Upload
vuongthuan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH ARUS KAS OPERASI, LABA BERSIH, UKURAN
PERUSAHAAN DAN NILAI PASAR TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-
2016
Indah Wahyuningsih, Jeck Febriand Adel, Sri Ruwanti
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh arus kas operasi,
laba bersih, ukuran perusahan dan nilai pasar terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-
2016 baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Teknik
penelitian sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling,
dan diperoleh 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel
penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan
keuangan dan laporan harga saham yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial arus kas operasi, laba bersih, ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Nilai pasar yang diproksi
dengan Price To Book Value berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan
arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan nilai pasar berpengaruh
terhadap harga saham. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sebesar 24,2%, sedangkan sisanya sebesar 75,8% dijelaskan
oleh variabel independen lainnya diluar model penelitian.
.
Kata kunci : arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan, nilai pasar, harga
saham.
2
PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis kedudukan Investor sangatlah penting sebagai faktor
penunjang kemajuan perusahaan. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan
tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
pemegang saham. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh
keuntungan (profit). Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja
perusahaan yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
baik pihak internal maupun eksternal.
Harga saham suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan nilai pasar. Karena
perubahan faktor-faktor diatas harga saham suatu perusahaan akan mengalami
perubahan naik atau turun. Investor harus pandai-pandai dalam menganalisis
harga saham tersebut karena jika salah dalam menganalisis harga saham, maka
investor akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidak sedikit.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK (No. 2: 2012:(12)),
arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. menurut Ariesanti (2008) laba bersih perusahaan
merupakan salah satu faktor yang dilihat investor di pasar modal untk
menentukkan pilihan dalam menanamkan investasinya, salah satu cara yang bisa
ditempuh oleh investor dalam menanamkan dananya adalah dengan cara membeli
saham Ukuran perusahaan yang diproksi melalui total aset dapat memberikan
informasi bagi para pelaku pasar modal bahwa perusahaan dapat mengelola
aktivitas bisnisnya dengan baik dan ini akan mempengaruhi sikap investor yang
terlihat dari perubahan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, faktor ini dapat
memberikan pengaruh terhadap fluktuasi harga saham di pasar modal Ananda dan
mahdy (2014). Nilai pasar berbeda dengan nilai nominal dan nilai wajar. Nilai
pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan.
Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu variabel Arus Kas
Operasi, Laba Bersih, Ukuran Perusahaan, dan Nilai Pasar yang digunakan untuk
melihat semakin banyak investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan
semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak investor
melakukan pembelian dan semakin tinggi harga saham dan sebaliknya semakin
banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka akan
semakin banyak investor yang melakukan penjualan dan harga saham akan
menurun. Dari hasil penelitian terdahulu ada beberapa variabel tersebut yang
berpengaruh dan masih belum menunjukkan hasil konsisten satu sama lain,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui variabel diatas berpengaruh terhadap harga
saham.
Rumusan permasalahan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Arus Kas Operasi, Laba Bersih, Ukuran Perusahaan dan Nilai Pasar terhadap
Harga Saham pada perusahaan manufaktur baik secara simultan maupun parsial.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Arus
3
Kas Operasi, Laba Bersih, Ukuran Perusahaan dan Nilai Pasar terhadap Harga
Saham.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Harga Saham
Menurut Darmadji & Fakhrudin (2012:102) harga saham adalah harga
yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik ataupun
turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Harga saham dapat berubah dalam
hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan
dan penawaran antara pembeli saham dengan penjualan saham.
Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh
penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Secara umum,
keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara
perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya.
Arus kas operasi yang positif menghasilkan bahwa perusahaan mampu
membiayai kegiatan operasionalnya dan menghasilkan dana lebih yang dapat
digunakan untuk membiayai aktivitas investasi maupun pendanaan.
Untuk mencari arus kas operasi, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Arus Kas Operasi = Total Arus Kas Operasi
(Sumber: Musmini dan Arlina,2014).
Laba bersih adalah perbedaan antar pendapatan dengan beban, jikalau
pendapatan melebihi beban maka hasilnya bersih. Untuk mencari laba bersih,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Sumber: Henry Simamora,2000:25)
Ukuran perusahaan adalah mencerminkan besar kecilnya perusahaan
yang berhubungan dengan peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal.
Dalam penellitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset
perusahaan.
