Upload
trinhnhan
View
222
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENTDENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND
(Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
(Skripsi)
Oleh :
Mafiana Annisya
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRACT
DETECTING FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENTWITH ANALYSIS OF FRAUD DIAMOND
(Empirical Study on Service Companies in Property and Real Estate SectorListed in the Indonesian Stock Exchange on the Period of 2010– 2014)
By
MAFIANA ANNISYA
The objective of this research is to analyzed factors of fraudulent financialstatement with fraud diamond that develop by Wolfe and Hermanson (2004). Thisresearch is to analyzed influence of variable pressure which proxied by financialstability, external pressure,and financial target, opportunity which proxied bynature of industry, razionalization which proxied by audit opinion, and capabilitywhich proxied by change of directors with fraudulent financial statement.
The sample used in this research are 27 companies of property and real estatesector that listed in Indonesian Stock Exchange on the period 2010– 2014. Thetype data that used are secondary data, from the annual reports ofcompaniessample. Data testing instrument uses SPSS 21 software, that consist ofdescriptive statistic analyzes, classical assumption test, multiple linear regression,determination coefficient test, simultaneous significant test, and significantparameters individually test.
The result of this research showed that financial stability variable that measuredwith change in total asset ratio has positive influence on the fraudulent financialstatement. The research does not prove that external pressure variable whichmeasured with leverage ratio, financial target which measured with return onasset, nature of industry which measured with change in inventory ratio, auditopinion which measured by obtaining unqualified opinion with explanatorylanguange, and capability which measured with change of directors has aninfluence on the fraudulent financial statement.
Keyword:Fraud, Fraud Diamond, Fraudulent Financial Statement
ABSTRAK
PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENTDENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa
Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2010-2014)
Oleh
MAFIANA ANNISYA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor kecurangan laporankeuangan dengan analisis fraud diamond yang dikemukakan oleh Wolfe danHermanson (2004). Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel pressuredengan proksi financial stability, external pressure, financial target, opportunitydengan proksi nature of industry, razionalization dengan proksi opini audit, dancapability dengan proksi pergantian direksi terhadap fraudulent financialstatement.
Sampel penelitian ini adalah sebanyak 27 perusahaan sektor properti dan realestate yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Jenis datayang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yangdijadikan sampel. Alat uji data menggunakan software SPSS 21 meliputi analisisdeskriptif, uji asumsi klasisk, regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, ujisignifikansi simultan, dan uji signifikan parameter individual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel financial stability yang diukurdengan rasio perubahan total aset terbukti berpengaruh positif terhadap fraudulentfinancial statement. Penelitian ini tidak membuktikan variabel external pressureyang diukur dengan rasio leverage, financial target yang diukur dengan return onasset, nature of industry yang diukur dengan rasio perubahan persediaan,opiniaudit yang diukur dengan diperolehnya opini wajar tanpa pengecualian denganbahasa penjelas, dan capablity yang diukur dengan perubahan direksi berpengaruhterhadap fraudulent financial statement.
Kata Kunci: Fraud, Fraud Diamond, Fraudulent Financial Statement
PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENTDENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND
(Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh
MAFIANA ANNISYA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang, 29 Nopember 1994 merupakan
anak pertama dari pasangan Bapak Amat Kadir dan Ibu Yasnidar.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2
Pasar Kemis pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Pasar Kemis pada tahun 2009, kemudian melanjukan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Gadingrejo dan lulus pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebgai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung, melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan
Akses Pendidikan (PMPAP) pada tahun 2012. Selama menjalani perkuliahan,
penulis mengikuti organisasi EEC (Economic English Club) sebagai new member
periode 2012-2013 dan board 3rddivision periode 2013-2014, HIMAKTA
(Himpunan Mahasiswa Akuntansi dan Pajak) sebagai anggota aktif, KSPM
(Kelompok Studi Pasar Modal) sebagai anggota, dan FAM Indonesia (Forum
Aktif Menulis) sebagai anggota.
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Kedua orang tua tercinta, bapak dan mama, atas doa, kasih sayang,
pengorbanan, dukungan, nasihat, saran, dan segala hal yang telah
diberikan selama ini.
Adikku, sepupuku atas doa, bantuan, dukungan, keceriaan, dorongan
semangat yang selalu diberikan.
Seluruh keluarga besarku, saudara-saudaraku, kakek, nenek, paman dan
bibi yang selalu memberikan doa, dukungan, saran, tenaga, dalam proses
meraih pendidikan ini.
Tak lupa kepada sahabat dan teman – teman seperjuangan yang selalu
menemani dan menjalanin proses ini bersama, baik suka maupun duka.
Serta almamaterku tercita, Universitas Lampung.
MOTO
“Wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”
“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah
untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6).
Kejeniusan adalah 1% Inspirasi dan 99% Kerja Keras (Thomas Alfa Edison).
Kehidupan itu tidak selamanya nyaman, tetap fokus dan siapkan diri agar mejadi
pribadi yang lebih baik (Anonim).
SANWACANA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat,
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi
dengan judul “PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT
DENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa
Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014)” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
ekonomi pada program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung beserta staf.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, serta sebagai
pembimbing pendamping atas kesediaannya memberikan waktu untuk
membimbing, memberikan saran, kritik, dan semangat dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing utama atas
kesediaannya memberikan waktu untuk membimbing, memberikan saran,
kritik, semangat, dan ilmu yang sangat bermanfaat dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CA., CPA. selaku penguji utama, atas
saran dan kritik yang membangun agar penulis dapat membuat skripsi
yang lebih baik.
6. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan dukungan, nasihat dan bantuannya selama ini.
7. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas ilmu
pengetahuan, wawasan baik teori maupun praktik, bantuan, dan motivasi
yang telah diberikan.
8. Kepada staf (Pak Sobari, Mas Leman, Mbak Tina, Mas Ruli, Mpok Aini,
Mas Yogi, dan staf lainnya) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
lampung yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini khususnya terkait dengan perihal akademik.
9. Papa (Amat Kadir) tercinta untuk segala doa, dukungan, nasihat, motivasi
dan perjuangan yang papa berikan hingga saat ini. Terima kasih papa telah
menjadi orang tua yang menuntun dan memberikan kepercayaan
kepadaku.
10. Mama (Yasnidar) tercinta untuk segala doa setiap sujud, motivasi, kasih
sayang, perhatian, pengorbanan, tenaga, nasihat, dan waktu mama yang
sangat berharga selalu menemaniku didalam kondisi apapun. Terima kasih
mama atas semua hal yang mama telah berikan kepadaku.
11. Adikku (Ilham Cahyadi) tersayang untuk segala semangat, canda, tawa,
yang menghiburku dan menemani selama ini.
12. Keluarga tercinta, Mbah Sukri, Mbah Ira, Kakek Maas, Nenek Ros, om,
tante, bude pakde, Ibu Rini, sepupu-sepupuku, Gege, Inas, Puput, Ega,
Sheila Amelia, Sheila Kartika, Kanatakia, atas dukungan dan doa yang
kalian berikan kepadaku.
13. Sahabat – sahabat terbaikku Intan, Sakinah, Pipit, Heni, Wulan, Fitri,
Herna, Ika, Jannah, Fitriana, Novelin, Ridwan, Robert, Aziz, Ori, Abin,
Wahyu, yang berproses bersama demi meraih gelar sarjana dan ahli
madya. Sahabat SMA, Arifa, Meva dan teman – teman IPS 1 lainnya yang
selalu menemani dalam keluh kesah, canda tawa, berbagi cerita hingga
saat ini.
14. Teman – teman akuntansi 2012 yang selalu berusaha dan sedang berjuang
meraih gelar sarjananya, Mia, Evi, Puji, Sri, Mutia, Desi, Hiday, Dwi Ast,
Ani, Puspita, Citra, Elvi, Didi, Fatkhur, Esa, Siti, Ferly, Fatur, Wayan,
Donny, Liana, Eva, Dwi Sut, Hanif, Opi, Nurul, Widia, Shaumi, Tiwi,
Umi, Friska, Nadia, Esti, Ersya, Mahipal, Trida, Agung, Ori, Rexi, Ica
dan lainnya.
15. Teman – teman seperjuangan di EEC, Hanum, Yunita, Kiki, Elia, Sindi,
Iin, Rizki, Khafi, Ageng, Anggie, Clau, Winy, Ferryansyah, seluruh board
EEC tahun 2013-2014 lainnya, dan Kakak – kakak presidum dan expert
staff yang luar biasa sabar, berbagi ilmu dan terus memotivasi, Kak Dilla,
Kak Sonia, Kak Ega, Kak Kaka, Kak Ega Nemara, Kak Faris, Kak Arif,
Kak Surya, Kak Lae, Kak Iwan, Kak Ayu, Kak Okti, Kak Yeti dan kakak
– kakak yang luar biasa lainnya.
16. Kakak tingkat yang selalu memberikan dukungan dan sarannya, Kak Yuni.
Kak Dara, Kak Viona, Kak Agung, Kak Ivonna, Kak Nanda, Kak Roy,
Kak Umai, Mbak Fitri, Kak Viana, Mbak Wahyu, Mbak Indah, dan yang
lainnya.
17. Adik – adik yang selalu memberi semangat Desvita, Ria, Fegy, Titis,
Rahmi, Eva, Ilham, Okvita, Venny, dan adik – adik lainnya, terus nikmati
dan jalanin proses perkuliahan dengan baik.
