Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM: 142114172
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM: 142114172
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
Oleh:
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM : 142114172
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA Tanggal : 30 April 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM : 142114172
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 23 April 2018
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ....................................
Sekretaris Lisia Apriani., S.E., M.Si., Akt., QIA, CA ....................................
Anggota Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA ...................................
Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA ....................................
Amggota Lisia Apriani., S.E., M.Si., Akt., QIA, CA ....................................
Yogyakarta, ...........................
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
A.Yudi Yuniarto, S.E., MBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 23 April 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 19 Maret 2018
Yang membuat pernyataan,
Maria Ratih Puspita Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Ratih Puspita Dewi
NIM : 142114172
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
beserta perangkat yang diberikan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan,
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Yogyakarta, 19 Maret 2018
Yang membuat pernyataan,
Maria Ratih Puspita Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
But as for you,
be strong and do not give up,
for your work will be rewarded.
2 Chronicles 15: 7
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberi berkat
Keluarga dan kerabat yang selalu memberi doa dan dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas berkat, rahmat dan
kasih karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Pengakuan Biaya Lingkungan dan Dampaknya
Terhadap Penentuan Harga Jual (Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure
Waterpark)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Univerisitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
bisa mencari dan memperoleh ilmu di Universtitas Sanata Dharma yang
dapat digunakan dalam penulisan skripsi ini.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc. selaku pembimbing yang telah membantu,
membimbing, serta memberikan arahan dan masukan dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Pihak manajemen Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, khususnya
untuk Pak Rahmad dan Pak Arbi yang telah membantu selama proses
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Bapak, Ibu, Mbak Rosa, dan Mbak Dian yang selalu memberikan doa,
nasehat, dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Oscar Dian Valentino dan keluarga yang secara langsung maupun tidak
langsung telah mendukung dan mendorong penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman MPAT dan kelas D 2014 yang selalu memberikan
dukungan.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan, masukan, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 19 Maret 2018
Maria Ratih Puspita Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ............... iv
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Batasan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Akuntansi Lingkungan ........................................................................ 8
B. Biaya Lingkungan ................................................................................ 9
C. Harga Jual .......................................................................................... 15
D. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 20
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 21
D. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................. 21
E. Teknik Pengambilan Data .................................................................. 23
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............................................ 25
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ..................................... 32
A. Identitas Perusahaan .......................................................................... 32
B. Profil Perusahaan ............................................................................... 32
C. Sejarah Perusahaan ............................................................................ 33
D. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................. 33
E. Jenis Usaha ........................................................................................ 34
F. Struktur Organisasi dan Tugas Struktur Jabatan ................................ 34
G. Sumber Air dan Proses Daur Ulangnya ............................................ 36
H. Program Pelestarian Lingkungan ...................................................... 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 39
A. Klasifikasi Biaya Lingkungan ........................................................... 39
B. Pengakuan Biaya Lingkungan ........................................................... 57
C. Penentuan Harga Jual ........................................................................ 70
D. Dampak Pengakuan Biaya Lingkungan Terhadap Penentuan Harga
Jual ......................................................................................................... 73
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 76
A. Kesimpulan ........................................................................................ 76
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 77
C. Saran .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81
LAMPIRAN .......................................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark ...... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Laporan Biaya Lingkungan Menurut Hansen dan Mowen
(2009) ........................................................................................... 14
Tabel 2 Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay
Menurut Hansen Mowen (2009) dengan Menurut Jogja
Bay ............................................................................................... 29
Tabel 3 Tabel Kesesuaian Pengakuan Biaya Lingkungan Jogja
Bay dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPLK) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) .......................................................................... 30
Tabel 4 Hasil Kuesioner Biaya Lingkungan dan Penentuan Harga
Jual ............................................................................................... 31
Tabel 5 Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay
Menurut Hansen Mowen (2009) dengan Menurut Jogja
Bay ............................................................................................... 45
Tabel 6 Tabel Kesesuaian Pengakuan Biaya Lingkungan Jogja
Bay dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPLK) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK)........................................................................... 58
Tabel 7 Hasil Kuesioner Biaya Lingkungan dan Penentuan Harga
Jual ............................................................................................... 73
Tabel 8 Laporan Biaya Lingkungan Jogja Bay ......................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM : 142114172
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dan
pengakuan biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark,
serta apakah pengakuan biaya lingkungan tersebut memiliki dampak terhadap
penentuan harga jual tiket di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark. Penelitian
ini penting untuk memberikan informasi kepada Jogja Bay mengenai klasifikasi
dan pengakuan biaya lingkungan serta dampaknya terhadap penentuan harga jual,
sehingga Jogja Bay dapat mengetahui serta mengendalikan biaya-biaya
lingkungannya.
Jenis penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh melalui
wawancara dan pengisian kuesioner. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
data deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori dari Hansen dan Mowen
(2009) dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPLK) yang ada di dalam SAK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jogja Bay Pirates Adventure
Waterpark memiliki klasifikasi biaya tersendiri yang tidak mengikuti Hansen dan
Mowen (2009). Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark mengakui biaya
lingkungan sebagai biaya operasional, namun pengakuannya sudah mengikuti
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPLK).
Pengakuan biaya lingkungan tersebut berdampak terhadap penentuan harga jual
tiket.
Kata kunci: biaya lingkungan, pengakuan, harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE RECOGNITION OF ENVIRONMENTAL COST AND
ITS IMPACT ON THE DETERMINATION OF THE SELLING PRICE
(Case Study on Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark)
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM : 142114172
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
The research aims to determine the classification and recognition of
environmental costs and whether the recognition of environmental costs has an
impact on the ticket pricing at the Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark. This
research is important to provide information to Jogja Bay Pirates Adventure
Waterpark for determining and controlling its environmental costs.
The type of this research is a case study. Data was obtained by interviews
and filling out the questionnaire. This research uses qualitative descriptive data
analysis technique based on the theory of Hansen and Mowen (2009) and
Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements
(KDPLK) in the Indonesian Financial Accounting Standards (SAK).
The result showed that Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark had its own
cost classification that does not in accordance with those of Hansen and Mowen
(2009). Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark recognized environmental costs as
operational costs, that followed the Framework for the Preparation and
Presentation of Financial Statements (KDPLK). The recognition of environmental
costs had an impact on the determination of the ticket selling price.
Keywords: environmental costs, recognition, ticket pricing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kerusakan lingkungan akibat sektor industri menjadi isu yang semakin
penting untuk dikaji agar dampaknya dapat diminimalisir. Penggunaan sumber
daya alam di sekitar lokasi perusahaan dilakukan untuk mendukung kegiatan
operasionalnya, namun seringkali banyak usaha yang memberdayakan sumber
daya alam secara berlebihan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Setiap usaha dalam menjalankan kegiatan operasionalnya harus senantiasa
mengingat bahwa lingkungan harus tetap dijaga kelestariannya. Saat ini,
keberhasilan dari suatu usaha tidak hanya dinilai dari kinerja keuangan atau
ekonominya saja, namun juga dinilai dari aspek sosial dan lingkungan yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan berkembangnya
kepedulian oleh semua bidang mengenai kelestarian lingkungan.
Lingkungan menjadi salah satu hal yang disoroti oleh berbagai bidang
ilmu. Seturut dengan perkembangan zaman yang semakin menjunjung tinggi
aksi peduli lingkungan, ilmu akuntansi juga kerap menyumbangkan gagasan
peduli lingkungan dengan adanya konsep akuntansi lingkungan. Akuntansi
lingkungan merupakan hasil tanggung jawab perusahaan atas aktivitas
lingkungan yang telah dilakukannya dengan memperhitungkan biaya
lingkungan yang telah dikeluarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam melakukan pengelolaan lingkungan, perusahaan mengeluarkan
biaya-biaya tertentu yang disebut dengan biaya lingkungan. Biaya tersebut
harus diakui sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan. Pengakuan
biaya lingkungan mendukung adanya transparansi dan akuntabilitas
perusahaan dalam melakukan aktivitas lingkungan. Isu lingkungan menjadi
signifikan dalam beberapa tahun terakhir melalui penyebaran informasi
tentang dampak potensial dari aktivitas industri terhadap lingkungan.
Degradasi lingkungan menunjukkan perlunya menempatkan kontrol pada
kegiatan komersial dan untuk mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan
(Lodhia: 1999). Pengakuan biaya lingkungan menjadi penting untuk dilakukan
demi terciptanya transparansi dan akuntabilitas, serta adanya kontrol untuk
setiap aktivitas lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.
Biaya merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam
menentukan harga jual. Dengan adanya tambahan biaya lingkungan yang
diakui oleh suatu perusahaan, mungkin akan berdampak terhadap harga jual
yang ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana
dampak biaya lingkungan terhadap penentuan harga jual sehingga biaya
lingkungan tersebut dapat dikontrol oleh perusahaan. Biaya lingkungan yang
terlalu besar atau terlalu kecil mungkin akan berdampak ke harga jual.
Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark (Jogja Bay) merupakan salah
satu industri wisata yang menyediakan wahana permainan air di
Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jogja Bay merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sebuah waterpark seluas 7 hektar yang menyediakan berbagai wahana air
yang mendebarkan sekaligus menyenangkan. Dalam pembangunan serta
pengoperasionalannya, Jogja Bay tentu tidak dapat dihindarkan dari isu-isu
kerusakan lingkungan, mengingat wahana permainan air ini dibangun di atas
tanah seluas 7 hektar. Pembangunan serta pengoperasionalannya
menyebabkan timbulnya isu-isu mengenai lingkungan. Pembangunan wahana
permainan air ini tentunya dimulai dengan penebangan pohon serta tanaman
yang ada di kawasan tersebut, serta penggalian tanah yang akan digunakan
sebagai kolam. Penggunaan air secara besar-besaran juga menjadi salah satu
isu lingkungan yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Atas penggunaan sumber daya tersebut, Jogja Bay harus melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas apa yang sudah diberdayakannya. Salah satu program yang sudah
dilakukan oleh perusahaan adalah penghijauan di kawasan sekitarnya.
Pengakuan biaya lingkungan yang timbul akibat aktivitas lingkungan yang
dilakukan penting untuk diakui oleh perusahaan demi menjaga transparansi
dan akuntabilitas. Pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan oleh setiap
perusahaan tentu berbeda-beda sesuai dengan kebijakan perusahaan masing-
masing. Pengakuan biaya lingkungan dengan cara apapun tetap menjadi hal
yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan yang telah melakukan aktivitas
lingkungan. Kontrol oleh perusahaan mengenai aktivitas lingkungannya juga
dapat dilakukan dengan ada pengakuan biaya lingkungan tersebut, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
aktivitas lingkungan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan
adanya pengakuan biaya lingkungan tersebut, pengambilan keputusan oleh
manajemen mengenai harga jual tiket di Jogja Bay mungkin juga akan
dipengaruhi oleh biaya lingkungan tersebut. Biaya lingkungan yang diakui
mungkin ikut dibebankan ke harga jual, sehingga menyebabkan harga jual
menjadi meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana klasifikasi biaya lingkungan di Jogja Bay?
2. Bagaimana pengakuan biaya lingkungan di Jogja Bay?
3. Bagaimana biaya lingkungan berdampak terhadap penentuan harga jual?
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana pengakuan
biaya lingkungan di Jogja Bay, serta apakah ada dampak dari biaya
lingkungan terhadap penentuan harga jual tiket Jogja Bay. Penelitian ini hanya
membahas mengenai biaya-biaya yang masuk ke dalam kategori biaya
lingkungan. Pengakuan untuk biaya lingkungan hanya sebatas pada kapan
serta akun apa yang digunakan untuk mengakui biaya tersebut, tidak sampai
pada pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
klasifikasi dan pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan oleh Jogja Bay,
serta apakah pengakuan tersebut berdampak terhadap penentuan harga jual
tiket.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Peneliltian ini diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai
pentingnya klasifikasi dan pengakuan biaya lingkungan, serta apakah ada
dampak dari pengakuan biaya lingkungan terhadap penentuan harga jual
tiket.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka milik
universitas mengenai biaya lingkungan, serta dampaknya terhadap
penetapan harga jual.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menerapkan apa yang sudah
didapatkan selama perkuliahan, serta memperdalam ilmu dan wawasan
mengenai topik penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengambilan data, variabel penelitian dan pengukurannya,
dan teknik analisis data yang digunakan.
Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai identitas perusahaan, profil
perusahaan, sejarah, visi, dan misi perusahaan, jenis usaha, struktur
organisasi dan tugas struktur jabatan, serta program-program
pelestarian lingkungan yang dilakukan perusahaan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang analisis dan pembahasan data yang
dilakukan untuk menjawab masing-masing rumusan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab VI Penutup
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan merupakan istilah yang berkaitan dengan
dimasukkannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam praktik
akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintahan (Ikhsan, 2008: 13). Menurut
Georg dan Justensen (2017), akuntansi lingkungan berisi sejumlah
perhitungan, narasi yang menyediakan pengukuran dari kinerja lingkungan.
Akuntansi lingkungan bertujuan untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, menjaga hubungan baik dengan masayarakat, dan mencapai
kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien. Prosedur akuntansi
ini memungkinkan perusahaan mengidentifikasi biaya konservasi lingkungan
selama kegiatan usaha, mengidentifikasi manfaat yang diperoleh dari kegiatan
tersebut, menyediakan alat pengukuran kuantitatif terbaik (dalam unit moneter
atau unit fisik) dan mendukung pengkomunikasian hasilnya (Environmental
Accounting Guidelines, 2002: 3). Konsep akuntansi lingkungan mengikuti
beberapa faktor, yaitu biaya konservasi lingkungan (diukur dengan
menggunakan nilai satuan uang), keuntungan konservasi lingkungan (diukur
dengan unit fisik), dan keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi
lingkungan (diukur dengan nilai satuan uang/rupiah).
Menurut Ikhsan (2008: 18-21), ada dua fungsi akuntansi lingkungan,
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Fungsi Internal
Fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pimpinan
perusahaan menjadi aktor dan faktor dominan dalam fungsi internal ini.
Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi
lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan
keputusan. Akuntansi lingkungan diharapkan berfungsi sebagai alat
manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan
dengan unit-unit bisnis.
b. Fungsi Eksternal
Fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. Faktor penting
yang perlu diperhatikan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan
konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang
diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan
konservasi lingkungan. Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi
perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders,
seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian
administrasi.
B. Biaya Lingkungan
1. Pengertian Biaya Lingkungan
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 413), biaya lingkungan adalah
biaya yang dikeluarkan karena adanya kualitas lingkungan yang buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
atau mungkin buruk. Biaya lingkungan dikaitkan dengan penciptaan,
deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan.
2. Pengelolaan Biaya Lingkungan
Tidak ada rekomendasi mengenai cara terbaik untuk
mengumpulkan, mengevaluasi, dan memerlakukan informasi biaya
lingkungan. Ada lima rekomendasi inti untuk bisnis menurut Ditz,
Ranganathan, dan Banks (1995: 37), yaitu:
a. Menginformasikan kepada para pengambil keputusan mengenai biaya
lingkungan.
b. Meningkatkan akuntabilitas manajer mengenai biaya dan manfaat
lingkungan.
c. Mengembangkan proksi yang mengantisipasi biaya masa depan dan
ukuran kinerja lainnya.
d. Menciptakan insentif untuk mengatasi penyebab biaya yang terjadi
sekarang dan masa depan.
e. Memasukkan akuntansi lingkungan ke dalam proses bisnis yang
berkelanjutan.
3. Klasifikasi Biaya Lingkungan
Hal yang dilakukan perusahaan pertama kali dalam menentukan
biaya adalah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa ekonomi yang relevan
bagi perusahaan tersebut, kemudian mencatatnya menjadi alur aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
keuangan perusahaan (Wanggono, 2016). Menurut Ikhsan (2008: 36),
biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau seluruh
kategori-kategori dari jenis perusahaan-perusahaan yang berbeda. Di
dalam Hansen dan Mowen (2009: 413-414) biaya lingkungan
diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
a. Biaya Pencegahan Lingkungan (Environmental Prevention Costs)
Biaya ini merupakan biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah produksi limbah atau sampah yang dapat merusak
lingkungan.
b. Biaya Deteksi Lingkungan (Environmental Detection Costs)
Biaya ini merupakan biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas lain yang ada di
dalam perusahaan telah mematuhi standar lingkungan yang berlaku.
c. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environmental Internal Failure
Costs)
Biaya ini merupakan biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena
adanya limbah dan sampah akibat produksi tetapi tidak dibuang ke
lingkungan luar.
d. Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environmental External
Failure Costs)
Biaya ini merupakan biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah
melepas limbah dan sampah ke lingkungan luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4. Pengakuan Biaya Lingkungan
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (2014: 14) pengakuan
merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi keuangan
atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan, yaitu:
a. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan
b. pos tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan
andal.
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam
kata-kata maupun dalam jumlah moneter dan mencantumkannya dalam
laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi. Di dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2014: 16), dinyatakan bahwa biaya diakui dalam laporan laba
rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
Di dalam suatu pengakuan, konsep akrual menjadi hal yang penting.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (2014: 16), pengaruh
transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Konsep akrual ini menekankan pada pengakuan suatu
transaksi atau peristiwa saat terjadinya transaksi atau peristiwa tersebut,
baik itu bersamaan dengan penerimaan atau pembayaran kas maupun
tidak. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban
pembayaran kas yang akan diterima di masa depan.
5. Laporan Biaya Lingkungan
Pelaporan biaya lingkungan menjadi suatu hal yang penting jika
sebuah organisasi dengan serius ingin memperbaiki kinerja lingkungannya
serta mengendalikan biaya lingkungannya (Hansen dan Mowen, 2009:
416). Menurut Hansen dan Mowen (2009: 416), langkah pertama yang
baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya lingkungan menurut
kategori. Pelaporan biaya lingkungan memberikan dua hasil yang penting,
yaitu:
a. dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan, dan
b. jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori.
Laporan biaya lingkungan menyediakan informasi yang
berhubungan dengan distribusi relatif dari biaya lingkungan. Laporan
biaya lingkungan menggarisbawahi pentingnya biaya lingkungan dengan
menyatakan sebagai persentase dari total biaya operasional. Di dalam buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Akuntansi Manajerial oleh Hansen dan Mowen (2009: 416), ada beberapa
bukti mengenai isu pelaporan biaya lingkungan, yaitu perusahaan Amoco
menyimpulkan biaya lingkungan pada pabrik penyulingannya di
Yorktown adalah minimal 22% dari biaya operasional, sedangkan World
Resources Institute menyatakan biaya lingkungan adalah 20% atau lebih
dari biaya operasional perusahaan. dengan demikian, laporan biaya
lingkungan tidak hanya memperlihatkan jumlah kuantitatif dari biaya
lingkungan, tetapi juga mengenai persentase biaya lingkungan dari biaya
operasional. Berikut contoh laporan biaya lingkungan menurut Hansen dan
Mowen (2009: 416):
Tabel 1
Laporan Biaya Lingkungan Menurut Hansen dan Mowen (2009)
Thamus Corporation
Laporan Biaya Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008
Biaya Lingkungan
Persentase
dari Biaya
Operasional
Biaya pencegahan:
Pelatihan pegawai $ 600.000
Desain produk 1.800.000
Pemilihan peralatan 400.000 $ 2.800.000 1.40%
Biaya deteksi:
Pemeriksaan proses $2.400.000
Pengembangan ukuran 800.000 3.200.000 1.60
Biaya kegagalan internal:
Pengoperasian peralatan
Polusi $4.000.000
Pemeliharaan peralatan
Polusi 2.000.000 6.000.000 3.00
Biaya kegagalan eksternal:
Pembersihan danau $9.000.000
Restorasi tanah 5.000.000
Penyelesaian klaim
kerusakan properti 4.000.000 18.000.000 9.00
Total $30.000.000 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 290), harga adalah sejumlah
uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki
atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga jual adalah besarnya
harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau
dihitung dari biaya produksi ditambah biaya nonproduksi dan laba yang
diharapkan (Mulyadi dalam Puspaningrum, 2006).
2. Penetapan Harga Berdasarkan Metode Cost-Plus Pricing
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 297), metode penetapan harga
yang paling sederhana adalah penetapan harga berdasarkan biaya-plus
(cost-plus pricing), yaitu dengan menambahkan suatu markup standar
pada biaya produk. Cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan
cara menambah laba yang diharapkan diatas biaya penuh masa yang akan
datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Harga jual
berdasarkan cost-plus pricing dihitung dengan rumus :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang Diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Pertimbangan Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi
Keputusan Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 299), persepsi pelanggan
terhadap harga menetapkan batas atas bagi harga, dan biaya menetapkan
batas bawah. Namun, dalam menetapkan harga di antara kedua batas ini,
perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan
eksternal lainnya.
a. Faktor Internal
1) Keseluruhan Strategi, Tujuan, dan Bauran Pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan
berdasarkan keseluruhan strategi pemasarannya bagi produk atau
jasa. Bila perusahaan telah memilih pasar sasaran serta positioning-
nya secara cermat, kemudian strategi bauran pemasaran, termasuk
harga, akan mengikuti. Tujuan penetapan harga secara umum dapat
mencakup bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan saat ini,
kepemimpinan pangsa pasar, atau mempertahankan pelanggan dan
membangun hubungan. Harga hanyalah salah satu bagian dari
bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan
dengan desain produk, distribusi, dan keputusan promosi.
2) Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus menentukan siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan harga. Perusahaan mengatur harga dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berbagai cara. Pada perusahaan kecil, harga sering kali ditetapkan
oleh manajemen puncak, bukan oleh departemen penjualan atau
pemasaran. Pada perusahaan besar, harga sering kali diatur oleh
manajer divisi atau lini produk.
b. Faktor Eksternal
1) Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan
antara harga dan permintaan bagi produk tersebut. Kebebasan
penetapan harga oleh penjual bervariasi dalam jenis pasar yang
berbeda. Setiap jenis pasar (persaingan murni, persaingan
monopolistik, persaingan oligopolistik, dan monopoli murni)
menampilkan tantangan penetapan harga yang berbeda.
2) Strategi dan Harga Pesaing
Dalam menetapkan harga, perusahaan juga perlu
mempertimbangkan biaya, harga dan tawaran bagi pasar oleh
pesaing. Konsumen akan membuat keputusan nilai suatu produk
berdasarkan harga yang dikenakan pesaing untuk produk yang
sama. Strategi penetapan harga oleh perusahaan dapat
mempengaruhi kondisi persaingan yang dihadapinya.
3) Faktor Eksternal Lain
Perusahaan harus mempertimbangkan pula sejumlah faktor lain
pada lingkungan eksternalnya, seperti kondisi ekonomi,
pemerintah, serta aspek sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengangkat topik mengenai akuntansi lingkungan. Dalam
penyusunannya, penelitian ini tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang
memiliki kesamaan topik. Wanggono (2016) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis perlakuan akuntansi biaya lingkungan (studi kasus di unit
pelaksana teknis daerah rumah potong hewan dinas pertanian Kota Surakarta)
menunjukkan bagaimana perlakuan untuk biaya lingkungan dari mulai proses
identifikasi sampai dengan proses pencatatan. Santoso (2012) juga melakukan
penelitian akuntansi lingkungan yang di dalamnya terdapat bahasan mengenai
identifikasi biaya lingkungan, sehingga dapat dijadikan acuan peneliti dalam
melakukan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspaningrum (2006) mengenai
pengaruh biaya produksi terhadap harga jual kacang atom pada perusahaan
Gajah Semarang juga menjadi salah satu acuan peneliti dalam membuat
penelitian ini. Penelitian mengenai pengaruh biaya produksi terhadap harga
jual tersebut kurang lebih memiliki karakteristik yang sama dengan penelitian
yang akan dilakukan, sehingga dapat menjadi salah satu acuan penulis.
Penelitian oleh Islaili (2013) juga membahas mengenai hubungan harga pokok
produksi dengan penentuan harga jual, di mana ada unsur-unsur biaya yang
diperhitungkan dalam menentukan harga jual.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, akuntansi
lingkungan memang menjadi hal penting. Akuntansi lingkungan digunakan
sebagai media yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pertanggungjawaban atas biaya lingkungan yang telah dikeluarkan. Pengakuan
biaya lingkungan penting dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah ada
dampaknya ketika manajer akan membuat keputusan dalam menentukan harga
jual. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus bagaimana pengakuan biaya
dilakukan di Jogja Bay sebagai penerapan akuntansi lingkungan, serta apakah
dampak pengakuan tersebut terhadap harga jual tiket yang ditetapkan oleh
Jogja Bay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dengan model ini,
peneliti melakukan penelitian langsung ke perusahaan yang bersangkutan, yaitu
Jogja Bay dengan menyelidiki suatu proses, aktvitas, program melalui
pengisian kuesioner, wawancara, maupun observasi. Hasil dari penelitian ini
hanya berlaku untuk perusahaan yang bersangkutan, yaitu Jogja Bay, sehingga
tidak dapat digeneralisasikan untuk usaha sejenis.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark yang
berada di Kawasan Terpadu Maguwo City (KTMC), Maguwoharjo,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian langsung di Jogja Bay dilakukan selama bulan Februari
2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber objek yang akan diteliti dan dikenai
simpulan dari hasil penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah:
a. Pihak dari Divisi General Manager Office Jogja Bay Pirates Adventure
Waterpark, yaitu Pak Arbi.
b. Senior Accountant Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark, yaitu Pak
Rahmad.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah data sebagai objek yang akan diteliti. Objek
dari penelitian ini adalah:
a. Komponen biaya yang terkait dengan kinerja lingkungan Jogja Bay
b. Pengakuan untuk biaya lingkungan di Jogja Bay
c. Penetapan harga jual tiket di Jogja Bay
d. Dampak pengakuan biaya lingkungan terhadap penentuan harga jual.
D. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
ini menggambarkan fakta yang ada di Jogja Bay. Data yang dicari dalam
penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Company Profile
Company profile dibutuhkan untuk memberikan gambaran umum
mengenai perusahaan yang akan diteliti, serta mengenai objek
penelitian.
b. Chart of Accounts Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Chart of Accounts digunakan untuk mengetahui bagaimana pengakuan
biaya lingkungan, apakah menggunakan akun sendiri maupun
digabungkan dengan menggunakan akun lain.
c. Data mengenai biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay
Data ini dibutuhkan untuk membantu analisis mengenai bagaimana
pengakuan biaya lingkungan tersebut, seperti laporan mengenai
pertanggungjawaban aktivitas lingkungan yang berisi rincian-rincian
biaya yang dikeluarkan.
d. Data mengenai penetapan harga jual tiket yang diterapkan oleh Jogja
Bay
Data ini berguna untuk mengetahu bagaimana Jogja Bay menetapkan
harga jual tiket, sehingga dapat digunakan untuk menganalisis apakah
biaya lingkugan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan
dalam menetapkan harga.
e. Data mengenai hubungan antara biaya lingkungan dan harga jual
Data ini digunakan untuk memperkuat analisis mengenai dampak
biaya lingkungan dan harga jual, karena merupakan informasi
langsung dari perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
data sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara dengan
narasumber, serta hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Data
sekunder berasal dari laporan-laporan terkait yang dibuat oleh Jogja Bay.
Data primer berupa:
a. Company Profile
b. Data mengenai biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay.
c. Data mengenai penetapan harga jual tiket yang diterapkan oleh Jogja
Bay
d. Data mengenai hubungan antara biaya lingkungan dan harga jual.
Data sekunder berupa:
a. Company Profile
b. Chart of Accounts Jogja Bay Waterpark
c. Data mengenai biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay
E. Teknik Pengambilan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan
narasumber. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data-data
yang termasuk ke dalam data primer, yaitu company profile, data
mengenai biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay, data mengenai penetapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
harga jual tiket yang diterapkan oleh Jogja Bay, dan data mengenai
hubungan antara biaya lingkungan dan harga jual.
