12
131 PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, DAN AUDIT INVESTIGASI DALAM UPAYA MEMINIMALISASI KECURANGAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK JATIM, Tbk. CABANG PEMBANTU DARMO SURABAYA Mauidhotul Hasanah, Masyhad, Tri Lestari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigasi dalam upaya meminimalisasi kecurangan pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa gambaran umum PT. Bank Jatim, Tbk. struktur organisasi, dan data kolektibilitas kredit. Data sekunder yang diperoleh berupa catatan atau laporan. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data kemudian dianalisis, guna ditarik kesimpulan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan dari penerapan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigasi dalam upaya meminimalisasi kecurangan pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya. Kata kunci: Pencegahan, Deteksi, Audit Investigasi, Meminimalisasi Kecurangan Kredit. ABSTRACT The Goal of this Research is to Know How the Implementation Measure of Prevention, Detection, And Audit Investigation to Minimize Fraudulent Credit Used By PT Bank Jatim of Darmo Surabaya Branch. The data used are primary and secondary data. The primary data is in the form of a general overview of PT. Bank Jatim, Tbk. organizational structure, and collectibility of the loans. While Secondary data obtained are in the form of notes or reports. Whereas the Research method used is a qualitative method. The qualitative method is to collect data then analyzed, in order to make conclusion to know the strengths and weaknesses in the Implementation Measure of Prevention, Detection, And Audit Investigation to Minimize Fraudulent Credit Used By PT. Bank Jatim, Tbk. of Darmo Surabaya Branch. Keywords: Prevention, Detection, Investigation Audit, Minimizing Credit Fraud. PENDAHULUAN Banyak orang mengasosiasikan fraud dengan White Collar Crime (Kejahatan Kera Putih) karena fraud dan white collar crime dilakukan oleh orang terdidik, terpandang, dan memiliki jabatan. Istilah ini di kenalkan oleh Edwin H. Sutherland di bulan desember tahun 1939. Secara skematis Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Pohon kecurangan ini ada 3 cabang utama (tipologi) yaitu:

PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

131

PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN,

DAN AUDIT INVESTIGASI DALAM UPAYA

MEMINIMALISASI KECURANGAN PEMBERIAN KREDIT

PADA PT. BANK JATIM, Tbk. CABANG PEMBANTU

DARMO SURABAYA

Mauidhotul Hasanah, Masyhad, Tri Lestari

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan tindakan

pencegahan, pendeteksian, dan audit investigasi dalam upaya meminimalisasi

kecurangan pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang

Pembantu Darmo Surabaya. Data yang digunakan adalah data primer dan

sekunder. Data primer berupa gambaran umum PT. Bank Jatim, Tbk. struktur

organisasi, dan data kolektibilitas kredit. Data sekunder yang diperoleh berupa

catatan atau laporan. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif

yaitu dengan mengumpulkan data kemudian dianalisis, guna ditarik kesimpulan

untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan dari penerapan tindakan pencegahan,

pendeteksian, dan audit investigasi dalam upaya meminimalisasi kecurangan

pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu

Darmo Surabaya.

Kata kunci: Pencegahan, Deteksi, Audit Investigasi, Meminimalisasi

Kecurangan Kredit.

ABSTRACT

The Goal of this Research is to Know How the Implementation Measure of

Prevention, Detection, And Audit Investigation to Minimize Fraudulent Credit

Used By PT Bank Jatim of Darmo Surabaya Branch. The data used are primary

and secondary data. The primary data is in the form of a general overview of PT.

Bank Jatim, Tbk. organizational structure, and collectibility of the loans. While

Secondary data obtained are in the form of notes or reports. Whereas the

Research method used is a qualitative method. The qualitative method is to collect

data then analyzed, in order to make conclusion to know the strengths and

weaknesses in the Implementation Measure of Prevention, Detection, And Audit

Investigation to Minimize Fraudulent Credit Used By PT. Bank Jatim, Tbk. of

Darmo Surabaya Branch.

