23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara yang setiap hari kita hirup ternyata sudah tidak murni lagi atau sudah tercemar oleh molekul-molekul yang dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan kita untuk jangka panjang. Saat ini, mungkin kita belum merasakan dampaknya. Namun beberapa tahun kedepan dampak dari pencemaran udara tersebut lambat laun pasti akan kita rasakan. Penyebab pencemaran udara ini bermacam-macam, ada yang disebabkan oleh ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab adapula yang disebabkan oleh alam atau terjadi secara alami. Kebakaran hutan di Kalimantan misalnya, yang sudah menjadi agenda rutin setiap tahun, itu disebabkan oleh keserakahan manusia yang hendak menjadikan hutan lindung sebagai lahan pertanian/perkebunan sehingga mereka melakukan sistem pembersihan lahan secara cepat dengan cara membakar. Lain halnya di kota-kota besar, asap kendaraan bermotor yang boleh dikatakan sebagai penyebab terbesar pencemaran udara di kota, ditambah lagi kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai filter atau penyaring udara, semakin membuat udara itu tidak sehat. Hal ini merupakan akibat ii

Pencemaran Udara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencemaran Udara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara yang setiap hari kita hirup ternyata sudah tidak murni lagi atau sudah

tercemar oleh molekul-molekul yang dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan

kita untuk jangka panjang. Saat ini, mungkin kita belum merasakan dampaknya. Namun

beberapa tahun kedepan dampak dari pencemaran udara tersebut lambat laun pasti akan

kita rasakan.

Penyebab pencemaran udara ini bermacam-macam, ada yang disebabkan oleh

ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab adapula yang disebabkan oleh

alam atau terjadi secara alami.

Kebakaran hutan di Kalimantan misalnya, yang sudah menjadi agenda rutin

setiap tahun, itu disebabkan oleh keserakahan manusia yang hendak menjadikan hutan

lindung sebagai lahan pertanian/perkebunan sehingga mereka melakukan sistem

pembersihan lahan secara cepat dengan cara membakar.

Lain halnya di kota-kota besar, asap kendaraan bermotor yang boleh dikatakan

sebagai penyebab terbesar pencemaran udara di kota, ditambah lagi kurangnya

pepohonan yang berfungsi sebagai filter atau penyaring udara, semakin membuat udara

itu tidak sehat. Hal ini merupakan akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

dan juga sebagai akibat semakin kompleksnya kebutuhan manusia.

ii

Page 2: Pencemaran Udara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Udara1. Pengertian pencemaran udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,

hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun

kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi

atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan

dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.

Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber

pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara

primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi

pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.

Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara

sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh.

Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam

konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan

deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

2. Faktor Penyebab Pencemaran Udara

Kegiatan Manusia

Transportasi

Industri

Pembangkit listrik

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai

jenis bahan bakar)

Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

ii

Page 3: Pencemaran Udara

Sumber alami

Gunung berapi

Rawa-rawa

Kebakaran hutan

Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

Transportasi amonia

Kebocoran tangki klor

Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah

Uap pelarut organic

Jenis-jenis pencemar

Karbon monoksida

Oksida nitrogen

Oksida sulfur

CFC

Hidrokarbon

Ozon

Volatile Organic Compounds

Partikulat

Sumber Pencemaran Udara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 70 persen penduduk

kota di dunia pernah sesekali menghirup udara yang tidak sehat, sedangkan 10 persen

lain menghirup udara yang bersifat "marjinal". Tetapi bahkan di AS, yang tingkat

pencemaran udaranya cenderung jauh lebih rendah daripada di kota-kota di negara

berkembang, studi oleh para peneliti di Universitas Harvard menunjukkan bahwa

kematian akibat pencemaran udara berjumlah antara 50.000 dan 100.000 per tahun.

Pencemaran lebih mempengaruhi anak-anak daripada orang dewasa, dan anak-

anak miskin yang terpajan pada lebih banyak jenis polutan dan tingkat pencemaran

yang lebih tinggi adalah yang paling terpengaruh. Studi telah membuktikan bahwa

anak-anak yang tinggal di kota dengan tingkat pencemaran udara lebih tinggi

mempunyai paru-paru lebih kecil, lebih sering tidak bersekolah karena sakit, dan lebih

ii

Page 4: Pencemaran Udara

sering dirawat di rumah sakit. Rendahnya berat badan anak-anak dan kecilnya organ-

organ pertumbuhan mereka memberi risiko yang lebih tinggi pula bagi mereka.

