208

Click here to load reader

PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

  • Upload
    lamdan

  • View
    279

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN

PENDIDIKAN

di MAN INSAN CENDEKIA SERPONG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Dewi Arianti

NIM 1110018200039

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Arianti

NIM : 1110018200039

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Alamat : Permata Pamulang Kavling Pilihan Blok D No.5 TangSel.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di

MAN Insan Cendekia Serpong adalah benar hasil karya sendiri di bawah

bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Masyhuri, AM.,M.Pd.

NIP : 19500518 198703 1002

Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 17 September 2014

Yang Menyatakan

Dewi Arianti

Page 3: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAN INSAN

CENDEKIA SERPONG

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai

gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen

Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Dewi Arianti

1110018200039

Di bawah Bimbingan

Dosen Pembimbing

Masyhuri, AM.,M.Pd

NIP. 19500518 198703 1002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 4: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan

Cendekia Serpong disusun oleh DEWI ARIANTI Nomor Induk Mahasiswa

1110018200039, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada tanggal 17 September 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, September 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal TandaTangan

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd.

NIP. 19661009 199303 1 004 …………. ………………

Penguji I

Umiyati, SEI., M.Si.

NIP. .…………. ………………

Penguji II

Tri Hajarwati, M.Si.

NIDN. 2014118001 ………….. ………………

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D

NIP. 19591020 198603 2 001

Page 5: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

“Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan pada MAN Insan Cendekia

Serpong” yang disusun oleh Dewi Arianti NIM 1110018200039 Program Studi

Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi

pada tanggal 5 September 2014.

Jakarta, 5 September 2014

Dosen Pembimbing

Masyhuri, AM.,M.Pd.

NIP. 19500518 198703 1002

Page 6: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

i

ABSTRAK

Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). Penerapan Manajemen Keuangan

Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan

pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pertanggungjawaban

keuangan pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan April - Agustus 2014 di MAN Insan Cendekia Serpong.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi

dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Adapun teknik pengumpulan

data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber

informasi pada penelitian ini adalah kepala madrasah, bendahara madrasah, kepala

tata usaha, dan staf bendahara madrasah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan manajemen keuangan di MAN Insan

Cendekia Serpong dilaksanakan dengan sangat baik. Proses manajemen diawali pada

proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Proses

perencanaan tertuang dalam rapat kerja, dilakukan oleh semua stakeholder dan proses

penyusunan keuangan melibatkan unsur pimpinan dan bendahara madrasah yang

menghasilkan DIPA yang tertuang dalam bentuk RKA-KL dan POK. Pelaksanaan

keuangan terbagi atas sisi penerimaan dan pengeluaran dengan mengikuti standar

operasional yang berlaku. Penerimaan keuangan dilakukan dengan proses pengajuan

kepada KPPN, dan KPPN melakukan pencairan dana sesuai dengan penanggung

jawab kegiatan dan rekanan yang telah bekerjasama. Evaluasi dan

pertanggungjawaban keuangan dilakukan rutin secara lisan dan tertulis, melalui raker,

rapat koordinasi, dan laporan melalui aplikasi yang terhubung secara online. Seluruh

laporan penggunaan dana dipertanggungjawabkan kepada pemerintah melalui

Kementerian Keuangan.

Kata kunci : manajemen, keuangan, pendidikan

Page 7: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

ii

ABSTRACT

Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). The Implementation of Financial

Management Education in MAN Insan Cendekia Serpong.

The purpose of this study is to describe the implementation of financial management

education in all aspects of planning, implementation, evaluation and financial

accountability of education in MAN Insan Cendekia Serpong. This study conducted

on April-August 2014 at MAN Insan Cendekia Serpong.

The method used in this study is a qualitative method of analysis descriptive

approach, research that describes what is happening in a scene, a field or a

particular region. The data collection techniques using observation, interviews, and

documentation studies. Sources information in this study was headmaster, treasurer

of the school, the head of administration and treasurer school staff.

The results showed that financial management education in MAN Insan Cendekia

Serpong is done very well. Management process begins in the planning,

implementation, evaluation, and accountability. The planning process set out in the

working meeting, conducted by all stakeholders and financial preparation process

involving an element leader and treasurer school that produced DIPA contained in

the form of RKA-KL, and POK. Financial implementation consists of the receipts and

expenditures with the following applicable operational standards. Acceptance shall

be effected by the filing of the Treasury Office, and Treasury Office make

disbursements in accordance with the charge of activities and partners that have

collaborated. Evaluation and financial accountability is done routinely verbally and

in writing, through the meeting, coordination meetings and reports through the

online application connected. The entire report on the use of funds accountable to the

government through the Ministry of Finance.

Keywords: management, financial, education

Page 8: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat,

dan kepada setiap pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN

Insan Cendekia Serpong” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian skripsi ini bukanlah hasil usaha penulis semata, melainkan banyak

pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, motivasi, dan arahan

kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’Ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Jakarta.

3. Bapak Masyhuri, AM.M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Fathi Ismail, Dr.MM. Dosen penasehat akademik yang senantiasa

memberikan bimbingannya kepada penulis.

Page 9: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

iv

5. Seluruh dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama

perkuliahan berlangsung.

6. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis dalam menyediakan dan meminjamkan buku-buku

yang diperlukan.

7. Bapak Dr. Suwardi, M.Pd. Kepala MAN Insan Cendekia Serpong yang telah

memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian

di sekolah tersebut.

8. Seluruh staf dan jajaran MAN Insan Cendekia Serpong yang telah

memberikan dan meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan

segala informasi sehingga terselesikannya skripsi ini.

9. Kedua Orangtuaku, Bapak Suwondo dan Ibu Sarti. Terima kasih atas

segalanya, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril dan

materil yang tak terhingga, serta nasihat dan bimbingannya kepada penulis

untuk mencapai cita-cita.

10. Hendra Purwanto terimakasih selalu memberikan bantuan, dan motivasinya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabatku Luci Oktaviani dan Monica Bramel Ari Azizah yang telah

memberikan dukungannya.

12. Seluruh teman seperjuangan Manajemen Pendidikan kelas A angkatan 2010

yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas semua

kebaikan kalian semua.

Tentunya kesalahan tidak luput dari penulisan ini, semoga kritik dan saran

dapat menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Akhir kata dengan penuh rasa

Page 10: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

v

hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin.

Jakarta, September 2014

Penulis

Page 11: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

B. Identifikasi Masalah ...............................................................

C. Pembatasan Masalah ...................................................................

D. Perumusan Masalah .....................................................................

E. Tujuan Penelitian .........................................................................

F. Manfaat Penelitian .......................................................................

1

8

9

9

10

10

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................ 11

A. Hakikat Manajemen ................................................................

1. Pengertian Manajemen ........................................................

2. Fungsi Manajemen ...............................................................

3. Proses Manajemen ...............................................................

B. Hakikat Pendidikan .................................................................

1. Pengertian Pendidikan .........................................................

2. Fungsi Pendidikan ................................................................

11

11

14

20

22

22

25

Page 12: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

vii

3. Tujuan Pendidikan ...............................................................

C. Manajemen Keuangan Pendidikan ..........................................

1. Pengertian Keuangan ...........................................................

2. Pengertian Manajemen Keuangan .....................................

3. Fungsi Manajemen Keuangan ............................................

4. Proses Manajemen Keuangan .............................................

5. Tujuan Manajemen Keuangan ............................................

6. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ..............................

D. Kerangka Berfikir ..................................................................

E. Penelitian yang Relevan ..........................................................

25

26

26

27

30

35

66

67

72

74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

B. Metode Penelitian .........................................................................

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................

D. Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data ....................................

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................

F. Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................

B. Pembahasan Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan ...

1. Perencanaan Keuangan ..........................................................

2. Pelaksanaan Keuangan ..........................................................

3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan ....................

BAB V PENUTUP ...........................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................

77

77

77

78

80

86

87

91

91

92

92

100

111

119

119

Page 13: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

viii

B. Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

119

120

Page 14: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 72

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 74

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ............................................................... 77

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data ............................................ 80

Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Wawancara ........................................................ 81

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan ........................................................................... 85

Page 15: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Alur Penyusunan DIPA .................................................................. 94

Gambar 4.3 Alur Pencairan Dana ...................................................................... 102

Gambar 4.4 Alur Pengajuan .............................................................................. 105

Page 16: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran – 1 Instrumen Pedoman Wawancara

2. Lampiran – 2 Hasil Wawancara

3. Lampiran – 3 Lembar pengamatan

4. Lampiran – 4 Profil Sekolah

5. Lampiran – 5 Data Tenaga Pendidik MAN Insan Cendekia Serpong

6. Lampiran – 6 Data Tenaga Kependidikan MAN Insan Cendekia Serpong

7. Lampiran – 7 Struktur Organisasi MAN Insan Cendekia Serpong

8. Lampiran – 8 Alur Pencairan Dana

9. Lampiran – 9 Surat Perintah Membayar (SPM)

10. Lampiran – 10 Rencana Anggaran Belanja (RAB)

11. Lampiran – 11 Contoh Form Bukti Kas Uang Muka

12. Lampiran – 12 Contoh Form Surat Setoran Pajak

13. Lampiran – 13 Contoh Form Faktur Pajak

14. Lampiran – 14 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi

15. Lampiran – 15 Surat Permohonan Izin Penelitian

16. Lampiran – 16 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

17. Lampiran – 17 Daftar Uji Referensi

18. Lampiran – 18 Biodata Penulis

Page 17: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

xii

DAFTAR ISTILAH

1. DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

Anggaran atau Kuasa Penggunan Anggaran.

2. KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari pengguna anggaran untuk

melaksankan sebagian kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran

pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan.

3. KPPN adalah kantor vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada

di bawah Kementerian Keuangan

4. LAKIP adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari

suatu instansi pemerintah.

5. PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian

Negara/Lembaga.

6. POK adalah dokumen yang dibuat kepala satker yang berisi petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan dalam DIPA sebagai pengendali operasional kegiatan.

7. PPK adalah salah satu pihak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang

peranannya sangat penting dalam kesuksesan pelaksanaan pengadaan barang

jasa.

8. RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi

program dan kegiatan suatu Kementerian Negara dan Lembaga yang

merupakan penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis

Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran

serta memuat anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

9. SAI adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan, dan pengikhtisaran sampai dengan

pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian

Negara/Lembaga.

Page 18: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

xiii

10. SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

yang terselenggara secara manual atau komputerisasi yang dirancang dan

ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,

dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik secara sendiri-sendiri

maupun secara kolektif.

11. SAKPA adalah aplikasi keuangan untuk satker, yang menghasilkan sebuah

laporan keuangan seperti laporan realisasi belanja, realisasi pendapatan, dan

realisasi-realisasi lain yang berhubungan dengan keuangan.

12. Satker adalah bagian dari unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga

yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu organisasi yang

membebani dana APBN.

13. SIMAKBMN adalah Aplikasi yang digunakan untuk mencatat dan

mengorganisir barang milik negara mulai dari pembelian, transfer masuk-

keluar antar instansi sampai penghapusan dan pemusnahan barang milik

negara.

14. SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa

Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN

berdasarkan SPM.

15. SPM adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/KPA atau pejabat

lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran atau dokumen lain yang dipersamakan.

Page 19: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

xiv

DAFTAR SINGKATAN

1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

2. BKU : Buku Kas Umum

3. BKUM : Bukti Kas Uang Muka

4. BMN : Barang Milik Negara

5. BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

6. BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

7. BUN : Bendahara Umum Negara

8. DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

9. DIPA-S : DIPA Sementara

10. IMTAK : Iman dan Takwa

11. IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

12. Irjen : Inspektorat Jenderal

13. Kanwil : Kantor Wilayah

14. Karwas : Kartu Pengawas

15. KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

16. KEMENAG : Kementerian Agama

17. KEMENKEU : Kementerian Keuangan

18. KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

19. KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

20. LAKIP : Laporan Administrasi Keuangan

21. LS : Langsung

22. MAFIKIB : Matematika Fisika Kimia Biologi

23. MAN IC : Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia

24. MPA : Manajemen Profesional Association

25. MTs : Madrasah Tsanawiyah

26. OSN : Olimpiade Siswa Nasional

Page 20: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

xv

27. PA : Pengguna Anggaran

28. Perdirjen : Peraturan Direktorat Jenderal

29. PMA : Peraturan Menteri Agama

30. PMK : Peraturan Menteri Keuangan

31. POK : Petunjuk Operasional Kegiatan

32. PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

33. RAB : Rincian Anggaran Belanja

34. Raker : Rapat Kerja

35. Rek. : Rekening

36. Renstra : Rencana Strategis

37. RKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

38. SAI : Sistem Akuntansi Instansi

39. SAKPA : Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran

40. Satker : Satuan Kerja

41. SILABI : Sistem Laporan Bendahara Instansi

42. SIMAK : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi

43. SIMAK BMN : Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik

Negara

44. SK : Surat Keputusan

45. SMU : Sekolah Menengah Umum

46. SOP : Standar Operasional

47. SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana Langsung

48. SPM- LS : Surat Perintah Membayar Langsung

49. SPP : Surat Permintaan Pembayaran

50. TU : Tata Usaha

51. UP : Uang Persediaan

52. WAKAMAD : Wakil-wakil madrasah

Page 21: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan sebuah bangsa dalam

mewujudkan cita-cita untuk kelangsungan kehidupan berbangsa. Pendidikan

juga berperan menjadi pondasi keberhasilan seseorang sebagai manusia.

Pendidikan adalah kata kunci dalam setiap usaha peningkatan kualitas

kehidupan manusia yang berperan dan bertujuan memanusiakan manusia.

Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah proses pematangan kualitas hidup,

melalui proses tersebut manusia diharapkan dapat memahami apa arti dan

hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan

kehidupan secara benar.1

Setiap manusia pasti dihadapkan pada proses pendidikan, menjadi hak

dan kewajiban bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang

layak dan bermutu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5

yang menerangkan bahwa “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.2

Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia yang

menekankan pada proses pembelajaran dengan harapan manusia dapat

menjadi manusia seutuhnya setelah dibekali oleh berbagai pengetahuan dan

keilmuan yang berefek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran, dan

perilaku kearah yang lebih baik. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

1 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,

2013), h. 1. 2 Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS),

bab IV Pasal 5.

Page 22: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

2

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3

yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3

Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai oleh

seseorang untuk menjadi pribadi yang baik, berwawasan luas, dan cerdas

sesuai dengan zaman globalisasi. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional

Indonesia adalah seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945

dalam pembukaan alinea keempat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”

yang dalam hal ini adalah membentuk manusia yang beriman dan berakhlak

mulia, serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peran pemerintah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan

tercermin dalam Undang-Undang dasar 1945 pasal 31 ayat (3) amandemen

keempat menyatakan bahwa, “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja

negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi

kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Berdasarkan ketetapan

undang-undang tersebut maka pemerintah bertanggung jawab dalam

membiayai penyelenggaraan pendidikan nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008

tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 yaitu pendanaan pendidikan menjadi

tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut maka keberlangsungan

pendidikan perlu adanya sumber keuangan yang memadai agar proses

3 Undang-Undang RI.No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS),

bab II Pasal 3.

Page 23: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

3

kegiatan belajar bersama dengan kelengkapan sarana dan sumber belajar dapat

berjalan dengan baik dan efektif.

Penerapan otonomi daerah dengan dasar desentralisasi didasari

keinginan menciptakan demokrasi, pemerataan, dan efisiensi. Termasuk

dalam penyelenggaraan pendidikan pemerintah memberikan kewenangan

yang luas kepada sekolah dalam melakukan manajemen sekolah secara

mandiri berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah. Dalam wujud

pemberdayaan sekolah yang diyakini dapat meningkatkan kualitas

pendidikan.

Desentralisasi pendidikan meliputi suatu proses pemberian

kewenangan yang lebih luas di bidang kebijakan pendidikan dan aspek

pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah local dan pada saat yang

bersamaan kewenangan yang lebih besar juga diberikan pada tingkat sekolah.4

Dengan diberlakukannya sistem desentralisasi sekolah, sekolah dapat secara

mandiri menggali, memanfaatkan dan menggunakan potensi sumber daya

yang dapat meningkatkan kualitas sekolah.

Otonomi diberikan agar sekolah secara leluasa mengelola sumber

daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas

kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Termasuk dalam

hal manajemen keuangan sekolah, sekolah memiliki kewenangan yang luas

dalam menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas

kebutuhan sekolah secara bijaksana, transparan dan akuntabel. Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 ayat (1) mengenai prinsip pengelolaan

dana satuan pendidikan harus berprinsip pada keadilan, efisiensi, transparansi

dan akuntabilitas publik.5

4 Hermino, op.cit., h. 141.

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional ( SISDIKNAS), Pasal 48, ayat (1).

Page 24: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

4

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi

yang sangat menentukan dan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian

manajemen pendidikan, komponen keuangan pada suatu sekolah merupakan

komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan- kegiatan proses

belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.6

Manajemen keuangan adalah kebutuhan primer bagi sekolah untuk

keberlangsungan pendidikan karena pada dasarnya pendidikan membutuhkan

sumber-sumber keuangan untuk menopang segala kebutuhan-kebutuhan

sekolah, kaitannya dalam hal kelengkapan sarana prasarana sekolah, gaji para

tenaga pendidik serta untuk kelengkapan sumber dan media pembelajaran.

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan

pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan

sekolah untuk merencanakan, melaksanakan (mengelola keuangan),

mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, manajemen keuangan

merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.7 Disatu sisi lembaga

pendidikan perlu dikelola dengan tata pamong yang baik, sehingga

menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai malpraktik

pendidikan yang merugikan pendidikan.8

Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum secara

efektif melaksanakan manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan prinsip

dan pengelolaan yang telah ditetapkan dikarenakan berbagai sebab yang

berujung pada rendahnya kualitas sekolah. Permasalahan yang terjadi di

dalam lembaga terkait dengan manajemen keuangan pendidikan diantaranya

6 E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, (Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h. 47. 7 Mulyasa, Ibid., h. 47.

8Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.3, h.256.

Page 25: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

5

sumber dana yang terbatas, penerapan manajemen keuangan yang belum

optimal, pembiayaan program yang serampangan, tidak mendukung visi, misi

dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam rencana strategis lembaga

pendidikan.

Seperti data yang terkumpul dari ICW (Indonesia Corruption Watch)

menunjukan bahwa selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142

kasus korupsi di sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp. 243,3

miliar.9 Kebocoran anggaran ataupun dalam bentuk paling parah seperti

korupsi pendidikan, menyebabkan berkurangnya anggaran dan dana

pendidikan, merusak mental birokrasi pendidikan, meningkatkan beban biaya

yang harus ditanggung masyarakat, dan turunnya kualitas layanan pendidikan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, dinas pendidikan paling sedikit telah

melakukan 151 praktik korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp. 356,5

miliar. Ada 106 kasus dengan kerugian negara Rp. 248,5 miliar pada

penggelapan. Sementara ada 59 kasus dengan kerugian negara Rp. 195,8

miliar.10

Semestinya anggaran pendidikan yang semakin besar diikuti pula

dengan keterbukaan informasi dan perbaikan layanan kepada masyarakat.

Namun, yang terjadi saat ini malah sebaliknya yakni semakin banyak

anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang dilakukan.

Data tersebut menunjukan bahwa anggaran pendidikan menjadi

sasaran empuk oleh oknum tertentu untuk dilakukan penyalahgunaan. Selain

itu anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi

dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya. Manajemen keuangan yang

dilakukan dengan tidak transparan menimbulkan banyak kecurigaan yang

berakibat pada keberlangsungan sekolah. Kurangnya partisipasi masyarakat

dan orang tua dalam mengawasi manajemen keuangan sekolah dapat

9www.edukasi.kompas.com. “korupsi.dana.pendidikan.dari.dinas.hingga.sekolah”, 19

September 2014, Pukul 15.35. 10

Neneng Zubaidah, www.nasional.sindonews.com., “pengelolaan-anggaran-pendidikan-

rawan-korupsi”, 19 September 2014, Pukul 16.55.

Page 26: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

6

menimbulkan tindakan penyelewengan anggaran. Manipulasi laporan

keuangan juga menjadi salah satu masalah dalam persoalan manajemen

keuangan sekolah.

Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar dan

krusial di sekolah, karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat

kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Masalah keuangan akan

berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan

dengan sarana prasarana, dan sumber belajar. Banyak sekolah- sekolah yang

tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya

karena masalah keuangan baik untuk menggaji guru maupun mengadakan

sarana pembelajaran.

Dalam penyelenggaraan pendidikan membutuhkan tidak sedikit

sumber keuangan, sekolah yang sudah merancang atau mendesain progam

sekolah sebaik mungkin untuk pengembangan peserta didik hanya menjadi

sebuah mimpi bila tidak diwujudkan dan ditunjang dengan keuangan sekolah

yang mencukupi.

Sesuai dengan berjalannya manajemen berbasis sekolah yang

diharapkan sekolah dapat lebih mandiri memberdayakan dan mengembangkan

progam-progam sekolah disertai dengan partisipasi atau keterlibatan warga

sekolah secara aktif dalam penyelenggaraan sekolah. Sekolah dapat mencari

dan memanfaatkan sumber dana sesuai dengan kebutuhan sekolah, karena

pada dasarnya untuk mencapai keberhasilan sekolah yang berkualitas tidak

terlepas dari sumber keuangan.

Masalah pendidikan tidak dipungkiri selalu berhadapan dengan

masalah keterbatasan dana yang berakibat secara langsung terhadap

pengembangan sekolah. Kegiatan manajemen keuangan sekolah juga tidak

terlepas dari kendala atau hambatan yang dialami selama proses pendidikan

berlangsung di sekolah baik kendala yang disebabkan oleh internal maupun

eksternal sekolah. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen keuangan dalam

Page 27: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

7

pelaksanaan sekolah agar keberlangsungan proses belajar mengajar dapat

berjalan sesuai dengan yang diamanatkan pada Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

E. Mulyasa berpendapat bahwa agar keuangan sekolah dapat

menunjang kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, maka

perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah salah

satunya adalah peran kepala sekolah itu sendiri yang dituntut memilki

kemampuan mengelola keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan,

evaluasi dan pertanggung jawabannya secara efektif dan transparan.

Manajemen keuangan merupakan dasar bagi pengelola sekolah dalam

melaksanakan kegiatan pengelolaan sekolah, manajemen keuangan diawali

dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan pertanggungjawaban.

Apabila tahapan tersebut dilaksanakan secara terarah dan sesuai dengan

pedoman RAPBS maka tidak dipungkiri kebutuhan sekolah melalui progam-

progam yang dicanangkan agar terwujud secara efektif.

MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah dibawah pembinaan

Kemenag RI, saat ini keberadaan MAN Insan Cendekia Serpong memberikan

kontribusi yang sangat besar dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Tapi perlu diperhatikan saat ini, mulai berdiri lembaga

pendidikan jenjang SMP atau SMA yang menggunakan nama Insan Cendekia.

Agar tidak salah tertukar Insan Cendekia yang dicetuskan oleh Pak Habibie,

berkoordinasi dengan BPPT dan mendapat support atau dukungan dari

Kementerian Agama sehingga biaya sekolahnya gratis tidak dipungut biaya

apapun. Madrasah tersebut yaitu MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan

Cendekia Gorontalo, dan MAN Insan Cendekia Jambi.

Hal yang perlu dikenali adalah bahwasannya saat ini banyak lembaga

pendidikan yang menggunakan nama Insan Cendekia juga dan perlu

diperhatikan selain Insan Cendekia yang di bawah koordinasi Kementerian

Agama, tidak ada yang Insan Cendekia lain yang gratis. Sekolah Insan

Cendekia lain yang bukan dibawah naungan Kementerian Agama memungut

Page 28: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

8

biaya sampai puluhan juta. Karena hal tersebut banyak terjadi salah persepsi

di kalangan masyarakat mengenai Insan Cendekia sehingga asumsi

masyarakat mengarah kepada menyekolahkan anak ke Insan Cendekia

menelan biaya yang cukup mahal.11

Permasalahan tersebut mendorong penulis melakukan penelitian yang

berfokus pada penerapan manajemen keuangan dengan judul: “Penerapan

Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong”.

Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian pada fokus

tersebut dikarenakan, penulis tertarik dengan permasalahan penelitian tersebut

karena selama ini problema manajemen keuangan sekolah menjadi masalah

yang cukup krusial di sebuah lembaga pendidikan, berbagai masalah

menyeruak di masyarakat dan media masa dimulai dari adanya

penyalahgunaan anggaran sekolah sampai pada manajemen keuangan yang

masih tertutup. Alasan lain penulis mengambil fokus masalah tersebut agar

dapat membantu mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan dan

membuktikan proses manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong

berbeda dari Insan Cendekia lain yang memungut biaya. Selain itu sepanjang

pengetahuan peneliti, di MAN Insan Cendekia Serpong belum ada yang

mengambil permasalahan penelitian yang berfokus pada penerapan

manajemen keuangan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Sumber dana keuangan pendidikan yang terbatas;

2. Pembiayaan program yang serampangan;

11

Adam Ardisasmita, http://salamic.wordpress.com/2012/02/29/bedakan/, 19 September 2014.

Page 29: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

9

3. Belum dilaksanakannya manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan

prinsip dan pengelolaan yang telah ditetapkan;

4. Tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam

rencana strategis lembaga pendidikan;

5. Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum optimal;

6. Semakin banyak anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang

dilakukan;

7. Manajemen keuangan yang dilakukan tidak transparan menimbulkan

banyak kecurigaan;

8. Kurangnya partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mengawasi

manajemen keuangan sekolah;

9. Manipulasi laporan keuangan sekolah;

10. Kebocoran anggaran dalam bentuk paling parah seperti korupsi

pendidikan;

11. Anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi

dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penelitian

ini akan dibatasi pada “Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum

optimal”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah

penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penerapan manjemen keuangan

pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pertanggungjawaban keuangan sekolah di MAN Insan Cendekia Serpong?”

Page 30: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

10

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini

bertujuan sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen

keuangan pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pertanggungjawaban keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

kepustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan progam studi

manajemen pendidikan untuk penelitian terkait atau sebagai contoh

penelitian dimasa yang akan datang, khususnya mengenai penerapan

manajemen keuangan pada tingkat sekolah.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengelola pendidikan, baik kepala sekolah ataupun instansi yang terkait

dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan penerapan

manajemen keuangan yang efektif pada tingkat sekolah.

3. Bagi penulis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan

menambah pengetahuan mengenai penerapan manajemen keuangan

sekolah.

Page 31: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari

kata kerja yaitu to manage yang disinonimkan dengan to hand yang

berarti mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila

dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian

atau pembimbing. Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaanya

disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.1 Kata

manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang

berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung

menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to

manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang

melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori

karena teori harus terdiri atas konsep-konsep yang secara sistematis dapat

menjelaskan dan meramalkan apa yang terjadi dan membuktikan ramalan

itu berdasarkan penelitian. Setelah beberapa zaman dipelajari, manajemen

telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang luas secara

sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang

bekerjasama. Menurut Gulick, manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu

pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori

tersebut masih terlalu umum dan subjektif. Manajemen menjadi suatu

1 George.R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2003), Cet.7, h.9.

Page 32: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

12

ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan kejelasan

bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan

mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya.

Henry M. Botiger, mengemukakan manajemen sebagai suatu seni

membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan

komunikasi. Ketiga unsure tersebut terkandung dalam manajemen. 2

Stoner mendefiniskan manajemen sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen menurut Encyclopedia of the social sciences

management may be defined as the process by which the execution of a

given purpose is put into operation and supervised. Maksud dari

pengertian tersebut manajemen dapat didefinisikan sebagai proses dimana

pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang dimasukkan ke dalam operasi dan

diawasi.

Sementara itu, Rue dan Byars management is a process that

invalesguiding or directional group of people toward organizational goals

or objectivitas. Maksud dari pengertian tersebut manajemen adalah sebuah

proses yang membimbing arah kelompok terhadap tujuan organisasi.Terry

management is getting things done through the effort of other people.

Menurut pendapat tersebut Terry mendefinisikan manajemen yaitu untuk

mendapatkan sesuatu melalui upaya orang lain.

Rohiat dalam bukunya manajemen sekolah mengemukakan

manajemen dilihat dari suatu sistem, manajemen memiliki komponen-

komponen yang menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sistem.

Manajemen merupakan suatu proses, sedangkan manajer dikaitkan dengan

2 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2011), Cet.11, h.3

Page 33: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

13

aspek organisasi (orang, struktur, tugas-tugas, teknologi) dan bagaimana

mengaitkan aspek yang satu dengan aspek yang lain serta bagaimana

mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem.3

Menurut Ricky W. Griffin manajemen adalah seperangkat aktivitas

yang meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu

sumber daya organisasi (manusia, uang, benda-benda fisik, dan

informasi). Manajemen adalah aktivitas yang prinsip untuk membuat suatu

perbedaan dalam hal bagaimana organisasi lebih baik melayani orang

yang telah dipengaruhi oleh mereka, sebagai bentuk tanggung jawab

social yang memuaskan, maka hal itu tergantung kepada keluasan tingkat

manajemen.4

Nanang Fattah memberikan pengertian manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara

efektif dan efisien.

Sedangkan menurut Sudjana manajemen merupakan rangkaian

berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-

norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memilki hubungan

dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh

orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas

untuk melaksanakan kegaiatan tersebut.

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan

manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat

diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang

definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen

merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau

keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaanya dapat

mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan

3 Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh Rencana

Strategis dan Rencana Operasional, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet.1, h.2.

4 Maisah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group), 2013),

Cet.1, h.1.

Page 34: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

14

kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang

lain. Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen

yaitu:

a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya

menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen

sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada ketrampilan dan

kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi

kemampuan/ketrampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.

b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang

sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style)

seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk

mencapai tujuan.5

Dari uraian pengertian manajemen menurut para ahli diatas, penulis

mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses pelaksanaan pekerjaan

yang diawali dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan

dalam suatu organisasi yang saling berkaitan dengan memberdayakan

sumber daya dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dan

sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Manajemen

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang

ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, Nanang Fattah menjabarkan

fungsi-fungsi manajemen yaitu: perencanaan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), pemimpinan (Leading), dan pengawasan

(Controlling).

5 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet.4, h. 86-87.

