Upload
lythien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Solihin
NIM: 104045201529
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA.
NIP: 195609061982031004
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009 M
PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Solihin
NIM: 104045201529
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pemikiran Politik Mu’ammar Qadhafi”, telah diujikan
dalam sidang munaqashah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pada tanggal 11 November 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Pada Program Studi
Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syariyyah.
Jakarta, 11 November 2009.
Dekan,
Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM.
NIP. 19550505 1982031012
PANITIA UJIAN MUNAQASHAH
Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag. (………………...)
NIP. 197210101997031008
Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (………………...)
NIP. 197102151997032002
Pembimbing : Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA. (………………...)
NIP: 195609061982031004
Penguji I : Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (………………...)
NIP: 197112121995031001
Penguji II : Dr. Asmawi, M.Ag. (………………...)
NIP. 19721010199703100
�������������������� ������������ �������� ����������������������������
������������������������������������
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke-hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya serta segala petunjuk yang telah diberikan-Nya. Shalawat dan salam
semoga Allah limpahkan kapada nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur telah dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan sebagai
salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum Islam di Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI”.
Dalam setiap penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan, bimbingan,
dorongan serta perhatian yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA.,MM, Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayattullah Jakarta.
2. Bapak Dr.Asmawi.,M.Ag, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta.
3. Ibu Sri Hidayati, M.Ag, Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta.
4. Bapak Dr.H. Afifi Fauzi Abbas, M.A, pembimbing skripsi penulis.
5. Pimpinan dan segenap jajaran pengurus Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas
kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.
6. Keluarga tercinta, Bapak H. Abd.Rohim, Ibu Hj. Samaah, terima kasih telah
mengasuh dan mendidik penulis sampai saat ini. Untuk kakak-kakak tercinta
Sayatih, Soleha, Habibah, Madropi, Jamilah, Abd. Khoir, Aslamiah, Naih
Saputra, Ahmad Z, M.Ridwan, Hasan M, Matarid, terima kasih atas motivasi
dan dorongannya, dan untuk keponakan penulis Bahruddin, M.Irfan, Amelia
terima kasih atas perhatiannya.
7. Istri dan puteri tercinta (Yusnita, Ayatul Husna) yang telah sabar dan setia
menemani penulis, dan ibu Maswanih yang selalu mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan jurusan Siyasah Syar’iyyah anggkatan 2004 senasib
sepenanggungan, Fauzi Rahman, Aziz, Wendra, Putri. Tidak lupa juga ucapan
terima kasih penulis kepada Ade Liani dan Juwita “Study hard, please!”
Semoga bantuan, bimbingan, dorongan, serta perhatiannya mendapat balasan
berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.
Bogor, 02 Desember 2009 M
15 Dzulhijjah 1430 H
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bogor, 02 Desember 2009 M
15 Dzulhijjah 1430 H
Solihin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... III
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. V
DAFTAR ISI .................................................................................................... VI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................... 10
D. Review Studi Terdahulu..................................................... 11
E. Metode Penelitian .............................................................. 16
F. Sistematika Penulisan......................................................... 21
BAB II : SOSIALISME DAN ISLAM
A. Dinamika Sosialisme.......................................................... 24
B. Sosialisme dalam Perspektif Islam ..................................... 35
BAB III : SEKILAS MENGENAI LIBYA DAN PROFIL QADHAFI
A. Libya dan Kolaborasi Antara Raja Idris dengan Kerajaan
Inggris................................................................................ 52
B. Profil Qadhafi..................................................................... 54
b.1. Latar Belakang Pendidikan ........................................ 55
b.2. Perjalanan Karier Militer dan Politik ......................... 59
b.3. Proses Pengalihan Kepemimpinan ............................. 63
BAB IV : PEMIKIRAN POLITIK DAN VISI MUAMMAR QADHAFI
A. Ideologi Qadhafi : Islam Sebagai Sosialisme Sejati ............ 70
B. Visi Muammar Qadhafi; Al-kitab Al-Akhdar ..................... 74
C. Sosialisme; Solusi Problem Demokrasi: Kedaulatan
Rakyat................................................................................ 77
D. Sosialisme; Solusi Problem Ekonomi ................................. 89
E. Basis Masyarakat dalam Teori Universal Ketiga ................ 96
F. Kritik dan Catatan Untuk Qadhafi........................................ 109
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan Saran ............................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 117
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep Islam sebagai al-din, yang bersumber dari Al-Qur’an meliputi semua
aspek kehidupan manusia, baik pengaturan hubungan makhluk dengan khalik
(habl min Allah), maupun pengaturan hubungan antar makhluk (habl min Al-
nash), konsep Din al-Islam mencakup hukum tentang sistem keyakinan (ahkam
I’tiqadiyyah), hukum yang berhubungan dengan pengaturan ucapan, perbuatan,
dan hubungan antar manusia (ahkam ‘amaliyah ) dan hukum yang berhubungan
dengan keutamaan, kesempurnaan dan keindahan bagi diri manusia (ahkam
khuluqiyah). Esensi kandungan Din al-Islam tidak hanya mengatur masalah
ibadah ritual saja, yaitu ibadah dalam bentuk pengaturan hubungan manusia
dengan tuhannya, namun juga ia mengatur kepentingan hubungan manusia dalam
hidup bermasyarakatnya seperti masalah kehidupan rumah tangga, pendidikan,
ekonomi, ketatanegaraan, politik dan hukum1
Runtuhnya Uni Soviet serta berbagai perubahan di negara-negara Sosialis
Timur satu dekade yang lalu, hingga saat ini dipahami sebagai berakhirnya
Perang Dingin, suatu perang ideologi setelah berakhirnya era kolonialisme, di
mana penjajahan dilakukan secara fisik, dunia memasuki era peperangan ideologi
1 .Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata
Hukum Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama.2002, Cet kedua), h.12.
ketika negara-negara kolonialisme masih ingin melanjutkan cengkraman mereka
pada bangsa-bangsa yang baru merdeka, peperangan tersebut terjadi antara blok
kapitalisme Barat yang dipimpin Amerika Serikat dengan blok sosialis yang
dipimpin Uni Soviet Rusia, yang sama-sama ingin menanamkan pengaruh di
negara-negara Selatan yang baru merdeka.2
Dengan demikian perang dingin merupakan perang ideologi untuk
memperebutkan hegemoni ke negara-negara yang dikenal sebagai dunia ketiga
atau pun dunia Selatan tersebut. Karena itulah runtuhnya Uni Soviet yang disusul
negara-negara satelitnya, Eropa Timur, sering dianggap dan dirayakan sebagai
berakhir atau gagalnya sosialisme, Lebih lanjut runtuhnya Uni Soviet juga
dianggap akan membawa dampak bagi berakhirnya berbagai percobaan negara-
negara transisi menuju sosialisme di dunia ketiga. Selain telah melahirkan
pemimpin revolusi, negara-negara transisi menuju sosialisme dunia ketiga juga
telah mewariskan berbagai model sosialisme maupun eksperimen sosialisme
dunia ketiga, namun, dengan runtuhnya negara-negara sosialis Eropa Timur,
eksistensi mereka juga di perkirakan terancam. Warisan model sosialisme dunia
ketiga tersebut diantaranya adalah rintisan Fidel Castro dan Che Guevcars yang
mempelopori suatu model sosialisme yang dikenal ‘Sosialis Kuba’. Gerakan
sosialisme Amerika latin maupun Amerika Selatan yang mengikuti jejak Kuba
adalah gerakan Sandinista yang melahirkan Daniel Ortega di Nikaragua, Salvador
2. Mansour Fakih, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.(Yogyakarta:Insist Press,
2002), h. 151.
Allende di Chile dan Camilo Torres di Kolumbia, demikian halnya di belahan
benua Asia, berbagai model sosialisme pernah diperjuangkan, juga telah
melahirkan pemimpin dan pemikir, seperti Ho Chi minh di Cina, di Timur
Tengah, usaha dan percobaan tersebut juga telah melahirkan sosialisme Arab
Ba’athisme di Syiria dan Irak. Di benua Afrika, perjuangan sosialisme telah
melahirkan Nkrumah di Ghana, Yulius Nyrere dengan Ujama sebagai model
sosialisme di Tanzania, dan Amilcar Cabral di Guinea Bisau bahkan, gerakan
Kibut di Israel sering disebut sebagai percobaan sosialisme generasi muda bangsa
Yahudi.3
Versi lain menyatakan bahwa sebenarnya sosialisme sudah ada sejak Islam
bersemai di negara Arab. Sosialisme ini nampak dalam ajaran Islam yang
disampaikan kepada warga Mekkah, nabi Muhammad SAW menganjurkan
sebuah alternatif tatanan sosial yang adil dan tidak eksploitatif serta menentang
penumpukan kekayaan di tangan segelintir orang. Pada ranah ini, Nabi
mengajukan adanya distribusi kekayaan yang berlebih kepada kelompok
masyarkat yang membutuhkan dengan istilah infaq fi sabilillah. Al-Qur’an yang
diwahyukan kepada Nabi mengutuk penumpukan dan mengancamnya dengan
hukuman yang berat. 4 Riba yang biasa diterjemahkan dengan bunga juga
dilarang. Selain itu, gaya hidup nabi Muhammad juga sangat sederhana. Beliau
3. Mansour, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik, h.152-153.
4. Amiruddin ar-Rany terjemahan dari Asghar Ali Engineer, Islam and its Relevance to Our
Age, , (Yogyakarta: LKSIS Yogyakarta bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1993), cetakan pertama,
h.8
menjahit bajunya sendiri, tinggal diruangan yang sempit, dan melakukan
pekerjaan sebagai mana umumnya orang lakukan pada zamannya. Hartanya
didayagunakan untuk kepentingan umum.5 Tidak mengherankan jika Nabi
dijadikan acuan sosialisme bagi pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan sosio-
politik Muslim
Sementara itu, di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, gagasan sosialisme yang mendapat bimbingan semangat Islam, yang pada
dasarnya Islam sendiri juga meletakkan keadilan sosial bagi pilar utamanya,
selain memudahkan perkawinannya dengan gagasan sosialisme, juga telah
melahirkan gerakan keagamaan maupun teologi yang praksis yang lebih bercorak
sosialistik,6 seperti salah satu pengaruh dan propaganda tentang perlawanan
terhadap kolonialisme dan persatuan wilayah Islam atau Panislamisme di Timur
Tengah adalah Said Jamaludin Al-Afgani yang merupakan gerakan kultural anti
kolonialisme di zaman sebelum Perang Dunia II, Nasserisme di Mesir, Ben Bella
di Aljenia, dan akhirnya sosialisme Libya yang ditegakkan oleh Muammar
Qadhafi.
Muammar Qadhafi adalah sosok yang menjadi salah satu warisan dari
kekayaan sejarah bangsa ataupun masyarakat yang berjuang untuk menciptakan
dunia yang lebih baik dan lebih adil bagi masyarakatnya. Sebagai usaha untuk
5. Amiruddin ar-Rany terjemahan dari Asghar Ali Engineer, Islam and its Relevance to Our
Age,., h.89.
6. Mansour, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik., h.153-154
menciptakan ruang guna mewujudkan cita-cita, pandangan, dan keyakinan yang
terbaik bagi mereka sendiri, perjuangan yang dipimpin oleh Qadhafi menarik
untuk dikaji dan direnungkan. Qadhafi adalah salah satu tokoh yang berhasil
bertahan hingga saat ini. Dari banyak tokoh yang mencoba menciptakan ruang
untuk membangun dan menerapkan cita-cita tersebut. Sebagian usaha mengalami
kegagalan, bahkan sebelum dimulai atau sebelum berkembang, sungguhpun
demikian Qadhafi adalah tokoh yang kontroversial, juga seorang yang paling
sedikit mendapat perhatian kajian studi ilmiah kalangan Universitas tentang
perubahan sosial.7
Libya menganggap ideoligi yang dianutnya sebagai jalan tengah antara kutub
sosialisme (Komunisme) dan Kapitalisme. Hal ini diungkapkan Muammar
Qadhafi, bahwa buah pikirannya yang terangkum dalam The Green Book/ Al-
kitab Al-Ahdhar (Buku hijau) merupakan jalan tengah dari dua ideologi besar
yang “bermasalah”, yaitu Sosialisme dan Kapitalisme. Istilah The Green sendiri
pada bukunya merupakan simbol dari jalan tengah antara soslialisme yang
diasosiasikan dengan The Red (Merah) dan Kapitalisme yang diasosiasikan
dengan The White (Putih).8
Muammar Qadhafi menghendaki bangsanya mempunyai pemikiran dan
ideologi yang orisinal tanpa harus berkiblat kesalahsatu kutub ideoligi asing.
7. Mansour Fakih, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.., h. 148-149.
8. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006). h.6.
Keorisinilan yang dimaksud adalah bahwa ideologi bangsa Libya harus berasal
dari akar tradisi yang memengaruhi dan berlaku dalam kehidupan mereka. Tradisi
tersebut bagi rakyat Libya adalah Islam. 9
Libya yang diklasifikasikan sebagai negara Islam karena mayoritas atau
kebanyakan rakyatnya menganut Islam menjadi sebuah sosok negara yang
menarik untuk dikaji karena memposisikan dirinya sebagai negara yang secara
diametral bertentangan dengan negara-negara Barat yang kapitalis dan cenderung
bersahabat dengan ide negara-negara sosialis. Bahkan negara ini dengan terang-
terangan menamakan dirinya Republik Rakyat Sosialis Arab Libya. Namun,
meski Qadhafi menyatakan negaranya dibangun atas dasar ide jalan tengah
sebagai mana yang dirangkum dalam The Green Book, ia menolak sosialisme
Barat ataupun kapitalisme. Ide-ide yang dituangkan dalam The Green tampak
sarat nilai dan ide besar sosialisme. Hanya saja, kalaupun pemikiran Muammar
sarat dengan ide besar sosialisme, tampak juga perpedaan-perbedaan yang
spesifik dan mendasar dengan ide-ide sosialisme yang berkembang di Barat.
Seperti diakuinya peranan agama dalam kehidupan bernegara dan menjadi
landasan hukum nasional. Oleh karena itu Qadhafi menyebutnya sebagai bentuk
Neo-Sosialisme, dimana agama (Islam) menjadi watak dasar dan mempunyai
peranan yang sangat menentukan. 10
9. Ibid., h.6
10. Ibid., h. 7
Sebagai contoh, Qadhafi mengatakan bahwa sosialisme yang dianutnya
mengakui hak waris dan hak milik lainnya. Selain itu, ia menawarkan sebuah
sistem demokrasi langsung yang mirip dengan konsep demokrasi Yunani kuno
dengan berbagai modifikasinya, dimana rakyat dalam mengontrol negara tidak
berdasarkan perwakilan tetapi memakai sistem demokrasi langsung. Selanjutnya,
ia juga menolak sistem kepartaian yang diangggap hanya menguntungkan
sebagian kecil elit politik dan mereduksi kepentingan rakyat yang sebenarnya.
Dalam hal ini Qadhafi dengan tegas menolak definisi demokrasi yang ditawarkan
Barat modern yang sarat manipulasi politik. Sehingga makna demokrasi menjadi
sebuah makna yang interpretable dan kondisional dalam prakteknya. Oleh karena
itulah Esposito dan Voll berpendapat bahwa demokrasi yang ditawarkan Barat
belum tentu sesuai dengan situasi lokal, sosial dan budaya suatu bangsa atau
negara. Maka dengan demikian, makna demokrasi tidaklah tunggal tetapi plural.
Sebagaimana pengalaman demokratisasi di Barat sendiri, ia beberapa kali
mengalami proses pencarian makna dan bentuk demokrasi dari sejak revolusi
Perancis hingga sekarang. 11
Maka disini penulis merasa tertantang untuk mengkaji hal-hal atau nilai-nilai
yang dapat menjadikan Islam dan sosialisme sebagai motivasi kemerdekaan di
berbagai negara, Indonesia juga tidak jauh berbeda, seperti pernyataan Hos
Cokroaminoto, asas perjuangan Syarekat Islam adalah sosialisme Islam, Hatta
11. Jhon l. Esposito dan Jhon O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim, ( Bandung:
Mizan, 1999). H. 19.
dengan sosialisme religius, Soekarno dengan NASAKOM-nya. Pertanyaan
mendasar yang insyaallah akan dijawab dalam penelitian ini apakah Islam dan
sosialisme adalah dua hal yang kontradiktif? sehingga sosialisme harus
dihadapkan dengan Islam, seperti pertarungan Gamal Abdul Naser dengan raja
Arab Saudi , tentang Islam dan sosialisme dengan dukungan masing-masing
ulama, kalau memang Islam dan sosialisme kontradiktif dimana letak
kontradiktifnya? Atau barangkali Islam dan sosialisme adalah hal yang dapat
dipertemukan menjadi asas dasar perjuangan melawan Imperialisme ataupun asas
membangun sebuah negara yang tidak anti terhadap kesejahteraan masyarakat
atau kesetaraan kedudukan, mungkin juga Islam dan sosialisme menjadi dasar
analisis tentang kemasyarakatan di berbagai masyarakat belahan dunia.
Berdasarkan latar belakang ini penulis sangat tertarik dan optimis untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Pemikiran Politik Mu’ammar
Qadhafi” yaitu sebuah kajian tentang pemikiran Qadhafi yang dituangkan
dalam sebuah buku hijau (The green book) penelitian ini bersifat historis dan
teoritis yakni mengenai sejarah Sosialisme, kemudian pola pemikiran seorang
Muammar Qadhafi dalam menjalankan pemerintahannya di Libya yang sampai
sekarang ini tetap bertahan dengan sosialismenya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk mengungkap permasalahan di atas cara yang akan ditempuh oleh
penulis adalah dengan studi kepustakaan yang melingkupi studi sejarah dan teori
yang berkaitan dengan permasalahan perkembangan politik di Libya. Oleh karena
itu pembatasan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana konsistensi
Qadhafi dalam melaksanakan konsep sosialisme Islam pada kebijakan politik-
ekonomi di Libya, selain itu serta untuk mencari justifikasi keterkaitan antara
Islam dengan sosialisme secara teoritis dan historis normatif (masa Rasulullah
SAW dan Khilafah Rasyidah). Jadi, tidak menyentuh aspek dan hitorisnya pasca
Khilafah Rasyidah. Sumber rujukan sosialisme akan mengacu pada ide-ide besar
sosialisme klasik hingga modern, sedangkan sumber pokoknya merujuk pada Al-
Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta memperhatikan praktik para shahabat
Rasulullah.
Sedangkan ruang lingkup kajian ini difokuskan pada pemikiran Muammar
Qadhafi yang berkenaan dengan produk-produk ijtihad dan visinya yang tertuang
dalam The Green Book. Dengan demikian, pemahaman terhadap pemikiran
Qadhafi dapat dilakukan secara utuh dan menyeluruh.
Dengan membagi kajian pada bidang pemikiran yang telah digambarkan
di atas, ada beberapa masalah pokok yang akan dicari jawabannya di dalam
skripsi ini dengan rumusan sebagai berikut:
1. Siapakah Muammar Qadhafi
2. Bagaimana pemikiran politik Muammar Qadhafi
3. Apa yang menjadi latar balakang pemikiran Qadhafi dan seperti apa
pandangannya terhadap sosialisme.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penulis
mempunyai tujuan:
1. Mempelajari beberapa konsep pemikiran politik Mu’ammar Qadhafi terhadap
kontek politik di Libya.
2. Mengetahui interaksi sosialisme dengan Islam dalam pandangan Mu’ammar
Qadhafi.
3. Menjelaskan perbedaan antara sosialisme dan kapitalisme serta komunisme.
Hasil dari penulisan dan penelitian ini selanjutnya akan dapat dimanfaatkan
sebagai:
1. Untuk penulis : Memberikan wawasan kepada penulis dan dalam rangka
meningkatkan disiplin ilmu yang akan dikembangkan sesuai dengan bidang
studi yang merupakan matakuliah pokok dan diperdalam lebih lanjut lagi
melalui studi-studi yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut.
2. Untuk kalangan akademisi : seperti mahasiswa dan pengamat, skripsi ini
menyajikan wacana yang bisa dijadikan informasi untuk dibahas dan
didiskusikan
3. Untuk ilmu Pengetahuan : memberikan sumbangan khususnya bidang ilmu
politik sehingga berfungsi untuk mengetahui tentang pandangan hukum Islam
mengenai sosialisme dan pemikiran tokoh khususnya Muammar Qadhafi.
4. Untuk masyarakat : skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara di wilayah Timur
Tengah, khususnya Libya.
D. Review Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah melakukan kajian terhadap
buku-buku yang ada kaitannya dengan Islam dan sosialisme, peneliti juga telah
meninjau karya ilmiah dalam bentuk buku-buku dan skripsi. Buku yang pertama
berjudul “Islam and The Third Of Universal Theory penulis Mahmoud Ayyoub
yang diterbitkan oleh New York and London: 1987, Kegan Paul Internasional
dalam buku ini Ayyoub lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi,
walaupun Ayyoub menyertakan pemikiran Qadhafi dalam The Green Book,
kajiannya dalam hal ini tidak begitu mendalam dan tidak tuntas. Meski demikian,
buku Ayyoub ini menjadi sumber informasi bagi penulis dalam menelusuri
sumber-sumber mengenai kajian pemikiran Qadhafi.12
Selain itu, buku Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-
Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan,
12. Mahmoud Ayyoub, Islam and The Third Of Universal Theory ( New York and London:,
Kegan Paul Internasional,1987), h. 6-8.
1983) karangan Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy mengenai ketatanegaraaan
Libya juga sangat bermanfaat, dalam buku ini dapat dicermati bagaimana cita-cita
Qadhafi dalam The Green Book dapat diimplementasikan dalam sebuah negara
Libya. Dari sisi ini telah melahirkan citra Qadhafi, bukan hanya sebagai pemikir
tetapi juga sebagai seorang praktisi.13
Kemudian didalam buku “Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme”
oleh Syamsuddin Ramadlan yang diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit
Wahyu Press. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa ideologi kapitalisme dan
sosialisme merupakan ideoligi yang bertentangan dengan ideologi ajaran Islam,
penyebab perbedaan yang ada adalah perbedaan ‘aqidah atau pemikiran yang
mendasar, yakni jika dilihat lebih mendalam, perbuatan yang dilakukan kaum
sosialis dan kapitalis lebih mengarah kepada materialisme dan kedunian semata
walaupun seakan-akan sama dalam perbuatan tetapi kaum sosialis dan kapitalis
menolong orang lain karena manfaat tertentu.14
Selain itu Syamsuddin juga menjelaskan dalam bukunya bahwa Islam dengan
kapitalisme dan sosialisme tidak mungkin berdampingan. Menurutnya kondisi itu
disebabkan adanya kaedah-kaedah yang harus dimiliki oleh umat Islam yang
pertama, semua negara yang mengemban ideoligi kapitalisme dan sosialisme
adalah musuh Islam dan kaum muslimin, kedua, sistem kapitalis itu bersikap
13. Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy, Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-
‘Alamiyah Al-Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan, 1983),h.
29-31. 14. Syamsuddin Ramadlan, “Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme” (Jakarta: Wahyu
Press, 2003), h. 7
resisten terhadap ideoligi maupun gerakan yang bertentangan dengan ideologinya.
Ketiga, Islam adalah agama lurus. Tidak dinamakan Islam, jika bersinkretis
dengan kapitalisme dan sosialisme-komunisme. Keempat, umat Islam harus dapat
membedakan antara pemikiran-pemikiran yang bebas dari nilai dengan
pemikiran-pemikiran yang tidak bebas dari nilai.15
Didalam buku Negara Hukum
buah karya Prof. Dr.H. Muhammad Tahir Azhary, SH. Menambahkan bahwa
paham Sosialis atau socialist legality merupakan watak negara komunis/sosialis
yang diwarnai oleh doktrin komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat.16
Di dalam bukunya Dr. Mansour Fakih “Jalan Lain” Manifesto Intelektual
Organik (Yogyakarta: Insist Press 2000) diuraikan mengenai pemikiran Karl
Heinrich Marx yang pada intinya adalah pikiran dan analisis Marx tersebut
didasarkan pada pemikiran epistemologi yang terkenal dengan “ dialectical and
historical materialisme. Pemikiran filosofi epistemologi tersebutlah yang
membuat ia lebih dikenal sebagai ‘anti-tuhan’. Padahal, pemikiran tentang
dialektika dan materialisme sejarah sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan ada
atau tidaknya Tuhan. Karena Marxisme bukanlah sebuah agama, melainkan
sebagai salah satu aliran pemikiran sosialis dalam rangka mencari sistem sosial
yang adil. Itulah makanya Marxisme berkembang, dan melahirkan banyak
tafsiran. Analisis tersebut berwatak radikal karena mencoba membuka relasi
15. Ibid., h.8
16. Muhammad Tahir Azhary, SH, Negara Hukum, (Jakarta: UI bekerjasama dengan Fakultas
Hukum, 1991), h. 91.
sosial yang paling dasar dari hubungan produksi manusia antara yang memiliki
modal (kapital) dan yang bermodal tenaga kerja, itulah mula dari analisis kelas.
