25
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN Judul Penelitian KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL: INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI Oleh AMRIZAL Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta, September 1998

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG

ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN

Judul Penelitian

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL: INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI

Oleh

AMRIZAL

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur

Jakarta, September 1998

Page 2: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak

lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali

tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai

dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.

Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan

bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh

pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.

Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan

sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh

mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak

akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi

semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya

kemapuan yang penulis miliki.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas

Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.

Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan

akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,

demikian dan terima kasih.

Jakarta, 26 September 1998

( Amrizal )

Page 3: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. SUMBER DATA

3. KERANGKA ANALISIS DAN MODEL

3.1. Pembentukan Model

3.2. Fungsi Estimasi Dari Model

4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA

5. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

4

1. PENDAHULUAN

Masalah pendapatan nasional merupakan masalah yang sangat esensial sekali

dalam perekonomian nasional. Naik turunya pendapatan rupanya tidak dapat dihandari

dari akibat naik turunya investasi. Naik turunya investasi tersebut tidak pula terlepas

dengan naik turunya tabungan. Banyak faktor-faktor baik intern maupun ekstern yang

mempengaruhi tabungan. Dari teori ekonomi yang diketahui, dimana tabungan tergantuk

pada pendapatan nasional. Naik turunnya pendapatan nasional akan menentukan naik

turunya pula tabungan.

Yang menjadi permasalahan sekarang bukanlah menentukan faktor naik turunya

tabungan yang disebabkan karena pendapatan, akan tetapi adalah naik turunya

pendapatan yang menurunkan tabungan, karena pendapatan tergantung pada banyak

faktor secara agregatif. Jelas bahwa kalau pendapatan berada pada tingakat yang merosot,

maka tidak mustahil bagian dari pendapatan seperti tabungan, konsumsi masyarakat,

investasi dan lain sebagainya juga akan menurun dalam tingkat yang wajar untuk ukuran

pendapatan tersebut.

Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan nasional tetap

menjadi ujung tombak dalam pembahasan-meskipun yang dibahas itu adalah tabungan

atau investasi dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pembahasan seperti tabungan atau

investasi akan bermuara kepada pendapatan juga, hanya saja pembahasan tersebut lebih

banyak membubuhkan sikap, cara kerja, keputusan dan kebijaksanaan yang diambil

dalam perekonomian.

Selama periode penelitian ini, yaitu 1969-1997 sudak tidak sedikit kebijaksanaan

ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mengarah kepada tujuan kebajikan. Karena

sulitnya untuk disebutkan secara satu per satu dalam analisa yang lebih komplit dan

jelimet, maka diambil saja beberapa buah seperti paket deregulasi beberapa tahun

belakangan ini telah banyak menghilangkan distorsi dalam sektor riel maupun sektor

moneter dari perekonomian Indonesia.

Di sektor moneter Paket 27 Oktober 1988 ( Pakto 27 ) beserta penyempurnaannya

telah membawa beberapa perubahan struktural dalam dunia perbankan. Perubahan-

perubahan itu berupa antara lain, makin besarnya tingkat persaingan antar bank,

berkembangnya pasar uang maupun pasar modal dan makin tingginya tingkat integrasi

pasar uang nasional dengan pasar uang dunia.

Namun demikian, beberapa masalah ekonomi makro yang esensial masih harus

dibenahi. Masalah-masalah itu pada dasarnya merupakan kesiapan institusi dan struktur

ekonomi untuk menghadapi berbagai jenis pandangan yang akan dihadapi untuk masa

selanjutnya. Salah satu masalah institusional yang sangat penting adalah berkaitan

dengan perangkat-perangkat kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk pengendalian

perekonomian secara makro ( F. Dernburg Thomas: 1985, h. 145 ).

Kebijaksanaan moneter dan fiskal pada dasarnya ditujukan untuk pengendalian

sisi permintaan agregat dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesempatan

kerja yang cukup tinggi serta laju inflasi yang rendah. Yang dimaksud dengan permintaan

agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa produksi nasional.

Permintaan agregat itu merupakan penjumlahan dari permintaan dalam negeri untuk

Page 5: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

5

konsumsi dan investasi dengan permintaan dari luar negeri berupa ekspor

(Jan.Tinberberggen: 1956, h 230 ).

Pengalaman dua puluh sembilan tahun ekonomi era ordebaru pembangunan sejak

Pelita I memberikan bukti betapa dominannya pengaruh permintaan agregat itu terhadap

prestasi pembangunan ekonomi kita. Resesi ekonomi dunia yang cukup parah pada tahun

1982-1986 telah mengurangi permintaan negara-negara industri maju terhadap produksi

nasional kita sehingga laju pertumbuhan ekonomi mengalami kemerosotan pada tingkat

yang rendah.

Bersamaan dengan itu penurunan harga minyak bumi sejak awal dasawarsa 1980-

an telah menyebabkan penurunan yang sangat besar dalam penerimaan pemerintah.

Dengan sistem anggaran berimbang, penurunan penerimaan pemerintah itu langsung

menurunkan laju pertambahan anggaran belanja pemerintah untuk konsumsi maupun

investasi sehingga permintaan agregat menurun.

Secara riel, konsumsi pemerintah hanya meningkat sebesar rata-rata 2,2 %

setahun selama periode 1982-1987 dibandingkan dengan rata-rata 1,1% setahun selama

periode 1973-1981. Sementara itu, investasi pemerintah secara riel mengalami penurunan

sebesar 2,0 % setahun selama 1982-1987 dibandingkan dengan peningkatan sebesar rata-

rata 11,0% selama 1973-1981. Penurunan permintaan agregat itu sangat memukul

kegiatan ekonomi nasional karena permintaan pemerintah merupakan komponen yang

sangat besar terhadap total produksi barang dan jasa nasional.

Pada tahun 1981 konsumsi dan investasi pemerintah diperkirakan menyerap

masing-masing 10,6 % dan 11,8 % dari total produksi barang dan jasa pada tahun 1981

(Dihitung dari Share masing-masing komponen pengeluaran terhadap GDP harga konstan

1983, sumber dana adalah BPS dan Perkiraan Bank Dunia). Peranan permintaan

konsumsi dan investasi pemerintah itu masih tinggi untuk tahun 1988, yaitu sebesar

masing-masing 9,8 % dan 8,2 %.

