Upload
sri-mutia
View
41
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Pengertian Pendapatan
Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah “peningkatan
ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada
pembeli”. Contoh pendapatan adalah pendapatan jasa atau fee, pendapatan sewa,
dan pendapatan komisi”
Menurut Skousen, dkk (2001 : 206):
”Pendapatan (revenue) merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya
sebuah entitas atau pembentukan utangnya atau sebuah kombinasi dari keduanya
dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau
melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau sentral entitas yang
terus berlangsung”.
Menurut Soemarsono (2004 : 230) pendapatan adalah:
Peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dapat berasal dari penyerahan barang / jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode.
7
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2007 : 23.6) pendapatan adalah :
“Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Berdasarkan kutipan di atas diketahui bahwa pendapatan terdiri dari
arus masuk bruto dan manfaat ekonomi yang diterima dan bukan berasal dari
pinjaman atau pertambahan ekuitas. Dengan demikian jumlah yang dapat ditagih
atas nama pihak ketiga, seperti PPN bukan merupakan manfaat ekonomi yang
mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas atau jumlah
kepemilikan atas perusahaan tersebut dan oleh karena itu harus dikeluarkan dari
perkiraan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan aktiva
bertambah atau hutang berkurang. Pertambahan pendapatan mengakibatkan
pertambahan aktiva akan tetapi bukan mengakibatkan pertambahan modal.
B. Jenis - jenis Pendapatan
Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau
penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan
dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk
pengangkutan dan proses penyimpanan (earning process). Dalam perusahaan
dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan
manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa
kepada pihak lain.
Menurut Suwardjono (2007 : 81) dalam kaitannya dengan operasi
perusahaan yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi
komponen sebagai berikut:
1. Pendapatan Operasi Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa nama pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan akan menamakan pendapatannya dengan pendapatan angkutan. Untuk perusahaan perdangangan atau pemanufakturan, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan penjualan (sales revenues).
2. Pendapatan Nonoperasi Pendapatan nonoperasi adalah pendapatan selain yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan yang sifatnya incidental atau yang tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan ini sering disebut dengan pendapatan lain-lain dan untung (other revenues and gains). Contoh pos yang termasuk dalam pendapatan nonoperasi antara lain: pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan untung penjualan aktiva investasi.
3. Untung Luar Biasa Untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa baik kejadiannya maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semacan ini biasanya diperoleh perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Contohnya adalah suatu perusahaan memperoleh ganti rugi yang besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengertian Beban
Menurut Warren (2005 : 63) beban (expenses) dapat diartikan sebagai
"aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan". Contoh-
contoh beban melipiti beban upah, beban sewa, beban perlengkapan, beban
utilitas, dan beban rupa-rupa”.
Menurut Dyckman, dkk (2000 : 234) beban (expenses) adalah:
“Arus keluar atau penggunaan aktiva lainnya atau terjadinya suatu kewajiban
atau kombinasi keduanya selama satu periode dari pengiriman atau prosuksi
barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan
operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”.
Beban menyatakan adanya arus kas keluar atau berkurangnya aktiva
seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aktiva tetap yang terjadi sebagai akibat
dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan. Aktiva yang keluar dan
timbulnya hutang terjadi disebabkan berbagai sebab, misalnya penyerahan unit
produksi, penggunaan jasa tenaga kerja, pemakaian listrik, dan sebagainya.
Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal
dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian
pertukaran ekonomi. Pengeluaran beban mengakibatkan ekuitas pemilik menurun.
Dari sisi persamaan akuntansi, dengan asumsi bahwa kewajiban tidak mengalami
peningkatan, maka ekuitas pemilik akan menurun untuk mengimbangi penurunan
aktiva.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soemarsono (2004 : 234):
Beban adalah penurunan modal bruto, sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Penentuan beban-beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode harus didasarkan atas konsep bahwa beban dikeluarkan atau terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Konsep lain, beban terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomus untuk kegiatan masa berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha memperoleh pendapatan.
