Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE
CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN
BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING
FOLLOWERS REMAJA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
Oleh:
Adinda Putri
NIM: 11140510000105
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE
CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN
BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING
FOLLOWERS REMAJA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
oleh:
Adinda Putri
NIM: 11140510000105
Dosen Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd
NIP. 19690322 199603 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Intensitas Mengakses
YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini
terhadap Perilaku Modelling Followers Remaja” telah diujikan
dalam Sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Senin, 24
September 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 24 September 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Suhaimi, M. Si Thalita S. Rosyidiani, M. I. Kom NIP. 19670906 199403 1 002 NIP. 19910217 201801 2 004
Anggota
Penguji I Penguji II
Dra. Rochimah Imawati, M.Psi Kalsum Minangsih, M.A NIP. 19661203 201411 2 001 NIP. 19770424 200710 2 002
Dosen Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd
NIP. 19690322 199603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Peneliti menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan
skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 24 September 2018
Adinda Putri
i
ABSTRAK Adinda Putri
NIM: 11140510000105
Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel Gita
Savitri Devi dalam Segmen Beropini terhadap Perilaku
Modelling Followers Remaja.
Social Networking digunakan pengguna untuk melakukan
hubungan sosial dalam dunia virtual, contohnya YouTube. Salah
satu influencer muda adalah Gita Savitri Devi. Gita secara aktif
memanfaatkan saluran YouTube-nya untuk berbagi vlog yang
inspiratif dan menggunakan akun Instagramnya untuk sharing
tentang semua aktivitasnya dalam kehidupan sehari-sehari.
Merujuk dari latar belakang tersebut maka penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu
bagaimana pengaruh intensitas mengakses YouTube channel Gita
Savitri Devi dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling
followers remaja?
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik
dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian asosiatif, serta metode yang digunakan adalah
survei. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik probability
sampling, yaitu proportionate stratified random sampling dengan
jumlah responden 100 orang. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah data primer berupa angket dan sekunder.
Teori pada penelitian ini menggunakan Teori Intensitas dan
Perilaku Modelling. Menurut Ajzen aspek intensitas yaitu Sikap
(perhatian dan penghayatan), durasi dan frekuensi. Perilaku
modelling adalah perilaku seseorang dibentuk dan dipelajari
melalui model dengan cara mengamati, dan membentuk suatu
perilaku baru dalam diri. Modelling memiliki 4 aspek, yaitu
perhatian, pengingatan, reproduksi motorik dan motivasional.
Hasil dari penelitian ini adalah H1 diterima artinya,
pengaruh antara intensitas mengakses YouTube Channel Gita
Savitri Devi dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling
followers remaja bersifat positif. Pengaruh yang positif di sini
diartikan, hubungan antara variabel X dan Y searah. Intensitas
mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen
beropini memengaruhi perilaku modelling sebesar 26,1%.
Kata Kunci: Intensitas, Modelling, Gita Savitri Devi, YouTube,
dan Followers.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel
Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini terhadap Perilaku
Modelling Followers Remaja”. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia kepada jalan
kebenaran.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangannya. Namun, penulis berusaha
untuk mempersembahkan skripsi ini dengan sebaik-baiknya agar
dapat memiliki manfaat bagi banyak pihak. Segala kritikan dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai bahan
koreksi dan bekal bagi penulis di masa yang akan datang. Skripsi
ini ditulis guna memenuhi salah satu persyaratan yang telah
ditentukan dalam menempuh program strata satu (S1) dan
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.). Oleh karena itu,
peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
iii
Komunikasi. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag, Wakil Dekan
II Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta
Dr. Suhaimi, M.Si, Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiwaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
4. Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
5. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing saya, memberikan arahan serta inspirasi
yang amat berharga bagi Peneliti. Serta selalu
memberikan dukungan disetiap sesi bimbingan.
6. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
berbagai ilmu, pengalaman serta bimbingan kepada
peneliti selama dalam masa perkuliahan.
7. Perpustakaan fakultas dan perpustakaan universitas
yang telah bersedia meminjamkan buku kepada
peneliti.
8. Orang tua saya, Ibu Irma Juniarti, Papa Iwan Azwar,
serta seluruh kakak saya Andra, Rezy dan Reno yang
apabila tanpa dukungan dan kasih sayang mereka saya
tidak akan mungkin bisa mencapai perjalanan hingga
sejauh ini.
iv
9. Kepada Achmad Fauzi Suharno yang menemani saya
sejak SMA sampai saat ini, selalu memberikan
dukungan dan membantu saya dalam pembuatan
skripsi.
10. SQUAD yang selalu menyemangati ketika
mengerjakan skripsi, Humairah, Andita Putri G, Elsa
Carinta Putri, Abdul Mukhlis Arofi, Abdullah Hanif,
Rialdi Pratama, Dimas Lazuardy, Novi Handayani dan
Amiradhana Salsabila.
11. Teman-Teman dari KPI B Angkatan 2014 dan KPI
2014 yang selalu menjadi teman berjuang selama awal
perkuliahan hingga saat ini.
12. Sahabat Saya yang selalu mendengarkan keluh kesah
saya saat mengerjakan skripsi Ariestia, Mira, Belin,
Erma, Hera, Nurul, Diana.
13. Sepupu tercinta Nurrizky Safitri, Fauzan Gustavio,
Nurhidayat Putra yang selalu menyemangati peneliti
untuk selalu mengerjakan skripsi.
14. Teman-teman HMJ KPI Periode 2015/2016 dan LSO
KONTRAS, yang sudah memberikan pengalaman
berorganisasi kepada peneliti.
15. KKN Primavera 046 2017 terutama Nurul Lita
Nurzain yang selalu menyemangati saya di masa KKN
dan perkuliahan.
16. Followers Gita Savitri Devi yang telah membantu
mengisi kuesioner.
v
17. Orang-orang yang telah memberikan dukungan,
mohon maaf peneliti tidak dapat menyebutkan satu
persatu.
Peneliti berharap semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Demikianlah pengantar yang dapat peneliti sampaikan, akhir kata
peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam
skripsi ini.