Demikian pula kebiasaan mereka; bayi menghisap sembarang benda yang tercemar,

anak-anak yang lebih besar bermain-main di jalanan yang dipenuhi asap kendaraan dan

buangan hasil pembakaran bermuatan timah.

Pada 1980, misalnya, kota industri Cubatao, Brasilia, melaporkan bahwa sebagai

akibat pencemaran udara, 40 dari setiap 1000 bayi yang lahir di kota itu meninggal saat

dilahirkan, 40 yang lain kebanyakan cacat, meninggal pada minggu pertama hidupnya.

Pada tahun yang sama, dengan 80.000 penduduk,Cubatao mengalami sekitar 10.000

kasus medis darurat yang meliputi TBC, pneumonia, bronkitis, emphysema, asma, dan

penyakit-penyakit pernapasan lain.

Di kota metropolitan Athena, Yunani, tingkat kematian melonjak 500 persen di

hari-hari yang paling tercemari. Bahkan di daerah-daerah yang jauh dari fasilitas

industri, pencemaran udara juga dapat menyebabkan kerusakan. Di daerah-daerah hutan

tropis di Afrika, misalnya, para ilmuwan melaporkan adanya tingkat hujan asam dan

kabut asap yang sama tingginya dengan di Eropa Tengah, kemungkinan karena

pembakaran rutin padang rumput untuk melapangkan tanah.

Contoh-contoh nyata seperti ini telah mempercepat usaha di seluruh dunia untuk

mengatasi pencemaran udara perkotaan.

Bahan Pencemar Udara Khusus

Sejak tahun 1970-an, kebijakan pencemaran udara AS cenderung berpusat pada

pengendalian beberapa jenis polutan perkotaan yang serius: partikulat zat yang

mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida,

ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.

Karbon monoksida. WHO telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang

secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya

berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada

lamanya seorang wanita hamil terpapar, dan bergantung pada kekentalan polutan di

udara.

Asap kendaraan merupakan sumber hampir seluruh karbon monoksida yang

dikeluarkan di banyak daerah perkotaan. Karena itu strategi penurunan kadar karbon

monoksida yang berhasil bergantung terutama pada pengendalian emisi otomatis seperti

ii

Page 5: Pencemaran Udara

pengubah kalitis, yang mengubah sebagian besar karbon monoksida menjadi karbon

dioksida. Kendali semacam itu secara nyata telah menurunkan emisi dan kadar

konsentrasi karbon monoksida yang menyelimuti kota-kota di seluruh dunia industri: di

Jepang, tingkat kadar karbon monoksida di udara menurun sampai 50 persen antara

tahun 1973 dan 1984, sementara di AS tingkat karbon monoksida turun 28 persen antara

tahun 1980 dan 1989, walaupun terdapat kenaikan 39 persen untuk jarak kilometer yang

ditempuh. Namun kebanyakan dunia negara berkembang mengalami kenaikan tingkat

karbon monoksida, seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan dan kepadatan lalu

lintas. Perkiraan kasar dari WHO menunjukkan bahwa konsentrasi karbon monoksida

yang tidak sehat mungkin terdapat pada paling tidak separo kota di dunia.

Nitrogen Oksida. Nitrogen oksida yang terjadi ketika panas pembakaran

menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan

berbagai ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan kerusakan paru-

paru. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus

yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika

bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam.

Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat

hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau "smog" kabut

berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

Sulfur Dioksida. Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari pembakaran bahan

bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk

pembangkit tenaga listrik atau pemanasan rumah tangga. Sistem pemantauan

lingkungan global yang disponsori PBB memperkirakan bahwa pada 1987 dua pertiga

penduduk kota hidup di kota-kota yang konsentrasi sulfur dioksida di udara sekitarnya

di atas atau tepat pada ambang batas yang ditetapkan WHO. Gas yang berbau tajam tapi

tak bewarna ini dapat menimbulkan serangan asma dan, karena gas ini menetap di

udara, bereaksi dan membentuk partikel-partikel halus dan zat asam.