Namun dalam perkembangan tafsiran selanjutnya, teori kelas justru melihat lebih
luas dari sekedar hubungan buruh-kapitalis tetapi telah melibatkan negara, civil
society, dan semua sektor masyarakat non buruh lainnya. Masyarakat tanpa kelas,
dengan begitu bukanlah ‘masyarakat sama tara dan sama harta,’ seperti yang
sering dipahami orang, melainkan suatu masyarakat tanpa aksploitasi. Eksploitasi
juga tidak seperti yang sering dipahami banyak orang, dalam definisi Marx
ekspoloitasi terjadi melalui pengambilan surplus value yang seharusnya hak
buruh 17
Setelah melakukan tinjauan terhadap buku-buku diatas penulis juga mencoba
untuk mengkaji karya ilmiah yang berupa skripsi yang ada di Perpustakaan
Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan judul Perkembangan Islam dan Sosialisme
di Timur Tengah” oleh Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M. Dalam
skripsi tersebut diuraikan dan di jelaskan mengenai konsep-konsep Islam dan
sosialisme dimana diantara keduanya memiliki persamaan-persamaan yang
signifikan, yaitu dalam hal menjunjung kesejahteraan rakyat dan terciptanya
kedamaan dalam sebuah bangsa dan negara. Dan didalam skripsi tersebut juga
dibahas tentang perkembangan sosialisme pasca runtuhnya Uni Soviet sampai
kepada perkembangan yang terjadi setelah perang Iraq tahun 2003. didalamnya
17. Mansour Fakih “Jalan Lain” Manifesto Intelektual Organik (Yogyakarta: Insist Press
2000), h.
juga di sebutkan beberapa tokoh-tokoh gerakan yang mendukung sosialisme
diantaranya Gamal Abdul Naseer di Mesir dan gerakan revolusi iran serta
perkembangan sosialisme yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan konsepnya Hos
Cokroaminoto, Soekarno dan Hatta.
Dari buku-buku atau pun skripsi di atas penulis ingin menegaskan bahwa
skripsi yang ditulis ini memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan
pertama, dalam hal objek kajian, penulis lebih menekankan pada pemikiran
Qadhafi dalam The Green Book hal ini berbeda dengan karya Mahmoud Ayoub
yang lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi. Kedua, dari segi
subtansi, penulis berusaha memberikan informasi tentang pandangan Islam
mengenai sosialisme dari segi fositifnya, hal ini jelas berbeda dengan karya Abdul
Hamid Al-Khalidy dalam bukunya Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al- Nazhariyah
Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah yang sekedar memberikan gambaran perjalanan
ketatanegaraan Libya dan cita-cita Qadhafi, demikian juga dengan karyanya
Syamsudin Ramadlan yang menyoroti sosialisme dari segi negatifnya saja.
Ketiga, dari segi pembatasan (spesifikasi kajian), penulis berusaha memfokuskan
penelitiannya hanya pada negara Libya dan hal ini pun kemudian lebih di
khususkan lagi mengenai pemikiran politik Muammar Qadhafi dan pandangannya
terhadap sosialisme, sehingga, skripsi ini berbeda dengan skripsi yang dibuat oleh
Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M yang isi kajianya mengenai
Perkembangan Islam dan Sosialisme di Timur Tengah, dalam pandangan analisis
penulis skripsi ini terlalu luas yaitu dalam hal objek pembatasannya, sehingga,
informasi yang diberikan masih secara global dan bersifat pengantar atau
pengenalan tentang sosialisme.
Adapun data tambahan mengenai perkembangan mutakhir Libya dan aksi
politik Qadhafi penulis mendapatkan berita dari jurnal yang diterbitkan Libya dan
situs internet yang memuat informasi mengenai Libya secara keseluruhan .
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penulisan penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan.
pertama, pendekatan sejarah (historical approach) dalam hal ini penelitian
mengeksplorasi perkembangan konsep ataupun pemikiran serta aksi politik
objek penelitian secara kronologis. Dengan mengungkap perkembangan
konsep sosialisme secara kronologis akan dapat diketahui dengan lebih mudah
perihal sebab-sebab munculnya perkembangan konsep tersebut. Pada
akhirnya, penulis dapat menemukan orisinalitas dan inti dari sosialisme yang
akan dikawinkan dengan Islam yang konsepnya berangkat dari sumber
utamanya (Al-Qur;an dan Sunnah). Dari teori ini penulis mulai meneliti
tentang sejarah perkembangan Libya, yang mencakup tentang
Imperium/Kerajaan ysng pernah mengusainya sampai pada fase pengalihan
kekuasaan yang dilakukan oleh Muammar Qadhafi, kemudian penulis
melanjutkan dengan meneliti pendangan sosialisme Qadhafi yang di
komparasikan dengan perspektif Islam mengenai sosialisme.
Kedua, pendekatan penafsiran kritis (Hermeneutical Approach), yakni
sebuah metode yang dengan mudah didefinisikan sebagai filsafat penafsiran
makna. Dengan pendekatan ini penulis membahas inti atau pokok bahasan
berupa eksplorasi gagasan-gagasan atau ide Muammar Qadhafi. Kemudian,
dari hasil eksplorasi tersebut penulis mencoba memahaminya dengan
penafsiran kritis terhadap ide dan gagasan Qadhafi tersebut. Penafsiran
dilakukan dengan mengamati hasil eksplorasi historis terhadap perkembangan
konsep secara kronologis dan juga dengan mengamati dan menyelami makna
kandungan ayat-ayat atau sunnah yang dianggap beraroma sosialistik. Hasil
yang diharapkan kemudian bisa menjawab seluruh pertanyaan yang
dikemukakan dalam rumusan masalah di atas dan memberikan kesimpulan
yang akurat dan bermanfaat.
Sebagai implikasi dari pendekatan yang digunakan maka metode
penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif,
dengan metode ini penulis mengkaji bahan atau data dari sumber tulisan yang
terkait, baik dari sumber primer, antara lain Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-
Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat Sosialis Arab), Mahmoud
Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New
York:Kegan Paul Internasional,1987), Ahmad Abdul Hamid Al-Khalidi, Usus
Al-Tazim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al- Tsalitsah, (Tripoli: Al-
Munsha’ah Al-‘Ammah lil Nasyr wa Al-Tauzi’ wa Al-‘Ilan,1983), Muammar
Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy,
(Yogyakarta: Insist,2000), maupun sekunder, antara lain Endang Mintarja,
Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006), Mansour Faqih. Jalan Lain,
Manifesto Intelektual Organik.Yogyakarta:Insist Press, 2002,. John l Esposito,
Islam Ancaman, Mitos atau Realitas: Jakarta: Mizan.1994), Miriam
Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1996. dengan memberikan kategorisasi dan pengelompokan kualitas pada data
yang diperoleh, baik yang berasal dari dokumen pustaka ataupun dari data
lainnya (Internet), kemudian data-data tersebut dianalisis dengan kritis secara
akademis. Oleh karena itu, penulis akan merujuk pada pengkajian pustaka,
baik karya asli maupun terjemahan, juga karya lokal lainnya sejauh
mendukung atau sesuai dengan tema bahasan.
2. Teknik Pengumpulan data
a. Pengumpulan data
Dalam penyusunan skripsi ini data yang diperoleh dari berbagai
sumber tertulis data tersebut terbagi kepada dua sumber yaitu sumber
primer dan sekunder. Sumber primer meliputi The Green Book penulis
Mu’ammar Qadhafi yang diterjemahkan oleh Zakiyuddin Baidhawi, Islam
and Third Universal Theory penulis Mahmud Ayyoub; Usus Al-Tanzim
al-Siyasi Fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah penulis Ahmad
Abdul Hamid al-Khalidi; Al-Qadhafi wa Mutaqawwilun ’Alaihi penulis
Muhammad Ibn Abd Karim al-Jazari; Sumber sekunder antara lain sepert
Jalan lain; Manisfesto Intelektual Organik penulis Mansour Faqih;
Demokrasi dinegara-negara Muslim penulis John L Esposito; Al-Sijjil Al-
Qaumi penulis Mu’ammar Qadhafi, Comentory on the Green Book penulis
Muammar Qadhafi Islam dan sosialisme penulis H. Oemar Said Cokro
Aminoto; Metode pengambilan data dilakukan melalui karya-karya lain
seperti Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme penulis Syamsuddin
Ramadlan; Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiardjo, Al-Ahkam Al-
Shulthaniyah penulis Abu Al-Hasan ‘Ali ibn Muhammad ibn Habib Al-
Bashary Al-Bagdady Al-Mawardy sebagai bahan rujukan yang
melengkapinya. Kemudian penulis mentelaah dan mempelajari yang
sekiranya diperlukan sebagai bahan tulisan.
b. Pengelolaan data
Metode pengelolaan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan hasil-hasil penelitian
yang bersumber dari data primer dan sekunder, sedangkan analisis yaitu
menginterpretasikan dari hasil-hasil pemilihan yang telah didapatkan.
Melalui konsep ini penulis melakukan eksplorasi tentang keadaan dan
kondisi Libya yang di dapatkan dari sumber-sumber primer seperti buah
karya Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Of Universal Theory, New
York and London: Kegan Paul Intenasional, 1987, Muammar Qadhafi, Al-
Sijjil Al-Qaumi (Writings, Speeches And Pronouncements Of Muammar
Qadhafi) dan sebagai pelengkapnya ( penulis mendaparkannya dari media
Internet. Dan sumber-sumber sekunder lainnya.
Data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tema dan
hal-hal yang akan dibahas oleh penulis, kemudian penulis
mendeskripsikannya dengan memaparkan secara sistematis yang disertai
dengan membuat analisis, kritik dan kesimpulan analisis yang digunakan
penulis adalah analisis hubungan, yaitu memberikan analisis dengan
menghubungkan uraian dan penjelasan yang terdapat pada bab-bab
sebelumnya diakhir pembahasan.
3. Teknik analisis data
Analisis data dengan metode analisis induktif yaitu dengan melakukan
analisis secara menyeluruh terhadap data-data yang telah didata kemudian
akan dihasilkan kesimpulan penelitian terhadap permasalahan yang diangkat.
Metode ini dilakukan penulis dengan berbagai langkah, langkah-langkah itu
ialah dengan cara menghimpun seluruh data-data yang didapat dari berbagai
sumber (primer dan sekunder), kemudian dari data-data tersebut dijadikan
beberapa bab dan sub bab, setelah semuanya terdata dengan baik langkah
yang selanjutnya dilakukan oleh penulis adalah menganalisa data-data
tersebut sehingga menjadi sebuah kesimpulan yang sesuai dengan informasi
dan data-data yang didapatkan.
4. Teknik penulisan
Teknik penulisan skripsi ini penulisan menggunakan buku pedoman
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan hukum tahun
2007 cetakan ke-1.
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini menggunakan sistem bab-perbab, dimana
dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub tema yang memuat pokok-pokok
pembahasan dan pemikiran penulis.
Bab I, Sebagaimana diuraikan dimuka, berisi pembahasan formal penulisan
skripsi ini, yang terdiri dari latar belakang yang menjelaskan perlu dan pentingnya
penulisan ini, sehingga penulisan ini menemukan relevansi dan signifikansinya.
Kemudian dikemukakan juga batasan dan rumusan masalahnya sehingga
penulisan akan lebih terfokus dan lebih jelas. Selain itu dikemukakan juga
metodologi, tujuan dan sistematika penulisan atau pembahasan.
Bab II, Berusaha menguraikan masalah Pandangan Islam Terhadap Sosialisme
yang selama ini mengalami reduksi secara maknawi, sehingga istilah ini selalu
disosialisasikan sebagai sebuah gerakan atau kepentingan politik tertentu. Untuk
itu dalam bab ini dikemukakan berbagai bentuk sosialisme secara kronologis dan
metamorfosanya dari sosiallisme klasik, yang merupakan ide awal dari sebuah
gagasan sosialisme dan diasumsikan mengilhami lahirnya ide-ide baru sosialisme
dalam perkembangan di dunia modern. Kemudian masuk pada sosialisme Marxis,
yang dianggap sebagai sosialisme ilmiah dan mengilhami sebagian besar gerakan
sosialisme dari kalangan buruh sampai pada bentuknya yang politis, lantas,
dibahas bagaimana ide-ide sosialisme berkembang di kalangan orang-orang
beragama yang memperjuangkan ide sosialisme lewat justifikasi teks-teks suci
agama masing-masing, terutama mengungkap keterkaitan Islam dan sosialisme.
Penyelidikan keterkaitan tersebut dilakukan dengan cara menggali sumber pokok
normatifitas Islam, yakni Al-Qur’an dan tradisi Nabi SAW (Sunnah) serta praktek
para shahabat, selain itu, juga dibahas bagaimana fakta sejarah Islam tentang
sikap terhadap sosialisme. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
mengenai hubungan antara Islam dan Sosialisme.
Pada bab III, penulisan sudah memasuki objek penelitian konkret yaitu Libya
dan profil Muammar Qadhafi. Dalam bab ini diungkapkan keterangan ringkas
mengenai sejarah Libya hingga berdirinya negara sosialis yang diilhami ajaran
fundamental Islam, sosio kulturalnya yang diharapkan dapat memahami
bagaimana rakyat Libya diantarkan pada ide negara yang sosialistik. Kemudian,
diungkapkan juga dinamika politiknya hingga terjadinya revolusi Al-Fatih
pimpinam Muammar Qadhafi. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
tentang bagaimana respon rakyat Libya terhadap konsep pemikiran Muammar
Qadhafi, dan pembaca lebih memahami sosok Muammar dengan menguraikan
biografinya dan sejarah kelahiran, riwayat pendidikan dan karir politik yang dia
tempuh serta bagaimana citra Qadhafi secara domestik dan internasional, baik
bagi dunia Arab maupun Barat.
Sedangkan pada bab IV, berupa uraian mengenai pemikiran Muammar
Qadhafi yang menghasilkan berbagai produk ijtihad berdasarkan pemahaman dan
interprestasi yang khas terhadap teks-teks normatif Islam. Kemudian,
diungkapkan visi Qadhafi sebagaimana yang termuat dalam The Green Book/ Al-
kitab Al-Akhdhar berupa konsepnya mengenai solusi atas problem demokrasi,
ekonomi, dan basis masyarakat sosialis. Selanjutnya, penulis mencoba untuk
mengkritisi pemikiran Qadhafi, termasuk pola pikir yang ia gunakan.
Bab ke-V merupakan penutup yang merupakan akhir dari keseluruhan uraian
yang telah dikemukakan di atas dan juga merupakan sebuah pemaparan singkat
benang merah berbagai varian sosialisme dan pemikiran sosialisme Qadhafi.
BAB II
SOSIALISME DAN ISLAM
A. Dinamika Sosialisme
1.Pengertian dan Awal lahirnya sosialisme Serta ajaran-ajarannya
Secara etimologi, kata “Sosialisme” berasal dari bahasa Latin socius yang
berarti makker (Belanda), Friendly (Inggris), pertemanan atau persahabatan
(Indonesia)’. Dalam bahasa Arab kata sosialisme biasa dipadankan dengan kata
Isytirakiyah.18
, berasal dari kata Isytiraka, yang berarti bekerja sama.
Sedangkan secara terminologi, sosialisme bermakna berbagai macam teori atau
sistem organisasi sosial. Yang di situ alat-alat produksi dan pembagian
kekayaan dimiliki (dan dikelola secara kolektif atau melalui pemerintahan
sentralistis yang selalu merancang dan mengawasi ekonomi. sedangkan Miriam
Budiarjo mengartikan Sosialisme adalah “ Suatu sistem ekonomi yang sebagian
besar keputusan-keputusan di bidang ekonomi diambil; dalam satuan-satuan
yang dikuasai oleh berbagai bagian dari struktur negara atau oleh para
pekerja”.19
Buku pertama dalam bidang literatur sosialis yang terbaik ditulis oleh Sir
Thomas More (1478-1535). Bukunya berjudul Utopia merupakan suatu
serangan terhadap keburukan-keburukan berupa kemiskinan, pengangguran dan
lembaga “hak milik privat” yang semua itu merupakan sendi dari kapitalisme.
18 A.S. Hornby, Oxford Advenced learner dictionary, (Oxford University Press, 1995),
ed.V.h.1127. lihat juga HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta: LPP-RI,1963), h.9
19. Miriam Budiarjo, Simposium Kapitalisme,Sosialisme,Demokrasi,(Jakarta: PT.Gramedia,
1984). Cet ke-I, h.33
More mengkritik kondisi-kondisi di Inggris dan negara-negara eropa tertentu
yang telah terlihat pada permulaan abad ke-16. ia menganjurkan didirikannya
sebuah Negara “utopia” (sebuah negara yang menyerupai “Republik” dari
Plato) dimana orang bekerja dengan gembira, dan terdapat banyak kesempatan
untuk “pemerkayaan secara kultural”.20
Istilah Sosialisme pertama kali dipakai pada tahun 1927 dalam suatu
majalah mengenai koperasi. Istilah itu merujuk pada orang seperti Robert Owen
(1771-1858) yang ingin meringankan kesengsaraan pekerja pabrik akan tetapi
Karl Marx (1818-1883) yang hidup hampir setengah abad kemudian ingin
mengadakan perbedaan yang jelas antara ajarannya dengan pemikiran-
pemikiran orang-orang seperti Robert Owen, dengan menekankan sifat
revolusionernya oleh karena itu, buku yang ditulisnya dengan Friederich Engel
(1820-1895) yang merupakan acuan untuk mengorganisir kaum buruh,
dinamakan “Manifesto Komunis” dan bukan “Manifesto Sosialis”. 21
Sosialisme sendiri kembali dihidupkan oleh Lenin (1870-1924) untuk
menunjuk pada apa yang oleh Karl Marx disebut “tahap awal dari komunisme”
(The Early Phase Of Communism) yang mendahului terciptanya komunisme
penuh. Dalam tahap ini prinsip ekonomi adalah, setiap orang menerima sesuai
20. Paul Heinz Koester. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia, Pemikiran-Pemikiran yang
Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta; Gramedia, 1987) Cet.1, h. 8-9
21. Oscar Jaszi “ Sosialism”, dalam Edwin RA Seligman (Ed). Encyclopedia of Sosialis
Science v. XII-XIV (New York) : The Mc Millan 1997, cet Ke-3, h 190, lihat juga Miriam Budiarjo,
Simposium Kapitalisme.,Sosialisme,Demokrasi,(Jakarta: PT.Gramedia, 1984). Cet ke-I, h.3-4
dengan karyanya. Sedangkan dalam tahap komunisme penuh prinsip ekonomi
telah berkembang menjadi, setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya
dan setiap orang menerima sesuai dengan kebutuhanya.22
Merumuskan apa yang dinamakan sosialisme merupakan soal yang tidak
mudah. Banyak sekali perbedaan yang muncul mengenai faham sosialisme baik
pada dataran teori yang digariskan maupun dalam praktek yang dilaksanakan.
Tetapi pada umumnya mereka yang menganut faham sosialisme atau partai-
partai sosialis bersikap kritis terhadap milik pribadi, terutama milik pribadi dari
alat-alat produksi. Bahkan gagasan besar dari sosialisme ini berusaha untuk
meniadakan atau mengurangi ketimpangan-ketimpangan ekonomi ditengah-
tengah masyarakat melalui pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil.
Oleh karena itu, prinsip utama dari sosialisme bukanlah semata-mata bahwa
produksi itu harus di pusatkan di tangan negara, akan tetapi pengelolaan dan
tata pelaksanaan ekonomi pun harus menjadi tugas negara.23
lahirnya sosialisme sebenarnya mengkritisi pola Industri kapitalisme yang
menghadirkan kesengsaraan, kemiskinan rakyat ataupun buruh (pekerja), tidak
seperti yang dibayangkan Adam Smith tentang Welfare State. Menurut Adam
Smith bahwa dengan adanya sikap “Laissez Faire” (biarkan saja) dari
pemerintah terhadap ekonomi atau menyerahkan kemajuan ekonomi pada
mekanisme pasar, maka akan timbul kesejahteraan. Adam Smith bukan
22. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h 191-192
23. Miriam Budiarjo, Simposium Kapitalisme,Sosialisme,Demokrasi, h.34-35
berbicara kosong tetapi dia berbicara pada dua prinsip yaitu kebebasan dan
kebutuhan, negara tidaklah boleh memberi batasan apa-apa. Ekonomi pasar
yang diusulkan Smith nantinya akan menyebabkan harga rendah dan tidak
tinggi, atau disebut dengan “Infisile Hand”.(pengatur tingkat harga pasar).24
Sosialisme sendiri memiliki sejarah panjang khususnya di negara-negara
Eropa. Sosialisme muncul di Eropa pada awal abad ke-19 ia lahir dari suatu
hentakan keprihatinan atas akses-akses revolusi industri. Pada awal abad ke-19
kemajuan-kemajuan dan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi
berkembang dengan pesat dan membuka cakrawala baru di bidang produksi dan
perdagangan. Perubahan-perubahan terjadi dengan kecepatan luar biasa
sehingga dikatakan bahwa dalam lima puluh tahun transformasi masyarakat
lebih besar dari pada dalam masa tiga abad sebelumnya.25
Akan tetapi perubahan-perubahan tersebut juga membawa kesengsaraan
yang luar biasa, terutama bagi rakyat kecil, yaitu petani di daerah pedesaan dan
pengrajin di kota-kota. Struktur masyarakat feodal hancur begitu juga terhadap
para pengrajin yang berkarya menjadi hancur dengan didirikannya pabik-pabrik
sehingga buruh hanya mengerjakan sebagian kecil dari produk yang dihasilkan.
Petani yang tidak lagi memperoleh nafkah di daerah pedesaaan karena
disintegrasi sistem feodal lari ke kota, kota-kota menjadi penuh sesak,
24. Paul-Heiniz Koesters. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia; Pemikiran-Pemikiran
yang Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta: Gramedia, 1987) Cet I,h. 8-9
25. Miriam Budiarjo.,(ed) Simposium Kapitalisme, h.5
perumahan menjadi kebutuhan rakyat banyak, tetapi penyediannya sangat
terbatas. Timbulah penyakit tifus, kolera dan kemelaratan merajalela di kota-
kota.26
Mereka terpaksa bekerja di pabrik-pabrik tetapi jumlah pencari kerja
lebih besar dari kesempatan kerja yang ada. Timbulah persaingan tajam antara
pria dan wanita serta anak-anak, yang upahnya lebih sedikit dari pria. Jam kerja
sangat panjang yaitu 16-18 jam sehari, lingkungan kerjanya kotor, pengap, serta
sama sekali tidak memennuhi syarat-syarat kesehatan,. Sementara itu
kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin tajam.
Sosialisme mula-mula dikembangkan oleh Francois-Noel Babeuf (1760-
1797) dari Perancis.27
Tujuan dari penerapan ideologi ini adalah kesamaan.
Babeuf mempermaklumkan perang kaum miskin melawan kaum kaya sebagai
upaya untuk mewujudkan sosialisme yang diyakininya. Kemudian terdapat
Claude Hendri Saint Simon, keturunan bangsawan Perancis.28
Pria kelahiran
1760 ini mengkritik keras keadaan terlantar kaum buruh serta menuntut
emansipasi proletariat. Hal itu dilakukan melalui penataan masyarakat dari atas,
bukan melalui perjuangan kelas buruh. Penataan model ini membuat Simon
dianggap bukan seorang sosialis. Tetapi, Simon memiliki penganut yang disebut
sebagai Saint Simonian yang berjumlah tidak sedikit sehingga Simon tetap saja
diakui sebagai tokoh sosialisme. .
26. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h. 507
27. Franz Magnis- Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan
Revisionisme, (Jakartal PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), Cet. I, h.20.
28. Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan Revisionisme, h.21
Di Inggris Robert Owen (1772-1858), seorang industriawan, berusaha
melaksanakan ajarannya dalam praktik. Dalam suatu pabrik tekstilnya di New
Lanark, Skotlandia, Owen mengurangi jam kerja dan melarang anak dibawah
umur 10 tahun untuk bekerja. Owen memperbaiki upah buruh dan
menggunakan sebagian keuntungannya untuk memperbaiki nasib para pekerja.
