Upload
trinhkhanh
View
265
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MINAT BELI ULANG TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRINK
(STUDI KASUS CMP BOTANI SQUARE BOGOR)
Oleh
MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD
H24063283
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
Moh. Akmal Musaddad. H24063283. Pengaruh Minat Beli Ulang TerhadapLoyalitas Konsumen Cimory Yoghurt Drink . Di bawah bimbingan Hj. SitiRahmawati.
PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) merupakan salah satu perusahaanpengolahan susu yang berada di Bogor dan salah satu produk unggulannya adalahCimory Yoghurt Drink. Sebagai perusahaan yang masih terbilang muda, PTCimory belum mampu untuk menyaingi para pesaingnya dalam hal perolehanpangsa pasar, oleh sebab itu PT Cimory berusaha untuk menjaga konsumen yangtelah loyal agar tidak beralih ke produk pesaing . Loyalitas terbentuk jikasetidaknya telah ada minat beli ulang pada benak konsumen. Elemen bauranpemasaran sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan minat beli ulangpada benak konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untukmengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang serta pengaruhminat beli ulang terhadap loyalitas konsumen Cimory Yoghurt Drink. Penelitianini bertujuan (1) Menganalisis pengaruh atribut produk dan harga terhadap minatbeli ulang produk Cimory Yoghurt Drink , (2) Menganalisis faktor yangmemberikan pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk CimoryYoghurt Drink, (3) Menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitaskonsumen produk Cimory Yoghurt Drink .
Penelitian dilakukan di outlet CMP Botani Square Bogor. Data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primerdiperoleh dari wawancara dengan kelengkapan berupa kuesioner. Data sekunderdiperoleh dari buku, jurnal, informasi perusahaan, dan internet. Analisis yangdigunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel laten ad alah metodeStructural Equation Modeling dengan bantuan software LISREL 8.72.
Hasil akhir output LISREL 8.72 menunjukkan nilai estimasi parameter antarvariabel, nilai t-value, dan Goodness of Fit Index . Berdasarkan nilai Goodness ofFit Index yang diantaranya adalah chi-square = 209,67, RMSEA = 0,06, GFI =0,87, AGFI = 0,81, NFI = 0,92 dan CFI = 0,96 menunjukkan bahwa model yangdipasang sudah fit dan layak untuk diinterpretasikan. Nilai estimasi parameter dant-value pada model menunjukkan hubunga n dan pengaruh antar variabel,berdasarkan hasil output menunjukkan bahwa variabel atribut produk memilikihubungan positif dengan minat beli ulang dan berpengaruh secara signifikan.Variabel harga memiliki hubungan positif namun berpengaruh secara tidaksignifikan terhadap minat beli ulang dan yang terakhir variabel minat beli ulangmemiliki hubungan positif dan juga berpengaruh secara signifikan terhadaployalitas konsumen. Hasil output LISREL 8.72 juga menunjukkan nilai loadingfactor (λ) pada tiap indikator. Berdasarkan nilai loading factor (λ) menunjukkanfaktor rasa paling berpengaruh terhadap variabel atribut produk dan faktor hargayang terjangkau paling berpengaruh terhadap variabel harga.
PENGARUH MINAT BELI ULANG TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRINK
(STUDI KASUS CMP BOTANI SQUARE BOGOR)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD
H24063283
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Judul Skripsi : Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas Konsumen
Cimory Yoghurt Drink (Studi Kasus CMP Botani Square Bogor)
Nama : Mohammad Akmal Musaddad
NIM : H24063283
Menyetujui,
Pembimbing
Dra. Siti Rahmawati, M.Pd.
NIP 19591231 1986012003
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc.
NIP 19610123 1986011002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 27 April 1988. Penulis merupakan
anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Irfan, S.Pd. dan Ibu
Ma’shumah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di RA Manbail Futuh Beji Jenu Tuban
pada tahun 1994, lalu melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Manbail Futuh Beji
Jenu Tuban. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Tuban dan melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Darul Ulum 2 Jombang dan masuk dalam prog ram IPA pada
tahun 2003. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI dan pada tahun 2007 penulis diterima di program mayor Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menj adi anggota Uni Konservasi
Fauna pada tahun 2006 sampai 2007. Pada tahun 2006 sampai tahun 2009 penulis
aktif menjadi pengurus Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) IKALUM. Selain
itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan kampus sebagai Ketua
Komisi IV Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FEM periode 2008/2009 serta
anggota FEMous Theatre pada tahun 2008 -2010. Penulis juga pernah melakukan
magang di Kantor Pemasaran Krakatau Steel, Jakarta pada tahun 2008.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolonganNya sehingga
penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Minat Beli Ulang Terhadap Loyalitas
Konsumen Cimory Yoghurt Drink dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada:
1. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu,
motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi
ini.
2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS. dan Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku
dosen penguji atas saran dan masukannya kepada penulis.
3. Bapak Donny selaku Unit Manager Cimory Resto Puncak Bogor yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Cimory
Milk Plus Botani Square Bogor dan atas kesediaannya untuk melakukan
wawancara dan memberikan informasi yang berarti bagi penulis.
4. Seluruh staf pendidik dan tenaga kependidikan Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogo r.
5. Kedua orang tuaku (Bapak dan Ibu) , adik-adikku (Khudin, Roin, Atin) dan
seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa restu, semangat dan kasih
sayang kepada penulis serta Nuning Indriyashari atas kasih sayang, perhatian,
doa, dukungan dan motivasinya.
6. Rekan satu bimbingan, untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan
konsultasi skripsi, sahabat-sahabat Jong’s untuk keceriaan dan kebersamaannya
selama ini, seluruh rekan manajemen 43 untuk persahabatan selama empat
tahun di masa perkuliahan, teman-teman IKALUM dan teman-teman SAWIT
2008-2009 serta penghuni kosan H. Azhar Balebak.
v
7. Pegawai CMP Botani Square Bogor, untuk kerjasama dan bantuannya selama
proses penyebaran kuesioner.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang
lebih baik lagi.
Bogor, April 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ................................ ................................ .................... iii
KATA PENGANTAR ................................ ................................ ................. iv
DAFTAR ISI ................................ ................................ ............................... vi
DAFTAR TABEL ................................ ................................ ...................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................ ................................ ................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................ ................................ ............... x
I. PENDAHULUAN ................................ ................................ .................... 1
1.1. Latar Belakang ................................ ................................ ................... 11.2. Rumusan Masalah ................................ ................................ .............. 51.3. Tujuan Penelitian ................................ ................................ ............... 61.4. Manfaat Penelitian ................................ ................................ .............. 61.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................ ................................ .. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................ ................................ .......... 8
2.1. Pengertian Yoghurt ................................ ................................ ............. 82.1.1 Manfaat Yoghurt ................................ ................................ ....... 82.1.2 Yoghurt Drink ................................ ................................ ........... 9
2.2. Definisi Pemasaran ................................ ................................ ........... 102.3. Bauran Pemasaran ................................ ................................ .............. 112.4. Produk................................ ................................ ................................ . 12
2.2.1 Klasifikasi Produk ................................ ................................ ..... 122.2.2 Atribut Produk ................................ ................................ .......... 14
2.5. Harga ................................ ................................ ................................ . 152.5.1 Tujuan Penetapan Harga ................................ ............................ 152.5.2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan
Harga ................................ ................................ ......................... 162.6. Minat Beli Ulang................................ ................................ ................. 172.7. Loyalitas ................................ ................................ ............................ 18
2.7.1 Jenis Loyalitas ................................ ................................ ........... 202.7.2 Tahap-Tahap Loyalitas ................................ .............................. 21
2.8. Structural Equation Modeling (SEM) ................................ ................. 212.8.1 Variabel dalam SEM ................................ ................................ .. 222.8.2 Model SEM ................................ ................................ ............... 222.8.3 Evaluasi Kesesuaian Model ................................ ....................... 25
2.9. Skala Likert ................................ ................................ ........................ 272.10. Penelitian Terdahulu ................................ ................................ ........ 282.11. Hipotesis Penelitian ................................ ................................ ......... 30
vii
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................ ............................ 32
3.1. Kerangka Pemikiran ................................ ................................ ........... 323.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................ ............................... 333.3. Jenis dan Sumber Data ................................ ................................ ....... 333.4. Jumlah Data dan Metode Penarikan Sampel ................................ ....... 343.5. Metode Pengumpulan Data ................................ ................................ . 353.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ ................ 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ .............................. 39
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................ ............................. 394.2. Gambaran Produk Cimory Yoghurt Drink ................................ ........... 414.3. Karakteristik Responden ................................ ................................ ..... 42
4.3.1 Jenis Kelamin Responden ................................ .......................... 424.3.2 Tingkat Usia Responden ................................ ............................ 434.3.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ................................ ... 434.3.4 Status Pernikahan Responden ................................ .................... 444.3.5 Pekerjaan Responden ................................ ................................ 444.3.6 Pendapatan Rata-rata Responden Tiap Bulan ............................. 454.3.7 Domisili Responden ................................ ................................ .. 46
4.4. Tingkat Penilaian Responden Terhadap Variabel Laten ...................... 464.4.1 Atribut Produk ................................ ................................ .......... 464.4.2 Harga ................................ ................................ ........................ 494.4.3 Minat Beli Ulang ................................ ................................ ....... 514.4.4 Loyalitas Konsumen ................................ ................................ .. 52
4.5. Hasil dan Interpretasi Data ................................ ................................ . 544.5.1 Analisis SEM ................................ ................................ ............ 544.5.2 Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten ................ 59
4.6. Implikasi Manajerial ................................ ................................ ........... 63
KESIMPULAN DAN SARAN ................................ ................................ .... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ................... 68
LAMPIRAN ................................ ................................ ................................ . 70
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perbandingan Kandungan Unsur -unsur Utama Susu dan Yoghurt ....... 22. Top Brand Index Produk Susu Cair Siap Minum di Indonesia
Tahun 2009 dan 2010 ................................ ................................ .......... 23. Indeks Pengujian Kelayakan Model ................................ .................... 264. Kriteria Skor Rataan Akhir ................................ ................................ . 285. Penilaian Responden Mengenai Produk ................................ .............. 476. Penilaian Responden Mengenai Harga ................................ ................ 507. Penilaian Responden Mengenai Minat Beli Ulang .............................. 518. Penilaian Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan .......................... 539. Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktural ................................ ..... 5610. Koefisien Parameter dan Nilai t-value Model Struktural ..................... 5711. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel
Indikator ................................ ................................ ............................. 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Siklus Pembelian ................................ ................................ ............... 192. Bagan Empat Jenis Loyalitas ................................ ............................. 203. Model Struktural ................................ ................................ ............... 234. Kerangka Hipotesis Penelitian ................................ ........................... 305. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................ .......................... 346. Path Diagram (Diagram Alur) ................................ ........................... 377. Struktur Organisasi PT Cimory Tahun 2010 ................................ ...... 418. Produk Cimory Yoghurt Drink ................................ ........................... 429. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 4210. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................ ....... 4311. Karakteristik Responden Berdasarkan Pen didikan Terakhir ............... 4412. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ................... 4413. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................... 4514. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ........... 4515. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ................................ . 4616. Nilai Standardized Estimate Model Struktural Modifikasi ................. 5517. Nilai t-value Persamaan Model Struktural Modifikasi ........................ 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Uji Validitas Kuesioner ................................ ............................ 702. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ................................ ....................... 733. Kuesioner Penelitian ................................ ................................ .......... 754. Hasil Perhitungan Pengukuran Sikap ................................ ................. 775. Output Program Simplis LISREL Model Struktural Modifikasi ......... 80
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, maka teknologi pengolahan susu
juga semakin berkembang. Pengolahan susu tersebut merupakan suatu bentuk
upaya agar susu dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama karena sifat
dasar susu yang perishable atau mudah rusak. Oleh sebab itu, saat ini
masyarakat tidak hanya bisa menikmati susu dalam bentuk susu murni
melainkan bisa menikmatinya dalam berbagai macam bentuk produk turunan
susu. Salah satu produk turunan dari susu adalah yoghurt. Yoghurt adalah
hasil dari proses fermentasi susu dengan penambahan bakteri asam laktat
diantaranya adalah Lactobacillus bulgaricus, Strptococcus thermophillus, dan
Lactobacillus casei. Bakteri-bakteri ini mampu menguraikan gula susu
(laktosa) menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt
rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt
berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu
dan lansia1.
Kandungan gizi antara yoghurtdan susu juga tidak jauh beda, tetapi
karena telah melalui proses fermentasi ada beberapa zat gizi yang
kandungannya lebih tinggi pada yoghurt seperti vitamin B1, vitamin B2, serta
beberapa jenis asam amino penyusun protein. Tabel 1 di bawah menunjukkan
perbandingan nilai dari unsur-unsur utama antara susu dan yoghurt.
Begitu tingginya nilai gizi yang terdapat pada yoghurt memberikan
manfaat yang besar bagi tubuh. Beberapa manfaat mengkonsumsi yoghurt
adalah menjaga kesehatan pencernaan, membantu pembentukan tulang kuat,
serta proteinnya membantu fungsi hati. Disamping itu, yoghurt memiliki
kelebihan lain yaitu aman bagi perut dan tidak menyebabkan gangguan pada
perut karena memiliki PH 4 sedangkan perut memiliki PH 1 serta aman
dikonsumsi meskipun dalam kondisi maag.
1 Kandungan Gizi Yoghurt Lebih Tinggi Dari Susu. 10 April 2010. http://www.suaramedia.com.[30 September 2010]
2
Tabel 1. Perbandingan Kandungan Unsur-unsur Utama Susu danYoghurt
Unsur utamaSusu Yoghurt a
Susumurni
Sususkim
Full fat Low fatLow
fat/fruitGreekstyle
Air (g) 87,8 91,1 81,9 84,9 77,0 77,0Energy (kcal) 66 33 79 56 90 115Protein (g) 3,2 3,3 5,7 5,1 4,1 6,4Lemak (g) 3,9 0,1 3,0 0,8 0,7 9,1Karbohidrat(g)
4,8 5,0 7,8 7,5 17,9 NR
Kalsium (mg) 115 120 200 190 150 150Fosfor (mg) 92 95 170 160 120 130Sodium (mg) 55 55 80 83 64 NRPotassium(mg)
140 150 280 250 210 NR
Zinc (mg) 0,4 0,4 0,7 0,6 0,5 0,5a) Tingkat gizi pada yoghurt buah bervariasi tergantung jenis buah dan stabilizerSumber: Tamime dan Robinson, 1999
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produsen pengolah susu skala
besar dan sedang yang terdaftar pada tahun 2007 menunjukkan jumlah yang
tidak sedikit yakni sebanyak 37 perusahaan. Benyaknya perusahaan tersebut
menjadikan banyak merek-merek beredar di pasaran dan masing -masing
memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan di
industri pembuatan yoghurt semakin ketat. Beberapa merek yoghurt yang
beredar di pasaran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Top Brand Index Produk Susu Fermentasi Siap Minum diIndonesia Tahun 2009 dan 2010
Tahun 2009 Tahun 2010
Merek ProdukTop BrandIndex (%) Merek Produk
Top BrandIndex (%)
Yakult 81,4 Yakult 85,5Vitacharm 8,0 Vitacharm 5,9
Activia 4,0 Activia 2,3Calpico 1,9 Calpico 2,1Queen 0,6 Yoghurt Mella 1,2
Yo-Lite 0,5Bio kul 0,4
Sumber : Frontier Consulting Group, 2010
Berdasarkan Tabel 2 di atas, selama dua tahun terakhir merek Yakult
masih mendominasi dan menjadi pemimpin pasar produk minuman susu
fermentasi. Hal ini dikarenakan Yakult merupakan pelopor minuman
3
prebiotik dan telah memiliki pasar yang luas serta konsumen yang loyal
tentunya. Merek-merek lain tentunya selalu berupaya agar setidaknya dapat
bertahan di pasaran dan masuk dalam nominasi Top Brand. Persaingan yang
sangat ketat terbukti dengan tidak adanya merek Queen, Yo Lite, dan Bio kul
pada tahun 2010 dan muncul merek lain yaitu Yoghurt Mella.
Kondisi pasar yang penuh dengan persaingan menuntut setiap
perusahaan untuk selalu melakukan langkah -langkah strategis yang tepat. PT
Cimory merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang ditengeh
persaingan industri pengolahan susu yang masih diku asai oleh beberapa
merek lama dan telah dikenal luas oleh masyarakat. Sejak pertama kali
berkecimpung di industri yoghurt pada tahun 2006, Cimory menggunakan
merek Yo-Lite Yoghurt Drink Cimory namun karena BPOM RI melarang
menggunakan merek dagang tersebut maka Cimory merubahnya menjadi
Cimory Yoghurt Drink . Produk tersebut merupakan salah satu produk
unggulan dari Cimory selain produk susu pasteurisasi dan produk-produk
olahan susu lainnya.
Faktor usia perusahaan yang masih sangat muda menjadikan PT
Cimory belum mampu menandingi para pesaing dalam hal pemasaran
produk. PT Cimory sampai saat ini hanya mengandalkan promosi below the
line yang tentu saja belum mampu menyaingi para pesaing dengan anggaran
iklan yang sangat besar. Salah satu upaya PT Cimory untu k bertahan dalam
persaingan industri yoghurt adalah dengan cara menjaga para konsumennya
yang telah loyal agar tidak beralih kepada produk pesaing. Faktor loyalitas
menjadi aspek yang sangat penting karena loyalitas dapat menjadi kekuatan
perusahaan dalam mendapatkan pangsa pasar dan tentunya imbalan laba bagi
perusahaan. Namun bukan perkara yang mudah dalam hal menciptakan
loyalitas konsumen, butuh perjuangan ekstra untuk membuat seorang
konsumen menjadi loyal kepada sebuah produk atau layanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
Bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis
terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
4
diinginkannya di pasar sasaran 2. Elemen dalam bauran pemasaran yang biasa
dikenal dengan istilah “empat P” yakni product, price, place, dan promotion
dapat menjadi acuan bagi suatu perusahaan untuk melakukan strategi
pemasaran agar sukses dalam persaingan. Syarat yang harus dipenuhi oleh
suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha
mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan konsumen yang
telah loyal3.
