103
PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN PERIODE 2016-2019 SKRIPSI Oleh : AYU ISTIKHOMAH NIM 210717041 Pembimbing : Dr. Luhur Prasetiyo, S.Ag., M.E.I NIP.197801122006041002 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2021

PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR

PERTANIAN PERIODE 2016-2019

SKRIPSI

Oleh :

AYU ISTIKHOMAH

NIM 210717041

Pembimbing :

Dr. Luhur Prasetiyo, S.Ag., M.E.I

NIP.197801122006041002

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021

Page 2: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

ii

ABSTRAK

Istikhomah, Ayu. 2021. Pengaruh CR, OITL, TATO, Dan ROA Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Skripsi. Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr. Luhur

Prasetiyo, S.Ag., M.E.I.

Kata kunci: Pertumbuhan Laba, Current Ratio, Operating Income To Liabilities,

Total Asset Turnover, dan Return On Asset.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Current Ratio,

Operating Income To Liabilities, Total Asset Turnover, dan Return On Asset.

Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-

2019. Rasio keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan

menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan serta dapat

digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan

termasuk didalamnya adalah pertumbuhan laba itu sendiri secara efektif dengan

membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode.

Populasi pada penelitian ini adalah 18 perusahaan sektor pertanian yang

Masuk Daftar Efek Syariah Menurut Surat Keterangan OJK periode 2016-2019.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga

diperoleh 5 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik analisis data dilakukan dengan uji

asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan

analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

dengan nilai sig. 0,649 > 0,05. OITL, TATO dan ROA secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode

2016-2019 dengan nilai signifikansi masing-masing OITL sebesar 0,006 < 0,05

TATO sebesar 0,001 < 0,05 dan ROA sebesar 0,001 < 0,05. Sedangkan secara

simultan CR, OITL, TATO dan ROA berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05.

Page 3: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

iii

Page 4: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

iv

Page 5: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

v

Page 6: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

vi

Page 7: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan sektor pertanian sangatlah penting, hal ini dikarenakan

sektor pertanian merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia.

Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian semakin meningkat

disetiap tahunnya. Pada tahun 2014, sektor pertanian berkontribusi sekitar

13,14% terhadap perekonomian nasional, pada tahun 2017 meningkat menjadi

13,53%. Industri agro dan penyediaan makanan dan minuman yang berbasis

bahan baku pertanian kontribusinya mencapai 25,84% yang bedampak pada

perekonomian skala nasional.1 PDB pertanian tumbuh sebesar 16,24% pada

triwulan 2 tahun 2020 bahkan sektor pertanian tetap berkontribusi positif

yakni tumbuh 2,19 persen.

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terdampak

pandemi covid 19. Pertanian, kehutanan dan perikanan mendominasi industri

pengolahan lapangan usaha sebesar 14,68 persen.2 Kontribusi sektor pertanian

pada perekonomian Indonesia pada tahun 2019 menyentuh angka 12,65% dan

pada tahun 2020 meningkat menjadi 12,84 persen3

1 https://www.pertanian.go.id/home/?show=news%act=view&id=3551, diakses pada

tanggal 9 Desember 2020 pukul 05.08 WIB.

2 https://m.liputan6.com/bisnis/read/4324057/sektor-pertanian-jadi-penyumbang-

tertinggi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia diakses pada tanggal 10 maret 2021 pukul 07.20 WIB.

3 https://m.mediaindonesia.com/ek)onomi/350685/kontribusi-sektor--pertanian-pada-

ekonomi-capai-1624 diakses pada tanggal 11 maret 2021 pukul 05.37 WIB

Page 8: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

2

Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat

penting dalam membangun perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu

peningkatan kinerja perusahaan sektor pertanian sangat diperlukan. Satu

diantara yang menjadi tantangan dalam menggerakkan kinerja dan

memanfaatkan sektor pertanian adalah investasi. Pengembangan investasi

disektor pertanian dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi,

memperbanyak kesempatan kerja, dan pendapatan petani. Untuk

meningkatkan investasi salah satu cara yang dilakukan adalah meningkatkan

laba perusahaan. Laba yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan

modalnya ke perusahaan.

Untuk mendapatkan modal dari para investor perusahaan menerbitkan

efek. Penerbitan efek adalah salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan

untuk pendanaan perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan modal atau dana

dari efek yang dibeli oleh para investor dan investor mendapatkan keuntungan

dari efek tersebut. Tak hanya sampai disitu perusahaan juga tertarik untuk

menerbitkan efek syariah. BEI bekerja sama dengan PT Danareksa Investment

mendirikan Jakarta Islamic Index (JII). Baik BEI maupun JII akan diawasi

oleh OJK sesuai dengan UU Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan, terhitung mulai tanggal 31 Desember 2012 tugas dan fungsi

Bapepam-LK pindah ke Otoritas Jasa Keuangan. Dengan demikian

perusahaan yang menerbitkan efek syariah akan terdaftar pada OJK melalui

surat keputusan yang diterbitkan setiap tahunnya.

Page 9: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

3

Pada tahun 2016 tercatat ada 345 perusahaan dan ada 14 perusahaan

sektor pertanian yang yang masuk Daftar Efek Syariah.4 Pada tahun 2017

tercatat ada 375 perusahaan dan 11 perusahaan disektor pertanian yang masuk

Daftar Efek Syariah.5 Tahun 2018 tercatat ada 407 perusahaan dan 11

perusahaan sektor pertanian yang masuk Daftar Efek Syariah.6 Tahun 2019

ada 435 perusahaan dan 13 perusahaan sektor pertanian yang masuk Daftar

Efek Syariah menurut Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa keuangan

(OJK).7

Luasnya lahan maupun kebun-kebun yang dikelola perusahaan sektor

pertanian mewajibkan mereka untuk mampu mengelola perusahaan dengan

baik terlebih lagi pada segi pengelolaan keuangan yakni dalam bentuk laporan

keuangan. Terutama bagi perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia

maupun perusahaan yang masuk Daftar Efek Syariah. Umumnya masyarakat

atau investor menilai atau mengukur keberhasilan suatu perusahaan

berdasarkan kinerjanya. Sedangkan kinerja perusahaan dapat dilihat dan

dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara berkala setiap periode.

Laporan keuangan tersebut nantinya menjadi sarana utama bagi sebuah

perusahaan untuk memberikan informasi keuangan bagi pengambil keputusan

4 Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-56/D.04/2016.

5 Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-59/D-04/2017.

6 Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-72/D-04/2018.

7 Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-76/D.04/2019.

Page 10: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

4

dalam hal ini adalah investor maupun kreditor.8 Laporan keuangan perusahaan

menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja

perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lainnya yang berkaitan

dengan keuangan perusahaan termasuk informasi mengenai laba perusahaan.

Tujuan mendirikan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba

dan berusaha agar laba tersebut diperoleh dengan maksimal. Laba yang

didapat akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Menurut Harahap laba merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan atau

pendapatan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan

atau pendapatan tersebut.9 Laba juga diartikan sebagai ringkasan hasil atau

pendapatan bersih dari aktivitas operasi perusahaan pada periode tertentu yang

dinyatakan dalam istilah keuangan. Sedangkan pertumbuhan laba merupakan

hasil perbandingan laba antara periode berjalan dengan periode sebelumnya.

Dengan demikian pertumbuhan laba menjadi suatu yang penting

karena dengan mengetahui pertumbuhan laba pemakai laporan keuangan dapat

mengetahui apakah terjadi peningkatan atau penurunan produktifitas

perusahaan. Oleh sebab itu laba menjadi suatu yang menggambarkan

kelayakan perusahaan bagi investor dalam menginvestasikan dananya. Laba

8 Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Sistem Persediaan Air

Minum, Modul Analisa Keuangan dan Manajemen, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, 4.

9 Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama (Jaakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006), 267.

Page 11: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

5

menjadi satu-satunya faktor penentu nilai efek (sekuritas/saham), sehingga

manajemen perusahaan perlu untuk menciptakan laba dengan melalui

peningkatan aktivitas kinerja operasional. Semakin baik kinerja semakin besar

pula laba yang akan diperoleh.

Peningkatan kinerja operasional tidaklah mudah, ketidakmampuan

manajemen perusahaan dalam mengatur dan mengelola kinerja operasional

akan berdampak pada perubahan laba yang menurun ditambah lagi dengan

persaingan dunia bisnis yang semakin ketat. Peningkatan kinerja perusahaan

harus disesuaikan dengan perubahan kondisi perekonomian. Contohnya adalah

perubahan Indeks Harga Konsumen yang terus meningkat setiap tahun.

Berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada awal tahun 2017

sebesar 127,79 dan hingga akhir tahun 2019 menjadi 139,07.10

Perusahaan sektor pertanian atau bisa disebut dengan agroindustri

merupakan perusahaan yang mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian

(IPHP), Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP), Industri Jasa Sektor

Pertanian (IJSP). Industri Pengolahan Hasil Pertanian meliputi IPHP Tanaman

Pangan, IPHP Tanaman Perkebunan, IPHP tanaman Hasil Hutan, IPHP

Perikanan, IPHP Peternakan.11 Sehingga kenaikan Harga Pokok Penjualan

akan berpengaruh terhadap kinerja operasional. Apabila perusahaan tersebut

10 BPS, “Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia,” dalam

https://www.bps.go.id/statictable/2009/06 /15/907/indeks -harga-konsumen-dan-inflasi-bulanan-

indonesia-2006-2020.html, (diakses pada tanggal 14 Desember 2020 pukul 06.30 WIB).

11 Wikipedia, “Agroindstri,” dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agroindustri, (diakses

pada tanggal 14 Desember 2020 pukul 06.33 WIB).

Page 12: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

6

tidak melakukan efisiensi produksi dan menyesuaikan harga jual dengan harga

pasar, maka laba yang dihasilkan tidak akan maksimal serta sulit untuk

bersaing dengan perusahaan yang sejenis.

Untuk itu pertumbuhan laba diharapkan bernilai positif, sehingga

manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional perlu

melakukan penyesuaian dengan kondisi perekonomian. Kinerja operasional

perusahaan nantinya akan disajikan dalam laporan keuangan yang diterbitkan

agar mempermudah investor atau pengguna lainnya untuk melihat kinerja

perusahaan. Besarnya laba dapat dilihat dalam laporan tersebut, yakni laporan

laba-rugi. Kemudian untuk menilai kinerja operasional dapat dianalisis dengan

rasio keuangan. 12

Rasio keuangan adalah suatu perhitungan rasio dengan menggunakan

laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

keuangan perusahaan. Sedangkan analisis rasio keuangan menurut Herry

merupakan analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai

perkiraan yang ada pada laporan keuangan serta dapat digunakan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.13 Kasmir

mengungkapkan ada beberapa jenis laporan keuangan, yaitu rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.14

12 Ibid, 268.

13 Herry, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Grasindo, 2016), 138-139.

14 Luluk Muhimatul Ifada dan Tiara Puspitasari, “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Perubahan Laba,” Jurnal Akuntansi & Auditing Vol. 13 No. 1, (2016), 99.

Page 13: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

7

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator tentang kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo

dengan menggunakan aktiva atau aset lancar yang dimiliki. Kurangnya

likuiditas pada perusahaan akan menghambat perusahaan dalam memperoleh

laba atau keuntungan.15 Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai

aktivitas operasional dengan likuiditas yaitu dengan Current Ratio. Current

Ratio menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban

lancar pada perusahaan. Menurut Kuswadi semakin besar aktiva lancar

semakin mudah perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya

sehingga perusahaan terhindar dari beban denda yang dapat meningkatkan

laba. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi current ratioi memperlihatkan

pertumbuhan yang tinggi.16

Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Ukuran yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Operating Income to Liabilities yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya yang

diukur dengan laba operasional. Semakin tinggi rasio laba operasional

terhadap kewajiban berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya. Sehingga kegiatan operasional menjadi lancar dan

15 JJ. Wild, Subramanyam, K.R dan Halsey, Financia Statement (Jakarta: Salemba

Empat, 2005), 186.

16 Kuswadi, Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Auntansi Keuangan dan Akuntansi

Biaya (Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo, 2005), 79.

Page 14: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

8

laba yang diperoleh meningkat. Dapat disimpulkan bahwa jika OITL

meningkat maka pertumbuhan laba juga akan meningkat.17

Aktivitas operasional perusahaan sektor pertanian untuk menghasilkan

laba diperoleh dari kegiatan penjualan. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset perusahaan untuk

menciptakan penjualan. Ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rasio Perputaran Total Aset (Total Aset Turn Over) yaitu rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aset atau

investasi untuk menghasilkan penjualan. Perputaran Total Aset yang rendah

dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki kelebihan total aset yang mana

total aset tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan

penjualan. Sehingga dapat diartikan bahwa beberapa aset dalam perusahaan

kurang produktif, hal tersebut akan menghambat penjualan dan laba yang

dihasilkan pun juga rendah.18 Menurut Toto Prihadi meningkatnya rasio total

asset turnover akan diikuti dengan peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini

menunjukkan efisiensi penggunaan total aset untuk menghasilkan penjualan

yang tinggi sehingga kemampuan menghasilkan laba pun semakin besar.19

17 Melinda Kusuma Dewi dan Rilla Gantino, “ Perbandingan Pengaruh WCTA, OITL,

dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-

2017,” Jurnal Riset Akuntansi Volume XI No. 1, (2019). 30.

18Herry, Analisis Laporan Keuangan, 187.

