pendahuluan radiodiagnostik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

radiodiagnostik

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada masyarakat. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu hal yang sering terjadi di masyarakat. Cedera kepala dapat terjadi karena berbagai hal, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, dan sisanya dikarenakan sebab lain seperti jatuh, tindakan kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi.1Pada tahun 2013, kepolisian republik indonesia mencatat sebanyak 23.385 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan 93,578 kasus.2 Dari survey yang dilaksanakan di Yogjakarta tahun 2012 didapatkan 88% kematian pada kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh cedera kepala. Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia produktif antara 15-44 tahun.3 Data yang didapat dari salah satu rumah sakit di Jakarta, RS Cipto Mangunkusumo menunjukan 60%-70% korban kecelakaan lalu lintas dirawat dengan cedera kepala ringan, 15%-20% cedera kepala sedang, dan sekitar 10% dengan cedera kepala berat. Angka kematian tertinggi sekitar 35%-50% akibat cedera kepala berat, dan 5%-10% cedera kepala sedang.4Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepalaadalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.5 Berdasarkan atas penurunan tingkat kesadaran serta ada tidaknya defisit neorologis fokal penderita cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, morfologi, dan keparahan cedera kepala. Berdasarkan mekanisme cedera kepala dikelompokkan menjadi 2, yaitu cedera kepala tertutup dan cedera kepala dengan penetrasi atau luka tembus. Ada tiga jenis cedera yang dapat timbul yaitu (kompresi), regangan (tension), dan robekan (shear). Jenis jejas yang terjadi ditentukan oleh tipe dan lokasi cedera dan daya tahan jaringan itu sendiri. Cedera kepala dapat melibatkan seluruh struktur lapisan, mulai dari lapisan kulit kepala, tulang tengkorak, duramater, vaskuler otak, sampai jaringan otak sendiri.6 Berdasarkan atas morfologinya cedera kepala sikelompokkan menjadi cedera kepala dengan fraktur tengkorak dan cedera kepala dengan lesi intrakranial. Berdasarkan atas derajat beratnya cedera kepala dikategorikan menjadi cedera kepala ringan, cedera kepala sedang, cedera kepala berat.7Ilmu radiologi berperan besar dalam penegakan diagnosis pada kasus cedera kepala. Pasien dengan cedera kepala memerlukan penegakkan diagnosa sedini mungkin agar tindakan terapi dapat segera dilakukan untuk menghasilkan prognosa yang tepat, akurat dan sistematis. Modalitas radiologi pada kasus trauma kepala yang paling utama dalam menunjang diagnosa trauma kepala merupakan CT Scan. Tujuan utama dari pemeriksaan pada kasus trauma kepala adalah untuk menentukan adanya cedera intracranial yang akan membahayakan keselamatan jiwa pasien bila tidak segera dilakukan tindakan emergensi secepatnya. Berdasarkan hal ini maka dibuatlah laporan kasus untuk mengkaji aspek radiologi dari cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas.7

2