Karena Owen sangat mementingkan pendidikan, dia mendirikan sekolah tanpa
memungut biaya. Disamping itu, Owen mendirikan pemukiman di Amerika
Serikat pada 1824 bernama New Harmony. Akan tetapi ternyata pemukiman ini
hanya bertahan 2 tahun hingga 3 tahun karena masalah keuangan, Pengelolaan
yang kurang baik dan tidak disiplinnya warga pemukiman. Dia lebih berhasil
dalam mendirikan usaha dibidang koperasi dan konsumsi, dan membantu
pendirian koordinasi antara serikat-serikat pekerja. Owen dikenal sebagai
“Bapak Koperasi” Inggris.29
Seorang yang juga sangat terkesan dangan kesenjangan ekonomi antara
kaya-miskin yang muncul akibat revolusi industri ini adalah Karl Marx (1818-
1883). Dia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal
sulam, tetapi sendi-sendinya perlu dirombak secara radikal sampai terjadi
transformasi sosial secara total. Ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya
didasari hukum-hukum ilmiah dan oleh karena itu pasti akan terwujud. 30
29. Miriam Budiarjo.,(ed) Simposium Kapitalisme, h.10-11.
30. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h. 508
Marx dengan memakai ajaran filusuf Jerman Hegel (1770-1831),
mengatakan bahwa perkembangan terjadi melalui dialektik, yaitu melalui
pertentangan antara tesis dan anti tesis, dan sesudah berproses terus menerus
menjadi sintesis. Setiap sintesis lambat laun menjadi tesis lagi dan proses
dialektika mulai lagi dari permulaan. Setiap sintesis baru terjadi pada tahap
yang lebih tinggi sehingga pada suatu ketika sintesis tertinggi akan tercapai dan
gerakan dialektika berakhir.31
Jadi, dialektik adalah gerakan maju dari taraf
rendah ke taraf yang lebih tinggi dengan suatu irama dari pertentangan serta
antagonisme ke rekonsiliasi serta perpaduan. Proses dialektik antara pertautan
gerakan-gerakan yang bertentangan satu sama lain dalam upaya yang tiada akhir
untuk mencapai sempurna.
Kongkritnya, sosialisme secara umum menggambarkan seperangkat nilai-
nilai, aspirasi dan asas-asas yang ingin dilihat oleh para sosialis terwujud dalam
sebuah organisasi masyarakat. Menurut Anthony Crosland, mantan menteri
ekonomi Inggris, nilai-nilai tersebut adalah; 32
Pertama, suatu keprihatinan yang mendalam terhadap nasib orang miskin
yang serba kekurangan dan pada umumnya tertindas sedemikian rupa sehingga
perlu dipertimbangkan berbagai tuntutan atas sumber dana yang tersedia,
31. Harry Hamersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta PT. Gramedia 1986), cet
ke-3, h. 87
32. Anthony Crosland, “ Sosialisme dan sector Swasta, dalam Miriam Budiardjo, Simposium
Kapitalisme, h 66.
memberikan prioritas yang sangat tinggi kepada usaha meringankan
kemiskinan, kesengsaraan dan kesenjangan sosial.
Kedua, suatu keyakinan akan persamaan hak. Persamaan hak itu adalah
persamaan sosial yang lebih luas, mencakup distribusi kekayaan sistem
pendidikan, hubungan kelas sosial, kekuasaan serta hak dalam industri.
Ketiga, pengendalian sosial yang ketat atas lingkungan untuk mengatasi
ledakan masalah menyangkut kehidupan kota, untuk merencanakan pemakaian
tanah bagi kepentingan masyarakat dan mengurangi perbedaan antara swasta
dan biaya sosial.
2. Perbedaan Kapitalisme dan Sosialisme
Menurut kamus sosiologi modern, sosialisme adalah filsafat sosial atau
yang berhubungan dengan organisasi sosial yang di bangun berdasarkan prinsip
kepemilikan bersama dan control alat-alat produksi, khususnya industri skala
besar atau industri berat. Sosialisme juga dapat menjadi bagian dari sistem
pemerintahan demokrasi atau totaliter.33
Sementara itu Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa sosialisme bisa
berarti dua hal;34
Pertama, ajaran dan gerakan yang menganut prinsip bahwa
peradilan sosial tercapai melalui penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat
33. Thomas Ford Hoult, Dictionary of modern sociology, (New Jersey: little field, Adams &
CO, 1977), h.299
34. Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx; dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
Revisionisme, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 270.
produksi. Kedua, keadaan masyarakat di mana hak milik pribadi atas alat-alat
produksi telah dihapus.
Sosialisme di kontraskan dengan kapitalisme yang menganut pemusatan
modal dalam sekelompok golongan dan menyetujui adanya kepemilikan
peribadi. Oleh karena itu, secara umum dapat kita bedakan antara sosialisme
dan kapitalisme dalam beberapa hal:
Sosialisme; Pertama, penghapusan atau pembatasan yang tegas terhadap
kepemilikan pribadi. Kedua, nasionalisasi perusahaan atau sektor pertanian,
ketiga, pertanian kolektif, Keempat, kontrol negara atas distribusi barang dan
jasa, kelima, pemapanan perencanaan birokrasi dan elaborasi sistem negara
berdasarkan partai tunggal dan ideologi yang seragam. 35
Kapitalisme; pertama, kapitalisme menghasilkan sistem kelas yang memecah
masyarakat dan membuat pertentangan kelas antara orang kaya dan orang
miskin, pertentangan ini melibatkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan
kesempatan dalam kerangka kitidaksetaraan. Ketidaksetaraan yang dimaksud
adalah sebuah situasi di mana beberapa orang memiliki kekuasaan atas
kehidupan orang lain. Kedua, kapitalisme juga sebuah sistem yang sangat tidak
efisien di mana produksi di pakai untuk mencari keuntungan, bukan didasarkan
kebutuhan, keuntungan sebagai basis kapitalisme berakibat pada berubahnya
kapitalisme menjadi sebuah sistem yang tidak bisa dikontrol yang dapat
35. Forret, D Colburn/ Dessailegn Rahmato” Rethinking Socialim in The Third World. Third “
World Quarterly Journal of Emerging Areas, Volume 13 Number1, 1997, h. 159.
mengakibatkan kemiskinan dan penggangguran, ketiga, sistem kapitalis
cenderung membuat orang berperilaku kompetitif, tamak, egois dan kejam,
nilai-nilai manusia yang penting seperti kerja sama dan kasih sayang di tekan,
pada aras ini, setiap orang akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri
sedangkan makna komunitas yang dibutuhkan manusia dikurangi.36
Kritik terhadap kapitalisme di atas menurut Adams adalah kombinasi
antara kritikan yang praktis dan etis.37
Di tataran etis, kapitalisme dianggap
jahat karena kapitalisme bersikap tidak adil; hak orang dirampas dengan cara
tidak diberi imbalan yang pantas atas kerja mereka. Dari alasan praktis,
kapitalisme juga merupakan sesuatu yang salah di mata kaum sosialis karena
sifatnya menghambur-hamburkan dan tidak efisien.
Sosialisme selain mengkritisi kapitalisme, juga menghendaki suatu tata
kehidupan tanpa penindasan dan penghisapan dan menjamin adanya
kemakmuran dan kepastian penghidupan serta perkembangan kepribadian
rakyat.38
3. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme
Asas dasar perjuangan antara sosialisme dan komunisme sebenarnya
sama, keduanya merupakan antitesa terhadap kapitalisme yang menindas
36. Ian Adams, Political Ideology Today. Terj, Ali Noerzaman, (Yogyakarta: Penerbit
Qalam,2004), cet, Pertama, h.161.
37. Ibid., h.162.
38. Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, Bebas, Aktif, Ekonomi Masa Depan,(Jakarta: UI Press,
1997), cet, ke-tiga, edisi 2, h.142.
pekerja atau buruh dengan mengambil nilai lebih yang seharusnya dimiliki oleh
buruh tetapi dinikmati oleh kapitalis, buruh menjadi sengsara dengan jam kerja
yang banyak dan gaji yang minim.
Perbedaan antara sosialisme dan komunisme adalah pada pola perlawanan
terhadap kapitalisme, perlawanan yang dilakukan oleh sosialisme terhadap
kapitalisme dilakukan dengan cara gradual lewat aksi-aksi masa dan
pertarungan di parlemen dengan tujuan perbaikan nasib pekerja, perlawanan
sosialisme ini dilakukan dengan tidak radikal dan sistematis. Sedangkan pola
perlawanan komunis adalah dengan cara radikal dengan merebut kekuasaan
baik dengan senjata atau tidak kemudian membentiuk Diktatur Proletariat yang
salah satunya untuk menghabiskan sisa-sisa kapitalisme.39
Singkatnya
sosialisme menginginkan perubahan secara evolusi sedangkan komunisme
secara revolusi.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa sosialisme memiliki banyak
jenis tergantung dari tokoh dan latar belakang yang muncul. Ada sosialisme
Demokrat40
, sosialisme Marxisme41
, sosialisme Leninisme42
, sosialisme
Pribumi43
, dan sosialisme Utopis44
.
39. DR. Winardi,SE. Kapitalisme Versus Sosialisme (Bandung ; remaja Karya, 1986) cet I H
199 40. Ajaran/faham yang bermaksud membangun masyarakat tanpa kelas dengan cara damai
tanpa kekerasaan.
41. Ajaran/faham yang bermaksud membangun masyarakat tanpa kelas dengan jalan revolusi
B. Sosialisme dalam Perspektif Islam
1. Sosialisme dalam Islam
Islam sebagai konsep atau sistem hidup tidak hanya menjanjikan sebuah
keteraturan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan, tapi juga memiliki
konsekuensi-konsekuensi bagi manusia yang meyakininya. Konsekuensi-
konsekuensi ini dapat berupa aturan yang harus dipatuhi atau bisa juga berupa
tindakan-tindakan yang sepatutnya dilakukan oleh penganutnya.45
Seorang ahli ekonomi asal Pakistan Nawab Haidar Naqvi berpendapat
‘….keadilan sosial dalam Islam berakar pada tauhid , karena keyakinan
kepada Tuhan itu secara otomatis mempunyai konsekuensi menciptakan
keadilan, salah satu tidak akan ada tanpa yang satunya.” Demikian juga, Amin
Rais meniscayakan adanya kepedulian sosial yang disebut amal shaleh
sebagai konsekuensi dari tauhid. Tauhid harus dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sosial. Jika agama kehilangan relevansi sosialnya, maka agama itu
lama-kelamaan akan hilang. 46
42. Praktik Ajaran/faham Marxisme 43. Ajaran/faham yang menyamaratakan masyarakat pribumi
44. Ajaran/faham yang menyamaratakan seluruh golongan
45. Ali sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern,
(Jakarta : Paradigma& Aqsa Publishing, 2007) Cet ke-I h.42-45. 46. Amin Rais, Tauhid Sosial; Formula Menggempur Kesenjangan, (Bandung: Mizan, 1998).
h.116.
Untuk menegaskan adanya hubungan erat antara Islam dan sosialisme,
menjadi sebuah keharusan untuk mencari justifikasi normatif baik dari Al-
qur’an maupun sunnah nabi SAW. Tanpa adanya dukungan dari kedua
sumber Islam tersebut konsep apapun yang menyandang nama Islam, baik di
depan atau di belakangnya, akan sulit diterima.47
Untuk mengetahui adanya anjuran sosialisme dalam Islam, di sini akan
dipaparkan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis yang relevan dengan ajaran-
ajaran ataupun dogma-dogma yang menjadi landasan perjuangan sosialisme.
Usaha mencari relevansi ayat-ayat Al-Qur’an dengan sosialisme akan lebih
menekankan pada kaidah penafsiran al-ibrah bi’umumi al-lafdz, di mana titik
tekannya lebih pada pemaknaan lafadz secara umum dari pada sebab-sebab
khusus.
a. Prinsip Persamaan
Firman Allah SWT
���⌧� ������� � �!"# �$%&�'( ) %*%+�,-. /�� 0�13��4�5��
6789��:; 4<! �=8>�?5<! ) �@�AB)# ) <CE%+�! FG��HIJK�� LMN%-K����O
0CPJ�- ��� �=�Q�O ������ �%☺��. T�UV'G�W�0� ����. X ��! )
%'G�H�0� ����. YZ�[ �=8��\�� '�+^)"# ���! �&�+�O ��!
_�EK^ P��%� U`�$5�ab�cK�� �☺�K��O ��E$5�b�O T A%&%E-. /��
678��\�� T�<��! P �%☺��
47. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama, Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta ; Pustaka Pelajar, 2006) Cet I, h 61-62.
T�UV'G�W�0� ����. 0��! LMN%-K�� d���BKe�f�O J /�� )
A�&gE�h ��! �P���;$i Xj'k�[ l_( mIn ^op�[�H��q!
(ا���ة:٢١٣)
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan
kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Al-Baqarah : 213)
Dalam ayat tersebut diungkapkan bahwa Allah menciptakan manusia
sebagai umat yang satu. Karena perikemanusian merupakan satu tujuan,
maka wajiblah bagi manusia untuk menciptakan kesejahteraan bersama.48
Tidak boleh ada ketimpangan apalagi penindasan, karena hal itu
merupakan bentuk penghianatan terhadap rasa kebersamaan dan kesatuan
umat manusia, kemudian setelah timbul perselisihan di antara manusia,
maka menjadi terpecah-belah, karena itulah Allah mengutus para Rasul-
Nya untuk memberikan kabar gembira dan peringatan agar mereka sadar
sebagai umat yang satu. Kewajiban menciptakan kesejahteraan bersama
juga ditekankan oleh Rasulullah, dikarenakan mereka orang beriman itu
48. HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, ( Jakarta, LPPS-RI, 1963), h.23. Cokro
Memandang bahwa ayat tersebut menjadi dasar bagi sosialisme Islam.
adalah satu kesatuan masyarakat yang saling menopang, Rasullullah
Barsabda
� � ���� و ر �� ا� ��� �� ا��� ��� ا���� ا ب� �ل�� �� :� � آ"#� � روا+ (����ن ی'& ب%$� ب%$� ا#"
49)ىب,�ر Artinya:“DariAbu Musa ra. Dari Nabi SAW bersabda: Seorang mukmin
bagi mukmin yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling
menguatkan satu sama lainnya” (H.R. Bukhari).
Dalam hadis di atas, ditegaskan tentang perlunya kesadaran orang-
orang yang beriman sebagai satu kesatuan yang harus saling peduli akan
nasib mereka bersama.
�ل��ل ر��ل ا� ��� ا� ���� و :�� ا�%#�ن ب� ب'�� ر�� ا� ��� �
& اذا اش>;� �6ى ا#" ��� :� �6ا9#3� و6�اده� و %6�345� آ#12 ا0/: ���
>A4 ����(�$�ا 6&ا�� � ��ءر 9/&+ ب�/�3 و ا?#�(50
Artinya: “ Dari Nu’man ibn basyir r.a. berkata: Rasulullah bersabda:
anda akan menyaksikan orang-orang mu’min dalam hal kasih sayang,
cinta dan kerja sama mereka seperti satu tubuh, yang mana apabila ada
satu anggota tubuh yang merasa kesakitan akibat dari selalu terjaga
karena demam maka anggota tubuh yang lain pun akan merasakannya.”
(Muttafaq Alaih)
.
Hadis tersebut dengan tegas dan jelas mendeskripsikan bagaimana
seharusnya seorang mukmin peduli terhadap sesamanya. Orang yang
49. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari, Al-
Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih ( Beirut: Yamamah, 1994) hadits
no 1933, h. 666.
50. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari, Al-
Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih, hadits no 1925, h. 665.
benar-benar beriman tidak akan pernah terlena dalam kesenangan,
sementara saudaranya ditimpa kesusahan. Ia akan bertindak dan bergerak
untuk membantu saudaranya yang menderita.
Dalam kesempatan lain Rasulullah menganggap tidak sempurna
keimanan seseorang sampai orang itu dapat mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sungguh sabda-sabda
Rasulullah tersebut merupakan suatu ungkapan dan ajaran solidaritas
sosial yang sangat tinggi.
Kesadaran manusia sebagai umat yang satu meniscayakan penolakan
terhadap segala bentuk penjajahan atau imperialisme. Kesadaran ini selalu
menghendaki adanya persatuan, persamaan dan persaudaraaan:
�%☺rB�[ ���<��!�-☺K�� s$ ��0�[
T�-�Gg)u-. �=�Q�O vOPJ�h �%0)# X
T�U[�^� ) \�� �OPJ/G%+-�
����⌧�v�+^ )?�0ات١٠: ا(
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka
damaikanlah kedua saudaramu dan hendaklah kalian bertaqwa kepada
Allah agar kalian mendapat rahmat.” (Al-Hujurat:10)
� w6&)ur��h ������� �rB�[ OPJ�$5K['G%0 ��a! ��⌧�-e Xx-yB"# )
vCPJ�$5.G%+%z ) �yO�<+P\ {|}���,-� ) T~�+. >�%+�H�� X
���[ vOPJ�!����)# %&5�< ��� vCPJ�-[K^)# X ���[ \�� �op�G�<
sm��,%0 ) ?�0ات١٣: ا(
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan
kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kalian melakukan perkenalan,
sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling
taqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Al-
Hujurat13)
Ayat ke-10 menegaskan persaudaraan antar orang-orang beriman yang
senantiasa menghendaki adanya suasana damai dan menghindari segala
bentuk perpecahan. Sedangkan pada ayat ke-13 Allah menegaskan
kembali bahwasannya manusia merupakan umat yang satu, dimana
mereka dalam segala keragamannya harus tetap menyadari hal itu dan
senantiasa melaksakan ajaran Tuhan sebagai bentuk ketaqwaan agar
menggapai derajat kemuliaan. Pengakuan terhadap persamaan dan
persaudaraan merupakan konsep yang paling revolusioner pada saat
wahyu ini turun, bahkan sampai sekarang, sehingga PBB menegaskan
dalam piagam deklarasi Hak-Hak Azasi Manusia tentang persamaan
manusia terlepas dari perbedaan kasta, kepercayaan dan warna kulit. Nabi
dengan jelas manunjukkan bahwa harkat manusia melampaui segala hal.
Sungguh suatu ajaran yang membebaskan. 51
b. Keadilan Ekonomi
���! P��-.)# /�� Xj'^�< d�#���� > g��! L|�M)# JA��U[K��
}�-. �@����G�� ) A���� ) Xj'�v�U[K�� Xj%☺��H �K�� )
L=QIJ�F�%☺K�� ) L=K�� ) L|?�c���� vj-� {Z ���PJ�h �u-�)�
�=�Q�O �P�� ��5K�W�� vCPJ��! X ���! ) <CPJ�-^ P <@������
51. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006). h.65-66
')P?<�-. ��! ) vCPJ� w�� ��5�< T�E�WB��-. X T�U[�^� ) \��
T ���[ \�� &h�&⌧\ ���-[�+K�� )٧: ا?'�(
Artinya “Apa saja harta rampasan perang (pai) yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya yang berasal dari berbagai penduduk suatu daerah,
maka adalah untuk Allah, Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan supaya harta itu tidak
hanya beredar dikalangan orang-orang kaya diantara kalian saja.
Apapun yang diberikan Rasul kepada kalian, harus kalian terima dan
apapun yang ia larang hendaklah kalian meninggalkannya. Takutlah
kalian kepada Allah karena sesungguhnya Allah mempunyai siksa yang
sangat keras.” (Al-Hasyr: 7)
Ayat tersebut dengan jelas melarang menumpukan dan perputaran
harta hanya pada sekelompok orang (oligopoli), apalagi penumpukan itu
hanya pada seseorang (monopoli). Jika hal itu terjadi, kesenjangan dan
pengelompokan masyarakat menjadi kelas yang miskin dan kelas yang
kaya akan menjadi hak yang terelakan. Untuk itulah Al- Qur’an dalam
surat Al-Takatsur dan Al-Humazah melarang manusia bergaya hidup
mewah dan menumpuk-numpuk harta. Dalam hal menumpuk harta tanpa
mengeluarkannya di jalan Allah, termasuk memberikan bagian orang
miskin, Al-Qur’an dengan jelas mengecamnya:
� w6&)ur��h �=8��\�� T~�<��! P ���[ �m���{� 6��a! >��cg�W��
L���,�M���� ) ���+GP�.u ?-� �@( �K!)# ���5�� L|����cK����O
6�)>&���h ) ��< L|?�c%� ��� J 678��\�� ) 6�)<��yJ�h FG%M\��� - Y��VK�� ) {Z ) � w���U[�V�<h j�=
L|?�c%� ��� C+M�mI:��,-.
@�⌧?%+�O �����)# )E>�ب٣٤: ا(
Artinya: “Hai orang- orang yang beriman, sesungguhnya sebagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-
benar memakan harta oang lain dengan jalan yang batil dan mereka
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Mereka menimbun emas
dan perk, dan tiada menafkahkannya di jalan Allah, peringatkanlah
mereka dengan adzab yang pedih dan menyakitkan” (Al-Taubah; 34).
Menurut Asghar Ali Engineer, Al- Qur’an juga mewajibkan kepada
seseorang untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang yang
membutuhkan apabila ia telah mempu mencukupi kebutuhan pokoknya,
jadi harta yang diluar kebutuhan pokok harus diinfaqkan. Sesuai firman
Allah.52
Benarlah apa yang yang dikatakan Gibb seorang Islamolog yang
senada dengan komentar Taha Husain, bahwa seandainya Islam hanya
mengajarkan konsep Tuhan yang satu dan ibadah ritual, tanpa
memperbincangkan kepincangan ekonomi dan perbedaan sistem sosial, ia
tidak akan menghadapi tantangan hebat dari orang-orang kafir Makkah
penentangan itu sebagai resistensi terhadap ajaran Muhammad mengenai
sistem ekonomi dan sosial politik yang lebih adil, karena ajaran itu akan
merusak hegemoni mereka terhadap kekayaan/ekonomi dan kekuasaan
oligarki yang mereka nikmati selama ini dengan demikian, salah satu
52. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.67.
ajaran Islam adalah protes tehadap ketimpangan sosial dan ketidakadilan
ekonomi.53
Beberapa praktik ekonomi Islam yang mencerminkan kebersamaan
adalah yang kini dipraktikan dalam sistem ekonomi syari’ah, seperti:54
a. Mudarabah, atau lebih dikenal dengan istilah bagi hasil dalam
sistem ini prinsip kerja sama dilakukan antara si pemilik modal
dan pekerja, yang kemudian mereka akan membagi hasilnya sesuai
dengan perjanjian, dan kerugian pun akan ditanggung bersama,
sistem seperti ini memungkinkan orang kecil mengoptimalkan
kreatifitasnya tanpa dihantui oleh hutang yang akan menjeratnya,
karena semuanya akan ditanggung dan dinikmati bersama.
b. Muzara’ah, adalah sistem berekonomi di mana si pemodal
memberikan lahannya untuk digarap oleh petani, selanjutnya hasil
panennya akan dinikmati bersama dalam sistem ini kerugian hanya
ditanggung oleh pemilik modal.
c. Musyarakah, dalam sistem ini semua pihak bekerja sama dengan
pemilik modal dan mereka masing-masing mempunyai tanggung
53. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 69.
54. Mulana Mufthi Muhammad Shafi, Distribution Of Walth in Islam, (Islamabad;
Internasional Islamic University, 1990), h.13.
jawab dan hak yang sama baik dalam kerugian maupun
keuntungan.55
Dengan demikian, dalam proses produksi a la Islam hubungan
berlangsung dua arah yang harmonis, yaitu antara orang-orang yang
terlibat langsung dalam proses produksi (primary Right) dan mereka yang
tidak terlibat langsung. Mereka semua mendapat bagian dari hasil
produksi (Secondary Right).56
c. Pembelaan Terhadap Kaum Tertindas (Perjuangan Kelas)
��! ) vOPJ-� {Z ���+G�H�-[+^ j�= L|?�c%� ���
�=Q�V%+g��W��☺K�� ) 6��! �@�%�93��� �P��F��a5�� )
L�(��K�L�K�� ) �=8��\�� ���P��U[�h ��$5�O > �$5gz9��0)#
g��! '�?�%M � �hv�-[K�� �����\U�� �%E+G�M)# |%+gz� ) � �\� ��! 6�BU�\�
�F?�� ) |%+gz� ) �$5\� ��!
