131
i Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah, Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah, Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Kota Tegal pada Opini WTP Tahun 2018 dari BPK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Oleh : Intan Ayu Lestari NPM : 4316500081 Diajukan Kepada: PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2020

Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

i

Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah, Efektivitas

Pengendalian Internal Pemerintah, Kecukupan Pengungkapan dan

Kepatuhan Perundang-undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintahan Daerah Kota Tegal pada Opini WTP Tahun 2018 dari BPK

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal

Oleh :

Intan Ayu Lestari

NPM : 4316500081

Diajukan Kepada:

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2020

Page 2: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

ii

Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah,

Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah, Kecukupan

Pengungkapan dan Kepatuhan Peraturan Perundang-Undangan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Tegal pada Opini Tahun 2018 dari BPK

SKRIPSI

Oleh :

Intan Ayu Lestari

NPM : 4316500081

Disetujui Untuk Skripsi

Tanggal : ..................................................

Page 3: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Intan Ayu Lestari

NPM : 4316500081

Jurusan/Progdi : Ekonomi/Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : ―Pengaruh Kesesuaian

Standar Akuntansi Pemerintah, Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah,

Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-undangan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Kota Tegal pada Opini

WTP Tahun 2018 dari BPK” adalah pekerjaan saya dan seluruh ide analisis saya,

pendapat, atau materi dari sumber lain dikutip dengan cara penulisan referensi

yang sesuai.

Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya

berada pada saya. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tidak ada

paksaan dari pihak manapun.

Tegal…………….2020

Yang menyatakan,

Intan Ayu Lestari

Page 4: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang

senantiasa melimpahkan rahmat, barokah serta karunia-Nya sehingga penulis

dapat mengerjakan proposal penelitian untuk skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah, Efektivitas Pengendalian

Internal Pemerintah, Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-

undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Kota

Tegal pada Opini WTP Tahun 2018 dari BPK”

Penulisan skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan kontribusi

yang sangat berarti kepada:

1. Kepada Mamah saya Sri Margiasih dan Papah saya Rinjani Abadi telah

memberikan semangat dan doa serta materiil demi lancarnya penyusunan

skripsi ini.

2. Kepada adik saya Savinna Mega Pertiwi karena dia yang membuat aku

semangat agar aku lulus tepat waktu dan mendapatkan gelar agar dapat

membantu mendapatkan Pendidikan yang tinggi dan layak.

3. Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Akt, C.A, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

4. Aminul Fajri, S.E, M.Si, selaku kepala Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

Page 5: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

v

5. Dr. H. Tabrani, M.M, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran mengarahkan dan membimbing penulis skripsi ini dapat selesai.

6. Aminul Fajri, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran mengarahkan dan membimbing penulis skripsi ini dapat selesai.

7. Novri Ardhiansyah Harahap, yang telah menjadi teman diskusi setia dari

penyusunan judul hingga menjadi skripsi.

8. Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata yang tetap mendukung

waktu saya dalam proses skripsi dan dalam pekerjaan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 6: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

vi

LEMBAR MOTTO

― Kita harus membuat sejarah. Kita mesti menentukan masa depan yang sesuai

dengan kaum perempuan dan harus mendapatkan Pendidikan yang cukup dan

layak seperti kaum laki-laki‖

(R.A Kartini).

―Saya bahagia melihat perempuan dapat bergerak dengan memperjuangkan hak-

hak perempuan termasuk dalam memperjuangkan hak-hak mendapatkan

Pendidikan yang setara dan layak dengan laki-laki. Saya ingin mengubah

stereotipe budaya patriarki bahwa kodrat perempuan bukan di dapur-sumur-

kasur.‖

(penulis).

Page 7: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Tuhan YME yang Maha Pengasih dan

Penyayang, saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Kepada mamah saya Sri Margiasih dan Papah saya Rinjani Abadi telah

memberikan semangat dan doa serta materiil untuk keberhasilan dan

kesuksesan saya.

2. Kepada adik saya Savina Mega Pertiwi karena dia yang memberikan

semangat agar aku lulus tepat waktu dan mendapatkan gelar sarjana agar

dapat memotivasi serta nantinya membantunya mendapatkan Pendidikan

yang tinggi dan layak.

3. Kepada adik-adik sepupuku yang saya sayangi dan selalu membantuku

serta memberikan semangat di saat aku membutuhkan.

4. Kepada Novri Ardhiansyah yang telah menjadi teman diskusi setia dari

mencari judul hingga menjadi skripsi.

5. Sahabat-sahabatku ‖ Sobat Dontea Bucin Mania‖ tersayang yang selalu

memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa.

6. Kawan-kawan feminis ku yang menjadi pelopor hidupku untuk berjuang

melawan penindasan terhadap perempuan.

7. Soko guru petani yang masih menanam bahan makanan pokok sehingga

aku mendapatkan energi dan kehidupan setiap hari.

8. Serta orang-orang disekitarku yang selalu memberikan semangat.

Page 8: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

viii

ABSTRAK

PENGARUH KESESUAIAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAH (SAP), EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL PEMERINTAH (SPIP), KECUKUPAN

PENGUNGKAPAN DAN KEPATUHAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KOTA TEGAL PADA OPINI WTP

TAHUN 2018 DARI BPK

(STUDI KASUS PADA OPD KOTA TEGAL)

Intan Ayu Lestari

[email protected]

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kesesuaian Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP), Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah (SPIP), Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-

Undangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal

pada Opini WTP di Tahun 2018 dari BPK (Studi Kasus Pada OPD Kota Tegal).

Penelitian ini dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota

Tegal. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan

data yang dilakukan dengan obervasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah dengan penyajian data

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Pengujian Kualitatif atas Kesesuaian SPKN,

Pengujian Gambaran Umum Pemeriksaan, Pengujian Atributif serta Pengujian

Substantif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, Kesesuaian Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP), Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),

Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-Undangan berpengaruh

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Tegal.

Kelengkapan LKPD menggunakan pengujian atributif dan substantif

menghasilkan bahwa Laporan Keuangan tersebut disajikan secara wajar dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci : Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Efektivitas Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), Kecukupan Pengungkapan, Kepatuhan

Perundang-Undangan, Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Page 9: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS

(SAP) ACCORDANCE, THE EFFECTIVENESS OF THE

GOVERNMENTAL INTERNAL CONTROL SYSTEM (SPIP),

ADEQUACY OF DISCLOSURE AND COMPLIANCE WITH

LEGISLATES ON THE QUALITY OF THE GOVERNMENTAL

FINANCIAL STATEMENT (SPIP).

(CASE STUDY IN TEGAL CITY OPD)

Intan Ayu Lestari

[email protected]

Accounting Study Program

faculty of Economics and Business

Pancasakti University, Tegal

Research on the influence of the Conformity of Government Accounting

Standards (SAP), Effectiveness of Government Internal Control Systems

(SPIP), Adequacy of Taking and Complaints of Legislation to the Quality of

Financial Statements of Tegal City Government on the Announcement of

PAPs in 2018 from the BPK (Case Study in By City OPD Tegal).

This research was conducted at the Regional Organization of

Organizations (OPD) of Tegal City. This type of research is qualitative

research. Data collection methods are carried out by observation, in-depth

interviews and documentation. While the data analysis method used is the data

presenting the Examination Report (LHP), Qualitative Testing of the

Compliance of SPKN, General Picture Testing, Attributive Testing and

Substantive Testing.

The results showed that, Conformity of Government Accounting

Standards (SAP), Effectiveness of the Government Internal Control System

(SPIP), Adequacy of Taking and Announcement of Legislation Referring to

the Quality of the Local Government Financial Report (LKPD) of Tegal City.

The completeness of LKPD using testing and substantive attributes results in

this Financial Statement provided by reasonable and accountable.

Keywords: Conformity of Government Accounting Standards (SAP),

Effectiveness of Government Internal Control Systems (SPIP), Adequacy of

Disclosure, Regulatory Compliance, Quality of Local Government Financial

Statements (LKPD).

Page 10: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

LEMBAR MOTTO .............................................................................................. v

PERSEMBAHAN………………...………………………………...vii

ABSTRAK…………………………………………………………………..….viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

A. Landasan teori ............................................................................................ 10

1. Pemerintah Daerah ................................................................................. 10

2. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah .............................................. 11

3. Otonomi Daerah ..................................................................................... 12

4. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ( APBD ) ................................... 14

5. Laporan Keuangan Daerah ..................................................................... 18

6. Pemeriksaan Keuangan Daerah .............................................................. 22

7. Opini Audit ............................................................................................. 42

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 45

C. Kerangka Pemikiran Konseptual................................................................ 48

D. Hipotesis ..................................................................................................... 51

Page 11: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

xi

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 53

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 53

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 53

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 56

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62

A. Gambaran Umum ....................................................................................... 62

1. Sejarah Singkat Kota Tegal. ................................................................... 62

2. pusat pemerintahan kota tegal ................................................................ 62

3. Visi dan misi kota tegal .......................................................................... 63

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 65

1. Wawancara dengan Inspektorat ............................................................. 65

2. Wawancara dengan Bakeuda ................................................................. 67

3. Ringkasan LHP dan Opini BPK ............................................................. 69

4. Rekapitulasi Pengujian Kualitas SPKN ................................................. 74

5. Rekapitulasi Pengujian Gambaran Umum Pemerintah .......................... 75

6. Rekapitulasi Pengujian Atributif ............................................................ 77

7. Rekapitulasi Pengujian Neraca .............................................................. 77

8. Rekapitulasi Pengujian LRA .................................................................. 81

9. Rekapitulasi Pengujian LAK ................................................................. 82

10. R Rekapitulasi Pengujian CaLK .......................................................... 84

12. Rekapitulasi Substantif Akun Neraca .................................................. 86

13. Rekapitulasi Substantif Akun LRA ...................................................... 88

11. Rekapitulasi Substantif Akun LAK ..................................................... 89

C. Pembahasan ................................................................................................ 93

BAB V PENUTUP................................................................................................97

A. Kesimpulan ................................................................................................ 97

B. Saran ........................................................................................................... 98

C. Keterbatasan peneliti .................................................................................. 99

Page 12: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan BPK dengan Inspektorat Kota/Kabupaten ...................................... 25

2. Peneliti Terdahulu ............................................................................................. 45

3. Populasi OPD Pemerintah Kota Tegal .............................................................. 54

Page 13: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 51

Page 14: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian Wawancara Inspektorat Kota Tegal .............................. 104

2. Hasil Pemeriksaan atas LKPD atas Tahun Anggaran 2018………………….106

3. Tanda Terima Permohonan Penelitian……………………………...………..108

Page 15: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu desakan reformasi tahun 1998 adalah mewajibkan adanya

reformasi bidang keuangan pemerintahan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah,

pemerintah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Reformasi bidang keuangan melahirkan tuntutan publik supaya pengelolaan

keuangan pemerintah daerah mengacu pada clean governance, transparan dan

akuntabilitas publik supaya dapat dipertanggungjawabkan, sebagai bentuk

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintah yang sesuai pada Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berlaku umum.

Sejalan pada reformasi keuangan pemerintah di tahun 2005, telah

diterbitkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menggunakan PP. 24

Tahun 2005 yang merupakan SAP Pertama yang dimiliki oleh Pemerintah

Indonesia. Dimana sekarang telah diterbitkannya PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan maka PP No. 24 Tahun 2005

dinyatakan sudah tidak berlaku. Selain mengacu pada Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) dalam penyusunannya, kepala daerah juga mengacu dalam

peraturan daerah kemudian peraturan perundangan mengenai pengelolaan

keuangan daerah pada PP NO. 58 Tahun 2005 pasal 5 Kepala Daerah selaku

Kepala Pemerintahan Daerah merupakan pemegang kekuasaan pengelola

Page 16: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

2

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan.

Menurut (Nur Ade Noviyanti, Kiswanto : 2016) sejak diberlakukannya

Otonomi Daerah maka pemerintah pusat memberikan kewenangan terhadap

pemerintah daerah untuk mengatur serta mengawasi sendiri segala urusan

pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan berdasarkan

Perundang-Undangan.

Keuangan Daerah dalam UU No.23 Tahun 2014 adalah segala hak dan

kewajiban daerah yang bisa dinilai dengan uang serta segala sesuatu bentuk

berupa uang ataupun barang yang bisa dijadikan milik daerah yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Di dalam

mengelola keuangan daerah, kepala daerah juga memiliki tugas menyusun

kebijakan umum APBD dimana penyusunannya mengacu pada pedoman

penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri yang

diperbarui dalam setiap tahun. Mardiasmo (2005:61), ― Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) adalah sebuah Instrumen Kebijakan yang utama

bagi pemerintah daerah. Sebutkan Instrumen Kebijakan, Anggaran Daerah

memasuki kedudukan sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan

efektivitas. Anggaran daerah pun digunakan sebagai alat dalam menentukan

besar Pendapatan dan Pengeluaran, mengambil peran keputusan dan

perencanaan Pembangunan.‖Pada Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam

penyelenggaraannya pada pemerintah melalui Presiden juga mengatur serta

menyelenggarakan dilingkungan pemerintahan secara menyeluruh sesuai pasal

Page 17: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

3

58 Ayat (1) Nomor 1 Tahun 2004, sudah ditetapkan lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Internal (SPI) Pemerintah. Dalam hal ini proses pemahaman SPI memiliki

peran penting dalam menentukan keputusan pemeriksaan, mulai dari

penyusunan rencana pemeriksaan hingga keputusan memberikan opini atau

kesimpulan akhir pemeriksaan.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabilitas dan

transparan, PP No. 58 Tahun 2005 memberikan amanat kepada Pemerintah

Daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa 1) Laporan Realisasi

Anggaran, 2) Neraca, 3) Laporan Arus Kas dan 4) Catatan atas Laporan

Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud wajib dengan SAP. Sebelum

dilaporkan ke masyarakat melalui DPRD, laporan keuangan harus diperiksa

terlebih dahulu oleh BPK. BPK dalam menjalankan tugasnya membuat sebuah

hasil laporan pemeriksaan keuangan berupa opini dan laporan hasil

pemeriksaan atas SPI di lingkungan entitas pemeriksaan. Menurut (Aditya

Sanjaya : 2017 : 5) BPK merupakan lembaga kenegaraan yang dibentuk UUD

1945, Pasal 23 ayat (5) berbunyi menetapkan bahwa untuk memeriksa

tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan sebuah Badan Pemeriksa

Keuangan dimana peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil

pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD).

Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tegal merupakan wujud

pertanggungjawaban pemerintah daerah Kota Tegal atas pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah di setiap satu tahun. Selain itu, Laporan

Page 18: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

4

Keuangan disusun untuk menilai Kondisi keuangan, serta menilai efektivitas

efektivitas dan efisiensi pemerintah daerah sejalan dengan peraturan

perundang-undangan. Melihat pentingnya tujuan penyusunan laporan

keuangan, maka laporan keuangan dituntut untuk bisa menyajikan informasi

yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan

transparansi.

Salah satu jenis pemeriksaan BPK yang dilaksanakan setiap tahun terhadap

pemerintah daerah yakni pemeriksaan atas laporan keuangan Pemerintah

Daerah Kota Tegal. Kota Tegal adalah salah satu entitas yang diperiksa oleh

BPK setiap tahunnya dan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kota Tegal dalam Tahun Anggaran 2013 hingga 2018 oleh

BPK menunjukkan hasil yang berbeda.

Fenomena tentang berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester

(IHPS) Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kota Tegal menunjukan Tahun Anggaran 2013 hingga 2017 mendapatkan

Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) , namun berbeda atas Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Tegal Tahun Anggaran 2018 BPK memberikan

pendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Pada situs wartabahari.com, penghargaan dari BPK atas Laporan Hasil

Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

Anggaran 2018 mendapatkan opini WTP setelah 5 tahun penantian

mendapatkan WDP. Terakhir opini WTP diterima Pemerintah Kota Tegal pada

tahun 2012 . Kepala BPK Perwakilan Jawa Tengah Ayub Amali mengatakan,

Page 19: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

5

Kota Tegal termasuk dari empat Pemerintah Daerah di Jawa Tengah yang

mengalami kenaikan nilai yang dimana di Tahun Anggaran 2013 hingga 2017

yang harus selalu puas dengan predikat WDP menjadi WTP di Tahun

Anggaran 2018. Menurut Plt, Sekda Kota Tegal, Yuswo Waluyo saat ditemui

Tribunjateng.com pada Senin ( 28/5/2018 ) mengatakan, kendala paling serius

saat menghadapi pemeriksaan BPK adalah perihal perhitungan aset daerah.

