutkan 2 alternatif sistem pembayaran

manakah yang akan kamu pilih! Jelaskan menurut pendapatmu!

Berikut ini disajikan contoh jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol untuk soal nomor 3.

(a)

(b)

Gambar 4.16

Jawaban Siswa Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) Pada Indikator

Berpikir Lancar

Pada soal di atas siswa diminta untuk memberikan 2 alternatif sistem

pembayaran yang akan dipilih dan memberikan penjelasan sesuai dengan pendapat

mereka masing-masing. Pada Gambar 4.16 bahwa kedua kelas tersebut sudah

mampu berpikir lancar, namun yang membedakan adalah pada kelas eksprimen

jawaban mereka lebih cermat didasarkan pada bukti seperti cara perhitungannya.

Sedangkan kelas kontrol berpikir lancarnya kurang cermat tidak disertai

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

61

perhitungan. Perbedaan ini terjadi karena adanya perlakuan pembelajaran

interlocked problem posing pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol hanya

menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran interlocked problem

posing lebih melatih siswa dalam berpikir lancar secara cermat dan tepat, sesuai

tahapan yang ada pada ignition, contruction, discussion dan development, serta

memberikan kesempatan besar bagi siswa untuk berpikir lancar secara individu.

Sedangkan pada pembelajaran konvensional siswa dilatih berpikir lancar tidak

begitu besar karena guru yang lebih dominan dalam pembelajaran yang

berlangsung.

2. Indikator Berpikir Fleksibel

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk indikator berpikir

fleksibel bertujuan untuk menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang

bervariasi dan mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Salah satu

contoh yang masuk kemampuan berpikir fleksibel adalah sebagai berikut:

Saya membeli sandal dengan harga Rp 130.000,00. Saya harus menjual dengan harga Rp

143.000,00. Berapa persen keuntungan yang saya dapatkan?, dan buatlah 2 permasalahan lain

yang menghasilkan persentase keuntungan yang sama dari masalah diatas!

Berikut ini disajikan contoh jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol untuk soal nomor 4.

(a)

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

62

(b)

Gambar 4.17

Jawaban Siswa Kelas Eksperimen (a) dan Kelas Kontrol (b) Pada Indikator

Berpikir Fleksibel

Pada soal di atas siswa diminta untuk membuat 2 permasalahan lain dari

infomasi yang diberikan. Gambar 4.17 menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol

memberikan jawaban dengan struktur yang sama dari soal tersebut padahal kata

berapa persen keuntungan yang saya dapatkan tidak perlu dituliskan kembali

sedangkan kelas eksperimen memberikan jawaban yang dibutuhkan dan lebih rinci

disertai perhitungan untuk membuktikan bahwa permasalahan yang mereka berikan

sudah tepat atau belum.

Perbedaan ini terjadi karena pada kelas ekperimen yang menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing sudah terbiasa menggali pengetahuannya

dan menyusun pertanyaan pada dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan masalah,

jika ada kesulitan baru guru membantu dan siswa juga sudah terbiasa menghindari

kesalahpahaman dari guru. Sesuai tahapan yang ada pada ignition, construction,

dan solution. Sedangkan pada kelas kontrol guru lebih dominan dalam proses

pembelajarannya dan siswa hanya meniru apa yang disampaikan guru. Berdasarkan

hasil keseluruhan jawaban yang diberikan siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol

pada soal ini cukup jauh berbeda dalam menjawab soal ini.

D. Keterbatasan Masalah

Peneliti telah melakukan berbagai upaya agar penelitian ini dapat

memperoleh hasil yang optimal, akan tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian

ini masih memiliki banyak kekurangan. Masih ada beberapa kendala yang peneliti

hadapi sehingga membuat penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya:

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

63

1. Pada pertemuan awal penelitian ini, kegiatan belajar tidak sampai pada

kegiatan presentasi hasil diskusi dan development. Hal ini dikarenakan peneliti

tidak mengetahui bahwa proyektor yang ada di kelas ternyata rusak. Akhirnya,

peneliti dibantu guru wakil sarana dan prasarana mencari proyektor yang

sedang tidak digunakan dan dalam kondisi tidak rusak.

2. Terdapat siswa yang masih tidak fokus saat ditampikan video animasi.

Mengakibatkan dalam membuat pertanyaan siswa menanyakan pertanyaan

yang jawabannya sudah jelas terdapat dalam video animasi yang ditampilkan.

3. Ditemukan beberapa siswa malas mengerjakan tugas dan kurang aktif dalam

pembelajaran kelompok memungkinkan adanya variabel lain seperti minat dan

motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika.

4. Adanya perbedaan kecepatan siswa dalam menangkap materi pembelajaran

menggunakan pembelajaran interlocked problem posing dengan kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah.

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai pengaruh pembelajaran interlocked

problem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing sudah tergolong baik dengan

perolehan nilai rata-rata sebesar 74, jika dibandingkan dengan kelas kontrol.

Pencapaian siswa kelas eksperimen pada masing-masing indikator kemampuan

berpikir kreatif matematis yaitu indikator berpikir lancar dengan persentase

perolehan sebesar 79,2% dan indikator berpikir fleksibel dengan persentase

perolehan sebesar 62,5%.

2. Kemampuan berpkir kreatif matematis yang diajarkan menggunakan

pembelajaran konvensional masih tergolong cukup dengan perolehan nilai

rata-rata sebesar 60,33, jika dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata

kelas eksperimen. Pencapaian siswa kelas kontrol pada masing-masing

indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu indikator berpikir lancar

dengan persentase perolehan sebesar 70,4% dan indikator berpikir fleksibel

dengan persentase perolehan sebesar 57%.

3. Kemampuan berpikir kreatif matematis yang diajarkan menggunakan

pembelajaran interlocked problem posing lebih tinggi dibanding kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata dari hasil

posttest kemampuan berpikir kreatif matematis yang diperoleh kelas

�̅�𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 > �̅�𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 dengan analisis hasil posttest menggunakan uji hipotesis

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

65

statistika uji-t dengan harga t =3,632 dan sig. (2-tailed) = 0,001 < 0,05 pada

taraf kepercayaan 95%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, ada beberapa saran

terkait penelitian ini, diantaranya:

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh pembelajaran interlocked problem

posing terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada pokok

bahasan aritmatika sosial. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat

menjadi salah satu bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

yang berkaitan dengan interlocked problem posing atau kemampuan berpikir

kreatif matematis

2. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran interlocked problem posing mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, sehingga

pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas.

3. Penelitian ini diharapkan dapat lebih memperhatikan perawatan sarana dan

prasarana untuk mendukung pengembangan proses belajar, seperti proyektor.

Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangsih

pemikiran untuk bisa meningkatkan mutu sekolah.

4. Berdasarkan penelitian ini, dengan pembelajaran interlocked problem posing

diharapkan siswa terdorong untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematis.

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

66

DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin. Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui

Tugas-Tugas Pemecahan Masalah. Prosiding Seminar Nasional Penelitian

dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: UNY, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2013.

Cankoy, Osman. Interlocked Problem Posing and Children’s Problem Posing

Performance In Free Structured Situation. Jurnal Internasional Pendidikan

Sains dan Matematika. National Science Council: Taiwan, 2013.

De Walle, John A. Van. (penerjemah: Suyono). Sekolah Dasar dan Menengah

Matematika Pengembangan dan Pengajaran Jilid 1 Edisi ke 6. Jakarta:

Erlangga, 2008.

Fadillah, M. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan Pembelajaran

Menarik, Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri,

2014.

Fardah, Dini Kinati . Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

dalam Matematika Melalui Open-Ended, Jurnal KREANO FMIPA

UNNES, vol 3, No. 2, 2012.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Depok: RajaGrafindo Persada,

2014.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2014.

Kadir. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Problem Posing dan Pengaruhnya

Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika FITK

UIN Jakarta: 2011.

Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Kojima, Kazuaki, et.al. Experimental study of learning support through examples

in mathematical problem posing. Japan: Teikyo University, 2015.

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

67

Lawshe, C. H. A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology,

INC, 1975.

Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:

Gramedia, 1999.

Nurmalianis. Pengaruh Strategi Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa. Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014.

Nurhaini, Resti Amin. Pengaruh Pembelajaran Interlocked Problem Posing

Terhadap Kemampun Penalaran Kuantitatif. Jakarta: Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

PERMENDIKBUD Nomor 81A Tahun 2013, http://luk.staff.ugm.ac.id, diakses

tanggal 28 September 2017 pukul 13.00 WIB.

PISA 2015 Results Excellence and Equity in education volume 1, OECD

Publishing, 2016. (http://dx.doi.org/10.1787/9789264266490-en), diunduh

tanggal 14 Juli 2017 pada pukul 16.00 WIB.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada

Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana, 2010.

Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An Analysis of Variance Test for Normality (complete

sampel). Biometrika, 1965.

Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan

dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif. Surabaya: Unesa University.Press,2008.

Siswono, Tatag Yuli Eko. Problem Posing: Sebuah Alternatif Pembelajaran Yang

Demokratis. Universitas Negeri Surabaya: Kumpulan Karya 2000-2004.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada,

2012.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet.1, 2011.

TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), TIMSS 2015.

(http://www.tims2015.org), diunduh tanggal 14 Juli 2017 pada pukul 15.00

WIB.

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

68

Utari-Sumarmo. Mathematical Problem Posing, Rasional, Pengertian,

Pembelajaran dan Pengukurannya. Bandung: Pascasarjana STKIP

Siliwangi Bandung dan Pascasarjana UPI. 2015.

UU. Nomor 20 Tahun 2003, http://www.pendis.kemenag.go.id , diakses tanggal 23

Mei 2017 pukul. 20.00 WIB.

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 1 69

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.1 Menentukan harga penjualan

3.11.2 Menentukan harga pembelian

3.11.3 Menentukan persentase keuntungan

3.11.4 Menentukan persentase kerugian

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

70

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika sosial (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

4.11.1 Menginterpretasikan harga penjualan dalam kehidupan sehari-hari

4.11.2 Menginterpretasikan harga pembelian dalam kehidupan sehari-hari

4.11.3 Menginterpretasikan persentase keuntungan dalam kehidupan

sehari-hari

4.11.4 Menginterpretasikan persentase kerugian dalam kehidupan sehari-

hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.1 Menentukan harga penjualan

3.11.2 Menentukan harga pembelian

3.11.3 Menentukan persentase keuntungan

3.11.4 Menentukan persentasi kerugian

4.11.1. Menginterpretasikan harga penjualan dalam kehidupan sehari-hari

4.11.2. Menginterpretasikan harga pembelian dalam kehidupan sehari-hari

4.11.3. Menginterpretasikan persentase keuntungan dalam kehidupan

sehari-hari

4.11.4. Menginterpretasikan persentase kerugian dalam kehidupan

sehari-hari

D. Materi Ajar

Harga beli adalah harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya.

Harga beli sering disebut modal.

Harga jual adalah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada

pembeli.

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

71

Untung atau laba adalah selisih antara harga penjualan dengan harga

pembelian jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.

Laba = harga penjualan – harga pembelian

Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga

pembelian jika harga penjualan kurang dari harga pembelian.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Persentase untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%

Persentase rugi = 𝑟𝑢𝑔𝑖

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Pembelajaran Interlocked Problem Posing

2. Metode pembelajaran: Pemberian LKS, penugasan, diskusi, latihan soal

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku siswa matematika kelas VII

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Video animasi pembelajaran

4. Proyektor

5. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta memeriksa

kehadiran siswa

5’

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

72

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur pembelajaran

yang akan dilaksanakan

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan apersepsi berupa materi prasyarat yang

akan dibahas

2. Guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 4 siswa.

3. Guru menampilkan video animasi tentang penjualan dan

pembelian didepan kelas.

4. Guru memberikan LKS 1 ke setiap siswa.

Tahapan LKS terdiri dari:

a. Ignition : Siswa menulis informasi apa saja yang

didapatkan dan siswa diharuskan membuat 3 buah

pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah

ditampilkan guru.

b. Construction : Siswa membangun konsep harga penjualan,

harga pembelian dari video yang telah ditampilkan.

c. Discussion : Siswa berdiskusi secara berkelompok

mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan

mempersentasikan hasil yang telah diperoleh di depan

kelas seta membangun konsep tentang untung, rugi, persen

untung dan persen rugi.

d. Development : Siswa diberikan soal yang lebih tinggi

tingkatannya dari model soal sebelumnya.

e. Solutions : Siswa dapat menyelesaikan soal pada tahap

development secara individu.

110’

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari (refleksi)

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

5’

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

73

I. Penilaian

Teknik : Tugas kelompok, tugas individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir pada LKS.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 1 74

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.5 Menentukan diskon

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

75

Indikator:

4.11.5 Menginterpretasikan diskon dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.5 Menentukan diskon

4.11.5. Menginterpretasikan diskon dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Diskon adalah potongan harga.

Rumus: Harga bersih = harga kotor – rabat (diskon)

Keterangan: harga kotor adalah harga barang sebelum dipotong rabat (diskon).

harga bersih adalah harga barang sesudah dipotong rabat (diskon).

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Pembelajaran Interlocked Problem Posing

2. Metode pembelajaran: Pemberian LKS, penugasan, diskusi, latihan soal

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku siswa matematika kelas VII

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Video animasi pembelajaran

4. Proyektor

5. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

76

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta memeriksa

kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur pembelajaran yang

akan dilaksanakan

5’

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan apersepsi berupa materi prasyarat yang

akan dibahas

2. Guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 4 siswa.

3. Guru menampilkan video animasi tentang diskon didepan

kelas.

4. Guru memberikan LKS 2 ke setiap siswa.

Tahapan LKS terdiri dari:

a. Ignition : Siswa menulis informasi apa saja yang

didapatkan dan siswa diharuskan membuat 3 buah

pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah

ditampilkan guru.

b. Construction : Siswa membangun konsep diskon dari

video yang telah ditampilkan.

c. Discussion : Siswa berdiskusi secara berkelompok

mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan

mempersentasikan hasil yang telah diperoleh di depan

kelas.

d. Development : Siswa diberikan soal yang lebih tinggi

tingkatannya dari model soal sebelumnya.

e. Solutions : Siswa dapat menyelesaikan soal pada tahap

development secara individu.

70’

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

77

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari (refleksi)

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

5’

I. Penilaian

Teknik : Tugas kelompok, tugas individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir pada LKS.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 1 78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.6 Menentukan bruto

3.11.7 Menentukan neto

3.11.8 Menentukan tara

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

79

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

4.11.6 Menginterpretasikan bruto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.7 Menginterpretasikan neto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.8 Menginterpretasikan tara dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.6 Menentukan bruto

3.11.7 Menentukan neto

3.11.8 Menentukan tara

4.11.6 Menginterpretasikan bruto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.7 Menginterpretasikan neto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.8 Menginterpretasikan tara dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Brutto :Berat Kotor atau berat benda beserta tempatnya.

Tarra :Berat tempatnya.

Netto :Berat bersih atau berat benda tersebut saja tanpa tempatnya.

Hubungan Bruto, Neto, dan Tara

Misal diketahui Neto = N, Tara = T, dan Bruto = B

Persentase Neto = %N , Persentase Tara = %T

Persentase neto dapat dirumuskan

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

80

%N = 𝑁

𝐵 x 100%

Persentase tara dapat dirumuskan

%T = 𝑇

𝐵 x 100%

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Pembelajaran Interlocked Problem Posing

2. Metode pembelajaran: Pemberian LKS, penugasan, diskusi, latihan soal

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku siswa matematika kelas VII

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Video animasi pembelajaran

4. Proyektor

5. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta memeriksa

kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur pembelajaran yang

akan dilaksanakan

5’

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan apersepsi berupa materi prasyarat yang

akan dibahas

2. Guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 4 siswa.

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

81

3. Guru menampilkan video animasi tentang bruto, neto dan

tara didepan kelas.

4. Guru memberikan LKS 3 ke setiap siswa.

Tahapan LKS terdiri dari:

a. Ignition : Siswa menulis informasi apa saja yang

didapatkan dan siswa diharuskan membuat 3 buah

pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah

ditampilkan guru.

b. Construction : Siswa membangun konsep bruto, neto, dan

tara dari video yang telah ditampilkan.

c. Discussion : Siswa berdiskusi secara berkelompok

mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan

mempersentasikan hasil yang telah diperoleh di depan

kelas.

d. Development : Siswa diberikan soal yang lebih tinggi

tingkatannya dari model soal sebelumnya.

e. Solutions : Siswa dapat menyelesaikan soal pada tahap

development secara individu.

110

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari (refleksi)

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

5’

I. Penilaian

Teknik : Tugas kelompok, tugas individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir pada LKS.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 1 82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.9 Menentukan tunggal

4.11 Menjelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

83

4.11.9 Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan

sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.6 Menentukan bunga tunggal

4.11.6. Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung hanya berdasarkan besarnya modal

saja.

Rumus : n

12 x % bunga x modal

Keterangan : n = berapa bula

Bunga = besar % bunga

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Pembelajaran Interlocked Problem Posing

2. Metode pembelajaran: Pemberian lembar kerja, penugasan, diskusi, latihan

soal

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku siswa matematika kelas VII

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Video animasi pembelajaran

4. Proyektor

5. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

84

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta memeriksa

kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur pembelajaran

yang akan dilaksanakan

5’

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan apersepsi berupa materi prasyarat yang

akan dibahas

2. Guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 4 siswa.

3. Guru menampilkan video animasi tentang bunga tunggal

didepan kelas.

4. Guru memberikan LKS 4 ke setiap siswa.

Tahapan LKS terdiri dari:

a. Ignition : Siswa menulis informasi apa saja yang

didapatkan dan siswa diharuskan membuat 3 buah

pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah

ditampilkan guru.

b. Construction : Siswa membangun konsep bunga dari

video yang telah ditampilkan.

c. Discussion : Siswa berdiskusi secara berkelompok

mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan

mempersentasikan hasil yang telah diperoleh di depan

kelas serta membangun konsep bunga tunggal.

d. Development : Siswa diberikan soal yang lebih tinggi

tingkatannya dari model soal sebelumnya.