Salah satu cara untuk mempertahankan konsumen adalah dengan
menitikberatkan pada tingkat kepuasan konsumen terhadap elemen bauran
pemasaran. Kepuasan terbentuk apabila kinerja dari produk melebihi
ekspektasi atau harapan dari pembeli. Jika konsumen merasa puas, ia akan
memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang di
masa yang akan datang.
PT Cimory selalu berusaha agar konsumennya merasakan kepuasan
terhadap produk yang dikeluarkan salah satunya Cimory Yoghurt Drink .
Meskipun kepuasan konsumen diperlukan bagi kesuksesan bisnis, namun itu
saja belum cukup untuk membangun atau membentuk basis konsumen yang
loyal. Loyalitas konsumen dapat dicapai ketika konsumen tersebut setidaknya
memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang meskipun belum pasti
melakukan pembelian ulang yang nyata.
Semua perusahaan pasti akan fokus dalam menjaga bauran pemasaran
yang ada agar dapat sukses di dalam pasar begitu juga yang dilakuka n oleh
PT Cimory. Elemen bauran pemasaran PT Cimory diantaranya adalah
product (produk) dan price (harga). Produk Cimory Yoghurt Drink
merupakan salah satu produk unggulan PT Cimory yang memiliki kualitas
baik. Motto “Sehat Itu Enak” merupakan wujud komit men Cimory yang
mengutamakan kualitas produk khususnya dari segi rasa yang enak karena
semakin bagus kualitas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan, akan
semakin tinggi kepuasan yang dirasakan sehingga mempengaruhi minat
pembelian ulang oleh konsumen. Bauran pemasaran selanjutnya adalah harga
yang juga sangat menentukan keberhasilan PT Cimory dalam memasarkan
2 Kotler dan Amstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran3 Levitt dalam Tjiptono. 2008.
5
produknya. Cimory Yoghurt Drink dijual dengan harga berkisar antara Rp
5.800,00 sampai dengan Rp 6.000,00 per botol dengan ukuran 250 ml. Harga
yang ditetapkan PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink tergolong
tinggi dibandingkan dengan harga produk serupa dari para pesaing namun hal
tersebut masih sebanding dengan kualitasnya.
Kedua elemen bauran pemasaran tersebut nantinya akan menjadi
pertimbangan dalam perilaku pembelian konsumen. Ketika kinerja dari
elemen bauran pemaran tersebut sesuai dengan ekspektasi konsumen atau
bahkan melebihi maka hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat
kepuasan konsumen yang nantinya akan timbul minat untuk melakukan
pembelian ulang pada masa yang akan datang. Apabila konsumen telah
memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang pada masa yang akan
datang maka kemungkinan untuk melakukan pembelian nyata akan semakin
besar dan itu akan berdampak pada loyalitas konsumen terhadap produk
tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
PT Cimory merupakan salah satu perusahaan pengolah susu yang
berada di Bogor dengan salah satu produknya yakni Cimory Yoghurt Drink .
Sebagai perusahaan yang masih terbilang muda, PT Cimory selalu beru saha
agar dapat sukses di dalam menjalankan bisnisnya di tengah -tengah
persaingan industri yoghurt saat ini. Sampai saat ini PT Cimory memasarkan
Cimory Yoghurt Drink ke berbagai modern retail serta counter -counter resmi
milik Cimory yakni Cimory Dairy Sho p dan Cimory Milk Plus (CMP).
Cimory Milk Plus merupakan counter -counter Cimory yang menyajikan
aneka milk shakes, yoghurt shakes, dan Cimory Fresh Milk serta Cimory
Yoghurt Drink. Pada awalnya PT Cimory memiliki dua buah outlet CMP
yang berada di kota Bogor yakni CMP Botani Square dan CMP Ekalokasari
Plaza. Namun dalam perkembangannya, CMP Ekalokasari Plaza ditutup oleh
manajemen PT Cimory karena sepi pembeli. Sebagai satu -satunya counter
CMP yang masih ada si kota Bogor, CMP Botani Square perlu melakukan
identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memiliki minat beli
ulang pada masa yang akan datang. Apabila konsumen telah memilki minat
6
beli ulang pada masa yang akan datang, maka potensi timbulnya loyalitas
konsumen juga akan semakin tinggi.
Oleh karena itu identifikasi terhadap faktor -faktor yang mempengaruhi
minat beli ulang konsumen Cimory Yoghurt Drink di CMP Botani Square
Bogor merupakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui seberapa besar
pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen. Berdasark an uraian di atas tentang
arti penting minat beli ulang dalam membentuk konsumen yang loyal pada
produk Cimory Yoghurt Drink serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat
beli ulang dilihat dari dua elemen bauran pemasaran, maka permasalahan
yang akan dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh atribut produk dan harga terhadap minat beli ulang
produk Cimory Yoghurt Drink?
2. Faktor apakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap minat beli
ulang produk Cimory Yoghurt Drink?
3. Bagaimana pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen produk
Cimory Yoghurt Drink?
1.3. Tujuan Penelitaian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh atribut produk dan harga terhadap minat beli ulang
produk Cimory Yoghurt Drink .
2. Menganalisis faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink .
3. Menganalisis pengaruh minat beli ulang terhadap loyalitas konsumen
produk Cimory Yoghurt Drink .
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada
perusahaan mengenai faktor -faktor yang berpengaruh terhadap minat
pembelian ulang produk Cimory Yoghurt Drink dan dampaknya terhadap
loyalitas konsumen produk tersebut, sehingga perusahaan dapat menyusun
strategi pemasaran yang tepat. Bagi pihak lainnya, penelitian ini bermanfaat
7
sebagai pengetahuan dalam memperluas wawasan, bahan masukan dan
informasi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Analisis pada penelitian ini terbatas pada identifikasi faktor -faktor
yang mempengaruhi minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink dan
pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen produk Cimory Yoghurt Drink .
Faktor-faktor terbatas pada elemen bauran pemasaran yakni pr oduk dan
harga. Elemen place (tempat) tidak disertakan karena pengambilan sampel
hanya terbatas pada CMP Botani Square sedangkan elemen promotion
(promosi) tidak disertakan karena PT Cimory tidak melakukan program
promosi secara langsung. Sampel yang digunakan sebagai responden dalam
penelitian ini terbatas pada konsumen yang berkunjung ke Cimory Milk &
Yoghurt Plus (CMP) Botani Squar e Bogor yang telah melakukan pembelian
produk Cimory Yoghurt Drink sebanyak lebih dari dua kali.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Yoghurt
Istilah yoghurt berasal dari bahasa turki yaitu yoğurt yang diambil dari
kata sifat yogun berarti padat dan tebal4. Yoghurt dikenal sebagai salah satu
produk susu olahan yang menggunakan proses fermentasi susu deng an
bakteri sebagai starter. Jenis bakteri seperti Bifidobacterium dan
Lactobacillus yang digunakan dalam yoghurt digolongkan sebagai probiotik
yang juga termasuk dalam komponen dalam pangan fungsional. Bakteri
pada yoghurt merupakan bakteri yang ditambahka n di luar kandungan gizi
yang telah terdapat pada susu. Yoghurt yang memiliki kandungan probiotik
yaitu adanya kandungan bakteri yang hidup pada bahan pangan dapat
menurunkan jumlah bakteri yang merugikan di dalam saluran pencernaan 5.
2.1.1 Manfaat Yoghurt
Berikut beberapa manfaat yoghurt yang diuraikan dr. Carmen. M.
Siagian, MS, Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Indonesia, Jakarta6.
1. Membantu penderita lactose intolerance.
Lactose intolerance adalah kondisi dimana penderita mengalami diar e
setiap kali minum susu. Penyebabnya adalah defisiensi atau kekurangan
enzim pencerna laktosa. Sehingga setiap kali minum susu, butiran
laktosanya akan tertinggal di permukaan lubang usus halus dan menyerap
air dari sekitarnya yang kemudian memunculkan di are. Dalam yoghurt,
laktosa susunya sudah dipecah oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus
melalui proses fermentasi, hingga mudah diserap tubuh. Itulah mengapa
yoghurt amat disarankan sebagai pengganti susu bagi orang atau anak
yang tidak mampu mencerna lakt osa dengan baik.
2. Degradasi kolesterol
4 Wikipedia. 2010. Yoghurt. http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt . [ 14 Desember 2010]5 Silalahi, J. 2001. Manfaat dan Khasiat Probiotik untuk Mencegah Penyakit.
http://www.kompas.com/pojok_khusus_kontribusi_prebiotik.htm . [20 Desember 2010]6 Aneka Khasiat dan Manfaat Yoghurt. 2010. http://id.shvoong.com/medichine -and-
health/nutrition/1928783-aneka-khasia-manfaat-yoghurt/ [14 Desember 2010]
9
Penelitian pada beberapa orang yang mengonsumsi yoghurt secara teratur
dalam jumlah dan waktu tertentu ternyata menunjukkan jumlah
kolesterol dalam serum darahnya menurun. Mekanisme penurunan
kolesterol ini bisa terjadi karena bakteri asam laktat yang ada dalam
yoghurt dapat mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol. Coprostanol
ini merupakan zat yang tak dapat diserap oleh usus. Berkat yoghurt,
coprostanol dan sisa kolesterol dikeluarkan bersama -sama tinja. Sebuah
laporan mengenai hal ini memaparkan bahwa penurunan kolesterol oleh
bakteri Lactobacillus dapat mencapai kisaran 27-38 persen.
3. Menghambat patogen
Flora usus pengonsumsi yoghurt terbukti sulit ditumbuhi kuman -kuman
patogen atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan kata
lain, mengonsumsi yoghurt secara teratur dapat membantu menjaga
kesehatan saluran pencernaan.
4. Menetralisir antibiotik
Mengonsumsi antibiotik memang berfungsi mematikan kuman, namun ia
tidak pandang bulu mana kuman yang perlu dibunuh d an mana yang
sebetulnya tidak perlu dimusnahkan.
5. Antikanker saluran cerna
Bakteri-bakteri yang berperan dalam yoghurt dapat mengubah zat-zat
prekarsinogenik (zat-zat pemicu kanker) yang ada dalam saluran
pencernaan, hingga mampu menghambat terjadinya kank er
6. Mencegah jantung koroner
Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus yang terdapat dalam
yoghurt, akan menghasilkan asam folat dan vitamin B kompleks, kedua
vitamin ini berguna mencegah munculnya penyakit jantung koroner
2.1.2 Yoghurt Drink
Yoghurt jenis cair yang dikategorikan sebagai minuman yoghurt pada
umumnya telah disterilisasi atau dipasteurisasi untuk memperpanjang masa
simpannya. Selain itu, bakteri yang terdapat dalam yoghurt drink tidak aktif
namun, minuman yoghurt memiliki nutrisi dan metabo lit-metabolit hasil
fermentasi yang berguna bagi kesehatan tubuh. Yoghurt drink memiliki
10
berbagai variasi rasa seperti rasa buah dan plain sehingga dapat
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap produk yoghurt yang
memiliki cita rasa asam (Sari, 2007).
Minuman yoghurt memiliki daya cerna yang tinggi bagi tubuh
dibandingkan susu. Yoghurt dapat dicerna hampir 90 persen dalam waktu
satu jam setelah dikonsumsi sedangkan susu hanya 25 –30 persen dapat
dicerna oleh tubuh manusia (Gunawan, 2009). Minuman yoghurt yang
dikonsumsi secara rutin dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dalam
saluran pencernaan manusia. Hal tersebut menjadikan kesehatan lebih prima
dan awet muda karena adanya aktivitas bakteri asam laktat selama proses
fermentasi susu yang meningkatkan k andungan gizi yoghurt yaitu vitamin
B1, B2, B3, B6, asam folat, asam pantotenat dan biotin (Gunawan, 2009).
Minuman yoghurt juga dapat dikonsumsi bagi penderita maag, karena
rasa asam pada minuman yoghurt tidak berbahaya dan didukung dengan
adanya kandungan bakteri baik dalam minuman yoghurt tersebut. Selain itu,
minuman yoghurt juga sangat dianjurkan bagi penderita intolerasi laktosa
karena laktosa susu yang ada telah berkurang akibat proses fermentasi susu
oleh bakteri (Gunawan, 2009). Minuman yoghurt dianjurkan untuk
dikonsumsi satu gelas sehari, jika lebih dari itu maka akan menyebabkan
diare.
2.2. Definisi Pemasaran
Pemasaran dari sudut pandang manajerial adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga promosi, dan distribusi gagasan,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan
individu dan organisasi (American Marketing Association dalam Belch,
2000). Sedangkan menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses
sosial yang melibatkan individu dan kelompok untuk m endapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan pihak lain.
Keegan (2002) memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai
pemasaran, dalam bukunya Keegan menyebutkan pemasaran adalah proses
11
memfokuskan sumber daya dan tujuan organisasi pada peluang lingkungan
dan kebutuhan.
2.3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran
taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan re spons
yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008).
Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha (2001), bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan. Keempat variabe l tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Product (Produk)
Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuha n atau
keinginan pasar yang bersangkutan.
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya
beli pasar.
2. Price (Harga)
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk
barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga me rupakan
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan (Tjiptono, 2008).
3. Place (Tempat atau distribusi)
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat dibutuhkan), dengan kata lain proses distribusi
12
merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah
produk dan memperlancar arus saluran pemasaran (Tjiptono, 2008).
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menonjolkan keistimewaan -keistimewaan yang dilakukan dan
membujuk konsumen sasaran agar membelinya (Kotler, 2005). Menurut
Nickels dalam Swastha (2001), promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
2.4. Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan (Tjiptono, 2008).
Menurut Stanton dalam Swastha (2001), produk adalah suatu sifat
yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhannya. Produk dapat juga didefinisikan sebagai
sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan (Kotler dan Keller, 2006).
2.4.1 Klasifikasi Produk
Strategi produk merupakan unsur yang paling penting di dalam
strategi marketing mix, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang
lainnya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran
pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi
persaingan. Menurut Assauri (2004), produk yang dibeli konsumen dapat
dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
13
1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yan g sesungguhnya dari produk
yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk
tersebut.
2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai
produk tersebut.
3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berb agai
jasa yang menyertainya.
Pada bidang pemasaran, produk dapat diklasifikasikan menurut dasar
yang berbeda-beda. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat
dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.
1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan
fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam
barang, yaitu:
a. Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang bi asanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian;
b. Barang tahan lama, merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih.
2. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual (Tjiptono, 2008).
Barang konsumsi adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan
konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga). Barang konsumsi
dapat diklasifikasikan menjadi tiga g olongan yaitu:
1. Barang konvenien
Barang konvenien merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu
segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum .
14
2. Barang shopping
Barang shopping adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif
yang tersedia.
3. Barang spesial
Barang spesial adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat
dibeli di tempat tertentu saja, contoh: barang-barang mewah.
4. Unsought Goods
Unsought Goods adalah barang-barang yang belum diinginkan oleh
konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat
membelinya.
2.4.2 Atribut produk
Atribut produk adalah unsur -unsur produk yang dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian
(Tjiptono, 2008). Sedangkan menurut Simamora (2001), atribut produk
adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat membeli
produk. Atribut produk merupakan sifat -sifat produk yang menjamin agar
produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan
oleh pembeli.
Menurut Garvin dalam Tjiptono (2008), dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap produk, konsumen umumnya mengacu pada berbagai
faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap suatu produk manufaktur antara lain meliputi:
1. Performance (kinerja), hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan
pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Features (ciri-ciri atau keistimewaan tambahan) , yaitu aspek performansi
yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan -
pilihan produk dan pengembangannya.
3. Reliability (kehandalan), hal yang berkaitan dengan prob abilitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali
digunakan dalam periode tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
15
4. Conformance (kesesuaian dengan spesifikasi) , hal ini berkaitan dengan
tingkat kesesuaian terhadap spesifikas i yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan keinginan pelanggan.
5. Durability (daya tahan), yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa
ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
6. Servicebility, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan pelayanan untuk
perbaikan barang.
7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai
nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi atau
refleksi dari preferensi individual.
8. Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagai yang berkualitas.
2.5. Harga
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, et.al., 2001). Agar dapat sukses
dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus
mengintegrasikannya dulu dengan keputusan -keputusan sebelumnya, yaitu
dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini
dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten,
terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
2.5.1 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Tjiptono (2004), ada empat hal yang menjadi tujuan
penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan berorientasi pada laba
Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba
yang maksimum.
2. Tujuan berorientasi pada volume
Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai targ et volume penjualan, nilai
penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar.
16
3. Tujuan berorientasi pada citra
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat
dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.
4. Tujuan stabilisasi harga
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan
dan harga pemimpin industri.
5. Tujuan-tujuan lainnya
Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan
ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
2.5.2 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam PenetapanHarga
Menurut Tjiptono (2004), ada dua faktor yang harus dipertimbangkan
oleh perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa yaitu:
1. Faktor internal perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, yang meliputi:
a. Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam p enetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa
pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas,
mengatasi persaingan, melaksanakan t anggung jawab sosial, dan lain -
lain.
b. Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu,
harga perlu dikoordinasikan dan saling me ndukung dengan bauran
pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus
ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena
17
itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan
biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.
2. Faktor eksternal perusahaan
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan, yaitu:
a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan semp urna, persaingan
monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah
pentingnya ialah elastisitas permintaan.
b. Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada
jenis pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya,
ada empat jenis pasar, antara lain:
1) Pasar Persaingan Murni (Pure Competition), yaitu pasar yang
terdiri dari banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan
komoditas yang seragam.
2) Pasar Persaingan Monopoli (Monopolistic Competition), yaitu
pasar yang terdiri dari banyak pemb eli dan penjual yang berdagang
pada kisaran harga tertentu, bukan pada satu harga pasar.
3) Pasar Persaingan Oligopoli (Oligopolistic Competition), yaitu pasar
yang terdiri dari sedikit penjual yang sangat sensitif pada penetapan
harga dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pesaing.
4) Pasar Monopoli Murni (Pure Monopoly), yaitu pasar yang hanya
ada satu penjual saja.
2.6. Minat Beli Ulang
Minat pembelian ulang adalah perilaku yang muncul sebagai respon
terhadap objek. Minat pembelian ulang menunjukkan keinginan pelanggan
untuk melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang.