Baik tanah yang belum di sertifikat, bangunan gedung, jalan, irigasi, aset di

Disdikbud, DPU dan lainnya. Tambahannya, ada banyak aset yang tercatat

namun barangnya tidak berwujud. Ada juga yang belum ditelusuri yang

nilainya cukup tinggi yakni Ratusan Miliar. Aset besar seperti Pasar Pagi Kota

Tegal dan pembangunan kawasan Tempat Olahraga (Sport Center) yang

belum ditelusuri nilai asetnya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang No.

15 Tahun 2006 tentang Badan pemeriksa Keuangan serta Undang-Undang

terkait lainnya, BPK telah melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Kota Tegal Tahun Anggaran 2018, yang terdiri dari Neraca,

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan perubahan Ekuitas dan

Catatan Atas Laporan Keuangan. Menurut (Mulyadi:2014:11) laporan audit

merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan

masyarakat lingkungan. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.

Page 20: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

6

Dalam surat BPK Provinsi Jateng No. 207/S/XVIII.SMG/05/2019 kepada

Walikota Tegal Pemeriksaan ditujukan untuk memberikan opini atas kewajaran

penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tegal 2018 dengan

memperhatikan 1.) Kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan, 2.) Kecukupan pengungkapan (materialitas) , 3.) Kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan, 4.) Efektivitas sistem pengendalian

intern sehingga mendapatkan Opini WTP dari BPK . Dalam hal ini Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Tegal Tahun Anggaran 2013 hingga 2017

mendapatkan opini WDP oleh Auditor artinya menaruh keberatan atau

pengecualian yang bersangkutan dengan kewajaran atas penyajian laporan

keuangan atau pada keadaan laporan keuangan tersebut secara keseluruhan

adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat beberapa faktor yang

menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak

wajar).Atau dapat disimpulkan di Tahun Anggaran 2013 hingga 2017 masih

terdapat kesalahan-kesalahan yang cukup materiil dalam penyajian (LKPD).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian secara mendalam

dengan judul :

“Pengaruh Kesesuaian terhadap Kesesuaian Standar Akuntansi

Pemerintah, Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah, Kecukupan

Pengungkapan dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Kota Tegal

pada Opini WTP Tahun 2018 dari BPK”

Page 21: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka rumusan masalah ditentukan

sebagai berikut :

1. Apakah Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh

positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal

pada Opini WTP dari BPK ?

2. Apakah Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal pada

Opini WTP dari BPK ?

3. Apakah Kecukupan Pengungkapan berpengaruh positif terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal pada Opini WTP dari

BPK?

4. Apakah Kepatuhan Perundang-undangan berpengaruh positif terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal pada Opini

WTP dari BPK ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan Masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kota Tegal pada Opini WTP dari BPK.

Page 22: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

8

2. Untuk mengetahui Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah

berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kota Tegal pada Opini WTP dari BPK.

3. Untuk mengetahui Kecukupan Pengungkapan berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal pada

Opini WTP dari BPK.

4. Untuk mengetahui Kepatuhan Perundang-undangan berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal pada

Opini WTP dari BPK.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah berdasarkan pada rumusan masalah yang

sudah paparkan oleh peneliti, sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Masyarakat

Yang dimaksud manfaat bagi masyarakat adalah penelitian ini mampu

memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai bagaimana penilaian

laporan keuangan pemerintahan Kota Tegal oleh Badan Pemeriksaan

Keuangan Republik Indonesia.

2. Manfaat bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti ialah mampu mengaplikasikan disiplin ilmu guna

untuk menambah wawasan dan teori serta praktek.

Page 23: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

9

3. Manfaat bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pihak-pihak yang terkait di pemerintahan daerah sehingga lebih mudah

mencari alternatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja

pemerintah sehingga pemberian Opini dari BPK dapat memberikan

manfaat untuk daerah terutama masyarakat. Dan dapat mempertahankan

Opini WTP Kota Tegal dari BPK.

Page 24: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Pemerintah Daerah

Pengertian Daerah adalah provinsi dan kota atau kabupaten.

Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara segala urusan

pemerintahan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD NKRI 1945. Yang

dimaksud Pemerintah Daerah pada UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah adalah badan eksekutif, sedangkan badan legislatif

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) .

Dasar Hukum Pemerintah Daerah yaitu Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang dimana tidak sesuai lagi

dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan desakan

penyelenggaraan pemerintah daerah maka, disusunlah Undang-Undang

yakni UU No. 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah

daerah. Serangkaian UU tersebut menyebutkan adanya perubahan-

perubahan susunan dan kewenangan pemerintah daerah. Susunan

pemerintah daerah menurut UU tersebur meliputi pemerintahan daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten dan DPRD.

Page 25: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

11

2. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

No. 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah, kebijakan akuntansi

merupakan instrumen penting dalam penerapan akuntansi akrual.

Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah dapat dilakukan

melalui beberapa tahapan berdasarkan komponen utama kebijakan

akuntansi sebagai berikut:

1. Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan sebagai rujukan

utama PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP :

a) PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

b) PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

c) PSAP 03 tentang Laporan Arus Kas

d) PSAP 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan

e) PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi

f) PSAP 12 tentang Laporan Keuangan Operasional

g) IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait pelaporan keuangan

2. Penyusunan Kebijakan Akuntansi Akun sebagai rujukan utama adalah

PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP :

a) PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan

b) PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi

c) PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

d) PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Page 26: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

12

e) PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban

f) PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak

dilanjutkan

g) IPSAP dan Buletin Teknis SAP terkait akun.

3. Otonomi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Otonomi

Daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan.

Menurut Suparmoko (2002 : 18) Otonomi Daerah merupakan

kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat. Asas penting didalam Undang-Undang Otonomi Daerah

yang perlu dipahami, antara lain :

1) Asas Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh

pemerintah kepala daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2) Asas Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintah oleh

pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah kepada

instansi vertikal diwilayah tertentu.

3) Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah

Daerah yaitu sebuah sistem pendanaan pemerintah dalam kerangka

Negara Kesatuan, yang mencakup pembagian keuangan antara

Page 27: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

13

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pemerataan secara

proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan

memperhatikan potensi, kondisi serta kebutuhan daerah yang sejalan

dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara

penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan

pengawasan keuangan antar daerah.

4) Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari Pemerintah Pusat kepada

Daerah Otonom untuk menjalankan sebagian urusan pemerintah

yang menjadi kewenangan pemerintah pusat provinsi kepada daerah

Kota dan/ Kabupaten untuk melaksanakan sebagian urusan

pemerintah yang menjadi kewenangan daerah provinsi.

Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sebagai Pengawas Eksternal

di pusat secara vertikal menempatkan perwakilan di provinsi yang

dikenal dengan BPK Provinsi. Mekanisme check and balances antar

Lembaga Negara/Non Kementerian juga perlu mengadopsi prinsip

keseimbangan tersebut dalam mekanisme Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Dalam perumusan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD)

juga mengikuti tata kelola pusat dimana Presiden bersama Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) berperan penting dalam penyusunan APBN,

tetapi dalam konsep otonomi daerah perumusan APBD dilaksanakan

oleh Gubernur bersama DPRD. Perihal urusan pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan juga dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Kepala

Page 28: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

14

Pemerintahan Daerah Provinsi dan pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah juga bertanggungjawab kepada DPRD.

4. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ( APBD )

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

pengertian APBD No.1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk

Hukum Daerah yang tertuang didalam Pasal 1 Angka 14 yakni :

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang

dibahas dan disepakati bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan

ditetapkan dengan Peraturan Daerah / PERDA ― Tahun Anggaran

APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari hingga

tanggal 31 Desember’’. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Komponen APBD adalah (Mahmudi

2010 : 3) :

1) Pendapatan, dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), merupakan semua penerimaan

yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

b. Dana Perimbangan, merupakan dana yang bersumber dari

penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang

dialokasikan pada daerah untuk membiayai kebutuhan dananya.

c. Lain-lain pendapatan yang sah, meliputi pendapatan daerah,

pinjaman, ekuitas dana dan cadangan, aset, dan sisa anggaran.

Page 29: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

15

2) Belanja, digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Belanja Aparatur Daerah, merupakan belanja yang

memanfaatkan tidak secara langsung oleh dinikmati oleh

masyarakat tapi dirasakan langsung oleh aparatur. Contohnya

pembelian kendaraan dinas, pembelian bangunan gedung dan lain

– lain .

b. Belanja Pelayanan Publik, merupakan belanja yang manfaatnya

dapat dinikmati langsung oleh masyarakat umum. Contohnya

pembangunan jembatan, jalanan dan lain-lain.

3) Pembiayaan,merupakan sumber pengeluaran dan penerimaan

daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran daerah.

Pembiayaan berfungsi sebagai pemisah dari pendapatan daerah.

Pembiayaan dikelompokkan menjadi :

a. Penerimaan Pembiayaan :

1) Sisa lebih anggaran penerimaan tahun lalu

2) Transfer dana dari cadangan

3) Penerimaan pinjaman

4) Penjualan aset tetap

b. Pengeluaran Pembiayaan :

1) Sisa lebih anggaran penerimaan tahun yang berkenaan

2) Transfer ke dana cadangan

3) Pembayaran pokok pinjaman

4) Penyertaan modal

Page 30: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

16

Perhitungan APBD dalam PP Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata

Pertanggungjawaban Kepala Daerah adalah menjadi satu dengan

pertanggungjawaban kepala daerah. Masyarakat dalam hal ini masuk ke

dalam unsur-unsur penyusunan APBD, selain pemerintah daerah yang

terdiri atas kepala daerah dan DPRD. Laporan Pertanggungjawaban

Kepala Daerah di akhir tahun anggaran yang bentuknya yaitu Laporan

Perhitungan APBD dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekuensi

terhadap masa jabatan kepala daerah apabila dua kali mengalami

penolakan dari DPRD. Dalam hal ini digunakannya akuntansi dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah.

5. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah serta ketentuan Pasal 293 dan

Pasal 330 Udang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tenntang Pemerintah

Daerah memberikan amanat untuk dapat mengatur Pengelolaan Keuangan

Daerah dengan sebuah Peraturan Pemerintahan.

Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan

pengawasan Keuangan Daerah yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan dan pendapatan daerah. Penyusunan APBD dalam

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka

Page 31: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

17

mewujudkan pelayanan terhadap masyarakat demi terwujudnya

tujuan negara. Sedikitnya terdapat enam kegiatan dalam

penyusunan APBD sebagai berikut : Kebijakan Umum Anggaran,

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, persiapan

SK Kepala Daerah tentang pedoman penyunsunan Rapat Kerja

Anggaran, SKPD, penyiapan Rancangan Perda APBD, pembahasan

raperda APBD serta penyusunan Rancangan peraturan Kepala

Daerah APBD, evaluasi dan penetapan Rancangan Peraturan Kepala

Daerah APBD terakhir Rancangan Peraturan Kepala Daerah

Penjabaran APBD.

2. Pelaksanaan

SKPD Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

merinci sasaran yang hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran

yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut serta rencana

penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperikaran.

Membuat anggaran kas merupakan dokumen perkiraan arus kas

masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas

keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna

mendanai pelaksanaan pada setiap periode. Membuat surat

penyediaan dana merupakan dokumen yang menyatakan

tersediannya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar

penerbitan Surat Perintah Pembayaran (SPP).

Page 32: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

18

3. Penatausahaan

Penatausahaan dalam pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan sebagai berikut

a. Pendapatan dilakukan oleh Bendahara Penerimaan

b. Pengeluaran dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran

c. Pendanaan Tugas Pembantuan

d. Penatausahaan Kekayaan dan Kewajiban Daerah

e. Akuntansi Keuangan Daerah

4. Pelaporan

Pelaporan pengelolaan keuangan daerah merupakan

kegiatan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan berupa

LKPD unaudited kemudian diperiksa oleh BPK.

5. Pengawasan

Pelaksanaan pengawasan diharapkan mandiri pada setiap daerah

dimana kegiatannya berupa Pembinaan (pemberian pedoman,

bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan, pelatihan, penelitian

dan pengembangan), pengawasan terhadap APBD, Pengendalian

Internal Pemerintah dan Pemeriksaan Ekstern.

6. Laporan Keuangan Daerah.

Erlina (2008:18) menyatakan bahwa, Laporan Keuangan

merupakan sebuah hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan dari transaksi ekonomi ( keuangan ) dari entitas pemerintah

Page 33: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

19

yang dijadikan sebuah informasi sebagai pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan daerah dari pengambilan keputusan ekonomi oleh

pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukannya.

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 laporan keuangan merupakan

laporan yang di struktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh sebuah entitas pelaporan. Tujuan umum

laporan keuangan pemerintah daerah yaitu untuk menyajikan informasi

mengenai posisi keuangan, kenyataan anggaran, saldo anggaran lebih,

arus kas, hasil operasi dan perubahan ekuitas sebuah entitas pelaporan

yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

sebuah keputusan mengenai perihal alokasi sumber daya.

1. Komponen Laporan Keuangan

a) Laporan Realisasi Anggaran

LRA mengungkapkan sebuah kegiatan keuangan pemerintah daerah

yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD yang menyajikan unsur-

unsur sebagai berikut :

1) Pendapatan LRA

2) Belanja

3) Transfer

4) Surplus atau Defisit LRA

5) Pembiayaan

6) Sisa lebih atau kurang pembiayaan anggaran

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Page 34: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

20

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara

komparatif dengan periode sebelumnya dengan pos-pos berikut :

1) Saldo Anggaran Lebih Awal

2) Penggunaan Saldo Anggaran Lebih

3) Sisa lebih atau kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan

4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya

5) Saldo Anggaran Lebih Akhir

c) Neraca menggambarkan posisi keuangan sebuah entitas mengenai

aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

d) Laba Operasional, menyajikan pos-pos :

1) Pendapatan –LO dari kegiatan operasional

2) Beban dari kegiatan operasional

3) Surplus atau defisit dari kegiatan tidak operasional

4) Pos luar biasa

5) Surplus atau defisit –LO

e) Laporan Arus Kas, menyajikan informasi kas yang berhubungan

dengan aktivitas operasional, investasi aset tidak keuangan,

pembiayaan dan transaksi tidak anggaran yang menggambarkan

saldo awal, penerimaan dan pengeluaran serta saldo kas akhir

pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.

f) Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan pos-pos :

1) Ekuitas Awal

2) Surplus atau defisit –LO pada periode bersangkutan

Page 35: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

21

3) Koreksi yang langsung menambah ataupun mengurangi ekuitas,

antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh

perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang

mendasar, seperti :

a. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada

periode sebelumnya

b. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap

g) Catatan Atas Laporan Keuangan, hal-hal yang diungkapkan antara

lain :

1) Informasi umum tentang pelaporan dan entitas akuntansi

2) Informasi tentang kebijakan fiskal atau keuangan dan

ekonomi makro

3) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan

berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target

4) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk

diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya

5) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan

pada lembar muka laporan keuangan

6) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan SAP yang

belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

Page 36: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

22

7) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan

Setiap pos CALK dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan

Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang

dengan informasi terkait dalam CALK.

7. Pemeriksaan Keuangan Daerah

Menurut pasal 16 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

disebutkan bahwa Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan

BPK. Audit dalam sektor pemerintahan digunakan istilah pemeriksaan

yang merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan tata kelola

organisasi yang baik (good governance). Secara etimologi, istilah audit

berasal dari bahasa latin yaitu audire yang artinya mendengar. Sedangkan

auditing secara tradisional yaitu dapat dipahami sebagai bentuk upaya

pemeriksaan atas informasi akuntansi untuk mendapat keyakinan bahwa

informasi tersebut telah disajikan secara wajar.

Audit adalah sebuah proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi

tentang tindakan-tindakan dan kejadian - kejadian ekonomi, dengan tujuan

untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan

Page 37: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

23

kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya

kepada pemakai yang berkepentingan (Arens, et.al., 2010).

Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara disebutkan bahwa

Pemeriksaan Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Auditor Pemerintah merupakan auditor yang

bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan pada

instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, Auditor Pemerintah dibagi

menjadi dua yaitu :

1. Auditor Eksternal Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E Ayat

(1 ) yang berbunyi “ untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung

jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) yang bebas dan mandiri. “Ayat (2) “ Hasil

Pemeriksa Keuangan Negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, sesuai dengan kewenangannya.”

2. Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal dengan Aparat

Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat

Jenderal Departemen/LPND dan Badan Pengawas Daerah.

3. Audit oleh Pemerintah

Page 38: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

24

Dalam Negara Indonesia terdapat beberapa lembaga yang

bertanggungjawab secara fungsional atas pengawasan terhadap

pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Pada tingkatan

tertinggi terdapat Badan Pemeriksa Keuangan atau disingkat BPK,

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan

Inspektorat Jenderal yang berada disetiap departemen serta Badan

Pengawas Daerah dalam lingkup pengawasan didaerah BPK yang

melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab

keuangan negara.