Benda Partikulat. Zat ini sering disebut sebagai asap atau jelaga; benda-benda

partikulat ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara, dan biasanya juga

paling berbahaya. Sistem Pemantauan Lingkungan global yang disponsori PBB

memperkirakan pada 1987 bahwa 70 persen penduduk kota di dunia hidup di kota-kota

ii

Page 6: Pencemaran Udara

dengan partikel yang mengambang di udara melebihi ambang batas yang ditetapkan

WHO.

Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal,

tetapi yang paling berbahaya adalah "partikel-partikel halus" butiran-butiran yang

begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar

partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan oksida

nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat. Di

beberapa kota, sampai separuh jumlah benda partikulat yang disebabkan ulah manusia

terbentuk dari perubahan sulfur dioksida menjadi partikel sulfat di atmosfer. Di kota-

kota lain, zat-zat nitrat yang terbentuk dari proses yang sama dari oksida-oksida

nitrogen dapat membentuk sepertiga atau lebih benda partikulat.

Hidrokarbon. Zat ini kadang-kadang disebut sebagai senyawa organik yang

mudah menguap ("volatile organic compounds/VOC"), dan juga sebagai gas organic

reaktif ("reactive organic gases/ROG"). Hidrokarbon merupakan uap bensin yang tidak

terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna. Jenis-jenis hidrokarbon

lain, yang sebagian menyebabkan leukemia, kanker, atau penyakit-penyakit serius lain,

berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian sampai zat penghilang lemak untuk industri.

Bagan di bawah menunjukkan laju yang harus diterapkan pabrik mobil dalam

memulai penjualan kendaraan baru yang kurang berpolusi sebagaimana disyaratkan

oleh California dengan menggunakan emisi hidrokarbon sebagai contoh. Misalnya, pada

1998; 48 persen penjualan mobil baru harus memenuhi suatu batas emisi sebesar 0,25

gram per kilometer; 48 persen lagi harus memenuhi standar kendaraan beremisi rendah

(LEV) setinggi 0,075 gram per kilometer; 2 persen harus memenuhi standar kendaraan

beremisi ultra rendah (ULEV) setinggi 0,040; dan 2 persen lagi harus berupa kendaraan

beremisi nol (ZEV). Rata-rata bagi semua mobil adalah 0,115 gram per kilometer

ModelTahun 0,39 0,25

TLEV0,125

LEV0,075

ULEV0,040

ZEV0,00

StandarRata-Rata

Mobil1994 10% 80% 10%       0,2501995   85% 15%       0,2311996   89% 20%       0,2251997   73%   2% 25%   0,2021998   48%   2% 48% 2% 0,157

ii

Page 7: Pencemaran Udara

1999   23%   2% 73% 2% 0,1132000       2% 96% 2% 0,0732001       5% 90% 5% 0,0702002       10% 85% 5% 0,0682003       15% 75% 10% 0,062

Tingkat membahayakan bagi banyak spesies. Ozon atau Asap Kabut

Fotokimiawi. Ozon, terdiri dari beratus-ratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap

kabut, terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan oksida nitrogen.

Tetapi, karena salah satu zat kimiawi itu, yaitu ozon, adalah yang paling dominan,

pemerintah menggunakannya sebagai tolak ukur untuk menetapkan konsentrasi oksidan

secara umum. Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat (selain klor) sehingga

beberapa kota menggunakannya sebagai disinfektan pasokan air minum. Banyak

ilmuwan menganggapnya sebagai polutan udara yang paling beracun, begitu

berbahayanya sehingga pada eksperimen laboratorium untuk menguji dampak ozon.

Pada hewan percobaan laboratorium, ozon menyebabkan luka dan kerusakan sel yang

mirip dengan yang diderita para perokok. Karena emisi oksida nitrogen dan hidrokarbon

semakin meningkat, tingkat ozon bahkan di pedesaan telah berlipat dua, dan kini

mendekati

Timah. Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap

bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6

tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah.

Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi

kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi

Karena sumber utama timah adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang

mengandung timah, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan bus.

Bahkan di negara-negara yang telah berhasil menghapuskan penggunaan bensin yang

mengandung timah, debu di udara tetap tercemar karena penggunaan bahan bakar ini

selama puluhan tahun. Di Kota Meksiko City, misalnya, tujuh dari 10 bayi yang baru

lahir memiliki kadar timah dalam darah lebih tinggi daripada standar yang diizinkan

WHO.

Di samping timah, banyak sekali zat beracun lain yang menambah beban

kandungan polutan di daerah perkotaan. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat

ii

Page 8: Pencemaran Udara

(seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink) sampai bermacam-macam senyawa

organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan aldehida). Perusahaan-perusahaan di

AS mengeluarkan sedikitnya 1,2 juta metrik ton zat beracun ke udara pada tahun 1987.

Badan Perlindungan Lingkungan AS memperkirakan bahwa pajanan terhadap polutan-

polutan tersebut mengakibatkan antara 1.700 sampai 2.700 jenis kanker per tahun.

DAMPAK

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui

sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada

jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian

atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-

paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran

pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan

lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan

dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan

ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi

4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

2. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat

terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan

bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat

proses fotosintesis.

Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara

seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH

air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

ii

Page 9: Pencemaran Udara

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga

mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan

N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh

permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan

menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan Lapisan Ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan

pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.

Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di

stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan

laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga

terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar

UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada

tanaman.

B. GLOBAL WARMINGglobal warming atau pemanasan global ialah suatu proses yang ditandai dengan

meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, laut maupun atmosfer. Meningkatnya

suhu global akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-

perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas

fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air

dari atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah

terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

ii

Page 10: Pencemaran Udara

Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan

meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah

kaca.

Protokol Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja

PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan

pemanasan global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan

tujuan mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang

akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol

Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai

berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah

menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.

Penyebab terjadinya global warming

1. Efek Rumah Kaca

Semua sumber energi yang ada di bumi ini berasal dari energi Matahari yang

sebagian besar berupa radiasi gelombang pendek. Ketika energi tersebut dampai di

Bumi, ia akan berubah menjadi panas yang bisa menghangatkan bumi. Namun tidak

semua panas yang sampai di bumi akan diserap, sebagian lagi akan dipantulkan kembali

ke luar angkasa. Namun sebagian dari panas yang dipantulkan ini tetap terperangkap di

dalam atmosfer bumi karena menumpuknya gas rumah kaca (Karbon Dioksida, Metana,

Sulfur Dioksida dan uap air). Hal ini terjadi karena gas-gas tersebut mampu menyerap

dan memantulkan energi panas dalam bentuk radiasi gelombang yang dipancarkan

bumi. Akibatnya energi panas tadi akan terus tersimpan di permukaan bumi. Proses ini

terus terjadi dari waktu ke waktu, dan akibatnya suhu rata-rata permukaan bumi pun

terus meningkat.

Efek rumah kaca ini sebenarnya sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada

di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata

sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya

semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan

menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut

telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

ii

Page 11: Pencemaran Udara

2. Efek Umpan Balik

Salah satu penyebab Global Warming adalah adanya efek umpan balik. Contoh

terjadinya efek umpan balik ini adalah pada proses penguapan air. Meningkatnya suhu

rata-rata permukaan bumi serta lautan akan menyebabkan meningkatnya penguapan air

ke atmosfer. Seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, uap air sendiri termasuk gas

rumah kaca yang memicu terjadinya Global Warming. Ini mengakibatkan pemanasan

akan terus menerus berlangsung dan menambah uap air di atmosfer hingga

kesetimbangan konsentrasi uap air tercapai.