Wawancara dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan
kepada pihak dari divisi General Manager Office untuk menanyakan dan
mengkonfirmasi informasi-informasi mengenai Jogja Bay secara umum,
serta kepada senior accountant untuk mendapatkan data yang lebih spesifik
dan detail mengenai permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai pengakuan
biaya lingkungan dan penetapan harga jual tiket di Jogja Bay.
2. Kuesioner
Kuesioner dilakukan untuk menambah dan memperkuat data yang
akan dicari di dalam penelitian ini. Responden yang disasar adalah senior
accountant yang ada di Jogja Bay. Kuesioner hanya diberikan kepada pihak
yang akan diwawancarai, sehingga hasil dari kuesioner maupun wawancara
dapat saling melengkapi dan memperkuat data. Data yang akan didapat
adalah data mengenai biaya-biaya lingkungan di Jogja Bay, data mengenai
penetapan harga jual tiket yang diterapkan oleh Jogja Bay, dan data
mengenai hubungan antara biaya lingkungan dan harga jual.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan membaca atau mencatat ulang
dokumen-dokumen milik perusahaan yang relevan dengan data yang akan
dicari. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mencari data-data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
termasuk ke dala data sekunder. Data tersebut dilihat dari Chart of Account
Jogja Bay Waterpark, dokumen lain mengenai profil perusahaan.
F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel pengakuan biaya lingkungan diukur dengan menggunakan
kuesioner yang akan diberikan kepada responden dan melakukan wawancara
dengan narasumber untuk menambah dan memperkuat informasi yang
didapatkan. Kuesioner pengakuan biaya lingkungan ini berisi identifikasi
biaya apa saja yang dikeluarkan oleh Jogja Bay berkaitan dengan aktivitas
lingkungan yang dilakukan. Kuesioner terlampir di halaman 87.
Di dalam kuesioner ini, terdapat dua alternatif jawaban, yaitu “Ada” dan
“Tidak Ada”. Alternatif jawaban “Ada” menyatakan bahwa perusahaan
mengeluarkan biaya yang disebutkan di setiap pernyataan, sedangkan untuk
alternatif jawaban “Tidak Ada” menyatakan bahwa perusahaan tidak
mengeluarkan biaya yang disebutkan di setiap pernyataan. Kolom keterangan
dapat diisi dengan menuliskan nama akun yang digunakan perusahaan untuk
setiap pernyataan biaya tersebut.
Untuk memperdalam dan memperjelas informasi yang didapat dari hasil
kuesioner, juga dilakukan wawancara kepada narasumber. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui bagaimana kesadaran Jogja Bay terhadap
kepedulian lingkungan atas penggunaan sumber daya alam yang digunakan
untuk mendukung kegiatan operasinya, yang berakibat pada munculnya biaya-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
biaya ligkungan yang harus diklasifikasi dan diakui. Adapun daftar
pertanyaan yang akan ditanyakan adalah:
1. Apakah pihak Jogja Bay menyadari pentingnya pertanggungjawaban
lingkungan atas kegiatan operasinya?
2. Dalam menjalankan operasionalnya, Jogja Bay tentunya tidak bisa
terhindar dari isu kerusakan lingkungan. Apa yang sudah dilakukan Jogja
Bay terkait dengan lingkungan?
3. Bagaimana sistem daur ulang air yang dilakukan oleh Jogja Bay?
4. Program apa yang dilakukan oleh Jogja Bay untuk menjaga tanah di lokasi
Jogja Bay?
5. Program apa saja yang dilakukan oleh Jogja Bay untuk menjaga keasrian
lingkungan agar terhindar dari sampah-sampah padat seperti plastik, botol,
dan bekas makanan, meningkat banyaknya pengunjung yang masuk ke
Jogja Bay?
6. Atas kinerja lingkungan yang dilaksanakan oleh Jogja Bay, bagaimana
dengan biaya yang timbul atas aktivitas tersebut? Adakah biaya yang
timbul di luar baya operasional yang dikeluarkan?
7. Apa saja biaya lingkungan yang timbul atas kinerja lingkungan tersebut?
(pertanyaan akan didalami dari hasil dari kuesioner)
8. Kapan pengakuan biaya tersebut dilakukan? Misalnya saat sejumlah nilai
dibayarkan untuk pembiayaan aktivitas lingkungan.
9. Apakah pihak Jogja Bay menyadari pentingnya pengakuan biaya
lingkungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
10. Menurut Bapak/Ibu, apakah pentingnya pengakuan biaya lingkungan?
Dari hasil wawancara tersebut, akan kembali didalami sesuai dengan jawaban
yang dikemukakan oleh narasumber.
Variabel harga jual, serta bagaimana dampak biaya lingkungan terhadap
penentuan harga jual tersebut diukur dengan menggunakan kuesioner yang
akan diberikan kepada responden. Kuesioner terlampir di halaman 89. Di
dalam kuesioner ini terdapat dua alternatif jawaban, yaitu “Ya” dan “Tidak”.
Alternatif jawaban “Ya” berarti memperkuat pernyataan bahwa biaya
lingkungan berdampak pada penentuan harga jual, sedangkan alternatif
jawaban “Tidak” berarti biaya lingkungan tidak berdampak pada penentuan
harga jual. Untuk melihat kesimpulan mengenai jumlah jawaban “Ya” yang
memperkuat pernyataan bahwa biaya lingkungan memiliki dampak terhadap
penentuan harga jual, jawaban dari kuesioner akan dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Total Jawaban Ya
Total Pernyataan x 100%
Hasil persentase dari perhitungan tersebut menunjukkan berapa persen
pernyataan yang ada di dalam kuesioner yang mendukung pernyataan bahwa
biaya lingkungan memiliki dampak terhadap penentuan harga jual. Semakin
besar hasil persentase maka semakin besar dampak biaya lingkungan terhadap
penentuan harga jual, sebaliknya, semakin kecil hasi persentase maka semakin
kecil dampak biaya lingkungan terhadap penentuan harga jual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Untuk memperkuat data yang didapat dari hasil kuesioner, akan diukur
pula dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara dlakukan untuk
mendapatkan data mengenai bagaimana penentuan harga jual di Jogja Bay,
apakah biaya lingkungan diperhitungkan dalam menentukan harga jual. Dari
hasil wawancara tersebut, akan kembali didalami sesuai dengan jawaban yang
dikemukakan oleh narasumber. Adapun daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan adalah:
1. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam menentukan harga jual?
2. Metode apa yang digunakan dalam menentukan harga jual?
3. Adakah faktor biaya lingkungan yang disertakan dalam penentuan harga
jual?
4. Apakah biaya lingkungan memiliki peran dalam penentuan harga jual?
5. Jika biaya lingkungan menyebabkan harga jual menjadi lebih tinggi,
bagaimana hal tersebut bisa terjadi, serta apakah dampaknya?
6. Jika biaya lingkungan menyebabkan harga jual menjadi lebih rendah,
bagaimana hal tersebut bisa terjadi, serta apakah dampaknya?
7. Untuk setiap pernyataan yang terdapat di kuesioner, bagaimana penjelasan
lebih lanjut untuk setiap pernyataan yang dijawab “Ya”? (akan kembali
didalami untuk setiap pernyataan melalui wawancara)
8. Seberapa besar biaya lingkungan menjadi penentu dalam penetapan harga
jual?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif. Untuk menjawab rumusan masalah pertama
dan kedua mengenai klasifikasi dan pengakuan biaya lingkungan di Jogja Bay,
langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:
1. Mendeskripsikan klasifikasi biaya lingkungan menurut Jogja Bay.
2. Melakukan perbandingan klasifikasi biaya lingkungan menurut Jogja Bay
dengan menurut Hansen dan Mowen (2009) dengan menggunakan tabel
berikut:
Tabel 2
Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay Menurut
Hansen dan Mowen (2009) dengan Menurut Jogja Bay
Klasifikasi Menurut
Hansen Mowen
(2009)
Klasifikasi Menurut Jogja Bay
Klasifikasi/
Nama Akun Jenis Biaya
Biaya Pencegahan
Lingkungan
(Environmental
Prevention Costs)
... ...
Biaya Deteksi
Lingkungan
(Environmental
Detection Costs)
... ...
Biaya Kegagalan
Internal Lingkungan
(Environmental
Internal Failure
Costs)
... ...
Biaya Kegagalan
Eksternal
Lingkungan
(Environmental
External Failure
Costs)
... ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Melakukan analisis untuk setiap biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh
Jogja Bay berdasarkan klasifikasi biaya lingkungan Hansen Mowen (2009).
4. Membuat tabel kesesuaian pengakuan biaya lingkugan Jogja Bay dengan
Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan (KDPLK)
dalam SAK seperti berikut:
Tabel 3
Tabel Kesesuaian Pengakuan Biaya Lingkungan Jogja Bay dengan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPLK) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
No. Nama Biaya Pengakuan Menurut KDPLK
Sesuai Tidak Sesuai
1 ....................................
2 ....................................
3 ....................................
4 ....................................
5 ....................................
Total .... ....
5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengakuan untuk setiap biaya
lingkungan yang dikeluarkan oleh Jogja Bay menurut Kerangka Dasar
Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan yang ada di dalam SAK.
6. Membuat kesimpulan bagaimana pengakuan biaya lingkungan oleh Jogja
Bay, berapa persen pengakuan biaya lingkungan yang sesuai dengan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
7. Membuat usulan Laporan Biaya Lingkungan untuk Jogja Bay.
Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga mengenai bagaimana
biaya lingkungan berdampak terhadap penentuan harga jual di Jogja Bay,
langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. Mendeskripsikan bagaimana penentuan harga jual di Jogja Bay, faktor-
faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam menentukan harga jual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Menganalisis bagaimana penentuan harga jual di Jogja Bay, apakah di
dalamnya terdapat unsur biaya lingkungan.
3. Membuat tabel hasil Kuesioner Biaya Lingkungan dan Penentuan Harga
Jual dengan seperti berikut:
Tabel 4
Hasil Kuesioner Biaya Lingkungan dan Penentuan Harga Jual
No. Deskripsi Ya Tidak Keterangan
1 Biaya lingkungan
digabungkan dengan biaya
lainnya (biaya operasi
maupun biaya di luar
operasi).
2 Harga jual ditentukan dengan
menambah semua biaya yang
dikeluarkan dengan laba
yang diinginkan.
3 Biaya lingkungan menjadi
salah satu pertimbangan
dalam penentuan harga jual.
4 Biaya lingkungan
menyebabkan harga jual
menjadi lebih tinggi atau
lebih rendah.
Total .... ....
4. Menghitung seberapa besar persentase dampak biaya lingkungan terhadap
penentuan harga jual berdasarkan hasil kuesioner.
5. Menganalisis jawaban dari pernyataan di dalam kuesioner dan digabungkan
dengan hasil wawancara, sehingga dapat ditemukan bagaimana dampak
biaya lingkungan terhadap penentuan harga jual.
6. Menarik kesimpulan apakah biaya lingkungan berdampak terhadap
penentuan harga jual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Jenis Perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)
Alamat Perusahaan : Jalan Utara Stadion, Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Nomor Telepon : +62 274 8722020
B. Profil Perusahaan
Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark merupakan wahana permainan
air tematik yang ada di Kota Yogyakarta. Waterpark ini merupakan salah satu
waterpark terbesar di Asia Tenggara. Ada sembilan wahana seru yang bisa
dimainkan di Jogja Bay Waterpark, yaitu memo racer, bekti adventure,
volcano coaster, timo-timo rider, jolie raft river, brando boomeranggo, ziggy
giant barrel, mimi family, dan hip playground.
Jogja Bay mengusung tema bajak laut Eropa yang digabungkan dengan
tradisi Yogyakarta. Tema tersebut dituangkan melalui on-site live show,
karakter, water rides, dan merchandise. Jogja Bay juga mengusung tema
thropical lust, sehingga seluruh arena dipenuhi dengan tanaman hijau. Hal
tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian lingkungan yang
dilakukan oleh Jogja Bay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Sejarah Perusahaan
Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark merupakan wahana permainan
air terbaru yang ada di Kota Yogyakarta. Wahana permainan air ini
dioperasikan oleh PT Taman Wisata Jogja. Jogja Bay diresmikan oleh
gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono
X pada tanggal 20 Desember 2015.
D. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Mewujudkan Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark sebagai tujuan
wisata kelas dunia di Jogja istimewa.
2. Misi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
a) Memberikan pelayanan prima bagi para pengunjung (service
excellence)
b) Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan yang berstandar
internasional (zero tolerance)
c) Mengembangkan profesionalitas dengan pencapaian kinerja
tersertifikasi top brand serta berstandar ISO 90004
d) Menjadi perusahaan terbuka (Tbk.) yang handal dan terpercaya melalui
Initial Public Offering (IPO)
e) Membangun dan mengembangkan team work yang solid. Our work is
team work (best performance).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Jenis Usaha
Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark merupakan usaha berjenis
hospitality service, yaitu berupa taman rekreasi. Jogja Bay memberikan
pelayanan kepada pengunjung melalui pengoperasionalan taman rekreasi air
yang mengutamakan kenyamanan pengunjung.