Perilaku pembelian ulang seringkali dihibungkan dengan loyalitas
merek. Akan tetapi, ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas untuk
mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku
18
pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang
sama secara berulang kali (Tjip tono, 2004)
Menurut Kapferer dalam Tjiptono (2004), perilaku pembelian ulang
(repeat purchasing behaviour) bisa dijabarkan menjadi dua kemungkinan,
yakni loyalitas dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek
(brand sensitivity) yang didefinisikan sebagai “sejauh mana nama merek
memainkan peranan kunci dalam pemilihan alternatif dalam kategori produk
tertentu.” Sensitivitas merek dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan antar
merek dan tingkat keterlibatan konsumen dalam kategori produk. Perilaku
pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang kuat dikategorikan
sebagai loyalitas, dimana konsumen cenderung mem beli ulang merek yang
sama dan menganggap pilihan merek sangat penting baginya. Sebaliknya
pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang lemah dikategorikan
sebagai inersia, yakni konsumen cenderung membeli ulang merek yang
sama, namun ia tak menganggap nama merek itu penting, karena ia tidak
bisa membedakan berbagai merek yang ada dan tidak terlibat secara
intensif dalam pemilihan kategori produk.
Seorang pemasar akan berusaha keras untuk mengukur minat
melakukan pembelian dari konsumen, serta me ngetahui faktor-faktor apa
saja yang harus mempengaruhi minat tersebut.
2.7. Loyalitas
Loyalitas pelanggan merupakan komitmen yang mendalam dari
pelanggan terhadap suatu produk, layanan, merek, atau peruasahaan (Oliver,
1999). Menurut Bowen dan Chen (2001), terdapat tiga konseptual perspektif
mengenai loyalitas untuk mendefinisikan loyalitas pelanggan: perspektif
perilaku (behavioural perspective), perspektif sikap (attitudinal perspective)
dan perspektif komposit (composite perspective).
Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku
daripada sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan
perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang
diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan
keputusan (Griffin, 2005).
19
Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian.
Pembeli pertama kali akan bergerak melalui lima langkah: pertama,
menyadari produk, dan kedua, melakukan pembelian awal. Kemudian,
pembeli bergerak melalui dua tahap pembentukan sikap, yang satu disebut
“evaluasi pasca-pembelian” dan yang lainnya disebut “keputusan membeli
kembali”. Bila keputusan membeli kembali telah disetujui, langkah kelima,
pembelian kembali, akan mengikuti. Urutan dari pembelian, evaluasi pasca -
pembelian, dan keputusan membeli kembali, dengan demikian membentuk
lingkaran pembelian kembali yang berulang beberapa kali atau beberapa
ratus kali, selama terjalin hubungan antara pelanggan dengan perusahaan
dan produk serta jasanya (Griffin, 2005).
Gambar 1. Siklus Pembelian
Menurut Yanovitch (2007), ada empat kebiasaan yang dapat
membangun loyalitas yaitu:
1. Melihat melalui lensa pelanggan
Organisasi harus dapat meyakinkan pelanggan bahwa organisasi tersebut
benar-benar peduli karena pelanggan m emiliki pilihannya sendiri dimana
mereka dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Memperhatikan lingkungan fisik
Apapun yang pelanggan lihat, dengar, rasakan, dan sentuh
mempengaruhi pengalaman yang mereka dapat. Apabila lingkungan fisik
dari organisasi terkondisikan dengan baik maka pengalaman pelanggan
Lingkaranpembelian kembali
Kesadaran Pembelian awal
20
terhadap perusahaan juga akan positif dan hal tersebut akan berpengaruh
positif terhadap loyalitas pelanggan.
3. Melebihi ekspektasi pelanggan
Memenuhi ekspektasi pelanggan mungkin dapat memuaskan mereka,
tapi itu saja tidak cukup untuk membangun loyalitas mereka untuk selalu
datang kembali. Sebuah organisasi harus dapat melebihi ekspektasi
pelanggannya sehingga pelanggan akan merasa bernilai dan dihargai.
4. Membuat urusan bisnis dengan pelanggan menjadi mudah
Banyak prosedur dan sistem yang didesain oleh organisasi memberikan
kesulitan untuk pelanggan (dan juga pegawai) karena biasanya sistem
dan prosedur tersebut dibuat berdasarkan pada lensa organisasi.
2.7.1 Jenis Loyalitas
Menurut Griffin (2005), ada empat jenis loyalitas yait u:
1. Tanpa loyalitas, keterikatan yang rendah disertai dengan pembelian
berulang yang rendah pula.
2. Loyalitas yang lemah, jenis loyalitas dengan keterikatan yang rendah
digabung dengan pembelian berulang yang tinggi. Pelanggan membeli
karena kebiasaan.
3. Loyalitas tersembunyi, jenis loyalitas dimana tingkat preferensi yang
relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah.
Bila pelanggan memiliki loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi dan
bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berula ng.
4. Loyalitas premium, jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi
bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang
yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk
semua pelanggan di setiap perusahaan.
Pembelian berulang
Keterikatanrelatif
Gambar 2. Bagan Empat Jenis Loyalitas (Griffin, 2005)
Tinggi Rendah
Tinggi Loyalitas premiumLoyalitas
tersembunyi
RendahLoyalitas yang
lemahTanpa
loyalitas
21
2.7.2 Tahap-tahap Loyalitas
Menurut Dharmanesta (1999), tahap-tahap loyalitas terbagi menjadi
empat, yaitu:
1. Tahap pertama: loyalitas kognitif, pada tahapan ini konsumen
menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada
suatu merek atas merek lainnya. Jadi loyalitasnya didasarkan pada
keyakinan konsumen terhadap basis informasi yang dicerminkan oleh
kualitas merek. Loyalitas tahap pertama ini bukan merupakan bentuk
loyalitas yang kuat.
2. Tahap kedua: loyalitas afektif, tahap ini berkaitan dengan sikap
konsumen yang didorong oleh kepuasan dan kesukaan konsumen.
Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit berubah karena loyalitasnya sudah
masuk ke dalam benak konsumen sebagai sikap. namun demikian
loyalitas afektif ini masih tetap belum manjamin adanya loyalitas.
Loyalitas tahap ini dicerminkan ole h tingkat kesukaan dan tingkat
kepuasan konsumen.
3. Tahap ketiga: loyalitas konatif, merupakan kondisi konsumen yang loyal
yang dipengaruhi oleh niatan untuk melakukan sesuatu (dimensi konatif)
yang mencakup niat atau komitmen yang tinggi untuk melakukan
pembelian. Jenis komitmen pada tahap ini sudah melampaui loyalitas
afektif. Niat untuk melakukan pembelian ulang dapat dianggap sebagai
tanda awal munculnya loyalitas.
4. Tahap keempat: loyalitas tindakan, yaitu tahap dimana aspek konatif atau
niat melakukan telah mengalami perkembangan, yaitu dikonversi
menjadi perilaku atau tindakan.
2.8. Structural Equation Modeling (SEM)
Menurut Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali dan Fuad (2005),
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan generasi kedua teknik
analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan
antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Model
SEM ini dikembangkan guna menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh
22
model-model analisis sebelumnya yang telah digunakan secara luas dalam
penelitian statistik.
2.8.1 Variabel dalam Structural Equation Modeling
Alat analisis SEM berguna utuk mengetahui keterkaitan hubungan
linier secara simultan variable -variabel indikator yang sekaligus melibatkan
variabel latennya. Penjelasan dari variabel laten dan variabel indikator
adalah sebagai berikut:
1. Variabel laten (latent variable)
Variabel laten merupakan konsep abstrak, misalkan : perilaku, perasaan,
dan motivasi. Variabel laten ini hanya dapat diamati secara tidak
langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati.
Variabel laten dibedakan menjadi dua yaitu variabel eksogen dan
endogen. Variabel eksogen setara dengan variabel bebas, sedangkan
variabel endogen setara dengan variabel terikat. Notasi matematik dari
variabel laten eksogen adalah huruf Yunani (ksi) dan variabel laten
endogen ditandai dengan huruf Yunani (eta).
2. Variabel teramati (observed variable) atau variebel terukur (measured
variable)
Variabel teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur
secara enpiris dan sering disebut sebagai indikator. (Efferin, 2008).
Variabel teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada
metoda penelitian survei dengan menggunakan kuesioner, se tiap
pertanyaan pada kuesioner mewakili sebuah variabel teramati. Variabel
teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari variabel laten eksogen
diberi notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan
dengan variabel laten endogen diberi label Y .
2.8.2 Model Structural Equation Modeling
SEM memiliki dua elemen atau model, yaitu model struktural
(structural equation model) dan model pengukuran (measurement model).
Model struktural menggambarkan hubungan diantara variabel -variabel
laten. Setiap variabel laten mempunyai beberapa ukuran atau variabel
teramati atau indikator. Variabel laten dihubungkan dengan variabel -
23
variabel teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor.
Setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah faktor yang mendasa ri
variabel-variabel terkait.
λ1 λ1
γij
λ2 λ2
ϛ
Gambar 3. Model Struktural
Keterangan:
η = Variabel endogen (laten tak bebas)
ξ = Variabel eksogen (laten bebas)
γij = Besar muatan faktor ξ dalam membentuk η j
ϛ = Tingkat kesalahan yang terjadi pada penghitung an variabel η
λ = Loading factor (koefisien jalur)
Model persamaan struktural dirumuskan sebagai berikut:
η = B η + Г ξ + ϛ ................................ .......................... (1)
Keterangan:
η = vektor variabel laten tak bebas (endogen) berukuran m x l
B = Matriks koefisien variable laten tak bebas (endogen) terhadap
endogen berukuran m x m
ξ = Vektor variabel laten bebas (eksogen) berukuran n x l
Г = Matriks koefisien variabel laten bebas (eksogen) terhadap endogen
berukuran m x n
∑ = Vektor sisaan acak hubungan antara endogen dan eksogen
berukuran m x l
Dimana,
m = Banyaknya variabel laten tak bebas (endogen)
n = Banyaknya variabel laten bebas (eksogen)
X1
X2
ξ η
Y1
Y2
δ1
δ2
ε1
ε2
24
Model selanjutnya adalah model pengukuran dimana variabel -variabel
teramati dihubungkan dengan variabel latennya melalui model panegukuran
yang berbentuk analisis faktor. Model persamaan pengukuran secara umum
adalah sebagai berikut:
y = Λyη + ε ................................ ................................ .. (2)
x = Λxξ + δ ................................ ................................ .. (3)
Keterangan:
y = Vektor variabel indikator bagi variabel laten tak bebas (endogen)
berukuran p x l
x = Vektor variabel indikator bagi variabel laten bebas (eksogen)
berukuran q x l
Λy = matriks koefisien y terhadap endoge n berukuran p x m
Λx = Matriks koefisien x terhadap endogen berukuran q x n
ε = Vektor sisaan pengukuran dari y berukuran p x l
δ = Vektor sisaan pengukuran dari x berukuran q x l
Dimana,
p = Banyaknya variabel indikator bagi variabel laten tak bebas
(endogen)
q = Banyaknya variabel indikator bagi variabel laten bebas (eksogen)
Menurut Ghozali dan Fuad (2005), ada tiga hal yang harus
diperhatikan dalam mengevaluasi model struktural, yaitu: (1) Tanda atau
arah hubungan antara variabel -variabel laten, (2) Signifinsi parameter yang
diestimasi, dan (3) Koefisien determinasi (R 2).
1. Tanda (arah) hubungan antara variabel -variabel laten mengindikasikan
apakah hasil hubungan antara variabel -variabel tersebut memiliki
pengaruh yang sesuai dengan yang dihipotesiskan.
2. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang
sangat berguna mengenai hubungan -hubungan antar variabel laten. Batas
untuk menolak atau menerima suatu hubungan dengan tingkat
signifikansi 5 persen adalah 1,96 (nilai mutlak), dimana apabi la nilai t
terletak di antara -1,96 dan 1,96 maka hipotesis yang menyatakan
adanya pengaruh harus ditolak, sedangkan apabila nilai t lebih besar
25
daripada 1,96 atau lebih kecil daripada -1,96 harus diterima dengan taraf
signifikansi sebesar 5 persen.
3. Koefisien determinasi (R2) pada persamaan struktural mengindikasikan
jumlah varian pada variabel laten endogen yang dapat dijelaskan secara
simultan oleh variabel-variabel laten independen. Semakin tinggi nilai
R2, maka semakin besar variabel -variabel independen tersebut dapat
menjelaskan variabel endogen, sehingga persamaan struktural juga
semakin baik.
2.8.3 Evaluasi Kesesuaian Model
Tujuan dari tahapan evaluasi kesesuaian model adalah untuk
mengevaluasi derajat kesesuaian atau Goodness of Fit (GOF) antara data
dan model. Berikut ini adalah derajat kesesuaian dan cut-off value yang
digunakan untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
1. χ 2 – Chi Square Statictic
Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah
likelihood ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang
baik atau memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah.
2. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk
mengkompensasi chi-square statistic dalam nilai yang besar. Nilai
RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model
diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama
dengan 0,08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang
menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of
freedom.
3. Goodness of Fit Index (GFI)
Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang
dan varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks
populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebua h ukuran non-statistikal
yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0
(perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah
better fit.
26
4. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
AGFI adalah analog dari R 2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu
koefisen yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan.
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI
mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun
AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan pro porsi tertimbang dari
varians dalam sebuah matriks kovarians sampel.
5. CMIN/df
The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan
degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/ df, yang
umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu i ndikator untuk
mengukur tingkat kesesuaian sebuah model. Nilai χ 2 relatif kurang dari
2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit
antara model dan data.
6. Normed Fit Index (NFI)
NFI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan
sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang
direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebua h model adalah
penerimaan ≥ 0,90 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a
very good fit.
7. Comparative Fit Index (CFI)
Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana
semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi
a very good fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90.
Tabel 3. Indeks Pengujian Kelayakan ModelGoodness of Fit Index Cut off value
χ 2 – Chi Square Statictic < chi square tableRMSEA ≤ 0,08GFI ≥ 0,90AGFI ≥ 0,90CMIN/DF ≤ 2,00NFI ≥ 0,90CFI ≥ 0,90
27
2.9. Skala Likert
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yakni
sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Cara penilaian terhadap hasil
jawaban kuesioner dengan skala likert dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
................................ ....................... (8)
Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pernyataan,
kemudian dihitung skor rataan akhir dengan rumus:
................................ .................. (9)
Keterangan:
= Skor rataan pernyataan
fi = Frekuensi yang memilih pernyataan ke -i
n = Jumlah responden yang memilih pernyataan tersebut
= Skor rataan akhir
Skor = 1 : Sangat tidak setuju 4 : Setuju
2 : Tidak setuju 5 : Sangat setuju
3 : Cukup Setuju
Skor rataan akhir yang telah diperoleh selanjutnya akan dibandingkan
dengan kriteria yang akan menentukan penilaian sikap konsumen terhadap
produk, harga, minat beli ulang, dan loyalitas konsumen. Kriteria yang
digunakan adalah dengan rentang skala (RS) dengan menggunakan rumus:
................................ ....................... (10)
Keterangan:
m = Skor tertinggi yang digunakan (skor 5)
n = Skor terndah yang digunakan (skor 1)
b = Jumlah kelas (5 kelas)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,
didapatkan panjang Rentang Skala (RS) dengan jumlah kelas sebanyak lima
28
adalah sebesar 0,8. Selanjutnya kriteria yang diperoleh digunakan untuk
mengukur produk, harga, minat beli ulang, dan loyalitas kons umen. Kriteria
skor rataan akhir dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 4. Kriteria Skor Rataan AkhirNo Skor Rataan Keterangan1 1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju/sangat rendah/sangat buruk2 1,81 – 2,60 Tidak setuju/rendah/buruk3 2,61 – 3,40 Ragu-ragu/cukup tinggi/cukup baik4 3,41 – 4,20 Setuju/tinggi/baik5 4,21 – 5,00 Sangat setuju/sangat tinggi/sangat baik
2.10. Penelitian Terdahulu
Harnasari (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di
Cimory Shop Bogor. Salah satu tujuan dari penelitiannya adalah
menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk Cimory Yoghurt
Drink. Hasil dari penelitian yang menggunakan analisis IPA dan CSI ini
adalah Hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja menunjukkan atribut
yang memiliki peringkat kinerja tertinggi adalah pilihan rasa (3,20). Atribut
yang memiliki peringkat kinerja terendah adalah volume (2,76). Hasil
kuadran IPA menunjukkan bahwa tidak ada atribut yang memiliki prioritas
tinggi untuk segera diperbaiki oleh perusahaan. Namun, atribut yang
memiliki prioritas rendah untuk diperbaiki saat ini adalah rasa asam
yoghurt, kekentalan minuman, kemasan, volume dan harga. Atribut yang
perlu dipertahankan adalah pilihan rasa, kandungan nutrisi dan informasi
produk (label halal, izin BPOM RI dan tanggal kadaluarsa). Perusahaan juga
perlu mempertimbangkan tindakan untuk atribut yang dinilai memiliki
kinerja yang berlebihan yaitu atribut aroma dan merek. Hasil IPA digunakan
untuk mengukur tingkat kepuasan secara keseluruhan kinerja atribut dengan
CSI. Hasil CSI menunjukkan nilai kepuasan pelanggan adalah 74,23 persen
dan berada pada kriteria puas. Kepuasan per atribut tertinggi dimiliki oleh
atribut informasi pada produk (8,5 %) dan kepuasa n atribut terendah
dimiliki oleh atribut volume (6,625 %).
29
Darmawan (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan
Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor. Tujuan dari penelitiannya
adalah: (1) Menganalisis tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya
saing, kualitas pelayanan jasa, dan loyalitas pelanggan Giant Taman Yamin,
(2) Menganalisis pengaruh persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya saing,
kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas p elanggan Giant Taman Yasmin,
(3) Menganalisis variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
loyalitas pelanggan Giant Taman Yasmin. Hasil dari penelitiannya adalah
menunjukkan bahwa tingkat persepsi pelanggan, nilai pelanggan, daya
saing, kualitas pelayanan jasa, dan loyalitas pelanggan di Giant Taman
Yasmin tergolong baik atau tinggi. Analisis SEM menyatakan bahwa
keempat variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan dengan nilai factor loading () dan t-value masing-masing:
persepsi pelanggan sebesar 0,35 (4,03), nilai pelanggan sebesar 0,19 (3,17),
daya saing sebesar 0,24 (3,24), dan kualitas pelayanan jasa sebesar 0,38
(4,29). Variabel kualitas pelayanan jasa memiliki pengaruh paling besar
terhadap loyalitas pelanggan dengan nilai loading factor () sebesar 0,38.