19 Toto Prihadi, Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK (Jakarta Pusat:

PPM, 2012), 255.

Page 15: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

9

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menciptakan atau menghasilkan laba. Salah satu rasio

profitabilitas yang bisa digunakan adalah Rasio Return On aset (Hasil

Pengembalian Atas Aset) yaitu rasio yang menunjukkan return (hasil) atas

penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan kata lain rasio

tersebut digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi total aset dalam

menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi pula

jumlah laba yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset.20

Menurut Herry rasio keuangan merupakan analisis yang dilakukan

dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan

serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan termasuk didalamnya adalah pertumbuhan laba secara efektif

dengan membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode.21 Secara

teoritis, rasio keuangan memiliki kegunaan apabila di pakai untuk

memprediksi fenomena ekonomi, salah satunya adalah pertumbuhan laba.22

20 Surya Perdana dan Eni Hartanti, “Pengaruh OPM, ROE, dan ROA Terhadap Perubahan

Laba Pada Perusahaan Lembaga Pembiayaan Indonesia,” Jurnal SOSIO-E-KONS Vol. 9 No. 1,

(2017). 80.

21 Ibid, 138-139.

22 Devi Arlinia Wati, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada

Perindustrian Perikanan,” Jurnal Online Insan Akuntansi Volume 2 No. 2, (2017), 190.

Page 16: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

10

Tabel 1.1

Rata-Rata Nilai CR, OITL, TATO, ROA dan Pertumbuhan Laba

Perusahaan Sektor Pertanian23

Rasio Keuangan Tahun Periode

Q1 Q2 Q3 Q4

Current Ratio

2016 2,542 2,884 2,889 2,560

2017 2,823 2,647 2,654 3,041

2018 3,321 2,992 4,482 2,968

2019 2,679 2,327 2,635 2,963

Operating Income

to Liabilities

2016 0,083 0,193 0,338 0,439

2017 0,154 0,196 0,340 0,495

2018 0,062 0,066 0,289 0,361

2019 0,061 0,068 0,112 0,226

Total Asset

Turnover

2016 0,192 0,364 0,548 0,755

2017 0,200 0,386 0,672 0,895

2018 0,520 0,390 0,603 0,819

2019 0,196 0,369 0,524 0,698

Return On Asset

2016 0,014 0,032 0,048 0,071

2017 0,026 0,038 0,058 0,081

2018 0,012 0,018 0,044 0,061

2019 0,011 0,015 0,022 0,040

Pertumbuhan

Laba

2016 -0,711 1,629 0,554 0,663

2017 -0,555 0,552 0,577 0,328

2018 -0,796 0,546 5,079 0,418

2019 -0,791 0,283 1,322 1,332

Tabel diatas diambil dari laporan keuangan triwulan 1 sampai dengan

triwulan 4 dengan periode tahun 2016-2019 5 perusahaan sektor pertanian

yang menjadi objek dalam penelitian ini. Data tersebut menunjukkan bahwa

current ratio berbanding terbalik dengan pertumbuhan laba. Dapat dilihat

pada tahun 2017 bahwa triwulan 1 ke triwulan 2 rata-rata current ratio turun

23 Laporan Keuangan Triwulan Sektor Pertanian

Page 17: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

11

menjadi 2,647 sedangkan pertumbuhan laba naik menjadi 0,552. Untuk lebih

jelas lagi dapat dilihat lagi pada tahun 2019 current ratio mengalami fluktuasi

disetiap periode triwulan sedangkan pertumbuhan laba selalu meningkat

disetiap periode triwulan. Hal tersebut berbeda dengan teori yang ada bahwa

apabila current ratio meningkat maka pertumbuhan laba juga ikut meningkat.

Nilai rata-rata operating income to liabilities dilihat dari tabel diatas

menunjukkan bahwa setiap periode triwulan selalu mengalami peningkatan

dari tahun 2016-2019. Namun berbeda dengan pertumbuhan laba yang

mengalami fluktuasi (peningkatan dan penurunan) pada periode triwulan dari

tahun 2016-2019. Sebagai contoh di tahun 2016 pada triwulan 2 ke triwulan 3

OITL mengalami peningkatan menjadi 0,338 sedangkan pertumbuhan laba

menurun menjadi 0,554. Hal tersebut berbeda dengan teori yang ada bahwa

apabila OITL meningkat maka pertumbuhan laba juga ikut meningkat.

Nilai rata-rata total asset turnover dilihat dari tabel diatas

menunjukkan bahwa setiap periode triwulan selalu mengalami peningkatan

dari tahun 2016-2019. Namun berbeda dengan pertumbuhan laba yang

mengalami fluktuasi (peningkatan dan penurunan) pada periode triwulan dari

tahun 2016-2019. Sebagai contoh di tahun 2016 pada triwulan 2 ke triwulan 3

TATO mengalami peningkatan menjadi 0,548 sedangkan pertumbuhan laba

menurun menjadi 0,554. Hal tersebut berbeda dengan teori yang ada bahwa

TATO berbanding lurus (positif) terhadap pertumbuhan laba.

Page 18: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

12

Nilai rata-rata return on asset dilihat dari tabel diatas menunjukkan

bahwa setiap periode triwulan selalu mengalami peningkatan dari tahun 2016-

2019. Namun berbeda dengan pertumbuhan laba yang mengalami fluktuasi

(peningkatan dan penurunan) pada periode triwulan dari tahun 2016-2019.

Sebagai contoh di tahun 2016 pada triwulan 2 ke triwulan 3 nilai rata-rata

ROA mengalami peningkatan menjadi 0,048 sedangkan pertumbuhan laba

menurun menjadi 0,554. Hal tersebut berbeda dengan teori yang ada bahwa

ROA berbanding lurus (positif) terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan kesenjangan teori diatas penulis bermaksud untuk

meneliti apakah kinerja keuangan dengan rasio-rasio keuangan sebagai alat

ukurnya memiliki pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dimasa

yang akan datang. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian empiris yang

bejudul “Pengaruh CR, OITL, TATO dan ROA terhadap Pertumbuhan Laba

pada Perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penelitian ini

mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah CR berpengaruh terhadap Perubahan Laba pada perusahaan

Sektor Pertanian Periode 2016-2019?

2. Apakah OITL berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan

Sektor Pertanian Periode 2016-2019?

3. Apakah TATO berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan

Sektor Pertanian Periode 2016-2019?

Page 19: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

13

4. Apakah ROA berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan

Sektor Pertanian Periode 2016-2019?

5. Apakah CR, OITL, TATO, dan ROA berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Operating Income to Liabilities

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode

2016-2019.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Total Aset Turn Over terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return on Aset terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Operating

Income to Liabilities, Total Aset Turn Over, dan Return on Aset terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Page 20: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

14

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, manfaat

dari penelitian pengaruh adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dibidang

ilmiah atau ilmu pengetahuan bagi perkembangan khazanan ilmu ekonomi

serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Selain

itu, penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui dan memahami secara

mendalam mengenai analisis rasio keuangan yang juga dapat membantu

dalam menilai kinerja manajemen dalam memanfaatkan sumber daya

perusahaan secara efektif dengan membandingkan laporan keuangan

dalam beberapa periode. Rasio keuangan memiliki kegunanaan apabila di

pakai untuk memprediksi fenomena ekonomi, salah satunya adalah

pertumbuhan laba yang nantinya berguna sebagai bahan untuk kajian

menyusun hipotesis penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian ini diantaranya:

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengambil langkah

strategi bagi manajemen dalam membuat kebijakan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka peningkatan laba

perusahaan dan menjadi pertimbangan pengambilan keputusan di masa

yang akan datang.

Page 21: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

15

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada para investor sebelum melakukan investasi dengan melihat

beberapa faaktor yang dapat digunakan untuk menganlisis

pertumbuhan laba. Dalam hal ini adalah mengenai pengaruh rasio

keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan.

Page 22: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Laba

a. Pengertian Laba

Tujuan mendirikan sebuah perusahaan adalah untuk

memperoleh laba dan berusaha agar laba tersebut diperoleh dengan

maksimal. Laba yang didapat akan berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Menurut Harahap laba

merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan atau pendapatan

yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi

dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan

tersebut.1 Selain itu laba juga merupakan sumber dana internal yang

didapat dari aktivitas operasional perusahaan dan tidak membutuhkan

biaya tambahan untuk penyimpanan dan penggunaannya.2 Laba juga

diartikan sebagai ringkasan hasil atau pendapatan bersih dari aktivitas

operasi perusahaan pada periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah

keuangan.

1 Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama (Jaakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006), 267.

2 L.M. Samryn, Akuntansi manajemen Informasi, Biaya utuk mengendalikan Aktivitas

Operasi dan Investasi Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)

Page 23: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

17

Laba juga diartikan sebagai pengembalian atas usaha

perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Hal ini berarti bahwa

laba adalah kelebihan pendapatan atas beban atau biaya dalam kegiatan

produksi dan penyerahan barang dan/atau jasa.3 Sehingga dapat

disimpulkan bahwa laba merupakan selisih antara pendapatan yang

dikurangi dengan beban atau biaya operasi perusahaan. Laba

menggambarkaan aktivitas atau kegiatan ekonomi perusahaan pada

suatu periode tertentu, sehingga kerapkali laba digunakan sebagai

dasar penilaian kinerja perusahaan dan dipakai oleh investor untuk

menilai kelayakan investasi dan besarnya perolehan yang akan didapat

dimasa mendatang.

Ada beberapa jenis laba yang terdapat pada laporan keuangan,

diantaranya adalah sebagai berikut:4

1) Laba kotor, yaitu hasil dari penjualan bersih dikurangi dengan

harga pokok penjualan (HPP), dinamakan laba kotor karena hasil

terseut belum dikurangi dengan biaya atau beban operasional yang

telah dikeluarkan dalam proses memperoleh pendapatan.

2) Laba operasional, yaitu hasil dari laba kotor dikurangi dengan

beban atau biaya operasional perusahaan. Laba opersaional

3 Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasa Pelaporan Keuangan (Yogyakarta: BPFE,

2014), 464.

4 Ibid, 40-43.

Page 24: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

18

mencerminkan aktivitas operasi perusahaan dijalankan dan dikelola

dengan efisien dan baik.

3) Laba sebelum pajak penghasilan, adalah laba operasional ditambah

dengan pendapatan dan keuntungan lain-lain sebeum dikurangi

dengan pajak penghasilan.

4) Laba bersih, adalah laba sebelumpajak penghasilan dikurangi

dengan pajak penghasilan. Laba bersih memberikan informasi

kepada pengguna laporan keuangan bagaimana kinerja perusahaan

secara menyeluruh.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Perusahaan

Laba yang didapat oleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya laba menurut

jumingan adalah sebagai berikut:

1) Naik turunnya jumlah unit yang dijial dan harga jual per unit.

Perusahaan yang ingin mencapai target laba yang diinginkan akan

berusaha meningkatkan unit penjualan. Selain meningkatan unit

penjualan perusahaan juga perlu meningkatkan harga jual. Naik

turunnya jumlah unit yang terjual dan harga jual juga dipengaruhi

oleh indeks harga yang mengakibatkan kenaikan bahan baku yag

berdampak pada harga serta daya beli masyarakat.

2) Naik turunnya harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan

merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

barang yang dijual. Perubahan biaya tersebut bisa berpengaruh

Page 25: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

19

terhadap laba, harga pokok adalah unsur pengurang, jadi naiknya

harga pokok akan menurunkan laba.

3) Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang

terjual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga

dan efisiensi operasi perusahaan.

4) Naik turunnya pos penghasilan atau biaya nonoperasionall yang

dipengaruhi oleh variasi jumlah unit, variasi dalam tingkat harga

dan kebijakan dalam pemberian atau penerimaan diskon.

5) Adanya perubahaan dalam metode akuntansi, biasanya terjadi

karena adanya perubahan dalam standar akuntansi. Perubahan

metode akuntansi ini juga dilakukan oleh perusahaan untuk

memanajemen laba. 5

c. Pengertian pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso pertumbuhan laba merupakan perubahan

persentase kenaikan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan.6

Nurhadi mengatakan bahwa pertumbuhan laba menunjukkan

persentase kenaikan maupun penurunan laba yang dapat dihasilkan

dari perusahaan dalam bentuk laba bersih. Menurut Lasmi

pertumbuhan laba adalah ukuran kinerja dari suatu perusahaan untuk

menghitung laba dimasa mendatang dengan menggunakan laba pada

5 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 165.

6 Nandi Angkoso, Akuntansi Lanjutan (Yogyakarta: FE, 2009), 11.

Page 26: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

20

tahun atau periode sebelumnya.7 Jadi dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan laba merupakan kenaikan maupun penurunan laba per

tahun yang dihitung dengan menggunakan laba pada periode

sebelumnya. Menurut Munawir pertumbuhan laba dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:8

Y= Yt- Yt-1

Yt-1

Keterangan:

Y = Perubahan Laba

Yt = Laba Bersih Periode Berjalan

Yt-1 = Laba Bersih Periode Sebelumnya

Analisis fundamental adalah analisis historis atau kekuatan

keuangan dari sebuah perusahaan yang biasa disebut dengan

company analysis. Data yang digunakan adalah data historis yang

berarti data yang telah terjadi dan menggambarkan keadaan

keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company

analysis para analisis menganalisa laporan keuangan perusahaan,

salah satunya dengan analisis rasio keuangan. Analisis fundamental

mencoba memprediksi pertumbuhan laba di masa mendatang

7 M. Lasmi, Dasar-Dasar Perbankan (Bandung: CV Pustaka Setia), 301.

8 Munawir, Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat (Yogyakarta: LIBERTY

YOGYAKARTA, 2014), 40.