6�BU�\� m�I��B )ء� )٧٥: ا�/
Artinya: “ Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan
membela orang-orang tertindas, yaitu mereka laki-laki; perempuan;
anak-anak yang berkata; Ya Allah keluarkan lah kami dari negeri yang
penduduknya Dzalim, berilah kami pelindung dan pembela dari sisi-Mu
(Al- NIsa-75)
Ketika nabi Muhammad mengajarkan agama tauhid di Makkah,
yang menjadi pendukungnya sebagai besar adalah orang-orang lemah,
55. Mulana Mufthi Muhammad Shafi, Distribution Of Walth in Islam, h.14
56. Mulana Mufthi Muhammad Shafi, Distribution Of Walth in Islam, h.15
tertindas, baik secara politik maupun ekonomi, Nabi dari segala zaman ini
selalu bersahabat dan dekat dengan orang lemah (du’afa) atau yang
tertindas (Mustad’afin), para sahabat seperti Salman, Bilal, Amar ibn
Yasir, Suhayb dan Khabab ibn Al-Arat, mereka semua adalah kelas sosial
yang tertindas, namun mereka mengambil peranan penting bagi kejayaan
Islam. Dalam hal ini Muhammad mendorong agar kaum lemah dan
tertindas untuk melawan dan mengubah sistem yang tidak adil. Oleh
karena itulah kelompok yang paling gerah dengan hadirnya Islam adalah
mereka yang terbiasa mengeksploitasi manusia lainnya, alias kaum kaya
yang mapan dan berkuasa. 57
Kekhawatiran orang-orang kafir akan perubahan politik kekuasaan
ini ditambah lagi dengan janji Allah yang akan memberikan kekuasaan
kepada orang-orang yang terindas.
&h9�B ) �)# ��☺rB j'^�< 678��\�� T�UV�+g�H��� ��= �v>W�� vCE'G%+KEZ� ) � �☺})#
<CE'G%+g��B ) 67Q��>( �K�� )HI�ا :٥(
Artinya “ dan kami hendak menganugrahkan kepada orang-orang yang
tertindas di bumi dan akan kami jadikan mereka pemimpin dan akan kami
jadikan mereka sebagai pewaris bumi’ (Al-Qashas :5)
.
Penentangan Nabi terhadap para saudagar kaya dan berkuasa ini
menjadikan Islam sebagai kekuatan yang revolusioner. Sikap Nabi yang
terus-menerus mengecam ketidakadilan sistem ekonomi dan ketimpangan
57. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 72.
sosial yang dihasilkannya membuat suatu medan magnet yang sangat kuat
dalam mengambil hati orang-orang miskin. Dengan demikian, tugas
Muhammad sebagai Nabi bukan hanya sebagai juru dakwah penyampai
pesan-pesan Tuhan, tetapi sekaligus sebagai pendombrak atas
ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat saat itu.Bahkan, dengan
tegas Rasulullah menyatakan bahwa tindakan membebaskan orang dari
kemiskinan dan ketertindasan, itu merupakan usaha menyelamatkan
mereka dari sikap ingkar kepada Tuhan (Kufur).58
Dewasa ini ada tiga pendekatan yang berkembang di kalangan umat
Islam dalam membaca sebab-sebab terjadinya kemiskinan di kalangan
umat.59
Pertama, Paradigma tradisionalis, yang menganggap kemiskinan
sebagai salah satu ketentuan Tuhan (taqdir). Bagi kelompok ini, masalah
kemiskinan dan marginalisasi tidak jelas kaitannya dengan globalisasi dan
neoliberalisasi, kemiskinan dianggap sebagai ujian atas keimanan, hanya
Tuhanlah yang tahu manfaat dan mudharatnya. Implikasinya, kelompok
ini bersikap pasrah dan tidak melakukan perjuangan untuk membebaskan
diri dari kemiskinan yang menghimpit mereka. Bahkan, mungkin mereka
menikmatinya.
58. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 73
59. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 74-75.
Kedua, pemikiran kaum modernis. Mereka percaya bahwa kemiskinan
terjadi sebagai akibat dari sikap mental, budaya dan pandangan teologis
yang keliru. Jadi, kemiskinan dipandang sebagai kemiskinan kultural.
Oleh karena itu, bagi kelompok modernis, pemecahannya adalah dengan
cara mengubah sikap mental yang fatalistik, dan menganjurkan mereka
agar banyak berpartisipasi dalam proses globalisasi dan pembangunan.
Ketiga, pandangan kaum revivalis atau fundamentalis, mereka
beranggapan bahwa kemiskinan terjadi sebagai akibat dari pengaruh
paham-paham atau ideologi yang tidak islami, sementara umat Islam
semakin jauh dari ajaran Islam. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan
paham ini adalah kembali kepada konsep-konsep Islam. Mereka yakin
bahwa Al-Qur’an memiliki konsep yang lengkap untuk memecahkan
berbagai masalah. Mereka beranggapan bahwa proyek globalisasi dan
kapitalisme merupakan agenda dan konsep Barat yang dipaksakan pada
umat Islam.
Keempat, paradigma Islam transformatif ataupun Islam kiri (sosialis).
Mereka meyakini bahwa kemiskinan terjadi sebagai akibat dari
ketidakadilan sistem dan struktur ekonomi.60
2. Praktik sosialisme pada masa generasi Islam pertama
60. Endang Mintarja, Politik berbasis agama, Perlawanan muammar Qadhafi terhadap
kapitalisme,h. 72-75.
Sesungguhnya, hampir semua shahabat Nabi mengamalkan pola atau cara
hidup yang diajarkan oleh Rasulullah, terutama dalam masalah
kesederhanaan, kebersamaan dan rasa persaudaraan yang kuat. Rasulullah
adalah pemimpin yang berpengaruh dan beliau juga sosialistis, dimana ia
memakai gaya hidup rakyat kebanyakan pada saat itu, yaitu sebagai orang
yang miskin dan bekerja keras. Dia adalah pemimpin yang menjahit bajunya
sendiri yang sobek, pemimpin yang tinggal di rumah yang sempit, dimana
ruangan yang sama digunakan untuk tidur, memasak, serta menerima tamu.
Dia adalah pemimpin yang baik terhadap tetangganya dan perhatian terhadap
rakyat. Dia seorang pemimpin yang melakukan pekerjaan yang biasa
dilakukan oleh seorang budak pada zamannya.61
Semua sahabatnya sangat
kagum dan respek terhadap apa yang dilakukan Rasul yang agung ini.
Dalam tulisan ini hanya akan diungkapkan dua orang sahabat yang sering
dianggap sebagai tokoh sosialis awal Islam, dan penentang paling lantang
terhadap pola individualisme, yaitu Umar ibn Khathab dan Abu Dzar Al-
Ghifari.
Umar ibn Khathab, sahabat Nabi yang menjadi khalifah setelah Abu
Bakar, adalah penakluk Jazirah Arab yang suka tidur bersama orang-orang
miskin dan bergantian naik onta dengan pengawalnya ketika menaklukan
Palestina. Umar adalah orang pertama yang menyandang gelar Amirul
61. HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, h.40.
Mukminin yang mempunyai kekuasaan sangat besar dan luas tapi tidak suka
gaya penghormatan ala raja-raja. Ia menjadikan kaum fakir miskin sebagai
sahabat, dan selalu makan bersama mereka ketika menjalankan tugas
pemerintahan. Mengenai gaya sosialisme Umar, Prof Ockley mengulasnya
kurang lebih: “Beliau (Umar) tidak pernah menyimpan uang di dalam Baitul
Mal (peti pembendaharaan negara), tetapi tiap Jum’at malam dibagikannya
kepada rakyat sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing”62
. Sungguh,
yang dilakukan Umar indentik dengan apa yang dicita-citakan para sosialis
utopis dan komunis yang menyerukan ‘dari semua sesuai kemampuannya dan
untuk semua sesuai dengan kebutuhannya’. Oleh karena itu, Umar sebetulnya
keberatan dengan tetap memberi tunjangan kepada sahabat dekat Nabi atas
jasa-jasa mereka, ia melakukan hal itu hanya sekedar mengikuti kebijakan
Rasulullah. Lagi pula, pada masa Rasul mereka itu tidak begitu kaya. Pada
masa Umar, mereka sebenarnya mempunyai income yang cukup dari
perniagaan yang mereka lakukan, dan hal itu mulai menimbulkan kesenjangan
di antara kaum muslimin. Dalam hal ini Umar berkata: “ Seandainya aku
mengetahui keadaan seperti ini pada masa awal pemerintahanku, niscaya akan
aku ambil kelebihan harta orang-orang kaya dan ku bagikan kepada fakir
miskin” Kebijakan Sosialistik Umar lainnya adalah mengenai jaminan sosial
bagi seluruh rakyat. Jaminan itu ia ambil dari dana Zakat dan baitul mal.
62. HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, h.55.
Apabila dana zakat dan pembendaharaan baitul mal habis ia mewajibkan
setiap orang kaya untuk menampung mereka sesuai dengan jumlah keluarga
mereka.63
Abu Dzar Al-Ghifari yang mempunyai nama asli Jundul ibn Janadah,
dianggap oleh banyak pengamat sebagai tokoh sosialis Islam awal yang
sangat konsisten, radikal dan revolusioner. Bahkan sosok sosialis Abu Dzar
lebih tenar dari pada Umar ibn Khattab. Setidaknya ada dua hal yang
menyebabkan dia lebih popular dari Umar. Pertama, karena protesnya yang
keras terhadap Usman Ibn Affan (khalifah ke-tiga) yang mempraktikan
nepotisme, juga tindakan penumpukan harta dan kemewahan yang dilakukan
keluarga Usman. Protes keras yang dilakukan pada Muawiyah dan
keluarganya setelah Muawwiyah merebut kekuasaan dari Ali ibn Abi Thalib.
Kedua, karena konsep hak milik pribadi yang dianut Abu Dzar hampir sejalan
dengan kaum sosialis. Ia meyakini bahwa orang hanya boleh memiliki harta
sesuai primernya saja, selebihnya adalah milik bersama.64
Selain kedua tokoh Islam awal tersebut, masih ada beberapa tokoh lain
yang bisa disebut kaum sosialisme Islam awal, Abu Bakar yang
membebaskan perbudakan untuk terciptanya persamaan dan peersaudaraan.
Ali ibn Abi Thalib yang anti kemiskinan sebagai bentuk perlawanan
kesenjangan dan penindasan kelas, bahkan Usman ibn Affan yang
63. Taha Husain, Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, (Yogyakarta: Pustaka Jaya,
1996). h. 29. 64. Taha Husain, Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, h. 32
memberikan dan membuat fasilitas-fasillitas untuk rakyat dari kekayaannya
sendiri sebagai simbol nasionalisasi aset-aset negara untuk kepentingan rakyat
banyak, mereka bisa dikatagorikan sebagai orang-orang yang meletakkan
dasar-dasar sosialisme dalam Islam.65
Dari contoh prilaku para sahabat di atas dapat kita jadikan sebuah
referensi bahwa sosialisme dalam Islam memang sudah ada sejak Islam
bersemai di negeri Arab.(ed) dengan landasan seperti berikut:
Sosialisme Islam di dasarkan kepada ajaran Islam dan praktek
kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang selanjutnya diteruskan oleh para
sahabatnya, menurut Hassan Hanafi “ kita terlambat memperkenalkan istilah
Sosialisme Islam” setelah struktur masyarakat sosialistik Islam terbentuk.
Perjuangan membela yang lemah dan tertindas disebutnya sebagai kiri Islam,
al Yasar al-Islami.66
Sosialisme Islam sendiri memiliki tiga pilar utama sebagai
penyokongnya.67
pertama, gerakan sosial yang memperjuangkan tatanan
struktural yang berkeadilan. Islam adalah sangat revolusioner karena selalu
65. Endang Mintarja, Politik berbasis agama, Perlawanan muammar Qadhafi terhadap
kapitalisme, h. 81.
66. Hassan Hanafi, “ Apa Itu Kiri Islam”, dalam Kazoo Shimo Gaki, Between Modernity and
Past modernity The Islamic Left and Dr. Hassa Hanafia Thought: A Critical Reading, Terj, M. Imam
Azis dan M.Jadul Maula, (Yogyakarta: LKIS,2004), cet VII, h. 114.
67. Muhidin M.Dahlan, “Pengantar” Sosialisme Religius suatu jalan keempat?, (Yogyakarta
Kreasi Wacana bekerja sama dengan Komunitas Jurnalistik GORESAN HMI MPO Yogyakarta 2001),
cet, ke-tiga h. XXI.
menghendaki transformasi struktural. Kedua, gerakan humanistik yang
menyapa sesamanya berdasarkan kemanusian, bukan atas dasar
primordialisme suku, ras, dan kelompok. Ketiga, religiusitas atas spirit
beragama yang di landasi oleh semangat pembebasan dan humnistik serta
peribadatan yang diiringi dengan rasa cinta.
BAB III
SEKILAS MENGENAI LIBYA DAN PROFIL QADHAFI
A. Libya dan kolaborasi antara raja Idris dengan kerajaan Inggris
Libya atau resminya Great Socialist People's Libyan Arab Jamahiriya (bahasa
Arab: ايبيل yang diartikan ke dalam bahasa Libya libya atau ةيبرعلا ةيري+امجلا
terletak di Afrika Utara, berbatasan dengan Laut ( ةيكارتشإلا ةيبعشلا ةيبيللا
Tengah, Mesir di sebelah Timur, Sudan di Tenggara, Chad dan Niger di Selatan
serta Aljazair dan Tunisia di sebelah Barat. Ibu kota negaranya adalah Tripoli.
Terdapat tiga seksi tradisional, yaitu Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica.68
Nama "Libya" berasal dari bahasa Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-orang
Berber yang tinggal di sebelah Barat Sungai Nil, dan diadopsi oleh bahasa Yunani
sebagai "Libya". Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih
68. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox. diakses pada tanggal 13
Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.
luas, yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah Barat Mesir, dan kadang
ditujukan untuk seluruh benua Afrika.69
Libya terbentang sepanjang pantai Timur laut Afrika antara Tunisia dan
Aljazair di sebelah Barat dan Timur di Mesir, di Selatan adalah Sudan, Chad, dan
Nigeria. Ia adalah satu-enam yang lebih besar dari Alaska.. bagian besar dari
negara terletak di Sahara,Di sepanjang pantai Mediterania dan jauh ke pedalaman
adalah dataran tanah cocok untuk bertanam. 70
Semula, Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24 Desember
1951. Raja Idris I bertindak sebagai pemimpin pemerintahan. Italia merebut Libya
dari Kekaisaran Ottoman (Turki) dan menjadikannya wilayah jajahan. Sebuah
negara yang terletak di Afrika Utara dan berbatasan dengan Laut Tengah. Libya
mendapat kemerdekaan setelah Italia menyerah kepada Sekutu dalam Perang
Dunia II.71
Keadaan Libya pada tahun 1951 sangat miskin. Libya merupakan negara yang
mempunyai tingkat ketergantungan sangat tinggi kepada bantuan Barat, terutama
kepada Amerika Serikat dan Inggris yang menempatkan Camp militer disana.
Raja Muhammad Idris cucu dari pendiri tarekat Sufi Sanusiyah, menjalankan
pemerintahan yang tidak efektif, bahkan ceroboh. Selama berkuasa 17 tahun,
.69 Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox. diakses pada tanggal 13
Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.
70. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox. diakses pada tanggal 13
Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.
71. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox. diakses pada tanggal 13
Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.
rezimnya hanya dihiasi oleh instabilitas sosial, konflik kesukuan dan persaingan
politik. Selama waktu itu pula dia telah bongkar pasang kabinetnya sebanyak
tujuh kali. Sebab yang memicu terjadinya instabilitas tersebut adalah persaingan
antara kabinet dengan eksekutif. Raja sendiri cenderung lebih mengutamakan
kepentingan keluarganya dan wibawa kelompok keagamaan serta kepentingan
basis kekuasaannya di Cyrenaica dibandingkan pembelaannya terhadap rakyat
banyak.72
Sebagaimana pemerintahan korup lainnya, Raja Idris sangat takut terhadap
rakyatnya sendiri. Oleh karena itu, ia menggunakan senjata, bahkan dengan
bantuan tentara Inggris dan Amerika untuk melindungi hidup dan kekuasaannya.
Tentara Amerika ditempatkan dipinggiran Tripoli, Wheel Air Bus, Yang
merupakan base camp terbesar diluar Amerika. Sedangkan pasukan Inggris
ditempatkan sebagian besar daerah Tubruq.73
Dalam pengaruh kekuatan asing,
Raja Idris tidak mendukung perjuangan Arab secara langsung, bahkan ia justru
lebih akrab dangan Barat, terutama Inggris. Dia melakukan hal itu karena takut
imbas dari gerakan revolusi dari pemikiran radikal yang menghantarkan Mesir
72. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006),h. 103.
73. Libya: History, geografi, Govement, and Culture info please.com.Mozilla. Diakses pada
tanggal 13 july 2009 17:03 dari http.//WWW.infoplease.com/ipa/ao1077224html.
pada revolusi tahun 1952. Bila itu terjadi sudah barang tentu posisi kekuasaanya
terancam. 74
B. Profil Qadhafi
Siapa yang tak kenal tokoh Muammar Qadhafi, tokoh dunia Arab yang
kontroversial dan menjadi salah satu tokoh yang kerap memicu "kekesalan" dunia
Barat karena sepak terjangnya, terutama keterbukaan Qadhafi dalam memberikan
dukungan dan pendanaan kelompok-kelompok yang oleh Barat dianggap
kelompok Islam militan dan teroris. Libya pun menjadi salah satu negara yang
diisolasi Barat dalam dunia internasional.75
1. Latar Belakang Pendidikan
Suku Badui mempunyai tradisi berpindah-pindah dan tidak pernah
mempunyai tempat tinggal permanen. Oleh karena itu, mereka bertanggung
jawab atas keamanan dan pertahanan diri mereka sendiri, mereka tidak pernah
mempercayakan hal itu pada orang lain, mereka selalu membawa senjata dan
mengawasi ke seluruh pelosok penjuru jalan. Mereka cepat pergi tidur,
kecuali saat mereka kumpul bersama kelompok mereka, atau ketika berada di
atas pelana. Keteguhan jiwa telah menjadi sifat mereka dan keberanian telah
74. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme,
h.103. 75. Muammar Al-Gaddafi-Wikipedia. The free encyclopedia-Mozilla ferifox. Diakses pada
tanggal 13 july 2009 17:04 dari http://en. Wikipedia. Org/Muammar_al-Gaddafi.
menjadi tabiat mereka. Mereka mempergunakan keteguhan jiwa dan
keberanian itu apabila mendengar panggilan atau harus lari oleh teriakan.76
Orang padang pasir selalu berpindah untuk mencari air bagi kehidupan
dan ternaknya, mereka memimpikan kebun-kebun yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai yang jernih. Karakter mereka terbentuk oleh padang pasir, alam
kebersahajaan yang lahir dari kehidupan yang tidak menentu oleh keramahan
yang mengharuskan mereka selalu berbagi kesenangan dan kebahagiaan, dan
oleh jiwa perang untuk mendapatkan harta rampasan sebagai implikasi dari
kehidupan yang dipenuhi oleh rasa haus dan lapar. Padang pasir adalah tempat
yang tandus hanya sedikit oase, yang disebabkan oleh jarangnya hujan.77
Padang pasir telah membentuk karakter yang keras, bebas, dan tidak kenal
kompromi, baik di kalangan laki-laki maupun perempuan. Di alam seperti
inilah Muammar Qadhafi dilahirkan pada tahun 1942 ayahnya adalah
Muhammad bin Abdul Salam Hamed bin Mohammed al-Gaddafi (Qadhafi),
dikenal sebagai Abu Meniar (wafat 1985).. Ibunya adalah Aisha Binti Niran.
Pada usia muda dia dikenal teman-temannya sebagai 'al-jamil' atau The
handsome. Ia dibesarkan di padang gurun wilayah Sirte.78
76. Ibnu Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, terjemah. Ahmadi Thaha (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1986), h.146-147. 77. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.107.
78. Muammar Al-Gaddafi-Wikipedia. The free encyclopedia-Mozilla ferifox. Diakses pada
tanggal 13 july 2009 17:05 dari http://en. Wikipedia. Org/Muammar _ al-Gaddafi.
Sejak masa kanak-kanak dia kelihatan berbeda dari anak-anak pada
umumnya. Dia sangat serius agak diam roman mukanya keras. Ia hanya
menampilkan sedikit senyum saja, ia berasal dari keluarga padang pasir, jauh
dari kota dengan berbagai karakternya. Muammar jarang main dengan
sepupu-sepupunya. Ia lebih asyik memikirkan tentang satu atau berbagai
hal.79
Ayah Qadhafi adalah orang miskin yang hidup di tenda padang pasir.
Orang tua Qadhafi menghabiskan masa kehidupannya bahkan setelah
terjadinya revolusi dimana pemerintah menyediakan rumah bagi semua
penduduk negeri, di tenda yang sama tempat Qadhafi dilahirkan. Hingga kini
Qadhafi biasa mengunjungi tenda di padang pasir untuk mengenang tanah
kelahirannya bersama saudara-saudara satu suku. Bapaknya memberitahukan
bahwa Qadhafi sering kembali ke tenda dan tidur di kasurnya yang telah
lapuk. Ia selalu bercerita tentang masa lalunya yang sukar dibayangkan
bagaimana Qadhafi tumbuh dewasa di padang pasir.80
Walaupun buta huruf ayah Qadhafi berkeinginan agar Qadhafi
mendapatkan pendidikan khusus, mungkin karena Qadhafi adalah anak laki-
laki satu-satunya, dan dua saudaranya perempuan. Oleh karena itu, ayahnya
mendatangkan guru agama dari kota untuk mengajarkan membaca Qur’an
79. Mirela Bianco, Gadafi, Voice From The Desrt, terjemahan. Margaret Lyte, (Paris, Editions
Stock,)1973. h. 4.
80. Mirela Bianco, Gadafi, Voice From The Desrt, terjemahan. Margaret Lyte, (Paris, Editions
Stock,)1973. h. 7.
kapada Qadhafi yang baru berumur tujuh tahun bersama para sepupunya.
Qadhafi tidak menyia-nyiakan gurunya. Ia memperlihatkan minat yang bagus
dalam belajar. Ketika berusia antara 9-10 tahun, Qadhafi dikirim untuk belajar
di Sekolah Dasar Sirte, 30 kilo meter dari rumahnya. Karena ayahnya tidak
dapat memberi bekal yang cukup, Qadhafi tidur di masjid. Setiap hari kamis
Qadhafi pulang dengan berjalan kaki untuk menikmati libur bersama orang
tuanya, dan kembali lagi kesekolah pada sore keesokan harinya. Qadhafi
cukup beruntung karena kecerdasannya, ia dapat menamatkan sekolah
dasarnya hanya selama empat tahun dari enam tahun biasanya.81
Empat tahun kemudian saat Qadhafi berumur 14 tahun keluarganya
pindah ke Sabha, sebuah kota di provinsi Pezzan. Tujuan perpindahan ini
ialah untuk memberikan kesempatan pada Qadhafi mengikuti sekolah
menengah. Sejak kecil ia suka mendengarkan cerita perjuangan rakyat
melawan kolonial. Dia telah mendengar ratusan kali cerita dari ayahnya
tentang bagaimana kakeknya terlibat dalam peperangan melawan penjajah
Italia. Ayahnya pun menderita luka dipundak kirinya ketika meletus perang
dunia pertama. Setiap kali ayahnya menceritakan kisah tersebut, ia selalu
81. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.108-109.
bertanya “Siapa pemimpinmu?” Bangsa Turki” jawab sang ayah dengan sabar
terhadap pertanyaan yang berulang-ulang itu.82
Hal tersebut menggiring kesadaran Qadhafi ke dalam pemahaman, bahwa
sebab kesengsaraan rakyatnya adalah akibat dari penjajahan dan dominasi
bangsa asing. Dia sering tertidur dan bermimpi mempunyai petualangan baru,
yang disitu tercipta model perjuangan baru melawan kolonial dengan sebuah
revolusi atau bentuk kemerdekaan lainnya. Muammar muda sangat terpesona
oleh keberhasilan revolusi di Mesir pada tahun 1952 dan perjuangan bangsa
Aljazair melawan penjajah Perancis. Dari situlah datangnya Inspirasi ide-ide
politik dan perjuangannya, yang kemudian mengalami penajaman.83
Semasa mudanya Qadhafi sangat memukau taman-taman belajarnya di
sekolah Sabha. Kekaguman mereka terutama pada kemahirannya berbicara
masalah politik dan pidatonya, Ia selalu menggunakan isu-isu politik atau
peristiwa aktual untuk menggerakan demonstrasi, semisal Revolusi Aljazair,
percobaan bom atom yang dilakukan Prancis di Sahara, kematian Patrice
Lumumba, dan hubungan persatuan Syiria dan Mesir pada tahun 1961.84
Pada tahun ketiga di Sabha, ia diusir dari sekolah karena dianggap sebagai
orang yang berbahaya dan agitator politik. Di Sabha, Qadhafi membentuk
82. Mirela Bianco, Gadafi, Voice From The Desrt, terjemahan. Margaret Lyte, (Paris, Editions
Stock,)1973 ,h. 45. 83. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol. 8, 1976-77, h. 90.
84. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol. 8, 1976-77, h. 91.
sebuah kelompok diskusi kecil, dimana ia dapat menyampaikan dan
menanamkan ide-ide politik pada teman-temannya, di antara mereka adalah
Abd Al-Salam Al-Jalloud, orang yang setia mengantarkan colonel Qadhafi
pada karir politiknya. 85
2. Perjalanan Karier Militer dan Politik
Salah satu kegemaran Qadhafi adalah mendengarkan program radio Voice
of the Arabs dari Kairo yang siaranya antara lain berisi pidato Nasser. Pidato
tersebut didiskusikan oleh Qadhafi dan teman-temanya dalam sebuah forum
diskusi bernama Central Committee (Komite Sentral), umur Qadhafi baru
menginjak 15 tahun ketika itu.86
Dari diskusi-dikusi ini Nasser dan Mesir
memberikan model bagi tahap permulaan revolusi Libya yang nantinya akan
dipimpin oleh Qadhafi sendiri.
Kekaguman ini memberikan pengaruh yang luar biasa bagi Qadhafi, ini
nampak dalam penggunaan istilah “Perwira-Perwira Pembebas” (al-Dubat al-
Ahrar- Free Officers), slogan kemerdekaan, sosialisme, kesatuan, konstitusi
sementara, dan partai tunggal The Arab Socialist Union (Pesatuan Sosialisme
Arab) yang digunakan dalam peristiwa revolusi 1 september 1969 yang
seluruhnya diadopsi dari konsep Nasser.87
85. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h.110. 86. Lillian Craig Harris, Libya Gadhafi’s Revolution: The Modern State, (Colorado: West
View Pres. 1989), h. 46.
87. John. L. Esposito, Islam and Politiks, Terj H.M. Joesoef Sou’yb (Jakarta: Bulan Bintang,
1999) Cetakan pertama, h.218
Karir politik Qadhafi disamping pengaruh orang-orang disekitarnya juga
ditopang oleh bakatnya dalam memimpin. Dalam konteks ini pengalaman
sekolah Qadhafi di Sert memberikan pengalaman yang sangat membekas
dihatinya Qadhafi dan teman-temannya sesuku, menjadi minoritas di sekolah
ini. Suku mereka yang Badui menjadi alasan mereka layak di asingkan dalam
pergaulan di tempat ini, Qadhafi tidak tertanggu dengan perlakuan ini namun
teman-temannya yang lain menjadi kecil hati, Qadhafi kemudian menasehati
dan menanamkan kepada mereka kebanggaan karena berbudaya Badui.88
Insiden ini membuat Qadhafi tidak menyukai ketidaksetaraan dan
stigmatisasi; disaat yang sama, dengan insiden ini pula Qadhafi memperoleh
peluang untuk mengembangkan kepribadiannya yang kuat yakni menunjukan
kualitasnya sebagai seorang (calon) pemimpin.
Pada tahun 1961 Qadhafi pindah ke Misrata, sebuah kota dekat Tripoli,
disana ia dapat menyelesaikan sekolah menengahnya dua tahun kemudian.
Sebelumnya Qadafi pernah mengikuti pelatihan militer di Turki. Qadhafi juga
menghabiskan waktunya di Beaconsfield akademi pelatihan tentara Inggris di
Buckingham untuk belajar teknik mengenal tanda-tanda kemiliteran.89
Versi
lain mengatakan Qadhafi bersekolah di markas besar Korps Lapis Baja
88. Mohamed El-Khawas, Qaddafi; His Ideologi in Theory and Prctice (Vermont; Amana
Books, 1986), h.1.
89. Harris, Libya Gadhafi’s Revolution: The Modern State, (Colorado: West View Pres. 1989),
h. 47.
Kerajaan di Bovington, Inggris selama empat setengah bulan pada tahun
1966. Qadhafi nampak kecerdasannya dengan menjadi siswa dengan nilai
terbaik disekolah ini, tetapi Qadhafi tidak terpengaruh dengan gaya hidup
metropolitan dan sangat anti terhadap alkohol. dan kehidupa malam Di
Misrata lah ia membentuk gerakan politik rakyat yang efektif menuju
revolusi. Gerakan tersebut dari para pekerja, pembantu rumah tangga, guru,
dan para profesional dari berbagai macam kelompok. Gerakan ini tidak terikat
oleh salah satu partai politik atau ideologi tertentu. Gerakan ini murni gerakan
rakyat Libya dengan karakter dengan tujuan yang khas, menyerukan persatuan
Arab, persatuan Arab merupakan impian Qadhafi sepanjang hidupnya. Untuk
tujuan itu ia mengerahkan seluruh tenaganya, sebagaimana yang ia lakukan
dalam berdemonstrasi selama sekolah. Di Misrata Qadhafi menyadari bahwa
hanya ada satu cara membebaskan rakyat dari bentuk eksploitasi eksternal dan
korupsi internal, yakni dengan sebuah revolusi menggusur rezim Raja Idris
mereorganisasi masyarakat ke dalam prinsip-prinsip keadilan, persamaan dan
pemerataan ksejahteraan.90
Kemudian ia menganjurkan rekan-rekan dekatnya yang terpelajar untuk
memasuki suatu kelompok kecil dengan korps yang dipimpin oleh beberapa
perwira (Unionust free officers/UFO), untuk kelompok yang penting inilah
para perwira diarahkan. Mereka berpegang teguh pada persatuan Arab dan
90. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h. 110-111.
pembebasan bangsa Libya dan seluruh bangsa Arab. Qadhafi sendiri
memasuki militer pada tahun 1963 di Benghazi. Beberapa tahun kemudian di
sana ia membentuk gerakan dari perwira-perwira tersebut.91
Gerakan revolusioner pertama dimulai di Sabha di antara para pelajar.
Pada tahun 1964 sebuah Sentral Komite menyusun dan membentuk secara
eksklusif personal militer, berlanjut pada tahun 1964, Komite Sentral dulunya
forum studi membentuk UFO (Union Free Officers/ “Perwira-Perwira
Pembebas”) yang anggota-anggotanya merupakan personel militer, komite
sipil yang independent, dan bukan militer. Sementara itu, kepanitiaan kecilpun
dibentuk di basis masa yang terpisah sama sekali dari gerakan perkumpulan
para perwira, mereka bertugas untuk membentuk kapanitiaan pusat. Aksioma
yang dipegang teguh dalam gerakan ini ialah bebas dari ikatan partai politik.
Hal itu menjadikan karakternya lebih fleksibel dan lebih luas ruang lingkup
gerakannya. Selain itu, hal itu juga dapat menghindari biaya yang tidak perlu.
Dari pembentukan suatu kelompok dan terhindar dari segala bentuk
perselisihan. Karakteristik tersebut menjadikan gerakan ini lebih aman dari
penangkapan, dan menghalangi pemerintah untuk dapat menemukan tujuan
utamanya.92
3. Proses Pengalihan Kepemimpinan (Revolusi Al-Fatih)
91. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol. 8, 1976-77, h. 90
92. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol. 8, 1976-77, h. 90-91.
Muammar Qadhafi dengan jelas dan tegas membedakan antara revolusi
dan kudeta, sebuah kudeta merupakan aksi politik dari sebuah rezim, dimana
dalam aksi itu hanya sekedar terjadi perpindahan kekuasaan dari satu rezim
diktator kepada rezim diktator lainnya. Sedangkan revolusi adalah sebuah
usaha untuk mereorganisasi sosial menuju rencana baru dan tujuan-tujuan
yang ideal. Dengan kata lain revolusi sejati adalah sebagai mana
terminologinya “ sebuah usaha untuk memulai sejarah baru bagi suatu
bangsa.93
Tidak seperti beberapa militer revolutionaries lainnya, Qadhafi tidak
mempromosikan dirinya ke urutan umum pada perebutan kekuasaan, tetapi
diterimanya melalui upacara promosi dari kapten ke kolonel. Qadhafi
berpendapat bahwa pangkat tertinggi di militer adalah Kolonel, keputusan
untuk tetap menjadi kolonel bukan merupakan konsep baru di kalangan
pemimpin militer; Gamal Abdel Nasser tetap menjadi kolonel setelah
perebutan kekuasaan di Mesir, begitu juga dengan Ghana.,. Letnan Kolonel
José María Lemus (1956-1960), dan Letnan Kolonel Julio Adalberto Rivera
(1962-1967). Mengistu Haile Mariam Haile, mereka semua hanya memakai
gelar kolonel.94
93. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h.114.
94. Muammar Al-Gaddafi-Wikipedia. The free encyclopedia-Mozilla ferifox. Diakses pada
tanggal 13 july 2009 17:06 dari http://en. Wikipedia. Org/Muammar _ al-Gaddafi.
Revolusi Libya yang terjadi pada 1 September 1969, merupakan suatu
yang luar biasa, sepanjang sejarah. Ini merupakan aksi nasional sekaligus
internasional, gabungan tradisi dan ide baru untuk melakukan reformasi.
Revolusi yang dalam dirinya sendiri mengekspresikan simbol, arti dan tujuan
dari revolusi, Al-fatih secara etimologi berarti pemenang atau penakluk. Ini
merupakan kemenangan yang mengantarkan suatu bangsa menuju era baru,
revolusi ini, dalam pandangan sang kolonel dan para pengikutnya merupakan
penaklukan atas keterbelakangan, rendah diri, kelemahan dan dan kemiskinan
bangsa.95
Bagi Muammar Qadhafi, kehadiran pasukan asing di negaranya
merupakan sumber penyakit. Untuk itulah salah satu tujuan dari revolusi
adalah membebaskan Libya dari pengaruh asing. Dengan cara mengusir
Inggris dan Amerika dari dua tempat (Wheel Air Bus dan Tubruq). Setelah
keduanya berhasil direbut pada suatu pertempuran sengit. Keduanya, diganti
namanya dengan nama pahlawan Islam Wheel Air Bus diganti dengan Uqban
ibn Naïf, sedangkan Tubruq diganti dengan Jamal Abdul Naseer, sebagai rasa
penghormatan. Kemudian tempat pertama diganti lagi namanya menjadi
95. Libya: History, geografi, Govement, and Culture info please.com.Mozilla. Diakses pada
tanggal 13 july 2009 17:04 dari http.//WWW.infoplease.com/ipa/ao1077224html.
Mu’aytiqah, setelah diketahui bahwa ada seorang perempuan yang terlibat
dalam pertempuran untuk membebaskan kamp tersebut.96
Tahun-tahun yang mengiringi revolusi penuh dengan berbagai aktivitas
yang diliputi rasa harap dan cemas, keraguan dan kepastian, percaya dan tidak
percaya. Hal tersebut diakibatkan oleh cengkraman ekonomi Amerika dan
Inggris yang sangat kuat; kedua Negara tersebut menciptakan pertahanan
dengan menggunakan tentara mereka dan sebagian rakyat Libya sebagai mata-
mata. Walaupun UFO (Unionist Free Officers) mampu merekrut sebagian
pemuda di negeri itu untuk bergabung, mereka tetap khawatir kalau ada di
antara mereka yang menjadi mata-mata asing atau belum siap, atau terlalu
lemah untuk menerima ideologi perjuangan.97
Karena itulah masa persiapan ini begitu panjang, meski rakyat merasa
letih oleh tekanan tentara rahasia, mereka masih merasa takut untuk
bergabung dengan gerakan bawah tanah Qadhafi.98
Ketika Qadhafi telah berpangkat Kolonel, upaya revolusi mencapai
Klimaksnya tanggal 12 maret sebagai tanggal terakhir untuk merebut
kekuasaan. Namun pada malam itu, Ummi Kultsum, biduan Mesir yang
terkenal, sedang mengadakan show di Banghazi. Pada malam itu para pejabat
96. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h. 115. 97. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h.116.
98. Mirela Bianco, Gadafi, Voice From The Desrt, terjemahan. Margaret Lyte, (Paris, Editions
Stock,) 1973 , h. 9.
penting pemerintah yang akan ditangkap berada ditengah-tengah para
penonton. Karena khawatir akan jatuh korban yang tidak perlu di kalangan
sipil, rencana itu ditunda menjadi 24 Maret. Tapi setelah malam itu, Raja Idris
dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Istana yang menjadi benteng
pertahanannya di Tubruq. Situasi tersebut membuat para perwira khawatir
bahwa gerakan mereka telah diketahui. Dan revolusi akan gagal. Kemudian
Qadhafi menerima surat yang intinya meminta untuk menunda kembali target
perebutan kekuasaan dari raja Idris. Usulan tersebut dikabulkan oleh Qadhafi
karena ada kekhawatiran akan jatuh korban dari kalangan polisi Tripoli.99
Kolonel Qadhafi mengungkapkan kenangannya yang ia tulis sebelum
revolusi mengenai keadaan para pejuang revolusi pada 31 Agustus, hari
terakhir sebelum revolusi 1 September. Kekhawatiran selama sepuluh tahun
terhimpun pada hari itu. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu. Pasukan
rahasia dan gerakan bawah tanah mulai kelelahan mempertahankan kebuletan
tekad mereka.Dalam keadaan yang getir itu, para perwira sampai lupa makan;
yang mereka lakukan hanya menghitung waktu sampai shalat shubuh tiba,
yang akan dilakukan secara berjama’ah.100
Menjelang saat-saat terakhir pukul 2.30 dini hari, pada saat harus
ditentukan untuk memulai revolusi, banyak terdapat keraguan. Sampai salah
99. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol. 8, 1976-77, h. 101.
100. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, h. 159-160.
seorang memperingatkan Qadhafi untuk tidak melakukan apa-apa, karena
kekhawatiran rencana mereka telah diketahui. Tapi waktu telah tiba dan tidak
ada kata mundur, sejenak seusai shalat subuh, Qadhafi membuat surat sebagai
pengumuman resmi untuk melakukan serangan kepada para tentara yang ada
di gedung-gedung pemerintah.101
Sebelumnya, disaat Qadhafi dan koleganya, Musthafa Al-Karubi diliputi
rasa khawatir dalam menunggu moment yang sangat menentukan itu, mereka
menyimak acara yang disiarkan radio Mesir Musthafa menyarankan “ Mari
kita cari pertanda baik dari kandungan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang
disiarkan stasiun radio ini”. Ayat yang dilanturkan pada saat itu ialah ayat
171-174 dari surat Ali Imran, yang intinya agar menghilangkan keraguan
dalam berjuang dijalan Allah karena Allah akan menolong mereka, ayat-ayat
tersebut sungguh menenteramkan hati. Qadhafi memandang ayat tersebut
memunculkan kedamaian dan ketenangan hati. Kemudian mereka mengulang
ayat itu “ Allah cukup buat kita sebagai penolong dan dialah pelindung yang
terbaik”.102
Bagi Libya, hari pertama kemenangan revolusi, bukan hanya sebagai hari
nasional yang istimewa, tetapi sebagai babak baru sejarah mereka yang tidak
akan pernah berakhir. Sebagaimana ekspresi mereka yang tertuang pada
slogan “ Al-fatih Abadan” (Al-fatih untuk selamanya). Bagi rakyat libya
101. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, h. 168.
102. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, h. 169.
menggapai revolusi adalah obsesi mereka, dan menjadi mimpi yang panjang
dari sejak dimulainya hingga menjadi kebangkitan yang istimewa (great
awakening). Mimpi itu adalah mimpi tentang masa depan yang lebih cerah:
keadilan dan persamaan, lebih dari itu, mimpi itu adalah mimpi akan jaminan
tempat tinggal, makanan, kesehatan, dan pendidikan yang berlaku bagi semua
rakyat dan anak-anak.103
Mengenai tujuan ideal revolusi, Qadhafi menyampaikannya dua jam
menjelang revolusi dimulai. Dengan semangat yang berapi-api Qadhafi
menyampaikan pidato proklamasinya yang pertama kepada rakyat dengan
mengatas namakan Dewan Komando Revolusi. Dia berkata:
“ wahai rakyat Libya. Yang terhormat, menyikapi kehendak raja kalian
untuk menentukan nasib sendiri, memenuhi Aspirasi kalian yang sangat
berharga, menjawab semua tuntutan yang tiada henti-hentinya untuk mencapai
perubahan dan pemurnian, memerhatikan dorongan kalian untuk bergerak dan
berinisiatif, untuk berevolusi dan melakukan aksi yang sangat menentukan,
tentara kalian telah berhasil meruntuhkan pemerintahan reaksioner,
keterbelakangan dan rezim yang busuk- yang mengangkangi kita dengan
menjijikan, dan menciptakan mesin korupsi yang membuat rambut kita
berdiri. Hanya dengan satu gebrakan dari tentara perkasa kalian, berhala-hala
itu runtuh dan telah dihancurkan. Ini adalah momen yang sangat penting dan
mengagumkan, di mana masa kegelapan telah berakhir- pertama dominasi
Turki , kemudian penindasan Italia dan terakhir rezim reaksioner, suatu rezim
para pencuri dan suka berhura-hura, rezim pengkhianat dan kriminal. Mulai
saat ini, Libya akan merdeka dan membentuk suatu pemerintahan republiknya
sendiri. Negara ini akan dikenal dengan sebutan “Republik Rakyat Libya” ia
akan berada dalam lindungan Tuhan, bangkit ke puncak kejayaan dan dengan
penuh percaya diri menuju jalan kebebasan, persatuan dan keadilan sosial. Ia
akan menjamin hak bagi setiap warga negaranya untuk mendapat persamaan,
membuka pintu lebar-lebar bagi para pegawai yang jujur. Tidak ada lagi
103. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap kapitalisme,
.h.119.
rakyat yang menderita akibat eksploitasi, ketidakadilan dan penindasan.
Selain itu juga tidak ada lagi tuan dan majikan. Pokoknya semua akan
merdeka. Saudara-saudara sebangsa, dengan pertolongan Tuhan, bendera
kemakmuran dan persamaan akan dengan bangga segera dikibarkan” 104
Kemudian Muammar Qadhafi mengingatkan pada sosok pahlawan perang
suci, Umar Mukhtar, melawan penjajah Italia, sehebat para pejuang
kemerdekaan negara-negara lain dalam melawan penjajahan dan penindasan
bangsa asing. Dia menyerukan kepada seluruh rakyatnya untuk segera
melupakan permusuhan diantara mereka dan bersatu untuk mengembalikan
martabat mereka. Qadhafi juga meyakinkan dan berjanji kepada warga negara
asing bahwa keselamatan dan harta kekayaan mereka akan dilindungi oleh
tentara. Dia juga menyatakan bahwa revolusi hanyalah urusan bangsa Libya
yang tidak berimpliksasi terhadap negara lain atau mengancam sistem hukum
Internasional. 105
104. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, vol Ibid, Vol I h.9-10. 105. Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New
York:Kegan Paul Internasional,1987), h.. 22-23.
BAB IV
PEMIKIRAN POLITIK DAN VISI MUAMMAR QADHAFI
A. Ideologi Qadhafi : Islam sebagai Sosialisme Sejati
Qadhafi meyakini bahwa Al-Qur’an dengan penafsiran yang baru sarat
dengan konsep perubahan secara revolusioner. Oleh karena itu, menurut Qadhafi,
prinsip-prinsip fundamental dari sosialisme sejati akan ditemukan dalam Al-
Qur’an.106
Pada sebuah konferensi mahasiswa yang diselenggarakan Univeritas Libya di
Benghazi pada 6 November 1969, Qadhafi diminta untuk mendefinisikan
sosialismenya beserta perangkat-perangkatnya untuk mengimplementasikannya,
Qadhafi menjawab:
106. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, (Writings, Speeches And Pronouncements Of
Muammar Qadhafi) vol.14, h.52.
“ Sosialisme kita berpijak pada Arab dan Islam. Kita berada di tengah-tengah
antara sosialisme dan komunisme, atau sosialisme dan kapitalisme. Sosialisme
kita secara langsung bersumber dari kebutuhan dan kehendak Arab warisan
kebutuhan masyarakatnya. Ia terdiri dari suatu keadilan sosial dengan arti
kecukupan (keadilan) dalam produksi dan distribusi.prinsip-prinsip tersebut
dapat ditemukan dalam agama Islam, khususnya pada hukum zakat”.107
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa ide sosialisme Islam bukan
merupakan barang baru bagi Qadhafi. Ide ini merupakan gagasan orisinal Jamal
Abdul Naseer yang berlandaskan pada nasionalisme Arab. Namun demikian,
Qadhafi merupakan orang pertama yang menggunakan istilah sosialisme Arab
Islam sebagai basis ideologi Revolusi 1 September 1969. Baginya, sosialisme
merupakan dasar bagi kemerdekaan sosial dan politik. Sosialisme dalam konsep
Arab dan Islam mengakui adanya kepemilikan pribadi (private ownership) dan
menganggapnya sebagai sesuatu yang sakral (dilindungi).108
Sosialisme sejati merupakan ajaran yang hendak mewujudkan persamaan
dalam kesempatan (equal oppotunity), keadilan sosial (social justice) dan
pengakuan terhadap ikatan sakral antara elemen masyarakat. Sosialisme ini
adalah sosialisme Arab dan Islam yang merupakan ideologi masyarakat Dunia
Ketiga. Dengan demikian, menurut Qadhafi, Islam telah mengajarkan sosialisme
sebelum Marx dan Lenin.109
107. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi, vol 1, h.110. 108. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006). h.153-154.
109. Muammar Qadhafi, al-Sijji al- Qaumi,vol 3, h.23.
Sosialisme yang berdasarkan Islam dan Arab ini, menurut Qadhafi, tidak
memakai istilah sosialisme Islam atau Sosialisme Arab, tetapi cukup dengan kata
sosialisme. Artinya, dia bukan komunisme, juga bukan kapitalisme, karena
sosialisme merupakan nilai yang absolut sebagaimana kebaikan itu sendiri
sebagai nilai yang absolut. Hal itu, menurut Qadhafi, disebabkan karena Al-
Qur’an sendiri menyuruh manusia untuk mengikuti sosialisme.110
Prinsip-prisip dasar sosialisme yang diajarkan Islam (baik dari Al-Qur’an
maupun sunnah Rasulullah dan para shahabatnya) itu adalah pengakuan atas milik
pribadi, kerja sama dalam berproduksi, persamaan dan keadilan sosial.111
Kepemilikan pribadi dalam Islam merupakan salah satu bentuk tanggung
jawab manusia untuk mengelola kekayaan sebagai titipan dari Allah SWT. Oleh
karena itu, kepemilikan tersebut disesuiakan dengan kepentingan umum lewat
media amal shaleh dalam konsep zakat dan shadakah. Untuk mengokohkan
pendapatnya itu, Qadhafi merujuk pada Al-Hadid ayat 7.
T�<��! P �����O d�#���� > )
T�U[�VB)# ) ��☺�! OPJ'G%+%z
�=Q�V'GK��H��q! ����. T �=8��\���-.
T�<��! P ��PJ��! T�U[⌧VB)# )
vC��4 ⌦�gz)# sm��,⌧� �L
Artinya “ Berimanlah kalian pada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari harta kakayaan yang Allah telah menjadikan kalian menguasainya.
110. Interview Qadhafi dengan masyarakat Libya, Al-Majalis Al-Musyawarah, April 1973.
Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, vol 4 h. 445-446. 111. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006),h. 154-155.
Maka orang-orang beriman dan berinfaq di antara kalian, pasti akan
memperoleh pahala yang besar.” (Al-Hadiid: 7).112
Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa apa yang telah Dia titipkan
kepada seseorang sebagai miliknya harus diinfaqkan kepada manusia lainnya. Itu
artinya , pada kepemilikan seseorang ada hak orang lain.
