Upload
vohanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
39
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
Nurhasanah S.
(Universitas Maritim Raja Ali Haji)
ABSTRACT
This research was conducted at Swastika Universal Inovasi
Limited Company Pekanbaru which is located at the Grand Sudirman
Office Complex, Block D 18 Pekanbaru. This research was
conducted to know to what extent the effect of leadership, work
environment and motivation variables simultaneously toward the
employees’ performance at Swastika Universal Inovasi Limited
Company Pekanbaru. 84 employees of the company were all taken as
the sample of the research, so data were collected by census
method. The result of the research showed that the employees’
performance at Swastika Universal Inovasi Limited Company
Pekanbaru was good. The effect of leadership toward the
employees’ performance was 28 percent, the effect of work
environment toward the employees’ performance was 57 percent,
and the effect of motivation toward the emplyees’ performance
was 58 percent. It can be inferred from the research results
that leadership, work environment and work motivation variables
influence significantly toward the employees’ performance at
Swastika Universal Inovasi Limited Company Pekanbaru.
Keywords : Performance, Leadership, Work Environment, Motivation
PENDAHULUAN
Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan
organisasi harus mampu mensikapi perkembangan zaman. Hal ini
didukung oleh pendapat Hersmastho (2001) yang menyatakan bahwa
salah satu kunci untuk bertahan dan berhasil dalam situasi yang
tidak pasti adalah kepemimpinan. Menurut Handoko (2002:161)
mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
wewenang untuk mempengaruhi orang lain, yang didalam
pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan
orang lain.
Sebagai seorang pemimpin, seseorang mempunyai peranan yang
aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam segala masalah
yang berkenaan dengan kebutuhan anggotanya. Tipe kepemimpinan
yang sering ditemukan akhir-akhir ini adalah tipe kepemimpinan
yang memberikan kebebasan penuh pada karyawan. Walaupun tipe
kepemimpinan ini cukup baik, namun efek negatif yang timbul
adalah para karyawan akan merasa kesulitan mendapatkan pedoman
kerja yang diinginkan.
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
40
Telah diketahui bahwa kepemimpinan (leadership) merupakan
inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan structuring
the situation, controlinggroup of behavior dan motor penggerak
bagi seluruh sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan
(manusia dan alat-alat lainnya). Dengan demikian kelangsungan
hidup dari suatu organisasi dan perusahaan ditentukan oleh
kepemimpinan, yaitu orang-orang yang diserahi tugas memimpin
dalam perusahaan tersebut.
Seorang pemimpin yang baik haruslah mampu mempengaruhi
perilaku orang lain terutama para karyawan, oleh karena itu
semestinya seorang pemimpin memperhatikan kebutuhan dan
keinginan para karyawan, hal ini tentunya akan mempengaruhi
kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasya. Pimpinan juga
harus mampu menyesuaikan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan
dalam organisasinya berdasarkan tujuan dan kondisi perusahaan,
demi tercapainya keefektifan dan keefisienan kerja karyawan.
Maka dari itu perusahaan sebaiknya dapat
memperhatikan karyawan dan menjaga karyawan sebagai salah satu
asset perusahaan, maka hak karyawan tersebut dapat terpenuhi.
Tentunya hal ini dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Menurut Robbins (2002) menyatakan bahwa motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Dan menurut
Kusriyanto (2001) memotivasi merupakan suatu keterampilan dalam
memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi
sehingga keinginan-keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan
tercapainya sasaran organisasi. Dengan demikian berarti motivasi
adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Karyawan yang memiliki motivasi dalam melakukan
pekerjaannya atau tugas-tugas rutinnya, maka kinerja karyawan
akan meningkat dan begitu juga dengan produktivitas perusahaan
secara umum. Menurut Handoko (1999) mengatakan bahwa kinerja
adalah sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya, biasanya disebut “level of performance”. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, seperti gaya
kepemimpinan, motivasi, kompensasi, budaya organisasi dan lain
sebagainya. Dari semua faktor-faktor tersebut, pada penelitian
ini hanya melihat pengaruh tipe kepemimpinan dan motivasi
terhadap kinerja karyawan. Pemilihan variabel penelitian ini
disebabkan karena pimpinan merupakan faktor utama dalam
mengerakan atau menjalankan aktivitas perusahaan, serta motivasi
merupakan dorongan diri seseorang untuk berbuat. Dengan demikian
setiap karyawan tentunya mempunyai dorongan dan tujuan masing-
masing dalam melaksanakan tugasnya.
Permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan PT. Swastika
Universal Inovasi adalah kepemimpinan tidak mampu memberikan
solusi dari setiap permasalahan yang ditemui dalam aktivitas
perusahaan.Oleh karena itu, direktur PT. Swastika Universal
Inovasi menerapkan tipe kepemimpinan yang partisipatif, dimana
pemimpin selalu mendengarkan ide-ide bawahan sebelum mengambil
keputusan untuk menerapkan suatu kebijakan. Menurut peneliti,
hal ini sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengingat
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
41
sifat pekerjaan dalam perusahaan tersebut yang sangat
membutuhkan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam memberikan
kepuasan kepada para pelanggan.
Sebagai salah satu bentuk keberhasilkan kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan dapat dilihat dari perkembangan jumlah
Pelanggan atau Konsumen itu sendiri. Hal ini tentunya juga
menjadi indikator bagi PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Untuk lebih jelasnya berikut dapat dilihat perkembangan jumlah
Pelanggan PT. Swastika Universal Inovasi Tahun 2007 sampai 2011.
Permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan PT. Swastika
Universal Inovasi adalah kepemimpinan tidak mampu memberikan
solusi dari setiap permasalahan yang ditemui dalam aktivitas
perusahaan.Oleh karena itu, direktur PT. Swastika Universal
Inovasi menerapkan tipe kepemimpinan yang partisipatif, dimana
pemimpin selalu mendengarkan ide-ide bawahan sebelum mengambil
keputusan untuk menerapkan suatu kebijakan. Menurut peneliti,
hal ini sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mengingat
sifat pekerjaan dalam perusahaan tersebut yang sangat
membutuhkan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam memberikan
kepuasan kepada para pelanggan.
Sebagai salah satu bentuk keberhasilkan kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan dapat dilihat dari perkembangan jumlah
Pelanggan atau Konsumen itu sendiri. Hal ini tentunya juga
menjadi indikator bagi PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Untuk lebih jelasnya berikut dapat dilihat perkembangan jumlah
Pelanggan PT. Swastika Universal Inovasi Tahun 2007 sampai 2011.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Vroom dalam As`ad (2000:48) mendefinisikan bahwa kinerja
adalah sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya, disebut “level of performance”. Biasanya orang
yang level performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang
produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai
standar dikatakan sebagai tidak produktif atau performance-nya
rendah. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian
pelaksanaan penilaian kinerja yang objektif bukanlah tugas yang
sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like” dan
“dislike” dari penilaian, agar objektifitas penilaian dapat
terjadi. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan
untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia yang akan
memberikan umpan balik kepada pekerja.
Pekerjaan hampir saja memiliki lebih dari satu kriteria
pekerjaan atau dimensi. Kriteria pekerjaan adalah faktor yang
penting dari apa yang dilakukan orang di pekerjaannya. Dalam
artian, kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang dilakukan orang
di pekerjaannya. Oleh karena itu kriteria-kriteria ini penting,
kinerja individual dalam pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan
standar yang ada dan hasilnya dikomunikasikan pada setiap
karyawan.
Penilaian kinerja karyawan merupakan suatu proses
organisasi untuk menilai kinerja karyawannya. Tujuan dilakukan
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
42
penilaian kinerja secara umum adalah untuk memberikan umpan
balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan
meningkatkan produktivitas perusahaan, khususnya yang berkaitan
dengan kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan
promosi, kenaikan gaji dan lain sebagainya.
