41
MAKALAH AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA DISUSUN OLEH: 1.AISYAH (0113U) 2.NERISSA A. (0113U) 3. BAYU DWI BHASKARA (0113U) 4. MIRZA MA’RUF (0113U451) KELAS :

BAB 1 Audit Atas Pendapatan

  • Upload
    mirza

  • View
    33

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

auditing II

Citation preview

Page 1: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

MAKALAH AUDIT II

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA

DISUSUN OLEH:

1. AISYAH (0113U)2. NERISSA A. (0113U)3. BAYU DWI BHASKARA (0113U)4. MIRZA MA’RUF (0113U451)

KELAS :

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS WIDYATAMA

2015

Page 2: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

auditing II yang membahas mengenai “Audit terhadap siklus pendapatan dan piutang usaha”.

Dengan penyajian ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui tata cara atau prosedur

pemeriksaan kas dan bank yang mudah mudahan akan berguna bagi kehidupan para pembaca di

waktu yang akan datang.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung tugas

ini hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga tugas ini bisa memberi manfaat yang optimal kepada para pembaca di waktu

yang akan datang.

Bandung, September 2015

Penyusun

Page 3: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

BAB IPENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam PSAK 23 (Rev 2009) disebutkan: “Pendapatan adalah penghasilan yang timbul

selama dalam aktivitas normal perusahaan”. Pendapatan dikenal dengan bermacam-macam

sebutan yang berbeda seperti: penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Dalam PSAK 23, disebutkan:

“Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke

perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.”

PSAK 23 jelas menyebutkan bahwa, pendapatan hanya diakui bila timbul sebagai akibat dari 3

jenis transaksi berikut ini:

1. Penjualan barang – Barang yang dimaksudkan di sini meliputi barang yang diproduksi oleh

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang

dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali.

2. Penjualan jasa – Biasanya terkait dengan kinerja perusahaan atas tugas yang telah disepakati

secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa tersebut dapat

diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode. (Catatan: Beberapa kontrak untuk

penjualan jasa secara langsung terkait dengan kontrak konstruksi, misalnya kontrak penjualan

jasa dari manajer proyek dan arsitek, diatur sesuai dengan persyaratan kontrak konstruksi

sebagaimana diatur dalam PSAK 34)

3. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain – Yang menimbulkan pendapatan dalam

bentuk:

bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah terutang

kepada perusahaan;

Page 4: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang perusahaan, misalnya

paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak komputer; dan

dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi

kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.

Dalam perusahaan, seperti halnya kas, piutang merupakan akun yang tergolong

penting.Karena piutang berkaitan langsung dengan pendapatan atau hasil yang diperoleh atas

produk ataupun jasa yang dihasilkan. Secara umum piutang dapat diartikan sebagai ha katas

uang, barang dan jasa kepada orang lain. Pada umumnya piutang timbul akibat dari penjualan

yang dilakukan perusahaan secara kredit kepada pelanggan.

Page 5: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

BAB II

PEMBAHASAN

PRINSIP SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit

maupun secara tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piuang, dan penghapusan

piutang.Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari kostumer telah dipenuhi dengan

pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

piutang kepada kostumernya.

Pendapatan perusahaan dapat berkurang karena barang yang dijual dikembalikan oleh

kostumer ke penjual dan pencadangan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha.Piutang

yang dimiliki oleh perusahaan dapat berkurang karena debitur tidak mampu melunasi utangnya.

Sistem Informasi Akuntansi yang Membentuk Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan yang terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini:

1. Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini:

Prosedur order penjualan.

Prosedur persetujuan kredit.

Prosedur pengiriman barang.

Prosedur Penagihan.

Prosedur pencatatan piutang.

Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit.

Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual.

2. Sistem penjualan tunai yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:

Prosedur order penjualan.

Prosedur penerimaan kas.

prosedur penyerahan barang.

Prosedur pencatatan penerimaan kas.

Prosedur pencatatan penjualan tunai.

Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual

3. Sistem retur penjualan, yang terdiri dari prosedur berikut ini;

Page 6: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Prosedur penerimaan barang.

Prosedur pencatatan piutang usaha.

Prosedur pencatatan retur penjualan.

4. Sistem pencadangan kerugian piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini:

Prosedur pembuatan bukti memorial.

Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang.

5. Sistem penghapusan piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini:

Prosedur pembuatan bukti memorial.