18. Temen – Temen dan keluarga KKN Desa Kesuma Dadi Kecamatan Bekri
Kabupaten Lampung Tengah, Endah, Kur, Dian, Silpi, Dea, Randi, Ian,
Fildan, Okem, atas kerjasama dan motivasinya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan, sehingga
memerlukan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan literatur bagi
penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Bandar Lampung, Mei 2016
Penulis
Mafiana Annisya
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I.PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.............11
2.1 Landasan Teori ...........................................................................................11
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................................11
2.1.2 Konsep Kecurangan (Fraud) ..............................................................12
2.1.3 Teori Fraud Triangel ..........................................................................14
2.1.3.1 Tekanan (Pressure) ................................................................14
2.1.3.2 Kesempatan (Opportunity) .....................................................16
2.1.3.3 Rasionalisasi (Rationalization) ..............................................17
2.1.4 Teori Fraud Diamond.........................................................................18
2.1.4.1 Kemampuan (Capability) .......................................................19
2.1.5 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement) ..20
2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................21
2.3 Model Penelitian..........................................................................................23
ii
2.4 Pengembangan Hipotesis.............................................................................25
III.METODOLOGI PENELITIAN .................................................................33
3.1 Populasi dan Sampel....................................................................................33
3.2 Data Penelitian.............................................................................................34
3.2.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................34
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................35
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel ..................................35
3.3.1 Variabel Dependen .............................................................................36
3.3.1.1 Kualitas Akrual(Accrual Quality) ..........................................36
3.3.1.2 Kinerja Keuangan (Financial Performance)..........................37
3.3.2 Variabel Independen...........................................................................38
3.4 Metode Analisis Data ..................................................................................41
3.4.1 Statistik Deskriptif ..............................................................................41
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................42
3.4.2.1 Uji Normalitas ........................................................................42
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas ..............................................................43
3.4.2.3 Uji Autokorelasi .....................................................................43
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas...........................................................44
3.4.3 Uji Hipotesis .......................................................................................45
3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ....................................................47
3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................47
3.4.3.3 Uji SignifikanParameter Individual (Uji Statistik t) ..............48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................49
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................................49
4.2 Analisis Data................................................................................................50
4.2.1Statistik Deskriptif ...............................................................................50
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................53
4.2.2.1 Uji Normalitas ........................................................................53
4.2.2.2Uji Multkolinearitas ................................................................55
4.2.2.3Uji Autokorelasi ......................................................................56
4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas............................................................57
iii
4.2.3 Uji Hipotesis .......................................................................................59
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..............................................59
4.2.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)..............................60
4.2.3.3Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............61
4.2.3.4Analisis Regresi Berganda ......................................................62
4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis...................................................................63
4.2.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) ........................................63
4.2.4.2Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)............................................64
4.2.4.3Pengujian Hipotesis Ketiga(Ha3) ............................................64
4.2.4.4Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4)........................................64
4.2.4.5Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) ..........................................65
4.2.4.6Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6).........................................65
4.3 Pembahasan .................................................................................................66
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN,DAN SARAN ...................................75
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................75
5.2 Keterbatasan Penelitian ...............................................................................77
5.3 Saran ............................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Kasus kecurangan yang terjadi diberbagai negara ..................................... 3
2.1 Klasifikasi fraud menurut Albercht etal (2011) ........................................13
2.2 Penelitian terdahulu...................................................................................22
4.1 Pemilihan sampel ......................................................................................49
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .....................................................................50
4.3 Hasil Uji Kolmogorv-Smirnov (1-Sample K-S) .........................................54
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................55
4.5 Hasil Uji Autokorelasi...............................................................................56
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ...............................................58
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ...................................................58
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................................59
4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................................60
4.10 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t).....................61
4.11 Hasil Uji Hipotesis Regresi Berganda.....................................................63
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Fraud Triangel ..........................................................................................14
2.2 Fraud Diamond .........................................................................................19
2.3 Model Penelitian .......................................................................................24
4.1 Hasil Uji Normalitas..................................................................................54
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................................57
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Data Perhitungan Financial stability (ACHANGE) 2010-2014
Lampiran 3 Data Perhitungan External Pressure (LEV) 2010-2014
Lampiran 4 Data Perhitungan Financial Target (ROA) 2010-2014
Lampiran 5 Data Perhitungan Nature Of Industry (INVENTORY) 2010-
2014
Lampiran 6 Data Opini Audit (AO) 2010-2014
Lampiran 7 Data Pergantian Direksi (DCHANGE) 2010-2014
Lampiran 8 Data Perhitungan Fraudulent Financial Statement (F-SCORE)
2010-2014
Lampiran 9 Data Perhitungan Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Lampiran 10 Data Perhitungan Heteroskedastisitas (Uji Park)
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 13 Hasil Uji Multikolonieritas
Lampiran 14 Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 15 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 16 Hasil Uji Hipotesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai
penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi dapat bersifat material dan merugikan
pihak – pihak berkepentingan, seperti kecurangan laporan keuangan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Taylor dan Glezen (1994) dalam Ratmono et al. (2014)
yang mendefinisikan financial statement fraud sebagai suatu kesengajaan atau
kelalaian berupa tindakan disengaja ataupun tidak disengaja yang mengakibatkan
kekeliruan bersifat material sehingga laporan keuangan mengandung informasi
yang menyesatkan.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Report to the Nations
on Occupational Fraud and Abuse (2014) menemukan sekitar 77 % kecurangan
dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akuntansi, operasi,
penjualan, eksekutif atau manajemen tingkat atas, layanan konsumen, pembelian
dan keuangan. Selain itu, terjadi peningkatan pada sebagian besar jenis fraud
salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0 %, meningkat dari
tahun 2012 yang hanya 7,6 % (ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar jika
2
dibandingkan dengan penyalahgunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi
kecurangan laporan keuangan menyebabkan dampak keuangan terbesar. Hal ini
akan mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
relevan dan tidak dapat diandalkan. Informasi tersebut dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat
berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan.
Kecurangan (fraud) dilatarbelakangi oleh tujuan untuk mempermudah
pencapaian keinganan pelaku seperti memperoleh keutungan pribadi. Menurut
Association of Certified Fraud Examinners (2002) bahwa kecurangan adalah
tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang
mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat
tidak baik kepada individu, entitas atau pihak lain. ACFE (2014) mencatat ada
1.483 kasus kecurangan di berbagai negara dengan mayoritas kecurangan
dilakukan oleh staff, karyawan, dan tingkat manajerial dengan persentasi,
karyawan sebesar 42%, Manager 36 %, Pemilik dan Executive 19 %.
Saat ini kasus kecurangan di Indonesia yang perlu menjadi perhatian salah
satunya adalah dari sektor properti dan real estate. Hal tersebut dikarenakan
semakin banyaknya pengembang proyek yang membangun berbagai macam
hunian seperti, perumahan, kawasan apartemen dan lain sebagainya. Semakin
berkembangnya suatu sektor, seperti sektor properti dan real estate mendorong
adanya kemungkinan terjadi kecurangan (fraud).
Menurut Sudaryatmo sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
terjadi peningkatan pada pengaduan kasus hukum sektor properti oleh konsumen
3
ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan kasus pada sektor ini telah
berada diurutan kedua setelah sektor keuangan dan perbankan (Tribun Timur,
2015). Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terdapat 157
kasus pengaduan sektor properti yang ditujukan kepada sekitar 100 pengembang.
Dari keseluruhan kasus terdapat 17 jenis keluhan, seperti pengembang ingkar
janji, keterlambatan serah terima unit bangunan, keterlambatan serah terima
sertifikat, pengembalian dana yang tidak segera diselesaikan, ketersediaan fasilitas
khusus dan umum, perbedaan kualitas, spesifikasi, dan desain tata letak bangunan,
perjanjian pengikatan jual beli, akta jual beli dan hak guna bangunan, iuran
pengelola lingkungan, penjadwalan ulang cicilan, tanah properti yang dijual
mengalami sengketa, perbedaan luas selisih bangunan, promo brosur yang tidak
sesuai, keanggotaan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun,
pelayanan yang tidak memuaskan, dan keluhan lainnya (kompas.com, 2015).
Peningkatan kasus pada sektor ini sebesar 12,7 % dari tahun 2013 yang hanya 121
kasus, mengindikasi perlunya pengawasan terhadap potensi kecurangan di sektor
ini.
Adapun beberapa contoh kasus kecurangan (fraud) yang terjadi di berbagai negara
yaitu:
Tabel 1.1 Kasus kecurangan yang terjadi di berbagai negara
Negara Perusahaan Kasus
Indonesia Sentul City Ditetapkan direktur utama, sebagai tersangka
korupsi, terkait kasus konversi hutan di
Kabupaten Bogor. Selain itu, tahun 2005
perusahaan ini digugat pailit oleh konsumennya
Azelia Birrer terkait keterlambatan serah terima
untuk obyek perikatan jual beli berupa tanah dan
bangunan di klaster R-21, perumahan Sentul
City, Bogor yang telah dibayar lunas oleh
4
konsumen (Kompas.com, diakses 20 September
2015).
Indonesia Bank BNI Kasus L/C fiktif dan pembobolan di beberapa
cabang BNI (Gusnardi, 2012).
Indonesia PT Kimia
Farma
Pada 31 Desember 2001 PT Kimia Farma
melakukan kecurangan laporan keuangan yang
berupa salah saji laba bersih untuk periode 31
Desember 2001. Perusahaan ini juga melakukan
pencatatan ganda atas penjualan dua unit usaha.
Perusahaan ini memanipulasi data keuangan dan
laporan keuangannya dengan tujuan untuk
menunjukkan keadaan keuangan perusahaan
tetap baik dan stabil (kompasiana.com, diakses
16 September 2015).
Indonesia PT Broadband
Multimedia
kasus PT Broadband Multimedia yang
melakukan penjaminan atas utang kepada Bank
Lippo dan Bank Mayapada yang dilakukan
tanpa seizin RUPS (Hukum Online, diakses 19
September 2015).