Sekarang ini dengan lingkungan bisnis yang bersifat
dinamis, penilaian kinerja merupakan suatu yang sangat berarti
bagi organisasi. Organisasi haruslah memilih kriteria secara
subjektif maupun objektif. Kriteria kinerja secara objektif
adalah evaluasi kinerja terhadap standar-standar spesifik,
sedangkan ukuran yang subjektif adalah seberapa baik seorang
karyawan bekerja keseluruhan. Penilaian kinerja (performance
appraisal = PA) adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan
mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu set standar dan
kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan
Jackson, 2002 ; 21). Penilaian kinerja disebut juga sebagai
penilaian karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan kinerja,
evaluasi kinerja dan penilaian hasil pedoman. Penilaian kinerja
menurut Amstrong (1998 ; 23) adalah ukuran dihubungkan dengan
hasil, hasil harus dapat dikontrol oleh pemilik pekerjaan,
ukuran obyektif dan observable, dan ukuran dapat digunakan
dimana pun.
Sedangkan peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi,
baik organisasi bisnis maupun non bisnis sangatlah diperlukan
keberadaannya. Peranan kepemimpinan sangat penting dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai wewenang untuk mempengaruhi orang lain,
yang didalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi
memerlukan bantuan orang lain.
Robins (2003:126) berpendapat bahwa untuk menjadi pemimpin
yang efektif harus memahami tentang teknik dan metode bagaimana
cara mendengar yang baik agar anggota-anggota kelompok mau
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan khusus anda, bagaimana cara
memadu rapat agar efisien, bagaimana mengidentifikasikan masalah
dan menangani pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan,
bagaimana mengajak anggota kelompok menentukan tingkat kinerja
yang ingin dicapai, bagaimana agan evaluasi kinerja (performance
evaluation) tidak dianggap lagi sebagai ancaman.
Pengertian lingkungan kerja menurut pendapat Wursanto
(2005; 288) adalah lingkungan kerja adalah lingkungan yang
mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang dalam bekerja.
Lingkungan kerja tersebut dapat dibagi dua yaitu lingkungan
fisik seperti bangunan dan fasilitas yang disediakan serta letak
gedung dan prasarananya. Sedangkan lingkungan non fisik adalah
rasa aman dari bahaya, aman dari pemutusan kerja, loyalitas baik
kepada atasan maupun sesama rekan kerja dan adanya rasa kepuasan
keja di kalangan pegawai.
Srimulyo (2000:76) mendefinisikan motivasi adalah
keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi juga merupakan suatu
keterampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan
kepentingan organisasi sehingga keinginan-keinginan karyawan
dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaran organisasi.
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
43
Penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas (independen
variable) adalah kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi
sedangkan variabel terikat (dependen variable) adalah kinerja.
KERANGKA PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas (independen
variable) adalah kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi
sedangkan variabel terikat (dependen variable) adalah kinerja.
Untuk itu hubungan dari ketiga variabel ini dapat di gambarkan
sebagai berikut :
Variabel Antara
(Intervening Variable)
Varibel Terikat
(Dependent Variable)
Variabel Bebas
(Independen Variable)
Kepemimpinan
(X1)
Lingkungan
Kerja (X2)
Motivasi (X3)
Kinerja (Y)
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
Sumber : Beberapa Hasil Penelitian (Joko Purnomo, 2006, Vera Parlinda
& M.Wahyudin, 2003 dan Binawan Nur Tjahjono, 2005)
METODE PENELITIAN
Dalam Penelitian ini merupakan penelitian riset asosiatif,
bentuk penelitian menghubungkan variabel satu dengan variabel
yang lain, yang bertujuan untuk menjelaskan, memprediksi dan
mengontrol suatu gejala ( Supriyanto,2009). Pola hubungan
dimaksud berkaitan dengan pengaruh variabel bebas Kepemimpinan
dan Lingkungan Kerja (X1&X2),variabel antara/ Intervening
Motivasi (X3) dan variabel terikat yakni kinerja (Y), pengaruh
tersebut dapat dilihat baik secara persial maupun secara
simultan (bersama-sama). Penelitian ini dilakukan pada PT.
Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
44
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari
hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner
kepada para karyawan PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
selaku responden. Sedangkan sumber data sekunder penulis peroleh
dalam bentuk yang sudah jadi diantara diperoleh tentang ruang
lingkup kegiatan karyawan advertising termasuk dalam data ini
adalah struktur organisasi dari laporan dan profit sumber daya
manusia PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Dalam Pengolahan data dimaksud untuk mengolah skala
pengukuran dengan data yang berskala ordinal. Pengolahan data
dilakukan agar data yang diperoleh memenuhi asumsi yang dituntut
dalam dalam perhitungan statistik non perametrik. Adapun skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu
pertanyaan kuisioner yang bersifat kualitatif menjadi
kuantitatif dengan jawaban skor 1 sampai 5 yaitu Sangat Tidak
Setuju (1), Tidak Setuju (2), Cukup Setuju (3), Setuju (4),
Sangat Setuju (5).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 84 karyawan PT. Swastika Universal
Inovasi Pekanbaru sebagai objek penelitian. Dimana penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepimpinan,
lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru. Oleh karena itu
keberadaan responden dalam penelitian ini sangat penting.
sebanyak 44 orang atau 52.4% responden merupakan karyawan pria
dan sebanyak 40 orang atau 47.6% responden merupakan karyawan
wanita dan 17orang responden berusaia kurang 25 tahun, dan
sebanyak 53 orang karyawan berusia antara 25 tahun sampai usia
45 tahun, serta sebanyak 14 orang responden berusaia diatas 45
tahun.
Selanjutnya identitas responden dilihat berdasarkan lama
karyawan tersebut bekerja pada PT Swastika Universal Inovasi
Pekanbaru. Dimana dari masa kerja akan dapat terlihat pengalaman
kerja seorang karyawan yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kinerja keryawan tersebut. Adapun variable yang digunakan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan, Lingkungan
Kerja, Motivasi dan Kinerja Karyawan.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk mengetahui item-item atau pertanyaan yang valid dalam
menentukan sebuah variabel. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai koefisien korelasi (r) antara item
pertanyaan dengan skor totalnya dengan cara membandingkan r
hitung dengan r tabel. r hitung merupakan nilai korelasi antara
skor jawaban masing-masing butir/item pertanyaan dari semua
variabel dengan nilai total skornya. Berikut kriteria
pengujiannya
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
45
Jika r hitung > r tabel maka item (pertanyaan) dinyatakan valid
dan Jika r hitung < r tabel maka item (pertanyaan) dinyatakan
tidak valid.
Selanjutnya semua item yang valid dari masing-masing
variabel tersebut dilakukan uji reliabilitas. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kehandalan dari butir-butir
pertanyaan yang valid dalam menentukan nilai varaibel yang
bersangkutan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alpha
cronbach`s dengan kriteria, Jika nilai alpha cronbach`s > 0.5,
maka dinyatakan reliable dan Jika nilai alpha cronbach`s < 0.5,
maka dinyatakan tidak reliable. Berdasarkan hasil pengolahan
data diketahui hasil penmgujian reliabilitas seperti tabel
dibawah ini:
Tabel 1. Hasil Uji Reliability
Variabel Alpha
Cronbach`S
Keterangan
Kinerja (Y2)
Kepemimpinan (X1)
Lingkungan Kerja (X2)
Motivasi Kerja (Y1)
0.857
0.691
0.711
0.647
Reliabel/Handal
Reliabel/Handal
Reliabel/Handal
Reliabel/Handal
Sumber : Data Olahan, 2012
Dari Tabel 4.9 dilihat hasil pengujian untuk semua
variabel diperoleh nilai alpha cronbach`s diatas 0.50, ini
berarti bahwa tingkat kehandalan dari butir-butir pertanyaan
untuk variabel yang diteliti sudah baik. Dengan demikian
disimpulkan bahwa item-item untuk ke tida variabel sudah baik.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas. Dalam
menggunakan alat analisas regresi linear berganda, syarat yang
dibutuhkan yaitu data harus berdistribusi normal. Pengujian
normalitas dilakukan dengan pengujian one sample kolmogorov-
smirnov. Dengan kriteria pengujian sbb, Jika Asym.Sig (2-tailed)
> α maka disimpulkan data berdistribusi normal dan jika Asym.Sig
(2-tailed) < α disimpulkan data berdistribusi tidak normal.