Budi (2010) meneliti tentang pengaruh harga, lokasi dan promosi
terhadap minat pembelian ulang pada Supermarket Glora Jl AR Hakim
Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana faktor
harga, lokasi, dan promosi mempengaruhi minat pembelian ulang pada
Supermarket Glora Jln AR Hakim Medan dan untuk mengetahui faktor yang
paling dominan dalam mempengaruhi minat pembelian ulang pada
supermarket tersebut. Alat analisis yang digunakan dalam penelitia n ini
adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara
simultan variabel harga dan lokasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap minat pembelian ulang pada pelanggan Supermarket Gelora Jln
AR Hakim Medan, sedangkan secara parsial variabel bebas yaitu harga,
lokasi, dan promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
variabel terikat yaitu minat pe mbelian ulang dimana variabel promosi
merupakan variabel yang paling mempengaruhi perpindahan merek.
30
Dwiyanto, et.al. (2008) meneliti tentang faktor -faktor yang
mempengaruhi minat beli ulang produk serta dampaknya terhadap loyalitas
pelanggan. Penelitian ini akan menjelaskan aspek penting dari kualitas
produk, intensitas promosi, harga dan minat beli ulang serta loyalitas
pelanggan pada produk merek “Sakatonik Liver” di kota Semarang. Hasil
model penuh yang cocok yang diperoleh dengan analisis SEM adalah
sebagai berikut: Chi Square= 146,876; probabilitas= 0,122; RMSEA=
0,033; GFI= 0,903; AGFI= 0,870; Cmin/DF= 1,147; TLI= 0,981; CFI=
0,984. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kualitas produk, intensitas
promosi, serta perceived price berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli ulang. Minat beli ulang juga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
2.11. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka
hipotesis yang digunakan adalah:
H1 : Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli ulang.
H2 : Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang.
H3 : Minat beli ulang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas konsumen.
Hipotesis yang disebutkan di atas dapat dijelaskan dengan gambar
tentang kerangka hipotesis pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 . Kerangka Hipotesis Penelitian
H1
H2H3
AtributProduk
Harga
Minat BeliUlang
LoyalitasPelanggan
31
Uji hipotesis dalam SEM langsung dapat dilihat dari fit indeks model
hasil estimasi. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : ∑ = ∑ (θ) lawan H1 : ∑ ≠ ∑
(θ), dengan ∑ adalah matriks input, sedangkan ∑ (θ) adalah matriks hasil
dugaan. Hipotesis H0 menyatakan bahwa matriks dugaan dari model SEM
mampu mempresentasikan data dengan baik sedangkan H 1 sebaliknya.
32
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Semakin pesatnya perkembangan industri pengolahan susu
menjadikan persaingan di dalamnya juga semakin tinggi. Hal ini
menyebabkan semua perusahaan yang berada dalam industri ini harus
semakin pintar dalam menerapkan berbagai strategi agar dapat bertahan
dalam industri tersebut. PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) merupakan
salah satu perusahaan yang boleh dikatakan baru dalam industri pengolahan
susu. Salah satu produk unggulannya adalah Cimory Yoghurt Drink yang
merupakan bentuk produk turunan dari susu. Melihat semakin besarnya
peluang untuk dapat berkembang dan melebarkan pangsa pasarnya, Cimory
dituntut untuk dapat memiliki strategi yang efektif agar dapat mendapatkan
peluang tersebut. Aspek penting dalam su atu bisnis salah satunya adalah
konsumen, karena tanpa konsumen mustahil suatu perusahaan dapat
menjalankan usahanya.
Sampai saat ini ruang lingkup pemasaran PT Cimory masih terbatas
pada wilayah tertentu sehingga masih belum bisa untuk mendapatkan
konsumen sebanyak para pesaingnya yang lebih dulu berkecimpung dalam
industri ini. Selain itu faktor tidak adanya iklan di media menjadikan produk
Cimory belum dikenal luas oleh masyarakat. Oleh sebab itu, PT Cimory
harus lebih fokus dalam menjaga tingkat kualit as produk, menjaga reputasi
perusahaan agar selalu baik dimata konsumen , serta keputusan dalam
penetapan harga yang bersaing. Hal ini berkaitan dengan tingkat minat beli
ulang para konsumen apabila telah melakukan pembelian produk Cimory.
Adanya minat beli ulang dari para konsumen dapat mengindikasikan jika
para konsumennya memiliki loyalitas dan tidak berpikir untuk beralih ke
produk lain.
Penelitian ini meneliti pengaruh dua elemen marketing mix yakni
produk dan harga terhadap minat beli ulang serta dampaknya terhadap
tingkat loyalitas konsumen. Peneliti tidak menggunakan dua elemen
marketing mix lainnya yakni place dan promotion dikarenakan penelitian ini
33
hanya mengambil kasus di CMP Botani Square Bogor sehingga penggunaan
elemen place tidak bisa merepresentasikan hasil yang baik karena saluran
distribusi PT Cimory tidak hanya sebatas pada CMP Botani Square Bogor.
Elemen promotion tidak dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan tidak
adanya program promosi langsung yang dilakukan oleh PT Cimory terhadap
produk Cimory Yoghurt Drink . Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menyebarkan kuesioner kepada responden yang
sebelumnya pernah membeli dan mengkonsumsi produk Cimory Yoghurt
Drink. Apabila data telah terkumpul, selanjutnya dianal isis dengan
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) terhadap variabel-
variabel yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Jika model sudah fit maka
diperoleh nilai hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti. Hasil
analisis tersebut dapat dijadika n rekomendasi bagi perusahaan agar dapat
menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat dibuat bagan alur kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada
Gambar 5.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Cimory Resto Jalan Raya
Puncak, Cisarua Bogor serta di Cimory Plus Botani Square. Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja karena Cimory Plus merupakan outlet resmi
dari Cimory dan di wilayah kota Bogor hanya terdapat pada Botani Square.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2010 hingga
Januari 2011.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari konsumen Cimory Yoghurt Drink
yang melakukan pembelian di CMP Botani Square Bogor. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari profil perusahaan, hasil -hasil penelitian
sebelumnya, dan berbagai literature untuk mendukung serta memenuhi
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang diperoleh dari buku,
34
tulisan ilmiah, media massa baik cetak maupun elektronik, internet, dan
sumber lainnya yang dapat dipercaya.
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.4. Jumlah Data dan Metode Penarikan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen Cimory Yoghurt Drink
di Kota Bogor. Metode penarikan sampel yang dipilih adalah non-
probability sampling dan teknik non-probability sampling yang digunakan
adalah purposive sampling. Sampel yang menjadi responden adalah sampel
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti sehingga dap at
mengurangi bias penelitian. Sampel yang digunakan sebagai responden
Pengaruh minat beli ulangterhadap loyalitas konsumen
Rekomendasi bagi Perusahaan
Minat Beli Ulang:1. Keinginan untuk
menggunakan produk2. Rencana menggunakan
produk di masa datang3. Kebutuhan dalam
menggunakan produk
Loyalitas Pelanggan:1. Repeat purchase2. Refers others3. Immunity
Strategi Mempertahankan Pelanggan Produk CimoryYoghurt Drink dengan dua elemen Marketing Mix
yakni product dan price
Harga:1. harga sesuai kualitas2. harga masih masuk
akal3. harga terjangkau
Produk:1. Performance2. Features3. Durability4. Aesthetic
Persaingan Industri Yoghurt
PT Cisarua Mountain Dairy (PT Cimory)
35
dalam penelitian ini adalah konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli
di outlet Cimory Plus Botani Square yang telah melakukan pembelian
sebanyak lebih dari dua kali.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 150 responden, karena di dalam
SEM jumlah sampel ditentukan dari jumlah indikator yang dipakai dengan
perbandingan 1:5. Penelitian ini menggunakan variabel indikator sebanyak
19 sehingga jumlah sampel yang harus dipenuhi adalah minimal 95
responden. Agar didapatkan hasil yang lebih bagus, maka jumlah sampel
ditambah sehingga menjadi 150 orang.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan
responden yang telah ditentukan. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu . Sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti
terlebih dahulu menanyakan kesediaan dari para konsumen yang telah
selesai melakukan transaksi pembelian untuk mengisi kuesioner. Apabila
konsumen setuju, maka saat itu juga ku esioner diisi oleh mereka. Kuesioner
yang digunakan harus diuji terlebih dahulu menggunakan uji validitas dan
reliabilitas. Hal ini dilakukan agar kuesioner ya ng digunakan memang
akurat dan layak untuk digunakan. Uji validitas digunakan untuk
menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing -masing pertanyaan
dengan skor total. Hasil dari r hitung selanjutnya dibandingkan dengan r
tabel yakni sebesar 0,361. Jika r hitung lebih besar daripada 0,361 maka
kuesioner tersebut valid. Cara menghitung reliabilitas suatu alat ukur dalam
bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik Cronbach Coefficient
Alpha. Nilai Cronbach Coefficient Alpha dihitung dengan bantuan software
SPSS Versi 13. Jika nilai Cronbach Coefficient Alpha lebih dari 0,6 dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah reliabel.
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dan
menggunakan alat bantu pengolahan data berupa SPSS (Statistical Package
36
for Social Sciences) versi 13.0, Microsoft Excel 2007, dan LISREL (Linier
Structural Relationship) versi 8. 70. Metode pengolahan dan analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Structural Equation
Modeling (SEM). Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan
permodelan SEM adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama: Pengembangan Model Teoritis
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah
model penelitian yang di lakukan adalah dengan mencari dukungan teori
yang kuat. Variabel yang diteliti diperoleh dari model teoritis yang telah
dikembangkan pada telaah teoritis dan penelitian sebelumnya. Variabel -
variebel yang terbentuk adalah:
a. Variabel Endogen
1) Minat beli ulang (MNTBL) dengan indikator -indikator sebagai
berikut: Keinginan untuk Menggunakan Produk (Y1 1), Rencana
Menggunakan Produk di Masa yang Akan Datang (Y 12),
Kebutuhan untuk Menggunakan Produk (Y 13).
2) Loyalitas Konsumen (LYTS) dengan indikator-indikator sebagai
berikut: Repeat Purchase (Y21), Refers Other1 (Y22), Refers
Other2 (Y23), dan Immunity (Y24)
b. Variabel Eksogen
1) Produk (PRDK) dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Kandungan Nutrisi (X11), Manfaat bagi Pencernaan (X12), Rasa
(X13), Varian Rasa (X14), Tingkat Keasaman (X15), Aroma
(X16), Masa Kadaluarsa (X17), Desain Kemasan (X18), Variasi
Gambar (X19)
2) Harga (HRGA) dengan indikator -indikator sebagai berikut: Harga
Sesuai Kualitas (X21), Harga Masih Masuk Akal (X22), Harga
Terjangkau (X23).
2. Langkah kedua: Membentuk Diagram Alur
Model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama digambarkan
dalam sebuah diagram alur, yang mempermudah untuk melihat
hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Hubungan antar variabel
37
dinyatakan melalui anak panah. Diagram alur pada penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 6.
3. Langkah ketiga: Spesifikasi Model
Langkah selanjutnya adalah mengubah spesifikasi model ke dalam
rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun terdiri dari structural
model dan measurement model. Penjelasan mengenai kedua persamaan
tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Langkah keempat: Memilih Matrik Input dan Estimasi Model
Input yang digunakan dalam analisis SEM ini adalah matrik korelasi dari
hasil data kuesioner sedangkan estimasi model men ggunakan teknik
maximum likelihood (ML).
5. Langkah kelima: Identifikasi Model
Ada tiga jenis identifikasi model, yaitu under-identified model, just-
identified model dan over-identified model. Under-identified model
adalah suatu identifikasi model dim ana jumlah parameter yang diestimasi
lebih besar daripada jumlah data. Just-identified model adalah
identifikasi model dimana jumlah parameter yang diestimasi sama
dengan jumlah data dan hanya mempunyai penyelesaian tunggal dalam
persamaan tersebut. Over-identified model adalah identifikasi model
dimana jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data
yang dilakukan melalui proses iterasi hingga dicapai nilai konvergensi
yang stabil.
Gambar 6. Diagram Alur
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X21
X22
X23
PRDK
HRGA
MNTBL
LYTS
Y11
Y12
Y13
Y21
Y22
Y23
Y24
38
6. Langkah keenam: Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap berbagai criteria goodness of
fit. Indeks kesesuain dan cut-off valuenya telah dijabarkan pada bab
sebelumnya.
7. Langkah ketujuh: Interpretasi dan Modifikasi Model
Pada tahap ini model yang sedang dikembangkan selanjutnya
diinterprestasikan dan bagi model yang tidak memenuhi syarat pengujian
dilakukan modifikasi. Perlunya melakukan modifikasi terhadap sebuah
model dapat dilihat dari jumlah residual yang dihasilkan model tersebut.
Modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan indeks
modifikasi.
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Cimory merupakan salah satu produsen produk susu di Indonesia yang
berdiri pada tahun 2006 sebagai anak perusahaan Macro Group. Macro
Group sendiri merupakan perusahaan induk yang terdiri dari sejumlah anak
perusahaan dengan bisnis di produk konsumsi sehari -hari. Tujuan utama
dari perusahaan ini adalah terletak pada kualitas dan efisiensi. Beberapa
nama anak perusahaan Macro Group adalah: (1) PT Macrotama Binasantika
yang bergerak di bidang perdagangan bahan makanan dan mesin -mesin
produksi makanan; (2) PT Macroprima Panganutama, yang menghasilkan
daging dengan merek Kanzier untuk sosis kategori premium dan iolite untuk
kategori produk nugget dan Rollado; (3) Macrosenta Niagaboga,
mendistribusikan semua produk yang diproduksi Macro Group; (4) PT Java
Egg Specialties (JESS), yang menghasilkan telur cair dan merupakan satu -
satunya perusahaan yang memproduksi telur cair; (5) PT Cisarua Mountain
Dairy, yang memproduksi susu dan produk turunannya. Cimory dan JESS
merupakan bentuk kerjasama antara Macro Group dan HOS BV yakni
sebuah perusahaan Belanda. Kerjasama usaha ini mendapat dukunagn penuh
dari pemerintah Belanda.
PT Cimory sendiri didirikan pa da bulan Februari tahun 2006 dengan
menawarkan produk unggulan berupa susu merek Cimory Fresh Milk dan
Yoghurt Drink Cimory yang diberi merek Yo-lite yang berkualitas dari segi
kesegaran maupun nutrisi. Hal ini dikarenakan pabrik Cimory terletak tidak
jauh dari peternakan sapi perah milik penduduk lokal yang tergabung dalam
KUD Giri Tani. Pada tahun 2009, PT Cimory mendapatkan penghargaan
“Anugerah Produk Asli” kategori susu cair dari Media Bisnis Indonesia
karena keseriusan Cimory dalam memproduksi susu se gar berkualitas
tinggi. Pada perkembangannya, PT Cimory tidak hanya memproduksi susu
segar saja karena selain susu segar, PT Cimory juga memproduksi beberapa
40
jenis produk turunan susu yaitu yoghurt, keju, dan roti. Karena inovasi dan
kelengkapan produk olahan susunya, PT Cimory pada tahun 2010 kembali
mendapatkan penghargaan “Adiguna Satwa Nugraha” yang diberikan
langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia.
PT Cimory mendistribusikan produk mereka melalui beberapa
modern retail seperti Giant, Carrefour, Makro, Ranch Market, Circle K,
Indomaret dan lainnya. Selain mendistribusikan ke modern retail, PT
Cimory juga memiliki outlet khusus yang menjual produk Cimory yakni
Cimory Dairy Shop dan Cimory Plus. Cimory Dairy Shop merupakan
showcase produk-produk Macro Group dan Home Delivery Centre untuk
produk-produk Cimory. Cimory Dairy Shop yang pertama dibuka terletak di
Puncak pada tahun 2006. Pada tahun 2008 Cimory Dairy Shop hadir untuk
pertama kalinya di Jakarta tepatnya daerah Kelapa Gading dan telah
berkembang menjadi 10 toko pada tahun 2010. Cimory Milk Plus (CMP)
merupakan counter-counter Cimory yang berada di pusat perbelanjaan.
CMP ini menyajikan aneka menu milk shakes dan yoghurt shakes. Selain
menu-menu tersebut, di CMP juga menjual produk Cimory Fresh Milk,
Cimory Yoghurt Drink , dan Yoghurt Drink To Eat . Sampai saat ini CMP
berjumlah 10 counter yang tersebar di beberapa mall di Jabodetabek.
Visi dan misi PT Cimory masih mengacu pada visi dan misi
perusahaan induk yakni Macro Group. Adapun visi dar i Macro Group
adalah:
1. Menjadi pemimpin pasar dalam hal industri nutrisi dan makanan bernilai
tambah serta minuman.
2. Menjadi solusi bagi konsumen kami dalam hal kesadaran gaya hidup dan
kesehatan.
Sedangkan misi dari Macro Group adalah:
1. Beroperasi dengan SOP internasional untuk menjadi kompetitif dalam
pasar global.
2. Mengembangkan produk baru yang kreatif dan inovatif.
3. Membangun saluran distribusi yang baik dan luas.
4. Menciptakan nilai bagi mitra bisnis
41
5. Menjaga kualitas produk untuk mencapai kepuasan pelangga n.
PT Cimory melakukan kegiatan bisnisnya dengan mengandalkan
sumberdaya manusia yang kompeten dan ahli di bidangnya. Sumberdaya
manusia tersebut berada dalam struktur organisasi yang secara umum
terbagi menjadi tiga bagian yaitu production, Quality Control dan Logistic.
