2
Pencegahan Endometritis (radang uterus) Faktor predisposisi terjadinya endometritis adalah distokia, retensi plasenta, musim, kelahiran kembar, infeksi bakteri, dan penyakit metabolit. Hasil studi kasus banyak menunjukkan bahwa retensi plasenta memiliki pengaruh besar terjadinya kasus ini. Pencegahan endometritis yang dilakukan yaitu dengan penanganan prepartus, partus, dan postpartus sangat penting untuk mencegah infeksi uterus. Mikroorganisme yang sering masuk melalui cervic dan vagina adalah Strepthococcus, Staphylococcus, dan E. coli. Bakteri ini kemungkinan berasal dari feses yang terkontaminasi saat dilakukan inseminasi buatan, pertolongan distokia maupun retensi plasenta. Endometritis penyebab utama kemajiran (Toelihere, 1985). Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara ketika inseminator atau dokter hewan melakukan inseminasi maupun penanganan kesehatan pada sapi. Pencegahan kasus endometritis dipengaruhi tatalaksana pemeliharaan sapi dan internal ternak. Tatalaksana pemeliharaan sapi yaitu dengan pemberian pakan pada sapi, mutu genetik sapi yang dipelihara, pengelolaan reproduksi. Pakan sangat mempengaruhi kesehatan pada sapi, sehingga kekurangan dalam pemberian nutrisi banyak menyebabkan munculnya penyakit pada sapi. Faktor internal sapi ditentukan oleh alat-alat reproduksi. Kerusakan ini disebabkan penyakit, kelainan fungsi hormonal, dan kelainan bentuk anatomis dari alat- alat reproduksi, sehingga kurang/tidak berfungsi. Daftar Pustaka [Deptan] Departemen Pertanian RI. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong. Bogor (ID). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Pencegahan Endometritis.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencegahan Endometritis.docx

Pencegahan Endometritis (radang uterus)

Faktor predisposisi terjadinya endometritis adalah distokia, retensi plasenta, musim, kelahiran kembar, infeksi bakteri, dan penyakit metabolit. Hasil studi kasus banyak menunjukkan bahwa retensi plasenta memiliki pengaruh besar terjadinya kasus ini. Pencegahan endometritis yang dilakukan yaitu dengan penanganan prepartus, partus, dan postpartus sangat penting untuk mencegah infeksi uterus.

Mikroorganisme yang sering masuk melalui cervic dan vagina adalah Strepthococcus, Staphylococcus, dan E. coli. Bakteri ini kemungkinan berasal dari feses yang terkontaminasi saat dilakukan inseminasi buatan, pertolongan distokia maupun retensi plasenta. Endometritis penyebab utama kemajiran (Toelihere, 1985). Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara ketika inseminator atau dokter hewan melakukan inseminasi maupun penanganan kesehatan pada sapi. Pencegahan kasus endometritis dipengaruhi tatalaksana pemeliharaan sapi dan internal ternak.

Tatalaksana pemeliharaan sapi yaitu dengan pemberian pakan pada sapi, mutu genetik sapi yang dipelihara, pengelolaan reproduksi. Pakan sangat mempengaruhi kesehatan pada sapi, sehingga kekurangan dalam pemberian nutrisi banyak menyebabkan munculnya penyakit pada sapi.

Faktor internal sapi ditentukan oleh alat-alat reproduksi. Kerusakan ini disebabkan penyakit, kelainan fungsi hormonal, dan kelainan bentuk anatomis dari alat-alat reproduksi, sehingga kurang/tidak berfungsi. Daftar Pustaka

[Deptan] Departemen Pertanian RI. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong. Bogor (ID). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Toelihere M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Bogor (ID) Universitas Indonesia Pr.