Pengujian normalitas ini dapat juga dilakukan dengan
menggunakan P-P Plot Regression Standarized Risidual Kriteria
pengujian normalitas data dengan menggunakan P-P Plot
Regression Standarized Risidual adalah jika data menyebar di
sepanjang garis diagonal maka data berdistribusi normal dan jika
data menyebar menjauh dari garis diagonal maka dikatakan data
tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengolahan data,
maka diperoleh hasil P-P Plot Regression Standarized Risidual.
Seperti pada gambar berikut:
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
46
Gambar 1. Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar
variable dan untuk mengetahui positif atau negarifnya pengaruh
Kepemimpinan (X1), variabel Lingkungan Kerja (X2), Motivasi (X3)
dan variabel Kinerja Karyawan (Y) sebagai variabel intervening.
Tabel 2. Hasil Analisa Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien t
hitung
Sig
Uji t
R &
R2
F
Y1= βx1y1 X1+βx2y1X2
Kontanta
Kepemimpinan (X1)
Lingkungan Kerja
(X2)
16.591
0.184
0.297
2.587
2.970
0.011
0.002
0.828
0.686 3.522
Y2 = βx1y1 X1+βx2y1X2 +
βy1y2Y1
Konstanta
27.099
0.863
0.745 4.170
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
47
Moderasi Motivasi dg
Kepem.
Moderasi Motivasi dg
Ling
Motivaso
0.468
1.718
0.754
3.467
2.557
6.557
0.000
0.014
0.000
F Tabel 3.252. t tabel = 1.687 n = 84
Sumber : Data Olahan, 2012
Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh nilai
konstanta sebesar 27.099 Angka ini bertanda positif dan
memberikan arti jika diasumsikan bahwa kepemimpinan, lingkungan
kerja dan hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi serta
lingkungan kerja dengan motivasi sama dengan nol maka kinerja
karyawan pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru adalah
sebesar 27.099 satuan.
Hasil Uji F (uji Simultan)
Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh nilai konstanta
sebesar 27.099 Angka ini bertanda positif dan memberikan arti
jika diasumsikan bahwa kepemimpinan, lingkungan kerja dan
hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi serta lingkungan
kerja dengan motivasi sama dengan nol maka kinerja karyawan pada
PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru adalah sebesar 27.099
satuan.
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independent
secara parsial (individu) terhadap variabel dependennya,
disamping itu pengujian secara parsial juga dapat dilakukan
untuk menilai atau mengetahui varaibel bebas yang paling dominan
dalam menentukan nilai kinerja karyawan. diketahui bahwa t
hitung dari variabel kepemimpinan (X1) diperoleh sebesar 3.467
dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Jika dalam penelitian
ini digunakan alpha (α) 5%, maka t tabel diperoleh sebesar
1.687, jadi t hitung > t tabel, yaitu 3.467 > 1.687 atau alpha
(α) lebih besar dari nilai sig, yaitu 0.05 > 0.000. Hal ini
memberikan arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan PT.
Swastika Universal Inovasi Pekanbaru. Hal ini dapat diterima
pada tingkat keyakinan 95%.
Selanjutnya t hitung dari variabel lingkungan kerja (X2)
diperoleh sebesar 2.557 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.014. Jika t tabel pada alpha (α) 5% diperoleh sebesar 1.687
maka t hitung lebih tinggi dari t tabel yaitu 2.557 > 1.687. Hal
ini memberikan arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan PT.
Swastika Universal Inovasi Pekanbaru.
Selanjutnya dilihat pengaruh kepemimpinan melalui motivasi
terhadap kinerja. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai t
hitung sebesar 6.557 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
Jika t tabel pada alpha (α) 5% diperoleh sebesar 1.687 maka t
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
48
hitung lebih tinggi dari t tabel yaitu 6.557 > 1.687. Hasil ini
menjelaskan bahwa kepemimpinan melalui motivasi kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan
demikian hipotesis ke empat diterima pada tingkat keyakinan 95%.
Pengaruh lingkungan kerja melalui motivasi terhadap kinerja.