Prosedur pencatatan penghapusan piutang.

TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN

Kelompok

AsersiTujuan audit terhadap Golongan Transaksi

Tujuan Audit terhadap Saldo

Akun

Keberadaan

atau

keterjadian

Transaksi penjualan kredit dan tunai

mencerminkan produk yang diserahkan

kepada customer selama periode yang

diaudit.

Transaksi adjustment penjualan

mencerminkan pengurangan penjualan

karena retur penjualan, pencadangan

kerugian piutang, dan penghapusan piutang

yang diotorisasi selama periode yang

diaudit.

Piutang usaha mencerminkan

jumlah yang terutang oleh

costumer yang ada pada

tanggal neraca.

Kelengkapan Semua transaksi penjualan dan adjustment

terhadap penjualan yang terjadi selama

periode yang diaudit telah dicatat.

Piutang usaha mencakup

semua klaim kepada

costumer pada tanggal

neraca.

Hak dan

kewajiban

Entitas memiliki hak atas piutang usaha dan

kas sebagai hasil dari transaksi dalam siklus

pendapatan.

Piutang usaha pada tanggal

neraca mencerminkan klaim

resmi entitas kepada

Page 7: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

costumer.

Penilaian atau

alokasi

Semua transaksi penjualan dan adjustment

penjualan telah dicatat dalam jurnal,

diringkas, dan diposting ke dalam akun

dengan benar.

Piutang usaha mencerminkan

klaim yang baik pada tanggal

neraca dan sesuai dengan

jumlah buku pembatu

piutang.

Cadangan kerugian piutang

mencerminkan estimasi yang

masuk akal beda antara

jumlah piutang bruto dengan

nilai piutang usaha bersih

yang dapat direalisasikan.

Penyajian dan

pengunkapane

Rincian transaksi penjualan dan adjustment

penjualan mendukung penyajian angka

penjualan dan piutang usaha dalam laporan

keuangan, baik klasifikasinya maupun

pengungkapannya.

Piutand usaha diidentifikasi

dan diklasifikasi dengan

semestinya dalam neraca.

Pengungkapan memadai

telah dibuat berkaitan dengan

piutang usaha yang

digadaikan atau dianjakkan.

Surat pengakuan (acknowledgment copy). Dokumen ini dikirim oleh fungsi penjualan kepa

costumer untuk memberi tahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.

Surat muat (bill of lading). Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan

sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. Slip

pembungkus (packing slip). Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk

memudahkan fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang-barang yang

diterimanya.Tembusan gudang (warehouse copy). Merupakan tembusan surat order pengiriman

yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jennis barang dengan jumlah seperti yang

tercantum di dalamnya. Arsip pengewasan pengiriman (saless order follow- up copy).

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut

tanggal pengiriman yang dijanjikan. Arsip indeks silang (cross-index file copy). Merupakan

Page 8: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama costumer untuk

memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari costumer.

Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya

piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari:

1. Faktur penjualan (customer’s copies)

Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer.

2. Tembusan piutang (account receivable copy)

Merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirim ke fungsi pencatat piutang sebagai

dasar untuk mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.

3. Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy)

Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk

mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.

4. Tembusan analisis (analyis copy)

Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai dasar untuk

menghitung kos produk yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu sadiaan, untuk

analisis, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga.

5. Tembusan wiraniaga (salesperson copy)

Dikirim kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari costumer yang lewat di

tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan

yang menjadi haknya.

Page 9: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:jurnal penjualan,

jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan, dan buku besar.

Jurnal penjualan.Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat

transaksi penjualan kredit berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. Jurnalnya yaitu:

Piutang Usaha xx

Pendapatan Penjualan xx

Jurnal umum. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat kos

produk yang dijual berdsarkan dokumen bukti memorial. Jurnalnya yaitu:

Kos Produk yang Dijual xx

Sediaan Produk Jadi xx

Buku pembantu piutang.Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku

pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu

berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.Buku pembantu sediaan. Dalam transaksi

penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat

kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkandokumen sumber faktur penjualan. Buku besar.

Akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah: piutang usaha, pendapatan

penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk jadi

Page 10: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit

Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji dalam transaksi

penjualan kredit mencakup:

1. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.

2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.

3. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui.

4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.

5. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah

diotorisasi.

6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.

7. Pemisahan fungsi pengiriman barang dan penjualan barang.

8. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.

9. Seiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah diotorisasi.

10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.

11. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.

12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.

13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen

pendukung yang lengkap.

14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun

control piutang dalam buku besar.

15. Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodic.

16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.

17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.

Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan. Sebagai awal

kegiatan penjualan, fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk

memungkinkan berbagai pihak pemberi otorisasi kredit, fungsi penyimpanan barang, fungsi

pengiriman barang, dan fungsi pencatatan penjualan melaksanakan pemenuhan order yang

diterima dari customer.

Page 11: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.Semua customer baru harus

dicek kelayakannya untuk dapat diberi kredit dengan cara mencari ninformasi yang berkaitan

dengan kemampuan dan keandalannya untuk dapat diberi kredit.

Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customeryang telah disetujui.Penjualan

kredit mengandung resiko tidak tertagihnya piutang.Untuk berada didalam daftar, customer harus

memenuhi kriteria tertentu misalnya kemampuan dan keandalan keuangan customer yang

ditetapkan fungsi pemberi otorisasi kredit.

Penjualan batas kredit sebelum batas kredit dilaksanakan bagi customer lama, untuk

mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, penjualan kredit hanya dapat dilaksanakan jika

fungsi pemberi otorisasi kredit telah melakukan pengecekan apakah bats kredit maksimum untuk

customer tertentu telah dilampaui.

Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah

diotorisasi. Fungsi ini hanya dapat melakukan pengeluaran barang jika mendapat perintah dari

fungsi penjualan dalam surat order pengiriman barang yang diotorisasi oleh fungsi penjualan

tersebut.

Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman. Kecermatan jenis,

spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang yang dikirim kepada customer dapat dijamin dengan

melakukan kegiatan pengecekan barang yang dkirim dengan informasi mengenai jenis,

spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang sebagaimana yang tercantum dalam surat order

pengiriman.

Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan.Dalam transaksi penjualan,

fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang

seringkali mengabaikan dapat ditagih tidaknya piutang yang timbul dari transaksi

tersebut.Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi pemberi otorisasi kredit, risiko tidak

tertagihnya pituang dapat dikurangi.

Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.Sebagai bukti telah

dilaksanakannya pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan tanda tangan otorisasi

dan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.

Page 12: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah

diotorisasi dan dokumen pengiriman. Agar menjadi dokumen sumber yang andal. Dokumen

sumber ini harus dilampiri dengan dokumen pendukung: (1) surat order pengiriman yang telah

diotorisasi oleh fungsi penjualan dan (2) dokumen pengiriman (berupa copy surat order

pengiriman yang telah dibubuhi cap “sudah dikirim” dan tanda tangan fungsi pengiriman serta

surat muat).

Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.Untuk menjamin kelengkapan

informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan, perlu ada aktivitas pencocokan informasi

yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang tercantum dalam copy surat

order pengiriman dan surat muat (bill of lading).

Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.Untuk menjamin bahwa semua

barang yang telah dikirim ke customer telah dibuatkan penagihan melallui pembuatan dan

pengiriman faktur penjualan, secara periodik perlu diadakan pertanggungjawaban dokumen

pengiriman dengan mencocokkan jumlah barang yang telah dikirim dengan yang telah dibuatkan

faktur penjualannya.

Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.Kebenaran

jumlah piutang yang ditagihkan kepadacustomer ditagihkan kepada customer dan harga per

satuan yang resmi berlaku. Oleh karena itu, untuk menjamin keakuratan jumlah rupiah yang

ditagihkan kepada customer, perlu dilakukan pengecekan independen terhadap pemberian harga

satuan dalam faktur penjualan.

Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen

pendukung yang lengkap.Transaksi penjualan kredit yang diacatat dalam jurnal penjualan dan

buku pembantu piutang harus didasarkan pada faktur penjualan yang telah diotorisasi oleh

fungsi penagihan dan dilampiri dengan copy surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh

fungsi pengiriman dan surat muat (bill of lading) jiika barang dikirimkan kepada customer

dengan menggunakan jasa angkutan luar.

Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun

kontrol piutang dalam buku besar.Dalam pencatatan piutang, dokumen sumber yang

Page 13: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan, bukti kas masuk, memo

kredit, dan bukti memorial. Data dari dokumen sumber ini dicatat melalui dua jalur : (1) dicatat

kedalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam akun control piutang dalam buku besar, (2)

dicatat dalam buku pembantu piutang sebagai rincian akun kontrol piutang yang tercantum

dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di

akun kontrol piutang di dalam buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodic

diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku

besar.

Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik.Untuk menjamin bahwa

semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu telah dicatat ke dalam

jurnal penjualan dan buku pembantu piutang, secara periodik fungsi penagihan harus

mempertanggungjawabkan semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi

tertentu dan memeriksa apakah semua faktur penjualan tersebut telah dicatat ke dalam catatan

akuntansi semestinya.

Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun. Ketersediaan buku panduan kode

akun dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen sumber

menjamin keakuratan posting sehingga asersi penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.Aktivitas pengendalian ini

diciptakan dengan cara pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang

diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar

yang bebas. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang entitas, secara periodik fungsi pencatatan

piutang diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang

bersangkutan. Dengan cara ini data yagn dicatat dalam buku pembantu piutang dicek

ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secara periodik pernyataan

putang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.

Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Penjualan

Kredit

Berdasarkan daftar prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan

pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit, dapat disusun program audit untuk

Page 14: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit. Berbagai prosedur audit

diklasifikasikan kembali menurut asersi yang dituju: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,

dan penilaian atau alokasi.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Penjualan

Kredit

Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan, pengiriman barang, penagihan,

dan pengiriman pernyataan piutang. Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan: (1) adanya

pemisahan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi dalam

penanganan system penjualan kredit, (2) setiap transaksi penjualan kredit dilaksanakan oleh lebih

dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pelaksanaan

transaksi tersebut. Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi penjualan kredit ini auditor

melakukan pengamatan terhadap:

1. Persetujuan surat order pengiriman yang dilaksanakan oleh fungsi penjualan.

2. Pengiriman barang yang dilaksanakan oleh fungsi pengiriman barang.

3. Penagihan customer yang dilaksanakan oleh fungsi.

4. Pengiriman pernyataan piutang bulanan dan penindaklanjutan keluhan dari customer yang

dilaksanakan oleh fungsi pencatatan piutang.

Dalam memeriksa bukti dikirimkannya secara periodik surat pernyataan piutang kepada debitur

auditor dapat memperoleh informasi dengan cara:

1. Memeriksa arsip tembusan surat pernyataan piutang, jika arsip semacam ini diselenggarakan

oleh klien.

2. Memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan debiturnya.

Page 15: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan pemeriksaan terhadap

dokumen pendukung. Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan

terhadap faktur penjualan tersebut adalah :

1. Penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut tercetak.

2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut

tercetak tersebut.

3. Tanda tangan atas faktur penjualan dari yang berwenang.

4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang

tercantum dalam dokumen pendukungnya (misalnya informasi nama customer, nama dan

spesifikasi barang, kuantitas yang dikirmkan, dan susunan barang)

5. Kelengkapan dokumen pendukung faktur penjualan (surat order pengiriman dan surat muat)

6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.

7. Kesesuaian harga jual, syarat penjualan, dan potongan yang tercantum dalam faktur

penjualan dengan peraturan yang berlaku mengenai hal tersebut.

8. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam faktur ke dalam buku pembantu

piutang dan jurnal penjualan.

Page 16: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Gambaran Umum Piutang

Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan

dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai

sebab.misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam

kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dll.

Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka

menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan.

Dalam siklus pendapatan seperti yang kita ketahui, transaksi yang mempengaruhi piutang

usaha adalah :

1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer

2. Transaksi retur penjualan

3. Transaksi penerimaan kas dari debitur

4. Transaksi penghapusan piutang

Page 17: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG USAHA

DI NERACA

Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu

prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:

1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih

dari debitur pada tanggal neraca.

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan

pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah berseih

(neto).

3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di

neraca.

4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca

harus disajikan dalam kelompok utang lancar.

5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan caccatan akuntansi yang bersangkutan dengan

piutang usaha.

2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan

piutang usaha yang dicantumkan dineraca.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam cacatan akuntansi dan

kelengkapan saldo piutang udsaha yang disajikan dalam neraca.

4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Page 18: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Piutang Usaha: yang merupakan akun yang digunakan untuk menampung transaksi timbulnya

piutang usaha dari transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, dan penghapusan

piutang usaha.

Piutang Nonusaha: yang terdiri dari akun-akunpiutang kepada karyawan, piutang penjualan

saham,piutang klien ansuransi, piutang pengambilan pajak, piutang deviden dan bungadan lain-

lain akun piutang yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan.