Suatu kebijakan memiliki penilaian sesuai dengan peraturan yang

berlaku diperlukan peran Inspektorat Jenderal Daerah sebagai audit

internal pemerintah. Di dalam PP No. 60 Tahun 2008, Inspektorat

Jenderal atau nama lainnya pengawasan internal ; merupakan aparat

pengawasan internal pemerintah yang bertanggung jawab kepada

pimpinan Lembaga. Pengawasan Internal merupakan seluruh proses

kegiatan audit, pemantauan, evaluasi dan kegiatan pengawasan lain

terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka

memberikan keyakinan yang memadai, bahwa kebijakan sudah

dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan secara

efektif serta efisien untuk kepentingan pimpinan dalam menciptakan

pemerintah yang baik.

Menurut UU No. 15 Tahun 2004 pasal 9 ayat 1 dan pasal 10

didalam peranan audit internal berkaitan dengan kualitas laporan

Page 39: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

25

keuangan dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan adalah

sebagai penyelenggara pemeriksaan, pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara, BPK dapat menggunakan hasil pemeriksaan aparat

pengawasan internal pemerintah dan pemeriksa dapat meminta

dokumen yang wajib disampaikan oleh pihak serta pihak yang

berkaitan serta pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara. Adapun dijelaskan secara singkat perbedaan

BPK dengan Inspektorat Kota/Kabupaten yang dijelaskan didalam

Tabel :

Tabel 2.1

Perbedaan BPK dengan Inspektorat Kota/Kabupaten

No

URAIAN

BPK

INSPEKTORAT

KABUPATEN/KOTA

1. Dasar Hukum UU No.15 Th 2006 PP No. 60 Tahun 2008

2. Hubungan

Kelembagaan

DPR, DPD, DPRD Ditunjuk &

bertanggung jawab

kepada Bupati

3. Jenis Audit Audit Keuangan

Audit Kinerja

Audit dengan tujuan

tertentu

Audit Kinerja

Audit dengan tujuan

tertentu

4. Objek Memeriksa pengelolaan

dan tanggung jawab

Keuangan Negara

(termasuk Keuangan

Daerah) APBN &

APBD.

Mengawasi kegiatan

pemerintah

Kabupaten/Kota yang

bersumber dari APBD

Kabupaten/Kota

5. Sifat Eksternal Pemerintah Internal Pemerintah

6. Wewenang &

Fungsi

Melaksanakan pemeriksa

dan meminta keterangan

dan atau dokumen

mengenai pengelola dan

tanggung jawab

keuangan negara

Memberikan

peringatan dini dan

meningkatkan

efektivitas manajemen

risiko

Memelihara dan

Dilanjutkan

Page 40: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

26

Menetapkan Standar

Pemeriksa Akuntansi

Pemerintah

Membina jabatan

fungsional Pemeriksa

Memberi pertimbangan

atas Standar Akuntansi

Pemerintah dan

rancangan SPI

Pemerintah Pusat/Daerah

Menilai dan menetapkan

jumlah kerugian Negara

Memantau penyelesaian

ganti kerugian

negara/daerah

Memberikan keterangan

ahli dalam proses

peradilan mengenai

kerugian negara / daerah

meningkatkan kualitas

tata kelola Instansi

Pemerintah

Memberikan keyakinan

yang memadai atas

ketaatan, efisiensi dan

efektivitas

Sumber : https://medium.com/mahasiswaonline/perbedaan-badan-

pemeriksa-keuangan-bpk-dan-badan-pengawasan-keuangan-dan-

pembangunan-bpkp-38df7539c416

Tujuan dari pemeriksaan atas LKPD yang dilaksanakan BPK

merupakan sebuah unsur untuk memberikan keyakinan yang memadai

bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal

yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Selanjutnya, hasil pemeriksaan tersebut yang kemudian

menghasilkan muatan opini dari BPK. Opini menurut pasal 01 Nomor 15

Tahun 2004 merupakan sebuah pernyataan profesionalitas sebagai

kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi keuangan

yang telah disajikan dalam laporan keuangan. Opini tersebut didasarkan

pada kriteria :

Lanjutan…

Lanjutan…..

Page 41: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

27

a. Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan atau disingkat SAP dalam PP

No. 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa SAP adalah prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan keuangan pemerintahan. Menurut Sinaga

(2010:8) SAP merupakan pedoman auditor untuk menyatukan

persepsi antara, penyusun, pengguna dan pelaporan. Pemerintah

pusat dan pemerintah daerah juga wajib menyajikan pelaporan

keuangan sesuai dengan SAP.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah telah menyusun Standar

Akuntansi Pemerintah dengan basis akrual yang merupakan

langkah awal dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual dengan

menetapkan PP RI No. 24 tahun 2005. Peraturan Pemerintah No.

71 tahun 2010 pasal 1 ayat (8) menyebutkan bahwa yang dimaksud

Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual merupakan standar

akuntansi pemerintah yang mengakui pendapatan, beban, aset,

utang dan entitas dalam pelaporan Financial berbasis akrual, serta

mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang telah ditetapkan

APBN dan APBD.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dikembangkan oleh

komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). SAP merupakan

acuan oleh KSAP, penyusunan laporan keuangan, pemeriksa dan

Page 42: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

28

pengguna laporan keuangan dalam mengatasi pemecahan atas

sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan .

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan

Daerah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238

Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan. Sehingga Sistem Akuntansi Pemerintahan pada

pemerintah daerah harus diatur dengan peraturan

gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada Pedoman Umum

Sistem Akuntansi Pemerintah tersebut.

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh

terhadap karakteristik tujuan akuntansi serta pelaporan

keuangannya. Ada 2 (dua) ciri penting lingkungan pemerintah yang

perlu dipertimbangkan terhadap penetapan tujuan akuntansi serta

pelaporan keuangan , yaitu :

a) Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan yang

diberikan :

1.) Bentuk umum pemerintahan dan pemisah kekuasaan

2.) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar

pemerintah

3.) Pengaruh proses politik

4.) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan

pemerintah.

Page 43: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

29

b) Ciri Keuangan Pemerintah yang penting bagi Pengendalian :

1.) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target

fiskal dan sebagai alat pengendalian

2.) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan

pendapatan

3.) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk

pengendalian

4.) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena

digunakan dalam operasional pemerintah.

b. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI,2011:319.2)

sistem pengendalian intern sebagai sebuah proses yang harus

dikerjakan dewan komisaris, manajemen data dan entitas lain yang

didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam

pencapaian keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi

operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

International Organization of Supreme Audit Institutions

menyatakan pengendalian intern merupakan suatu proses integral

yang dipengaruhi oleh manajemen dan pegawai, yang dirancang

untuk menghadapi risiko-risiko dan memberikan keyakinan yang

memadai untuk mencapai misi dengan mencapai tujuan-tujuan

umum, antara lain:

Page 44: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

30

1) Melakukan kegiatan dengan tertib, etis, ekonomis, efisien dan

efektif

2) Menyajikan laporan keuangan yang akurat dan handal

3) Menaati ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

4) Mengendalikan sumber daya dari kehidupan, penyalahgunaan

dan kerusakan aset.

Dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan dapat

dilakukan dengan efektif dan efisien, sehingga langkah awal yang

harus dilakukan pemeriksa adalah memahami dan menguji

berjalannya Sistem Pengendalian Intern dalam entitas yang

diperiksa. Pemerintah (audited) wajib menjamin Sistem

Pengendalian Intern yang dibuat sudah efektif supaya opini yang

diberikan pun hasilnya baik. Dalam kondisi ini disimpulkan

terdapat hubungan antara pengendalian intern dengan pemeriksaan.

Unsur – unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berdasarkan

Pasal 3 PP 60 Tahun 2008 :

a. Lingkungan Pengendalian;

Lingkungan pengendalian menjadi dasar bagi sistem

pengendalian internal pemerintah yang memadai bagi

organisasi melalui kepemimpinan, nilai bersama dan budaya

yang menekankan akuntabilitas untuk pengendalian.

Adapun faktor-faktor lingkungan pengendalian yaitu:

Page 45: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

31

1) Integritas nilai-nilai etika yang dipelihara dan

ditunjukan oleh jajaran manajemen dan pegawai

organisasi.

2) Komitmen manajemen dan pegawai organisasi

3) Filosofi dan gaya operasi manajemen

4) Struktur organisasi

5) Cara pengendalian wewenang dan tanggungjawab

dalam organisasi

6) Kebijakan-kebijakan dan prakti-praktik manajemen

sumber daya manusia yang baik

7) Hubungan instansi dengan lembaga-lembaga pengawas

didalam dan diluar organisai.

b. Penilaian Risiko;

Penilaian resiko merupakan proses identifikasi dan

analisis resiko-resiko yang relevan terhadap pencapaian

tujuan-tujuan organisasi dan penentuan langkah-langkah

tindakan yang tepat berkenaan terhadap resiko tersebut.

Penilaian resiko baru dapat dilakukan apabila pemerintaha

memiliki tujuan yang jelas dan konsisten. Adapun langkah-

langkah penilaian resiko sebagai berikut:

1) Identifikasi resiko

Tujuan-tujuan resiko

Komprehensif

Page 46: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

32

Resiko faktor internal dan eksternal pada tingkatan

organisasi maupun kegiatan

2) Evaluasi Resiko

Estimasi signifikansi dari resiko

Menilai kemungkinan terjadinya resiko

3) Penilaian atas tendensi organisasi terhadap resiko

4) Pengembangan langkah tindak

Ada empat langkah yang perlu dipertimbangkan yaitu

memindahkan, menerima, menghadapi atau

menghentikan resiko-resiko. Menghadapi resiko

merupakan yang paling relevan dalam merancang

pengendalian intern karena pengendalian intern yang

efektiv adalah mekanisme utama dalam menghadapi

resiko.

c. Kegiatan Pengendalian;

Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan-

kebijakan, prosedur-prosedur, teknik-teknik dan

mekanisme-mekanisme yang digunakan untuk menjalankan

arahan-arahan manajemen. Contohnya proses untuk

memastikan kepatuhan terjadap persyaratan dalam

penyusunan dan pelaksanaan anggaran.

Ada beberapa kelompok kegiatan pengendalian yang

umumnya ada pada semua instansi, contohnya :

Page 47: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

33

1) Evaluasi kinera berjalan oleh pimpinan

2) Evaluasi oleh manajemen

3) Pengelolaan modal

4) Pengendalian fisik atas aset-aset yang rawan

penyelewengan

5) Pencapaian dan evaluasi ukuran-ukuran kinerja

6) Pemisahan tugas-tugas

7) Pelaksanaan transaksi atau kegiatam yang benar

8) Pencatatan transaksi dan kegiatan yang akurat dan

tepat pada waktunya

9) Dokumentasi yang layak dari transaksi-transaksi dan

pengendalian internal

d. Informasi dan Komunikasi;

Sistem pengendalian intern yang baik memerlukan

informasi yang harus dicatat dan dikomunikasikan kepada

manajemen dan pihak-pihak lain dalam organisasi yang

membutuhkannya dalam bentuk dan kerangka waktu

dengan membantu mereka melaksanakan pengendalian

intern dan tanggung jawab lainnya. Suatu organisasi

membutuhkan komunikasi yang berkenaan dengan

kejadian-kejadian internal dan eksternal yang relevan serta

dapat diandalkan tepat waktu untuk menjalankan dan

mengendalikan kegiatan-kegiatannya.

Page 48: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

34

e. Pemantauan Pengendalian Intern.

Pemantauan pengendalian internal harus memiliki

kualitas kinerja sepanjang waktu dan memastikan bahwa

temuan-temuan audit dan evaluasi lainnya yang dapat

diselesaikan dengan secepatnya. Pengendalian juga harus

dirancang untuk memastikan bahwa pemantauan terus

menerus terjadi sepanjang kegiatan normal organisasi.

Pemantauan ini dilaksanakan secara terus menerus dan

melekat dalam kegiatan-kegiatan instansi pemantauan terus

menerus yang meliputi aktivitas supervisi dan manajemen

secara teratur, pembandingan, rekonsiliasi dan tindakan-

tindakan lain yang dilakukan oleh pegawai dalam

menjalankan tugasnya.

Pemeriksaan keuangan terdapat kegiatan

pengendalian internal pada PP No. 60 tahun 2008 pasal 18

yang berbunyi :

1.) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib

menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai

dengan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan

fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.

2.) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian yang

dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memiliki

karakteristik sebagai berikut :

Page 49: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

35

a. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan

pokok Instansi Pemerintah;

b. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan

proses penilaian risiko;

c. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan

dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;

d. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara

tertulis;

e. Prosedur yang telah ditetapkan harus

dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara

tertulis; dan

f. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur

untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih

sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

c. Kecukupan Pengungkapan Laporan Keuangan

Suwardjono (2014) menjelaskan definisi pengungkapan

laporan keuangan menjadi dua konteks, yaitu konseptual dan

teknis. Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian

integral dalam laporan keuangan. Sedangkan secara teknis,

penyusunan pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses

akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat

penuh penyajian pelaporan keuangan. Pengungkapan penyajian

laporan keuangan ditentukan oleh informasi yang material.

Page 50: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

36

Menurut Sukrisno Agoes (2014 : 148) didalam konsep

Materialitas adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan

keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia, sedangkan di beberapa negara lainnya menganggap ini

tidak penting. Menurutnya menyajikan secara wajar dalam semua

hal yang material dan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan

keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji dalam

pelaporannya.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menjelaskan perihal

materialitas dengan mengeluarkan Keputusan BPK RI No. 5/K/I-

XIII.2/10/2013 tentang Petunjuk Teknis Penetapan Batas

Materialitas yang dijelaskan materialitas adalah besarnya informasi

akuntansi apabila terjadi penghilangan atau salah saji yang dilihat

dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah

ataupun mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan

kepercayaan atas informasi tersebut. Adapun pihak-pihak yang

berkepentingan antara lain :

1. DPR atau DPRD, dalam hal ini menggunakan Laporan

Keuangan Pemerintah untuk menilai kinerja pengelolaan

keuangan pemerintahan terkait besarnya anggaran yang

disetujui oleh DPR atau DPRD;

Page 51: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

37

2. Kementerian Keuangan, yang dimana juga mempunyai

kepentingan atas Laporan Keuangan Pemerintah berkaitan

dengan pencairan anggaran instansi atau lembaga tersebut.

Menurut Mulyadi (2014:158) pada audit atas laporan

keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan kepada klien

atau pihak lain, bahwa laporan keuangan audit adalah Akurat

(ketepatan semua informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan). Dalam hal tersebut, maka audit atas laporan keuangan

hanya memberikan keyakinan bahwa :

1. Jumlah yang disajikan pada laporan keuangan beserta

pengungkapannya telat dicatat, di ringkas, digolongkan serta

di komplikasi;

2. Telah mengumpulkan bukti audit yang kompeten dimana

cukup sebagai dasar yang memadai untuk memberikan

pendapat atas laporan keuangan auditan;

3. Laporan keuangan sebagai keseluruhan telah disajikan secara

wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan

serta kecurangan.

Konsep materialitas ini sangat penting karena dapat

menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima

auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh

salah saji tersebut dimana erat kaitannya dengan konsep risiko

audit. Apabila auditor telah gagal menetapkan nilai materialitas

Page 52: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

38

dan batas risiko audit yang ideal, maka bisa terjadi timbul risiko

yang tanpa disadari berpengaruh terhadap opini atas laporan

keuangan yang telah diaudit. Adapun dijelaskan beberapa Jenis

Materialitas berdasarkan Petunjuk Teknis Penetapan Batas

Materialitas yaitu :

1) Materialitas Kualitatif adalah materialitas yang menggunakan

ukuran kualitatif yang lebih ditentukan atas pertimbangan

profesional. Pertimbangan profesional dalam arti didasarkan

pada cara pandang, pengetahuan serta pengalaman pada situasi

maupun kondisi tertentu.

2) Materialitas Kuantitatif adalah materialitas yang menggunakan

ukuran perhitungan tertentu seperti mata uang, jumlah waktu,

frekuensi maupun jumlah unit.

Pada pemeriksaan laporan keuangan, Pemeriksa perlu

menentukan nilai materialitas , yaitu :

1) Planning Materiality disingkat PM (materialitas awal),

merupakan nilai maksimum sebagai batas pemeriksa untuk

meyakini bahwa seluruh salah saji yang diatas nilai tersebut

diduga material dan dapat mempengaruhi keputusan dari

pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Materialitas ini

ditetapkan sebagai tingkat keseluruhan laporan keuangan.