Page 27: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

21

dengan memprediksi faktor fundamental yang mempengaruhi

pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan

kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.9

2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu perhitungan rasio dengan

menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam

menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan

tersebut dapat mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan

laporan keuangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan termasuk pertumbuhan laba yang terjadi

pada perusahaan.10

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan

menghubungkan beberapa perkiraan yang ada pada laporan keuangan

dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Munawir analisis rasio keuangan

adalah alat analisa yang menghubungkan berbagai pos dalam laporan

keuangan yang merupakan dasar untuk menginterpretasikan kondisi

keuangan perusahaan.11 Dengan membandingkan rasio keuangan dari

tahun ke tahun perusahaan yang dibantu oleh analis bisa mempelajari

9 Chyntia Sirila Manurung dan Evelin Silalahi, “Analisis Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia,” Jurnal Akuntansi Volume 2 No. 1 (2016), 42.

10 Herry, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Grasindo, 2016), 138-139.

11 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, 64.

Page 28: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

22

komposisi perubahan yang terjadi serta menentukan apakah ada kenaikan

atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam kurun

waktu tersebut. Menurut Herry analisis rasio keuangan merupakan salah

satu media analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan.12

Menurut Fahmi analisis rasio keuangan memiliki beberapa manfaat

dan kegunaan, diantaranya adalah sebagai berikut: 13

a. Analisis laporan keuangan bermanfaat sebagai media untuk menilai

kinerja dan prestasi perusahaan.

b. Analisis rasio keuangan berguna bagi manajemen sebagai

pertimbangan untuk membuat perencanaan.

c. Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai media untuk

mengevaluasi kondisi perusahaan dalam perspektif keuangan.

d. Analisis rasio keuangan berguna bagi kreditor untuk memperkirakan

potensi resiko yang akan dihadapi berkaitan dengan jaminan

kelangsungan pembayaran bunga dan pokok pinjaman.

e. Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai penilaian bagi

stakeholder dalam hal ini adalah investor dan kreditor.

Riyanto mengatakan bahwa pada umumnya rasio keuangan dapat

dikategorikan kedalam beberapa jenis diantaranya adalah rasio likuiditas,

12 Herry, Analisis Rasio Keuangan (Jakarta: PT Grasindo, 2013), 4.

13 Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2012), 44.

Page 29: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

23

rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.14 Rasio keuangan

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator tentang kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

tepat waktu atau kurang dari satu tahun.15 Melalui rasio likuiditas

pemilik perusahaaan bisa menilai kemampuan manajemen dalam

mengelola dana termasuk dana yang digunakan untuk membiayai

kewajiban jangka pendek perusahaan. Bagi pihak manajemen bisa

memantau ketersediaan kas yang berkaitan dengan pemenuhan

kewajiban yang akan jatuh tempo. Bagi investor rasio likuiditas

penting dalam hal pembagian deviden tunai, sedangakan bagi kreditor

penting dalaam pengembalian jumlah pokok pinjaman. Baik kreditor

maupun supplier akan memberika pinjaman kepada perusahaan yang

memiliki tingkat likuiditas yang baik.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

current ratio. Current ratio (CR) atau rasio lancar merupakan

perbandingan antara aktiva atau lancar dengan kewajiban lancar.16

Current ratio (CR) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

14 Riyanto Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi 4 (Yogyakarta:

BPFE, 2010), 331.

15 JJ. Wild, Subramanyam, K.R dan Halsey, Financia Statement (Jakarta: Salemba

Empat, 2005), 186.

16 Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2009), 139.

Page 30: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

24

melunasi kewajiban jangka pendeknya melalui aktiva lancar yang

dimiliki oleh perusahaan. Pihak yang berkepentingan terhadap current

ratio atau rasio lancar adalah kreditor jangka pendek seperti

pemasok.17 Current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:18

Current Ratio =Aset Lancar

Utang Lancar

Kurangnya likuiditas dapat dilihat dari ketidakmampuan

perusahaan mengubah aset menjadi kas dalam waktu kurang dari satu

tahun untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut akan

mempengaruhi aktivitas perusahaan yang berdampak pada

pertumbuhan laba. Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa

aktiva lancar lebih besar dari pada kewajiban atau hutang jangka

pendek. Menurut Kuswadi semakin besar aktiva lancar semakin mudah

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya sehingga

perusahaan terhindar dari beban denda karena belum bisa memenuhi

kewajiban lancarnya yang kemudian dapat meningkatkan laba.19

17 Chyntia dan Evelin, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI,” JRAK Vol.2 No. 1. ISSN : 2443-1079.

(2016), 38.

18 Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: Alfabeta, 2013), 121.

19 Kuswadi, Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Auntansi Keuangan dan Akuntansi

Biaya (Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo, 2005), 79.

Page 31: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

25

b. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dala memenuhi seluruh kewajibannya. Ukuran

yang digunakan adalah Operating Income to Liabilities (OITL) yaitu

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi

seluruh kewajibannya yang diukur dengan laba operasional. OITL juga

merupakan perbandingan antara laba operasional sebelum bunga dan

pajak (penjualan bersih yang dikurangi dengan harga pokok penjualan

dan biaya atau beban operasional) terhadap total hutang.20 Operating

Income to Liabilities dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

OITL=Laba Operasional

Total Utang

Menurut Riyanto OITL yang tinggi menunjukkan bahwa

semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Sehingga laba yang diperoleh dari kegiatan penjualan

lebih besar dibandingkan total hutangnya, hal ini berarti perusahaan

mampu membayar hutang-hutangnya. Dengan demikian kegiatan

operasional menjadi lancar dan laba yang diperoleh meningkat. Dapat

disimpulkaan bahwa jika OITL meningkat maka pertumbuhan laba

juga akan meningkat.21

20 Herry, Analisis Laporan Keuangan, 173.

21 Riyanto Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi 4. 340.

Page 32: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

26

c. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

efektivitas dan intensitas aset perusahaan untuk menciptakan

penjualan. Ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio

Perputaran Total Aset (Total Aset Turn Over). Total Aset Turn Over

atau TATO merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menggunakan atau mengelola seluruh aset yang

dimilik untuk menghasilkan pendapatan.22 Total Aset Turn Over dapat

diukur dengan rumus sebagai berikut:

Total Aset Turn Over =Penjualan

Total Aset

Menurut Herry TATO yang rendah dapat diartikan bahwa

perusahaan memiliki kelebihan total aset yang mana total aset tersebut

belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan penjualan.

Sehingga dapat diartikan bahwa beberapa aset dalam perusahaan

kurang produktif, hal tersebut akan menghambat penjualan. Jika

penjualan terhambat maka juga akan berpengaruh pada laba yang

dihasilkan yakni laba yang diperoleh kurang maksimal (rendah).23

Sebaliknya jika TATO (total asset turnover) tinggi berarti perusahaan

mampu memanfaatkan total aset yang dimiliki untuk meningkatkan

22 Herry, Analisis Rasio Keuangan, 185.

23Ibid., 187.

Page 33: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

27

penjualan, penjualan yang tinggi akan meningkakan laba perusahaan.

Menurut Toto Prihadi meningkatnya rasio total asset turnover akan

diikuti dengan peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan

efisiensi penggunaan total aset untuk menghasilkan penjualan yang

tinggi sehingga kemampuan menghasilkan laba pun semakin besar.24

d. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menciptakan atau menghasilkan laba.

Menurut Hanafi rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas atau

keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal.25 Salah satu rasio

profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return

On Aset). Return on Aset Ratio atau rasio hasil pengembalian atas aset

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan atas

penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan laba.26 Return On

aset dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Return On Aset=Laba Bersih

Total Aset

24 Toto Prihadi, Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK (Jakarta Pusat:

PPM, 2012), 255.

25 Herry, Analisis Laporan Keuangan, 192.

26Ibid., 193.

Page 34: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

28

Menurut Herry Return On aset digunakan untuk mengukur

seberapa besar laba bersih yang mampu dihasilkan dari setiap dana

yang tertanam dalam total aset. Semakin besar rasio semakin baik

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Sehingga, semakin

tinggi ROA maka semakin tinggi pula jumlah laba yang dihasilkan dari

setiap dana yang tertanam dalam total aset begitu pula sebaliknya.27

B. Studi Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan penulis berjudul “Pengaruh CR, OITL,

TATO dan ROA terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor

Pertanian Periode 2016-2019” tidak memuat atau memasukkan yang

sebelumnya telah diajukan tanpa mencantumkan sumbernya. Dapat dilihat

tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Metode

Analisis

Data

Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1 Anggi

Maharani

Safitri dan

Analisis

Regresi

Linier

ROA

berpengaruh

negatif dan

Variabel

independen

ROE, dan

Variabel

independen

ROA

27 Ibid, 144.

Page 35: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

29

Mukaram

(2018)28

Berganda signifikan

terhadap

Pertumbuhan

Laba

ROE

berpengaruh

positif dan tidak

signifikan

terhadap

Pertumbuhan

Laba

NPM

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

Pertumbuhan

Laba

NPM

Laporan

keuangan

tahunan

Variabel

independen

pertumbuhan

laba

2 Anita

Wahyu

Indrasti

(2020)29

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Quick Ratio dan

DER tidak

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

laba

ROA dan TATO

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

Variabel

Independen

Quick Ratio

dan DER

Variabel

Dependen

Pertumbuhan

laba

Variabel

independen

TATO dan

ROA

28 Anggi Maharani Safitri dan Mukaram, “Pengaruh ROA, ROE, dan MPM Terhadap

Perubahan Laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Teerdaftar di Bursa

Efek Indonesia,” Jurnal Riset dan Investasi Vol. 4 No. 1. (2018), 25.

29 Anita Wahyu Indastri, “ Analisa Pengaruh Rasio Keuangan Teerhadap pertumbuhan

Laba Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang terdaftar di BEI Tahun 2015-2018,” Jurnal

Ekonomika dan Manajemen Vol. 9 No. 1, ISSN Online: 2622-8265, (2020), 69.

Page 36: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

30

laba

3 Liza

Anggraini

(2016)30

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Secara simultan

ada pengaruh

antara WCTA,

DAR, TATO dan

profit margin

terhadap

pertumbuhan

laba

Variabel

independen

WCTA,

DAR, dan

profit margin

Variabel

independen

TATO

Variabel

dependen

Pertumbuhan

Laba

4 Suyono

dan

Marina

(2020)31

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Current ratio,

TATO dan NPM

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

pertumbuhan

laba

DER tidak

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

laba

Variabel

independen

DER dan

NPM

Variabel

independen

Current ratio,

dan TATO

Variabel

dependen

pertumbuhan

laba

5 Ria Devi

Ardiany

(2019)32

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Current ratio,

DAR, ROE,

TATO, dan

GWC

berpengaruh

signifikan

Variabel

independen

DAR, ROE,

dan GWC

Variabel

dependen

Variabel

independen

Current

ratio,dan

TATO

30 Liza Anggraini, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Sektorr Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI,” Skripsi

(Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang, 2016),74.

31 Suyono dan Marina, “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2017,” Jurnal Ilmiah

Akuntansi Vol. 4 No. 1, e-ISSN: 2685-5607 (2020), 9.

32 Ria Devi Ardiany, ““Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Skripsi (Jember:

Universitas Jember, 2019)

Page 37: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

31

terhadap

perubahan laba

perubahan

laba

C. Kerangka Berpikir

Menurut Angkoso pertumbuhan laba merupakan perubahan persentase

kenaikan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan.33 Laba

menggambarkaan aktivitas atau kegiatan ekonomi perusahaan pada suatu

periode tertentu, sehingga kerapkali laba digunakan sebagai dasar penilaian

kinerja perusahaan dan dipakai oleh investor untuk menilai kelayakan

investasi dan besarnya perolehan yang akan didapat dimasa mendatang.

Menurut Rahardjo Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka

pendeknya melalui aktiva lancar yang dmiliki oleh perusahaan.34. Menurut

Kuswadi semakin besar aktiva lancar semakin mudah perusahaan dalam

membayar hutang jangka pendeknya sehingga perusahaan terhindar dari beban

denda karena belum bisa memenuhi kewajiban lancarnya yang kemudian

dapat meningkatkan laba. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi current ratio

memperlihatkan pertumbuhan laba yang tinggi.35

33 Nandi Angkoso, Akuntansi Lanjutan (Yogyakarta: FE, 2009), 11.

34 Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2009), 139.

35 Kuswadi, Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Auntansi Keuangan dan Akuntansi

Biaya (Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo, 2005), 79.

Page 38: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

32

Menurut Riyanto Operating Income to Liabilities yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya yang

diukur dengan laba operasional. OITL yang tinggi menunjukkan bahwa

semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Sehingga laba yang diperoleh dari kegiatan penjualan lebih besar

dibandingkan total hutangnya, hal ini berarti perusahaan mampu membayar

hutang-hutangnya. Dengan demikian kegiatan operasional menjadi lancar dan

laba yang diperoleh meningkat. 36

Menurut Herry Total Aset Turn Over atau rasio perputaran aset tetap

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menggunakan atau mengelola seluruh aset yang dimilik untuk menghasilkan

pendapatan.37 Perputaran Total Aset yang rendah dapat diartikan bahwa

perusahaan memiliki kelebihan total aset yang mana total aset tersebut belum

dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan penjualan. Jika penjualan

terhambat maka juga akan berpengaruh pada laba yang dihasilkan yakni laba

yang diperoleh kurang maksimal (rendah).38

Menurut Herry Return on Aset Ratio merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan atas penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan

36 Melinda Kusuma Dewi dan Rilla Gantino, “ Perbandingan Pengaruh WCTA, OITL,

dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-

2017,” Jurnal Riset Akuntansi Volume XI No. 1, (2019). 30.