(Sumber: Adiwiratama, 2012)
Nilai pasar adalah harga dari saham dipasar modal pada saat tertentu.
dalam penelitian ini nilai pasar di ukur dengan price to book value (PBV).
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak
Penghasilan
Ukuran Perusahaan = Total Aset
4
Menurut Houston (2013), PBV dihitung dengan membagi harga saham per lembar
saham dengan nilai buku per lembar saham.
Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan diatas, maka dibuat kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Menurut Houston (2013), nilai buku per lembar saham dihitung dengan
membagi modal dengan jumlah saham beredar dirumuskan sebagai berikut:
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Parameter Skala Pengu
kuran
Variabel Dependen
Harga
Saham
Harga saham adalah nilai
suatu saham yang
mencerminkan kekayaan
perusahaan yang
mengeluarkan saham
tersebut, dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat
ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran
yang terjadi di pasar bursa.
Closing price Rasio
Variabel Independen
Arus Kas
Operasi
(X1)
Arus kas operasi yang positif
menghasilkan bahwa
perusahaan mampu
membiayai kegiatan
operasionalnya dan
menghasilkan dana lebih
yang dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas
investasi maupun pendanaan.
Arus kas operasi = total arus kas
operasi
Rasio
Laba
Bersih
(X2)
Rasio untuk menilai
perbedaan antar pendapatan
dengan beban, jikalau
pendapatan melebihi beban
maka hasilnya bersih.
Laba bersih = laba sebelum pajak
– pajak penghasilan
Rasio
Ukuran Mencerminkan besar Ukuran perusahaan = total aset Rasio
5
Perusaha
an (X3)
kecilnya perusahaan yang
berhubungan dengan peluang
dan kemampuan untuk
masuk kepasar modal.
Nilai
Pasar
Perbandingan antara harga
saham dengan nilai buku per
saham suatu perusahaan
rasio
Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan diatas, maka dapat dibuat
kerangka pemikiran sebagai berikut :
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham.
Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi berisi informasi yang menentukan
apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
Arus Kas Operasi (X1)
Laba Bersih (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Nilai Pasar (X4)
Harga Saham (Y)
6
deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar.
Hal ini didukung penelitian sebelumnya oleh penelitian Karimah (2011)
yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap harga
saham Semakin baik kemampuan operasi perusahaan, akan meningkatkan nilai
net profit perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai arus kas dari aktivitas operasi
tersebut sebagai informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
investasinya.
H1 = Diduga Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Harga saham
2. Pengaruh Laba Bersih terhadap Harga Saham.
Jika laba suatu perusahaan menujukkan peningkatan dari waktu ke waktu,
maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan
tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki perusahaan akan semakin
meningkat, sehingga harga saham akan meningkat pula. Hal ini terjadi karena laba
perusahaan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan
kekayaan pemegang saham dalam bentuk naiknya harga saham. Adapun
penelitian yang dilakukan oleh Iwan Hermansyah dan Eva Ariesanti (2008) yang
menjelaskan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap harga pasar saham.
H2 = Diduga Laba Bersih berpengaruh terhadap Harga Saham
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Ukuran perusahaan ini mengukur seberapa besar dan kecilnya suatu
perusahaan, dengan melihat total asset pada laporan keuangan. Semakin besar
ukuran suatu perusahaan sudah tidak diragukan lagi perusahaan tersebut unggul
dalam segi kekayaan dalam performance bagus, sehingga akan memberikan daya
tarik kepada investor untuk percaya dan mau menanamkan modalnya dengan
membeli saham, hal ini menyebabkan harga saham bergerak naik (Mentari:2015).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Viandita, Suhadak, Husaini (2013)
dan Karimah (2013) mengemukakan bahwa ternyata size atau ukuran perusahaan
memiliki pengaruh terhadap harga saham.
H3 = Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Harga Saham.
4. Pengaruh Nilai Pasar Terhadap Harga Saham
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Hal ini menunjukkan nilai saham
suatu perusahaan dihargai diatas nilai bukunya. Nilai pasar dalam penelitian ini di
ukur dengan price to book value (PBV) . Price to Book Value (PBV) merupakan
salah satu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) ditunjukkan dengan
7
perbandingan antara harga saham terhadap pendapatan per lembar saham. Rasio
ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan relative terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Price to Book
Value juga dapat memberikan sinyal positif kepada para investor, perbandingan
nilai yang besar mencerminkan bahwa pasar rela membayar atau membeli saham
dengan harga tinggi karena meyakini prospek perusahaan tersebut baik.
