Tahap Pemerolehan Bahasa Pada Anak

Embed Size (px)

Citation preview

KeIompok 6:Sari KusumaningrumShanti WidayaniSri SuIihingtyas< P. PragmatikN P. Leksikon P. Sintaksis< P. Fonologi< ooing (dekutan)imulai umur 6 minggu, anak mulai mengeluarkanbunyi-bunyi yang mirip bunyi konsonan atau vokal< abbIing (ceIotehan)imulai pada sekitar umur 6 bulan anak mulaimencampur konsonan dengan vokal sehinggamembentuk apa yang disebut dengan babbling (celotehan)< Pada anak di negara berbahasa nggris, katasudah mulai muncul pada umur sekitar 1 tahun.< Sedangkan anak ndonesia lebih lambat, kemungkinan karena anak ndonesia harusmemilih suku kata mana yang harus ia ambilsebagai wakil dari sebuah kata.< Satu anak dengan anak yang lain berbedakemampuan dalam penguasaan fonologinya. nak mulai mengenal Ujaran Satu Kata (USK)-one word utterance. Contohnya: anak mengatakan /bi/ untuk mobilbisa berarti a, itu mobil a, ayo kita ke mobil ku minta mainan mobil.USK yang memiliki banyak makna disebut denganoIofrastik Sekitar umur 2;0 anak mulai mengeluarkanUjaran ua Kata (UK).Ciri-cirinya: nak mulai dengan dua kata yang diselingi jeda Kedua kata ini adalah kata-kata dari kategoriutama: nomina, verba, adjektiva, atau bahkanadverbia. UK disebut juga dengan ujaran telegrafik.< nak memakai kalimat yang protodeklaratif danprotoimperatif< Perbedaan penguasaan jumlah kata anak barat vsanak ndonesia1.Kata tersebut harus memiliki kemiripan fonetikdengan bentuk kata orang dewasa2.Korelasi yang ajeg antara bentuk dengan referenatau maknanyaisalnya bunyi /da/ dapat dianggap sebagai kudakarena anak selalu memakai bentuk ini jikamerujuk pada benda tersebut.< acam kata yang dikuasai anak mengikuti prinsipSN dan KN.< Kata utama dan kata fungsi< Basic level category< alam hal penentuan makna, anak mengikutiprinsip-prinsip universal, diantaranya:1.Overextension atau penggelembungan makna.2. Underextension atau penciutan makna1. Strategi referensi2. Strategi cakupan objek (object scope)3. Strategi peluasan (extendability)4. Strategi cakupan kategorial (categorical scope)5. Strategi nama baru kategori tak bernama (novel name-nameless category)6. Strategi konvensionalitas (conventionality)