37 Martini dan Monica, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Pada

Perusahaan Kosmetik dan Rumah Tangga Industri Sub Sektor dan Perusahaan Retail Service

Perdagangan Sub Sektor Terdaftar di BEI,” Jurnal Lentera Akuntansi Vol. 2 No. 2, (2016), 51.

38Herry, Analisis Laporan Keuangan, 187.

Page 39: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

33

laba.39 Semakin besar rasio semakin baik kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Sehingga, semakin tinggi rasio maka semakin tinggi pula

jumlah laba yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam total aset

begitu pula sebaliknya.40

Setiap kegiatan penelitian kerangka pemikiran menjadi dasar untuk

menemukan alur sebuah penelitian tersebut, agar penelitian dapat tersusun

dengan sistematis dan konseptual. Sugiyono menyatakan bahwa kerangka

berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah di persepsikan sebagai masalah yang

penting.41 Berikut kerangka pemikiran pada penelitian ini:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

39 Amalia Nur Chasanah dan Daniel Kartika Adhi, “ Pengaruh Total Asset Turn Over,

Return On Asset, dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sektor

Otomotif yang Listed di BEI,” Jurnel STIE Vol. 9 No. 3, ISSN: 2085-5656, (2017), 18.

40 Ibid, 144.

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2017), 60.

Page 40: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

34

Keterangan :

X1 = Current Ratio

X2 = Operating Income to Liabilities

X3 = Total Aset Turnover

X4 = Return On Aset

Gambar diatas menunjukkan variabel Pengaruh Current Ratio (CR),

Operating Income to Liabilities (OITL), Total Aset Turn Over (TATO) dan

Return on Aset (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor

Pertanian Periode 2016-2019.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian

yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis

merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian.42

Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini:

1. Pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba

Current ratio atau rasio lancar merupakan perbandingan antara

aktiva atau lancar dengan kewajiban lancar.43 Current ratio menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya

melalui aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan

pertumbuhan laba adalah ukuran kinerja dari suatu perusahaan untuk

42 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan ekonomi (Yogyakarta:

PUSTAKA BARU PRESS, 2019), 43. 43 Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2009), 139.

Page 41: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

35

menghitung laba dimasa mendatang dengan menggunakan laba pada tahun

atau periode sebelumnya.44

Menurut Kuswadi semakin besar aktiva lancar semakin mudah

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya sehingga

perusahaan terhindar dari beban denda karena belum bisa memenuhi

kewajiban lancarnya yang kemudian dapat meningkatkan laba. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi current ratio memperlihatkan pertumbuhan

laba yang tinggi.45 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suyono

dan Marina apabila dilihat dari koefisien regresi current ratio berpengaruh

signifikan positif terhadap pertumbuhan laba.46 Dengan demikian dapat

diajukan hipotesis atau dugaan sebagai berikut:

H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

2. Pengaruh operating income to liabilities terhadap pertumbuhan laba

44 Qahfi Romula Siregar dan Hade Chandra Batubara, “Analisis Determinasi

Pertumbuhan Laba di Bursa Efek,” Jurnal Riset Finansial Bisnis Volume. 1 No. 1. (2017), 81.

45 Kuswadi, Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Auntansi Keuangan dan Akuntansi

Biaya (Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo, 2005), 79.

46 Suyono dan Marina, “Analisis PengaruhRsio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

Pada Perusahaan Pertambangan Yang terdaftar di BEI Periode 2013-2017,” Jurnal Ilmiah

Akuntansi Vol. 4 No. 1, e-ISSN: 2685-5607 (2020), 8-9.

Page 42: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

36

Operating Income to Liabilities merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya

yang diukur dengan laba operasional. Operating Income to Liabilities juga

merupakan perbandingan antara laba operasional sebelum bunga dan pajak

(penjualan bersih yang dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya

atau beban operasional) terhadap total hutang.47 Sedangkan Nurhadi

mengatakan bahwa pertumbuhan laba menunjukkan persentase kenaikan

maupun penurunan laba yang dapat dihasilkan dari perusahaan dalam

bentuk laba bersih. Menurut Lasmi pertumbuhan laba adalah ukuran

kinerja dari suatu perusahaan untuk menghitung laba dimasa mendatang

dengan menggunakan laba pada tahun atau periode sebelumnya.48

Semakin tinggi rasio laba operasional terhadap kewajiban berarti

semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Sehingga kegiatan operasional menjadi lancar dan laba yang diperoleh

meningkat. Dapat disimpukaan bahwa jika OITL meningkat maka

pertumbuhan laba juga akan meningkat.49 Menurut Dimas Putra

Pamungkas OITL menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan laba. Menurut penelitian yang dilakukannya terdapat

pengaruh OITL terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor

47 Norita Citra Yuliati, “Pengaruh Kemampuann Rasio Keuangan Sebagai Prediktor

Pertumbuhan Laba,” JEAM Vol. 16 No. 1 e-ISSN: 2459-9816, (2017), 35.

48 M. Lasmi, Dasar-Dasar Perbankan (Bandung: CV Pustaka Setia), 301.

49 Melinda Kusuma Dewi dan Rilla Gantino, “ Perbandingan Pengaruh WCTA, OITL,

dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-

2017,” Jurnal Riset Akuntansi Volume XI No. 1, (2019). 30.

Page 43: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

37

perdagangan.50 Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diajukan dugaan

atau hipotesis sebagai berikut:

H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

3. Pengaruh total asset turnover terhadap pertumbuhan laba

Total Aset Turn Over atau rasio perputaran aset tetap merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan

atau mengelola seluruh aset yang dimilik untuk menghasilkan

pendapatan.51 Sedangkan Nurhadi mengatakan bahwa pertumbuhan laba

menunjukkan persentase kenaikan maupun penurunan laba yang dapat

dihasilkan dari perusahaan dalam bentuk laba bersih. Menurut Lasmi

pertumbuhan laba adalah ukuran kinerja dari suatu perusahaan untuk

menghitung laba dimasa mendatang dengan menggunakan laba pada tahun

atau periode sebelumnya.52

Perputaran Total Aset yang rendah dapat diartikan bahwa

perusahaan memiliki kelebihan total aset yang mana total aset tersebut

50 Dimas Putra Pamungkas, “Pengaruh WCTA, CLI, OITL,TATO, NPM an GPM

Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Yang Terdaftar di BEI,”

skripsi (Tegal: Universitas Pancasakti , 2019), 79.

51 Martini dan Monica, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Pada

Perusahaan Kosmetik dan Rumah Tangga Industri Sub Sektor dan Perusahaan Retail Service

Perdagangan Sub Sektor Terdaftar di BEI,” Jurnal Lentera Akuntansi Vol. 2 No. 2, (2016), 51.

52 M. Lasmi, Dasar-Dasar Perbankan (Bandung: CV Pustaka Setia), 301.

Page 44: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

38

belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan penjualan.

Sehingga dapat diartikan bahwa beberapa aset dalam perusahaan kurang

produktif, hal tersebut akan menghambat penjualan. Jika penjualan

terhambat maka juga akan berpengaruh pada laba yang dihasilkan.53

Penelitian yang lakukan oleh Nicia Lestari, menyatakan bahwa Total Aset

Turn Over berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba pada

perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu melakukan efisiensi dalam

memanfaatkan seluruh aktivanya yang memengaruhi produksi dan

penjuaan dalam menciptakan laba.54 Berdasarkan uraian tersebut maka

dapat diajukan dugaan atau hipotesis sebagai berikut:

H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel TATO terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel TATO terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

4. Pengaruh return on asset terhadap pertumbuhan laba

Return on Asset Ratio atau rasio hasil pengembalian atas aset

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan atas penggunaan

53Herry, Analisis Laporan Keuangan, 187.

54 Nicia Lestari, “Pengaruh CR, DER, ROA, dan TATO Terhadap Pertumbuhan Laba

Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Tercatat di BEI Periode 2012-2016,”

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma Vol. 6 No.1, (2019), 61.

Page 45: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

39

aset perusahaan dalam menghasilkan laba.55 Sedangkan Nurhadi

mengatakan bahwa pertumbuhan laba menunjukkan persentase kenaikan

maupun penurunan laba yang dapat dihasilkan dari perusahaan dalam

bentuk laba bersih. Menurut Lasmi pertumbuhan laba adalah ukuran

kinerja dari suatu perusahaan untuk menghitung laba dimasa mendatang

dengan menggunakan laba pada tahun atau periode sebelumnya.56

Semakin besar ROA semakin baik kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Sehingga, semakin tinggi ROA maka semakin tinggi

pula jumlah laba yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam

total aset begitu pula sebaliknya.57 Marlina Widiyanti dalam penelitiannya

menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh positif signifikan tehadap

pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diajukan

dugaan atau hipotesis sebagai berikut:

H04 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ROA terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel ROA terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

5. Pengaruh CR, OITL, TATO, dan ROA terhadap pertumbuhan laba

55 Amalia Nur Chasanah dan Daniel Kartika Adhi, “ Pengaruh Total Asset Turn Over,

Return On Asset, dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sektor

Otomotif yang Listed di BEI,” Jurnel STIE Vol. 9 No. 3, ISSN: 2085-5656, (2017), 18.

56 M. Lasmi, Dasar-Dasar Perbankan (Bandung: CV Pustaka Setia), 301.

57 Ibid, 144.

Page 46: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

40

Laba menjadi salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Untuk

mendapatkan laba perusahaan perlu melakukan kegiatan operasional.

Kegiatan operasional tersebut dapat dilakukan jika perusahaan memiliki

sumber daya. Sumber daya tersebut dapat dilihat didalam laporan

keuangan. Hubungan antara unsur-unsur yang membentuk laporan

keuangan dapat di lihat dari rasio keuangan. Rasio keuangan dapat menilai

pendapatan laba yang diapat oleh perusahaan. Rasio tersebut mengukur

kemampuaan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat

pemenuhan kewajiban, penjualan, aset dan laba itu sendiri. Rasio ini terdiri

dari rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas (operating income to

liabilities), rasio aktivitas (total asset turnover), dan rasio profitabilitas

(return on asset). Rasio-rasio tersebut mampu memberikan pengaruh

dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan. Dengan demikian

diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR, OITL,

TATO, dan ROA terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor

Pertanian Periode 2016-2019.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR, OITL, TATO, dan

ROA terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian

Periode 2016-2019.

Page 47: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari jenis penelitian dan

pendekatan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian

asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua

variabel atau lebih kemudian akan membangun suatu teori yang dapat

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.1

Sedangkan metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode

pendekatan penelitian kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan

filsafat, positifistik, yang digunakan untuk meneliti populasi, sampel tertentu.

Teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan proporsional, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditentukan. 2

Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk

penelitian kuantitatif, karena data yang dipakai berbentuk angka. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh CR (current ratio), OITL (operating

income to liabilities), TATO (total asset turnover) dan ROA (return on asset)

1 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: PT

Pustaka Baru, 2019), 74.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Komprehensif (Bandung: Alfabeta, 2013), 12.

Page 48: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

42

sebagai variabel independen (bebas) dan pertumbuhan laba sebagai variabel

dependen (terikat).

B. Jenis Data Penelitian

Data adalah seluruh fakta maupun keterangan mengenai sesuatau yang

dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Menurut dimensi waktu

terdapat 3 jenis data penelitian yakni sebagai berikut:

1. Data time series merupakan data yang dikumpulkan tidak dalam 1 waktu

namun dalam rangkaian waktu. Data ini akan berguna apabila ingin

mengetahui terjadinya perubahan.

2. Data cross section merupakan data yang dikumpulkan satu waktu tertentu

artinya waktu yang digunakan terbatas, sehingga tidak bisa mengetahui

terjadinya perubahan.

3. Data panel merupakan gabungan dari data time series dan cross section.3

Penelitian ini berjudul Pengaruh CR, OITL, TATO, dan ROA

Terhadap Pertumbuhan Laba, data yang digunakan oleh peneliti adalah data

panel. Hal ini dikarenakan laporan keuangan yang digunakan merupakan

laporan keuangan triwulan Perusahaan Sektor Pertanian dalam periode 4

(empat) tahun terakhir. Data panel merupakan gabungan dari data time series

dan cross section. Data cross section dalam penelitian ini adalah data laporan

keuangan perusahaan sektor pertanian per triwulan. Sedangkan data time

3 Uhar Sharsaputra, MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan (Bandung: PT

Refika Aditama, 2014), 38.

Page 49: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

43

series dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan 4 (empat) tahun

terakhir (2016-2019). Data laporan keuangan triwulan diambil dalam waktu

atau periode 4 tahun terakhir karena akan lebih mudah melihat bagaimana

fluktuasi dalam setiap tahunnya.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan dua jenis variabel yaitu

variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel

dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.