Bagian tersebut dipimpin oleh seorang supervisor yang membawahi staf
departemen. Struktur organisasi PT Cimory secara sederhana dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur Organisasi PT Cimory Tahun 2010
4.2. Gambaran Produk Cimory Yoghurt Drink
Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Cimory yang sekaligus
menjadi objek penelitian saya adalah Cimory Yoghurt Drink . Produk ini
merupakan produk unggulan dari PT Cimory dan merupakan produk
pertama selain Cimory Fresh Milk yang diproduksi oleh PT Cimory. Cimory
Yoghurt Drink adalah produk yoghurt siap minum yang dikemas dalam
botol ukuran 250 ml untuk sekali minum. Keistimewaan dari produk
yoghurt ini adalah praktis dan memiliki banyak pilihan rasa, diantaranya
adalah strawberry, blueberry, red grapes, lychee, apple, mango, orange,
guava, dan mixfruit.
PT Cimory selalu berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas produk
Cimory Yoghurt Drink yaitu dengan adanya spesifikasi keamanan pangan
dan standar kualitas yang ditetapkan. Bentuk dari spesif ikasi keamanan
pangan dapat dilihat dari adanya sertifikasi dari Hazard Analytical Critical
Control Point (HACPP), label halal dan izin dari BPOM RI. Cimory
Yoghurt Drink yang dijual di pasaran adalah sebesar Rp 6.000,00 per botol.
General Manager
ProductionSupervisor
Quality ControlSupervisor
LogisticSupervisor
Staff Department Staff Department Staff Department
42
Gambar 8. Cimory Yoghurt Drink
4.3. Karakteristik Responden
Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini berupa jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan
tiap bulan dan domisili.
4.3.1 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin, maka te ntunya yang diambil adalah jenis
kelamin laki-laki dan perempuan saja. Hasil kuesioner menunjukkan data
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen
Cimory Yoghurt Drink adalah perempuan yakni sebesar 69 persen dan
sisanya adalah konsumen laki -laki yakni sebesar 31 persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen perempuan lebih concern terhadap
kesehatan khususnya kesehatan pencernaan karena yoghurt terbukti
memang sangat bermanfaat bagi kesehatan terlebih bagi perempuan.
43
4.3.2 Tingkat Usia Responden
Tingkat usia disini digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok ≤ 15 tahun, 16 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun, 46 – 55
tahun, dan > 55 tahun. Hasil data berdasarkan karakteristik usia ditunjukkan
pada Gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Gambar 10 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
konsumen Cimory Yoghurt Drink adalah konsumen dengan rentang usia 16
– 25 tahun yakni sebesar 63 persen. Distribusi tingkat usia yang lain adalah
yang berusia 26 – 35 tahun sebesar 19 persen, usia 36 – 45 tahun sebesar 11
persen. Jumlah konsumen dengan usia ≤ 15 tahun dan 46 - 55 tahun masing-
masing sebesar 4 persen dan 3 persen. Sedangkan konsumen yang berusia >
55 tahun sebesar 0 persen atau dengan kata lain pada saat pengambilan
sampel, tidak ada konsumen yang berusia lebih dari 55 tahun yang
melakukan pembelian produk Cimory Yoghurt Drink.
4.3.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi enam
kelompok, yaitu kelompok SMP hingga pascasarjana. Hasil data
karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada
Gambar 11.
Berdasarkan Gambar 11 di atas dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan konsumen Cimory Yoghurt Drink mayoritas adalah konsumen
berpendidikan SMA yaitu sebesar 39 persen. Selain SMA, persentase kedua
terbanyak dimiliki oleh responden dengan tingkat pendidikan sarja na yaitu
33 persen. Banyaknya konsumen berpendidikan SMA dan sarjana
44
menunjukkan bahwa sebagian besar Cimory Yoghurt Drink dikonsumsi oleh
konsumen yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi. Hal tersebut
berkaitan dengan tingkat pendidikan yang berpe ngaruh terhadap pola
konsumsi, kesukaan dan informasi tentang produk pangan yang bermanfaat
bagi kesehatan seperti Cimory Yoghurt Drink .
Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
4.3.4 Status Pernikahan Responden
Karakteristik status pernikahan yang didapat dari hasil penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Berdasarkan Gambar 12 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
Cimory Yoghurt Drink mayoritas belum menikah dengan persentase sebesar
78 persen. Sisanya adalah konsumen yang sudah menikah dan berumah
tangga yaitu sebesar 22 persen.
4.3.5 Pekerjaan Responden
Karakteristik pekerjaan resonden dikelompokkan menjadi enam
kelompok, yaitu pelajar/mahasiswa, p egawai negeri, pegawai swasta,
45
wiraswasta, TNI/polisi, dan pensiunan. Hasil data karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada Gambar 1 3 sebagai
berikut:
Gambar 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan Gambar 13 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square
adalah pelajar/mahasiswa dengan persentase sebesar 69 persen. Hal ini
disebabkan lokasi Botani Square yang dekat dengan kampus dan sekolah.
Kategori lainnya yang memiliki persentase 12 persen terdiri atas ibu rumah
tangga dan juga fresh graduate.
4.3.6 Pendapatan Rata-rata Responden Tiap Bulan
Karakteristik pendapatan per bulan dikelompokkan menjadi enam
kelompok yaitu pendapatan kurang dari sama dengan Rp 500.000,00 sampai
dengan lebih dari Rp 2.500.000,00. Hasil data karakteristik responden
berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 1 4 sebagai berikut:
Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan
46
Berdasarkan Gambar 14 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
Cimory Yoghurt Drink rata-rata berpenghasilan lebih dari Rp 2.500.000,00.
Hal ini mengindikasikan bahwa rata -rata konsumen Cimory Yoghurt Drink
merupakan kalangan menengah ke atas.
4.3.7 Domisili Responden
Karakteristik yang terakhir adalah domisili atau tempat tinggal
responden. Domisili yang dipakai dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tujuh kelompok yakni enam wilayah kecamatan di kota Bogor dan
sisanya di luar kota Bogor. Hasil data karakteristik responden berdasarka n
domisili dapat dilihat pada Gambar 1 5.
Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa konsumen Cimory
Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square tidak terpusat pada
satu wilayah saja namun tersebar merata, namun persentase terbesar adalah
konsumen dari wilayah Bogor Barat yakni sebesar 40 persen. Selain
konsumen wilayah kota Bogor, terdapat 38 persen konsumen di luar wilayah
kota Bogor diantaranya dari Jakarta, kabupaten Bogor, serta ada juga dari
Bandung dan Yogyakarta.
Gambar 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili
4.4. Tingkat Penilaian Konsumen Terhadap Variabel Laten
4.4.1 Atribut Produk
Atribut produk merupakan elemen penting dalam menciptakan minat
beli ulang konsumen karena dengan produk yang berkualitas maka
konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada banyak
produk lain sejenis yang beredar di pasaran. Variabel produk dalam
47
penelitian ini menggunakan dimensi performance, feature, durability,
aesthetic yang terbagi menjadi sembilan variabel indikator. Dimensi
performance terdiri atas dua variabel indikator dan diwakili oleh pernyataan
A1 dan A2. Dimensi feature terdiri atas empat variabel indikator dan
diwakili oleh pernyataan A3 sampai A6. Dimensi durability dan aesthetic
masing-masing terdiri atas satu dan dua variabel indikator ya ng diwakili
oleh pernyataan A7, A8, dan A9. Penghitungan rataan skor untuk masing -
masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Lampiran 4 ditunjukkan
cara penghitungan manual untuk variabel produk.
Tabel 5. Penilaian Konsumen Mengenai Atribut Produk
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. A1 0 0 0 0 16 10,7 98 65,3 36 24 4,132. A2 0 0 6 4 39 26 78 52 27 18 3,843. A3 1 0,7 2 1,3 4 2,7 85 56,7 57 38 4,304. A4 1 0,7 0 0 16 10,7 75 50 58 38,7 4,265. A5 0 0 10 6,7 29 19,3 79 52,7 32 21,3 3,896. A6 1 0,7 5 3,3 31 20,7 92 61,3 21 14 3,847. A7 1 0,7 7 4,7 45 30 81 54 16 10,7 3,698. A8 2 1,3 11 7,3 49 32,7 74 49,3 14 9,3 3,589. A9 1 0,7 13 8,7 51 34 71 47,3 14 9,3 3,56
Hasil Akhir 3,89Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 5 dapat terlihat bahwa konsumen menilai produk
Cimory Yoghurt Drink memiliki kandungan nutrisi yang lengkap sehingga
bermanfaat begi kesehatan. Hal ini terlihat dari rataan skor sebesar 4,13
yang masuk dalam rentang setu ju. Rentang tersebut didapat dari penilaian
konsumen yang 65,3 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 24
persen sangat setuju, dan 10,7 persen cukup setuju. Seluruh konsumen tidak
ada yang tidak setuju apalagi sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Cimory Yoghurt Drink memang memiliki kandungan nutrisi yang
lengkap dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh sehingga tidak salah
jika konsumen membeli dengan alasan tersebut.
Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt Drink berpengaruh
terhadap kesehatan pencernaan mereka. Sebanyak 52 persen setuju dengan
pernyataan yang diajukan, 18 persen sangat setuju, 26 persen cukup setuju,
dan hanya 4 persen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.
48
Produk yoghurt memiliki kandungan asam laktat yang dapat merangsang
gerakan peristaltik hampir pada semua bagian dalam saluran pencernaan.
Rangsangan gerakan peristaltik tersebut dapat memelihara kesehatan tubuh
melalui peningkatan proses pencernaan, penyerapan, pembuangan feses, dan
pembuangan bakteri patogen dari saluran pencernaan.
Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa Cimory
Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak adalah sangat setuju. Rasa yoghurt
yang enak menjadi alasan konsumen untuk membeli produk Cimory
Yoghurt Drink. Sebanyak 38 persen konsumen sangat setuju dengan
pernyataan yang diajukan, 56,7 persen setuju, 2,7 persen cukup setuju, 1,3
persen tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Selain rasa yang enak,
produk Cimory Yoghurt Drink juga memiliki varian atau macam -macam
rasa yang terdiri dari sembilan rasa buah -buahan. Varian rasa yang banyak
ini menjadi alasan konsumen senang mengkonsumsi produk ini. Hal ini
terlihat dari rataan skor yang berada pada rentang sangat setuju. Sebanyak
50 persen menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan, 38,7 persen
sangat setuju, 10,7 persen cukup setuju, dan 0,7 persen menjawab sangat
tidak setuju. Konsumen yang sangat tidak setuju ini beralasan bahwa dia
hanya menyukai satu rasa saja dan tidak suka rasa yang lainnya.
Konsumen menilai bahwa tingkat keasaman produk Cimory Yoghurt
Drink sesuai dengan selera mereka. Rasa asam yang ada pada produk
yoghurt memang wajar karena yoghurt dibuat melalui proses fermentasi.
Namun PT Cimory mensiasati rasa asam tersebut agar tidak terlalu kua t
dengan cara menambahkan rasa buah -buahan. Hal ini terbukti dengan
penilaian konsumen pada rentang setuju. Sebanyak 52,7 persen setuju
dengan pernyataan yang diajukan, 21,3 sangat setuju, 19,3 persen cukup
setuju dan 6,7 tidak setuju. Masih adanya konsume n yang tidak setuju
disebabkan mereka menilai tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink masih
tinggi dan masih bisa diturunkan lagi. Namun secara umum PT Cimory
tidak perlu merubah tingkat keasaman produk karena hanya sebagian kecil
yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.
49
Konsumen juga menilai bahwa aroma dari produk Cimory Yoghurt
Drink harum. Faktor rasa buah-buahan memegang peranan penting dalam
menciptakan aroma produk yoghurt ini. Sebanyak 61,3 persen konsumen
sutuju dengan pernyataan yang diaju kan, 14 persen sangat setuju, 20,7
persen cukup setuju, 3,3 tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju.
Produk makanan dan minuman tidak terlepas dari masa kadaluarsa
dan sudah menjadi kewajiban bagi produsen untuk mencantumkan masa
kadaluarsa produk yang dikeluarkan. Produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki masa kadaluarsa yang lumayan penjang untuk ukuran produk
yoghurt yakni sekitar dua bulan. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap
pernyataan mengenai masa kadaluarsa adalah setuju. Hal ini karena
sebanyak 54 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan,
10,7 sangat setuju, 30 persen cukup setuju, 4,7 persen tidak setuju dan 0,7
persen sangat tidak setuju.
Konsumen Cimory Yoghurt Drink menilai bahwa desain kemasan dan
variasi gambar sudah bagus dan menarik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
kesetujuan konsumen terhadap dua pernyataan yang diajukan berada pada
rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan
mengenai desain kemasan menarik, 9,3 persen sangat setuju, 32,7 pers en
cukup setuju, 7,3 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju. Pernyataan
terakhir yakni variasi gambar dapat dilihat bahwa sebanyak 47,3 persen
konsumen setuju dengan pernyataan tersebut, 9,3 persen sangat setuju, 34
persen cukup setuju, 8,4 persen tidak setuju, 0,7 persen sangat tidak setuju.
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel produk didapatkan
skor rataan akhir sebesar 3,89. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki kualitas yang bagus bila dibandingakan dengan produk -produk
lain sehingga konsumen tidak akan ragu untuk membeli dan mengkonsumsi
produk tersebut.
4.4.2 Harga
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa . Pada penelitian ini, variabel harga
50
terdiri atas tiga indikator yaitu kesesuaian harga dengan kualitas, harga
masih masuk akal, dan harga terjangkau. Ketiga indikator tersebut masing -
masing diwakili oleh tiga pernyataan yaitu penyataan C1, C2, dan C3.
Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat
pada Tabel 6 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual.
Tabel 6. Penilaian Konsumen Mengenai Harga
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. C1 0 0 5 3,3 28 18,7 94 62,7 23 15,3 3,92. C2 1 0,7 3 2 29 19,3 96 64 21 14 3,893. C3 2 1,3 10 6,7 31 20,7 85 56,7 22 14,7 3,77
Hasil Akhir 3,85Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 6 dapat terlihat bahwa konsumen menilai harga
Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan kualitasnya. Hal ini terlihat dari skor
penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 62,7
persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 15,3 persen
sangat setuju, 18, 7 persen cukup setuju, da n 3,3 persen tidak setuju. Harga
Cimory Yoghurt Drink yang dijual di CMP Botani Square sebesar Rp
6.000,00 per botol mereka anggap wajar karena nilai tersebut sangat sesuai
dengan kualitas produk yang mereka beli. Hanya sebagian kecil dari
konsumen yang menganggap harga tersebut masih belum sesuai dengan
kualitas dan masih bisa diturunkan lagi.
Konsumen juga menilai bahwa harga yang dipatok oleh CMP Botani
Square sebesar Rp 6.000,00 per botol Cimory Yoghurt Drink masih masuk
akal. Sebanyak 64 persen konsume n setuju dengan pernyataan yang
diajukan, 14 persen sangat setuju, 19,3 persen cukup setuju, 2 persen tidak
setuju, dan 0,7 persen sangat tidak setuju.
Tingkat kesetujuan konsumen pada pernyataan bahwa Cimory
Yoghurt Drink yang dijual di pasaran dengan ha rga yang terjangkau adalah
termasuk dalam rentang setuju. Para konsumen berpendapat bahwa harga
sebesar Rp 6.000,00 per botol masih termasuk terjangkau. Sebanyak 56,7
persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14, 7 persen sangat setuju,
20,7 cukup setuju, 6,7 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju.
51
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel harga didapatkan skor
rataan akhir sebesar 3,85. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki harga yang masih terjangkau dan masuk akal namun masih sesuai
dengan kualitas dari produk itu sendiri.
4.4.3 Minat Beli Ulang
Minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon
terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan
pembelian ulang. Seorang konsumen akan memiliki minat untuk melakukan
pembelian ulang ketika konsumen tersebut memiliki pengalaman yang
positif terhadap produk yang dibelinya sehingga timbul niat untuk suatu saat
melakukan pembelian kembali. Pada pe nelitian ini variabel minat beli ulang
terdiri atas tiga indikator yaitu keinginan untuk menggunakan produk,
rencana menggunakan produk di masa yang akan datang, kebutuhan untuk
menggunakan produk. Ketiga indikator tersebut diwakili oleh pernyataan
D1, D2, dan D3. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan
dapat dilihat pada Tabel 7 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara
penghitungan manual untuk variabel minat beli ulang.
Tabel 7. Penilaian Konsumen Mengenai Minat Beli Ulang
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. D1 1 0,7 23 15,3 44 29,3 61 40,7 21 14 3,522. D2 2 1,3 22 14,7 34 22,7 74 49,3 18 12 3,563. D3 3 2 48 32 58 38,7 31 20,7 10 6,7 2,98
Hasil Akhir 3,35Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 7 dapat terlihat bahwa rata-rata konsumen selalu
ingin mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink . Hal ini terlihat dari skor
penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 40,7
persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14 persen sangat
setuju, 29,3 persen cukup setuju, 15, 3 persen tidak setuju, dan 0,7 persen
sangat tidak setuju. Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt
Drink memiliki rasa yang enak, harganya terjangkau, dan sangat bermanfaat
bagi kesehatan sehingga mereka selalu ingin mengkonsumsinya.
52
Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa ketika ingin
membeli produk yoghurt akan langsung memilih untuk membeli Cimory
Yoghurt Drink adalah terdapat pada rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen
konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 12 persen sangat setuju,
22,7 persen cukup setuju, 14,7 persen tidak setuju, dan 1,3 persen sangat
tidak setuju. Meskipun nilai rataan skor menunjukkan hasil setuju, namun
masih terdapat konsumen yang menjawab tidak se tuju bahkan ada yang
sangat tidak setuju dan jumlahnya tergolong lumayan. Hal ini terjadi karena
tingkat loyalitas konsumen terhadap merek Cimory masih rendah, jadi
kecenderungan untuk beralih ke merek lain masih tinggi.
Konsumen juga menilai bahwa mereka cukup setuju atau ragu-ragu
dengan pernyataan bahwa mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink sudah
menjadi kebutuhan mereka. Sebanyak 20,7 persen setuju dengan pernyataan
yang diajukan, 6,7 persen sangat setuju, 38,7 persen cukup setuju, 32 persen
tidak setuju, dan 2 persen sangat tidak setuju. Banyaknya konsumen yang
tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan mengindikasikan bahwa
mengkonsumsi yoghurt masih belum menjadi kebutuhan dasar mereka.