Amerika
Serikat
Enron Terdapat hutang perusahaan yang tidak
dilaporkan senilai lebih dari 1 miliar US$
dengan pengungkapan ini nilai investasi dan
laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang
sama. Penghancuran dokumen yang berkaitan
dengan kebangkrutan Enron (Kompasiana,
diakses 16 September 2015).
Amerika
Serikat
Health South
Corporation
Overstated pendapatan hingga US $ 1,4 miliar
selama empat tahun (Detik Finance, diakses 15
September 2015).
Amerika
Serikat
Tyco CEO dan CFO tyco telah melakukan pinjaman
yang tak disetujui pemegang saham perusahaan
lebih dari US$ 150 juta (Detik Finance, diakses
15 September 2015).
Amerika
Serikat
Worldcom Total pengeluaran operasional normal senilai
US $ 3,8 miliar yang seharusnya dicatat sebagai
pengeluaran untuk tahun keuangan berlangsung,
diperlakukan sebagai investasi dan dihitung
untuk bertahun-tahun. Tahun 2001
memanipulasi keuntungan US $ 1,3Miliar
(Detik Finance, diakses 15 September 2015).
Jepang Kanebo
Limited
Menggelembungkan keuntungan sebesar US $ 2
miliar lebih dari lima tahun periode
(bizcovering.com, diakses 16 September 2015).
Pakistan Bank of Credit
and Commerce
International
Skandal keuangan dengan kecurangan sekitar
US $ 20 miliar. Lebih dari US $ 13 miliar dana
tidak tercatat. Tuduhan lainnya yaitu money
laundering, penyelundupan, penjualan teknologi
5
nuklir, dan lain – lain (bizcovering.com, diakses
16 September 2015).
India Satyam
Computer
Servces
Overstated nilai piutang semesar US $ 100
miliar dan mencatat kewajiban lebih rendah dari
yang seharusnya sebesar US $ 250 miliar yang
dilakukan untuk kepentingan pribadi pendiri
perusahaan (bizcovering.com, diakses 16
September 2015).
Amerika
Utara
Waste
Management,
Inc
Laba yang meningkat sebesar US $ 17 miliar
dengan menambah masa manfaat penyusutan
untuk aset tetap pada tahun 2002
(bizcovering.com, diakses 16 September 2015).
Sumber : beberapa literatur penelitian dan media online
Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai
pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan
keuangan (Skousen et al., 2009). Menurut Australian Audit Standard (AUS)
dalam Brennan and McGrath (2007) fraudulent financial reporting adalah salah
saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Sehingga, kecurangan
laporan keuangan dapat dikatakan sebagai kegiatan baik disengaja maupun tidak
disengaja dengan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, sehingga menghasilkan informasi yang dapat
menyesatkan para pengguna laporan keuangan tersebut. Kecurangan laporan
keuangan sulit dideteksi, karena memiliki berbagai motivasi dibalik tindakan yang
dilakukan (Brennan and McGrath, 2007).
Secara umum, kecurangan (fraud) akan selalu terjadi ketika tidak adanya
pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara
dalam mendeteksi kecurangan seperti segitiga kecurangan (fraud triangel) dan
segiempat kecurangan (fraud diamond).
6
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mengemukakan tiga kondisi berupa
kerangka untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi tindakan
kecurangan yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan
rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai fraud triangle. Selanjutnya
Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang telah ditemukan
oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) dengan kemampuan (capability),
sehingga empat kondisi tersebut dinamakan fraud diamond.
Pada dasarnya fraud tidak akan muncul bilamana seseorang memiliki
kemampuan dengan disertai kontrol diri yang baik. Wolfe dan Hermanson (2004)
berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan
kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari penipuan. Elemen
kemampuan ini dapat digunakan untuk menilai risiko kecurangan, dikarenakan
posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam
memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan, orang yang tepat dengan
kemampuan yang tepat akan cukup cerdas untuk memanfaatkan kelemahan
pengendalian internal, fungsi, akses wewenang untuk keuntungannya, serta orang
yang tepat dan memiliki ego yang kuat, serta keyakinan bahwa dia tidak akan
terdeteksi melakukan kecurangan (Wolfe dan Hermanson, 2004).
Pada penelitian ini peneliti mencoba mendeteksi kecurangan laporan keuangan
(fraudulent financial statement) dengan menggunakan fraud diamond. Peneliti
mengadopsi penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan untuk
menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh fraud risk factor
7
menurut fraud diamond yaitu Pressure, Opportunity, Rationalization dan
Capability terhadap Financial Statement Fraud.
Penelitian tersebut menggunakan delapan variabel proksi independen yaitu
financial targets, financial stability, external pressure, nature of industry,
innefective monitoring, change in auditor, rationalization, capability. Adapun
sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur selama tiga tahun periode
pengamatan dari tahun 2010 – 2012. Variabel – variabel ini diuji dengan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan variabel financial stability
yang diproksikan dengan leverage ratio, variabel nature of industry yang
diproksikan dengan rasio perubahan piutang dan variabel razionalization yang
diproksian dengan rasio perubahan total akrual, terbukti berpengaruh terhadap
financial statement fraud.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jumlah
variabel, sampel, dan periode pengamatan. Selain itu, penelitian ini dilakukan
untuk meneliti faktor – faktor yang masih belum konsisten dari penelitian –
penelitian sebelumnya untuk memengaruhi seseorang dalam melakukan fraud.
Pada penelitian ini menggunakan enam variabel proksi independen yaitu stabilitas
keuangan (financial stability), tekanan eksternal (external pressure), target
keuangan (financial target), kondisi industri (nature of industry), opini audit dan
pergantian direksi. Variabel proksi tersebut mewakili variabel independen dalam
fraud diamond yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi
(rationalization), dan kemampuan (capability).
8
Periode pengamatan yang peneliti lakukan yaitu lima tahun dari tahun 2010 –
2014 dengan sampel perusahaan jasa sektor properti dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut –turut dalam periode pengamatan.
Peneliti memilih sektor tersebut dikarenakan semakin banyaknya kasus terkait
dengan sektor properti seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pendeteksian
Fraudulent Financial Statement dengan Analisis Fraud Diamond (Studi
Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2014).”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah financial stability berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement ?
2. Apakah external pressure sebagai berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement ?
3. Apakah financial target berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement ?
4. Apakah nature of industry berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement ?
5. Apakah opini audit berpengaruh terhadap fraudulent financial statement?
6. Apakah pergantian direksi berpengaruh terhadap fraudulent financial
statement ?
9
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi farudulent
financial statement dengan proksi dari fraud diamond yaitu pressure (financial
target, financial stability, external pressure), opportunity (nature of industry),
rationalization (opini audit) , dan capability ( pergantian direksi). Penelitian ini
dibatasi pada perusahaan jasa sektor properti dan real estate yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia secara berkelanjutan dari tahun 2010 – 2014.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh financial stability terhadap fraudulent financial
statement.
2. Untuk mengetahui pengaruh external pressure terhadap fraudulent financial
statement.
3. Untuk mengetahui pengaruh financial target terhadap fraudulent financial
statement.
4. Untuk mengetahui pengaruh nature of industry terhadap fraudulent financial
statement.
5. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap fraudulent financial
statement.
6. Untuk mengetahui pengaruh pergantian direksi terhadap fraudulent financial
statement.
10
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat yang dikontribusikan adalah digunakannya fraud diamond dalam
mendeteksi tingkat kecurangan laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini
menunjukkan variabel fraud diamond yang berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan (fraudulent financial statement).
1.5.2 Manfaat Praktis
Menjadi acuan dalam menilai tingkat fraudulent financial statement pada
sebuah perusahaan, serta dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian
selanjutnya mengenai kecurangan laporan keuangan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan timbul karena
adanya kontrak antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa
wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian
tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa keputusan akan memberikan
kewenangan untuk agen. Pada praktiknya manajer perusahaan yang berperan
sebagai agen dengan tanggung jawab meningkatkan keuntungan para pemilik
(principal), tapi manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan
kesejahteraannya (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Ketika manajer memiliki
kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya, dapat memungkinkan
agent tidak bertindak sesuai kepentingan principal.
Perbedaan kepentingan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya konflik
kepentingan antara agent dan principal yang memicu adanya biaya agensi. Jensen
dan Meckling membagi biaya agensi menjadi tiga jenis yaitu (a) monitoring cost
adalah biaya untuk memonitoring perilaku agen, (b) bonding cost adalah biaya
untuk membuat dan menyesuaikan kepentingan agent dan principal dalam satu
12
kontrak; (c) residual cost adalah adanya kemungkinan agent membuat beberapa
keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan prinsipal (Godfrey et al.,
2010:363). Berdasarkan penjelasan teori agensi tersebut, manajer sebagai pihak
yang akan menerima kompensasi keuangan dengan syarat yang menyertai
hubungan tersebut, maka diharapkan dapat memaksimalkan kinerja atas
kewenangan yang telah diberikan oleh principal. Hal tersebut dilakukan agar
agent dapat bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukannya kepada
principal. Principal membutuhkan peningkatan kinerja keuangan suatu
perusahaan, karena terkait dengan harapan untuk tingkat pengembalian yang
tinggi dari investasi mereka.
2.1.2 Konsep Kecurangan (Fraud)
Kecurangan merupakan suatu tindakan menyimpang berupa penerapan perilaku
negatif yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, termasuk dalam berbagai
bidang pekerjaan. Hal yang mendorong seseorang melakukan kecurangan
biasanya karena adanya hambatan dalam pencapaian suatu tujuan yang dapat
dipermudah dengan melakukan tindakan kecurangan tersebut. Albrecht et al.