Page 35: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

15

a. Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka

tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini

dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,

menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi,

kebijakan, taktik dan progam. Semua itu dilakukan berdasarkan proses

pengambilan keputusan secara ilmiah.

b. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan

struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis,

staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan

wewenang.

c. Fungsi pemimpin menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan

dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksankan

tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan

untuk bekerja sama.

d. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan

mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan

keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat

kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas

manajemen dapat diukur.6 Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi

manajemen, yaitu:

a. Planning (perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Actuating (pelaksanaan);

d. Controlling (pengawasan).

Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen,

meliputi:

a. Planning (perencanaan);

6 Fattah, op.cit.., h.2.

Page 36: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

16

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Commanding (pengaturan);

d. Coordinating (pengkoordinasian);

e. Controlling (pengawasan).

Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan lima

fungsi manajemen, mencakup:

a. Planning (Perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Staffing (penentuan staf);

d. Directing (pengarahan);

f. Controlling (pengawasan).

Selanjutnya, L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:

a. Planning (Perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Staffing (penentuan staf);

d. Directing (pengarahan);

e. Coordinating (pengkoordinasian);

f. Repoting (pelaporan);

g. Budgeting (penganggaran).7

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan fungsi- fungsi

pokok manajemen meliputi, perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling).

Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan

dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,

menentukan kesempatan dan ancaman serta menentukan strategi,

kebijakan, taktik, dan progam. Semua ini dilakukan berdasarkan proses

7 Daryanto & Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah,

(Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet.1, h. 160.

Page 37: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

17

pengambilan keputusan secara ilmiah. Fungsi pengorganisasian meliputi

penentuan fungsi, hubungan, dan struktur. Fungsi terdiri atas tugas-tugas

yang diberikan ke dalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan

terdiri atas tanggung jawab dan wewenang, sedangkan strukturnya dapat

bersifat horizontal dan vertical. Hal tersebut dapat memperlancar alokasi

sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan

rencana.

Fungsi memimpin menggambarkan bagaimana manajer

mengarahkan dan mempengaruhi bawahan dan bagimana orang lain

melaksanakan tugas yang essential dalam menciptakan suasana yang

menyenangkan untuk bekerja sama. Fungsi Pengawasan meliputi

penentuan standar, supervise, dan pengukuran pelaksanaan, terhadap

standar serta memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai.

Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan karena melalui

pengawasan, efektivitas manajemen dapat diukur.8

Menurut tim dosen administrasi Universitas Pendidikan Indonesia

fungsi manajemen meliputi beberapa fungsi yaitu:

1) Fungsi perencanaan

Fungsi prencanaan yaitu keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secra matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan pada

masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dalam pengertian yang lain Ngalim Purwanto

mengartikan perencanaan sebagai kegiatan yang harus dilakukan

pada permulaan dan selama kegaitan manajemen itu berlangsung.

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan

manajemen.

8 Rohiat, op.cit., h.3.

Page 38: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

18

Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegaitan akan

mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan

yang diinginkan. Perencanaan berfungsi memberi arah mengenai

bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta pihak yang terlibat

dalam tindakan tersebut, perencanan juga berfungsi memberikan

pegangan dan arah dalam pelaksanaan.

2) Fungsi pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan

membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga

terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan.

Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan pengorganisasian

sebagai proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan

bermacam-macam aktivitas yang iperlukan untuk mencapai tujuan,

menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan

alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara

relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan

aktivitas-aktivitas tersebut.

(3) Fungsi pemotivasian

Menurut Siagian, mengartikan motivasi sebagai daya

pendorong yang melibatkan seseorang anggota organisasi mau dan

rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai

kegaitan yang menjadi tanggungjawabnya dan menuanaikan

kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 39: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

19

(4) Fungsi pengawasan

Adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana

pelaksanaan yang dilakukan didalam proses keseluruhan organisasi

mencapai hasil sesuai dengan rencana atau progam yang telah

ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.9

Mengadaptasi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi

manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara

umum adalah melaksankan fungsi planning, organizing, staffing,

coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating),

reporting, controlling. Institusi pendidikan lebih menekankan pada

fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.10

Berdasarkan uraian mengenai beberapa fungsi manajemen menurut

para ahli di bidangnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi

manajemen merupakan serangkaian proses yang harus dilakukan oleh

seorang manajer, proses tersebut diawali dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi- fungsi

manajemen tersebut merupakan rangkaian proses pelaksanaan manajemen

yang saling berkaitan dilakukan oleh sumber daya manusia agar tujuan

organisasi dapat tercapai.

Didalam sebuah organisasi atau lembaga dapat dipastikan terdiri

atas berbagai sumber daya manusia yang mengatur segala pelaksanaan

pekerjaan, fungsi manajemen bermanfaat sebagai alat perencanaan yang

menentukan berhasil atau tidaknya mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

9 M.Sobry.Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet.2, h.13. 10

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 92.

Page 40: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

20

3. Proses Manajemen

Beberapa definisi menunjukan bahwa manajemen merupakan suatu

proses yang sistematis dalam melakukan kegiatan organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses manajemen secara umum

mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan.

a. Merencanakan

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak

dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan

yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau

sasaran yang hendak dicapai dan menentapkan jalan dan sumber yang

diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin

( Roger A.Kauffman,1972).

Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang

meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan anatara satu

dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu

adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2) pemilihan progam

untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan pengerahan sumber

yang jumlahnya selalu terbatas.11

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan

dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan

adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah,

tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan

metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat

keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan

diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang dipilih

11

Fattah, op.cit., h.49.

Page 41: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

21

untuk digunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan

menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya.

b. Mengorganisasikan

Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan

dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara

anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner

menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan

dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna

mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.

Mengorganisasikan berarti:

1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi.

2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi

orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan

3) Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu

tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu

4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan

dengan keleluwasaan melaksankan tugas.

c. Memimpin

Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya

mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Memimpin menurut Stoner

adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang

berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh

organisasi.

d. Mengendalikan

Mengendalikan institusi pendidikan adalah membuat institusi

berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada

tujuan efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi

Page 42: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

22

dan dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Pengendalian

adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai

dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat

melibatkan beberapa elemen yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2)

mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar

yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi

penyimpangan.12

Proses manajemen adalah serangkaian langkah yang harus

ditempuh oleh sebuah organisasi dalam merumuskan strategi tujuan

organisasi. Proses manajemen dilaksanakan dalam beberapa tahap

diantaranya diawali dari proses merencanakan, mengorganisasi,

memimpin dan mengawasi atau mengendalikan. Organisasi tidak terlepas

dari proses manajemen, proses manajemen yang sistematis dan terarah

akan memudahkan organisasi berjalan menuju tujuan dan sasaran

organisasi.

B. Hakikat Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni

menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan

dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.13

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam

masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

12

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 93-95. 13

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet.1, h.2.

Page 43: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

23

atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan sengaja

oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.14

Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang

untuk lebih dewasa. Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak

didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan

yang diikutinya. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang

mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lebih jelasnya

pendidikan adalah setiap proses dimana seseorang memperoleh

pengetahuan, mengembangkan kemampuan/keterampilan sikap atau

mengubah sikap.15

John Stuart Mill (filsuf Inggris, 1806-1873 M) mengemukakan

bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh

seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain utuk dia,

dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.

Menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan

kecakapan-kecakapan fundamental secara intelekstual dan emosional kea

rah alam dan sesame manusia. J.J. Rousseau memberikan pengertian

pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa

kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.16

Plato menjelaskan bahwa pendidikan itu membantu perkembangan

masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan

tercapainya kesempurnaan. Sementara itu Edgar Dalle menyatakan bahwa

pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan

latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat

14

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), Edisi

Revisi, h.1. 15

Daryanto, op.cit., h. 33. 16

Hasbullah, op.cit., h.2.

Page 44: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

24

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.17

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) memberikan definisi

pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.18

Ki hajar Dewantara memandang, “Pendidikan umumnya berarti

daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin),

pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan

masyarakat.

Pendidikan adalah proses terus menerus yang menghantarkan

manusia muda kea rah kedewasaan, yaitu dalam arti kemampuan untuk

memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan

kemampuan/ketrampilan (skill developments), mengubah sikap (attitude

of change), serta kemampuan mengarahkan diri sendiri, baik di bidang

pengetahuan, ketrampilan, serta dalam memaknai proses pendewasaan itu

sendiri, dan kemampuan menilai.19

Dari pendapat diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa

pendidikan adalah sebuah proses yang terencana berlangsung terus

menerus untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh

seorang individu agar menjadi manusia yang berakhlak dan

bepengetahuan luas dan mampu menyesuaikan diri sesuai dengan

perkembangan zaman.

17

Mulyasana, op.cit., h.4. 18

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat (1) 19

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,

2013), h. 3.

Page 45: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

25

2. Fungsi Pendidikan

Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan

individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu

menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan

pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya

adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih

memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk

menghadapi masa depan (pengalaman baru).20

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.21

Pendidikan berfungsi untuk bekal masa depan seorang individu,

agar mampu bersaing dan mempertahankan kehidupan sesuai dengan

zamannya. Melalui pendidikan seorang individu secara sadar

meningkatkan derajatnya menjadi manusia seutuhnya dengan berbagai

pengetahuan.

3. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai

oleh seseorang untuk menjadi pribadi baik, berwawasan luas, dan cerdas

sesuai dengan zaman globalisasi. Jessup menegaskan bahwa pendidikan

ditujukan untuk terciptanya perubahan prilaku, sikap dan kecerdasan yang

lebih baik pada diri seorang anak dan terus berlanjut hingga ia menjadi

20

Daryanto, op.cit., h. 33. 21

Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 Pasal 1.

Page 46: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

26

seorang pribadi yang dewasa sesuai dengan pertambanhan usianya dan

perkembangan zaman.22

Tujuan pendidikan dapat dikembangkan sebagai berikut:

a. Berkembangnya potensi keimanan dan ketakwaan.

b. Terbentuknya akhlak mulia di kalangan peserta didik

c. Membentuk peserta didik yang sehat

d. Mencetak peserta didik yang berilmu

e. Mencetak peserta didik yang cakap

f. Pembentukan jiwa mandiri dikalangan para peserta didik.23

Pendidikan bertujuan membentuk pribadi yang cakap dan berakhlak

mulia selama masa kehidupannya agar mampu mengubah perilaku

manusia dan mampu bermasyarakat.

C. Manajemen Keuangan Pendidikan

1. Pengertian Keuangan

Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang

mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan

berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan istrumen yang terlibat

dalam transfer uang, diantara individu maupun antara bisnis dan

pemerintah.24

Keuangan adalah seni untuk mendapatkan alat pembayaran. Oleh

karena itu, untuk lembaga pendidikan, masalah keuangan tidak saja

mencakup uang pembayaran yang sah, akan tetapi juga kredit bank, yang

dapat membantu proses kelancaran dari pendidikan.25

22

Hermino, op.cit., h. 15. 23

Mulyasana, op.cit., h.47 24

Ridwan S.Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan Satu, (Jakarta: Literata Lintas

Media, 2003), Edisi 5, Cet.2, h.42. 25

Maisah, op.cit., h.101.

Page 47: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

27

Dari pengertian tersebut penulis mendefinisikan keuangan sebagai

proses kegiatan mengatur segala pemasukan dan pengeluaran uang.

Dalam proses keuangan juga terdapat manajemen dimana segala kegiatan

keuangannya mencakup proses penerimaan dan pengeluaran serta

penggunaan.

2. Pengertian Manajemen Keuangan

Sebelum menjelaskan mengenai hakikat manajemen keuangan

pendidikan, akan dibahas terlebih dulu mengenai kaitan antara kualitas

pendidikan dengan manajemen keuangan. Sejumlah penelitian telah

mengungkapkan bahwa antara pendidikan yang berkualitas dengan aspek

pembiayaan mempunyai korelasi yang positif. Hubungan antara

pembiayaan dengan kualitas pendidikan jelas saling terkait. Dalam

pelaksanaanya, pembiayaan harus didasarkan pada tingkat kualitas

tertentu. Banyak faktor yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan. Jadi biaya bukanlah salah satu jawaban yang harus ditentukan

lebih awal. Namun biaya menjadi penyempurnaan syarat yang harus

dipenuhi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal perlu diupayakan oleh

para pengelola pendidikan untuk menunjukan langkah efisiensi yang

dilakukan serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Sebab tanpa

didukung langkah efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana,

berapa pun dana yang dikeluarkan, aktivitas yang dilakukan lembaga tidak

akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,

pengelola pendidikan dituntut untuk melakukan efisiensi dan

akuntabilitas.26

Keuangan atau dana adalah salah satu sumber daya yang memiliki

peran sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan-satuan

26

Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 192.

Page 48: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

28

pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Mengingat peran

vitalnya, dana harus dikelola sebaik mungkin dengan pola-pola

manajemen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen

keuangan dan standar akuntansi.

Menurut Arikunto dan Yuliana manajemen keuangan dalam

pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yakni

budgeting atau penyusunan anggaran, accounting atau pembukuan, dan

auditing atau pemeriksaan.

Sementara itu, Wijaya mengartikan manajemen keuangan

merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkan

fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh

mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.27

Maisyaroh mengemukakan manajemen keuangan berarti suatu

proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan

tenaga orang lain. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran

sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan.28

Bafadal (2004) mendefinisikan manajemen keuangan sekolah dapat

diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan

uang secara tertib, efisein, dan dapat dipertanggungjawabkan untuk

memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Merujuk pada definisi yang

diberikan Bafadal, ada empat hal yang harus ditekankan dalam

manajemen keuangan sekolah:

a. Manajemen keuangan merupakan keseluruhan proses upaya

memperoleh serta mendayagunakan seluruh dana;

b. Mencari sebanyak mungkin sumber-sumber keuangan serta berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapatkan dana dari sumber-sumber

keuangan tersebut;

27

Hermino, op.cit., h. 181-183. 28

Daryanto, op.cit., h. 129.

Page 49: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

29

c. Menggunakan seluruh dana yang tersedia atau diperoleh semata-mata

untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah;

d. Penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan secara efektif dan

efisien. Selain itu, penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan

dengan tertib dan mudah dipertanggungjawabkan kepada semua pihak

yang terkait.

Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi

keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang

harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang

tertentu.

Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan

mendapatkan dana, (Suad Husnan, 1992:4). Manajemen memiliki tiga

tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap

penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam

manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan

(budgeting) dan tahap pelaksanaan (akunting) dan tahap penilaian atau

auditing, (Thomas.H.Jones, 1985:22).29

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan

pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,

perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan

(Depdiknas Ditjen Dikdasmen, 2000). Manajemen keuangan sekolah

merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari

perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban keuangan sekolah.30

Kegiatan manajemen keuangan antara lain memperoleh dan

menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana (Lipham,

29

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 256-257. 30

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012),

Cet.1, h.217.

Page 50: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

30

1985; Keith, 1991), pelaporan, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban.

Didalam terdiri dari perencanaan progam sekolah, perkiraan anggaran,

dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan progam, pengesahan

dan penggunaan anggaran sekolah.

Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, pelaksanaan,

dan evaluasi. Jones mengemukakan financial planning is called

budgeting merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang

tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

terjadi efek samping yang merugikan. Implementation involves

accounting atau pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana

yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.

Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

Komponen utama manajemen keuangan meliputi prosedur anggaran,

akuntansi keuangan, pembelajaran, pergudangan, pendistribusian,

investasi, dan pemeriksaan.31

Dari uraian berbagai pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa

manajemen keuangan adalah keseluruhan proses dalam mencari dana,

mendayagunakan dana dan memanfaatkan dana untuk kepentingan

organisasi (sekolah), yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara

efisien melalui proses mengatur lalu lintas pendanaan. Proses mengatur

tersebut diawali dari perencanaan keuangan, pelaksanaan sampai pada

evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.

3. Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan

Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan akan menimbulkan

berbagai manfaat, diantaranya:

31

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h.171.

Page 51: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

31

1) Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara

efisien dan efektif;

2) Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga

pendidikan sebagai salah satu tujuan didirikannya lembaga

tersebut (lebih utama lagi bagi lembaga pendidikan swasta);

3) Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun

penyimpangan dana dari rencana semula;

4) Penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan

berjalan baik sesuai yang diharapkan.32

Manajemen keuangan sekolah memiliki beberapa fungsi. Menurut

Bafadal ada enam fungsi manajemen keuangan: (1) perencanaan anggaran

tahunan, (2) pengadaan anggaran, (3) pendistribusian anggaran, (4)

pelaksanaan anggaran, (5) pembukuan keuangan, dan (6) pengawasan dan

pertanggungjawaban.33

Secara luas, manajemen keuangan memiliki peran dan fungsi

menyediakan berbagai informasi kuantitatif yang dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan sesuai

perannya masing-masing. Pemangku kepentingan yang dimaksud adalah

a. Kepala sekolah

Data dari manajemen keuangan sekolah bisa dijadikan landasan untuk

menyusun rencana sekolah, mengevaluasi kemajuan dalam usaha

mencapai tujuan sekolah, serta melakukan tindakan korektif yang

diperlukan.

b. Guru dan karyawan sekolah

32

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.182. 33 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,

2013), h. 186.

Page 52: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

32

Guru dan karyawan sekolah adalah kelompok yang tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di sekolahnya. Data

dan informasi dari manajemen keuangan bisa mereka jadikan cermin

untuk menilai kemampuan sekolah dalam memberikan imbal jasa,

manfaat pension, dan peluang kerja.

c. Kreditur

Kreditur bisa menjadikan data dan informasi mengenai kesehatan

keuangan sekolah sebagai salah satu dasar untuk mengetahui apakah

pinjaman beserta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Orangtua siswa

Orangtua adalah pihak yang tertarik dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup sekolah, terutama perjanjian jangka panjang

sekolah serta tingkat ketergantungan sekolah.

e. Pemerintah, termasuk lembaga- lembaga yang berada di bawah

otoritasnya

Mereka tertarik dengan informasi mengenai alokasi sumber daya serta

aktivitas sekolah. Informasi tersebut dibutuhkan untuk mengatur

aktivitas sekolah dan menetapkan anggaran untuk tahun berikutnya.

f. Masyarakat

Sekolah dapat mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai

cara. Laporan keuangan sekolah dapat membantu masyarakat dengan

cara menyediakan informasi mengenai kecenderungan dan

perkembangan terakhir terkait pengelolaan keuangan sekolah beserta

rangkaian aktivitasnya.34

Manajemen keuangan tidak terlepas pula dari fungsi penganggaran,

anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian

manajemen, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam

34

Hermino, op.cit., h. 186-187.

Page 53: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

33

mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah,

(Nanang Fattah,2000:49). Sementara menurut Deddy Nordiawan fungsi

anggaran (2006:48-49) adalah sebagai berikut:

1) Anggaran sebagai alat perencanaan

Dengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan

kearah mana kebijakan dibuat.

2) Anggaran sebagai alat pengendalian

Dengan adanya anggaran organisasi sector public dapat menghindari

adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya

penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).

3) Anggaran sebagai alat kebijakan

Dengan adanya anggaran organisasi sector public dapat menentukan

arah atas kebijakan tertentu.

4) Anggaran sebagai alat politik

Dengan adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam

melaksanakan progam-progam yang telah dijanjikan.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Dengan dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau

unit kerja atau departemen dapat mengetahui apa yang harus dilakukan

dan apa yang akan dilakukan oleh masing-masing bagian atau unit

kerja lainnya.

6) Anggaran sebagai alat penilaian kerja

Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah

suatu bagian/unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksanya

aktivitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.

7) Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan

menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian.

Dengan catatan anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika

Page 54: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

34

memenuhi sifat menantang tetapi masih mungkin dicapai. Maksudnya

adalah suatu anggaran itu hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak

dapat dipenuhi juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah

dicapai.35

Menurut Nanang Fattah, bahwa fungsi anggaran mencakup hal-hal

berikut:

1. Sebagai alat penaksir

2. Sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, dan

3. Sebagai alat efisiensi.36

Bennett, Hall, and Berg (2006) suggest that in its optimal form a

budget has four major functions:

1. It is a policy document that reflects the philosophy of the school

board, administration, and education community. As such, it

expresses the district’s philosophy in terms of recources.

2. It is a financial plan describing what has been done in the past and

what is proposed for the future. It shows what was spent in previous

years for each function and has the potential to estimate future

expenditures as well.

3. It is an operations guide for administrative decisions, providing a

guideline for fiscal, program, and personnel accountability.

4. It is a communication tool to share the strengths and challenges of the

instructional program with the community by showing how

educational dollars are spent and identifying the district’s programs

priorities.37

35

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h.258-264. 36

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), Cet.1,

h.265. 37

Allan R.Odden & Lawrence O.Picus, School Finance A policy Perspective, (United States:

The McGraw Hill Companies, 2007), Fourth Edition, p.235.

Page 55: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

35

Maksud pendapat diatas menyatakan bahwa anggaran memiliki

empat fungsi utama yaitu:

1. Anggaran berfungsi sebagai dokumen kebijakan yang

mencerminkan filosofi unsur sekolah seperti administrasi yang

dilakukan dan seluruh stakeholder.

2. Anggaran berfungsi sebagai rencana keuangan yang

menggambarkan apa yang telah dilakukan di masa lalu dan apa

yang diusulkan untuk masa depan. Ini menunjukkan dihabiskan di

tahun-tahun sebelumnya untuk masing-masing fungsi dan

memiliki potensi untuk memperkirakan pengeluaran masa depan

juga.

3. Anggaran berfungsi sebagai panduan operasi untuk keputusan

administratif, memberikan pedoman untuk fiskal, program dan

akuntabilitas personel.

4. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi untuk berbagi

kekuatan dan tantangan dari program instruksional dengan

masyarakat dengan menunjukkan bagaimana dana pendidikan

dibelanjakan dan mengidentifikasi program prioritas.

4. Proses Manajemen Keuangan

Komponen keuangan pada tingkat satuan pendidikan merupakan

komponen produksi yang mementukan terlaksananya kegiatan-kegiatan

proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.

Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan

biaya, baik disadari maupun tidak. Komponen keuangan perlu dikelola

sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal

untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pengelolaan keuangan

pendidikan lebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara

teliti dan penuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana, baik

Page 56: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

36

biaya operasional maupun biaya capital, disertai bukti-bukti secara

administrative dan fisik (material) sesuai dengan dana yang dikeluarkan.38

Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, pelaksanaan,

evaluasi. Jones mengemukakan financial planning is called budgeting

merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia

untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi

efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting atau

pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah

dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluasi

merupakan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.39

Proses pengelolaan keuangan menurut Agustinus Hermino dalam

bukunya Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning meliputi:

a. Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu memiliki tempat khusus

penyimpanan, memiliki alat hitung, dan memilki buku-buku yang

dibutuhkan.

b. RAPBS, yaitu memiliki RAPBS yang telah disahkan oleh yang

berwenang, serta memilki progam penjabarannya.

c. Pengadministrasian keuangan, yaitu memilki catatan logistic (uang

dan barang) sesuai anggaran dan sumber dana.40

Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000: 175)

memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan

dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan , pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik.

Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan berapa

lama akan dilaksankan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan

38

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),h.153. 39

E. Mulyasa. Loc.cit. 40

Hermino, op.cit., h. 184.

Page 57: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

37

pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya.

Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang

dikerjakan, dan masing-masing bertanggungjawab dalam hal apa.

Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana

cara melakukannya, dan akan dilakukan siapa. Kegiatan umpan balik

merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan

terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah. Proses

pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:

1) Perencanaan anggaran

2) Strategi mencari sumber dana sekolah

3) Penggunaan keuangan sekolah

4) Pengawasan dan evaluasi anggaran

5) Pertanggungjawaban.41

Menurut E.Mulyasa proses manajemen keuangan sekolah terbagi

atas beberapa tahap mulai dari perencanaan keuangan sekolah,

pelaksanaan keuangan sekolah, evaluasi dan pertanggungjawaban

keuangan sekolah.

(1) Perencanaan Keuangan Sekolah

Dalam bukunya E.Mulyasa yang berjudul Manajemen Berbasis

Sekolah perencanaan dalam manajemen keuangan ialah kegiatan

merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan

tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan menghimpun

sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

berhubungan dengan anggaran atau budget , sebagai penjabaran suatu

rencana ke dalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan.

Dalam pelaksanaanya, manajemen keuangan ini menganut asas

pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan

41

Daryanto, op.cit., h. 134.

Page 58: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

38

bendaharawan. Otorisator adalah pejabat berwenang untuk mengambil

tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.

Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan

memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan

berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Sementara bendaharawan

adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan,

dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat

dinilai dengan uang serta membuat perhitungan dan

pertanggungjawaban.42

Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan,

yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran

belanja sekolah (RAPBS).

(a) Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah

Sebelum membicarakan mengenai penyusunan anggran akan

dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian anggaran Hartman

(1988,P. 2) defines a budget as “a document which specifies the

planned expenditures and anticipated revenues of a school district

in a given fiscal year, along with other data and information

relating the fiscal elements to the educational philosophy,

programs, and needs of the district.”

There are three major components of a budget, which can be

depicted as a triangle. These elements are (1) the educational

program of the school district, (2) revenue that would support

those programs, and (3) actual expenditures on those programs

that occur over the school year.43

42

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet.1,

h.161. 43

Allan R.Odden & Lawrence O.Picus, op.cit, p.235.

Page 59: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

39

Maksud pendapat Hartman (1988, P. 2) mendefinisikan

anggaran sebagai "sebuah dokumen yang menentukan

pengeluaran yang direncanakan dan pendapatan diantisipasi dari

sebuah sekolah dalam satu tahun anggaran, bersama dengan data

lain dan informasi yang berkaitan dengan elemen anggaran dengan

filosofi pendidikan, program, dan kebutuhan kabupaten. " Ada tiga

komponen utama anggaran, yang dapat digambarkan sebagai

segitiga. Unsur-unsur ini adalah (1) program pendidikan sekolah,

(2) pendapatan yang akan mendukung program-program, dan (3)

pengeluaran aktual atas program-program yang terjadi selama

tahun sekolah.

Menurut Browneel dalam Yulia, (2004: 582) Anggaran

partisipatif adalah suatu proses di mana individu-individu terlibat

di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan

target anggaran yang akan dievaluasi. Menurut Kennis Partisipasi

Anggaran adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam

menyusun anggaran. Dengan menyusun anggaran secara

partisipatif diharapkan kinerja para manajer akan meningkat.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan

atau standart yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka

karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standart yang

ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab

pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam

penyusunannya (Milani, 1975) dalam Ratnawati Kurnia, semakin

tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam proses penyusunan

anggaran, akan semakin meningkatkan kinerja (Indriantoro, 2000).

Partisipasi merupakan suatu konsep di mana bawahan ikut

terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu

Page 60: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

40

bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Sementara Supomo dan

Indriantoro (1998) menyatakan bahwa partisipasi dalam

penyusunan anggaran merupakan proses di mana individu terlibat

dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut

dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan

target anggaran.

Perbedaan penganggaran partisipatif dengan non partisipatif

terletak pada tingkat keterlibatan bawahan dalam penyusunan

anggaran. Keunggulan partisipasi dalam penyusunan anggaran

adalah dapat memotivasi bawahan untuk mencapai target

anggaran, dapat memacu peningkatan moral, inisiatif untuk para

lini manajer, pertukaran informasi yang efektif antar pembuat dan

pelaksana anggaran. Sedangkan kelemahan partisipasi dalam

penyusunan anggaran adalah terkadang menetapkan standar yang

terlalu tinggi, dapat menyebabkan kesenjangan anggaran.

Dalam menciptakan suatu anggaran ada dua cara yang dapat

ditempuh, yaitu (Alim dalam Sumadiyah dan Susanta, 2004: 481):

1. Anggaran partisipatif (bottom-up)

Pada proses anggaran partisipatif proses penyusunan anggaran

mengijinkan manajer dengan level yang lebih rendah untuk

berpartisipasi secara signifikan dalam pembentukan anggaran

sementara.

2. Anggaran Top-down

Proses penyusunan anggaran tidak melibatkan bawahan secara

signifikan.

Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif

untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini

melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya

Page 61: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

41

penyusunan anggaran merupakan negoisasi atau perundingan

/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan

dibawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu

penganggaran. Hasil akhir dari suatu negoisasi merupakan suatu

pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan

dari setiap sumber dana.

Adapun prinsip-prinsip dan prosedur penyusunan anggaran:

a. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas

dalam sistem manajemen dan organisasi;

b. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan

anggaran;

c. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja oganisasi;

d. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai

yang paling bawah.44

Pada proses penyusunan ini ada beberapa pendekatan yang dalam

mendesain anggaran yaitu sebagai berikut:

(1) Anggaran butir per butir (Line Item Budget)

Desain ini merupakan bentuk anggaran yang paling simpel

digunakan. Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran

dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori, misalnya

gaji, upah, honor menjadi satu kategori atau satu nomor

atau butir, dan perlengkapan, sarana, material dengan butir

tersendiri.

(2) Anggaran program (Program Budget System)

44

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), Cet.5, h.49.

Page 62: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

42

Bentuk ini dirancang untuk mengidentifikasi biaya setiap

program. Pada anggaran biaya per butir dihitung

berdasarkan jenis butir (item) yang akan dibeli, sedangkan

pada anggaran program biaya dihitung berdasarkan jenis

program. Misalnya, jika dalam anggaran butir-per butir

disebut gaji guru (item 01), sedangkan dalam anggaran

laporan disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA

hanyalah salah satu komponen, dan komponen lain yang

termasuk program percobaan mencakup alat-alat IPA,

bahan-bahan kimia, IPA dan sebagainya, menjadi satu

paket.

(3) Anggaran berdasarkan hasil (performance budget)

Bentuk anggaran ini menekankan hasil (performance) dan

bukan pada keterperincian dari suatu alokasi anggaran.

Pekerjaan akhir dalam suatu program dipecah dalam

bentuk beban kerja dan unit hasil yang dapat diukur. Hasil

pengukurannya dipergunakan untuk menghitung masukan

dana dan tenaga yang dipergunakan untuk mencapai suatu

program.