Jakarta, 24 September 2018
Adinda Putri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM ..................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 7
1. Pembatasan Masalah ...................................................... 7
2. Perumusan Masalah ....................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
1. Manfaat Teoritik ............................................................ 8
2. Manfaat Praktis .............................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8
vii
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................ 12
A. Perilaku Modelling ............................................................ 12
1. Pengertian Perilaku Modelling ................................... 12
2. Aspek Perilaku Modelling ............................................ 17
3. Faktor – faktor yang memengaruhi Perilaku Modelling19
B. Intensitas ........................................................................... 20
1. Pengertian Intensitas .................................................... 20
2. Aspek Intensitas ........................................................... 22
C. Media Baru (New Media) ................................................. 24
D. Media Sosial ..................................................................... 26
E. YouTube ........................................................................... 26
F. Followers .......................................................................... 28
G. Remaja .............................................................................. 28
H. Kerangka Berpikir............................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................... 32
A. Paradigma Penelitian ........................................................ 32
B. Pendekatan Penelitian ....................................................... 33
C. Jenis Penelitian ................................................................. 33
D. Metode Penelitian ............................................................. 34
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 35
1. Subjek dan Objek ......................................................... 35
2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 35
viii
F. Metode Pengumpulan Data ............................................... 36
1. Data Primer .................................................................. 36
2. Data Sekunder .............................................................. 36
G. Populasi dan Sampel ......................................................... 37
1. Populasi ........................................................................ 37
2. Sampel.......................................................................... 37
H. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 38
I. Variabel Penelitian ............................................................ 39
J. Definisi Operasional dan Indikator ................................... 40
K. Hipotesis Penelitian .......................................................... 42
L. Teknik Pengumpulan Data................................................ 43
1. Studi Kepustakaan ....................................................... 43
2. Observasi...................................................................... 43
3. Angket atau Kuesioner ................................................. 44
M. Teknik Pengolahan Data ................................................... 45
1. Pengeditan .................................................................... 45
2. Pemberian Kode (Coding) ........................................... 45
3. Pemrosesan Data .......................................................... 46
N. Teknik Analisis Data ........................................................ 46
1. Uji Validitas ................................................................. 47
2. Uji Reliabilitas ............................................................. 48
3. Uji Normalitas .............................................................. 49
ix
4. Uji Linieritas ................................................................ 50
5. Analisis Korelasi Sederhana ........................................ 51
6. Analisis Regresi Linier Sederhana ............................... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................... 54
A. Profil Gita Savitri Devi ..................................................... 54
B. Karya Gita Savitri Devi .................................................... 60
C. YouTube Channel Gita Savitri Devi ................................ 62
BAB V TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......... 66
A. Temuan Penelitian ............................................................ 66
1. Karakteristik Responden .............................................. 66
2. Pengelola Uji Instrumen .............................................. 68
B. Pembahasan ...................................................................... 83
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................. 86
A. Simpulan ........................................................................... 86
B. Saran ................................................................................. 87
1. Saran Teoritik............................................................... 87
2. Saran Praktis ................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 89
LAMPIRAN ................................................................................... 93
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Video Beropini memiliki banyak komentar positif ......... 5
Tabel 3.1 Dimensi dan Blue Print Variabel X dan Y .................... 42
Tabel 3.2 Kategori Koefisien Reliabilitas ..................................... 49
Tabel 3.3 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................... 52
Tabel 4.1 Judul Video Beropini ..................................................... 63
Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Usia................................ 66
Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 67
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 68
Tabel 5.4 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel X ........................ 69
Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Y ........................ 70
Tabel 5.6 Hasil Analisis Uji Reliabilitas ....................................... 71
Tabel 5.7 Hasil Analisis Uji Normalitas ........................................ 72
Tabel 5.8 Hasil Analisis Uji Linieritas .......................................... 74
Tabel 5.9 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ................................ 76
Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Descriptive) . 78
Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Model
Summary) ....................................................................... 78
Tabel 5.12 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (ANOVA) ...... 79
Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Coefficients) 80
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................... 31
Gambar 4.1 Tugas Akhir Gita Savitri Program S1 Kimia Murni ... 54
Gambar 4.2 Gita menjadi Relawan di turuntangan.org .................. 55
Gambar 4.3 Gita bagian dari ruangguru.com dan Narasumber Radio
PPI Dunia .................................................................. 56
Gambar 4.4 Gita berkolaborasi dengan @wardahbeauty pada acara
DMFW ....................................................................... 57
Gambar 4.5 Gita bekerja sama dengan kitabisa.com ...................... 58
Gambar 4.6 Gita menjadi Kreator Konten Indonesia di Kancah
Internasional .............................................................. 58
Gambar 4.7 Gita mengikuti acara YouTube Space di London ....... 59
Gambar 4.8 Gita menjadi bintang tamu acara Inflow Summits ...... 60
Gambar 4.9 Buku Rentang Kisah ................................................... 61
Gambar 4.10 Single Gita dengan Paulus menjadi chart ‘Indonesia
Viral’ ......................................................................... 61
Gambar 4.11 Playlist video dalam YouTube Channel Gita ............ 62
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.1 Diagram Asumsi Normalitas ...................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Naluri komunikasi yaitu dorongan untuk terus berupaya
menyampaikan pesan kepada manusia lain. Definisi sederhana
komunikasi adalah usaha penyampaian pesan kepada sesama
manusia. Komunikasi terdiri atas dua jenis, yaitu komunikasi
antar personal dan komunikasi massa. Komunikasi antar personal
adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi massa adalah
bagaimana proses dalam menyampaikan ide, informasi serta
sikap kepada orang lain dan menggunakan radio siaran, televisi,
majalah serta film1.
Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak
(menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis,
seperti surat kabar, film, radio, TV2. Perilaku Modelling khalayak
dapat berubah karena adanya media massa. Perubahan perilaku
khalayak ini disebut efek media. Efek dari media massa tersebut
harus berkaitan dengan pesan. Salah satu jenis media masa,
adalah media online. Media online adalah salah satu bagian dari
1 Ikhlasniati, Al, Tesis: Pengaruh Media Massa terhadap Kesadaran
Bencana Pada Remaja di Kota Payakumbuh, Universitas Pertahanan
Indonesia, 2016, hlm. 9. 2 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002), hlm. 134.
2
New Media karena media ini berhubungan dengan digital atau
internet. Media ini terbentuk dari interaksi antara manusia dengan
komputer dan internet secara khususnya. Salah satunya adalah
Social Networking. Everett M. Rogers mengatakan bahwa
perkembangan media komunikasi ada empat era, yaitu era
komunikasi tulisan, cetak, telekomunikasi, dan interaktif3. Oleh
karena itu, media baru adalah media yang berkembang pada era
komunikasi interaktif.
Social Networking atau jaringan sosial merupakan medium
yang paling populer dalam kategori media sosial. Medium ini
merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk
melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari
hubungan sosial tersebut di dunia virtual4. Situs berbagi media
(Media Sharing) merupakan situs media sosial yang
memungkinkan anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar,
podcast, video secara online. Salah satu contoh media sharing
adalah YouTube. YouTube adalah media sosial yang digunakan
untuk berbagi video. Dalam YouTube itu sendiri memiliki
beberapa konten, seperti Tutorial, Cover, Do It Yourself,
Gamming, Challenge, Reaction maupun Vlog. Dalam Vlog dapat
berisi tentang hidup, pikiran, opini, dan ketertarikan. Vlog juga
dapat disebut semacam televisi sederhana.
Saat ini, banyak YouTube Channel yang mengunggah video
provokasi dan SARA. Selain itu, media sosial hendak menjadi
3Abrar, Ana Nadhya, Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu
Komunikasi, (Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm. 17-18. 4 Nasrullah, Rulli, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), hlm. 11.
3
ajang pamer seseorang untuk berlomba-lomba memperlihatkan
eksistensinya. Namun, dilihat dari sisi positifnya media sosial
banyak melahirkan influencer muda. Influencer adalah adalah
seseorang yang memiliki pengaruh kuat terhadap followers
mereka, seperti artis, selebgram, blogger, YouTuber, dan lain
sebagainya. Salah satunya adalah Gita Savitri Devi. Ia disebut
sebagai seorang influencer yang menginspirasi, karena videonya
yang memiliki nilai edukatif, inspiratif serta berani
mengutarakannya pendapatnya tentang masalah yang lagi viral di
Indonesia maupun dunia. Salah satu playlistnya yaitu beropini.
Gita memanfaatkan YouTube-nya dengan cara
membuat vlog yang inspiratif.
“Aku pengen orang-orang yang menonton biar
punya mindset yang lebih mengglobal dan aware about
everythings. Jadi, enggak cuma bahas tentang make up,
OOTD (outfit of the day), enggak jadi generasi yang kerjanya
lebih sering ke café, upload foto ke Instagram. Aku mau
menyampaikan, ada hal yang bisa dikerjakan biar hidup kita
lebih berguna”. Ujar Gita saat diwawancarai oleh salah satu
presenter Indonesian Morning Show apa tujuan Gita
membuat Vlog.
Gita ingin melakukan hal baik dan berkontribusi untuk
Indonesia dengan caranya sendiri. Video Gita sering
mendapatkan komentar positif dari para penontonnya. Gita selalu
mengajak followersnya untuk berpikir sebelum
berbicara/bertindak dan harus selalu berperilaku baik sesuai
dengan norma dimanapun kita berada. Islam mengajarkan untuk
bagaimana komunikasi yang baik. Jika seseorang berbicara
dengan suatu perkataan, hendaknya merenungkan sebelum
4
berucap. Jika ada manfaatnya, maka ia baru berbicara. Namun
jika tidak, hendaklah ia menahan lisannya. Selain itu, kita juga
harus berpikir sebelum bertindak misalnya menulis, atau
menyebarkan suatu berita, terlebih kita sekarang berada di zaman
yang penuh dengan fitnah. Riwayat Hadits sebagai berikut:
ِ َواْليَْوِم اآلِخِر فَْليَقُْل َخْيًرا أَْو ِليَْصُمْت َمْن َكاَن يُْؤِمُن بِاَّلله
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka
diamlah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam segmen beropini, Gita Savitri Devi menjelaskan
tentang suatu kasus yang sedang terjadi dan mengutarakan
opininya, serta mengajak followers untuk “open minded”
terhadap suatu hal. Gita Savitri Devi mendapatkan penghargaan
dari YouTube karena pengaruhnya dalam media sosial serta
konten YouTubenya yang dinilai positif. Gita Savitri Devi
dinobatkan sebagai salah satu kandidat wanita yang berasal dari
Indonesia dalam program YouTube Creators for Change Fellows
di London. Berdasarkan standar kelayakan peneliti diawal
sebelum melakukan penelitian, peneliti melihat beberapa video
yang mendapatkan banyak komentar positif dan banyak penonton
yang menyukai video beropini. Dengan hasil tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti pengaruh video beropini Gita terhadap
perilaku modelling followers remaja.