Namun, hak atas kepemilikan pribadi itu tidak termasuk atas kekayaan alam
yang menguasai hajat hidup orang banyak, karena itu adalah kekayaan bersama
atau milik masyarakat secara keseluruhan. Sumber kekayaan alam tersebut harus
dibagikan kepada rakyat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jenis kekayaan
alam yang paling penting adalah tanah. Menurut Qadhafi tanah tidak boleh
dimiliki oleh perorangan, tanah harus dibagikan kepada rakyat sesuai dengan
kemampuan mengelolanya sebagai lahan garapan. Peristiwa solidaritas kaum
Anshar yang membagikan kekayaan dan tanah mereka kepada kaum Muhajirin,
menjadi rujukan Qadhafi.113
Kemudian Qadhafi menjelaskan prinsip kerja dan berproduksi dalam Islam,
yang memastikan adanya larangan penimbunan dan praktik riba. Karena hal itu
melanggar nilai moral dan hanya memikirkan keuntungan belaka. Bahkan
Qadhafi menolak konssp bagi hasil (cro-sharing), karena dianggap sebagai
112. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.155. 113. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.155.
budaya feodal dan kapitalisme.114
Hal itu disebabkan karena dalam konsep bagi
hasil masih ada kelas pemilik modal dan pekerja. Padahal, menurut Qadhafi,
Islam tidak memperkenankan orang memperoleh keuntungan dari hasil keringat
orang lain. Bila seseorang mempunyai sebidang tanah, tapi ia tidak bisa
menggarapnya, karena alasan fisik, maka ia harus memberikannya pada orang
lain untuk menggarapnya. Jika ia ingin ikut menikmati hasil garapan itu, ia harus
ambil bagian dari proses pengolahan itu. Kalau tidak, ia tidak dapat bagian
apapun.
Untuk memahami konsep sosialisme Qadhafi dalam bentuknya yang lebih
konkret, Al-Kitab Al-Akhdhar adalah jawabannya. Karena disitulah visi Qadhafi
dituangkan sebagai solusi atas berbagai persoalan yang belum diselesaikan secara
tuntas.
B. Visi Muammar Qadhafi; Al-kitab Al-Akhdar
Setelah revolusi Al-Fatih, para pemimpin revolusi tidak serta merta dapat
merealisasikan cita-cita revolusi. Pada saat itu, setelah rezim monarki raja Idris
disingkirkan dan segala bentuk afiliasi yang merusak dan menghalangi cita-cita
revolusi disisihkan, para pemimpin revolusi segera mulai mewujudkan cita-cita
ideal mereka bagi terciptanya kebebasan, persatuan dan sosialisme. Negara pada
kondisi dan situasi transisional haruslah kuat dan menjadi motor ke arah
114. Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New York:Kegan
Paul Internasional,1987), h..98.
reformasi yang efektif. Oleh karena itu, Libya setelah revolusi hanya mempunyai
satu partai, yaitu partai negara (lebih tepatnya partai pemerintah) yang dikenal
dengan persatuan Sosialis Arab (Arab Socialiat Union) yang mengatasnamakan
rakyat.115
Jadi, pada masa transisi itu, kekuasaan atau pemerintah tidak langsung
dikendalikan oleh rakyat sebagaimana tujuan atau cita-cita revolusi, maka segala
bentuk organisasi, atau suatu afiliasi yang berhubungan dengan partai politik
selain partai pemerintah dianggap sebagai bentuk kriminal dan wujud dari
pengkhianatan terhadap otoritas rakyat yang masih disandang oleh Arab Socialist
Union.
Saat revolusi Al-Fatih dikumandangkanlah sebuah komunite konstitusional
yang menyatakan bahwa Libya akan diarahkan pada terbentuknya sebuah negara
sosialis modern yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan
menghapus segala bentuk penghisapan atau eksploitasi. Hal itu menghendaki
bahwa setiap pembentukan konstitusi negara dan perundang-undangan lainnya
harus berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan warisan Islam Arab. Warisan Islam
Arab dan karakter rakyat Libya itulah yang menjadi koridor dan rujukan dari ide-
ide atau pemikiran Qadhafi yang tertuang dalam Al-kitab Al-Akhdhar, namun
115. Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New York:Kegan
Paul Internasional,1987), h..31.
demikian, kitab Akhdhar juga ditunjukan atau diharapkan untuk menjadi sebuah
teori yang universal.116
Al-Kitab Al-Akhdhar adalah kitab yang di susun oleh Qadhafi dalam tiga jilid
yang berfungsi sebagai filsafat pemerintahannya, buku ini merangkum pemikiran
Qadhafi yang berusaha memetakan jalan tengah antara dua ideologi yang
bermasalah117
; sosialisme dan kapitalisme. istilah The Green (Hijau) dari The
Green Book merupakan simbol dari jalan tengah antara sosialisme yang
diasosiasikan dengan The Red (Merah) dan kapitalisme yang dilekatkan dengan
The White (Putih),118
jilid pertama terbit pada tahun 1976 dan dalam edisi
Inggrisnya berjudul “ The Solution of the Problem of Democracy” The Authority
of the People” (Solusi Masalah Demokrasi; Otoritas Rakyat) yang mendiskusikan
dilema antara keadilan dan kebijakan pemerintah serta mendeklarasikan solusi
demokrasi melalui Mu’tamar Sya’biyah (Kongres Rakyat). The Solution of the
Ekonomic Problem: Socialism (Solusi Masalah Ekonomi: Sosialisme) merupakan
jilid kedua yang terbit pada tahun 1978 yang membicarakan akhir eksploitasi
yang diimplementasikan dengan upah dan sewa dalam keragka kerja sama
ekonomi dan penyediaan lapangan kerja. Jilid ketiga bertajuk The Socialis Basis
116. Ahmad Abdul Hamid Al-Khalidi, Usus Al-Tazim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-
‘Alamiyah Al- Tsalitsah, (Tripoli: Al-Munsha’ah Al-‘Ammah lil Nasyr wa Al-Tauzi’ wa Al-
‘Ilan,1983), h. 273.
117. Lisa Anderson, “Green Book” dalam Reeva S.Simon, Philip Metar dan Richard W,
Bulliet.ed encyclopedia of the mac deren middle East, Volume 2 (New York: mac Millan Reference
USA dan Simon & Schuster Mac Millan, tt) h. 675. 118. Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap Kapitalisme,
h.156-157.
of the Third Internasional Theory (Basis Social Teori Dunia Ketiga) membahas
isu khusus termasuk pentingnya keluarga, suku, status perempuan dan minoritas.
Selain itu juga Qadhafi menyusun Al-Khutaba wa Ahadits al-Qaid al_Diniyah
(Kumpulan Khutbah dan Pernyataan-pernyataan Tentang Pokok-Pokok Agama)
berisi ijtihad keagamaannya yang menjadi salah satu landasan pikir konsep
sosialime Islam yang digagasnya.
Muatan atau isi Al-Kitab Al-Akhdhar sendiri sebenarnya merupakan kumpulan
regulasi yang ditetapkan pemerintah secara bertahap. Misalnya, pada 26
September pemerintah mengeluarkan aturan yang melarang pemanfaatan buruh
sebagai komuditas perdagangan. Para buruh harus dianggap sebagai partner,
bukan pembantu. Pada 8 Nopember tahun yang sama, peraturan tersebut telah
ditegaskan lagi pada bisnis yang menggunakan jasa buruh. Al-Kitab Al-Akhdhar
dalam hal ini ingin mewujudkan perlindungan terhadap hak-hak buruh. Pada Juli
1970, pemerintah membuat sebuah keputusan untuk memeriksa dan menyelidiki
segala bentuk kekayaan yang diperoleh dengan cara ilegal. Setahun kemudian,
pada bulan Juni, segala macam kekayaan perorangan berada di bawah
pengawasan negara setiap kekayaan yang dianggap sebagai kelebihan dan
pendapatan seseorang harus dikembalikan kepada rakyat melalui negara.119
Revolusi Al-Fatih sendiri dapat dibagi kedalam tiga fase. Pertama, fase awal
dan perkembangan, yakni mulai 1 September 1969 hingga 1 April 1973, fase ini
119. Endang Mintarja, Politik berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.159.
merupakan usaha ke arah cita-cita revolusi dengan mengukuhkan ke arah
konsolidasi kekuasaan dan merekonstruksi situasi ke arah yang lebih kondusif.
Kedua dihitung sejak lahirnya Al-Kitab Al-Akhdhar 15 April 1973 hingga 2 Maret
1977. Ketiga, masa setelah penyusunan Kitab Akhdhar, dimana masa-masa
perkembangan dan sejarah baru benar-benar dimulai.120
C. Sosialisme; Solusi Problem Demokrasi: kedaulatan rakyat
Dalam jilid pertama dari Al-Kitab Alkhdhar/The Green Book Qadhafi
memulai bahasannya mengenai bentuk instrumen pemerintahan (‘adat al-hukm).
Hal tersebut menurut Qadhafi, merupakan masalah paling serius yang dihadapi
oleh masyarakat global. Negara merupakan sesuatu yang sangat mendasar sebagai
alat perwujudan relasi antar manusia, mulai dari keluarga sampai tingkat negara
sebagai tingkat hubungan tertinggi. Menurut Qadhafi masyarakat internasioanal
belum mampu memecahkan sacara tuntas problem yang sangat mendasar ini.121
a. Parlemen
Banyak kalangan beranggapan bahwa parlemen merupakan tulang
punggung demokrasi tradisional begitu juga dalam sistem demokrasi Barat
dan negara-negara demokrasi pada umumnya. Prinsip perwakilan merupakan
salah satu bentuk solusi demokrasi ideal dalam sistem ini perwakilan
120. Ahmad Abdul Hamid Al-Khalidi, Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-Alamiyah
Al-Tsalitsah, h.30-31. 121. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat
Sosialis Arab), h.3-5.
dianggap sebagai perwujudan dari doktrin Trias Politika, teori yang diajarkan
oleh John Locke (1932-1704) dan Mountesquieu (1689-1755) sebagai kritik
terhadap kekuasaan absolute raja-raja pada zamannya.122
Muammar Qadhafi menolak sistem perwakilan yang menjelma dalam
bentuk perlemen atau lainnya. Qadhafi menawarkan bentuk partisipasi
langsung dari rakyat (demokrasi langsung) dan menganggap semua bentuk
perwakilan sebagai pengkhianatan terhadap demokrasi.123
Salah satu slogan
yang popular dari Al-Kitab Al-Akhdhar ialah “Tidak boleh ada perwakilan
yang mengatasnamakan rakyat, perwakilan adalah penipuan. Sebuah dewan
perwakilan adalah ketiadaan otoritas rakyat.124
Kedua hal itu menunjukan
bahwa bentuk demokrasi yang diyakini Qadhafi adalah demokrasi langsung,
dimana rakyat memiliki otoritas secara penuh terhadap pemerintahan,
bukannya perwakilan yang memegang otoritas.
b. Partai
Bentuk kepartaian dalam format politis mula-mula dikenal di negara-
negara Eropa Barat sebagai bentuk atau manisfestasi partisipasi rakyat dalam
politik. Partai merupakan media yang diharapkan dapat menghubungkan
antara rakyat dan pemerintah. Menurut Carl J. Friedrich partai politik adalah
sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut
122. Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h.151.
123. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h.8.
124. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h. 40.
atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini ia memberikan kepada anggota
partainya kemerdekaan idiil ataupun materiil.125
Menurut Qadhafi partai
adalah bentuk kediktatoran kontemporer, partai merupakan instrumen
pemerintahan diktator modern,, partai juga merupakan penguasa kecil atas
seluruh rakyat.126
Selain itu juga Qadhafi berpendapat bahwa, semua bentuk
partai baik berbaju politik agama ataupun sosial, itu merupakan penghalang
dari kemajuan masyarakat. Bahkan Qadhafi menganggap partai politik
sebagai kegagalan demokrasi.127
Selain itu, menurut Qadhafi menambah
jumlah partai hanya membuat intensitas perebutan kekuasaan semakin keras
dan meluas.
Tidak diakuinya partai dalam negara merupakan hal biasa di negara-
negara monarki (penganut sistem kerajaan), Tetapi, dalam negara yang
mengklaim demokrasi, hanya Libya lah negara yang menolak adanya sistem
kepartaian. Bahkan dalam negara komunis, partai merupakan hal yang sangat
penting sebagai media meraih dan mempertahankan kekuasaan.
c. Kelas
125. Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, , h.161.
126..Muammar Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy,
(Yogyakarta: Insist Press,2000) h.11. 127. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. H.166.
Sistem politik kelas sama dengan sistem partai, suku atau kelompok, yaitu
kelas mendominasi masyarakat dengan cara yang sama yang dilakukan partai,
suku atau kelompok.128
Yang dimaksud kelas (Thabaqah) oleh Qadhafi
adalah pada kelompok-kelompok sosial bardasarkan ikatan darah (suku) atau
kepentingan dan status ekonomi, dimana ada dominasi atau monopoli
terhadap kelompok lain dalam satu atau beberapa hal. Jadi, bila ada satu
kelompok orang memonopoli sesuatu, maka kelompok tersebut adalah
kelompok kelas, misalnya, kelompok tentara yang mendominasi persenjataan,
maka tentara adalah kelompok kelas. Begitu juga misalnya sekelompok ulama
yang memonopoli penafsiran atau urusan keagamaan, maka ulama adalah
kelompok kelas.129
Dengan demikian, konsep kelas Qadhafi berbeda dengan konsep kelas
Marx yang menyatakan bahwa kelas itu tercipta sebagai akibat dari kegiatan
ekonomi saja (mode of production), hal itu pun bagi Marx belum cukup untuk
dikatakan kelompok kelas sampai orang-orang itu menyadari dirinya sebagai
kelas tertentu. Sedangkan kelas menurut Qadhafi adalah hal yang secara
otomatis terjadi apabila ada monopoli atau sesuatu yang menyebabkan
terjadinya penindasan terhadap kelompok lain.130
128. ------Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy, h.18. 129. Muammar Qadhafi, Comentary on The Green Book, (Tripoli: World Centre for Research
and Studies of The Green Book), h.66.
130. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. H.167.
Keberpihakan Qadhafi terhadap kelas sosial yang terbentuk dari ikatan
kesukuan dan sekte keagamaan tersebut berdasarkan pengamatannya terhadap
hukum kemasyarakatan. Kolompok sosial itu merupakan hal yang alami
karena ia muncul secara tradisional. Hal itu merupakan bentuk struktur sosial
yang muncul pertama kali dalam sejarah umat manusia. Oleh karena itu,
menurut Qadhafi kelompok-kelompok tersebut sebenarnya berasal dari satu
kelas saja: “setiap kelompok sosial yang berbeda-beda dan mendorong adanya
perjuangan untuk memperoleh kekuasaan pada mulanya merupakan orang-
orang dalam satu kelas. “ Setiap kelompok sosial yang berbeda-beda dan
mendorong adanya perjuangan untuk memperoleh kekuasaan pada mulanya
merupakan orang-orang dari satu kelas. Usaha untuk memisahkan dari suatu
kelas terlahir dari hukum evolusi segala sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar
atau dihindari.131
Perjuangan kelas sering kali mengarah pada terciptanya satu kesatuan
kelas. Hal itu disebabkan kelas-kelas yang lain dihancurkan secara paksa dan
bukan disebabkan oleh demokrasi rakyat secara langsung. Qadhafi
menyatakan “ setiap kelas yang membentuk suatu masyarakat secara otomatis
mewarisi karakteristiknya”.132
d. Plebisit
131. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h. 23.
132. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar, h.22.
Bila suatu negara mengalami kebuntuan dalam mengambil keputusan
secara musyawarah mufakat, salah satu solusi yang biasa ditempuh ialah
dengan pemungutan suara untuk mengatakan setuju dan tidak setuju (ya atau
tidak), atau lebih dikenal dengan plebisit.
Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Kitab Al-Akhdhar, plebist dianggap
sebagai bentuk penipuan, sebab, mereka yang menyatakan ya atau tidak, tidak
benar-benar diizinkan untuk mengutarakan pendapat mereka secara jelas
dalam menentukan pilihan. Qadhafi menegaskan bahwa plebisit merupakan
hal yang sangat menjijikan dan merupakan bentuk dari kediktatoran represif
yang ekstrem. Kemudian ia memberikan solusi dengan membentuk suatu
pemerintahan yang langsung dikendalikan oleh rakyat secara penuh, bukan
pemerintahan yang dikendalikan oleh kelompok, atau partai, atau kelas
tertentu.133
e. Kongres rakyat dan komite rakyat
Bentuk pemerintahan yang dianjurkan oleh The Green Book sebagai
jawaban dari problem demokrasi adalah dengan membentuk kongres rakyat
dan komite rakyat. Di Libya sendiri, sistem Kongres Rakyat dan Komite
rakyat ini baru dilegislasikan pada Maret 1977 dan nama negara diubah
menjadi Republik Rakyat Sosialis Arab Libya (The Socialist People;s Libyan
Arab Jamahiriyah/Al-Jamahiriyah Al- ‘Arabiyah Al-Libyah Al-Istirakiyah Al-
133. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar, h.26.
uzma) kata Al-jamahiriyah biasa diartikan dengan “pemerintahan Rakyat”
(Statebof The Mass) atau Republik Rakyat, walaupun tidak sama seperti
konsep di negara sosialis lainnya seperti Korea Utara dan China. Hal itu
dimaksudkan untuk membedakan dengan bentuk negara Libya masa lalu
sebagai Negara Republik yang dipimpin oleh seorang presiden. Dalam negara
Jamahiriyah semua orang adalah tuan dan tidak ada yang menjadi pembantu,
budak atau kelas yang dianggap rendah oleh yang lainnya, semuanya setara
.134
Kongres rakyat dimulai dari tingakat Kota Madya yang disebut dengan
Mu’tamar Sya’bi al-Asasi atau Basic Popular congress. Pembentukan setiap
Kota Madya dengan kongres rakyatnya disesuaikan dengan jumlah penduduk
setempat. Di Libya kini ada 97 kongres rakyat yang terletak di semua kota
Madya. Pada setiap Kota Madya,. Kongres Rakyat membentuk Komite
Rakyat (Lajnah Sya’biah/ people’s, Commitees) yang diberi mandat untuk
melaksanakan keputusan-keputusan dan rekomendasi serta berada dalam
pengawasan Kongres-kongres Rakyat itu. Selain itu, ada bentuk Komite
Rakyat yang lebih besar dan mempunyai mandat untuk melaksanakan
pengawasan pelaksanaan keputusan Kongres diseluruh wilayah negara.
Komite semacam ini dipercayai juga untuk melakukan hubungan luar negeri.
Kekuasaaan Eksekutif yang dimiliki oleh Komite ini hanyalah menjalankan
134. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. H.171.
hasil keputusan Kongres, baik urusan dalam atau luar negeri. Jadi, Komite
sama sekali tidak mempunyai hak untuk membuat kebijakan sendiri di luar
keputusan kongres.135
f. Hukum rakyat (Syari’at Al-Mujtama)
Hukum adalah problem lain yang pararel dengan problem instrument
pemerintahan. Hal ini juga belum terpecahkan di masa modern sekalipun
pernah terpecahkan pada periode sejarah tertentu.
Dalam menerapkan hukum positif di Libya, khususnya untuk masalah-
masalah publik, Qadhafi hanya merujuk pada Adat dan Agama. Adat atau
agama adalah dua sumber Hukum Rakyat yang sesuai dengan kaidah-kaidah
demokrasi sejati sedangkan perumusan Hukum yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok yang kemudian yang dijadikan konstitusi merupakan
penghianatan terhadap demokrasi, karena hukum seperti itu, menurut Qadhafi,
dibuat berdasarkan selera dan kepentingan politik tertentu dan karenanya
bersifat temporer,136
sedangkan adat dan agama merupakan sumber hukum
yang diakui oleh masyarakat dan bersifat abadi. Karena tradisi atau adat
rakyat Libya sangat dipengaruhi Islam, yang merupakan agama rakyat Libya,
hubungan antara adat dan agama, menurut Qadhafi itu saling melengkapi;
agama dapat mengakomodir adat, adat merupakan ekspresi dari kehidupan
135. Ali Al-Shiddiq Al-Madani, Al-Ta’rif bi An-Nidzam Al-Jamahiri (Tripoli Manshurat Al-
Markaz Al-‘Alami li Al-Dirasah wa Abhats Al-Kitab Al-Akhdhar), h.15-16 136. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h.35-40.
suatu masyarakat.137
Dengan demikian, setiap aturan yang dibuat bukan
berasal dari agama, atau adat merupakan pembangkangan manusia terhadap
kemanusiaan.
Qadhafi menjadikan syari’at Islam sebagai hukum bagi rakyat Libya.
Hanya saja, berbeda dengan para pemikir politik Islam lainnya, syari’at Islam
yang dimaksud Qadhafi adalah Al-Qur’an, tidak termasuk kumpulan hadits
yang sering diasosiasikan dengan kata sunnah.138
Menurut pemahaman
Qadhafi, adalah tingkah laku Nabi yang mentradisi dan tercermin dalam
praktik shalat dan ibadah ritual lainnya. Hanya saja, Qadhafi tidak menolak
seluruh hadits yang terkodifikasi dalam berbagai kitab hadits, yakni hadits
yang tidak bertentangan dengan Al-Qu’an dalam hal ini Qadhafi menyatakan;
Kalau kita memang mengetahui ada beberapa hadits yang diucapkan oleh
Rasulullah, kita harus menerimanya sebagai mana kita menerima Al-Qur’an.
Tetapi dilemanya adalah bagaimana kita mengeatahui mana hadits yang
benar-benar diucapkan Rasulullah dan mana yang tidak ? ini merupakan
masalah serius, karena setelah Rasulullah wafat, banyak sekte dan madzhab
bermunculan dalam Islam. Madzhab-madzhab tersebut, sebagaimana anda
ketahui dan ikuti, tidak ada pada masa ketika Rasulullah masih hidup,.
Madzhab-madzhab dan sekte-sekte itu muncul bermula dari gerakan politik
yang kemudian mengkristal dan muncul di antara masyarakat Islam. Gerakan
sektarian tersebut mengakibatksan kaum muslimin terjerembab dalam
pertumpahan darah antara mereka., bahkan pertumpahan darah tersebut terjadi
di kalangan shahabat pada masa itulah kemudian beberapa hadits palsu
(maudhu’) dibuat dan diklaim berasal dari Rasulullah dengan tujuan masing-
masing kelompok menggunakan hadits tersebut untuk memperkuat pendirian
137. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h. 40.
138. Untuk lebih jelas lihat ijtihad Qadhafi mengenai makna Sunnah perbedaannya dengan
hadits. Hal ini berbeda dengan konsep konstitusi negara Islam dan hukum Islam dalam konsep Al-
maududi yang mengakomodir sunnah dalam artian kumpulan hadis shahih sebagian dari sumber
hukum Islam.
mereka dan menyatakan pendapat mereka sebagai satu-satunya Islam yang
benar/sejati.139
Semua orang kemudian mengikuti salah satu dari kelompok atau
partai-partai tersebut, termasuk orang-orang munafiq dan jahat, serta orang-
orang yang jujur dan shaleh. Kemudian Qadhafi menyimpulkan: “ kalau kita
mempelajari kumpulan hadits-hadits tersebut, kita akan (paling tidak)
mendapatkan 60 hadits (yang saling bertentangan).140
Lantas Qadhafi
memberikan sedikit contoh mengenai pertentangan hadits dan
mengilustrasikan pendapatnya, kemudian berargumen bahwa tidak mungkin
Rasulullah mengatakan satu hal dan keudian mengatakan hal yang sebaliknya.
Selanjutnya Qadhafi Menyatakan:
“ mari kita bersama-sama membandingkan hadits yang dianggap benar
dengan Al-Qur’an, kita terima hadits yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tolak
yang bertentangan dengannya dan tidak usah lagi kita membicarakan
(merujuk) pada Bukhari dan Muslim. (karena) semua orang dapat mengklaim
hadits yang diperolehnya benar (sahih), tetapi tak seorang pun yang dapat
mengklaim bahwa ada surat atau ayat yang berasal dari Al-Qur’an tapi
ternyata tidak terdapat di dalamnya,141
Lebih jauh lagi Qadhafi menganggap segala hal diluar Al-Qur’an
merupakan hasil kerja manusia, karena itu tidak layak dijadikan sebagai
sumber hukum masyarakat. Ia pun menganggap semua produk ijtihad dari
berbagai madzhab sebagai hukum positif, buatan manusia. Tetapi hasil ijtihad
139. Muammar Qadhafi, Al-Qutuba wa Al-Ahadits Al-Qaid Al-Diniyah, (Tripoli Al-Quwwat
Al-MUsalahah Al-Libyah, tt), h. 214-215.
