of 231 /231
i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Norbertus Dony Triyustiko NIM. 041334091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

  • Author
    lethu

  • View
    250

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif...

  • i

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

    SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

    Oleh:

    Norbertus Dony Triyustiko NIM. 041334091

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2009

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati, kupersembahkan karya ini untuk :

    Tuhan Yesus Kristus Sang penyelenggara hidup, terima kasih atas kasih dan pengorbananMu di kayu salib.

    Bapak dan Ibuku terkasih, terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sampai sekarang. Pengorbanan kalian akan selalu terpatri dalam hatiku.

    Kakak dan adikku tersayang, terimakasih atas dorongan yang telah kalian berikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

    kekuatan kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).

    Hidup itu seperti musik, yang harus dikomposisi oleh telinga,

    perasaan dan insting, bukan oleh peraturan (Samuel Butler).

    Sukses adalah keberhasilan yang Anda capai di dalam menggunakan

    talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada Anda (Rick Devos).

    Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan

    (Thomas A. Kempis).

    “Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam

    bab sejumlah enam, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima,

    orangtua, calon istri, dan calon mertua pun bahagia”.

    “Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya

    menang!”.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih karena skripsi ini telah

    selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah

    satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

    Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat

    berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

    mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

    1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta.

    3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

    banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

    dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

    meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

    untuk kesempurnaan skripsi ini.

    6. Ibu Cornelio Purwantini S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

    meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

    untuk kesempurnaan skripsi ini.

    7. Ibu Rita Eny Purwanti. S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

    meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

    untuk kesempurnaan skripsi ini.

    8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

    tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

    9. Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi masukan selama

    proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerjasama

    yang baik selama ini.

    10. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu

    kelancaran proses belajar selama ini.

    11. SMA SANTA MARIA, Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam

    pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

    12. Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan

    kelas ini.

    13. Siswa-siswa kelas X-E sebagai subjek dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    ABSTRAK

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

    SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

    Norbertus Dony Triyustiko Universitas Sanata Dharma

    2009

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-E, SMA SANTA MARIA, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam dua siklus yaitu : siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa, observasi terhadap kelas, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi: (1) memperbaiki keaktifan dalam mengajukan pertanyaan (target = 25%, siklus I = 42.86%, dan siklus II = 50%); (2) memperbaiki keaktifan dalam menjawab pertanyaan (target = 25%, siklus I = 28,57%, dan siklus II = 30%); (3) memperbaiki keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas (target 50%, siklus I = 85.71%, dan siklus II = 80%); (4) memperbaiki keaktifan dalam diskusi (target = 50%, siklus I = 66,67%, dan siklus II = 75%); (5) memperbaiki keaktifan dalam mengemukakan/ menanggapi pendapat (target = 25 %, siklus I = 42,86%, dan siklus II = 55% ).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    ABSTRACT

    THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF JIGSAW TYPE TO INCREASE STUDENT’S LEARNING ACTIVITY OF

    THE TENTH CLASS STUDENTS IN THE SUBJECT OF ECONOMICS OF SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

    Norbertus Dony Triyustiko Sanata Dharma University

    2009

    This research aims to know the effect of increasing the student’s activity by applying cooperative learning method of jigsaw type on the subject of economics by discussing the government policy on economy domain, as the topic. This research is an explorative action class research.

    This research was carried out in Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The subject of the research was the tenth grade students who belong to E class of Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The implementation of this action class research was divided into two cycles, they are: the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of four steps, they are planning, action, observation, and reflection. Collecting data was done by using teacher’s observation instrument, student’s observation, observation of the class, and interview. The data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

    The result of this research shows that the application of cooperative learning method of jigsaw type on economic course with the topic government policy on economy field: (1) improving an activity in asking questions (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 50%); (2) improving an activity in answering questions (target is 25%, the first cycle is 28,57%, and the second cycle is 30%); (3) improving an activity in finishing works (target is 50%, the first cycle is 85,71%, and the second cycle is 80%); (4) improving an activity in responding opinion (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 55%).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

    MOTTO .................................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. .. vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………… vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

    ABSTRAK ... ............................................................................................. xi

    ABSTRACT . ............................................................................................... xii

    DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL...................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

    BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

    B. Batasan Masalah.................................................................... 5

    C. Rumusan Masalah ................................................................. 6

    D. Tujuan ................................................................................... 6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 8

    A. Proses Belajar Mengajar .................................................... 8

    B. Pembelajaran Kooperatif…………………………………… 10

    C. Tipe Pembelajaran Kooperatif……………………………... 13

    D. Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw……………………… 14

    E. Keaktifan………………………………………….….…….. 18

    F. Mata Pelajaran Ekonomi…………………………….……… 23

    G. Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. . 32

    A. Jenis Penelitian..................................................................... 32

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 32

    C. Subjek dan Obyek Penelitian................................................. 32

    D. Prosedur Penelitian............................................................... . 33

    E. Instrumen Penelitian............................................................... 37

    F. Pengumpulan dan Analisis Data .......................................... . 41

    1.Teknik pengumpulan Data ............................................... . 41

    2.Analisis Data .................................................................... 42

    BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................. 44

    A. Sejarah SMA SANTA MARIA............................................... 44

    B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta………………….. ..... 47

    C. Visi Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ............................... 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ................ ... 51

    E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta ............................ ... 51

    F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta............... ... 52

    G. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria Yogyakarta ........ ... 52

    H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta.................................... ... 57

    I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria .................... 58

    J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria ...................... 59

    K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan……………………………... 61

    L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah……………. 63

    M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan

    Instansi Lain............................................................................. 64

    N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan……..………….. 65

    BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .......................... ... 67

    A. Deskripsi Penelitian .............................................................. ... 67

    1. Observasi pendahuluan ................................................... ... 67

    2. Siklus Pertama.................................................................... 80

    a. Perencanaan..................................................................... 81

    b. Tindakan.......................................................................... 84

    c. Observasi......................................................................... 88

    d. Refleksi............................................................................ 96

    3. Siklus Kedua ..................................................................... ... 103

    a. Perencanaan..................................................................... 104

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    b. Tindakan.......................................................................... 107

    c. Observasi......................................................................... 111

    d. Refleksi............................................................................ 119

    B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan................................... 126

    BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.............. 131

    A. Kesimpulan.............................................................................. 131

    B. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 132

    C. Saran....................................................................................... 132

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133

    LAMPIRAN .............................................................................................. ... 135

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran……………………… 70

    Tabel 4 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................…… 73

    Tabel 5 Keadaan Kelas Selama Proses Pembelajaran……………….…… 75

    Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Siklus I……………………………….…..... 89

    Tabel 7 Keterlibatan Siswa Pada Siklus I................................................... 91

    Tabel 8 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus I…………………..….. 93

    Tabel 9 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus I.… 96

    Tabel 10 Refleksi Siswa pada Siklus I…………………………….….…... 98

    Tabel 11 Aktivitas Guru pada Siklus II………………………….…….….. 113

    Tabel 12 Keterlibatan Siswa pada Siklus II……………………….….…... 115

    Tabel 13 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus II.................................. 117

    Tabel 14 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus II.... 120

    Tabel 15 Refleksi Siswa pada Siklus II………………………………...… 122

    Tabel 16 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa

    dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan SiklusII………... 127

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…………. 28

    Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi ………………………… 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

    Lampiran 2a Materi Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 2b Materi Pembelajaran Siklus II

    Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Siklus I

    Lampiran 3b Lembar Kerja Siswa Siklus II

    Lampiran 4 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal)

    Lampiran 4a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Observasi

    Pendahuluan

    Lampiran 4b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Siklus I

    Lampiran 4c Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anecdotal) pada Siklus II

    Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal)

    Lampiran 5a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Observasi

    Pendahuluan

    Lampiran 5b Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus I

    Lampiran 5c Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus II

    Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal)

    Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Observasi

    Pendahuluan

    Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus II

    Lampiran 7 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

    Lampiran 7a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 7b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II

    Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Kelas

    Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus I

    Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus II

    Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa

    Lampiran 9a Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

    Observasi Pendahuluan

    Lampiran 9b Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

    Siklus I

    Lampiran 9c Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

    Siklus II

    Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok

    Lampiran 10a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada

    Siklus I

    Lampiran 10b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada

    Siklus II

    Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru

    Lampiran 11a Instrumen Refleksi Guru pada Siklus I

    Lampiran 11b Instrumen Refleksi Guru pada Siklus II

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa

    Lampiran 12a Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus I

    Lampiran 12b Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus II

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru

    dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut guru sebagai pendidik tidak hanya

    mentransfer ilmu yang dia miliki kepada para siswanya, namun juga harus mampu

    memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi yang diberikan kepada

    siswanya. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara memberikan inovasi

    yang lain dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Oleh sebab itu, guru harus

    memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar

    bagi siswa. Guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar

    terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Aktivitas

    siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, hingga saat ini

    penerapan metode mengajar guru di kelas masih dirasa sangat monoton dan kurang

    bervariasi. Banyak guru yang menerapkan teknik mengajar yang sama meskipun

    materi pelajarannya berbeda. Guru sebagai pengajar umumnya menyampaikan

    materi dari buku pelajaran kepada siswa. Umumnya guru kurang kreatif dan

    pandai berinovasi dalam menciptakan suatu proses pembelajaran agar menjadi

    proses yang menyenangkan. Padahal dengan proses pembelajaran yang lebih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    menyenangkan, maka diharapkan akan membuat siswa untuk terlibat aktif dalam

    kegiatan pembelajaran.