5
Tabel 1.1
Video Beropini yang memiliki banyak komentar positif
No Judul Video Tanggal Publikasi
1 Muslim ban di Amerika |
Beropini eps. 2 31 Januari 2017
2 Cita-cita | Beropini eps. 3 19 Februari 2017
3 Ber-Islam feat. Rizka
Rahmayani | Beropini eps. 4 12 Maret 2017
4 Fake news di media sosial |
Beropini eps. 5 15 Maret 2017
5 Setelah S1, what's next? |
Beropini eps. 6 30 Maret 2017
6 Body positivity, beauty standard,
loving yourself | Beropini eps. 9 28 April 2017
7 Masjid liberal di Berlin |
Beropini eps. 12 6 Juli 2017
8 Life update + ngobrol tentang
Hate Speech | Beropini eps. 13 13 Agustus 2017
9 Lepas kerudung sambil bikin
rujak | Beropini eps.17 21 November 2017
10 Don't lose hope | Beropini eps.
18 19 Desember 2017
11 What I Think About Marriage |
Beropini eps. 22 2 Maret 2018
12 Oke, jadi begini... | Beropini eps.
24 26 Maret 2018
Sumber: www.youtube.com/92sav
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan teori-teori
yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Menurut
Ajzen teori intensitas memiliki aspek Sikap (perhatian dan
penghayatan), durasi dan frekuensi. Selanjutnya, perilaku
modelling sebagai proses belajar melalui observasi dimana
tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagai model,
6
berperan sebagai rangsangan bagi pikiran, sikap, atau tingkah
laku sebagai bagian dari individu yang mengobservasi model
yang ditampilkan.
Menurut Albert Bandura, modelling melibatkan proses-
proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, lebih dari sekedar
menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena sudah
melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan
menyimpannya untuk digunakan di masa depan, Perilaku
modelling memiliki 4 aspek, yaitu perhatian (attention),
pengingatan (retention), reproduksi motorik, motivasional. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
mendalam yang dituangkan dalam bentuk penelitian berjudul
“PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES YOUTUBE
CHANNEL GITA SAVITRI DEVI DALAM SEGMEN
BEROPINI TERHADAP PERILAKU MODELLING
FOLLOWERS REMAJA.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Mengapa banyak YouTube Channel yang mengunggah
video mengandung unsur provokasi dan SARA?
2. Mengapa media sosial menjadi ajang untuk pamer?
3. Apakah video beropini Gita Savitri Devi dapat mengubah
opini seseorang dalam menanggapi suatu permasalahan?
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak melebar kepada sesuatu hal yang
lain maka peneliti membuat batasan masalah penelitian ini
tentang “Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube
Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini. Selain
itu, peneliti juga membatasi videonya Gita Savitri Devi
yang memiliki nilai edukatif serta video yang dapat
mengubah opini seseorang.
2. Perumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang penelitian ini, peneliti
menemukan hal yang menarik untuk dijadikan sebagai
acuan penelitian. Oleh karena itu, didapatkan perumusan
masalah yang akan diteliti, yaitu Bagaimana pengaruh
intensitas mengakses YouTube channel Gita Savitri Devi
dalam segmen beropini terhadap perilaku modelling
followers remaja?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah di atas,
peneliti memiliki tujuan yang harus dicapai, yaitu untuk
mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari intensitas
mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen
beropini terhadap perilaku modelling followers remaja.
8
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, peneliti memiliki
tujuan yang harus dicapai, yaitu:
1. Manfaat Teoritik
Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam
pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum serta
pengembangan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
khususnya pada tataran kajian Komunikasi Massa dan
Psikologi Komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang positif dalam perkembangan studi tentang
Komunikasi Massa saat ini, khususnya bagi peneliti dan
akademisi serta umumnya bagi masyarakat luas yang
tergabung dalam ruang lingkup Social Networking
maupun tontonan yang bersifat religiusitas.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui dan
menjelaskan bagaimana pembentukan perilaku modelling remaja
ketika melihat video segmen beropini dalam YouTube Gita
Savitri Devi. Untuk menghindari unsur plagiat, peneliti
menemukan beberapa penelitian yang sedikit memiliki kesamaan,
yaitu:
1. Penelitian Eribka Ruthellia David dengan judul
Pengaruh Konten Vlog dalam YouTube terhadap
Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi
9
Universitas Sam Ratulangi memiliki hasil penelitian,
yaitu Terjadi hubungan searah antara konten Vlog dan
sikap mahasiswa. Jika konten Vlog sering ditonton,
maka akan terjadi pembentukan sikap pada mahasiswa
Ilmu Komunikasi. Mahasiswa senang dan gemar
menonton Vlog, ingin mencoba hal-hal yang ada dalam
Vlog, bahkan memiliki keinginan untuk menjadi
Vlogger.
Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas
tentang konten vlog di YouTube. Perbedaannya peneliti
sebelumnya meneliti vlog secara keseluruhan,
sedangkan saya meneliti vlog Gita Savitri Devi hanya
yang segmen beropini saja. Peneliti sebelumnya
menggunakan responden Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Sam Ratulangi, sedangkan saya followers
remaja Gita Savitri Devi. Peneliti sebelumnya
menggunakan teori S-O-R, sedangkan penelitian ini
menggunakan teori intensitas dan modelling (modelling
berakar dari teori belajar sosial). Peneliti sebelumnya
menggunakan pembentukan sikap mahasiswa sebagai
variabel terikat, sedangkan saya menggunakan perilaku
modelling.
2. Penelitian Rizka Monanda dengan judul Pengaruh Media
Sosial Instagram @awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis
di Kalangan Followers Remaja. Hasil penelitian ini adalah
Pengaruh Media Sosial Instagram @awkarin terhadap
Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Followers Remaja
10
berada pada kategori “rendah” karena banyak followers
yang memiliki gaya hidup atau penghasilan tidak sama
dengan @awkarin.
Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas
tentang pengaruh media sosial dan menggunakan
responden followers remaja. Perbedaannya adalah peneliti
sebelumnya meneliti selebgram @awkarin, sedangkan
saya meneliti influencer Gita Savitri Devi. Peneliti
sebelumnya meneliti media sosial Intagram, sedangkan
saya meneliti YouTube. Peneliti sebelumnya
menggunakan teori S-O-R, sedangkan penelitian ini
menggunakan menggunakan teori intensitas dan
modelling (modelling berakar dari teori belajar sosial).
Peneliti sebelumnya menggunakan gaya hedonis,
sedangkan saya menggunakan modelling.
3. Penelitian Adinda Mellyaningsih dengan judul Motif
Subscriber Menonton channel YouTube Raditya Dika.
Hasil penelitiannya adalah Motif subscriber menonton
YouTube Channel Raditya Dika, diantaranya adalah motif
hiburan dan relaksasi, motif hubungan antar pribadi, motif
informasi, dan motif persahabatan. Hasil penelitian
menemukan bahwa motif yang memiliki angka tertinggi
adalah motif hiburan dan relaksasi, motif terendah adalah
motif persahabatan.