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung sebesar
2.471 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004. Jika t tabel
pada alpha (α) 5% diperoleh sebesar 1.687 maka t hitung lebih
tinggi dari t tabel yaitu 2.471 > 1.687. Hasil ini menjelaskan
bahwa lingkungan kerja melalui motivasi kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan demikian
hipotesis ke lima diterima pada tingkat keyakinan 95%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan yaitu :
1. Kinerja karyawan pada PT. Swastika Universal Inovasi
Pekanbaru sudah baik, jika diperhatikan dari indikator
hasil kerja yang dicapai oleh karyawan, penyelesaian
pekerjaan yang lebih cepat dari waktu yang ditentukan,
ketepatan penyelesaian tugas,pemahaman karyawan terhadap
pekerjaannya, sasaran pekerjaan dan kemandirian karyawan
dalam bekerja. Hasil ini baru pada tahap baik, dan
tentunya perusahaan selalu berharap agar karyawan dapat
memberikan hasil yang maksimal sehingga kinerja mereka
menjadi sangat baik.
2. Kepemimpinan yang diterapkan pada PT. Swastika Universal
Inovasi pekanbaru sudah baik dilihat dari sikap pimpinan
yang selalu memperhatikan bawahannya, sikap pimpinan yang
selalu berkoordinasi dengan para bawahan, pendelegasian
wewenang yang dilakukan oleh pimpinan dan sikap pimpinan
yang selalu menjalin komunikasi dengan bawahan.
3. Lingkungan kerja pada PT. Swastika Universal Inovasi
pekanbaru sudah baik, jika diperhatikan dari kondisi
banguann kantor, ventilasi pada ruang kerja,fasilitas
kerja, terjalinnya hubungan baik dengan atasan serta
terbinanya hubungan baik dengan atasan.
4. Motivasi kerja karyawan pada PT. Swastika Universal
Inovasi Pekanbaru jug sudah baik, jika diperhatikan dari
indikator gaji yang diterima oleh karyawan yang adil dan
layak, adanya kesempatan untuk maju, keamanan kerja,
tunjangan yang diterima dan adanya loyalitas pimpinan.
Oleh karena itu karyawan memiliki motivasi kerja yang baik
di perusahaan tersebut.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
kepemimpinan, lingkungan kerja dan hubungan kepemimpinan
dengan motivasi serta hubungan lingkungan kerja dengan
motivasi kerja terhadap kinerjakaryawan pada PT. Swastika
Universal Inovasi Pekanbaru baik secara persial maupun
secara simultan.
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
49
6. Terdapatnya kontribusi yang besar dari variabel
kepemimpinan, lingkungan kerja dan hubungan kepemimpinan
dengan motivasi serta hubungan lingkungan kerja dengan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Swastika
Universal Inovasi Pekanbaru.
7. Terdapat hubungan kuat positif antara variabel
kepemimpinan, lingkungan kerja dan hubungan kepemimpinan
dengan motivasi serta hubungan lingkungan kerja dengan
motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. Swastika
Universal Inovasi Pekanbaru.
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas, maka dapat diberikan
saran yaitu:
1. Diharapkan pada pimpinan perusahaan agar selalu
menjalankan program-program dan pengawasan baik itu dalam
pendelegasian pekerjaan maupun di dalam lingkungan kerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan, pada
akhirnya kinerja perusahaan juga dapat ditingkatkan.
2. Diharapkan pada pimpinan agar dapat memberikan sosialisasi lingkungan pekerjaan dan penyelesaian Tugas kerja terhadap
karyawan guna mencapai tujuan organisasi.
3. Sebaiknya Pimpinan memberikan sanksi Bagi karyawan yang
melakukan kesalahan terhadap suatu pekerjaan atau
lambatnya dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
4. Sebaiknya Pimpinan selalu memperhatikan dan meningkatkan motivasi kinerja karyawan dengan memperhatikan prestasi
kerja dan upah yang diberikan terhadap karyawan tersebut.
5. Diharapkan pada pimpinan perusahaan untuk selalu
mempertahankan gaya dan tipe kepemimpan partisipatif ini
agar bisa antara atasan dan bawahan bisa berkoordinasi
serta bisa mendelegasikan wewenang dan terjalinnya
komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, karena
mampu mempengaruhi kinerja perusahaannya secara umum.
6. Diharapkan pada pimpinan perusahaan untuk tetap
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, koordinasi
pekerjaan serta pendelegasian pekerjaan sehingga kinerja
karyawan dapat selalu ditingkatkan.
7. Diharapkan pada pimpinan perusahaan untuk dapat selalu
memotivasi karyawan dalam bekerja, karena hal ini selalu
memberikan hasil kerja yang baik pada perusahaan.
8. Pimpinan perusahaan diharapkan dapat menselaraskan anatra kepemimpinan, lingkungan kerja yang ada dan motivasi
kerja, sehingga kinerja karyawan dapat ditingkatkan.
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
50
DAFTAR PUSTAKA
A.Anwar Prabu Mangkunegara (2004). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Amstrong, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Arikunto (2000), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As`ad, 2000, Manajemen Personalia, PT Gramedia, Jakarta
As’ad, 2003, Psikologi Industri MSDM, penerbit Liberty,
Yogyakarta
Avolio, 1998, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Petra
Surabaya
Djokosantoso, Moeljono,.2003, Budaya Korporat dan Keunggulan
Korporasi, Penerbit PT. Elex Media Kompotindo, Jakarta.
Eugene Mc.Kenna dan Nic Beech, 2000, Organisasi dan Manajemen,
Edisi Keempat, Alih Bahasa Djoerban Wahid, S.H. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Faustino Cardoso Gomes (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia,
Andi Offset, Yogyakarta.
Griffin, Ricky. W. 2002, Manajemen, Jili 1 Edisi Ke Tujuh,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Handoko, T, Hani,2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Edisi Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta
Harrison, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andhy, Jakarta
H.Teman Koesmono (2005) , Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap
Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada
Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa
Timur, Jurnal Manajemen Universitas Kristen Petra
Indrastuti, Sri dan Amries Rusli Tanjung, 2008, Peran Budaya
Organisasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja danm Kinerja
Pegawai Serta Kualitas Pelayayan Secara Teoritis dan
Empiris, Penerbit UIR Press
Isyandi, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif
Global, Penerbit Unri Press
Krisdarto, 2001, Organisasi dan Manajemen, Edisi Keempat, Alih
Bahasa Umar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Krishnan (2005), Hubungan Tipe Kepemimpinan dan Motivasi dengan
Kinerja Karyawan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Kristen Petra Surabaya
Lloyd L. Byars dan Leslie W. Rue (2000). Human Resource
Management. McGraw-Hill, Boston.
Malayu S.P. Hasibuan (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia:
dasar kunci keberhasilan, Haji Masagung, Jakarta.
Marthin dan Jackson, 2002, Pengukuran Kinerja Karyawan, PT
Gramedia, Jakarta.
M. Iqbal, 2003. Dasar-Dasar Statistik, Penerbit Bumi Aksara
Jakarta
Nawawi, 2002, Manajemen Personalia, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
51
Rivai, Veithzal, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan:dari Teori ke Praktek, Penerbit, PT Raha
Grafindo Persada, Jakarta
Robert L. Mathis (2002). Managemen Sumber Daya Manusia. Salemba
Empat, Jakarta.
Robbins, 200). Teori Organisasi, Arcan, Jakarta.
Sedarmayanti (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas
Kerja. Mandar Maju, Bandung.
Siagian, Sondang P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi
Aksara, Jakarta.
Singgih Santoso, 2003. Pengolahan Data Program SPSS, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Soedjono (2005), Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja
Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal
Penumpang Umum di Surabaya, Jurnal Manajemen Universitas
Kristen Petra
Sugiyono (2002). Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya
dengan SPSS 10.00 for Windows, Alfabeta, Bandung.
………, (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sulistiyani, et.al, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Penerbit PT. Raja Graffindo Persada, Edisi Keempat
Surya Dharma (2005). Manajemen Kinerja. Pustaka Pelajar,
Jakarta.
Suryadi Perwiro Sentono (2001). Model Manajemen Sumber Daya
Manusia Indonesia, Asia dan Timur Jauh, Bumi Aksara,
Jakarta.
Syaiful F.Prihadi, (2004). Assesment Centre, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Tanadi Santoso (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Taliziduhu Ndraha, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
Grafiti, Jakarta
Veithzal Rivai (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Swastika Universal Inovasi Pekanbaru
52