    Paradigma lama dalam pembelajaran adalah guru memberikan

    pengetahuan kepada siswa secara searah. Seorang guru memberikan pengetahuan

    kepada siswa, sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan dari gurunya. Jika

    diandaikan, pengetahuan siswa dianggap seperti botol kosong dan guru akan

    mengisi kekosongan botol tersebut. Berbeda dengan paradigma baru dimana

    pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Siswa

    membangun pengetahuan secara aktif dengan interaksi pribadi di antara para siswa

    dan interaksi antar guru dan siswa.

    Metode yang biasa dipakai oleh guru dalam mengajar yaitu metode

    ceramah dan diskusi. Ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah,

    ada kemungkinan siswa tidak mendengarkan, ngobrol dengan teman yang lain,

    acuh tak acuh dengan penjelasan guru, mencari kesibukan lain, bahkan tidak

    memperhatikan dikarenakan siswa merasa bosan. Sementara jika guru mengajar

    dengan metode diskusi, sekilas di dalamnya siswa tampak terlibat aktif dalam

    kelompok. Namun jika dilihat lebih mendalam mungkin akan tampak bahwa hanya

    beberapa siswa yang aktif di dalam kelompok diskusi tersebut. Sementara

    beberapa siswa terlibat aktif di dalam kelompok, ada juga beberapa siswa yang

    tidak aktif terlibat mungkin karena malu mengemukakan pendapat, malu bertanya,

    bahkan bosan sehingga lebih memilih untuk mencari kesibukan sendiri. Akibatnya,

    siswa yang aktif akan dapat lebih mengerti dibandingkan dengan siswa yang tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    aktif. Dari uraian tersebut tampak bahwa metode ceramah dan diskusi kadang

    kurang efektif dalam proses belajar mengajar sehingga akan berdampak negatif

    pada kemauan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang

    nantinya juga memungkinkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

    Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti selama duduk di

    bangku SMA, ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah, pada

    awalnya siswa masih dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyimak

    penjelasan dari guru. Namun lama kelamaan siswa mulai kurang memperhatikan

    materi yang diberikan oleh guru, ada yang ribut ngobrol dengan teman, ada yang

    sibuk sendiri, intinya banyak siswa yang cenderung tidak merespon lagi

    pembelajaran dari guru. Kemudian ketika guru mengajar dengan menerapkan

    metode diskusi kurang lebih kondisinya sama dengan ketika guru menerapkan

    metode ceramah. Sekilas siswa memang tampak aktif di dalam kelompoknya,

    namun jika dilihat lebih dalam ternyata hanya beberapa siswa yang benar-benar

    aktif sedangkan yang lain cenderung pasif. Siswa yang pasif kebanyakan hanya

    menggantungkan diri pada jawaban teman yang aktif yaitu dengan menyalin

    jawaban teman ke dalam lembar tugasnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa

    penerapan metode ceramah dan diskusi kurang begitu efektif dalam proses

    pembelajaran sehingga hal ini menyebabkan kurangnya keaktifan siswa di dalam

    proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan menggunakan metode pembelajaran

    tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti

    pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Metode mengajar yang tepat hendaknya dapat dilakukan oleh semua pihak

    khususnya yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama guru atau guru sebagai

    seorang pengajar. Metode mengajar yang tepat adalah yang dapat melibatkan

    seluruh siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok. Keterlibatan

    siswa secara individual dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan

    kognitif, afektif, dan psikomotorik diri siswa. Sedangkan keterlibatan siswa di

    dalam kelompok akan berhubungan dengan proses pemerolehan pengetahuan

    melalui siswa dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru.

    Dalam kenyataannya sebenarnya ada berbagai model pembelajaran yang

    dapat diterapkan dan dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran

    kooperatif. Sebenarnya inti dari model pembelajaran ini adalah mengajak siswa

    untuk belajar dengan saling bekerja sama dalam kelompok kecil dengan

    kemampuan yang bervariasi (tinggi, sedang, rendah). Bahkan tidak sebatas pada

    kemampuan melainkan dapat diterapkan pada keberagaman anggota kelompok

    baik itu jenis kelamin, suku, ras, agama, dan sebagainya. Sedangkan dalam

    menyelesaikan tugas kelompok, maka setiap kelompok saling bekerja sama dalam

    memahami suatu pelajaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur

    yang harus diterapkan yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung jawab

    perseorangan; (3) tatap muka; (4) komunikasi antar anggota; (5) evaluasi proses

    kelompok.

    Dalam metode kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran yang

    terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang

    menyenangkan. Dalam metode ini para siswa tidak hanya berinteraksi dengan

    sesama anggota kelompok tetapi juga berinteraksi dengan anggota kelompok yang

    lain. Jika metode ini dapat diterapkan dengan baik, maka para siswa terdorong

    untuk ikut terlibat dalam diskusi kelompok. Dengan kondisi pembelajaran seperti

    ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar,

    meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran.

    Metode pembelajaran guru-guru di SMA masih cenderung menerapkan

    metode ceramah dan diskusi pada hampir di setiap pertemuan. Metode tersebut

    dirasa kurang efektif dan bervariasi guna meningkatkan keaktifan belajar siswa.

    Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    tindakan kelas yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X SMA Santa Maria

    Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

    B. Batasan Masalah

    Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif bisa dilihat dari

    berbagai tipe, namun dalam penelitian ini hanya dimaksudkan untuk menerapkan

    metode kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki pengaruhnya terhadap peningkatan

    kaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan merupakan suatu sikap

    berani berpendapat, keberanian bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    kemampuan dalam mengerjakan lembar kerja atau tugas baik individu maupun

    kelompok.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan

    permasalahan yaitu: bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses

    pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

    pembelajaran ekonomi ?

    D. Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak peningkatan

    keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata

    pelajaran ekonomi.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi peserta didik

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk

    meningkatkan keaktifan belajar dalam mata pelajaran Ekonomi.

    2. Bagi peneliti

    Sebagai calon seorang pendidik, penelitian ini sangat bermanfaat dalam

    pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini yaitu

    pembelajaran yang berpusat pada siswa.

    3. Bagi guru

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi terutama

    guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan

    sumber-sumber belajar.

    4. Bagi Universitas Sanata Dharma

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

    berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di

    lapangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Proses Belajar Mengajar

    Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan

    mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern

    diartikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi

    sebagai hasil latihan dan pengalaman (Sumantri, 2001:13). Definisi yang kedua ini

    memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan

    tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau

    pengalaman.

    Sedangkan Winkel (1996:59) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu

    aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

    yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

    keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan yang dimaksud bersifat relative

    konstan dan tetap melekat. Seperti halnya yang dikemukakan Hamalik (1983:21),

    belajar yaitu suatu bentuk pertumbuhan/ perubahan di dalam diri seseorang yang

    dinyatakan dalam cara- cara tingkah laku yang baru melalui pengalaman dan

    latihan.

    Menurut Syah (1995:237), proses belajar mengajar secara singkat dapat

    disebut juga sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    kegiatan yang utuh terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar

    dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar, dimana tekanan kegiatan

    adalah pada siswa yang belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu

    hubungan antara guru dengan siswa yang bersifat suatu pengajaran. Suasana yang

    bersifat pengajaran ini siswa melakukan suatu aktivitas belajar melalui interaksi

    dengan kegiatan tahapan mangajar yang dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar

    mengajar, selain guru menggunakan suasana yang bersifat pengajaran, dianjurkan

    memanfaatkan komunikasi banyak arah agar siswa dapat belajar secara aktif.

    Artinya, selain siswa berkomunikasi dengan guru tetapi siswa juga berkomunikasi

    dengan siswa yang lain.

    Lain halnya dengan pendapat Burner (1984:9), proses belajar dibedakan

    ke dalam tiga fase, yakni: (1) informasi, baik yang menambah atau memperluas

    pengetahuan maupun yang bertentangan dengan yang telah kita ketahui

    sebelumnya; (2) transformasi, pengubahan informasi dalam bentuk yang lebih

    abstrak atau konsepstual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas; dan

    (3) evaluasi yang berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah

    transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

    Berdasarkan uraian diatas maka belajar yaitu suatu usaha dan latihan yang

    dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Proses belajar diartikan sebagai tahap

    perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

    Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu usaha yang membantu memudahkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    kegiatan belajar dimana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan

    para siswa agar siswa terlibat dalam aktifitas belajar.

    B. Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif adalah suatu model

    pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil untuk saling membantu

    dalam mempelajari materi pelajaran. Sulihatin (2005:5), berpendapat bahwa pada

    dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

    perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur

    kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih

    dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota

    kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu

    struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota

    kelompok.

    Sedangkan menurut Lie (2002:12), sistem pembelajaran yang memberi

    kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

    tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong

    atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai

    fasilitator. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi

    dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir

    kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan

    kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    sendiri maupun teman lain. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa

    semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,

    pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.

    Heterogen merupakan salah satu ciri pengelompokan siswa dalam

    pembelajaran kooperatif dimana dalam satu kelompok tersebut terdiri atas dua

    sampai lima siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda, jenis kelamin

    berbeda, bahkan jika dimungkinkan berasal dari suku yang berbeda pula. Menurut

    Roger dan Johnson tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative

    learning. Lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan untuk

    mencapai hasil yang maksimal yaitu (Lie, 2002:32) :

    1. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Dalam metode Jigsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini berkumpul dan bertukar informasi yang kemudian pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.

    2. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung sari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilakukan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan dibagi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan mudah dan jelas. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya.

    3. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.

    4. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ketrampilan berkomnikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

    5. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

    Jadi pada dasarnya pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk belajar

    bersama-sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan

    tugas atau masalah kelompok. Di dalamnya anggota kelompok saling bekerja sama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    dan saling membantu untuk memahami pelajaran dan keberhasilan individu

    diorientasikan dalam keberhasilan kelompok.

    C. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

    Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang

    diantaranya adalah:

    1. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja kedalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

    2. Teams Games Tournaments ( TGT) Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4 -5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam STAD diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

    3. Jigsaw Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

    4. Teams Accelerate Instruction (TAI) Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu atau kelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan belajarnya sehingga siswa yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus menyelesaikan setiap unit mereka masing-masing. Setiap akan berpindah unit, maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes untuk akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit yang terkumpul dari masing-masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah dari unit setiap kelompok yang memenuhi criteria mendapat sertifikat atau penghargaan.

    5. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Dalam model CIRC, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat kecepatan membacanya. Dalam kelompok tersebut, mereka saling bertukar informasi mengenai bacaan yang mereka baca, memprediksi bagaimana akhir dari suatu cerita naratif, menuliskan respon mengenai bacaan dan sebagainya. Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan yang mereka baca.

    D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    Teknik menajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al (Lie, 2002:69)

    sebagai metode cooperative learning. Teknik ini bisaa digunakan dalam

    pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini

    menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

    Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu

    pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.

    Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan. Dalam teknik ini, guru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu

    siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

    Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

    mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

    ketrampilan berkomunikasi.

    Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

    pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

    mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

    mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan

    demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

    secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari

    tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli)

    saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan

    kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk

    menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

    pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

    Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal

    dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang

    beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang

    beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,

    yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

    ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

    anggota kelompok asal.

    Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik

    yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

    ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain

    untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para

    anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada

    teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di

    kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

    siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling

    memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran,

    siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.

    Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim

    yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat

    mengerjakan kuis dengan baik.

    Ada delapan langkah dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif

    tipe jigsaw (Lie, 2002:69), yaitu:

    1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian. 2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

    mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

    3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

    5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing. 6. Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masing-

    masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

    7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

    8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

    Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

    1. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang

    memiliki kemampuan belajar berbeda

    2. Menerapkan bimbingan sesama teman

    3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi

    4. Memperbaiki kehadiran

    5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

    6. Sikap apatis berkurang

    7. Pemahaman materi lebih mendalam

    8. Meningkatkan motivasi belajar

    Kelemahan metode kooperatif jigsaw

    1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-

    ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan

    kelompok akan macet

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada

    anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif

    dalam diskusi

    3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum

    terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga

    menimbulkan gaduh.

    Variasi dalam metode ini yaitu sebagai berikut: jika tugas yang dikerjakan

    cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan

    siswa yang lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka

    bekerja sama mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-

    masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah

    dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

    E. Keaktifan

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:17) aktivitas diartikan

    sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris

    dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998:13). Sedangkan dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata

    kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-

    sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Aktivitas peserta didik dalam

    menjalani proses belajar mengajar adalah salah satu kunci keberhasilan pencapaian

    peranan pendidikan. Aktivitas merupakan asas penting dalam asas didaktik karena

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin

    seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga

    aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota

    badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan

    mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta

    didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi

    dalam rangka pengajaran (Ahmad Rohani, 2004:6).

    Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman pribadi

    yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan merupakan

    pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Sedangkan

    mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh

    pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut

    Piaget (Pardjono, 2001:2006), ada 4 prinsip belajar aktif, yaitu: (1) siswa harus

    membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna, (2) cara belajar yang

    paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi dengan objek yang konkrit,

    (3) belajar harus berpusat pada siswa dan bersifat pribadi. Jadi dalam proses

    belajar mengajar, siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri.

    Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan

    mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa (peserta didik)

    harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata. Jadi belajar

    harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang

    berpusat pada siswa. Sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerjasama dan interaksi antar

    berbagai komponen yang terbaik. Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada

    aktivitas sejati, dimana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri pengetahuan

    yang dia pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan

    pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

    Beberapa aktivitas siswa pendidikan saat ini menghendaki peranan aktivitas siswa

    dalam kegiatan interaksi dalam pembelajaran. Hal ini tidak berarti guru pasif atau

    tidak aktif dalam pembelajaran berlangsung, tetapi guru berperan sebagai

    pembimbing dan fasilitator agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar.

    Herman Handoyo (Rias, 1988:121-123) mengklasifikasikan aktivitas

    belajar atau yang menurutnya disebut aktivitas intelektual siswa, seperti pada

    uraian di bawah :

    1. Menguji. Pada waktu guru memberikan materi, guru hendaknya melibatkan intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraksi dan menemukan. Mengabstraksi berarti mengidentifikasi esensi dari bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru dengan menggunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.

    2. Mengungkapkan. Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata, kalimat, bagan atau tabel dengan menggunakan simbol yang sesuai dengan situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk mengkonstruksi model-model dari situasi masalah yang dihadapi.

    3. Membuktikan. Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu membuktikan berdasarkan argument atau alasan yang terstruktur.

    4. Mengaplikasikan masalah. Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    5. Menyelesaikan masalah. Dari suatu masalah komplek yang dihadapai namun belum pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.

    6. Mengkomunikasikan. Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing – masing dengan menggunakan simbol yang sama. Para siswa harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara verbal dan tertulis, mengkomprehensikan dan menginterpretasikan gagasan – gagasan yang nyatakan siswa lain.

    Klasifikasi aktivitas belajar dari Herman Hudoyo di atas menunjukkan

    bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas

    disini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung

    diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani.

    Dalam belajar sangat diperlukan adanya suatu aktivitas, sebab pada

    prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi

    kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya

    aktivitas merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar

    mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,

    tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapanpun, dimanapun agar mendapat

    prestasi yang baik. Bisaa melakukan, seperti halnya aktif mengerjakan tugas-tugas

    yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap waktu tanpa ada harus menunggu

    disuruh, rajin membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang

    disampaikan oleh guru, rajin mencoba mengerjakan soal-soal yang terdapat di

    dalam buku, dan juga melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan prestasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Kecenderungan dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang

    aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan

    aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya

    mungkin terjadi apabila anak aktif sendiri. Bruner (Erizal Gani,2003)

    mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap

    (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi.

    Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan

    proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan

    untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh

    pembelajar dan pengajar.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif

    sendiri, tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Jadi

    jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subyek haruslah aktif

    berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,

    tanpa aktvitas, belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik.

    Ada beberapa hal untuk mengetahui keaktifan siswa di dalam proses

    pembelajaran, meliputi beberapa hal :

    1. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

    2. Interaksi siswa dalam kelompok kooperatif.

    3. Keberanian siswa dalam bertanya.

    4. Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    5. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.

    Sejalan dengan hal di atas, menurut Sriyono (Http://learning-

    withme.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html) aktivitas adalah segala kegiatan

    yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses

    belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk

    belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama

    proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

    mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

    mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama

    dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya

    siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya

    keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan

    apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa

    lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab

    pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku

    tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi

    hasil.

    F. Mata Pelajaran Ekonomi

    Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang

    mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada

    melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Ruang lingkup

    mata pelajaran ekonomi dimulai dari masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam

    kehidupan. Adapun ruang lingkupnya adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan,

    mencakup aspek-aspek ekonomi, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian

    kerja, perkoperasian, kewirausahaan dan pengelolaan keuangan perusahaan.

    Sedangkan menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan, ekonomi merupakan

    ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

    yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada melalui pilihan-

    pilihan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

    G. Penelitian Tindakan Kelas

    Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom

    action research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada

    tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang

    dapat diterangkan (Arikunto, 2006:3) :

    1. Penelitian Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

    2. Tindakan Tindakan berhubungan dengan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

    3. Kelas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

    Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini yaitu (1)

    penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

    tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

    sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

    bersama.

    Sedangkan menurut Wibawa (Susento, 2007:1), PTK adalah kajian yang

    dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang

    dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk

    memperbaiki kualitas pembelajaran. Sejalan dengan itu, Kemmis dan McTaggart

    (Wibawa, 2003) berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk

    refleksi diri secara kolektif dan dilakukan oleh anggota-anggota komunitas dalam

    situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktek-praktek sosial.

    Sementara itu menurut Rustam (2004:1), PTK merupakan sebuah

    penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

    melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

    dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar

    siswa dapat meningkat. Gwynn Mettetal (2001:7) juga menyebutkan classroom

    action research is a method of finding out what works best in your own classroom

    so that you can improve student learning.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Menurut Wibawa (Susento,2007:3), pelaksanaan PTK oleh guru akan

    meningkatkan mutu hasil pengajaran, mengembangkan ketrampilan guru,

    meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran, dan

    menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Dalam website PPPG Tertulis

    Bandung menjelaskan manfaat PTK sebagai berikut:

    1. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya sendiri, kemudian menghasilkan solusi terhadap persoalan tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

    2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. Hal ini terjadi karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut secara empiric, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.

    3. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian merefleksikan , dan lalu memperbaiki, guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.

    Di dalam PTK, ada beberapa tahap perencanaan yang terdiri atas

    mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta

    merencanakan perbaikan (Rustam, 2004:4)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah baik yang bersifat pengelolaan kelas maupun instruksional. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri melihat pembelajaran yang dikelolanya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.

    2. Menganalisis dan merumuskan masalah Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah itu perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi.

    3. Merencanakan tindakan perbaikan Berdasarkan rumusan masalah, guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini guru merancang tindakan perbaikan, rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.

    Dalam pelaksanaan PTK terdapat beberapa siklus di dalamnya, tiap-tiap

    siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Susento, 2007:4)

    a. Perencanaan Merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan perubahan yang diinginkan.

    b. Tindakan Melaksanakan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran.

    c. Observasi Mengamati hasil tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa

    d. Refleksi Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil tindakan dari pelbagai kriteria.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Gambar 2.1

    Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

    Keterangan Gambar 2.1 :

    1. Perencanaan tindakan

    Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal

    teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah

    diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian

    yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk diterapkan di dalam

    kelas.