F. Struktur Organisasi dan Tugas Struktur Jabatan
1. Struktur Organisasi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Struktur organisasi Jogja Bay digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 1
Struktur Organisasi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
= Divisi yang berkaitan dengan kegiatan operasional Jogja Bay Pirates
Adventure Waterpark
Vice General Manager
General Manager
Corporate
Secretary
General
Manager
Office
Finance
Operation
Park
Services
Sales
Marketing
Engineering Housekeeping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Tugas Struktur Jabatan Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Dalam mengoperasionalkan Jogja Bay, terdapat general manajer sebagai
pemimpin, yang didampingi dan dibantu oleh vice general manager.
a) General Manager
b) Vice General Manager
Untuk melakukan kegiatan operasional di Jogja Bay, terdapat lima divisi
yang mempunyai tugasnya masing-masing, yaitu:
c) General Manager Office, bertugas untuk mendukung kinerja semua
divisi agar operasional Jogja Bay dapat terlaksana dengan efektif dan
efisien.
d) Corporate Secretary, bertugas untuk menghubungkan pihak Jogja Bay
secara korporasi dengan pihak eksternal, seperti pemerintah ataupun
pihak ketiga.
e) Park Services, bertugas untuk melakukan dan bertanggung jawab atas
segala kegiatan operasional Jogja Bay. Divisi ini juga bertugas untuk
melakukan repair and maintenance untuk seluruh alat, area yang ada
di Jogja Bay untuk menjamin kualitas Jogja Bay yang akan
memuaskan pengunjung. Divisi ini memiliki wewenang untuk
pengambilan keputusan untuk menunjang kegiatan operasional Jogja
Bay.
f) Finance Operation, bertugas untuk mengelola target perusahaan
dengan mengelola cash flow dan mengatur expense.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
g) Sales Marketing, bertugas untuk melakukan strategi penjualan
sehingga dapat mendatangkan pengunjung.
G. Sumber Air dan Proses Daur Ulangnya
Dalam melakukan kegiatan operasionalnya sebagai sebuah taman
rekreasi air, Jogja Bay tentu memerlukan air dengan volume yang besar.
Untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, Jogja Bay mendapatkan air dari
dua sumber, yaitu air sumur tanah dan air dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Air dari kedua sumber tersebut diambil sebagian besar untuk
keperluan kolam renang.
Sebagai bagian dari tanggung jawab Jogja Bay terhadap lingkungan,
penggunaan air dilakukan dengan tidak berlebihan dan terdapat proses daur
ulang untuk memutar aliran air agar dapat digunakan lagi. Proses daur ulang
air dilakukan dengan sebuah alat, yaitu pompa sirkulasi dan filterasi. Pompa
sirkulasi dan filterasi ini dioperasionalkan setiap hari selama jam operasional,
sehingga air selalu berputar untuk didaur ulang. Hal ini mengakibatkan tidak
adanya limbah berupa air kotor yang dibuang ke lingkungan eksternal. Setiap
harinya, air diberi obat untuk mengikat kotoran, sehingga kotoran akan terikat
berbentuk gumpalan-gumpalan yang ada di dasar kolam. Gumpalan tersebut
kemudian disedot dan disaring menggunakan filter, sehingga kotoran
terangkat. Kotoran tersebut akan dialirkan ke saluran pembuangan air.
Berdasarkan wawancara, proses tersebut tidak akan menyebabkan kerusakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
lingkungan, mulai dari obat yang digunakan sampai dengan pembuangan
limbah ke saluran pembuangan air.
Proses daur ulang air yang dilakukan setiap hari tersebut merupakan
salah satu upaya Jogja Bay untuk terus menjaga keasrian dan kelestarian
lingkungan, yaitu dengan tidak membuang limbah air kotor ke lingkungan
eksternal. Proses daur ulang air dengan menggunakan pompa sirkulasi dan
filterasi merupakan langkah pencegahan dan pengendalian pencemaran, serta
berguna untuk meminimalkan penggunaan air secara besar-besaran.
Untuk memastikan bahwa pompa sirkulasi dan filterasi selalu beroperasi
dengan efektif dan benar, dilakukan inspeksi dan pengujian secara berkala atas
alat tersebut. Inspeksi dan pengujian pompa sirkulasi dan filterasi dilakukan
dengan melakukan sejumlah tes untuk menguji keefektifan alat tersebut yang
dilakukan oleh pihak internal Jogja Bay. Aktivitas ini dilakukan untuk
menjamin bahwa pompa sirkulasi dan filterasi beroperasi dengan baik,
sehingga dapat mendaur ulang air serta mengatasi pencemaran akibat limbah
air kotor.
H. Program Pelestarian Lingkungan
Selain melakukan proses daur ulang air dengan menggunakan pompa
sirkulasi dan filtrasi, Jogja Bay juga melakukan beberapa program lain sebagai
aksi peduli lingkungan yang tentunya mengeluarkan biaya-biaya tertentu,
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Program Kebersihan Lingkungan
Program ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan untuk menjaga kebersihan
di lingkungan Jogja Bay, mulai dari pengadaan tempat-tempat sampah
hingga kebersihan air di kolam renang.
2. Program Penanaman dan Perawatan Tanaman
Program ini berkaitan dengan garden, yaitu bagaimana menanam dan
merawat tanaman yang ada di Jogja Bay untuk menjaga kehijauan
lingkungan.
3. Kerja Sama Pengolahan Sampah dengan Pihak Ketiga
Program ini dilakukan untuk mempermudah pengolahan dan pengelolaan
sampah yang ada di Jogja Bay. Kerja sama ini dilakukan dengan pihak
ketiga, yaitu vendor, yang akan mengurusi sampah-sampah yang timbul
akibat operasional Jogja Bay.
4. Tes Kualitas Air dan Tanah
Program ini merupakan program pengujian terhadap air dan tanah yang
dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa air dan tanah tidak
tercemar. Program ini juga merupakan salah satu langkah pencegahan dan
pengendalian terjadinya pencemaran air mauun tanah. Tes kualitas air dan
tanah yang dilakukan juga menjadi pembuktian bahwa kegiatan
operasional yang dilakukan oleh Jogja Bay tidak merusak lingkungan
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Biaya Lingkungan
Sebagaimana perusahaan yang melakukan aktivitas lingkungan melalui
program-program kepedulian lingkungan, Jogja Bay mengeluarkan biaya-
biaya tertentu untuk melaksanakan program-program lingkungan tersebut.
Program yang dijalankan seperti melakukan tes kualitas air, perawatan kolam
dan tanaman, dan kerja sama dengan vendor untuk mengatasi masalah
sampah. Program-program tersebut menimbulkan biaya yang harus diakui
oleh Jogja Bay. Dalam mengidentifikasi biaya-biaya yang timbul, Jogja Bay
sudah memiliki klasifikasi, yaitu klasifikasi berdasarkan fungsi yang ada di
dalam struktur organisasi. Biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang ada
di dalam divisi Park Services. Berikut adalah klasifikasi biaya Jogja Bay
berdasarkan hasil wawancara:
1. Engineering Expense
Engineering Expense adalah akun yang digunakan untuk mencatat segala
biaya yang dikeluarkan dalam rangka melakukan perbaikan dan perawatan
(repair and maintenance) aset yang dimiliki oleh perusahaan, serta biaya
yang berhubungan dengan hal-hal teknis dalam pengoperasionalan
perusahaan, seperti pengoperasionalan pompa sirkulasi dan filterasi setiap
harinya, kegiatan perbaikan jika ada kerusakan peralatan. Berdasarkan
hasil wawancara, ada sembilan biaya yang diklasifikasikan sebagai
Engineering Expense, yaitu Building Expense, Plumbing Expense,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Electricity Expense, Painting Expense, Vehicle Expense, Air Conditioner
Maintenance Expense, Engineering Supplies Expense, Fuel and Oil
Expense, dan Water Expense. Dari sembilan biaya tersebut, ada tiga biaya
yang termasuk ke dalam kategori biaya lingkungan, yaitu:
a. Plumbing Expense
Plumbing Expense adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan alat daur ulang air, yaitu
pompa sirkulasi dan filterasi.
b. Electricity Expense
Electricity Expense yang terdapat di bawah akun Engineering Expense
ini adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya yang
dikeluarkan karena dilakukannya pengoperasionalan alat daur ulang air
setiap harinya selama jam operasi perusahaan.
c. Air Conditioner Maintenance Expense
Air Conditioner Maintenance Expense adalah akun yang digunakan
untuk mencatat biaya yang dikeluarkan atas perawatan dan perbaikan
air conditioner dalam rangka untuk menjaga kenyamanan lingkungan.
Enam dari sembilan biaya yang termasuk ke dalam Engineering Expense
tidak dapat dikategorikan menjadi biaya lingkungan karena enam biaya
tersebut terjadi bukan karena dilakukannya aktivitas yang berhubungan
dengan lingkungan, namun benar-benar untuk kebutuhan operasional Jogja
Bay, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Building Expense merupakan biaya yang timbul atas aktivitas
perbaikan dan perawatan bangunan yang dimiliki Jogja Bay.
b. Painting Expense merupakan biaya yang timbul atas aktivitas
pengecatan yang dilakukan di tempat-tempat tertentu dalam rangka
membuat area kolam renang menjadi lebih menarik.
c. Vehicle Expense merupakan biaya yang timbul atas aktivitas perbaikan
dan perawatan kendaraan-kendaraan yang dimiliki oleh Jogja Bay.
d. Engineering Supplies Expense merupakan biaya yang timbul atas
aktivitas perbaikan dan perawatan, yaitu ketika diambil dan
digunakannya perlengkapan seperti baut, paku, lampu, dan semen
untuk aktivitas tersebut dari gudang.
e. Fuel and Oil Expense merupakan biaya yang timbul atas aktivitas
pengisian bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan yang ada di Jogja
Bay.
f. Water Expense merupakan biaya yang timbul karena dilakukannya
pembayaran kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atas
penggunaan air.
Enam biaya tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai biaya lingkungan
karena aktivitas yang menyebabkan biaya-biaya tersebut timbul bukanlah
merupakan aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas kepedulian
lingkungan untuk mencegah atau mengatasi lingkungan yang buruk,
melainkan aktivitas untuk mendukung operasional Jogja Bay. Menurut
Hansen dan Mowen (2009: 413) biaya lingkungan adalah biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dikeluarkan karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau mungkin
buruk, sehingga enam biaya tersebut tidak relevan jika dikategorikan ke
dalam biaya lingkungan.
2. Housekeeping Expense
Housekeeping Expense adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya
yang dikeluarkan karena adanya segala aktivitas perawatan lingkungan di
area Jogja Bay untuk menunjang kegiatan operasional. Berdasarkan hasil
wawancara, ada enam biaya yang diklasifikasikan sebagai Housekeeping
Expense, yaitu Chemical and Cleaning Expense, Housekeeping Supplies
Expense, Guest Supplies Expense, Vendor Expense, Gardener Expense,
dan Pest Control Expense. Dari enam biaya tersebut, hanya lima biaya
yang termasuk ke dalam kategori biaya lingkungan, yaitu:
a. Chemical and Cleaning Expense
Chemical and Cleaning Expense adalah akun yang digunakan untuk
mencatat biaya yang timbul atas aktivitas kebersihan lingkungan yang
dilakukan di area Jogja Bay.
b. Housekeeping Supplies Expense
Housekeeping Supplies Expense adalah akun yang digunakan untuk
mencatat biaya yang timbul atas penggunaan segala peralatan yang
dibutuhkan dalam melakukan aktivitas perawatan lingkungan.
Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan atas penggunaan tempat-
tempat sampah di area Jogja Bay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Vendor Expense
Vendor Expense yang terdapat di bawah akun Housekeeping Expense
ini adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya yang timbul atas
dilakukannya aktivitas pengelolaan sampah oleh vendor. Biaya ini
dibayarkan kepada vendor yang telah bekerja sama dengan perusahaan.
d. Gardener Expense
Gardener Expense adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya
yang timbul akibat dilakukannya aktivitas penanaman dan perawatan
tanaman di area Jogja Bay.
e. Pest Control Expense
Pest Control Expense adalah akun yang digunakan untuk mencatat
biaya yang timbul atas dilakukannya aktivitas pengendalian hama
untuk menjaga keasrian lingkungan.
Guest Supplies Expense tidak dikategorikan menjadi biaya lingkungan
karena merupakan biaya yang timbul atas diambil dan digunakannya
perlengkapan yang dibutuhkan oleh pengunjung dari gudang, misalnya
adalah sabun cuci tangan yang disediakan di toilet. Biaya tersebut timbul
bukan untuk kepentingan menjaga lingkungan, tetapi untuk memenuhi
kebutuhan pengunjung, sehingga tidak relevan jika dikategorikan menjadi
biaya lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Biaya Uji Kualitas Air
Biaya Uji Kualitas Air adalah akun yang digunakan untuk mencatat biaya
yang timbul atas dilakukannya pengujian kualitas air yang dilakukan
setiap enam bulan sekali. Biaya ini dapat dikategorikan sebagai biaya
lingkungan karena merupakan biaya yang timbul atas aktivitas lingkungan
untuk mengatasi kualitas lingkungan yang mungkin buruk.
4. Biaya Uji Kualitas Tanah
Biaya Uji Kualitas Tanah adalah akun yang digunakan untuk mencatat
biaya yang timbul atas dilakukannya pengujian kualitas tanah yang
dilakukan secara berkala. Biaya ini dapat dikategorikan sebagai biaya
lingkungan karena merupakan biaya yang timbul atas aktivitas lingkungan
untuk mengatasi kualitas lingkungan yang mungkin buruk.
5. Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan Filterasi
Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan Filterasi adalah akun yang
digunakan untuk mencatat biaya yang timbul akibat adanya depresiasi
pompa sirkulasi dan filterasi yang digunakan terus menerus untuk
melakukan daur ulang air. Biaya ini merupakan biaya di luar biaya
operasional, namun berpengaruh terhadap pertanggungjawaban biaya
lingkungan perusahaan karena merupakan depresiasi dari alat pompa
sirkulasi dan filterasi untuk air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan lima klasifikasi biaya lingkungan di atas, identifikasi biaya
lingkungan di Jogja Bay telah dilakukan dengan mengikuti klasifikasi
tersebut, sehingga klasifikasi biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen
(2009) tidak digunakan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilakukan
perbandingan identifikasi biaya lingkungan yang dilakukan oleh Jogja Bay
dengan klasifikasi menurut Hansen dan Mowen (2009). Perbandingan
klasifikasi biaya lingkungan tersebut digambarkan dengan tabel berikut:
Tabel 5
Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay Menurut
Hansen dan Mowen (2009) dengan Menurut Jogja Bay
Klasifikasi
Menurut
Hansen Mowen
(2009)
Klasifikasi Menurut Jogja Bay
Klasifikasi/
Nama Akun Jenis Biaya
Biaya
Pencegahan
Lingkungan
(Environmental
Prevention
Costs), yaitu
biaya untuk
aktivitas yang
dilakukan untuk
mencegah
produksi
limbah/sampah
yang dapat
merusak
lingkungan.