70’

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

85

e. Solutions : Siswa dapat menyelesaikan soal pada tahap

development secara individu.

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari (refleksi)

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

5’

I. Penilaian

Teknik : Tugas kelompok, tugas individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir pada LKS.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 1 86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.10 Menentukan pajak

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

4.11.10 Menginterpretasikan pajak dalam kehidupan sehari-hari.

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

87

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.7 Menentukan pajak

4.11.7. Menginterpretasikan pajak dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Pajak adalah suatu biaya tambahan yang dibebankan berdasarkan besar uang

yang terkena pajak.

Rumus : % pajak x besar uang yang terkena pajak

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Pembelajaran Interlocked Problem Posing

2. Metode pembelajaran: Pemberian LKS, penugasan, diskusi, latihan soal

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII

2. Lembar Kerja (LKS)

3. Video animasi pembelajaran

4. Proyektor

5. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Guru membuka pertemuan dengan salam dan berdo’a

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

88

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta memeriksa

kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur pembelajaran

yang akan dilaksanakan

5’

Kegiatan Inti

1. Guru memberikan apersepsi berupa materi prasyarat yang

akan dibahas

2. Guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok yang terdiri

dari 4 siswa.

3. Guru menampilkan video animasi tentang pajak didepan

kelas.

4. Guru memberikan LKS 5 ke setiap siswa.

Tahapan LKS terdiri dari:

a. Ignition : Siswa menulis informasi apa saja yang

didapatkan dan siswa diharuskan membuat 3 buah

pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah

ditampilkan guru.

b. Construction : Siswa membangun konsep pajak dari video

yang telah ditampilkan.

c. Discussion : Siswa berdiskusi secara berkelompok

mengerjakan soal yang terdapat di LKS dan

mempersentasikan hasil yang telah diperoleh di depan

kelas.

d. Development : Siswa diberikan soal yang lebih tinggi

tingkatannya dari model soal sebelumnya.

e. Solutions : Siswa dapat menyelesaikan soal pada tahap

development secara individu.

70’

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang

telah dipelajari (refleksi)

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

5’

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

89

I. Penilaian

Teknik : Tugas kelompok, tugas individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir pada LKS.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 2 90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 40menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.11 Menentukan harga penjualan

3.11.12 Menentukan harga pembelian

3.11.13 Menentukan persentase keuntungan

3.11.14 Menentukan persentase kerugian

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

91

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

4.11.11 Menginterpretasikan harga penjualan dalam kehidupan sehari-

hari

4.11.12 Menginterpretasikan harga pembelian dalam kehidupan sehari-

hari

4.11.13 Menginterpretasikan persentase keuntungan dalam kehidupan

sehari-hari

4.11.14 Menginterpretasikan persentase kerugian dalam kehidupan

sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.8 Menentukan harga penjualan

3.11.9 Menentukan harga pembelian

3.11.10 Menentukan persentase keuntungan

3.11.11 Menentukan persentasi kerugian

4.11.8. Menginterpretasikan harga penjualan dalam kehidupan sehari-

hari

4.11.9. Menginterpretasikan harga pembelian dalam kehidupan sehari-

hari

4.11.10. Menginterpretasikan persentase keuntungan dalam kehidupan

sehari-hari

4.11.11. Menginterpretasikan persentase kerugian dalam kehidupan

sehari-hari

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

92

D. Materi Ajar

Harga beli adalah harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya.

Harga beli sering disebut modal.

Harga jual adalah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada

pembeli.

Untung atau laba adalah selisih antara harga penjualan dengan harga

pembelian jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.

Laba = harga penjualan – harga pembelian

Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga

pembelian jika harga penjualan kurang dari harga pembelian.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Persentase untung = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%

Persentase rugi = 𝑟𝑢𝑔𝑖

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Saintifik

2. Metode pembelajaran: Ekspositori

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII

2. Video animasi pembelajaran

3. Proyektor

4. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya

untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII

Semester 2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

93

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Persiapan Guru membuka pertemuan dengan salam dan

berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar

serta memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’

Tahapan Kegiatan Inti

Apersepsi

Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari tentang harga penjualan, harga

pembelian, untung, rugi, persen untung dan

persen rugi.

Guru menautkan materi prasyarat yang akan

dibahas

10’

Penyajian Mengamati

Guru memberikan penjelasan materi dengan

metode ceramah mengenai harga penjualan,

harga pembelian, untung, rugi, pensen untung,

dan persen rugi berdasarkan video.

Siswa mengamati penjelasan materi dan video

yang guru berikan

Menanya

Guru mencoba menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya

kepada siswa

Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak

dimengerti

Mengumpulkan Informasi

Siswa mencatat penjelasan yang guru berikan

90’

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

94

Siswa mencari informasi lain dari berbagai

referensi terkait harga pembelian, harga

penjualan, untung, rugi dan persen untung dan

persen rugi.

Mengasosiasi

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Siswa mengerjakan latihan soal yang guru

berikan.

Mengomunikasikan

Salah satu siswa mempresentasikan hasil

jawabannya di depan kelas

Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.

Tahapan Kegiatan Penutup

Evaluasi Guru bersama siswa menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari (refleksi)

Guru memberikan latihan soal dan penugasan

untuk tiap kelompok

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

10’

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 2 95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.5Menentukan diskon

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

96

4.11.5 Menginterpretasikan diskon dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.12 Menentukan diskon

4.11.12. Menginterpretasikan diskon dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Diskon adalah potongan harga.

Rumus: Harga bersih = harga kotor – rabat (diskon)

Keterangan: harga kotor adalah harga barang sebelum dipotong rabat (diskon).

harga bersih adalah harga barang sesudah dipotong rabat (diskon).

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Saintifik

2. Metode pembelajaran: Ekspositori

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII

2. Video animasi pembelajaran

3. Proyektor

4. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

97

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Persiapan Guru membuka pertemuan dengan salam dan

berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar

serta memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’

Tahapan Kegiatan Inti

Apersepsi

Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari tentang diskon.

Guru menautkan materi prasyarat yang akan

dibahas

10’

Penyajian Mengamati

Guru memberikan penjelasan materi dengan

metode ceramah mengenai diskon berdasarkan

video.

Siswa mengamati penjelasan materi dan video

yang guru berikan

Menanya

Guru mencoba menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa dengan

cara bertanya kepada siswa

Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak

dimengerti

Mengumpulkan Informasi

Siswa mencatat penjelasan yang guru berikan

Siswa mencari informasi lain dari berbagai

referensi terkait diskon.

Mengasosiasi

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

50’

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

98

Siswa mengerjakan latihan soal yang guru

berikan.

Mengomunikasikan

Salah satu siswa mempresentasikan hasil

jawabannya di depan kelas

Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.

Tahapan Kegiatan Penutup

Evaluasi Guru bersama siswa menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari (refleksi)

Guru memberikan latihan soal dan penugasan

untuk tiap kelompok

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

10’

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 2 99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 40menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.15 Menentukan bruto

3.11.16 Menentukan neto

3.11.17 Menentukan tara

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

100

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Indikator:

4.11.6 Menginterpretasikan bruto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.7 Menginterpretasikan neto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.8 Menginterpretasikan tara dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.9 Menentukan bruto

3.11.10 Menentukan neto

3.11.11 Menentukan tara

4.11.9 Menginterpretasikan bruto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.10 Menginterpretasikan neto dalam kehidupan sehari-hari

4.11.11 Menginterpretasikan tara dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Brutto :Berat Kotor atau berat benda beserta tempatnya.

Tarra :Berat tempatnya.

Netto :Berat bersih atau berat benda tersebut saja tanpa tempatnya.

Hubungan Bruto, Neto, dan Tara

Misal diketahui Neto = N, Tara = T, dan Bruto = B

Persentase Neto = %N , Persentase Tara = %T

Persentase neto dapat dirumuskan

%N = 𝑁

𝐵 x 100%

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

101

Persentase tara dapat dirumuskan

%T = 𝑇

𝐵 x 100%

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Saintifik

2. Metode pembelajaran: Ekspositori

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII.

2. Video pembelajaran animasi.

3. Proyektor .

4. Whiteboard dan spidol.

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan Tri Wahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya

untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Persiapan Guru membuka pertemuan dengan salam dan

berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta

memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’

Tahapan Kegiatan Inti

Apersepsi

Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-

hari tentang harga penjualan dan harga pembelian.

Guru menautkan materi prasyarat yang akan

dibahas

10’

Penyajian Mengamati 90’

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

102

Guru memberikan penjelasan materi dengan

metode ceramah mengenai bruto, tara dan netto

berdasarkan video.