Penelitian ini memiliki persamaan, yaitu membahas
tentang YouTube channel. Perbedaan peneliti sebelumnya
meneliti motif menonton, sedangkan saya meneliti
11
pengaruh intensitas mengakses YouTube channel. Peneliti
sebelumnya hanya meneliti subscriber, sedangkan saya
followers akun Intagram @gitasav. Peneliti sebelumnya
menggunakan teori Uses and Gratification, sedangkan
saya menggunakan teori intensitas dan modelling
(modelling berakar dari teori belajar sosial). Peneliti
sebelumnya menggunakan motif subscriber menonton
YouTube channel, sedangkan saya menggunakan perilaku
modelling.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Modelling
1. Pengertian Perilaku Modelling
a. Perilaku Modelling Secara Umum
Perilaku Modelling berakar dari teori belajar sosial
yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Permodelan
(modelling) yaitu mencontohkan dengan menggunakan
belajar observasional (pengamatan)5. Perilaku
modelling adalah perilaku seseorang dibentuk dan
dipelajari melalui model dengan cara mengamati,
selanjutnya meniru perilaku dari subjek (model) untuk
membentuk suatu perilaku baru dalam dirinya. Perilaku
ini dapat dilakukan oleh anak-anak maupun remaja.
Modelling menunjukan perilaku seseorang atau
beberapa orang kepada model yang ditiru. Modelling
menurut Bandura adalah proses belajar yang dilakukan
dengan cara mengamati model dan peniruan tersebut
menghasilkan perubahan perilaku dalam diri
seseorang6.
Prosedur dalam modelling adalah memanfaatkan
seluruh proses belajar dengan menggunakan
5 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 214.
6 Nursalim, Mochamad, Strategi Konseling, (Surabaya: Unesa
University, 2005), hlm. 63.
13
pengamatan, di mana perilaku seseorang memiliki
peran untuk merangsang pikiran, sikap atau perilaku
untuk meniru seorang model7. Modelling merupakan
proses belajar mengamati tingkah laku seorang model
yang memiliki peran sebagai rangsangan bagi pikiran
individu, sikap, bahkan perilaku. Oleh karena itu, tahap
dasar modelling adalah sebagai proses belajar observasi
terhadap seorang model yang menjadi sebuah
perangsang dalam suatu gagasan, sikap, bahkan
perilaku lalu ditiru dan menjadi suatu perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang yang meniru model
tersebut.
Modelling simbolik merupakan cara yang dilakukan
seseorang dengan menggunakan media, seperti buku
pedoman, film, video, dengan cara memperagakan atau
mendemonstrasikan perilaku yang telah dimiliki.
Kesimpulannya, modelling simbolik merupakan cara
meniru model dengan menggunakan media video, film,
buku pedoman, dan cara memperagakan atau
mendemonstrasikan perilaku yang telah ada dalam diri
si peniru model. Teori belajar sosial menekankan
peranan yang dimainkan oleh seseorang dalam
interaksi antar seseorang yang melihat belajar
modelling. Teori ini sering digunakan dalam
7 Purwanto, Edi, Modifikasi Perilaku (Alternatif Anak Berkebutuhan
Khusus), (Jakarta : Pustaka Belajar, 2012), hlm.129-130.
14
mengembangkan pembahasan terhadap karakteristik
individu dalam kepribadiannya.
Bandura memberikan pernyataan tentang modelling,
yaitu melibatkan proses kognitif. Tidak hanya meniru,
perilaku modelling ini lebih dari menyesuaikan diri
dengan tindakan orang lain. Hal ini melibatkan
informasi secara simbolis yang direpresentasikan serta
menyimpannya untuk digunakan pada masa depan.
Teknik modelling ini melibatkan proses kognitif karena
melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah laku
yang telah diamati8. Peniruan dilakukan melalui
pengamatan terkadang orang yang ditiru (perilaku
model), meskipun itu tidak dilakukan terus menerus.
Proses belajar ini disebut pembelajaran melalui
pengamatan (observational learning).
Bandura menyarankan agar teori belajar sosial
diperbaiki karena sebelumnya teori ini hanya
mementingkan perilaku tanpa mempertimbangkan
aspek mental seseorang. Semua pembelajaran tidak
instan dan pembelajaran cenderung lebih singkat.
Albert Bandura mengemukakan bahwa peniruan atau
modelling dipelajari oleh banyak orang, bahkan tanpa
penguat (reinforcement) yang diterimanya. Proses ini
dinamakan pembelajaran melalui pengamatan
(observational learning).
8 Komalasari, Gantina, dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta:
Indeks, 2011), hlm. 176.
15
Dalam modelling terdapat dua konsep, yaitu coping
model dan mastery model. Mastery model yaitu
memperlihatkan atau menampilkan perilaku ideal,
contohnya bagaimana seseorang menangani ketakutan.
Coping model yaitu memperlihatkan atau menampilkan
bagaimana seseorang tidak merasa takut untuk
menghadapi suatu hal atau kejadian yang pada awalnya
menakutkan9. Pengaruh dari perilaku modelling
menurut Albert Bandura adalah:
1) Pengambilan respon dan memperlihatkan dalam
sebuah perilaku atas apa yang diperoleh dari
pengamatannya dengan pola perilaku yang baru.
2) Respon takut menghilang karena melihat si model
melakukan sesuatu yang membuat si pengamat
takut, tetapi yang dilakukan model tidak berakibat
apa-apa bahkan positif.
3) Pengambilan respon dari respon yang diperlihatkan
si model memberikan jalan untuk ditiru10.
b. Perilaku Modelling dalam Konsep Islam
Modelling dapat juga digunakan untuk membentuk
sebuah tingkah laku yang baru serta dapat memperkuat
tingkah laku yang sudah terbentuk sebelumnya. Efek
dari modelling adalah peniru model melakukan tingkah
laku baru sehingga sesuai dengan tingkah laku model.
9 Sutarjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2004), hlm. 96. 10 Singgih dan Gunarsah, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2007), hlm. 221.
16
Reaksi emosional yang dimiliki seseorang dapat
dihilangkan dengan cara mengamati orang lain yang
mendekati objek-objek atau situasi-situasi yang ditakuti
tanpa mengalami akibat yang menakutkan dengan
tindakan yang dilakukannya11. Pengendalian diripun
dapat dipelajari melalui pegamatan atas model yang
dikenai hukuman. Status dan kehormatan model amat
berarti dan orang-orang pada umumnya dipengaruhi
oleh tingkah laku model yang menempati status yang
tinggi dan terhormat dimata pengamat.
Selain itu, konsep dari modelling atau perilaku meniru
juga berkaitan dengan ajaran Islam mengenai Uswatun
Hasanah. Manusia memiliki kecenderungan meniru
orang lain, maka hendaklah kita menjadi contoh atau
teladan bagi orang lain, agar apabila orang lain meniru
kita, orang tersebut akan meniru hal-hal yang baik.
Sebaliknya, dalam meniru atau menjadikan orang lain
sebagai contoh atau model, hendaknya kita selalu
memilih untuk meniru orang yang dapat dijadikan
contoh atau teladan. Hal ini berarti, kita tidak boleh
sembarang mencontoh seperti mencontoh perbuatan
buruk orang lain. Salah satu contoh meniru yang baik
adalah, meniru cara seseorang dalam berpikir terbuka
atau berpikir sebelum berbicara dan bertindak. Contoh
dari meniru yang tidak baik dan dilarang agama adalah
11 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2013), hlm. 222.
17
seperti memprovokasi seseorang atau suatu masalah,
berkomentar negatif kepada orang lain.
Modelling disini seperti salah satu metode Nabi
Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam
yang sering diajarkan lewat perilaku (uswatun hasanah)
yang terdapat pada surat QS. Al-Ahzab:21
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan
yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
(QS. Al-Ahzab:21).
2. Aspek Perilaku Modelling
Perilaku modelling memiliki empat aspek, yaitu atensi,
retensi, reproduksi motorik dan motivasional. Albert
Bandura menjelaskan bahwa media massa merupakan
agen sosialisasi utama selain orang tua, keluarga besar,
guru, sekolah, sahabat dan seterusnya. Bandura membagi
prosesnya ke dalam empat aspek, yakni:12
a. Proses Perhatian (Attention)
Pada tahapan ini seseorang mengamati peristiwa secara
langsung atau tidak langsung. Peristiwa atau kejadian
dapat saja berupa tindakan tertentu, misalnya
12 Hurley, S dan Nick Charter, Perspectives on Imitation, (Cambridge,
MA: MIT press, 2005), hlm. 36.