Setelah pemerintah mulai melakukan kebijaksanaan "pengetatan ikat pinggang"

sejak 1983, banyak produsen yang hidup matinya tergantung dari order pemerintah

mengalami goncangan berat, sebagian diantaranya mengalami kebangkrutan. Kedua

contoh di atas sudah cukup untuk membuktikan betapa kuatnya pengaruh sisi permintaan

agregat terhadap kegiatan ekonomi dan pertumbuhan.

Dampak buruk ( adverse effect ) dari gejolak ekonomi dunia terhadap permintaan

agregat sebenarnya dapat diminimumkan dengan kebijaksanaan makro fiskal dan

moneter. Kebijaksanaan moneter mengendalikan permintaan agregat lewat jumlah uang

beredar, tingkat suku bunga, dan kurs valuta asing, sedangkan kebijaksanaan fiskal

mengendalikan permintaan agregat lewat anggaran belanja pemerintah dan tingkat pajak

(tax rate). Namun kebijaksanaan fiskal dan moneter itu belum dapat diimplementasikan

secara efektif karena masih sangat terbatasnya perangkat yang bisa dipakai pada waktu

itu ( Nurkse, R: 1959, h.94 ).

Page 6: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

Tabel 1. PENDAPATAN NASIONAL, INVESTASI DAN SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN MODAL, TAHUN 1969-1997

( Dalam Milyar Rupiah, Diperhitungkan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 )

Pdb Idb Ig Cg Xbj Xmg Xnm Nxb Mbj Mbm Drt Fct Fpc Foc Fai

Produk Investasi Peng. Konsumsi Ekspor Export Export Merchandise Impor Impor Debt Capital Private Official Bantuan

Domestik Bruto Pemba- Pemerintah Barang Oil Non-Oil Barang Barang Repay- Transaction Capital Capital Luar

Bruto ngunan & Jasa & Gas & Gas & Jasa Modal ment Negeri

Tahun Yt It Ig Cg Xt Xm Xnm X-M Mt M't Drt Ft Fvt Fgt Fpt

1969 68824 .2 5984 2987.3 4409 .6 20119 .6 3742 .8 6432 .9 -516 .6 5843 .9 3200 .9 -302 .2 3918 .2 263 .2 3616 .1 2303 .8

1970 73985.5 7959 3881.3 5154 .1 22493 .0 3853 .5 6619 .7 887.3 6604 .1 4309 .3 -408 .8 4044 .9 1000 .3 3209 .8 2739 .7

1971 79169 .9 9645.8 4224 .1 5520 .5 25424 .6 5315.1 7062 .8 1135.1 7612 .4 5219 .1 -702 .7 4882 .7 1711.6 3603 .4 2909 .5

1972 86623 .9 11482 .8 5654 .6 5974 .2 30837.5 7580 .8 7651.5 2262 .5 8673 .2 6430 .0 -518 .5 7030 .9 3833 .6 3778 .6 2998 .1

1973 96421 13441.1 6442 .9 7626 .2 36574 .0 10199 .2 11375.6 3218 .6 11628 .3 9058 .9 -483 .7 6634 .3 3547.0 3839 .6 2914 .3

1974 103782 .5 16022 .5 9321.7 6827.4 38971.6 21570 .7 8510 .2 8744 .7 15370 .7 8567.8 -372 .6 1841.9 -548 .4 2762 .8 2248 .1

1975 108948 18360 .2 12051.7 8899 .0 38030 .4 19137.4 6797.7 6304 .1 17162 .8 9932 .7 -279 .5 3059 .5 -3901.5 7240 .5 4241.4

1976 116450 .8 19462 .9 15474 .4 9550 .8 44505.8 20130 .6 9076 .2 6467.2 20038 .5 10850 .7 -532 .6 5373 .5 120 .5 5779 .2 5903 .6

1977 126811.9 22559 .5 14370 .4 11124 .0 48702 .4 20623 .7 9836 .4 8397.6 20929 .7 10965.3 -2134 .5 4266 .1 493 .6 5906 .9 5149 .9

1978 136584 .8 25957.6 14106 .0 13081.7 49201.3 25800 .9 13922 .1 10181.8 23578 .2 11279 .3 -2211.3 7109 .8 1371.6 7725.6 5711.9

1979 145124 .4 27104 .8 18187.6 14325.7 49139 .3 35337.0 17671.4 22304 .7 28868 .9 12131.3 -1981.6 2133 .4 -3774 .2 7703 .1 6257.4

1980 159467.2 32223 .1 20757.9 12670 .5 46369 .5 38480 .5 12361.9 19160 .1 33233 .5 11084 .2 -1368 .1 3937.5 -803 .1 5970 .7 5242 .1

1981 171822 .9 35811.4 22073 .8 17478 .4 45261.0 38498 .2 8528 .3 10395.6 42226 .4 12515.9 -1654 .5 7878 .0 2331.5 7201.0 5435.8

1982 179946 .2 40464 .6 21717.3 18917.4 38952 .7 30105.8 8020 .6 359 .4 45691.9 14089 .9 -1890 .8 12006 .4 3665.2 10232 .0 5724 .4

1983 183353 .3 43630 .2 23368 .7 18734 .2 41398 .9 33939 .5 12606 .6 8249 .4 51326 .0 14519 .5 -2372 .4 14032 .4 2797.6 13607.3 9164 .3

1984 195709 41004 .9 21700 .8 19373 .6 44108 .1 32803 .2 13846 .5 12831.6 47471.5 15292 .4 -3028 .6 6390 .0 1169 .7 8248 .9 7584 .0

1985 200544 .3 43961.6 22048 .0 20853 .8 40665.8 30689 .5 14288 .2 13216 .5 49976 .8 14388 .6 -3140 .3 6821.2 1401.7 8559 .8 9045.4

1986 212475.3 48008 .9 17190 .2 21433 .9 46852 .1 42865.1 21861.4 20170 .0 52059 .9 15291.1 6071.8 7742 .7 693 .6 13120 .9 7436 .8

1987 222598 .5 50642 .4 17462 .0 21397.7 53698 .5 37764 .8 23548 .6 17449 .2 53088 .2 17922 .1 -6238 .4 8019 .1 1097.4 12249 .1 9930 .3

1988 236004 .1 56478 .6 20456 .7 23018 .0 54268 .2 36851.7 28580 .7 16781.5 43164 .1 23840 .6 -7218 .0 9355.7 1956 .0 12884 .0 16814 .5

1989 253601.9 64024 .9 23352 .5 25432 .5 59937.3 34197.0 33756 .1 15437.8 48966 .7 24740 .5 -8132 .4 10621.4 3389 .9 13187.0 12636 .5