(2011) mengatakan :
Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which
human ingenuity can devise,which are resorted to by one individual, to get
an advantage over another by false representations.
Berdasarkan pendapat Albrecht et al. (2011) dapat dikatakan bahwa fraud adalah
tindakan bersifat umum dan mencakup beragam makna berupa cara cerdik
seseorang yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan dengan penyajian yang
13
salah. Selain itu menurut Albrecht et al. (2011) fraud diklasifikasikan menjadi
lima jenis, yang digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Klasifikasi fraud menurut Albrecht et al. (2011)
No Jenis Fraud Korban Pelaku Penjelasan
1. Employee
embezzlement
atau occupational
fraud
Pimpinan Karyawan Pencurian yang
dilakukan secara
langsung maupun
tidak langsung oleh
karyawan kepada
perusahaan.
2. Management fraud Stockholders
dan pengguna
laporan
keuangan
Manajemen
puncak
Manajemen puncak
memberikan
informasi yang bias
dalam laporan
keuangan.
3. Investment scams Investor Perseorangan Melakukan
kebohongan
investasi dengan
menanam modal.
4. Vendor fraud Perusahaan
yang membeli
barang atau jasa
Organisasi
atau
perusahaan
yang menjual
barang atau
jasa
Perusahaan
mengeluarkan tarif
yang mahal dalam
hal pengiriman
barang.
5. Customer fraud Organisasi atau
perusahaan
yang menjual
barang atau jasa
Pelanggan Pelanggan
Sumber: Albrecht et al. (2011)
The Association of Certified Fraud Examiner (2002) mendefinisikan fraud
sebagai penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya diri melalui
penyalahgunaan yang disengaja atau kesalahan penggunaan sumber daya seperti
aset organisasi. ACFE juga membagi tiga kategori fraud yaitu:
a. Penyelewengan Aset (Asset Missapropriation), contohnya adalah
penggelapan pendapatan, pencurian persediaan, penyalahgunaan aset
14
perusahaaan
b. Korupsi (Corruption), merupakan tindakan penipuan yang memanfaatkan
wewenang untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau beberapa
pihak terkait
c. Pernyataan yang Salah (Fraudulent Missatement) merupakan tindakan yang
dilakukan biasanya terkait dengan pemalsuan laporan keuangan.
2.1.3 Teori Fraud Triangel
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mencetuskan fraud triangel yang
dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya kecurangan.
Gambar 2.1 Fraud Triangel
Fraud Triangel
Adapun tiga elemen yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan (fraud)
seperti yang tertera pada gambar diatas, yaitu :
2.1.3.1 Tekanan (pressure)
Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan adalah motivasi seseorang untuk
melakukan penipuan, biasanya karena beban keuangan. Tekanan juga dapat
15
dikatakan sebagai keinginan atau intuisi seseorang yang terdesak melakukan
kejahatan. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) terdapat beberapa
kondisi terkait dengan tekanan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan
kecurangan yaitu:
1. Stabilitas Keuangan (financial stability)
Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan dalam kondisi stabil. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al.
(2008) dijelaskan bahwa manajer menghadapi tekanan untuk melakukan
kecurangan dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan
profitabilitas perusahaannya terancam kondisi ekonomi, industri, dan situasi
lainnya. Selain itu, bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan
oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan. Loebbecke dan
Bell dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan yang mengalami
pertumbuhan di bawah rata-rata industri, memungkinan manajemen untuk
manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan. Beasley
et al. dalam Skousen et al. (2008) mengatakan salah satu upaya memanipulasi
laporan keuangan adalah terkait dengan pertumbuhan aset. Oleh karena itu, rasio
perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial
stability). Skousen et al. (2008) juga membuktikan pendapat tersebut bahwa
semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan, maka kemungkinan
dilakukannya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi.
2. Tekanan Eksternal (external pressure)
Skousen et al. (2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya adalah
16
dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi
persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan
untuk mendapatkan tambahan utang atau modal. Sehingga dapat digunakan rasio
leverage yaitu debt to asset ratio dalam variabel proxy ini.
3. Kebutuhan Keuangan Pribadi (personal financial need)
Dunn (2004) dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi bahwa manajemen
maupun direksi perusahaan cenderung akan memanipulasi keadaan keuangannya
untuk kebutuhan pribadinya, dan dapat mengancam kondisi perusahaan.
4. Target Keuangan (financial target)
Skousen et al. (2008) mengatakan return on total aset (ROA) adalah ukuran
kinerja operasional secara luas digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien
aset telah digunakan. ROA sering digunakan dalam menilai manajer kinerja.
2.1.3.2 Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan adalah kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya suatu
kejahatan. Shelton (2014) menyatakan kesempatan adalah metode kejahatan yang
bisa dilakukan, seperti beban keuangan. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et
al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang
mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
1. Kondisi industri
Loebbecke et al., (1989) dalam Skousen et al. (2008) mengamati sejumlah
penipuan melibatkan piutang dan persediaan. Selain itu, Summers dan Sweeney
(1998) dalam Skousen et al., (2008) memperkirakan catatan piutang tak tertagih
17
dan persediaan usang dapat digunakan manajemen untuk mengidentifikasi
manipulasi laporan keuangan.
2. Ineffective of monitoring
Dun dkk.(2004) dalam Skousen et al. (2008) mengatakan bahwa perusahaan yang
melakukan fraud secara konsisten memiliki lebih sedikit anggota dewan komisaris
eksternal dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan penipuan. Oleh
karena itu, dapat menggunakan BDOUT untuk mengetahui persentase anggota
dewan komisaris eksternal. Penelitian yang dilakukan Skousen et al. (2008)
menunjukan bahwa rasio dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
3. Struktur Organisasional
Dun dkk., (2004) dalam Skousen et al. (2008) menyimpulkan bahwa CEO
dengan kedudukannya dapat mendominasi pengambilan keputusan. Struktur
organisasi dapat memberikan gambaran pengendalian internal dan arus hubungan
vertikal maupun horizontal pihak – pihak yang bertanggungjawab dalam
perusahaan.
2.1.3.3 Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari fraud triange dan paling sulit diukur
(Skousen et al., 2008). Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan
seseorang melakukan kecurangan, dan menganggap tindakannya tersebut
tidaklah salah. Mereka yang terlibat dalam penipuan laporan keuangan mampu
merasionalisasi tindakan penipuan secara konsisten dengan mereka kode etik
18
mereka (Suyanto, 2009). Ada beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang
mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
1. Auditor Change
Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi adalah bagaiman membenarkan
pikirannya dalam melakukan tindakan kejahatan. Loebbecke et al. (1989) dalam
Skousen et al. (2008) menunjukkan kejadian kegagalan audit dan peningkatan
litigasi segera setelah perubahan auditor, sehingga perubahan auditor digunakan
untuk mengukur rasionalisasi.
2. Opini audit
Skousen et al. (2008) berpendapat bahwa rasionalisasi adalah faktor yang masih
sulit untuk dideteksi. Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan
yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut.
Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas.. Francis dan Krishnan (1999) dalam Skousen et al. (2008)
menggunakan opini audit sebagai proksi dari rasionalisasi. Hal tersebut karena
rasionalisasi mengindikasikan pembenaran atas kesalahan yang dilakukan.
2.1.4 Teori Fraud Diamond
Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan oleh
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) berupa faktor – faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan
(capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak
akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk
19
melaksanakan setiap detail dari penipuan. Berikut ini gambaran dari fraud
diamond yaitu :
Gambar 2.2 Fraud Diamond
Opportunity
Pressure Rationalization
Capability
2.1.4.1 Kemampuan (capability)
Wolfe dan Hermanson (2004) bahwa posisi seseorang dalam organisasi dapat
memberikan kemampuan dalam memafaatkan kesempatan untuk melakukan
penipuan. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004)
terkait elemen kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu:
1. Position/function
Posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam
memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan. Seseorang yang memiliki
jabatan tinggi akan berpengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau
lingkungan.
2. Brains
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman kemampuan yang tepat akan cukup
cerdas untuk memanfaatkan kelemahan pengendalian internal, fungsi, akses
wewenang untuk keuntungannya.
20
3. Confidence / ego
Pelaku kecurangan memiliki ego yang kuat dan keyakinan bahwa dia tidak
akan terdeteksi melakukan kecurangan. Ciri kepribadian ini adalah egois,
percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri.
4. Coercion skills
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau
menyembunyikan penipuan. Pelaku ini merupakan pribadi yang persuasif dan
dapat meyakinkan orang lain untuk bekerja sama dalam penipuan.
5. Effective lying
Perilaku kecurangan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif dan
konsisten. Ketika menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong
meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan.
6. Immunity to stress
Individu harus mampu mengendalikan stress karena menyembunyikan fraud
dalam Waktu yang lama menimbulkan stress.
2.1.5 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)
Kecurangan laporan keuangan adalah tindakan yang disengaja yang menghasilkan
salah saji material dalam laporan keuangan. Sementara Sihombing dan Rahardjo
(2014) Kecurangan laporan keuangan merupakan kesengajaan ataupun kelalaian
dalam laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat
memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan.
21
Menurut Australian Audit Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007)
Fraudulent financial reporting adalah salah saji yang disengaja termasuk
kelalaian jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu
pengguna laporan keuangan.
Menurut Wells (2011) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa
kecurangan laporan keuangan mencakup beberapa modus antara lain :
1. Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan, dokumen
pendukung atau transaksi bisnis.
2. Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau
informasi signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan
keuangan.
3. Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan,
dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan
mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.
4. Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya
disajikan dan diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam membuat laporan keuangan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai kecurangan (fraud) telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Hanya saja untuk penelitian terkait dengan fraud diamond
belum banyak dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang
dipaparkan dalam tabel dibawah ini:
22
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
dan Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Kennedy Samuel
Sihombing dan
Shiddiq Nur
Rahardjo (2014)
Analisis Fraud
Diamond
dalam Mendeteksi
Financial Statement
Fraud: Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
pada Tahun 2010-
2012.
Variabel financial stability ,
variabel external pressure, variabel
nature of industry dan
rationalization terbukti berpengaruh
terhadap
financial statement fraud. Namun,
penelitian ini tidak membuktikan
bahwa variabel financial, variabel
innefective monitoring ,change in
auditor, dan perubahan direksi
memiliki pengaruh terhadap
financial statement fraud.
2. Skousen et al.
(2008)
Detecting And
Predicting Financial
Statement Fraud:
The Effectiveness Of
The Fraud Traingle
And Sas No. 99.
Lima dari delapan variabel proxy
tekanan berpengaruh signifikan
terhadap pendeteksian fraud. Dua
dari lima variabel kesempatan
berpengaruh signifikan terhadap
pendeteksian fraud. Sedangkan
untuk variabel rasionalisasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
pendeteksian fraud.
3. Austin M. Shelton
(2014)
Analysis of
Capabilities Attributed
to the Fraud Diamond.
Delapan dari semua tes yang
melakukan menolak hipotesis nol:
positioning versus coercion,
intelligence versus ego, intelligence
versus deceit, ego versus coercion,
ego versus stress management,
coercion versus deceit, coercion
versus stress management, and
deceit versus stress management.
4. Richardson et al.
(2004)
Accrual Reliability,
Earnings Persistence
And Stock Prices.
Beberapa kategori akrual yang
telah diabaikan oleh
penelitian sebelumnya memiliki
keandalan yang sangat rendah.
Besarnya
yang security mispricing yang
berkaitan dengan akrual secara
signifikan lebih besar daripada
yang didokumentasikan oleh Sloan
(1996).
23
Berasal dari berbagai sumber penelitian
2.3 Model Penelitian
Perancangan model penelitian bertujuan agar lebih memahami konsep penelitian
dan arah dari hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan gambaran tentang
variabel proksi independen financial stability , external pressure, financial target,
Perhitungan akrual yang
ditemukan oleh Richardson et,al.
menjadi yang paling
handal. Arus kas bebas merupakan
kombinasi dari arus kas aktual
ditambah
akrual pembiayaan yang relatif
handal.
5. Martantya dan
Daljono (2013)
Pendeteksian
Kecurangan Laporan
Keuangan
Melalui Faktor
Risiko Tekanan
Dan Peluang.
Variabel stabilitas keuangan dan
variabel target keuangan terbukti
berpengaruh secara signifikan
terhadap kemungkinan terjadinya
kecurangan laporan keuangan.
Sedangkan Variabel tekanan
eksternal, variabel kepemilikan
manajerial, dan variabel efektivitas
pengawasan terbukti tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kemungkinan terjadinya
kecurangan laporan keuangan.
Variabel ukuran perusahaan tidak
dapat dijadikan kontrol dalam
mendeteksi kemungkinan adanya
kecurangan laporan keuangan.
6 Susmita Ardiyani
dan Nanik Sri
Utaminingsih
(2015)
Analisis Determinan
Financial Statement
Melalui
Pendekatan Fraud
Triangle.
Variabel external pressure, variabel
nature of industry, variabel
rasionalisasi, kualitas audit juga
tidak berpengaruh
Terhadap financial statement
fraud.Hasil dari pengujian variabel
kontrol yaitu variabel
umur perusahaan dan total aset tidak
mampu mendeteksi terjadinya
financial statement fraud.
24
nature of industry, opini audit, dan pergantian direksi (CEO) memengaruhi
variabel dependen yaitu kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial
statements). Berikut ini model penelitian yang digunakan oleh peneliti:
Gambar 2.3 Model Penelitian
(+)
(+)
(+)
(+)
(+) (+)
(+)
FRAUDULENT
FINANCIAL
STATEMENT
TEKANAN (Pressure)
Financial Stability(X1)
External Pressure (X2)
Financial Target (X3)
PELUANG
(Opportunity)
Nature Of Industry(X4)
RASIONALISASI
(Rationalization)
Opini Audit (X5)
KEMAMPUAN
(Capability)
Pergantian Direksi(X6)
25
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh financial stability sebagai variabel proksi pertama pressure
terhadap fraudulent financial statement
Kondisi perusahaan yang tidak stabil akan menimbulkan tekanan bagi
manajemen karena terjadinya penurunan kinerja perusahaan dan menghambat
aliran dana investasi di tahun mendatang. Kondisi tersebut menunjukan
perusahaan dalam kondisi tidak stabil karena tidak mampu memaksimalkan aset
yang dimiliki serta tidak dapat menggunakan sumber dana investasi secara
efisien (Ratmono dkk, 2014). Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008)
dijelaskan bahwa manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan
dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan profitabilitas
perusahaannya terancam kondisi ekonomi, industri, dan situasi lainnya.
Loebbecke dan Bell dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan
yang mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata industri, memungkinan
manajemen untuk manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) membuktikan bahwa
pertumbuhan aset yang cepat secara positif berpengaruh kemungkinan terjadinya
kecurangan. Pada penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014), menunjukkan
bahwa financial stability yang diproksikan dengan perubahan total aset
(ACHANGE) terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan yaitu: Ha1: Financial
stability berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.
26
2.4.2 Pengaruh external pressure sebagai variabel proksi kedua pressure
terhadap fraudulent financial statement
Skousen et al.(2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya adalah
dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi
persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan untuk
mendapatkan tambahan utang atau modal. Hal ini juga diungkapkan oleh Ardiyani
dan Utaminingsih (2015) yang mengatakan external pressure merupakan
kemampuan untuk memenuhi pertukaran- persyaratan pencatatan, membayar
utang, atau memenuhi utang perjanjian diakui secara luas yang berasal dari pihak
eksternal. External Pressure dihitung menggunakan leverage ratio, yaitu rasio
total utang dibagi dengan total aset (debt to assets ratio).
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) dan Martantya dan Daljono
(2013) membuktikan bahwa external pressure tidak berpengaruh terhadap
kecurangan. Hal ini didukung oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015) external
pressure yang diproksikan dengan menggunakan proksi leverage ratio tidak
berpengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa external
pressure memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.
Ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu
memiliki utang yang besar dan berdampak pada risiko kerugian lebih besar,
namun ada kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar (Kasmir,
2013:152). Ketika perusahaan memiliki utang yang besar maka berpotensi
munculnya kecurangan dalam pelaporan dikarenakan perusahaan perlu memiliki
27
laba yang tinggi guna meyakinkan kreditor bahwa mereka mampu membayar
utangnya. Manajemen perusahaan juga akan merasa tertekan dengan risiko kredit
yang tinggi seiiring dengan tingginya rasio leverage yang dimiliki perusahaan.
Hal tersebut dikarenakan, semakin sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang –
utangnya dengan asset yang dimiliki (Kasmir, 2013:156). Berdasarkan uraian
tersebut, diajukan hipotesis penelitian yaitu:
Ha2: External pressure berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
statement.
2.4.3 Pengaruh financial target sebagai variabel proksi ketiga pressure
terhadap fraudulent financial statement
Pihak manajer berusaha untuk meningkatkan kinerjanya guna mencapai berbagai
target perusahaan, salah satunya adalah target keuangan. Skousen et al. (2008)
mengatakan Return on total aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional secara
luas digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah digunakan. Hal ini
didukung oleh Kasmir (2013:202) yang mengatakan ROA adalah rasio yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah yang digunakan perusahaan. ROA aktual
yang telah dicapai tahun sebelumnya akan digunakan manajemen untuk
menetapkan target keuangan pada tahun – tahun berikutnya (Martantya dan
Daljono, 2013). Sehingga ROA dapat digunakan dalam menilai kinerja
manajemen. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai proksi variabel financial
target.
28
Penelitian Skousen et al. (2008) tidak menguatkan bukti bahwa return on assets
(ROA) berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil ini didukung
oleh penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang mengatakan bahwa variabel
financial target yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh terhadap
fianancial statement fraud.
Semakin tinggi ROA maka semakin baik kinerja manajemen, yang artinya
keseluruhan operasi perusahaan telah efektif. Hal ini tersebut dapat meningkatkan
daya tarik investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan, sehingga dapat
meningkatkan nilai saham. Hanya saja, dalam meningkatan kinerjanya dengan
menargetkan ROA lebih tinggi memungkinkan manajemen melakukan
kecurangan laporan keuangan berupa manajemen laba. Berdasarkan uraian
tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha3: Financial Targets berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
statement.
2.4.4 Pengaruh nature of industry sebagai variabel proksi opportunity
terhadap fraudulent financial statement
Penilaian estimasi seperti persediaan yang sudah usang dan piutang tak tertagih
memungkinkan manajemen untuk melakukan manipulasi, seperti memanipulasi
umur ekonomis aset. Hal ini sesuai dengan pendapat Summers dan Sweeney
(1998) dalam Skousen et al. (2008) akun persediaan dan piutang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi manipulasi laporan keuangan. Loebbecke et
al., (1989) dalam Skousen et al. (2008) mengamati sejumlah penipuan
melibatkan piutang dan inventaris. Ardiyani dan Utaminingsih (2015)
29
mengatakan Persediaan merupakan aktiva lancar yang rentan dengan pencurian
dan kecurangan karena persediaan dalam suatu perusahaan biasanya dalam
jumlah yang besar serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan
perhitungan laba rugi.