(4) Sistem perencanaan penyusunan program dan

penganggaran (Planning Programming Budgeting

System/PPBS atau SP4)

PPBS merupakan kerangka kerja dalam perencanaan

dengan mengorganisasikan informasi dan menganalisisnya

secara sistematis. Dalam PPBS, tiap-tiap tujuan suatu

program dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek

maupun jangka panjang. Dalam proses ini data tentang

biaya, keuntungan, kelayakan suatu program disajikan

secara lengkap sehingga mengambil keputusan dapat

Page 63: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

43

menentukan pilihan program yang dianggap paling

menguntungkan.45

Menurut Allan R. Odden & Lawrence O. Picus dalam bukunya

School Finance A policy Perspective menjelaskan penyusunan

anggaran terbagi atas:

1. School site budgets

There are many methods for estimating school district

enrollment. But to develop school budgets, it’s essential to

know how many students will enroll in the individual school.

More over, in using our adequacy model to estimate the

resources needed at any school, the budget maker needs a

count of the students in the school by grade, the number of

students who qualify for free and reduced price lunch, the

number of ELL students, and the number of children with

disabilities who receive special education services.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

untuk mengembangkan anggaran sekolah, sangat penting

untuk mengetahui berapa banyak siswa akan mendaftar di

sekolah masing-masing. Terlebih lagi, dalam menggunakan

model yang kesanggupan untuk memperkirakan sumber daya

yang dibutuhkan di sekolah manapun, pembuat anggaran

membutuhkan hitungan siswa di sekolah berdasarkan kelas,

jumlah siswa yang memenuhi syarat untuk gratis dan

mengurangi makan siang, jumlah siswa, dan jumlah anak-anak

cacat yang menerima layanan pendidikan khusus.

45

Fattah, Ibid., h.53.

Page 64: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

44

2. The district budget process

The preceding discussion provides an example of how a

school-level budget could be developed using the evidence-

based adequacy model. These data provide an estimate of the

needed expenditures for the school and, when aggregated with

central-office requirements, provide an expenditure estimate

for the district. This section describes the process for

developing that district budget, which would include

individual school-level budget.

The heart of the budget process is estimating revenues

and expenditures and ensuring that the budget is an balance-

that expenditures do not excees revenues for the year.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis,

memperkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk sekolah

perlu digabungkan dengan pemerintah pusat dan daerah.

Dimana setiap daerah perlu memberikan anggrannya kepada

sekolah yang terdapat didaerahnya. Artinya pusat dan daerah

sama-sama memberikan anggran ke unit sekolah untuk

menambah pendapat sekolah dan pemenuhan kebutuhan tiap

siswa dapat dipenuhi.

3. Estimating expenditures

In addition to revenues for the fiscal year, the district must

estimate total expenditure needs. Earlier in this chapter, we

provided an provided an approach to estimating the

expenditures needed to fund the recources identified in our

adequacy model. This approach will, we argue, lead to

spending strategies that improve student learning, and so it is

this approach that we suggest districts and school use.

Page 65: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

45

a. Identify the specific programs and or functions around

which the budgets is to be constructed

b. Ascertain what recources are needed to operationalize the

tasks essential to each of the programs or functions

identified in the previous step.

c. Estimate the costs of the recources needed to implement

each program or function.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis untuk

menyusun anggran perlu dipertimbangkan perkiraan

pengeluaran dan jumlah kebutuhan untuk mendanai proses

kegiatan di sekolah. Membuat strategi yang dapat

meningkatkan belajar siswa melalui penggunaan anggaran.

Dengan cara:

a. Identifikasi program dan atau fungsi tertentu sekitar yang

anggaran akan dibangun

b. Memastikan sumber daya yang diperlukan untuk

mengoperasionalkan tugas penting untuk setiap program

atau fungsi yang diidentifikasi dalam langkah

sebelumnya.

c. Memperkirakan biaya diperlukan untuk melaksanakan

setiap program atau fungsi.

4. Accounting for expenditures and revenues

After the budget is developed, districts need mechanisms for

tracking expenditures. They do this trough fiscal accounting

systems that have various elements, including funds, objects,

and functions.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

Setelah anggaran dikembangkan, pemerintah pusat dan daerah

Page 66: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

46

perlu melacak pengeluaran sekolah dengan mekanismenya.

Pengeluaran dilakukan dengan sistem akuntansi.

5. Budget Preparation Summary

Clearly, many step are required to prepare a school and

school district’s budget. To recap, typically, a budget presents

information on the expected revenues and expenditures of the

school district, along with information on the number of

students served and the number of FTE employees who will be

employed in the provision of educational services for those

students. This information can be displayed by object of

expenditure, function, or programs, and can be provided at an

aggregate district level or disaggregated to specific locations

such as school sites and other logical locations, including the

central office, the transportation department, and others either

as determined by the district or as mandated by state policy.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

Jelas, banyak langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan

sekolah dan anggaran sekolah. Untuk rekap, biasanya,

anggaran menyajikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran dari sekolah, bersama dengan informasi mengenai

jumlah siswa dilayani dan jumlah karyawan FTE yang akan

bekerja dalam penyediaan layanan pendidikan bagi siswa.

Informasi ini dapat ditampilkan oleh obyek pengeluaran,

fungsi, atau program, dan dapat disediakan pada tingkat

kabupaten agregat atau terpilah ke lokasi tertentu seperti situs

sekolah dan lokasi logis lainnya, termasuk kantor pusat,

departemen transportasi, dan lain-lain baik sebagaimana

ditentukan oleh kabupaten atau sebagaimana diamanatkan oleh

kebijakan negara.

Page 67: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

47

6. Budget Modification

If expenditure estimates exceed revenue projections, the

district’s administrators must make adjustments on one or

both sides of the equation. Typically, it is easier to reduce

expenditures than it is to increase revenue. Most state and

federal programs have fixed revenue levels, and a school

district is unlikely to be able to seek additional funding from

these sources over the short term. Local property taxes offer

somewhat more hope, depending on the tax statutes in the

particular state. In many states, it is possible to seek voter

approval for higher property taxes. However, tax limitations in

many states have curtailed this option. Additionally, there are

often state restrictions on how much property taxes can be

raised to maintain the equity of the system.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

Jika perkiraan pengeluaran melebihi proyeksi pendapatan,

administrator distrik harus melakukan penyesuaian pada satu

atau kedua sisi persamaan. Biasanya, lebih mudah untuk

mengurangi pengeluaran daripada untuk meningkatkan

pendapatan. Kebanyakan program negara bagian dan federal

telah tetap tingkat pendapatan, dan distrik sekolah tidak

mungkin dapat mencari dana tambahan dari sumber-sumber

ini dalam jangka pendek. Pajak properti lokal menawarkan

agak lebih harapan, tergantung pada undang-undang pajak di

negara tertentu. Di banyak negara, adalah mungkin untuk

meminta persetujuan pemilih untuk pajak properti yang lebih

tinggi. Namun, keterbatasan pajak di banyak negara telah

membatasi pilihan ini. Selain itu, sering ada pembatasan

Page 68: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

48

negara pada seberapa banyak pajak properti dapat ditingkatkan

untuk mempertahankan ekuitas sistem.

7. Budget Approval

Once of balanced budget has been developed, the district’s

school board must approve it. The timing of this process,

along with the required documents that must be submitted and

the time in which the general public may comment on the

budget, is generally prescribed by state law. In general

however, the superintendent submits the budget to the school

board, makes copies available to the public, and helps the

board schedule public hearings on the document. At this time,

the board may further modify the budget to reflect its policies

and goals (Although superintendents typically work closely

with either the board or a budget committee of the board to

develop the budget, so generally there are few board-directed

changes at this point).

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

setelah dari anggaran berimbang telah dikembangkan, dewan

sekolah distrik harus menyetujuinya. Waktu proses ini,

bersama dengan dokumen-dokumen yang diperlukan yang

harus disampaikan dan waktu di mana masyarakat umum

dapat mengomentari anggaran, umumnya ditentukan oleh

hukum negara.

Namun secara umum, pengawas mengajukan anggaran

untuk dewan sekolah, membuat salinan tersedia untuk umum,

dan membantu dengar pendapat publik jadwal papan atas

dokumen. Pada saat ini, dewan lebih lanjut dapat

memodifikasi anggaran untuk mencerminkan kebijakan dan

tujuannya (Meskipun pengawas biasanya bekerja sama dengan

Page 69: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

49

panitia anggaran dewan untuk mengembangkan anggaran,

sehingga umumnya ada beberapa perubahan diarahkan).

8. Administering the budget.

The adopted budget served as a guide for expenditure

allocations throughout the year. Since it is imposible to

estimate all expenditure needs perfectly during the budgeting

process, it is important to continually monitor revenues and

expenditures to make sure they are in line with budgets

projections. If there are changes either in the revenue

available to the distict or in its expenditure needs,

modifications to the budget document must be approved by the

school board. Such change may be the results of an

unexpected influx of students, requiring more teachers and

classroom space, or a drop in the revenue receipts for one or

more prpgrams. At all times, the district administration and

school board must strive to keep the budget in balance,

reducing expenditures if revenue projections fall short and

increasing expenditures to meet the needs of a growing student

population-provided the revenues to support those students

are available. In short, the budget becomes an important

management tool to help ensure that educational recources

are focused on the priorities established at the beginning of

the budget cycle.

Maksud dari teori tersebut menurut pemahaman penulis

anggaran sebagai panduan untuk alokasi belanja sepanjang

tahun. Karena untuk memperkirakan semua kebutuhan belanja

sempurna selama proses penganggaran, penting untuk terus

memantau penerimaan dan pengeluaran untuk memastikan

mereka sejalan dengan proyeksi anggaran. Jika ada perubahan

Page 70: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

50

baik dalam pendapatan yang tersedia untuk distict atau dalam

kebutuhan pengeluarannya, modifikasi dokumen anggaran

harus disetujui oleh dewan sekolah. Perubahan tersebut dapat

hasil dari masuknya terduga siswa, membutuhkan lebih

banyak guru dan ruang kelas, atau penurunan penerimaan

pendapatan untuk satu atau lebih prpgrams.

Setiap saat, pemerintah kabupaten dan dewan sekolah

harus berusaha untuk menjaga anggaran seimbang,

mengurangi pengeluaran jika proyeksi pendapatan jatuh

pengeluaran pendek dan meningkat untuk memenuhi

kebutuhan tumbuh mahasiswa-populasi yang tersedia

pendapatan untuk mendukung para pelajar yang tersedia.

Singkatnya, anggaran menjadi alat manajemen penting untuk

membantu memastikan bahwa recources pendidikan

difokuskan pada prioritas yang ditetapkan pada awal siklus

anggaran.

Lipham mengungkapkan empat fase kegiatan pokok

penyusunan angggaran sebagai berikut:

a) Perencanaan anggaran merupakan kegiatan mengidentifikasi

tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam

penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis

alternative pencapaian tujuan dengan analisis cost

effectiveness, membuat rekomendasi alternative pendekatan

untuk mencapai sasaran.

b) Mempersiapkan anggaran antara lain menyesuaikan kegiatan

dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya,

distribusi, dan sasaran progam pengajaran perlu dirumuskan

dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan,

dan bahan-bahan yang telah tersedia.

Page 71: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

51

c) Mengelola pelaksanaan anggaran antara lain mempersiapkan

pembukaan, melakukan pembelanjaan dan membuat

transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan

sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku, serta membuat

laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

d) Menilai pelaksanaan anggaran antara lain menilai pelaksanaan

proses belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian

sasaran progam, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan

anggaran yang akan datang.

Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau

program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa

biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut,

bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana

tersebut dihabiskan. Langkah-langkah penyusunan anggaran

adalah sebagai berikut:

a. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan;

b. Menyusun rencana berdasar skala prioritas pelaksanaannya;

c. Menentukan program kerja dan rincian program;

d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program;

e. Menghitung dana yang dibutuhkan;

f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.46

Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut

anggaran belanja sekolah (ABS), biasanya dikembangkan dalam

format-format yang meliputi: (1) sumber pendapatan terdiri dari

UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan), DPP (Dana

Penunjang Pendidikan), OPF; dan lain-lain; (2) pengeluaran untuk

46

Muhaimin, suti’ah, dan Sugeng Listyo., “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya Dalam

Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010), Cet.2, h.359.

Page 72: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

52

kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana

dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan

kesejahteraan.47

Dalam proses penyusunan anggaran memerlukan tahapan

yang sistematik. Tahapan penyusunan anggaran adalah sebagai

berikut:

a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

selama periode anggaran;

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,

jasa, dan barang.

c. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang, jasa, dan

barang;

d. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah

disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu;

e. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari

pihak yang berwenang;

f. Melakukan revisi usulan anggaran;

g. Persetujuan revisi usulan anggaran;

h. Pengesahan anggaran.48

(b) Pengembangan Rencana rencana anggaran belanja sekolah

Berbagai rencana yang dituangkan ke dalam rencana dan

program tahunan pada dasarnya adalah program sekolah, oleh

karena itu anggaran yang diperlukan juga tercakup dalam

anggaran dan pendapatan belanja sekolah.

Anggaran pendapatan dan belanja sekolah dapat berasal dari

berbagai sumber dana. Prinsip efisiensi harus diterapkan dalam

47

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2006), Cet.8, h. 199. 48

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), h.50.

Page 73: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

53

penyusunan rencana anggaran setiap program sekolah. Pada

anggran yang disusun perlu dijelaskan, apakah rencana program

yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau merupakan

kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam priode

sebelumnya.

Didalam anggaran yang disusun harus memuat informasi atau

data minimal tentang:

a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana

kegiatan, penanggungjawab, rencana baru atau lanjutan;

b. Uraian kegiatan program: program kerja, rincian program;

c. Informasi kebutuhan: barang atau jasa yang dibutuhkan,

volume kebutuhan;

d. Data kebutuhan: harga satuan, jumlah biaya yang

diperlukan untuk seluruh volume kebutuhan;

e. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing

rincian program, program, rencana kegiatan, dan total

anggaran untuk seluruh rencana kegiatan periode terkait;

f. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber

dana yang mendukung pembiayaan program.49

Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat

dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa

yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran.

Beberapa factor yang turut mempengaruhi perencanaan keuangan

sekolah antara lain: laju pertumbuhan peserta didik, inflasi,

pengembangan progam, dan perbaikan serta peningkatan

pendekatan belajar mengajar.

49

Muhaimin, suti’ah, dan Sugeng Listyo, op.cit., h.360.

Page 74: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

54

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa

perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif

jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti: a)

sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan

luas tentang dinamika social masyarakat; (b) tersedianya informasi

yang akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan

keputusan; (c) menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat

dalam perencanaan; (d) tersedianya dana yang memadai untuk

menunjang pelaksanaan.50

(2) Pelaksanaan Keuangan Sekolah

Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat

dikelompokan ke dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan

pengeluaran.

(a) Penerimaan

Penerimaan keuangan sekolah dari sumber- sumber dana

perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang

selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep

teoritis maupun peraturan pemerintah. Secara konsep banyak

pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan

penerimaan keuangan, namun secara peraturan termasuk dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah ada beberapa

karakteristik yang identik. 51

Berdasarkan buku pedoman rencana, progam dan

penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat

dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain

50

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h.175.

51

E.Mulyasa, Ibid., h. 201.

Page 75: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

55

meliputi anggaran rutin; anggaran pembangunan; dana

penunjang pendidikan; dana masyarakat; donator; dan lain-lain

yang dianggap sah oleh semua pihak.52

Sumber pendanaan

pendidikan Pasal 46 UU No 20 Tahun 2003 menyatakan

pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Peraturan

Pemerintah no 48 Tahun 2008 menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Masyarakat yang dimaksud yaitu peserta didik,

orang tua peserta didik atau wali peserta didik dan pihak lain

yang mempunyai peranan.

Prosedur pembukuan penerimaan keuangan sekolah di

lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, tampaknya

menganut pola paduan antara pengaturan pemerintah pusat dan

sekolah. Artinya terdapat beberapa anggaran yang telah

ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak

sekolah tidak boleh menyimpang dari petunjuk penggunaan

atau pengeluarannya, dan sekolah hanya sebagai pelaksana

pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan.

Dengan demikian, pola manajemen keuangan sekolah

terbatas pada pengelolaan dana tingkat operasional. Salah satu

kebijakan keuangan sekolah adalah adanya pencarian

tambahan dana dari partisipasi masyarakat, selanjutnya cara

pengelolaannya dipadukan sesuai tatanan yang lazim sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Namun demikian, sesuai

dengan semangat otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan

dengan pengembangan konsep manajemen berbasis sekolah,

52

Ibid., h.177.

Page 76: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

56

maka sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang

cukup lebar dalam kaitannya dengan manajemen keuangan

untuk mencapai efektifitas pencapaian tujuan sekolah.

Pada umumnya di setiap sekolah telah ditetapkan

bendahara sesuai dengan peran dan fungsinya. Untuk uang

yang harus dipertanggungjawabkan, ditunjuk bendahara oleh

pihak berwenang dan sebagai atasan langsungnya adalah

kepala sekolah. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk

dan ke luar setelah mendapat perintah dari atasan langsung.

Sedang uang yang diterima dari masyarakat, ditunjuk

bendahara lain dengan sepengetahuan dan kesepakatan pihak

komite sekolah ditunjuk dari anggota sesuai dengan

persetujuan musyawarah. Berkaitan dengan aliran keuangan

yang berasal dari masyarakat, sekolah dalam hal ini pengguna

harus mendapat persetujuan komite sekolah.

(b) Pengeluaran

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu

digunakan secara efektif dan efisien. Artinya, setiap perolehan

dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-

kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan

pembiayaan pendidikan di sekolah. Efektif sering diartikan

sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner (2004)

mendefinisikan efektivitas menekankan pada kualitatif

outcomes. Apabila kegaitan yang dilakukan dapat mengatur

keuangan untuk membiayai aktivitas dalam mencapai tujuan

lemabaga, outcomes nya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

Dalam hal pengeluaran sekolah kata efektif dapat

diartikan apabila setiap pengeluran untuk kebutuhan pendanaan

Page 77: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

57

program sekolah dapat sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan, tanpa mengurangi kualitas proses pendidikan.

Artinya untuk mencapai keberhasilan program sekolah yang

efektif, perlu melakukan rencana secara detail dengan

mempertimbangkan kualitas kebutuhan sekolah. Seperti

contohnya untuk menyelenggarakan pengadaan buku maka

agar pengadaan secara efektif, dalam setiap rencana pengadaan

buku perlu dipertimbangkan bagaimana mendapatkan buku

yang berkualitas dengan harga sepatutnya.

Kata efisien yang dimaksud adalah perbandingan yang

terbaik antara masukan dan keluaran atau antara daya dan hasil.

Daya berkaitan dengan tenaga, pikiran, waktu, biaya dan hasil.

Dalam pengeluaran keuangan sekolah efisiensi yang dimaksud

ditentukan oleh ketepatan didalam mendayagunakan anggaran

pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor

input-input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi

belajar siswa.

Efisiensi berkenaan dengan output yang diharapkan

dengan biaya minimum. Untuk mendapatkan hasil yang efisien

dalam penyelenggaraan pendidikan dengan mempertimbangkan

prioritas anggaran terhadap komponen input melalui proses

belajar mengajar, meningkatkan motivasi kinerja guru dan

meningkatkan kapasitas pemakaian ruang belajar dan fasilitas

belajar. Untuk itu demi mendapatkan pengeluaran yang efisien

tidak perlu dengan mengurangi kualitas sekolah dalam hal

hanya perlu dilakukan prioritas anggaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar atau output yang diharapkan.

Efektif dan efisien akan berjalan dengan baik apabila

diikuti dengan prioritas kebutuhan yang tertera dalam

Page 78: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

58

perencanaan, maka dari itu apabila hasil yang didapat sesuai

dengan renacana yang sudah ditentukan tanpa mengurangi

kualitas pada proses dan pengeluaran, dapat dikatakan efektif

dan efisien.

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran

keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input

dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-

bahan, perlengkapan, dan fasilitas. Ongkos menggambarkan

seluruh sumber yang digunakan dalam proses sekolah, apakah

digambarkan dalam anggaran biaya sekolah atau tidak. Ongkos

dari sumber sekolah termasuk nilai setiap input yang

digunakan, sekalipun sekolah menyumbangkan atau tidak

terlihat secara akurat.

Dalam SKB Mendikbud dan Menkeu No.0585/K/1997

dan No.590/kmk.03/1987, tanggal 24-9-1987 tentang peraturan

SPP dan DPP meliputi: pelaksanaan pelajaran, pengadaan

sarana/prasarana, pemeliharaan sarana prasarana, kesejahteraan

pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan ujian, dan

pengiriman/penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas supervise,

pengelolaan pelaksanaan pendidikan, dan pendataan.53

Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran

keuangan harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan

oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan

bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi

format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan

daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak. Aliran

53

E.Mulyasa, op.cit., h. 203.

Page 79: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

59

pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta

peruntukannya.

Untuk mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan

sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai

pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu

mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan administrative.

Kemampuan untuk menerjemahkan progam pendidikan ke

dalam ekuivalensi keuangan merupakan hal penting dalam

penyusunan anggaran belanja. Kegiatan membuat anggaran

belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan

pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan

dan progam. Berdasarkan perspektif tersebut perencanaan

keuangan sekolah harus dapat membuka jalan bagi

pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-

tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara

pencapaiannya.

Dalam manajemen keuangan sekolah penyusunan

anggaran belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah

dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah,

serta komite sekolah di bawah pengawasan pemerintah dan

lembaga swadaya masyarakat. 54

Dapat penulis tarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan

manajemen keuangan pendidikan terdiri dari dua sisi, yaitu sisi

penerimaan dan pengeluaran. Sisi penerimaan mengatur

bagaimana proses anggaran di peroleh serta bagaimana proses

pengalokasiannya. Sisi penerimaan juga berhubungan dengan

54

Ibid., h. 204.

Page 80: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

60

proses pembukuan dan pihak-pihak yang terlibat dalam

penggunaannya.

Sisi pengeluaran menjelaskan tentang bagaimana proses

pembukuan dilakukan dan oleh siapa dilakukannya serta

pembuatan laporan-laporan menyangkut pengeluaran anggaran.

Proses keuangan juga tidak terlepas dari evaluasi atau

penilaian upaya melihat dan menilai sejauh mana kendala atau

permasalahan yang dihadapi, evaluasi berkenaan dengan

pertanggungjawaban yang perlu dilaporkan kepada pihak-pihak

yang menjadi sumber anggaran.

(3) Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

Evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dicapai

harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini

juga disebut evaluasi ataupun evaluation involves auditing.

Pertanggungjawaban (auditing) menurut Cormark (1970) auditing is

verification. Auditing is determining that what is intended is what is

being performed and, further that what is being performed is

appropriate for the task. Auditing merupakan pembuktian dan

penentian bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan,

sedang apa yang dilaksanakan sesuai dengan tugas. Proses ini

menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan

pembayaran atau penyerahan dana kepada pihak-pihak yang berhak.

Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat

diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian

penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuagan

sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah.

Page 81: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

61

(a) Evaluasi

Dalam evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan

salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen

pembiayaan pendidikan berbasis sekolah. Pelaksanaan

pengawasan dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan dan

kewenangan, karena kebutuhan merupakan bagian dari

pengawasan melekat.

Dalam manajemen keuangan sekolah, kepala sekolah perlu

melakukan pengendalian pengeluaran keuangan selaras dengan

anggaran belanja yang telah ditetapkan. Artinya sebagai pimpinan

bertanggungjawab terhadap masalah internal manajemen

keuangan sebagai atasan langsung.

Pengawasan keuangan sekolah harus dilakukan melalui

aliran masuk dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara.

Hal itu dilakukan mulai dari proses keputusan pengeluaran pos

anggaran, pembelanjaan, perhitungan dan penyimpanan barang

oleh petugas yang ditunjuk. Secara administrasi pembukuan setiap

pengeluaran dan pemasukan setiap bulan ditandatangani sebagai

berita acara.

Pengawasan bertujuan untuk mengukur, membandingkan,

menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Pengawasan

anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai dimana tingkat

efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber daya

yang tersedia. Proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan yaitu:

1. Memantau (Monitoring);

2. Menilai;

3. Melaporkan hasil temuan.

Pemeriksa anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas

menilai, baik catatan (record) dan menentukan prosedur-prosedur

Page 82: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

62

dalam mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai dengan

peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku. Dalam

pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh pihak luar lembaga

seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau akuntan publik

yang mempunyai sertifikasi, dan pimpinan langsung terhadap

penerimaan dan pengeluaran biaya.55

Kepala sekolah sebagai atasan langsung bertanggungjawab

penuh atas pengendalian, sedangkan pengawasan dari pihak

berwenang melalui pemeriksaan yang dilaksankan oleh instansi

vertical, seperti petugas Dinas Pendidikan, dan Bawasda.

Pengawasan tersebut relative dilihat dari tugas rutinitas atas dasar

kewenangan pengawasan pembiayaan yang masuk dan diserap di

sekolah.

Pengawasan berupaya untuk memastikan proses pelaksanaan

sesuai dengan rencana serta memonitoring sejauh mana proses

pelaksanaan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dapat

meminimalisir kesalahan dalam penggunaan anggaran sekolah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 47

tahun 2011 disebutkan bahwa pengawasan internal adalah seluruh

proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang

bertujuan untuk mengendalikan kegiatan, mengamankan harta dan

asset, terselenggaranya laporan keuangan yang baik,

meningkatkan efektivitas dan efisiensi, dan mendeteksi secara dini

terjadinya penyimpangan dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan

perundang-undangan.

55

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Op.Cit., h.65-67.

Page 83: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

63

Satuan pengawas internal yang selanjutnya disebut SPI

adalah satuan pengawasan yang dibentuk untuk membantu

terselenggaranya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas unit

kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, SPI

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program pengawasan;

2) Pengawasan kebijakan dan program;

3) Pengawasan pengelolaan kepegawaian;

4) Pengawasan pengelolaan keuangan dan Barang Milik

Negara;

5) Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil

pemeriksaan internal dan eksternal;

6) Pendampingan dan reviu laporan keuangan;

7) Pemberian saran dan rekomendasi;

8) Penyusunan laporan hasil pengawasan;

9) Pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan.56

Menurut pendapat penulis peran satuan pengawas intern

sangat berpengaruh bagi proses pelaksanaan anggaran terutama di

lembaga pendidikan. Salah satu tugas satuan pengawas intern di

lembaga pendidikan seperti sekolah adalah untuk mengendalikan

anggaran, agar setiap program dan kegiatan yang membutuhkan

anggaran dapat termonitoring sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan.

Tanggung jawab atas pengendalian biaya terletak pada pihak

yang bertanggungjawab atas penyusunan anggaran untuk biaya

yang dikendalikannya. Walaupun sebenarnya tanggung jawab

56

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2011 tentang

Satuan Pengawas Intern di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

Page 84: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

64

penuh dari suatu organisasi terletak pada manajer. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Matz dkk (dikutip oleh

Kusumardani, 2007) bahwa tanggung jawab atas pengendalian

biaya harus diserahkan kepada personel yang juga

bertanggungjawab atas penyusunan anggaran untuk biaya yang

dikendalikannya. Tanggung jawab ini hanya terbatas pada biaya

yang dapat dikendalikan, dan prestasi kerja setiap personel harus

diukur dengan membandingkan biaya yang sebenarnya terjadi

dengan biaya yang dianggarkan.

Prosedur pengendalian penggunaan alokasi anggaran

sifatnya sangat normative administratif. Artinya, pemenuhan

pengendalian masih terbatas pada angka kuantitatif yang

terdokumentasi. Dengan demikian aspek-aspek realistis

penggunaan sulit diukur secara objektif. Persoalan tersebut sering

terjadi di setiap sekolah. Hal tesebut disebabkan belum

berjalannya fungsi administrasi keuangan dimana aliran uang, dan

barang teridentifikasi sesuai dengan peran dan fungsi.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program

sekolah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi menekankan

pada aspek hasil (output). Output dapat terlihat mengenai kinerja

siswa, karena pendidikan pada dasarnya mendidik siswa. Artinya

apapun program yang diajukan, wujud outputnya harus berbentuk

kinerja siswa atau biasa yang disebut dengan hasil belajar.57

(b) Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan

keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan

dan triwulan kepada:

57

Muhaimin, suti’ah, dan Sugeng Listyo, op.cit., h.376.

Page 85: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

65

a. Kepala Dinas Pendidikan

b. Kepala Badan Administrasi Keuangan Daerah (BAKD)

c. Kantor Dinas Pendidikan

Pertanggungjawaban yang dikenal dengan Uang Yang

Harus Dipertanggungjawabkan, dilaporkan setiap bulan kepada

pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketetapan waktu.

Khusus untuk keuangan komite sekolah, bentuk

pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat pengurus dan

tidak secara langsung kepada orang tua peserta didik.

Pengawasan keuangan pihak eksternal sekolah dilaksanakan

oleh petugas dari Bawasda, dan Dinas Pendidikan, baik dana yang

bersumber dari pemerintah maupun dana dari masyarakat

(orangtua peserta didik). Pengawasan manajemen keuangan yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Bawasda tersebut dilakukan

secara rutin satu tahun sekali melalui pemeriksaan pembukuan

keuangan sekolah.58

Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan dibidang

keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran

keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan setiap triwulan atau

per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggungjawabkan

kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orangtua

siswa, maka dana tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh

kepala sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana

tersebut bersumber dari pemerintah maka akan

dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.59

58

E.Mulyasa, op.cit., h. 206. 59

Daryanto, op.cit., h. 140.

Page 86: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

66

5. Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan utama mengelola keuangan sekolah adalah bagaimana

sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu

sekolah harus menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat

menentukan berhasil tidaknya tujuan tersebut dicapai. Hal yang penting

adalah menempatkan fungsi manajemen keuangan benar-benar

menunjukan sasaran pembelajaran yang berimplikasi pada mutu

pendidikan yang kompetitif.60

Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya

administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat

dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.61

Tujuan utama manajemen keuangan sekolah:

a. Menjamin agar dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan harian

sekolah dan kelebihan dana yang ada diinvestasikan kembali.

b. Memelihara barang-barang (aset) sekolah.

c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan,

pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.62

Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertib

administrasi dan bisa dipertanggungjawabkan berdasar ketentuan yang

sudah digariskan untuk pencapaian efesiensi dan keefektifan.63

Tujuan Manajemen keuangan adalah:

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah

b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah

c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

60

Mulyono,op.cit., h.154. 61

Rohiat, op.cit., h.27. 62

Hermino, op.cit., h. 183. 63

Sutikno, op.cit., h.90.