Dengan demikian variabel independen dari penelitian ini adalah

current ratio (X1), operating income to liabilities (X2), total aset turnover

(X3) dan return on aset (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah

pertumbuhan laba (Y). Rancangan penelitian dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui apakah current ratio, operating income to

liabilities, total aset turnover dan return on aset berpengaruh terhadap

perubahan laba pada perusahaan sektor pertanian yang masuk daftar efek

syariah.

2. Definisi Operasional Variabel

Page 50: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

44

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebuah penjelasan

dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap

indikator-indikator yang membentuknya.4

Tabel 3.1

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Skala Pengukuran Sumber

1 Independen

Pertumbuhan

Laba

Pertumbuhan

laba merupakan

kenaikan

maupun

penurunan laba

per tahun

Rasio

Y = Yt − Yt−1

Yt−1

Angkoso

(2009)

2 Independen

Current ratio

Current ratio

adalah rasio

yang

menunjukkan

kemampuan

perusahaan

dalam melunasi

kewajiban

jangka

pendeknya

melalui aktiva

lancar yang

dimiliki oleh

perusahaan

Rasio

Aset Lancar

Utang Lancar

Fahmi

(2013)

3 Operating

Income to

Liabilities

Operating

Income to

Liabilities adalah

rasio yang

menunjukkan

Rasio

Laba Operasional

Total Utang

Herry

(2016)

4 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012), 6.

Page 51: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

45

perbandingan

antara laba

operasional

sebelum bunga

dan pajak

4 Total Aset

Turn Over

Total Aset Turn

Over adalah

rasio yang

menggambarkan

kemampuan

perusahaan

dalam

menggunakan

atau mengelola

seluruh aset yang

dimilik untuk

menghasilkan

pendapatan

Rasio

Penjualan

Total Aset

Fahmi

(2013)

5 Return on

Aset

Return on Aset

adalah rasio

yang mengukur

kemampuan

perusahaan atas

penggunaan aset

perusahaan

dalam

menghasilkan

laba

Rasio

Laba Bersih

Total Aset

Herry

(2016)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah

generalisasi, elemen sendiri adalah keseluruhan subjek yang akan diukur

dan diteliti. Pengertian lain dari populasi adalah keseluruhan objek

Page 52: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

46

maupun subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian akan ditarik

kesimpulan.5 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

sektor pertanian yang masuk daftar efek syariah menurut Surat Keputusan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode 2016 – 2019 yakni

berjumlah 18 perusahaan sektor pertanian.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya dapat

mewakili populasi.6 Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik atau metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 130.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2017), 81.

Page 53: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

47

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Sampel

No Keterangan Jumlah

1. Perusahaan sektor pertanian yang Masuk Daftar Efek

Syariah menurut Surat Keputusan OJK pada periode

2016 – 2019.

18

2. Perusahaan sektor pertanian yang telah

mempublikasikan laporan keuangan triwulan lengkap

di idnfinancial.com pada periode 2016 – 2019.

13

3. Perusahaan sektor pertanian yang memiliki laba atau

keuntungan pada laporan keuangan triwulan selama

periode 2016 – 2019

5

Berdasarkan analisa sampling diatas diperoleh perusahaan sektor

pertanian terdapat 18 perusahaan dan yang memenuhi kriteria

pengambilan sampel berjumlah 5 perusahaan. Kriteria ketiga yaitu

perusahaan sektor pertanian yang memiliki laba atau keuntungan. Kriteria

tersebut dipakai kerena variabel terikat dalam penelitian ini merupakan

pertumbuhan laba, sehingga untuk menghitung pertumbuhan laba data

yang dibutuhkan adalah laba yang tertera pada laporan keuangan triwulan

perusahaan sektor pertanian. Berikut daftar sampel yang digunakan dalam

penelitian ini:

Page 54: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

48

Tabel 3.3

Sampel Perusahaan Sektor Pertanian7

No Kode

Perusahaan Nama Penerbit Efek

1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk.

2 BISI PT Bisi Internasional Tbk.

3 DSFI PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk.

4 LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

5 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian akan berpengaruh dalam

melakukan analisa data penelitian. Sumber data menjadi faktor penting dalam

mempertimbangkan penentuan metode pengumpulan data. Sumber data

merupakan subjek penelitian tempat data berada. Sumber data dapat berupa

benda gerak, manusia, tempat dan lain sebagainya.8 Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah

sumber data yang diperoleh secara tidak langsung namun melalui media

perantara. Data sekunder dapat berupa catatan, buku, maupun majalah seperti

7 Website Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

8 Etta Mamang Sangaji, Sopiah, Metodologi Penelitian (Yogyakarta, CV Andi Offset,

2010), 43.

Page 55: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

49

laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, atikel yang

tersusun dalam arsip.9

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa data

sekunder, karena data yang dibutuhkan atau diperlukan merupakan laporan

keuangan triwulan perusahaan sektor pertanian. Data yang digunakan bukan

data langsung atau bukan dari karyawan perusahaan maupun konsumen.

Namun data berasal dari laporan keuangan triwulan dari 5 perusahaan sektor

pertanian yang Masuk Daftar Efek Syariah yang bersumber dari situs atau

website Perusahaan Sektor Pertanian, website resmi Bursa Efek Indonesia

(BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta website lainnya yang menyediakan

data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti idnfinancial.com.

F. Metode Pengumpulan Data

Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan

dengan data lainnya, dapat dianalisis dan relevan dengan program tertentu.10

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa metode

pengumpulan data adalah segala cara yang digunakan untuk mengumpulkan

suatu data penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk

mengumpulkan data sekunder dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

9 Ating Somatri, Sambas Alli Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2011), 44.

10 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), 53.

Page 56: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

50

cara mengumpulkan dan mempelajari catatan atau dokumen yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Dalam studi dokumentasi metode pengumpulan

data tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian melainkan dengan

melalui penelusuran dokumen-dokumen. Dokumentasi dapat berupa tulisan,

surat, gambar, laporan dan lain sebagainya. data dari metode dokumentasi ini

tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan kesempatan dan

peluang bagi peneliti untuk mengkaji segala hal yang terjadi dimasa lalu.11

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan, mengkaji

serta menyimpulkan laporan keuangan triwulan Perusahaan Sektor Pertanian

yang Masuk Daftar Efek Syariah untuk mengetahui mengenai Current Ratio

(CR), Operating Income to Liabilities (OITL), Total Aset Turn Over (TATO)

dan Return on Aset (ROA) dan Pertumbuhan Laba.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah menggunakan analisis regresi menggunakan media software SPSS

16 (Statistical Program for Social Science) yang merupakan aplikasi yang

berguna untuk menganalisis data statistik. Teknik analisis regresi digunakan

untuk mengetahui pengaruh CR (current ratio), OITL (operating income to

liabilities), TATO (total asset turnover) dan ROA (return on asset) (variabel

bebas/independen) terhadap pertumbuhan laba (variabel terikat/dependen).

Namun sebelum melakukan analisis regresi perlu untuk melakukan uji asumsi

klasik. Berikut adalah teknik analisis data dala penelitian ini:

11 Ibid, 329.

Page 57: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

51

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil regresi linier yang baik maka digunakan

uji asumsi klasik. Hal ini dimaksudkan sebelum data di uji perlu diketahui

apakah data melanggar asumsi dasar atau tidak. Menurut Suharyadi dan

Purwanto dalam menyusun regresi berganda perlu melakukan tes atau uji

yang mendeteksi ada tidaknya pelanggaran asumsi yang perlu dipenuhi

dalam analisis regresi berganda diantaranya adalah uji normalitas,

multikolinieritas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi. Uji asumsi klasik

bertujuan agar nilai parameter tidak bias (prasangka). Model regresi yang

baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal

mungkin.12

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-

masing varibel berdistribusi normal atau tidak.13 Uji normalitas

digunakan untuk melakukan pengujian terhadap variabel lainnya

dengan asumsi bahwa nilai residul mengikuti distribusi normal. Suatu

model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji normalitas bisa dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dasar pengambilan keputusan

12 Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jakarta:

Salemba Empat, 2011). 230-232

13 Echo Perdana K, Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22 (Pangkalpinang: Lab Kom

Manajemen FE UBB, 2016), 42.

Page 58: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

52

untuk uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov adalah

sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.

2) Jika nilai Sig < 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi

normal

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen.14 Jika

terjadi atau terdapat kolerasi, maka dinamakan dengan problem

multikolerasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

kolerasi antar variabel independen. Kriteria untuk menentukan suatu

persamaan regresi menunjukkan gejala multikolinieritas atau tidak

adalah dengan melihat nilai VIF dan Tolerance.

1) Tolerance ≥ 0,10 dan VIF < 10 = tidak terjadi multikolinieritas.

2) Tolerance < 0,10 dan VIF ≥ 10 = terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya.15 Jika varian residual dari satu pengamatan

kepengamatan yang lain tetap maka disebut dengan homokedastisitas.

14 Echo Perdana K, Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22, 47.

15 Ibid, 49.

Page 59: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

53

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedatisitas

atau dengan kata lain model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas. Cara yang sering digunakan dalam menentukan

apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak

dengan melihat pada ScatterPlot (alur sebaran) antara residual dengan

nilai prediksi dari variabel terikat. Regresi terbebas dari masalah

heterokedastisitas jika ScatterPlot tidak memiliki pola yang jelas dan

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah alat uji model regresi untuk mengetahui

adanya korellasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu

dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Apabila

terjadi kolerasi maka dinamakan ada masalah autokolerasi.

Autokorelasi muncul muncul karena karena observasi yang berurutan

sapanjang waktu berkaitan ssatu sama lainnya.deteksi autokorelasi

dilakukan dengan uji statistik Durbin-Waston.16 Kriteria pengujian

dapat dilihat sebagai berikut:

1) Autokorelasi positif

Jika d < dL, maka terdapat autokorelasi positif

Jika d > dU, maka tidak terdapat autokorelasi positif

16 Ibid, 52.

Page 60: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

54

Jika dL < d < dU, maka pengujian tidak ada kesimpulan yang pasti

2) Autokorelasi negatif

Jika (4-d) < dL, maka terdapat autokorelasi negatif

Jika (4-d) > dU, maka tidak terdapat autokorelasi negatif

Jika dL < (4-d) < dU, maka pengujian tidak ada kesimpulan yang

pasti

2. Analisis Data Penelitian

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui

pengaruh hubungan yang terjadi antara setiap variabel X secara

individual dan variabel Y.17 Dalam penelitian ini analisis regresi

sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh CR, OITL, TATO,

dan ROA secara individual terhadap Pertumbuhan Laba. Rumus

regresi sederhana menurut Sudaryono adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y : subyek dalam variabel dependen yang akan diprediksi

a : harga Y apabila X = 0 (harga konstan)

b : koefisien regresi

X : variabel independen

17 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Gaha Ilmu,

2009), 233.

Page 61: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

55

b. Analisis Regresi Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk menaksir atau

meramalkan nilai dependen bila nilai variabel independen dinaikkan

atau diturunkan. Analisis ini didasarkan pada hubungan satu variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen.18 Dalam

penelitian ini analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh

antara CR, OITL, TATO, dan ROA terhadap pertumbuhan Laba.

Persamaan regresi dapat dirumuskan:

Y = 𝛼 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑒

Keterangan:

Y : Perubahan Laba

𝑋1 : Current Ratio

𝑋2 : Operating Income To Liabilities

𝑋3 : Total Asset Turnover

𝑋4 : Return On Asset

𝑏1 − 𝑏4 : Koefisien Regresi Variabel X1, X2, X3, X4

𝛼 : Konstanta

𝑒 : Error

18 Ibid., 243.

Page 62: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

56

Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir

nilai aktual dapat diukur dengan nilai statistik uji t dan statistik uji F:

1) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen (X) secara individual terhadap

variabel dependen (Y) signifikan atau tidak.19 Uji t ini digunakan

untuk menguji masing-masing variabel secara individual (parsial).

Hasil uji t nampak pada tabel coefficients pada kolom sig.

(significance). Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y

secara individual (parsial). Tetapi jikan nilai signifikansi > 0,05

maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X

secara individual terhadap variabel Y. Dasar pengambilan

keputusan juga dapat dijelaskan dengan melihat perbandingan

antara thitung dan ttabel dengan ketentuan bahwa jika thitung > ttabel

maka variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y). Apabila thitung < ttabel berarti bahwa secara

parsial variabel independen (X) tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (Y).

19 D. Priyatno, Analisis Kolerasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS (Yogyakarta:

Gave Media, 2013),

Page 63: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

57

2) Uji Kelayakan model (Uji F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat

dilihat dari tabel ANOVA pada kolom sig. Jika nilai signifikansi <

0,05 maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel Y. Tetapi apabila nilai

signifikansi > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel X secara simultan terhadap variabel Y. Dasar

pengambilan keputusan juga dapat dilihat dari perbandingan antara

Fhitung dan Ftabel dengan syarat jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara

simultan variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (Y). Apabila nilai Fhitung < Ftabel artinya secara

bersama-sama variabel bebas (X)tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini uji F digunakan

untuk mengetahui pengaruh CR, OITL, TATO, dan ROA terhadap

Pertumbuhan Laba.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah ukuran untuk

mengetahui persentase kemapuan variabel X dalam

mempengaruhi variabel Y. Semakin besar atau nilai R

mendekati 1, maka persentase perubahan variabel terikat (Y)

yang disebabkan oleh variabel bebas (X) akan semakin tinggi,

Page 64: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

58

begitu juga sebaliknya. Koefisien determinasi (R2) pada

persamaan regresi dapat dihitung dengn rumus:

R2 =SSR

SST

Dimana:

R2 : koefisien determinasi atau propordi keragaman variabilitas

tota di sekitar nilai tengah y yang dapat dijelaskan oleh mode

regresi (biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase).20

20 Ibid., 164.

Page 65: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atau menguji pengaruh

current ratio, operating income to liabilities, total asset turnover dan return

on asset terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan populasi seluruh data laporan keuangan triwulan 18 perusahaan

sektor pertanian yang masuk daftar efek syariah menurut Surat Keputusan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode 2016 – 2019. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan. Dimana peneliti memilih sampel yang memiliki kriteria

sesuai dengan topik penelitian. Kriteria pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah perusahaan sektor pertanian yang masuk daftar efek syariah

menurut SK OJK, perusahaan sektor pertanian yang mempublikasikan laporan

keuangan triwulan lengkap selama tahun 2016 - 2019 serta yang memiliki laba

pada laporan keuangan triwulan periode 2016 – 2019.