Siswa mengamati penjelasan materi dan video yang

guru berikan

Menanya

Guru mencoba menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya

kepada siswa

Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak

dimengerti

Mengumpulkan Informasi

Siswa mencatat penjelasan yang guru berikan

Siswa mencari informasi lain dari berbagai

referensi terkait bruto, tara dan netto.

Mengasosiasi

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Siswa mengerjakan latihan soal yang guru berikan.

Mengomunikasikan

Salah satu siswa mempresentasikan hasil

jawabannya di depan kelas

Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.

Tahapan Kegiatan Penutup

Evaluasi Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari (refleksi)

Guru memberikan latihan soal dan penugasan

untuk tiap kelompok

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

10’

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

103

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 2 104

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.9 Menentukan bunga tunggal

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

105

Indikator:

4.11.9 Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.9 Menentukan bunga tunggal

4.11.9. Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Ajar

Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung hanya berdasarkan besarnya modal

saja.

Rumus : n

12 x % bunga x modal

Keterangan : n = berapa bulan

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Saintifik

2. Metode pembelajaran: Ekspositori

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII

2. Video pembelajaran animasi

3. Proyektor

4. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

106

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Persiapan Guru membuka pertemuan dengan salam dan

berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar serta

memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’

Tahapan Kegiatan Inti

Apersepsi

Guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-

hari tentang bunga tunggal.

Guru menautkan materi prasyarat yang akan

dibahas

10’

Penyajian Mengamati

Guru memberikan penjelasan materi dengan

metode ceramah mengenai bunga tunggal

berdasarkan video.

Siswa mengamati penjelasan materi dan video yang

guru berikan

Menanya

Guru mencoba menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa dengan cara bertanya

kepada siswa

Siswa bertanya bila terdapat materi yang tidak

dimengerti

Mengumpulkan Informasi

Siswa mencatat penjelasan yang guru berikan

Siswa mencari informasi lain dari berbagai

referensi terkait bunga tunggal.

50’

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

107

Mengasosiasi

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Siswa mengerjakan latihan soal yang guru berikan.

Mengomunikasikan

Salah satu siswa mempresentasikan hasil

jawabannya di depan kelas

Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.

Tahapan Kegiatan Penutup

Evaluasi Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari (refleksi)

Guru memberikan latihan soal dan penugasan

untuk tiap kelompok

Guru mengucapkan salam penutup pertemuan

10’

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 2 108

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas/Semester : VII (Tujuh) / Genap

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aritmatika

Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 40menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara)

Indikator:

3.11.10 Menentukan bunga tunggal

4.11 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmatika social (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara)

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

109

Indikator:

4.11.10 Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan sehari-

hari

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, penugasan, diskusi, serta

presentasi dalam pembelajaran aritmatika sosial ini diharapkan siswa memiliki

tanggungjawab sosial dan kemampuan bekerja sama, aktif belajar dan

mengembangkan pengetahuannya, serta siswa mampu untuk:

3.11.10 Menentukan bunga tunggal

4.11.10 Menginterpretasikan bunga tunggal dalam kehidupan sehari-

hari

D. Materi Ajar

Pajak adalah suatu biaya tambahan yang dibebankan berdasarkan besar uang

yang terkena pajak.

Rumus : Pajak = % pajak x besar uang yang terkena pajak

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran: Saintifik

2. Metode pembelajaran: Ekspositori

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

1. Buku Siswa Matematika Kelas VII

2. Video animasi pembelajaran

3. Proyektor

4. Whiteboard dan spidol

G. Sumber Belajar

- Nurharini, Dewi dan TriWahyuni. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk

SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional. 2008.

- As’ari, Abdur Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs kelas VII Semester

2 edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud. 2016.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

110

H. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pendahuluan Alokasi

Waktu

Persiapan Guru membuka pertemuan dengan salam dan

berdo’a

Guru menyiapkan kelas, menanyakan kabar

serta memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan dan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’

Tahapan Kegiatan Inti

Apersepsi

Guru memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari tentang pajak.

Guru menautkan materi prasyarat yang akan

dibahas

10’

Penyajian Mengamati

Guru memberikan penjelasan materi dengan

metode ceramah mengenai pajak berdasarkan

video.

Siswa mengamati penjelasan materi dan

video yang guru berikan

Menanya

Guru mencoba menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa dengan

cara bertanya kepada siswa

Siswa bertanya bila terdapat materi yang

tidak dimengerti

Mengumpulkan Informasi

Siswa mencatat penjelasan yang guru berikan

Siswa mencari informasi lain dari berbagai

referensi terkait pajak.

Mengasosiasi

50’

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

111

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Siswa mengerjakan latihan soal yang guru

berikan.

Mengomunikasikan

Salah satu siswa mempresentasikan hasil

jawabannya di depan kelas

Guru memberi umpan balik atau konfirmasi.

Tahapan Kegiatan Penutup

Evaluasi Guru bersama siswa menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari (refleksi)

Guru memberikan latihan soal dan

penugasan untuk tiap kelompok

Guru mengucapkan salam penutup

pertemuan

10’

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal Uraian.

Instrumen : Terlampir.

Jakarta, Desember 2017

Pengajar,

Ana Matofani

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 3 112

Indikator:

3.11.1 Menentukan harga penjualan

3.11.2 Menentukan harga pembelian

3.11.3 Menentukan persentase keuntungan

3.11.4 Menentukan persentase kerugian

4.11.1 Menginterpretasikan harga penjualan dalam

kehidupan sehari-hari

4.11.2 Menginterpretasikan harga pembelian dalam

kehidupan sehari-hari

4.11.3 Menginterpretasikan persentase keuntungan

dalam kehidupan sehari-hari

4.11.4 Menginterpretasikan persentase kerugian

dalam kehidupan sehari-hari

Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA 1

Materi : Aritmatika Sosial

Kelas : VII (tujuh)

Nama : ______________________

Kelompok : __________________________

Petunjuk Penggunaan LKS:

Isi identitas kelompok

kalian pada kolom yang

tersedia

Perhatikan video (impuls)

yang diberikan guru untuk

mengisi LKS

Ikuti instruksi yang guru

berikan untuk mengisi LKS

Pada LKS terdiri dari 5

tahap yaitu Ignition,

Constructiont, discussion,

development, solutions.

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

113

I. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari video yang telah ditampilkan oleh

guru!

II. Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah ditampilkan oleh

guru!

Dari ilustrasi diatas didapatkan:

Pak Kasim membeli barang dagangannya di Agen Sembako dengan rincian berikut:

a. 3 dus mie (48 pcs) dengan harga Rp 90.000,00/dus = 3 x 90.000 = Rp

270.000,00

b. 12 sabun detergen dengan harga Rp 9.500,00/pcs = 12 x 9.500 = Rp

114.000,00

c. 2 dus aqua gelas (isi 48 @240ml) dengan harga Rp 24.000,00/dus = 2 x 24.000

= Rp48.000,00

d. 2 dus susu kotak (isi 40 @125ml) dengan harga Rp 89.000,00/dus = 2 x 89.000

= Rp 178.000,00

Setelah itu Pak Kasim menjual barang dagangannya di Toko Berkah (miliknya)

dengan rincian sebagai berikut:

a. Mie = Rp 2.500,00/pcs

b. Sabun detergen = Rp 10.000,00/pcs

Construction

Ignition

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

114

c. Aqua gelas = Rp 500,00/pcs

d. Susu kotak = 3.500/pcs

I. Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan kata

benar/salah!

II. Berilah kesimpulan apa dimaksud dengan harga penjualan dan harga pembelian!

Jelaskan menurut pendapat kelompok kalian!

I. Lengkapilah tabel berikut ini!

Tabel 1

No Harga

Pembelian

Harga

Penjualan

Untung Rugi

1. 15.000 20.000 ..... __

2. 3.000 5.000 ..... __

3. 2.500 1.500 __ .....

4. 4.000 2.500 __ .....

5. 500 1.000 ..... __

6. 25.000 23.000 __ .....

7. 5.000 ..... 2.000 __

8. 3.500 ..... 750 __

9. ..... 6.000 250 __

10. ..... 5.600 350 __

No Pernyataan Tanggapan

1. Harga penjualan selalu lebih besar dari harga pembelian

2. Harga penjualan sama dengan

harga pembelian

3. Harga penjualan selalu lebih kecil dibanding harga pembelian

Discussion

Harga Penjualan :

Harga Pembelian :

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

115

11. 7.000 ..... __ 250

12. 5.300 ..... __ 300

13. ..... 4.500 __ 150

14. ..... 10.500 __ 500

II. Definisikan pengertian untung dan rugi berdasarkan Tabel I diatas!

III. Lengkapilah tabel-tabel berikut ini!

No Harga

Pembelian

Harga

Penjualan

% Untung Untung

1. 20.000 22.000 10% .....

2. 500 600 20% .....

3. ..... 2.100 5% 100

4. ..... 5.100 70% 2.100

5. 10.000 ..... 1% 100

6. 12.000 ..... 30% 3.600

Tabel III

No Harga

Pembelian

Harga

Penjualan

% Rugi Rugi

1. 20.000 18.000 10% .....

2. 500 400 20% .....