Cadangan Kerugian Piutang Usaha:yang merupakan akun penilai, untuk mengurangi saldo

piutang usaha bruto menjadi saldo piutang usaha bersih yang diperkirakan dapat ditagih dari

debitur.

Hitung Kembali SaldoAkun Piutang didalam Buku Besar

Untukmemperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldoakun piutang usaha,auditor

menhitung kembali saldoakun Piutang Usaha dan Piutang Nonusaha, dengan cara menambah

saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengreditan akun

tersebut.

Lakukan Review terhadap mUtasi Luar Biasa dalam Jumlah dan Sumber Posting dalam

Akun Piutang Usah dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha

(retur penjualan dan penghapusan piutang) dapat ditemukan melalui review atas mutasiluar

biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun Cadangan

Kerugian Usaha

Usut Saldo Awal Akun Piutang Usahadan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Kkertas Kerja Tahun yang Lalu

Sebelum auditormelakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut Akun Piutang

Usaha dan Cadangan Kerugian Piutang,ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo

awal kwdua akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal

akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha kekertas kerja tahun

Page 19: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

lalu.Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan

oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut

yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.

Usut Posting Pendebitan dan Pengkreditan Akun Piutang dalam Jurnal yang

Bersangkutan

Pendebitan didalam Akun Piutabg Usah diusut dalam jurnal penjuualan dan penghreditan ke

akun tersebut diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum.Pendebitan dalam akun Piutang

Nonusaha diusut kejurnal pengeluaran kas dan jrnal umum serta pengkreditan keakun tersebut

diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum. Pengusutan inidilakukan oleh auditor untuk

memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan piutang usaha berasaldari

jurnal-jurnal bersangkutan

Lakukan Rekonsiliasi Akun Kontrol Piutang didalam Buku Besar keBuku Pembantu

Piutang yang Bersqangkutan

Saldoakun control (controlling akun)piutang usaha didalam buku besar tersebut kemudian

dicocockan dengan jurnal saldo akun pembantu(subsidiary accounts)piutang usaha untuk

memperoleh keyakianan bahwa catatan akuntasi klien yang bersangkuatan dengan piutang usaha

dapat dipercaya ketelitiannya. Jika piutang nonusaha jumlah material,biasanya klien

menyelenggarakan buku pembantu untuk itu .Jika demikian audito menempuh nprosedur

rekonsiliasi pula terhadap nonusaha tersebut.

Prosedur Analitika

Pada tahap awal pengujian subtansi terhadap piutang usaha,pengujian analitika dimaksudkan

untuk membantuauditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang

memerlukan audit lebih intenbsif. Untuk itu.Auditor melakukan perhitungan berbagai ratoberikut

ini

Ratio formal

Tingkat perputan piutang usaha pendapat penjualan bersih =Rerata piutang uasha

Ratio piutang usaha dengan aktif lancer Saldo piutang usaha+Aktif lancer

Page 20: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Rate of return on net seles Laba bersih +Pendapat penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha +Pendapatan penjualan

Dengan pendaptan penjualan

Bersih

Ratio kerugian piutang usaha

Dengan piutang usaha sesungguhnya Kerugian piutang usaha+Piutang yang usaha

sesungguhnya tidak tertagih

Tidak tertagih

Ratio yang telah terhitung tersebut kemudian dibandingan dengan harapan

auditor ,misalnya ratio tahun lalu ,rerata ratio industry,atau ratio yang dianggarkan.

Pembandingan membantu auditor untuk mengungkapkan (1)peristiwa atau transaksi yang tidak

biasa,(2)perubahan akuntasi,(3)perubahan usah,(4)fluktuasi acak atau,(5)salah saji,

2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas masuk dan memo kredit

3. Memeriksa kesesuain data yang tercantum dalam bukti kas masuk dan memo kredit dan

dokumen pendukungnya

4. Memeriksa kebenaran data yang di_posting kedalam akun debitur berdasarkan bukti kas

masuk dan memo kredit

5. Memastikan bahwa semua bukti kas masuk dan memo kredit yang disampel telah dicatat

sebelah kredit akun debitur

Lakukan Vertifikasi Pisah Batas(Cuffot)Transaksi Penjualan dan Retur Penjualan

Vertifikasi pisah batas dimasukan untuk membuktikan untuk apakah klien menggunakan

pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan yang termasuk dalam

tahunyang diaudit dibandingkan dengan tahun yang disebelumnya .Jika klien tidak menggunakan