Semakin tinggi rasio price to book value (PBV) maka pasar semakin
percaya akan prospek perusahaan tersebut menyebabkan investor tertarik untuk
membeli saham tersebut sehingga harga saham. Hal ini didukung oleh Penelitian
Wandita dan Khairudin (2017) memperoleh hasil adanya pengaruh antara price
to book value (PBV) dengan harga saham.
H4 = Di Duga Nilai Pasar berpengaruh terhadap Harga Saham.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016.
Ruang lingkup dalam penelitian ini mengenai pengaruh arus kas operasi, laba
bersih, ukuran perusahaan dan nilai pasar terhadap harga saham.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori, dan
hipotesis-hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistic.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan mmanufaktur yang terdaftar di
bursa efek Indonesia pada tahun 2013-2016. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah sebanyak 138 perusahaan manufaktur.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel. Adapun kriteria penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara bertutut-turut selama periode 2013-2016.
2. Perusahaan Manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara
lengkap selama periode 2013-2016.
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang
Rupiah selama periode 2013-2016.
4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode 2013-2016.
5. Perusahaan yang melaporkan harga saham secara lengkap dan selama
periode 2013-2016.
8
6. Perusahaan yang memiliki data arus kas operasi positif periode 2013-2016.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda dengan bantuan SPSS 20. Dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji F dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi, laba bersih, ukuran
perusahaan dan nilai pasar terhadap harga saham pada Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Hasil dan pembahasan
dalam pengujian statistik penelitian ini adalah sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Tabel 2 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total Arus Kas Operasi 148 .0000 26.2900 1.870757 4.0483549
Laba Bersih 148 -2.0540 22.2970 1.569348 3.6094966
ukuran perusahaan 148 .1338 261.8550 15.530406 40.8417508
Nilai Pasar (PBV) 148 .1197 62.9311 5.143816 9.7135932
ln_Y 148 4.14 14.00 7.9216 1.85361
Valid N (listwise) 148
Sumber: output spss 20 data diolah (2018)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah data pada tabel
setelah Ln_semua variabel 4.3 diatas adalah 148 data. Variabel arus kas operasi
memiliki nilai minimum 0,0000 nilai maksimum 26,2900 dan nilai mean
1,870757 dengan standar deviasi 4,0483549. Variabel laba bersih memiliki nilai
minimum -2,0540 nilai maksimum 22,2970 dan nilai mean 1,569348 dengan
standar deviasi 3,6094966. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum
0,1338 nilai maksimum 261,8550 dan nilai mean 15,530406 dengan standar
deviasi 40,8417508. Variabel nilai pasar yang diproksikan dengan PBV memiliki
nilai minimum 0,1197 nilai maksimum 62,9311 nilai mean 5,143816 dengan
standar deviasi 9,7135932 dan Variabel harga saham memiliki nilai minimum
4,14 nilai maksimum 14,00 dan nilai mean 7,9216 dengan standar deviasi
1,85361.
9
Hasil Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji apakah distribusi dari data residualnya
normal atau tidak, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Uji K-S dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal.
HA : Data residual berdistribusi tidak normal.
Jika sig < 0,05, maka H0 tidak diterima.
Jika sig > 0,05, maka H0 diterima.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 148
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.59137936
Most Extreme Differences
Absolute .058
Positive .058 Negative -.043
Kolmogorov-Smirnov Z .703
Asymp. Sig. (2-tailed) .706
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: output spss 20 data diolah (2018)
Data hasil uji statistik di atas pada tabel 4.7, besarnya nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 0,703 dan signifikannya 0,706 > 0,05, maka Ho dapat diterima,
yang berarti data residual berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel
independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam
penelitian ini, jika nilai tolerance menunjukkan < 0.10 atau sama dengan VIF
(Variance Iflation Factor) > 10, maka berarti menunjukkan adanya
multikolonieritas. Jika nilai tolerance menunjukkan > 0.10 atau sama dengan VIF
(Variance Iflation Factor) < 10, maka berarti menunjukkan tidak adanya
multikolonieritas.