Page 87: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

67

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kreativitas kepala

sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan

bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan

pertanggungjawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar

sesuai peraturan perundangan yang berlaku.64

Menurut pendapat penulis tujuan manajemen keuangan dapat

menjamin terselenggaranya rencana yang telah dibuat dengan menagtur

segala bentuk pemasukan dan pengeluaran keuangan. Oleh karena itu

tujuan manajemen keuangan membutuhkan tenaga atau sumber daya

manusia yang terampil dan jujur dalam melaksanakan tugasnya untuk

mengatur lalu lintas keuangan.

6. Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan

Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan sekolah dilakukan

dengan mengacu pada empat prinsip. Menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 48, pengelolaan dana pendidikan dilakukan dengan

bertumpu pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas

publik. Keadilan berarti besarnya pendanaan pendidikan (dari pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat) yang disesuaikan dengan kemampuan

masing-masing. Efisiensi lebih mengarah pada perbandingan antara

masukan dengan keluaran atau antara daya (waktu, pikiran, biaya) dengan

hasil.

Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen

keuangan sekolah, baik dari segi sumber keuangan dan jumlahnya, rincian

penggunaannya, maupun pertanggungjawabannya. Semuanya harus jelas.

Akuntabnilitas publik berarti penggunaan keuangan sekolah dapat

64

Asmani, op.cit., h.218.

Page 88: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

68

dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolahyang telah

ditetapkan.

Akuntabilitas publik dapat terwujud ketika sudah memenuhi toga

syarat utama: (1) adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan

dalam hal masukan dan keikutsertaan pada berbagai komponen sekolah,

(2) adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi,

dan wewenang, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana

sekolah yang kondusif dalam bentuk pelayanan pendidikan dengan

prosedur yang mudah, biaya yang murah, dan proses yang cepat. Selain

prinsip-prinsip umum, dalam manajemen keuangan terdapat prinsip

khusus yang meliputi efektivitas, kecukupan, dan keberlanjutan.

Prinsip efektivitas tercapai apabila kepala sekolah dapat mengatur

keuangan untuk membiayai aktivitas sekolah dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan sekolah beserta hasil kualitatifnya sesuai rencana sekolah

yang sudah ditetapkan. Prinsip kecukupan berarti pendanaan pendidikan

cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi

standar nasional pendidikan. Sedangkan prinsip keberlanjutan berarti

pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk

memberikan layanan pendidikan yang memenuhi standar nasional

pendidikan.65

Dalam penggunaan anggaran dan keuangan harus didasarkan pada

prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan

teknis yang disyaratkan, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana,

progam atau kegiatan dan keharusan penggunaan kemampuan atau hasil

produksi dalam negeri sejauh hal ini memungkinkan.66

65

Hermino, op.cit., h. 183-184. 66

Daryanto, op.cit., h. 130.

Page 89: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

69

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah

prinsip diantaranya:

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan, transparan di bidang

manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu

kegiatan. Di lembaga pendidikan, Bidang manajemen keuangan yang

transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan

lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan

jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus

jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan

untuk mengetahuinya.

Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam

penyelenggaraan seluruh progam pendidikan di sekolah. Transparansi

dapat menciptakan kepercayaan timbale balik antara pemerintah,

masyarakat, orangtua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan

informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi

yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua

warga sekolah dan orangtua siswa misalnya, rencana anggaran

pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS), bisa ditempel di papan

pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga

bagi siapa saja yang membutuhkan informasi dapat dengan mudah

mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah

uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk

apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan

orangtua siswa terhadap sekolah.

2. Akuntabilitas

Page 90: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

70

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang

lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk

mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas

didalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan

peraturan yang berlaku, maka pihak sekolah membelanjakan uang

secara bertanggungjawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan

kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya

akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara

sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai

komponen dalam mengelola sekolah, (2) adanya standar kinerja di

setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksankan tugas, fungsi dan

wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan

suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan

prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.

3. Efektifitas

Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,

karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai,

melainkan sampai pada hasil kualitatif yang dikaitkan dengan

pencapaian visi lembaga. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif

outcomes.

Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas

jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk

membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang

bersangkutan dan kualitatif outcomesnya sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

Page 91: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

71

4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan

keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud

meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat

dilihat dari dua hal:

a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya. Kegiatan

dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan

baiaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang

ditetapkan. Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan

antara penggunaan waktu, tenaga, biaya, dan hasil yang

diharapkan.

b. Dilihat dari segi hasil. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau

dengan penggunaan waktu, tenaga, dan biaya tertentu memberikan

hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitas.67

Dapat penulis simpulkan bahwa dalam prinsip-prinsip manajemen

keuangan harus dilaksanakan dengan baik oleh organisasi di bidang

apapun. Prinsip manajemen keuangan yang dilaksanakan secara baik akan

menimbulkan kepercayaan masyarakat dan masyarakat akan lebih terlibat

dalam penyelenggaraan organisasi. Prinsip manajemen keuangan

menekankan pada kemampuan seluruh proses manajemen yang

dijalankan dapat tepat waktu, tepat guna dan terbuka bagi siapapun.

Prinsip manajemen keuangan yang baik akan terhindar dari hal-hal

negatif yang dicurigai atau dituduhkan oleh masyarakat.

67

Asmani, op.cit., h.218-222.

Page 92: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

72

D. Kerangka Berfikir

Tabel 2.1

Kerangka Berfikir

Kondisi Nyata:

1. Sumber dana keuangan

pendidikan yang

terbatas

2. Pembiayaan program

yang serampangan

3. Belum dilaksanakannya

manajemen keuangan

pendidikan sesuai

dengan prinsip dan

pengelolaan yang telah

ditetapkan

4. Tidak mendukung visi,

misi dan kebijakan

sebagaimana tertulis

didalam rencana

strategis lembaga

pendidikan

5. Penerapan manajemen

keuangan sekolah yang

belum optimal

6. Semakin banyak

Penerapan

manajemen

keuangan sekolah

yang belum optimal.

1. Melaksanakan

manajemen

keuangan secara

transparan

2. Melibatkan seluruh

stakeholder sekolah

3. Perencanaan dan

penyusunan anggran

dilakukan secara

matang

4. Pengawasan laporan

keuangan secara

rutin oleh evaluator

eksternal

5. Kepala sekolah

harus mengevaluasi

seluruh kegiatan dan

melakukan

monitoring secara

rutin.

Terlaksananya

penerapan

manajemen

keuangan pendidikan

secara optimal.

Input

Masalah

Proses

Strategi

Output

Page 93: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

73

anggaran semakin

tinggi pula

penyimpangan yang

dilakukan

7. Manajemen keuangan

yang dilakukan tidak

transparan

menimbulkan banyak

kecurigaan;

8. Kurangnya partisipasi

masyarakat dan orang

tua dalam mengawasi

manajemen keuangan

sekolah;

9. Manipulasi laporan

keuangan sekolah;

10. Kebocoran

anggaran dalam bentuk

paling parah seperti

korupsi pendidikan.

Page 94: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

74

E. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.2

Penelitian yang Relevan

Penelitian

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

Achmad

Abu Bakar

2007

Skripsi

Pelaksanaan

Manajemen Keuangan

Sekolah (Studi Kasus di

SMA Islam Al-Azhar 3

Kebayoran Baru Jakarta

Selatan) 68

- Variabel

penelitian yang

meliputi:

1. Perencanaan

keuangan

sekolah;

2. Pelaksanaan

keuangan

sekolah.

- Jenjang sekolah

di tingkat

Sekolah

Menengah Atas.

- Metode

penelitian yang

digunakan yaitu

kualitatif.

- Variabel

penelitian

meliputi:

1. Evaluasi

keuangan

sekolah

- Jenis sekolah

Madrasah Aliyah

Negeri

- Lokasi sekolah

- Sekolah negeri.

- Pengelolaan

dibawah naungan

Kemenag.

- Proses perencanaan

dan penyusunan

anggaran dilakukan

pada awal dengan

keterlibatan guru

yang menghasilkan

RAPBS.

Penggunaan

anggaran sekolah

diawasi oleh pihak

yayasan.

Supartini

2005

Skripsi Implementasi

Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) dalam

- Variabel

Penelitian

meliputi:

- Sekolah swasta

- Lokasi sekolah

- Tingkat sekolah

- Penerapan MBS

masih belum

optimal. Untuk

68 Achmad Abu Bakar, “Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di SMA

Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,

2007.

Page 95: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

75

Bidang Manajemen

Keuangan (Studi

Deskriptif di SMP

Bantar Jati Yayasan

Indocement Tunggal

Prakarsa Kecamatan

Klapanunggal

Kabupaten Bogor) 69

1. Pelaksanaan

manajemen

keuangan

dalam

mewujudkan

MBS.

- Metode

penelitian

kualitatif

(jenjang SMP)

mengoptimalkan

penerapan MBS

dalam bidang

keuangan

melakukan

berbagai

upayasalah satunya

untuk

memprioritaskan

pengeluaran

anggaran yang

dapat

meningkatkan

mutu sekolah.

David

Wijaya

2009

Jurnal Implikasi

Manajemen Keuangan

Sekolah terhadap

Kualitas Pendidikan 70

- Variabel

pembahasan:

1. Pelaksanaan

manajemen

keuangan

sekolah

- Teori peran dan

fungsi

manajemen

keuangan

- Menghitung

distribusi biaya

- Sistem akuntansi

- Perhitungan

analisis Biaya

- Manajemen

keuangan sekolah

berbeda dengan

manajemen

perusahaan.

- Manajemen

keuangan pada

setiap sekolah letak

perbedaanya

menekankan tipe

sekolah, letak dan

69

Supartini, “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Bidang Manajemen

Keuangan (Studi Deskriptif di SMP Bantar Jati Yayasan Indocement Tunggal Prakarsa Kecamatan

Klapanunggal Kabupaten Bogor)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2005. 70

David Wijaya, “Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan”,

Jurnal Pendidikan Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, 2009.

Page 96: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

76

predikat sekolah

serta yang

mempengaruhi

kebutuhan setiap

sekolah.

- Kepala sekolah

masih minim

dalam melakukan

analisis biaya

manfaat agar

penyusunan

anggaran mencapai

efektifitas dan

efisiensi.

Page 97: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

77

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MAN Insan Cendekia Serpong yang

beralamat di Jl.Cendekia Sektor IX, BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan-

Banten. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Agustus

2014.

Tabel 3.1

Rincian Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan

Penelitian

Waktu Penelitian

April Mei Juni Juli Agustus

1. Perizinan Studi Pendahuluan

2. Pelaksanaan Studi Pendahuluan

3. Perizinan Penelitian

4. Pelaksanaan Penelitian

5. Pengolahan Data

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang

terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Untuk

memperoleh hasil penelitian yang signifikan, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yaitu obervasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi, yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra

sesuai dengan pedoman observasi.

Page 98: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

78

2. Wawancara, yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Hal

ini bertujuan memperoleh penjelasan-penjelasan langsung

mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-

buku, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.1

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Ada tiga teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data

penelitian, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan teknik studi

dokumentasi.

1. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik penelitian dalam pengumpulan data

dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek

yang akan diteliti, baik pengamatan itu dilaksanakan dalam situasi

sebenarnya maupun situasi buatan yang diadakan.

Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti,

berpedoman pada lembar pengamatan (observation sheet). Teknik

observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan

manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong. Kegiatan yang

menjadi objek observasi yaitu:

a. Mengamati sikap kepala madrasah dalam mengatur dan berkoordinasi

dengan bendahara, kepala tata usaha dan staf tata usaha;

b. Mengamati proses pekerjaan bendahara madrasah;

c. Mengamati proses kegiatan atau peristiwa yang terjadi di lingkup tata

usaha (TU) madrasah;

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka

Cipta, 2010), Cet. 14, h.198-201.

Page 99: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

79

d. Mengamati perilaku bendahara dan staf tata usaha madrasah dalam

melakukan koordinasi dan komunikasi berkaitan dengan tugas dan

fungsinya.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan cara komunikasi

langsung antara peneliti dengan objek penelitian. Dalam pelaksanaan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada pedoman

wawancara (interview guide) mengenai:

a. Perencanaan keuangan yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia

Serpong;

b. Pelaksanaan keuangan sekolah yang dilaksanakan di MAN Insan

Cendekia Serpong;

c. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan di MAN Insan Cendekia

Serpong.

Teknik wawancara diharapkan mendapat informasi dan data

mengenai penerapan manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia

Serpong, adapun pihak-pihak tersebut adalah kepala madrasah, bendahara

madrasah, kepala tata usaha (TU) dan staf tata usaha madrasah.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan keuangan

sekolah. Teknik dokumentasi untuk memperoleh informasi dan data yang

berkaitan dengan penerapan manajemen keuangan di MAN Insan

Cendekia Serpong berupa:

a. Progam madrasah di MAN Insan Cendekia Serpong;

Page 100: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

80

b. Alur pelaksanaan keuangan;

c. Bentuk aplikasi keuangan;

d. Bentuk pelaporan keuangan madrasah;

e. Dokumen rapat madrasah dan lain-lain.

D. Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrument pengumpulan data

Variabel

Penelitian

Sumber

Data

Metode Instrumen

1. Perencanaan

Keuangan

- Kepala

Madrasah

- Bendahara

- Kepala Tata

Usaha

- Wawancara

- Observasi

- Dokumentasi

- Pedoman

Wawancara

- Lembar

Pengamatan

2. Pelaksanaan

Keuangan

- Kepala

Madrasah

- Bendahara

- Kepala Tata

Usaha

- Staf Bendahara

- Wawancara

- Observasi

- Dokumentasi

- Pedoman

Wawancara

- Lembar

Pengamatan

3. Evaluasi dan

Pertanggungj

awaban

Keuangan

- Kepala

Madrasah

- Bendahara

- Kepala Tata

Usaha

- Wawancara

- Observasi

- Dokumentasi

- Pedoman

Wawancara

- Lembar

Pengamatan

Page 101: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

81

Tabel 3.3

Instrumen Pedoman Wawancara

Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

1. Perencanaan Keuangan

Teori yang digunakan:

a. E. Mulyasa, Manajemen

Berbasis Sekolah Konsep,

Strategi dan Implementasi.

Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011. Cet.13.

b. Muhaimin, suti’ah, dan

Sugeng Listyo., “Manajemen

Pendidikan” Aplikasinya

Dalam Penyusunan Rencana

Pengembangan

Sekolah/Madrasah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media

Group, 2010), Cet.2

c. Nanang Fattah, Ekonomi dan

Pembiayaan Pendidikan,

(Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009).

Penyusunan

Anggaran

(Budgetting)

A. Analisa

kebutuhan

B. Penyusunan

keuangan

1. Bagaimana sistem perencanaan

keuangan madrasah?

2. Kapan dilakukan perencanaan

keuangan?

3. Siapa saja yang terlibat dalam

perencanaan keuangan tersebut?

4. Bagaimana proses perencanaan

keuangan?

5. Apa bentuk dari hasil perencanaan

keuangan?

6. Bagaimana penyusunan keuangan

dilaksanakan?

7. Apa pertimbangan dalam

penyusunan keuangan?

8. Kendala yang dihadapi dalam

proses penyusunan?

9. Bagaimana mengatasi kendala

tersebut?

10. Berpedoman pada apakah

penyusunan dilakukan?

2. Pelaksanaan Keuangan

Teori yang digunakan:

a. E. Mulyasa, Manajemen

Pengelolaan

Anggaran

A. Penerimaan

11. Darimana sumber keuangan

di madrasah?

12. Bagaimana prosedur

pengelolaan penerimaan

Page 102: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

82

Berbasis Sekolah Konsep,

Strategi dan Implementasi,

(Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet.13

b. Pasal 46 UU No 20 Tahun

2003 menyatakan pendanaan

pendidikan

B. Pengeluaran

keuangan madrasah?

13. Seperti apa bentuk

pembukuan pada penerimaan

keuangan madrasah?

14. Bagaimana pengalokasian

sumber keuangan tersebut?

15. Bagaimana penyusunan

penerimaan keuangan?

16. Apakah ada sumber

penerimaan lain yang

bersumber dari masyarakat?

(dalam hal dukungan komite

sekolah)

17. Siapa saja yang terlibat dalam

penanganan pembukuan?

18. Apakah pengeluaran sesuai

dengan tujuan progam

madrasah?

19. Apakah pihak madrasah

membentuk

penanggungjawab dalam

setiap kegiatan progam

sekolah? Siapa?

20. Siapa saja pihak yang

diperbolehkan dalam

penggunaan keuangan

madrasah?

Page 103: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

83

21. Bagaimana kepala sekolah

melakukan pengendalian

pengeluaran madrasah sesuai

dengan RAPBS yang sudah

dibuat?

22. Apa saja kendala terkait

pelaksanaan keuangan

madrasah?

23. Bagaimana mengatasi

kendala tersebut?

3. Evaluasi dan

Pertanggungjawaban

Teori yang digunakan:

a. Daryanto & Mohammad Farid.

Konsep Dasar Manajemen

Pendidikan di Sekolah.

Yogyakarta: Gava Media,

2013. Cet.1.

b. Mulyasa, E. Menjadi Kepala

Sekolah Profesional. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2006.

Cet.8.

c. Muhaimin, suti’ah, dan

Sugeng Listyo., “Manajemen

Pendidikan” Aplikasinya

Dalam Penyusunan Rencana

Pengawasan

Anggaran

A. Evaluasi

24. Bagaimana bentuk evaluasi

yang di lakukan?

25. Siapa saja yang melakukan

evaluasi?

26. Kapan evaluasi dilakukan?

27. Apakah setiap

penyelenggaraan progam

madrasah selalu dilakukan

evaluasi?

28. Apa tindak lanjut dari

evaluasi yang dilakukan?

29. Bagaimana peran kepala

sekolah dalam hal

mengevaluasi?

30. Apakah ada evaluator yang

berasal dari eksternal

madrasah?

31. Siapa saja pihak eksternal

Page 104: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

84

Pengembangan

Sekolah/Madrasah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media

Group, 2010), Cet.2

B. Pertanggungj

awaban

tersebut?

32. Seperti apa pelaksanaan atau

prosedur yang dilakukan

pihak eksternal?

33. Kapan saja pihak eksternal

melaksanakan evaluator?

34. Kepada siapa

pertanggungjawaban

keuangan madrasah

dilaporkan ?

35. Bagaimana bentuk

pertanggungjawaban

keuangan madrasah?

36. Siapa saja yang ikut

bertanggung jawab?

37. Seperti apa bentuk

pertanggungjawaban

tersebut?

38. Siapa saja yang dilibatkan?

39. Apa tindak lanjut dari

pertanggungjawaban

tersebut?

40. Seperti apa bentuk

transparansi laporan

keuangan tersebut?

Page 105: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

85

Tabel 3.4

Lembar Pengamatan

No. Uraian Pengamatan Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Belum

Baik

1. Kepala Madrasah dalam mengatur

tugas Bendahara, Tata Usaha dan

Staf lainnya:

1) Mengatur pekerjaan

bendahara sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2) Mengatur pekerjaan tata

usaha sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3) Mengatur pekerjaan staf

lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2. Proses pekerjaan bendahara dan

staf bendahara:

1) Bendahara dalam

melakukan proses

perencanaan keuangan.

2) Bendahara dalam

melakukan proses

pelaksanaan keuangan.

3) Bendahara dalam

melakukan proses evaluasi

dan pertanggungjawaban.

4) Bendahara dalam

melakukan proses

pelayanan.

5) Staf bendahara dalam

melakukan proses

pengarsipan.

6) Staf bendahara dalam

melakukan proses

pelaporan.

3. Proses pekerjaan tata usaha:

1) Tata usaha dalam

melakukan proses

keuangan.

Page 106: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

86

2) Kepala Tata usaha dalam

melakukan tugasnya sebagai

PPK.

C. Koordinasi dan komunikasi

Kepala Madrasah,

Bendahara dan Tata Usaha.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai penelitian.

Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah

model analisis data mengalir (flow model).

Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Miles dan

Huberman, 1992:15-20).2

Adapun langkah – langkah dalam menganalisis data yaitu dengan

mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi

yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan

penelitian, reduksi data yaitu proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan,

wawancara dan dokumentasi.

Setelah dipelajari dan maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data

yang berkaitan dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksikan, dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari

hasil penelitian. Selanjutnya melakukan penyajian data atau sekumpulan

informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

Bentuk penyajian data adalah berupa teks naratif yang menceritakan secara

panjang lebar temuan penelitian.

2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), Cet.29. h.307.

Page 107: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

87

Langkah selanjutnya yaitu melakukan penarikan kesimpulan, setelah

data terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan, maka langkah yang

terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi.

Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara dan

pemanfaatan dokumen yang terkait direduksi untuk dipilih mana yang paling

tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang

mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Data yang telah direduksi disajikan secara

sistematik, agar lebih mudah dipahami.

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks

untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan

dengan terjun ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga

dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti

dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.3

Dalam hal ini penulis melakukan perpanjangan keikutsertaan selama

beberapa waktu selama penelitian belum dan sesudah dilaksanakan.

Perpanjangan keikutsertaan penulis dimulai dari proses perizinan, studi

pendahuluan, proses penelitian dan pengumpulan data atau informasi.

Perpanjangan keikutsertaan memakan waktu yang cukup lama dimulai

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), Cet.29. h.327.

Page 108: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

88

pada bulan April sampai Agustus. Penulis membatasi waktu

pengumpulan data setelah informasi atau data yang berhubungan dengan

pembahasan cukup untuk dianalisa.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari

apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan kedalaman mengenai

persoalan yang menjadi pembahasan.4

Ketekunan pengamatan dilakukan penulis untuk memperoleh

informasi secara mendalam dan mencari tahu permasalahan berkaitan

dengan objek penelitian. Oleh karena itu setelah penulis memperoleh data

atau hasil wawancara penulis melakukan pengamatan secara mendalam

mengenai proses keuangan yang sedang terjadi dan hal itu dapat dilihat

dari aspek komunikasi dan interaksi yang dilakukan subjek peneliti.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya

4 J. Moleong, Ibid.,,h.329.

Page 109: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

89

yaitu pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidi, dan teori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331).

Dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan

apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa

yang dikatakannya sepanjang waktu dan (4) membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua

strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Triangulasi dengan teori, menurut Patton (1987:327) triangulasi teori

dapat dilaksanakan dengan penjelasan banding.5

Dalam triangulasi dengan sumber penulis membandingkan hasil

pengamatan dan wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan

dengan proses pelaksanaan keuangan, membandingkan hasil wawancara

dengan pengamatan secara langsung berkaitan dengan proses tugas dan

pekerjaanya dan membandingkan apa yang dikatakan orang dengan hasil

wawancara.

Triangulasi metode ini penulis lakukan dengan melakukan

pengecekan hasil wawancara atau informasi yang terkumpul dengan

beberapa teknik pengumpulan data.

5 J. Moleong, Ibid., h.330

Page 110: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

90

Triangulasi teori penulis melaporkan hasil penelitian disertai dengan

penjelasan sesuai teori yang berkenaan dengan pembahasan agar

menadapatkan kejelasan dan kepercayaan data yang diperoleh.

Page 111: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

91

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

MAN Insan Cendekia Serpong merupakan satuan kerja (satker) dibawah

naungan Kementerian Agama. Oleh karena itu dalam struktur

kelembagaannya MAN Insan Cendekia Serpong memiliki pejabat

perbendaharaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Pejabat perbendaharaan ialah para pengelola keuangan di satuan kerja

yang diberi tugas sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK), dan Bendahara Pengeluaran. KPA adalah pejabat yang

ditunjuk untuk melaksanakan program atau kegiatan dan diberikan

kewenangan untuk menggunakan anggaran dalam DIPA (Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran). PPK adalah salah satu pihak yang ditunjuk oleh KPA

yang melakukan perjanjian tertulis (kontrak) dengan penyedia barang/Jasa.

Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk oleh KPA

yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengelolaan uang yang

menjadi tanggung jawabnya.

Dalam hal ini yang bertugas menjadi KPA di MAN Insan Cendekia

Serpong ialah kepala madrasah, yang ditugaskan menjadi PPK ialah kepala

tata usaha dan bendahara pengeluaran ditugaskan kepada bendahara yang

sudah ditunjuk.

Page 112: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

92

B. Pembahasan Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan

1. Perencanaan Keuangan MAN Insan Cendekia Serpong

Perencanaan merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi

segala kebutuhan organisasi. Perencanaan menentukan untuk apa, dimana,

kapan dan berapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara

melaksanakannya. Perencanaan keuangan sekolah ialah kegiatan

merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan

tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan menghimpun

sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

berhubungan dengan anggaran atau budget , sebagai penjabaran suatu

rencana ke dalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan.

Untuk mengetahui proses perencanaan keuangan di MAN Insan

Cendekia Serpong penulis melakukan metode wawancara dan observasi

dalam menggali informasi yang berkaitan dengan perencanaan keuangan

sekolah. Informasi ini diperoleh dari sumber informan yang ikut terlibat

dalam proses merencanakan. Adapun sumber informan tersebut ialah

kepala madrasah selaku KPA, kepala tata usaha selaku PPK, dan

bendahara.

Pada proses perencanaan yang dilakukan di MAN Insan Cendekia

Serpong dilakukan beberapa tahap, hal ini dilakukan agar segala bentuk

perencanaan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masa yang akan

datang. Tahapan tersebut ialah dimulai dengan menganalisa kebutuhan

yang diperlukan serta kegiatan yang akan dilaksanakan dan melakukan

penyusunan keuangan dalam waktu satu tahun anggaran.

Proses perencanaan tertuang pada renstra (Rencana Strategis)

madrasah untuk lima tahun. Untuk melaksanakan renstra yang sudah

dibuat maka renstra tersebut dijabarkan lagi untuk dijadikan rencana kerja

tahunan. Dari rencana kerja tahunan untuk satu tahun direncanakan

Page 113: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

93

kegiatan-kegiatan atau program apa yang akan direalisasikan selama satu

tahun.

Untuk proses perencanaan ini dilaksanakan dalam bentuk raker

(Rapat Kerja) tahunan. Dalam proses perencanaan menggunakan sistem

bottom up, yaitu usulan dari guru-guru bidang studi dikumpulkan yang

kemudian akan diramu dan dipertimbangkan oleh wakil-wakil bidang

yang bersangkutan dan dijadikan satu menjadi rumusan perencanaan

madrasah. Sesuai dengan penuturan kepala madrasah:

“Sistem perencanaan madrasah dimulai dari membuat Renstra

(Rencana Strategis) Madrasah untuk lima tahun. Setelah itu renstra

dalam lima tahun akan dijabarkan lagi menjadi rencana kerja

tahunan. Dari rencana kerja tahunan dalam satu tahun direncanakan

kegiatan atau program apa yang akan dilaksanakan. Setelah

program atau kegiatan tersebut sudah direncanakan barulah

selanjutnya menghitung kebutuhan anggaran dari kegiatan tersebut

secara detail mulai dari anggaran yang dibutuhkannya, jumlah

orangnya yang akan terlibat, dan lamanya kegiatan keseluruhannya

dianalisa dan dihitung secara rinci.

Untuk menentukan program dalam satu tahun ke depan melalui

raker setelah disusun program masing-masing , wakil-wakil bidang

bertanggungjawab atas programnya. Perencanaan dilakukan secara

bottom up mulai dari usulan guru kemudian diramu oleh wakil-

wakil bidang madrasah setelah itu dijadikan satu menjadi rumusan

perencanaan madrasah”.1

Dalam proses perencanaan melibatkan seluruh stakeholder yang ada

mulai dari guru-guru, karyawan, komite madrasah, pimpinan-pimpinan

madrasah, bendahara dan wakil-wakil bidang madrasah. Waktu

perencanaan ini dilakukan saat awal tahun anggaran belum dimulai.

Misalnya perencanaan pada tahun 2014 sudah dilakukan pada tahun

sebelumnya yaitu 2013. Sehingga persiapan dilakukan secara terencana

dan matang.

1 Suwardi. Hasil Wawancara. Serpong, 2 September 2014.

Page 114: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

94

Perencanaan membahas seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam selama setahun. Kegiatan yang diajukan seluruhnya diperuntukkan

bagi kemajuan lembaga dan siswa. Seluruh ajuan-ajuan kegiatan dari

peserta raker dilakukan pembahasan dengan mempertimbangkan prioritas

kegiatan yang menjadi kebutuhan madrasah.

Proses perencanaan tersebut kemudian tertuang dalam bentuk DIPA

sementara yang menghasilkan RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian/Lembaga) dan POK (Petunjuk Operasional Kegiatan)

Adapun alur proses penyusunan DIPA dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 4.1

Alur Penyusunan DIPA

Proses penyusunan dimulai dengan membuat DIPA/pagu sementara

oleh KPA, PPK, Bendahara dan tim pengembang atau penyusun anggaran

yang ditunjuk oleh KPA sebanyak 4 orang. Tim pengembang atau

penyusun tersebut selalu berbeda orang pada setiap tahun anggarannya

dan berasal dari guru dan staf. Hal ini sesuai dengan penuturan Kepala

Tata Usaha selaku PPK:

SATKER/MAN IC KPA

PPK

BENDAHARA

WAKAMAD

TIM

TIM

PENGEMBAG

DIPA sementara KEMENAG

KEMENKEU DIPA

Page 115: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

95

“Dalam perencanaan keuangan ini yang dilibatkan adalah unsur

pimpinan yang terdiri dari kepala madrasah, kepala tata usaha,

bendahara dan wakil-wakil bidang serta tim pengembang yang

ditunjuk kepala madrasah yang terdiri dari 3 sampai 5 orang dari

unsur guru dan staf”.2

Proses penyusunan dilakukan menunggu instruksi dari Kementerian

Agama. Dari kementerian untuk penyusunan pagu (nilai rupiah yang

tertera di DIPA) melalui kanwil (Kantor Wilayah) biasanya mulai

dilaksanakan pada bulan April untuk rencana di tahun angggaran yang

akan berjalan sesuai dengan penuturan bendahara:

“Perencanaan menunggu instruksi Kementerian Agama. Dari

Kementerian untuk penyusunan pagu (nilai rupiah yang ada di

DIPA) melalui Kanwil (Kantor Wilayah) biasanya mulai

dilaksanakan perencanaan pada bulan April untuk rencana di tahun

anggaran yang akan berjalan. Bentuk perencanaan awal ini disebut

dengan pagu atau DIPA sementara, setelah itu dikaji oleh

Kementerian Agama, jika sesuai barulah proses selanjutnya ada

pada Kementerian Keuangan. Setelah itu barulah keluar DIPA

untuk masing-masing satuan kerja yaitu MAN Insan Cendekia

Serpong”.3

Penyusunan dilakukan secara akurat, tepat, dan teliti. Jumlah uang

yang dicantumkan adalah jumlah perkiraan yang akan direalisasikan pada

saat pelaksanaan kegiatan. Jumlah diupayakan mendekati angka yang

sebenarnya termasuk pajak-pajak yang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Penyusunan anggaran ini berangkat dari rencana kegiatan yang

tertuang dalam DIPA sementara. Penyusunan harus menggunakan prinsip

efisien dan tepat guna.

