23
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 1-5 TAHUN (Studi kasus di Desa Rowoyoso, Kec. Wonokerto, Kab.Pekalongan) Laporan Penelitian Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra di MI/SD Dosen Pengampu : Muchamad Fauzan, M. Pd. Oleh: 1. Jannatur Rohmah 2023113074 2. Slamet Riyadi 2023113083 3. Dwi Tiara Safitri 2023113094 4. Septi Misria 2023113097 5. Ana Silfiyana 2023113107

Pemerolehan Bahasa Anak Umur 1-5 tahun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembelajaran bahasa dan sastra di SD/MI

Citation preview

PEMEROLEHAN BAHASA ANAKUSIA 1-5 TAHUN(Studi kasus di Desa Rowoyoso, Kec. Wonokerto, Kab.Pekalongan)

Laporan PenelitianDisusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra di MI/SDDosen Pengampu : Muchamad Fauzan, M. Pd.

Oleh:1. Jannatur Rohmah20231130742. Slamet Riyadi20231130833. Dwi Tiara Safitri20231130944. Septi Misria20231130975. Ana Silfiyana2023113107

PRODI PGMIJURUSAN TARBIYAHSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) PEKALONGAN2015

KATA PENGANTAR

Puji syukurkehadirat Allah Subhanahu Wa Taalaatas rahmat dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugasmata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra di MI/SD ini dengan judul Pemerolehan Bahasa Anak. Kami menyadari dalam penulisanmakalahini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca akan membantu kami untuk memperbaikimakalahini.Dalam penyusunan makalah ini,kamitidak lupa mengucapkan terimakasihkepada semua pihak yangtelah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.Kami berharap semoga para pembaca dapat mendapatkan manfaat setelah membacamakalahini dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, bahasa atau yang lainnya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Rumusan Masalah 1C. Prosedur Pemecahan Masalah 1D. Sistematika Laporan Penelitian 2

BAB II LANDASAN TEORITIS 3

BAB III TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIANA. Temuan Penelitian 7B. Pembahasan Hasil Penelitian 11

BAB IV PENUTUP 12A. Kesimpulan 12B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahBahasa merupakan sistem simbolvokal yang arbitrer dalam suatu kebudayaan tertentu,yang memiliki khas dan ciri tertentu. Digunakan oleh suatmasyarakatuntuk berinteraksi dan bekerja sama.Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain melalui berbagai cara. Meskipun cara yang digunakan pada setiap anak berbeda-beda. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa lisan dan tulis yang terjadi pada mereka, serta perbedaan individual dalam pemerolehan bahasa sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada waktu mereka belajar membaca dan menulis permulaan. Sehingga perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Itulah sebabnya calon guru sekolah dasar perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan dan pemerolehan bahasa anak

B. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian bahasa?2. Apakah hakikat pemerolehan bahasa anak?3. Apa sajakah teori-teori pemerolehan bahasa anak?4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak?

C. Prosedur Pemecahan MasalahMetode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah kajian pustaka atau study literer, dengan mendasarkan pengembangan wacana beradasarkan pengamatan langsung terhadap objek dan berdasarkan pencatatan proses pemerolehan bahasa anak pada usia tertentu (1 sampai 5 tahun).

D. Sistematika Laporan PenelitianAdapun sistematika laporan penelitian ini sebagai berikut. Bab pertama, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika laporan penelitian. Bab kedua, berisi tentang landasan teoritis dari penelitian pemerolehan bahasa anak. Bab ketiga, berisi tentang temuan penelitian dan pembahasan hasil dari penelitian pemerolehan bahasa anak. Sedangkan bab keempat, berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian pemerolehan bahasa dan saran dari penelitian ini

BAB IILANDASAN TEORITISBahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Dalam kelompok masyarakat ada interaksi yang dihubungkan dengan komunikasi. Salah satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa.Beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli sebagai berikut:[footnoteRef:2] [2: Solechan, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm. 1.3-1.4]

1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia.2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami.3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia.Dalam perkembangannya bahasa anak selalu mengalami perkembangan atau tahapan-tahapan tertentu. Dalam hal ini disebut dengan istilah pemerolehan bahasa anak yang dibagi menjadi dua tahap yaitu pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa pertama adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak. Bahasa pertama itu hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai anak secara bersamaan. Dalam studi kasus biasanya pemerolehan bahasa anak dipengaruhi dari tempat dimana tinggal dan dibesarkan seperti bahasa Sunda jika anak tersebut lahir dan besar di kota Bandung, bahasa cirebon jika anak lahir dan besar di kota Cirebon.[footnoteRef:3] [3: Ibid.,hlm. 2.6]

Bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama. Dalam perkembanagan bahasa anak, bahasa kedua dan selanjutnya sering disebut bahasa asing. Disamping itu penamaan bahasa asing juga bersifat politis, yaitu bahasa yang digunakan oleh bangsa lain. Maka bahasa Malaysia, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Cina adalah bahasa asing bagi bangsa Indonesia. Sebuah bahasa asing, bahasa yang bukan milik suatu bangsa (dalam arti kenegaraan) dapat menjadi bahasa kedua, kalau dipelajari setelah menguasai bahasa ibu. Bisa juga menjadi bahasa Negara kalau bahasa itu digunakan untuk menjalankan administrasi kenegaraan dan kegiatan kenegaraan lainnya. Sebuah bahasa asing dapat juga menjadi bahasa pertama bagi seorang anak kalau anak itu tercerabut dari bumi negaranya dan menggunakan bahasa itu sejak bayi.Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang aktif dan sangat kompleks. Tidak ada seorangpun diantara kita yang mengetahui secara pasti proses pemerolehan tersebut, hingga anak mampu berbahasa. Kajian tentang pemerolehan bahasa anak telah berkembang sebagai teori pemerolehan bahasa.[footnoteRef:4] Teori tersebut semuanya didasarkan pada teori perkembangan anak, seperti yang telah diuraikan di atas. Teori tersebut adalah: (1) Teori Behavioral, (2) Teori Nativisme, (3) Teori Kognitif. [4: Enny Zubaidah, Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini, (Tanda kota: tanpa tahun), hlm.16-21]

a. Teori BehavioralTeori ini dikembangkan oleh B.F Skinner, berpandangan bahwa pemerolehan bahasa anak dikendalikan oleh lingkungan. Artinya, rangsangan anak untuk berbahasa yang dikendalikan oleh lingkungan itu merupakan wujud dari perilaku manusia. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungan, serta peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya. b. Teori NatifismeMenurut pandangan natifisme, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan karena meniru orang lain karena banyak juga ungkapab kreatif yang dimunculkan anak ketika berbahasa, yang belum pernah dicontohkan sebelumnya.Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan piranti pemerolehan bahasa (language acquisition device atau LAD) yang berpusat di otak. Piranti itulah yang membuat anak dapat berbahasa, sebagaimana halnya sirip dan ekor yang memungkinkan seekor ikan bisa berenang.c. Teori KognitifMenurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak, kalau si anak sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya.Seseorang dapat dan mampu berbahasa dan berbicara bukan saja diperoleh secara menurun dari orang tuanya namun melalui proses belajar yang alami dan melalui konteks yang wajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak diantaranya:[footnoteRef:5] [5: Solechan, dkk, Op. cit., hlm. 2.9-2.12.]

a. Faktor BiologisPerangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap. Dalam proses berbahasa, seorang anak dikendalikan oleh sistem syaraf pusat yang berada di otak.Pada belahan otak sebelah kiri terdaapat wilayah broca yang mempengaruhi dan mengontrol produksi bahasa, sementara belahan otak kanan terdapat wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau pemahaman bahasa. Diantara kedua bagian tersebut terdapat wilayah motor suplementer yang berfungsi mengendalikan unsur fisik hasil ujaran.

b. Faktor lingkungan sosialLingkungan sosial disini adalah perilaku berbahasa orang tua, saudara, kerabat, keluarga, teman, atau anggota masyarakat. Lingkungan yang kaya sumber, mendukung dan aktif dalam berinteraksi dengan anak, akan membuat pemrolehan bahasa anak semakin bernaneka dan cepat, begitu juga sebaliknya dengan lingkungan yang miskin aktifitas berbahasa.c. Faktor IntegensiIntegensi adalah kemampuan seseorang dalam berfikir dan bernalar, termasuk memecahkan suatu masalah. Pengaruh intelegensi terletak pada jangka waktu dan tingkat kreativitas bahasa. Anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya lebih cepat dan lebih bervariasi bahasanya. d. Faktor MotivasiDalam belajar berbahasa, anak belajar karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat motivasi intrinsik (dari dalam diri anak), dan dorongan belajar bahasa anak juga berasal dari lingkungan sosial yang disebut dengan motivasi ekstrinsik (dari luar diri anak).

BAB IIITEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Temuan PenelitianBerdasarkan hasil observasi yang kami laksanakan mengenai pemerolehan bahasa anak di desa Rowoyoso, Kec. Wonokerto, Kab. Pekalongan kami dapatkan hasil sebagai berikut: No.Anak UmurCara Mereka BerkomunikasiContoh TuturanStrategi BerbahasaCiri Khas Tuturan

1.6-12 bulanDitandai dengan kemampuan bayi untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan ibu dan ayahnya. Bayi mampu memberikan respons atau tanggapan yang berbeda-beda terhadap perangsangan yang diberikan oleh orang di sekelilingnya.Aba-aba, aem. Strategi pertama yaitu meniru/imitasi. Kata-kata yang sering diucapkan orang tua sewaktu mengajak bayinya berbicara berpotensi lebih besar menjadi kata pertama yang diucapkan si bayi.Mengoceh, tururan belum bermakna dan belum bisa dipahami.