140. Muammar Qadhafi, Al-Qutuba wa Al-Ahadits Al-Qaid Al-Diniyah., h.215. 141. Muammar Qadhafi, Al-Qutuba wa Al-Ahadits Al-Qaid Al-Diniyah., h. 219.
mereka dianggap sebagai hukum atau syari’at Islam. Pada hal setiap yang di
luar Al-Qur’an hanyalah produk ijtihad belaka, dengan tegas Qadhafi
menyatakan “ Saya menganggap syariah Islam sebagai hasil pemikiran dari
berbagai madzhab , seperti hukum Romawi atau hukum positif lainnya. Ia
merupakan bagian dari warisan Islam, tetapi sama sekalali bukan agama itu
sendiri.142
Sedangkan yang dimaksud dengan adat/tradisi (‘Urf) oleh Qadhafi adalah
sesuatu yang fundamental mengarahkan manusia untuk dapat membedakan
antara hak dan kewajiban, benar dan salah, baik dan buruk. Hukum alam
tersebut bukan merupakan hasil dari tekanan dan buatan seseorang atau
kelompok tertentu di masyarakat, tetapi merupakan warisan yang abadi dan
tidak hanya berlaku di dunia saja. Tidak seperti hukum-hukum modern atau
konstitusi (hukum positif), hukum alam tersebut merupakan sesuatu yang
sangat primordial dan tidak dapat diubah. Qadhafi menyatakan: “adat atau
pandangan hidup yang berasal dari suatu pemerintahan diktator merupakan
pengganti dari hukum adat tertentu. dengan demikian hukum positif telah
menggantikan posisi hukum alam bahkan mengapus identitas sebuah
masyarakat”.143
g. Pers
142. Muammar Qadhafi, Al-Qutuba wa Al-Ahadits Al-Qaid Al-Diniyah., h.223. 143. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. h.37.
Pers adalah sarana ekspresi masyarakat dan bukan sarana kumpulan
manusia tertentu. Secara logika dan jika mengikuti nilai-nilai demokrasi, pers
mestinya tidak dapat dimiliki oleh kumpulan manusia tertentu.144
Seperti di negara-negara sosialis lainnya, Libya tidak menyediakan ruang
bagi kebebasan pers sebagai ekspresi dari individu atau kelompok. Karena
menurut Qadhafi, ekspresi seperti itu tidak mewakili rakyat secara
keseluruhan. Maka, pertimbangan moral dan stabilitas selalu menjadi
pertimbangan yang sangat dominan.
Menurut The Green book pers dijamin keberadaannya sepanjang tidak
mengganggu demokrasi. Oleh karena itu, pers mesti berada dalam
pengawasan rakyat, dalam hal ini komite rakyat sebagai representasi dari
rakyat secara keseluruhan. 145
D. Sosialisme; Solusi Problem Ekonomi
Dalam sejarah hanya ada dua sistem ekonomi yang paling berpengaruh:
sosialisme dan kapitalisme. Bahkan Maxim Rodinson beranggapan, “tidak ada
sistem ekonomi lain selain produk dua ideologi tersebut. Semua sistem ekonomi,
termasuk sistem ekonomi Islam, hanyalah derivasi dari sosialisme atau
kapitalisme”.
144.------Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy, h.45. 145. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. h.177.
Namun anggapan Rodinson tersebut dibantah oleh kalangan Islam lainnya,
diantaranya Sayyid Muhammad Baqir Al-Shadr. Shadr meyakini bahwa sistem
Ekonomi Islam adalah sistem yang mandiri. Ia yang menyatakan bahwa sistem
Kapitalisme dan Sosialisme atau Marxisme sebagai Ideologi yang gagal.146
Muammar Qadhafi mempunyai anggapan senada dengan Shadr. Qadhafi
menganggap bahwa sistem ekonomi yang dilahirkan Marxisme dan Kapitalisme
adalah dua sistem yang secara subtansial berasal dari dua sisi koin yang sama. Ia
juga menganggap dua sistem ekonomi tersebut telah gagal menata dunia menjadi
lebih baik, bahkan keduanya hanya menciptakan masalah yang lebih berbahaya.
Kedua sistem tersebut sama-sama mengeksploitasi rakyat, sebagaimana yang
terlihat dalam sistem pasar bebas kapitalils atau sistem ekonomi terpusat
Marxist.147
Semua negara yang berhaluan Marxisme, dalam sejarah, selalu dihiasi dengan
kekerasan. Kekerasan itu sebagai konsekuensi dari usaha negara untuk
memisahkan masyarakat dari tradisinya dan mengkondisikan mereka seperti
robot. Dalam tafsir Al-Kitab Al-Akhdhar disebutkan:
“ dengan hanya memijit satu tombol tertentu, manusia robot bergerak seperti
semut. Mereka sama-sama membawa buah-buahan dari hasil kerjanya ke suatu
tempat istimewa sebagai gudangnya. Sebagaimana manusia robot, ia tidak
memiliki kebebasan untuk memilih kapan mau minum atau makan, mencintai dan
bermimpi, bergerak dan istirahat serta keinginan untuk meraih cita-cita
meningkatkan taraf hidup dan menjadi terkenal’. dalam sebuah sistem yang
146. Syahid Muhammad Baqir Al-Shadr, Keunggulan Ekonomi Islam, (Jakarta: Pustaka
Zahra, 202), h.137-138 147. Lihat Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.7-9.
dibangun berdasarkan kekerasan, rakyat selalu berada di bawah ancaman atau
pukulan yang siap menghajar kepala mereka. Ancaman tersebut sesugguhnya bisa
saja dienyahkan oleh rakyat dengan kembali kepada tradisi mereka untuk
mendapatkan kembali hak-hak pribadi mereka. Hal itu disebabkan, dalam
masyarakat yang berhaluan Marxist, negara selalu diperkuat dengan cara
mengontrol semua kekayaan, kekuasaan dan persenjataan dengan tujuan memaksa
semua orang menanggalkan kepentingan pribadinya serta mengabdikan
sepenuhnya kepada komunisme.”148
Cepat atau lambat, rakyat akan melakukan suatu tindakan yang tak terbendung
untuk melakukan revolusi melawan sistem tiran tersebut. Sebagai mana yang
terjadi di hampir seluruh negara sosialis Eropa Timur, bahkan di negara biangnya
komunisme, Uni Soviet yang telah menemui ajalnya.
a. Basis ekonomi (Perburuhan)
Setelah mengkritik habis-habisan sistem kapitalis maupun sosialis,
Qadhafi melanjutkan kritiknya pada nasib buruh. Qadhafi mengakui, salah
satu perkembangan sejarah selalu diwarnai oleh pembentukan kepentingan
kelas. Bagi Marx, kelas yang berkonflik tersebut adalah kaum buruh atau
pekerja dengan majikan atau tuan tanah. Qadhafi juga mengakui akan
perkembangan sejarah tersebut sebagai suatu yang penting dalam menentukan
arah gerak perjalanan umat manusia. Dimana hubungan antara kerja dan upah,
buruh dan majikan, pekerja dan pemilik modal menjadi aktor utama.149
148. Muammar Qadhafi, Comentary on The Green Book ,h.67. 149. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.9.
Qadhafi mengkritik keadaan pekerja yang terasing karena mereka tidak
dapat menikmati hasil kerja mereka yang menjadi produk tertentu. Hal itu
disebabkan mereka telah menukarnya dengan upah yang tidak dapat
memenuhi daya beli terhadap produk yang mereka buat sendiri, Qadhafi
menyatakan “orang yang menghasilkan atau membuat suatu produk harus
dapat menikmati produk tersebut.”150
Solusi atas masalah tersebut menurut Qadhafi, adalah dengan
mengembalikan hak milik alat-alat produksi semua rakyat yang diatur oleh
kongres dan komite rakyat. Dengan cara ini, akan tercipta sebuah kemitraan
dalam kerja, bukannya buruh upahan. Selain itu juga Qadhafi menganjurkan
agar kembali kepada prinsip alamiah yang merupakan satu-satunya sumber
dan rujukan hubungan antar manusia. Prinsip itu adalah orang yang
memproduksi barang secara otomatis dapat mengkonsumsi atau menikmati
hasil kerjanya. Penyimpangan terhadap prinsip alamiah ini akan menindas hak
orang lain.151
b. Kebutuhan Dasar
kebutuhan dasar setiap orang mencakup makanan, air, pakaian, tempat
tinggal, kesehatan, pendidikan dan partisipasi dalam pengambilan
150. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.11. 151. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. H.181.
keputusan.152
Semua kebutuhan dasar tersebut harus dapat dipenuhi, kalau
tidak, akan terjadi ketimpangan. Karena, nilai kebebasan manusia menjadi
tidak sempurna. Kebutuhan merupakan akar permasalahan terjadinya konflik.
Hanya saja, dalam hal ini Qadhafi memfokuskan pada kebutuhan dasar fisik
sebagai pemenuhan kesejahteraan standar.
kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang sebagaimana dalam
sebuah keluarga adalah rumah. Seseorang dianggap tidak memiliki kebebasan
selama ia tinggal di rumah orang lain, walaupun ia membayar uang sewa atau
gratis. Oleh karena itu, slogan yang sangat terkenal dari The Green Book
dalam masalah ini ialah “ Rumah adalah milik orang menempatinya (Al-Baiti
Li Sakinihi).153
Oleh karena itu, tidak seorang pun berhak, termasuk negara
atau perusahaan real estet, atau tuan tanah, untuk menerima bayaran sewa dari
yang menempati rumah. Kemudian Qadhafi menegaskan “Tak seorang pun
berhak membangun rumah di luar kebutuhannya (untuk tinggal) karena rumah
itu merupakan kebutuhan bagi orang lain.154
Kebuthan mendasar lainnya ialah memiliki pendapatan sendiri untuk
hidup yang layak. Pendapatan tersebut bukan berasal dari kebaikan atau upah
orang lain terhadap dirinya. Untuk itu, Al-Kitab Al-Akhdhar berkali-kali
menegaskan bahwa dalam masyarakat sosialis tidak ada istilah upah; yang ada
152. Mansour Fakih, Runtuhnya Pembangunan dan Globalissasi, (Yogyakarta: Insist Press,
2002) cet.II h.65 153. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.26
154. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.28
adalah mitra kerja. Berkaitan dengan masalah ini, Mauammar Qadhafi
menyatakan , arti dari kehidupan yang layak bagi masyarakat sosialis ialah,
seluruh hak milik anda mesti anda atur sendiri sesuai dengan kebutuhan anda.
Atau anda membaginya sebagai hasil dari produksi yang di situ anda menjadi
salah satu bagian dari proses produksi itu. Jadi, keikutsertaan anda tidak
dibayar dengan upah dalam proses produksi tersebut.”155
c. Tanah
Hak pengelolaan atas tanah tetap berlaku selama pengelola itu dan ahli
warisnya masih hidup dan terus mengelola tanah tersebut sebagai
penghidupan mereka dalam memenuhi kebutuhannya. Tetapi, tanah tersebut
tidak boleh disewakan. Karena dengan demikian pengelolaan ada pada orang
lain yang akan menyebabkan perpindahan hak pengelolaan.156
Jika kepemilikan tanah diperbolehkan hanya mereka yang hidup di
atasnya yang memiliki bagian di dalamnya. Tanah akan tetap berada
ditempatnya sekalipun pada saat yang sama para penggunanya berubah
profesi, kapasitas dan kehadiran.
Tujuan masyarakat sosialis baru adalah menciptakan masyarakat bahagia
karena bebas. Ini dapat diraih melalui pemuasan kebutuhan materi dan
155. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.28 156. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.29
spiritual manusia dan akhirnya terjadi melalui pembebasan kebutuhan-
kebutuhan ini dari dominasi dan kontrol eksternal.157
Menurut Qadhafi, setiap pekerja yang bekerja hanya untuk mendapatkan
gaji/upah, ia tidak pernah punya kesempatan untuk mengkonsumsi hasil
kerjanya. Karena nilai upah mereka lebih rendah dari hasil kerjanya, maka
menurutnya setiap produksi berdasarkan upah pasti akan hancur lantaran
didirikan di atas pundak para pekerja. Oleh karena itu, Al-Kitab AL-Akhdhar
menegaskan bahwa semua orang yang mempunyai kemampuan lebih dari
orang lain harus berbagi kekayaan dengan masyarakat lainnya. Mereka punya
hak untuk menikmati hasil kerjanya, tapi mereka juga punya kewajiban
berbagi hasil dengan yang lainnya, yakni dengan orang tua dan orang lemah
lainnya yang tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka. 158
d. Pembantu Rumah Tangga
Pembantu rumah tangga (PRT), baik dibayar ataupun tidak, itu merupakan
bentuk perbudakan. Mereka (para PRT) adalah budak di zaman modern yang
diabaikan hak-haknya. Mereka adalah kelas tertindas. Status atau nasib
mereka jelas lebih buruk dari para buruh perusahaan. Bagi Qadhafi, rumah
harus diurus oleh yang menempatinya sendiri.159
157. ….Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy, h. 67 158. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.186.
159. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag II h.52.
Qadhafi mengakui, bahwa pada masa modern, keberadaan para pembantu
rumah tangga sangat diperlukan, sehingga sulit dihindari. Tetapi, menurutnya,
PRT jangan diperlakukan seperti biasanya; mereka harus diperlakukan, dan
mempunyai hak, sebagaimana para pegawai di perusahaan. Selain itu,
kehidupan mereka harus terjamin, dan memungkinkan mereka untuk
mengembangkan potensinya.160
Qadhafi menyadari bahwa teori-teori yang ia tawarkan mungkin hanya
sebagai angan-angan belaka (Utopia). Tapi, setidaknya untuk negaranya
sendiri hal itu sudah dapat dimulai, dan ia yakin sejarah manusia akan
mengarah pada kesadaran pentingnya hidup bersama serta meninggalkan gaya
hidup individualis. Sampai pada akhirnya semua orang akan mempraktikkan
ajaran “The Green Book”.
E. Basis Masyarakat dalam Teori Universal Ketiga
Dari ketiga teori yang diajukan Qadhafi dalam The Green Book (teori
Pemecahan tentang Masalah Demokrasi, teori Pemecahan Masalah Ekonomi
Sosialisme, dan Pandangan Nasionalisme dan Sosialisme sebagai Basis Sosial dan
“Penggerak Sejarah Manusia”)161
, teori mengenai Basis Masyarakat Sosialis
160. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. Bag II h.52. 161. Mansour Fakih, Runtuhnya Pembangunan dan Globalissasi, (Yogyakarta: Insist Press,
2002) cet.II h .60-61.
sebagai pemecah masalah-masalah sosial merupakan teori yang paling penting
untuk melihat Qadhafi sebagai seorang pemikir dan revolusioner162
.
Para pahlawan dalam sejarah adalah orang-orang yang telah memberikan
pengorbanan untuk tujuan tertentu, untuk tujuan apa? Mereka berkorban untuk
orang lain. Orang lain yang mana? Mereka yang memiliki hubungan dengan
pahlawan. Hubungan antara individu dan kelompok merupakan hubungan sosial,
hubungan antara anggota bangsa. Di mana para pahlawan melakukan perjuangan
demi rasa nasionalismenya.
Tujuan utama dibalik semua pergerakan sejarah adalah kehendak suatu
masyarakat, etnis suatu bangsa, untuk mendapatkan kemerdekaan dari bangsa
lain. ‘jadi, setiap pergerakan sosial merupakan pergerakan kemerdekaan,
pergerakan yang bertujuan untuk mewujudkan identitas sejati dari kelompok atau
mayarakat yang kalah dan tertindas oleh bangsa lain.163
pergerakan modern pun
merupakan salah satu pergerakan nasionalistik sebagaimana yang dilakukan oleh
etnis dan masyarakat tertentu. jadi, menurut Qadhafi apa yang terjadi dalam setiap
periode revolusi sejarah merupakan perjuangan yang bersifat kebangsaan
(nasionalistik) dan sekaligus untuk mendorong tercapainya suatu nasionalisme.
Qadhafi yakin bahwa gerakan revolusioner yang dilakukan berdasarkan
etnisitas, itu merupakan gerakan yang terkuat dan paling penting dalam semua
162. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.188. 163. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h.7.
pergerakan sosial. Qadhafi menegaskan bahwa etnis adalah basis fundamental
bagi kalangsungan suatu bangsa.164
Qadhafi menegaskan bahwa bangsa yang
kehilangan identitas etnisnya, pasti akan terkubur. Paling tidak, bangsa tersebut
akan menjadi bangsa yang tertindas. Identitas etnis yang loyalitas yang terakhir
akan menjadi kekuatan yang mengikat di antara semua orang tatkala kekuatan ini
hilang, bangsa ini akan lumat. Kekuatan yang mempererat ikatan sosial adalah
rahasia keberlangsungan hidup suatu bangsa atau masyarakat.165
Lingkaran kuat lainya dalam masyarakat adalah perkawinan. Laki-laki dan
perempuan bebas memilih pasangannya, hal itu merupakan salah satu dari
kebebasan yang sangat mendasar. Perkawinan dengan agama dan etnis yang sama
merupakan penopang dari persatuan suatu masyarakat.
a) Keluarga
Bagi orang yang individualis, keluarga lebih penting dari pada negara.
Setiap orang yang waras, ia sadar bahwa keluarga merupakan akar dan
lingkungan pertamanya, dimana ia mencari tempat berlindung.
Qadhafi banyak mengungkapkan pengalaman dari berbagai keluarga, dan
ia menegaskan bahwa masyarakat yang maju adalah masyarakat di mana
individu tumbuh secara alami di dalam keluarga dan keluarga sendiri tumbuh
subur dalam masyarakat. Ia menganalogikan bahwa keluarga seperti tanaman
(pohon), yaitu hubungan individu dengan keluarga yang lebih besar ibarat
164. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h.9.
165. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III h.110.
daun dengan cabang atau cabang dengan pohon. Masyarakat sama sekali tak
berharga apabila terpisah-pisah, hal yang sama terjadi apabila individu
terpisah dari keluarga. Berdasarkan analogi tersebut, Qadhafi menyimpulkan
bahwa “setiap usaha atau keadaan yang menggiring ke hancurnya kehidupan
keluarga merupakan hal yang tidak manusiawi dan tidak alami”.166
b) Suku (Qabilah)
Elemen masyarakat selanjutnya adalah suku, suku merupakan keluarga
yang mengalami pertumbuhan sebagai akibat prokreasi
(perkembangan/kelanjutan dari keluarga).167
Walaupun pada masyarakat
modern kesukuan tidak dianggap penting lagi. Qadhafi yakin bahwa suku
merupakan unit terpenting pada sebuah masyarakat atau negara. Suku
merupakan kelanjutan dari keluarga, sebagai hasil dari perkembangannya.
Begitu juga suatu bangsa merupakan kelanjutan dari perkembangan suku,
dengan proses yang sama, dan dunia merupakan kumpulan dari berbagai
bangsa. Dengan demikian, ikatan yang ada dalam keluarga juga menjadi
ikatan suku, bangsa, bahkan dunia. Kemudian Qadhafi menyimpulkan
“kemanusiaan merupakan aktualitas dari identitas etnis atau kebangsaan.
Nasionalisme adalah bentuk dari kesukuan, dan kesukuan terbentuk dari
ikatan kekeluargaan”.168
166. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar., bag III h.116.
167. ….Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy, h.99. 168. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h. 18-19.
Ada beberapa manfaat kesukuan ini, salah satunya adalah dapat
memberikan kode etik prilaku bagi setiap keluarga yang mencerminkan
keanggotaan suku. Yang kedua, bahwa suku dapat menciptakan mekanisme
kesadaraan psikologis bagi sebuah sistem yang dihormati secara turun -
temurun.169
c) Bangsa
Bangsa adalah payung politik bagi setiap individu. Ia lebih luas
cakupannya daripada apa yang diberikan oleh ikatan kesukuan kepada
anggotanya, jadi apabila kesetian pada kesukuan pada suatu bangsa melemah,
maka eksistensi bangsa tersebut akan terancam, akan tetapi, fanatisme
kebangsaan yang berlebihan juga akan mengancam kemanusiaan, Qadhafi
menyatakan; “Fanatisme kebangsaan, apabila digunakan untuk
membangkitkan sentimen kebangsaan dengan tujuan melemahkan bangsa
yang lainnya demi kemakmuran bangsanya sendiri dengan merampas
kekayaan bangsa lain merupakan suatu kejahatan dan berbahaya bagi
kamanusian”.170
Qadhafi sangat bangga terhadap orang yang mempunyai karakter yang
kuat, percaya diri dan punya tanggung jawab yang tinggi. Orang seperti itu
merupakan aset berharga bagi suatu keluarga, suku dan bangsanya. Bangsa
169. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h.22. 170. J.Barents, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Erlangga, 1981), h.25.
yang memiliki orang-orang seperti itu akan lebih menjamin terciptanya dunia
yang harmonis dan damai. Memang, bangsa yang kuat adalah bangsa yang
memiliki karakter yang kuat.171
.
Qadhafi mengamati bahwa ada beberapa bangsa besar yang muncul dan
ada juga yang hancur. Kemudian ia menganalisis sebab-sebab kejadian dalam
sejarah umat manusia dengan mengkaji faktor-faktor sosial dan politik yang
sederhana. Ia menyatakan bahwa perkembangan politik dari berbagai
kelompok etnis akan mengarah pada disintegrasi, jika setiap etnis
berkehendak untuk melestarikan dan melayani kepentingan masing-masing.
Apalagi ada keinginan untuk merebut kekuasaan berdasarkan kepentingan
etnis, maka disintegrasi itu tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, hal yang
harus dilakukan adalah mengintegrasikan kepentingan etnis-etnia itu ke dalam
satu kepentingan bangsa dan menghindari dominasi satu etnis terhadap etnis
lainnya. Jika hal ini dilakukan, keberlangsungan hidup suatu bangsa akan
terjamin.
Faktor penting lainnya berkaitan dengan terbentuknya suatu bangsa adalah
agama. Agama bisa menjadi faktor yang menentukan dalam pembentukan
suatu bangsa apabila agama tersebut mampu mengakomodir kepentingan atau
identitas etnis-etnis yang ada, tapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya,
yakni struktur politik atau ideologi tidak sesuai atau bahkan bertentangan
dengan kepentingan identitas kesukuan suatu masyarakat, maka kehendak
171. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h. 32.
untuk membuat atau menjaga keberlangsungan hidup suatu bangsa akan
gagal.172
Ide nasionalisme atau Arabisme Qadhafi dan para pendahulunya tersebut
bertentangan dengan ide sebagian umat Islam yang menghendaki Islam
sebagai faktor utama pemersatu umat, baik dari segi politik kenegaraan
maupun segi sosial dan ekonomi. Kelompok yang menganggap Islam sebagai
sistem yang sempurna dan sebagai alat pemersatu umat tersebut menggunakan
konsep Umat atau Umamiyah sebagai lawan dari konsep qaumiyah atau
nasionalisme.173
Ummat adalah konsep yang secara sederhana menghendaki
internasionalisasi Islam sebagai kekuatan politik sosial ekonomi dan budaya.
Konsep ummat ini tidak ada padanannya dalam terminologi Barat. Umat tidak
sama dengan terminologi komunitas (community), komunitas adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan barsama pada suatu
wilayah yang mereka tempati dan memiliki ikatan identitas yang kuat.
Identitas komunitas tersebut bisa jadi merupakan ikatan lintas keturunan,
kekeluargaan, budaya, wilayah, atau sama sekali tidak ada kaitannya dengan
itu semua. Sedangkan umat sama sekali terlepas dari ras, bahasa, sejarah, atau
gabungan keduanya, dan juga tidak ditentukan oleh kesamaan geografis. Umat
172. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h. 31-32.
173. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme,. h.196.
merupakan konsep universal yang mengikat seluruh umat Islam di dunia yang
dipersatukan oleh Islam sebagai ideologi yang kuat dan komprehensif..174
Secara garis besar perbandingan antara konsep nasionalisme dan umat
adalah sebagai berikut:175
Nasionalisme Umat
Mengajarkan kesetian
terhadap Negara
Mengajarkan kesetian kepada
umat
Menjadikan bangsa dan
institusinya sebagai sumber
kedaulatan dan legitimasi
Legitimasi harus berdasarkan
Syari’ah
Berdasarkan persamaan
etnik, bahasa, ras dan
persamaan lainnya
Berdasarkan konsep tauhid
sebagai pengakuan atas ke-
maha esaan dan kedaulatan
Allah SWT
Dibatasi oleh batas-batas
territorial Negara
Lintas Negara
Tidak mengindahkan
ikatan menusia secara
keseluruhan
Mengajarkan pesaudaraan
universal
174. Abd Al-Rashid Moten, Political Science an Islam Perspective, (New York: St. Martin’s
Pres, 1996), h. 63-64.
175. Abd Al-Rashid Moten, Political Science an Islam Perspectiv, h. 79.
Membagi umat dalam
beberapa negara/bangsa
Menyerukan kesatuan umat
Islam seluruh dunia
d) Perempuan
Fakta yang tidak dapat dibantah mengatakan baik pria maupun wanita
adalah manusia. Demikian pula wanita dan pria mempunyai kedudukan yang
sama sebagai manusia. Diskriminasi antara pria dan wanita merupakan
tindakan penindasan yang sangat kentara tanpa pembenaran apapun.176
Kaum
fundamentalis yang mempunyai corak penafsiran yang kaku dan
literalis/tekstual terhadap semua doktrin Islam, itu berimplikasi sangat kuat
terhadap pendangan mereka menyangkut posisi kaum perempuan. Tokoh-
tokoh fundamentalis berpendapat bahwa kedudukan kaum perempuan dalam
Islam tidak setara dengan laki-laki. Pemahaman ini menggiring mereka untuk
membatasi peran perempuan dalam bidang sosial dan politik. Hal ini seperti
yang dilakukan Abul A’la Al-Maududi dengan partai jama’at Islamnya.