Penelitian Ardiyani dan Utaminingsih (2015) menyatakan variabel nature of
industry dengan proksi persediaan ( inventory) tidak memiliki pengaruh terhadap
financial statement fraud. Sedangkan penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014)
menyatakan nature of industry berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti memilih perubahan
persediaan (INVENTORY) pada penjualan selama lima tahun. Oleh karena itu
diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Nature of Industry berpengaruh positif terhadap fraudulent financial
statement.
2.4.5 Pengaruh opini audit sebagai variabel proksi rationalization terhadap
fraudulent financial statement
Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan
kecurangan, dan menganggap tindakannya dalam melakukan suatu tindakan
kejahatan tidaklah salah. Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi adalah
bagaimana membenarkan pikirannya dalam melakukan tindakan kejahatan.
Menurut Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur
untuk mendeteksi kecurangan seperti manajemen laba.
30
Manajemen laba adalah proses pembuatan keputusan manajemen yang membuka
jalan terhadap dorongan atau pemahaman manajemen atas istilah yang mungkin
menuntun pada kecurangan laporan keuangan (Skousen et al., 2008). Hanya saja
auditor lebih mentolerir usaha klien untuk mengelola laba dari waktu ke waktu
(Varmer, 2003 dalam Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini didukung oleh
pernyataan Sukirman dan Sari (2013) yaitu pihak auditor eksternal perlu
mengidentifikasi dan mempertimbangkan faktor – faktor risiko yang
menyebabkan klien audit mereka melakukan tindakan kecurangan. Auditor dapat
memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan
kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang
diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut
merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya dan
Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap
rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah,
dikarenakan telah ditolerir oleh auditor melalui bahasa penjelas tersebut dalam
opininya.
Penelitian Fimanaya dan Syafruddin (2014) menyatakan bahwa opini wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kemungkinan kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Suyanto (2009) menyatakan rasionalisasi dengan variabel proksi
opini audit tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba menggunakan hipotesis yang
berpengaruh positif untuk membuktikan rasionalisasi berpengaruh terhadap
31
kecurangan laporan keuangan. Maka hipotesis yang diajukan untuk membuktikan
hasil penelitian ini adalah:
Ha5 : Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh
positif terhadap Fraudulent Financial Statement.
2.4.6 Pengaruh pergantian direksi sebagai variabel proksi capability
terhadap fraudulent financial statement
Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan oleh
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) berupa faktor – faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan
(capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak
akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk
melaksanakan setiap detail dari penipuan. Capability artinya upaya seseorang
dalam melakukan tindak kecurangan demi tercapainya tujuan tertentu. Adapun
sifat-sifat yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen
kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu capability
seperti: position /function,brains, confidence/ego, coercion skills, effective lying
dan immunity to stress. Berdasarkan sifat – sifat yang dikemukakan Wolfe dan
Hermanson (2004) tersebut, maka posisi CEO, direksi, maupun kepala divisi
lainnya menjadi yang paling sesuai dengan karakteristik tersebut. Posisi CEO,
direksi, maupun kepala divisi lainnya dapat menjadi faktor penentu terjadinya
kecurangan, dengan memanfaatkan posisinya yang dapat memengaruhi orang lain
guna memperlancar tindakan kecurangannya.
32
Perubahan direksi adalah penyerahan wewenang dari direksi lama kepada direksi
baru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya. Namun,
perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga berdampak pada
semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud (Hanifa dan Laksono, 2015).
Sihombing dan Rahardjo (2014) menggunakan perubahan direksi sebagai proksi
dari capability (kemampuan) untuk mengetahui indikasi terjadinya financial
statement fraud. Perubahan direksi dapat menimbulkan kinerja awal yang tidak
maksimal karena membutuhkan waktu untuk beradaptasi (Sihombing dan
Rahardjo, 2014). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
Ha6: Pergantian direksi berpengaruh positif terhadap kecurangan fraudulent
financial statement
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Menurut Indriantoro (2000), populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel
merupakan bagian atau elemen dari populasi yang akan diteliti dan memiliki
karakteristik dari populasi itu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh
perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode
pemilihan sample menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan
sampel berdasarkan tujuan penelitian dengan pertimbangan khusus. Sampel
yang digunakan adalah perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan jasa
sektor properti dan real estate. Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan
sampel yaitu :
1. Perusahaan yang memiliki konsistensi tergolong sub sektor properti dan real
estate berturut – turut selama periode tahun 2010 – 2014.
2. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia berturut – turut selama
periode tahun 2010 – 2014.
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website
perusahaan atau website BEI selama periode 2010 – 2014 yang dinyatakan
dalam rupiah (Rp).
34
4. Perusahaan yang mengalami laba selama periode pengamatan.
5. Perusahaan yang mengungkapkan data – data berkaitan dengan variabel
penelitian dan tersedia secara lengkap.
6. Perusahaan yang tidak delisting selama periode pengamatan.
7. Perusahaan yang sahamnya masih aktif diperdagangkan selama periode
pengamatan.
8. Perusahaan yang memiliki laporan auditan setiap tahunnya.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
prantara atau diperoleh dari pihak lain (Indriantoro, 2000). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan, atau arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Jenis data penelitian ini adalah data
dokumenter yaitu jenis data yang berupa fakta, jurnal, surat – surat, notulen hasil
rapat, memo, dalam bentuk laporan program (Indriantoro, 2000). Dalam
penelitian ini, data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan-
perusahaan yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang
digunakan merupakan perusahaan jasa sektor properti dan real estate selama
periode pengamatan secara konsisten yang telah dipilih sebagai sampel penelitian.
35
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang landasan teori penelitian dan mendapatkan data-data yang
diperlukan peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa:
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah Metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan data sekunder dan seluruh informasi untuk menyelesaikan
masalah (Indriantoro, 2000). Metode ini diperoleh dari penelusuran data
media elektronik dan berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data yang diperoleh dari media elektronik berupa laporan keuangan auditan
dan annual report perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan
dijadikan sampel. Selain itu, digunakan juga studi pustaka untuk
mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Studi pustaka
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengolah literatur, artikel,
jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun media tulis lainnya yang berkaitan
dengan topik pembahasan dari penelitian ini (Indriantoro, 2000).
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen
yang merupakan komponen fraud diamond dengan fraudulent financial
statement. Penelitian ini menggunakan angka-angka sebagai indikator penelitian
untuk menjawab permasalahan penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif. Penelitian ini menganalisis tujuh variabel yang terdiri dari
36
enam variabel proksi independen dan satu variabel dependen. Definisi dan
operasionalisasi masing-masing variabel akan dijelaskan secara rinci sebagai
berikut:
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah fraudulent financial statement. Fraudulent financial statement adalah
tindakan yang disengaja yang menghasilkan salah saji material dalam laporan
keuangan yang merupakan subjek dari audit.
Penelitian ini mendeteksi kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial
statement) dengan menggunakan fraud score model sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh Dechow et al. (2007). Komponen variabel pada F-Score meliputi
dua hal yang dapat dilihat di laporan keuangan, yaitu accrual quality yang
diproksikan dengan RSST accrual, financial performance yang diproksikan
dengan perubahan pada akun piutang, perubahan pada akun persediaan, perubahan
pada akun penjualan tunai, perubahan pada EBIT. Model F-Score merupakan
penjumlahan dari dua variabel yaitu kualitas akrual dan kinerja keuangan
(Skousen dan Twedt, 2009), dapat digambarkan dalam persamaan berikut:
F-Score = Accrual Quality + Financial Performance
3.3.1.1 Kualitas Akrual (Accrual Quality)
Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan peluang untuk manajer
memanipulasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang mereka
37
inginkan (Dechow et al., 2007). Kualitas akrual diproksikan dengan RSST akrual
(Richardson et al., 2004) yaitu dengan mendefinisikan semua perubahan non-kas
dan non-ekuitas dalam suatu neraca perusahaan sebagai akrual dan membedakan
karakteristik keandalan working capital (WC), non-current operating (NCO) dan
financial accrual (FIN) serta komponen aset dan kewajiban dalam jenis akrual.
Kualitas akrual diukur melalui RSST akrual dengan menghitung perubahan aset
lancar (tidak termasuk kas), dikurangi perubahan dalam kewajiban lancar (tidak
termasuk utang jangka pendek) dan penyusutan, juga memperhitungkan
perubahan long-term operating assets dan long-term operating liabilities. Model
perhitungannya:
Keterangan:
WC (Working Capital) = (Current Assets – Current Liability)
NCO (Non Current Operating Accrual)= (Total Assets – Current Assets –
Invesment and Advances) – (Total Liabilities– Current Liabilities – Long Term
Debt)
FIN (Financial Accrual ) = Total Investment – Total Liabilities
ATS (Average Total Assets) = (Beginning Total Assets + End Total Assets): 2
3.3.1.2 Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Financial performance dari suatu laporan keuangan dianggap mampu
memprediksi terjadinya kecurangan laporan keuangan (Skosen dan Twedt, 2009).
model perhitungannya yaitu:
38
Financial performance = change in receivable + change in inventories +
change in cash sales + change in earnings
Keterangan:
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan variabel terikat. Variabel
independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan dari
keempat komponen fraud diamond.. Keempat komponen fraud diamond yaitu
pressure, opportunity, rationalization dan capability tidak dapat diteliti secara
langsung, oleh karena itu diperlukan variabel yang kemudian dikembangkan
dengan proksi-proksi tertentu untuk mengukurnya (Skousen et al., 2008), sebagai
berikut :
1. Financial Stability
Skousen et al. (2008) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total
aset suatu perusahaan, maka kemungkinan dilakukannya kecurangan laporan
keuangan suatu perusahaan semakin tinggi, rasio perubahan total aset dijadikan
proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial stability). Dalam penelitian ini,
39
stabilitas keuangan diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE),
yang dihitung dengan rumus:
2. External Pressure
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk
memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan
tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan
eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran
pembangunan atau modal (Skousen et al., 2008). Oleh karena itu external
pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage (LEV). Rasio
leverage dihitung dengan rumus Debt to Assets Ratio (Kasmir, 2013) yaitu:
3. Financial Target
Return on Asset dijadikan sebagai proksi untuk variabel financial targets dalam
penelitian ini. Return on Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas
dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan (Skousen
dkk., 2008). ROA (Kasmir, 2013) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
40
4. Nature of Industry
Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri.