3. ..... 4.000 50% 4.000

4. ..... 2.100 30% 900

5. 4.500 ..... 25% 1.125

6. 800 ..... 40% 320

Tabel IV

No Harga Pembelian

Harga Penjualan

Untung % Untung

1. 50.000 55.000 ..... .....

2. 40.000 ...... 6000 .....

3. ..... 37.500 7.500 .....

Untung :

Rugi:

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

116

S

o

l

u

t

i

o

n

Tabel V

No Harga Pembelian

Harga Penjualan

Rugi % Rugi

1. 6.000 4.200 ..... .....

2. 2.000 ..... 800 .....

3. ..... 1.500 500 .....

IV. Definisikan pengertian persen untung dan persen rugi berdasarkan tabel diatas!

V. Presentasikan jawaban kalian didepan kelas!

Pak Roni seorang penjual kaos. Pak Roni membeli 500 kaos dari grosir

seharga Rp 30.000,00. Jika ongkos perjalanan sebesar Rp 200.000,00

dihitung sebagai biaya operasional, tentukan harga jual kaos tersebut

agar Pak Roni untung 30% per kaos.

Development

Persen untung :

Persen rugi:

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 3 117

LEMBAR KERJA SISWA 2

Materi : Aritmatika Sosial

Kelas : VII (tujuh)

Nama : ______________________

Kelompok : __________________________

Petunjuk Penggunaan LKS:

Isi identitas kelompok

kalian pada kolom yang

tersedia

Perhatikan video (impuls)

yang diberikan guru untuk

mengisi LKS

Ikuti instruksi yang guru

berikan untuk mengisi LKS

Pada LKS terdiri dari 5

tahap yaitu Ignition,

Constructiont, discussion,

development, solutions.

Indikator:

3.11.5 Menentukan diskon

4.11.5 Menginterpretasikan diskon dalam

kehidupan sehari-hari

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

118

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

I. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari video yang telah ditampilkan oleh

guru!

II. Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah ditampilkan oleh

guru!

Dari ilustrasi diatas didapatkan:

Pada saat seorang ibu memasuki lantai 3, dan berjalan ia melihat banyak

terpampang kata diskon. Terlihat struk pada item sepatu mendapat diskon 30%,

pada item sandal mendapat diskon 20%+10%, pada item tas mendapat diskon

50%, untuk lebih jelasnya lihat gambar struk berikut ini:

Construction

Ignition

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

119

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

III. Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan kata

benar/salah!

IV. Berilah kesimpulan apa dimaksud dengan diskon! Jelaskan menurut pendapat

kelompok kalian!

VI. Lengkapilah tabel berikut ini!

Tabel 1

No Harga awal Harga diskon Harga yang harus

dibayarkan

1. 10.000 1.500 .....

2. 13.000 ..... 12.000

3. ..... 250 6.500

No Pernyataan Tanggapan

1. Semua barang yang dijual di mall

bertuliskan diskon

2. Beberapa barang yang dijual di mall

bertuliskan diskon

3. Tidak ada barang di mall yang bertuliskan diskon

4. Diskon mengakibatkan semakin

bertambah uang yang harus dibayarkan

5. Diskon mengakibatkan semakin

berkurang uang yang harus dibayarkan

6. Diskon tidak hanya ada di mall

7. Diskon hanya ada di mall

8. Penulisan diskon dapat berbentuk harga

9. Penulisan diskon hanya berbentuk %

10. Nilai diskon 30% sama dengan

20%+10%

11. Nilai diskon 30 % berbeda dengan 20%+10%

Discussion

Diskon :

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

120

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

S

o

l

u

t

i

o

n

Tabel II

No Harga awal % Diskon Harga diskon

Harga yang harus dibayar

1. 10.000 10% 1.000 .....

2. 5.000 5% ..... 4.750

3. ..... 20% 5.000 20.000

4. 2.000 ..... 400 1.600

5. 6.000 ..... 3.000 3.000

6. 3.000 ..... 900 2.100

7. 27.000 ..... 13.500 .....

8. 35.000 ..... ..... 30.000

9. ..... ..... 2.000 38.000

VII. Presentasikan jawaban kalian didepan kelas!

Suatu ketika Zainul pergi ke toko baju di suatu mall. Zainul menemui

suatu baju dengan merek sama. Toko A menuliskan harga baju

Rp80.000,00 dengan diskon 20%. Sedangkan toko B menuliskan

harga Rp90.000,00 dengan diskon 30%. Baju di toko manakah yang

sebaiknya dibeli oleh Zainul? Jelaskan.

Development

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LEMBAR KERJA SISWA 3

Materi : Aritmatika Sosial

Kelas : VII (tujuh)

Nama : ______________________

Kelompok : __________________________

Petunjuk Penggunaan LKS:

Isi identitas kelompok kalian

pada kolom yang tersedia

Perhatikan video (impuls)

yang diberikan guru untuk

mengisi LKS

Ikuti instruksi yang guru

berikan untuk mengisi LKS

Pada LKS terdiri dari 5

tahap yaitu Ignition,

Constructiont, discussion,

development, solutions.

Indikator:

3.11.5 Menentukan bruto

3.11.6 Menentukan neto

3.11.7 Menentukan tara

4.11.6 Menginterpretasikan bruto dalam

kehidupan sehari-hari

4.11.7 Menginterpretasikan neto dalam

kehidupan sehari-hari

4.11.8 Menginterpretasikan tara dalam

kehidupan sehari-hari

4.11.9

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

122

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

I. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari video yang telah ditampilkan oleh

guru!

II. Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah ditampilkan oleh

guru!

Dari ilustrasi diatas didapatkan:

Neto : Isi Susu kotak (250 ml), Biskuit (10 g), Beras (1,49 kg)

Bruto : Massa Susu beserta kemasannya, Massa Biskuit beserta

kemasannya, Massa Beras beserta karungnya (1,5 kg)

Tara : Massa Kemasan Susu, Massa kemasan Biskuit, Massa

karung beras

Construction

Ignition

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

123

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

V. Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan kata

benar/salah!

VI. Berilah kesimpulan apa dimaksud dengan bruto, tara dan neto! Jelaskan

menurut pendapat kelompok kalian!

VIII. Lengkapilah tabel berikut ini!

No Bruto Neto Tara

1. 50 kg 49 kg .....

2. 25 kg ..... 0,5 kg

3. ..... 1,85 g 1,5 g

4. 6 g ..... 1,2 g

5. ... kg 349,45 kg 550 g

6. 6 kg ... kg 450 g

7. 8 kg 7,75 kg ... g

No Pernyataan Tanggapan

1. Neto lebih berat dari bruto

2. Neto lebih berat dari tara

3. Bruto lebih berat dari neto

4. Bruto lebih berat dari tara

5. Tara lebih berat dari neto

6. Tara lebih berat dari bruto

Discussion

Bruto :

Tara:

Neto:

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

124

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

S

o

l

u

t

i

o

n

8. 5000 g ... kg 2%

9. 10 kg 99% ... kg

10. 15 kg ... kg 3%

IX.Presentasikan jawaban kalian didepan kelas!

Seorang pedagang membeli 6 karung kedelai dengan bruto masing-masing 80 kg

dan tara 3%. Jika harga pembelian kedelai tiap kg Rp4.000,00.

a. Tentukan besarnya tara!

b. Tentukan Jumlah uang yang harus dibayarkan!

Development

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

125

LEMBAR KERJA SISWA 4

Materi : Aritmatika Sosial

Kelas : VII (tujuh)

Nama : ______________________

Kelompok : __________________________

Petunjuk Penggunaan LKS:

Isi identitas kelompok

kalian pada kolom yang

tersedia

Perhatikan video (impuls)

yang diberikan guru untuk

mengisi LKS

Ikuti instruksi yang guru

berikan untuk mengisi LKS

Pada LKS terdiri dari 5

tahap yaitu Ignition,

Constructiont, discussion,

development, solutions.

Indikator:

3.11.8 Menentukan bunga tunggal

4.11.9 Menginterpretasikan bunga

tunggal dalam kehidupan sehari-

hari

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

126

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

I. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari video yang telah ditampilkan oleh

guru!

II. Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah ditampilkan oleh

guru!

Dari ilustrasi diatas didapatkan:

TYPE (HARGA OTR/HARGA TUNAI)

UANG MUKA

ANGSURAN PERBULAN

11x 29x

MOTOR KECIL Rp. 15.900.000

2.400.000 1.605.000 719.000

MOTOR BESAR Rp. 30.500.000

4.600.000 2.918.000 1.342.000

Construction

Ignition

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

127

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

III. Lengkapilah tabel berikut ini sesuai dengan ilustrasi di atas!

Type Harga Total Cicilan + Uang Muka

11x 29x

Motor Kecil ..... .....

Motor Besar ..... .....

IV. Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan kata

benar/salah!

V. Perbedaan/selisih harga tunai dan harga cicilan pada kasus diatas, disebut

dengan “BUNGA”

VI. Lengkapilah tabel penjualan motor berikut ini!

Tabel 1

No Harga tunai Harga Keseluruhan

dengan cicilan

Bunga

1. 50.000.000 55.000.000 .....