DIPA sementara ini berisi RKA-KL dan POK. RKA-KL berisi

mengenai rencana-rencana kegiatan selama satu tahun anggaran dan

kebutuhan anggaran yang diperlukan. RKA-KL ini berbentuk format

2 Urip Mulyono. Hasil Wawancara. Serpong, 02 Juni 2014.

3 Jamingan. Hasil Wawancara. Serpong, 04 Juni 2014.

Page 116: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

96

aplikasi yang dibuat oleh Kementerian Keuangan. Satker sebagai

pelaksana menggunakan aplikasi ini dalam proses keuangannya. Dalam

aplikasi RKA-KL memuat beberapa pos kegiatan sesuai dengan (mata

anggaran) akun. Dalam RKA-KL memuat beberapa akun yang digunakan

sebagai pedoman pengisian DIPA. Akun tersebut yaitu:

a. Belanja Pegawai (Akun 51)

b. Belanja Barang dan Jasa (Akun 52)

c. Belanja Modal (Akun 53)

d. Belanja Bantual Sosial (Akun 57)

Akun tersebut sudah tertera dalam aplikasi RKA-KL sehingga

bendahara selaku pelaksana tinggal menginput kegiatan-kegiatan yang

direncanakan sesuai dengan akun yang sudah tertera.

POK atau yang disebut dengan lembar kerja memuat rincian-

rincian dari suatu kegiatan yang disusun lebih jelas dengan sangat

mendetail. POK berisi waktu kegiatan yang akan dilaksanakan, durasi

kegiatan, uraian kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan biaya yang

dibutuhkan. POK digunakan sebagai pedoman pelaksanaan suatu

kegiatan. POK sama halnya dengan RKA-KL bentuknya juga berupa

aplikasi. Dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan, POK lebih sering

digunakan karena untuk meminimalisir kesalahannya lebih kecil. Hal ini

sesuai dengan penuturan bendahara yang ditugaskan dalam mengelola

aplikasi tersebut:

“RKA-KL sudah direncanakan sejak awal, tidak bisa mengubah

mata anggaran (akun). Setelah itu pelaksanaan sesuai dengan

perencanaan yang tertera di DIPA dan masuk dalam bentuk RKA-

KL. Dalam RKA-KL tersebut memuat untuk beberapa pos kegiatan

sesuai dengan mata anggaran. Contohnya mata anggaran dalam

pemerintah yang disebut sebagai Akun. Dalam RKA-KL terdapat

beberapa akun yang digunakan sebagai pedoman pengisian DIPA.

POK atau yang disebut lembar kerja memuat rentetan kegiatan

secara lebih jelas dan detail. Penggunaanya sama, RKA-KL

memuat dua digit akun sedangkan POK enam digit akun. RKA-KL

Page 117: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

97

dan POK penggunaan dan isinya sama dan bentuknya berupa

aplikasi. Aplikasi ini dibuat oleh kementerian keuangan satker

sebagai pelaksana. Tidak ada perbedaan sama-sama turunan dari

DIPA. Penggunaanya lebih mudah POK karena untuk

meminimalisir kesalahan lebih kecil”.4

Setelah DIPA sementara telah terbentuk dan disepakati bersama

maka proses selanjutnya, DIPA sementara tersebut dilakukan pengkajian

oleh Kementerian Agama apabila sesuai maka tahap selanjutnya diajukan

untuk dibahas ke Kementerian Keuangan jika sudah disetujui barulah

keluar DIPA untuk satker, penyetujuan DIPA dilakukan oleh Dirjen

Anggaran. DIPA tersebut boleh dikelola oleh lembaga/satker,

penggunaannya tidak boleh melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan

namun diperbolehkan kurang dari ketentuan DIPA tersebut.

Adapun pertimbangan dalam proses penyusunan ini berasal dari

Renstra (Rencana Strategis), Program madrasah atas program siswa dan

lembaga, analisis strategik eksternal, evaluasi dari bulan-bulan lalu dan

sebagai rujukan dalam menyusun keuangan juga mengacu pada RKA-KL

sebelumnya dan ditambah dengan ajuan-ajuan kegiatan dari hasil raker.

Beberapa kendala dalam proses penyusunan ini terkendala pada

waktu dan proses pemikiran, serta kadang-kadang kendala terjadi ketika

setelah dikirim pengajuan dalam bentuk uraian kegiatan dan kebutuhan.

Terkadang pengajuan tidak sesuai dengan akun yang tertera dalam aplikasi

RKA-KL. Hal ini senada dengan yang diuraikan oleh Kepala tata usaha:

“Kendala ini terletak pada waktu karena perencanaan butuh waktu

yang lumayan banyak dan dengan kesibukan yang bersangkutan

maka waktu itu perlu diatur sedemikian baik. Kendala lain yaitu

ketika menyusun keuangan yang diperlukan seperti program

program perbidang diperlukan pemikiran serius”.5

4 Ibid.

5 Urip Mulyono, Op.cit.

Page 118: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

98

Selain itu kendala lain juga ditemukan apabila harga-harga

kebutuhan naik, karena penyusunan dilakukan pada tahun lalu namun

pelaksanaanya pada saat ini, sehingga banyak kemungkinan harga-harga

yang sebelumnya sudah diajukan dalam RKA-KL mengalami kenaikan

harga tidak sesuai dengan keadaan saat pelaksanaan. Kemungkinan

pengajuan pagu tidak akurat. Seperti yang diungkapkan oleh kepala

madrasah:

“Kendala terjadi ketika harga-harga kebutuhan naik, sehingga

rencana yang sudah dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang ada”.6

Untuk mengatasi kendala tersebut dengan menentukan jadwal yang

sudah ditentukan sehingga secara serentak dan bersamaan seluruh pihak

yang terlibat dalam proses penyusunan ini hadir dan melakukan

pembahasan dalam wujud rapat kerja (raker). Kendala dalam pengajuan

yang tidak sesuai dengan akun maka diatasinya dengan revisi perubahan

akun yang sesuai. Jika terdapat kegiatan yang tidak disetujui maka

selanjutnya kegiatan tersebut dilimpahkan kepada komite madrasah, agar

komite madrasah mengelola dan menyediakan anggaran yang diperlukan

dalam kegiatan tersebut. Untuk mengatasi kendala apabila ada kenaikan

harga- harga kebutuhan pemerintah memberi kesempatan untuk

melakukan revisi, agar disesuaikan lagi dengan harga yang berlaku saat

pelaksanaan.

Dalam proses penyusunan ini dilakukan dengan berpedoman pada

Peraturan Menteri Keuangan (PMK), Peraturan Menteri Agama (PMA),

Perdirjen (Peraturan Direktorat Jenderal) Agama dan Keuangan serta

peraturan-peraturan baru yang terkait. Dengan berpedoman pada

ketetapan yang sudah ada, satker melaksanakan proses penyusunan sesuai

dengan aturan yang ditetapkan dan tidak keluar dari aturan. Proses

6 Suwardi, Op.cit.

Page 119: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

99

penyusunan dapat berjalan sesuai tepat waktu bahkan sebelum waktu

ditentukan.

Dalam proses penyusunan diperlukan koordinasi secara intensif

serta komunikasi yang dijalin secara baik, dan didukung oleh pelaksana-

pelaksana yang berkompeten dibidangnya.

Dari hasil penelitian mengenai proses perencanaan keuangan pada

MAN Insan Cendekia Serpong dapat dibandingkan dengan teori yang

tertera pada bab sebelumnya, dimana penjabaran suatu rencana

dituangkan dalam bentuk kegiatan atau program sekolah yang kemudian

kebutuhan dari setiap kegiatan dilakukan perhitungan dan analisa secara

akurat kebutuhan dana yang diperlukannya. MAN Insan Cendekia

Serpong dalam proses penyusunan anggran sesuai dengan pendapat Alim

dalam Sumadiyah dan Susanta, 2004: 481 dimana dalam menyusun

anggaran menggunakan sistem bottom up, proses penyusunan anggaran

mengijinkan manajer dengan level yang lebih rendah untuk berpartisipasi

secara signifikan dalam pembentukan anggaran sementara. Dalam hal

perencanaan menggunakan aspirasi dari guru-guru bidang studi,

karyawan dan siswa melalui wakil-wakil bidang, dan setiap wakil bidang

mengajukan aspirasi kepada unsure pimpinan dan dipertimbangkan agar

sesuai dengan kebutuhan madrasah dalam proses meningkatkan kualitas.

Sistem penyusunan yang dilakukan pada MAN Insan Cendekia

Serpong sesuai teori yang berkenaan dengan penyusunan anggaran maka

MAN Insan Cendekia Serpong menggunakan pendekatan yang umum

digunakan yaitu Planning Programming Budgeting Evaluation System

yaitu penganggaran yang berorientasi pada rencana dan sasaran program

secara khusus dan umum, pendekatan ini menganalisis kebutuhan dana

untuk pelaksanaannya. Hal ini dapat terbukti pada proses perencanaan

MAN Insan Cendekia Serpong melakukan pembuatan program atau

Page 120: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

100

kegiatan terlebih dahulu dan melakukan analisa terhadap kebutuhan

anggaran yang diperlukan.

Dalam teori yang tertera pada bab sebelumnya juga dijelaskan oleh

E. Mulyasa dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah Konsep,

Strategi dan Implementasi bahwa perencanaan keuangan madrasah dapat

dilakukan secara efektif apabila didukung oleh beberapa sumber yaitu

sumber daya manusia yang kompeten, tersedianya informasi yang akurat

untuk pembuatan keputusan, menggunakan manajemen dan teknologi

yang tepat, dan ketersediaan dana untuk menunjang pelaksanaaan. Hasil

penelitian membuktikan bahwa proses perencanaan yang dilakukan MAN

Insan Cendekia Serpong berjalan optimal karena didukung oleh sumber

daya manusia yang berkompeten, berpengalaman dan mempunyai

wawasan yang luas, serta teknologi dan informasi didayagunakan dengan

efektif untuk membantu proses perencanaan dalam hal ini dapat dilihat

dari RKA-KL yang berbentuk aplikasi. Ketersediaan dana menjadi faktor

utama untuk menunjang suatu kegiatan yang sudah direncanakan. Dapat

disimpulkan pada proses perencanaan keuangan madrasah dilakukan

dengan sangat baik dan mengikuti sistem yang berlaku.

2. Pelaksanaan Keuangan MAN Insan Cendekia Serpong

Pelaksanaan keuangan ialah kegiatan berdasarkan rencana yang

telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.

Pelaksanaan dalam manajemen keuangan terbagi atas proses mengelola

penerimaan dan pengeluaran.

Dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan proses

pelaksanaan keuangan madrasah penulis melakukan wawancara dan

dokumentasi. Informasi dan data yang diperoleh bersumber dari informan

yang terlibat dalam proses manajemen keuangan. Informan tersebut yaitu

Page 121: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

101

kepala madrasah, bendahara dan staf bendahara yang bertugas dalam

mengelola pelaksanaan keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong.

Pada proses pelaksanaan keuangan madrasah sebagai pedoman

disesuaikan dengan rencana awal yang sudah dibuat. DIPA yang telah

disetujui oleh Kementerian Keuangan digunakan sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan. RKA-KL juga menjadi acuan dalam pelaksanaan

kegiatan. Pada proses pelaksanaan keuangan dibagi pada aspek

penerimaan dan pengeluaran.

MAN Insan Cendekia Serpong sebagai satuan kerja dari

Kementerian Agama sumber pendapatannya 100% berasal dari anggaran

negara yaitu APBN, oleh karena itu segala proses penerimaan sesuai SOP

(Standar Operasional) yang sudah tertera dalam peraturan. Seperti yang

diutarakan oleh kepala madrasah:

“Karena MAN Insan Cendekia ini negeri, dibawah naungan

Kementerian Agama maka anggarannya murni 100% dari APBN”.7

Untuk mendapatkan pencairan dana DIPA. Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengkuasakan kepada KPPN

(Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) sebagai kantor yang ditunjuk

untuk melaksanakan pembayaran/pencairan dana.

Satuan kerja yaitu MAN Insan Cendekia Serpong menyampaikan

SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada penerbit SPM (Surat Perintah

Membayar) yaitu Bendahara untuk mencetak SPM sebagai perantara

untuk disampaikan ke KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara).

KPPN setelah menerima SPM dari satker kemudian melakukan pengujian

formal atas SPM beserta lampirannya dan apabila telah memenuhi syarat

maka KPPN menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dan

SP2D tersebut sudah diterima satker melalui aplikasi yang disebut dengan

7 Ibid.

Page 122: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

102

SAKPA (Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran), maka selanjutnya

KPPN mencairkan dana yang sudah diajukan melalui rekening bendahara

atau rekening rekanan lewat kantor pos atau Bank.

Gambar 4.3

Alur Pencairan Dana

Untuk penyerahan SPM ke KPPN setiap satker dibatasi tiga orang

untuk melakukan transaksi. Hal ini sesuai dengan penuturan bendahara

madrasah:

“Setiap satker dibatasi tiga orang untuk bisa melakukan transaksi

untuk penyerahan SPM dan pengambilan SP2D dan dilaporkan

kembali ke KPPN. Laporan tersebut direkonsiliasi verifikasi antara

satker dengan KPPN setiap bulan antara tanggal 1 sampai 10 untuk

mengakurkan SPM. SPM yang diajukan satker sudah diterima

KPPN, dan KPPN sudah mengeluarkan SP2D dan sudah diterima

satker melalui aplikasi yang disebut dengan SAKPA (Sistem

Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran)”.8

8 Jamingan, Op.cit.

SATKER

Pembuat

Komitmen SPP Penandatanganan SPM

SPM

KPPN

SP2D

Bendahara

Rekening Bendahara BANK/Kantor

Pos

Page 123: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

103

Dalam pencairan anggaran ada beberapa cara yaitu secara langsung

masuk ke rekening bendahara ada pula yang secara langsung pula masuk

ke rekening rekanan (LS rekanan). Rekanan adalah pihak ketiga yang

memenuhi pengadaan barang secara jumlah banyak dan besar seperti

untuk pengadaan unit komputer, printer, pengadaan kursi dan meja dan

lain - lain.

Rekanan atau pihak ketiga ini diperoleh dari sistem lelang. Sistem

lelang adalah sistem yang sudah diatur dan dijalankan oleh wakil bidang

pengadaan untuk melakukan kerjasama kepada CV atau perusahaan yang

memenangi lelang tersebut. Dalam sistem lelang ini dikumpulkan

beberapa perusahaan atau CV yang mengajukan kesediaan untuk terlibat

dalam lelang ini. Sistem lelang ini terbuka bagi perusahaan nasional

dimanapun karena pada pelaksanaanya menggunakan aplikasi dan terlihat

oleh seluruh perusahaan yang ikut dalam pelelangan tersebut. CV atau

perusahaan yang berani dalam memenuhi kebutuhan yang disyaratkan

oleh bidang sarana dan prasarana, CV tersebutlah yang menjadi rekanan

atau pihak ketiga MAN Insan Cendekia dan menjalin kerjasama untuk

memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Apabila sudah terjalin kerjasama

maka sistem pencairan langsung dibayarkan ke rekening rekanan oleh

KPPN. Seperti penuturan staf bendahara:

“Ada beberapa cara untuk pencairannya ada yang secara langsung

masuk ke rekening yang bersangkutan dan ada yang melalui

rekanan (LS Rekanan). Rekanan adalah pihak ketiga yang

memenuhi kebutuhan pengadaan secara jumlah banyak dan besar.

Rekanan biasanya bekerjasama dengan bidang pengadaan yang

jumlahnya bersifat banyak dan besar seperti unit computer, printer,

kursi-kursi dan sebagainya.

Madrasah menjalin kerjasama kepada beberapa CV dan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pengadaan terutama sarana dan

Page 124: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

104

prasarana yang dibutuhkan. Terdapat sistem lelang bagi perusahaan

atau CV tersebut. Kemudian apabila sudah menjalin kerjasma

sistem pencairan langsung dibayarkan kepada pihak rekanan

tersebut”.9

Bentuk pembukuan penerimaan kemudian tertuang dalam buku kas

umum (BKU), buku pembantu pajak, dan bentuk aplikasi-aplikasi utama

dari Kementerian Agama diantaranya SAKPA( Sistem Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran), SIMAKBMN (Sistem Informasi Manajemen

Akuntansi Barang Milik Negara), MPA (Manajemen Profesional

Association), SAI (Sistem Akuntansi Instansi) dan tahun ini mulai

diberlakukan pembukuan yang terintegrasi dengan SPM yaitu aplikasi

SILABI (Sistem Laporan Bendahara Instansi).

Seluruh laporan atau sistem pembukuan secara otomatis tercatat

dalam sistem aplikasi dan seluruhnya terhubung ke pusat untuk

memantau dan memonitoring penggunaannya. Sehingga setiap hari

melakukan transaksi atas pengajuan-pengajuan jumlah kotor dan

pajaknya tercatat otomatis pada sistem aplikasi SPM. Seperti penuturan

staf bendahara:

“Terdapat juga bentuk laporan utama dari kementerian agama

seperti SAKPA, SIMAKBMN, MPA dan SAI. SAKPA dan BMN

berbentuk buku. MPA dalam bentuk aplikasi online yang terhubung

ke pusat. Sedangkan buku kas umum dan pembantu pajak otomatis

tercatat dalam aplikasi SPM. Setiap hari melakukan transaksi atas

pengajuan- pengajuan jumlah kotor dan pajaknya tercatat otomatis

pada sistem aplikasi SPM”.10

Pengalokasian keuangan kemudian disesuaikan dengan rencana

awal yang tertera dalam RKA-KL dan wakil-wakil bidang sebagai

pelaksana dan penanggung jawab kegiatan. Wakil bidang sebagai

pelaksana jika ingin melaksanakan kegiatan atau program, maka wakil-

9 Ayu Maharani. Hasil Wawancara. Serpong, 21 Agustus 2014.

10 Yayat Supriatna. Hasil Wawancara. Serpong, 21 Agustus 2014.

Page 125: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

105

wakil bidang harus melakukan pengajuan ke bendahara agar dana yang

diperlukan bisa dicairkan .

Untuk mewujudkan kegiatan tertera dalam RKA-KL maka, setiap

wakil-wakil bidang harus melakukan pengajuan RAB (Rencana Anggaran

Belanja) ke bendahara madrasah.

Adapun tata cara pengajuan RAB seperti gambar yang tertera

dibawah ini.

Gambar 4.4

Alur Pengajuan

Dalam alur pengajuan pada diatas menjelaskan bahwa untuk

menyelenggarakan suatu kegiatan yang sudah tertera dalam RKA-KL,

wakil bidang madrasah yang bertugas sebagai penanggung jawab

haruslah mengajukan RAB kepada bendahara. Dalam RAB tertera nama

kegiatan, akun, uraian, nominal serta penanggungjawab. Apabila

WAKAMAD

RAB BENDAHARA KPA dan

PPK

SPM

Bukti Kas Uang Muka

KPPN

Rek. Bendahara Rek.Rekanan

Page 126: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

106

penanggung jawab sudah menandatangani RAB tersebut barulah bisa

diajukan.

RAB yang berada di bendahara kemudian diperiksa dan disesuaikan

dengan rencana awal yang sesuai dengan RKA-KL dan bendahara

membuat bukti kas uang muka. Apabila sudah sesuai maka perlu

mendapat persetujuan dari KPA dan PPK. Apabila sudah disetujui maka

dikembalikan lagi ke bendahara dan bendahara mencetak SPM dan faktur

pajak yang kemudian diajukan kepada KPPN. KPPN memeriksa seluruh

pengajuan apabila sesuai maka KPPN menerbitkan SP2D dan mencairkan

dana melalui rekening bendahara atau langsung kepada rekening

penanggung jawab kegiatan, setelah itu wakil bidang yang bertugas

sebagai penanggung jawab membuat laporan ke bendahara. Oleh

bendahara kemudian seluruh laporan kegiatan yang sudah terlaksana

disampaikan kepada kanwil. Seperti yang diungkapkan oleh staf

bendahara:

“Penyusunan dimulai dengan mengajukan ke bendahara dengan

menggunakan bukti kas uang muka melalui bendahara kemudian

melakukan persetujuan terlebih dulu ke KPA dan PPK, apabila

sudah mendapat persetujuan bendahara tinggal mencetak SPM

untuk diajukan ke KPPN.

Tata cara pengajuan SPM adalah dari wakil bidang mengajuan RAB

ke bendahara kemudian bendahara membuat bukti kas, setelah itu

melalui proses persetujuan dari KPA dan PPK. Apabila disetujui

diajukan lagi ke bendahara untuk mencetak SPM dan faktur pajak

barulah proses selanjutnya dilimpahkan kepada KPPN, dari KPPN

apabila sudah diterima maka akan mendapatkan SP2D setelah itu

anggaran dicairkan dan hanya tinggal menunggu proses

pencairannya kemana apakah langsung ke rekening bendahara atau

ke rekanan. Barulah dari wakil bidang tersebut membuat laporan ke

bendahara”.11

11

Ayu Maharani, Op.cit.

Page 127: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

107

Apa yang diajukan kemudian dicairkan dan langsung dialokasikan

kepada pihak yang bersangkutan dan seluruhnya harus sesuai dengan

RKA-KL yang sudah disepakati bersama.

Wakil bidang yang mengajukan apabila sudah menerima

pencairannya maka perlu membuat laporan beserta nota-nota sebagai

bentuk pertanggungjawabannya dan seluruh pihak yang terlibat

mengetahui atas pencairannya dalam pengajuan sebelumnya sudah tertera

perjanjian batas waktu maksimal pengumpulan laporannya. Sehingga

proses pengajuan selanjutnya bisa disetujui dan dilaksanakan, namun bila

laporan penggunaan anggarannya belum selesai maka tidak dapat

melanjutkan kegiatan selanjutnya. Hal ini seperti yang diutarakan kepala

madrasah:

“Setelah diterima uangnya harus diketahui oleh semuanya, disitu

juga tertulis pertanggungjawabannya nota-nota dan sebagainya dan

tertera maksimal waktu pelaporannya.

Pencairan lewat KPPN setelah uang itu turun barulah diserahkan ke

panitia penyelenggara kegiatan. Panitia harus segera

mempertanggungjawabkan laporan-laporannya sesuai dengan

ketetapan waktu”.12

Apabila terdapat kesalahan maka pengajuan ditolak dan diberi

kesempatan untuk melakukan revisi. Tidak ada sumber penerimaan lain

selain APBN maka dari itu setiap pengelolaan penerimaan harus

mengikuti prosedur yang sudah diatur. Penanganan pembukuan dilakukan

oleh bendahara dan staf bendahara. Bendahara melakukan input data

untuk memasukan jenis kegiatan, uraian kegiatan, waktu kegiatan dan

anggaran yang digunakannya melalui aplikasi- aplikasi pembukuan.

Pengeluaran dari segi penggunaan anggaran kemudian dibuat

laporan-laporan. Seperti pengeluaran yang digunakan untuk

menyelenggarakan kegiatan, setiap penanggung jawab kegiatan

12

Suwardi, Op.cit.

Page 128: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

108

diharuskan membuat laporan secara detail yang kemudian laporan

tersebut diserahkan ke bendahara madrasah untuk disesuaikan dengan

rencana awal tadi yaitu RKA-KL. Sama halnya dengan pengeluaran

dalam pembelian barang setiap rekanan harus melaporkan jumlah

anggaran yang digunakan dan kemudian dilakukan pembukuan dan

disesuaikan.

Setiap pengeluaran dapat dipastikan sesuai dengan RKA-KL, dan

sesuai dengan program madrasah baik itu program untuk lembaga

maupun siswa. Hal ini seperti penuturan bendahara:

“Pengeluaran selalu sesuai dengan program yang telah

direncanakan, dan tidak bisa keluar dari perencanaan yang telah

dibuat tadi, maka dari itu perencanaan yang dilakukan sangat detail

dan rinci”.13

Setiap kegiatan pastilah ada penanggungjawab, yang

mempertanggungjawabkan segala pengeluaran yang sudah digunakannya.

Pihak yang diperbolehkan dalam menggunakan anggaran tersebut ialah

pihak yang sudah tertuang dalam perencanaan awal yaitu RKA-KL baik

itu guru, atau pegawai yang terlibat dalam satu kegiatan sesuai dengan

kegiatan yang sudah terbentuk dalam kepanitiaanya.

Peran kepala madrasah dalam melakukan pengendalian bisa dilihat

dalam RAB di masing-masing kegiatan. Karena seluruh pengajuan yang

masuk ke bendahara akan disesuaikan dengan perencanaan RKA-KL.

Sehingga seluruh proses keuangannya mulai dari perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi dapat dijalankan secara tertib dan mengikuti

prosedur yang sudah ditetapkan. Pedoman dari segala penggunaanpun

dapat dikontrol dengan adanya RKA-KL.

Adapun kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan

keuangan yaitu:

13

Jamingan, Op.cit.

Page 129: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

109

a. Kesalahan RAB yang tertera dalam akun maupun uraiannya;

b. Laporan dari wakil bidang yang tidak tepat waktu sehingga

proses pembukuan terhambat.

Untuk mengatasi kesalahan RAB menggunakan karwas (Kartu

Pengawas). Kartu pengawas digunakan untuk melihat penggunaan

anggaran setelah kegiatan dilaksanakan. Tidak semua satuan kerja

memiliki karwas, karwas sebagai tanda pengingat dalam penggunaan

anggaran. Karwas tidak berbentuk kartu melainkan tertera dalam

komputer yang berbentuk microsoft excel.

Untuk mengatasi terlambatnya laporan dari wakil-wakil bidang

disiasati dengan pertemuan rapat. Kepala madrasah juga senantiasa

mengingatkan kepada wakil-wakil bidang untuk menetapkan waktu akhir

pembuatan laporan. Laporan yang terlambat akan menyebabkan tidak

bisanya untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya, karena perlu persetujuan

dari kepala madrasah, dan kepala madrasah tidak akan menandatangani

ajuan selanjutnya apabila laporan yang sebelumnya belum diselesaikan.

maka dari itu setiap laporan yang dibuat sudah ditentukan batas akhir

pembuatan laporan.

Menurut Mulyono dalam bukunya Konsep Pembiayaan Pendidikan

manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi

otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Hal ini sesuai dengan proses

manajemen keuangan yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dimana

fungsi otorisator dijalankan oleh kepala madrasah selaku KPA, fungsi

ordonator dilaksanakan oleh kepala tata usaha selaku PPK dan

bendaharawan yang ditunjuk kepala madrasah. Dengan adanya pemisahan

tugas ini menjadikan proses manajemen keuangan sesuai dengan

aturannya dimana ada tumpang tindih tugas dan fungsi. Para pengelola

keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong menjalankan tugas dan

fungsinya secara baik, ini dapat dilihat dari tugasnya yang sesuai dengan

Page 130: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

110

fungsinya tidak ada pekerjaan yang dilimpahkan kepada mereka seperti

jam mengajar atau pekerjaan lain diluar tanggungjawab pekerjaanya

sehingga dapat dilihat dalam setiap pelaksanaan keuangan berjalan secara

tertib.

Hasil penelitian pada proses pelaksanaan keuangan pada MAN

Insan Cendekia Serpong mendeskripsikan alur penerimaan keuangan

madrasah melalui proses pencairan anggaran di KPPN. MAN Insan

Cendekia Serpong tidak melakukan upaya pencairan dana lain, karena

madrasah sepenuhnya mendapat subsidi dari pemerintah dan segala

kepengurusannya dibawah naungan Kementerian Agama. Ada perbedaan

apabila dikaitkan dengan teori yang tertera pada bab sebelumnya dimana

prosedur penerimaan pada lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan menganut pola pengaturan pemerintah pusat dan sekolah,

artinya beberapa anggaran yang sudah ditetapkan oleh peraturan

pemerintah pihak sekolah tidak boleh menyimpang dari petunjuk

penggunaan dan pengeluarannya.

Sedangkan MAN Insan Cendekia Serpong di bawah naungan yang

berbeda yaitu Kementerian Agama memiliki pola pengaturan yang sedikit

berbeda, MAN Insan Cendekia Serpong menganalisa segala bentuk

kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan dalam satu tahun, kemudian

pemerintah menyediakan anggaran- anggaran yang diperlukan yang

tertuang dalam RKA-KL sehingga pada proses pelaksanaannya satker

menjalankan kegiatan yang sudah direncanakan sesuai pula dengan

anggaran yang diajukan. Oleh karena itu MAN Insan Cendekia tidak

mencari sumber lain untuk menambah anggaran. Maka dari itu proses

pengelolaan manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong

dapat penulis simpulkan melakukan pengelolaan keuangan secara optimal

dan transparan karena keseluruhan stakeholder dapat melihat penggunaan

Page 131: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

111

anggaran dan hasilnya terbukti pada kualitas lulusan, prestasi siswa, fisik

gedung, dan tenaga pendidik yang professional.

Pelaksanaan keuangan pendidikan tidak akan berjalan optimal

apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia, koordinasi yang

dijalin, serta pendayagunaan teknologi informasi. MAN Insan Cendekia

Serpong memiliki tenaga kependidikan yang berkompeten dibidangnya,

seluruh tenaga kependidikan yang bertugas sebagai pelaksana keuangan

secara terus menerus mengikuti pelatihan. Pemanfaatan teknologi juga

sangat terlihat dari bentuk laporan-laporan yang kebanyakan berbentuk

aplikasi komputer.