2) Tolerable Misstatement disingkat TM (salah saji toleransi)

merupakan materialis terkait jenis-jenis transaksi, saldo

Page 53: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

39

akun dan pengungkapan, materialitas ini mencakup

kesalahan yang tidak disengaja (error) ataupun kesalahan

yang disengaja (fraud).

Adapun jenis materialitas yang dijelaskan ada tahap

penetapan Nilai Materialitas. Penetapan Nilai Materialitas

ini dilakukan pada bagian perencanaan pemeriksaan, awal

pelaksanaan pemeriksaan serta akhir pelaksanaan

pemeriksaan.

1) Pada tahap pemeriksaan, pemeriksa menetapkan Planning

Materiality dan Tolerable Misstatement secara kuantitas

dalam menentukan sifat, saat serta luas prosedur selama

pemeriksaan yang sedang dilakukan. Dalam tahap ini juga

harus mempertimbangkan salah saji yang mungkin tidak

material secara kuantitatif tetapi material secara kualitatif.

2) Pada tahap awal pelaksanaan pemeriksaan, pemeriksa dapat

melaksanakan revisi atas nilai materialitas nilai materialitas

awal secara kuantitatif jika terdapat perubahan lingkup

pemeriksa yang signifikan dan informasi tambahan yang

mempengaruhi kewajaran akun-akun pada laporan

keuangan yang sedang diperiksa. Akan tetapi, disamping itu

auditor dapat juga tidak merevisi nilai materialitas awal

sesuai pertimbangan profesionalnya.

Page 54: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

40

3) Pada tahap akhir pemeriksaan, pemeriksa melakukan

evaluasi kembali atas nilai materialitas di tahap awal

pelaksanaan berlandaskan pertimbangan kuantitatif dan

kualitatif. Tahap ini sangat dipentingkan karena

berhubungan langsung dengan opini yang akan diberikan.

d. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Kepatuhan terhadap perundang-undangan merupakan salah

satu faktor yang penting yang harus diperhatikan dan wajib

dilaksanakan terhadap pemeriksaan laporan keuangan pemerintah.

Standar Akuntansi Pemerintah yaitu PP No. 71 Tahun 2010

merupakan sebagai acuan yang wajib dilaksanakan pada laporan

keuangan entitas pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah. Peraturan Pemerintah tersebut menjadi

landasan bagi semua entitas laporan termasuk pemerintah daerah

dalam menyajikan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban

terhadap semua pihak.

BPK-RI memiliki kesimpulan ketidakpatuhan terhadap

perundang-undangan berdasarkan dampak terhadap pelaporan

keuangan yang mungkin terjadi karena perbuatan ketidakpatuhan

(Arens et al.,2012: 820). Dampak ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dibagi menjadi sup kelompok

sebagai berikut :

Page 55: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

41

1. Temuan kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah

yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah dalam

mengungkap permasalahan yang berkurangnya kekayaan

negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah berupa uang,

surat berharga dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya

sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun

lalai.

2. Temuan potensi kerugian negara/daerah atau kerugian

negara/daerah yang terjadi pada perusahaan milik negara/daerah

dalam mengungkapkan adanya sebuah perbuatan melawan

hukum baik disengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan

resiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa

berkurangnya surat berharga, kas serta aset nyata dan pasti

jumlahnya.

3. Temuan kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan

milik negara/daerah yang mengungkapkan adanya penerimaan

yang seharusnya menjadi hak negara/daerah atau perusahaan

milik negara/daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas

negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah karena

adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4. Temuan administrasi yang mengungkapkan adanya

penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam

Page 56: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

42

pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset serta operasional

perusahaan, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan

kerugian atau potensi kerugian negara, daerah atau perusahaan

milik negara/daerah, tidak mengurangi hak negara/daerah,

kekurangan penerimaan, tidak menghambat program entitas

serta tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana.

5. Temuan Indikasi Tindak Pidana mengungkapkan adanya

perbuatan sebagai praduga dimana memenuhi unsur-unsur

tindak pidana yang telah diatur dalam peraturan perundang-

undangan dan diancam dengan sanksi pidana dalam peraturan

perundang-undangan.

8. Opini Audit

BPK dalam pemeriksaan tahunan atas laporan keuangan pemeriksa

daerah akan menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP

dalam menyatakan opini BPK atas kewajaran Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD). Dalam pasal 1 ayat 11 tentang

Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

pengertian Opini BPK adalah pernyataan profesional sebagai

kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang

telah disajikan didalam laporan keuangan. Pernyataan pendapat atau

Opini BPK atas hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah terdiri

dari :

1. Wajar Tanpa Pengecualian / Unqualified Opinion

Page 57: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

43

Opini Wajar Tanpa Pengecualian atau biasa disingkat dengan WTP

yang dalam Bahasa Inggris ― Unqualified Opinion ― merupakan

pendapat pemeriksaan paling tinggi yang menyatakan bahwa laporan

keuangan entitas yang diperiksa telah menyajikan secara wajar yang

telah dilaporkan laporan keuangannya sesuai dengan standar akuntansi

keuangan (SAK) di Indonesia. Dalam hal ini berarti laporan keuangan

yang diaudit telah menyajikan seluruh aspek komponen atau transaksi

pemerintah daerah yang materialitas secara wajar, dengan kriteria :

a) Laporan keuangan sudah lengkap. Dalam hal ini terdiri dari Laporan

Perhitungan Anggaran, Laporan Aliran Kas, Neraca dan Nota

Perhitungan APBD;

b) Bukti-bukti ataupun dokumen pendukung yang cukup lengkap;

c) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah sebagai pemakaian standar yang konsisten;

d) Tidak ada kondisi yang memerlukan paragraf penjelasan.

2. Wajar dengan Pengecualian / Qualified Opinion

Opini Wajar Dengan Pengecualian atau biasa disingkat dengan

WDP dalam Bahasa Inggrisnya ― Qualified Opinion ― merupakan

opini pemeriksaan laporan keuangan entitas yang diperiksa telah

menyajikan secara wajar dalam semua aspek komponen atau

transaksi secara yang material, posisi keuangan, realisasi anggaran

dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia. Istilah Wajar Dengan Pengecualian

Page 58: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

44

berarti ada pengecualian dampak hal-hal untuk komponen-

komponen tertentu, misalnya :

1) Laporan Keuangan sebagian kecil (tidak material) disusun tidak

memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku.

2) Ruang lingkup pemeriksaan dibatasi.

3. Tidak Memberikan Pendapat / Disclaimer Opinion

Opini Tidak Memberikan Pendapat dalam Bahasa Inggrisnya

Disclaimer Opinion merupakan Opini merupakan pendapat yang

menyatakan bahwa pemeriksa tidak memberikan pendapat atas

laporan keuangan dimana bukti pemeriksa tidak cukup untuk

membuat kesimpulan. Auditor tidak mempunyai keyakinan untuk

memberikan penilaian kewajaran dalam laporan tersebut. Kriteria

dari kelompok jenis opini ini adalah :

1) Ruang lingkup audit dibatasi (material)

2) Auditor tidak independen

3) Tidak ada kriteria dalam menilai laporan keuangan.

4. Tidak Wajar/ Adverse Opinion

Opini Tidak Wajar dalam Bahasa Inggris Adverse Opinion

merupakan opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan entitas

yang telah diperiksa tidak menyajikan secara wajar dimana tidak

memenuhi kaidah-kaidah yang diharuskan dalam penyusunan laporan

keuangan. Atau dengan kata lain, laporan yang telah diaudit tidak

Page 59: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

45

Lanjutan…

disajikan sesuai dengan prinsip Standar Akuntansi Pemerintah yang

berlaku umum di Indonesia.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Peneliti Terdahulu

No Penelitian

& Tahun Judul

Variabel

Penelitian

Hasil

1. Rofi Arif

Setiawan

(2017)

Pengaruh SPI

dan Kepatuhan

Perundang-

undangan

terhadap Opini

LKPD.

Variabel

Independen : SPI

dan Kepatuhan

terhadap

Peraturan

Perundang-

Undangan

Variabel

Dependen :

Opini LKPD

SPI

berpengaruh

terhadap

pemberian

opini WTP dan

kepatuhan pada

perundang-

undangan tidak

berpengaruh

terhadap

pemberian

opini WTP

oleh auditor

BPK RI dalam

pelaksanaan

pemeriksaan

atas LKPD

2 Munawar

(2016)

Pengaruh

Jumlah Audit

atas SPI dan

Jumlah Temuan

Audit atas

Kepatuhan

terhadap Opini

atas laporan

keuangan

Pemerintah

Kabupaten/Kota

Aceh

Variabel

independen:

jumlah temuan

audit atas SPI

dan jumlah

temuan audit

kepatuhan

Variabel

dependen: opini

atas LKPD

Kabupaten/Kota

di Aceh

Jumlah temuan

audit atas SPI

dan jumlah

temuan audit

kepatuhan

berpengaruh

terhadap opini

atas laporan

keuangan

pemerintah

Kabupaten/

Kota di Aceh

baik secara

bersama-sama

maupun parsial

Dilanjutkan….

Page 60: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

46

2. Harahap,

Muh ammad

Suheire

(2016)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pemberian opini

Badan

Pemeriksa

Keuangan

Republik

Indonesia atas

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah Provinsi

Variabel

Independen:

Materialitas,

pelanggaran

SAP, efektivitas

SPI, Kepatuhan

terhadap

Perundang-

undangan

Variabel

Dependen: Opini

BPK

Materialitas,

Pelanggaran

SAP,

efektivitas SPI

dan Kepatuhan

terhadap

Perundang-

Undangan

secara simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pemberian

Opini Badan

Pemeriksa

Keuangan

4. Sagung

Intan Evi

Cahyani &

Nyoman

Djinar

Setiawina

(2016)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Tabanan

Standar

Akuntansi

Pemerintah,

Sistem

Pengendalian

Internal, Sumber

Daya Manusia,

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

Standar

Akuntansi

Pemerintah,

Sistem

Pengendalian

Internal,

Sumber Daya

Manusia,

berpengaruh

positif terhadap

Kualitas LKPD

Kabupaten

Tabanan

5. Dewi

Rahmasari

(2017)

Pengaruh SPI,

Kepatuhan

terhadap

Perundang-

undangan,

tindak lanjut

rekomendasi

hasil

pemeriksaan

dan total aset

terhadap opini

audit dengan

tingkat

pengungkapan

pada catatan

atas laporan

keuangan

Temuan SPI,

Kepatuhan

terhadap

perundang-

undangan, tindak

lanjut hasil

rekomendasi

pemeriksaan,

total aset

Temuan SPI,

Kepatuhan

terhadap

perundang-

undangan, ,

tindak lanjut

rekomendasi

pemeriksaan

serta total aset

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

laporan

keuangan untuk

menghasilkan

opini BPK

Dilanjutkan….

.

Dilanjutkan…

Dilanjutkan….

….

Page 61: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

47

kementerian

atau sebagai

variable

intervening

6. Nunung

Suhaeti., SE

& Dandang

Suhendar.,

SE.,M.Si

(2015)

Pengaruh

Implementasi

SAP, SPIP

terhadap

Kualitas LKPD

Kabupaten

Kuningan

SAP (X1) , SPIP

(X2) , Kualitas

LKPD

Kabupaten

Kuningan (Y)

Seluruh

variabel saling

keterkaitan dan

berpengaruh

positif pada

Kualitas LKPD

untuk

menghasilkan

Opini dari BPK

Sumber : Data Olahan Peneliti

Persamaan secara umum pada penelitian terdahulu dengan

penelitian sekarang adalah di variabel dependen (Y) Kualitas LKPD untuk

menghasilkan Opini dari BPK. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti

sekarang adalah pada bagian objek tempat. Penelitian yang akan diteliti oleh

peneliti adalah penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya oleh

peneliti lain. Dalam arti, peneliti orang pertama yang akan meneliti sesuai

dengan judul dan objek yang akan diteliti.

Persamaan yang lain dengan peneliti terdahulu terletak di beberapa

variabel independen, misalnya oleh peneliti Rofi Arif Setiawan (2017)

memiliki kesamaan variabel Kesesuaian SAP dan SPIP, peneliti Munawar

(2016) kesamaan variabel Kepatuhan Perundang-undangan dan SPIP,

Harahap & Muhammad Suheri (2016) memiliki empat variabel yang sama

terletak pada bagian SAP, SPIP, Kecukupan Pengungkapan pada

Materialitas serta Kepatuhan terhadap perundang-undangan, namun

walaupun variabel indepen sama , pada metode analisis berbeda. Peneliti

Lanjutan…

Lanjutan…

Page 62: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

48

Harahap & Muhammad Suheire (2016) jenis penelitian kuantitatif

sedangkan peneliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti

Sagung Sinten Evicahyani & Nyoman Djimar Setiawina (2016) serta Dewi

Rahmasari memiliki kesamaan pada variabel SAP & SPIP terhadap kualitas

LKPD. Peneliti Nunung Suharti.,SE & Dadang Suhendar.,SE.M.Si (2017)

memiliki kesamaan pada variabel SAP dan SPIP terhadap Kualitas LKPD

untuk mendapatkan Opini dari BPK.

C. Kerangka Pemikiran Konseptual

Pemeriksaan oleh BPK bertujuan memberikan opini mengenai

kewajaran Kualitas Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang

dimaksud adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,

Laporan Arus Ka (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Opini BPK terbentuk dengan 4 pertimbangan yaitu, Kesesuaian

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Efektivitas Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah, Kecukupan Pengungkapan dan

Kepatuhan Perundang-undangan.

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan syarat yang

mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas

laporan keuangan pemerintah dalam PP Nomor. 71 Tahun 2010. SAP

merupakan pedoman dan landasan bagi pemerintah, baik pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah dalam menyusun maupun

menyajikan laporan keuangan pemerintah. Sehingga dapat

Page 63: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

49

disimpulkan SAP merupakan salah satu aspek yang dapat

mempengaruhi LKPD.

Penelitian Aditya Sanjaya (2017) menyatakan bahwa menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh terhadap Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah.

Kelemahan sistem pengendalian intern yang terjadi pada laporan

keuangan dalam hasil pemeriksaan BPK menemukan masih

banyaknya penyimpangan dan kebocoran serta kurangnya kepatuhan

karyawan akan sistem pengendalian intern yang sudah diberlakukan di

dalam pemerintah daerah yang menyebabkan BPK memberikan opini

―tidak wajar/disclaimer‖ itu semua dikarenakan lemahnya sistem

pengendalian intern (Badan Pemeriksa Keuangan 2011).

Menurut Pasal 16 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara, SPI merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pemberian opini dari BPK. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

banyak atau sedikitnya jumlah temuan terkait kelemahan sistem

pengendalian intern mempengaruhi baik tidaknya opini audit yang

diberikan oleh BPK.

Peneliti Nunung Suhaeti.,SE & Dadang Suhendar.,SE.M.Si (2015)

menunjukkan hasil SPI berpengaruh positif pada Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah untuk mendapatkan opini audit laporan

keuangan pemerintah daerah dari BPK.

Page 64: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

50

Kewajiban untuk mempertimbangkan kecukupan pengungkapan

laporan keuangan sebagai salah satu kriteria perumusan opini yang

telah dimuat dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam kecukupan pengungkapan laporan

keuangan merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi

aspek opini terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Peneliti Mohammad Suheri, Harahap (2016) menyimpulkan

bahwa Kecukupan Pengungkapan berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Auditor BPK mengeluarkan opini dengan mempertimbangkan

empat kriteria salah satunya temuan kepatuhan terhadap perundang-

undangan. Standar pemeriksaan keuangan negara (BPK 2007)

menyebutkan bahwa kepatuhan terhadap perundang-undangan

merupakan komponen terakhir yang diungkapkan oleh BPK dalam

rangka menilai akuntabilitas LKPD adalah kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

banyak atau sedikitnya jumlah temuan terkait ketidakpatuhan

terhadap perundang-undangan termasuk dalam salah satu aspek yang

mempengaruhi baik tidaknya opini audit yang diberikan oleh BPK.

Penelitian Harahap, Muhammad Suheire (2016) menunjukkan hasil

bahwa ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Page 65: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

51

berpengaruh positif pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Kesesuaian dengan SAP

( X1 )

Efektivitas SPI

( X3 )

Kepatuhan terhadap

Perundang-Undangan

( X4 )

D. Hipotesis

Berdasarkan bagan pemikiran diatas, penulis mempunyai hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. H1 : Diduga Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh

positif terhadap Kualitas LKPD Kota Tegal pada Opini WTP dari

BPK.