1990 271968 .1 73355.6 25376 .8 26248 .9 60207.7 31297.9 40632 .2 14160 .4 60284 .3 25416 .2 -9334 .3 12290 .3 5991.5 13755.1 11654 .6

1991 290870 .6 78142 29507.7 28093 .7 72177.1 27135.7 48745.2 12541.3 70428 .7 25146 .8 -10679 .6 14175.6 10554 .5 14300 .8 12755.8

1992 309659 .1 82001.5 32057.7 29731.9 82761.4 258181.2 -170943 .8 19734 .3 75052 .4 26289 .3 -11960 .2 12847.3 10586 .2 14221.2 13222 .9

1993 329775.8 86667.3 28428 .0 29756 .7 88230 .9 19769 .4 57546 .1 15624 .5 78383 .0 24565.2 -10869 .6 12095.9 9844 .5 13121.0 10753 .0

1994 354640 .8 98589 28476 .5 30442 .6 97002 .1 21368 .7 64885.7 16446 .5 94291.0 24449 .5 -11346 .2 9717.7 9502 .9 11561.0 9127.9

1995 383792 .3 112386 .4 25172 .7 30850 .6 104491.8 20661.9 72281.6 12168 .3 114034 .6 24870 .4 -9612 .8 22310 .4 22717.2 11152 .3 9431.7

1996 414418 .9 128698 .6 26028 .2 31681.4 112391.4 23697.8 72863 .8 11540 .0 121862 .8 25066 .4 -11352 .5 23506 .7 25028 .3 9831.0 8595.7

1997 443685.2 134033 .5 27663 .4 31739 .5 119445.0 41907.5 186205.9 52511.9 129858 .4 28318 .0 -16680 .4 -19625.1 -36240 .7 33295.9 9256 .7

Sumber: Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik

Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.

Page 7: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

Tabel 2. PENDAPATAN NASIONAL, TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN, TAHUN 1969-1997

( Dalam Milyar Rupiah, Diperhitungkan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 )

Pdb Sbr Tax Tdi Tlm Tdn Sma Mbj Mbm Xbj Xmg Nxb Nbj Bop Rof

P roduk Tabungan Total Pajak Pajak PenerimanTabungan Impor Impor Ekspor Export Merchan- Current Balance Reserve

Domestik Domestik Pajak Langsung Langsung Dalam MasyarakatBarang Barang Barang Oil dise Account Of Outflows

Bruto Bruto Migas Negeri & Jasa Modal & Jasa & Gas P ayment

Tahun Yt St Tt Tl Tm T Sh Mt M't Xt Xm X-M Xt-Mt Bop Rof

1969 68824 .2 20259 .7 6101.3 2303 .8 1215.2 6177.2 19576 .2 5843 .9 3200 .9 20119 .6 3742 .8 -516 .6 -4883 .2 -964 .9 -5185.3

1970 73985.5 23847.9 7579 .9 2785.4 1575.3 7876 .7 22546 .5 6604 .1 4309 .3 22493 .0 3853 .5 887.3 -3375.1 669 .8 -3783 .9

1971 79169 .9 27458 .0 8620 .7 3922 .4 2435.3 9224 .1 25755.4 7612 .4 5219 .1 25424 .6 5315.1 1135.1 -4035.9 846 .8 -4738 .5

1972 86623 .9 33647.1 10550 .3 5730 .6 3776 .1 11214 .4 30743 .9 8673 .2 6430 .0 30837.5 7580 .8 2262 .5 -4375.7 2655.3 -4894 .2

1973 96421.0 38386 .8 13114 .3 7214 .3 4928 .6 13828 .6 34743 .9 11628 .3 9058 .9 36574 .0 10199 .2 3218 .6 -4514 .4 2119 .9 -4998 .1

1974 103782 .5 39623 .4 16346 .9 11908 .9 9428 .3 16996 .1 32472 .2 15370 .7 8567.8 38971.6 21570 .7 8744 .7 -577.7 1264 .2 -950 .2

1975 108948 .0 39227.8 18370 .7 13724 .1 10767.2 19319 .0 31400 .2 17162 .8 9932 .7 38030 .4 19137.4 6304 .1 -3099 .4 -39 .9 -3378 .9

1976 116450 .8 43930 .2 20986 .4 15406 .6 12191.3 21882 .5 34321.8 20038 .5 10850 .7 44505.8 20130 .6 6467.2 -2542 .5 2831.0 -3075.1

1977 126811.9 50332 .2 22591.6 16735.5 12984 .7 23551.0 41098 .4 20929 .7 10965.3 48702 .4 20623 .7 8397.6 -2215.8 2050 .3 -4350 .2

1978 136584 .8 51580 .7 22489 .0 16539 .7 12742 .8 23543 .0 43181.1 23578 .2 11279 .3 49201.3 25800 .9 10181.8 -4041.2 3068 .5 -6252 .5

1979 145124 .4 47375.2 29497.1 23244 .2 19302 .2 30344 .4 35435.9 28868 .9 12131.3 49139 .3 35337.0 22304 .7 6294 .2 8427.6 4312 .6

1980 159467.2 45359 .1 34775.4 28880 .7 24631.6 35884 .2 29825.8 33233 .5 11084 .2 46369 .5 38480 .5 19160 .1 4740 .5 8678 .0 3372 .4

1981 171822 .9 38846 .0 37776 .7 32127.9 27442 .7 38845.4 22195.2 42226 .4 12515.9 45261.0 38498 .2 10395.6 -5706 .0 2172 .0 -7360 .6

1982 179946 .2 33725.4 35355.6 29536 .7 24107.4 36642 .1 17726 .6 45691.9 14089 .9 38952 .7 30105.8 359 .4 -14372 .9 -2366 .6 -16263 .7

1983 183353 .3 42523 .8 32847.0 27396 .1 22474 .0 34072 .2 28309 .9 51326 .0 14519 .5 41398 .9 33939 .5 8249 .4 -9750 .3 4282 .1 -12122 .7

1984 195709 .0 51042 .3 33185.8 27710 .4 22743 .1 34683 .8 36918 .9 47471.5 15292 .4 44108 .1 32803 .2 12831.6 -4613 .2 1776 .8 -7641.7

1985 200544 .3 54846 .1 37163 .0 29476 .1 23110 .4 38678 .8 41843 .4 49976 .8 14388 .6 40665.8 30689 .5 13216 .5 -4923 .4 1897.8 -8063 .7

