12
PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM KARTUN 2D “CRAYON” NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Sischa Kusuma Wardani 09.11.2660 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM KARTUN 2D “CRAYON”

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Sischa Kusuma Wardani 09.11.2660

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2013

Page 2: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu
Page 3: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

THE APPLICATION OF THE EXAGGERATION PRINCIPLE IN THE ANIMATED 2D CARTOON “CRAYON”

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION

PADA FILM KARTUN 2D “CRAYON”

Sischa Kusuma Wardani Amir Fatah Sofyan

Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Animation usualy used in the form of films/movies, commercials, television

shows, even games. Animated cartoon can make the characters come alive; feeling, thinking, action, and reaction. Cartoon can be called as animated films that synonymous with cuteness and weirdness physical shape and excessive movement of the characters. Cartoons with characters that shape and reasonable movement continually will make feel bored. Often, some people assume that the shape and movement of the character as a reason they watch cartoons.

Cartoon “Crayon” is a simple cartoon film that made in 2D form. Cartoon with duration of 2 minutes apply one of the 12 principles of animation that is Exaggeration. Exaggeration is a development of normal movement character or also called excessive movement. The cartoon making process used Adobe Flash CS3 and Adobe Premiere Pro CS3.

Cartoon “Crayon” processed by manually and digitally. At first, determining and designing the characters manually, until sketch cartoon “Crayon” which known as the phase of pre-production. Next, enter the production phase with the digital way includes the process of making character moves. Then in the final phase of post-production, the editing process until become animated movie with the principle of exaggeration. Keywords: Films/Movies, Cartoons, Animation, Cartoon “Crayon”, Exaggeration Principle

Page 4: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

1

1. Pendahuluan

Dewasa ini, perkembangan teknologi animasi terus berkembang dengan cepat.

Kebutuhan pasar industri hiburan akan seni animasi semakin meningkat pula. Mulai dari

perfilman, periklanan, hingga permainan. Film animasi atau biasa juga disebut film kartun

menjadi salah satu media hiburan yang dapat dipilih, baik anak-anak maupun orang

dewasa. Film kartun identik dengan exaggeration, tingkah laku dan bentuk karakter yang

dibuat berlebihan menjadi daya tarik sebuah film kartun.

Meskipun dianggap sulit dan rumit dalam proses pembuatannya, film kartun

termasuk seni yang kreatif dan menarik untuk ditekuni. Dari gambar-gambar tak bergerak

menjadi bergerak saat dimainkan secara cepat. Seorang animator seharusnya

mengetahui duabelas prinsip animasi. Salah satu dari prinsip animasi adalah prinsip

animasi exaggeration. Dalam film kartun “Crayon” akan lebih menonjolkan salah satu dari

duabelas prinsip animasi yaitu prinsip animasi exaggeration. Namun tidak semata-mata

melupakan sebelas prinsip lainnya.

Pentingnya menyelaraskan desain karakter dan teknik menganimasi gambar karakter

membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam animasi. Film kartun sederhana dengan bentuk karakter dan gerakan yang wajar

tanpa memberikan kesan melebih-lebihkan suatu adegan membuat film kartun terkesan

monoton. Setidaknya ada beberapa adegan yang dibuat bentuk karakter dan gerakan

pengembangannya untuk membuat film kartun terlihat lebih menarik.

Film kartun yang lebih ekspresif dalam menyampaikan emosi dan cerita serta visual

biasanya lebih menarik untuk dilihat. Disamping alur cerita yang menarik seringkali

karakter dijadikan alasan seseorang menonton film kartun. Seperti film kartun Doraemon,

Crayon Shinchan, Naruto, Looney Tunes, serta Tom and Jerry yang merupakan karya-

karya film kartun ciptaan animator Jepang dan Amerika. Film kartun yang menerapkan

prinsip animasi exaggeration dalam pembuatannya.