Kecukupan Pengungkapan

( X2 ) Kualitas LKPD

pada

OPINI WTP dari BPK

( Y )

Page 66: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

52

2. H2 : Diduga Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

berpengaruh positif terhadap Kualitas LKPD Kota Tegal pada

Opini WTP dari BPK.

3. H3 : Diduga Kecukupan Pengungkapan berpengaruh positif terhadap

Kualitas LKPD Kota Tegal pada Opini WTP dari BPK.

4. H4 : Diduga Kepatuhan Perundang-Undangan berpengaruh positif

terhadap Kualitas LKPD Kota Tegal pada Opini WTP dari BPK.

Page 67: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui

pengaruh positif atau negatif antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Moleong (2007:11) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menekankan

pada data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka yang disebabkan oleh

adanya penerapan metode kualitatif.

Dari pendapat diatas, dapat diketahui bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan apabila faktor penelitian tidak dapat dikuantifikasikan

sehingga variabel tidak bisa diungkapkan dengan angka diantaranya persepsi,

pendapat, opini, tanggapan dan lain-lain. Teori kualitatif menyatakan agar

penelitiannya dapat berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap yaitu

data.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik khusus yang ditetapkan peneliti

untuk dipelajari yang kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2017:81).

Page 68: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

54

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

Organisasi Perangkat Daerh (OPD) Pemerintah Kota Tegal dengan Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Kualitas LKPD Kota Tegal yang sudah

diperiksa oleh BPK sehingga mendapatkan Opini dari BPK di Tahun

Anggaran 2013 sampai dengan Tahun 2018.

Tabel 3.1

Populasi OPD Pemerintah Kota Tegal

No. Organisasi Perangkat Daerah

1. Inspektorat Kota Tegal

2. BKPPD Kota Tegal

3. Bappeda Kota Tegal

4. Badan Keuangan Daerah Kota Tegal

5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal

6. DPMPTSP Kota Tegal

7. DPPKNP2PA Kota Tegal

8. Disperkim Kota Tegal

9, Dinas Kominfo Kota Tegal

10. Dinas Arpusda Kota Tegal

11. Satpol PP Kota Tegal

12. Dinas Perhubungan Kota Tegal

13. Dinas Kesehatan Kota Tegal

14. Dinas PUPR Kota Tegal

Dilanjutkan….

Page 69: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

55

15. Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM Kota Tegal

16. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Tegal

17. Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal

18. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tegal

19. Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal

20. Dinas Sosial Kota Tegal

21. Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kota Tegal

22. Kantor Kesbangpol Linmas Kota Tegal

23. Sekretaris DPRD Kota Tegal

24. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tegal

25. Kecamatan Tegal Timur

26. Kecamatan Tegal Barat

27. Kecamatan Tegal Selatan

28. Kecamatan Margadana

29. Bagian Umum Setda Kota Tegal

30. Bagian Perekonomian Setda Kota Tegal

31. Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Daerah Setda Kota Tegal

32. Bagian Organisasi Setda Kota Tegal

33. Bagian Pembangunan Kota Tegal

34. Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Tegal

35. Bagian Hukum dan Setda Kota Tegal

36. Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Tegal

Sumber : Data Olahan Peneliti

Lanjutan…

Page 70: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

56

2. Sampel Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel merupakan teknik yang digunakan

untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam sebuah

penelitian (Sugiyono, 2017:96).

Sampel dari penelitian ini adalah Badan Keuangan Daerah

(BAKEUDA) yang merupakan satu kesatuan Laporan Keuangan

keseluruhan OPD serta BPKD dan Inspektorat Kota Tegal sebagai

pengawasan Internal OPD Kota Tegal.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam melakukan

penelitian, karena data yang terkumpul akan dijadikan bahan analisis dalam

penelitian. Menurut Sugiyono (2011:137) metode pengumpulan data

merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

karakteristik variabel yang melekat pada unit pengamatan secara sistematis.

Pada dasarnya ada tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif yaitu :

1. Observasi

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipasi. Observasi partisipasi merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan situasi

yang diamati sebagai sumber data, dengan maksud untuk mengamati dan

mencatat gejala-gejala dalam objek penelitian meliputi Kantor Badan

Page 71: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

57

Keuangan Daerah (BAKEUDA) serta Kantor BPKD dan Inspektorat Kota

Tegal untuk mendapatkan data Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal sebagai bahan kajian sumber-sumber

ilmiah dalam penelitian. Dengan hadirnya peneliti di lokasi penelitian, maka

data yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam sampai mengetahui ada

tingkat makna dari setiap perilaku yang terjadi.

2. Wawancara Mendalam

Menurut Bungin Subagyo (2007:108) wawancara mendalam merupakan

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab seraya bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau dengan

orang yang diwawancarai, dengan atau menggunakan pedoman wawancara.

Menurut P. Joko Subagyo (2011:39) wawancara merupakan suatu kegiatan

yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara

bermakna secara langsung antara interview dengan responden serta

kegiatannya dilakukan secara lisan.

Pihak yang menjadi narasumber adalah Inspektorat dan ASN di dalam

bagian Bidang Akuntansi Badan Keuangan Daerah Kota Tegal. Data yang

diperoleh dari hasil wawancara yaitu data primer karena mendapatkan

informasi melalui wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti di tempat

lokasi penelitian. Adapun beberapa bentuk instrumen penelitian wawancara

dengan pertanyaan yang sudah disusun (terlampir).

Page 72: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

58

Wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang

diperlukan dengan mengadakan pertemuan dengan beberapa informan untuk

memperoleh data yang diperlukan dengan menggali data tentang perencanaan,

penerapan dan lain sebagainnya sebagai bahan analisis yang menjadi faktor –

faktor yang mempengaruhi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal

sehingga mendapatkan Opini WTP di tahun 2018 setelah 5 tahun berturut-turut

dari tahun 2013 sampai dengan 2017 mendapatkan Opini WDP oleh BPK

sesuai dengan prinsip yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan

memperhatikan Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kecukupan

Pengungkapan, Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta Kepatuhan

terhadap Perundang-undangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut (Sugiyono, 2015:240) merupakan catatan peristiwa

yang sedang terjadi maupun yang telah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data – data dengan menyelidiki dokumen –

dokumen yang sudah ada, dan merupakan tempat untuk menyajikan sejumlah

data dan informasi. Teknik ini digunakan peneliti dengan mengumpulkan

dokumen tertulis maupun tidak tertulis, dari lokasi penelitian yang berkaitan

dengan pokok penelitian yang merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi, wawancara maupun angket dalam penelitian kualitatif.

Page 73: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

59

Metode ini digunakan peneliti, sebagai bahan analisis yang menjadi faktor –

faktor yang mempengaruhi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal

sehingga mendapatkan Opini WTP di tahun 2018 setelah 5 tahun berturut-turut

dari tahun 2013 sampai dengan 2017 mendapatkan Opini WDP oleh BPK

sesuai dengan prinsip yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan

memperhatikan Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kecukupan

Pengungkapan, Efektivitas Pengendalian Intern (SPI) serta Kepatuhan terhadap

Perundang-undangan.

D. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan jika data empiris yang didapatkan

merupakan data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan

rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau

struktur klasifikasi. Penelitian deskriptif kualitatif dari analisis data dilakukan

dengan cara mendeskripsikan serta mengelola data – data kualitatif, dengan

mengadakan observasi secara terus – menerus, triangulasi, penyajian dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi ataupun analisis kualitatif tetap

menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas

dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat

bantu analisis.

Penyajian data merupakan kegiatan yang paling penting kedua dalam

penelitian kualitatif. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan

Page 74: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

60

kerja keterkaitan hasil teknik pengumpulan data. Agar validasi data tetap

terjaga dalam teknik penelitian kualitatif, penulis menggunakan Triangulasi

sumber data. Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan berbagai

sumber informasi yang menjadi objek penelitian (Lawrence, 2013:187). Data

yang dibandingkan adalah Laporan Keuangan pada Tahun Anggaran 2013

sampai dengan 2018. Sumber informasi yang dibandingan dari hasil

wawancara oleh informan. Pada penyajian data teknik triangulasi merupakan

bagian dari sebuah analisis, hal-hal yang dibutuhkan sebagai berikut :

1. Ringkasan Laporan Hasil (LHP) dan Opini BPK T.A 2013 sampai

dengan T.A 2018

Ringkasan LHP setiap tahun sejak T.A 2013 sampai dengan T.A

2018 dihimpun menjadi satu tabel agar mempermudah membedakan

progress atau perkembangan LHP setiap tahunnya. Hasil analisis ini akan

menghasilkan kesimpulan kriteria apa saja yang membedakan Opini dari

BPK.

2. Rekapitulasi Pengujian Kualitatif atas Kesesuaian Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) T.A 2013 sampai dengan T.A

2018.

Hasil analisis ini akan menggambarkan secara umum bahwa

pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK telah sesuai dengan Standar yang

berlaku.

Page 75: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

61

3. Rekapitulasi Pengujian terhadap Gambaran Umum Pemeriksaan T.A

2013 sampai dengan T.A 2018.

Menjelaskan dasar hukum, tujuan pemeriksaan, sasaran

pemeriksaan, standar pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, waktu

pemeriksaan dan objek pemeriksaan pada tahun anggaran tertentu.

4. Pengujian Atributif bersifat Umum

Pengujian atributif bersifat umum ini menggambarkan laporan

minimal yang perlu disajikan oleh pemerintah daerah pada saat

pemeriksaan.

5. Pengujian Atributif Khusus

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesesuaian dan kebenaran

tentang format dan beberapa komponen yang terdapat dalam laporan

keuangan antara lain : Neraca, LRA, Laporan Arus Kas dan CaLK seperti

yang disebutkan dalam Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

6. Pengujian Substantif

Pengujian substantif sangat penting dilakukan karena dalam melakukan

pengujian kebenaran angka-angka yang ada pada LK harus menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengujian substantif akun neraca;

2. Pengujian akun laporan realisasi dan;

3. Pengujian laporan arus kas.

Page 76: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah singkat Kota Tegal

Kota Tegal merupakan salah satu wilayah otonom di Provinsi Jawa

Tengah. Kota Tegal pernah menjadi cikal-bakal berdirinya Korps

Marinir seperti tercatat dalam Pangkalan IV ALRI Tegal dengan nama

Corps Mariniers, pada 15 November 1945. Kota Tegal berbatasan

dengan Kabupaten Brebes di sebelah Barat, Laut Jawa di sebelah Utara

serta Kabupaten Tegal di sebelah selatan dan timur. Hari Jadi Kota

Tegal adalah 12 April 1580 yang merupakan Hari/tanggal dan Tahun

Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung dengan Peraturan

Daerah No.5 tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988.

Secara geografis, Kota Tegal terletak diantara 109°08 '–109°10'

Bujur Timur dan 6°50 '– 6°53' Lintang Selatan di bagian barat laut

Provinsi Jawa Tengah, dengan wilayah seluas 39.68 Km² atau kurang

lebih 3.968 Hektar. Dan secara administrasi wilayah Kota Tegal

terbagi dalam 4 Kecamatan dan 27 Kelurahan. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II

Tegal, luas wilayah Kota Tegal adalah 38.50 Km² Hektar. Namun

secara Defacto luas wilayah Kota Tegal mengalami perubahan sejak

Page 77: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

63

tanggal 23 Maret 2007 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal

dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai

Kaligangsa, sehingga luas wilayah Kota Tegal menjadi 39.68 Km² atau

3.968 Hektar.

2. Pusat Pemerintahan

Balaikota Tegal merupakan sebagai pusat pemerintahan Kota

Tegal semula menempati Gedung Residen di Jalan Pemuda yang kini

digunakan untuk Gedung DPRD Kota Tegal. Namun sejak tahun 1985,

pusat pemerintahan dipindahkan ke Pendopo Ki Gede Sebayu bekas

Pendopo Kabupaten Tegal, di kawasan Alun-alun Mangkukusuman,

Kolonel Laut (Purn) Adi Winarso, S.sos adalah putra Tegal pertama

yang menjabat sebagai Walikota selama dua periode, yaitu 1999-2004

dan 2004-2009 melalui pemilihan tidak langsung.

Pada tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota

Tegal, karena tahun tersebut untuk pertama kali walikota terpilih

secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, pasangan Ikmal

Jaya, S.E AK dan Ali Zainal Abidin S.E memenangi pemilihan

Walikota Tegal. Mereka dilantik pada tanggal 23 Maret 2009 oleh

Gubernur Jawa Tengah yaitu Bibit Waluyo.

Page 78: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

64

3. Visi dan Misi Kota Tegal 2019-2024

a. Visi

Visi Kota Tegal yaitu ― Terwujudnya Pemerintahan yang

Berdedikasi menuju Kota Tegal yang Bersih, Demokratis, Disiplin

dan Inovatif‖.

b. Misi

1. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Profesional,

Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif, Berbasis Teknologi

Informasi.

2. Menciptakan atmosfir kehidupan Kota Tegal yang lebih

agamis, aman, kreatif, berbudaya, demokrasi, melindungi

hak—hak anak dan perempuan untuk kesetaraan serta keadilan

gender.

3. Meningkatkan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan,

kesejahteraan pekerja dan masyarakat tidak mampu.

4. Meningkatkan infrastruktur, transportasi publik, lingkungan

hidup yang bersih dan sehat serta pembangunan.

5. Meningkatkan Kepariwisataan, investasi dan daya saing daerah

serta mengembangkan ekonomi kerakyatan.

6. Mengoptimalkan peran pemuda, pembinaan olahraga dan seni

budaya.

Page 79: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

65

Tabel 4

Struktur Organisasi Pemerintah Kota Tegal

Sumber Gambar : Perda Kota Tegal No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kelola Sekretariat Daerah dan Sekretariat

DPRD Kota Tegal.

B. Hasil Penelitian

Analisis deskriptif hasil penelitian adalah analisis pada data yang

diperoleh hasil observasi dengan pengumpulan data, penyajian data serta

triangulasi wawancara dengan informan. Setelah melakukan wawancara

dengan narasumber atau informan, peneliti mencoba menganalisa

berdasarkan data-data yang didapat melalui wawancara dengan beberapa

narasumber atau informan tentang Pengaruh Kesesuaian Standar

Akuntansi Pemerintah, Efektivitas Pengendalian Internal Pemerintah,

Kecukupan Pengungkapan dan Kepatuhan Perundang-undangan.

Page 80: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

66

Informan penelitian terdiri dari 4 informan yaitu Pegawai

Inspektorat Kota Tegal dan Pegawai Badan Keuangan Daerah Kota Tegal

yang dianggap ahli dan berkompeten sesuai dengan bidangnya. Berikut

peneliti paparkan masing-masing profil dari informan tersebut.

No. Nama Jabatan Nomor HP

1. Tanti Rahayu., SP.,MM. Auditor Madya 08156621052

2. Trianawati Indriadewi, SE Auditor Madya 081327002129

3. Novita Rizqiyana., SE Auditor Muda 081390193077

4. Junianto Eko Saputro, SE,

MM

Plt. Kepala Bidang

Akuntansi dan

Pelaporan

08156422125

Page 81: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

67

1. Wawancara dengan Pegawai Inspektorat tentang SPIP

Dimensi Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Informaan

a. Pertanyaan umum 1. Bagaimana proses perumusan

audit dalam internal audit

Untuk perumusan Opini yang dapat menentukan

dari BPK. Sebagai Inspektorat tidak masuk ke

dalam proses perumusan Opini. Namun, untuk

metodologi pemeriksaan yang dilakukan BPK

yang pertama melakukan perencanaan,

pelaksanaan pemeriksaan dan pelaksanaan

pemeriksaan . dari hal tersebut ada sub-sub yang

dilakukan oleh BPK.

b. Lingkungan pengendalian 1. Apakah berpengaruh nilai-

nilai dan etika organisasi

Berpengaruh. Etika dan moral dalam menjalankan

tugas di pemerintahan harus dikedepankan. Para

birokrasi wajib memperlihatkan sikap dan perilaku

yang baik dan dilandasi dengan nilai-nilai susila

dalam memberikan pelayanan

2. Apakah terdapat struktur

organisasi, tugas, wewenang

dan tanggung jawab pada

internal inspektorat

Jelas ada. Inspektorat merupakan auditor eksternal

yang memiliki unsur pengawas penyelenggaraan

pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya bertanggung jawab langsung kepada

Walikota. Secara teknis kita administratif

mendapatkan pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Inspektorat mempunyai tugas membantu Walikota

membina dan mengawasi pelaksanaan urusan

pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah dan

Tugas Pembantuan oleh Organisasi Perangkat

Daerah Kota Tegal.

Dilanjutkan....