10
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7.325 .159 Total Arus Kas Operasi
.069 .084 .151 .153 6.534
Laba Bersih .084 .060 .163 .374 2.672
ukuran perusahaan
-.002 .008 -.053 .162 6.173
Nilai Pasar (PBV)
.073 .016 .380 .729 1.372
a. Dependent Variable: ln_Harga Saham
Sumber : output spss 20 data diolah (2018)
Dari tabel diatas, hasil uji multikolonieritas menunjukkan hasil variabel
arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan nilai pasar yang diproksikan
dengan PBV memiliki nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.
Hasil Uji Autokorelasi
Menurut (Ghozali, 2013), menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau
sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
dilakukan dengan pengujian Durbin Watson. hasil pengujian autokorelasi dalam
penelitian ini adalah :
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .513a .263 .242 1.61348 .755
a. Predictors: (Constant), Nilai Pasar (PBV), ukuran perusahaan, Laba Bersih, Total Arus Kas Operasi b. Dependent Variable: ln_Harga Saham
Sumber : output spss 20 data diolah (2018)
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan dari nilai DW statistik diantara -2
sampai 2, maka diindikasikan tidak ada autokorelasi. Nilai DW sebesar 0,755
yang berarti model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2013), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
11
ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji grafik scatterplot dan uji
glejser. Pada uji scatterplot dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5 Hasil Uji Scatterplot (Uji Heteroskedastisistas)
Sumber : output spss 20 data diolah (2018)
Pada grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik tersebar secara
acak dan tidak menunjukkan adanya pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Untuk memperkuat grafik scatterplot dalam
penelitian ini maka perlu diuji dengan menggunakan uji Glejser. Jika signifikansi
mengkolerasikan nilai residual (unstandardized residual) dengan masing-masing
variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05, maka pada model
regresi terjadi masalah heteroskedastisitas dan jika signifikansi korelasi lebih dari
0,05, maka model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 6 Hasil Uji Glejser(Uji Heteroskedastisistas)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.219 .096 12.653 .000
Total Arus Kas Operasi
-.051 .051 -.211 -1.010 .314
Laba Bersih .028 .037 .103 .769 .443
ukuran perusahaan
.000 .005 -.006 -.030 .976
Nilai Pasar (PBV)
.016 .010 .156 1.623 .107
12
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber : output spss 20 data diolah (2018)
Data hasil uji statistik diatas, dapat dilihat bahwa arus kas operasi memiliki
nilai signifikansi dari absolut residual (Abs_Res) sebesar 0,314. Laba bersih
memiliki nilai signifikansi dari absolut residual (Abs_Res) sebesar 0,443. Ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikansi dari absolut residual (Abs_Res) sebesar
0,976 dan nilai pasar yang diproksikan dengan PBV memiliki nilai sifnifikansi dari
absolut residual (Abs_Res) sebesar 0,107. Karena korelasi nilai signifikansi dari
absolut residual masing-masing variabel independen > 0.05 maka dapat
disimpulkan pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut
hasil analisis regresi.
Tabel 7 Hasil Uji Analisis Linear Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.325 .159 46.086 .000
Total Arus Kas Operasi
.069 .084 .151 .822 .412
Laba Bersih .084 .060 .163 1.387 .167
ukuran perusahaan -.002 .008 -.053 -.296 .768
Nilai Pasar (PBV) .073 .016 .380 4.523 .000
a. Dependent Variable: ln_Harga Saham
Sumber : output spss 20 data diolah (2018) Berdasarkan tabel 4.11 dapat dianalisis model regresi linier berganda
sebagai berikut :
Ln (HS) = 7,325 + 0,069 AKO + 0,084 LB - 0,002 UP + 0,073 PBV + e
HS = Harga Saham
AKO = Arus Kas Operasi
LB = Laba Bersih
UP = Ukuran Perusahaan
PBV = Nilai Pasar diproksi dalam Price To Book Value
e = Error Estimate
Dari persamaan model regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Konstanta (α)
13
Nilai konstanta (α) sebesar 7,325 menunjukkan bahwa variabel arus kas
operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan PBV bernilai nol maka harga
saham nilainya negatif sebesar adalah 7,325.
b) Koefisien β1 untuk variabel arus kas operasi
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,069. Nilai β1 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga saham
dengan variabel arus kas operasi yang menunjukkan bahwa jika terjadi
penambahan arus kas operasi sebesar Rp. 1,- akan meningkatkan harga
saham sebesar 0,069.