2. Landasan Teori

2.1 Konsep Dasar Animasi

2.1.1 Definisi Animasi

Animasi adalah membuat karakter menjadi hidup; karakter yang merasakan,

berfikir, aksi dan reaksi. Dengan semua bentuk keadaan karakter itu pada

gilirannya membuat penonton merasakan, berfikir, aksi dan reaksi.1

Dalam dunia animasi, yang terpenting bukan apa yang dilakukan karakter,

melainkan bagaimana karakter melakukan perbuatan itu. Penonton sudah

1 Kuramoto, John; Gary Leib; Daniel Gray. 2002. The Art of Cartooning with Flash. United

States of America: SYBEX Inc., hal.2

Page 5: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

2

terkondisi untuk melihat karakter manusia dalam keseharian. Dalam film animasi,

pengetahuan tentang karakter manuasia baru sebuah langkah awal. Perilaku

atau tabiat karakter kartun justru tidak boleh sama persis dengan manusia, sebab

akan terasa aneh. Dalam film kartun, aksi dan reaksi manusia harus

diproyeksikan secara berlebihan, terkadang disederhanakan dan didistorsi untuk

mencapai efek dramatis atau menggelikan.2

2.1.2 Perkembangan Animasi

Sejarah animasi mulai pada awal abad ke-19 dan tidak terlepas dari

perkembangan gambar fotografi. Secara garis besar, perkembangan animasi

akan membantu seseorang untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman

bagaimana mengerjakan animasi. Sebelum menetapkan animasi yang dibuat dari

serangkaian gambar diam yang memperlihatkan urutan gambar, yang paling

umum 24 frame per detik memproyeksikan film. Cuplikan gambar tampak

bergerak karena fenomena yang dikenal sebagai ‘Persistence of vision’, dimana

mata mempertahankan gambar yang diproyeksikan untuk sepersekian detik

sebelum digantikan oleh gambar yang berikutnya. Otak kemudian memperdaya

seakan terlihat gambar urutan dengan cepat yang dikenal dengan gerakan.3

2.2 Macam-macam Media Animasi

Dengan menggunakan perangkat lunak dan teknik yang sesuai, seseorang dapat

menganimasikan image visual dengan banyak cara. Animasi paling sederhana

muncul dalam ruang dua dimensi (2D); animasi yang lebih kompleks muncul dalam

ruang intermediet “2½D” (dimana bayangan, highlight, dan perspektif buatan

menyediakan ilusi mengenai kedalaman, tiga dimensi); dan animasi yang paling

realistis muncul dalam ruang tiga dimensi (3D).4

2.3 Macam-macam Teknik Animasi

Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk

menciptakan gerak pada layar.5 Ada beberapa macam teknik yang dapat digunakan,

diantaranya : Stop-action, Cutout Animation, Cell Animation, Frame Animation,

Sprite Animation, Path Animation, Spline Animation, Vector Animation, Character

Animation, Computational Animation, Morphing.

2 Whitaker, Harold & John Halas. 2006. Timing for Animation. Singapore: Elsevier (alih

bahasa oleh Drs. Arif Subiyanto. Malang, Jawa Timur: Bayumedia), hal.118 3 Patmore, Chris. 2003. The Complete Animation Course. London: Thames & Hudson,

hal.48 4 Vaughan, Tay. 2006. Multimedia: Making It Work Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset, hal. 161-162 5 Suyanto, M. 2005. MULTIMEDIA : Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, hal.287

Page 6: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

3

2.4 Prinsip Animasi

Proses menggambar merupakan salah satu proses yang menentukan apakah

hasil animasi menjadi bagus atau tidak. Sebelum proses menggambar dilaksanakan,

perlu dibuat Character Model Sheet dan Behaviours dengan jelas seperti yang

diterangkan di atas. Selain itu, Drawing Artist atau lebih dikenal dengan Animator,

juga perlu mengetahui 12 prinsip animasi.6 Squash and Stretch, Anticipation,

Staging, Straight-ahead Action and Pose-To-Pose, Follow-through and Overlapping

Action, Slow In – Slow Out, Arcs, Secondery Action, Timing, Exaggeration, Solid

Drawing, Appeal.

2.5 Prinsip Animasi Exaggeration Lebih Lanjut

Animasi adalah Exaggeration. Exaggeration berarti animator menyaring intisari

dari suatu tindakan atau karakter dan kemudian menekankan hal tersebut. Yang

membuat animasi menarik dan ditonton adalah ‘Take’ animator, atau Point of View

(PoV). Point of view ini adalah desain karakter, keypose, dan timing. Keseluruhan

animasi harus mencerminkan point of view, yang lebih spesifik dan unik dalam

mengambil berbagai hal. Sebagian yang menetapkan bahwa point of view adalah

apa yang harus dilebih-lebihkan.7

2.6 Tahapan Perancangan Film Kartun

Siklus produksi setiap film animasi atau live-action, dibagi menjadi tiga langkah

utama: pra produksi, produksi, dan pasca produksi; dengan risiko jelas menyatakan:

