6
 PENCEGAHAN PRIMER GADAR 2 NO JENIS TRAUMA PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN TERSIER 1 Trauma kepala dan wajah Upaya yang dilakukan perawat untuk pencegahan primer meliputi penyuluhan kepada masyarakat luas melalui lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Program penyuluhan diarahkan ke penggunaan Helm saat mengemudi kendaraan bermotor, Anak   anak yang masih Balita selalu diawasi oleh orang tua,  jangan Mengemudikan kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus menggunakan pengaman pada kepala dan badan, Pada pekerja bangunan agar menggunakan helm saat menaiki bangunan yang tinggi.  Penanganan segera secar a cepat dan tepat pada penderita Multi Trauma ; Pada cedera Otak :  Pertahankan k epala haru s berada dalam posisi gais tengah  Untuk jaringan yang terkoy ak dari wajah, semua jaringan dan organ yang lepas dikembalikan ke tempat semula.  Berikan sedatif untuk mengatasi agitasi, ventilasi mekanis  Berikan obat untuk menghentikan kejang : Benzodiazepin.  Tindakan untuk menurunkan TIK  pencegahan komplikasi akut dan kronis :  cegah perdarahan yang hebat  pada cedera kepala ringan : -  Klien harus didampingi oleh seseorang selama waktu 24 jam sesudah cedera.  Jangan meminum minuman beralkohol selama 24  jam.beristirahat selama 24 jam berikutnya  Jangan mengemudikan kendaraan, mengoperasikan mesin, atau mengamibil keputusan yang penting.

Pencegahan Primer Gadar 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A

Citation preview

PENCEGAHAN PRIMER GADAR 2NOJENIS TRAUMAPENCEGAHAN PRIMERPENCEGAHAN SEKUNDERPENCEGAHAN TERSIER

1Trauma kepala dan wajahUpaya yang dilakukan perawat untuk pencegahan primer meliputi penyuluhan kepada masyarakat luas melalui lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya. Program penyuluhan diarahkan ke penggunaan Helm saat mengemudi kendaraan bermotor, Anak anak yang masih Balita selalu diawasi oleh orang tua, jangan Mengemudikan kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, pada pemanjat tebing saat memanjat harus menggunakan pengaman pada kepala dan badan, Pada pekerja bangunan agar menggunakan helm saat menaiki bangunan yang tinggi. Penanganan segera secara cepat dan tepat pada penderita Multi Trauma ; Pada cedera Otak : Pertahankan kepala harus berada dalam posisi gais tengah Untuk jaringan yang terkoyak dari wajah, semua jaringan dan organ yang lepas dikembalikan ke tempat semula. Berikan sedatif untuk mengatasi agitasi, ventilasi mekanis Berikan obat untuk menghentikan kejang : Benzodiazepin. Tindakan untuk menurunkan TIK pencegahan komplikasi akut dan kronis : cegah perdarahan yang hebat

pada cedera kepala ringan : - Klien harus didampingi oleh seseorang selama waktu 24 jam sesudah cedera. Jangan meminum minuman beralkohol selama 24 jam.beristirahat selama 24 jam berikutnya Jangan mengemudikan kendaraan, mengoperasikan mesin, atau mengamibil keputusan yang penting.

2Trauma Toraks dan LeherSama dengan diatas Tindakan untuk mengeluarkan cairan yang masif lewat Chest tube Bebaskan jalan napas dengan mengatur posisi mandibula yang tepat

3Trauma AbdomenSama dengan diatasLakukan pemeriksaan Fisik secara cermat.1) Pada Trauma Limpa : Imunisasi rutin dengan vaksin pneumucocus, dilakukan pada pasien yang baru menjalani splenektomi yang baru pulanng dari rumah sakit, untuk mengurangi risiko overwhelming postsplenectomy infection ( OPSI) Pada pasien yang mengalami hematoma Limpa Subkapsular Menghindarai aktivitas yang berat dan olahraga fisik selama kurang lebih 3 bulan untuk mencegah terjadinya perdarahan ulang yang menyebabkan ruptur limpa.

2) Pada pasien yang mengalami cedera colon : Pasien yang diduga cedera colon atau rekrum harus diberikan profillaksis antibiotik parenteral untuk mengatasi kuman kuman gram negatif aerob ( se perti Escherichia Coli ), dan anerob ( seperti Bcateroides fragilis ), sehingga kadar darah yang adekuat dapat dicapai pada saat laparatomi.3) Pada cedera vaskular abdomen : tindakan umtuk mencegah hipotermi Menghangatkan semua cairan infus kristaloid dan darah Menggunakan rangkaian proses pemanasan leawt ventilator Memberikan selimut hangat dan memasang lampu Menutup kepala pasien.

4.Trauma Tulang Belakangsama dengan diatas Pasien harus di imobilisasi Stabilisasi kepala dengan memfiksasinya dalam posisi segaris dan memerintahkan kepada pasien untuk tidak menggerakkan leher atau kepalanya. Pengkajian fungsi motorik dan sensorik Bantuan langsung untuk memasang serta mengunci kollar servilkal yang kaku sesuai dengan ukuran, menggulingkan tubuh pasien satu garis ke sisi tubuhnya serta memasang papan punggung dan mengikat tali papan punggung serta alat penyangga kepala dan pitanya. Cegah hipoksia dengan mempertahankan saturasi oksigen yang melibihi 90 % dan nilai hematokrit yang melibihi 30 %.

5Trauma MuskuloskeletalSama dengan diatas Untuk mengendalikan perdarahan lakukan penekanan langsung ( Turniket) Apabila benda yang menancap maka harus distabilkan dengan metode apa saja, sehingga mencegah trauma lebih lanjut. Imobilisasi fraktur Pembidaian bagian atas dan bawah fraktur, meliputi persendian proksimal dan distal.

Pada pasien yang fraktur : Pembatasan aktivitas yang sederhana dengan penggunaan mitela dan kruk Reposisi tertutup diikuti oleh pemasangan gips.

untuk menangani avulsi yaitu : memantau dan mengendalikan perdarahan dengan penekanan langsung rigasi flap kulit yang dilakukan dengan hati hati, dan selanjutnya ditutupi dengan balutan yang tebal, steril serta basah. Imobilisasi fraktur Pembidaian dengan pemasangan bantalan (pad ) untuk mencegah disrupsi kulit yang lebih lanjut. Untuk mencegah terjadinya fraktur yang lebih lanjut : pasien yang akan dipulangkan : Perawatan gips harus disampaikan dan dicatat Paien yang menggunkan kruk : harua mengajarkan cara berjalan yang tepat.