Keywords: Prevention, Detection, Investigation Audit, Minimizing Credit Fraud.

PENDAHULUAN

Banyak orang mengasosiasikan fraud dengan White Collar Crime

(Kejahatan Kera Putih) karena fraud dan white collar crime dilakukan oleh orang

terdidik, terpandang, dan memiliki jabatan. Istilah ini di kenalkan oleh Edwin H.

Sutherland di bulan desember tahun 1939. Secara skematis Association of

Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan occupational fraud dalam

bentuk fraud tree. Pohon kecurangan ini ada 3 cabang utama (tipologi) yaitu:

Page 2: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

132

Corruption (korupsi), Asset Missaproprition (pengambilan aset), dan Fraudulent

Statement (pelaporan yang dipalsukan).

Pencegahan fraud bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik

dicegah dari pada di obati. Jika menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu

artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak tertentu.

Karna hal inilah auditor internal dan eksternal di tuntut untuk mengembangkan

teknik pemeriksaan terhadap kecurangan. Seperti gagasan yang dilemparkan oleh

Panel on Audit Effectiveness dari AICPA yaitu seorang auditor harus

melaksanakan sejenis tindakan preventif, audit investigatif, pemeriksaan forensik

dalam setiap auditnya untuk meningkatkan prospek dalam mendeteksi adanya

kecurangan. Seorang auditor juga harus memiliki sifat yang kritis, hal ini sangat di

butuhkan dalam pemeriksaan audit karena menurut Agoes (2012:7) dalam

bukunya Auditing:

“pengertian audit sendiri adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen, laporan keuangan yang disusun oleh

manajemen dan catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam rangka

memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan”.

Pada awalnya suatu fraud tercermin melalui timbulnya karakteristik

tertentu, baik yang merupakan keadaan lingkungan maupun perilaku seseorang.

Karakteristik yang bersifat kondisi/situasi tertentu, perilaku/kondisi seseorang

tersebut dinamakan red flag, symtomp, atau fraud indicators. Pemahaman, naluri

dan analisis lebih lanjut terhadap red flag sangat membantu langkah selanjutnya

untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya fraud yang selanjutnya

akan menentukan berhasilnya pengungkapan fraud.

“Audit Investigasi adalah audit yang dilakukan dalam upaya pencarian dan

pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui kebenaran-

atau bahkan kesalahan-sebuah fakta (Priantara, 2013:41)”.

Tindakan Investigasi sebenarnya lekat dengan tindakan para penegak

hukum. Berikut ruang lingkup pekerjaan (jasa) dan keahlian praktisi professional

anti fraud dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 3: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

133

Berdasarkan 4 pilar: Pencegahan, Pendeteksian, Investigasi dan Hukum

Preventiion

(Pencegahan)

Detection

(Pendeteksian)

Investigasi Penyelesaian Legal dan

Pemulihan Kerugian

Proaktif:

identifikasi

resiko, control

dan tata kelola

resiko fraud

Proaktif: fungsi

alert pendeteksi

dini indikasi

fraud

Reaktif:

pengungkapan

tuntas indikasi

fraud

Reaktif: tuntutan

perdata, pidana atau

penyelesaian sesuai

ketentuan intern

Fraud Auditor

Auditor Forensik

Auditor Investigatif

Investigator

Akuntan Forensik (lama)

Akuntan Forensik (baru)

Fraud Examiner

Sumber: Priantara (2013:42)

Gambar 1

Ruang Lingkup Pekerjaan Praktisi Profesionl Anti Fraud

Kecurangan dan hukum merupakan dua hal yang sangat

berkesinambungan. Meski sudah di tetapkannya Undang-Undang RI no. 20 tahun

2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, Undang-Undang no. 10 tahun

2015 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi, permasalahan

kecurangan masih saja terjadi. Seperti kecurangan pada pemberian kredit atau

credit fraud yang mengakibatkan terjadinya kolektibilitas kredit.

Menurut Kasmir (2014:148), “faktor-faktor penyebab terjadinya kolektibilitas

kredit yaitu:

1. Dari pihak kreditur

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga

apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi

akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam

analisisnya dilakukan secara subjektif.

2. Dari pihak debitur

a. Adanya unsur kesengajaan

Dalam hal ini nasabah sengaja untuk bermaksud tidak membayar

kewajibannya kepada pihak bank sehingga kredit yang diberikannya

macet.

b. Adanya unsur tidak sengaja

Artinya debitur mau membayar tetapi tidak mampu atau tidak memiliki

dana”.

Page 4: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

134

Prosedur pemberian kredit merupakan tahap-tahap yang terpenting dan

harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya

adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan

kredit.

Menurut Kasmir (2014:143) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan,

secara umum “prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas-berkas

Mengajukan permohonan kredit, kemudian dilampiri berkas-berkas yang

dibutuhkan.

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah

lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk penyelidikan

keabsahan berkas.

3. Wawancara awal

Tujuannya selain untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut

sudah lengkap juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan calon debitur.

4. On the Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai

objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

5. Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot.

6. Keputusan kredit

Yaitu untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.

7. Penandatanganan akad/perjanjian lainnya

Penandatanganan dilakukan oleh bank dengan debitur secara langsung atau

dengan melalui notaris.

8. Realisasi kredit

9. Penyaluran/penarikan dana”.

Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan

penyelamatan, sehingga bank tidak mengalami kerugian. Penyelamatan terhadap

kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:

1. Rescheduling (Penjadwalan Kembali)

2. Reconditioning (Persyaratan Kembali Kredit

3. Restructuring (Penataan Kembali)

4. Combination (Kombinasi)

5. Penyitaan Jaminan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis

deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan secara mendetail

Page 5: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

135

mengenai latar belakang, sifat dan karakter yang khas dari kasus yang diteliti

sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

rangka untuk meneliti penerapan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit

investigasi dalam upaya meminimalisasi kecurangan pemberian kredit pada PT.

Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya.

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang terdiri dari data

primer yang diperoleh dari survey lapangan berupa dokumen-dokumen,

penjelasan dan keterangan-keterangan. Data sekunder dari mempelajari studi

kepustakaan yang berhubungan dengan penerapan tindakan pencegahan,

pendeteksian, dan audit investigasi dalam upaya meminimalisasi kecurangan

pemberian kredit.

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Pemeriksaan

a. Menentukan ruang lingkup pemeriksaan

b. Merencanakan kegiatan pemeriksaan

2. Tahap Evaluasi Bahan Bukti

3. Tahap Pelaporan Hasil

4. Tahap Rekomendasi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penerapan Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit Investigasi PT.

Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya dalam Upaya

Meminimalisasi Kecurangan Pemberian Kredit.

Penerapan sistem pengendalian fraud telah dilakukan sesuai dengan

pedoman strategi anti fraud sesuai Surat Keputusan Direksi nomor

050/119/KEP/DIR/AI tanggal 29 juni 2012 tentang Buku Pedoman Penerapan

Strategi Anti Fraud PT. Bank Jatim, Tbk. Setiap kejadian fraud menjadi perhatian

khusus dalam penyelesaian kasusnya, hal tersebut menunjukkan zero tolerance

untuk fraud sesuai komitmen Manajemen Bank Jatim.

Dalam penerapan strategi pengendalian fraud, PT. Bank Jatim, Tbk. menerapkan

3 (tiga) tindakan yang saling berkaitan yaitu:

1. Pencegahan

Tahapan dalam kegiatan analisa dan pengusulan berbagai jenis kredit

secara umum di PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya dapat

diuraikan sebagai berikut:

Page 6: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

136

a. Pengumpulan dan Verifikasi Data

Meliputi menentukan sumber data, ketentuan dalam pengumpulan data,

dan verifikasi data.

b. Analisa Data dan Pembuatan Usulan Kredit

Meliputi ketentuan standar formulir yang digunakan untuk proses analisa

kredit (PAK) dan standar penetapan rating kriteria nasabah kredit yang untuk

memfilter permohonan kredit dianggap layak atau tidak. Aspek-aspek yang

diperlukan sebagai parameter pengukuran rating kriteria nasabah kredit tersebut

pada prinsipnya terdiri dari 7 (tujuh) besaran aspek utama yaitu; aspek keuangan,

aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek lamanya berusaha,

risiko industri dan aspek jaminan.

2. Pendeteksian

Dalam tindakan pendeteksian auditor mengetahui adanya indikasi fraud di

PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya, melalui 3 (tiga) sumber

yaitu:

a. Data Kolektibilitas Kredit

b. Sampling Data

c. Pelaporan Wishtleblower

3. Audit Investigasi

Setelah dilakukannya pendeteksian terhadap kredit yang terindikasi fraud,

Auditor PT. Bank Jatim, Tbk. melakukan audit investigasi dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Pengumpulan Barang Bukti

b. Wawancara

c. Verifikasi Kerugian

Verifikasi data ini dilakukan untuk memperoleh hasil besarnya kerugian bank

yang ditimbulkan dari adanya fraud. Dalam verifikasi ini auditor memeriksa

semua laporan perkreditan dari manajemen pemberian kredit.

d. Rekontruksi Modus Operandi

Dalam rekontruksi modus operandi tim audit PT. Bank Jatim, Tbk. beserta

saksi dan tersangka melakukan reka adegan proses berlangsung terjadinya

fraud. Disertai pengambilan gambar/dokumentasi sebagai kelengkapan

barang bukti berita acara pemeriksaan (BAP).

e. Pembuatan Laporan

Setelah di tetapkannya status saksi dan tersangka/pelaku, auditor meminta

pihak saksi dan tersangka/pelaku untuk membuat surat pembelaan diri yang

Page 7: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

137

ditujukan kepada Tim Hukuman Jabatan. Dari tim hukuman jabatan surat

tersebut disertakan dengan BAP yang akan dilaporkan kepada Dewan Direksi

dan Dewan Komisaris. Yang mana laporan tersebut menjadi bahan pelaporan

semesteran PT. Bank Jatim, Tbk. di Sistem Anti Fraud (SAF) Bank

Indonesia.

f. Pemberian Keputusan

Sebelum memberikan keputusan, ada tahapan/proses mulai dari indikasi

terjadinya fraud sampai dengan proses penyelesaiannya yang dapat kita lihat

melalui flowchart dibawah ini.

Page 8: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

138

Sumber: PT. Bank Jatim, Tbk.

Gambar 2

Flowchart Pelaporan dan Tindak Lanjut PT. Bank Jatim, Tbk.

Whistleblower Data Kolektibilitas Kredit Sampling Data

Indikasi Awal

Penggalian Informasi dari Saksi

Awal Pengujian (Validasi) Bukti-bukti

Fisik Awal

SAKSI BUKTI AWAL

Pemeriksaan Silang Saksi

Tambahan

Investigasi Dihentikan

Audit Investigasi

Konfrontasi Kepada Pelaku Utama Rekonstruksi Modus Operandi

Laporan Audit Investigasi

Konfrontasi kepada Pihak-pihak

Yang Terlibat

Verifikasi Kerugian

Material

Direktur Utama

Dewan komisaris

Laporan Semesteran Penerapan SAF Bank Indonesia

Tindak Lanjut & Pemberian Keputusan Bagian Terkait

Selesai

FRAUD

Deteksi

Perluasan & Pengujian Bukti-

bukti Tambahan

Mulai

Page 9: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

139

Kebijakan atau Sanksi yang Diterapkan PT. Bank Jatim, Tbk. dalam

Menindaklanjuti Kecurangan Pemberian Kredit

1) Peringatan Lisan

2) Surat Peringatan

3) Sanksi Administratif

4) Mutasi

5) Demosi-Diberhentikan

6) Material

7) Sangat Material (Perdata-Pidana)

Efektifitas Penerapan Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit

Investigasi dalam Upaya Meminimalisasi Kecurangan Pemberian Kredit PT.

Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya

1. Penerapan tindakan pencegahan yang diterapkan PT. Bank Jatim, Tbk.

Cabang Pembantu Darmo Surabaya menjadi langkah awal atau early warning

system dalam meminimalisasi kecurangan pemberian kredit

2. Pendeteksian dan audit investigasi merupakan langkah efektif dalam proses

penyelesaian kecurangan pemberian kredit yang bisa menimbulkan kredit

macet

Sampling data berkas realisasi kredit terbaru yang dilakukan rutin setiap

satu bulan sekali sebagai langkah pendeteksian dini ditemukannya fraud.

Pemantauan data kolektibilitas kredit, tindak lanjut pelaporan whistleblower untuk

diteruskan dalam proses audit investigasi dan penjatuhan punishment menjadi

langkah tegas untuk mengungkap adanya kecurangan kredit yang timbul karena

ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dengan berhasil diungkapnya

fraud maka bisa diselesaikan masalah kredit macet yang ditimbulkannya.

Hasil Tindak Lanjut dan Evaluasi Kecurangan Kredit dalam Perkembangan

Usaha Perkreditan PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo

Surabaya.

Setelah terungkapnya fraud melalui tindakan pendeteksian dan audit

investigasi, hasil penyelesaiannya menjadi bahan evaluasi serta mekanisme tindak

lanjut bagi manajemen kredit untuk memperbaiki sistem internal. Perbaikan

sistem internal ini diharapkan bisa mengarahkan PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang

Pembantu Darmo Surabaya mampu melakukan pengendalian fraud sehingga bisa

Page 10: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

140

meminimalisasi kecurangan kredit dan mengembangkan kredit dengan

menciptakan kredit sehat dalam usaha perkreditannya.

Interpretasi

Penerapan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigasi dalam

upaya meminimalisasi kecurangan pemberian kredit pada PT. Bank Jatim, Tbk.

Cabang Pembantu Darmo Surabaya. Dapat diketahui sudah efektif dengan

diterapkannya kebijakan/prosedur mulai dari form PAK dan rating kriteria

nasabah dalam pemberian kredit sebagai upaya tindak pencegahan, adanya

sampling data perkreditan dan sistem pelaporan wishtleblower sebagai tindakan

pendeteksian, serta tindak lanjut dan penjatuhan sanksi/punishment kepada para

pelaku fraud sebagai upaya penerapan proses audit investigasi.

Meski penerapan tindakan diatas sudah dinilai efektif, PT. Bank Jatim,

Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya pastinya belum terlepas dari masalah

kecurangan kredit atau credit fraud yang bisa berupa kredit fiktif atau kecurangan-

kecurangan kredit lain yang disebabkan karena mark up nilai agunan. Dalam hal

ini calon debitur akan dinilai tidak sesuai dengan rating kreteria nasabah yang

sudah di tentukan sebagai salah satu bentuk kebijakan pencegahan terjadinya

credit fraud. Selain itu credit fraud juga bisa disebabkan karena susunan struktur

organisasi yang tidak lengkap, sehingga mengakibatkan staff bekerja ganda dan

kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya. Dan yang paling utama penyebab

terjadinya credit fraud adalah kurang adanya kesadaran anti fraud dari para

pelaksana manajemen kredit untuk mencegah bahaya dan kerugian yang

ditimbulkan oleh fraud. Maka untuk mengatasi hal tersebut PT. Bank jatim, Tbk.