18
pemikiran (abstract modelling), seperti sikap, nilai-
nilai atau pandangan hidup. Perilaku yang baru tidak
bias diperoleh kecuali jika perilaku tersebut
diperhatikan dan dipersepsi oleh pengamat secara
cemat.
b. Proses Mengingat (Retention)
Dari tahapan perhatian atau suatu peristiwa, seseorang
akan menyimpan peristiwanya ke dalam memorinya
dalam bentuk imajinasi atau lambang secara verbal
sehingga menjadi ingatan (memory) yang bisa datang
kembali. Menurut Bandura, kegiatan-kegiatan yang
dimodelkan sangat penting dalam mempelajari dan
mengingat perilaku. Dalam tahap ini, terjadi
pengkodean perilaku secara simbolik menjadi kode-
kode visual dan verbal dan menyimpan kode tersebut
dalam memori jangka panjang.
c. Proses Reproduksi Motorik (Motoric Reproduction)
Pada tahapan ini, seseorang akan menyatakan kembali
pengalaman-pengalaman sebelumnya dan suatu urutan
perilaku telah dikuasai oleh pengamat. Oleh karena itu,
seseorang perlu melakukan suatu perilaku berulang kali
agar hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk
perilaku.
d. Proses Motivasional (Motivational)
Suatu motivasi sangat tergantung pada peneguhan
(reinforcement) yang mendorong perilaku seseorang ke
arah pemenuhan tujuan tertentu. Perilaku akan
19
terwujud apabila ada peneguhan, misalnya self
reinforcement adalah rasa puas diri. Penguatan
(reinforcement) memiliki peran yang sangat penting
dalam pembelajaran melalui pengamatan. Jika
seseorang memperoleh penguatan pada saat meniru
tindakan suatu model, maka ia akan lebih termotivasi
untuk menaruh perhatian, mengingat dan memproduksi
perilaku tersebut. Penguatan dapat mempertahankan
pembelajaran13. Belajar menggunakan pengamatan
akan lebih efektif jika memiliki motivasi yang tinggi
agar dapat menimbulkan suatu perilaku yng baru dalam
diri seseorang (si peniru model).
3. Faktor – faktor yang memengaruhi Perilaku Modelling
Dalam penelitian ini menjelaskan terdapat beberapa faktor
yang dapat memengaruhi perilaku modelling seseorang,
yaitu:
a. Karakteristik model sangat penting dalam perilaku
modelling ini. Seseorang lebih mungkin mengikuti
seseorang dengan status tinggi, yang kompeten, dan
yang memiliki kekuatan atau kredibilitasnnya yang
tinggi.
b. Karakteristik dari yang melakukan observasi.
Seseorang yang tidak memiliki status, kemampuan atau
kekuatan dapat melakukan modelling, serta lebih
mudah terpengaruh oleh seseorang yang memiliki
13 Salim, Muhammad Nur, Strategi Konseling, (Surabaya: Unesa
University Press, 2005), hlm. 64-65.
20
pengaruh kuat atau memiliki kredibilitas yang tinggi.
Respon perilaku dapat dibentuk dengan cara
menampilkan contoh atau model yang menjelaskan
bagaimana suatu kegiatan/perilaku dilakukan.
c. Mengetahui konsekuensi berupa penghargaan (reward)
dan hukuman (punishment) yang akan didapatkan
ketika meniru perilaku si model.
B. Intensitas
1. Pengertian Intensitas
Intensitas berarti keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.
Intens berarti kekuatan, efek, berkobar-kobar (tentang
perasaan), sangat emosional (tentang orang). Dengan kata
lain, yaitu sungguh-sungguh dan terus menerus
mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang
optimal14. Intensitas juga bisa diartikan sebagai kekuatan
yang mendukung pendapat maupun sikap15. Intensitas
(intensity) menurut Arthur S. Reber dan Emily S. Reber,
yaitu kekuatan dari perilaku yang dipancarkan. Menurut
Ajzen, intensitas yaitu suatu usaha seseorang dalam
melakukan tindakan tertentu. Suatu tindakan yang
dilakukan pada kurun waktu tertentu dan memiliki jumlah
volume tindakan dikatakan memiliki intensitas16. Dalam
14 KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 438. 15 Chaplin J, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers,
2009), hlm. 254. 16 Frisnawati, Awaliya. “Hubungan Antara Intensitas Menonton
Reality Show dengan Kecenderungan Perilaku Prososial pada Remaja”
21
studi behavioris, pengertian ini termasuk dalam
pembelajaran dan pengkondisian17. Kesimpulan dari
berbagai pengertian tersebut, intensitas adalah kekuatan
atau kesungguhan seseorang ketika mengikuti
pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Intensitas menonton akan memengaruhi sikap dan
tindakan penonton. Penonton akan belajar melalui
pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan model.
Pengamatan yang terus menerus atau sering dilakukan
pada model dan akan memperkuat suatu tindakan maupun
sikap model dalam tayangan akan ditiru oleh penonton.
Jika semakin terpusat perhatian dan semakin sering
pengamatan dilakukan oleh model, maka semakin
memungkinkan suatu perilaku model ditiru penonton
dalam kehidupan nyata18. Ketertarikan individu terhadap
sebuah tontonan akan menarik perhatian individu, aktifitas
yang sesuai dengan minat akan jauh lebih kuat atau
intensif dibandingkan dengan aktifitas yang tidak sesuai
dengan minatnya. Hal ini akan mempermudah
pemahaman atau penyerapan informasi maupun tayangan
yang disajikan dalam video, dan dapat menimbulkan
perasaan senang dan puas ketika menonton sebuah
tontonan tersebut. Sikap ini bersifat positif karena
Jurnal Empathy”. Vol. 1. No. 1 Desember 2012, hlm. 52. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan. 17 Arthur S. Reber dan Emily S. Reber, Kamus Psikologi,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 480. 18 Frisnawati, Awaliya, op. cit, hlm. 49.
22
cenderung mendekati dan menyenangi objek atau
tayangan19.
Dari paparan di atas, sama halnya dengan aspek – aspek
intensitas yang dikemukakan oleh Ajzen, yaitu perhatian,
penghayatan, durasi, dan frekuensi20. Dalam jurnal “The
Benefits of Facebook “Friends: “Social Capital and
College Students’ Use of Online Social Network Sites,
Journal of Computer-Mediated Communication”
menjelaskan selain durasi dan frekuensi, intensitas
memiliki indeks lain, yaitu sikap. Jika jurnal tersebut
dikaitkan dengan penelitian ini, maka sikap tersebut
adalah ukuran yang mencakup sejauh mana pengguna
YouTube aktif terlibat dalam mengakses video beropini
(Perhatian), seberapa paham terhadap isi pesan yang Gita
sampaikan dalam video dan sejauh mana followers secara
emosional menonton video beropini (Penghayatan), serta
jumlah waktu yang dihabiskan dalam menonton video
beropini (Durasi dan Frekuensi)21.
2. Aspek Intensitas
Dari pendapat para ahli yang telah dijelaskan dalam jurnal
nasional maupun internasional sebelumnya, dapat kita
simpulkan bahwa intensitas memiliki beberapa aspek,
yaitu:
19 Ibid., hlm. 50. 20 Ibid., hlm. 54. 21 Ellison, N. B., Steinfield, C., & Lampe, C. The Benefits of
Facebook “Friends:” Social Capital and College Students’ Use of Online
Social Network Sites”, Journal of Computer-Mediated Communication, Vol
12, Issue 4, hlm. 1150, Desember 2007, Michigan: Michigan State University.
https://en.wikipedia.org/wiki/East_Lansing,_Michigan
23
a. Sikap
Sikap adalah sebagai kesiapan seseorang dalam
merespon suatu objek atau situasi tertentu baik bersifat
positif maupun negatif secara konsisten. Sikap dapat
diartikan sebagai perasaan dan juga pikiran seseorang
dalam bertingkah laku saat sedang tidak menyukai atau
menyukai sesuatu. Sikap sebagai suatu kesiapan pada
diri seseorang untuk bertindak secara tertentu sebelum
menerima respon bersifat positif atau negatif22.