1986 212475.3 62214 .4 34975.1 26147.9 20178 .2 36951.9 52461.0 52059 .9 15291.1 46852 .1 42865.1 20170 .0 -7565.0 177.7 -1493 .2

1987 222598 .5 66234 .9 35771.2 23576 .4 18021.4 38840 .0 58386 .8 53088 .2 17922 .1 53698 .5 37764 .8 17449 .2 -7495.6 523 .6 -13734 .0

1988 236004 .1 71052 .4 36341.1 21408 .4 15837.9 38887.2 66935.1 43164 .1 23840 .6 54268 .2 36851.7 16781.5 -8372 .0 983 .8 -15590 .0

1989 253601.9 79386 .3 44698 .1 25788 .8 20298 .8 47791.3 68511.0 48966 .7 24740 .5 59937.3 34197.0 15437.8 -9093 .5 1527.9 -17225.8

1990 271968 .1 83511.9 55271.1 30094 .5 24666 .3 58666 .6 65336 .1 60284 .3 25416 .2 60207.7 31297.9 14160 .4 -10070 .6 2219 .7 -19404 .9

1991 290870 .6 86054 .7 51136 .8 24657.3 19271.1 54452 .7 68754 .2 70428 .7 25146 .8 72177.1 27135.7 12541.3 -11113 .7 3061.9 -21793 .3

1992 309659 .1 96880 .5 54120 .1 23681.6 18266 .4 58218 .8 78701.1 75052 .4 26289 .3 82761.4 258181.2 19734 .3 -6328 .5 6518 .8 -18288 .7

1993 329775.8 107060 .7 50209 .0 17407.0 12503 .0 56113 .0 91237.7 78383 .0 24565.2 88230 .9 19769 .4 15624 .5 -6226 .9 5869 .0 -17096 .5

1994 354640 .8 116136 .1 55655.0 17468 .9 12559 .8 61623 .7 95400 .3 94291.0 24449 .5 97002 .1 21368 .7 16446 .5 -7135.9 2581.8 -18482 .1

1995 383792 .3 118696 .3 53835.2 17357.9 12538 .2 60422 .2 102638 .7 114034 .6 24870 .4 104491.8 20661.9 12168 .3 -13703 .9 8606 .5 -23316 .6

1996 414418 .9 123018 .3 58900 .6 20252 .9 15461.0 65970 .6 104949 .4 121862 .8 25066 .4 112391.4 23697.8 11540 .0 -14972 .8 8533 .9 -26325.4

1997 443685.2 128353 .2 56733 .2 15289 .9 10567.8 62578 .9 109946 .4 129858 .4 28318 .0 119445.0 41907.5 52511.9 -8518 .4 -28143 .5 -25198 .8

Sumber: Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.

Page 8: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

Penerapan kebijaksanaan untuk masa tahun 1997 justeru menjadi semakin sulit,

oleh karena kondisi ekonomi yang diperkirakan cukup mantap selama ini ternyata telah

mengandung bibit penyakit yang komplit. Dapat diibaratkan bagaikan nasi yang sudah

jadi bubur dan tidak akan mungkin dapat diharapkan akan kembali menjadi nasi,

terkecuali dapat dirobah kedalam bentuk makanan lain yang meskipun masih terasa

bahwa itu adalah berasal dari nasi. Kecenderungan kebijaksanaan selama ini lebih banyak

tertumpu pada sisi ekonomi dengan orientasi dalam negeri dan jarang yang kuat

memperhatikan faktor luar yang menjadi penyebab naik turunya kondisi ekonomi.

Seperti selama ini terjadi investasi yang besar selalu diharapkan dari arus modal

luar negeri dan amanat GBHN ternyata telah mulai menjadi kambing hitamnya saja, dan

cita-cita yang tinggi bagaikan hasil rekayasa saja yang pada kenyataan begitu kesulitan

datang, dasar bendunganpun diobrak abrik oleh air limbah yang besar dan deras.

Investasi yang besar selayaknya tidak perlu semakin dipersalahkan sepanjang

harus bersumber dari penekanan konsumsi yang tinggi. pendapatan yang besar dari

berbagai sumber yang perlu direncanakan dan difikirkan dengan matang. Faktor-faktor

tersebut yang perlu menjadi perhatian yang dalam adalah seputar perdagangan luar

negeri, arus modal serta anggaran negara untuk mengujudkan peningkatan tabungan dan

pembentukan modal bagi pembiayaan pembangunan.

2. SUMBER DATA

Data yang digunakan pada penelitian ini bermacam-macam, pada umumnya data

tersebut adalah data sekunder yang bersumber dari data publikasi resmi pemerintah

Republik Indonesia seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Keuangan, Departemen

Penerangan maupun hasil penelitian yang tidak dipublikasikan. Pendapatan Nasional

yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang lebih cenderung di Indonesia

dilakukan adalah Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product ) atau PDB, yaitu

karena dalam perekonomian bahwa produksi nasional nilai tambah ( value added ) dari

berbagai lapangan usaha ekonomi juga dihitung dengan PDB.

Secara garis besarnya, penelitian ini menggunakan data Anggaran Negara dan

neraca pembayaran serta penggunaan produk domestik bruto untuk tujuan melihat

pengaruh tabungan dan investasi yang kesemua data telah diprose terlebih dahulu melalui

peynesuaian-penyesuain dan berdasarkan harga kostan tahun 1993. Periode data berkisar

tahun 1969-1997. Sesuai dengan kebutuhan fungsi dipergunakan data-data tersebut,

namun fungsi yang dibentuk adalah fungsi dengan several-independent variabel yang

selanjutnya digunakan dalam penganalisaan

3. KERANGKA ANALISIS DAN MODEL

3.1. Pembentukan Model

Page 9: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

9

Identitas keseimbangan pendapatan nasional pada ekonomi empat sektor meliputi

aspek dalam dan luar negeri yang secara agregat mempengaruhi tata ekonomi nasional,

dan identitas keseimbangan tersebut ditulis sebagai

C + I + G + ( X - M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 1 )

Kondisi equilibrium dalam ekonomi dua sektor, dimana investasi harus sama dengan

tabungan. Dalam ekonomi tiga sektor terdapat semacam hubungan antara output nasional

dengan pendapatan disposible Yd = Y + R - T = C + S, dimana bagian dari pendapatan

harus dikeluarkan pajak T sehingga sektor swasta menerima Transfer payment R yang

pada gilirannya dialokasikan pada konsumsi dan tabungan.