-
(Biaya yang
diikeluarkan sebelum
Jogja Bay beroperasi)
Biaya yang timbul akibat
melakukan studi lingkungan.
-
(Biaya yang
diikeluarkan sebelum
Jogja Bay beroperasi)
Biaya yang timbul akibat
melakukan evaluasi dan
pemilihan alat daur ulang air.
-
(Biaya yang
diikeluarkan sebelum
Jogja Bay beroperasi)
Biaya yang timbul akibat
melakukan evaluasi dan
pemilihan alat untuk
mengendalikan atau
meminimalisir terjadinya
pencemaran air.
-
(Biaya yang
diikeluarkan sebelum
Jogja Bay beroperasi)
Biaya yang timbul akibat
melakukan evaluasi dan
pemilihan alat untuk
mengendalikan atau
meminimalisir terjadinya
pencemaran tanah.
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya penanaman pohon
di sekitar area kolam renang
sebagai tindakan pencegahan
kerusakan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 5
Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay Menurut
Hansen dan Mowen (2009) dengan Menurut Jogja Bay (Lanjutan)
Klasifikasi
Menurut
Hansen Mowen
(2009)
Klasifikasi Menurut Jogja Bay
Klasifikasi/
Nama Akun Jenis Biaya
Biaya Deteksi
Lingkungan
(Environmental
Detection Costs),
yaitu biaya untuk
aktivitas yang
dilakukan untuk
memastikan
bahwa produk,
proses, dan
aktivitas lain
telah mematuhi
standar
lingkungan.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya inspeksi untuk
setiap proses daur ulang air
kolam renang.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian
keefektifan alat pengendalian
pencemaran.
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengawasan
terhadap perawatan aneka
ragam flora yang ada di sekitar
kolam renang.
Biaya Uji Kualitas
Air
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian dan
pengukuran pencemaran air.
Biaya Uji Kualitas
Tanah
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian dan
pengukuran pencemaran tanah.
Biaya Kegagalan
Internal
Lingkungan
(Environmental
Internal Failure
Costs), yaitu
biaya untuk
aktivitas yang
dilakukan karena
adanya limbah
dan sampah
akibat produksi
tetapi tidak
dibuang ke
lingkungan luar.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
melakukan daur ulang air kolam
renang.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
pengoperasian peralatan daur
ulang air.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
pengoperasian alat yang
digunakan untuk meminimalisir
pencemaran.
Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya perawatan dan
perbaikan air conditioner yang
ada di area Jogja Bay karena
lingkungan yang panas.
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul akibat
disediakannya tempat-tempat
pembuangan sampah yang
tersebar di lokasi kolam renang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 5
Perbandingan Klasifikasi Biaya Lingkungan di Jogja Bay Menurut
Hansen dan Mowen (2009) dengan Menurut Jogja Bay (Lanjutan)
Klasifikasi
Menurut
Hansen Mowen
(2009)
Klasifikasi Menurut Jogja Bay
Klasifikasi/
Nama Akun Jenis Biaya
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul akibat
dilakukannya penanaman pohon
di sekitar area kolam renang di
area yang sudah mulai rusak
(tanah kering, gersang).
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul atas aktivitas
membersihkan lingkungan di
Jogja Bay ketika muncul
sampah/limbah.
Housekeeping
Expense
Biaya yang timbul akibat
penggunaan obat untuk
mengikat kotoran yang ada di
kolam renang.
Housekeeping
Expense
Biaya kepada pihak ketiga atas
kerja sama dalam hal
pengelolaan sampah di Jogja
Bay.
Housekeeping
Expense
Biaya atas pengendalian hama
yang dapat merusak
lingkungan.
Biaya Kegagalan
Eksternal
Lingkungan
(Environmental
External Failure
Costs), yaitu
biaya untuk
aktivitas yang
dilakukan setelah
melepas limbah
dan sampah ke
lingkungan luar.
-
(Biaya yang mungkin
timbul)
Biaya yang mungkin
dikeluarkan karena gagalnya
proses daur ulang air, sehingga
muncul limbah air kotor yang
dibuang yang dapat merusak
lingkungan.
-
(Biaya yang mungkin
timbul)
Biaya yang mungkin
dikeluarkan karena adanya
komplain dari pengunjung
mengenai kualitas air kolam.
Berdasarkan tabel di atas, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Jogja Bay
dapat diklasifikasikan menurut Hansen dan Mowen (2009). Berikut adalah
analisis untuk setiap jenis biaya lingkungan yang diakui oleh Jogja Bay jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diidentifikasi menurut klasifikasi biaya lingkungan Hansen dan Mowen
(2009):
1. Biaya Pencegahan Lingkungan (Environmental Prevention Costs)
Sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009), biaya-biaya diklasifikasikan ke
dalam Biaya Pencegahan Lingkungan karena merupakan biaya yang
timbul atas aktivitas pencegahan kerusakan lingkungan. Terdapat lima
jenis biaya di Jogja Bay yang termasuk ke dalam klasifikasi Biaya
Pencegahan Lingkungan, yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
a. Biaya yang sudah dikeluarkan sebelum Jogja Bay beroperasi, meliputi:
1) Biaya yang timbul akibat melakukan studi lingkungan.
2) Biaya yang timbul akibat melakukan evaluasi dan pemilihan alat
daur ulang air.
3) Biaya yang timbul akibat melakukan evaluasi dan pemilihan alat
untuk mengendalikan atau meminimalisir terjadinya pencemaran
air.
4) Biaya yang timbul akibat melakukan evaluasi dan pemilihan alat
untuk mengendalikan atau meminimalisir terjadinya pencemaran
tanah.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang timbul atas aktivitas
pencegahan kerusakan lingkungan akibat kegiatan operasional Jogja
Bay yang mungkin menghasilkan limbah, yaitu pelaksanaan studi
lingkungan, evaluasi dan pemilihan alat daur ulang air untuk
meminimalisir pencemaran sebagai bentuk pencegahan terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kerusakan lingkungan. Dengan demikian, biaya-biaya tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam Biaya Pencegahan Lingkungan. Biaya yang
timbul akibat melakukan studi lingkungan dilakukan ketika perusahaan
akan memulai usaha dengan melakukan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) terlebih dahulu. Dalam melakukan evaluasi
dan pemilihan alat yang digunakan untuk daur ulang air dan
pencegahan pencemaran dilakukan dengan bekerja sama dengan
vendor. Biaya yang timbul akibat melakukan evaluasi dan pemilihan
alat daur ulang air serta pencegahan pencemaran tersebut dibebankan
ke kos alat daur ulang air yang dipilih dan dibeli dari vendor. Biaya-
biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum Jogja Bay
beroperasi, yaitu ketika pra survei dilakukan, sehingga tidak termasuk
ke dalam klasifikasi menurut Jogja Bay dan tidak akan diakui lagi oleh
Jogja Bay atau dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan.
b. Biaya yang dikeluarkan ketika Jogja Bay sudah beroperasi, yaitu biaya
yang timbul akibat dilakukannya penanaman pohon di sekitar area
kolam renang sebagai tindakan pencegahan kerusakan lingkungan.
Biaya ini merupakan biaya yang timbul karena dilakukannya
penanaman pohon sebagai tindakan pencegahan kerusakan lingkungan
di sekitar area Jogja Bay, sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam
Biaya Pencegahan Lingkungan. Sesuai dengan penjelasan di bagian
klasifikasi biaya menurut Jogja Bay, biaya ini merupakan contoh biaya
yang dikeluarkan atas aktivitas perawatan lingkungan di area Jogja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Bay sebagai aktivitas pencegahan, sehingga diklasifikasikan sebagai
Housekeeping Expense.
2. Biaya Deteksi Lingkungan (Environmental Detection Costs)
Sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009), biaya-biaya diklasifikasikan ke
dalam Biaya Deteksi Lingkungan karena merupakan biaya yang timbul
atas aktivitas untuk memastikan suatu produk, proses, dan aktivitas yang
ada di perusahaan telah mematuhi standar lingkungan yang berlaku.
Biaya-biaya di Jogja Bay yang dapat diklasifikasikan ke dalam Biaya
Deteksi Lingkungan yaitu:
a. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya akibat dilakukannya inspeksi untuk setiap proses daur ulang
air kolam renang.
2) Biaya akibat dilakukannya pengujian keefektifan alat pengendalian
pencemaran.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dilakukan untuk
memastikan bahwa alat yang digunakan untuk mendaur ulang air dan
pengendalian pencemaran sudah sesuai standar sehingga dapat
beroperasi dengan efektif. Dengan demikian, biaya-biaya tersebut
dapat diklasifikasikan ke dalam Biaya Deteksi Lingkungan. Biaya-
biaya tersebut merupakan contoh biaya yang berhubungan dengan hal
teknis dalam pengoperasionalan perusahaan, yaitu berkaitan dengan
pengujian alat daur ulang air sebagai pengendalian pencemaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mungkin timbul akibat munculnya limbah air kotor. Sesuai dengan
penjelasan mengenai klasifikasi biaya menurut Jogja Bay, biaya-biaya
tersebut diklasifikasikan sebagai Engineering Expense.
b. Biaya yang timbul akibat dilakukannya pengawasan terhadap
perawatan aneka ragam flora yang ada di sekitar kolam renang. Biaya
ini merupakan biaya yang dikeluarkan atas aktvitas pengawasan untuk
memastikan bahwa aktivitas perawatan flora yang ada di area Jogja
Bay sudah dilaksanakan dengan benar dengan tujuan agar lingkungan
tetap selalu terjaga. Dengan demikian, biaya ini dapat diklasifikasikan
ke dalam klasifikasi Biaya Deteksi Lingkungan. Jogja Bay
mengklasifikasikan biaya ini ke dalam Housekeeping Expense karena
merupakan biaya yang dikeluarkan atas aktivitas perawatan
lingkungan di area Jogja Bay. Dalam hal ini, kegiatan pengawasan
terhadap perawatan aneka ragam flora menjadi salah satu aktivitas
untuk menjaga kualitas lingkungan, sehingga biaya atas aktivitas
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Housekeeping Expense.
c. Biaya yang timbul akibat dilakukannya pengujian dan pengukuran
pencemaran air dan tanah. Biaya ini diklasifikasikan ke dalam Biaya
Deteksi Lingkungan karena merupakan biaya atas aktivitas untuk
mendeteksi apakah air dan tanah masih berada di kondisi yang baik
atau tidak tercemar, sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam Biaya
Deteksi Lingkungan Pendeteksian ini dilakukan dengan melakukan
pengujian dan pengukuran untuk memastikan bahwa air dan tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tidak tercemar dari limbah kotor akibat dilakukannya kegiatan
operasional. Menurut Jogja Bay, biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian dan pengukuran pencemaran air
diklasifikasikan ke dalam Biaya Uji Kualitas Air, sedangkan untuk
biaya yang timbul akibat dilakukannya pengujian dan pengukuran
pencemaran tanah diklasifikasikan ke dalam Biaya Uji Kualitas Tanah.
3. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (Environmental Internal
Failure Costs)
Sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009), biaya-biaya diklasifikasikan ke
dalam Biaya Kegagalan Internal Lingkungan karena merupakan biaya
yang timbul atas pertanggungjawaban perusahaan karena adanya
kegagalan internal, misalnya berupa limbah atau sampah akibat produksi,
namun tidak dibuang ke lingkungan luar. Biaya-biaya di Jogja Bay yang
dapat diklasifikasikan ke dalam Biaya Kegagalan Internal Lingkungan
yaitu:
a. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya akibat melakukan daur ulang air kolam renang.
2) Biaya akibat pengoperasian peralatan daur ulang air.
3) Biaya akibat pengoperasian alat yang digunakan untuk
meminimalisir pencemaran.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan atas aktivitas
daur ulang air kolam renang dengan menggunakan sebuah alat, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pompa sirkulasi dan filterasi, yang dilakukan karena kualitas air yang
menurun akibat operasional Jogja Bay sehingga air dan tanah tercemar.
Dengan demikian, biaya biaya-tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam
Biaya Kegagalan Internal Lingkungan. Biaya-biaya ini diklasifikasikan
ke dalam Engineering Expense menurut Jogja Bay karena merupakan
contoh biaya yang berhubungan dengan hal teknis dalam
pengoperasionalan perusahaan, yaitu berkaitan dengan
pengoperasionalan alat daur ulang air.
b. Biaya yang timbul akibat dilakukannya perawatan dan perbaikan air
conditioner yang ada di area Jogja Bay karena lingkungan yang panas.
Biaya ini diklasifikasikan ke dalam Biaya Kegagalan Internal
Lingkungan karena merupakan biaya yang timbul atas perbaikan air
conditioner yang mengalami kerusakan yang menyebabkan lingkungan
menjadi tidak nyaman. Sesuai dengan penjelasan mengenai klasifikasi
biaya menurut Jogja Bay, biaya ini merupakan contoh biaya yang
berhubungan dengan hal teknis dalam pengoperasionalan perusahaan
serta berhubungan dengan kegiatan perawatan dan perbaikan yaitu
untuk air conditioner, sehingga biaya tersebut diklasifikasikan sebagai
Engineering Expense.
c. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya akibat disediakannya tempat-tempat pembuangan sampah
yang tersebar di lokasi kolam renang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2) Biaya akibat dilakukannya penanaman pohon di sekitar area kolam
renang di area yang sudah mulai rusak (tanah kering, gersang).
3) Biaya akibat aktivitas membersihkan lingkungan di Jogja Bay
ketika muncul sampah/limbah.