Sikap juga memiliki pendorong atau motivasi. Dalam
bentuknya yang negatif akan terdapat kecenderungan
untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak
menyukai objek tertentu. Jika dalam bentuknya yang
positif, maka kecenderungan tindakan adalah
memperhatikan, menyenangi, dan mengharapkan objek
tertentu. Contohnya, jika seseorang menyukai suatu
video dalam suatu YouTube Channel, maka dengan
sendirinya seseorang itu akan mengikuti atau meniru
suatu perilaku bahkan memahami isi pesan yang ada
dalam video tersebut. Namun, jika tidak menyukai
video tersebut, maka seseorang tidak akan meniru atau
mengikuti suatu perilaku bahkan memahami isi pesan
yang ada dalam video tersebut.
22 Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 39.
24
b. Durasi
Durasi kegiatan adalah berapa lamanya kemampuan
penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari aspek ini
dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari
kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk
melakukan kegiatan.
c. Frekuensi
Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau
kejarangan kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah
seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode
waktu tertentu. Misalnya, sering mengakses media
sosial YouTube dalam beberapa kurun waktu.
C. Media Baru (New Media)
Saat ini, saluran media dicirikan dengan banyaknya pilihan
yang membingungkan terdapat ratusan saluran televisi kabel dan
program siaran sesuai permintaan yang dapat dijumpai setiap
hari, internet yang memiliki isi beraneka ragam tanpa batas.
Selanjutnya, saat ini teknologi media baru memberi peluang bagi
selera dan mengkreasi isi media, seperti Blog, halaman Facebook,
portal¸ dan catatan harian video YouTube23. Ciri media baru
adalah saling terhubung, interaktivitas, akses terhadap masyarakat
sebagai penerima dan pengirim suatu pesan, kegunaan sebagai
karakter yang terbuka, dan sifatnya di mana saja24.
23 Berger, dkk, Handbook Ilmu Komunikasi, (Bandung: Nusa Media,
2014), hlm. 381. 24 McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), Edisi Ke-6, hlm. 43.
25
Media Baru merupakan istilah yang digunakan untuk
mengolah media komunikasi yang memiliki latar belakang
teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet. Media
baru merupakan bentuk media yang menggabungkan dan
mengintregasikan data, teks, suara, dan gambar yang disimpan
dalam format digital, serta diditribusikan melalui jaringan
berbasiskan kabel optik, satelit, dan sistem transmisi
microwave25. Adapun beberapa karakteristik media baru menurut
Martin Lister antara lain: Digitalisasi, Interactive, Hypertext,
Dipersal, Virtual, Networked, dan Simulated26. Perbedaan media
baru dari media lama, media baru memungkinkan terjadinya
percakapan antar banyak pihak, perubahan dan penyebaran
budaya modernitas, menyediakan kontak global secara instan.
Teknologi dari New Media akan selalu memanfaatkan
keunggulan dari digitalisasi, kemampuan untuk memanipulasi
dan melalui jaringan yang padat serta kompresibel dan
interaktif27. Contoh dari new media adalah segala sesuatu yang
terhubung dengan internet, seperti situs dan video game. televisi,
koran, buku dan majalah bukanlah bagian dari new media.
Namun, dapat dimungkinkan bila kedua hal tersebut meleburkan
diri ke dalam digital dan memberikan kemampuan kepada
penonton sebuah bentuk interaktif28.
25 Flew, New Media: An Introduction, (Melbourne: Oxford University
Press, 2002), hlm. 10. 26 Lister, M., Jon D., Seth G., Iain G., and Kieran K, New Media: A
Critical Introduction, 2nd ed, (London: Routledge, 2009), hlm. 13-53. 27 Ibid., hlm. 106. 28 Kushendrawati, Selu Margaretha, Tesis: Hiperrealitas dalam Media
Massa, Suatu Kajian Filsafat Jean Baudrillard. Program Pasca Sarjana Ilmu
26
D. Media Sosial
Menurut Mandibergh, media sosial sebagai media yang
mewadahi kerjasama antara konten yang dihasilkan oleh
pengguna. Ciri-ciri media sosial adalah pesannya tidak hanya
untuk satu orang, tetapi bisa untuk banyak orang (pesan melalui
SMS atau internet), pesan yang disampaikan tanpa melalui
Gatekeeper/bebas, pesan yang disampaikan lebih cepat, dan
penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. Media sosial
membuat pengguna menjadi mudah berpartisipasi, menciptakan
isi dan berbagi informasi. Dalam dunia virtual, masyarakat
banyak yang menggunakan jejaring sosial. Media sosial dapat
membuat penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi
maupun hal lain dan dapat juga untuk merepresentasikan diri
pengguna di dalam dunia virtual29. Media sosial untuk
bersosialisasi kepada pengguna lain untuk berinteraksi tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Media sosial berperang membangun
hubungan jarak jauh karena media sosial memiliki jangkauan
global. Media sosial juga dapat memberi dan mendapatkan
informasi, melihat peluang pasar maupun sistem administrasi dan
berbagai kegiatan lain.
E. YouTube
YouTube adalah sebuah New Media. New Media adalah
media komunikasi yang mengacu pada konten yang bisa diakses
Pengetahuan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2010, hlm.
16. 29 Nasrullah, Rulli, Media Sosial Perpektif Komunikasi, budaya dan
sosioteknologi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 13.
27
kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital, memiliki
kemampuan untuk dilakukannya interaksi antara pemberi dan
penerima informasi, serta dimungkinkannya partisipasi kreatif
dari berbagai pihak30. Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan
pengertian media massa yang berusaha menyebar informasi
secara serentak ke berbagai kalangan. Namun, tidak
dimungkinkannya partisipasi dari pihak lain selain sumber yang
menyalurkan informasi.
YouTube diluncurkan pada bulan Mei 2005. YouTube telah
memudahkan orang untuk menemukan, menonton, dan
membagikan beragam video. YouTube menyediakan forum bagi
orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi,
dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta bertindak
sebagai platform distribusi bagi pembuat konten asli dan
pengiklan, baik yang besar maupun kecil. YouTube merupakan
salah satu perusahaan milik Google. YouTube diciptakan oleh
mantan karyawan PayPal (situs online komersial), yaitu Chad
Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari 2005.
Sejak awal diluncurkan, YouTube mendapat sambutan baik
di masyarakat. YouTube adalah video online dan yang utama dari
kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat
dan berbagi video yang asli dari segala penjuru dunia melalui
30 Kushendrawati, Selu Margaretha, Tesis: Hiperrealitas dalam Media
Massa, Suatu Kajian Filsafat Jean Baudrillard. Program Pasca Sarjana Ilmu
Pengetahuan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2010, hlm.
140.
28
suatu web31. Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa
kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah
di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek, dokumenter,
hingga Video Blog, tetapi tidak memiliki lahan “untuk
mempublikasikan karyanya”. YouTube mudah dipergunakan,
tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun
dengan gadget. Hal itu membuat pembuat video amatir dapat
dengan bebas mengunggah konten video mereka untuk
dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik,
jumlah viewers akan bertambah.
F. Followers
Followers adalah seseorang yang mengikuti aktivitas orang
lain (following) yang diikutinya dalam akun media sosial. Gita
Savitri Devi memiliki followers 535.000 dalam akun
Instagramnya, sedangkan dalam YouTube Gita memiliki 350.000
Subscriber.
G. Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti
tumbuh menjadi dewasa, atau dengan kata bendanya, yaitu
adolescentia. Masa remaja sebagai transisi masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan biologis,
kognitif, dan sosio-emosional32.
31 Budiargo, Dian, Berkomunikasi Ala Net-Generation, (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2015), hlm. 47. 32 Santrock, John W, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 20-21.
29
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-19 tahun. Namun, menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah33. Namun, jika
pengelompokan usia remaja berdasarkan definisi PBB adalah
remaja usia 15–24 tahun34. Di Indonesia, batasan remaja yang
mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 14-24
tahun sebagai usia muda berdasarkan sensus penduduk 198035.