Berbeda halnya dengan ekonomi empat sektor, terutama sekali karena

pembahasan paling komplit adalah terjadinya semacam penggeseran nilai-nilai taksiran

kuantitatif. Dalam ekonomi empat sektor tidak dikenal adanya pendapatan disposibel,

namun demikian transfer payment R dan juga tabungan pemerintah tetap ada.

Nilai penggeseran yang terjadi tentu saja pada tabungan pemerintah dan tabungan

masyarakat oleh karena berobahnya nilai transfer payment dimaksud sebagai akibat

adanya sektor perdagangan luar negeri, khususnya dalam hal ini adalah Impor M dan

alokasi dari transfer payment yang merupakan tambahan pendapatan terjadi pada sektor

swasta, yaitu pada tabungan masyarakat dan konsumsi. Pembuktiannya dapat dilakukan

bilasaja persamaan (1) didefinisikan dalam bentuk lain sebagai

( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M - X ) ( 2 )

S - I = ( G + R - T ) + Nx ( 3 )

pada persamaan (2) terjadinya semacam gap atau jurang yang jauh lebih besar, yaitu

jurang dalam negeri yang disebut juga sebagai "internal-gap" oleh karena terjadinya

kelebihan permintaan kaum investor dan pemerintah, maka untuk tujuan

mengimbanginya dalam hal ini diperlukan impor lebih besar dari ekspor, biasanya akibat

balasan sektor perdagangan luar negeri adalah dengan mengalirnya "capital foreign

inflows". Sedangkan pada persamaan (3) S - I = domestic private sector, ( G + R - T ) =

budged deficit dan Nx = Net export. Berikut ini adalah uraian lanjutan dari persamaan

(3), sebagai:

I = S + ( T - R - G ) - ( X - M ) ( 4 )

I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M - X ) ( 5 )

I + G + X = S + ( T- R ) + M ( 6 )

I + X = S + M ( 7 )

I = S + ( M - X ) ( 8 )

persamaan (6) merupakan identitas pedapatan nasional untuk ekonomi empat sektor, bila

didefinisikan dalam jangka panjang maka diperlukan asumsi sektor pemerintah, G = R =

0. Pengertian yang lebih pantas untuk hal ini adalah bahwa konsumsi pemerintah G telah

lansung bersubsitusi kedalam total konsumsi, dan begitu pula halya dengan Transfer

payment R telah tersubsitusi kedalam investasi berupa budget deficit. Dengan demikian

identitas yang dihasilkan pada ekonomi dua sektor adalan St = It , sedangkan untuk

Page 10: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

10

ekonomi tiga sektor terjadi St = Sh + Sg = It dan pada ekonomi empat sektor terjadi

sebagai

St = Sh + Mt = It ( 9 )

Baik ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat sektor harus berorientasi pada

pendapatan nasional yang sama, sehingga tidak harus dikenal dengan adanya istilah

ekonomi tertutup dan juga ekonomi terbuka, yaitu sepanjang pengertian tertutup adalah

tanpa hubungan dan terbuka karena adanya hubungan. Ekonomi Indonesia adalah bersifat

terbuka yang berarti adanya hubungan dagang dengan negara luar, sehingga ada pula

hubungan lateral, bilateral dan multi lateral.

Difihak lain, karena adanya hubungan ekonomi dengan negara luar tersebut, maka

mengalirlah arus modal dan terdapatlah semacam hubungan antara dana luar negeri

dengan pertumbuhan ekonomi dapat diturunkan dari model agregat Keynes, yang oleh

Harrod-Domar sebagai berikut :

It - St = Mt - Xt = Ft ( 10 )

It = St + Ft ( 11 )

Sebagaimana halnya model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar yang terutama

menghubungkan Investasi dengan pendapatan, maka perluasan model ini juga bisa

dilakukan terhadap fungsi-fungsi lain seperti perdangan luar negeri seperti Ekspor dan

Impor serta yang lainya.

Pertambahan investasi akan dapat menciptakan pertambahan produksi dan

meningkatkan pendapatan nasional, yaitu agar pembangunan ekonomi dapat dicapai

maka permintaan dalam masyarakat harus ditingkatkan. Dan ini akan terjadi apabila

pendapatan masyarakat bertambah. Baik Keynes maupun Harrod-Domar berpendapat

bahwa pengeluaran masyarakat tergantung pada pendapatan nasional.

Dengan demikian berarti pertambahan pendapatan hanya tercipta dari

pertambahan investasi. Berapa besarnya tambahan pendapatan yang disebabkan oleh

adanya investasi, ditentukan oleh besarnya angka pengganda "multiplier" yang besarnya

sama dengan kebalikan dari kecenderungan menabung (Marginal Propensity to

Consume). Dan menurut definisi bahwa multiplier ditulis sebagai

Yt = 1/MPS It ( 12 )

atau

Yt = It ( 13 )

atau

Yt = It ( 14 )

dimana = multiplier, yang dalam pengertian definisi persamaa (13) adalah "koefisien

yang menperlihatkan berapa besarnya pertambahan pendapatan yang diakibatkan oleh

pertambahan investasi" ( Michael P. Todaro: 1977, h.300 ).

Karena Investasi berasal dari tabungan dan tabungan tersebut adalah sumber

pembentukan modal, tentunya sumber-sumber yang membentuk tabungan dengan

Page 11: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

11

sumber-sumber yang membentuk investasi dalam kegiatan ekonomi secara glabal atau

ekonomi yang bersifat terbuka dipengaruhi oleh sisi-sisi yang berbeda. Investasi beranjak

dari sisi ekonomi permintaan agregatif ( aggregate demand ), sedangkan tabungan

bergerak dari sisi ekonomi penawaran agregatif ( aggregate supply ).