3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan MAN Insan Cendekia

Serpong

Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat

diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian

penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah

dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah.

Dalam memperoleh informasi berkaitan dengan evaluasi dan

pertanggungjawaban keuangan madrasah penulis melakukan metode

wawancara untuk mengetahui lebih jelas bagaimana proses evaluasi

dilaksanakan. Sumber informan dalam proses evaluasi dan

pertanggungjawaban ini adalah kepala madrasah, kepala tata usaha, dan

bendahara.

Penerapan evaluasi yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia

Serpong terdapat dalam bentuk evaluasi lisan dan tulisan serta terdapat

evaluator internal dan eksternal dalam melakukan evaluasi.

Adapun pihak internal yang menjadi evaluator ialah kepala

madrasah, koordinator pelaksana, para wakil-wakil bidang dan guru-guru

bidang studi. Evaluasi dilakukan pada saat berjalan dan akhir program

Page 132: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

112

atau kegiatan dilaksanakan. Setiap kegiatan yang sudah dan sedang

berjalan selalu dilaksanakan evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan

terlaksana sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Evaluasi dalam bentuk lisan adalah evaluasi yang dilakukan dengan

membicarakan secara langsung melalui lisan (mulut) kepada pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan kegiatan. Adapun proses evaluasi secara lisan

ini dengan memberikan masukan, kritik dan apresiasi berkenaan dengan

penilaian dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan. Pihak yang menjadi

evaluator dalam hal ini adalah kepala madrasah.

Selain itu bentuk evaluasi lisan juga dilaksanakan dalam bentuk

rapat koordinasi. Rapat koordinasi ini melibatkan seluruh pihak, yaitu

wakil-wakil bidang madrasah dan pelaksana kegiatan. Pada saat rapat

koordinasi yang dibahas adalah sejauh mana capaian hasil kegiatan yang

sudah terselenggara, menyesuaikan seluruh kegiatan dengan rencana yang

telah dibuat, serta membicarakan kendala-kendala yang ditemukan dan

bagaimana mengatasi kendala tersebut.

Setiap tahun kepala madrasah juga selalu melakukan evaluasi

program yang juga dilaksankan pada saat raker. Program-program yang

sudah berjalan tahun lalu kemudian dibahas segala kendala dan

permasalahannya, misalkan ada program yang tidak terealisasi dan

kemudian dilakukan evaluasi. Seperti yang diutarakan kepala madrasah:

“Evaluasi dalam bentuk raker, dalam raker juga ada pembahasan

evaluasi program. Program yang lalu dievaluasi kendala yang

terjadi selama satu tahun tersebut dan kemudian akan dibahas

bagaimana mengatasi kendala tersebut”.14

Evaluasi lisan lebih banyak melakukan penilaian terhadap kegiatan

atau program yang sudah terselenggara karena kegiatan yang

terselenggara didalamnya memuat jumlah anggaran yang digunakan.

14

Suwardi, Op.cit.

Page 133: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

113

Evaluasi dalam bentuk tulisan yaitu dengan penilaian laporan-

laporan keuangan dan laporan rutin yang dibuat oleh penanggung jawab

kegiatan dan bendahara. Setiap kegiatan yang sudah terlaksana, pihak-

pihak yang bertindak sebagai penanggung jawab diharuskan membuat

laporan secara tertulis mengenai uraian kegiatan yang didalamnya tertera

secara lengkap alokasi waktu, jadwal kegiatan, pihak yang terlibat serta

uraian anggaran yang sudah digunakan. Laporan tersebut kemudian

disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat pada awal pengajuan dan

dilihat kesesuaian laporan dengan RKA-KL.

Selain itu setiap bulan secara rutin melaporkan penggunaan

keuangan ke kanwil dan KPPN, selalu termonitoring penggunaan

keuangan melalui aplikasi-aplikasi dan ada juga rekonsiliasi untuk

mencocokan antara uang yang sudah digunakan dengan

pertanggungjawaban yang dilaporkan. Sesuai dengan penuturan kepala

madrasah:

“Setiap bulan melaporkan penggunaan keuangan

pertanggungjawaban ke kanwil juga ke KPPN, ada monitoring terus

setiap bulan ada rekonsiliasi melalui aplikasi-aplikasi untuk

mencocokan antara uang yang sudah terpakai dengan

pertanggungjawabannya”.15

Tindak lanjut dari evaluasi ini kemudian dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk bulan-bulan selanjutnya. Tindak lanjut berupa

perbaikan-perbaikan, apabila sudah berjalan baik maka terus ditingkatkan

dan terus dipertahankan dan apabila dirasa belum baik maka terus

dilakukan perbaikan. Hal ini sesuai dengan penuturan bendahara:

“Tindak lanjut berupa perbaikan, jika sudah baik maka

dipertahankan dan ditingkatkan”.16

15

Ibid. 16

Jamingan, Op.cit.

Page 134: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

114

Hasil evaluasi menjadi bahan perbaikan yang paling efektif untuk

keberlangsungan kegiatan-kegiatan yang akan berjalan selanjutnya, juga

sebagai rujukan untuk analisa kebutuhan yang diperlukan dalam suatu

kegiatan atau program.

Peran kepala madrasah dalam mengevaluasi sebagai korektor,

mengontrol, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap penggunaaan

anggaran. Seperti yang diutarakan bendahara:

“Dalam mengevaluasi kepala sekolah berperan sebagai KPA yang

bertanggung jawab untuk penggunaan anggaran. Secara umum tetap

melakukan supervisi atau penilaian, bertindak sebagai korektor.

Mengawasi dan memonitor penyelengaraan suatu kegiatan”.17

Selain evaluator internal madrasah terdapat juga evaluator-evaluator

yang berasal dari eksternal madrasah. Adapun pihak tersebut berasal dari

Kanwil Kemenag Provinsi, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP

(Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) dan Irjen (Inspektorat

Jenderal).

Proses pelaksanaan yang dilakukan evaluator eksternal yaitu kanwil

Kemenag provinsi dengan melakukan supervisi seluruh kegiatan yang

sudah berlangsung sekaligus melakukan pembinaan terhadap sumber

daya manusia di madrasah khususnya bidang administrasi yang

mengurusi segala pelaporan dan penggunaan anggaran. BPK (Badan

Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan Pengawas Keuangan

Pembangunan) dan Irjen melakukan evaluasi dengan menyesuaikan

anggaran yang dimiliki dengan pelaksanaannya apakah sesuai dengan

aturan yang berlaku, serta supervisi dokumen dan audit keseluruhan.

Sesuai dengan penuturan bendahara madrasah:

“Kanwil Kemenag Provinsi melakukan evaluasi dan sekaligus

pembinaaan. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan

Pengawas Keuangan Pembangunan), dan Irjen melihat anggaran

17

Ibid.

Page 135: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

115

yang dimiliki sesuai atau tidak dengan pelaksanaan apakah sesuai

dengan aturan-aturan yang diberlakukan, meninjau sistem

pengadaan, mengecek berkas- berkas dan dokumen yang terkait dan

melakukan audit keseluruhan”.18

Waktu pelaksanaan evaluasi oleh para evaluator eksternal tersebut

tidak bisa ditentukan dan tidak dapat diprediksi waktu kedatangannya.

Namun para evaluator eksternal tersebut dapat dipastikan selalu datang

dalam enam bulan sekali ataupun satu tahun sekali. Oleh karena itu,

proses manajemen keuangan harus berjalan secara disiplin dan teratur.

Setiap ada transaksi dan pengeluaran yang dilakukan, secara cepat

langsung dilakukan pengarsipan dan pembukuannya. Sehingga secara

sistematis semua bentuk laporan maupun bukti-bukti terkait dapat

digunakan sewaktu waktu dan pada saat evaluator eksternal melakukan

supervisi secara tiba-tiba, pihak madrasah selalu siap karena sudah

termanajemen dengan baik dari pengarsipan, pelaporan, pembukuan dan

sebagainya.

Sumber anggaran MAN Insan Cendekia Serpong berasal dari

anggaran pemerintah (APBN) maka dari itu, anggaran yang telah

dipergunakan tersebut dipertanggungjawabkan kepada pemerintah dalam

hal ini Menteri Keuangan dalam bentuk laporan-laporan keuangan serta

kegiatan melalui aplikasi-aplikasi keuangan yang langsung terintegrasi

secara online kepada pusat.

Pertanggungjawaban keuangan dilakukan setiap bulan, triwulan,

semester dan tahunan dalam bentuk laporan dan aplikasi SAKIP LAKIP

yang dilaporkan secara langsung melalui online. Sesuai dengan penuturan

kepala madrasah:

18

Ibid.

Page 136: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

116

“Pertanggungjawaban setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan

dalam bentuk laporan dan aplikasi SAKIP LAKIP yang kemudian

dapat dilaporkan langsung secara online”.19

Dalam hal pertanggungjawaban ini, pihak-pihak yang ikut

bertanggungjawab yaitu bendahara selaku pelaksana, KPA, PPK dan

bagian pengadaan (wakil bidang pengadaan barang). Seperti yang

diungkapkan bendahara:

“Bendahara, PPK, KPA dan bagian pengadaan (Tim pengadaan

barang)”.20

Aplikasi-aplikasi yang berisi laporan yang terintegrasi dengan pusat

merupakan salah satu bentuk transparansi keuangan. Kanwil dan irjen

selalu melakukan pemantauan sehingga jelas segala pengeluaran dan

penggunaan terawasi dengan baik dan menjadi salah satu bentuk

transparansi. Seperti yang diutarakan oleh kepala tata usaha:

“Transparansi dalam bentuk laporan-laporan, setiap pengeluaran

selalu dipantau oleh kanwil dan irjen. Laporan tersebut disebut

dengan LAKIP (Laporan Administrasi Keuangan) dan MPA

(Manajemen Profesional Association) yang berbentuk aplikasi yang

terintegrasi dengan pusat”.

Selain itu transparansi juga terlihat dalam bentuk output yaitu hasil

dari penggunaan anggaran yang tepat dan jelas, dapat menghasilkan siswa

dan siswi yang berprestasi serta lulusan yang banyak diterima PTN

terbaik. Seluruh stakeholder sekolah yang berkepentingan dan terlibatpun

dapat melihat penggunaan anggaran.

Hasil penelitian pada aspek evaluasi dan pertanggungjawaban

dilakukan dengan baik, kepala madrasah selalu melakukan pengawasan

19

Suwardi, Op.cit. 20

Jamingan, Op.cit.

Page 137: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

117

penggunaan anggaran terhadap internal madrasah, sehingga semua proses

terlaksana sesuai jalurnya.

Dapat dianalisis bahwa manajemen keuangan di MAN Insan

Cendekia Serpong berjalan baik, dengan adanya manajemen keuangan

proses pelaksanaan kegiatan di madrasah berjalan teratur. Terlihat dari

manajemen keuangan yang dijalankan dengan baik dan sesuai aturan

pemerintah dapat menghasilkan siswa dan siswi yang berprestasi dan

output lulusan banyak diterima di PTN ternama, seperti teori tujuan

manajemen keuangan yang ditulis Mulyono dalam bukunya Konsep

Pembiayaan Pendidikan, yaitu tujuan utama mengelola keuangan sekolah

adalah bagaimana sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas

dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa.

Prinsip-prinsip manajemen keuangan yang dilaksanakan di MAN

Insan Cendekia Serpong mengacu pada Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 48, pengelolaan dana pendidikan dilakukan dengan

bertumpu pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas

publik. MAN Insan Cendekia Serpong dalam manajemen keuangan

menjalankan prinsip keadilan dimana seluruh stakeholder sekolah dapat

memberikan aspirasinya untuk kemajuan lembaga baik itu terbentuk

dalam program lembaga maupun siswa. Prinsip efisiensi terlihat dalam

pengeluaran anggaran dalam sistem lelang, dimana pada setiap pengadaan

barang selalu memperhatikan kualitas dan menetapkan syarat tertentu

seefisien mungkin untuk mendapatkan yang berkualitas. Prinsip

transparansi dilaksankan dalam bentuk laporan-laporan keuangan dimana

seluruh stakeholder dapat melihat penggunaanya karena setiap

pengeluaran selalu ada laporan baik dalam bentuk format aplikasi yang

terhubung kepada pusat maupun laporan pertanggungjawaban.

Akuntabilitas dapat dianalisis dalam bentuk pertanggungjawaban

keuangan yang selalu dilaporkan kepada pemerintah secara rutin.

Page 138: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

118

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 47 Tahun 2011 tentang Satuan Pengawas Intern di

Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, satuan pengawas internal

yang selanjutnya disebut SPI adalah satuan pengawasan yang dibentuk

untuk membantu terselenggaranya pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas unit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

MAN Insan Cendekia Serpong dibawah lingkungan Kementerian

Agama tidak memiliki satuan pengawas internal. Oleh karena itu fungsi

pengawas internal dijalankan oleh kepala madrasah selaku kuasa

pengguna anggaran, dan untuk memastikan pengeluaran sesuai dengan

perencanaan dijalankan fungsinya oleh bendahara. Hal ini dinilai kurang

efektif karena dapat menimbulkan asumsi negatif selain itu terjadi

pelimpahan tugas yang dapat mengganggu kinerja sumber daya manusia

di madrasah. Hal ini menjadi kelemahan MAN Insan Cendekia Serpong,

berkaitan dengan ketidakberadaannya satuan pengawas internal yang

dapat mengendalikan anggaran sekolah serta mengawasi alur anggaran

yang diajukan dengan penerimaannya. Satuan Pengawas Intern (SIP)

semestinya diberikan kepada setiap satker untuk memonitoring secara

langsung dan konsisten dalam penggunaan anggaran sekolah sehingga

proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan

pertanggungjawaban keuangan senantiasa terawasi dan termonitoring

secara langsung.

Page 139: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa penerapan manajemen keuangan pada MAN Insan Cendekia Serpong

sudah berjalan dengan sangat baik dan sistematis. Hal ini dibuktikan dengan

proses penerapan manajemen keuangan dilaksanakan sesuai dengan teori-teori

yang berkaitan dengan proses pelaksanaan keuangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis dapat memberikan

saran:

1) Bagi madrasah sebaiknya laporan keuangan yang disusun oleh wakil

bidang madrasah diberikan batas waktu maksimal pengumpulan laporan

keuangan sehingga untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya dapat

berjalan sesuai rencana.

2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan

manajemen keuangan disarankan mengambil masalah penelitian pada

aspek distribusi dan alokasi keuangan, hal ini dikarenakan keterbatasan

penulis dalam segi kemampuan dan waktu untuk melakukan penelitian

berkaitan dengan hal tersebut.

3) Bagi madrasah maupun sekolah lain disarankan agar dapat melakukan

proses manajemen keuangan secara efektif dan sesuai standar operasional

yang berlaku layaknya penerapan manajemen keuangan di MAN Insan

Cendekia agar dapat menghasilkan output yang diharapkan.

Page 140: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

120

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Achmad. “ Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di

SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan)”. Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2007.

Allan R.Odden & Lawrence O.Picus, School Finance A policy Perspective, (United

States: The McGraw Hill Companies, 2007), Fourth Edition,

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Aplikasi Manajemen Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press,

2012. Cet.1.

Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV.

Andi Offset, 2008.

Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2006.

Daryanto & Mohammad Farid. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah.

Yogyakarta: Gava Media, 2013. Cet.1.

David Wijaya, “Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas

Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta,

2009.

Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2011. Cet.11.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009.

Edisi Revisi.

Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan

Perilaku Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Page 141: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

121

Maisah. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group),

2013. Cet.1.

Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo. “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya

Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2010. Cet.2.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.13.

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2006. Cet.8.

Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2011. Cet.1.

Neneng Zubaidah, www.nasional.sindonews.com., “pengelolaan-anggaran-

pendidikan-rawan-korupsi”

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2011

tentang Satuan Pengawas Intern di Lingkungan Kementerian Pendidikan

Nasional

Rohiat. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh

Rencana Strategis dan Rencana Operasional. Bandung: PT. Refika Aditama,

2010. Cet.1, h.1-2.

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2012.

Cet.6.

Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. Manajemen Keuangan Satu, Jakarta: Literata

Lintas Media. 2003. Edisi 5. Cet.2.

Supartini. “ Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Bidang

Manajemen Keuangan (Studi Deskriptif di SMP Bantar Jati Yayasan

Indocement Tunggal Prakarsa Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor)”.

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2005.

Page 142: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

122

Sutikno, M.Sobry. Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami). Lombok: Holistica,

2012. Cet.2.

Terry, George R. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2003.

Cet.7.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2011. Cet.4.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS), Pasal 48, ayat (1).

Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS), bab IV Pasal 5

Undang-Undang RI.No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS), bab II Pasal 3.

Usman, Husaini. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi

Aksara, 2008. Edisi kedua. Cet.1.

www.edukasi.kompas.com. “korupsi.dana.pendidikan.dari.dinas.hingga.sekolah”,

Adam Ardisasmita, http://salamic.wordpress.com/2012/02/29/bedakan/

Page 143: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Tabel 3.3

Instrumen Pedoman Wawancara

Variabel Dimensi Indikator Butir Soal

1. Perencanaan

Keuangan

Teori yang

digunakan:

a. E. Mulyasa,

Manajemen

Berbasis Sekolah

Konsep, Strategi

dan Implementasi.

Bandung: PT.

Remaja

Rosdakarya,

2011. Cet.13.

b. Muhaimin,

suti’ah, dan

Sugeng Listyo.,

“Manajemen

Pendidikan”

Aplikasinya

Dalam

Penyusunan

Rencana

Pengembangan

Sekolah/Madrasa

h, (Jakarta:

Kencana Prenada

Media Group,

2010), Cet.2

c. Nanang Fattah,

Ekonomi dan

Pembiayaan

Pendidikan,

(Bandung: PT.

Remaja

Rosdakarya,

2009).

Penyusunan

Anggaran

(Budgetting)

A. Analisa

kebutuhan

B. Penyusunan

keuangan

1. Bagaimana sistem perencanaan

keuangan madrasah?

2. Kapan dilakukan perencanaan

keuangan?

3. Siapa saja yang terlibat dalam

perencanaan keuangan tersebut?

4. Bagaimana proses perencanaan

keuangan?

5. Apa bentuk dari hasil perencanaan

keuangan?

6. Bagaimana penyusunan keuangan

dilaksanakan?

7. Apa pertimbangan dalam

penyusunan keuangan?

8. Kendala yang dihadapi dalam

proses penyusunan?

9. Bagaimana mengatasi kendala

tersebut?

10. Berpedoman pada apakah

penyusunan dilakukan?

Lampiran 1

Page 144: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

2. Pelaksanaan

Keuangan

Teori yang

digunakan:

a. E. Mulyasa,

Manajemen

Berbasis Sekolah

Konsep, Strategi

dan

Implementasi,

(Bandung: PT.

Remaja

Rosdakarya,

2011), Cet.13

b. Pasal 46 UU No

20 Tahun 2003

menyatakan

pendanaan

pendidikan

Pengelolaan

Anggaran

A. Penerimaan

B. Pengeluaran

11. Darimana sumber keuangan

di madrasah?

12. Bagaimana prosedur

pengelolaan penerimaan

keuangan madrasah?

13. Seperti apa bentuk

pembukuan pada penerimaan

keuangan madrasah?

14. Bagaimana pengalokasian

sumber keuangan tersebut?

15. Bagaimana penyusunan

penerimaan keuangan?

16. Apakah ada sumber

penerimaan lain yang

bersumber dari masyarakat?

(dalam hal dukungan komite

sekolah)

17. Siapa saja yang terlibat dalam

penanganan pembukuan?

18. Apakah pengeluaran sesuai

dengan tujuan progam

madrasah?

19. Apakah pihak madrasah

membentuk

penanggungjawab dalam

setiap kegiatan progam

sekolah? Siapa?

20. Siapa saja pihak yang

diperbolehkan dalam

penggunaan keuangan

Page 145: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

madrasah?

21. Bagaimana kepala sekolah

melakukan pengendalian

pengeluaran madrasah sesuai

dengan RAPBS yang sudah

dibuat?

22. Apa saja kendala terkait

pelaksanaan keuangan

madrasah?

23. Bagaimana mengatasi

kendala tersebut?

3. Evaluasi dan

Pertanggungjawab

an

Teori yang

digunakan:

a. Daryanto &

Mohammad Farid.

Konsep Dasar

Manajemen

Pendidikan di

Sekolah.

Yogyakarta: Gava

Media, 2013.

Cet.1.

b. Mulyasa, E.

Menjadi Kepala

Sekolah

Profesional.

Pengawasan

Anggaran

A. Evaluasi

24. Bagaimana bentuk evaluasi

yang di lakukan?

25. Siapa saja yang melakukan

evaluasi?

26. Kapan evaluasi dilakukan?

27. Apakah setiap

penyelenggaraan progam

madrasah selalu dilakukan

evaluasi?

28. Apa tindak lanjut dari

evaluasi yang dilakukan?

29. Bagaimana peran kepala

sekolah dalam hal

mengevaluasi?

30. Apakah ada evaluator yang

berasal dari eksternal

madrasah?

31. Siapa saja pihak eksternal

tersebut?

32. Seperti apa pelaksanaan atau

Page 146: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Bandung:

PT.Remaja

Rosdakarya, 2006.

Cet.8.

c. Muhaimin, suti’ah,

dan Sugeng

Listyo.,

“Manajemen

Pendidikan”

Aplikasinya Dalam

Penyusunan

Rencana

Pengembangan

Sekolah/Madrasah

, (Jakarta: Kencana

Prenada Media

Group, 2010),

Cet.2

B. Pertanggungj

awaban

prosedur yang dilakukan

pihak eksternal?

33. Kapan saja pihak eksternal

melaksanakan evaluator?

34. Kepada siapa

pertanggungjawaban

keuangan madrasah

dilaporkan ?

35. Bagaimana bentuk

pertanggungjawaban

keuangan madrasah?

36. Siapa saja yang ikut

bertanggung jawab?

37. Seperti apa bentuk

pertanggungjawaban

tersebut?

38. Siapa saja yang dilibatkan?

39. Apa tindak lanjut dari

pertanggungjawaban

tersebut?

40. Seperti apa bentuk

transparansi laporan

keuangan tersebut?

Page 147: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong [02/09/14]

Interviewer : Dewi Arianti

Interviewee : DR. Suwardi, M.Pd.

1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Sistem perencanaan sesuai dengan RKA-KL.

2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?

Jawaban :

Perencanaan dilakukan saat awal sebelum tahun anggaran dimulai.

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan tersebut?

Jawaban :

Melibatkan seluruh stakeholder yang ada. Mulai dari guru-guru,

karyawan, komite madrasah, unsure pimpinan-pimpinan madrasah,

dan wakil-wakil bidang.

4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?

Jawaban :

Sistem perencanaan madrasah dimulai dari membuat Renstra

(Rencana Strategis) Madrasah untuk lima tahun. Setelah itu renstra

dalam lima tahun akan dijabarkan lagi menjadi rencana kerja tahunan.

Dari rencana kerja tahunan dalam satu tahun direncanakan kegiatan

atau program apa yang akan dilaksanakan. Setelah program atau

kegiatan tersebut sudah direncanakan barulah selanjutnya menghitung

kebutuhan anggaran dari kegiatan tersebut secara detail mulai dari

anggaran yang dibutuhkannya, jumlah orangnya yang akan terlibat,

dan lamanya kegiatan keseluruhannya dianalisa dan dihitung secara

rinci.

Untuk menentukan program dalam satu tahun ke depan melalui raker

setelah disusun program masing-masing , wakil-wakil bidang

bertanggungjawab atas programnya. Perencanaan dilakukan secara

Lampiran 2

Page 148: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

bottom up mulai dari usulan guru kemudian diramu oleh wakil-wakil

bidang madrasah setelah itu dijadikan satu menjadi rumusan

perencanaan madrasah.

5. Apa bentuk dari hasil perencanaan keuangan?

Jawaban :

Perencanaan menghasilkan RKA-KL sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan.

6. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?

Jawaban :

Pertimbangannya berasal Renstra (Rencana Strategis) dan usulan-

usulan dari guru yang kemudian diramu oleh wakil-wakil bidang

setelah itu dijadikan satu menjadi rumusan perencanaan madrasah.

7. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan?

Jawaban :

Kendala terjadi ketika harga-harga kebutuhan naik, sehingga rencana

yang sudah dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang ada.

8. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban :

Mengatasinya pemerintah memberi kesempatan untuk melakukan

revisi. Karena dalam merencanakan dilakukan tahun lalu namun

pelaksanaannya sekarang sehingga kalau harga- harga kebutuhan naik

maka anggarannya perlu direvisi.

9. Darimana sumber keuangan di madrasah?

Jawaban :

Karena MAN Insan Cendekia ini negeri dibawah naungan

Kementerian Agama. Maka anggarannya murni 100% dari APBN.

10. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Dalam pelaksanaannya menggunakan RAB dari wakil-wakil bidang

jika ingin mengajukan anggaran untuk melaksanakan kegiatan. Dalam

Page 149: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

RKA-KL pun sudah tertera kegiatan yang akan diajukan tersebut.

Ketika mengajukan harus melalui persetujuan KPA yaitu kepala

madrasah dan PPK yaitu kepala tata usaha.

Setelah usul diajukan kemudian bendahara merekap menggunakan

form penggunaan anggaran yang terdiri dari 3 rangkap. Misalkan

wakil bidang ingin mencairkan perlu pengajuan ke bendahara, form

tersebut perlu ditanda tangani, bendahara, KPA, dan PPK. Setelah

diterima uangnya harus diketahui oleh semuanya, disitu juga tertulis

pertanggungjawabannya nota-nota dan sebagainya dan tertera

maksimal waktu pelaporannya.

Pencairan lewat KPPN setelah uang itu turun barulah diserahkan ke

panitia penyelenggara kegiatan. Panitia harus segera

mempertanggungjawabkan laporan-laporannya sesuai dengan

ketetapan waktu.

11. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut?

Jawaban :

Dialokasikan sesuai dengan RKA-KL.

12. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat? (dalam hal

dukungan komite sekolah)

Jawaban:

Tidak ada

13. Apakah pihak madrasah membentuk penanggungjawab dalam setiap kegiatan

progam sekolah? Siapa?

Jawaban :

Iya, selalu ada penanggung jawab pada setiap program madrasah

maupun kegiatan, selain itu terbentuk juga kepanitiaannya.

14. Bagaimana bentuk evaluasi yang di lakukan?

Jawaban :

Page 150: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Evaluasi dalam bentuk raker, dalam raker juga ada pembahasan

evaluasi program. Program yang lalu dievaluasi kendala yang terjadi

selama satu tahun tersebut dan kemudian akan dibahas bagaimana

mengatasi kendala tersebut. Setiap bulan melaporkan penggunaan

keuangan pertanggungjawaban ke kanwil juga ke KPPN, ada

monitoring terus setiap bulan ada rekonsiliasi melalui aplikasi-aplikasi

untuk mencocokan antara uang yang sudah terpakai dengan

pertanggungjawabannya.

15. Siapa saja yang melakukan evaluasi?

Jawaban:

Kepala Madrasah, penanggung jawab kegiatan dan semua stakeholder

yang terlibat dalam perencanaan.

16. Kapan evaluasi dilakukan?

Jawaban :

Setiap bulan dalam bentuk laporan-laporan rutin.

17. Apakah setiap penyelenggaraan progam madrasah selalu dilakukan evaluasi?

Jawaban :

Iya selalu ada evaluasi.

18. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal madrasah?

Jawaban :

Ada

19. Siapa saja pihak eksternal tersebut?

Jawaban :

Inspektorat Jenderal, BPKP, BPK dan Kanwil.

20. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal?

Jawaban :

Prosesnya melihat program dan pengelolaanya mulai dari melihat

seluruh dokumen secara rinci dan detail.

21. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?

Jawaban :

Setiap tahun selalu ada namun tidak bisa ditentukan waktunya.

Page 151: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

22. Kepada siapa pertanggungjawaban keuangan madrasah dilaporkan ?

Jawaban :

Pertanggungjawaban dari satker kemudian ke kemenag

kabupaten/kota setelah itu ke kanwil lalu ke kemenag pusat dank

Kementerian Keuangan.

23. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban keuangan madrasah?

Jawaban :

Pertanggungjawaban setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan

dalam bentuk laporan dan aplikasi SAKIP LAKIP yang kemudian

dapat dilaporkan langsung secara online.

24. Seperti apa bentuk transparansi laporan keuangan tersebut?

Jawaban :

Transparansi bisa dilihat dari penggunaan anggaran di MAN Insan

Cendekia tersebut diketahui oleh seluruh pihak, mulai dari wakil-

wakil bidang, bendahara dan ketua panitia.

Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong

DR. Suwardi, M.Pd.

Page 152: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

A. Hasil Wawancara

1. Kepala Urusan Tata Usaha MAN Insan Cendekia Serpong [02/06/14]

Interviewer : Dewi Arianti

Interviewee : Bpk. Urip Mulyono

1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Sistem perencanaan sesuai dengan DIPA.

2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?

Jawaban :

Perencanaan dilakukan ketika awal tahun pelajaran dimulai biasanya

sekitar bulan Juni atau Juli.

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan tersebut?

Jawaban :

Dalam perencanaan keuangan yang dilibatkan adalah unsur pimpinan

yang terdiri dari Kepala Madrasah, wakil bidang-bidang yaitu bidang

kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana prasarana, bidang humas,

bidang keasramaan, bendahara dan staf, tata usaha dan tim

pengembang madrasah yang terdiri atas 3 sampai 5 orang dari unsure

guru dan staf.

4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?

Jawaban :

Proses perencanaan dimulai dengan analisa oleh wakil- wakil bidang

dalam menyusun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk satu

tahun pelajaran yang kemudian dibahas dalam raker (rapat kerja)

kemudian dituangkan dalam bentuk RKA-KL yang terbentuk dalam

DIPA.

5. Apa bentuk dari hasil perencanaan keuangan?

Jawaban :

Page 153: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Hasil perencanaan itu berbentuk RKA-KL (Rencana Kerja Anggaran

Kementerian dan Lembaga)

6. Bagaimana penyusunan keuangan dilaksanakan?

Jawaban :

Penyusunan dilakukan dengan membuat perencanaan terlebih dahulu

dalam bentuk kegiatan, kemudian dari kegiatan tersebut dianalisa

berapa kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan tersebut.

7. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?

Jawaban :

Pertimbangannya berasal dari analisa kebutuhan dan evaluasi dari

bulan-bulan lalu.

8. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan?

Jawaban :

Kendala ini terletak pada waktu karena perencanaan butuh waktu yang

lumayan banyak dan dengan kesibukan yang bersangkutan maka

waktu itu perlu diatur sedemikian baik. Kendala lain yaitu ketika

menyusun keuangan yang diperlukan seperti program program

perbidang diperlukan pemikiran serius.

9. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban :

Untuk mengatasi kendala tersebut biasanya dengan jadwal yang sudah

ditentukan, jadi secara serentak semua hadir dalam proses penyusunan

tersebut.

10. Berpedoman pada apakah penyusunan dilakukan?

Jawaban :

1. Keputusan Menteri Keuangan/PMK (Peraturan Menteri

Keuangan)

2. Keputusan Menteri Agama,

3. Dirjen Anggaran.

11. Darimana sumber keuangan di madrasah?

Page 154: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Jawaban :

Sumber keuangan disini full dari Anggaran Negara yaitu APBN

12. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Prosedur penerimaan langkah pertama itu sekolah melalui wakil wakil

bidang merencanakan seluruh kebutuhan dan program yang akan

dilaksanakan selama 1 tahun pelajaran, setelah itu laporan kebutuhan

dari para bidang-bidang tersebut dikumpulkan dalam satu laporan

untuk diajukan ke kanwil tingkat provinsi, setelah itu berada di

kemenag pusat selanjutnya ke kementerian Agama dan di bahas di

DPR. Setelah disetujui barulah anggaran itu cair ke sekolah.

13. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Bentuk pembukuannya berada di bendahara.

14. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut?

Jawaban :

Alokasi itu diserahkan kepada wakil bidang-bidang yang

berkepentingan sebagai penanggung jawab kegiatan.

15. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?

Jawaban :

Penyusunan keuangan sudah tertera dalam RKA-KL.

16. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat? (dalam hal

dukungan komite sekolah)

Jawaban :

Tidak ada, Komite hanya sebagai pendukung.

17. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?

Jawaban :

Pembukuan seluruhnya diserahkan kepada bendahara dan stafnya.

18. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan progam madrasah?

Jawaban :

Iya

Page 155: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

19. Apakah pihak madrasah membentuk penanggungjawab dalam setiap kegiatan

progam sekolah? Siapa?

Jawaban :

Selalu ada yang bertanggung jawab biasanya wakil bidang tersebut

yang bertindak sebagai penanggung jawab.

20. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Semua unsure pimpinan tetapi dengan persetujuan PPK (Pejabat

Pembuat Komitmen: TU) dan KPA (Pejabat Pengguna Anggaran)

sesuai dengan aturan-aturan yang ada.

21. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengendalian pengeluaran madrasah sesuai

dengan RAPBS yang sudah dibuat?

Jawaban :

Kepala sekolah sebagai manajer utama, penanggung jawab, dan

pengelola sesuai dengan RKA-KL. Selama ini belum ada bentuk

bentuk pengeluaran yang diluar perencanaan.

22. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Dalam pelaksanaannya kendala terletak pada pencairan anggaran.

Ketika dana itu masih dalam proses pertimbangan atau pembahasan di

DPR.

23. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban :

Dengan penanggulangan dari toko atau penyedia jasa.

24. Bagaimana bentuk evaluasi yang di lakukan?

Jawaban :

Evaluasi dalam dua bentuk ada lisan dan tulisan.

25. Siapa saja yang melakukan evaluasi?

Jawaban :

Para wakil bidang dan kepala madrasah

26. Kapan evaluasi dilakukan?

Page 156: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Jawaban :

Evaluasi dilakukan saat berjalan dan akhir program sekolah atau

kegaitan-kegaitan yang terselenggara

27. Apakah setiap penyelenggaraan progam madrasah selalu dilakukan evaluasi?

Jawaban :

Selalu, bidang terkait yang menyelengarakan program

28. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan?

Jawaban :

Tindak lanjut evaluasi sebagai bahan pertimbangan untuk bulan-bulan

selanjutnya

29. Bagaimana peran kepala sekolah dalam hal mengevaluasi?

Jawaban :

Kepala madrasah selalu mengontrol lewat laporan-laporan keuangan

dan laporan rutin dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

30. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal madrasah?

Jawaban :

Ada

31. Siapa saja pihak eksternal tersebut?

Jawaban :

Pengawas dari Kemenag, BPK, Kanwil dan pusat.

32. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal?

Jawaban :

Pengawas dari Kemenag biasanya lebih sering mengontrol atau

mengawasi kegiatan KBM, mengenai keuangan bentuknya aplikasi

yang disebut dengan MPA (Manajemen Profesional Association)

33. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?

Jawaban :

Setiap 6 bulan atau setahun sekali

34. Kepada siapa pertanggungjawaban keuangan madrasah dilaporkan ?

Jawaban :

Kementerian Keuangan

Page 157: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

35. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban keuangan madrasah?

Jawaban :

Bentuknya berupa laporan seperti laporan rutin, laporan keuangan dan

setiap kegiatan yang telah dilaksanakan ada laporan- laporannya.

36. Siapa saja yang ikut bertanggung jawab?

Jawaban :

Kepala Madrasah, wakil-wakil bidang dan bendahara.

37. Kepada siapa saja dipertanggungjawabkan?

Jawaban :

Pertanggungjawaban ke Kementerian Keuangan dan KPPN.

38. Seperti apa bentuk transparansi laporan keuangan tersebut?

Jawaban :

Transparansi dalam bentuk laporan-laporan, setiap pengeluaran selalu

dipantau oleh kanwil dan irjen. Laporan tersebut disebut dengan

LAKIP (Laporan Administrasi Keuangan) dan MPA (Manajemen

Profesional Association) yang berbentuk aplikasi yang terintegrasi

dengan pusat.

Kepala Urusan Tata Usaha MAN Insan Cendekia Serpong

Urip Mulyono

Page 158: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

2. Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong [04/06/14]

Interviewer : Dewi Arianti

Interviewee : Jamingan

1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Sistem perencanaan madrasah sesuai dengan DIPA (Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran). Perencanaan dimulai dari membuat

DIPA/pagu sementara yang dibuat oleh oleh tim keuangan madrasah.

DIPA/pagu sementara berisi program atau kegiatan yang telah dibuat

oleh satuan kerja yaitu MAN Insan Cendekia Serpong.

2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?

Jawaban :

Perencanaan menunggu instruksi Kementerian Agama. Dari

Kementerian untuk penyusunan pagu (nilai rupiah yang ada di DIPA)

melalui Kanwil (Kantor Wilayah) biasanya mulai dilaksanakan

perencanaan pada bulan April untuk rencana di tahun anggaran yang

akan berjalan. Bentuk perencanaan awal ini disebut dengan pagu atau

DIPA sementara, setelah itu dikaji oleh Kementerian Agama, jika

sesuai barulah proses selanjutnya ada pada Kementerian Keuangan.

Setelah itu barulah keluar DIPA untuk masing-masing satuan kerja

yaitu MAN Insan Cendekia Serpong.

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan tersebut?

Jawaban :

1. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) yaitu Kepala Madrasah ,

2. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yaitu Kepala Tata Usaha,

3. Tim penyusun anggaran yang ditunjuk oleh KPA sebanyak 4

orang dan selalu berbeda orang setiap tahun anggarannya.

4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?

Jawaban :

Page 159: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

MAN Insan Cendekia merupakan satuan kerja, dari segi keuangan

MAN Insan Cendekia menggunakan DIPA. Semua kementerian atau

lembaga pemerintah menggunakan DIPA, termasuk MAN Insan

Cendekia Serpong.

Proses perencanaan dimulai pada awal sebelum tahun pelajaran

dimulai biasanya sudah dipersiapkan pada bulan April, Tim

manajemen keuangan madrasah yang terdiri dari KPA, PPK dan tim

penyusun mulai menganalisa kegiatan yang akan diselenggarakan

dalam program beserta kebutuhan anggaran yang diperlukan.

Perencanaan ini disebut sebagai DIPA/pagu sementara. Setelah

DIPA/pagu sementara ini telah dibuat maka proses selanjutnya

dilakukan pengkajian oleh Kementerian Agama apabila sesuai maka

tahap selanjutnya diajukan ke Kementerian Keuangan apabila

disetujui barulah keluar DIPA. Penyetujuan dilakukan oleh Dirjen

Anggaran dari Kementerian Keuangan.

DIPA adalah pagu anggaran yang boleh untuk dikelola. Dalam DIPA

tersebut memuat nilai rupiah yang boleh dipergunakan oleh lembaga

tersebut. Penggunaaanya tidak boleh melebihi dari ketentuan yang

sudah ditetapkan namun diperbolehkan kurang dari ketentuan DIPA

tersebut.

5. Apa bentuk dari hasil perencanaan keuangan?

Jawaban :

Dari hasil perencanaan tersebut dihasilkan DIPA sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan dan program madrasah. DIPA dibagi lagi

menjadi RKA-KL (Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga)

dan POK (Petunjuk Operasional Kegiatan).

RKA-KL sudah direncanakan sejak awal, tidak bisa mengubah mata

anggaran (akun). Setelah itu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan

yang tertera di DIPA dan masuk dalam bentuk RKA-KL. Dalam

RKA-KL tersebut memuat untuk beberapa pos kegiatan sesuai dengan

mata anggaran. Contohnya mata anggaran dalam pemerintah yang

Page 160: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

disebut sebagai Akun. Dalam RKA-KL terdapat beberapa akun yang

digunakan sebagai pedoman pengisian DIPA.

POK atau yang disebut lembar kerja memuat rentetan kegiatan secara

lebih jelas dan detail. Penggunaanya sama, RKA-KL memuat dua

digit akun sedangkan POK enam digit akun. RKA-KL dan POK

penggunaan dan isinya sama dan bentuknya berupa aplikasi. Aplikasi

ini dibuat oleh kementerian keuangan satker sebagai pelaksana. Tidak

ada perbedaan sama-sama turunan dari DIPA. Penggunaanya lebih

mudah POK karena untuk meminimalisir kesalahan lebih kecil.

6. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?

Jawaban :

1. Pertimbangannya berasal Renstra (Rencana Strategis),

2. Program Madrasah yang terbagi atas program Siswa dan Lembaga,

3. Analisis strategic eksternal.

7. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan?

Jawaban :

Tidak terkendala dalam proses penyusunan ini, namun kendala terjadi

ketika setelah dikirim pengajuan dalam bentuk program.

Kendala lain kadang-kadang pengajuan tidak sesuai dengan akun yang

tertera.

8. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban :

Kegiatan atau program yang tidak disetujui kemudian kami

pindahtangankan kepada komite sekolah, agar komite sekolah

mengelola dan menyediakan anggaran yang diperlukan dalam

kegiatan tersebut secara mandiri.

Mengatasi perubahan akun dengan merubah akun tersebut atau revisi

sesuai dengan yang sudah tertera karena akan melalui pross

pengkajian.

9. Berpedoman pada apakah penyusunan dilakukan?

Jawaban :

Page 161: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

1. Berpedoman pada PMK (Peraturan Menteri Keuangan),

2. PMA (Peraturan Menteri Agama),

3. Perdirjen (Peraturan Direktorat Jenderal) Agama dan Keuangan,

dan Peraturan-peraturan baru yang terkait.

10. Darimana sumber keuangan di madrasah?

Jawaban :

Sumber awal berasal dari APBN (Anggaran Pemerintah dan Belanja

Negara) yang kemudian tertuang dalam DIPA (Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran)

11. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Untuk mendapatkan pencairan dana DIPA. Menteri Keuangan selaku

Bendahara Umum Negara (BUN) mengkuasakan kepada KPPN

(Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) sebagai kantor yang

ditunjuk untuk melaksanakan pembayaran/pencairan dana.

Satuan kerja yaitu MAN Insan Cendekia Serpong mengajukan SPP

(Surat Perintah Pembayaran) kepada KPPN (Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara) sesuai dengan perencanaan yang tertera

dalam POK dan RKA-KL.

Cara pengajuan ke KPPN melalui:

a. Uang Persediaan yaitu uang yang bisa digunakan oleh satker untuk

membiayai kegiatan operasional lembaga.

Setiap satker dibatasi tiga orang untuk bisa melakukan transaksi

untuk penyerahan SPM dan pengambilan SP2D dan dilaporkan

kembali ke KPPN. Laporan tersebut direkonsiliasi verifikasi antara

satker dengan KPPN setiap bulan antara tanggal 1 sampai 10

untuk mengakurkan SPM. SPM yang diajukan satker sudah

diterima KPPN, dan KPPN sudah mengeluarkan SP2D dan sudah

diterima satker melalui aplikasi yang disebut dengan SAKPA

(Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran).

Page 162: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

12. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Bentuk pembukuan secara umum sama. Bentuknya terdapat:

Buku Kas Umum (BKU) dan.

Buku Pembantu:

Uang Persediaan,Uang Muka

Namun mulai tahun ini ada pembukuan yang terintegrasi dengan SPM

melalui aplikasi, yaitu aplikasi SILABI (Sistem Laporan Bendahara

Instansi).

13. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut?

Jawaban :

Alokasi sumber keuangan sesuai dengan program yang dibuat oleh

satker (Satuan Kerja). Dalam hal ini pada MAN Insan Cendekia sesuai

dengan RKA-KL yang sudah dibuat dan Waka (Wakil-wakil Bidang)

sebagai pelaksana.

14. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?

Jawaban :

Penyusunan sudah tertera pada RKA-KL dan POK.

15. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat? (dalam hal

dukungan komite sekolah)

Jawaban:

Tidak ada

16. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?

Jawaban :

Tim keuangan yaitu Bendahara, dan staf bendahara.

17. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan progam madrasah?

Jawaban :

Iya, Selalu sesuai dengan program yang telah direncanakan, dan tidak

bisa keluar dari perencanaan yang telah dibuat tadi, maka dari itu

perencanaan yang dilakukan sangat detail dan rinci.

Page 163: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

18. Apakah pihak madrasah membentuk penanggungjawab dalam setiap kegiatan

progam sekolah? Siapa?

Jawaban :

Iya, selalu ada penanggung jawab pada setiap program madrasah

maupun kegiatan.

19. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Dalam hal ini kami tidak berbicara orang atau pihak tertentu yang

diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Yang jelas apa yang menjadi

kebutuhan yang sudah tertuang dalam perencanaan awal itu boleh

menggunakan baik itu guru atau pegawai yang terlibat dalam satu

kegiatan sesuai dengan satu kegiatan yang sudah terbentuk dalam

kepanitiaan.

20. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengendalian pengeluaran madrasah sesuai

dengan RAPBS yang sudah dibuat?

Jawaban :

Pengendalian dalam bentuk RAB (Rencana Anggaran Belanja) di

masing-masing kegiatan. Harus menggunakan RAB untuk pengajuan

baik itu untuk pengajuan belanja bahan, honor dan lain-lain. Karena

pengajuan RAB nanti dari bidang misalkan dari satu kegiatan masuk

ke bendahara dicek benar atau tidak sesuai dengan perencanaan POK,

jika sesuai dijalankan jika tidak ditolak. Tim keuangan sebagai

patokan atau dasar, tidak ada toleransi apabila tidak sesuai dan perlu

diperbaiki dulu.

21. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan madrasah?

Jawaban :

Kesalahan RAB yang tertera pada akun maupun uraiannya.

22. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban :

Mengatasi menggunakan Karwas (Kartu pengawas untuk penggunaan

anggaran setelah kegiatan). Tidak semua satuan kerja memiliki

Page 164: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

karwas. Karwas digunakan untuk pengawasan penggunaan anggaran

setelah selesainya kegiatan. Sebagai tanda pengingat bentuknya bukan

kartu tetapi ada dalam komputer yang berbentuk Microsoft excel.

23. Bagaimana bentuk evaluasi yang di lakukan?

Jawaban :

Capaian hasil dari kegiatan (setelah kegiatan), Setelah kegiatan

keseluruhan pihak yang terlibat melakukan evaluasi.

Serta Kepala Madrasah melakukan evalusi keseluruhan melalui rapat

koordinasi, apabila sifatnya darurat maka evaluasi dalam bentuk

pemanggilan secara khusus.

24. Siapa saja yang melakukan evaluasi?

Jawaban:

Kepala Madrasah, Koordinator pelaksana, dan guru-guru bidang studi.

25. Kapan evaluasi dilakukan?

Jawaban :

Evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai.

26. Apakah setiap penyelenggaraan progam madrasah selalu dilakukan evaluasi?

Jawaban :

Iya selalu ada evaluasi.

27. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan?

Jawaban :

Tindak lanjut berupa perbaikan, jika sudah baik maka dipertahankan

dan ditingkatkan.

28. Bagaimana peran kepala sekolah dalam hal mengevaluasi?

Jawaban :

Dalam mengevaluasi kepala sekolah berperan sebagai KPA yang

bertanggung jawab untuk penggunaan anggaran. Secara umum tetap

melakukan supervisi atau penilaian, bertindak sebagai korektor.

Mengawasi dan memonitor penyelengaraan suatu kegiatan.

29. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal madrasah?

Jawaban :

Page 165: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Ada

30. Siapa saja pihak eksternal tersebut?

Jawaban :

1. Kanwil Kemenag Provinsi,

2. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan),

3. BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan),

4. dan Irjen (Inspektorat Jenderal)

31. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal?

Jawaban :

Kanwil Kemenag Provinsi melakukan evaluasi dan sekaligus

pembinaaan.

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), BPKP (Badan Pengawas

Keuangan Pembangunan), dan Irjen melihat anggaran yang dimiliki

sesuai atau tidak dengan pelaksanaan apakah sesuai dengan aturan-

aturan yang diberlakukan, meninjau sistem pengadaan, mengecek

berkas- berkas dan dokumen yang terkait dan melakukan audit

keseluruhan

32. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?

Jawaban :

Waktu tidak bisa ditentukan, tidak menentu tahun lalu ada di sekitar

bulan Agustus atau akhir tahun anggaran selesai, tidak bisa diprediksi.

33. Kepada siapa pertanggungjawaban keuangan madrasah dilaporkan ?

Jawaban :

Masyarakat dan Pemerintah.

34. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban keuangan madrasah?

Jawaban :

Masyarakat dilihat dari output siswa, hasil prestasi dan dari kegiatan

kegiatan di luar sebagai output yang sifatnya ke masyarakat.

Pemerintah dalam bentuk pertanggungjawaban dokumen melalui

kanwil.

35. Siapa saja yang ikut bertanggung jawab?

Page 166: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Jawaban :

Bendahara, PPK, KPA dan bagian pengadaan (Tim pengadaan

barang).

36. Kepada siapa saja dipertanggungjawabkan?

Jawaban :

Kepada Masyarakat melalui capaian siswa, karena sepenuhnya

penggunaan anggaran berasal dari APBN.

Kepada Pemerintah melalui dokumen-dokumen dan laporan.

37. Seperti apa bentuk transparansi laporan keuangan tersebut?

Jawaban :

Transparansi dalam bentuk ke masyarakat (Dapat dilihat dari

penggunaan anggaran menghasilkan output siswa yang berprestasi).

Dengan adanya laporan dan dokumen.

Seluruh stakeholder sekolah dapat melihat penggunaan anggaran.

Laporan ke orang tua siswa melalui dokumen dan lisan.

Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong

Jamingan

Page 167: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

3. Staf Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong [21/08/14]

Interviewer : Dewi Arianti

Interviewee : Ibu Ayu Maharani

1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Dalam hal perencanaan staf bendahara tidak dilibatkan, Tugas staf

bendahara yaitu melakukan pembukuan, dan pelaporan. Dengan

begitu tugasnya lebih banyak terletak pada pelaksanaan

keuangannya. Hal ini karena yang dilibatkan dalam perencanaan

yaitu pengelola keuangan ada yang disebut sebagai KPA yakni

kepala madrasah, PPK yaitu kepala tata usaha, dan dari wakil

bidang-bidang.

2. Darimana sumber keuangan madrasah?

Jawaban:

Sumber keuangan madrasah bersumber dari kas negara (APBN)

3. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Terdapat bentuk laporan utama dari kementerian agama seperti

SAKPA, SIMAKBMN, EMPA dan SAI. SAKPA dan BMN

berbentuk buku. EMPA dalam bentuk aplikasi online yang

terhubung ke pusat. Sedangkan buku kas umum memuat semua

yang dicairkan, buku pembantu pajak dan buku kas umum otomatis

tercatat dalam aplikasi SPM.

Untuk penerimaan anggaran, terlebih dahulu dari wakil bidang

mengajukan ke bendahara untuk mencetak SPM, untuk mencetak

SPM maka memasukan data dan jumlah yang diperlukan dan secara

otomatis masuk ke dalam pembukuan kas umum dan pembantu

Page 168: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

pajak. Setiap hari melakukan transaksi atas pengajuan- pengajuan

jumlah kotor dan pajaknya tercatat otomatis pada sistem aplikasi

SPM.

4. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut?

Jawaban:

Pengalokasian sesuai dengan RKA-KL. RKA-KL merupakan

rencana awal yang sudah disepakati bersama maka pengalokasian

sudah sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang tertera dalam RKA-

KL.

Bagi yang ingin mencairkan untuk suatu kegiatan maka melakukan

pengajuan ke bendahara, kemudian dicairkan dan langsung

dialokasikan kepada pihak yang berkepentingan dalam kegiatan

tersebut. Apa yang diajukan, dicairkan dan dialokasikan sama

seperti yang tertera dalam RKA-KL. Pengalokasian harus sesuai

dengan RKA-KL.

5. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?

Jawaban:

Penyusunan dimulai dengan mengajukan ke bendahara dengan

menggunakan bukti kas uang muka melalui bendahara kemudian

melakukan persetujuan terlebih dulu ke KPA dan PPK, apabila

sudah mendapat persetujuan bendahara tinggal mencetak SPM

untuk diajukan ke KPPN.

Tata cara pengajuan SPM adalah dari wakil bidang mengajuan RAB

ke bendahara kemudian bendahara membuat bukti kas, setelah itu

melalui proses persetujuan dari KPA dan PPK. Apabila disetujui

diajukan lagi ke bendahara untuk mencetak SPM dan faktur pajak

barulah proses selanjutnya dilimpahkan kepada KPPN, dari KPPN

apabila sudah diterima maka akan mendapatkan SP2D setelah itu

Page 169: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

anggaran dicairkan dan hanya tinggal menunggu proses

pencairannya kemana apakah langsung ke rekening bendahara atau

ke rekanan. Barulah dari wakil bidang tersebut membuat laporan ke

bendahara.

Ada beberapa cara untuk pencairannya ada yang secara langsung

masuk ke rekening yang bersangkutan dan ada yang melalui

rekanan (LS Rekanan). Rekanan adalah pihak ketiga yang

memenuhi kebutuhan pengadaan secara jumlah banyak dan besar.

Rekanan biasanya bekerjasama dengan bidang pengadaan yang

jumlahnya bersifat banyak dan besar seperti unit computer, printer,

kursi-kursi dan sebagainya.

Madrasah menjalin kerjasama kepada beberapa CV dan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pengadaan terutama sarana dan

prasarana yang dibutuhkan. Terdapat sistem lelang bagi perusahaan

atau CV tersebut. Kemudian apabila sudah menjalin kerjasma

sistem pencairan langsung dibayarkan kepada pihak rekanan

tersebut.

6. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat? (dalam

hal dukungan komite sekolah)

Jawaban:

Tidak ada.

7. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?

Jawaban:

Bendahara, Staf bendahara. Untuk aplikasi pembukuan SAKPA

dilakukan oleh Pak Jamingan, BMN dilakukan oleh bidang

pengadaan. Buku kas umum dan buku pembantu pajak otomatis

diinput dari aplikasi SPM.

8. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan progam madrasah?

Jawaban:

Page 170: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Iya sesuai, karena sudah tertera dalam perencanaan.

9. Apakah pihak madrasah membentuk penanggungjawab dalam setiap kegiatan

progam sekolah? Siapa?

Jawaban:

Pasti ada, Penanggung jawab berasal dari wakil-wakil bidang atau

penanggung jawab kegiatan.

10. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Pihak yang diperbolehkan sesuai penanggung jawab dari kegiatan.

Pihak tersebut harus mengajukan dengan membuat RAB terlebih

dulu. Dalam RAB tertera nama kegiatan, akun, uraian, nominal

serta penanggungjawab. Apabila penanggung jawab sudah

menandatangani RAB tersebut barulah bisa dicairkan.

11. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Kendalanya terletak pada laporan dari wakil bidang-bidang ketika

laporan terlambat maka proses pembukuan mengalami

kebingungan.

12. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban:

Mengatasinya dengan dilakukan rapat.

Staf Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong

Ayu Maharani

Page 171: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

4. Staf Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong [21/08/14]

Interviewer : Dewi Arianti

Interviewee : Bpk. Yayat Supriatna

1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Dalam hal perencanaan staf bendahara tidak dilibatkan, ditugaskan

sebagai staf bendahara yang melakukan pembukuan seperti

pengarsipan, melakukan pelayanan di depan untuk melayani

pengajuan, dan terlibat dengan pihak luar seperti KPPN serta

melakukan proses pencairan dan pelaporan.

2. Darimana sumber keuangan madrasah?

Jawaban:

Sumber keuangan madrasah bersumber dari kas negara (APBN)

3. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Prosedur sesuai dengan RKA-KL dan harus dihabiskan tapi tidak

boleh melebihi dari yang sudah ditentukan.

4. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Dalam pembukuannya terdapat:

a. Buku kas umum, dan

b. Buku pembantu pajak

Terdapat juga bentuk laporan utama dari kementerian agama seperti

SAKPA, SIMAKBMN, MPA dan SAI. SAKPA dan BMN

berbentuk buku. MPA dalam bentuk aplikasi online yang terhubung

ke pusat. Sedangkan buku kas umum dan pembantu pajak otomatis

tercatat dalam aplikasi SPM.

Page 172: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Untuk penerimaan anggaran, terlebih dahulu dari wakil bidang

mengajukan ke bendahara untuk mencetak SPM, untuk mencetak

SPM maka memasukan data dan jumlah yang diperlukan dan secara

otomatis masuk ke dalam pembukuan kas umum dan pembantu

pajak. Setiap hari melakukan transaksi atas pengajuan- pengajuan

jumlah kotor dan pajaknya tercatat otomatis pada sistem aplikasi

SPM.

5. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut?

Jawaban:

Pengalokasian sesuai dengan RKA-KL. RKA-KL merupakan

rencana awal yang sudah disepakati bersama maka pengalokasian

sudah sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang tertera dalam RKA-

KL.

Bagi yang ingin mencairkan untuk suatu kegiatan maka melakukan

pengajuan ke bendahara, kemudian dicairkan dan langsung

dialokasikan kepada pihak tersebut yang berkepentingan dalam

kegiatan tersebut. Apa yang diajukan, dicairkan dan dialokasikan

sama seperti yang tertera dalam RKA-KL. Pengalokasian harus

sesuai dengan RKA-KL.

6. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?

Jawaban:

Penyusunan dimulai dengan mengajukan ke bendahara dengan

menggunakan bukti kas uang muka melalui bendahara kemudian

melakukan persetujuan terlebih dulu ke KPA dan PPK, apabila

sudah mendapat persetujuan bendahara tinggal mencetak SPM

untuk diajukan ke KPPN.

Ada beberapa cara untuk pencairannya ada yang secara langsung

masuk ke rekening yang bersangkutan dan ada yang melalui

rekanan (LS Rekanan). Rekanan adalah pihak ketiga yang

Page 173: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

memenuhi kebutuhan pengadaan secara jumlah banyak dan besar.

Rekanan biasanya bekerjasama dengan bidang pengadaan yang

jumlahnya bersifat banyak dan besar seperti unit computer, printer,

kursi-kursi dan sebagainya.

Madrasah menjalin kerjasama kepada beberapa CV dan perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan pengadaan terutama sarana dan

prasarana yang dibutuhkan. Terdapat sistem lelang bagi perusahaan

atau CV tersebut. Kemudian apabila sudah menjalin kerjasma

sistem pencairan langsung dibayarkan kepada pihak rekanan

tersebut.

7. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat? (dalam

hal dukungan komite sekolah)

Jawaban:

Tidak ada.

8. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?

Jawaban:

Bendahara, Staf bendahara. Untuk aplikasi pembukuan SAKPA

dilakukan oleh Pak Jamingan, BMN dilakukan oleh bidang

pengadaan. Buku kas umum dan buku pembantu pajak otomatis

diinput dari aplikasi SPM.

9. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan progam madrasah?

Jawaban:

Iya sesuai, karena sudah tertera dalam perencanaan.

10. Apakah pihak madrasah membentuk penanggungjawab dalam setiap kegiatan

progam sekolah? Siapa?

Jawaban:

Pasti ada, Penanggung jawab berasal dari wakil-wakil bidang atau

penanggung jawab kegiatan.

11. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan madrasah?

Page 174: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Jawaban:

Pihak yang diperbolehkan sesuai penanggung jawab dari kegiatan.

Pihak tersebut harus mengajukan dengan membuat RAB terlebih

dulu. Dalam RAB tertera nama kegiatan, akun, uraian, nominal

serta penanggungjawab. Apabila penanggung jawab sudah

menandatangani RAB tersebut barulah bisa dicairkan.

12. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan madrasah?

Jawaban:

Kendalanya terletak pada laporan dari wakil bidang-bidang ketika

laporan terlambat maka proses pembukuan mengalami

terhambatnya penyerapan anggaran.

13. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

Jawaban:

Mengatasinya dengan dilakukan rapat.

Staf Bendahara MAN Insan Cendekia Serpong

Yayat Supriatna

Page 175: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Tabel 3.4

Lembar Pengamatan

No. Uraian Pengamatan Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Belum

Baik

1. Kepala Madrasah dalam mengatur

tugas Bendahara, Tata Usaha dan

Staf lainnya

1) Mengatur pekerjaan

bendahara sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2) Mengatur pekerjaan tata

usaha sesuai dengan tugas

dan fungsinya

3) Mengatur pekerjaan staf

lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2. Proses pekerjaan bendahara dan

staf bendahara.

1) Bendahara dalam

melakukan proses

perencanaan keuangan

2) Bendahara dalam

melakukan proses

pelaksanaan keuangan

3) Bendahara dalam

melakukan proses evaluasi

dan pertanggungjawaban

Lampiran 3

Page 176: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

4) Bendahara dalam

melakukan proses

pelayanan.