Page 82: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

68

3. Bagaimana ketegasan untuk

mendorong akuntabilitas kerja

Peran inspektorat dalam dalam pengawasan intern

merupakan seluruh proses dari kegiatan audit,

reviu, evaluasi , pemantauan dan kegiatan

pengawasan sebagai bentuk mendorong

akuntabilitas kinerja yang telah dilaksanakan

sesuai tolak ukur yang telah ditetapkan secara

efektif dan efisien

c. Penilaian Risiko 1. bagaimana mempetimbangkan

potensi penyimpangan dalam

menilai risiko terhadap

pencapaian tujuan.

dalam realisasi pelaksanaan Inspektorat

melakukan pelaksanaan pengawasan melalui

kegiatan assurance dan consulting. Yang

dimana lebih dominan bersifat audit atas kejadian

yang telah berlalu atau pos audit dalam upaya

pengungkapan temuan audit berupa

penyimpangan efisiensi, efektivitas dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undang.

Keberadaan Inspektorat sangat minim dalam

memberikan informasi kepada pimpinan dalam

upaya pendeteksian tindak pidana korupsi. Karena

itu menjadi tugas dan tanggung jawab dari

BPK.

d. Informasi dan Komunikasi 1. Bagaimana memperoleh

informasi yang berkualitas

dalam laporan keuangan.

Dalam pelaksanaan penugasan audit, auditor

mengidentifikasi, menganalisis , mengevaluasi

dan mendokumentasikan informasi yang

memadai. Kualitas bukti audit sesuai dengan

standar harus relevan, kompeten, cukup. Dalam

pengumpulan dan evaluasi bukti yang dilakukan

pertama pemeriksaan fisik, pengamatan,

konfirmasi, pemeriksaan dokumen, review dan

Lanjutan....

Dilanjutkan....

Page 83: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

69

perhitungan kembali

e. Aktivitas Pengawasan

1. apakah terdapat frekuensi

penilaian

Dalam bukti materialitas pada bentuk laporan

dengan penilaian tahapan penyusunan yang

pertama menentukan area improvement pada

peningkatan penilaian materialitas SPIP, membuat

konsep Laporan Hasil Penilaian, melakukan

pembahasan LHP dan terakhir membuat Laporan

Hasil Penilaian

2. apakah terdapat saran dari

Bidang Akuntansi dalam LK

Ya pastinya ada. Hubungan komunikasi antar

Lembaga itu ada. Namun itu hanya sebagai bentuk

sharing atau konsultasi saja dalam pemenuhan dari

standar audit yang dilakukan

2. Wawancara dengan di BAKEUDA dengan Bidang Akuntansi

Dimensi Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Informan

a. Kecukupan Pengungkapan 1. Apakah kecukupan

pengungkapan berpengaruh

terhadap perumusan LKPD

untuk menghasilkan Opini dari

BPK

Jika tidak diungkapkan secara lengkap maka

laporan keuangan tidak diyakini kebenarannya.

Sehingga sangat mempengaruhi dan saling

keterkaitan antara satu sama lain

2. Apa saja yang menjadikan

indikator kecukupan

pengungkapan

Itu kan sebenarnya hal kondisi normatif yang

harus dipenuhi dalam laporan keuangan.

Dilanjutkan....

Lanjutan....

Page 84: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

70

b. Kepatuhan perundang-

undangan

1. Apakah kepatuhan

perundang-undangan saling

keterkaitan dengan SAP

dalam penyusunan Laporan

Keuangan

Dalam pemeriksaan ada dasar hukum peraturan

yang sudah ditetapkan. Standar akuntansi

pemerintah menjadi acuan penyusunan laporan

sesuai dengan SPKN. Jadi keduanya jelas sangat

keterkaitan.

2. Apakah kepatuhan perundang-

undangan berpengaruh

terhadap LKPD untuk

menghasilkan opini dari BPK

Jika ada penyajian yang tidak sesuai dengan

peraturan, maka nilai yang dilaporkan menjadi

tidak betul. Sehingga sangat berpengaruh dalam

opini pemeriksaan.

Lanjutan…

Page 85: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

71

3. Ringkasan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Opini BPK

tahun 2013 sampai dengan 2018.

TAHUN RINGKASAN LHP BPK OPINI

2013 1) Kegiatan sensus barang inventaris pada

beberapa SKPD belum selesai dilakukan

2) Kartu inventaris untuk sebagian

Peralatan dan Mesin serta Jalan,

Jaringan dan Instalasi belum berisi data

rincian tentang kondisi dan nilai aset

secara mutakhir dan akurat

3) Terdapat tanah saluran irigasi seluas

33Ha belum tercatat dalam KIB A

4) Tanah untuk 172 ruas jalan belum

tercatat.

Catatan dan data yang tersedia tidak

memungkinkan BPK untuk melaksanakan

prosedur pemeriksaan yang memadai untuk

memperoleh keyakinan atas nilai aset tetap

per 31 Desember 2013.

WDP

2014 Pemerintah Kota Tegal belum menerapkan

pengendalian yang memadai dalam pengelolaan

aset tetap peralatan dan mesin sebesar Rp.

22,14 Miliar yaitu :

1) jenis barang senilai 17,25 Miliar yang

tidak dirinci lokasinya

2) peralatan dan mesin senilai Rp. 4,89

Miliar belum dapat dirinci per jenis

barang, belum didukung dengan data

yang valid, lengkap dan tidak dapat

diidentifikasi keberadaannya

catatan dan data yang tersedia tidak

memungkinkan BPK untuk melaksanakan

prosedur pemeriksaan yang memadai untuk

memperoleh keyakinan BPK untuk

melaksanakan prosedur pemeriksaan yang

memadai untuk memperoleh keyakinan

atas nilai aset tetap per 31 Desember 2014.

WDP

Dilanjutkan....

Page 86: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

72

2015 Pada CALK pemerintah Kota Tegal telah

menyajikan aset tetap peralatan dan mesin, jalan

irigasi dan jaringan, akumulasi penyusutan aset

tetap masing-masing sebesar Rp. 346,77 Miliar

dan Rp. 623,36 Miliar serta Beban Penyusutan

dan Amortisasi sebesar Rp.0,00. Pengujian atas

aset tetap dan penyusutan ditemukan

permasalahan sebagai berikut :

1) aset tetap peralatan dan mesin senilai

Rp. 21,28 Miliar tidak diketahui rincian

dan jenis barangnya

2) aset tetap jalan, irigasi dan jaringan tidak

diketahui rincian dan lokasinya senilai

Rp. 285,77 juta

3) akumulasi penyusutan tidak

memperhitungkan penambahan umur

ekonomis sesuai kebijakan akuntansi

pemerintah daerah atas kapitalisasi biaya

pemeliharaan aset tetap

4) pemerintah Kota Tegal belum

menyajikan beban penyusutan aset tetap

dalam LO tahun 2015. BPK tidak dapat

memperoleh bukti pemeriksaan yang

cukup dan tetap tentang nilai tersebut,

karena tidak tersedia data dan informasi

pada satuan kerja terkait. Sebagai

akibatnya, BPK tidak dapat menentukan

apakah diperlukan penyesuaian terhadap

angka tersebut.

WDP

2016 Dalam CALK Pemerintah Kota Tegal telah

menyajikan Aset Tetap Tanah, Peralatan dan

Mesin, Jalan, Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap

Lainnya dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

masing-masing sebesar Rp.707,69 Miliar,

Rp.380,10 Miliar, Ro. 540,94 Miliar. Rp. 22,09

Miliar dan Rp. 573,47 Miliar. Pengujian aset

tetap dan penyusutannya ditemukan

permasalahan sebagai berikut :

1) tanah senilai Rp.342,53 Miliar terdiri

dari tanah jalan kota senilai Rp. 310,24

WDP

Lanjutan....

Dilanjutkan....

Page 87: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

73

Miliar yang belum dilengkapi dengan

nilai tanah bahu jalan untuk masing-

masing ruas, dan tanah saluran sekunder

senilai Rp.29,55 Miliar serta saluran

tersier senilai Rp.2,69 Miliar belum

termasuk tanah dan sisi luar saluran

2) peralatan dan mesin tidak dapat

ditelusuri senilai Rp.27,73 Miliar

3) jalan irigasi dan jaringan tidak dapat

ditelusuri sebesar Rp.174,93 Miliar

4) aset tetap lainnya tidak dapat ditelusuri

sebesar Rp.12,22 Miliar

5) akumulasi penyusutan aset tetap pada

neraca per 31 desember 2016 dan beban

penyusutan aset tetap pada LO tahun

2016 tidak mempertimbangkan

penambahan umur ekonomis sesuai

kebijakan akuntansi atas pengaruh

kapitalisasi biaya pemeliharaan

penambahan umur ekonomis sesuai

kebijakan akuntansi atas pengaruh

kapitalisasi biaya pemeliharaan aset

tetap.

6) Pemerintah Kota Tegal menyajikan Aset

lain-lain sebesar Rp. 104,99 Miliar.

Pengujian menunjukkan permasalahan

bahwa aset lain-lain tidak dapat

ditelusuri senilai Rp. 103,17 Miliar.

BPK tidak dapat memperoleh bukti

pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang

nilai tersebut, karena tidak tersedia data dan

informasi pada satuan kerja terkait. Sebagai

akibatnya, BPK tidak dapat menentukan

apakah diperlukan penyesuaian terhadap

angka tersebut.

2017 Dalam CALK Pemerintah Kota Tegal telah

menyajikan aset tetap tanah, peralatan mesin,

gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan

dan akumulasi penyusutan aset tetap masing-

masing sebesar Rp. 700,59 Miliar, Rp. 383,51

WDP

Lanjutan....

Dilanjutkan....

Page 88: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

74

Miliar, Rp. 579,46 Miliar, Rp. 614,94 Miliar

dan Rp. 611,26 Miliar. Hasil pemeriksaan atas

aset tetap dan penyusutan menunjukan

permasalahan sebagai berikut:

1) Tanah jalan kota sebanyak 505 ruas

senilai Rp. 311,35 Miliar belum

dilengkapi dengan nilai aset tetap tanah

bahu jalan untuk masing-masing ruas

dan aset tetap tanah saluran senilai Rp.

32,29 Miliar belum termasuk aset tetap

tanah sisi luar saluran serta terdapat aset

tetap tanah sebanyak 28 bidang ruas

jalan belum tercatat dan belum diketahui

keberadaannya

2) Peralatan dan mesin tidak dapat

ditelusuri keberadaannya senilai Rp.

1,69 Miliar

3) Gedung dan bangunan dicatat sebagai

aset tetap tersendiri dan tidak menambah

nilai aset tetap induk minimal pada enam

OPD sebesar Rp. 21,26 Miliar; jalan,

irigasi dan jaringan tidak dapat ditelusuri

keberadaannya senilai Rp. 1,33 Miliar.

Selain itu, terdapat biaya rehabilitas dan

pemeliharaan, Detail Engineering

Desain (DED) dan nilai kontrak

pengawasan pekerjaan yang dicatat dan

disajikan terpisah dari aset tetap

4) Akumulasi penyusutan aset tetap pada

neraca per 31 Desember 2017 atas

akumulasi penyusutan gedung dan

bangunan dan akumulasi penyusutan

jalan, irigasi dan jaringan senilai Rp.

355,73 Miliar tidak mempertimbangkan

penambahan umur ekonomis sesuai

kebijakan akuntansi atas pengaruh

kapitalisasi biaya pemeliharaan aset.

5) CALK pemerintah Kota Tegal telah

menyajikan aset lain-lain sebesar Rp.

199,36 Miliar. Hasil pemeriksaan

Lanjutan....

Dilanjutkan....

Page 89: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

75

menunjukan bahwa penyajian nilai aset

lain-lain senilai Rp. 76,24 miliar tidak

tepat karena terdapat hasil diverifikasi

dan tidak dapat diketahui

keberadaannya.

BPK tidak dapat memperoleh bukti

pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang

nilai tersebut, karena tidak tersedia data dan

informasi pada satuan kerja terkait. Sebagai

akibatnya, BPK tidak dapat menentukan

apakah diperlukan penyesuaian terhadap

angka tersebut.

2018 Menurut Opini BPK, laporan keuangan per 31

desember 2018 menyajikan secara wajar, dalam

semua hal yang material, posisi keuangan

Pemerintah Kota Tegal dan realisasi anggaran,

perubahan saldo anggaran lebih, operasional,

arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun

berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

WTP

Lanjutan....

Page 90: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

76

4. Rekapitulasi pengujian kualitatif atas pemeriksaan sesuai SPKN

No

.

Uraian/Aspek

Pemeriksaan

LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Lingkup

Pemeriksaan

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

Neraca, LRA,

LAK Dan

Calk

2 Standar

Penyusunan LK

yang menjadi dasar

penilaian

SAP SAP SAP SAP SAP SAP

3 Standar

pemeriksaan yang

digunakan sebagai

dasar pelaksanaan

SPKN SPKN SPKN SPKN SPKN SPKN

4 Penentuan

materialitas awal

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

5 Penentuan audit

coverate ratio

Diungkapkan

dalam LHP

Diungkapkan

dalam LHP

Diungkapkan

dalam LHP

Diungkapkan

dalam LHP

Diungkapkan

dalam LHP

Diungkapkan

dalam LHP

6 Klasifikasi

pengungkapan

temuan

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Temuan yang

mempengaru

hi kewajaran

dan

ketidakwajar

Dilanjutkan.....

Page 91: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

77

an LKPD an LKPD an LKPD an LKPD an LKPD an LKPD

7 Waktu pemeriksaan 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari

8 Opini WDP WDP WDP WDP WDP WTP

9 Keterangan bahwa

laporan keuangan

diaudit

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

10 Pernyataan

tanggung jawab

BPK

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

5. Rekapitulasi Pengujian Gambaran Umum Pemeriksaan

No. Isi Rincian

1 Dasar Hukum 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

TanggungJawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK

2 Tujuan Pemeriksaan Untuk memperoleh Opini berdasarkan keyakinan yang memadai apakah laporan

keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 92: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

78

Kriteria : Kesesuaian SAP, Kecukupan Pengungkapan, Efektivitas SPIP, Kepatuhan

Perundang-undangan.

3 Sasaran Pemeriksaan 1. Kewajaran penyajian saldo akun Neraca

2. Kewajaran penyajian saldo akun dan transaksi pada LRA dan Arus Ka

3. Kewajaran penyajian saldo akun dan transaksi pada LO, Laporan perubahan

Ekuitas dan Laporan Perubahan SAL

4. Kecukupan pengungkapan informasi keuangan pada CALK

5. Konsistensi penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan LKPD

6. Efektivitas desain dan implementasi SPI termasuk pertimbangan hasil

pemeriksaan sebelumnya yang terkait dengan penyajian dan pengungkapan

akun-akun dalam LK

7. Kepatuhan peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan daerah

dalam rangka penyusunan LKPD

4 Standar Pemeriksaan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

5 Metodologi Pemeriksaan Perencanaan pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaan, Laporan pemeriksaan

6 Waktu Pemeriksaan Sesuai

7 Objek Pemeriksaan LKPD TA. 2013 sampai dengan TA.2018

Lanjutan.....

Page 93: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

79

6. Rekapitulasi Pengujian Atributif Umum

No Uraian Kriteria LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Adanya Pernyataan Tanggung

Jawab

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

2 LRA PSAP 01 1 1 1 1 1 1

3 Neraca PSAP 01 1 1 1 1 1 1

4 Laporan Arus Kas PSAP 01 1 1 1 1 1 1

5 CALK PSAP 01 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 5 5 5 5 5 5

KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100%

7. Rekapitulasi Pengujian Atributif Neraca

No Aspek yang diEvaluasi Kriteria LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penulisan nama entitas / sarana

identifikasi lainnya

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

2 Cakupan pelaporan

(tanggal/konsolidasi)

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

3 Perbandingan dengan neraca

sebelumnya

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

4 Kesesuaian struktur atau PSAP 01 1 1 1 1 1 1

Dilanjutkan.....

Page 94: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

80

komponen :

a. kas dan setara kas

b. piutang pajak dan bukan pajak

c. persediaan

d. aset tetap

e. aset lainnya

f. kewajiban jangka pendek

g. ekuitas dana (SAP)

menggunakan istilah lancar dan

non lancar

5 Apakah kas adalah uang tunai

(termasuk uang di bendahara)

dan simpanan di bank

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

6 Apakah pengklasifikasian

piutang sesuai dengan kriteria

piutang

PSAP 05 1 1 1 1 1 1

7 Apakah terdapat kebijakan

akuntansi yang digunakan dalam

pengukuran persediaan

PSAP 05 1 1 1 1 1 1

8 Apakah terdapat kondisi

persediaan

PSAP 05 1 1 1 1 1 1

9 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai tanah

PSAP 07 0 0 1 1 1 1

10 Adanya keterangan dasar PSAP 07 1 1 1 1 1 1

Dilanjutkan.....

Lanjutan.....

Page 95: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

81

penilaian tanah

11 Adanya keterangan dasar

penilaian peralatan dan mesin

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

12 Adanya kebijakan akuntansi

tentang kapitalisasi peralatan

dan mesin

PSAP 07 0 0 1 1 1 1

13 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai gedung

dan bangunan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

14 Adanya keterangan dasar

penilaian gedung dan bangunan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

15 Adanya kebijakan akuntansi

tentang kapitalisasi gedung dan

bangunan

PSAP 07 0 0 1 1 1 1

16 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai jalan,

irigasi dan jaringan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

17 Adanya keterangan dasar

penilaian jalan, irigasi dan

jaringan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

18 Adanya kebijakan akuntansi

tentang kapitalisasi jalan, irigasi

dan jaringan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

19 Adanya kebijakan akuntansi PSAP 07 0 0 1 1 1 1

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 96: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

82

untuk penentuan nilai aset tetap

lainnya

20 Adanya keterangan dasar

penilaian aset tetap lainnya

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

21 Adanya kebijakan akuntansi

tentang kapitalisasi aset tetap

lainnya

PSAP 07 0 0 1 1 1 1

22 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai konstruksi

dalam pengerjaan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

23 Adanya keterangan dasar

penilaian konstruksi dalam

pengerjaan

PSAP 07 1 1 1 1 1 1

24 Adanya keterangan jangka

waktu penyelesaian konstruksi

dalam pengerjaan

PSAP 08 1 1 1 1 1 1

25 adanya nilai kontrak konstruksi

dalam pengerjaan

PSAP 08 1 1 1 1 1 1

26 adanya keterangan biaya yang

telah dikeluarkan

PSAP 08 1 1 1 1 1 1

27 Adanya keterangan uang muka

kerja yang diberikan

PSAP 08 1 1 1 1 1 1

28 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai aset

PSAP 08 1 1 1 1 1 1

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 97: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

83

lainnya

29 Adanya kebijakan akuntansi

untuk penentuan nilai kewajiban

PSAP 09 1 1 1 1 1 1

30 Apakah pengklasifikasian

kewajiban secara benar

PSAP 09 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 25 25 30 30 30 30

KRITERIA 83,3% 83,3% 83,3% 83,3% 83,3% 83,3%

8. Rekapitulasi Pengujian Atributif Laporan Realisasi Anggaran

No Uraian Kriteria LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penulisan nama entitas atau sarana identifikasi

lainnya

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

2 Penulisan periode akuntansi PSAP 02 1 1 1 1 1 1

3 Kas hasil kesesuaian struktur, pendapatan, belanja,

transfer, surplus/defisit, penerimaan pembiayaan,

pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto dan

SILPA

PSAP 01 1 1 1 1 1 1

4 Akun pendapatan :

1) pajak daerah

2)Retribusi daerah

3) hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan

4) lain-lain PAD yang sah

PSAP 02 1 1 1 1 1 1

Dilanjutkan.....

Lanjutan.....

Page 98: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

84

5 Adanya kebijakan akuntansi pengakuan

pendapatan

PSAP 02 1 1 1 1 1 1

6 Akun belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi

ekonomi; belanja operasi (belanja pegawai,

belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi,

hibah, bantuan sosial, belanja modal) dan belanja

lainnya/tidak terduga

PSAP 02

7 Adanya kebijakan akuntansi pengakuan belanja PSAP 02 0 0 0 0 0 1

8 Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai

dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam

dokumen anggaran (adanya informasi tambahan

yang menjelaskan proses konversi dari belanja

langsung dan belanja tidak langsung)

PSAP 02 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 7 7 7 7 7 8

KRITERIA 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 100%

9. Rekapitulasi Pengujian Atribut Laporan Arus Kas

No Uraian Kriteria LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penulisan entitas PSAP 01 &

PSAP 03

1 1 1 1 1 1

2 Penulisan periode akuntansi PSAP 01 &

PSAP 03

1 1 1 1 1 1

Dilanjutkan.....

Lanjutan.....

Page 99: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

85

3 Kesesuaian struktur

a) akuntansi operasi

b) akuntansi investasi aset non

keuangan

c) aktivitas pembiayaan

d) aktivitas non anggaran

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

4 Menyajikan informasi

penerimaan dan pengeluaran

kas selama periode tertentu

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

5 Keterangan metode langsung

atau tidak langsung pada

aktivitas operasi

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

6 Aktivitas investasi aset non

keuangan mencerminkan

perolehan dan atau penjualan

aset tetap/aset lainnya

PSAP 03

7 Aktivitas pembiayaan

mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto

sehubungan dengan pendanaan

defisit atau penggunaan surplus

anggaran

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

8 Aktivitas non anggaran

mencerminkan

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 100: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

86

penerimaan/pengeluaran PFK

9 Arus Kas bersih untuk aktivitas

operasi

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 9 9 9 9 9 9

KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100%

10. Rekapitulasi Pengujian Substantif CaLK

No Uraian Kriteria LKPD

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penulisan entitas PSAP 01 1 1 1 1 1 1

2 Penulisan periode akuntansi PSAP 01 1 1 1 1 1 1

3 Kesesuaian struktur, Bab 1

Pendahuluan

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

4 Maksud dan tujuan laporan

keuangan

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

5 Landasan hukum laporan

keuangan

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

6 Kesesuaian struktur, Bab II

ekonomi makro, kebijakan

keuangan dan pencapaian target

kinerja APBD

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

7 Kesesuaian struktur, Bab III

Ikhtisar pencapaian kinerja

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

Dilanjutkan.....

Lanjutan.....

Page 101: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

87

keuangan

8 a. Ikhtisar realisasi pencapaian

target kinerja keuangan

b. Hambatan dan kendala yang

ada dalam pencapaian target

yang telah ditetapkan

PSAP 04 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

9 Kesesuaian Struktur, Bab IV

Kebijakan Akuntansi

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

10 Kesesuaian struktur, Bab V

penjelasan pos-pos LK

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

11 Pengungkapan atas pos-pos aset

dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan

basis akrual dan pendapatan

yang menggunakan basis akrual

PSAP 04 1 1 1 1 1 1

12 Bab VI Penjelasan atas

informasi-informasi non

keuangan

PSAP 03 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 13 13 13 13 13 13

KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Lanjutkan.....

Page 102: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

88

11. Rekapitulasi Pengujian Substantif Akun Neraca

No Uraian LKPD Hasil

BPK 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penjumlahan akun-akun Benar

a. Kebenaran penjumlahan

tentang akun aset lancar

Benar

b. Kebenaran penjumlahan

tentang aset tetap

Benar

c. Kebenaran penjumlahan aset

lainnya

Benar

d. Kebenaran penjumlahan

tentang akun kewajiban lancar

Benar

e. Kebenaran penjumlahan akun

ekuitas dana lancar

Benar

f. Kebenaran penjumlahan

tentang akun ekuitas dana

investasi

Benar

g. Kebenaran penjumlahan akun

total aset

Benar

h. Kebenaran penjumlahan akun

total kewajiban ekuitas

Benar

2 a. Kesamaan akun total aset

dengan akun total kewajiban

Benar

Dilanjutkan.....

Page 103: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

89

dan ekuitas (aktiva = hutang +

ekuitas)

b. Kesamaan penjumlahan akun

ekuitas dana lancar dengan

aset lancar dikurang hutang

(EDL = AL-HL)

Benar

c. Kesamaan penjumlahan akun

ekuitas dana investasi dengan

aset tetap dan investasi

dikurangi hutang jangka

panjang (EDI=AT+AL+IJP-

HJP)

Benar

d. Kesamaan penjumlahan akun

ekuitas dana cadangan dengan

dana cadangan di aktiva

Benar

e. Kesamaan penjumlahan aset

tetap sisi aktiva dengan aset

tetap sisi pasiva (EDI)

Benar

f. Kesamaan jumlah investasi

jangka panjang di aktiva

dengan pasiva (EDI)

Benar

g. Saldo persediaan di neraca

harus sama dengan saldo

Cadangan persediaan

Benar

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 104: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

90

h. Akun kewajiban jangka

pendek merupakan lawan dari

akun dana yang harus

disediakan untuk pembayaran

hutang jangka pendek

Benar

KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100% Benar

12. Rekapitulasi Pengujian Substantif Akun Laporan Realisasi Anggaran

No Uraian LKPD Hasil

BPK 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Penjumlahan akun-akun Benar

a. Kebenaran penjumlahan akun

pendapatan

Benar

b. Kebenaran penjumlahan akun

belanja

Benar

c. Kebenaran penjumlahan

surplus/defisit

Benar

d. Kebenaran penjumlahan akun

pembiayaan penerimaan

Benar

e. Kebenaran penjumlahan akun

pembiayaan pengeluaran

Benar

f. Kebenaran penjumlahan akun

pembiayaan neto

Benar

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 105: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

91

2 Hubungan akun-akun realisasi Benar

a. Kesamaan penjumlahan

surplus/defisit dengan akun

pendapatan dikurangi belanja

Benar

b. Kesamaan penjumlahan

pembiayaan neto dengan

pembiayaan penerimaan

dikurangi pembiayaan

pengeluaran

Benar

c. Kesamaan penjumlahan akun

SiLPA dengan surplus/defisit

ditambah pembiayaan neto

Benar

KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100% Benar

13. Rekapitulasi Pengujian Substantif Akun Laporan Arus Kas

No Uraian LKPD Hasil

BPK 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penjumlahan akun aktivitas

operasi:

1 Kebenaran penjumlahan arus kas Benar

2 Kebenaran penjumlahan akun arus

kas keluar

Benar

3 Kebenaran penjumlahan akun arus Benar

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 106: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

92

kas masuk

4 Kebenaran penjumlahan akun arus

kas keluar

Benar

Penjumlahan akun-akun aktivitas

pembiayaan

Benar

5 Kebenaran penjumlahan akun arus

kas masuk

Benar

Kebenaran penjumlahan akun arus

kas keluar

Benar

Penjumlahan akun-akun aktivitas

non anggaran

Benar

6 Kebenaran penjumlahan akun arus

kas masuk

Benar

Kebenaran penjumlahan akun arus

kas keluar

Benar

Hubungan akun laporan arus kas Benar

7 Kesamaan penjumlahan arus kas

bersih dengan arus kas masuk

dikurangi arus kas keluar untuk

aktivitas operasi

Benar

8 Kesamaan penjumlahan arus kas

bersih dengan arus kas masuk

dikurangi arus kas keluar untuk

aktivitas investasi aset non

Benar

Lanjutan.....

Dilanjutkan.....

Page 107: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

93

keuangan

9 Kesamaan penjumlahan arus kas

bersih dengan kas masuk dikurangi

arus kas keluar untuk aktivitas

pembiayaan

Benar

10 Kesamaan penjumlahan arus kas

bersih dengan arus kas masuk

dikurangi arus kas keluar untuk

aktivitas non anggaran

Benar

11 Kesamaan penjumlahan saldo awal

kas BUD ditambah kenaikan atau

dikurangi penurunan kas

Benar

12 Kesamaan penjumlahan saldo awal

kas BUD ditambah kenaikan atau

dikurangi penurunan kas

Benar

13 Kesamaan penjumlahan saldo

akhir kas dengan saldo akhir BUD

ditambah saldo akhir bendahara

penerimaan dan bendahara

pengeluaran

Benar

JUMLAH KRITERIA 100% 100% 100% 100% 100% 100% Benar

Lanjutan.....

Page 108: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

93

8. Hasil Pengujian Dalam Satu Tabel

No Instrumen

Pengujian

Tahun Anggaran

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1. Pengujian SPIP

a. Lingkungan

Pengendalian

b. Penilaian

resiko

c. Informasi dan

Komunikasi

d. Aktivitas

Pengawasan

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Benar

Hasil Wawancara SPIP berpengaruh positif terhadap dalam rangka

Pemeriksaan LKPD terhadap komponen perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pengawasan sehingga mendapatkan

Kualitas LKPD yang baik.

2. Rekapitulasi

Pengujian

Kualitatif atas

Kesesuaian

SPKN

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Hasil analisis ini menggambarkan secara umum bahwa pemeriksaan

yang dilakukan oleh BPK telah sesuai dengan kriteria standar yang

berlaku

3. Rekapitulasi

Pengujian

Gambaran

Umum

Pemeriksaan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Menjelaskan dasar hukum, tujuan pemeriksaan, sasaran

pemeriksaan, standar pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, waktu

pemeriksaan dan obyek pemeriksaan pada tahun anggaran berlaku.

4. Pengujian

Atributif

a. Neraca 83,3% 83,3% 100% 100% 100% 100%

b. LRA 87,5% 87,5% 100% 100% 100% 100%

c. LAK 100% 100% 100% 100% 100% 100%

d. CaLK 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesesuaian dan kebenaran

tentang informasi format dan beberapa komponen yang terdapat

dalam LK antara lain neraca, LRA, LAK dan CaLK seperti yang

terdapat pada komponen SAP.

5. Pengujian

atributif

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Dilanjutkan…

Page 109: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

95

bersifat umum

Pengujian ini menggambarkan laporan minimal yang perlu disajikan

oleh pemerintah daerah pada pra pemeriksaan (unaudited)

6. Pengujian

Substantif

a. Neraca 100% 100% 100% 100% 100% 100%

b. LRA 100% 100% 100% 100% 100% 100%

c. LAK 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pengujian ini sangat penting sekali dilakukan dalam rangka

melakukan pengujian terhadap kebenaran angka-angka yang terdapat

pada LK tersebut dengan langkah-langkah pengujian substantif akun

neraca, akun LR dan akun LAK.

C. Pembahasan Penelitian

1. Berdasarkan Ringkasan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Opini

BPK Tahun Anggaran 2013 sampai dengan Tahun Anggaran 2018.

a) Untuk menguji hipotesis Kualitas LKPD Tahun 2013, 2014, 2015,

2016 dan 2017 pada Ringkasan LHP, laporan keuangan disusun

sesuai standar, namun terdapat salah saji yang tidak mempengaruhi

keseluruhan Laporan Keuangan atau dengan kata lain Laporan

Keuangan menyajikan dan mengungkap secara wajar dengan yang

dikecualikan, sehingga informasi keuangan yang tidak

dikecualikan dapat diandalkan. BPK tidak memperoleh bukti

pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang nilai tersebut, karena

tidak tersedia data dan informasi pada satuan kerja terkait. Sebagai

akibatnya BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan

penyesuaian terhadap angka tersebut.

Lanjutan…

Page 110: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

96

Pendapat wajar dengan pengecualian dapat diberikan oleh BPK

kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini

wajar dengan pengecualian. Laporan keuangan yang disebut diatas

menyajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan

Pemerintah Kota Tegal dan realisasi anggaran, perubahan saldo lebih,

operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang

berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan SAP.

b) Untuk menguji hipotesis Kualitas LKPD Tahun 2018 pada Ringkasan

LHP, Laporan Keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal

material. Posisi Keuangan Pemerintah Kota Tegal tanggal 31

Desember 2018 dan realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran

lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang

berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan SAP.

2. Untuk menguji hipotesis Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintahan

pada Rekapitulasi Pengujian Kualitatif atas Pemeriksaan Kesesuaian

dengan SPKN, hasil pengujian ini menggambarkan secara umum bahwa

pemeriksaan yang dilakukan BPK telah sesuai dengan standar

pemeriksaan yang berlaku. Pada Laporan Keuangan Tahun Anggaran

2013 sampai dengan Tahun Anggaran 2018 telah menyajikan secara wajar

sesuai dengan SPKN yang berlaku di Indonesia.

Page 111: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

97

3. Untuk menguji hipotesis Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintahan

pada Rekapitulasi Pengujian Gambaran Umum Pemeriksaan terhadap

Laporan Keuangan, bahwa hasil dalam rangka pemeriksaan yang

dilaksanakan BPK telah adanya kejelasan dasar hukum, tujuan

pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, waktu pemeriksaan dan obyek

pemeriksaan pada tahun anggaran tertentu telah disajikan dalam LKPD

Kota Tegal. Pada Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kota Tegal di Tahun Anggaran 2013 sampai dengan

Tahun Anggaran 2018 telah menyajikan dasar hukum, tujuan

pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, waktu pemeriksaan dan objek

pemeriksaan sesuai dengan SAP.