pra produksi adalah semua yang animator lakukan sebelum memulai proses animasi

yang sebenarnya (produksi) dan pasca produksi adalah segala sesuatu yang datang

setelah.8

2.7 Perangkat Lunak yang Digunakan

2.7.1 Adobe Flash CS3

Adobe Flash CS3 merupakan salah satu program animasi 2D vector yang

handal mulai dari animasi kartun, animasi interaktif, games, company profile,

presentasi, video klip, movie, web animasi dan aplikasi animasi lainnya sesuai

kebutuhan pengguna.9

6 Suyanto, M.; Aryanto Yuniawan. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, hal.67 7 Kuramoto, John; Gary Leib; Daniel Gray. 2002. The Art of Cartooning with Flash. United

States of America: SYBEX Inc., hal.65 8 Hangli, Chi; Chris Patmore; Hayden Scott-Baron. 2007. Making Anime. USA: Focal

Press, hal.28 9 Madcoms. 2008. Seri Panduan Lengkap: Adobe Flash CS3 Professional. Yogyakarta:

Penerbit Andi Offset, hal.1

Page 7: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

4

2.7.2 Adobe Premier Pro CS3

Pasca produksi merupakan tahap akhir dari proses produksi yang mana

editing video termasuk juga didalamnya. Adobe Premier Pro merupakan salah

satu software editing video yang banyak digunakan oleh para editor pasca

produksi saat sekarang ini. Kelengkapan fasilitas dalam program ini banyak

memberikan kemudahan dalam proses pengerjaannya. Selain itu, tampilan

jendela dalam program ini juga dibuat menyerupai hardware pengolah video

analog sehingga dapat membuat pengguna merasa lebih asyik dalam bekerja.10

3. Perancangan

3.1 Ide dan Tema

Ide yang merupakan awal dari sebuah film kartun, bisa berasal dari mana pun.

Baik itu dari kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, pendidikan, petualangan,

legenda, mitos dan lain sebagainya. Dari ide tersebut bisa dibuat sebuah cerita

untuk diceritakan atau bahkan divisualkan secara animasi. Ide film kartun “Crayon”

berasal dari kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, dan pendidikan.

Semua ide yang sudah terkumpul, kemudian digunakan untuk menentukan tema

sebuah cerita. Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata, bisa

kepahlawanan, survival, persahabatan, go green dan lain sebagainya. Sedangkan

tema yang diangkat untuk film kartun “Crayon” ini adalah Persahabatan.

3.2 Logline

Bagaimana jika seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang

bersahabat karib harus berebut sekotak crayon secara fair. Dan kemudian harus

mewarnai bersama tanpa melakukan duel kembali.

3.3 Sinopsis

Crayon merupakan kisah tentang perjuangan seorang anak laki-laki (Goo) dan

seorang anak perempuan (Pulip) yang ternyata sahabat karib memiliki tujuan sama

yaitu menginginkan sekotak crayon. Namun keduanya tidak ada yang mau

mengalah, sehingga dengan terpaksa keduanya harus melakukan duel. Sehingga

pada akhirnya siapa yang akan mendapatkan Crayon? Bagaimana cara

mendapatkan Crayon? Bersikap bijak, adil, jujur, dan kerjasama, serta berbagi hal

positif perlu dididik mulai dari usia dini.

10

Madcoms. 2010. Kupas Tuntas Editing Video dengan Adobe Premiere Pro CS5. Yk: penerbit andi, hal.1

Page 8: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

5

3.4 Pengembangan Karakter dan Standard Character Model Sheet

3.4.1 Karakter/Tokoh Utama

Tokoh utama sebagai pelaku utama dalam sebuah cerita memiliki peran

penting untuk meraih perrhatian penonton. Dalam film kartun “Crayon” ini tokoh

utamanya adalah kedua anak kecil.

3.4.2 Karakter/Tokoh Pendukung

Tokoh pendukung sebagai pelaku pendukung dari tokoh utama dihadirkan

untuk menghidupkan cerita agar lebih menarik. Dalam film kartun “Crayon” ini

tokoh pendukung adalah kedua paman crayon.

3.5 Sreenplay / Script

Dalam script, ide dan tema serta sinopsis dibuat menjadi sebuah urutan yang

lebih jelas. Pengembangan kata-kata dalam sebuah script/naskah ini menjadi awal

informasi yang kemudian akan divisualkan menjadi sebuah film.