2. 45.000.000 ..... 3.000.000

3. ..... 20.000.000 2.000.000

No Pernyataan Tanggapan

1. Harga tunai sama besarnya dengan harga

keseluruhan (total) menggunakan cicilan 11x

2. Harga tunai lebih besar dari pada harga

keseluruhan (total) menggunakan cicilan 29x

3. Harga keseluruhan yang harus dibayar dengan

cicilan 11 kali angsuran lebih besar daripada 29 kali angsuran

4. Harga keseluruhan yang harus dibayar dengan

cicilan 11 kali angsuran lebih kecil daripada 29

kali angsuran

5. Harga keseluruhan yang harus dibayar dengan cicilan 11 kali angsuran sama dengan 29 kali

angsuran

Discussion

Jadi, Bunga = .................................... ...............................

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

128

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

Tabel II

No Harga tunai Harga Keseluruhan dengan cicilan

Bunga % Bunga

1. 30.000.000 30.000.000 ..... 0%

2. 10.000.000 ..... 100.000 1%

3. ..... 5.250.000 250.000 5%

4. 40.000.000 40.800.000 ..... .....

5. 50.000.000 ..... 1.500.000 .....

6. ..... 66.000.000 6.000.000 .....

VII. Bunga juga dapat terjadi di bidang perbankan

Tabel Bunga Tunggal

No Tabungan Awal

% Bunga Pertahun

Tabungan Selama 1

Tahun

Tabungan Selama 6

Bulan

1. 200.000 2% 204.000 202.000

2. 500.000 3% 515.000 507.500

3. 800.000 5% 840.000 ......

4. 600.000 3% ..... 609.000

5. 1.000.000 ..... 1.100.000 1.050.000

6. 700.000 4% ..... .....

7. 900.000 ..... 845.000 .....

8. 50.000 ..... ..... 50.250

VIII. Berilah kesimpulan definisi bunga tunggal berdasarkan tabel diatas!

IX.Presentasikan jawaban kalian didepan kelas!

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

129

“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup

menahan perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

S

o

l

u

t

i

o

n

Pak Ali meminjam uang di bank sebesar Rp 10.000.000,00 dengan bunga 5%

perbulan. Jika lama meminjam 5 bulan, besar angsuran yang harus dibayar setiap

bulan adalah.....

Development

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

130

LEMBAR KERJA SISWA 5

Materi : Aritmatika Sosial

Kelas : VII (tujuh)

Nama : ______________________

Kelompok : __________________________

Petunjuk Penggunaan LKS:

Isi identitas kelompok

kalian pada kolom yang

tersedia

Perhatikan video (impuls)

yang diberikan guru untuk

mengisi LKS

Ikuti instruksi yang guru

berikan untuk mengisi LKS

Pada LKS terdiri dari 5

tahap yaitu Ignition,

Constructiont, discussion,

development, solutions.

Indikator:

3.11.10 Menentukan pajak

4.11.10 Menginterprestasikan pajak dalam

kehidupan sehari-hari

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

131

I. Informasi apa saja yang kalian dapatkan dari video yang telah ditampilkan oleh

guru!

II. Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan video yang telah ditampilkan oleh

guru!

Dari ilustrasi diatas didapatkan:

Pajak terdapat pada struk bertuliskan

P.Rest yaitu Rp 2.046,00

Construction

Ignition

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

132

III. Berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut dengan kata

benar/salah!

No Pernyataan Benar/Salah

1. Harga barang yang dikenakan pajak sama dengan harga awal barang

2. Semakin besar nilai pajak yang dibebankan maka

semakin besar harga yang harus dibayarkan

3. Semakin besar nilai pajak yang dibebankan maka

semakin kecil harga yang harus dibayarkan

IV. Berilah kesimpulan apa dimaksud dengan pajak! Jelaskan menurut pendapat

kelompok kalian!

V. Lengkapilah tabel-tabel berikut ini!

Tabel 1

No. Harga jual

(Rp)

Pajak (Rp) Harga yang harus dibayar

(Rp)

1. 10.000 1.000 .....

2. 12.000 500 .....

3. ..... 5.000 100.000

4. 2.000 ..... 2.250

5. 8.200 ..... 8.000

6. 7.250 ..... 7.500

Tabel II

No. Harga Jual (Rp)

Pajak (%) Pajak (Rp) Harga yang harus dibayar (Rp)

1. 15.000 10% ..... .....

2. ...... 20% 4.000 .....

3. 25.000 25% ..... .....

Discussion

Pajak:

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

133

S

o

l

u

t

i

o

n

Tabel III

No. Harga Jual

(Rp)

Harga yang dibayar Pajak (%)

1. 8.000 8.800 .....

2. 5.000 6.000 .....

3. 2.500 3.500 .....

VI. Presentasikan jawaban kalian didepan kelas!

Ibu membeli 3 liter minyak goreng dengan harga Rp7.500,00 per liter dan 4 kg

sabun detergen dengan harga Rp8.500,00 per kg. Jika besarnya pajak penjualan 10%,

berapa rupiah ibu harus membayar?

Development

Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 4 134

LAMPIRAN PEDOMAN PENSKORAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS

Dimensi

yang

diukur

Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah

Berpikir

lancar

(Fluency)

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang salah.

1 Memberikan sebuah jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang kurang jelas dan tepat.

2 Memberikan satu jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang jelas dan tepat.

3 Memberikan lebih dari satu jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang kurang jelas dan tepat.

4 Memberikan lebih dari satu jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang jelas dan tepat.

Berpikir

fleksibel

(Flexibility)

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang salah.

1 Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan

terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga

hasilnya salah.

2 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses

perhitungan dan hasilnya benar.

3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara (bervariasi)

tetapi hasilnya ada yang salah karena adanya kekeliruan

dalam proses perhitungan.

4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara (bervariasi),

proses perhitungan dari hasilnya benar.

Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 5 135

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

1. Kamu ingin membuka rekening di sebuah bank, dihadapkan dengan 2 pilihan

jenis tabungan, diantaranya sebagai berikut. (fluency)

Jenis

Tabungan

Suku Bunga Potongan

Administrasi

(Per Bulan)

BAI 0 s/d < Rp 500.000,00 = 0%

Rp 500.000,00 – Rp 5.000.000,00 = 1%

Rp 5.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 = 1%

Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 = 1,25%

> Rp 100.000.000,00 = 1,75 %

Rp 5.500,00

BIA 0 s/d < Rp 500.000,00 = 0%

Rp 500.000,00 – Rp 5.000.000,00 = 1%

Rp 5.000.000,00 – Rp 50.000.000,00 = 1%

Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 = 1,50%

> Rp 100.000.000,00 = 2.25 %

Rp 12.000,00

Jika kamu ingin menabung minimal 1 tahun, sebutkan 2 alternatif pilihan yang

akan kamu ambil! Jelaskan alasanmu!

2. Ibu Eria memiliki tanah berbentuk persegi yang luasnya 400 𝑚2. Tanah itu

berada di belakang sebuah pabrik tekstil. Di sebelah kiri tanah tersebut ada

sebuah sungai, di sebelah kanan ada gang kecil dan tanah tersebut berada

dipinggir jalan raya. Sebagian tanah tersebut akan dijual sehingga tersisa tanah

seluas 100 𝑚2. (flexibility)

a. Gambarkan dua situasi soal diatas!

b. Berapa uang yang dihasilkan dari penjualan tanah tersebut? Jelaskan menurut

pendapatmu, sesuai dengan situasi yang kamu gambarkan!

3. Sebuah dealer penjualan sepeda motor menawarkan tiga jenis sistem

pembayaran dalam penjualan motor X. Ketiga jenis sistem pembayaran tersebut

disajikan dalam tabel berikut.

Tipe Angsuran Uang Muka

(Rp)

Angsuran per bulan

(Rp)

Lama angsuran

A Rp 800.000,00 Rp 480.000,00 35 bulan

B Rp 1.400.000,00 Rp 425.000,00 35 bulan

C Rp 1.900.000,00 Rp 250.000,00 40 bulan

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

136

Jika kamu yang diberikan penawaran tersebut, sebutkan 2 alternatif sistem

pembayaran manakah yang akan kamu pilih! Jelaskan menurut pendapatmu!

4. Saya membeli sandal dengan harga Rp 130.000,00. Saya harus menjual dengan

harga Rp 143.000,00. Berapa persen keuntungan yang saya dapatkan?, dan

buatlah 2 permasalahan lain yang menghasilkan persentase keuntungan yang

sama dari masalah diatas!

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 6 137

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS

1. Kemungkinan 1

Jika kamu menabung di bank dengan uang di kisaran 0 – Rp 500.000,00

Maka sebaiknya yuli menabung menggunakan jenis tabungan BAI, karena

dengan suku bunga yang sama yaitu 0% tetapi potongan BAI lebih kecil

dibandingkan dengan BIA.