Maududi dengan tegas menolak paham “Persamaan status kaum pria dan
wanita”, dan menuduh paham itu sebagai paham sekuler yang diimpor dari
Barat.177
176. ….Qadhafi, Manapak Jalan Revolusi, penerjemah Zakiyuddin Baidhawy, h. 114. 177. Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme Dalam Politik Islam;
Perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jama’at Islam (Pakistan), (Jakarta:
Paramadina, 1999), h. 269.
Sebaliknya Qadhafi yang sangat memprihatinkan nasib perempuan di
Timur ataupun di Barat. Di Timur perempuan menjadi objek perdagangan,
sedangkan di Barat perempuan mengalami erosi feminitasnya. Qadhafi ingin
meletakkan perempuan sesuai dengan nilai-nilai kamanusiaan, persamaan dan
keadilan tanpa melupakan hal-hal yang istimewa pada dirinya sebagai
perempuan..
Qadhafi memberikan kesempatan yang sama terhadap perempuan untuk
mendapatkan pendidikan dan berperan dalam area publik, bahkan pada level
kenegaraan. Di Libya sebagaimana di negara-negara Barat Demokratis,
perempuan diizinkan untuk duduk di lembaga-lembaga politik dan
pemerintahan, namun demikian, Qadhafi mengingatkan peran penting
perempuan sebagai ibu, peran ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya adalah
tugas pokok yang tidak bisa diwakilkan, karena hubungan kejiwaan anak
dengan ibunya akan membentuk karakter bagi anak. Oleh karena itu,. Qadhafi
menganggap bahwa menitipkan anak kepada pembantu atau baby sister, itu
merupakan bentuk kekerasan kepada anak.178
Dalam lembaga perkawinan, perempuan dilindungi dengan adanya
larangan poligami. Walaupun ada kondisi-kondisi tertentu yang membolehkan
poligami, seperti dalam hal mendapatkan keturunan, atau aspek biologis yang
menyebabkan tidak dapat berlangsungnya hubungan suami istri. Namun,
178. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h. 40-43.
paling tidak, Qadhafi telah mengubah pemahaman keagamaan tradisional
yang membebaskan laki-laki untuk berpoligami. Pemahaman Qadhafi
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan perkawinan,
khususnya mengenai asas perkawinan dalam Islam, memang berbeda dengan
pemahaman para ahli fiqh tradisional. Qadhafi sendiri meyakini
pemahamannya terhadap nash dalam masalah ini lebih mendekati kebenaran,
dimana perempuan dapat menemukan hak-hak dan kebebasan serta harga
dirinya.179
e) Minoritass
Kelas tertindas lainnya yang hendak diangkat dan dibela hak-haknya oleh
Qadhafi adalah kaum minoritas (aqaliyyah), ia membagi kelompok minoritas
ke dalam dua bagian. Pertama, sebagai entitas suatu bangsa, dan kedua
kelompok yang tidak mempunyai basis kebangsaan.
Kelompok pertama, yakni yang mempunyai entitas atau identitas
kebangsaan tertentu, adalah kelompok minoritas yang tidak punya negara
(stateless), mereka terpencar di berbagai negara, seperti suku Kurdi yang
terpencar di Turki, Iraq dan Armenia, yang hidup di negara-negara bagian
Rusia. Bagi Qadhafi, yang meyakini teori kenegaraan dibangun berdasarkan
identitas kesukuan, kelompok pertama ini berhak memerdekakan diri dan
mempunyai Negara sendiri. Oleh karena itu, ia menyatakan “saya tidak
179. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h.200.
percaya bahwa nasionalisme Arab berarti dapat mendominasi (menjajah)
bangsa lain”. Dengan demikian orang-orang Kurdi dan Armenia berhak
mendapatkan kemerdekaan dan keluar dari dominasi bangsa lain.180
Sedangkan bentuk minoritas yang kedua adalah kelompok yang tidak
punya entitas kebangsaan. Mereka adalah kaum minoritas berdasarkan
keyakinan (agama), seperti orang-orang Gipsi dan Yahudi. Kelompok
minoritas yang kedua ini tidak berhak untuk memisahkan diri dari negaranya
hanya karena berdasarkan keyakinan yang mereka anut. Tetapi, mereka
berhak mendapat perlakuan yang sama dari negara sebagaimana masyarakat
lainnya. Qadhafi tidak memperbolehkan orang Islam berkehendak
memisahkan diri dari negara berdasarkan sentimen keagamaan. Oleh karena
itu, Qadhafi menganggap sepi (minim) perjuangan umat Islam untuk
mendirikan sebuah negara berdasarkan keyakinan atau agama (Islam).181
Dalam mengemukakan pandangannya tersebut Qadhafi tidak omong
kosong. Ia dengan tegas mengundang bangsa Yahudi yang berkebangsaan
Libya untuk kembali ke Libya dan ia menjamin akan memperlakukan mereka
dengan adil sebagaimana terhadap para penduduk agama Islam sebagai
mayoritas. hingga kini, di Libya terdapat tidak kurang dari 200 orang Yahudi.
Mereka mendapatkan pelayanan yang sama dari negara, dan bebas
mempraktikan keyakinan mereka.
180. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, vol 14, h. 893. 181. Muammar Qadhafi, Al-Sijjil Al-Qaumi, vol 14, h. 894-895.
Pendek kata, Qadhafi hanya mengakui perjuangan minoritas berdasarkan
kesukuan dan tidak mengakui perjuangan politik yang berdasarkan keyakinan
agama atau ideologi.182
f) Kulit Hitam
“Orang-orang Negro akan memimpin dunia” itulah satu slogan yang
terdapat di dalam Al-kitab Al-Akhdhar sebagai ekspresi pembelaan terhadap
kaum tertindas. Hal ini juga sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW
�ح � أ�� �� � � أ�� ا�� ���� � ���� �� ���� ��� د ��#$ ��� � �' &�ل ' $��+ ر)� ا�(
,-�()�' و�) , ا�/3�ا وأ3��4ا وإن ا���/. ' � ا�)(5 ' &�ل ر3�ل ا�)��183)ىروا+ ب,�ر ( آ9ن رأ�' ز���� 6�7�
Artinya: Musadad dan yahya bin abi said bercerita kepada kami dari Su’bah
dari Abi al-Tayyaah diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Rasulallah SAW.
Pernah bersabda: Dengarkanlah dan patuhilah imammu , walaupun dia
seorang Habasyi (Ethiopia) yang rambutnya seperti kismis.’
Qadhafi menyatakan bahwa bentuk perbudakan mutakhir adalah yang
dilakukan orang-orang kulit putih terhadap kulit hitam (negro). Orang negro
tidak akan pernah melupakan perlakuan tersebut hingga mereka dapat
direhabilitasi sebagai bangsa yang merdeka.184
182. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 202-203. 183. 183. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih
Bukhari, Al-Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih, Terjemahan.,
Achmad Zaidun, Ringkasan Hadits Shahih Al-Bukhari, ( Jakarta: Pustaka Amani, 2004). hadits no
693, h. 199.
184. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h. 65.
Peristiwa tersebut merupakan tragedi dalam sejarah umat manusia. Di
mana, mereka yang mengakui bangsa beradab memperbudak dan melecehkan
ras lainnya. Sungguh merupakan kejadian yang sangat menyayat hati. Hal
yang sama juga pernah dilakukan oleh bangsa yang berkulit kuning (Jepang)
yang merambah seluruh negara-negara Asia. Kemudian setelah mereka
mundur, peran mereka juga dilanjutkan oleh bangsa kulit putih sebagai
penjajah dinegara-negara tersebut.185
Orang-orang kulit hitam (khususnya di Afrika), kini masih merupakan
bangsa yang tertinggal, tetapi menurut Qadhafi, justru karena keterbelakangan
mereka itu, dimana mereka tidak mengenal alat-alat reproduksi dan batasan
untuk kawin, jumlah mereka terus meningkat. Sedangkan bangsa lainnya
membatasi populasi mereka lewat program keluarga berencana, batasan
pekerjaan. Suatu saat, ketika orang negro telah sampai pada tingkat
intelektualitas yang tinggi dan kemajuan (modernisasi) sebagaimana bangsa-
bangsa lain, mereka akan menguasai dunia.186
F. Analisis (Kritik dan catatan untuk Qadhafi)
Gagasan-gagasan Muammar Qadhafi, baik ditinjau secara teoritis maupun
praksis, terlihat sangat mengagumkan, dikatakan mengagumkan karena tawaran
185. Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, h. 204.
186. Muammar Qadhafi, Al-Kitab Al-Akhdhar. bag III, h.65-67.
konsep yang sangat ideal mampu direalisasikan dalam sebuah bangsa yang masih
memerlukan tahapan-tahapan kematangan intelektual maupun material menuju
terwujudnya pemerintahan yang baik (Good Gaverment). Selain itu, Qadhafi
mampu mempertahankan hegemoni intelektualnuya dan kekuasaannya ditengah
himpitan dan serangan propaganda barat dalam berbagai manisfestasinya.
Malahan, dalam perkembangan termutakhir, Libya dibawah pengaruh Qadhafi
mampu membuka babak baru hubungan Libya dan Barat menuju sebuah tatanan
hubungan yang lebih cerah dan menjanjikan untuk mengembalikan eksistensi
Libya di panggung internasional.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pola
kepemimpinan Qadhafi:
♦ Hegemoni kakuasaan; sejak dideklarikannya Al-Jamahiriyah Al-‘Arabiyah
Al-Libyah Al-Isytirakiyah Al-‘Uzhma pada tahun 1977, Qadhafi memang tidak
ada kaitannya sama sekali dengan keputusan yang diambil oleh kongres rakyat
maupun pelaksanaan keputusan kongres oleh Lajnah Umana. Tetapi posisi
Qadhafi dalam sistem ketatanegaraan sangat menentukan, realitasnya, suara dan
posisi Qadhafi sangat kuat pengaruhnya terhadap keputusan-keputusan yang
diambil oleh kongres, apabila menyangkut masalah luar negeri dan hubungan
internasional. Seperti keputusan untuk menyerahkan dua tersangka peristiwa
Lockerbie kapada Mahkamah Internasioanal dan kesanggupan pemerintah Libya
untuk membayar rugi semua korban peristiwa tersebut. Dalam masalalah itu,
nama Qadhafi sering disebut sebagai kunci perubahan sikap pemerintah Libya.
Selain itu, setiap kunjungan kenegaraan, semua tamu negara mesti menghadap
atau bertemu Qadhafi terlebih dahulu sebelum mereka melakukan pembicaraan
dengan dewan eksekutif di Lajnah Umana, realitas semacam itu menimbulkan
dugaan bahwa sebetulnya hegemoni kekuasaan Qadhafi masih sangat kuat. Oleh
karena itu, sesungguhnya pengambilan keputusan bukan berada di tangan kongres
rakyat sebagai pemegang mandat kekuasaan, tetapi ada pada Qadhafi sendiri,
maka, pantaslah apabila ada asumsi bahwa ketatanegaraan Libya hanyalah
kebohongan semata untuk melanggengkan hegemoni kekuasaaan Qadhafi.
Terlebih lagi, model-model yang ditempuh Qadhafi dalam melanggengkan
pengaruhnya terhadap rakyat Libya mirip dengan para pemimpin di negara-negara
komunis dengan menciptakan sebuah kultur kepada rakyatnya untuk
mengkultuskan pemimpin mereka dengan selalu memajang photo, gambar atau
patung sang pemimpin dalam skala besar dan megah.
♦ Partai; dalam sistem pemerintah Libya, Qadhafi menolak adanya sistem
kepartaian. Namun, realitasnya Qadhafi membentuk Dewan Komando Revolusi
yang berfungsi sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang mengatur
administrasi Republik Rakyat Libya. Dari sini, dapat diketahui bahwa penolakan
Qadhafi terhadap adanya partai merupakan penipuan terhadap rakyat untuk
menutupi sikap hipokratnya dan melanggengkan kekuasaannya di Libya.
♦ Ijtihad; pola pikir atau paradigma yag digunakan Qadhafi dalam memahami
dan mengmbil istinbath dari teks normatif Islam selama ini adalah dengan
berpatokan pada teks yang tersurat (Zhahir nash), terutama dalam memahami Al-
Qur’an. Hal tersebut disebabkan keyakinan Qadhafi bahwa Al-Qur’an cukup
mudah dipahami bagi mereka yang mengerti bahasa Arab. Padahal, untuk
memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan penguasaan bahasa Arab. Selain itu,
perlu didukung oleh ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an (‘ulum Al-
Qur’an), seperti pengetahuan akan asbab al-Nuzul, munasabat al-ayat, dan lain-
lain sebagainya. Bahkan, untuk sampai beristibath dalam menetapkan hukum
seseorang harus memenuhi ilmu ushul al-fiqh sebagai pedoman cara berfikir yang
benar. tanpa alat Bantu tersebut dalam memahami Al-Qur’an atau sunnah, itu
hanya akan menciptakan berbagai macam produk pemikiran yang tidak sesuai
dengan semangat Al-Qur’an itu sendiri dengan kata lain, itu hanya akan
menjauhkan seseorang dari maksud-maksud yang menjadi tujuan diturunkannya
wahyu (maqashid al-syariah). Kemudian, mengenai sikap Qadhafi yang
memandang sebelah mata terhadap kumpulan hadits-hadits yang telah
terkodifikasi lewat karya-karya para ulama besar yang bereputasi tinggi dan
kredebilitasnya tidak diragukan seperti Imam Bukhari dan Muslim, sebaiknya
cepat direvisi oleh Qadhafi. Karena, hal itu tidak sesuai dengan kultur rakyat
Libya yang mayoritas menganut madzhab Maliki. Padahal, Qadhafi membangun
Masyarakat Libya berdasarkan kultur dan agama yang dianut oleh kebanyakan
rakyat Libya. Pengingkaran terhadap tradisi rakyat dalam menghargai hadits
merupakan penghianatan terhadap cita-cita masyarakat sosialis Libya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Muammar Qadhafi adalah sosok yang menjadi salah satu warisan dari kekayaan
sejarah bangsa ataupun masyarakat yang berjuang untuk menciptakan dunia yang
lebih baik dan lebih adil bagi masyarakatnya, oleh karena itu, dapat kita simpulkan;
1. Muammar Qadhafi lahir pada tahun 1942 di padang gurun wilayah Sirte, ayah
Qadhafi bernama Muhammad bin Abdul Salam Hamed bin Mohammed al-
Gaddafi (Qadhafi), dikenal sebagai Abu Meniar (wafat 1985).. Ibunya adalah
Aisha Binti Niran. Ia juga merupakan peminpin revolusi Libya (Al-Fatih)
pada tanggal 1 September 1969.
2. Ideologi pemikiran politik Qadhafi tercermin dalam kontribusinya
memberikan beberapa solusi terhadap sistem pemerintahan yang menurutnya
masih belum terpecahkan. Solusi yang diberikan Qadhafi antara lain tentang:
pertama, solusi terhadap problem demokrasi, menurutnya demokrasi sejati
adalah demokrasi yang secara totaliter dipegang oleh rakyat (tidak
berdasarkan perwakilan). Kedua, solusi Pemecahan Masalah Ekonomi
Sosialisme, dan ketiga, solusi yang ditawarkan Qadhafi adalah pandangan
nasionalisme dan sosialisme sebagai basis sosial (Teori Universal Ketiga).
3. Pada dasarnya latar belakang pemikiran politik Qadhafi yang dianggapnya
sangat revolusioner itu ternyata tidak terlepas dari pengaruh lingkungan
dimana ia dilahirkan, selain itu juga, ketika Qadhafi sudah beranjak dewasa
sering sekali ia terinspirasi oleh pemikiran Said Jamaluddin al-Afghani dan
Jamal Abdul Nasser tentang pembebasan terhadap rakyat dan adanya
persatuan dunia Islam. (Nasionalisme dan Sosialisme).
4. Sosialisme yang digagas Mu’ammar Qadhafi merujuk pada ajaran Islam yang
bersumber pada Al-Qur’an.. Dalam hal ini Qadhafi menyerukan perlunya
penafsiran baru terhadap Al-Qur’an supaya menghasilkan dasar bagi
pemahaman radikal demi pembebasan dari segala penindasan. Namun, tidak
dapat dipungkiri bahwa sosialisme versi Qadhafi tidak terlepas hadits-hadits
yang merupakan sumber inspirasinya, hal ini terbukti dari pengakuannya
terhadap hadits-hadits walaupun dengan persyaratan tertentu (harus lengkap
sanad dan rawi/ periwayat hadits).
5. Qadhafi memang menolak adanya sistem kepartaian. Namun, realitasnya
Qadhafi membentuk Dewan Komando Revolusi yang berfungsi sebagai satu-
satunya lembaga yang berwenang mengatur administrasi Republik Rakyat
Libya. Dari sini, dapat diketahui bahwa penolakan Qadhafi terhadap adanya
partai merupakan penipuan terhadap rakyat, selain itu juga, hal itu dilakukan
menutupi sikap hipokratnya dan sekaligus juga untuk melanggengkan
kekuasaannya
Saran
1. Sosialisme sebagai sebuah sistem yang menolak eksploitasi antar sesama
manusia adalah sebuah kebenaran yang universal yang dapat berlaku di segala
zaman asalkan tidak memakai kekerasan sebagai ideoliginya melainkan
mengandalkan kesadaran rakyat dan visi pemimpin yang jelas dan tegas.
Libya kurang sukses menjalankan sosialisme karena dipenuhi oleh ideologi
kekerasan Qadhafi dan belum berbasis pada kesadaran masyarakat ditataran
akar-rumput (Mendasar), dalam konteks Indonesia sosialisme sudah menjadi
jiwa bangsa, sebagaimana termaktub dalam UUD 1945. namun, memiliki
implementasi yang lemah karena digantungkan pada selera rezim yang
berkuasa yang cenderung menafikan kepentingan rakyat kecil.
2. Demokrasi langsung nampak ideal sebagai bentuk pengakuan terhadap rakyat
sebagai pemilik kedaulatan yang sesungguhnya. Namun, jika di
manisfestasikan hanya dalam bentuk formal, maka yang terjadi adalah
destruksi makna demokrasi itu sendiri. Demokrasi langsung di Libya masih
mendudukan Qadhafi di sentral kekuasaan. Sementara pemilu langsung di
Indonesia masih terbatas dalam kerangka prosedural. Yang terbaik adalah
demokrasi yang formal (berupa pemenuhan partisipasi rakyat) dan subtansial
(yang mengusahakan kesejahteraan ekonomi) sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Ian, Political Ideology Today. Terj, Ali Noerzaman, Yogyakarta: Penerbit
Qalam,2004.
Ahmad, Zainudin, Al-Imam bin Az-Zabidi, Al-Lathif, Abd, Mukhtashar Shahih
Bukhari, Al-Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-
Shahhih Beirut: Yamamah, 1994.
Aminoto, Cokro, Oemar, Said H, Sosialisme Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1954.
Ayyoub, Mahmoud, Islam and the Third Of Universal Theory, New York and
London: Kegan Paul Intenasional, 1987.
Barents, J, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Erlangga, 1981.
Bianco, Mirela Gadafi, Voice From The desrt, terjemaha. Margaret Lyte, (Paris,
Editions Stock,1975
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1996.
Engineer Ali, Asghar, Islam and its Relevance to Our Age, terj., Amiruddin ar-Rany,
Yogyakarta: LKSIS Yogyakarta: bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1993.
Dahlan, M, Muhidin. “Pengantar” Sosialisme Religius suatu jalan keempat?,
Yogyakarta Kreasi Wacana bekerja sama dengan Komunitas Jurnalistik
GORESAN HMI MPO Yogyakarta 2001.
Donogue, John, dan John L Esposito. Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi masalah
masalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Esposito, John L, Islam Ancaman, Mitos atau Realitas: Jakarta: Mizan.1994
-------------------,Islam dan Politik, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
Fakih, Mansour. Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik, Yogyakarta:Insist Press,
2002.
Hanafi, Hassan, “ Apa Itu Kiri Islam”, dalam Kazoo Shimo Gaki, Between
Modernity and Past modernity The Islamic Left and Dr. Hassa Hanafia
Thought: A Critical Reading, Terj, M. Imam Azis dan M.Jadul Maula,
Yogyakarta: LKIS,2004.
Hamersma, Harry, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: PT. Gramedia 1986.
Hatta, Mohammad, Demokrasi Kita, Bebas, Aktif, Ekonomi Masa Depan, Jakarta: UI
Press, 1997.
Heiniz, Koesters Paul,. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia; Pemikiran-
Pemikiran yang mempengaruhi hidup kita. Jakarta: Gramedia, 1987.
Hornby,A.S. Oxford Advenced learner dictionary, Oxford University Press, 1995.
Husain, Taha. Malapetaka Terbesar dalam Sejarah Islam, Yogyakarta: Pustaka Jaya,
1996.
Hoult, Ford, Thomas, Dictionary of modern sociology, New Jersey: little field,
Adams & CO, 1977.
Ihza Mahendra, Yusril, Modernisme dan fundamentalisme dalam politik Islam;
perbandingan partai Masyumi (Indonesia) dan partai Jama’at Islam(
Pakistan), Jakarta: Paramadina, 1999.
Iqbal, Muhammad. Fiqh Siyasah, kontektualisasi doktrin politik islam, Jakarta: Gaya
Media Pratama.2001.
Jaszi, Oscar, Sosialism, dalam Edwin RA Seligman (Ed). Encyclopedia of sosialis
science v. XII-XIV (New York) : The Mc Millan 1997.
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah ibn Khaldun, terjemah. Ahmadi Thaha, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1986.
Khalidi, Ahmad Abdul Hamid. Usus Al-Tanzim Al-Siyasi Fi An-Nazhariyah Al-
‘Alamiyah Al-tsalitsah, Tripoli: Al-Munsha’ah Al=’Ammah lil Nasyr wa Al-
Tauzi’ wa Al-‘Ilan, 1983
Mintarja, Endang. Politik Berbasis Agama, Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap
Kapitalisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Qadhafi, Muammar, Comentary on the green Book, Tripoli: World Centre for
Research and studies of the green book, 1984.
________________, Menapak Jalan Revolusi, Penerjemah Zakiyuddin Baidhawi,
Yogyakarta:, 2000.
________________, The Green Book, Tripoli Biro Rakyat Jamahiriya Rakyat
Sosialis Arab.
________________,Al-Kitab Al-Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat
Sosialis Arab.
Raid, Hasan. Dengan Gerakan Islam Tranformatif Manuju Masyarakat Tauhidi,
Jakarta: Ciputat,. 2000.
Rais, Amin Tauhid Sosial; Formula Menggempur Kesenjangan, Bandung: Mizan,
1998.
Ramadlan, Syamsuddin. Islam Musuh Bagi Sosialisme dan Kapitalisme, Jakarta:
Wahyu press, 2003.
Sakti, Ali, Analisis Teoritis Ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi
modern, Jakarta : Paradigma & Aqsa Publishing, 2007.
Shafi, Muhammad, Mufthi, Mulana Distribution Of Walth in Islam, Islamabad:
Internasional Islamic University, 1990.
Shadr-ash, Muhammad Baqir, Sistem Politik Islam, penerjemah Arif Mulyadi,
Jakarta: PT Lentera, 2001.
…………………………………, Keunggulan Ekonomi Islam, Jakarta: Pustaka
Zahra, 2002.
Suseno Magnis, Franz, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan
Revisionisme, Jakartal: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Usman, Suparman, Hukum Islam, Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.
Winardi,DR. SE. Kapitalisme Versus Sosialisme, Bandung ; remaja Karya, 1986.
Internet;
Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Mozilla firefox, diakses pada
tanggal 13 Juli 2009 16:58 dari http://id.wikipedia.org/wili/Libya.
Libya: History, geografi, Govement, and Culture info please.com.Mozilla. diakses
pada tanggal 13 Juli 2009 17:03 dari http//WWW.infoplease.com/ipa/ao
1077224 html.
Muammar Al-Gaddafi-Wikipedia. The free encyclopedia-Mozilla ferifox. diakses
pada tanggal 13 Juli 2009 17:04 dari http://en. Wikipedia. Org/Muammar _ al-
Gaddafi.