Menurut Santrock, karakteristik remaja meliputi
pertumbuhan fisik yang pesat, kesadaran diri yang tinggi, dan
selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru. Remaja
bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi
merupakan salah satu tahap utama dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Remaja banyak meluangkan waktunya
bersama teman-teman sebaya. Selain itu, remaja mulai banyak
menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal
dan dekat dengan mereka. Oleh karena itu, remaja menjadi
individu yang terbuka terhadap hal-hal baru. Banyak informasi
yang diterima membuat remaja melakukan pemrosesan informasi
secara lebih mendalam36.
33 Lembaga Demografi FEB UI,Ringkasan Studi: Prioritaskan
Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Menikmati Bonus Demografi, Juni 2017,
hlm. 2. 34 Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 13. 35 Baitur, Nur Sultan, “Persepsi Remaja terhadap Kekerasan Verbal
dalam Acara Ini Talkshow Net.Tv Di Kelurahan Gunung Kelua RT. 11
Kecamatan Samarinda Ulu”, Vol. 5. No.3, 2017, hlm. 184, Samarinda:
Universitas Mulawarman. 36 Santrock, John W, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 20-21.
30
Menurut Hurlock, masa remaja mempunyai karakteristik
tertentu meliputi perubahan remaja akan memberikan dampak
langsung pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya, remaja mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat
yang paling sesuai dengan dirinya, remaja menjadi yang dewasa
dan mandiri, remaja mencari identitas diri untuk menjelaskan
siapa dirinya dan apa pengaruhnya di masyarakat, remaja
cenderung berperilaku yang kurang baik dan labil, remaja
cenderung memandang kehidupan dari sebagaimana yang di
inginkan, dan pada masa remaja akhir menjadi masa ambang
dewasa yang berarti remaja kesulitan meninggalkan kebiasaan
pada usia sebelumnya dan didalam meberikan kesan bahwa
mereka hampir atau sudah dewasa37.
H. Kerangka Berpikir
Intesitas mengakses YouTube Channel adalah salah satu
faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal
ketika seseorang sering mengakses YouTube Channel dengan
faktor sikap, durasi, dan frekuensi sehingga kemungkinan
memengaruhi perilaku modelling terhadap seseorang tersebut.
Penerapan teori belajar sosial adalah pada keterampilan afektif,
motorik, atau pengaturan diri. Komponennya adalah mengenali
model yang patut ditiru, menentukan nilai dan fungsional
37 Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,
2003), hlm. 207-211.
31
tingkah laku, dan menjalankan pengolahan kognitif pada si
belajar38.
Modelling menekankan pada komponen kognitif dari pikiran,
pemahaman dan evaluasi. Menurutnya orang belajar melalui
pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model).
Seseorang belajar dari apa yang mereka baca, dengar, lihat di
media, dan juga dari orang lain serta lingkungan. Contohnya
mengakses YouTube Channel dapat memengaruhi perilaku
seseorang sesuai dalam apa yang ada di dalam konten YouTube
tersebut. Manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman
langsung, melainkan juga melalui peniruan (modelling). Perilaku
modelling yang terdiri dari 4 aspek, yaitu atensi, retensi,
reproduksi motorik dan motivasional.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara variabel X dan
variabel Y, maka penelitian layak untuk diteliti. Kerangka
berpikir bertujuan untuk mengetahui alur penelitian ini dalam
pembentukan rumusan masalah. Kerangka berpikirnya sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
38 Sudana, Nyoman, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2017), hlm. 84.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma positivisme
yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi
realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam
kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural
laws). Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk
mengungkapkan kebenaran realitas yang ada dan bagaimana
realitas tersebut senyatanya berjalan39. Menurut paradigma ini,
pandangan dunia empirisme yang objektif dalam memandang
pengetahuan tersebut mengalami puncaknya pada aliran filsafat
yang dikenal dengan nama positivisme. August Comte (1798-
1857) adalah filsafat yang mempelopori kemunculan aliran
filsafat ini40. Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap
realitas sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan
dapat diobservasi. Positivisme memandang realitas/fenomena itu
dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan
hubungan gejala bersifat sebab akibat. Dalam meneliti, peneliti
dan obyek yang diteliti bersifat independen dan tidak saling
berinteraksi. Cara menelitinya bisa dengan percobaan atau
manipulasi sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya. Menurut
39 Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
PT Tiara Wacana Yogya, 2001), hlm. 39. 40 Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hlm. 10.
33
positivistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif luar
berdasarkan teori-teori yang ada. Positivistik lebih berusaha
kearah mencari fakta atau sebab-sebab terjadinya fenomena
secara objektif, terlepas dari pandangan pribadi yang bersifat
subjektif.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode survei agar lebih terarah dan sesuai
dengan tujuannya. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang
merupakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang
diangkat. Pendekatan kuantitatif adalah pencarian data/informasi
dari realitas permasalahan yang ada dengan mengacu pada
pembuktian konsep/teori yang digunakan41.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif karena
penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh variabel-
variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif mengatakan bahwa
rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih yang bersifat sebab akibat sehingga ada variabel independen
(variabel yang memengaruhi) dan variabel dependen (variabel
41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 14.
34
yang dipengaruhi)42. Tujuan penelitian asosiatif adalah melihat
apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari sebab
akibat atau dari variabel independen dan dependen penelitian.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian dalam
pengumpulan data untuk menguji hipotesis/dugaan yang telah
ditetapkan dengan beberapa pertanyaan/angket. Penelitian
asosiatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh intensitas
mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen
beropini terhadap perilaku modelling followers remaja.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei. Metode ini digunakan untuk menjelaskan suatu
generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan
variabel yang lain. Oleh karena itu, penelitian survei
menggunakan sampel dan hipotesis. Selain itu, digunakan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teori43. Penelitian ini
menggunakan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan
digeneralisasikan atau diinferensialkan kepada populasi dimana
sampel diambil. Penelitian survei merupakan suatu penelitian
kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis
yang sama kepada orang banyak, untuk kemudian seluruh
42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.55-56. 43 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantiatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 38.
35
jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis44.
Pada umumnya penelitian ini dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah
YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen
Beropini dan objeknya adalah perilaku modelling pada
followers remaja.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan Tempat dan Waktu
Penelitian, yaitu:
Tempat
a. Observasi: Pada YouTube Channel Gita Savitri Devi
dalam Segmen Beropini
b. Survei: Penyebaran kuesioner melalui google form
pada responden yang telah ditentukan, yaitu para
followersnya
Waktu
a. Observasi: Selama dua bulan (April sampai Mei
2018) melakukan pengamatan pada YouTube
Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini.
44 Prasetyo Bambang dan Miftahul Lina, Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 143.
36
b. Survei: Selama dua minggu (Juni 2018) menyebarkan
kuesioner pada responden yang telah ditentukan,
yaitu para followersnya.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menurut cara memperolehnya
terdiri dari sumber data. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini berkaitan dengan sumber informasi yang menjadi
fokus penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli. Data ini dibuat dalam bentuk melalui
kuesioner yang dibagikan melalui internet (Google Form)
kepada responden yang telah ditentukan. Data primer
dapat berupa opini seseorang/kelompok, kejadian atau
kegiatan, hasil observasi dan hasil pengujian. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
dan observasi. Jika metode survei menggunakan
kuesioner dengan menggunakan internet, maka memiliki
teknik berbeda dibandingkan dengan cara mengambil data
secara manual.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung. Data sekunder menggunakan jurnal,
kepustakaan, dokumen, arsip, dan internet untuk
melengkapi data primer sebagai sumber data penelitian.
37
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara
tersurat, yaitu berkenaan dengan besarnya anggota
populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan
diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan
besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota
populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi45.
Populasi adalah keseluruhan dari penelitian yang menjadi
pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian atau
individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti46.
Populasi pada penelitian ini adalah followers remaja Gita
Savitri Devi terdiri dari 535.000.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh Populasi47. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan teknik probability sampling, yaitu
proportionate stratified random sampling dengan
menggunakan rumus slovin. Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel48. Penelitian ini
45 Usman Husnaini dan Setiady Purnama, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 43. 46 Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif:Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2011), hlm.74. 47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.62. 48 Ibid., hlm.63.