Kemungkinan II

Jika kamu menabung di bank dengan uang dikisaran Rp 500.000,00 – Rp

5.000.000,00 dan Rp 5.000.000,00 – Rp 50.000.000,00

Maka sebaiknya Yuli menabung menggunakan jenis tabungan BAI, karena

dengan suku bunga yang sama yaitu 1% tetapi potongan BAI lebih kecil

dibandingkan dengan BIA.

Kemungkinan III

Jika kamu menabung di bank dengan uang dikisaran Rp 50.000.000,00 – Rp

100.000.000,00

Karena suku bunga yang berbeda dan potongan uang tabungan berbeda

diperlukan perhitungan sebagai berikut:

Misalkan uang tabungan kamu sebesar Rp 75.000.000,00

- Tabungan BAI suku bunga 1,25% dan potongan Rp 5.500,00/bulan

1,25

100 x Rp 75.000.000,00 = Rp 937.500,00

Jadi uang tabungan kamu dalam setahun menjadi Rp 75.000.000,00 + Rp

937.500,00 – 12 (Rp 5.500,00) = Rp 75.871.500,00

- Tabungan BIA suku bunga 1,50% dan potongan Rp 12.000,00/bulan

1,50

100 x Rp 75.000.000,00 = Rp 1.125.000,00

Jadi uang tabungan kamu dalam setahun menjadi Rp 75.000.000,00 + Rp

1.125.000,00 – 12 (Rp 12.000,00) = Rp 75.981.000,00

Jadi berdasarkan perhitungan di atas sebaiknya kamu menabung menggunakan

tabungan BAI.

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

138

Kemungkinan IV

Jika kamu menabung di bank dengan uang dikisaran > Rp 100.000.000,00

Karena suku bunga yang berbeda dan potonga uang tabungan berbeda

diperlukan perhitungan sebagai berikut:

Misalkan uang tabungan kamu sebesar Rp 120.000.000,00

- Tabungan BAI suku bunga 1,75% dan potongan Rp 5.500,00/bulan

1,75

100 x Rp 120.000.000,00 = Rp 2.100.000,00

Jadi uang tabungan kamu dalam setahun menjadi Rp 120.000.000,00 + Rp

2.100.000,00 – 12 (Rp 5.500,00) = Rp122.034.500,00

- Tabungan BIA suku bunga 2,25% dan potongan Rp 12.000,00/bulan

2,25

100 x Rp 120.000.000,00 = Rp 2.700.000,00

Jadi uang tabungan Yuli menjadi Rp 120.000.000,00 + Rp 2.700.000,00 – 12

(Rp 12.000,00) = Rp 122.566.000,00

Jadi berdasarkan perhitungan di atas sebaiknya kamu menabung menggunakan

Tabungan BIA.

2. a. Kemungkinan 1

JL.Raya

Pabrik

Tekstil

Sisa

G

a

n

g

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

139

Kemungkinan II

Kemungkinan III

b. Luas yang dijual 300 𝑚2

Jawaban I

Jika harga tanah Ibu Eria Rp 250.000,00/𝑚2karena tanah yang dijual akses

jalannya mudah dan tanahnya yang dijual teratur bentuknya maka jumlah

uang yang akan didapatkan adalah 300 𝑚2 x Rp 250.000,00/𝑚2= Rp

75.000.000,00.

Jawaban II

Jika harga tanah Ibu Eria Rp 150.000,00/𝑚2 karena akses jalannya hanya

dapat melewati gang kecil maka jumlah yang akan didapatkan adalah 300

𝑚2 x Rp 150.000,00/𝑚2 = Rp 45.000.000,00

JL.Raya

Pabrik

Tekstil

Sisa

G

a

n

g

JL.Raya

Pabrik

Tekstil

sa

G

a

n

g Si

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

140

Jawaban III

Jika harga tanah Ibu Eria Rp 200.00,00/𝑚2 karena akses jalannya mudah

bisa lewat jalan raya dan gang kecil tetapi bentuk tanah yang berkelok-kelok

maka jumlah yang akan didapatkan adalah 300 𝑚2 x Rp 200.000,00/𝑚2 =

Rp 60.000.000,00

3. Tipe Angsuran A : Rp 800.000,00 + 35 (Rp 480.000,00) = Rp 17.600.000,00

Tipe Angsuran B : Rp 1.200.000,00 + 35 (Rp 425.000,00) = Rp 12.275.000,00

Tipe Angsuran C : Rp 3.000.000,00 + 40 (Rp 250.000,00) = Rp 13.000.000,00

Kemungkinan I : Saya memilih Tipe A karena uang mukanya ringan.

Kemungkinan II : Saya memilih Tipe B karena jumlah total uang yang harus

dibayar lebih ringan.

Kemungkinan III : Saya memilih Tipe C karena cicilan angsuran perbulannya

ringan.

4. Untung = Rp 143.000,00 – Rp 130.000,00 = Rp 13.000,00

% untung = 𝑅𝑝 13.000,00

𝑅𝑝 130.000,00 =

10

100 = 10%

Kemungkinan I

Saya membeli buku tulis seharga Rp 45.000,00

Untung = 10

100 x Rp 45.000,00 = Rp 4.500,00

Saya harus menjual buku tulis seharga Rp 45.000,00 + Rp 4.500,00 = Rp

49.500,00

Jadi, jika saya membeli buku tulis seharga Rp 45.000,00 maka saya harus

menjual buku tulis tersebut dengan harga Rp 49.500,00

Kemungkinan II

Saya membeli bunga seharga Rp 175.000,00

Untung = 10

100 x Rp 175.000,00 = Rp 17.500,00

Saya harus menjual buku tulis seharga Rp 175.000,00 + Rp 17.500,00 =

Rp 192.500,00

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

141

Jadi, jika saya membeli bunga seharga Rp 175.000,00 maka saya akan menjual

dengan harga Rp 192.500,00

Kemungkinan III

Saya membeli sepatu seharga Rp 225.000,00

Untung = 10

100 x Rp 225.000,00 = Rp 22.500,00

Saya harus menjual buku tulis seharga Rp 225.000,00 + Rp 22.500,00 =

Rp 247.500,00

Jadi, jika saya membeli sepatu seharga Rp 225.000,00 maka saya akan menjual

dengan harga Rp 247.500,00

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 7 142

RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS

Aspek yang

diukur

Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah

Berpikir

lancar

(Fluency)

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang salah.

1 Memberikan sebuah jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang kurang jelas dan tepat.

2 Memberikan satu jawaban yang relevan dengan

penyelesaian masalah yang jelas dan tepat.

3 Memberikan lebih dari satu jawaban yang relevan

dengan penyelesaian masalah yang kurang jelas dan

tepat.

4 Memberikan lebih dari satu jawaban yang relevan

dengan penyelesaian masalah yang jelas dan tepat.

Berpikir

fleksibel

(Flexibility)

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang salah.

1 Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan

terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga

hasilnya salah.

2 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses

perhitungan dan hasilnya benar.

3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara (bervariasi)

tetapi hasilnya ada yang salah karena adanya kekeliruan

dalam proses perhitungan.

4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara (bervariasi),

proses perhitungan dari hasilnya benar.

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 8 143

HASIL TES INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIS KELAS EKSPERIMEN

Responden Soal 1 Soal 2a Soal 2b Soal 3 Soal 4 Jumlah

R1 3 3 4 3 4 17

R2 3 4 2 3 3 15

R3 3 2 1 2 4 12

R4 3 4 4 3 2 16

R5 4 3 1 4 0 12

R6 3 4 4 2 4 17

R7 3 2 2 4 2 13

R8 4 4 3 4 2 17

R9 4 3 3 4 0 14

R10 4 3 4 3 2 16

R11 3 2 2 2 0 9

R12 3 2 1 3 2 11

R13 3 4 4 3 4 18

R14 4 3 0 4 3 14

R15 3 3 3 3 3 15

R16 4 3 2 4 4 17

R17 2 4 1 3 0 10

R18 3 3 3 1 1 11

R19 4 3 3 4 2 16

R20 3 4 4 2 2 15

R21 4 3 3 3 3 16

R22 4 3 2 3 2 14

R23 4 4 4 3 4 19

R24 3 4 3 2 4 16

R25 3 4 3 3 4 17

R26 4 3 3 4 4 18

R27 2 3 2 4 4 15

R28 3 4 4 2 3 16

R29 3 4 4 1 2 14

R30 4 2 2 4 2 14

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 9 144

HASIL TES INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIS KELAS KONTROL