Summers dan Sweeney (1998) dalam Skousen et al. (2008) mencatat bahwa akun
piutang dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan
tidak tertagihnya piutang. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Rasio
Total Persediaan sebagai proksi dari Nature of Industri yang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
5. Opini Audit
Menurut Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur.
Hal ini merupakan pembenaran terhadap tindakan yang dilakukan. Auditor dapat
memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan
kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang
diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan kalimat penjelas. Opini
tersebut merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya
dan Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap
rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah,
dikarenakan telah ditolerir oleh auditor dalam kalimat penjelas tersebut dalam
opininya. Oleh karena itu, penelitian ini memproksikan rationalization dengan
opini audit (AO) yang diukur yang diukur dengan variabel dummy. Apabila
perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
41
penjelas selama periode 2010-2014 maka diberi kode 1, dan apabila perusahaan
yang mendapat selain opini tersebut maka diberi kode 0.
6. Capability
Capability yang dimiliki seseorang dalam perusahaan akan mempengaruhi
kemungkinan seseorang melakukan fraud. Wolfe dan Hermanson (2004)
mengemukakan bahwa perubahan direksi akan dapat menyebabkan stress period
yang berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud. Oleh
karena itu penelitian ini memproksikan capability dengan pergantian direksi
perusahaan (DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy. Apabila terdapat
perubahan direksi perusahaan selama periode 2010-2014 maka diberi kode 1,
sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan selama periode
2010-2014 maka diberi kode 0.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013:19). Data-data tersebut harus
diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar pengambilan keputusan. Statistika
deskriptif mempunyai tujuan untuk mempelajari pengumpulan, penyusunan,
penyajian data dan penarikan kesimpulan suatu penelitian secara numerik (Ery
dkk., 2015). Analisis deskriptif pada penelitian ini ditujukan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen berupa kecurangan laporan
42
keuangan, serta variabel independen berupa komponen dari fraud diamond yakni,
pressure, opportunity, rationalization dan capability.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian analisis regeresi berganda diharuskan untuk memenuhi beberapa
asumsi agar dapat digunakan atau diaplikasikan (Supriyadi, 2014:71). Pengujian
asumsi ini menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas,
multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan ujistatistik (Ghozali, 2013:160).
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Menurut
Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
43
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresu tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2013:164). Persyaratan data normal jika
probability atau p > 0,05 pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (Supriyadi,
2014) . Nilai uji kolmogorov-smirnov > 0,05 berarti data terdistribusi normal. Jika
nilai uji kolmogorov-smirnov < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2013:15). Menurut Ghozali (2013) salah satu untuk mengetahui ada/tidaknya
multikolonieritas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF)
dan tolerance. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/Tolerance) (Ghozali, 2013:106). Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF
≥ 10, berarti terjadi multikolonieritas, sedangkan nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai
VIF ≤ 10, berarti tidak terjadi multikolonieritas.
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
44
periode t -1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Penelitian ini akan mendeteksi
autokorelasi dengan Uji Run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2013:120). Jika hasil test
menunjukan nilai signifikansi 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi.
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali,
2013:139). Model regresi yang baik adalah mengalami homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Pengujian
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji statistik .
Pada penelitian ini menggunakan pengujian:
a. Melihat Grafik Plot
Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik plot, jika ada pola tertentu seperti
titik – titik yang membentuk pola tertentu dan teratur, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika gambaran pola menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y menandakan tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
45
b. Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah uji glejser dan uji park. Uji Glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual independe terhadap variabel independen (Gujarati,
2013 dalam Ghozali, 2013:142). Jika hasil uji glejser menunjukkan nilai
signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas
Ghozali, 2013:143). Uji Park dilakukan dengan meregresikan semua variabel
bebas terhadap nilai Ln kuadrat residual (LnU2i) (Suliyanto, 2011:102). Jika
hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan
bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:142).
3.4.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Sihombing dan
Rahardjo, 2014):
1. Menentukan laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian.
2. Menghitung proksi dari masing–masing variabel sesuai dengan cara ukur
yang telah dijelaskan.
3. Melakukan uji regresi linear berganda terhadap model dengan tahapan–
tahapan yang telah dijelaskan di atas.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi liner berganda
dengan menggunakan software SPSS Statistics. Menurut Yamin dan Kurniawan
(2009:82) asumsi yang mendasari dalam analisis regresi adalah:
a. Residu mengikuti fungsi distribusi mormal.
b. Varians residu konstan untuk setiap data pengamatan (homoskedastisitas).
46
c. Tidak terdapat autokorelasi antara residu untuk setiap data pengamatan.
d. Tidak terdapat masalah multikolonieritas antara variabel independen.
Dalam uji hipotesis ini akan menguji hipotesis dari kerangka teoritis penelitian.
Pengujian Ha1, Ha2, Ha3, Ha4, Ha5, dan Ha6 menggunakan analisis regresi linear
berganda. Dasar penggunaan regresi linear berganda adalah skema satu variabel
dependen dihubungkan dengan dua atau lebih varaiabel independen (Ery dkk.,
2015:91). Hubungan antara kecurangan laporan keuangan dan proksi dari fraud
diamond dengan model regresi linear berganda adalah:
F-SCORE = β0 + β1 ACHANGE + β2LEV + β3ROA + β4INVENTORY +
β5 AO+ β6DCHANGE + e
Keterangan:
β0 = Koefisien regresi konstanta
β1,2,3,4,5,6, = Koefisien regresi masing - masing proksi
F-Score = Fraudulent Financial Statement
ACHANGE = Rasio perubahan total aset
LEV = Rasio total kewajiban per total asset
ROA = Rasio pengembalian investasi
INVENTORY = Rasio perubahan persediaan
AO = Opini Audit
DCHANGE = Pergantian direksi
e = error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai Goodness of fit. Secara statistik, nilai Goodness of fit dapat diukur dari
47
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana H 0 diterima (Ghozali, 2013:97).
3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan utuk mengukur kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen , dengan nilai koefisiensi determinasi
antara nol dan satu (Ghozali, 2013:97). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013:97). Nilai adjusted R2 dapat digunakan pula
untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik, karena nilai adjusted R2 dapat
naik dan turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model
(Ghozali, 2013:97). Standard error of the estimate merupakan penyimpangan
antara persamaan regresi dengan nilai dependen riilnya, semakin kecil nilai
Standard error of the estimate, semakin baik persamaan regresi tersebut sebagai
alat prediksi (Suliyanto, 2011:64).
3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:98). Dalam menguji hipotesis ini digunakan kriteria
48
pengambilan keputusan yaitu jika nilai F menunjukkan signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka H0 ditolak, artinya semua variabel independen serentak dan
siginifikan memengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Sehingga model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
3.4.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013:98). Apabila nilai signifikansi < 0,05 atau 5% dan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, apabila nilai t hitung > nilai t tabel
maka suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2013:99).
75
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 27 perusahaan sektor properti dan
real estate periode 2010- 2014 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Financial stability merupakan variabel proksi pertama dari variabel
pressure dihitung dengan menggunakan rasio perubahan total aset
berpengaruh positif signifikan terhadap risiko fraudulent financial
statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio
perubahan total aset akan menaikkan risiko terjadinya fraudulent
financial statement, dengan kata lain kenaikan rasio perubahan total aset
dapat menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan untuk
melakukan kecurangan dalam kondisi keuangan yang tidak stabil.
2. Eksternal pressure merupakan variabel proksi kedua dari variabel
pressure dihitung dengan menggunakan rasio leverage yaitu debt to assets
ratio tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement.
Hal ini dikarenakan pihak manajemen mampu membayar utang
perusahaan sehingga leveragenya rendah, dan pihak manajer perusahaan
dapat mencari tambahan modal lain, selain dengan melakukan perjanjian
utang.
76
3. Financial target merupakan variabel proksi ketiga dari variabel pressure
dihitung dengan menggunakan rasio return on assets (ROA) tidak
berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio return on assets (ROA)
tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan, dikarenakan
kenaikan tersebut diiringi dengan peningkatan mutu operasional, sehingga
tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan ketika ingin
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
4. Nature of industry merupakan variabel proksi dari variabel opportunity
dihitung dengan menggunakan rasio perubahan persediaan tidak
berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau penurunan rasio perubahan
persediaan tidak berpengaruh bagi pihak manajemen perusahaan untuk
melakukan kecurangan laporan keuangan.
5. Opini audit merupakan variabel proksi variabel rationalization diukur
dengan melihat diperoleh atau tidaknya opini wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent
financial statement. Hal ini menunjukkan diperoleh atau tidaknya opini
audit tersebut, tidak mempengaruhi kemungkinan dilakukannya
rasionalisasai atas kecurangan pada laporan keuangan oleh pihak
manajemen perusahaan.