38
menggunakan sampel berdasarkan rumus slovin dengan
batas toleransi kesalahan yang ditetapkan adalah 10%.
Saya meneliti 100 responden yang terdiri dari followers
remaja Gita Savitri Devi untuk penelitian saya.
Keterangan:
n = Jumlah Sampel yang Dicari
N = Jumlah Populasi
e = Nilai Presisi (10%)
Berdasarkan rumus Slovin di atas, diperoleh jumlah
sampel yang didapat mewakili populasi dengan
menggunakan standar Deviasi sebesar 10%.
n = 535.000 / (1+535.000 (10%)2)
n = 535.000 / (1+535.000 (10/100)2)
n = 535.000 / (1+535.000 (0.01)2)
n = 535.000 / (1+ 5.350)
n = 535.000 / 5.351
n = 99,9 = 100 Responden
H. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik
pengambilan probability sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan
jenis proportionate stratified random sampling yang di mana
pengambilan anggota sampel dari populasi dengan
39
memperhatikan strata (tingkatan). Dalam stratified data
dikelompokkan dalam tingkatan tertentu, seperti usia, jenjang
pendidikan dan sebagainya. Kemudian sampel diambil dari setiap
tingkatan tersebut.
Alasan peneliti menggunakan proportionate stratified
random sampling adalah karena Gita Savitri Devi memiliki
followers banyak dan peneliti mengelompokkan lagi menjadi
beberapa strata, seperti usia dan tingkat pendidikan. Dikarenakan,
peneliti ingin mengetahui pada usia berapa dan tingkat
pendidikan apa yang lebih banyak dipengaruhi oleh video
beropini.
I. Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini memiliki variabel bebas (intensitas) dan
variabel terikat (perilaku modelling), penjelasannya sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas atau variabel penyebab (independent
variable)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau
memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungan antara fenomena yang diobservasi atau
diamati. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam segmen
beropini.
40
2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent
variable).
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan
diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel
bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul,
berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti
variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku
modelling pada followers remajanya Gita Savitri Devi.
J. Definisi Operasional dan Indikator
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu
variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas adalah Intensitas
Mengakses YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen
Beropini (X), sedangkan variabel terikatnya adalah Perilaku
Modelling (Y). Definisi operasional dimaksudkan untuk
menjelaskan makna variabel yang diteliti. Pengertian definisi
adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur
suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah
semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:
1. Variabel X adalah Intensitas Mengakses YouTube
Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen Beropini.
Segmen ini membahas tentang opini Gita tentang masalah
yang sedang viral di dunia maupun di Indonesia dalam
YouTube channelnya. Hampir semua videonya Gita
Savitri Devi mendapat komentar positif. Gita sempat
41
membahas masalah yang lagi viral pada saat itu, seperti
video tentang fake news, hate speech, pelecehan agama,
senioritas di Universitas, muslim di ban dan lain
sebagainya. Hampir semua video Gita mendapatkan like
banyak. Dilihat dari komentarnya, banyak orang yang
setuju dengan pendapat Gita tentang masalah-masalah
yang sedang viral tersebut. Intensitas Mengakses
YouTube Channel Gita Savitri Devi dalam Segmen
Beropini, memiliki dimensi Intensitas, yang terdiri dari
beberapa aspek, yaitu sikap, durasi, dan frekuensi.
2. Variabel Y adalah Perilaku Modelling. Menurut Bandura,
sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui
peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku
(modelling). Pada modelling ini, kita tidak sepenuhnya
meniru dan mencontoh perilaku dari orang – orang
tersebut. Namun, kita juga memperhatikan hal – hal apa
saja yang baik semestinya untuk ditiru atau dicontoh
dengan cara melihat bagaimana reinforcement atau
punishmentnya yang akan ditiru. Modelling merupakan
belajar melalui observasi dengan menambahkan atau atau
mengurangi tingkah laku yang teramati dengan
melibatkan proses kognitif. Perilaku merupakan bagian
dari teori belajar sosial yang memiliki 4 aspek di
dalamnya, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik dan
motivasional.
42
Tabel 3.1
Dimensi dan Blue Print Variabel X dan Variabel Y
No Intensitas Item
Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1 Sikap
• Perhatian
• Penghayatan 1,2 3
2
Durasi • Rentang
Waktu
Mengakses
8,6 5
3
Frekuensi • Tingkat
keseringan
mengakses
4,9 7
No Perilaku Modelling Item
Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1 Perhatian
atau Atensi • Perhatian 1,6,2 3
2 Mengingat
atau Retensi
• Pemahaman
• Mengingat 4,7,8 10
3 Reproduksi
Motorik • Tindakan 5,11,13 9
4 Penguatan
atau
Motivasional
• Berperilaku konsisten
12,15,16 14
K. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti yang
diajabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya. Hipotesis ini bersifat sementara maka
dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul
atau penelitian ilmiah. Hiptotesis dinyatakan ditolak atau
diterima dan harus bersifat analistis.
43
Dalam penelitian asosiatif perlu dibuat hipotesis. Hipotesis
penelitian harus dirumuskan dalam kalimat positif. Tidak dalam
kalimat tanya, menyuruh, menyarankan atau kalimat
mengharapkan. Hipotesis yang digunakan adalah bentuk hipotesis
asosiatif yang menanyakan antara dua variabel atau lebih49. Oleh
karena itu, dari rumusan masalah tersebut bisa ditentukan
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
H0: Tidak ada Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel
Gita Savitri Devi dalam segmen Beropini terhadap Perilaku
Modelling Followers Remaja.
H1: Ada Pengaruh Intensitas Mengakses YouTube Channel Gita
Savitri Devi dalam segmen Beropini terhadap Perilaku Modelling
Followers Remaja.
L. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalah mencari informasi dari
dokumen yang dibutuhkan untuk penelitian yang terpilih
menjadi populasi, data dari internet atau dari sumber lain
yang relevan dengan penelitian ini.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mendengar suatu
peristiwa untuk memahami, mencari jawaban, mencari
49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 64-69.
44
bukti terhadap fenomena sosial yang dilakukan dalam
beberapa kurun waktu tertentu. Prinsip utama observasi
adalah merangkumkan, mensistematiskan, dan
menyederhanakan representasi peristiwa. Dalam
observasi, peneliti tetap merupan penyunting (editor)
berbagai peristiwa50. Peneliti melakukan observasi dengan
mengamati secara langsung aktivitas Gita Savitri Devi
dalam YouTube Channelnya, serta mengamati video-
video yang banyak mengandung komentar positif dari
para penontonnya.
3. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan yang
telah disusun oleh peneliti untuk diberikan kepada
responden guna mendapatkan tanggapan atau informasi.
Dalam angket atau kuesioner biasanya diberikan
pertanyaan yang bersifat favorable dan unfavorable.
Angket ini diberikan atau diisi oleh followers remaja.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor,
yaitu isi dan tujuan untuk mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban, bahasa yang digunakan
jangan terlalu sulit dan harus disesuaikan dengan
kemampuan responden, serta tipe dan bentuk pertanyaan
apakah terbuka atau tertutup. Jika menggunakan angket
terbuka, responden memberikan jawaban yang bebas
50 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 85.
45
tanpa adanya batasan, seperti ya atau tidak atau skala
setuju sampai tidak setuju, begitupun sebaliknya51.
M. Teknik Pengolahan Data
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan
semua data yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti biasanya
melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu pengeditan,
pemberian kode dan pemrosesan data52.
1. Pengeditan
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan
penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian
untuk memudahkan proses pemberian kode dan
pemrosesan data dengan teknik statistik. Data penelitian
yang dikumpulkan oleh peneliti melalui metode survei
atau metode observasi perlu diedit dari kemungkinan
kekeliruan dalam proses pencatatan yang dilakukan oleh
pengumpul data, pengisian kuesioner yang tidak lengkap
atau tidak konsisten.
2. Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan
klarifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau
karakter simbol. Proses ini diperlukan terutama untuk data
penelitian yang dapat diklasifikasi, misalnya jawaban dari
51 Sekaran, Uma, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), hlm. 163. 52 Anshori Muslich dan Iswati Sri, Buku ajar Met