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) perusahaan sektor pertanian

yang masuk daftar efek syariah menurut SK OJK periode 2016 - 2019. Berikut

ini adalah daftar sampel penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 66: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

60

Tabel 4.1

Sampel Perusahaan Sektor Pertanian1

No Kode

Perusahaan Nama Penerbit Efek

1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk

2 BISI PT Bisi Internasional Tbk

3 DSFI PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk

4 LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

5 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

Adapun deskripsi sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan

seebagai berikut:

1. PT Astra Agro Lestari Tbk2

PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan pada tanggal 3 Oktober 1988

sebelumnya bernama PT Suryaraya Cakrawala. Kemudian pada tanggal 4

Agustus 1989 berubah menjadi PT Astra Agro Niaga. Perusahaan mulai

beroperasi komersial pada tahun 1995. Pada tanggal 30 Juni 1997,

perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya

Bahtera. Setelah penggabungan tersebut, nama perusahaan berganti

menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp.

250 miliar menjadi Rp. 2 triliun yang terdiri dari 4 miliar lembar saham

dengan nilai nominal Rp. 500,-.

1 Website Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2 Website PT Astra Agro Lestari Tbk

Page 67: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

61

PT Astra Agro Lestari Tbk yang semula merupakan

penggabungan dari beberapa perusahaan mulai mengembangkan industri

perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. berawal dari

perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga

pada tahun 1984, mulai membudidayakan tanaman kelapa sawit di

Provinsi Riau. Saat ini perusahaan terus mengalami perkembangan dan

menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar serta

dikelola dengan manajemen yang baik. Hingga pada tahun 2019 luas areal

yang dikelola perusahaan mencapai 286.877 hektar yang tersebar di pulau

Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Untuk menjaga keberlangsungan

usaha, selain mengelola perkebunan kelapa sawit, perusahaan telah

mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit di Kabupaten Mamuju

Utara, Sulawesi Barat dan Dumai, Riau. Produk minyak sawit diolah

dalam bentuk olein, stearin, dan PFAD, hal ini uuntuk memenuhi

permintaan pasar ekspor diantaranya yaitu Tiongkok, Malaysia, Filipina,

dan Korea Selatan. sejak tahun 2016 perusahaan juga mengoperasikan

pabrik percampuran pupuk NPK di Kabupaten Donggala, Sulawesi

Tengah dan di tahun 2017 di Bumiharjo, Kalimantan Tengah.

Dalam mengelola perkebunan kelapa sawit perusahaan telah

menjalin kerjasma dengan masyarakat dalam untuk kemitraan inti-plasma

dan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat baik melalui budidaya

tanaman kelapa sawit maupunnon kelapa sawit bahkan sejak awal berdiri.

Kerjasama tersebut memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit

Page 68: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

62

yang dikelola perusahaan juga memberikan manfaat bagi masyarakat

sekitar. Untuk mewujudkannya perusahaan menerapkan program IGA

(Income Generating Acivity) berasis sawwit maupun non sawit.

Pendampingan oleh perusahaan mencakup 150 desa yang tersebar pada 27

kabupaten di 8 provinsi di Indonesia. Sektor usaha berbasis non sawit yang

sudah dikembangkan diantaranya yaitu budidaya ikan, pengolahan ikan

asap, ekowisata gajah, peternakan ayam, hingga konsep wirausaha yang

terintegrasi dengan masyarakat peduli api.

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan usaha PT Astra

Agro Lestari melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public

Offering / IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1997. Saat ini

kepemilikan saham publik perusahaan mencapai 20,32% dari total 1,925

miliar saham yang beredar. Kepercayaan investor yang tinggi terhadap

perusahaan terbukti dengan posisi harga sahham yang kuat. Pada

perdagangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, harga saham

perusahaan ditutup pada posisi Rp. 14.575.

2. PT Bisi Internasional Tbk3

PT Bisi Internasional Tbk yang sebelumnya bernama PT Bright

Indonesia Seed Industry berdiri pada 22 Juni 1983 berdasarkan Akta No.

35 kemudian di ubah dengan Akta No. 20 menjadi tanggal 23 Agustus

1984. Akta pendirian tersebut sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI

dengan SK No. C2-5415.HT.01.TH.84 pada 27 September 1984. Pada

3 Website PT Bisi Internasional Tbk

Page 69: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

63

tahun 2007 perusahaan ini merubah nama menjadi PT BISI Internasional

Tbk yang disebabkan karena perusahaan sudah mampu mengekspor ke

luar negeri. Pada tanggal 11 Mei 2007, BISI memperoleh pernyataan dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 900 juta dengan nilai nominal Rp.100,-

per saham dengan nilai penawaran Rp.200,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Mei 2007.

PT Bisi Internasional merupakan produsen benih hibrida terbesar

di Indonesia. Sampai saat ini BISI telah memiliki 3 unit pabrik pengolaan

benih yang berada di Kediri dan Mojokerto, Jawa Timur Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha BISI meliputi

pembibitan serta perdagangan benih jagung, sayuran, buah-buahan dan

padi. Produk utama yang dihasilkan BISI dan anak perusahaannya adalah

benih jagung (varietas unggul BISI-2, BISI-12, BISI-16, BISI-18, dan

BISI-816), benih holtikultura (sayuran dan buah-buahan Timun Hercules),

benih padi (varietas unggul padi Intani-2 dan Ciherang) serta pestisida.

Sebagai perusahaan berbasis sains, Bisi menjadi pelopor benih

hibrida di Indonesia. Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki pusat

riset yang tersebar di seluruh Indonesia dengan luas total ±175 hektar.

Melalui Departemen Riset dan Pengembangan (R&D) dan Departemen

bioteknologi untuk memastikan bahwa produk benih yang dihasilkan tepat

daan berkualitas. Terutama dalam hal produktivitas, ketahanan terhadap

hama dan penyakit serta daya adaptasi terhadap beragam kondisi

Page 70: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

64

lingkungan. Infrastruktur yang lengkap dan modern sertaa sumber daya

manusia yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya, mendukung BISI

untuk terus berkomitmen menghasilkan produk yang bemutu tinggi yang

kemudian memberikan nilai tambah bagi para petani serta berkontribusi

positif terhadap ketahanan pangan dan kemajuan pertanian di Indonesia.

3. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk4

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk berdiri pada tanggal

2 Oktober 1973 dan memulai usha komersialnya pada tahun 1983. Kantor

pusat dan pabrik PT Dharma Samudera Fishing Industries (DSFI)

berlokasi di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta serta

memiliki cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan ruang lingkup kegiatan opersional DSFI meliputi bidang

perikanan termasuk menangkap, mengumpulkan, mengolah, menjual dan

menjalankan usaha dibidang perdaganan hasil perikanan.

Tahun pertama pendirian kegiatan operasional perusahaan

mengandalkan tangkapan cakalang dan ikan kakap merah dengan fokus

penjualan di pasar ekspor. Dalam perkembangannya ruang lingkup

kegiatan operasional bisnis perusahaan merambah menjadi pengoahan

industri ikan terpadu, yang didalamnya termasuk aktivitas pengolahan

sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah seperti fillet

ikan, tuna, gurita, sotong, dan produk lainnya.

4 Website PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk

Page 71: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

65

Visi DSFI yaitu untuk sukses sebagai pengolah hasil laut kelas

dunia telah membawa perusahaan untuk membangun landasan yang kuat

dalam hal kualitas produk, harga yang kompetitif, standar produksi dan

pemasaran yang tinggi. Hampir 90 persen output (produk) dari 5 pabrik

pengolahan DSFI telah diekspor melalui jaringan distribusi dan pemasaran

di berbagai belahan dunia. Produk DSFI dapat diterima untuk ekspor

kerena memiliki sertifikasi HACCP dari sertifikasi kontrol kualitas

Amerika dan ECC. Memiliki sertifikat tersebut berarti manajemen

perusahaan berusaha untuk memastikan kepuasan pelanggan melalui

penekanan pada produk baru dan menjaga kemurnian produk agar sesuai

dengan standar internasional.

Dengan perkembangan yang maju, PT Dharma Samudera Fishing

Industries pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50 juta dengan nilai

nominal Rp. 500,- per saham dengan harga penawaran Rp. 900,- per

saham. Kemudian 25 juta waran seri I dengan periode pelaksanaan mulai

26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dan harga pelaksanaan

sebesar Rp. 900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut tercatat

pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Maret 2000.

Page 72: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

66

4. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk5

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk atau PP

London Sumatra Indonesia (LSIP) berdiri pada tanggal 18 Desember 1962

dan mulai beroperasi komersial di tahun yang sama. Kantor pusat LSIP

berlokasi di zariobimo Sentral Lt. 12, Jln. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav.

5, Jakarta. Sedangkan kantor cabang terletak di Medan, Palembang,

Makasar, Surabaya dan Samarinda. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan operasional LSIP bergerak dibidang

usaha perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan

Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

Komoditas yang dihasilkan LSIP adalah minyak kelapa sawit, karet,

kakao, teh dan benih dalam kuantitas yang kecil. Disamping mengelola

perkebunannya sendiri LSIP juga mengembangkan perkebunan diatas

tanah milik petani kecil setempat (perkebunan plasma) sesuai dengan pola

perkebunan inti-plasma yang dipilih pada saat melakukan ekspansi

perkebunan.

Karena kemajuan yang dialami perusahaan, pada tanggal 7 Juni

1996, LSIP mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 38,8 juta dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dan harga

penawarannya Rp.4.650,- per saham. Saham tersebut tercatat pada Bursa

Efeek Indonesia pada 5 Juli 1996.

5 Website PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

Page 73: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

67

5. PT Tunas Baru Lampung Tbk6

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) berdiri pada tanggal 22

Desember tahun 1973. Kantor pusat TBLA berlokasi di Wisma Budi,

Lantai 8-9, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta. Sedangkan pabrik

TBLA terletak dibeberapa lokasi yaitu di Lampung, Surabaya, Tangerang,

Palembang, dan Kuala Enok. Sedangkan letak perkebunan berada di

Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan Banyuasin Provinsi Sumatera

Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

operasional TBLA meliputi bidang pertanian, industri, perdagangan,

pembangunan, jasa dan pengangkutan. Namun kegiatan operasional utama

TBLA adalah dibidang produksi diantaranya yaitu minyak goreng kelapa

sawit, minyak kelapa, minyak sawit, margarin, mentega, gula dan lemak

yang dapat dimakan, sabun, bahan pembersih, dan kosmetika. Kegiatan

operasional utama yang lain adalah perkebunan diantaranya yaitu

perkebunan kelapa sawit, nanas, jeruk, kelapa hibrida, dan tebu. Produk-

produk yang dihasilkan perusahaan dipasarkan dengan etiket merek

(trademark etiquette / drawing) antara lain yaitu Kompas, Gunung Agung,

Bumi Waras (B.W), Burung Merak, Tawon, Segar, dan Rose Brand.

Perusahaan terus berkembang dan mengalami kemajuan, sehingga

pada tanggal 31 Desember tahun 1999, TBLA mendapatkan pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

6 Website PT Tunas Baru Lampung Tbk

Page 74: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

68

Saham (IPO) sebanyak 140.385.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp.500,- per saham dan harga penawarannya Rp.2.200 per saham. Saham-

saham tersebut tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada 4 Februari 2000.

Pada tahun 2006, perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I

(PUT I / Right Issue I) kepada pemegang saham dengan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham baru dengan rasio

setiap pemegang 3 saham lama berhak atas 6 HMETD untkk membeli

saham baru, yang mana dalam 6 saham baru terdapat 1 waran seri I yang

diberikan secara cuma-Cuma dengan nilai nominal Rp.125,- per saham

yang akan ditawarkan dengan harga Rp.125,- per saham. Waran seri I

yang diterbitkan sebagai insentif bagi para pemegang saham, yang

mempunyai jangka waktu 5 tahun dengan masa pelaksanaan mulai tanggal

15 Januari 2007 sampai 13 Juli 2011.

B. Hasil Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, peringkasan serta

penyajian dalam berbagai karakteristik data untuk menggambarkan data

secara proporsional. Dalam peenelitian ini statistik deskriptif digunakan

untuk melihat data dari pertumbuhan laba sebagai variabel dependen, CR

(current ratio), OITL (operating income to liabilities), TATO (total asset

turnover), dan ROA (return on asset) sebagai variabel independen

berdasarkan mean, nilai maksimum, dan nilai minimum. Berdasarkan dari

Page 75: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

69

data sampel yang digunakan, dapat diperoleh hasil statistik deskriptif

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif7

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Pertumbuhan Laba 69 -.976 1.504

.198

CR 69 .697 7.627

2.597

OITL 69 .010 .784

.166

TATO 69 .028 1.772

.499

ROA 69 .001 .104

.032

Valid N (listwise) 69

a. Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa N

adalah jumlah sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 69.