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel minat beli ulang
didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,35. Skor ini masuk dalam rentang
cukup setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen masih ragu -ragu
untuk menumbuhkan sebuah niatan atau minat untuk melakukan pembelian
ulang produk Cimory Yoghurt Drink . Kondisi ini perlu menjadi perhatian
khusus bagi PT Cimory apabila ingin menjaga persaingan dengan merek
lain di pasaran karena apabila konsumen ragu -ragu dalam melakukan
pembelian ulang di masa yang akan datang maka hal tersebut bisa menjadi
peluang bagi para pesaing un tuk merebut konsumen agar mau beralih ke
produk mereka.
4.4.4 Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan komitmen yang mendalam dari
konsumen terhadap suatu produk, layanan, merek, at au perusahaan. Pada
penelitian ini variabel loyalitas konsumen terdiri atas lima indikator yaitu
repeat purchase, purchase across product lines, refer others, dan immunity.
53
Keempat variabel indikator tersebut diwakili oleh pernyataan E1 sampai E5.
Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat
pada Tabel 8 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual.
Tabel 8. Penilaian Konsumen Mengenai Loyalitas Konsumen
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. E1 3 2 38 25,3 42 28 46 30,7 21 14 3,292. E2 0 0 6 4 40 26,7 88 58,7 16 10,7 3,763. E3 0 0 7 4,7 47 31,3 80 53,3 16 10,7 3,74. E4 0 0 20 13,3 46 30,7 68 45,3 16 10,7 3,53
Hasil Akhir 3,57Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 8 dapat terlihat bahwa sebanyak 30,7 persen
konsumen Cimory Yoghurt Drink mengkonsumsi minimal dua kali dalam
sebulan. Sebanyak 12 persen bahkan mengkonsumsi lebih dari dua kali
dalam sebulan dan 24 persen konsumen cukup setuju dengan pernyataan
yang diajukan. Namun ada 25, 3 persen konsumen yang tidak mengkonsumi
produk Cimory Yoghurt Drink sebanyak dua kali dalam sebulan, dan hanya
2 persen yang menyatakan sangat tidak setuju.
Konsumen mengaku akan mengatakan hal -hal yang positif tentang
Cimory Yoghurt Drink dan merekomendasikannya kepada keluarga, kerabat,
dan teman. Hal inilah yang menjadi keuntungan bagi PT Cimory karena
para konsumen yang loyal secara tidak langsung telah mempromosikan
produk mereka kepada orang lain dan inilah yang disebut word of mouth
marketing. Sebanyak 58,7 persen konsumen setuju dengan pernyat aan yang
diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 26,7 persen cukup setuju, dan hanya 4
persen yang tidak setuju. Pernyataan mengenai rekomendasi, sebanyak 53,3
persen konsumen mengaku telah merekomendasikan Cimory Yoghurt Drink
kepada keluarga, kerabat, dan teman, 10,7 persen sangat setuju, 31,3 persen
konsumen masih ragu-ragu untuk merekomendasikan Cimory Yoghurt
Drink kepada keluarga, kerabat, dan teman dan hanya 4,7 persen konsumen
yang tidak merekomendasikannya.
Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernya taan bahwa mereka
akan tetap mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink walaupun ada yang
menawarkan produk yoghurt lain kepada mereka adalah berada pada range
54
setuju. Sebanyak 45,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang
diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 30,7 persen cukup setuju dan 13,3
persen tidak setuju. Adanya konsumen yang tidak setuju dengan pernyataan
yang diajukan mengindikasikan bahwa mereka cenderung akan
meninggalkan merek Cimory Yoghurt Drink jika ada yang menawarkan
produk yoghurt lain kepada mereka.
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel loyalitas konsumen
didapatkan skor rataan akhir sebesar 3, 57. Skor ini masuk dalam rentang
setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink
merupakan konsumen yang loyal.
4.5. Hasil dan Interpretasi Data
4.5.1 Analisis SEM
Analisis SEM pada penelitian ini menggunakan one step approach
atau pendekatan satu tahap, yakni menggabungkan analisis model
pengukuran dan model struktural dalam satu tahap. Hasil model struktural
awal menghasilkan beberapa output yang menunjukkan kelayakan model
struktural dengan melihat nilai Goodness of Fit Index . Berdasarkan hasil uji
statistik tersebut, ternyata model struktural belum layak dalam mengepas
data sehingga diperlukan modifikasi model untuk meningkatkan ni lai
Goodness of Fit Index agar menjadi lebih baik dari model sebelumnya.
Modifikasi atau bisa disebut respesifikasi model struktural dilakukan
untuk memperbaiki kecocokan model terhadap data. Cara untuk melakukan
respesifikasi model adalah dengan memanfaat kan informasi pada
modification indices yang ada dalam printed output seperti yang ada pada
Lampiran. Ada dua saran yang diusulkan dalam indeks modifikasi, yaitu (1)
penambahan path di antara variabel laten dan (2) penambahan kovariasi di
antara dua kesalahan. Penambahan path memerlukan dukungan teori yang
kuat sehingga respesifikasi model menggunakan saran kedua yakni
penambahan kovariasi antara dua kesalahan. Setelah dilakukan modifikasi
dengan menambahkan kovariasi diantara dua kesalahan maka didapatkan
nilai Goodness of Fit Index yang berbeda dari model awal. Berikut adalah
55
gambar model struktural setelah modifikasi serta nilai Goodness of Fit Index
sebelum dan sesudah modifikasi yang disajikan pada Tabel 9.
X110.64
X120.69
X130.33
X140.41
X150.61
X160.67
X170.82
X180.90
X190.94
X210.51
X220.36
X230.01
PRDK
HRGA
MNTBL
LYTS
Y11 0.23
Y12 0.39
Y13 0.39
Y21 0.78
Y22 0.70
Y23 0.52
Y24 0.42
Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067
0.88
0.78
0.78
0.47
0.55
0.69
0.76
0.60
0.55
0.82
0.77
0.62
0.57
0.43
0.32
0.25
0.70
0.80
0.99
0.88
0.53
0.15
Gambar 16. Nilai Standardized Estimate Model Struktural Modifikasi
X117.89
X127.81
X134.78
X145.72
X157.89
X168.10
X178.41
X189.01
X198.77
X218.82
X228.61
X230.00
PRDK
HRGA
MNTBL
LYTS
Y11 4.85
Y12 6.86
Y13 7.00
Y21 8.16
Y22 7.49
Y23 6.72
Y24 6.03
Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067
11.02
11.11
4.46
4.88
5.29
7.51
6.69
10.87
10.18
8.04
7.25
5.21
3.87
2.97
10.16
12.09
17.09
5.34
5.54
1.77
Gambar 17. Nilai t-value Persamaan Model Struktural Modifikasi
56
Tabel 9. Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktural Awal danSetelah Modifikasi
Goodness ofFit Index
Cut of valueHasil Olah Data
KeteranganModelAwal
ModelModifikasi
Chi Square Nilai kecil 502.62 209.67 Baikdf Nilai positif 148 126 Baik
CMIN/df ≤ 2.00 3.39 1.66 BaikRMSEA ≤ 0.08 0.13 0.067 Baik
GFI ≥ 0.90 0.74 0.87 MarginalAGFI ≥ 0.90 0.66 0.81 MarginalNFI ≥ 0.90 0.79 0.92 BaikCFI ≥ 0.90 0.83 0.96 Baik
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian bes ar nilai dari
Goodness of Fit Index model modifikasi telah memenuhi cut of value, hanya
nilai GFI dan AGFI saja yang berada di bawah nilai cut of value yang
ditetapkan, namun nilai tersebut masih bisa disebut marginal fit karena
berada pada rentang 0,80 – 0,90. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
H0:Ʃ=Ʃ(Ɵ) dapat diterima. Setelah melihat kombinasi berbagai ukuran
kecocokan tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan
keseluruhan model adalah baik dalam merepresentasikan data sehingga
layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Analisis pengolahan data dengan menggunakan LISREL 8.70
menghasilkan output persamaan struktural sebagai berikut:
MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63 , R² = 0.37(0.096) (0.085) (0.11)5.54 1.77 5.79
LYTS = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77(0.16) (0.11)5.34 2.18
Pada persamaan struktural di atas, terdapat beberapa nilai yang
berfungsi menjelaskan hubungan dan pengar uh variabel PRDK, HRGA, dan
TMPT terhadap variabel MNTBL serta hubungan dan pengaruh variabel
MNTBL terhadap variabel LYTS. Hubungan dan pengaruh tersebut dapat
dilihat dari nilai koefisien persamaan struktural dan juga t-value. Nilai R2
pada persamaan pertama sebesar 0,37 menunjukkan bahwa sebesar 37
persen variabel eksogen telah dapat menjelaskan keragaman variabel
endogen minat beli ulang. Sedangkan variabel minat beli ulang dijelaskan
57
oleh variabel lain di luar model sebesar 63 persen. Hal ini terjadi karena
masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli ulang
konsumen. Nilai R2 pada persamaan kedua sebesar 0,77 menunjukkan
bahwa sebesar 77 persen variabel endogen minat beli ulang telah dapat
menjelaskan keragaman variabel endogen l oyalitas konsumen. Sedangkan
variabel loyalitas konsumen dijelaskan oleh variabel lain di luar model
sebesar 23 persen. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor -faktor lain
yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Nilai koefisien parameter
persamaan struktural dan t-value dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Koefisien Parameter dan Nilai t -value Model StrukturalHipotesis Koefisien t-value Keterangan
PRDK MNTBL 0.53 5.54 SignifikanHRGA MNTBL 0.15 1.77 Tidak signifikanMNTBL LYTS 0.88 5.34 Signifikan
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa atribut produk ( 1)
mempengaruhi minat beli ulang secara positif. Hubungan positif ini dapat
terlihat dari nilai kosefisien parameter ( ) antara kedua variabel tersebut
sebesar 0,53. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi atribut produk
dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka
akan berakibat pada peningkatan minat beli ulang konsumen sebesar 0,53
satuan, begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi atribut
produk diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan
tetap, maka akan berakibat pada turunnya minat beli ulang konsumen
sebesar 0,53 satuan. Atribut produk juga memiliki pengaruh yan g signifikan
terhadap minat beli ulang konsumen karena memiliki nilai t -value lebih
besar dari 1,96 yaitu sebesar 5,54 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H1 yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan
antara atribut produk dan minat b eli ulang dapat diterima. Atribut produk
menjadi penting bagi konsumen dalam menentukan minatnya untuk
melakukan pembelian ulang dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan
atribut produk tersebut dapat mencerminkan kualitas suatu produk. Oleh
karena itu PT Cimory sebagai produsen harus tetap berusaha untuk
58
mempertahankan kualitas produknya agar konsumen tetap setia dan timbul
minat beli ulang dalam benak mereka.
Variabel laten kedua adalah harga (2), variabel ini memiliki
hubungan yang positif terhadap minat beli ulang () yang dapat dilihat dari
nilai koefisien parameter yakni sebesar 0,15. Harga memiliki pengaruh
positif terhadap minat beli ulang konsumen namun tidak signifikan atau
tidak nyata karena memiliki nilai t -value kecil berada diantara -1,96 dan
1,96 yaitu sebesar 1,73 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 2 yang
menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara harga dan minat
beli ulang ditolak. Kondisi ini terjadi karena konsumen tidak terlalu
menghiraukan faktor harga dalam melakukan pembelian ulang dan lebih
mementingkan faktor kualitas dan kesehatan. Berapapun harga yang dipatok
oleh PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink konsumen akan
tetap memiliki minat dalam melakukan pembelian ulang.
Variabel laten selanjutnya adalah minat beli ulang (1). Variabel ini
merupakan variabel endogen. Berdasarkan output analisis didapatkan hasil
yakni variabel ini mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
(2) yang dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien parameter ( ) sebesar
0,88. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang
dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka
akan berakibat pada meningkatnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan,
begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang
diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka
akan berakibat pada turunnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan. Minat
beli ulang juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loya litas
konsumen karena memiliki nilai t -value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar
5,34 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H 3 yang menyatakan
terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat beli ulang dan
loyalitas konsumen dapat diterima. Ber dasarkan perhitungan skor kuesioner
minat beli ulang memiliki nilai sebesar 3,35 yang masuk dalam rentang
cukup setuju maka hal ini mengindikasikan bahwa minat beli ulang
konsumen belum begitu tinggi. Berdasarkan teori Griffin kondisi dimana
59
tingkat pembelian berulang yang rendah namun tingkat preferensi yang
relative tinggi merupakan kondisi loyalitas tersembunyi. Para konsumen
Cimory Yoghurt Drink merupakan konsumen yang loyal namun memiliki
tingkat pembelian ulang yang masih rendah. Hal ini dikuatkan den gan hasil
kuesioner dimana bentuk loyalitas mereka diwujudkan dalam bentuk
rekomendasi kepada orang lain serta tingkat imunitas yang tinggi saat
ditawarkan produk lain.
Tujuan lain dari penelitian ini adalah mengetahui variabel apa yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk Cimory
Yoghurt Drink. Berdasarkan nilai koefisien parameter dan t -value pada
persamaan struktural didapatkan hasil bahwa produk ( 1) memiliki
kontribusi lebih besar dibanding variabel harga yakni dengan nilai ko efisien
parameter sebesar 0,53 dan t -value sebesar 5,54.
4.5.2 Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten
Hubungan variabel indikator dengan variabel latennya dapat diketahui
dari nilai loading factor (λ) dan nilai t-value yang ada pada model. Semakin
besar nilai loading factor (λ) maka semakin besar pula pengaruh atau
kontribusi suatu variabel indikator dalam membentuk variabel latennya.
Berdasarkan nilai yang dimiliki setiap variabel indikator dapat
dinyatakan bahwa indikator rasa yang enak (X13) merupa kan indikator yang
paling berpengaruh terhadap variabel laten produk ( 1) dengan nilai loading
factor (λ) sebesar 0,84. Mayoritas konsumen menilai suatu produk makanan
atau minuman memiliki kualitas yang baik jika produk tersebut memiliki
rasa yang enak. Begitu juga pada produk Cimory Yoghurt Drink , konsumen
menilai produk tersebut bagus karena memang rasanya yang enak.
Penjelasan mengenai masing-masing indikator dari variabel laten atribut
produk diantaranya adalah:
1. Kandungan nutrisi
Cimory Yoghurt Drink merupakan produk yoghurt yang memiliki
kandungan nutrisi yang sangat lengkap bahkan ada beberapa nutrisi yang
nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan susu sebagai bahan baku
utamanya. Berdasarkan hasil analisis SEM ternyata kandungan nutrisi
60
memiliki nilai loading factor sebesar 0.60 atau urutan keempat sebagai
indikator yang dapat merefleksikan kualitas yoghurt. Konsumen yang
mayoritas berpendidikan tinggi menilai Cimory Yoghurt Drink
merupakan produk yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan hal
tersebut dapat menjadi alasan bagi mereka untuk melakukan pembelian
ulang di masa yang akan datang.
2. Manfaat untuk pencernaan
Setiap produk pasti memiliki manfaat dan salah satu manfaat dari Cimory
Yoghurt Drink adalah untuk menjaga kesehatan pencernaan. Ketika
konsumen menilai bahwa produk tersebut benar -benar telah membuat
pencernaan mereka menjadi sehat berarti secara tidak langsung mereka
menilai bahwa produk yoghurt tersebut telah berhasil berdasarkan
manfaatnya. Hal ini menjadikan indikator ini sebagai salah satu indikator
yang bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai
loading factor sebesar 0.55. Oleh karena itu, Cimory Yoghurt Drink
merupakan produk dengan menfaat yang nyata sehingga bisa dikatakan
atribut manfaat memang sesuai dalam mer efleksikan variabel atribut
produk.
3. Rasa
Rasa merupakan indikator yang paling berperan penting dalam
membentuk kualitas Cimory Yoghurt Drink dengan nilai loading factor
0,82. Mayoritas konsumen menilai bahwa alasan mereka membeli dan
mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink karena rasanya yang enak. Oleh
sebab itu PT Cimory perlu menjaga kualitas rasa dari Cimory Yoghurt
Drink karena terbukti rasa merupakan alasan utama konsumen dalam
membeli Cimory Yoghurt Drink .
4. Varian rasa
Varian rasa menjadi indikator kedua se telah rasa yang mampu
merepresentasikan kualitas dari Cimory Yoghurt Drink dengan loading
factor sebesar 0,77. Cimory Yoghurt Drink sendiri merupakan salah satu
produk yoghurt yang memiliki varian rasa yang banyak yakni sembilan
rasa. Hal ini menjadi kekua tan dibandingkan dengan produk sejenis yang
61
dikeluarkan oleh pesaingnya. Oleh sebab itu, PT Cimory perlu
mempertahankan jumlah varian rasa yang ada sekarang dan bahkan tidak
menutup kemungkinan untuk menambah jumlah varian rasa tentunya
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
5. Tingkat keasaman
Salah satu ciri khas dari produk yoghurt adalah rasanya yang asam. Hal
ini dikarenakan adanya aktivitas bakteri fermentasi selama proses
pembuatan yoghurt tersebut. Cimory Yoghurt Drink memiliki tingkat
keasaman yang pas menurut selera konsumen dan hal tersebut
menjadikan indikator tingkat keasaman sebagai salah satu indikator yang
bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai loading
factor sebesar 0.62. Oleh sebab itu, tingkat keasaman tersebut perl u
dipertahankan oleh PT Cimory karena jika produk yoghurt terlalu asam
atau malah kurang tingkat keasamannya maka dikhawatirkan konsumen
akan menilai bahwa kualitas Cimory Yoghurt Drink tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Hal itu akan berdampak pada minat konsumen dalam
melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang.
6. Aroma
Aroma merupakan indikator terbesar kelima yang mampu merefleksikan
kualitas produk yoghurt. Hal ini berdasarkan nilai loading factor sebesar
0,57. Cimory Yoghurt Drink memiliki aroma sesuai dengan rasanya dan
konsumen pun menganggap aroma dari Cimory Yoghurt Drink harum.
Oleh sebab itu PT Cimory perlu mempertahankan aroma dari produk
tersebut.