Berdasarkan defenisinya, suatu beban akan dicatat dan dilaporkan pada
saat barang atau jasa yang bersangkutan dipakai atau digunakan dalam proses
memperoleh pendapatan.
Menurut Soemarsono (2004 : 235) terdapat dua macam cara untuk
mencatat dan melaporkan beban yang terjadi yaitu:
1. Menghubungkan dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan Beberapa beban tertentu mempunyai hubungan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Contoh beban macam ini adalah Harga Pokok Penjualan.
2. Menghubungkan dengan berlalunya waktu Kadang-kadang suatu beban tidak dapat dihubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Sebagian besar beban administrasi dan umum serta beban-beban penjualan termasuk dalam kategori ini. Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungakan dengan berlalunya waktu. Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan: a. Langsung pada saat terjadinya atau b. Melalui alokasi tertentu.
Beban sering kali disamakan dengan biaya (cost). Namun sebenarnya
terdapat perbedaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum
habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan
sudah seluruhnya dibebankan pada periode berjalan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14,78)
Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang bisa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas. persediaan, dan aset tetap.
D. Jenis – jenis Beban
Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan,
tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal.
Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa
ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam
periode tertentu.
Menurut Dyckman, dkk (2000 : 272) beban dapat diklasifikasikan
dalam tiga kategori:
1. Beban langsung adalah beban, seperti harga pokok penjualan, yang dikaitkan langsung dengan pendapatan. Beban ini diakui berdasarkan pengakuan pendapatan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau kejadian serupa lainnya sebagai beban.
2. Beban periodik adalah beban seperti beban gaji bagian penjualan dan administrasi, yang tidak dikaitkan secara langsung terhadap pendapatan. Beban-beban ini diakui selama periode di mana kas dikeluarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang digunakan secara serentak pada perolehan atau kemudian
3. Beban alokasi adalah beban seperti penyusutan dan asuransi. Beban- beban ini dialokasikan dengan prosedur sistematik dan rasional pada periode selama aktiva terkait diharapkan akan memberikan manfaat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dyckman, dkk (2000 : 272) beban yang secara langsung
berkaitan dengan penjualan produk selama periode berjalan biasanya
termasuk:
1. Biaya bahan dan tenaga kerja untuk pabrikan, atau biaya untuk membeli persediaan yang dijual selama periode tersebut misalnya, harga pokok penjualan.
2. Beban penjualan, seperti komisi penjualan, gaji, sewa, dan biaya pengiriman.
3. Beban garansi atas produk-produk yang terjual.
Menurut prinsip penandingan, biaya- biaya ini harus diakui sebagai
beban selama periode pelaporan di mana pendapatan penjualan yang terkait
diakui. Beberapa beban memiliki hubungan dengan pendapatan penjualan yang
kurang jelas. Misalnya, pengeluaran iklan serta penelitian dan pengembangan
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemasaran produk perusahaan, tetapi
sulit untuk menentukan hubungan sebab akibat yang langsung antara beban
tersebut dan pendapatan tertentu. Alokasi biaya seperti ini adalah subyektif
sehingga mewajibkan biaya – biaya ini dibebankan ketika terjadi.
Menurut Dyckman, dkk (2000 : 273) beban yang secara langsung
berkaitan dengan penjualan jasa secara langsung dapat diklasifikasikan:
1. Biaya langsung awal adalah terkait langsung dengan transaksi jasa negosiasi dan penyempurnaan. Biaya – biaya ini termasuk komisi, honorarium hukum, kompensasi tenaga penjualan di samping komisi, dan kompensasi karyawan nonpenjualan yang dapat diterapkan pada transaksi jasa negosiasi dan penyempurnaan.
2. Biaya langsung memiliki sebab akibat yang dapat diidentifikasikan atas penjualan jasa. Contoh biaya perbaikan bagian dan tenaga kerja jasa termasuk sebagai bagian konrak jasa.