2.13-24 bulanDitandai dengan kemampuan anak membuat kalimat menggunakan satu kata maupun dua kata dalam suatu percakapan dengan orang lain.Bicara satu kata: anty, mak.Bicara dua kata: Baya no no, eyang tsini, liat tupu-tupu, mak maem.Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasa yang berpegang pada pedoman buatlah sebanyak mungkin dengan bekal yang telah Anda miliki atau Anda peroleh. Produktivitas adalah ciri utama bahasa. Dengan satu kata seorang anak dapat bercerita atau mengatakan sebanyak mungkin hal.Sudah mulai membentuk kata bermakna yang dapat dipahami.

3.25-36 bulanDitandai dengan kemampuan anak menguasai bahasa yang lebih lengkap. Ragam kata dan jumlahnya pun sudah berkembang.Hilya tumbas baju baru, hilya wes apung, hilya pak elu.Strategi ketiga adalah strategi umpan balik antara strategi produksi ujaran (ucapan) dengan responsi.Komunikasi yang ingin iasampaikan adalah bertanya danmeminta.

4.37-48 bulanDitandai dengan kemampuan anak menguasai bahasa yang lebih lengkap. Ragam kata dan jumlahnya pun sudah berkembang. Ia sudah mampu menggunakan kata-kata yang menunjukkan arah, menggunakan kalimat dengan 3 5 kata.Mak putra pak tumbas es cream, mak bella pak apung. Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman, Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa (hindarkan kekecualian, prinsip khusus: seperti kata; berajar menjadi belajar).Fungsi bahasa untuk berkomunikasi betul-betul mulai berfungsi;anak sudah dapat mengadakan konversasi (percakapan) dengancara yang dapat dimengerti oleh orang dewasa

5.49-60 bulanDitandai dengan kemampuan anak menguasai bahasa yang lebih lengkap. Ragam kata dan jumlahnyapun sudah berkembang. Tuturan anak mulai lebih panjang dan tata bahasanya lebih teratur. bahasa anak telah menyerupai bahasa orang dewasa. Suka untuk berbicara atau mencurahkan apa-apa yang telah diketahuinya.Akila pak maem buah melon, akila wingi tindak ning Jakarta ning umahe buyut.Strategi kelima berpegang pada semboyan: ajukanlah pertanyaan-pertanyaan untuk memancing atau memperoleh data yang Anda inginkan, anak berusia sekitar dua tahun akan sibuk membangun dan memperkaya kosakata mereka.Persepsi anak dan pengalamannya tentang tentang dunia luar mulaiingin dibaginya dengan orang lain,dengan cara memberian kritik,bertanya, menyuruh, memberi tahu, dan lain-lain.

B. Pembahasan Hasil PenelitianPada dasarnya pemerolehan bahasa merupakan perkembangan dan penguasaan bahasa anak diperoleh dari lingkungannya dan bukan karena sengaja mempelajarinya. Pemerolehan bahasa biasanya didapatkan dari hasil kontak verbal dengan penutur asli di lingkungan bahasa itu yang dilakukan anak dengan cara meniru suku kata atau tutur kata dari lingkungannya. Selain itu anak di Indonesia pada umumnya mengetahui bahasa Indonesia dan bahasa asing. Pemerolehan bahasa Indonesia diperoleh anak dalam lingkungan kehidupannya dan di sekolah. Pemerolehan bahasa asing pada umumnya melalui pendidikan informal maupun non formal.Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat, seperti keluarga maupun masyarakat lingkungan. Hal ini menunjukkan bahasa pertama merupakan suatu proses awal yang diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan lambang yang disebutbahasa. Dalam hal ini, orang tua dan lingkungan sosial mempunyai andil besar terhadap pemerolehan bahasa yang akan dipelajarinya anak di lembaga formal.

BAB VIPENUTUP

A. KesimpulanPerkembangan bahasa pada anak tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa didukung aktif oleh orang tua dan pendidik. Selain ibu, peran ayah pun juga sangat dibutuhkan dalam masa perkembangan bahasa anak. Ayah juga harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya, yaitu dalam mengucapkan atau berkomunikasi dengan mengucapkan kata-kata yang penuh ilmu dan tuntunan agama, tidak kasar, dan tidak membentak. Jika orang tua dan pendidik bekerja sama dengan baik dalam memberikan teladan yang positif pada anak dalam masa-masa perkembangannya baik fisik maupun mental maka anak kelak akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang mulia budi pekertinya dan santun budi bahasanya.

B. SaranSebaiknya makalah ini dijadikan sebagai bahan acuan bagi orang tua dan pendidik dalam memberikan dan memperkenalkan bahasa kepada anak karena setiap bahasa yang dituturkan oleh orang tua dan pendidik akan ditiru oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA

Solechan, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. jakarta: Universitas Terbuka

Zubaidah, Enny. Tanpa Tahun. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Tanda