Responden Soal 1 Soal 2a Soal 2b Soal 3 Soal 4 Jumlah

R1 3 3 4 3 1 14

R2 3 2 1 3 2 11

R3 3 4 3 2 1 13

R4 3 4 4 4 2 17

R5 2 3 2 2 0 9

R6 2 1 1 2 3 9

R7 1 3 1 0 0 5

R8 2 3 3 4 2 14

R9 3 2 3 2 2 12

R10 4 3 4 2 2 15

R11 3 3 3 3 2 14

R12 3 2 2 3 2 12

R13 2 4 4 3 4 17

R14 4 3 3 0 0 10

R15 3 3 3 2 3 14

R16 3 2 2 2 2 11

R17 2 1 1 3 2 9

R18 3 2 2 0 0 7

R19 3 2 2 2 1 10

R20 3 3 1 2 2 11

R21 2 4 3 1 2 12

R22 1 1 1 3 2 8

R23 2 1 1 1 1 6

R24 2 2 1 3 2 10

R25 3 3 3 3 4 16

R26 3 4 3 3 2 15

R27 2 3 2 4 4 15

R28 3 4 4 2 3 16

R29 3 4 3 2 2 14

R30 4 3 3 4 2 16

Page 161: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 10 145

HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS DAN REALIBITAS

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

DENGAN MENGGUNAKAN SPSS

i. Hasil Perhitungan Uji Validitas

ii. Hasil Perhitungan Uji Realibilitas

Page 162: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 11 146

HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

Responden Butir Soal

No 1 No 2a No 2b No 3 No 4 No 5

R1 4 4 4 4 3 2

R2 2 2 4 2 3 1

R3 2 2 2 2 2 0

R4 2 2 2 3 3 1

R5 2 2 4 3 2 3

R6 2 4 4 0 4 1

R7 1 2 1 1 3 0

R8 2 3 3 2 1 2

R9 2 1 1 2 3 1

R10 0 0 2 4 1 3

R11 3 0 3 3 2 4

R12 0 1 1 0 1 0

R13 0 1 1 3 2 0

R14 1 3 4 3 0 2

R15 0 1 0 1 1 0

R16 0 2 2 3 4 1

R17 0 0 2 0 4 1

R18 4 2 2 3 3 1

R19 0 1 1 4 2 2

R20 0 2 1 3 2 0

R21 3 4 4 4 0 3

R22 0 1 1 2 0 1

R23 1 1 2 4 4 0

R24 0 2 2 4 4 1

R25 0 1 0 2 2 1

R26 0 0 0 1 2 0

R27 0 0 0 3 4 2

R28 3 4 4 2 4 2

R29 0 2 1 1 4 0

Jumlah 34 50 58 69 70 35

Taraf

Kesukaran 0,2931 0,43103 0,5 0,59483 0,60345 0,30172

Interpretasi Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar

Page 163: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 12 147

HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

Responden Butir Soal

Ranking No 1 No 2a No 2b No 3 No 4 No 5

R1 4 4 4 4 3 2 1

R28 3 4 4 2 4 2 2

R21 3 4 4 4 0 3 3

R5 2 2 4 3 2 3 4

R6 2 4 4 0 4 1 5

R11 3 0 3 3 2 4 6

R18 4 2 2 3 3 1 7

R2 2 2 4 2 3 1 8

R4 2 2 2 3 3 1 9

R8 2 3 3 2 1 2 10

R14 1 3 4 3 0 2 11

R24 0 2 2 4 4 1 12

R16 0 2 2 3 4 1 13

R23 1 1 2 4 4 0 14

R9 2 1 1 2 3 1 15

Jumlah 31 36 45 42 40 25

Pa 0,516 0,6 0,75 0,7 0,66 0,416

R9 2 1 1 2 3 1 15

R10 0 0 2 4 1 3 16

R19 0 1 1 4 2 2 17

R3 2 2 2 2 2 0 18

R27 0 0 0 3 4 2 19

R7 1 2 1 1 3 0 20

R20 0 2 1 3 2 0 21

R29 0 2 1 1 4 0 22

R13 0 1 1 3 2 0 23

R17 0 0 2 0 4 1 24

R25 0 1 0 2 2 1 25

R22 0 1 1 2 0 1 26

R12 0 1 1 0 1 0 27

R15 0 1 0 1 1 0 28

R26 0 0 0 1 2 0 29

Jumlah 5 15 14 29 33 11

Pb 0,0833 0,25 0,233 0,483 0,55 0,183

Daya

Pembeda 0,43333 0,35 0,51667 0,21667 0,11667 0,23333

Interprertasi Baik Cukup Baik Cukup Jelek Cukup

Page 164: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 13 148

UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

KELAS VII DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN

ARITMATIKA SOSIAL Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis, para penilai diharapkan memberikan

penilaiannya dengan memberikan tanda () pada kolom E: Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif matematis), TE: Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis),

atau TR: Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan berpikir kreatif matematis) pada masing-masing soal

yang berbentuk tes uraian di bawah ini.

No Soal E TE TR Saran

1. Yuli ingin membuka rekening di sebuah bank, ia dihadapkan dengan 2 pilihan

jenis tabungan, diantaranya sebagai berikut.

Page 165: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

149

Jika kamu sebagai yuli, pilihan manakah yang akan kamu ambil? Jelaskan

alasanmu! (Sebutkan lebih dari satu saran)

2. Ibu Eria memiliki tanah berbentuk persegi, 400 𝑚2. Tanah itu berada di

belakang sebuah pabrik tekstil, di sebelah kiri tanah tersebut ada sebuah sungai,

di sebelah kanan ada gang kecil dan tanah tersebut berada dipinggir jalan raya.

Sebagian tanah tersebut akan dijual sehingga tersisa tanah 100 𝑚2.

a. Gambarkan lebih dari satu, situasi soal diatas!

b. Berapa uang yang dihasilkan dari penjualan tanah tersebut? Jelaskan

menurut pendapatmu, sesuai dengan situasi yang kamu gambarkan!

3. Sebuah dealer penjualan sepeda motor menawarkan tiga jenis penawaran dalam

penjualan motor X. Ketiga jenis sistem pembayaran tersebut disajikan dalam

tabel berikut.

Tipe

Angsuran

Uang Muka

(Rp)

Angsuran per

bulan (Rp)

Lama angsuran

A 800.000 480.000 35 bulan

B 1.600.000 457.000 35 bulan

C 1.900.000 444.000 35 bulan

Jika Anda yang diberikan penawaran tersebut, sistem pembayaran manakah

yang akan anda pilih? Jelaskan menurut pendapatmu!

Page 166: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

150

4. Suatu ketika Indri berbelanja pasta gigi ke suatu minimarket. Ketika masuk di

minimarket, Fandi melihat 3 jenis kemasan pasta gigi untuk merek yang akan

dia beli. Ringkasan kemasan dan harga masing-masing pasta gigi tersebut

disajikan sebagai berikut.

Neto (ml) Harga (Rp)

Pasta gigi A 170 8.000

Pasta gigi B 250 11.500

Pasta gigi C 350 16.000

Andaikan Indri ingin membeli 1 pasta gigi, berikan saran kepada Indri

sebaiknya membeli pasta gigi yang mana. Dan jelaskan menurut pendapatmu!

5. Persentase keuntungan diperoleh dari besar keuntungan dibagi harga

pembelian dikali 100%. Perhatikan contoh berikut! Saya membeli sandal

dengan harga Rp 130.000,00. Saya harus menjual dengan harga Rp

143.000,00.

a. Berapa persen keuntungan yang saya dapatkan?

b. Buatlah lebih dari satu permasalahan lain yang menghasilkan persentase

keuntungan yang sama dari masalah diatas.

Ciputat, ...........……........ 2018

__________________________

Penilai

Page 167: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 14 151

HASIL UJI VALIDITAS ISI (CVR)

TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

No

Soal

E TE TR N Ne N/2 (ne-

N/2

)

((ne-

N/2)/(

N/2))

Nilai

CVR

Minim

um

Skor

Keterangan Keputusan

1 7 0 1 8 7 4 3 0,75 0,75 0,75 Valid Digunakan,

diperbaiki

2a 7 0 1 8 7 4 3 0,75 0,75 0,75 Valid Digunakan,

diperbaiki

2b 7 0 1 8 7 4 3 0,75 0,75 0,75 Valid Digunakan,

diperbaiki

3 7 0 1 8 7 4 3 0,75 0,75 0,75 Valid Digunakan,

diperbaiki

4 5 2 1 8 5 4 1 0,25 0,25 0,75 Tidak Valid Tidak

Digunakan

5 7 0 1 8 7 4 3 0,75 0,75 0,75 Valid Digunakan

Diperbaiki

Keterangan:

E = Esensial

TE = Tidak Esensial

TR = Tidak Relevan

Page 168: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 15 152

UJI REFERENSI

Page 169: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

153

Page 170: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

154

Page 171: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

155

Page 172: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

156

Page 173: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

157

Page 174: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 16 158

Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I

Page 175: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 17 159

Surat Bimbingan Dosen Pembimbing II

Page 176: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 18 160

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 177: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

LAMPIRAN 19 161

Surat Keterangan Penelitian

Page 178: PENGARUH PEMBELAJARAN INTERLOCKED PROBLEM POSING …

162

LAMPIRAN 21

REPORT OF THE PLAGIARISM

CHECK THE REPORT CERTIFIES THAT THE ATTACHED WORK

Cek Plagiat

WAS CHECKED WITH THE PLAGIARISM PREVENTION

SERVICE MY.PLAGRAMME.COM AND HAS:

SIMILARITY

15% MATCHES

25% PARAPHRASE

2%

IMPROPER CITATIONS

0%

File name: BAB II.docx

File checked: 2018-03-14

Report generated: 2018-03-14