5) Staf bendahara dalam

melakukan proses

pengarsipan

6) Staf bendahara dalam

melakukan proses

pelaporan

3. Proses pekerjaan tata usaha

1) Tata usaha dalam

melakukan proses keuangan

2) Kepala Tata usaha dalam

melakukan tugasnya sebaga

PPK

3) Koordinasi dan komunikasi

Kepala Madrasah,

Bendahara dan Tata Usaha

Page 177: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

PROFIL SEKOLAH

1. Profil Madrasah

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Insan Cendekia Serpong

Alamat : Jl.Cendekia Sektor IX, BSD, Serpong, Kota

Tangerang Selatan- Banten 15310

Telp/Fax : +62 21 756 3578/ +62 21 756 35 82

Website : www.ic.sch.id

Email : [email protected]

Kepala Sekolah : DR. Suwardi,M.Pd.

Luas Tanah : 5,5 hektar

Tahun Berdiri : 1996/1997

2. Sejarah Madrasah

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi dalam penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang

didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada tahun 1996 BPPT

mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo melalui

program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity

Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok

pesantren. Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa

SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu

dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok

pesantren dan sekolah islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran

kedua (1997/1998) SMU Insan Cendekia member kesempatan pula

kepada siswa-siswi SLPT umum dan MTs baik negeri maupun swasta.

Lampiran 4

Page 178: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia baik yang

berada di Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh

BPPT kepada Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri

khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan

pembinaannya Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama.

Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi

Madrasah Aliyah Insan Cendekia dengan tanpa mengurangi dan

mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan

selama ini. Pada tahun 2001, dengan SK Menteri Agama RI, Nomor 490

Tahun 2001 Madrasah Aliyah Insan Cendekia Serpong berubah menjadi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong.

3. Visi, Misi,Target Pencapaian, Motto dan Strategi Madrasah

Visi

Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam

keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Misi

a. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai daya juang

tinggi, kreatif, inovatif dan mempunyai landasan iman dan

takwa yang kuat.

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional

tenaga pendidik dan kependidikan sesuai perkembangan dunia

pendidikan.

c. Menjadikan MAN Insan Cendekia sebagai sekolah/madrasah

model dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK

bagi lembaga pendidikan lainnya.

Target Pencapaian Madrasah

Page 179: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Diterimanya lulusan MAN Insan Cendekia di perguruan tinggi

yang berkualitas baik di dalam maupun di luar negeri lebih dari

90% setiap tahun. Diperolehnya prestasi akademik yang baik bagi

alumni MAN Insan Cendekia selama menempuh pendidikan di

perguruan tinggi. Terciptanya kehidupan religious di lingkungan

madrasah yang diperlihatkan dengan perilaku ikhlas, mandiri,

sederhana, ukhuwah, dan bebas berkreasi.

Motto Madrasah

Prestasi,Mandiri dan Islami

Strategi Madrasah

a. Menjaring calon siswa sebagai input dari lulusan MTs, SLTP

Islam, dan SLTP umum Negeri/ Swasta lainnya melalui seleksi

yang terbuka, adil, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

- Tes Psikologi

- Tes Potensi Akademik (Akademik, Fisika, Biologi, Bahasa

Inggris, Bahasa Indonesia, Pend.Agama Islam,

Kemampuan baca tulis Al-Quran)

- Tes Kesehatan dan Wawancara

b. Mengembangkan proses pembelajaran yang diarahkan pada

penguasaan “basic knowledge of science and technology” dan

“Leadership life skill” atas dasar “Asah, Asuh, Asih dan

Ajrih”.

c. Menyiapkan tenaga pendidik yang professional dengan

menerapkan “Merit System” dalam bidang kesejahteraannya.

d. Menyediakan sarana dan prasarana guna mendukung

penguasaan “basic knowledge of science and technology”.

e. Mengadakan kerjasama pendidikan dengan berbagai pihak

terkait baik di dalam maupun di luar negeri.

f. Mengadakan pelatihan berkala bagi guru dan karyawan.

Page 180: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

g. Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan formal S2 baik

di dalam maupun di luar negeri.

h. Menyediakan perpustakaan yang memadai.

i. Melakukan studi banding ke sekolah atau lembaga lain.

j. Memberikan wawasan IPTEK (tentang penerapan pelajaran

MAFIKIB) bagi guru dan siswa secara periodik.

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

a. Tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan minimal S1 (38

orang)

b. Tenaga kependidikan:

1) Pembina Asrama (6 orang)

2) Tata Usaha (16 orang)

3) Laboran (4 orang)

4) Pengelola Perpustakaan (3 orang)

5) Perawat dan ahli gizi (4 orang)

6) Dokter (2 orang)

c. Tenaga keamanan dan tenaga kebersihan (17 orang). Tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan tersebut diseleksi melalui proses seleksi yang

terbuka, adil, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Fasilitas Madrasah

Fasilitas pendidikan terdiri dari 19 unit gedung permanen di atas tanah

seluas 5,5 hektar yang terdiri dari:

a. Masjid (dua lantai) dengan kapasitas 500 jamaah.

b. Gedung Administrasi (dua lantai).

c. Ruang belajar ber-AC terdiri 15 kelas dengan kapasitas 24 siswa tiap

kelas.

Page 181: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

d. Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, TIK (masing-masing dua ruang),

Lab.Bahasa, Lab.Visual dan Lab.Komputer (masing-masing satu

ruang dengan kapasitas 24 siswa).

e. Laboratorium komputer bagi guru.

f. Laboratorium TIK 2 lantai (dilengkapi 50 komputer yang terhubung

dengan internet)

g. Ruang perpustakaan dengan „sistem otomasi‟ dan sistem perpustakaan

digital (digital library) dilengkapi dengan fasilitas internet dan televisi

berlangganan.

h. Gedung serbaguna, kapasitas 500 orang.

i. Dua unit asrama putra dengan kapasitas 185 orang. Masing-masing

kamar terdiri dari 4 tempat tidur, 4 lemari, 4 meja belajar dan 2 kamar

mandi.

j. Dua asrama putri dengan kapasitas 185 orang. Masing-masing kamar

terdiri dari 4 tempat tidur, 4 lemari, 4 meja belajar dan 2 kamar mandi.

k. Asrama guru terdiri dari 2 lantai.

l. Gedung pelatihan 2 lantai.

m. Rumah dinas kepala madrasah, para wakil kepala madrasah, guru-guru

dan pembina asrama.

n. Poliklinik umum dan gigi.

o. Kantin dengan kapasitas 375 orang.

p. Sarana Olahraga (lapangan sepak bola, basket, bola voli, tenis meja

dan bulu tangkis).

6. Prestasi Madrasah

MAN Insan Cendekia Serpong setiap tahun meluluskan siswanya

dengan rata-rata nilai yang diraih dalam Ujian Nasional ( UN) dengan

grade A. Disamping itu MAN Insan Cendekia Serpong aktif mengikuti

Page 182: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

kegiatan lomba, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional dan

internasional. Berikut data prestasi siswa di Olimpiade Sains Nasional.

Tabel 4.1

Prestasi Siswa Nasional

No. Prestasi Siswa di Olimpiade Sains Nasional Tahun

Pelajaran

1. Medali Emas OSN Bidang Fisika 2002

2. Medali Perunggu OSN Bidang Kimia 2005

3. Medali Perunggu Bidang Astronomi 2005

4. Medali Perak OSN Bidang Matematika 2005

5. Medali Emas OSN Bidang Komputer 2006

6. Medali Perak dan Perunggu CSN Bidang Kimia 2006

7. Medali Perak OSN Bidang Fisika 2006

8. Medali Perak OSN Bidang Biologi 2007

9. Medali Perak OSN Bidang Komputer 2007

10. Medali Perunggu OSN Bidang Astronomi 2007

11. Medali Perunggu OSN Bidang Biologi 2007

12. The Best Teori OSN Bidang Biologi 2007

13. Medali Perak OSN Bidang Astronomi 2008

14. Medali Perak OSN Bidang Astronomi 2008

15. Medali Perak OSN Bidang Ekonomi 2008

16. Medali Perak OSN Bidang Ekonomi (2 Buah) 2009

17. Medali Perak OSN Bidang Astronomi 2009

18. Medali Perak OSN Bidang Biologi 2009

19. Medali Perak OSN Bidang Kebumian 2009

20. Medali Perunggu OSN Bidang Astronomi 2009

21. Medali Perunggu OSN Bidang Biologi 2009

22. Medali Perunggu Bidang Matematika 2009

Page 183: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

23. Medali Perunggu OSN Bidang Biologi 2009

24. Medali Perunggu OSN Bidang Kebumian 2009

Berikut data Prestasi siswa di Olimpiade Sains Internasional.

Tabel 4.2

Prestasi Siswa Internasional

No. Prestasi Siswa di Olimpiade Sains Internasional Tahun Pelajaran

1. Peserta Olimpiade Kimia Denmark 2001

2. Medali Emas Olimpiade Fisika Bali 2002

3. Medali Perak Olimpiade Biologi Kanada 2007

4. Peserta Karantina Olimpiade Astronomi 2009

5. Peserta Karantina Olimpiade Astronomi 2010

6. Peserta Karantina Olimpiade Biologi 2010

7. Peserta Karantina Olimpiade Kebumian 2010

7. Sebaran Alumni

Sebaran alumni SMU/MA Insan Cendekia Serpong mulai dari lulusan

angkatan I (1997/1998) sampai dengan lulusan angkatan XI (2008/2009):

Tabel 4.3

Sebaran Alumni

No. Universitas 1998-2008 2009 Jumlah %

1. ITB 278 55 333 34,54

2. UGM 166 21 187 19,40

3. UI 130 22 152 13,77

4. UNPAD 57 2 59 6,12

5. Lain-lain 141 9 150 15,56

6. SWASTA 38 0 38 3,94

7. Overseas University

Page 184: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Japan 16 1 17 1,76

Malaysia 7 0 7 0,73

Germany 7 0 7 0,73

Egypt 4 0 4 0,41

United States 3 0 3 0,31

Korea 2 0 2 0,21

Russia 1 0 1 0,10

Australia 1 0 1 0,10

Singapore 3 0 3 0,31

TOTAL 854 110 964

Page 185: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

DATA TENAGA PENDIDIK

MAN Insan Cendekia Serpong

No. Nama Jabatan/ Tugas Alamat 1. Suwardi,M.Pd. Kepala Madrasah Blitar, 7 Agustus 1968

Rumah Dinas Kepala

Madrasah

HP: 0813 5613 2002

2. Urip Mulyono Kepala Urusan Tata

Usaha

Pemalang, 7 Mei 1966

Jl. Pelabuhan Ratu 48 Rt

017/04 Suradita, Cisauk,

Tangsel

HP: 0857 1855 2066

3. Ahmad Imam Satria,

M.Hum.

Wakamad Bidang

Kesiswaan

Guru Bhs. Inggris

Jakarta, 17 Januari 1977

Rumah Dinas Guru

HP: 0812 9844 237

4. Drs. Kris Djuli

Wahono

Wakamad Sarana &

Prasarana

Guru Olah raga

Jakarta, 12 Juli 1966

Rumah Dinas Guru

HP: 0813 11 409 940

5. Pahrurroji M.

Bukhori, M.A.

Wakamad

Keasramaan

Pembina Asrama

Putra

Bogor, 12 April 1976

Rumah Dinas Guru

HP: 0815 922 5036

6. Fiestyo Agung

Prabowo,M.P.Fis

Wakamad Humas

Guru Fisika

Jakarta, 6 Juli 1978

Rumah Dinas Guru

HP: 0815 877 9427

7. Dra. Persahini Sidik,

M.Si.

Wakamad

Kurikulum

Guru Biologi

Jakarta, 17 Mei 1964

Jl. Pakis III Blok i.2/5 Sektor

1.7 BSD

HP: O816 955 892

8. Dra. Renelita

Artati,M.Si.

Guru Biologi Jakarta, 14 Maret 1965

Jl. Tanjung 1 Blok i.2/13

Sektor 1.1 BSD

HP: 0816 4848 661

9. Drs. Japar,M.P.Kim Guru Kimia Ponorogo, 22 April 1967

Rumah Dinas Guru

HP: 0812 815 9970

10. Ir. Elly Haswani,

M.Pd.

Guru Fisika Aromantai, 16 September

1966

Rumah Dinas Guru

HP: 0852 1615 0062

Lampiran 5

Page 186: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

11. Dra. Sartini

Subaryatun, M.Pd.

Guru Kimia Yogyakarta, 5 April 1967

Jl. Perkici XI EB 2/27 Sektor

5 Bintaro Jaya

HP: 0812 815 9985

12. Dra. Sri Hartini Guru Ekonomi Kudus, 29 Mei 1967

Taman Sari Bukit Damai, C.3

no.30 Curug Gunung Sindur

HP: 0813 1562 2623

13. Dra. Nurhayati, M.Pd. Guru Geografi Bogor, 4 Oktober 1967

Taman Sari Bukit Damai, C.3

no.29 Curug Gunung Sindur

HP: 0813 1121 4682

14. Dra. Fatri Amida Guru Ekonomi Bukit tinggi, 12 Oktober 1967

Rumah Dinas Guru

HP: 0815 992 1455

15. Dra. Yelnita Nova Guru Fiqih Payakumbuh, 10 November

1968

Rumah Dinas Guru

HP: 0813 9006 3424

16. Drs. Nuryanto Guru Fisika Tulung Agung, 11 Mei 1968

Serpong City Pradise, E.9

No.51-52, Tangsel

HP: 0857 1451 0095

17. Tubagus Sedyayunta,

MMSI

Guru TIK Magetan, 30 Desember 1968

Taman Sari Bukit Damai, C.3

no.29 Curug Gunung Sindur

HP: 0813 1988 3068

18. Dra. Rini Kristianti Guru Bimbingan

Konseling

Bandung, 21 Juni 1968

Serpong City Pradise, E.1

No.10, Tangsel

HP: 0812 9686 548

19. Susi

Pawartiningtyas,S.Pd.

Guru Kimia Jombang, 26 Agustus 1969

Rumah Dinas Guru

HP: 0852 1876 1666

20. Kusen,M.Pd Guru Bahasa

Indonesia

Cirebon, 28 Juni 1969

Rumah Dinas Guru

HP: 0818 0707 9660

21. M. Bahrul Ulum,Lc. Guru Bahasa Arab Jakarta, 15 Agustus 1969

Jl. Cilamaya Raya 47 Rt

11/04 Perum Suradita,

Cisauk, Tangerang

Page 187: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

HP: 0818 477 837

22. Etty Poejiastuti, S.si Guru Biologi Surabaya, 5 Mei 1970

Serpong City Pradise, E.9

No.51-52, Tangsel

HP: 0857 1451 0096

23. Gustinefa, M.Pd. Guru Bahasa Inggris Dumai, 4 Agustus 1972

Amarapura Blok B.2 No. 24

Kademangan Setu Tangsel

HP: 0813 100 55 709

24. Yuna Puteri

Kadarisman, S.S

Guru Bahasa Inggris Ngawi, 19 Maret 1980

Mutiara Sentosa, Blok F no.1

Pasir Putih Depok

HP: 0815 831 2254

25. Eneng Uswatun

Hasanah, M.Pd.

Guru Bahasa Inggris Pandeglang, 10 Agustus 1984

Bukit Dago, Blok E. 15 no.7

Rawakalong Bogor

HP: 0818 199 684

26. Abdul Jalil,MA. Guru Quran Hadist Nganjuk, 1 Januari 1973

Jl. Cisauk Raya No.10 Rt

03/05 Cisauk Girang Tangsel.

HP: 0813 1457 9001

27. Rapiq, S.S. Guru Bahasa

Indonesia

Bogor, 20 November 1974

Taman Sari Bukit Damai, C.3

no.37 Curug Gunung Sindur

HP: 0857 8075 3235

28. Ipik Ernaka,M.Hum. Guru Sejarah Kuningan, 6 Desember 1974

Pondok Mutiara Sasak

Panjang Blok E2 No.5 Tajur

Halang Bogor

HP: 0819 3261 6920

29. Away Baidhowy,MA Guru Aqidah Akhlak Jakarta, 10 Mei 1972

Batan Indah, Blok J 31

Serpong

HP: 08180 8888 345

30. Muhammad

Ihsanuddin,M.Hum.

Guru SKI/Ketua

UPT Perpustakaan

Panangkalan, 7 Februari 1970

Telaga Kahuripan,

Candraloka AA.6/3 Parung

Bogor

HP: 0812 9616 338

31. Rita Suzana,M.P,Mat. Guru Matematika Manggar Belitung, 17 Juni

1971

BSD sector XII-2 Blok H.5

Page 188: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

No. 1 Serpong

HP: 0812 9601 675

32. Darno Raharjo,S.Pd. Guru Matematika Brebes, 28 April 1980

Jl. Raya Serpong Rt. 01/04

No.32

HP: 0813 1025 5353

33. Siti Sofiatun, S.Si. Guru Matematika Jakarta, 8 November 1976

Rumah Dinas Guru

HP: 0818 0785 8090

34. Hilman Setiawan,S.Si Guru Fisika Jakarta, 3 September 1972

Puri Serpong 2, Blok D.1/29

Tangsel

HP: 0813 1441 2086

35. Deni Samsudin

Permana, S,Pd.

Guru Kimia Bandung, 28 April 1978

Perum Villa Tekno Blok C

no.1 Rt 07/03 Kademangan

Tangsel

HP: 0857 1828 6826

36. Metig Dwi

Wahyuni,S.Si

Guru Biologi Jakarta, 16 Oktober 1981

Rumah Dinas Guru

HP: 0856 8585 619

37. Tina Yulistania,S.Pd Guru Biologi Bandung, 30 Oktober 1981

Rumah Dinas Guru

HP: 0812 2322 214

38. Erwin Supriatna,S.Pd. Guru Sejarah Bandung, 31 Maret 1984

Rumah Dinas Guru

HP: 0813 2137 4105

39. Arthi Riyani

Kurniawati.S.Si.

Guru Matematika Sleman, 17 Oktober 1982

Rumah Dinas Guru

HP: 0878 3810 2526

40. Diah Ayuningtyas.

S.Si

Guru Matematika Lampung, 6 Maret 1987

Jl. Purnawarman Raya,

Purnawarman Residence No.6

Pisangan Ciputat Timur

HP: 0856 1150 190

41. Muhammad

Zaenuri,Lc.

Guru Bahasa Arab Kudus, 11 Maret 1981

Rumah Dinas Guru

HP: 0812 8439 4324

42. Eka Retnosari, S.Pd. Guru Bahasa

Indonesia

Bandung, 20 Juli 1984

Rumah Dinas Guru

HP: 08180 9210 110

43. Yus Kusnandar,S.Pd. Guru PKn Bandung, 29 September 1985

Page 189: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Rumah Dinas Guru

HP: 0852 2173 9162

44. Tri Haryanto,S.Pd. Guru Geografi Jakarta, 28 Februari 1983

Rumah Dinas Guru

HP: 0856 1950 943

45. Atmira Satya

Mahardika,S.Pd.

Guru Sosiologi Sukoharjo, 7 Mei 1988

Rumah Dinas Guru

HP: 0856 4726 2896

46. Chairul Huda, S.Ag. Pembina Asrama

Putra/Guru PAI

Rembang, 27 Mei 1972

Rumah Dinas Guru

HP: 0813 1103 8208

47. Evi Siti Fauziah,

S.Ag.

Pembina Asrama

Putri/Guru SKI

Bandung, 13 Oktober 1971

Rumah Dinas Guru

HP: 0813 1638 3235

48. Kusdiniyah,S.Ag. Pembina Asrama

Putri/Guru Akidah

Akhlak

Jakarta, 15 April 1977

Rumah Dinas Guru

HP: 0816 1183 225

49. Eva Novita, MA. Pembina Asrama

Putri/Guru Bahasa

Arab

Tangerang, 20 Nopember

1978

Rumah Dinas Guru

HP: 0812 2281 0651

50. Mashuri, M. Th. I. Guru Agama Blitar, 1 Maret 1966

Rumah Dinas Guru

Page 190: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

DATA TENAGA KEPENDIDIKAN

MAN Insan Cendekia Serpong

No. Nama Jabatan/Tugas Alamat

1. Muhammad Syahril Pelaksana

Ketatausahaan

Bogor, 3 Juni 1977

Griya Serpong Asri, Blok

Anyelir 8 No. 11 Cisauk

HP: 0817 9936 779

2. Nastiti Nurhartini,

A.Md.

Laboran Kimia Subang, 20 September 1974

Serpong City Paradise, Blok

E3 no.35 Tangsel

HP: 0815 813 1081

3. Imron,S.Kom. Laboran Fisika Jakarta, 31 Maret 1983

HP: 0815 8545 5237

4. Muzdalifah Perawat Tangerang, 5 April 1981

Jl. Cisauk Raya No.10 Rt

03/05 Cisauk Girang

Tangsel

HP: 0813 1401 6081

5. Sari Puspa Perawat Griya Serpong Asri Blok

Dahlia 9 Np.5 Cisauk

HP: 0817 791 875

6. Puji Lestari Perawat Margomulyo, 20 Oktober

1986

Asrama Gedung G

HP: 0821 2573 2694

7. Bayu Agung Nugroho Perawat Lampung, 28 Maret 1987

Asrama Gedung G

Lampiran 6

Page 191: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

HP: 0856 2545 755

8. Nurfitriyani Staf Perpustakaan Bogor, 9 Juli 1983

Villa Dago Tol Blok F4

No.5 Sarua Ciputat

HP: 0813 8839 2781

9. Arieni Delia Sari Staf Perpustakaan Bogor, 2 Januari 1985

Jl. Harapan Rt 03/03 No.6

Kampung Kekupu Depok

HP: 0856 9166 5915

10. Suyitno Pelaksana

Ketatausahaan

Pacitan, 7 November 1961

Jl. Sunan Kalijaga No.15 Rt

001/10 Larangan Indah

Tangerang

HP: 0813 9881 3028

11. Weka Aditia Bakti Pelaksana

Ketatausahaan

Jakarta, 20 September 1985

Ciater Barat No. 30 Rt

01/011 Serpong Tangsel

HP: 021 7588 4381

12. Jamingan Pelaksana

Ketatausahaan

Jl. Baru LUK blok M5 Rt

05/07 Bakti Jaya Setu

Tangsel

HP: 0852 1610 1070

13. Mubin Saragih Pelaksana

Ketatausahaan

Tambun, 21 Desember 1963

Kp. Buaran Rt 03/06 Buaran

Serpong Tangsel

HP: 0812 8020 5340

14. Pujiman Pelaksana Munggangsari, 15 Februari

1969

Page 192: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Kp. Buaran Rt 01/03

Serpong Tangsel

HP: 0812 8854 205

15. Hartamto Pelaksana Pekuncen, 8 Maret 1966

Bukit Dago Blok F7/No.3

Rawa Kalong Bogor

HP: 0812 1914 9982

16. Khusnul Rinalistanti Pelaksana Cilacap. 5 April 1976

Ciater Raya No.48 Rt 01/06

Ciater BSD

HP: 0813 8912 2720

17. Iwanto Pelaksana

Ketatausahaan

Kp. Kedokan Rt 010/02

Desa Cibogo Cisauk

HP: 0812 8267 2663

18. H. Setia Basuki Pelaksana Tegal, 10 Oktober 1967

Griya Cimangir Blok. C3/4

Rt 02/013 Gunung Sindur

Bogor

HP: 0813 1156 7085

19. Suhali Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 9 Mei 1969

Ciater Rt 07/03 Serpong

HP: 0813 8123 0287

20. TB. Mahmudin,S.IP. Pelaksana Tangerang, 1 Desember

1969

Ds Sampora Rt 03/03 No.33

Cisauk Tangsel

HP: 0813 1109 4306

21. Yayat Supriatna Pelaksana Malangbong, 16 Oktober

Page 193: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

1973

Ciater Barat Rt 001/011

Serpong Tangsel

HP: 0813 9988 1266

22. Amin Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 21 April 1974

Kp. Poncol Rt 11/06

Lengkong Weta Serpong

HP: 012- 9514 8913

23. Rahmat Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 12 Juni 1973

Ciater Rt 02/06 Tangsel

HP: 0813 8869 5158

24. Saleh Pelaksana

Ketatausahaan

Indramayu, 14 Mei 1961

Rumah Dinas Pegawai

HP: 0852 1361 5820

25. Sopian Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 10 Februari

1982

Kp.Set Rt 02/02 Buaran

HP: 0813 1507 3346

26. Ayu Maharani Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 4 Agustus 1990

Kavling Serpong

Jl.Cenadana II Rt 05/04

HP: 021 9770 4565

27. Mahmur Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 7 Februari 1976

Ciater Rt 07/03 Serpong

Tangsel

HP: 0812 8364 5020

28. Yopi Sunandar Pelaksana

Ketatausahaan

Bogor, 13 Juli 1984

HP: 0857 1027 9815

Page 194: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

29. Yana Suryana Pelaksana

Ketatausahaan

Tasikmalaya, 5 Desember

1976

HP: 0813 9815 0871

30. Rusdi Pelaksana

Ketatausahaan

Tangerang, 15 Juli 1985

HP: 0878 7886 2553

31. Didin Pelaksana

Ketatausahaan

Bogor, 4 Juni 1976

HP: 0818 0662 9723

32. Muhajas Pelaksana

Ketatausahaan

Tasikamalaya, 30 Desember

1988

HP: 0857 1175 1491

33. Naip Cleaning Service Tangerang, 14 Maret 1976

Ciater Tengah Rt 02/06

HP: 021 3678 2139

34. Saini Cleaning Service Tangerang, 10 Maret 1982

Kp. Perigi Rt 07/04

HP: 0838 9575 2545

35. Anita Karolina Cleaning Service Tangerang, 18 Juli 1980

Lengkong Karya Rt 018/05

HP: 021 9915 6403

36. Daim Cleaning Service Tangerang, 25 Agustus 1979

HP: 0856 78730 19

37. Mustakim Cleaning Service Tangerang, 23 Juli 1978

HP: 021 9031 4352

38. Asmat Cleaning Service Bogor, 5 Oktober 1968

HP: 0812 8679 4132

39. Bakri Cleaning Service Tangerang, 4 November

1977

HP: 0812 8172 7747

Page 195: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

40. Hendri Cleaning Service Tangerang, 14 Februari

1990

HP: 021 9683 7630

41. Syamsudin Cleaning Service Tangerang, 5 Oktober 1983

HP: 0857 1852 3400

42. Endang Hidayat Cleaning Service Tasikmalaya, 19 Desember

1982

HP: 0852 2389 6711

43. Niang Petugas Taman Tangerang 10 Mei 1965

44. Jaelani Petugas Taman Bogor, 14 Oktober 1974

45. Rusman Petugas Taman Parung Panjang, 2 Mei 1979

46. Jumari Petugas Taman Tangerang, 7 April 1988

HP: 0857 1712 1987

47. Nurdin Petugas Taman Tasikmalaya, 20 Agustus

1982

HP: 0853 5345 2524

48. Surato Cleaning Service Wonogiri, 4 Mei 1977

HP: 0812 8428 077

49. Herman Petugas Security Tangerang, 11 Februari

1974

HP: 021 9058 8925

50. Nedih Rahayu Petugas Security Tangerang, 15 Agustus 1976

HP: 0852 1523 8860

51. Saeful Bahri Petugas Security Tangerang, 19 Agustus 1984

HP: 0857 1856 1104

52. Didi Wijaya Petugas Security Tangerang, 2 November

1973

HP: 021 6082 7210

Page 196: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

53. Robi Darwis Petugas Security Bogor, 20 Juni 1986

HP: 021 9163 2801

54. Juadih Petugas Security Tangerang, 9 September

1976

HP: 0856 9539 2823

55. Mulyadi Petugas Security Tangerang, 8 Desember

1975

HP: 021 9913 3521

56. Dodi Sutrisna Petugas Security Tangerang, 19 September

1980

HP: 0856 9301 6714

57. Nur Solihin Petugas Security Tangerang, 5 November

1986

HP: 0838 7857 1155

58. Kadung Reza Petugas Security Tangerang, 17 Juni 1966

HP: 0812 1090 8983

59. drg. Futiha Sari

Hayuni

Dokter Gigi Jakarta, 17 Juli 1986

HP: 0856 7760 474

60. drg. Esti Puspita Sari Dokter Gigi Blora, 29 Desember 1983

HP: 0857 775 63971

61. dr. Fuaddimal Dokter Umum Lubuk Basung, 31 Maret

1964

62. dr. Rita Inastuti Dokter Umum Brebes, 3 Oktober 1962

Page 197: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Struktur Organisasi

MAN Insan Cendekia Serpong

Penyelenggara

Kemenag RI/Kanwil Kemenag

Kepala Madrasah Komite Madrasah

Kepala Umum

Tata Usaha

Staf Tata Usaha

WKM

Kurikulum

WKM

Kesiswaan

WKM Humas

& Pengem.

SDM

WKM

Keasramaan

dan IMTAK

WKM

Sarana dan

Prasarana

Koordinator Koordinator

Koordinator

Koordinator

UPT

Guru Mata

Pelajaran

Guru Bimbingan

dan Konseling

Siswa

Lampiran 7

Page 198: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 8

Page 199: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 9

Page 200: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 10

Page 201: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 11

Page 202: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 12

Page 203: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 13

Page 204: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 14

Page 205: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 15

Page 206: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 16

Page 207: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Lampiran 17

Page 208: PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25032/3/DEWI... · C. Manajemen Keuangan Pendidikan ... Evaluasi dan Pertanggungjawaban

BIODATA PENULIS

Dewi Arianti, NIM 1110018200039, Program

Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penulis lahir di Tangerang 20 Mei 1992.

Bertempat Tinggal di Permata Pamulang Kavling

Pilihan Blok D no.5 Tangerang Selatan. Penulis

merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Orang tua

penulis ialah Bapak Suwondo dan Ibu Sarti.

Riwayat pendidikan di SDN Babakan IV tahun 1998 - 2004, SMPN 7

Tangerang Selatan tahun 2004 - 2007 dan SMAN 7 Tangerang Selatan tahun 2007-

2010. Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2014.

Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu

UKM Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta sebagai anggota dan HMJ (Himpunan

Mahasiswa Jurusan) Manajemen Pendidikan. Alamat email

[email protected].

Lampiran 18