4) Biaya yang timbul akibat penggunaan obat untuk mengikat kotoran
yang ada di kolam renang.
5) Biaya kepada pihak ketiga atas kerja sama dalam hal pengelolaan
sampah di Jogja Bay.
6) Biaya akibat aktivitas pengendalian hama yang dapat merusak
lingkungan.
Biaya-biaya tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam Biaya Kegagalan
Internal Lingkungan karena merupakan biaya yang timbul akibat
dilakukannya aktivitas tertentu atas kegagalan yang muncul, yaitu
penggunaan obat pengikat akibat munculnya kotoran di dalam kolam
renang, pengadaan tempat sampat dan pembersihan lingkungan karena
adanya sampah/limbah yang muncul serta penanaman pohon di area
Jogja Bay karena tanah mulai rusak dan lingkungan gersang, serta
pembasmian hama yang muncul. Biaya-biaya tersebut merupakan
contoh biaya atas aktivitas perawatan lingkungan di Jogja Bay, seperti
perawatan kebersihan air kolam, penyediaan tempat sampah,
penanaman pohon, pembersihan lingkungan dari sampah, pengelolaan
sampah, serta pembasmian hama. Jogja Bay mengklasifikasikan biaya-
biaya tersebut ke dalam Housekeeping Expense.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (Environmental External
Failure Costs)
Sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009), biaya-biaya diklasifikasikan ke
dalam Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan karena merupakan biaya
yang timbul atas pertanggungjawaban perusahaan karena adanya
kegagalan eksternal, misalnya berupa limbah atau sampah akibat produksi
yang dibuang ke lingkungan luar, serta mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Biaya-biaya di Jogja Bay yang dapat diklasifikasikan ke
dalam Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan yaitu:
a. Biaya yang mungkin dikeluarkan karena gagalnya proses daur ulang
air, sehingga muncul limbah air kotor yang dibuang yang dapat
merusak lingkungan.
b. Biaya yang mungkin dikeluarkan karena adanya komplain dari
pengunjung mengenai kualitas air kolam.
Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang timbul atas adanya kegagalan
eksternal berupa munculnya limbah air kotor yang dibuang keluar yang
dapat merusak lingkungan, serta kualitas air kolam yang memburuk yang
dirasakan oleh pengunjung, sehingga dapat diklasifikasikan ke dalam
Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan. Biaya-biaya tersebut
sesungguhnya tidak diakui oleh Jogja Bay, namun memiliki potensi untuk
timbul, sehingga tidak diklasifikasikan ke dalam klasifikasi biaya menurut
Jogja Bay. Biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang mungkin akan
dikeluarkan perusahaan jika aktivitas atau peristiwa tersebut terjadi. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kedua peristiwa yang disebutkan masih merupakan sebuah potensi yang
dapat menimbulkan biaya baru muncul yang diklasifikasikan sebagai
Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai klasifikasi biaya lingkungan
Jogja Bay, biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh Jogja Bay masih
digabung dengan biaya operasional dengan klasifikasi yang sudah dijelaskan
di bagian klasifikasi biaya menurut Jogja Bay. Jogja Bay tidak menggunakan
klasifikasi biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2009) sehingga
menyebabkan Jogja Bay tidak mengetahui seberapa besar biaya yang
dikeluarkan atas aktivitas lingkungan yang dilakukan berdasarkan klasifikasi-
klasifikasi tersebut. Klasifikasi biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen
(2009) dapat membantu Jogja Bay dalam mengetahui dan mengendalikan
biaya yang timbul atas aktivitas lingkungannya, terutama di dalam klasifikasi
pencegahan dan deteksi agar biaya kegagalan dapat diminimalisir.
Klasifikasi biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2009)
menjadi penting untuk dilakukan oleh Jogja Bay untuk mengetahui alokasi
biaya yang dikeluarkan untuk lingkungan untuk setiap klasifikasinya.
Pengklasifikasian biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2009), yaitu
pencegahan, deteksi, kegagalan internal, dan kegagalan eksternal
memudahkan Jogja Bay untuk mengetahui aktivitas manakah yang paling
banyak mengeluarkan biaya, apakah itu dari kegiatan pencegahan, deteksi,
kegagalan internal, maupun kegagalan eksternal, sehingga dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang menyebabkan biaya-biaya tersebut
timbul.
B. Pengakuan Biaya Lingkungan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan
posisi keuangan atau laporan laba rugi (Standar Akuntansi Keuangan, 2014:
14). Di dalam suatu pengakuan, konsep akrual menjadi hal yang penting.
Konsep akrual menekankan pada pengakuan suatu peristiwa atau transaksi
pada saat peristiwa atau transaksi tersebut terjadi, misalnya melalui pemberian
atau penerimaan jasa, bukan pada saat pembayaran maupun penerimaan
sejumlah kas. Pengakuan biaya lingkungan di Jogja Bay merupakan suatu
proses yang dilakukan perusahaan ketika perusahaan tersebut telah
melaksanakan aktivitas lingkungannya akibat kualitas lingkungan yang buruk
atau mungkin buruk, misalnya pada saat menerima atau memberikan jasa dan
saat mengeluarkan sejumlah persediaan dari gudang.
Biaya-biaya yang dikeluarkan setelah Jogja Bay mulai beroperasi dalam
rangka melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan diakui
sebagai biaya operasional dengan klasifikasi biaya yang sudah ditentukan oleh
Jogja Bay. Pengakuan biaya lingkungan yang didahului dengan klasifikasi
biaya lingkungan Hansen dan Mowen (2009) tidak diterapkan oleh Jogja Bay
karena belum dilakukannya pemisahan pengakuan biaya lingkungan dari biaya
operasional secara keseluruhan. Biaya lingkungan di Jogja Bay masih diakui
sebagai biaya operasional. Pengakuan oleh Jogja Bay terhadap setiap biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
lingkungan diakui sesuai dengan klasifikasinya. Berkaitan dengan konsep
pengakuan dan akrual dari Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan di dalam SAK, dapat dilakukan perbandingan mengenai
kesesuaian konsep pengakuan oleh Jogja Bay dengan konsep akrual di dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, yaitu di mana
pengakuan dilakukan pada saat kejadian, dan bukan pada saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar (Standar Akuntansi Keuangan, 2014: 16). Berikut
merupakan tabel kesesuaian konsep pengakuan biaya lingkungan di Jojga Bay
dengan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPLK):
Tabel 6
Tabel Kesesuaian Pengakuan Biaya Lingkungan Jogja Bay dengan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPLK) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
No. Nama Biaya
Pengakuan Menurut
KDPLK
Sesuai Tidak
Sesuai
1 Engineering Expense
Biaya yang timbul akibat dilakukannya
inspeksi untuk setiap proses daur ulang
air kolam renang (Plumbing Expense).
V
Biaya yang timbul akibat dilakukannya
pengujian keefektifan alat
pengendalian pencemaran (Plumbing
Expense).
V
Biaya yang timbul akibat melakukan
daur ulang air kolam renang
(Electricity Expense).
V
Biaya yang timbul akibat
pengoperasian peralatan daur ulang
air(Electricity Expense).
V
Biaya yang timbul akibat
pengoperasian alat yang digunakan
untuk mengendalikaan/meminimalisir
pencemaran (Electricity Expense).
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 6
Tabel Kesesuaian Pengakuan Biaya Lingkungan Jogja Bay dengan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPLK) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (Lanjutan)
No. Nama Biaya
Pengakuan Menurut
KDPLK
Sesuai Tidak
Sesuai
2 Housekeeping Expense
Biaya yang timbul akibat dilakukannya
penanaman pohon di sekitar area
kolam renang sebagai tindakan
pencegahan kerusakan lingkungan
(Gardener Expense).
V
Biaya yang timbul akibat dilakukannya
penanaman pohon di sekitar area
kolam renang di area yang sudah mulai
rusak (Gardener Expense).
V
Biaya yang timbul akibat dilakukannya
pengawasan terhadap perawatan aneka
ragam flora yang ada di sekitar kolam
renang (Gardener Expense).
V
Biaya yang timbul akibat
disediakannya tempat pembuangan
sampah di lokasi kolam renang
(Housekeeping Supplies Expense).
V
Biaya yang timbul atas aktivitas
menjaga kebersihan lingkungan di
Jogja Bay ketika muncul
sampah/limbah (Chemical and
Cleaning Expense).
V
Biaya akibat penggunaan obat untuk
mengikat kotoran yang ada di kolam
renang (Chemical and Cleaning
Expense).
V
Biaya kepada pihak ketiga atas kerja
sama dalam hal pengelolaan sampah di
Jogja Bay (Vendor Expense).
V
Biaya atas pengendalian hama (Pest
Control Expense). V
3 Biaya Uji Kualitas Air V
4 Biaya Uji Kualitas Tanah V
5 Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan
Filterasi V
Total 12 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan tabel 6, dua belas dari enam belas biaya-biaya lingkungan
yang dikeluarkan oleh Jogja Bay sudah diakui sesuai dengan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam SAK. Kesesuaian
pengakuan biaya lingkungan Jogja Bay dengan Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan dalam SAK dapat dipersentasekan sebesar
75% ( 12
16 x 100% ). Pengakuan biaya yang dilakukan oleh Jogja Bay 75%
sudah mengikuti konsep akrual, yaitu biaya dicatat pada saat penerimaan jasa
atau pelaksanaan suatu aktivitas yang menyebabkan biaya tertentu muncul.
Analisis dan pembahasan untuk pengakuan setiap jenis biaya lingkungan yang
dikeluarkan berdasarkan klasifikasi menurut Jogja Bay adalah sebagai berikut:
1. Engineering Expense
a. Biaya yang timbul akibat dilakukannya inspeksi untuk setiap proses
daur ulang air kolam renang.
Biaya ini diakui sebagai Plumbing Expense dan diakui ketika
dilakukannya inspeksi tersebut oleh pihak internal perusahaan.
Plumbing Expense diakui ketika inspeksi sudah dilakukan. Pengakuan
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Plumbing Expense.
Plumbing Expense XXX
Bank Operational XXX
Pengakuan biaya tersebut sudah sesuai dengan konsep akrual menurut
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, yaitu
biaya diakui ketika suatu jasa atau aktivitas sudah dilakukan, yaitu
ketika kegiatan inspeksi atas proses daur ulang air sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan hasil wawancara, akun Bank Operational merupakan
akun untuk mencatat setiap pengeluaran yang dilakukan untuk
kegiatan operasional. Akun Bank Opreational ini merupakan akun di
bawah akun induk Cash and Bank.
b. Biaya yang timbul akibat dilakukannya pengujian keefektifan alat
pengendalian pencemaran.
Biaya ini diakui sebagai Plumbing Expense dan diakui ketika
dilakukannya pengujian keefektifan alat pengendalian pemcemaran
oleh pihak internal perusahaan dengan melakukan serangkaian tes
terhadap alat tersebut untuk menguji apakah alat tersebut masih
beroperasi sesuai standar. Plumbing Expense diakui ketika pengujian
sudah dilakukan. Pengakuan biaya ini dilakukan dengan mendebit
akun Plumbing Expense.
Plumbing Expense XXX
Bank Operational XXX
Biaya tersebut sudah diakui sesuai dengan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, yaitu diakui ketika
suatu jasa atau aktivitas sudah dilakukan. Dalam hal ini jasa atau
aktivitasnya adalah pengujian keefektifan alat pencemaran.
c. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya akibat melakukan daur ulang air kolam renang.
2) Biaya akibat pengoperasian peralatan daur ulang air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3) Biaya akibat pengoperasian alat yang digunakan untuk
meminimalisir pencemaran.
Biaya-biaya tersebut merupakan satu kesatuan biaya karena merupakan
biaya dari pengoperasionalan satu alat yang sama, yaitu Pompa
Sirkulasi dan Filterasi. Alat tersebut dioperasikan untuk mendaur ulang
air kolam, sehingga dapat meminimalisir pencemaran air dan tanah
akibat limbah air kotor. Biaya atas pengoperasionalan alat tersebut
diakui sebagai Electricity Expense dan diakui setiap melakukan
pembayaran listrik atas pengoperasionalan alat tersebut. Pengakuan
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Electricity Expense.
Electricity Expense XXX
Bank Operational XXX
Pengakuan biaya-biaya tersebut tidak sesuai dengan konsep akrual
menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, karena diakui ketika Jogja Bay melakukan pembayaran
sejumlah kas, bukan pada saat pengoperasionalan alat pompa sirkulasi
dan filterasi. Pengakuan biaya ini masih berbasis pada pengeluaran
kas.
d. Biaya yang timbul akibat dilakukannya perawatan dan perbaikan air
conditioner yang ada di area Jogja Bay karena lingkungan yang panas.
Biaya ini diakui sebagai Air Conditioner Maintenance Expense dan
diakui ketika kegiatan perawatan atau perbaikan atas kerusakan air
conditioner dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Pengakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Air Conditioner
Maintenance Expense.
Air Conditioner Maintenance Expense XXX
Inventory XXX
Pengakuan ini dilakukan ketika kegiatan perawatan dan perbaikan air
conditioner dilakukan dengan melakukan pengambilan persediaan
untuk memperbaiki kerusakan dari gudang. Pengakuan biaya ini sesuai
dengan konsep akrual di dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, di mana pengakuan dilakukan ketika
suatu aktivitas dilakukan.
2. Housekeeping Expense
a. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya akibat dilakukannya penanaman pohon di sekitar area kolam
renang sebagai tindakan pencegahan kerusakan lingkungan.
2) Biaya yang timbul akibat dilakukannya pengawasan terhadap
perawatan aneka ragam flora yang ada di sekitar kolam renang.
3) Biaya akibat dilakukannya penanaman pohon di sekitar area kolam
renang di area yang sudah mulai rusak (tanah kering, gersang).
Biaya-biaya tersebut diakui sebagai Gardener Expense dan diakui
ketika dilakukannya penanaman dan perawatan pohon di area kolam
renang, serta pengambilan persediaan yang dibutuhkan dari gudang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pengakuan biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Gardener
Expense.