Pertumbuhan laba terendah adalah sebesar -0,976 dan pertumbuhan

laba tertinggi sebesar 1,504. Nilai mean atau rata-rata pertumbuhan

laba adalah sebesar 0,198.

b. CR (Current Ratio)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa

N adalah jumlah sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 69. CR

(Current Ratio) terendah adalah sebesar 0,697 dan nilai tertinggi dari

7 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 76: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

70

CR (Current Ratio) adalah sebesar 7,627. Nilai mean atau rata-rata CR

(Current Ratio) sebesar 2,597.

c. OITL (Operating Income to Liabilities)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa

N adalah jumlah sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 69. Nilai

OITL (operating income to liabilities) terendah adalah sebesar 0,010

dan nilai OITL (operating income to liabilities) tertinggi sebesar

0,784. Nilai mean atau rata-rata OITL (operating income to liabilities)

sebesar 0,166 .

d. TATO (Total Asset Turnover)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa

N adalah jumlah sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 69. Nilai

TATO (total asset turnover) terendah sebesar 0,028 dan nilai TATO

(total asset turnover) tertinggi sebesar 1,772. Nilai mean atau rata-rata

TATO (total asset turnover) sebesar 0,499.

e. ROA (Return On Asset)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa

N adalah jumlah sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 69. Nilai

ROA (return on asset) terendah adalah sebesar 0,001 dan nilai ROA

(return on asset) tertinggi sebesar 0,104. Nilai mean atau rata-rata

ROA (return on asset) adalah sebesar 0,032.

Page 77: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

71

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan pengujian statistik yang

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum melakukan uji regresi linier

berganda. Tujuan pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa hasil

persamaan regresi linier yang diperoleh memiliki ketepatan estimasi, tidak

bias, dan konsisten. Diantara pengujian asumsi klasik adalah sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-

masing varibel berdistribusi normal atau tidak.8 Pengambilan

kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dengan melihat nilai

signifikansi yang lebih besar dari 0,005. Suatu model regresi yang baik

adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Adapun hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

8 Echo Perdana K, Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22 (Pangkalpinang: Lab Kom

Manajemen FE UBB, 2016), 42.

Page 78: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

72

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas 19

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 80

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.63476054

Most Extreme Differences Absolute .285

Positive .285

Negative -.212

Kolmogorov-Smirnov Z 2.552

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,000 < 0,05 hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi

normal. Dikarenakan data tidak berdistribusi normal maka syarat

model regresi yang baik belum terpenuhi. Untuk mengatasi data yang

tidak berdistribusi normal dilakukan penyembuhan dengan membuang

outliers yaitu data observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim.

Yang dimaksud nilai ekstrim disini adalah nilai tersebut jauh atau beda

sekali dengan sebagian besar nilai lain dalam kelompoknya. Dalam

penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 80 data setelah di deteksi

ternyata terdapat outliers sejumlah 11, sehingga data yang digunakan

untuk analisis selanjutnya berjumlah 69. Adapun hasil pengujian

9 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 79: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

73

normalitas data setelah pembuangan outliers dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas 210

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .60944676

Most Extreme Differences Absolute .109

Positive .109

Negative -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .905

Asymp. Sig. (2-tailed) .387

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji

normalitas pada tabel one-simple kolmogorov-smirnov test diperoleh

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,387 > 0,05 yang berarti bahwa

data penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen.11 Jika

terjadi atau terdapat kolerasi, maka dinamakan dengan problem

multikolerasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

10 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

11 Echo Perdana K, Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22, 47.

Page 80: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

74

kolerasi antar variabel independen. Kriteria untuk menentukan suatu

persamaan regresi menunjukkan gejala multikolinieritas atau tidak

adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan

Tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak

terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas12

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.136 .228

CR -.064 .057 -.176 .479 2.086

OITL .519 1.091 .151 .118 8.495

TATO .429 .227 .216 .909 1.101

ROA 7.463 7.056 .292 .156 6.419

a. Dependent Variable: Pertumbuhan

Laba

Berdasarkan tabel Coefficients diatas dapat diketahui bahwa

hasil uji multikolinieritas diperoleh data variabel CR (Current Ratio)

memiliki nilai VIF sebesar 2,086 < 10 dan nilai Tolerance sebesar

0,479 > 0,1. Variabel OITL (Operating Income to Liabilities) memiliki

nilai VIF sebesar 8,495 < 10 dan nilai Tolerance sebesar 0,118 > 0,1.

Variabel TATO (Total Asset Turnover) memiliki nilai VIF sebesar

12 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 81: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

75

1,101 < 10 dan nilai Tolerance sebesar 0,909 > 0,1. Variabel ROA

(Return On Asset) memiliki nilai VIF sebesar 6,419 < 10 dan nilai

Tolerance sebesar 0,156 > 0,1. Dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel independen memiliki nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1.

Sehingga dapat diartikan bahwa data tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan

ke pengamatan lainnya.13 Jika varian residual dari satu pengamatan

kepengamatan yang lain tetap maka disebut dengan homokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedatisitas

atau dengan kata lain model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas. Cara yang sering digunakan dalam menentukan

apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak

dengan melihat pada ScatterPlot (alur sebaran) antara residual dengan

nilai prediksi dari variabel terikat. Regresi terbebas dari masalah

heterokedastisitas jika ScatterPlot tidak memiliki pola yang jelas dan

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil

uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

13 Ibid, 49.

Page 82: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

76

Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot nampak bahwa titik-titik menyebar

secara acak dan tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini berarti model regresi tidak memiliki masalah

heterokedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi model regresi yang baik

karena merupakan model yang homokedastisitas yang artinya varian

dari nilai residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah alat uji model regresi untuk mengetahui

adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu

dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Apabila

terjadi kolerasi maka dinamakan ada masalah autokolerasi.

Autokorelasi muncul karena karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Deteksi autokorelasi

Page 83: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

77

dilakukan dengan uji statistik Durbin-Watson.14 Hasil uji autokorelasi

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasi Uji Autokorelasi15

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .491a .241 .194 .628203 2.160

a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, OITL

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya masalah

autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin Watson. Regresi dapat

dikatakan tidak memiliki masalah autokorelasi apabila memiliki nilai

Durbin Watson terletak dU < dW< 4-dU. Nilai dU diketahui melalui

tabel Durbin Watson dengan melihat nilai k (variabel independen atau

bebas) dan N (banyak sampel) dengan nilai signifikansi 5%.

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin

Watson sebesar 2,160. Sedangkan nilai dU yang dilihat dengan nilai k

= 4 dan N = 69 sebesar 1,7343. sehingga nilai Durbin Watson (d) > dU.

Sedangkan nilai 4-dU = 4 – 1,7343 = 2,657 dapat ditulis 1,7343 < 2,160 <

2,657 atau dU < dW< 4-dU. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi

tidak memiliki masalah multikolinieritas.

14 Ibid, 52.

15 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 84: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

78

C. Uji Hipotesis

Di dalam penelitian ini terdapat 5 hipotesis, untuk menguji hipotesis

pertama, kedua, ketiga, dan keempat menggunakan teknik analisis regresi

linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah teknik analisis untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial atau individual. Sedangkan untuk hipotesis kelima menggunakan

teknik analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama atau simultan.

1. Uji Hipotesis Pertama

H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi sederhana,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 85: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

79

Tabel 4.7

Hasil Uji Hipotesis I16

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .294 .145 2.024 .047

CR -.020 .045 -.056 -.457 .649

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai konstanta a yaitu 0,294 dan

nilai koefisien regresi (b) CR (current ratio) adalah -0,020 sehingga

persamaan regresinya adalah Y = 0,294 - 0,020X1. Yang berarti bahwa

setiap peningkatan satu (1) poin variabel CR (current ratio) maka variabel

pertumbuhan laba akan menurun sebesar 0,020 dengan syarat variabel lain

bersifat konstan.

Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai thitung = -0,045 <

ttabel 1,997 atau nilai sig. 0,649 > 0,05 sehingga Ha1 ditolak dan H01

diterima yang berarti bahwa CR (current ratio) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

2. Uji Hipotesis Kedua

H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel OITL terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

16 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 86: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

80

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi sederhana,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Hipotesis 217

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .036 .108 .332 .741

OITL 1.127 .397 .328 2.839 .006

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai konstanta a yaitu 0,036 dan

nilai koefisien regresi (b) OITL (operating income to liabilities) adalah

1,127 sehingga persamaan regresinya adalah Y = 0,036 + 1,127X2. Yang

berarti bahwa setiap peningkatan satu (1) poin variabel OITL maka

variabel pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 1,127 dengan syarat

variabel lain bersifat konstan.

Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai thitung = 2,839 >

ttabel 1,997 atau nilai sig. 0,006 < 0,05 sehingga H01ditolak dan Ha1 diterima

yang berarti bahwa OITL secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

3. Uji Hipotesis Ketiga

H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel TATO terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

17 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 87: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

81

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel TATO terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi sederhana,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis 318

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.036 .135 -.264 .792

TATO .593 .232 .299 2.561 .013

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta a yaitu -0,036

dan nilai koefisien regresi (b) TATO (total asset turnover) adalah 0,593

sehingga persamaan regresinya adalah Y = -0,036 + 0,593X3. Yang berarti

bahwa setiap penurunan satu (1) poin variabel TATO maka variabel

pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,593 dengan syarat variabel

lain bersifat konstan.

Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai thitung = 2,561 >

ttabel 1,997 atau nilai sig. 0,013 < 0,05 sehingga H01 ditolak dan Ha1

diterima yang berarti bahwa TATO secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

18 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 88: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

82

4. Uji Hipotesi Keempat

H04 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ROA terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel ROA terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian Periode 2016-2019

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi sederhana,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Hipotesis 419

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.109 .124 -.877 .384

ROA 10.277 2.861 .402 3.592 .001

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta a yaitu -0,109

dan nilai koefisien regresi (b) ROA (return on asset) adalah 10,277

sehingga persamaan regresinya adalah Y = -0,109 + 10,277X4. Yang

berarti bahwa setiap penurunan satu (1) poin variabel ROA maka variabel

pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 10,277 dengan syarat variabel

lain bersifat konstan.

Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai thitung = 3,592 >

ttabel 1,994 atau nilai sig. 0,001 < 0,05 sehingga H01 ditolak dan Ha1

19 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 89: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

83

diterima yang berarti bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

5. Uji Hipotesis Kelima

H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR, OITL,

TATO, dan ROA terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor

Pertanian Periode 2016-2019.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel CR, OITL, TATO, dan

ROA terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Sektor Pertanian

Periode 2016-2019.

Hasil perhitungan dengan analisis regresi linier berganda diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Hipotesis 520

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.018 4 2.004 5.079 .001a

Residual 25.257 64 .395

Total 33.275 68

a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, OITL

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Berdasarkan tabel koefisien diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar

5,079 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 pada α = 5% dan derajat

kebebasan (df1) sebesar n-k-1 atau 69 – 4 – 1= 64 (k adalah variabel

independen), sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,52. Jadi dapat dilihat

20 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 90: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

84

bahwa Fhitung = 5,079 > Ftabel =2,52, atau nilai signifikansi 0,001 < 0,05

sehingga Ha1 diterima dan H01 ditolak hal ini berarti bahwa CR, OITL,

TATO dan ROA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

6. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui persentase

perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).

Apabila R2 semakin besar atau mendekati 1 maka persentase perubahan

variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin

tinggi. Jika R2 semakin kecil maka maka persentase perubahan variabel

terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin kecil. Hasil

dari koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.12

Koefisien Determinasi21

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .491a .241 .194 .628203 2.160

a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, CR, OITL

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Laba

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai R2 adalah sebesar

0,241 atau 24,1%. Persentase kontribusi pengaruh CR, OITL, TATO dan

ROA terhadap pertumbuhan laba aadalah sebesar 24,1% sedangkan

21 Data diolah penulis dengan menggunakan media software SPSS 16

Page 91: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

85

sisanya 75,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

kedalam model penelitian.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh CR terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa

secara individu (parsial) variabel CR (current ratio) tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan sektor

pertanian. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0,649 > 0,05.

Sehingga naik turunnya current ratio tidak diikuti dengan naiknya

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori penelitian terdahulu

yang menyatakan bahwa semakin tinggi current ratio menunjukkan

perusahaan semakin mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya,

sehingga dapat meminimalkan pembayaran beban denda akibat tidak

terpenuhinya kewajiban jangka pendek yang pada akhirnya akan

meningkatkan laba. Akan tetapi beberapa aset lancar yang dimiliki

perusahaan digunakan untuk menjaga kestabilan perusahaan agar tetap

berjalan lancar namun kurang maksimal dalam menghasilkan laba.

Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sedang

kelebihan aktiva lancar yang berpengaruh tidak baik terhadap

pertumbuhan laba karena aset lancar pada umumnya menghasilkan laba

(return) yang lebih rendah dibandingkan aktiva tetap.