c) Koefisien β2 untuk variabel laba bersih
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0,084. Nilai β2 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga saham
dengan variabel laba bersih yang menunjukkan bahwa jika terjadi
penambahan laba bersih sebesar Rp. 1,- akan meningkatkan harga saham
sebesar 0,084.
d) Koefisien β3 untuk variabel ukuran perusahaan
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0,002. Nilai β3 yang negatif
menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara variabel harga
saham dengan variabel ukuran perusahaan yang menunjukkan bahwa jika
terjadi penurunan ukuran perusahaan sebesar Rp. 1,- akan menenurunkan
harga saham sebesar -0,002.
e) Koefisien β4 untuk variabel PBV
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,073. Nilai β4 yang positif
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga saham
dengan variabel PBV yang menunjukkan bahwa jika terjadi penambahan
PBV sebesar Rp. 1,- akan meningkatkan harga saham sebesar 0,073.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Menurut (Ghozali, 2013), menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tingkat
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = k - 1 dan df2 = n - k, dimana (n)
adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel (variabel bebas dan
variabel terikat). Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (148-5) = 143,
sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,43.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
a) Jika F hitung > F tabel, dengan tingkat signifikansi < 0,05, maka H0
ditolak (ada pengaruh signifikan).
b) Jika F hitung < F tabel, dengan tingkat signifikansi > 0,05, maka H0
diterima (tidak ada pengaruh signifikan).
14
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 132.796 4 33.199 12.752 .000b
Residual 372.276 143 2.603
Total 505.071 147 a. Dependent Variable: ln_Harga Saham
b. Predictors: (Constant), Nilai Pasar (PBV), ukuran perusahaan, Laba Bersih, Total Arus Kas Operasi
Sumber : output spss 20 data diolah (2018) Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, dapat dilihat Fhtung sebesar 12,752
dan Ftabel sebesar 2,43 (α = 0,05, df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (148-5) =
143 dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung >
Ftabel (12,752 > 2,43) dengan signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan secara
bersama-sama arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan nilai pasar
(PBV) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Menurut (Ghozali, 2013), menyatakan bahwa uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 5% dengan derajat kebebasan =(n-k-1) (t tabel α = 0,05, df = (148-5-1) =
142) = 1.97681, dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah
variabel. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah :
a) Jika t hitung > t tabel, atau t hitung < -t tabel, dan tingkat signifikansi <
0,05, maka H0 ditolak (ada pengaruh signifikan).
b) Jika t hitung < t tabel, atau t hitung > -t tabel, dan tingkat signifikansi >
0,05, maka H0 diterima (tidak ada pengaruh signifikan).
Tabel 9 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.325 .159 46.086 .000
Total Arus Kas Operasi
.069 .084 .151 .822 .412
Laba Bersih .084 .060 .163 1.387 .167
ukuran perusahaan -.002 .008 -.053 -.296 .768
Nilai Pasar (PBV) .073 .016 .380 4.523 .000
a. Dependent Variable: ln_Harga Saham
Sumber : output spss 20 data diolah (2018) Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.12 dapat dijelaskan pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut :
1) Pengaruh AKO terhadap harga saham diketahui bahwa kofisien β1 AKO
bernilai positif sebesar 0,069 , nilai thitung sebesar 0,822 dengan signifikansi
0,412 > 0,05. Variabel AKO juga memiliki nilai thitung sebesar 0,822 <
1,97681 (ttabel α = 0,05, df = (148-5-1) = 174). maka dapat disimpulkan
15
bahwa H0 diterima dan HA ditolak, yang berarti AKO tidak berpengaruh
secara parsial terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis pertama
(H1) ditolak.
2) Pengaruh laba bersih terhadap harga saham diketahui bahwa kofisien β2
laba bersih bernilai positif sebesar 0,084, nilai thitung sebesar 1,387 dengan
signifikansi 0,167 > 0,05. Variabel laba bersih juga memiliki nilai thitung
sebesar 1,387 < 1,97681 (ttabel α = 0,05, df = (148-5-1) = 174). maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak, yang berarti laba bersih
tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Dengan demikian
hipotesis pertama (H2) ditolak.
3) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap harga saham diketahui bahwa
kofisien β3 ukuran perusahaan bernilai negatif sebesar -0,002, nilai thitung
sebesar -0,296 dengan signifikansi 0,768 > 0,05 . Variabel ukuran
perusahaan juga memiliki nilai thitung sebesar -0,296 > -1,97681 (ttabel α =
0,05, df = (148-5-1) = 174). maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan HA ditolak, yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara
parsial terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis pertama (H3)
ditolak.