Page 21: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

tanggalpisah batas yang konsisten ,akaibat adalah transaksi penjualan yang seharusnya diakui

sebagai pendapat transaksi penjualan tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai

pendapatan klien berikutnya. Dengan demikian klien tidak konsisten dalam mengguanakan

tanggal pisah batas,perhitungan rugi laba tahun yang audit akan terpengaruh langsung.Oleh

karan itu auditor melakuakan pemeriksaan terhadap transaski penjualan,returpenjualan,dan

penerimaan kas dari debitur yang terjadi didalam beberepa minggu dsebelumnya dan sesudah

tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan

pencatatan transaksi penguranag piutang usaha.

Periksa dokumen yang mendukung piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang

diaudit dan minggu oertama setelah neraca. Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan

pisah batas yang kosisten terhadap transaksipenjualan,auditor memeriksa fakturpenjuala dan

dokumen pendukung yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah

tanggal neraca. Dengan membanding tanggal faktur,tanggal laporan mengirim barang dan syarat

penjualan yang digunakan,auditor dapat membuktikan apakah transaksi penjualan dan

pertambahan piutang usah yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggalneraca, telah

dicata dalam periode akuntansi seharusnya.

Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usahs dalam minggu terakhir

tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.Untuk membuktikan

kecepatan pisah batas dalam transaksi berkurangnya piutang usaha karena penerimaan kas dari

debitur,auditor memeriksa dokumen buku kas masuk dan surat pemberitahuan(remittance

advice)dari debitur yang dipakai sebagai dasar pencatatan didalam kartu piutang .Dari ini

pemeriksaan auditor dapat membuktikan kecepatan pisah batas yang dipakai oleh klien dalam

pencatatan penguranag piutang usah dari penguarangan kas dari debitur.

Page 22: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Lakukan Verifikasi Pisah Batas (Cutoff) Transaksi Penerimaan Kas.Auditor melakukan

observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terakhir tahun yang diaudit untuk

membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau

setoran dalam perjalanan dan penerimaan kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai

penerimaan kas tahun yang diaudit.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang

usaha dan akun penilainya (Cadangan Kerugian Piutang). Tujuan pengujian saldo akun piutang

usaha rinci adalah untuk memverifikasi :

a. Keberadaan atau keterjadian

b. Kelengkapan

c. Hak kepemilikan

d. Penilaian

Lakukan Konfirmasi Piutang

Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada

debitur:

a. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan

b. Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi, dan

c. Kirimkan surat konfirmasi

Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur

Prosedur pengiriman surat konfirmasi kepada debitur dan penerimaan jawaban surat konfirmasi.

Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha

Untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, laksanakan prosedur alternative

berikut ini:

1. Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi

setelah tanggal neraca.

Page 23: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

2. Periksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha

kepada debitur yang bersangkutan.

Dokumen sumber yang diperiksa oleh auditor untuk membuktikan keberadaan piutang

usaha yang dicantumkan di neraca adalah faktur penjualan, sedangkan dokumen

pendukungnya terdiri dari surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, surat muat,

dan surat order dari pembeli atau kontrak penjualan. Jika hasil pengujian kepatuhan

terhadap siklus pendapatan menunjukkan bahwa pengendalian intern terhadap siklus

tersebut efektif, maka pemeriksaan terhadap dokumen sumber dan dokumen pendukung

transaksi penjualan akan memberikan bukti mengenai keberadaan piutang usaha yang

dicantumkan oleh klien di neraca. Prosedur audit ini merupakan prosedur audit

alternative jika jawaban surat konfirmasi yang dikirimkan kepada debitur tidak dapat

diperoleh auditor.

Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi

setelah tanggal neraca.

Pemeriksaan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca akan dapat

memberikan informasi kepada auditor mengenai keberadaan debitur yang saldo piutang

kepadanya dicantumkan di neraca klien. Prosedur audit ini juga merupakan prosedur audit

alternative, jika surat konfirmasi yang dikirimka kepada debitur tidak diperoleh jawaban.

Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha

Pemeriksaan terhadap dokumen pendukung transaksi timbulnya piutang usaha ini mempunyai

tujuan:

1. Untuk membuktikan keberadaan piutang usaha dan,

2. Untuk membuktikan hak milik atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Periksa jawaban konfirmasi bank

Dari jawaban konfirmasi bank ini auditor dapat mengetahui wesel tagih yang

didiskontokan ke bank dan piutang usaha yang dijaminkan dalam penarikan kredit dari bank.

Mintalah surat representasi piutang dari klien

Page 24: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Surat representasi digunakan oleh auditor untuk menyadarkan klien bahwa tanggung

jawab atas kewajaran informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan berada di tangan

klien, bukan di tangan auditor.Surat representasi piutang berisi pernyataan klien mengenai

piutang usaha yang disajikan di neraca.

Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh

klien

Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang

dicantumkan di neraca.Menurut prinsip akuntansi berterima diumum, piutang usaha disajikan

dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca.Oleh karena

itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan

kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal neraca.

Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien

Auditor biasanya melakukan verifikasi penilaian piutang usaha dengan pertama kali

melakukan penghitungan kembali jumlah cadangan kerugian piutang usaha, dengan

menggunakna prosedur yang sama dengan yang digunakan oleh klien. Selanjutnya auditor

biasanya juga menghitung ratio berikut ini untuk beberapa tahun sebelumnya guna menilai

kewajaran jumlah cadangan kerugian piutang usaha:

a. Tingkat perputaran piutang usaha yang dihitung dengan rumus: pendapatan penjualan

dibagi rerata saldo piutang usaha,

b. Jumlah hari pengumpulan piutang usaha yang dihitung dengan rumus: 365 dibagi tingkat

perputaran piutang usaha.

Periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien

Langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang adalah meminta dari

klien daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut

auditor melakukan prosedur audit berikut ini:

Page 25: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

1. Lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur tersebut.

2. Bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun Piutang Usaha di

dalam buku besar.

3. Usut saldo piutang usaha kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang

bersangkutan.

4. Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi

berikut ini:

a. Periksa syarat penjualan yang berlaku.

b. Periksa tanggal faktur yang belum dibayar oleh debitur pada tanggal neraca.

c. Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut pada

butir 3b sampai dengan tanggal neraca.

Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang

diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya

Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca

klien di auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di

neraca sekarang dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya. Dengan membandingkan

pengelaman pengumpulan piutang tahun sebelumnya auditor akan memperoleh gambaran

mengenai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca

yang sekarang diaudit oleh auditor.

Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa

Dari daftar umur piutang usaha, auditor daftar memperoleh informasi nama debitur yang

piutang kepadanya telah lama kadaluwarsa. Dari informasi ini kemudian auditor akan memeriksa

catatan kredit dan arsip korespondensi dengan debitur yang bersangkutan untuk memperoleh

gambaran mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang kepada para debitur

tersebut. Auditor juga mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan dapat

ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama kadaluwarsa.

Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan

Page 26: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian

Menurut Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum.Auditor membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang

disajikan klien dalam neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit

terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah: (1) memeriksa klasifikasi

piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, (2) memeriksa

klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha, (3)

menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang

memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan

(factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak

lancar.Piutang tipe tertentu tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar,

seperti piutang kepada manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang laporan

keuangannya tidak dikonsolidasikan.Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang

tersebut harus disajikan terpisah dari piutang usaha dan disajikan dalam kelompok aktiva

tidak lancar.

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang

nonusaha.Seperti tercantum dalam prinsip akuntansi berterima umum, piutang nonusaha

harus disajikan di neraca terpisah dari piutang nonusaha. Piutang nonusaha yang

merupakan piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada

pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang

klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga harus disajikan

terpisah dari piutang usaha.

Page 27: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak

yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah

dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.Menurut

prinsip akuntansi berterima umum, transaksi antarpihak yang memiliki hubungan

istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca.Begitu pula, piutang yang

digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam neraca.

Page 28: BAB 1 Audit Atas Pendapatan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Siklus pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur

penjualan dan sistem penghapusan piutang. Perancangan program audit untuk pengujian

pengendalian berbagai sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan

dilaksanakan melalui 5 tahap:

a. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi

b. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan

transaksi

c. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan

mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi

d. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian

e. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi

Pengujian substantif terhadap piutang usaha ditujukan untuk memperoleh keyakinan

tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha, membuktikan

keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang

dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan

akuntansi dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam

neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca,

membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.