Universitas Sumatera Utara
Semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus diakui sebagai
beban selama periode di mana pendapatan jasa terkait diakui dengan metode
kinerja khusus dan kinerja selesai untuk penandingan yang sesuai antara
pendapatan dan beban. Demikian juga biaya langsung awal dan biaya langsung
yang terjadi sebelum pengakuan pendapatan dari kinerja jasa harus ditangguhkan
sebagai pembayaran di muka dan dibebankan ketika pendapatan jasa terkait
diakui.
Dengan metode kinerja proporsional, biaya langsung awal harus dicatat
sebagai beban ketika pendapatan jasa diakui. Namun, biaya langsung harus
dibebankan ketika terjadi karena korelasi yang tinggi antara jumlah biaya
langsung yang terjadi dan pendapatan jasa yang diakui dalam metode ini. Dengan
metode penagihan, semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus
dibebankan ketika terjadi.
Beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan
produk atau jasa adalah beban periode dan beban alokasi. Contohnya mencakup
jenis tertentu dari beban iklan, kompensasi atas waktu yang tersita dalam
menegosiasikan transaksi yang tidak disempurnakan, dan beban administrasi
umum, beban penyusutan, dan beban amortisasi. Dengan tidak ada dasar obyektif
untuk menghubungkan beban periode terhadap produk atau pendapatan penjualan
jasa periode tersebut, biaya – biaya ini harus dibebankan ketika mereka terjadi.
Hal yang sama juga benar untuk beban alokasi, yang dibebankan ke periode
berjalan atas dasar sistematis dan rasional.
Universitas Sumatera Utara
Pada perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan industri
terdapat beban yang berbeda-beda sesuai dengan jenis perusahaannya.
Beban yang terdapat pada perusahaan jasa seperti:
- Beban gaji
- Beban sewa
- Beban listrik, air, dan telepon
- Beban perlengkapan
- Beban penyusutan,
- Beban asuransi
- Beban iklan
- Beban bunga
- Beban lain-lain.
Beban yang terdapat pada perusahaan dagang seperti:
a. Beban penjualan
- Beban gaji bagian penjualan
- Beban penyusutan peralatan bagian penjualan
- Beban air, listrik, telepon bagian penjualan
b. Beban administrasi dan umum
- Beban gaji bagian kantor
- Beban penyusutan peralatan bagian kantor
- Beban air, listrik, telepon bagian kantor
Universitas Sumatera Utara
c. Beban lain-lain.
- Beban bunga
- Rugi penjualan aktiva tetap.
Beban yang terdapat pada perusahaan industri seperti:
a. Biaya pablikasi, adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu:
- Bahan langsung, yaitu
- Tenanga kerja langsung
- Overhead pabrik.
b. Biaya komersil
Bahan langsung + tenaga kerja langsung = biaya utama
Bahan tidak langsung + tenaga kerja tidak langsung + biaya tidak langsung
lainnya = biaya overhead pabrik
Biaya utama + biaya overhead pabrik = biaya pabrikasi
Bahan tidak langsung meliputi:
- Pembelian pabrik
- Miyak pelumas
Tenaga kerja langsung meliputi:
- Supervisor
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Hasil kerja yang rusak
- Pekerjaan eksperimen
Universitas Sumatera Utara
Biaya tidak langsung lainnya meliputi:
- Sewa
- Asuransi kebakaran
- Penyusutan
- Pemeliharaan
- Penerangan
- Pemanasan
- Overhead pabrik lainnya.
Biaya pemasaran + biaya administrasi = biaya komersial
Biaya pemasaran meliputi:
- Gaji penjualan
- Komisi staf penjualan
- Iklan/reklame
- Ongkos pemasaran
- Beban pemasaran lainnya
Biaya admistrasi meliput i:
- Gaji pegawai admistrasi dan kantor
- Penyusutan
- Pajak bumi dan bangunan
- Piutang yang tak tertagih
- Biaya adminstrasi lainnya
Biaya pablikasi + biaya komersial = total biaya operasi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Lingkungan Akuntansi Pemerintahan terdapat ciri-ciri utama
struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan yaitu:
1. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
2. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah
3. Adanya pengaruh proses politik
4. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah
Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian dalam
lingkungan akuntansi pemerintah meliputi:
1. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai
alat pengendalian
2. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
3. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan dalam Lingkungan
Akuntansi Pemerintahan yaitu:
1. Relevan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami.
Salah satu unsur laporan keuangan dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan adalah laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran
menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dari suatu entitas yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya.