3.2. Fungsi Estimasi Dari Model

Berdasarkan kepada identitas dimana tabungan sama dengan investasi St = It,

maka spesifikasi model ini ditujukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh

agregatif ekonomi terhadap pembentukan tabungan dan investasi dari hubungan

perdagangan luar negeri yang dilakukan, dimana setiap koefisien hasil estimasi

merupakan "perubahan marginal" terhadap masing-masing variabel dependent model

yang bersangkutan atau sama dengan angka pengganda ( multiplier ), dan dalam bentuk

fungsi kedua model tersebut adalah sebagai berikut:

1 ). Tabungan dengan Variabel-variabel Penawaran Agregatif

St = f ( Tt, TI, Tm,T, Sh, Mt, M't, Xt, Xmt, (X-M), (Xt - Mt), Bopt, Roft, Ui ) ( 15 )

Y0 = f ( X1 , X2 , X3 , X4 , X5 , X6 , X7 , X8 , X9 , X10 , X11 , X12 , X13 , Ui )

2 ). Investasi dengan Variabel-variabel Permintaan Agregatif

It = f ( Ig , Cg , Xt , Xmt , Xnm , (X-M), Mt , M't , Drt , Ft , Fvt , Fgt , Fpt ,Vi ) ( 16 )

Y1 = f ( X1 4 , X15 , X8 , X9 , X16 , X10 , X6 , X7 , X17 , X18 , X19 , X20 , X21 , Vi )

Keterangan:

St = Y0 = Tabungan Domestik Bruto ( Saving )

Tt = X1 = Total Pajak ( langsung & tidak langsung )

Tl = X2 = Pajak Langsung

Tm = X3 = Pajak langsung Migas

Tdn = X4 = Penerimaan Dalam Negeri

Sh = X5 = Tabungan Masyarakat

Mt = X6 = Impor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor

M't = X7 = Impor Barang Modal

Xt = X8 = Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor

Xmt = X9 = Ekspor Migas

( X-M ) = X10 = Neraca Perdagangan Barang-barang ( Mechandise )

( Xt -Mt ) = X11 = Current Account ( Netto )

Bopt = X12 = Balance of Payment

Ropt = X13 = Reserves Outflow

Ig = X14 = Investasi pemerintah

Cg = X15 = Konsumsi pemerintah

Xnm = X16 = Ekspor non-migas

Drt = X17 = Pembayaran Hutang LN ( Debt Repayment )

Ft = X18 = Dana Luar Negeri ( Capital Transaction )

Fvt = X19 = Dana Swasta Luar Negeri ( Private Capital )

Page 12: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

12

Fgt = X20 = Hutang Luar Negeri Pemerintah ( Official Capital )

Fpt = X21 = Bantuan Luar Negeri APBN ( Foreign Aids )

Ui dan Vi = Disturbance term

4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA

Dua buah hasil estimasi berikut adalah tabungan dengan investasi yang diregresi

dengan berbagai variabel agregatif ekonomi baik faktor yang berpengaruh dari dalam

maupun dari luar negeri. Tujuan dari penaksiran fungsi tabungan dan fungsi investasi

dengan several-variable ini tidak lain adalah karena fungsi tabungan dengan pendapatan

nasional tidak mencerminkan hasil penaksiran yang goods fit oleh karena konstanta

fungsi tabungan tersebut bernilai positif, yang berarti tidak sesuai dngan teori yang ada

selama ini dan begitu pula halnya dengan fungsi investasi.

Untuk tertuju kepada hal yang sesuai teori terpaksa dilakukan penaksiran dengan

variabel yang banyak-meskipun untuk simple regression agar fungsi tabungan dapat

ditemukan sesuai teori bisa dilakukan dengan independent variabelnya adalah pendapatan

disposibel ( disposible income ). Namun disposibel income untuk tujuan sistem ekonomi

yang bersifat terbuka atau ekonomi empat sektor juga tidak sesuai teori bila dipaksakan,

sehingga yang lebih relefan untuk pengkajian ini dilakuakan dengan several-variable.

Alhasil yang ditemui dengan cara penggunaan demikian ternyata fungsi tabungan

dan juga investasi dapat memcerminkan nilai konstanta yang diinginkan sesuai teori dan

bahkan hasil penelitian ini memberikan alasan yang sangat memenuhi syarat serta

kelogikaan yang tepat sekali secara statistik, dimana pengaruh variabel neraca

pembayaran pada variabel dependen ekonomi Indonesia sangat kaut sekali. Koefisien

hasil estimasi dalam hal ini merupakan "perubahan marginal" variabel independen

terhadap variabel dependennya masing-masing. Hasil estimasi kedua fungsi dimaksud

adalah sebagai berikut:

Y0 = -136.583 + 1.670807 X1 + 0.104582 X2 - 0.16037 X3 - 1.135337 X4

S(ai): (0.963431) (0.695713) (0.868358) (0.916866)

t(ai): (1.734225 ) (0.150323) (-0.18469 ) (-1.23831)

+ 0.837615 X5 + 0.091644 X6 + 0.103817 X7

(0.094785) (0.059764) (0.254868)

(8.836913) (1.533415) (0.407337)

+ 0.179444 X8 + 0.002465 X9 - 0.43475 X10

(0.058905) (0.007059) (0.140480)

(3.046282 ) (0.349313) (-3.09476)

+ 0.450844 X11 - 0.32059 X12 + 0.240957 X13

(0.208594) (0.120675) (0.147983)

(2.161343) (-2.65664) (1.628272)

N = 29, SE = 1201.049

K = 14 R2 = 0.999245

Page 13: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

13

R = 0.999622

R2 = 0.998590

F = 709.1386

D-W = 1.816018

Y1 = -3866.14 - 0.30673 X14 + 0.062802 X15 + 0.041824 X8 + 0.242737 X9

S(bi): (0.244874) (0.650946) (0.127909) (0.166682)

t(bi): (-1.25262) (0.098014) (0.326984) (1.456284)

+ 0.262759 X16 - 0.24141 X10 + 0.558101 X6

(0.168495) (0.292821) (0.158610)

(1.559442) (-0.82442 ) (3.518684)

+ 1.042701 X7 - 0.36166 X17 - 0.44851 X18

(0.628975) (0.335591) (0.668931)

(1.657779) (-1.07769) (-0.67049)

+ 0.744099 X19 + 0.093801 X20 + 0.008757 X21

(0.652846) (0.718264) (0.592057)

(1.139777) (0.130594 ) (0.014792)

N = 29, SE = 2845.678

K = 14 R2 = 0.996743

R = 0.998370

R2 = 0.993921

F = 163.9848

D-W = 2.549715

Statistical Table:

t0.005 = 4.140 f0.01 (v1, v2) = 3.35

t0.01 = 2.977 f0.05 (v1, v2) = 2.31

t0.025 = 2.624

t0.05 = 2.146 d0.01 (dl, du) = 1.12 - 1.25

t0.10 = 1.345 d0.05 (dl, du) = 1.34 - 1.48

Untuk kedua hasil estimasi yang dilakukan, dimana masing-masing koefisien

hasil estimasi menunjukan besarnya perubahan marginal yang dihasilkan masing-masing

vareiabel independen. Hasil estimasi fungsi tabungan dan fungsi investasi memenuhi

syarat sesuai teori yang berlaku secara statistik. Masing-masing varibel independen yang

ada beragam alias ada yang berpegaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif

terhadap variabel dependenya. Variabel independen tabungan dan investasi ada yang

sama dan ada pula yang berbeda. Namun pada umumnya variabel yang ada kebanyakan

berasal dari pos-pos neraca pembayaran, kemudian anggaran negara dan variabel

independel lainya seperti yang terdapat dalam penggunaan produk domestik bruto.

Page 14: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

14

Hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai standar error yang cukup kecil, yang

berati cukup mampu menunjukan tingkat kelogikaan yang mantap dan koefisien

determinasi (R2) adalah sebesar 0.999245 atau 99,93 % pembentukan tabungan

ditentukan oleh ketiga belas variabel independen tersebut. Demikian pula hubungan

korelasi ( R ) adalah sebesar 0.999622 atau 99,96 % semua variabel independen tersebut

menentukan naik turunnya tabungan. Ftest yang sangat besar sekali, yaitu F = 709,1386

dan D-Wtest sebesar 1,816018 kesemuanya telah menunjukan hasil penelitian ini

significan pada taraf kepercayaan ( Significant level ) = 1 % atau atau pada taraf

keyakinan ( confidence level ) 1- = 99 %.

Hasil estimasi fungsi tabungan secara statistik memenuhi syarat sesuai teori yang

ada. Antara lain konstanta hasil estimasi bernilai minus dan angka ini ( dalam milyar

rupiah ), menunjukan besarnya tabungan kalau diasumsi semua variabel independen yang

terdapat dalam pengujian ini ( yaitu X1 s/d X13 ) diasumsi bernilai Nol. Atau tabungan

domestik adalah sebesar minus 136, 583 milyar rupiah.

Nilai minus tesebut menunjukan besarnya konsumsi otonom yang terjadi bila

mana kegiatan sektor perdagangan luar negeri yang seharusnya dijalankan sebagai negara

yang mempunyai sistem ekonomi terbuka, dimana dalam hal ini diasumsi tidak

dijalankan atau dengan kata lain, karena asumsi tiga belas buah independen variabel

tersebut adalah sebagai variabel pengganti pendapatan, maka konklusi yang dapat ditarik

dari pengujian empiris fungsi tabungan adalah bahwa konsumsi otonom yang tejadi

adalah sebesar Rp 136,583 milyar bila tidak ada pendapatan nasional.

Pada hasil estimasi fungsi tabungan, antara lain koefisien perubahan marginal

penerimaan pajak ( langsung dan tidak langsung ) terhadap tabungan adalah sebesar

1,670807 dan ini berarti bahwa penerimaan pajak ( langsung dan tidak langsung )

merupakan infak yang positif terhadap pembentukan tabungan atau sebagai unsur yang

nyata dalam pemebentukan tabungan. Koefisien hasil estimasi fungsi tabungan lainya

yang bernilai positif terhadap pembentukan tabungan adalah: Total pajak, Pajak

langsung, tabungan masyarakat, Impor, Impor barang modal, ekspor, ekspor migas, Net

ekspor dan Reserves outflows. Sedangkan yang bernilai negatif atau variabel yang

menurunkan pembentukan tabungan adalah: Pajak migas, penerimaan dalam negeri,

neraca perdagangan barang-barang (merchandise ) dan Neraca pembayaran ( balance of

payment ).

Alasan lain yang diungkapkan dalam penelitian ini, bahwa ternyata pajak migas

serta penerimaan dalam negeri mempunya koefisien regresi yang negatif terhadap

tabungan, yaitu disebabkan karena tabungan dalam negeri yang besar masih diimbangi

oleh defisit anggaran yang tinggi pula. Dalam pada itu berarti ketergantungan Indonesia

dalam hal hutang luar negeri juga semakin tinggi yang diharapkan sebagai sumber

pembiayaan pembangunan serta tabungan luar negeri yang besar tadi masih diasenyelir

pula oleh pengeluaran rutin yang tinggi, sehingga tabungan pemerintah tetap saja kecil.

Dan karena tabungan pemerintah kecil, jelas tabungan domestik tetap kecil dan tidak

singkron bila hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai independen variable pendapatan

nasional, oleh karena konstanta yang terjadi adalah positif. Disamping itu, mehandise

Page 15: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

15

yang negatif terhadap pendapatan berikut sekaligus dengan BOP adalah tidak heran

karena ketergantungan yang tinggi terhadap arus dana luar negeri yang tinggi, disebabkan

karena net ekspor yang rendah, maka neraca pembayaran tetap saja mempunyai nilai

koefisien regresi yang negatif terhadap tabungan atau merupakan beban terhadap neraca

neraca pembayaran.

Hasil estimasi investasi juga memenuhi syarat sebagaimana halnya hasil estimasi

tabungan, secara statistik pengujian fungsi ini tidak jauh berbeda dengan fungsi tabungan.

Koefisien determinasi yang juga tinggi sebesar 99,67 serta Ftest dan D-Wtest yang tinggi

pula, kesemuanya memberikan indikasi bahwa fungsi investasi significant pada tingkat

keyakinan 99 %.

Variabel yang lebih kontras dalam penelitian ini dan harus menjadi perhatian

khusus adalah selain memperhatikan koefisien korelasi atau perubahan marginal terhadap

investasi yang positif dan negatif adalah variabel-variabel agregatif yang terkait dengan

tabungan seperti konsumsi pemerintah bernilai negatif terhadap investasi. Indiksi ini

menyatakan pada kita bahwa konsumsi yang besar berasal dari pengeluaran pemerintah

pada APBN yang besar pula dan sekaligus menurunkan tabungan dan bahkan investasi

(Hasanudin, Basri: 1984 ).

Kemudian investasi pemerintah yang negatif terhadap investasi total atau

pembentukan modal menunjukan bahwa turunya investasi disebabkan karena arus dana

luar negeri yang digunakan memberikan infak negatif pula terhadap investasi, yang

dalam hal ini koefisien regresi sebesar minus 0.44851 serta karena current account tidak

mampu mengimbangi-oleh karena pelarian cadangan devisa yang sangat tinggi sekali.

Disamping itu, besarnya ketergantungan Indonesia terhadap arus dana luar negeri

terutama disebabkan karena penggunaan dana luar negeri yang besar tadi lebih tidak

efisien bersumber dari dana yang berwujudkan Hutang pemerintah ( official capital )

sebagaiman yang dapat dilihat pada koefisien regresi official capital bernilai minus

0.24141 atau sebesar 24,141 % rata-rata setiap tahunnya menurunkan Investasi atau

pembentukan modal bagi pembiayaan ekonomi dan pembangunan Indonesia selama ini.