3.6 Storyboard

Setelah script selesai dibuat, selanjutnya membuat gambaran kasar dari apa

yang sudah ditulis dalam script. Storyboard yang merupakan bagian penting dalam

sebuat film ini, dibuat untuk menggambarkan bagaimana tokoh karakter melakukan

perbuatan dalam naskah atau cerita yang ada.

3.7 Rancangan Penerapan Prinsip Animasi Exaggeration Pada Film Kartun

“Crayon”

4. Pembahasan

4.1 Produksi

Dalam memproduksi sebuah film, baik itu film live-action atau film kartun,

biasanya melalui 3 tahap penting. 3 tahapan tersebut meliput: tahap pra produksi,

produksi, dan pasca produksi. Pada tahap produksi adalah proses pelaksanaan

setelah semua rancangan (pra produksi) film kartun dibuat. Adapun dalam tahap

produksi ini, adalah:

4.1.1 Proses Menggambar

Drawing atau proses menggambar animasi 2D dalam film kartun “Crayon”

tidak hanya pada tahap pra produksi. Dari storyboard, sketsa kasar adegan

digambar menggunakan pensil dan kertas. Kemudian gambar di-scan untuk

digunakan sebagai panduan pada tahap produksi.

Pada tahap produksi menggunakan komputer sebagai media menggambar.

Gambar dalam film kartun “Crayon” bertipe vektor. Gambar storyboard yang

sudah di-scan dan di-import ke Adobe Flash CS3, kemudian gambar tersebut

dimasukkan ke frame pada timeline. Dengan memanfaatkan fasilitas onion

Page 9: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

6

skinning pada timeline gambar serupa dijiplak. Proses ini lebih dikenal dengan

istilah rotoscoping atau menjiplak.

4.1.1.1 Key Animation

4.1.1.2 In-Between

4.1.2 Background dan Foreground

Background menunjukkan latar belakang tempat animasi itu berada. Proses

menggambar background dalam film kartun “Crayon” juga menggunakan Adobe

Flash CS3 seperti halnya menggambar karakter.

Ada latar belakang, ada juga latar depan atau foreground. Tidak jauh

berbeda dari background dan karakter, foreground dalam film kartun “Crayon”

juga digambar menggunakan Adobe Flash CS3.

4.1.3 Proses Pewarnaan

Dari segi teknik mewarnai, pewarnaan yang dilakukan secara digital

menggunakan software Adobe Flash CS3. Film kartun “Crayon” yang merupakan

animasi paling sederhana dalam ruang dua dimensi ini menggunakan pewarnaan

warna dasar untuk karakter, background, foreground, dan properti pendukung

lainnya. Tidak sedikit diantaranya juga menggunakan warna gradasi.

4.1.4 Proses Pengaturan Waktu dan Frame

Dari film kartun “Crayon”, format animasi yang digunakan adalah 24 frame

per detik, dengan ukuran 720 x 576 pixels untuk film dan video. Selanjutnya

menganimasi dengan menyusun key animation atau keyframe pada timeline

Adobe Flash CS3, kemudian melengkapi keyframe dengan in-between. Proses

menyusun gambar keyframe dan in-between ini memang sedikit sulit, sedikit

banyak gambar keyframe dan in-between mempengaruhi waktu dan gerakan

yang akan dihasilkan. Untuk menerapkan prinsip animasi exaggeration, waktu

yang dibutuhkan tidak terlalu lama namun memerlukan gambar keyframe dan in-

between yang cukup agar dapat terlihat sebuah gerakan animasi yang halus.

4.2 Pasca Produksi

Setelah tahap produksi selesai, maka tahap selanjutnya adalah pasca produksi.

Pasca produksi yang dilakukan ini adalah memperbaiki atau hanya memeriksa,

hingga mengakhiri hasil produksi. Pada pasca produksi film kartun “Crayon” untuk

dubbing atau mengisi suara animasi, menggunakan alat perekam (voice recorder

yang terdapat pada ponsel). Proses dubber/sound menggunakan dubber basah.

Membuat animasi dahulu, setelah itu membuat dubber kemudian digabungkan

sound effects dan backsound. Hasil rekaman dengan ekstensi ‘.3GA’ diubah ke

dalam ekstensi ‘.MP3’ agar dapat di-import ke dalam Adobe Premier Pro CS3.

Page 10: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

7

4.2.1 Proses Editing

Proses selanjutnya, menggabungkan video animasi dan audio yang telah

diproduksi. Menggunakan Adobe Premier Pro CS3, hasil dari setiap adegan yang

sudah dibuat kemudian di-import ke dalam area kerja Adobe Premier Pro CS3,

begitu pula dengan audio. Video dan audio di-edit sesuai kebutuhan film kartun

“Crayon” untuk durasi ± 2 menit. Setelah semua dirasa sudah cukup untuk

menjadi sebuah film kartun maka saatnya untuk rendering, di-export movie.