4. Untuk menguji hipotesis Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintahan

pada Rekapitulasi Pengujian Atributif Laporan Keuangan, bahwa hasil

Pengujian Atributif ini telah menghasilkan pengujian kesesuaian dan

kebenaran tentang format dan beberapa komponen yang terdapat dalam

Laporan Keuangan antara lain adanya peningkatan Kualitas Laporan

Keuangan, LRA, Neraca, Laporan Arus Kas dan CaLK seperti yang

disebutkan dalam komponen Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Page 112: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

98

5. Untuk menguji hipotesis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah pada Rekapitulasi Pengujian Atributif Bersifat Umum, bahwa

hal ini menghasilkan terpenuhinya LK minimal yang perlu disajikan oleh

Pemerintah Daerah pada pra pemeriksaan (audited). Tersedianya

pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran, LRA, Neraca, Laporan

Arus Kas, dan CaLK dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Tegal.

6. Untuk menguji hipotesis Efektivitas SPIP juga menggungakan Pengujian

Substantif, bahwa hal ini sangat penting dilakukan dalam rangka

melakukan pengujian terhadap kebenaran angka-angka yang terdapat

dalam Laporan Keuangan pada akun neraca, akun LRA dan akun LAK

pada T.A 2013 sampai dengan T.A 2018. Pengujian Substantif

menghasilkan keandalan pengendalian pendanaan. Auditor dapat meneliti

jejak pengendalian yang terdapat pada kwitansi penerimaan ataupun

pengeluaran kas yang dimana dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota

Tegal telah menyajikan bukti seperti formulir khusus yang berlaku secara

internal seperti menggunakan nomor urut pracetak, mencantumkan nilai

dengan nominal (berupa angka-angka dan huruf), dibubuhi materai yang

cukup, mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang, diberi tanggal

dan dilengkapi data yang diperlukan untuk mendukung transaksi

pembayaran.

Page 113: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

99

7. Berdasarkan Hasil Wawancara Pengaruh Efektivitas SPIP, Kecukupan

Pengungkapan dan Peraturan Perundang-Undangan

a) Untuk menguji hipotesis kedua Efeketivitas Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah diperoleh pada hasil wawancara di Inspektorat

yang menyatakan Efektivitas SPIP berpengaruh terhadap Kualitas

LKPD Kota Tegal yang umumnya telah dilaksanakan secara

memadai yaitu semua indikator yang terdiri atas lingkungan

pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi

dan komunikasi serta pemantauan aktivitas. Namun berdasarkan

hasil penelitian Ringkasan LHP pada indikator informasi dan

komunikasi kurangnya dalam LK hasilnya tidak memadai. Laporan

Keuangan Tahun Anggaran 2013 sampai dengan Tahun Anggaran

2017 belum disajikan secara lengkap serta didalam pemeriksaan

BPK tidak memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat

tentang nilai angka dan fisik tersebut. Karena tidak tersediannya

data dan informasi BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan

penyesuaian terhadap angka tersebut. Sebagai akibatnya, penilaian

BPK T.A 2013 sampai dengan T.A 2017 LK Kota Tegal

mendapatkan Opini WDP, karena masih ada masalah dalam

penerapan SPIP. Namun secara keseluruhan unsur-unsur dalam

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal sudah

disajikan secara wajar

Page 114: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

100

b) Untuk menguji hipotesis ketiga Kecukupan pengungkapan pada

hasil Wawancara , dalam pemeriksaan pengungkapan informasi

minimum harus disajikan agar laporan keuangan tidak

menyesatkan. Hasil pengukuran kecukupan pengungkapan jika

kurang memadai, toleransi auditor terhadap kurang saji LKPD akan

merumuskan opini menjadi tidak objektif serta menyebabkan

auditor tidak leluasa dalam merumuskan audit atas LKPD.

Sehingga disimpulkan Kecukupan Pengungkapan dalam arti

―pengungkapan informasi‖ berpengaruh terhadap Kualitas LKPD

pada Opini dari BPK.

c) Untuk menguji hipotesis keempat Peraturan perundang-undangan

pada hasil wawancara, dalam penyajian LKPD tidak terdapat

ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang mengakibatkan

temuan kerugian negara/daerah, penyimpangan administrasi

mempengaruhi pemberian opini BPK atas kewajaran laporan

keuangan. Artinya bahwa temuan BPK tidak terdapat

ketidakpatuhan terhadap undang-undang termasuk dalam

pengungkapan atas penyimpangan administrasi, tidak terdapat

pelanggaran atas perikatan perdata maupun penyimpangan yang

mengandung unsur tindak pidana. Pengujian hipotesis ini juga

menghasilkan jawaban dari Informan bahwa Kepatuhan

Perundang-undangan berpengaruh terhadap Kualitas LKPD.

Page 115: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah observasi melalui beberapa hasil pengujian maka diketahui bahwa hal-

hal yang mempengaruhi Opini BPK adalah sebagai berikut :

1. Kelengkapan LKPD Kota Tegal disajikan melalui Pengujian Atributif

Secara Umum menghasilkan terpenuhinya kriteria elemen LRA, Neraca,

LAK, dan CaLK dan Pernyataan Tanggung Jawab.

2. Pengujian Substantif terhadap nilai-nilai akun pada LK terdiri atas LRA,

LAK dan CaLK, menggambarkan nilai-nilai akun yang tidak disajikan

oleh Pemerintah Daerah Kota Tegal sudah sesuai atau artinya tidak

terdapat salah saji dan kecurangan.

3. Pengujian substantif menggambarkan sejauh mana penerapan kebijakan

akuntansi dilakukan secara konsisten optimal, terlepas dari salah saji

(error). Kebijakan akuntansi memuat prinsip-prinsip, dasar-dasar,

konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih

serta dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah pada penyusunan dan

penyajian laporan keuangan yang terdapat pengakuan, pengukuran,

pengungkapan.

Page 116: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

102

4. Teknik pengujian substantif dan wawancara memberikan hasil T.A 2013

sampai dengan T.A 2017 Kota Tegal mendapatkan WDP , pada CaLK

LKPD Kota Tegal penyajian secara keseluruhan tidak terdapat

pengendalian pada indikator informasi dan komunikasi yang jelas, dimana

pada saat BPK melakukan pemeriksaan tidak dapat memperoleh bukti

pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang nilai dari data dan informasi

satuan kerja terkait. Sebagai akibatnya, BPK tidak dapat menentukan

apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut.

5. Hasil dari pembahasan menghasilkan bahwa penerapan Kesesuaian

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berpedoman pada PP No. 71

Tahun 2010 adalah dalam hal pengukuran, pengklasifikasian, penyajian

dan perhitungan Laporan Keuangan. Penerapan SAP berbasih akrual

terhadap aset tetap pada LKPD Kota Tegal menghadapi kendala berupa

adanya aset yang tidak dikuasai yang tidak dikuasai OPD (nilai minus aset

peralatan dan mesin) dan masih adanya aset yang tidak diketahui

keberadaannya (aset tanah yang tidak diketahui keberadaanya). Kendala

yang dihadapi Pemerintah Kota Tegal tersebut sejalan dengan temuan atas

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK yang mengakibatkan diperolehnya opini

Wajar Dengan Pengecualian untuk LKPD Tahun Anggaran 2013 sampai

dengan Tahun Anggaran 2017. Sehingga penerapan Kesesuaian SAP

berpengaruh positif terhadap LKPD Kota Tegal.

Page 117: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

103

6. Hasil dari pembahasan menghasilkan bahwa Efektivitas Pengendalian

Internal Pemerintah (SPIP) yang diterapkan oleh Inspektorat Kota Tegal

sudah baik, karena penerapannya telah dilakukan sesuai dengan unsur-

unsur dalam SPIP yang telah diterapkan berdasarkan PP Nomor 60 Tahun

2008. Sistem dan prosedur oleh Inspektorat Kota Tegal seperti,

Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,

Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan yang telah dilakukan sudah

cukup memadai, hanya saja pengendalian informasi dan komunikasi

belum efektif sehingga penyajian secara keseluruhan tidak terdapat

pengendalian pada indikator informasi dan komunikasi yang jelas, dimana

pada saat BPK melakukan pemeriksaan tidak dapat memperoleh bukti

pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang nilai dari data dan informasi

satuan kerja terkait. Sebagai akibatnya, BPK tidak dapat menentukan

apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut. Kendala yang

dihadapi Pemerintah Kota Tegal tersebut sejalan dengan temuan atas

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK yang mengakibatkan diperolehnya opini

Wajar Dengan Pengecualian untuk LKPD Tahun Anggaran 2013 sampai

dengan Tahun Anggaran 2017. Sehingga Efektivitas Sistem Pengendalian

Internal berpengaruh positif terhadap LKPD Kota Tegal.

Page 118: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

104

7. Hasil dari pembahasan Kecukupan Pengungkapan wajib melaporkan untuk

mempertimbangkan kecukupan pengungkapan laporan keuangan sebagai

salah satu kriteria perumusan opini berdasarkan Undang-Undang Nomor.

15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara. Dalam Bultek SPKN No. 1 Tahun 2012 menyebutkan

bahwa apabila laporan pemerintahan tidak menyajikan pengungkapan

sesuai SAP, maka auditor harus memberikan Opini WDP atau TW.

Sehingga dihasilkan Kecukupan Pengungkapan berpengaruh positif

terhadap LKPD Kota Tegal dalam penentuan Opini oleh BPK.

8. Hasil dari pembahasan Kepatuhan Perundang-undangan berpengaruh

positif terhadap LKPD Kota Tegal. Jika penyajian LKPD Kota Tegal tidak

disajikan berdasarkan komponen tersebut, dapat dinyatakan bahwa LKPD

Kota Tegal tidak wajar karena dianggap diragukan kebenarannya sehingga

dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

keputusan sehingga dapat berpengaruh dengan opini pemeriksaan oleh

BPK.

B. Saran

1. Bukti transaksi adalah catatan awal yang merupakan kegiatan pertama

dari siklus akuntansi dan secara fisik merupakan kelengkapan dari

sebuah penatausahaan keuangan daerah. Sehingga dokumen-dokumen

tersebut perlu dihimpun dalam pengarsipan yang baik dimungkinkan

dalam softcopy.

Page 119: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

105

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai

penelitian fenomena ini, karena perkembangan keilmuan Pengelolaan

Keuangan Daerah tidak terbatas dan kompleksitas dalam waktu

berjalan akan terus berkembang.

C. Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain kesulitan

dalam memperoleh data temuan tindak lanjut oleh BPK dari Inspektorat

dan BAKEUDA yang bertanggung jawab dalam penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal. Yang didapatkan dari peneliti

hanyalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) C. Alasan data tersebut tidak

diberikan karena didalamnya terkandung hal yang sensitif dan dapat

melanggar kode etik pegawai yang bertanggung jawab.

Atas dasar keterbatasan tersebut, peneliti mengharapkan peneliti

selanjutnya disarankan agar dapat memperoleh data tersebut. Agar

penelitian dan pengujian dapat dikembangkan.

Page 120: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

106

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Sanjaya (2017). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah,

Sistem Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan

Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi. JOM Fekon,

Vol 4, No 1, Februari 2017.

Agoes, Sukrisno (2014). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan

Publik.Edisi 4. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Amalia Nur Alfiani (2017). Jumlah Temuan Audit Atas Sistem Pengendalian

Intern dan Jumlah Temuan Audit atas Kepatuhan terhadap Opini Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer,

Volume 9, No 1, April 2017, Hal 12-18, 2088-5091.

Ardiyo (2007). Kamus Standar Akuntansi. Cetakan Kedua. Jakarta : Citra Harta

Prima

Arens, et al. (2010).Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT Gelora

Aksara Pratama

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2018. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun 2018.

56A/LHP/XVIII.SMG/05.2019.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2017. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

2017.45A/LHP/XVIII.SRG/05.2018.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

2016.67A/LHP/XVIII.SRG/05.2017.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

2015.67A/LHP/XVIII.SMG/05.2016

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2014. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

2014.24A/LHP/XVIII.SMG/05.2015.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tegal Tahun

2013.31A/LHP/XVIII.SMG/05.2014.

Page 121: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

107

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2013. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2013.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2013. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2013.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2014. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2014.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2014. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2014.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2015. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2015.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2015. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2015.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2016. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2016.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2016. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2016.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2017. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2017.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2017. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2017.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2018. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester I Tahun 2018.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2018. Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Semester II Tahun 2018.http://bpk.go.id . Diakses pada

tanggal 24 Desember 2020.

Page 122: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

108

Baharudin (2014). Analisis Kinerja Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam Rangka Meningkatkan Status Opini BPK. Magister Manajemen

Program Pascasarjanah Universitas Terbuka, Jakarta.

Darmawati (2017). Pengaruh kelemahan sistem pengendalian internal,

ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan, dan tindak lanjut

rekomendasi hasil pemeriksaan terhadap opini BPK RI. Tesis tidak

diterbitkan, Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung, Lampung.

Erlina (2008). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,

Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan

Publik.Jakarta : Salemba Empat

Lilis Setyowati, Wikan Istikha dan Ririh Dian Pratiwi (2016). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota

Semarang. Kinerja, Volume 20, No 2, Th 2016: Hal 179-191.

Mahmudi (2010). Analisis Laporan Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP STIM

YKPN.

Mardiasmo (2005). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi Yogyakarta

Medium.com (2018). Perbedaan Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 6 Januari 2020.

https://medium.com/mahasiswaonline/perbedaan-badan-pemeriksa-

keuangan-bpk-dan-badan-pengawasan-keuangan-dan-pembangunan-bpkp-

38df7539c416

Mulyadi (2008). Auditing Editing 6. Salemba Empat : Jakarta

Mulyadi (2013). Sistem Akuntansi. Cetakan Kelima.. Jakarta : Salemba Empat

Munawir (2004).. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Ketiga

Belas, Liberty, Jakarta

Nur Ade Noviyanti dan Kiswanto (2016). Pengaruh Karakteristik Pemerintah

Daerah, Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah

Daerah. Accounting Analysis Journal No 1, 2252-6765.

Pantura Post (2019). Setelah 7 Tahun menanti Kota Tegal mendapatkan WTP. 10

Desember 2019. https://panturapost.com/7-tahun-menanti-pemkot-tegal-

akhirnya-meraih-pendapat-opini-wtp/ .

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

Page 123: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

109

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503).

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun 2008

Nomor 16).

Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2017). Akuntansi Keuangan

Daerah berdasarkan SAP berbasis Akrual (edisi 4 ). Jakarta:Salemba

Empat.

Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :

Alfabeta

Suparmoko (2002). Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.

PT Andi. Yogyakarta

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 440).

Wartabahari (2019). Kota Tegal Raih WTP. 10 Desember 2019 .

Page 124: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

108

Konsep Variabel Dimensi Instrumen Pertanyaan

(?)

Observasi Studi Dokumentasi

Sistem Pengendalian

Internal Pemerintahan

merupakan proses yang

integral pada tindakan

dan kegiatan yang

dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan

dan seluruh pegawai

untuk memberikan

keyakinan memadai atas

tercapainya tujuan

organisasi melalui

kegiatan yang efektif

dan efisien, keandalan

pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara

dan ketaatan terhadap

perundang-undangan.

Sumber : PP Nomor 60

Tahun 2008

Unsur-unsur SPIP :

a. Auditor Internal

Pemerintahan Daerah

Kota Tegal

1. Bagaimana proses

perumusan opini audit

dalam internal audit .

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

b. Lingkungan

Pengendalian

c. Penilaian Risiko

2. Apakah berpengaruh

nilai-nilai etika

organisasi

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

3. Apakah terdapat

struktur organisasi, tugas,

wewenang dan tanggung

jawab pada internal

inspektorat.

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

4. Bagaimana ketegasan

untuk mendorong

akuntabilitas kerja

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

5. Bagaimana

mempertimbangkan

potensi penyimpangan

dalam menilai risiko

terhadap pencapaian

tujuan.

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

d. Informasi dan

Komunikasi

10. Bagaimana

memperoleh informasi

yang berkualitas dan

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

INSTRUMEN PENELITIAN WAWANCARA

INSPEKTORAT KOTA TEGAL

Lampiran 1

Dilanjutkan….

Page 125: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

111

Lanjutan….

relevan dalam laporan

keuangan

e. Aktivitas

Pengawasan

11. Apakah terdapat

frekuensi penilaian

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

12. Apakah terdapat

saran dari akuntansi

Observasi dilakukan

di kantor inspektorat

kota tegal

Menggali informasi berupa

bukti foto, dokumen atau

artikel yang berkaitan

Page 126: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

110

Lampiran 2

Hasil Pemeriksaan atas LKPD

Tahun Anggaran 2018

Lanjutkan…..

Page 127: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

113

Page 128: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

114

Lampiran 3

Tanda Terima

Permohonan Penelitian

Page 129: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

115

Lampiran 3

Tanda Izin dan Tanda Terima

Penelitian

Page 130: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

116

Page 131: Pengaruh Kesesuaian Standar Akuntansi Pemerintah

117

LAMPIRAN

4