Dengan demikian dapat dikatakan, kalau sumber pembentukan tabungan yang

sudah merosot dari berbagai akibat faktor dalam maupun luar negeri (Pattisiana Engelina:

1982, h.37), maka secara otomatis tabungan akan rendah dan investasi juga akan turun.

Kalau terjadi penurunnan investasi, maka akan terjadi pula turunnya pendapatan dan

bahkan pertumbuhan ekonomi. Sumber-sumber pembentukan modal dan investasi lebih

kebanyakan digunakan untuk pemenuhan konsumsi.

Sulit diharapkan tabungan akan menjadi besar, kalau konsumsi tetap tinggi. Tidak

dapat dipungkiri kiranya , bahwa yang dimaksud dalam penelitian ini agar dengan upaya

bagaimana supaya pendapatan nasional harus menjadi tinggi, supaya konsumsi terpenuhi.

Penelitian ini bukan mencari fakta supaya konsumsi harus ditekan, oleh karena konsumsi

sudah berada pada tingkat yang wajar dan patut pula diakui yang jadi korban adalah

Page 16: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

16

masyarakat karena hampir tidak terpenuhi konsumsi-sementara pemerintah konsumsinya

tetap saja sulit dikurangi

5. KESIMPULAN

Sebenarnya perekonomian Indonesia dapat dibenahi dengan baik sekali kalau para

pengambil keputusan menjalankan dengan cermat. Orientasi dari kebijaksanaan ekonomi

sudah harus mulai dirobah melalui penggeseran secara relatif dari inward-looking yang

terlalu kuat ke arah outward-looking yang selama ini kurang kuat. Dari hasil penelitian

yang telah ditemukan, ternyata masalah akumulasi tabungan yang besar atau

pembentukan modal yang tinggi untuk pembiayaan pembangunan tidak harus dengan

jalan mengornankan konsumsi secara besar-besaran.

Banyak faktor-faktor yang bersifat eksternal yang justeru lebih berpengaruh

terhadap tabungan dan investasi ( Myint, H: 1958, h 73 ). Pengaruh-pengaruh tersebut

telah dengan nyata menunjukan suatu kelemahan yang kurang perhatian antara lain

mengenai sumber tabungan terpengaruh sekali dengan sektor perdagangan luar negeri

dan begitu pula investasi. Secara harfiah memang tabungan merupakan fungsi dari

pendapatan dan investasi dari tingkat bunga. Naik turunya tabungan dan investasi

tersebut tergantung besar pada faktor tersebut.

Karena segala kebijaksanaan ekonomi tetap bermuara kepada upaya peningkatan

pendapatan nasional yang tinggi, dalam hal ini terpaksa pertimbangan tabungan dan

investasi harus tidak terfokus dengan fungsi masing-masingnya. Pendapatan nasional

adalah masalah yang paling esensial sekali dalam perekonomian, tabungan dan investasi

merupakan bagian daripadanya. Kalau memang tabungan dan investasi harus ditinggikan,

maka koreksi faktor penyebab kedalam dan keluara harus semakin dipertajam.

Faktor kedalam umpamanya bagaimana menetralisir masalah anggaran negara,

sedangkan faktor luar tentang neraca pembayaran. Kebijaksanaan makro ekonomi seperti

fiskal dan moneter bukan hanya berlaku untuk proses domestik saja. Justeru

kebijaksanaan fiskal dan moneter bisa lebih mencakup ke arah yang lebih luas, oleh

karena memang ada kebijaksanaan pemerintah mengenai kebijaksanaan moneter luar

negeri.

Dalam kenyataannya terbukti bahwa goncangan ekonomi seperti faktor yang

menyebabkan tabungan merosot bisa saja disebabkan oleh penerimamaan dalam negeri

yang besar-sepanjang pengeluaran pemerintah yang harus tetap tinggi, sehingga tabungan

pemerintah tetap saja kecil dan tabungan domestik tentu juga rendah.

Akibat lain yang mnyebabkan rendahnya tabungan adalah seperti perdagangan

barang pada neraca pembayaran yang tidak konsisten atau kecil alias tidak sepadan

dengan arus aliran modal asing, telah dengan nyata semakin mempersulit posisi neraca

pembayaran luar negeri. Ketergantungan akan arus modal luar negeri yang juga tetap

Page 17: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

17

tinggi bagi pembiayaan pembangunan sebagai akibat sukarnya pembentukan modal

pemerintah menjadi investasi.

Arus modal luar negeri yang memberi infak negatif terhadap investasi tersebut

disebabkan karena tingkat efisiensi ekonomi yang rendah sekali dan penggunaan dana

luar negeri yang tinggi tersebut ternyata lebih banyak yang berujud hutang pemerintah

sebagai akibat defisit anggaran negara. tingkat konsumsi pemerintah yang justeru sulit

diatur pada posisi yang wajar supaya konsumsi masyarakat tidak harus jadi korban

berkepanjangan.

DAFTAR PUSTAKA

F. Dernburg, Thomas., " Macro-Economics: Concept Theories and Policy, Seventh

edition, MacGraw-Hill 1985 ).

Hasanuddin, Basri, "Dana Luar Negeri Dalam APBN", Prisma, No.5 (Mei 1984).

Pattiasina, Engelina, "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia", Analisa,No.9 (September 1982).

Tinberggen, Jan., "On Theory of Economic Policy", North-Holland, Amsterdam 1952.

_____________., "Economic Policy: Prinsiples and Design", North-Holland, Amsterdam

1956.

Michael P. Todaro, "Economics For Developing World" ( London: Longman Group

Limited, 1977).

Mynt, H., "The Classical Theory of International Trade and the underdeveloped

Countries", The Economic Journal, (Juni, 1958).

________,"Exports and Economic Development of Press Developed Countries", dalam

Irma Adelman (ed), Economic Growth and Resources, (London : The MacMillan

Press Ltd., 1979).

Nurkse, R., Patterns of Trade and Development, (Stockholm: The Wicksey Lecture

Society, 1959).

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 18: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

18

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994

007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan 012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen

019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi 023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 19: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

19

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif 035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen

036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana 047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor)

048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi

058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi 066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi

067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 20: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

20

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi

Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun

081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 21: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

21

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 22: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

22

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 23: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

23

PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 24: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

24

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 25: KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONALlp3et.org/.../1/...pendapatan_nasional_investasi_dan_sumber_pembia… · pendapatan tersebut. Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan

25

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------