4) Pengaruh nilai pasar (PBV) terhadap harga saham diketahui bahwa
kofisien β5 PBV bernilai positif sebesar 0,073, nilai thitung sebesar 4,523
dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel ukuran perusahaan juga
memiliki nilai thitung sebesar 4,523 >1,97681 (ttabel α = 0,05, df = (148-5-1)
= 174). maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima,
yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap harga
saham. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.
Hasil Uji Keoefisien Determinasi (R2)
Menurut (Ghozali, 2013), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen Adjusted R Square yang telah disesuaikan. Untuk regresi dengan lebih
dari dua variabel independen digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien
determinasi. Standard error of the estimate adalah suatu ukuran banyaknya
kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Berikut hasil uji Adjusted
R Square:
Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .513a .263 .242 1.61348 .755
a. Predictors: (Constant), Nilai Pasar (PBV), ukuran perusahaan, Laba Bersih, Total Arus Kas Operasi b. Dependent Variable: ln_Harga Saham
Sumber : output spss 20 data diolah (2018) Berdasarkan tabel 4.14 di atas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai
koefisien determinasi sebesar 0,242. Hal ini berarti bahwa variabel independen
(arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan, dan nilai pasar/PBV), mampu
menjelaskan harga saham sebesar 24,2%. Sedangkan sisanya 75,8%, dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
16
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dimana nilai sig 0,412 < 0,05 dan t
hitung < t tabel (0,822 < 1,97681). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kadarusman (2014), menyatakan bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hal ini disebabkan Aliran kas dari operasi bukan merupakan pengukuran
profitabilitas karena tidak mencakup biaya-biaya penting seperti penggunaan
aktiva tetap dalam aktivitas operasi maupun pendanaan seperti ekuitas nonkas
dalam bentuk laba anak perusahaan afiliasi yang tidak terkonsolidasi. Selain itu
pengaruh tidak signifikan tersebut di karenakan pajak dikelompokkan sebagai
aliran kas operasi. Pengelompokan ini dapat mendistorsi analisis atas masing-
masing dari ketiga aktivitas jika manfaat atau biaya pajak yang signifikan
dialokasikan pada aktivitas-aktivitas tersebut dengan cara yang tidak proporsional.
Hal lainnya bahwa investor banyak menggunakan informasi lain selain laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan investasi (Kadarusman,2014).
Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih tidak berpengaruh
terhadap harga saham, dimana nilai sig 0,167 > 0,05 dan t hitung < t tabel (1,387
<1,97681). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Iwan Hermansyah dan Eva Ariesanti (2008) yang menjelaskan bahwa laba
bersih berpengaruh terhadap harga pasar saham.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap harga saham, dimana nilai sig 0,768 < 0,05 dan t hitung > t
tabel (-0,296 > 1,97681). Hasil ini relevan maka dapat dikatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Perusahaan yang berukuran lebih besar akan memiliki lebih banyak aktiva,
sehingga perusahaan-perusahaan besar akan cenderung beroperasi pada tingkat
yang maksimal. Perusahaan yang lebih besar seharusnya memiliki kesempatan
yang lebih lebih besar pula untuk dapat mempertahankan harga saham dan bahkan
menaiikkan harga sahamnya di pasar. Hasil pengujian yang tidak signifikan ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak cukup informatif untuk mengukur
kinerja suatu perusahaan. Investor beranggapan bahwa perusahaan yang besar
tidak selamanya dapat memberikan tingkat return yang besar begitu pula juga
sebaliknya perusahaan kecil tidak menutup kemungkinan dapat memberikan
tingkat return yang tinggi bagi para investornya. Hal inilah yang menjadikan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Novianti ,2012).
Pengaruh Nilai Pasar/PBV Terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pasar/PBV berpengaruh
terhadap harga saham, dimana nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung < t tabel (4,532
> 1,97681). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wandita
17
dan Khairudin (2017), memperoleh hasil adanya pengaruh antara price to book
value (PBV) dengan harga saham.
PBV merupakan perbadingan nilai buku saham perusahaan dengan nilai
pasar perusahaan. Angka Price to Book Value dapat menjadi good news bagi
pasar. Angka PBV yang tinggi mencerminkan bahwa pasar percaya perusahaan
tersebut memiliki prospek yang bagus sehingga rela untuk membayar dengan
harga yang lebih tinggi dalam rangka mendapatkan saham perusahaan tersebut.