Gardener Expense XXX
Inventory XXX
Pengakuan biaya-biaya tersebut sudah sesuai dengan konsep akrual,
yaitu ketika suatu jasa atau aktivitas sudah dilakukan. Dalam hal ini
jasa atau aktivitasnya adalah penanaman pohon serta pengambilan dan
penggunaan persediaan dari gudang berupa pupuk dan bibit. Biaya
akibat dilakukannya pengawasan terhadap perawatan flora di Jogja
Bay juga diakui ketika dari kegiatan pengawasan tersebut ditemukan
adanya sesuatu yang perlu diperbaiki, misalnya terjadi kerusakan
tanaman di sekitar kolam, sehingga perlu dilakukan rotasi tanaman
dengan menggunakan persediaan pupuk dan bibit. Pengakuan biaya
dilakukan ketika terjadinya penurunan persediaan atas aktivitas
tersebut, sehingga sesuai dengan teori yang ada di dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan mengenai konsep
akrual.
b. Biaya yang timbul akibat disediakannya tempat-tempat pembuangan
sampah yang tersebar di lokasi kolam renang.
Biaya ini diakui sebagai Housekeeping Supplies Expense dan diakui
ketika persediaan diambil dari gudang dan digunakan. Pengakuan
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Housekeeping Supplies
Expense.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Housekeeping Supplies Expense XXX
Inventory XXX
Pengakuan biaya tersebut sudah sesuai dengan konsep akrual, yaitu
biaya diakui ketika suatu jasa atau aktivitas sudah dilakukan melalui
pengambilan dan penggunaan persediaan dari gudang, sehingga sesuai
dengan konsep akrual menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Contohnya adalah pengambilan tempat
sampah dari gudang akan menimbulkan biaya ini.
c. Biaya yang terkait dengan:
1) Biaya atas aktivitas menjaga kebersihan lingkungan di Jogja Bay
ketika muncul sampah/limbah.
2) Biaya akibat penggunaan obat untuk mengikat kotoran yang ada di
kolam renang.
Biaya-biaya ini diakui sebagai Chemical and Cleaning Expense dan
diakui ketika kegiatan kebersihan dilakukan melalui pengambilan dan
penggunaan persediaan yang dibutuhkan dari gudang. Pengakuan
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Chemical and Cleaning
Expense.
Chemical and Cleaning Expense XXX
Inventory XXX
Biaya atas aktivitas menjaga kebersihan lingkungan di Jogja Bay
ketika muncul sampah/limbah diakui ketika kegiatan kebersihan
dilakukan melalui pengambilan dan penggunaan persediaan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
gudang. Contohnya adalah pengambilan obat pel untuk membersihkan
lantai. Biaya akibat penggunaan obat untuk mengikat kotoran yang ada
di kolam renang diakui ketika obat pengikat diambil dari gudang
digunakan untuk mengikat kotoran yang ada di kolam renang.
Pengakuan biaya ini sudah tepat karena sesuai dengan konsep akrual
menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, yaitu diakui ketika terjadinya penurunan persediaan atas
aktivitas tersebut.
d. Biaya kepada pihak ketiga atas kerja sama dalam hal pengelolaan
sampah di Jogja Bay.
Biaya ini diakui sebagai Vendor Expense dan diakui ketika
dikeluarkannya sejumlah kas untuk pembayaran kepada vendor atas
jasa pengelolaan sampah yang telah dilakukan. Pembayaran dilakukan
setiap bulan, sehingga biaya ini juga diakui setiap bulan. Pengakuan
biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Vendor Expense.
Vendor Expense XXX
Bank Operational XXX
Jasa pengelolaan sampah yang dilakukan oleh vendor kepada Jogja
Bay diberikan setiap hari, namun pengakuan biayanya (vendor
expense) dilakukan ketika melakukan pembayaran kepada vendor
tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan konsep akrual, karena biaya tidak
diakui ketika jasa pengelolaan sampah diterima. Pengakuan biaya
vendor yang dilakukan oleh Jogja Bay belum sesuai dengan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
akrual karena pengakuan untuk biaya ini masih menggunakan basis
kas.
e. Biaya atas pengendalian hama yang dapat merusak lingkungan.
Biaya ini diakui sebagai Pest Control Expense dan diakui ketika
dilakukannya pencegahan hama dengan pengambilan dari gudang obat
untuk hama. Pengakuan biaya ini dilakukan dengan mendebit akun
Pest Control Expense.
Pest Control Expense XXX
Inventory XXX
Biaya ini diakui ketika dilakukannya pembasmian melalui
pengambilan dan penggunaan persediaan dari gudang berupa obat
pembasmi hama. Pengakuan biaya ini sesuai dengan konsep akrual
menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, karena diakui ketika terjadinya penurunan persediaan atas
aktivitas pembasmian hama tersebut.
3. Biaya Uji Kualitas Air
Biaya ini merupakan biaya yang timbul akibat dilakukannya
pengujian dan pengukuran pencemaran air berupa serangkaian tes yang
dilakukan pihak internal perusahaan terhadap kualitas air. Biaya ini diakui
sebagai Biaya Uji Kualitas Air dan diakui ketika dilakukannya pengujian
dan pengukuran kualitas air yang dibarengi dengan dilakukannya sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pembayaran atas jasa yang diterima. Uji kualitas air ini dilakukan dan
dibayarkan setiap enam bulan, sehingga biaya ini juga diakui setiap enam
bulan sekali. Pengakuan biaya ini dilakukan dengan mendebit akun Biaya
Uji Kualitas Air.
Biaya Uji Kualitas Air XXX
Bank Operational XXX
Pengakuan biaya ini dilakukan ketika suatu jasa atau aktivitas sudah
dilakukan, yaitu ketika dilakukannya pengujian dan pengukuran kualitas
air. Aktivitas ini dilakukan sekaligus dengan pembayaran yang dilakukan.
Pengakuan biaya ini sesuai dengan konsep akrual.
4. Biaya Uji Kualitas Tanah
Biaya ini merupakan biaya yang timbul akibat dilakukannya
pengujian dan pengukuran pencemaran tanah dengan melakukan
serangkaian tes terhadap kualitas tanah yang dilakukan oleh pihak internal
perusahaan. Biaya ini diakui sebagai Biaya Uji Kualitas Tanah dan diakui
ketika dilakukannya pengujian dan pengukuran kualitas tanah yang
dibarengi dengan dilakukannya sejumlah pembayaran atas jasa yang
diterima. Uji kualitas tanah ini dilakukan dan dibayarkan secara berkala
untuk menjaga tanah. Pengakuan biaya ini dilakukan dengan mendebit
akun Biaya Uji Kualitas Tanah.
Biaya Uji Kualitas Tanah XXX
Bank Operational XXX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Biaya ini diakui ketika suatu aktivitas telah dilakukan, yaitu aktivitas
pengujian dan pengukuran kualitas tanah, sehingga pengakuan biaya ini
sesuai dengan konsep akrual menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan.
5. Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan Filterasi
Biaya ini merupakan biaya yang timbul akibat terdepresiasinya
pompa sirkulasi dan filterasi, yaitu alat untuk mendaur ulang air. Alat ini
memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan akan didepresiasi setiap bulan.
Biaya dari depresiasi tersebut akan diakui sebagai Biaya Depresiasi Pompa
Sirkulasi dan Filterasi dan diakui setiap bulannya. Pengakuan biaya ini
dilakukan dengan mendebit akun Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan
Filterasi.
Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan Filterasi XXX
Akumulasi Depresiasi XXX
Jogja Bay sebagai perusahaan yang kegiatan operasinya sangat
berdampak terhadap lingkungan telah melakukan pengendalian dan
pencegahan akan terjadinya kerusakan lingkungan melalui aktivitas-aktivitas
lingkungan. Berdasarkan penjelasan mengenai pengakuan biaya lingkungan,
biaya yang dikeluarkan atas aktivitas tersebut diakui sesuai dengan klasifikasi
menurut Jogja Bay, serta sudah sesuai dengan konsep akrual menurut
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, kecuali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
beberapa biaya yang masih diakui dengan menggunakan basis kas. Namun,
Jogja Bay belum mengakui biaya lingkungan sebagai bagian tersendiri,
melainkan masih diakui sebagai biaya operasional. Pengakuan biaya
lingkungan di Jogja Bay masih diakui sebagai biaya operasional, sehingga
tidak ada akun khusus biaya lingkungan. Sesuai dengan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, pengakuan yang dilakukan
oleh Jogja Bay atas biaya lingkungan terlihat di dalam laporan laba rugi
sebagai bagian dari biaya operasional.
Biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh Jogja Bay sebenarnya
dapat diklasifikasikan menurut Hansen dan Mowen (2009) yang dapat
membantu manajemen dalam pembuatan laporan biaya lingkungan yang dapat
digunakan sebagai pertanggungjawaban Jogja Bay atas aktivitas lingkungan
yang telah dilakukannya. Informasi di dalam laporan biaya lingkungan juga
dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja lingkungannya serta untuk
mengendalikan biaya lingkungannya. Oleh karena itu, penulis membuat
contoh usulan Laporan Biaya Lingkungan menurut Jogja Bay bila
diklasifikasikan sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009) (terlampir di bagian
Saran halaman 81).
C. Penentuan Harga Jual
Berdasarkan hasil wawancara dengan senior accountat Jogja Bay,
penentuan harga jual tiket Jogja Bay dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Biaya Operasional
Biaya operasional menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh Jogja
Bay dalam menentukan harga jual. Biaya operasional yang timbul atas
kegiatan operasional Jogja Bay merupakan biaya yang tetap (fixed cost).
Hal ini terjadi karena semua biaya operasional yang dikeluarkan oleh Jogja
Bay tidak berpengaruh pada jumlah pengunjung yang datang, sehingga
bersifat tetap. Dalam satu hari, berapapapun jumlah pengunjung yang
datang, biaya operasional yang dikeluarkan akan bersifat tetap karena
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan operasional akan
selalu sama walaupun jumlah pengunjung yang datang setiap harinya
berbeda-beda.
2. Target Pengunjung
Target pengunjung menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan harga jual karena berkaitan dengan laba yang diharapkan
akan didapat melalui pendapatan (revenue). Target pengunjung menjadi
faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan harga jual.
Dengan menetapkan target pengunjung, Jogja Bay juga menetapkan
berapa laba yang diharapkan dari setiap pengunjung yang akan datang ke
Jogja Bay.
3. Pesaing
Faktor lain yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan harga jual
adalah pesaing. Berdasarkan hasil wawancara, pesaing yang
dipertimbangkan oleh Jogja Bay bukan hanya perusahaan sejenis di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesaing yang justru dipertimbangkan adalah
taman rekreasi air sejenis yang ada di Jakarta dan Bali. Dalam menentukan
harga jual, Jogja Bay juga mempertimbangkan harga yang ditetapkan oleh
para pesaingnya. Jogja Bay mempertimbangkan harga yang lebih murah
mengingat perbedaan kondisi ekonomi dan aspek sosial masyarakat yang
ada di Yogyakarta dengan Jakarta dan Bali. Harga yang lebih murah bukan
berarti pelayanan yang diberikan tidak lebih baik daripada pesaing.
Pelayanan yang diberikan Jogja Bay tetap mengikuti standar operasional
taman rekreaasi air dengan tetap mengutakamakan kenyamanan
pengunjung.
4. Kondisi Ekonomi dan Aspek Sosial
Faktor ekonomi dan aspek sosial dari masyarakat Yogyakarta juga
menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan harga. Faktor ini ikut
diperhitungkan karena berkaitan dengan daya beli masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, harga jual ditentukan dengan menjumlah
biaya operasional dengan laba yang diharapkan akan didapat dari target
pengunjung yang sudah ditentukan. Selain itu, penentuan harga jual juga
dipengaruhi oleh harga dari para pesaing, serta disesuaikan dengan kondisi
ekonomi dan aspek sosial masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Harga
tiket Jogja Bay sebagai taman rekreasi air cenderung lebih murah
dibandingkan dengan usaha sejenis yang ada di Jakarta dan Bali, contohnya
Waterbom. Harga tiket di Jogja Bay untuk orang dewasa pada hari kerja
(weekdays) ditentukan sebesar Rp90.000,00, sedangkan harga tiket di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Waterbom Jakarta adalah Rp170.000,00 dan Rp315.000,00 untuk Waterbom
Bali. Berdasarkan perbedaan harga tiket tersebut, dapat diketahui bahwa Jogja
Bay memang mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan harga
jual tiketnya yang disesuaikan dengan kondisi di lokasi tempat perusahaan
beroperasi, yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Dampak Pengakuan Biaya Lingkungan Terhadap Penentuan Harga Jual
Untuk melihat apakah pengakuan biaya lingkungan berdampak terhadap
penentuan harga jual tiket di Jogja Bay, dapat dilihat melalui hasil kuesioner
berikut:
Tabel 7
Hasil Kuesioner Biaya Lingkungan dan Penentuan Harga Jual
No. Deskripsi Ya Tidak Keterangan
1 Biaya lingkungan digabungkan
dengan biaya lainnya (biaya operasi
maupun biaya di luar operasi).
V
2 Harga jual ditentukan dengan
menambah semua biaya yang
dikeluarkan dengan laba yang
diinginkan.
V
3 Biaya lingkungan menjadi salah
satu pertimbangan dalam penentuan
harga jual.
V
4 Biaya lingkungan menyebabkan
harga jual menjadi lebih tinggi atau
lebih rendah.