Universitas Sumatera Utara
Informasi Laporan Realisasi Anggaran digunakan dalam memprediksi sumber
daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan
daerah. Informasi tambahan, termasuk informasi nonkeuangan, yang terkait
dengan Laporan Realisasi Anggaran disajikan dalam Nota Perhitungan
APBD/APBD yang merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan.
Komponen yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran
meliputi unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara/kas daerah
yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah pusat/daerah, yang tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah pusat/daerah.
Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara/kas daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yang diberikan oleh DPRD
kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBD untuk menghasilkan pendapatan
dari sumber-sumber tertentu. Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah,
sebesar target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah
propinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dalam
Universitas Sumatera Utara
akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakan dalam valuta asing
sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Besarnya Estimasi Pendapatan
diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan
target yang harus dicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang
perlu diungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untuk
diperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasi
pendapatannya.
E. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pengertian pengakuan menurut Harnanto (2002 : 26) adalah:
“Proses pencatatan secara formal suatu item yang untuk pada akhirnya akan
disajikan sebagai suatu elemen di dalam laporan keuangan. Pengakuan meliputi
baik pencatatan suatu item untuk pertama kalinya maupun setiap perubahan-
perubahan yang terjadi di kemudian hari”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2007 : 15):
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defenisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Warren (2005 : 124) dasar pengakuan pendapatan atau
revenue secara umum ada dua cara yaitu:
1. Dasar Kas (Cash Basis). Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan
laba rugi pada periode dimana kas diterima atau dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas ditirima dari klien, dan upah dicatat ketika kas dibayarkan kepada karyawan. Laba (rugi) bersih merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pengeluaran kas (beban).
2. Dasar Akrual (Accrual Basis). Pasa dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned). Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini.
Menurut Nafarin (2004 : 148) dasar akrual adalah "pendapatan diakui
pada waktu diperoleh dan beban diakui pada waktu terutang. Dasar kas adalah
pendapatan diakui pada waktu uang diterima dan beban diakui pada waktu
dibayar".
Konsep yang mendukung pelaporan pendapatan ini disebut konsep
pengakuan pendapatan (revenue recognition concept). Pada dasar akrual, beban
dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Sebagai
contoh, upah karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode dimana karyawan
memberikan jasa dan bukan pada saat upah dibayarkan.
Menurut Dyckman, dkk (2000 : 237) ada empat kriteria yang harus
dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui yakni:
1. Defenisi Item atau kejadian dalam pernyataan harus memenuhi defenisi slah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian)
Universitas Sumatera Utara
2. Dapat diukur Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu, karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi, dan nilai sekarang bersih.
3. Relevansi Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.
4. Reliabilitas Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar,
dapat diuji, dan netral.
Menurut Sofyan (2000 : 59):
Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam waktu yang dimaksud di sini ada empat alternatif: 1. Selama produksi 2. Pada saat proses prosuksi selesai 3. Pada saat penjualan 4. Pada saat penagihan kas.
Keempat alternatif ini sama – sama dipakai dalam pengakuan
pendapatan. Pengakuan pendapatan selama saat produksi berlangsung diterapkan
pada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat
diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan
dipakai untuk barang perdagangan, pada saat penagihan diterapkan pada metode
penjualan angsuran.
Menurut Skousen, dkk (2001 : 207):
Pengakuan pendapatan tidak perlu terjadi ketika kas diterima. Kerangka konseptual mengidentifikasikan dua faktor yang seharusnya dipertimbangkan di dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan seharusnya diakui: realisasi dan proses laba. Pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain) umumnya diakui ketika:
Universitas Sumatera Utara
1. Direalisasikan atau dapat direalisasikan, dan 2. Diperoleh melalui penyelesaian substansial berbagai aktivitas yang
terlibat di dalam proses keuntungan (earning).
Pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan
telah meyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketika
pelanggan telah melakukan pembayaran atau setidaknya memberikan janji
pembayaran yang pasti atau dapat direalisasikan kepada perusahaan. Jadi
perusahaan telah melaksanakan kesepakatan, dan konsumen mempunyai kemauan
untuk membayar.
Untuk perusahaan yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk,
pengakuan pendapatan mengikuti prosedur yang sama dengan transaksi barang
berwujud.
Menurut Dyckman, dkk (2001 : 269) empat metode pengakuan
pendapatan untuk penjualan jasa adalah:
1. Metode kinerja khusus Digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh, makelar real estat menghasilkan pendapatan komisi penjualan atas penyelesaian suatu transaksi real estat; seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atau penyelesaian penambalan gigi.
2. Metode kinerja proporsional Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh
lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini pendapatan diakui berdasarkan kinerja propolsional setiap tindakan. Metode kinerja proporsional dari akuntansi untuk pendapatan jasa sama dengan metode persentase penyelesaian.
3. Metode kinerja selesai Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan serangkaian tindakan di mana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa di mana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Misalnya, perusahaan ekspedisi
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan pendapatan jasa hanya setelah pengiriman barang, meskipun pengepakan barang, dan transportasi mendahului pengiriman. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode penagihan Digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian penagihan
sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan produk.
Menurut Skousen, dkk (2009 : 206) beban (expense) merupakan "arus
ke luar atau pemakaian aktiva sebuah entitas atau pengadaan utang atau
kombinasi dari keduanya dari pengantaran atau penghasilan barang, pemberian
pelayanan, atau melakukan aktivitas yang membentuk operasi pokok atau sentral
entitas yang terus berlangsung".
Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai dengan prinsip
pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk mendukung pelaporan
pendapatan dan beban terkait pada periode yang sama.
Prinsip penandingan mewajibkan bahwa jika pendapatan ditentukan
sesuai dengan prinsip pendapatan untuk beberapa periode pelaporan, beban yang
terjadi dalam menghasilkan pendapatan harus diakui pada periode tersebut. Dasar
dari prinsip penandingan adalah ketika pendapatan dihasilkan, aktiva tertentu
dikonsumsi seperti perlengkapan atau dijual seperti persediaan, dan jasa
digunakan seperti usaha pekerja. Harga pokok aktiva dan jasa yang digunakan
harus diakui dan dilaporkan sebagai beban periode selama pendapatan terkait
diakui.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Skousen, dkk (2001 : 210) pengakuan beban dibagi menjadi
tiga kategori:
1. Pencocokan langsung (direct matching) Pembiayaan berhubungan dengan pendapatan khusus sering ditunjukkan sebagai proses pencocokan (matching). Sebagai contoh, harga pokok penjualan jelas merupakan biaya langsung yang dapat dicocokkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan di dalam periode waktu yang sama ketika pendapatan diakui. Sama halnya, biaya pengiriman dan komisi penjualan biasanya berhubungan secara langsung dengan pendapatan.
2. Alokasi sistematis dan rasional. Kategori pengakuan beban umum kedua melibatkan aktiva yang
menguntungkan dari satu periode akuntansi. Biaya aktiva semacam bangunan, peralatan, paten dan asuransi dibayar di muka tersebar sepanjang periode keuntungan yang diharapkan pada beberapa cara sistematik dan rasional. Pada umumnya, adalah sulit untuk menghubungkan biaya ini secara langsung dengan pendapatan khusu atau dengan periode khusus, namun jelas bahwa hal ini perlu jika pendapatan diperoleh. Contoh beban yang dimasukkan di dalam kategori ini adalah depresiasi dan amortisasi.
3. Pengakuan segera Banyak biaya yang tidak berhubugan dengan pendapatan khusus
namun terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan. Karena barang dan jasa ini digunakan sangat segera, biaya diakui sebagai beban di dalam periode akuisisi. Contoh meliputi sebagian besar biaya administrasi seperti gaji kantor, utilitas dan periklanan umum serta biaya penjualan.
Universitas Sumatera Utara