PBV juga mencerminkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola
sumber daya yang tercermin melalui harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suaryana (2013) yang
menyatakan bahwa Price to Book Value positif dan signifikan terhadap harga
saham.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
2. Laba bersih tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
4. Nilai pasar (PBV) berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
5. Secara simultan arus kas operasi, laba bersih, ukuran perusahaan dan
nilai pasar (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti
variabel independen dalam penelitian ini dengan variabel lain yang
dianggap dapat memberikan hasil penelitian lebih akurat serta memiliki
pengaruh yang lebih dominan terhadap harga saham.
2. Peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel
perusahaan selain perusahaan manufaktur dan memperpanjang periode
penelitian.
Daftar Pustaka
Adiwiratama, J. 2012. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan
Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI pada periode 2008-2010). Jurnal Ilmiah Akuntansi
Vol. 2 No.1 Desember (2012) : ISSN : 2089-3310.
Andiliawan, Novy, Budi. 2010. Komponen pengaruh Arus Kas Dan Laba Kotor
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas Di Ponegoro. Semarang.
18
Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen
Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadapExpected
Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi (Padang).
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin Hendy M. 2012. Pasar Modal di Indonesia,
Edisi ketiga. Jakarta Salemba Empat.
Erward & Suriani, Gintingi. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2011. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 3,
Nomor 01, April 2013.
Ariesanti, Eva. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham (Sensus Pada
Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung:Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama.
UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Center For Academic
Publishing Service (CAPS).
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Houston, J. F & Eugene, F.B. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuanagan. Jakarta
: Salemba Empat.
Husaini, A. 2012. Pengaruh Variabel Return on Assets, Return on Equity,
NetProfit Margin dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Perusahaan. Jurnal Profit Vol. 6 Nomor 1 Juni 2012.
Hutami, R. P. 2012. Pengaruh Dividen Per Share, Return on Equity, Net Profit
Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal Vol.
1 No 1 Tahun 2012.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK 2 Laporan Arus Kas. Jakarta : Dewan
Standar Akuntansi Keuangan.
Kadarusman dan Lailatus Sa’adah. 2014. Pengaruh Laba Akuntansi, Komponen
Arus Kas, Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Kelompok Lq 45 Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-
19
2011. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 3, Nomor 2, Agustus
2014.
Karimah, Nurul. 2011. Pengaruh Arus Kas, Ukuran Perusahaan, Laba Akuntansi
Dan Nilai Buku Terhadap Harga Saham di BEI (Studi Empiris Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Listing Di BEI Tahun 2009-
2013).
Mentari, Runttanti, Indah. 2015. Dampak Return On Equity, Net Profit Margin,
Corporate Social Responsibility, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga
Saham Perusahaan Yang Tercantum Dalam Indeks LQ45 Bei Periode
2010-2012. Jurnal Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
Musmini, L.S, & Arlina, Sinarwati. 2014. Pengaruh Informasi Arus Kas, Laba
Kotor, Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset Terhadap Return Saham
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2-12). Jurnal Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Juni Tahun 2014.
Novianti, Hardi, dan Sem Paulus. 2012. Analisis Pengaruh Komponen Arus Kas,
Laba Akuntansi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Property & Real Estate Di Bursa Efek Indoesia Periode2008-
2011, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Riau.
Qudratullah, M.F. 2013. Analisis Regresi Terapan : Teori, Contoh Kasus, dan
Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.
Simatupang, Mangsa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa
Dana. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Salemba Empat,
Jakarta.
Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP STM YKPN,
Yogyakarta.
Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi
Petama. Yogyakarta. Kanisus.
Tunggal. 2010. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Viandita, Tamara Oca, Suhadak, Achmad Husaini. 2013. Pengaruh Debt Ratio
(DER), Price To Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Dan Size
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Industri Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Universitas Brawijaya.
20
Wahyono, T. 2012. Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Wandita dan Khairudin. 2017. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Debt To Equity
Ratio, Price To Book Value Terhadap Harga Saham Perusahaan
Pertambangan Di Indonesia periode 2011–2015. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 8, No. 1, Maret 2017 Halaman 68 – 84
Widoatmodjo, Sawidji. 2012. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan
Bagi Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
http://www.idx.co.id diunduh pada tangggal 03 Januari 2018 pukul 15.00 WIB.