V
Total 2 2
Berdasarkan hasil kuesioner di atas, terdapat dua jawaban Ya dan dua jawaban
Tidak. Hasil kuesioner dihitung menggunakan rumus:
Total Jawaban Ya
Total Jawaban Tidak x 100% =
2
4 x 100% = 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan perhitungan atas hasil kuesioner di atas, dihasilkan
persentase sebesar 50%. Persentase sebesar 50% tersebut memperlihatkan dua
pernyataan (pernyataan nomor satu dan dua) yang dijawab Ya oleh responden
menunjukkan bahwa biaya lingkungan yang diakui sebagai biaya operasi ikut
diperhitungkan dalam menentukan harga jual. Di dalam kuesioner, pernyataan
nomor tiga dan empat diberikan jawaban Tidak oleh responden karena
berdasarkan hasil wawancara, Jogja Bay tidak mengakui biaya lingkungan
secara langsung, namun diakui sebagai bagian dari biaya operasional. Jawaban
Tidak atas kedua pernyataan tersebut merupakan akibat dari tidak
diterapkannya klasifikasi biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen
(2009) oleh Jogja Bay, sehingga tidak ada pengakuan sebagai biaya
lingkungan. Namun, karena Jogja Bay mengakui biaya lingkungan sebagai
biaya operasional sebagaimana tercantum di dalam kuesioner pernyataan
pertama, maka biaya lingkungan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam
menentukan harga jual.
Berdasarkan hasil wawancara, biaya lingkungan yang diakui sebagai
biaya operasional berperan dalam penentuan harga jual tiket di mana biaya
tersebut ikut diperhitungkan dalam menentukan harga jual, selain dari faktor-
faktor lain seperti target pengunjung, harga pesaing, dan kondisi sosial dan
ekonomi. Dengan demikian, setelah dilakukan wawancara kepada responden
mengenai setiap pernyataan yang ada di kuesioner yang menunjukkan
persentase sebesar 50%, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya biaya
lingkungan yang diakui sebagai biaya operasional 100% berdampak terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
penentuan harga jual tiket di Jogja Bay karena biaya operasional menjadi
faktor utama yang dipertimbangkan oleh Jogja Bay dalam menentukan harga
jual tiket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan di bagian
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jogja Bay memiliki klasifikasi sendiri untuk mengklasifikasikan biaya-
biaya lingkungan yang dikeluarkannya, yaitu Engineering Expense,
Housekeeping Expense, Biaya Uji Kualitas Air, Biaya Uji Kualitas Tanah,
dan Biaya Depresiasi Pompa Sirkulasi dan Filterasi. Jogja Bay tidak
menggunakan klasifikasi menurut Hansen dan Mowen (2009), namun
memiliki kemungkinan untuk dapat mengklasifikasikan biaya-biaya
lingkungannya sesuai dengan Hansen dan Mowen (2009).
2. Jogja Bay sudah mengakui biaya-biaya yang berkaitan dengan lingkungan,
namun pengakuannya masih digabung dengan biaya operasional, bukan
menggunakan akun biaya lingkungan tersendiri. 75% dari biaya-biaya
lingkungan yang dikeluarkan oleh Jogja Bay sudah diakui dengan
mengikuti Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
yang ada di dalam SAK.
3. Penentuan harga jual tiket dilakukan dengan memperhitungkan dan
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu biaya operasional, target
pengunjung, pesaing, serta kondisi ekonomi dan aspek sosial masyarakat.
Biaya-biaya lingkungan yang diakui sebagai biaya operasional 100%
berdampak terhadap penentuan harga jual tiket di Jogja Bay karena biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
operasional menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh Jogja Bay
dalam menentukan harga jual tiket.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terbatasnya akses untuk
mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen seperti chart of account,
laporan laba rugi, maupun laporan mengenai biaya. Data-data mengenai biaya
apa saja yang dikeluarkan oleh tempat penelitian yang berkaitan dengan
lingkungan juga terbatas untuk diakses, terutama yang berkaitan dengan
informasi kuantitatif, sehingga penelitian dilakukan hanya dengan
menggunakan data kualitatif.
C. Saran
1. Bagi Jogja Bay
Jogja Bay disarankan untuk mulai menerapkan akuntansi lingkungan,
dimulai dari melakukan pemisahan biaya lingkungan dari biaya
operasional, sehingga dapat dilihat bagaimana pengeluaran perusahaan
terkait dengan aktivitas pertanggungjawaban lingkungan yang telah
dilakukan. Pembuatan laporan pertanggungjawaban biaya lingkungan juga
baik dibuat untuk mengetahui dan mengendalikan kinerja lingkungan
perusahaan, juga sebagai bentuk pertanggungjawaban lingkungan
perusahaan atas pemberdayaan sumber daya alam untuk kegiatan
operasionalnya. Berikuit contoh usulan Laporan Biaya Lingkungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Jogja Bay bila diklasifikasikan menurut klasifikasi biaya Hansen dan
Mowen (2009):
Tabel 8
Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark
Laporan Biaya Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018
Biaya Lingkungan
Persentase
dari Biaya
Operasional
Biaya pencegahan:
Gardener Expense Rp XXX Rp XXX XX %
Biaya deteksi:
Plumbing Expense Rp XXX
Gardener Expense XXX
Uji Kualitas Air XXX
Uji Kualitas Tanah XXX XXX XX
Biaya kegagalan internal:
Electricity Expense Rp XXX Housekeeping Supplies Expense XXX
Gardener Expense XXX Chemical and Cleaning Expense XXX
Vendor Expense XXX
Pest Control Expense XXX XXX XX
Biaya kegagalan eksternal:
- - - -
Total Rp XXX XX %
Untuk menghitung persentase dari biaya operasional, dimulai dengan
mempersentasekan total biaya lingkungan dari total biaya operasional
dengan menggunakan rumus:
Total Biaya Lingkungan
Total Biaya Operasional x 100%
Setelah ditemukan total persentase dari biaya operasional, dapat
dihitung persentase dari biaya operasional untuk setiap klasifikasi dengan
rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Total Biaya Lingkungan
Setiap Klasifikasi
Total Biaya Lingkungan x Total Persentase dari Biaya Operasional
Pelaporan biaya lingkungan di atas dapat membantu Jogja Bay dalam
mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas lingkungan,
serta jumlah biaya untuk setiap klasifikasinya. Laporan biaya lingkungan
tersebut memberikan informasi mengenai persentase biaya lingkungan dari
total biaya operasional, apakah jumlahnya signifikan atau tidak. Dengan
membuat laporan biaya lingkungan seperti di atas, Jogja Bay dapat
mengetahui bagaimana distribusi atau alokasi dari biaya lingkungannya,
berapa persen biaya lingkungan yang berasal dari klasifikasi pencegahan
dan deteksi, berapa persen biaya lingkungan yang berasal dari kegagalan.
Jogja Bay dapat lebih mengendalikan kinerjanya agar dapat meminimalisir
kerusakan lingkungan akibat kegiatan operasionalnya dengan
menggunakan informasi yang ada di laporan biaya lingkungan tersebut.
Biaya kegagalan, baik internal maupun eksternal, lebih baik dicegah untuk
terjadi karena jika sudah terjadi kegagalan, biaya yang dikeluarkan akan
lebih tinggi karena berhubungan dengan kegiatan perbaikan. Untuk
meminimalisir munculnya biaya kegagalan, biaya pencegahan dan deteksi
dinaikkan sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien agar
kegagalan internal maupun eksternal dapat diminimalisir, sehingga biaya
kegagalan dapat menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari informasi lebih rinci dari
tempat penelitian, sehingga analisis dapat dilakukan dengan lebih
mendalam. Peneliti selanjutnya akan menjadi lebih baik jika dapat
memperoleh informasi keuangan dari biaya-biaya yang dikeluarkan,
sehingga lebih tergambarkan seberapa besar persentase biaya lingkungan
yang dikeluarkan oleh Jogja Bay dari keseluruhan biaya operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar
Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Ditz, Daryl, Janet Ranganathan, dan R. Darryl Banks. 1995. Green Ledgers: Case
Studies in Corporate Environmental Accounting. World Resources Institute,
Baltimore.
Georg, Susse dan Lise Justesen. 2017. “Counting to Zero: Accounting For A
Green Building”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 30
Issue: 5.
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku 2
Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta.
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2012. Akuntansi Manajerial. Buku 1
Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Islaili, Nurul. 2013. “Harga Pokok Produksi Untuk Menentukan Harga Jual Pada
UKM Caula Di Sidoarjo”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 2, No.8.
Kotler dan Amstrong. 2010. Principles of Marketing. Pearson, New Jersey.
Lodhia, Sumit K. 1999. “Environmental Accounting in Fiji: An Extended Case
Study of the Fiji Sugar Corporation”. Journal of Pacific Studies-Banking,
Finance and Accounting Special Issue. Vol. 23 (November), No. 2: 283-
309.
Meilanawati, Refi. 2013 “Analisis Pengungkapan Biaya Lingkungan
(Environmental Costs) Pada PT. Semen Indonesia Persero, Tbk”. Jurnal
Akuntansi Unesa. Vol. 2 (September), No. 1.
Ministry of the Environment. 2002. Environmental Accounting Guidelines.
Ministry of the Environment, Japan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Puspaningrum, Yunita. 2006. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual
Kacang Atom Pada Perusahaan Gajah Semarang. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Santoso, Hendra F. 2012. “Akuntansi Lingkungan Tinjauan Terhadap Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen Atas Biaya Lingkungan”. Jurnal
Akuntansi. Vol. 22 (November), No.2:635-654.
Wanggono, Antonius Wasi. 2016. Analisis Perlakuan Akuntansi Biaya
Lingkungan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
KUESIONER PENELITIAN
PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL
Oleh:
Maria Ratih Puspita Dewi
NIM: 142114172
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya, Maria Ratih Puspita Dewi, adalah mahasiswi Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Saya bermaksud untuk melakukan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “PENGAKUAN
BIAYA LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENENTUAN
HARGA JUAL”. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan
Bapak/Ibu/Sdr/i responden untuk bersedia mengisi kuesioner ini secara objektif
dan sesuai dengan kenyataan yang dilihat dan dirasakan oleh Bapak/Ibu/Sdr/i
responden.
Dalam melakukan pengisian kuesioner ini, dimohon Bapak/Ibu/Sdr/i
respoden membaca petunjuk yang tertera terlebih dahulu agar memudahkan dalam
memberikan jawaban. Segala bentuk jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i responden akan
sangat bermanfaat bagi penelitian ini. Saya memegang teguh kerahasiaan dan
kepercayaan yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu/Sdr/i responden dalam
kuesioner ini.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/i responden, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Maria Ratih Puspita Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jabatan :
4. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan Terakhir :
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
D-3/Sederajat
S-1
S-2
S-3
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
2. Isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda centang (V) pada kolom
yang tersedia.
3. Kolom keterangan diisi sebagai informasi tambahan yang relevan untuk setiap
pernyataan.
4. Isilah sesuai dengan kondisi Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KUESIONER PENGAKUAN BIAYA LINGKUNGAN
Petunjuk:
Di bagian I, ada dua alternatif jawaban, yaitu “Ada” dan “Tidak Ada”.
Ada = Perusahaan mengeluarkan biaya yang disebutkan di setiap
pernyataan.
Tidak Ada = Perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang disebutkan di setiap
pernyataan.
No. Deskripsi Ada Tidak
Ada Keterangan
Biaya Pencegahan Lingkungan
1 Biaya yang timbul akibat melakukan
studi lingkungan.
2 Biaya yang timbul akibat melakukan
evaluasi dan pemilihan alat daur
ulang air.
3 Biaya yang timbul akibat melakukan
evaluasi dan pemilihan alat untuk
mengendalikan atau meminimalisir
terjadinya pencemaran air.
4 Biaya yang timbul akibat melakukan
evaluasi dan pemilihan alat untuk
mengendalikan atau meminimalisir
terjadinya pencemaran tanah.
Biaya Deteksi Lingkungan
5 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya inspeksi untuk setiap
proses daur ulang air kolam renang.
6 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian keefektifan
alat pengendalian pencemaran.
7 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian dan
pengukuran pencemaran air.
8 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengujian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No. Deskripsi Ada Tidak
Ada Keterangan
pengukuran pencemaran tanah.
9 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya pengawasan terhadap
perawatan aneka ragam flora yang
ada di sekitar kolam renang.
Biaya Kegagalan Internal Lingkungan
10 Biaya yang timbul akibat
disediakannya tempat-tempat
pembuangan sampah yang tersebar di
lokasi kolam renang.
11 Biaya yang timbul akibat melakukan
pembuangan air kotor dari kolam
renang.
12 Biaya yang timbul akibat melakukan
daur ulang air kolam renang.
13 Biaya yang timbul akibat
dilakukannya penanaman pohon di
sekitar area kolam renang.
14 Biaya yang timbul akibat
pengoperasian peralatan daur ulang
air.
15 Biaya yang timbul akibat
pengoperasian alat yang digunakan
untuk mengendalikan atau
meminimalisisr pencemaran.
Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan
16 Biaya yang timbul untuk
memperbaiki kerusakan tanah akibat
penggalian besar-besaran untuk
pembuatan kolam.
17 Biaya yang timbul untuk melakukan
ganti rugi kepada masyarakat sekitar
akibat limbah cair hasil pembuangan
dari kolam renang.
Adakah biaya lainnya yang belum disebutkan di atas? Jika Ada, tuliskan di
bawah ini:
Sumber: mengacu pada teori pengklasifikasian biaya lingkungan menurut Hansen
dan Mowen (2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KUESIONER BIAYA LINGKUNGAN DAN PENENTUAN HARGA JUAL
Petunjuk:
Ada dua alternatif jawaban, yaitu “Ada” dan “Tidak Ada”.
Ada = Pernyataan sesuai dengan kondisi di perusahaan.
Tidak Ada = Pernyataan tidak sesuai dengan kondisi di perusahaan.
No. Deskripsi Ya Tidak Keterangan
1 Biaya lingkungan digabungkan
dengan biaya lainnya (biaya operasi
maupun biaya di luar operasi).
2 Harga jual ditentukan dengan
menambah semua biaya yang
dikeluarkan dengan laba yang
diinginkan.
3 Biaya lingkungan menjadi salah
satu pertimbangan dalam penentuan
harga jual.
4 Biaya lingkungan menyebabkan
harga jual menjadi lebih tinggi atau
lebih rendah.
Sumber: mengacu pada teori cost-plus pricing menurut Kotler dan Armstrong
(2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI