Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI KRITERIA
DALAM DESIGN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI
Disajikan Oleh:
Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc.
Pada :
Webinar Series Agroindustri
DESAIN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI BERBASIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI KRITERIA
24 Oktober 2020
RANTAI PASOK
AGROINDUSTRI:
from the farm up to the
table
Definisi dan Konsep
Manajemen rantai pasok (supply chain management)
adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi
dan pengendalian proses/aktivitas bisnis dalam rantai
pasok untuk menghantarkan nilai superior produk
dengan biaya termurah untuk memenuhi variabel-
variabel kepuasan pelanggan (Van der Vorst, 2000,
APO-2008).
Desain rantai pasok pertanian dan agroindustri perlu
mempertimbangkan 5 (lima) faktor yang menjadi
karakteristik produk pertanian yaitu mudah rusak
(perishable), kualitas bervariasi, musiman, dan
bersifat Kamba, serta sensitif terhadap perubahan
iklim.
Analisis Situasional Rantai Pasok Agroindustri
Struktur jaringan
Manajemen rantai
Proses bisnis rantai
Sumber daya rantai
Tujuan rantai
Performa rantai Pasok
Siapa pelaku bisnis, dan
proses apa dalam SCM?
Bagaimana integrasi dari setiap
proses?
Siapa saja anggota rantai
dan apa peranannya?
Bagaimana konfigurasi
peraturannya?
Manajemen struktur
apa yang digunakan?
Bagaimana ikatan
kontraktualnya?
Peran pemerintah?
Sumber daya apa saja
yang digunakan (ICT,
SDM, teknologi)?
Urgensi Desain Rantai Pasok Agroindustri
Karakteristik
Produk
Perbedaan
Harga
Kelembagaan
EFEKTIF
Mekanisme
EFISIEN
SPKC
Nilai
Tamba
hNilai
Tambah
Distribusi
Hulu ke hilir
Risik
o
Risiko
Sifat dan
Biaya
Komoditas
dan produk
Berkeadilan
dan
berkelanjutan
SCM
Keterbatasan sifat produk
pertanian
Komposisi pasar yang belum
tertata
Pasar produsen
Pasar konsumen
Intransparansi informasi
Keterbatasan Infrastruktur TIK
Ketidakseimbangan risiko dan
nilai tambah
Problema Rantai Pasok Agroindustri
Suharjito dan Marimin
2012Hidayat et al.
2012
Qian et al
2013
Fadhil et al
2018
Penentuan harga melalui
nilai risikoAlokasi keuntungan
berdasarkan nilai investasiModel konseptual
dan kelembagaan
Revenue sharing
contract
Petani tebu rakyat menanggung risiko yang paling tinggi sedangkan
stakeholder hilir menikmati keuntungan yang lebih tinggi
Pendekatan cooperative game theory memberikan solusi paling tepat
untuk mengalokasikan keuntungan yang layak kepada stakeholder yang saling
bekerjasama
Risiko dan nilai tambah dipertimbangkan secara komprehensif untuk
alokasi keuntungan rantai pasok agroindustri gula tebu
(Asrol 2018)
(Huang et al. 2018)
Isu alokasi keuntungan pada agroindustry (Asrol, 2019)
Pentingnya Desain Rantai Pasok Komoditas dan Produk Pertanian sebagai bahan baku
agroindustri mendominasi aliran barang di tanah air
Komoditas Pertanian Merupakan Komoditas StrategisNasional
Distribusi produk pertanian dan tantai pasok dari sentraproduksi ke konsumen sering mengalami kendala dalam hal:
Infrastruktur distribusi
Kelembagaan logistik dan rantai pasok
Sifat komoditas pertanian/pangan yang mudah rusak
Rantai pasok agroindustri: in-boundin-processout-bound perlu dirancang dengan seksama yangdidasarkan pendekatan dan keputusan yang tepat dariberbagai aspek dan kriteria terkait.
Distribusi, Logistik dan Rantai Pasok (Ela)
10
Most of the Supply Chain Decision Problems are
Involving Multi Criteria Decision Making (MCDM)
• Product Decision
• Demand Forecasting
• Supply Chain Network Design
• Sourcing
• Route Selection
• Performance Evaluation
• Pricing
• Transportation mode selection
• Warehouse Location Selection
• Inventory management
• etc…
PKS yang memiliki kebun
PKS yang tidak memilikikebunPetani mitra
Petani swadaya Pedagang kecil Pedagang besarPedagang pemilik
DO
Koperasi
Kebun inti
Model Rantai Pasok Kelapa Sawit Petani Swadaya
3
Wheat flour supply chain considering local flour substitution (Trisna, 2017)
Production
Product packing
i
j
1
l
1
2
1
2
nm
Raw material storage
Wheat four Plant (k) Food industry
DCs
Stage-1 Stage-2 Stage-3
Costumer
zones
Supplier
Proses Produksi Proses Panen
dan pascapanenPengolahan dan
pengemasan
Penyimpanan
dan Distribusi
Pemasaran
Logistik dan Rantai Pasok Agroindustri Coklat
14
IPB Bogor Agricultural University
Supply chain performance
15
Palm oil supply chain performance at Jambi Province
Petani Petani swadaya
Pedagang
PKS
Kabupaten Kinerja Kategori
Batanghari 79.857 Sedang
Tanjung Jabung Timur 69.373 Rendah
Merangin 73.672 Sedang
Bungo 67.719 Rendah
Average 74.602 Sedang
Kabupaten Kinerja Kategori
Batanghari 61.080 Sangat rendah
Tanjung Jabung Timur 80.118 Baik
Merangin 76.636 Sedang
Bungo 83.744 Baik
Average 75.395 Sedang
Kabupaten Kinerja Kategori
Batanghari 90.733 Sangat baik
Tanjung Jabung Timur 74.157 Sedang
Merangin 89.584 Sangat baik
Bungo 77.982 Sedang
Average 83.114 Baik
Nilai Kinerja (%) Category
85-100 Excellent
80-84 Good
70-79 Moderate
65-69 Low
60-64 Very low
<60 Bad
Provinsi Jambi
Kinerja Rantai Pasok Kelapa Sawit di Provinsi Jambi (SCOR & AHP)
Ketidakseimbangan Distribusi Nilai
Tambah
Distribusi Nilai Tambah
Pelaku Persentase
Petani 13%
Kelompok Tani 3%
Gapoktan 2%
Industri grinding 51%
Industri permen 31%
Penyeimbangan Nilai Tambah Rantai
Pasok Minyak Sawit
Pelaku Persentase
Petani 23%
Pedagang 14%
PKS 25%
Pabrik Minyak Goreng
(Refinary)
25%
Distributor 13%
Penyeimbangan Nilai Tambah Rantai
Pasok Kakao
Pelaku Persentase
Petani 28%
Kelompok Tani 23%
Gapoktan 5%
Industri grinding 27%
Industri permen 17%
Pelaku Persentase
Petani 13%
Kelompok Tani 3%
Gapoktan 2%
Industri grinding 51%
Industri permen 31%
Peternak
Koperasi
Industri Susu
Petani
Pengepul
Agroindustri
Distributor
Konsumen
Risiko pada Rantai Pasok Pertanian dan
Agroindustri
Menanggung 53% total risiko
Rantai pasok
Menanggung 36% total risiko
Rantai pasok
Septiani 2016
Risiko pada rantai pasok agroindustri
susu
Risiko pada rantai pasok agroindustri
jagung
Suharjito dan Marimin 2012
Model Penyeimbangan Risiko Rantai Pasok
Pendekatan
Stakeholder dialogue Fuzzy non linear
Kesepakatan hargaHarga setiap tingkatan
rantai
Keseimbangan risiko pada
semua pelaku
Hasil
Ilustrasi Mekanisme Negosiasi untuk
Penyeimbangan Risiko
Harga Jagung (Rp/Kg)
(Suharjito dan Marimin 2012)
3 500
3 000
2 500
Harga penawaran tertinggi
3 128 Harga hasil penyeimbang risiko
Harga pasar
Harga penawaran terendah
Disain Rantai Pasok dengan Soft System Methodology (Checkland, 1981)
22
Kelembagaan Rantai Pasok Agroindustri
Petani Poktan
Gapoktan/BUMP
Lembaga pendukung
(benih, alsin dan pupuk)
Pusat pengumpulan
(Collection Center)
Distributor
Industri Pengolahan
Pasar
Swalayan dan
tradisional
Pasar
internasional dan
Konsumen
institusional
Ekspor
Agen/ Pedagang
pengumpul
23
Desain Logistik dan Rantai Pasok Agroindustri
BI and Big DataInternet of things OLAPDigitalisasi pertanian
2
4
Model Keputusan pada IDSS Rantai Pasok
Modul Aplikasi
1. E-Niaga
1. Menentukan harga wajar di tingkat Produsen (CC)
2. Menentukan harga wajar di tingkat konsumen (DC)
3. Menentukan harga wajar di tingkat jasa angkutan (JK)
2. E-Kirim
1. Lokasi pengiriman terdekat
2. Jumlah pengiriman (Ketersediaan produk di CC)
3. Jumlah susut
4. Lama pengiriman (Rute terpendek)
5. Biaya pengiriman
6. Alat Trasnporatsi (MODA)
3. E-Koleksi
1. Rencana pembelian ke petani penyimpanan (Perencanaan Persediaan)
2. Forcesting Permintaan
3. Harga
4. Biaya penyimpanan
5. Biaya pengemasan
6. Susut penyimpanan
4. e-Commerce Aplikasi penjualan dan pembelian produk pertanian online25
Modul Keterangan Teknik Keputusan
E-Niaga Harga Keekonomian Dynamic Market Model
Simulation Forecasting
E-Kinerja Kinerja Rantai Pasok Matrik Keputusan
AHP
SCOR
E-Niaga Harga Kendali Fuzzy Inference
Heuristic
Beberapa Contoh Teknik Keputusan
26
27
Transactional IT System
DSS component:
Logistics network design
Decision Model and IT Systems in Supply Chain DSS
DSS component:
Demand planning
DSS component:
Capacity/supply planning
DSS component:
Inventory management
DSS component:
Distribution planning
DSS component:
Production Planning
DataData
Data
Data
DataData
Decisions Decisions Decisions
Decisions Decisions Decisions
Teknik Keputusan Cerdas pada Rantai Pasok (Asrol, 2019)
SSM FSV FIS &
ANFISCAM SDLC
Soft System Methodology
Pendekatan holistik untuk penyelesaianpermasalahan yang belum terstruktur
Analisis situasional rantai pasok
Alokasi keuntungan
Salah satu pendekatan dalam cooperative game theory untuk stakeholder yang bekerja sama
Fuzzy Shapley Value
Fuzzy Inference System
Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System
Framework untuk penyimpulan suatu nilai darisekumpulan variabel dengan aturan aturan fuzzy
Model Keberlanjutan rantai pasok
System Development
Life Cycle
Pengembangan sistem secara integratif denganpendakatan waterfall
Pengembangan SPK cerdas
Penentuan indikator kunci peningkatankeberlanjutan
Peningkatan keberlanjutan rantai pasokpada setiap dimensi
Cosine Amplitude Method
FCM
Verifikasi dan penyusunan rekomendasitransformasi sistem
Menggambarkan hubungan antar elemen dan mengetahui dampak dan manfaat antar
elemen tersebut
Fuzzy Cognitive Maps
Model Tracebility Rantai Pasok Produk
Perikanan Tangkap Berbasis Blockchain
29Records Keeping
Transparancy
Trust
Secure
Yandra, 2019
Terstruktur dan efisien
Lembaga
Pengaturan dalam kuantitas produk
Pengaturan dalam kualitas produk
Pengaturan jangka waktu distribusi
Pengaturan penetapan harga
MEKANISME PENGENDALIAN HARGA
PERATURAN
1.Peraturan pengendalian harga dan larangan
pengambilan keuntungan yang berlebihan
(price control and anti-profiteering act);
2.Peraturan pengendalian pasokan komoditas
strategis (supply control act) dan demand and
supply matching system.
Dukungan Regulasi
Penutup
Desain rantai pasok agroindustri perludidukung model pengambilan keputusanmultikriteria.
Telah dirumuskan beberapa kerangka aplikasi berbagai model keputusanyang terkait pada fungsi-fungsikeputusan pada rantai pasokagroindustri.
Terima kasihThank youArigatou Gozaimasu