7. Masa kadaluarsa yang tepat
Semua produk makanan dan minuman pasti ada masa kadaluarsanya,
begitu juga dengan Cimory Yoghurt Drink yang memiliki masa
kadaluarsa sekitar tiga bulan dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Masa kadaluarsa tersebut juga harus dicantumkan dalam kemasan produk
agar konsumen dapat mengetahuinya. Menurut konsumen, masa
kadaluarsa Cimory Yoghurt Drink ternyata belum begitu mempengaruhi
62
persepsi mereka tentang kualitas produk tersebut sehingga indikator ini
hanya memiliki nilai loading factor sebesar 0,43.
8. Desain kemasan dan variasi gambar
Kedua indikator ini ternyata belum mam pu untuk merefleksikan Cimory
Yoghurt Drink sebagai produk yang memiliki kualitas bagus dimata
konsumen. Hal ini dikarenakan desain kemasan dan variasi gambar
Cimory Yoghurt Drink masih belum bisa dikatakan menarik menurut
konsumen. Nilai loading factor dari kedua indikator pun merupakan yang
terndah diantara indikator yang lain yakni hanya sebesar 0,32 dan 0,25.
Variabel laten selanjutnya adalah harga ( 2), indikator yang memiliki
pengaruh paling besar adalah harga terjangkau (X23) dengan nilai loading
factor sebesar 0,99. Berdasarkan karakteristik konsumen terlihat bahwa rata -
rata konsumen Cimory Yoghurt Drink berasal dari kalangan menengah ke
atas, sehingga harga yang dipatok oleh Cimory masih terjangkau dimata
konsumennya. Indikator keinginan untuk mengg unakan produk (Y11)
merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel laten minat
beli ulang dengan nilai loading factor sebesar 0,89. Variabel laten terakhir
yang diamati adalah loyalitas konsumen, indikator yang mempunyai
pengaruh paling besar terhadap loyalitas konsumen adalah immunity (Y25)
dengan nilai loading factor sebesar 0,75.
Konsumen Cimory Yoghurt Drink termasuk konsumen yang loyal
namun masih dalam kategori loyalitas tersembunyi karena tingkat
pembelian ulang mereka masih belum tin ggi. Bentuk loyalitas mereka hanya
sebatas merekomendasikan produk kepada orang lain dan immunity yakni
sikap dimana konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada
yang menawarkan produk lain kepadanya. Oleh sebab itu PT Cimory perlu
melakukan suatu strategi dimana strategi tersebut bisa meningkatkan minat
beli ulang konsumen agar bisa mencapai tingkat loyalitas premium. Hasil
analisis t-value memperlihatkan bahwa semua variabel indikator memiliki t -
value lebih besar dari 1,96 yang berarti sem ua variabel tersebut signifikan
secara nyata. Nilai loading factor (λ) dan nilai t-value untuk semua indikator
dapat dilihat pada Tabel 11.
63
Tabel 11. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua VariabelIndikator
VariabelLaten Variabel indikator Loading
factor (λ) t-value
AtributProduk
Rasa enak X13 0.82 10.87Varian rasa banyak X14 0.77 10.18Tingkat keasaman X15 0.62 8.04Kandungan nutrisi X11 0.60 7.51Aroma X16 0.57 7.25Manfaat untuk pencernaan X12 0.55 6.69Masa Kadaluarsa X17 0.43 5.21Desain kemasan X18 0.32 3.87Variasi Gambar X19 0.25 2.97
HargaHarga terjangkau X23 0.99 17.09Harga masih masuk akal X23 0.80 12.09Harga sesuai kualitas X21 0.70 10.16
Minat BeliUlang
Keinginan untukmenggunakan produk Y11 0.88 -
Rencana menggunakan produkdi masa datang
Y12 0.78 11.02
Kebutuhan menggunakanproduk
Y13 0.78 11.11
LoyalitasKonsumen
Immunity Y24 0.76 5.29Rekomendasi kepada oranglain
Y23 0.69 4.88
Memberitahu hal positif Y22 0.55 4.46Repeat purchase Y21 0.47 -
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
4.6. Implikasi Manajerial
Hasil penelitian menunjukkan variabel produk memiliki hubungan
positif dan berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
Cimory Yoghurt Drink , sedangkan variabel harga memiliki hubungan positif
namun berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Minat beli
ulang sendiri memiliki dampak positif dan signifikan terhadap tingkat
loyalitas konsumen Cimory Yoghurt Drink . Hal ini bisa menjadi
rekomendasi bagi perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar
konsumen tetap loyal dengan mempertimbangkan seluruh variabel yan g
digunakan dalam penelitian ini . Beberapa implikasi manajerial yang
berguna bagi PT Cimory selaku produsen Cimory Yoghurt Drink
diantaranya adalah sebagai berikut:
64
1. Atibut produk
Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian. Hasil analisis menunjukkan bahwa atribut produk memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat b eli ulang produk Cimory
Yoghurt Drink. Oleh sebab itu PT Cimory perlu memperhatikan
indikator-indikator yang berhubungan langsung dengan atribut produk
Cimory Yoghurt Drink. Faktor rasa menjadi alasan utama konsumen
mengkonsumsi produk Cimory Yoghurt Drink . Perusahaan telah berhasil
membuat produk yoghurt dengan rasa yang enak dan banyak variasi rasa
buah-buahan, hal tersebut menjadi kekuatan produk dibandingkan
dengan para pesaing yang hanya memberikan pilihan rasa yang terbatas.
Namun dalam hal tingkat keasaman dan aroma, masih ada konsumen
yang menilai tingkat keasaman dan aroma dari produk Cimory Yoghurt
Drink kurang pas dan kurang sesuai dengan selera mereka. Perusahaan
sebaiknya perlu merespon adanya pendapat konsumen ini, faktor varian
rasa buah memberikan efek bagi tingkat keasaman produk yoghurt.
Produk dengan rasa buah yang pada dasarnya telah memiliki kandungan
rasa asam sebelumnya, sebaiknya tingkat keasaman produk yoghurtnya
bisa sedikit dikurangi karena rasa asli yoghurt yang asam bila ditambah
rasa buah yang asam pula maka tingkat keasaman yoghurt akan lebih
tinggi. Mungkin itulah yang menjadi alasan sebagian konsumen yang
merasa tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink kurang sesuai dengan
selera mereka. Perusahaan sebaiknya tidak langsung puas de ngan
pencapaian dalam hal kualitas rasa, justru perusahaan perlu
mempertahankan kualitas rasa dan membuat inovasi baru dengan
menambah variasi rasa produk Cimory Yoghurt Drink agar konsumen
tidak bosan dan timbul minat beli ulang pada masa yang akan datang .
Para konsumen yang sebagian besar perempuan mengkonsumsi
yoghurt dengan alasan kesehatan. Kandungan nutrisi yang lengkap
membuat konsumen memilih yoghurt sebagai minuman alternatif untuk
menjaga kesehatan khususnya melancarkan pencernaan, menurunkan
65
tingkat kolesterol, dan lain-lain. Perusahaan perlu memberikan semacam
edukasi lebih kepada konsumen baik itu melalui brosur, website, maupun
sarana lain yang bisa membuat konsumen lebih mengerti tentang manfaat
mengkonsumsi yoghurt bagi kesehatan. Ketika in formasi tentang
kandungan nutrisi dan manfaat yoghurt telah mampu diserap baik oleh
konsumen maka dengan begitu diharapkan akan timbul minat beli ulang
pada masa yang akan datang dan tingkat loyalitas mereka akan semakin
tinggi.
Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian lebih bagi
perusahaan adalah faktor desain produk, baik itu kemasan maupun
variasi gambar. Bardasarkan hasil analisis terbukti kedua faktor tersebut
belum bisa merepresentasikan bahwa suatu produk memiliki kualitas
yang baik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya berfikir untuk
melakukan redesign pada kemasan atau melakukan diferensiasi ukuran
kemasan agar konsumen dapat memiliki lebih banyak pilihan ukuran
dalam membeli Cimory Yoghurt Drink .
2. Harga
Variabel harga merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen ternyata tidak terlalu peduli dengan
berapapun harga yang dipatok oleh Cimory untuk produk Cimory
Yoghurt Drink. Pengaruh yang tidak signifikan ini merupakan
keuntungan tersendiri bagi Cimory, hal ini dikarenakan PT Cimory tidak
perlu khawatir akan kehilangan konsumen jika suatu saat produk Cimory
Yoghurt Drink dinaikkan harganya. Meskipun kenaikan harga tidak
berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen namun dengan
menetapkan harga yang tinggi maka citra produk dan bahkan citra
perusahaan akan lebih tinggi pula. Namun PT Cimory juga perlu
memperhitungkan faktor-faktor lain jika ingin menaikkan harga produk
Cimory Yoghurt Drink seperti mengkoordinasikan dengan bauran
pemasaran yang lain. Harga yang tinggi harus disertai dengan kualitas
produk yang baik pula, selain itu faktor saluran distribusi juga perlu
66
dipertimbangkan agar konsumen lebih mudah dalam mendapatkan
produk tersebut.
3. Minat Beli Ulang
Minat beli ulang konsumen terhadap produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas
konsumen. Namun berdasarkan hasil penilaian responden terhadap
variabel ini, didapatkan hasil bahwa minat beli ulang konsumen masih
belum bisa dikatakan tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan
tindakan konkrit untuk meningkatkan minat beli ulang konsumen seperti
yang dijabarkan pada poin-poin sebelumnya, karena ketika minat beli
ulang meningkat peluang akan pembelian ulang yang nyata akan semakin
tinggi dan hal itu akan berdampak positif pada tingkat loyalitas
konsumen produk Cimory Yoghurt Drink .
Selain ketiga hal tersebut, ada hal lain yang dapat dijadikan implikasi
manajerial bagi PT Cimory. Berdasarkan hasil penelitian mengenai
karakteristik konsumen Cimory Yoghurt Drink , PT Cimory perlu
memperhatikan strategi segmentasi untuk produk Cimory Yoghurt Drink . PT
Cimory dapat membagi segmen pasar Cimory Yoghurt Drink ke dalam
kelompok usia tertentu. PT Cimory dapat menetapkan kalangan muda yang
aktif dan produktif (16-25 tahun) sebagai salah satu segmen untuk
kelompok usia yang potensial bagi Cimory Yoghurt Drink. Selain itu, hasil
temuan tentang karakteristik domisili dapat juga dijadikan acuan bagi PT
Cimory untuk melakukan pengembangan saluran distribusi ke wilayah-
wilayah tertentu. PT Cimory sebaiknya memperb anyak saluran distribusi di
modern retail baik supermarket maupun minimarket yang dekat dengan area
pemukiman yang sesuai dengan s egmen konsumen Cimory Yoghurt Drink
yakni kelas ekonomi menengah ke atas.
67
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan diantaranya adalah:
a. Atribut produk memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli ulang Cimory Yoghurt Drink. Harga memiliki
hubungan positif namun tidak berpengaruh secara signifikan t erhadap minat
beli ulang Cimory Yoghurt Drink .
b. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar t erhadap minat beli ulang
Cimory Yoghurt Drink adalah faktor rasa yang enak.
c. Minat beli ulang memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pelanggan .
2. Saran
a. Atribut produk merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian
ini, sehingga disarankan PT Cimory tidak hanya mempertahankan kualitas
produk yang ada, namun meningkatkan atau memperbaharui faktor -faktor yang
dapat meningkatkan kualitas produk sehingga akan menarik minat pelanggan
untuk melakukan pembelian ulang.
b. Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
sehingga PT Cimory tidak perlu merubah tingkat harga yang ada, namun jika
ingin tetap menaikkan tingkat harga agar citra produk dan perusahaan
meningkat maka PT Cimory perlu memperhatikan faktor -faktor lain seperti
peningkatan kualitas produk, penambahan saluran di stribusi dan lain-lain.
c. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan sehingga perlu adanya
penyempurnaan jika ada yang melakukan penelitian lanjutan. Penyempurnaan
tersebut bisa dengan menambahkan elemen bauran pemasaran dan penambahan
jumlah sampel agar didapatkan hasil analisis yang lebih baik.
68
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Press, Jakarta.
Belch, G.E. and M.A. Belch. 2000. Advertising and Promotion : An IntegratedMarketing Communications Perspective . 5th Edition. The McGraw HillCompanies Inc., Boston.
Bowen, J.T. dan S.L. Chen. 2001. The Relationship Between Customer Loyaltyand Customer Satisfaction , International of Contemporary HospitalityManagement, Vol.13 (No.5): pp.213
Budi, Fauzan. 2010. Pengaruh Harga, Lokasi dan Promosi Terhadap MinatPembelian Ulang Pada Supermarket Glora Jl. AR Hakim Medan. Skripsi.Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Darmawan, Rahmat. 2009. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi TingkatLoyalitas Pelanggan Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor. Skripsi.Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor.
Dharmanesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual SebagaiPanduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.4 (No.3):pp. 73-88.
Dwiyanto, B.M., Suryono B.S., dan Iwan K. 2008. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Minat Beli Ulang Produk Serta Dampaknya terhadapLoyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Produk Sakatonik Liver di KotaSemarang). Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen,Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling : Teori, Konsep,dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.54. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.
Griffin, J. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan MempertahankanKesetiaan Pelanggan. Erlangga, Jakarta.
Gunawan, A. 2009. Ingin Panjang Umur, Konsumsi Yoghurt.http://www.mathub2003.blogspot.com [14 Desember 2010].
Keegan, W.J. 2002. Global Marketing Management . Prentice Hall International,Inc, New Jersey.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Prehallindo, Jakarta.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Kotler, P. dan K.L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Prentice Hall Inc., Ne wJersey.
Kuntjara. 2007. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Minat Beli UlangKonsumen (Studi Kasus di PT Wijaya Karya Beton Wilayah IV; Jateng,
69
Kalsel dan Kalteng). Tesis pada Program Pasca Sarjana MagisterManajemen, Universitas Diponegoro, Semaran g.
Lamb, Charles W.,Hair, Joseph F., dan Mc Daniel . 2001. Pemasaran Buku II.Salemba Empat, Jakarta.
Margaretha, Moureen. 2004. Studi Mengenai Loyalitas Pelanggan Pada DivisiAsuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912, Jurnal Sains PemasaranIndonesia, Vol.3 (No.3).
Massey, J.E. 2003. A Theory of Organizational Image Management: Antecedents,Processes and Outcomes , Paper Presented at The International Academy ofBusiness Diciplines Annual Conference. April 2003, Orlando.
Oliver, R.L. 1999. Whence Customer Loyal ty, Journal of Marketing, Vol.63:pp.33-34
Sari, NK. 2007. Tren dan Potensi Susu Ferme ntasi. http://www.calpico.co.id [10Desember 2010].
Simamora, B. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif danProfitabel. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT GramediaPustaka Utama, Jakarta.
Swastha, B. dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. CV Andi Offset, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen . PT GramediaPustaka Utama, Jakarta.
Wijayanto, Setyo H. 2008. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8Konsep & Tutorial. Graha Ilmu, Jakarta.
Yanovitch, Teri. 2007. Four Habits That Build Loyalty , ABA Banking Journal,Vol. 10: pp.54
70
Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas dikatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil
perhitungan lebih besar dari nilai r tabel yang digunakan dengan tingkat signifikansi
sebesar 5% adalah 0,361.
a. Variabel Atribut Produk
Correlations
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 Total
A1 Pearson Correlation 1 .532(**) .286 .300 .135 .565(**) .466(**) -.029 -.010 .536(**)
Sig. (2-tailed) .002 .126 .108 .478 .001 .009 .881 .957 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A2 Pearson Correlation .532(**) 1 .430(*) .494(**) .253 .436(*) .291 .212 .052 .633(**)
Sig. (2-tailed) .002 .018 .005 .178 .016 .119 .261 .786 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A3 Pearson Correlation .286 .430(*) 1 .770(**) .565(**) .634(**) .182 .216 .213 .749(**)
Sig. (2-tailed) .126 .018 .000 .001 .000 .335 .251 .258 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A4 Pearson Correlation .300 .494(**) .770(**) 1 .545(**) .729(**) .322 .400(*) .282 .843(**)
Sig. (2-tailed) .108 .005 .000 .002 .000 .083 .028 .130 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A5 Pearson Correlation .135 .253 .565(**) .545(**) 1 .443(*) .251 .372(*) .200 .666(**)
Sig. (2-tailed) .478 .178 .001 .002 .014 .180 .043 .289 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A6 Pearson Correlation .565(**) .436(*) .634(**) .729(**) .443(*) 1 .359 .350 .336 .835(**)
Sig. (2-tailed) .001 .016 .000 .000 .014 .051 .058 .069 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A7 Pearson Correlation .466(**) .291 .182 .322 .251 .359 1 .227 -.145 .498(**)
Sig. (2-tailed) .009 .119 .335 .083 .180 .051 .228 .445 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A8 Pearson Correlation -.029 .212 .216 .400(*) .372(*) .350 .227 1 .569(**) .584(**)
Sig. (2-tailed) .881 .261 .251 .028 .043 .058 .228 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
A9 Pearson Correlation -.010 .052 .213 .282 .200 .336 -.145 .569(**) 1 .437(*)
Sig. (2-tailed) .957 .786 .258 .130 .289 .069 .445 .001 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson Correlation .536(**) .633(**) .749(**) .843(**) .666(**) .835(**) .498(**) .584(**) .437(*) 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .001 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
71
Lanjutan Lampiran 1.
b. Variabel Harga
Correlations
C1 C2 C3 TotalC1 Pearson Correlation 1 .587(**) .693(**) .821(**)
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000N 30 30 30 30
C2 Pearson Correlation .587(**) 1 .769(**) .890(**)Sig. (2-tailed) .001 .000 .000N 30 30 30 30
C3 Pearson Correlation .693(**) .769(**) 1 .946(**)Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30
Total Pearson Correlation .821(**) .890(**) .946(**) 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed).
c. Variabel Minat Beli Ulang
Correlations
D1 D2 D3 TotalD1 Pearson Correlation 1 .431(*) .457(*) .749(**)
Sig. (2-tailed) .017 .011 .000N 30 30 30 30
D2 Pearson Correlation .431(*) 1 .434(*) .811(**)Sig. (2-tailed) .017 .017 .000N 30 30 30 30
D3 Pearson Correlation .457(*) .434(*) 1 .810(**)Sig. (2-tailed) .011 .017 .000N 30 30 30 30
Total Pearson Correlation .749(**) .811(**) .810(**) 1Sig. (2-tailed) .000 .000 .000N 30 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2 -tailed).** Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed).