    Pelaksanaan Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    Perencanaan Tindakan

    Pelaksanaan Tindakan

    Observa

    Refleksi

    Perencanaan Tindakan

    Siklus 1

    Siklus ke-n

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    2. Pelaksanaan tindakan

    Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan

    dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual

    menggunakan metode jigsaw sesuai dengan rencana yang telah

    disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau

    tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi

    sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan

    dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

    3. Observasi

    Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan

    secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan

    untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran

    berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam

    pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan

    prosedur observasi yang mudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti

    mengobservasi guru, siswa, dan kelas. Adapun salah satu bentuk

    observasi yang digunakan adalah catatan anekdotal. Suatu

    observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa

    yang terjadi di dalam kelas

    b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas

    c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif

    4. Refleksi

    Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,

    interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi

    yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan

    bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan

    makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai

    akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Komponen-

    komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar 2.2 berikut

    ini:

    Gambar 2.2

    Komponen-komponen Refleksi

    Keterangan Gambar 2.2 :

    Penyimpulan

    Pemaknaanan

    Penjelasan Tindak Lanjut

    Analisis

    Siklus Berikutnya

    Pemanfaatan

    Pemantapan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,

    interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

    diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai,

    dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan

    pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian

    yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik

    kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat

    penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil

    (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang

    dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya

    dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang

    diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan

    pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus

    selanjutnya perlu dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan

    kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

    interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

    dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

    inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat

    dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993 :44). Penelitian ini

    merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan

    nyata dan proses pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan

    memecahkan masalah.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian adalah SMA Santa Maria, Jalan Ireda No. 19 A Yogyakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian akan dilakukan bulan Januari 2009.

    C. Subyek dan Obyek Penelitian

    A. Subyek penelitian

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    B. Obyek penelitian

    Obyek penelitiannya adalah pelaksanaan pembelajaran ekonomi dengan

    menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

    D. Prosedur Penelitian

    Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali

    dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di

    kelas sebelum menggunakan metode jigsaw. Kegiatan yang dilakukan yaitu

    mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup

    observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain

    dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga

    mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan

    pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah

    menggunakan metode jigsaw.

    Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing

    siklus terdiri dari empat langkah :

    1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode

    penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk

    meningkatkan keaktifan siswa.

    2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan

    keaktifan siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.

    4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap

    kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa.

    Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam

    penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

    a. Siklus pertama.

    Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan atau

    tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

    1) Perencanaan

    Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan

    pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang meliputi:

    a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk

    memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi

    siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang

    beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam

    tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw dan materi presentasi.

    b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

    (1) Lembar observasi guru dalam proses pembelajaran.

    (2) Lembar observasi kegiatan guru di kelas

    (3) Instrumen pengamatan kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    (4) Lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.

    (5) Instrumen refleksi.

    2) Tindakan

    Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

    jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah

    sebagai berikut :

    a) Guru bidang studi ekonomi bertindak sebagai guru yang membimbing

    dan mengarahkan siswa.

    b) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing

    kelompok terdiri dari 4-6 anggota/siswa yang memiliki karakteristik

    yang heterogen.

    c) Setiap kelompok mendapatkan topik dari materi yang akan dibahas

    dalam bentuk teks.

    d) Setiap siswa dalam anggota kelompok bertanggung jawab untuk

    mempelajari suatu bagian dari topik tersebut dan mereka menjadi ahli

    pada topik yang menjadi bagiannya.

    e) Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang

    menjadi ahli pada bagian topik yang sama dan mereka mendiskusikan

    topik yang menjadi bagiannya tersebut dalam batas waktu tertentu.

    f) Setelah setiap kelompok ahli selesai berdiskusi dan sudah menguasai

    materi secara individu tentang bagian yang mereka diskusikan, mereka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    kembali ke kelompok asalnya dan kemudian memaparkan atau

    mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman yang lainnya.

    g) Kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi.

    h) Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari seluruh

    rangkaian pembelajaran

    3) Observasi

    Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam

    tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari

    pelaksanaan tindakan, yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

    Keaktifan siswa tampak dari keberanian mengemukakan pendapat,

    bertanya dan menjawab pertanyaan, partisipasi siswa dalam kelompok,

    dan kemampuan mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Pengamatan

    juga direkam dengan menggunakan video camcorder .

    4) Refleksi

    Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil

    observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Ada dua macam refleksi

    yang dilakukan, yaitu :

    a) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk

    mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan

    pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    b) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui

    apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan

    tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection

    dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan

    masing- masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama

    guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

    b. Siklus kedua

    Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama

    dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada

    siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

    E. Instrumen Penelitian

    Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

    1. Perencanaan

    Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan

    pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan :

    a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Dalam RPP ini guru dan peneliti menetapkan langkah-langkah apa saja

    yang akan dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja

    yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan

    perbaikan yang direncanakan. Hal-hal yang terkandung di dalam RPP

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan,

    tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan strategi/

    prosedur pembelajaran.

    b. Grouping

    Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini, siswa

    dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Adapun

    pembagian kelompok di sini telah ditentukan terlebih dahulu oleh guru

    mitra sebagai pihak yang lebih mengerti tentang siswa yang heterogen.