4.2.2 Hasil Akhir

Setelah melakukan editing dan rendering maka akan menghasilkan sebuah

film kartun “Crayon”. Film kartun “Crayon” yang dihasilkan berdurasi 2 menit 51

detik.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Secara garis besar, seorang animator perlu mengetahui dengan baik film kartun

atau animasi yang dibuatnya. Begitu pula dengan seorang penulis perlu mengetahui

dengan baik apa yang telah ditulisnya. Berdasarkan dari uraian dan penjelasan pada

bab-bab sebelumnya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut.

a. Film kartun “Crayon” ini lebih menerapkan prinsip animasi exaggeration; prinsip

animasi yang melebih-lebihkan ekspresi, bentuk fisik dan gerakan dari animasi.

Meskipun lebih menerapkan prinsip animasi exaggeration namun tidak semata-

mata melupakan sebelas prinsip animasi lainnya. Penentuan waktu, gerakan

pendukung dari gerakan utama, hingga appeal mempengaruhi adanya sebuah

exaggeration.

b. Dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi prinsip animasi

exaggeration diterapkan semakin jelas. Pada pra produksi, cerita turut

mendukung adanya prinsip animasi exaggeration. Begitu pula dengan desain

atau tipe karakter yang dipilih, tipe super deformed dan chibi dapat

menunjukkan bentuk yang sederhana dengan ekspersi berlebihan. Kemudian

pada storyboard sudah dikonsepkan pula bagian yang akan dibuat berlebihan.

Dari storyboard berlanjut pada produksi, key animation menjadi kunci utama

diterapkannya prinsip animasi exaggeration. Kemudian background,

pewarnaan, dan penentuan waktu animasi. Pada pasca produksi,

penggabungan video animasi dengan audio yang tepat menjadikan sebuah film

kartun 2D “Crayon” dengan prinsip animasi exaggeration.

Page 11: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

8

5.2 Saran

Beberapa hal dalam film kartun “Crayon” perlu dikupas lagi, karena masih terdapat

kekurangan. Untuk itu penulis menganjurkan beberapa solusi untuk menghasilkan

film kartun lebih baik sebagai berikut.

a. Poin penting dalam film kartun “Crayon” adalah desain karakter, key animation,

dan pemilihan waktu. Untuk itu buatlah desain karakter dan key animation yang

mudah untuk digambar dan digerakan. Pemilihan waktu yang tepat agar

menghasilkan gerakan dan ekspresi yang lebih menonjol.

b. Antara gambar karakter, background, foreground terhadap gerakan dan

ekspresi harus sesuai. Pemilihan sound fx dan musik juga harus disesuaikan

agar menghasilkan film kartun atau animasi yang bagus.

c. Visual efek khusus lebih baik dimanfaatkan juga, terutama saat menerapkan

prinsip animasi exaggeration atau melebih-lebihkan.

Page 12: PENERAPAN PRINSIP ANIMASI EXAGGERATION PADA FILM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2660.pdf · membuat prinsip animasi exaggeration menjadi salah satu faktor yang perlu

9

Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Seri Panduan Lengkap: Adobe Flash CS3 Professional. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset

Hangli, Chi, et.al. 2007. Making Anime. USA: Focal Press Kuramoto, John, et.al. 2002. The Art of Cartooning with Flash. United States of America:

SYBEX Inc. Osa, Amanokawa. 2006. Guide To Draw Manga Volume 2 : Menggambar Tubuh.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Osa, Amanokawa. 2008. Guide To Draw Manga Plus : Chibi & SD Character.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Patmore, Chris. 2003. The Complete Animation Course. London: Thames & Hudson Soewigjo, Santosa. 2005. Belajar Membuat Animasi 2-Dimensi : LET’S ANIMATE!.

Yogyakarta: NEXX Media Inc. Suyanto, M. 2005. MULTIMEDIA : Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Suyanto, M., dkk. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset Vaughan, Tay. 2006. Multimedia: Making It Work Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset Whitaker, Harold and John Halas. 2006. Timing for Animation. Singapore: Elsevier,

kemudian alih bahasa oleh Drs. Arif Subiyanto. 2006. Pengaturan Waktu untuk Film Animasi. Malang: Bayumedia