72
Lanjutan Lampiran 1.
d. Variabel Loyalitas Konsumen
Correlations
E1 E2 E3 E4 TotalE1 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
1
30
.078
.68130
.262
.16130
.390*.033
30
.717**.000
30E2 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.078
.68130
1
30
.547**.002
30
.033
.86430
.543**.002
30E3 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.262
.16130
.547*.002
30
1
30
.364*.048
30
.734**.000
30E4 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.390*.033
30
.033
.86430
.364*.048
30
1
30
.695**.000
30Total Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.717**.000
30
.543**.002
30
.734**.000
30
.695**.000
30
1
30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2 -tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 -tailed)
Berdasarkan hasil output SPSS 13 di atas diketahui bahwa semua indikator dari
masing-masing variabel memiliki nilai rhitung lebih dari 0,361.
73
Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
a. Variabel Atribut Produk
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.825 9
Variabel kualitas produk dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih dari 0,6.
b. Variabel Harga
Case Processing Summary
N %Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 .0Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.849 3
Variabel perceived price dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih dari 0,6.
d. Variabel Minat Beli Ulang
Case Processing Summary
N %Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 .0Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
74
Lanjutan Lampiran 2.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.692 3
Variabel minat beli ulang dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih dari 0,6.
e. Variabel Loyalitas Konsumen
Case Processing Summary
N %Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha N of Items
.611 4
Variabel loyalitas konsumen dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
lebih dari 0,6.
75
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan dalam penyusunan skripsi mengenai :ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LOYALITAS KONSUMEN CIMORY YOGHURT DRINK(STUDI KASUS CMP BOTANI SQUARE BOGOR)
Oleh: MOHAMMAD AKMAL MUSADDAD (H24063283)Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
INSTITUT PERTANIAN BOGORInformasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya di gunakan untuk kepentingan
akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda.
A. SCREENING RESPONDENApakah Anda pernah membeli Cimory Yoghurt Drink sebanyak dua kali atau lebih?a. Ya b. Tidak(Jika jawaban “Ya”, maka lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya . Jika jawaban Anda“tidak”, maka hentikan pengisian kuesioner ini, Terima kasih.)
B. IDENTITAS RESPONDENPetunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai dengan jawaban Anda.1. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan2. Usia :
a. ≤ 15 tahun c. 26-35 tahun e. 46-55 tahunb. 16-25 tahun d. 36-45 tahun f. > 55 tahun
3. Pendidikan terakhir :a. Tamat SD c. Tamat SMA/SMK e. Tamat Sarjanab. Tamat SMP d. Tamat Diploma f. Tamat Pascasarjana
4. Status Pernikahan :a. Menikah b. Belum menikah
5. Pekerjaan :a. Pelajar/Mahasiswa c. Pegawai swasta e. TNI/Polisib. Pegawai Negeri d. Wiraswasta f. Pensiunan
6. Pendapatan (Rp) per bulan :a. ≤ 500.000 c. 1.000.001 – 1.500.000 e. 2.000.001 – 2.500.000b. 500.000 – 1.000.000 d. 1.500.001 – 2.000.000 f. > 2.500.000
7. Domisili :a. Bogor Barat c. Bogor Selatan e. Bogor Tengahb. Bogor Timur d. Bogor Utara f. Tanah Sareal
C. PERTANYAAN UTAMA
Petunjuk: Mohon berikan penilaian kesetujuan Anda terhadap pernyataan -pernyataan yang ada di bawah ini d engan cara menandai (√) atau beritanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan sikap Anda.
Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju S : SetujuTS : Tidak Setuju SS : Sangat SetujuCS : Cukup Setuju
76
Lanjutan Lampiran 3.
NoPernyataan STS TS CS S SSAtribut Produk
1 a.Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki kandungan nutrisiyang lengkap sehingga bermanfaat bagi kesehatan
b.Setelah mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink, pencernaanmenjadi lebih sehat.
2 a. Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak
b.Varian rasa produk Cimory Yoghurt Drink yang banyakmembuat saya senang mengkonsumsinya.
c.Tingkat keasaman dari Cimory Yoghurt Drink sesuai denganselera dan lidah saya.
d. Aroma dari produk Cimory Yoghurt Drink harum.
3.Produk Cimory Yoghurt Drink memiliki masa kadaluarsa yangtepat.
4 a. Desain produk yang digunakan Cimory Yoghurt Drink menarik.b. Variasi gambar pada kemasan Cimory Yogurt Drink menarik.
Harga
1.Harga produk Cimory Yoghurt Drink sesuai dengankualitasnya.
2.Cimory Yoghurt Drink dijual di pasaran dengan harga yangmasih masuk akal.
3.Cimory Yoghurt Drink yang dijual di pasaran saat ini memilikiharga yang terjangkau.Minat Beli Ulang
1. Saya selalu ingin mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink.
2.Jika saya ingin membeli produk yoghurt, saya akan langsungmemilih untuk membeli Cimory Yoghurt Drink.
3.Mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink sudah menjadikebutuhan saya.Loyalitas Konsumen
1.Saya mengkonsumsi Cimory Yogurt Drink minimal 2 kalidalam sebulan.
2 a.Saya akan mengatakan hal-hal positif tentang Cimory YoghurtDrink kepada keluarga, kerabat, dan teman.
b.Saya akan merekomendasikan kep ada keluarga, kerabat, danteman untuk mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink.
3.Saya akan tetap mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drinkwalaupun ada yang menawarkan produk yoghurt lain kepadasaya.
Terima kasih kepada Anda yang telah meluangkan waktu un tuk mengisi kuesionerini dengan sejujur-jujurnya.
77
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Pengukuran Sikap
Rumus:
1. Atribut Produk
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. A1 0 0 0 0 16 10,7 98 65,3 36 24 4,132. A2 0 0 6 4 39 26 78 52 27 18 3,843. A3 1 0,7 2 1,3 4 2,7 85 56,7 57 38 4,304. A4 1 0,7 0 0 16 10,7 75 50 58 38,7 4,265. A5 0 0 10 6,7 29 19,3 79 52,7 32 21,3 3,896. A6 1 0,7 5 3,3 31 20,7 92 61,3 21 14 3,847. A7 1 0,7 7 4,7 45 30 81 54 16 10,7 3,698. A8 2 1,3 11 7,3 49 32,7 74 49,3 14 9,3 3,589. A9 1 0,7 13 8,7 51 34 71 47,3 14 9,3 3,56
Hasil Akhir 3,89
78
Lanjutan Lampiran 4.
3. Harga
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. C1 0 0 5 3,3 28 18,7 94 62,7 23 15,3 3,92. C2 1 0,7 3 2 29 19,3 96 64 21 14 3,893. C3 2 1,3 10 6,7 31 20,7 85 56,7 22 14,7 3,77
Hasil Akhir 3,85
4. Minat Beli Ulang
No PernyataanSkor
RataanSkor
1 2 3 4 5n % n % n % n % n %
1. D1 1 0,7 23 15,3 44 29,3 61 40,7 21 14 3,522. D2 2 1,3 22 14,7 34 22,7 74 49,3 18 12 3,563. D3 3 2 48 32 58 38,7 31 20,7 10 6,7 2,98
Hasil Akhir 3,35
5. Loyalitas Konsumen
No PernyataanSkor
RataanSkor1 2 3 4 5
n % n % n % n % n %1. E1 3 2 38 25,3 42 28 46 30,7 21 14 3,292. E2 0 0 6 4 40 26,7 88 58,7 16 10,7 3,763. E3 0 0 7 4,7 47 31,3 80 53,3 16 10,7 3,74. E4 0 0 20 13,3 46 30,7 68 45,3 16 10,7 3,53
Hasil Akhir 3,49
79
Lanjutan Lampiran 4.
80
Lampiran 5. Output Program Simplis LISREL Model Struktural(Modifikasi)
DATE: 4/ 2/2011TIME: 11:02
L I S R E L 8.72
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively byScientific Software International, Inc.7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981 -2005Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file F: \Analisis SEM Akmal\SEM BARU\bismillah.spj:
LOYALITASObserved Variables X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X21 X22 X23 Y11 Y12 Y13
Y21 Y22 Y23 Y24Correlation Matrix From File=D: \bismillah.corSample size 150Latent Variables PRDK HRGA MNTBL LYTSRelationshipsX11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 = PRDKX21 X22 X23 = HRGAY11 Y12 Y13 = MNTBLY21 Y22 Y23 Y24 = LYTSMNTBL = PRDK HRGALYTS = MNTBLSet Error Covariance between Y21 and Y13 correlateSet Error Covariance between Y23 and Y21 correlateSet Error Covariance between Y23 and Y22 correlateSet Error Covariance between Y24 and Y13 correlateSet Error Covariance between Y24 and Y22 correlateSet Error Covariance between X12 and X11 correlateSet Error Covariance between X13 and X12 correlateSet Error Covariance between X14 and Y13 correlateSet Error Covariance between X14 and Y22 correlateSet Error Covariance between X14 and X13 correlateSet Error Covariance between X18 and X16 correlateSet Error Covariance between X19 and X18 correlateSet Error Covariance between X21 and X19 correlateSet Error Covariance between X22 and X21 correlateSet Error Covariance between X12 and Y12 correlateSet Error Covariance between X13 and Y23 correlateSet Error Covariance between X18 and Y21 correlateSet Error Covariance between X18 and X11 correlateSet Error Covariance between X18 and X17 correlateSet Error Covariance between X19 and Y21 correlate
81
Lanjutan Lampiran 5.
Set Error Covariance between X19 and X16 correlateSet Error Covariance between X21 and Y24 correlateSet Error Covariance between X22 and X18 correlateSet Error Variance of X23 to 0.01Options ME=ML AD=OFF IT=500Path DiagramEnd of Problem
Sample Size = 150
LOYALITAS
Correlation Matrix
Y11 Y12 Y13 Y21 Y22 Y23-------- -------- -------- -------- -------- --------
Y11 1.00Y12 0.67 1.00Y13 0.71 0.63 1.00Y21 0.45 0.28 0.48 1.00Y22 0.41 0.30 0.35 0.38 1.0 0Y23 0.51 0.40 0.47 0.31 0.79 1.00Y24 0.57 0.56 0.66 0.36 0.43 0.55X11 0.35 0.40 0.34 0.22 0.30 0.38X12 0.30 0.44 0.34 0.14 0.20 0.27X13 0.42 0.39 0.23 0.09 0.28 0.28X14 0.45 0.40 0.21 0.19 0.47 0.45X15 0.27 0.31 0.22 0.06 0.23 0.34X16 0.20 0.21 0.13 -0.08 0.09 0.17X17 0.13 0.18 0.18 0.14 0.22 0.31X18 0.17 0.24 0.15 0.17 0.17 0.20X19 0.17 0.20 0.16 0.01 0.04 0.14X21 0.24 0.26 0.14 0.22 0.46 0.36X22 0.23 0.30 0.05 0.09 0.38 0.36X23 0.31 0.41 0.17 0.09 0.47 0.41
Correlation Matrix
Y24 X11 X12 X13 X14 X15-------- -------- -------- -------- -------- --------
Y24 1.00X11 0.31 1.00X12 0.21 0.52 1.00X13 0.33 0.45 0.20 1.00X14 0.37 0.44 0.37 0.68 1.00X15 0.25 0.32 0.27 0.55 0.51 1.00X16 0.11 0.46 0.35 0.47 0.38 0.32X17 0.15 0.24 0.35 0.28 0.29 0.17X18 0.15 0.15 0.19 0.25 0.23 0.15X19 0.14 0.20 0.13 0.18 0.20 0.04X21 0.27 0.14 0.22 0.28 0.31 0.19X22 0.13 0.16 0.20 0.31 0.35 0.21X23 0.21 0.26 0.27 0.36 0.42 0.27
82
Lanjutan Lampiran 5.
Correlation Matrix
X16 X17 X18 X19 X21 X22-------- -------- -------- -------- -------- --------
X16 1.00X17 0.37 1.00X18 0.42 0.28 1.00X19 0.33 0.10 0.79 1.00X21 0.11 0.13 0.23 0.04 1.00X22 0.11 0.18 0.37 0.2 1 0.79 1.00X23 0.23 0.23 0.34 0.25 0.70 0.81
Correlation Matrix
X23--------
X23 1.00
LOYALITAS
Number of Iterations = 43
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
Measurement Equations
Y11 = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77(0.048)4.85
Y12 = 0.78*MNTBL, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.61(0.071) (0.057)11.02 6.86
Y13 = 0.80*MNTBL, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.61(0.072) (0.059)11.11 7.00
Y21 = 0.46*LYTS, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.22(0.094)
8.16Y22 = 0.54*LYTS, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.30
(0.12) (0.089)4.46 7.49
Y23 = 0.69*LYTS, Errorvar.= 0.51 , R² = 0.48(0.14) (0.076)4.88 6.72
Y24 = 0.75*LYTS, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.58(0.14) (0.068)5.29 6.03
X11 = 0.60*PRDK, Errorvar.= 0.64 , R² = 0.36(0.080) (0.081)7.51 7.89
83
Lanjutan Lampiran 5.
X12 = 0.55*PRDK, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.31(0.082) (0.086)6.69 7.81
X13 = 0.83*PRDK, Errorvar.= 0.35 , R² = 0.67(0.076) (0.073)10.87 4.78
X14 = 0.75*PRDK, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.59(0.074) (0.069)10.18 5.72
X15 = 0.62*PRDK, Errorvar.= 0.61 , R² = 0.39(0.078) (0.077)8.04 7.89
X16 = 0.57*PRDK, Errorvar.= 0.67 , R² = 0.33(0.079) (0.083)7.25 8.10
X17 = 0.43*PRDK, Errorvar.= 0.82 , R² = 0.18(0.082) (0.097)5.21 8.41
X18 = 0.32*PRDK, Errorvar.= 0.93 , R² = 0.10(0.083) (0.10)3.87 9.01
X19 = 0.25*PRDK, Errorvar.= 0.92 , R² = 0.062(0.083) (0.10)2.97 8.77
X21 = 0.70*HRGA, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.49(0.069) (0.059)10.16 8.82
X22 = 0.78*HRGA, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.64(0.065) (0.040)12.09 8.61
X23 = 0.99*HRGA, Errorvar.= 0.0100, R² = 0.99(0.058)17.09
Error Covariance for Y21 and Y13 = 0.18(0.048)3.81
Error Covariance for Y23 and Y21 = -0.07(0.037)-2.00
Error Covariance for Y23 and Y22 = 0.39(0.072)5.42
Error Covariance for Y24 and Y13 = 0.14(0.043)3.28
Error Covariance for Y24 and Y22 = -0.03(0.035)-0.71
Error Covariance for X12 and Y12 = 0.11(0.044)2.45
Error Covariance for X12 and X11 = 0.16(0.061)2.58
84
Lanjutan Lampiran 5.
Error Covariance for X13 and Y23 = -0.11(0.031)-3.55
Error Covariance for X13 and X12 = -0.24(0.049)-4.97
Error Covariance for X14 and Y13 = -0.15(0.035)-4.15
Error Covariance for X14 and Y22 = 0.11(0.034)3.22
Error Covariance for X14 and X13 = 0.027(0.055)0.49
Error Covariance for X18 and Y21 = 0.16(0.061)2.65
Error Covariance for X18 and X11 = -0.10(0.033)-2.94
Error Covariance for X18 and X16 = 0.29(0.068)4.21
Error Covariance for X18 and X17 = 0.10(0.039)2.61
Error Covariance for X19 and Y21 = 0.0075(0.063)0.12
Error Covariance for X19 and X16 = 0.19(0.067)2.88
Error Covariance for X19 and X18 = 0.72(0.093)7.76
Error Covariance for X21 and Y24 = 0.11(0.034)3.34
Error Covariance for X21 and X19 = -0.12(0.031)-3.77
Error Covariance for X22 and X18 = 0.099(0.024)4.10
Error Covariance for X22 and X21 = 0.23(0.037)6.25
Structural Equations
MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63 , R² = 0.37(0.096) (0.085) (0.11)
5.54 1.77 5.79
85
Lanjutan Lampiran 5.
LYTS = 0.88*MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77(0.16) (0.11)5.34 2.18
Reduced Form Equations
MNTBL = 0.53*PRDK + 0.15*HRGA, Errorvar.= 0.63, R² = 0.37(0.096) (0.085)
5.54 1.77LYTS = 0.46*PRDK + 0.13*HRGA , Errorvar.= 0.71, R² = 0.29
(0.12) (0.078)4.01 1.69
Correlation Matrix of Independent Variables
PRDK HRGAPRDK 1.00HRGA 0.44
(0.07)6.21
1.00
Covariance Matrix of Latent Variables
MNTBL LYTS PRDK HRGAMNTBL 1.00LYTS 0.88 1.00PRDK 0.60 0.52 1.00HRGA 0.39 0.34 0.44 1.00
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 126Minimum Fit Function Chi-Square = 235.73 (P = 0.00)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi -Square = 209.67 (P = 0.00)Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 83.67
90 Percent Confidence Interval for NCP = (47.72 ; 127.51)
Minimum Fit Function Value = 1.58Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.5690 Percent Confidence Interval for F0 = (0.32 ; 0.86)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.06790 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.050 ; 0.082)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.046
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 2.2790 Percent Confidence Interval for ECVI = (2.02 ; 2.56)
ECVI for Saturated Model = 2.55ECVI for Independence Model = 19.92
Chi-Square for Independence Model with 171 Degrees of Freedom = 2929.81Independence AIC = 2967.81
Model AIC = 337.67Saturated AIC = 380.00
Independence CAIC = 3044.01Model CAIC = 594.35
Saturated CAIC = 1142.02
86
Lanjutan Lampiran 5.
Normed Fit Index (NFI) = 0.92Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.68Comparative Fit Index (CFI) = 0.96Incremental Fit Index (IFI) = 0.96
Relative Fit Index (RFI) = 0.89
Critical N (CN) = 105.82
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.081Standardized RMR = 0.082
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.87Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.81
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.58
Time used: 0.140 Seconds