    2. Tindakan

    Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

    yang telah direncanakan. Instrumen yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat

    keaktifan siswa dipilah menjadi tiga bagian, yaitu secara menyeluruh (kelas),

    kelompok, dan secara individu. Dalam mengukur keaktifan kelas digunakan

    lembar observasi keaktifan dan keterlibatan belajar siswa, sedangkan untuk

    mengukur keaktifan siswa di dalam kelompok instrumen yang diperlukan

    yaitu lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.

    3. Observasi

    Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

    teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:139). Pengumpulan data melalui

    observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel

    untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman,

    1992 dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok yaitu:

    instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk

    mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk

    mengobservasi perilaku siswa (observing student).

    a. Observasi pendahuluan

    1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses

    belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

    (lampiran 4). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

    lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama

    pembelajaran.

    2) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan kelas dalam proses

    belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

    (lampiran 6). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

    lebih spesifik mengenai aktivitas yang terjadi di kelas selama

    pembelajaran.

    3) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses

    belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

    (lampiran 5) dan lembar observasi keaktifan dan keterlibatan siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    (lampiran 9). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang

    bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.

    b. Observasi saat PTK dilaksanakan

    1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses

    belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

    (lampiran 4) dan dalam bentuk lembar observasi kegiatan guru

    (lampiran 7). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

    lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama

    pembelajaran.

    2) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap perilaku siswa dilakukan

    peneliti dengan membuat lembar observasi kegiatan siswa (lampiran

    9) untuk mengetahui tingkat keaktifan dan keterlibatan siswa selama

    proses belajar mengajar. Di samping itu, peneliti juga membuat

    catatan anekdotal (lampiran 5). Catatan anekdotal di sini berisi tentang

    jabaran yang bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama

    pembelajaran.

    3) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)

    Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas kelas dalam proses

    belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

    (lampiran 6) dan dalam bentuk instrumen pengamatan kelas (lampiran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    8). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang bersifat lebih

    spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.

    4. Refleksi

    Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan

    kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang diperlukan adalah lembar refleksi

    guru (lampiran 11) dan lembar refleksi siswa (lampiran 12)

    F. Pengumpulan dan Analisis Data

    1. Pengumpulan Data

    Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam

    pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang

    dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan

    dengan:

    1) Wawancara

    Wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas

    dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik ini

    diginakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar

    siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode jigsaw yang

    diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

    2) Observasi

    Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

    teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang

    dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan

    belajar siswa dikelas.

    3) Dokumentasi

    Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang perencanaan

    pembelajaran ekonomi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

    mengenai jumlah siswa dan latar belakang siswa sebagai dasar

    menentukan jumlah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

    Selanjutnya, audio-visual digunakan untuk mendukung 3 teknik terdahulu

    dan penguat hasil penelitian.

    2. Analisis Data

    Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk

    mengetahui perkembangan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.

    a) Analisis Deskriptif

    Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif

    yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala

    yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses

    pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe jigsaw

    sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    b) Analisis Komparatif

    Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan

    belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian,

    siklus pertama, dan siklus kedua.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    A. SEJARAH SMA SANTA MARIA

    SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu sekolah di bawah

    naungan Yayasan Marsudirini. Sekolah bertaman asri ini berlokasi di tengah

    kampung, persisnya di Jalan Ireda 19A. Sebelum menempati gedung ini,

    SMA Santa Maria berlokasi di Jalan Brigjen. Katamso 2 sekompleks

    dengan TK, SD dan SMP. Sekolah khusus putri ini mempunyai visi

    memadukan humaniora, intelektual dan nilai-nilai kepribadian untuk

    menumbuhkembangkan potensi putri-putrinya menjadi manusia yang utuh

    siap memasuki perguruan tinggi maupun berkarya dalam hidup

    bermasyarakat. Sejak berdiri pada 16 Januari 1967 yang saat itu dipimpin

    oleh H.J. Sunarjo Hadiwiyoto, SMA Santa Maria dilaksanakan pada sore hari,

    mulai 1 Januari 1970 SMA Santa Maria masuk pagi dan dipimpin oleh Dra.

    Sr. M. Leonarda OSF dan menyandang status disamakan pada 20 Januari

    1990. Sedangkan Nilai Akreditasi yang baru saja diterima dari badan

    Akreditasi Sekolah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :

    PERINGKAT AKREDITASI : A

    NILAI AKREDITASI : 90,13

    NOMOR : 9.1./BAS-DIY/III/2005 Tanggal 9 Maret 2005

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45