Page 92: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

86

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Suyono dan Marina berjudul Analisis Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan yang

terdaftar di BEI Periode 2013-2017. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

apabila dilihat dari koefisien regresi current ratio berpengaruh signifikan

positif terhadap pertumbuhan laba. Namun penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Meilyanti yang berjudul Analisis Pengaruh

Rasio keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada sub sektor makanan

dan minuman di BEI periode 2012 - 2016– hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

2. Pengaruh OITL terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji parsial (uji t) secara individual variabel OITL

(operating income to liabilities) berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan sektor pertanian. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai sig. sebesar 0,006 < 0,05 yang berati bahwa

operating income to liabilities berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya yang

menyatakan bahwa semakin tinggi rasio laba operasional terhadap

kewajiban berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Sehingga kegiatan operasional menjadi lancar dan laba

yang diperoleh meningkat. Menurut Dimas Putra Pamungkas dalam

Page 93: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

87

penelitiannya menjelaskan bahwa operating income to liabilities menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Menurut

penelitian yang dilakukannya terdapat pengaruh yang signifikan OITL

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor perdagangan.

3. Pengaruh TATO terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil penelitian secara individu (parsial) variabel

TATO (total asset turnover) berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan sektor pertanian. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai sig. 0,013 < 0,05 yang berarti bahwa total asset

turnover bsecara individu berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nicia Lestari, menyatakan bahwa total aset turn over berpengaruh positif

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan mampu melakukan efisiensi dalam memanfaatkan seluruh

aktivanya yang mempengaruhi produksi dan penjualan dalam menciptakan

laba. Total aset turn over berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba hal ini dikarenakan pengelolaan aktivitas operasi yang baik melalui

pengelolaan aset perusahaan. Pengelolaan dan pemanfaat aset secara

efektif dan efisien akan memicu pertumbuhan laba yang tinggi.

Page 94: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

88

4. Pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji parsial (uji t) secara individual variabel ROA

(return on asset) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (Y)

pada perusahaan sektor pertanian. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi

sebesar 0,001 < dari 0,05 yang berarti bahwa secara parsial (individu)

ROA berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina

Widiyanti dalam penelitiannya menyatakan bahwa Return on Asset

berpengaruh positif signifikan tehadap pertumbuhan laba, yang

menunjukkan bahwa semakin tinggi Return on Asset semakin besar

kemampuan perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan

efisien, sehingga mampu mendukung perusahaan dalam meningkatkan

laba.

5. Pengaruh CR, OITL, TATO, dan ROA terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji simultan (uji f) secara bersama-sama variabel CR,

OITL, TATO, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba (Y) pada perusahaan sektor pertanian. Hal ini dilihat dari nilai

signifikansi sebesar 0,001 < dari 0,05 yang berarti bahwa variabel CR,

OITL, TATO, dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

Laba menjadi salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Untuk

mendapatkan laba perusahaan perlu melakukan kegiatan operasional.

Kegiatan operasional tersebut dapat dilakukan jika perusahaan memiliki

Page 95: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

89

sumber daya. Sumber daya tersebut dapat dilihat didalam neraca.

Hubungan antara unsur-unsur yang membentuk neraca dapat di lihat dari

rasio keuangan. Rasio keuangan dapat menilai pendapatan laba yang

diapat oleh perusahaan. Rasio tersebut mengukur kemampuaan perusahaan

dalam menghasilkan laba pada tingkat pemenuhan kewajiban, penjualan,

aset dan laba itu sendiri. Rasio ini terdiri darai rasio likuiditas (current

ratio), rasio solvabilitas (operating income to liabilities), rasio aktivitas

(total asset turnover), dan rasio profitabilitas (return on asset). Rasio-rasio

tersebut mampu memberikan pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan

laba pada perusahaan.

Page 96: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian mengenai Pengaruh CR,

OITL, TATO, dan ROA terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor

Pertanian Periode 2016 – 2017 yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Variabel CR (current ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan sektor pertanian. Hal ini terbukti

dari nilai thitung = -0,045 < ttabel 1,997 atau nilai sig. 0,649 > 0,05 yang

berarti bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

pada perusahaan sektor pertanian periode 2016-2017.

2. Variabel OITL (operating income to liabilities) berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terbukti dari nilai thitung = 2,839 > ttabel

1,997 atau nilai sig. 0,006 < 0,05 yang berarti bahwa OITL berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertanian

periode 2016-2017.

3. Variabel TATO (total asset turnover) berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Hal ini terbukti dari nilai thitung = 3,592 > ttabel 1,994

atau nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa TATO berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertanian

periode 2016-2017.

Page 97: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

91

4. Variabel ROA (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Hal ini terbukti dari thitung = 3,592 > ttabel 1,994 atau

nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa ROA berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertanian periode

2016-2017.

5. Variabel CR, OITL, TATO, dan ROA secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini terbukti dari Fhitung = 5,079

> Ftabel =2,52, atau nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa

ROA, OITL, TATO, dan ROA secara bersam-sama berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertanian

periode 2016-2017.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat

diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan investasi alangkah baiknya investor terlebih dahulu

mencari informasi yang lengkap mengenai perusahaan yang akan di danai.

Investor juga perlu melakukan analisis untuk memastikan bahwa

perusahaan yang akan di investasi dalam kondisi keuangan yang baik atau

sehat. Hal ini bertujuan untuk memastikan kestabilan pertumbuhan laba

yang akan menjadi imbalan hasil investasi yang dilakukan.

2. Bagi investor dan calon investor, variabel OITL (operating income to

liabilities), TATO (total asset turnover), dan ROA (return on asset) dapat

dijadikan bahan informasi pertimbangan dalam mengambil keputusan

Page 98: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

92

investasi yang tepat, hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

sektor pertanian periode 2016-2019. Namun untuk CR (current ratio)

investor perlu berhati-hati karena variabel CR (current ratio) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba sehingga lebih

dianjurkan untuk melihat dari OITL, TATO dan ROA.

3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk

memelihara dan menjaga kinerja keuangan perusahaan untuk

meningkatkan pertumbuhan laba agar para investor tertarik untuk

berinvestasi karena pertumbuhan laba yang tinggi.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan yang

ada didalam penelitian ini, memperbanyak jumlah sampel dan tahun

pengamatan agar mendapatkan hasil yang menyeluruh. Penelitian

selanjutnya diharapkan melakukan pemilihan variabel dengan sebaik-

baiknya agar tidak mengalami kesulitan dalam menganalisis data serta

dalam menggunakan sampel perusahaan industri yang berbeda agar dapat

menjadi pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Page 99: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

93

DAFTAR ISI

Angkoso, Nandi. Akuntansi Lanjutan. Yogyakarta: FE, 2009.

Bambang, Riyanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi 4. Yogyakarta:

BPFE, 2010.

Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Sistem Persediaan

Air Minum. Modul Analisa Keuangan dan Manajemen, Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2011.

Fahmi, Irham. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2012.

Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006.

Herry. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo, 2016.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

K, Echo Perdana. Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22. Pangkalpinang: Lab Kom

Manajemen FE UBB, 2016.

Kuswadi. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Auntansi Keuangan dan

Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo, 2005.

Lasmi, M. Dasar-Dasar Perbankan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Munawir. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: LIBERTY

YOGYAKARTA, 2014.

Prihadi, Toto. Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK. Jakarta

Pusat: PPM, 2012.

Rahardjo. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2009.

Samryn, L.M. Akuntansi manajemen Informasi, Biaya utuk mengendalikan

Aktivitas Operasi dan Investasi Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012.

Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. Metodologi Penelitian. Yogyakarta, CV Andi

Offset, 2010.

Page 100: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

94

Sharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Somatri, Ating dan Sambas Alli Muhidin. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung: Alfabeta, 2018.

Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian – Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:

PT Pustaka Baru, 2019.

Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasa Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:

BPFE, 2014.

Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012.

Wild, JJ. Subramanyam, K.R dan Halsey. Financial Statement. Jakarta: Salemba

Empat, 2005.

DAFTAR JURNAL

Chasanah, Amalia Nur dan Daniel Kartika Adhi. “ Pengaruh Total Asset Turn

Over, Return On Asset, dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Sektor Otomotif yang Listed di BEI,” Jurnel STIE Vol. 9

No. 3, ISSN: 2085-5656, 2017.

Chyntia dan Evelin, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan

Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI,” JRAK Vol.2

No. 1. ISSN : 2443-1079, 2016.

Dewi, Melinda Kusuma dan Rilla Gantino. “ Perbandingan Pengaruh WCTA,

OITL, dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Yang

Terdaftar di BEI Periode 2013-2017,” Jurnal Riset Akuntansi Volume XI

No. 1, (2019

Ifada, Luluk Muhimatul dan Tiara Puspitasari. “Analisis Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Perubahan Laba,” Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.

13 No. 1, 2016.

Indastri, Anita Wahyu. “ Analisa Pengaruh Rasio Keuangan Teerhadap

pertumbuhan Laba Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang terdaftar

Page 101: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

95

di BEI Tahun 2015-2018,” Jurnal Ekonomika dan Manajemen Vol. 9 No.

1, ISSN Online: 2622-8265, 2020.

Manurung, Chyntia Sirila dan Evelin Silalahi. “Analisis Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Akuntansi Volume 2 No. 1,

2016.

Martini dan Monica. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Pada

Perusahaan Kosmetik dan Rumah Tangga Industri Sub Sektor dan

Perusahaan Retail Service Perdagangan Sub Sektor Terdaftar di BEI,”

Jurnal Lentera Akuntansi Vol. 2 No. 2, 2016.

Perdana, Surya dan Eni Hartanti. “Pengaruh OPM, ROE, dan ROA Terhadap

Perubahan Laba Pada Perusahaan Lembaga Pembiayaan Indonesia,”

Jurnal SOSIO-E-KONS Vol. 9 No. 1, 2017.

Safitri, Anggi Maharani dan Mukaram. “Pengaruh ROA, ROE, dan MPM

Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang

Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Riset dan

Investasi Vol. 4 No. 1, 2018.

Siregar, Qahfi Romula dan Hade Chandra Batubara. “Analisis Determinasi

Pertumbuhan Laba di Bursa Efek,” Jurnal Riset Finansial Bisnis Volume.

1 No. 1, 2017.

Suyono dan Marina. “Analisis PengaruhRsio Keuangan Terhadap Pertumbuhan

Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang terdaftar di BEI Periode 2013-

2017,” Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 4 No. 1, e-ISSN: 2685-5607, 2020.

Wati, Devi Arlinia. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada

Perindustrian Perikanan,” Jurnal Online Insan Akuntansi Volume 2 No. 2,

2017.

Yuliati, Norita Citra. “Pengaruh Kemampuann Rasio Keuangan Sebagai Prediktor

Pertumbuhan Laba,” JEAM Vol. 16 No. 1 e-ISSN: 2459-9816, 2017.

Zakiya, Tuti. “Perubahan Laba: Kinerja Keuangan dan Firm Size Sebagai

Antiseden,” JBMA Vol. VI No. 2 ISSN : 2252-5483, 2019.

Page 102: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

96

DAFTAR SKRIPSI

Anggraini, Liza. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Sektorr Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar

di BEI,” Skripsi (Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang,

2016.

Ardiany, Ria Devi. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan

Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia,” Skripsi (Jember: Universitas Jember, 2019.

Pamungkas, Dimas Putra. “Pengaruh WCTA, CLI, OITL,TATO, NPM an GPM

Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar

Yang Terdaftar di BEI,” skripsi. Tegal: Universitas Pancasakti, 2019.

DAFTAR WEBSITE

BPS, “Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia,” dalam

https://www.bps.go.id/statictable/2009/06 /15/907/indeks -harga-

konsumen-dan-inflasi-bulanan-indonesia-2006-2020.html, diakses pada

tanggal 14 Desember 2020 pukul 06.30 WIB.

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4324057/sektor-pertanian-jadi-penyumbang-

tertinggi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia diakses pada tanggal 10 maret

2021 pukul 07.20 WIB.

https://m.mediaindonesia.com/ek)onomi/350685/kontribusi-sektor--pertanian-

pada-ekonomi-capai-1624 diakses pada tanggal 11 maret 2021 pukul 05.37

WIB

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news%act=view&id=3551, diakses

pada tanggal 9 Desember 2020 pukul 05.08 WIB.

OJK, www.ojk.go.id Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Nomor KEP-56/D.04/2016.

www.ojk.go.id Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Nomor KEP-59/D-04/2017.

www.ojk.go.id Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Nomor KEP-72/D-04/2018.

www.ojk.go.id Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

Nomor KEP-76/D.04/2019.

Page 103: PENGARUH CR, OITL, TATO DAN ROA TERHADAP PERTUMBUHAN LABA …

97

PT Astra Agro Lestari Tbk, www.astra-agro.co.id. Diakses pada tanggal 16

Februari 2021, pukul 19.00 WIB.

PT Bisi Internasional Tbk, www.bisi.co.id. Diakses pada tanggal 16 Februari

2021, pukul 19.20 WIB.

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, www.dharmasamudera.co.id.

Diakses pada tanggal 16 Februari 2021, pukul 19.40 WIB.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, www.londonsumatra.com. Diakses pada

tanggal 16 Februari 2021, pukul 20.00 WIB.

PT Tunas Baru Lampung Tbk, www.tunasbarulampung.com. Diakses pada

tanggal 16 Februari 2021, pukul 20.20 WIB.

Wikipedia, “Agroindstri,” dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agroindustri,

diakses pada tanggal 14 Desember 2020 pukul 06.33 WIB.