Cabang Pembantu Darmo Surabaya membutuhkan manajemen profesional mulai

dari manajemen pelaksana kredit sampai menajemen pengawas kredit.

SIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang

Pembantu Darmo Surabaya sesuai dengan analisis 5C, 7P dan ketentuan yang

telah ditetapkan, sehingga dapat berperan penting sebagai pencegahan

pertama terjadinya kecurangan dalam pemberian kredit

2. Perangkat aplikasi kredit (PAK) dan rating kriteria nasabah yang di tentukan

PT. Bank Jatim, Tbk. Cabang Pembantu Darmo Surabaya membantu analis

Page 11: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

141

kredit mempermudah dalam proses menganalisa layak tidaknya kredit yang

diajukan oleh calon debitur untuk diberikannya kredit

3. Penerapan tindakan pencegahan, pendeteksian dan audit investigasi yang

dilakukan oleh manajemen pelaksana kredit dan tim auditor internal adalah

langkah-langkah yang sangat efektif dalam meminimalisasi kecurangan

pemberian kredit yang dapat menimbulkan risiko bagi bank

4. Whistleblower system selain membantu masyarakat dalam mengadukan

adanya kecurangan yang dilakukan oleh pegawai bank, juga merupakan early

warning system yang dapat membantu manajemen PT. Bank Jatim, Tbk.

terutama auditor internal dalam mengungkap adanya kecurangan.

5. Selain sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku kecurangan (fraud), budaya

manajemen akan kesadaran dan kepedulian anti fraud sangatlah penting

dalam memerangi timbulnya fraud.

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan maka peneliti

memberi saran dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan usahanya.

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada PT. Bank Jatim, Tbk.

Cabang Pembantu Darmo Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Dalam penerapan prosedur pemberian kredit sudah baik, hal ini harus disertai

failing berkas yang baik pula sehingga terhindar dari kecurangan/anomali

dokumen.

2. Seharusnya dalam menganalisa pemberian kredit yang berdasarkan rating

kriteria nasabah lebih mementingkan faktor 5C dan 7P bukan hanya

memperhatikan kuantitas atau nilai jaminan saja.

3. Dalam struktur organisasi manajemen pelaksana kredit seharusnya susunan

SDM lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan, agar pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan usaha perkreditan lebih maksimal dan terhindar dari

segala bentuk kecurangan

4. Sarana pengaduan whistleblower system selain datang langsung ke Divisi

Audit Intern Bank Jatim dan melalui SMS/telepon, demi keamanan dan

sebagai salah satu barang bukti tertulis untuk di lakukannnya pendeteksian

dan audit investigasi harusnya disediakan pula sarana pengaduan melalui

surat atau pos.

5. Untuk menciptakan budaya kesadaran anti fraud dilingkungan manajemen

kredit sebaiknya diadakan pelatihan dan pembinaan pegawai/karyawan

mengenai pentingnya rasa tanggung jawab terhadap tugas dan wewenangnya

dengan tujuan untuk meminimalisasi kecurangan/fraud kredit.

Page 12: PENERAPAN TINDAKAN PENCEGAHAN, PENDETEKSIAN, …

142

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Depok: PT. Raja

Grafindo Persada.

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.

Hartatik, Luhvita (2014) dengan judul “Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Atas Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Pada PT. Bank

Tabungan Negara (PERSERO), Tbk. Cabang Surabaya”.

IAIB. 2014. Memahami Audit Intern Bank. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Depok: PT. RajaGrafindo

Persada.

Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: PT. Mitra Wacana

Media.

Sutojo, Siswanto. 2013. Menangani Kredit Bermasalah. Jakarta: PT. Damar Mulia

Pustaka.

Zaini, Zulfi. 2012. Independensi Bank Indonesia. Cetakan Pertama. Bandung: CV.

Keni Media.

Web Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/Default.aspx