6. Pergantian direksi merupakan proksi dari variabel capability diukur
dengan melihat ada atau tidaknya pergantian direksi tidak berpengaruh
terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan
77
bahwa pergantian direksi tidak dimanfaatkan sebagai kemampunnya
untuk melakukan kecurangan atas laporan keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Sampel dari penelitian yang digunakan hanya pada sektor properti dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Variabel independen yang digunakan sebagai variabel proksi opportunity,
ratonalization, dan capability hanya terbatas pada satu variabel.
3. Sedikitnya sumber referensi untuk pengambilan keputusan pada variabel
opportunity, terutama dengan menggunakan variabel proksi nature of
industry yang dihitung dengan rasio perubahan persediaan.
4. Peneliti mengunakan F-Score untuk mengukur fraudulent financial
statement, namun perhitungan ini masih jarang digunakan sehingga masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut.
5. Variabel rationalization diukur dengan menggunakan proksi opini audit
merupakan variabel dummy, sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat
dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.
6. Variabel capability diukur dengan menggunakan proksi pergantian direksi
merupakan variabel dummy, sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat,
hal ini dikarenakan peneliti belum menemukan proksi yang lebih spesifik
dan akurat hasil perhitungannya untuk mendeteksi kecurangan.
78
6.3 Saran
Saran yang dapat peneliti diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak dari beberapa sektor lain seperti pertambangan, kimia,
dan sektor lainnya, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel proksi lain
yang dapat digunakan untuk mengetahui variabel lain yang diduga
berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraudulent financial statement.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencari lebih banyak
sumber referensi lainnya, seperti literatur luar negeri.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih
lanjut dengan menggunakan alat ukur F-score, namun disertai dengan
pencarian referensi yang lebih banyak.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain untuk
mengukur variabel rationaliztion dan capability, dan menggunakan
metode lain seperti wawancara untuk mendapatkan hasil penelitian
yang lebih akurat dan beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh AkuntanPublik Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Albrecht, W. S., Albrecht, C.O., Albrecht , C.C. and Zimbelman, Mark F. 2011.Fraud Examination 4th Edition. Cengage Learning : Mason, Ohio USA.
American Institute of Certified Public Accountants. 2002. Statement on AuditingStandards. Diakses darihttp://www.aicpa.org/research/standards/auditattest/downloadabledocuments/au-00316.pdf pada tanggal 17 Juni 2015.
Ardiyani,Susmita dan Utaminingsih, Nanik Sri. 2015. Analisis DeterminanFinancial Statement Melalui Pendekatan Fraud Triangel. AccountingAnalysis Journal. Vol 4 No 1.Universitas Negeri Semarang.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2002. Report to Nation.Diakses darihttp://faculty.som.yale.edu/shyamsunder/FinancialFraud/2002%20Report%20on%20Fraud.pdf pada tanggal 15 September 2015.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2012. Report to Nation.Diakses darihttps://www.acfe.com/uploadedFiles/ACFE_Website/Content/rttn/2012-report-to-nations.pdf pada tanggal 17 September 2015.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2014. Report to Nation.Diakses dari http://www.acfe.com/rttn/docs/2014-report-to-nations.pdfpada tanggal 25 September 2015.
Bizcovering. 2009. 10 Major Accounting Scandals. Diakses darihttp://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/ padatanggal 16 September 2015.
Brennan, Niamh M. and McGrath, Mary. 2007. Financial Statement Fraud:Incidents, Methods and Motives. Australian Accounting Review, 17 (2)(42) (July): 49-61.
Cressey, D. R. 1953. Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith,
pp.1-300.
Dechow, Patricia M., et al. 2007. Predicting material accounting misstatements.Working Paper. University of California, Berkele. Available athttp://ssrn.com/abstract=997483.
Dechow, Patricia M., et al. 2011. Detecting Earning Management : A NewApproach. Working Paper. Berkeley: University of California.
Detik Finance. Delapan Kasus Penipuan Saham Terbesar Sepanjang Sejarah.Diakses darihttp://finance.detik.com/read/2012/06/11/073614/1937612/6/8/8-kasus-penipuan-saham-terbesar-sepanjang-sejarah pada tanggal 15 September2015.
Enterprise, Jubilee. 2014. SPSS untuk Pemula. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.
Fimanaya, Fira dan Syafruddin, Muchamad. 2014. Analisis Faktor – Faktor yangMempengaruhi Kecurangan laporan Keuangan (Studi Empiris padaPerusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2008 – 2011). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 03,halaman 1 -11. ISSN (Online): 2337-3806.
Gbegi dan Adebisi. 2013. The New Fraud Diamond Model- How Can It HelpForensic Accountants In Fraud Investigation In Nigeria?. EuropeanJournal of Accounting Auditing and Fiancé Research Vol.1, No. 4, pp.129-138.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21,Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Godfrey, Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Singapore: Craft PrintInternational Ltd.
Gusnardi. 2012. Peran Forensic Accounting dalam Pencegahan Fraud. PekbisJurnal, Vol 4, No.1, Hal 17-25. Pekanbaru.
Hanifa, Septia Ismah dan Laksito, Herry. 2015. Pengaruh Fraud IndicatorTerhadap Fraudulent Financial Statement: Studi Empiris pada Perusahaanyang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2013. DiponegoroJournal of Accounting, Vol. 04, No. 04, halaman 1-15. ISSN (Online):2337-3806.
Hidayat, Anwar. 2103.Uji PARK. Diakses darihttp://www.statistikian.com/2013/01/uji-park.html pada tanggal 13 Maret2016.
Hukum Online. Dua Emiten BEJ Langgar Peraturan Bentur Kepentingan. Diaksesdari http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol6854/dua-emiten-bej-langgar-peraturan-benturan-kepentingan pada tanggal 19 September 2015.
HS, Ery, dkk. 2015. Belajar Cepat Analisis Statistika Parametik dan NonParametik dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Indriantoro, Nur. 2000. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Jansen, Michael C. and Meckling , William H. 1976. Theory of the Firm:Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal ofFinancial Economics. Vol 3, No 4, pp. 305-306.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kompas.com. Catat, Ini 10 Pengembang yang Kerap Diadukan Konsumen.Diakses dari http://multiparadigma.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/034.pdfpada tanggal 20 September 2015.
Kompas.com. Sentul City, “Cuan”, dan Kasus Korupsi. Diakses darihttp://properti.kompas.com/read/2014/10/02/085540721/Sentul.City.Cuan.dan.Kasus.Korupsi pada tanggal 20 September 2015.
Kompasiana. Bangkrutnya Perusahaan Amerika, Penyebabnya Sederhana.Diakses dari http://www.kompasiana.com/reflus/bangkrutnya-perusahaan-amerika-penyebabnya-sederhana_55004b06a33311a8725109d2 padatanggal 16 September 2015.
Kompasiana. Kasus Kimia Farma. Diakses darihttp://www.kompasiana.com/www.bobotoh_pas20.com/kasus-kimia-farma-etika-bisnis_5535b4d46ea8349b26da42eb pada tanggal 16 September2015.
Martantya dan Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan KeuanganMelalui faktor Risiko Tekanan dan Peluang. Diponegoro Journal OfAccounting, Vol.2 No 2.
Ratmono,Dwi, D. Yuvita Avrie dan Purwanto, Agus. 2014. Dapatkah TeoriFraud Triangel Menjelaskan Kecurangan dalam Laporan Keuangan.SNA17 Mataram. Universitas Mataram:Lombok Diakses darihttp://multiparadigma.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/034.pdf pada tanggal29 September 2015.
Richardson et al. 2004. Accrual Reliability, Ernings Persistance and Stock Prices.
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai SPSS 22. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in FinancialEconomis, Vol. 13, h. 53-81.
Shelton, Austin. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.Undergraduate Honors These.Paper 21. availabel athttp://dc.etsu.edu/honors/213 pada 25 September 2015.
Sihombing, Kennedy Samuel dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2014. Analisis FraudDiamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empirispada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 03 No.02. ISSN (Online): 2337-3806.
Skousen, C. J. and Twedt, Brady James. 2009. Fraud in Emerging Markets :ACross Country Analysis. http://ssrn.com/abstract=1340586 pada 24September 2015.
Skousen, C. J., Smith, K. R. and Wright, C. J. 2008. Detecting and PredectingFinancial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle andSAS 99. http://ssrn.com/abstract=1295494 pada 20 September 2015.
Sukirman dan Sari, Maylia Pramono. 2013. Model Deteksi Kecurangan BerbasisFraud Triangel (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik di Indonesia). JurnalAkuntansi dan Auditing, Vol. 09, No. 02.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS.Yogyakarta: CV Andi Offset.
Supriyadi,Edy. 2014. SPSS + Amos. In Media.
Suyanto. 2009. Fraudulent Financial Statement Evidence from Statement onAuditing Standard No. 99. Gajah Mada International Journal of Business,Vol. 11, No. 01, Halaman 117-144.
Tribun Timur. Hati – Hati Kasus Properti Terbanyak Kedua Setelah Perbankan.Diakses dari http://makassar.tribunnews.com/2015/01/04/sekali-lagi-hati-hati-beli-properti-ini-masalahnya.pada tanggal 18 September 2015.
Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Nursani dan Irianto. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: DimensiFraud Diamond. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 2 (2). Malang:UniversitasBrawijaya.
Winarto, Edy, dkk. 2015. Panduan Dasar SPSS. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.
Wolfe, David T. and Hermanson, Dana R. 2004. The Fraud Diamond: ConsideringtheFour Elements of Fraud. CPA Journal. Vol 74 Issue 12, page 38.
Yamin,Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. SPSS Complete:Teknik Analisis StatistikaTerlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.
_____.Laporan Keuangan Tahunan. Diakses dari http://www.idx.co.id/.