3. Variasi Matahari

Beberapa Ilmuan berpendapat bahwa variasi dari matahari, yang kemudian

diperkuat oleh efek umpan balik dari awan, mampu memberikan kontribusi dalam

pemanasan global saat ini. Aktivitas matahari yang meningkat dapat menyebabkan

meningkatnya suhu stratosfer (salah satu lapisan di atmosfer). Fenomena variasi

matahari serta aktivitas gunung berapi di berbagai belahan bumi ini diperkirakan telah

menyebabkan efek pemanasan sejak era pra-industri sampai tahun 1950, serta

menimbulkan efek pendinginan sejak th 1950.

ii

Page 12: Pencemaran Udara

Dampak Pemanasan Global

Dampak Pemanasan Global antara lain sebagai berikut:

Mencairnya Es di Kutub: Pemanasan global berdampak langsung pada terus

mencairnya es di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es di Greenland yang telah

mencair hampir mencapai 19 juta ton. Volume es di Artik pada musim panas 2007

hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya. Baru-baru ini sebuah

fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6

Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas

kota Surabaya) di Antartika runtuh.

Meningkatnya Level Permukaan Laut: Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub

Selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli

memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik

sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan,

dan dataran rendah di seluruh dunia.

Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim: Pola curah hujan berubah-ubah tanpa

dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di

tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan

kecenderungan makin lama makin kuat. Kamu tentu menyadari betapa panasnya

suhu di sekitar kamu belakangan ini. Kamu juga dapat melihat betapa tidak dapat

diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan

kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim

kemarau ternyata malah hujan. Kamu juga dapat mencermati kasus-kasus badai

ekstrim yang belum pernah melanda wilayahwilayah tertentu di Indonesia. Tahun-

tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai.

Gelombang Panas yang Makin Meningkat: Pemanasan global mengakibatkan

gelombang panas menjadi makin sering terjadi dan makin kuat. Gelombang panas ini

juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata.

Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih: Mencairnya gletser-gletser dunia

mengancam ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang

peningkatan level air laut dunia. Gletser gletser dunia saat ini mencair hingga titik

yang mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja,

jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000

ii

Page 13: Pencemaran Udara

m3. Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di

kedua kutub bumi, meningkatnya temperature bumi secara global, hingga

meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus

memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk

hal ini.

BAB III

PENUTUP

ii

Page 14: Pencemaran Udara

A. Kesimpulan

Dua puluh lima tahun yang lalu orang akan tertawa jika mendengar usulan untuk

mengurangi pencemaran udara dengan cara mengatur mesin cuci atau bola lampu.

Tetapi ledakan pertumbuhan penduduk dan pencemaran tidak memberikan banyak

pilihan pada pemerintah, terutama pemerintah kota. Akibat yang terjadi adalah ledakan

teknologi baru: mobil, pabrik pembangkit tenaga, cat dengan pencemaran udara nol atau

hampir nol, dan bola lampu, mesin cuci, serta alat pemotong rumput yang juga hampir

tidak menimbulkan pencemaran udara. Sejumlah teknologi lingkungan mutakhir kini

menjadi semakin lazim sehingga kita hampir tidak menganggapnya sebagai teknologi

baru lagi. Kapan semua itu akan berakhir tidak dapat diramalkan. Sesungguhnyalah,

revolusi industri baru ini mungkin, seperti pencemaran udara dan hal-hal yang

menimbulkannya, akan berhenti hanya bila industri itu sendiri berhenti. Dan itu

mungkin tidak akan pernah terjadi.

B. Saran-saran

Melihat kondisi udara saat ini, nampaknya semua pihak harus turut ambil bagian

dalam pencegahannya. Maka dari itu penulis menyarankan kepada semua pihak untuk

untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang dapat mencemari udara, melakukan

penghijauan/reboisasi kembali hutan-hutan yang telah dirusak oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab, sebab hutan merupakan paru-paru bumi. Dan kepada pemerintah

agar menindak tegas pelaku pembakaran dan pengrusakan hutan.

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 15: Pencemaran Udara

B.Gupta Ram, Ayhan Demirbas “ Gasoline, Diesel and Ethanol Biofuels from Grasses

and Plants”.

http://id.wikipedia.org/wiki. Pencemaran Udara.

http://www.google.co.id. Pencemaran Udara.

ii

Page 16: Pencemaran Udara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Pencemaran Udara ........................................................................ 2

B. Pemanasan Gobal........................................................................... 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 15

A. Kesimpulan ................................................................................... 15

B. Saran-saran ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii