Upload
hanguyet
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
NOMOR 25 TAHUN 2006
TENTANG
PEMILIHAN, PENGESAHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMBAWA BARAT,
Menimbang : a. bahwa pemilihan Kepala Desa merupakan sarana untuk mewujudkan demokrasi
desa yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945;
b. bahwa pemilihan Kepala Desa perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas
dengan partisipasi rakyat seluas-luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil;
c. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa perlu dilakukan pengaturan kembali terhadap pemilihan, pengesahan, dan
pemberhentian Kepala Desa;
d. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5 Tahun 2001 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, masih
diperlukan adanya penyempurnaan untuk meminimalisir permasalahan-
permasalahan dalam pelaksanaan dan penerapannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d, dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Sumbawa Barat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 145, Tambahan Negara Nomor 4340);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
1
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang ((Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4587).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
dan
BUPATI SUMBAWA BARAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Sumbawa Barat.
4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
6. Camat adalah Kepala Kecamatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.
7. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintahan desa adalah Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa.
11. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pilkades adalah Lembaga
bersifat independen dan sementara (ad hoc), untuk menyelenggarakan pemilihan kepala desa.
12. Bakal Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah penduduk desa Warga
Negara Indonesia yang mencalonkan atau dicalonkan sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
2
13. Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah penduduk desa Warga Negara
Indonesia yang telah lulus seleksi penjaringan dan telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa sebagai Calon Kepala Desa.
14. Calon terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan
Calon Kepala Desa.
15. Pemilih adalah Penduduk Desa yang telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak
pilihnya.
16. Hak pilih adalah hak yang dimiliki oleh seseorang untuk menentukan sikap pilihannya.
17. Penjaringan adalah suatu tahapan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
untuk menentukan bakal calon.
18. Penyaringan adalah suatu tahapan kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Pilkades untuk
menentukan calon kepala desa.
19. Tim Pendukung adalah Tim yang dibentuk oleh Calon Kepala Desa yang akan berperan untuk
mensosialisasikan visi, misi, dan program Calon Kepala Desa.
20. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS adalah tempat pemilih memberikan
suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.
21. Koordinator Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah tim independen
bersifat ad hoc yang bertugas untuk melakukan proses seleksi penerimaan calon anggota Panitia
Pilkades.
BAB II
PERSIAPAN PEMILIHAN
Pasal 2
(1) Masa persiapan pemilihan Kepala Desa meliputi :
a. Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa atau Pejabat Kepala Desa secara tertulis mengenai
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa atau mengenai rencana pelaksanaan Pilkades;
b. Pemberitahuan BPD kepada Bupati melalui Camat mengenai berakhirnya masa jabatan
Kepala Desa dan waktu pelaksanaan pemilihan Kepala Desa atau mengenai rencana
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa;
c. Pembentukan Koordinator Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa;
d. Pemberitahuan BPD kepada Koordinator Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala
Desa mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa atau mengenai rencana pelaksanaan
Pilkades;
e. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadual tahapan pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa.
(2) Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
disampaikan secara tertulis kepada Kepala Desa selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa.
3
(3) BPD membentuk Koordinator Seleksi Penerimaan Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala
Desa selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala Desa.
BAB III
PENYELENGGARA PEMILIHAN KEPALA DESA
Bagian Pertama
Pembentukan Koordinator Seleksi Panitia Pemilihan Kepala Desa
Pasal 3
(1) BPD mengkoordinir seleksi Calon Panitia Pemilihan Kepala Desa selambat-lambatnya 4 (empat)
bulan sebelum penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa.
(2) Mengkoordinir Seleksi Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa melibatkan unsur-unsur :
a. Anggota BPD 1 (satu) orang;
b. Anggota LPM 1 (satu) orang;
c. Pemerintah Desa 1 (satu) orang.
(3) Koordinator seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas dan fungsi :
a. mengkoordinir penyelenggaraan seleksi Calon Anggota Panitia Pilkades;
b. menetapkan tanggal dan jadual penerimaan seleksi Calon Anggota Panitia Pilkades;
c. meneliti persyaratan kelengkapan administrasi Calon Anggota Panitia Pilkades;
d. menetapkan dan mengumumkan Calon Anggota Panitia Pilkades yang terpilih.
Bagian Kedua
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Pasal 4
(1) Panitia Pilkades bersifat sementara (ad hoc) dan mandiri (independen).
(2) Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan Surat Keputusan BPD
berdasarkan atas hasil seleksi Koordinator Seleksi Anggota Panitia Pilkades.
Pasal 5
(1) Dengan terbentuknya Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kepala Desa
bersangkutan mengundurkan diri dan digantikan dengan Penjabat Kepala Desa dari Kantor
Kecamatan setempat dan/atau Penjabat yang ditetapkan Bupati.
(2) Penjabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati atas usulan Camat.
Pasal 6
(1) Syarat-syarat untuk menjadi Anggota Panitia Pilkades adalah :
a. bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia;
c. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
4
d. berpendidikan serendah-rendahnya SMP atau sederajat;
e. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
f. mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pilkades, tegaknya demokrasi, dan
keadilan;
g. berdomisili di desa bersangkutan;
h. memiliki pengetahuan menyangkut peraturan daerah tentang Pemilihan Kepala Desa;
i. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik;
j. tidak menjadi pendukung/tim sosialisasi visi dan misi salah satu calon Kepala Desa;
k. bersedia bekerja sepenuh waktu.
(2) Pada saat pendaftaran Calon Anggota Panitia Pilkades harus menyerahkan berkas kelengkapan
persyaratan sebagai berikut :
a. surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945 yang
ditandatangani sendiri oleh Calon Anggota Panitia Pilkades di atas kertas segel atau materai
Rp. 6000,- (enam ribu rupiah);
b. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
c. foto copy ijazah serendah-rendahnya SMP atau sederajat;
d. surat pernyataan komitmen dan dedikasi untuk mensukseskan Pilkades, tegaknya demokrasi,
dan keadilan yang ditandatangani oleh Calon Anggota Panitia Pilkades;
e. surat pernyataan tidak menjadi pendukung salah satu calon Kepala Desa;
f. surat pernyataan bersedia bekerja sepenuh waktu;
g. pas foto ukuran 4 x 6 (empat kali enam) cm;
h. surat penunjukan dari organisasi/lembaga masing-masing.
Pasal 7
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa berjumlah 5 (lima) orang yang merupakan perwakilan atau
utusan dari organisasi/lembaga desa, yakni unsur BPD 1 (satu) orang, LPM 1 (satu) orang,
Pemerintah Desa 1 (satu) orang, Karang Taruna 1 (satu) orang, dan Tokoh Masyarakat 1 (satu)
orang.
(2) Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dipilih oleh pengurus dan anggota
masing-masing lembaga secara demokratis melalui musyawarah mufakat atau rapat organisasi.
(3) Tata cara dan tata tertib pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada
mekanisme yang berlaku pada masing-masing lembaga/organisasi.
(4) Ketua atau pengurus organisasi menyerahkan Berita Acara Hasil Musyawarah atau Surat
Keputusan Penetapan utusan Calon Anggota Panitia Pilkades kepada Koordinator Seleksi Calon
Anggota Panitia Pilkades.
(5) Panitia Pilkades yang berasal dari Tokoh Masyarakat diusulkan oleh lembaga-lembaga BPD,
LPM, Pemerintah Desa, Karang Taruna dan lembaga kemasyarakatan lainnya dan ditentukan
atas dasar usulan terbanyak.
5
(6) Koordinator Seleksi Calon Anggota Panitia Pilkades menerima, meneliti dan menyampaikan
hasil laporan penelitian kepada Ketua atau pengurus masing-masing lembaga/organisasi.
(7) Apabila berdasarkan hasil penelitian belum memenuhi persyaratan maka pengurus organisasi
atau bakal calon anggota Panitia Pilkades harus melengkapi persyaratan atau mengajukan calon
baru berdasarkan hasil musyawarah.
(8) BPD menetapkan Calon Anggota Panitia Pilkades dengan Surat Keputusan BPD dan
mengumumkan Anggota Panitia terpilih kepada masyarakat.
(9) Pembentukan Panitia Pilkades selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Susunan dan Kedudukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Pasal 8
(1) Susunan keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa terdiri atas seorang Ketua merangkap
anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota dan 3 (tiga) orang anggota.
(2) Setiap anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa mempunyai hak suara yang sama.
(3) Keputusan tertinggi Panitia Pilkades terletak pada Rapat Pleno.
(4) Pimpinan Panitia Pilkades bersifat kolektif terdiri atas seorang Ketua dan Wakil Ketua yang
dipilih dari dan oleh anggota Panitia Pilkades untuk masa jabatan 3 (tiga) bulan.
(5) Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Panitia Pilkades terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
rapat-rapat Panitia Pilkades dipimpin oleh anggota yang tertua usianya dengan didampingi oleh
anggota yang termuda usianya.
Pasal 9
(1) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Panitia Pilkades dilaksanakan dalam Rapat Pleno Panitia
Pilkades berdasarkan suara terbanyak.
(2) Anggota Panitia Pilkades yang memperoleh suara terbanyak pertama ditetapkan sebagai Ketua
dan terbanyak kedua ditetapkan sebagai Wakil Ketua melalui Surat Keputusan Panitia Pilkades
berdasarkan hasil Rapat Pleno Pemilihan.
(3) Berita Acara dan Surat Keputusan Pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh
Anggota Panitia Pilkades yang usianya tertua dan termuda kepada BPD untuk ditetapkan dengan
Surat Keputusan BPD selambat-lambatnya 2 (dua) hari sejak ditetapkanya Keputusan Pleno
Panitia Pilkades.
(4) Surat Keputusan Penetapan oleh BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada
Bupati melalui Camat selambat-lambatnya 2 (dua) hari sejak keputusan penetapan dikeluarkan.
6
Bagian Keempat
Tugas dan Wewenang Panitia Pilkades
Pasal 10
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagai penyelenggara pemilihan mempunyai tugas dan
wewenang :
a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa mulai dari menyusun jadual setiap
tahapan pemilihan Kepala Desa dari Pendataan Pemilih, penyusunan Daftar Pemilih
Sementara sampai dengan Pelaksanaan Pilkades.
b. melaksanakan tata cara pelaksanaan pemilihan sesuai dengan tahapan yang diatur dalam
Peraturan Daerah;
c. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa;
d. melaksanakan tata cara pelaksanaan sosialisasi visi dan misi calon Kades, serta pemungutan
suara pemilihan Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Daerah;
e. meneliti persyaratan calon Kepala Desa;
f. menetapkan calon kepala desa yang telah memenuhi persyaratan;
g. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim sosialisasi visi dan misi/tim pendukung
apabila ada;
h. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan;
i. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
(2) Panitia Pilkades sebagai penyelenggara pemilihan berkewajiban :
a. memperlakukan calon secara adil dan setara;
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemilihan kepala desa sesuai peraturan daerah;
c. menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan Pilkades kepada BPD dan Bupati
melalui Camat untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi
kegiatannya kepada masyarakat;
d. memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik Desa
berdasarkan Peraturan Daerah;
e. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang berasal dari APBDes dan swadaya
masyarakat kepada BPD dan kepada Bupati melalui Camat terhadap anggaran yang berasal
dari APBD dan sumbangan pihak ketiga;
f. melaksanakan semua tahapan pemilihan tepat waktu.
Bagian Kelima
Pelantikan dan Kode Etik Anggota Panitia Pilkades
Pasal 11
(1) Sebelum melaksanakan tugasnya, Anggota Panitia Pilkades mengucapkan sumpah/janji menurut
agamanya, yang berbunyi sebagai berikut :
7
“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji : Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya; Bahwa saya akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945; Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban tidak akan tunduk pada tekanan dan pengaruh apapun dari pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewenangan akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan cermat demi suksesnya pemilihan Kepala Desa, tegaknya demokrasi dan keadilan serta mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepentingan Kabupaten Sumbawa Barat dan kepentingan Desa daripada kepentingan pribadi atau golongan”.
(2) Pengucapan sumpah/janji Anggota Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dihadapan BPD dengan dipandu oleh Camat atau pejabat yang ditunjuk oleh Camat
untuk memandu pengucapan sumpah.
(3) Dalam menjalankan tugas dan wewenang Anggota Panitia Pilkades harus berpedoman pada
kode etik sebagai penyelenggara :
a. tidak memihak atau menguntungkan salah satu Calon Kepala Desa;
b. bekerja berlandaskan pada peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya
yang berlaku;
c. bertanggung jawab;
d. jujur dan adil;
e. bersifat terbuka;
f. amanah;
g. profesional;
h. obyektif;
i. mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi.
BAB IV
PENETAPAN PEMILIH
Pasal 12
(1) Penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala
Desa sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah mempunyai hak
memilih.
(2) Untuk dapat menggunakan hak memilih dalam pemilihan kepala desa Penduduk Desa harus
terdaftar sebagai pemilih.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. memiliki Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Domisili atau Kartu Keluarga dari
pejabat berwenang yang menunjukkan identitas pemilih beralamat di desa tersebut;
8
b. berdomisili di desa pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan secara terus-menerus
sebelum disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Domisili dari Pemerintah Desa;
c. bagi pemilih yang bukan penduduk asli atau penduduk pendatang harus menunjukkan Surat
Keterangan Pindah dari Pemerintah Desa Asal kepada Panitia Pilkades dan Pemerintah Desa
sebagai bukti keterangan kepindahan domisili;
d. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
e. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
(4) Penduduk Desa Asli atau Penduduk Desa yang berdomisili di desa namun meninggalkan desa
lebih dari 3 (tiga) tahun secara terus-menerus dan kurang dari 6 (enam) bulan tinggal secara
terus menerus sebelum disahkannya daftar pemilih sementara tidak dapat menggunakan hak
pilihnya dalam pemilihan kepala desa.
(5) Penduduk Desa yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat menggunakan hak memilih.
BAB V
PENDATAAN PEMILIH
Pasal 13
(1) Panitia Pilkades dapat menggunakan Daftar Pemilih terakhir dalam Pemilu legislatif, atau
Pilkada Kabupaten/Provinsi yang disusun Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang disimpan di
Desa sebagai bahan penyusunan Daftar Pemilih Sementara.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa harus melakukan pemutakhiran dan validasi data untuk
menyusun Daftar Pemilih Sementara maupun menyusun Daftar Pemilih Tetap.
(3) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk mengetahui :
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara
pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah kawin;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah domisili ke desa lain atau daerah lain; atau
e. bukan penduduk desa yang bersangkutan.
(4) Apabila daftar pemilih tetap terakhir yang disusun PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tersedia, maka Panitia Pilkades dapat melakukan kerjasama dengan KPU Kabupaten,
Badan Pusat Statistik Kabupaten, Pemerintah Daerah atau perangkat daerah terkait lainnya yang
mengurusi tugas kependudukan dan pencatatan sipil.
9
BAB VI
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
Pasal 14
(1) Kegiatan penyusunan Daftar Pemilih Sementara oleh Panitia Pilkades dilaksanakan selama 3
(tiga) hari.
(2) Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam rangkap 2 (dua),
dengan ketentuan :
a. 1 (satu) rangkap untuk keperluan pengumuman; dan
b. 1 (satu) rangkap digunakan sebagai bahan penyusunan Daftar Pemilih Tetap.
(3) Tiap rangkap Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani
oleh Ketua dan Anggota Panitia Pilkades dan dibubuhi cap.
Pasal 15
(1) Panitia Pilkades harus mengumumkan Daftar Pemilih Sementara pada tempat-tempat strategis
yang mudah dijangkau masyarakat dengan bantuan Perangkat Desa, Kepala Dusun, Rukun
Warga atau Rukun Tetangga untuk memperoleh tanggapan dari masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah selama 3 (tiga) hari dan selama masa tersebut pemilih dapat mengajukan usul perbaikan
mengenai penulisan nama atau memberikan informasi kepada Panitia Pilkades yang meliputi
antara lain:
a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;
c. Pemilih yang sudah kawin dibawah umur 17 (tujuh belas) tahun;
d. Pemilih yang belum berumur 17 (tujuh belas) tahun dan belum kawin;
e. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai pemilih; dan
f. Pemilih yang sudah memenuhi syarat namun belum terdaftar sebagai pemilih.
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, Panitia
Pilkades melakukan perbaikan Daftar Pemilih Sementara.
Pasal 16
(1) Pemilih yang memenuhi syarat namun belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara harus
pro-aktif mendaftarkan diri sebagai pemilih kepada Panitia Pilkades.
(2) Apabila pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melapor dan tidak terdaftar dalam
Daftar Pemilih Sementara maupun Daftar Pemilih Tambahan, maka pemilih tersebut tidak dapat
menggunakan hak pilihnya.
10
BAB VII
DAFTAR PEMILIH TAMBAHAN
Pasal 17
(1) Panitia Pilkades mencatat data/nama pemilih baru ke dalam Daftar Pemilih Tambahan.
(2) Pencatatan data pemilih baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Nama pemilih;
b. Tempat tanggal lahir/usia;
c. Status perkawinan;
d. Nomor urut;
e. Nomor pemilih;
f. Jenis kelamin;
g. Alamat tempat tinggal;
h. Keterangan.
Pasal 18
(1) Pencatatan data pemilih dalam daftar pemilih tambahan dilaksanakan selama masa waktu
pengumuman Daftar Pemilih Sementara atau selama 3 (tiga) hari.
(2) Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam 2 (dua) rangkap
dan ditandatangani oleh ketua dan anggota Panitia Pilkades serta dibubuhi cap.
Pasal 19
(1) Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, diumumkan oleh Panitia
Pilkades pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat dengan bantuan petugas desa,
pengurus rukun tetangga/rukun warga untuk mendapat tanggapan masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari.
(3) Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tambahan ditetapkan oleh Panitia Pilkades
sebagai Daftar Pemilih Tetap setelah pengumuman Daftar Pemilih Tambahan selesai.
Pasal 20
(1) Setelah Daftar Pemilih Tetap diumumkan, Panitia Pilkades melakukan pengisian Kartu
Panggilan untuk setiap pemilih yang namanya tercantum dalam daftar pemilih tetap.
(2) Panitia Pilkades dengan dibantu oleh Kepala Dusun, Ketua RW dan Ketua RT mendatangi
tempat kediaman pemilih, untuk menyerahkan Kartu Panggilan.
(3) Apabila pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap namun belum memperoleh kartu
panggilan, maka pemilih tersebut harus pro aktif untuk meminta Kartu Panggilan kepada Panitia
Pilkades.
(4) Kartu Panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan pemilih untuk memberikan
suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.
11
(5) Penyerahan Kartu Panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus sudah selesai selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Pasal 21
(1) Untuk keperluan pemeliharaan Daftar Pemilih Tetap, Daftar Pemilih Tetap yang sudah disahkan
oleh Panitia Pilkades dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara
dinyatakan final dan Panitia Pilkades tidak dapat melakukan perubahan (tambahan atau
pengurangan) pemilih, kecuali terdapat pemilih yang meninggal dunia.
(2) Dalam hal terdapat pemilih yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia
Pilkades membubuhkan catatan dalam daftar pemilih tetap keterangan “meninggal dunia”.
Pasal 22
(1) Pengadaan Formulir Pendaftaran Pemilih dan blanko kartu panggilan pemilih tambahan atau
perbaikan dilaksanakan oleh Panitia Pilkades.
(2) Biaya pengadaan formulir pendaftaran pemilih dan blanko kartu panggilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada anggaran APBD Kabupaten dan atau APB Desa.
BAB VIII
PENDAFTARAN DAN PENETAPAN CALON
Bagian Pertama
Syarat-Syarat Calon Kepala Desa
Pasal 23
(1) Calon Kepala Desa adalah Penduduk Desa WNI yang memenuhi persyaratan :
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta Pemerintah;
c. berpendidikan paling rendah Tamat Sekolah Menengah Pertama atau sederajat;
d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima tahun) pada saat pendaftaran;
e. sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari
dokter;
f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling
singkat lima tahun;
g. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
h. bertempat tinggal atau berdomisili sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan secara berturut-turut
sebelum pengumuman daftar pemilih sementara;
i. penduduk setempat dan mengenal daerahnya dibuktikan dengan KK dan KTP;
12
j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan;
k. menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat pendidikan dan
pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri;
l. belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 2 (dua) kali masa jabatan pada tempat
yang sama;
m. tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Desa;
n. bersedia dicalonkan sebagai Kepala Desa.
(2) Pada saat Pendaftaran Calon Kepala Desa harus melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi :
a. surat pernyataan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang ditandatangani oleh calon
sendiri diatas kertas segel atau materai 6000 (enam ribu) sebagai bukti pemenuhan syarat
calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a;
b. surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus 1945, dan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah yang ditandatangani oleh calon sendiri diatas
kertas segel atau materai 6000,- (enam ribu) sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b;
c. foto copy ijazah dari SD atau Madrasah Ibtidaiyah atau sederajat, SMP atau sederajat, yang
telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c;
d. foto copy Akte Kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir sebagai bukti pemenuhan syarat
calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf d;
e. surat keterangan hasil pemeriksaan kemampuan secara rohani dan jasmani dari dokter yang
membuktikan bahwa calon mampu secara jasmani maupun rohani untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf e;
f. surat keterangan dari pengadilan negeri bahwa calon tidak pernah dijatuhi pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan karena melakukan tindak pidana, sebagai bukti pemenuhan
syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf f;
g. surat keterangan dari Ketua Pengadilan bahwa calon tidak sedang dicabut hak pilihnya sebagai
bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf g;
h. foto copy kartu tanda penduduk atau surat keterangan domisili dari pemerintah desa sebagai
bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf h;
i. naskah visi, misi, dan program dari calon secara tertulis sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf i;
j. surat pernyataan daftar kekayaan pribadi yang ditulis dan ditanda tangani oleh calon sendiri di
atas kertas segel atau materai 6000,- (enam ribu);
13
k. Daftar Riwayat Hidup yang memuat riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung,
suami dan isteri dibuat dengan sejujurnya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya;
l. Surat pernyataan belum pernah menjabat sebagai kepala desa selama 2 (dua) kali ditempat
yang sama ;
m. surat pernyataan tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Desa, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf n;
n. surat kesediaan dicalonkan sebagai Kepala Desa;
o. surat pernyataan kesanggupan untuk bekerja sepenuh waktu (full time);
p. surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai calon;
q. pas foto calon ukuran 4 cm x 6 cm (empat kali enam) berwarna dan hitam putih masing-
masing 4 (empat) lembar.
Bagian Kedua
Penyaringan Bakal Calon
Pasal 24
(1) Setiap Warga Desa untuk dapat dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Kepala
Desa harus memperoleh dukungan awal dari pemilih sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen)
dari jumlah pemilih di desa bersangkutan.
(2) Dukungan pemilih 10% (sepuluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
dengan identitas pemilih, berupa; nama, alamat, umur, tanda tangan dukungan serta foto copy
Kartu Tanda Penduduk atau identitas lainnya yang ditentukan oleh Panitia Pilkades.
(3) Setiap pemilih hanya dibolehkan memberikan dukungan suara kepada salah satu Bakal Calon,
dan dinyatakan tidak sah atau abstain jika pemilih memberikan lebih dari satu suara dukungan.
(4) Setiap Bakal Calon atau Tim Pendukung dilarang untuk melakukan pemalsuan identitas pemilih.
(5) Setiap Bakal Calon Kepala Desa atau Tim Pendukung harus menyerahkan laporan hasil
perolehan dukungan suara kepada Panitia Pilkades sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.
(6) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (5) sekurang-kurangnya memuat :
a. Jumlah dukungan suara;
b. Identitas Pemilih;
c. Bukti-bukti lain sebagai pendukung;
d. Panitia Pilkades dapat meminta klarifikasi dan informasi kepada Bakal Calon, Tim
Pendukung atau masyarakat untuk memperoleh informasi kebenaran dan data yang telah
disampaikan Bakal Calon atau Tim Pendukung.
(7) Setiap Bakal Calon Kepala Desa yang tidak mencapai dukungan suara 10 % (sepuluh persen)
dari jumlah pemilih, maka tidak dapat mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Desa dan
dinyatakan gugur sebagai Bakal Calon Kepala Desa oleh Panitia Pilkades.
(8) Apabila dalam proses penggalangan dukungan awal, hanya terdapat 1 (satu) Bakal Calon
Kepala Desa yang memperoleh dukungan 10% (sepuluh persen) dari jumlah pemilih, maka
14
Panitia Pilkades membuka kesempatan bagi Bakal Calon sebelumnya yang belum memenuhi
syarat hingga sekurang-kurangnya terjaring 2 (dua) Bakal Calon Kepala Desa.
(9) Jadual pelaksanaan proses penyaringan awal ditetapkan oleh Panitia Pilkades.
Pasal 25
(1) Setiap Bakal Calon Kepala Desa yang telah memperoleh dukungan awal paling sedikit 10 %
(sepuluh persen) dari jumlah pemilih dapat mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
(2) Pendaftaran Calon Kepala Desa dapat diajukan oleh Tim Pendukung atau Bakal Calon kepada
Panitia Pilkades selama masa waktu pendaftaran Bakal Calon.
(3) Masa pendaftaran Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 7 (tujuh) hari
sejak diumumkannya pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa oleh Panitia Pilkades.
Pasal 26
(1) Bakal Calon pada saat pendaftaran harus menyerahkan kelengkapan persyaratan dan surat
dukungan sebagai Bakal Calon Kepala Desa.
(2) Pada saat Pendaftaran, Bakal Calon dapat menyerahkan Daftar Susunan Pengurus Tim
Pendukung/Tim Sosialisasi Visi dan Misi Bakal Calon.
(3) Panitia Pilkades memberikan tanda terima kepada Tim Sosialisasi atau Bakal Calon yang telah
mendaftarkan diri sebagai Calon Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Penelitian Bakal Calon Kepala Desa
Pasal 27
(1) Panitia Pilkades melakukan penelitian kelengkapan syarat-syarat Calon Kepala Desa.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan
administrasi pencalonan dan klarifikasi pada instansi yang berwenang.
(3) Panitia Pilkades menyampaikan hasil penelitian kelengkapan persyaratan selambat-lambatnya 3
(tiga) hari setelah penutupan pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa.
Pasal 28
(1) Apabila berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Bakal Calon
Kepala Desa belum memenuhi persyaratan atau ditolak maka Panitia Pilkades memberikan
kesempatan terakhir pada Bakal Calon Kepala Desa untuk melengkapi persyaratan.
(2) Perbaikan kelengkapan Bakal Calon Kepala Desa yang belum memenuhi syarat dapat diajukan
oleh Tim Pendukung/Tim Sosialisasi atau Bakal Calon Kepala Desa kepada Panitia Pilkades
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah penyampaian hasil penelitian.
15
(3) Apabila hingga masa waktu pendaftaran ditutup Tim Pendukung/Tim Sosialisasi atau Bakal
Calon belum mengajukan/menyerahkan kelengkapan persyaratan maka Bakal Calon Kepala
Desa dianggap mengundurkan diri dari proses pencalonan Kepala Desa.
Bagian Keempat
Penetapan dan Pengumuman Calon
Pasal 29
(1) Berdasarkan hasil penelitian, Panitia Pilkades menetapkan nama-nama calon Kepala Desa yang
memenuhi syarat sebagai peserta pemilihan sekurang-kurangnya 2 (dua) calon Kepala Desa yang
dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Calon Kepala Desa.
(2) Dalam hal tidak terpenuhi 2 (dua) calon sebagaimana dimaksud ayat (1), Panitia Pilkades membuka
pendaftaran kembali hingga terpenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua) Calon Kepala Desa.
(3) Apabila setelah ditempuh mekanisme-mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tetapi Calon tetap hanya 1 (satu) orang, Panitia Pilkades dapat menetapkan Calon dimaksud menjadi
Kepala Desa setelah memenuhi dan melengkapi persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
Bagian Kelima
Penetapan Nomor Urut
Pasal 30
(1) Panitia Pilkades mengumumkan Calon Kepala Desa yang lulus seleksi kelengkapan persyaratan
melalui papan pengumuman atau sarana informasi lainnya yang mudah dijangkau masyarakat.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dan mengikat.
(3) Panitia Pilkades harus melakukan penentuan nomor urut masing-masing calon melalui undian
secara terbuka di Kantor Desa atau tempat lainnya yang layak atau biasa digunakan sebagai
sarana musyawarah/pertemuan desa.
(4) Panitia Pilkades berdasarkan hasil pengundian nomor urut calon mengumumkan dan
menetapkan nomor urut masing-masing calon dalam Berita Acara Penetapan Nomor Urut Calon.
BAB IX
SOSIALISASI VISI DAN MISI
Bagian Pertama
Pelaksanaan Sosialiasi
Pasal 31
(1) Untuk menjamin kualitas, program maupun komitmen Calon Kepala Desa, Panitia Pilkades
dapat mengagendakan kegiatan Sosialisasi Visi dan Misi.
(2) Sosialisasi dilaksanakan sebagai bagian dari penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa dan dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta nilai-nilai kearifan lokal yang
berlaku di desa.
16
(3) Sosialisasi Pemilihan Kepala Desa dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada calon
kepala desa untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program yang
akan dilakukan apabila terpilih menjadi Kepala Desa dengan cara yang sopan, tertib, mendidik,
damai serta bertanggung jawab.
(4) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan oleh Tim
Pendukung yang dibentuk oleh calon Kepala Desa.
(5) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan di ruang tertutup.
(6) Jadual, tatacara, mekanisme Sosialisasi ditentukan oleh Panitia Pilkades.
Pasal 32
(1) Pelaksanaan Sosialisasi hari pertama dilakukan pada Rapat Paripurna BPD dengan acara
penyampaian visi, misi, dan program secara tertulis dari Calon Kepala Desa secara berurutan
dengan waktu yang sama tanpa dilakukan dialog.
(2) Bentuk dan format visi, misi dan program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
memperhatikan dan mengintegrasikan pada sistem perencanaan pembangunan yang termuat
dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Barat ataupun
dokumen perencanaan pembangunan lainnya.
(3) Apabila calon terpilih menjadi Kepala Desa, visi, misi dan program sebagaimana dimaksud ayat
(1) menjadi dokumen resmi Desa dan Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Materi dan Bentuk Sosialisasi
Pasal 33
(1) Materi sosialisasi berisi visi, misi, dan program calon meliputi agenda kebijakan yang
diperjuangkan dan strategi untuk mewujudkan, yang disampaikan dengan cara sopan, tertib, dan
mendidik dan tidak bersifat provokasi.
(2) Visi, misi, dan program calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :
c. Visi yaitu uraian berkenaan dengan substansi kualitas kehidupan warga desa, dan cita-cita
yang hendak diwujudkan.
d. Misi yaitu uraian berkenaan dengan kebijakan yang diajukan dalam rangka mencapai atau
mewujudkan visi.
e. Program yaitu uraian berkenaan dengan langkah-langkah dan atau strategi baik taktis dan
operasional untuk melaksanakan kebijakan yang bersifat publik. Program dimaksud dapat
dalam bentuk program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Pasal 34
(1) Bentuk-bentuk sosialisasi yang dapat dilaksanakan :
17
a. Tatap Muka dan Dialog
Sosialisasi dalam bentuk tatap muka dan dialog, dilaksanakan dalam ruangan tertutup atau
gedung dengan jumlah peserta tidak melampaui kapasitas sesuai dengan jumlah tempat
duduk, dengan peserta pendukung dan atau undangan lainnya yang bukan pendukung. Dalam
sosialisasi ini diadakan dialog yang sifatnya interaktif dan hanya dibenarkan membawa atau
menggunakan foto calon atau atribut, simbol-simbol, dan atau bendera atau umbul-umbul
dari calon yang mengadakan sosialisasi di tempat pertemuan tatap muka dan dialog.
Sosialisasi dalam bentuk tatap muka dan dialog, harus disertai dengan undangan tertulis.
b. Iklan/Adventorial media cetak dan media elektronik.
Sosialisasi dalam bentuk iklan/adventorial dilaksanakan melalui media cetak dan media
elektronik yang materi dan substansi menjelaskan visi, misi, dan program calon.
c. Penyebaran bahan sosialisasi kepada umum.
Sosialisasi dalam bentuk penyebaran bahan sosialisasi dapat berupa selebaran, stiker, kaos,
topi, barang-barang cinderamata (korek api, gantungan kunci, pin, acsesoris atau barang-
barang lain) dengan logo nomor urut dan gambar calon.
d. Pemasangan alat peraga di tempat umum.
Sosialisasi dalam bentuk pemasangan alat peraga di larang dipasang di tempat ibadah, rumah
sakit/Puskesmas/Pustu/Posyandu atau tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya, gedung
milik pemerintah, lembaga pendidikan (gedung sekolahan), serta tempat milik perseorangan
atau badan swasta (kecuali izin pemilik tempat yang bersangkutan, serta harus
mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan desa atau kawasan setempat
sesuai dengan peraturan daerah). Pemasangan alat peraga sosialisasi calon berjarak
sekurang-kurangnya 1 (satu) meter dari alat peraga peserta pemilihan lainnya.
e. Debat publik/Debat.
Sosialisasi dalam bentuk debat publik dapat diselenggarakan oleh Panitia Pilkades dengan
materi penyampaian visi, misi dan program masing-masing calon. Peserta debat publik,
Calon Kepala Desa, Tim Pendukung maupun Warga Desa yang menghadiri Debat Publik
hanya dibolehkan bertanya terkait pada Visi, Misi dan Program.
f. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.
Sosialisasi dalam bentuk kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan,
yaitu seperti acara ulang tahun, kegiatan sosial/budaya, perlombaan olah raga, kegiatan
keagamaan, dan kegiatan lain dengan nama apapun yang bersifat mengumpulkan massa pada
satu tempat tertentu.
(2) Calon wajib menyampaikan materi sosialisasi yang diwujudkan dalam visi, misi, dan program
secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat.
(3) Penyampaian materi sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan dengan cara
yang sopan, tertib, dan bersifat edukatif.
18
(4) Dalam mendukung kegiatan sosialisasi, calon berhak untuk mendapatkan informasi atau data
dari Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(5) Bentuk-bentuk sosialisasi diluar dari ketentuan diatas tidak dibolehkan
(6) Apabila Calon atau Tim Pendukung melaksanakan sosialisasi diluar dari ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka Panitia Pilkades dapat memberikan sanksi berupa teguran secara
lisan maupun tertulis.
(7) Setelah Panitia Pilkades memberikan teguran lisan dan tertulis, namun Tim Sosialisai atau Calon
tetap melanggar, maka Panitia Pilkades dapat memberikan sanksi berupa pembatalan calon yang
terbukti melakukan pelanggaran tersebut.
Pasal 35
(1) Tim Pendukung atau Calon yang melakukan sosialisasi pada masa tenang berdasarkan bukti-
bukti permulaan yang ada dapat diberikan peringatan atau sanksi oleh Panitia Pilkades.
(2) Peringatan atau sanksi tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa peringatan
secara tertulis yang diumumkan kepada masyarakat.
(3) Pelaksanaan sosialisasi hanya dibolehkan dalam wilayah desa dengan memperhatikan aspek
keamanan, ketertiban dan ketentraman.
Bagian Ketiga
Dana Sosialisasi
Pasal 36
(1) Dana sosialisasi dapat bersumber dari :
a. calon;
b. sumbangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliputi sumbangan perseorangan
dan/atau badan hukum swasta.
(2) Sumbangan dana sosialisasi dari perseorangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
yang lebih dari Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) baik dalam bentuk uang maupun bukan dalam
bentuk uang yang jika dinilai sama dengan Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) wajib dilaporkan
kepada Panitia Pilkades.
(3) Tim Pendukung atau Calon melaporkan dana sosialisasi kepada Panitia Pilkades dalam waktu 1
(satu) hari sebelum masa kampanye dimulai dan 1 (satu) hari sesudah masa sosialisasi berakhir.
(4) Laporan dana sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat identitas pemberi
sumbangan, jumlah sumbangan, bentuk sumbangan dan waktu pemberian sumbangan.
(5) Panitia Pilkades mengumumkan melalui papan informasi desa dan atau sarana informasi lainnya
di desa tentang laporan sumbangan dana sosialisasi dari setiap calon.
Pasal 37
(1) Calon dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk sosialisasi yang berasal dari :
19
a. negara asing, lembaga swasta asing, lembaga swadaya masyarakat asing dan warga negara
asing;
b. penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak jelas identitasnya;
c. pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD.
(2) Calon yang menerima sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dibenarkan
menggunakan dana tersebut dan wajib melaporkannya kepada Panitia Pilkades untuk kemudian
diserahkan kepada Pemerintah Desa sebagai dana penerimaan desa.
(3) Calon yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenai sanksi
pembatalan sebagai calon oleh Panitia Pilkades.
Bagian Keempat
Larangan Kegiatan Sosialisasi
Pasal 38
(1) Setiap warga desa dilarang melakukan kegiatan sosialisasi, pada masa :
a. sebelum tanggal dimulai masa sosialisasi;
b. sosialisasi diluar jadual yang telah ditentukan;
c. 3 (tiga) hari sebelum tanggal dan hari pemungutan suara;
d. pada hari pemungutan suara.
(2) Setiap Calon atau Tim Pendukung pada masa tenang harus melakukan pembersihan alat-alat
peraga sosialisasi, kecuali alat peraga yang dipasang Panitia Pilkades.
(3) Dalam pelaksanaan sosialisasi, Calon atau Tim Pendukung dilarang :
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon Kepala Desa lain dan/Tim
Pendukung;
c. menghasut atau mengadu antar personal maupun antar pendukung/kelompok masyarakat;
d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan
kepada perseorangan atau kelompok masyarakat;
e. mengganggu keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum;
f. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye calon lain;
g. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah;
h. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan; dan
i. melakukan pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki dan/atau dengan
kendaraan di jalan raya.
Pasal 39
(1) Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
38 ayat (3) huruf a, huruf b, huruf c,huruf d, huruf e, dan huruf f, merupakan tindak pidana dan
dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
20
(2) Pelanggaran atas ketentuan larangan pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
38 ayat (3) huruf g, huruf h, dan huruf i, merupakan pelanggaran tata cara sosialisasi dikenakan
sanksi:
a. peringatan tertulis apabila penyelenggara sosialisasi melanggar larangan walaupun belum
terjadi gangguan;
b. penghentian kegiatan sosialisasi di tempat terjadinya pelanggaran apabila terjadi gangguan
terhadap keamanan.
(3) Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran larangan pelaksanaan sosialisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Panitia Pilkades
Pasal 40
(1) Calon dan/atau tim Pendukung dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi pemilih.
(2) Calon dan/atau Tim Pendukung yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon oleh Panitia Pilkades.
BAB X
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Pertama
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Pasal 41
(1) Pemungutan suara pemilihan diselenggarakan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum masa jabatan
Kepala Desa berakhir atau sesuai jadual yang ditetapkan Panitia Pilkades terhadap bekas Desa
Persiapan.
(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan memberikan suara
melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama calon.
(3) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada hari libur atau hari yang
dapat diliburkan.
(4) Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 13.00 waktu setempat.
(5) Pemberian suara untuk pemilihan dilakukan dengan mencoblos salah satu Tanda Gambar Calon
dalam surat suara.
Pasal 42
(1) Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan disediakan Kotak Suara sebagai tempat surat
suara yang digunakan oleh pemilih.
(2) Jumlah, bahan, bentuk, ukuran, dan warna Kotak Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditentukan oleh Panitia Pilkades disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa.
21
(3) Pengadaan surat suara beserta perlengkapan pemilihan dilaksanakan oleh Panitia Pilkades dan
dibantu oleh Pemerintah Desa.
(4) Kotak Suara dan Surat Suara beserta perlengkapan pelaksanaan pemilihan harus sudah tersedia
paling lama 2 (dua) hari sebelum pemungutan suara.
(5) Jumlah surat suara pemilihan Calon dicetak sama dengan jumlah pemilih tetap dan ditambah paling
banyak 2,5% (dua setengah persen) dari jumlah pemilih tersebut.
(6) Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5), digunakan sebagai cadangan untuk
mengganti surat suara pemilih yang keliru memilih pilihannya serta surat suara yang rusak.
(7) Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dibuatkan Berita Acara.
Pasal 43
(1) Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan
suaranya di TPS dapat dibantu oleh petugas Panitia Pilkades atau orang lain atas permintaan pemilih.
(2) Atas permintaan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain, Ketua
Panitia Pilkades menugaskan anggota Panitia Pilkades atau orang lain untuk memberikan bantuan
bagi :
a. pemilih yang tidak dapat berjalan; atau
b. pemilih yang tidak mempunyai kedua belah tangan dan tunanetra.
(3) Anggota Panitia Pilkades atau orang lain yang membantu pemilih tunanetra, tunadaksa, atau
yang mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib merahasiakan
pilihan pemilih yang bersangkutan.
Pasal 44
(1) Penentuan lokasi tempat pemungutan suara ditentukan oleh Panitia Pilkades dengan
memperhatikan keterjangkauan serta jaminan bagi setiap pemilih untuk dapat memberikan
suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.
(2) Jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS ditetapkan oleh Panitia Pilkades.
Pasal 45
(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pilkades melakukan :
a. pembukaan kotak suara;
b. pengeluaran seluruh isi kotak suara;
c. pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; dan
d. penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan.
(2) Kegiatan Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri oleh saksi dari
calon dan warga masyarakat.
(3) Kegiatan Panitia Pilkades sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuatkan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Ketua Panitia Pilkades dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota Panitia
Pilkades serta dapat ditandatangani oleh saksi dari calon.
22
Pasal 46
(1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Panitia Pilkades
memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai tata cara pemungutan suara.
(2) Pemungutan suara hanya dapat dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah
ditetapkan dan tidak diperkenankan membawa kartu dan kotak suara keluar dar TPS.
(3) Dalam pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih diberi kesempatan
memberikan suara oleh Panitia Pilkades berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih.
(4) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti
kepada Panitia Pilkades, kemudian Panitia Pilkades memberikan surat suara pengganti hanya
satu kali.
(5) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara
pengganti kepada Panitia Pilkades, kemudian Panitia Pilkades memberikan surat suara pengganti
hanya satu kali.
Pasal 47
(1) Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda khusus oleh Panitia Pilkades.
(2) Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa tinta dan atau cat pada salah
satu jari tangan ataupun tanda lainnya.
(3) Kualitas tinta atau cat atau tanda lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh
Panitia Pilkades.
Pasal 48
Suara untuk pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila :
a. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang memuat satu calon; atau
b. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto dan nama
calon yang telah ditentukan; atau
c. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih didalam salah satu kotak segi empat yang memuat
nomor, foto dan nama calon; atau
d. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan
nama calon.
Pasal 49
(1) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh Panitia Pilkades setelah pemungutan suara berakhir.
(2) Pelaksanaan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimulai pada pukul
13.30 waktu setempat sampai selesai.
(3) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pilkades
menghitung :
a. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap;
b. jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan
c. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos.
23
(4) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dan selesai di TPS oleh
Panitia Pilkades dan dapat dihadiri oleh saksi calon dan warga desa.
(5) Penggunaan surat suara tambahan dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pilkades dan sekurang-
kurangnya 2 (dua) anggota Panitia Pilkades.
(6) Saksi calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus membawa
surat mandat dari Tim Pendukung atau calon yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada
Ketua Panitia Pilkades.
(7) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan cara yang
memungkinkan saksi calon dan warga desa yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses
penghitungan suara.
(8) Calon dan warga masyarakat melalui saksi calon yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat
(7), dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh Panitia Pilkades
apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah.
(9) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi calon atau warga desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) dapat diterima, Panitia Pilkades seketika itu juga mengadakan pembetulan.
(10) Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia
Pilkades membuat Berita Acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh Ketua dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Panitia Pilkades serta dapat ditandatangani oleh saksi
calon.
(11) Panitia Pilkades memberikan salinan Berita Acara hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (10) kepada masing-masing saksi calon yang hadir sebanyak 1 (satu) eksemplar.
(12) Berita Acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (11), dimasukkan dalam
sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke dalam kotak suara yang pada bagian luar
ditempel label atau segel.
(13) Panitia Pilkades setelah membuat Berita Acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara selambat-
lambatnya 1 (satu) hari diputuskan dalam pleno Panitia Pilkades untuk menetapkan calon terpilih
dengan Surat Keputusan.
Pasal 50
(1) Panitia Pilkades harus menyampaikan hasil pemilihan kepada BPD, Pemerintah Desa, Camat dan
Bupati paling lambat 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan pemilihan.
(2) Apabila ada pengajuan keberatan terhadap hasil pemilihan oleh calon Kades lainnya kepada
Pengadilan Negeri, Panitia Pilkades menyampaikan pemberitahuan kepada Bupati melalui Camat
adanya keberatan tersebut.
(3) Setelah adanya putusan pengadilan yang bersifat tetap terhadap pengajuan keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Panitia Pilkades menyampaikan penetapan calon terpilih dan putusan
tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah putusan dijatuhkan.
Bagian Kedua
24
Penghitungan Suara Ulang
Pasal 51
(1) Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
Panitia Pilkades bersama Saksi dari semua calon terbukti terdapat satu atau lebih penyimpangan :
a. penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
b. penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang penerangan cahaya;
c. saksi calon dan warga desa tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas;
d. penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat yang telah ditentukan; atau
e. terjadi ketidak konsistenan dalam menentukan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak
sah.
(2) Penghitungan ulang surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Panitia Pilkades
setelah melaksanakan rapat pleno.
Bagian Ketiga
Pemungutan Suara Ulang
Pasal 52
Pemungutan Suara Pilkades dapat diulang apabila hasil penelitian dan pemeriksaan Panitia Pilkades,
BPD bersama saksi dari semua calon terbukti terdapat satu atau lebih dari keadaan :
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan
menurut tata cara yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
b. petugas Panitia Pilkades meminta pemilih memberi tanda khusus, menandatangani, atau menulis
nama atau alamatnya pada surat suara yang sudah digunakan;
c. lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu kali;
d. petugas Panitia Pilkades merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh pemilih
sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau
e. lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih, mendapat kesempatan
memberikan suara pada TPS.
Pasal 53
(1) Penghitungan suara ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 dilaksanakan oleh Panitia
Pilkades selambat-lambatnya 1 (satu) hari sesudah hari pemungutan suara.
(2) Pemungutan Suara ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dilaksanakan oleh Panitia
Pilkades selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sesudah hari pemungutan suara.
Pasal 54
Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di Panitia Pilkades atau
Kantor Desa.
BAB XI
25
PENETAPAN CALON TERPILIH,
PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN
Bagian Pertama
Penetapan dan Pengesahan Calon Terpilih
Pasal 55
(1) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang memperoleh dukungan suara
terbanyak.
(2) Apabila terdapat dua atau lebih Calon yang memperolehan suara terbanyak sama, maka
dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh Calon yang memperoleh suara sama.
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa kepada BPD.
(4) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Surat
Keputusan BPD berdasarkan laporan Berita Acara Pemilihan dari Panitia Pilkades.
(5) Pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat
(6) Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa Terpilih
paling lambat 15 (lima belas) hari sejak tanggal diterimanya penyampaian hasil dari BPD.
(7) Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati atau yang mewakili paling lama 15 (lima belas) hari
terhitung sejak tanggal penerbitan Keputusan Bupati.
(8) Dengan pelantikan Kepala Desa terpilih BPD menerbitkan Surat Keputusan tentang pembubaran
Panitia Pemilihan Kepala Desa.
Pasal 56
(1) Apabila calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak sama, maka Panitia Pilkades
melakukan pemilihan Putaran Kedua.
(2) Pemilihan Putaran Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diikuti oleh calon yang
memperoleh suara terbanyak yang perolehan suaranya sama.
(3) Apabila dalam pemilihan pada putaran kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak ada
calon yang memperoleh suara terbanyak maka penentuan calon terpilih dilakukan oleh Panitia
Pilkades berdasarkan wilayah sebaran perolehan suara yang lebih luas.
(4) Pemilihan putaran kedua dilaksanakan oleh Panitia Pilkades paling lama 15 (lima belas) hari
setelah Penetapan Perolehan Suara Putaran Pertama.
Bagian Kedua
Pelantikan Calon Terpilih
Pasal 57
(1) Kepala Desa sebelum memangku jabatan dilantik oleh Bupati dan dapat diwakilkan.
(2) Kepala Desa sebelum memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpah/janji yang
dipandu oleh pejabat yang melantik.
(3) Sumpah/janji Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
26
“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
(4) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memegang jabatan selama 6 (enam) tahun
terhitung sejak pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang sama
hanya untuk satu kali masa jabatan.
Pasal 58
(1) Pelantikan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 57 ayat (1) dilaksanakan di Kantor
Desa atau tempat lain yang dipandang layak untuk melaksanakan pelantikan.
(2) Pada acara Pelantikan Kepala Desa, dapat dilaksanakan serah terima jabatan dari Kepala Desa
lama kepada Kepala Desa terpilih dihadapan Pejabat yang melantik.
(3) Apabila terjadi keadaan atau situasi yang tidak memungkinkan Pelantikan Kepala Desa
dilaksanakan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, jadual pelantikan berikutnya
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal pelantikan pertama.
BAB XII
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Pasal 59
(1) Kepala Desa berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena :
a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik Pejabat yang baru;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-
turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa;
d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan Kepala Desa;
e. tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; atau
f. Kepala Desa melanggar larangan bagi Kepala Desa.
(3) Kepala Desa dilarang :
a. menjadi pengurus partai politik;
b. merangkap jabatan sebagai Ketua dan/atau Anggota BPD, dan lembaga kemasyarakatan di
desa bersangkutan;
c. merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD;
d. terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, dan Pemilihan Kepala
Daerah;
27
e. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskrimina-
sikan warga atau golongan masyarakat lain;
f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
g. menyalahgunakan wewenang; dan
h. melanggar sumpah/janji jabatan.
(4) Usul Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c
dan ayat (2) huruf a diusulkan Pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan
keputusan musyawarah BPD.
(5) Usul pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e
dan huruf f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan keputusan
musyawarah BPD yang dihadiri 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD.
(6) Tata cara Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf e dan
huruf f, dilaksanakan dengan ketentuan :
a. Pemberhentian Kepala Desa diusulkan oleh 50 % + 1 (lima puluh persen plus satu) dari
jumlah pemilih di desa kepada BPD dan harus dibuktikan dengan tanda tangan pengusul yang
dilampiri dengan foto copy KTP, laporan secara tertulis dugaan pelanggaran beserta bukti-
bukti dugaan pelanggaran;
b. Berdasarkan laporan dan bukti-bukti yang diajukan oleh pemilih tersebut, BPD melakukan
penelitian atas laporan dugaan pelanggaran;
c. BPD mengumumkan hasil laporan penelitian kepada pemilih;
d. Apabila berdasarkan laporan penelitian BPD, Kepala Desa terbukti melakukan pelanggaran
maka BPD menyelenggarakan Musyawarah/Rapat Istimewa untuk meminta keterangan
laporan pertanggungjawaban Kepala Desa;
e. Rapat Istimewa BPD sebagaimana dimaksud pada huruf d, harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD dan sekurang-kurang 2/3 (dua pertiga)
anggota BPD menyetujui/menolak laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa;
f. Apabila 2/3 (dua pertiga) anggota BPD yang hadir menyetujui untuk mengusulkan
pemberhentian Kepala Desa maka BPD dapat mengusulkan pemberhentian Kepala Desa
kepada Bupati melalui Camat dengan menyerahkan laporan hasil penelitian;
g. Bupati mengkaji usul pemberhentian Kepala Desa paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya surat usulan pemberhentian dari BPD;
h. Apabila berdasarkan kajian dan analisa, Bupati memutuskan menolak usulan BPD maka
Kepala Desa tetap melanjutkan masa jabatannya;
i. Apabila Bupati menerima usulan BPD maka Kepala Desa dapat diberhentikan sementara atau
diberhentikan seterusnya.
28
Pasal 60
(1) Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD, apabila dinyatakan
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling sedikit 5 (lima)
tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum
tetap.
(2) Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD, apabila terbukti melakukan
tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 61
(1) Kepala Desa diberhentikan Sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD karena berstatus
sebagai tersangka melakukan tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar, dan/atau
tindak pidana terhadap keamanan negara.
(2) Proses pemberhentian Sementara Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
apabila berkas perkara dakwaan melakukan tindak pidana korupsi, terorisme, makar atau tindak
pidana terhadap keamanan negara telah dilimpahkan ke pengadilan dan dalam proses penuntutan
dengan dibuktikan register perkara.
(3) Berdasarkan bukti register perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati
memberhentikan Sementara Kepala Desa.
Pasal 62
Kepala Desa diberhentikan Tetap oleh Bupati tanpa melalui usulan BPD, karena terbukti melakukan
tindak pidana korupsi, terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara yang
dinyatakan dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 63
(1) Dalam hal Kepala Desa menghadapi krisis kepercayaan masyarakat yang meluas karena dugaan
melakukan tindak pidana yang melibatkan tanggungjawabnya, BPD dapat melakukan investigasi
untuk memperoleh keterangan atau informasi kepada Kepala Desa serta pihak terkait lainnya.
(2) Pelaksanaan investigasi dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Rapat Paripurna
BPD yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD dan
putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
BPD yang hadir untuk melakukan investigasi terhadap Kepala Desa.
(3) Dalam melakukan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPD dapat membentuk Tim
Investigasi.
(4) Dalam hal ditemukan bukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD
menyerahkan proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
29
(5) Apabila Kepala Desa dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana dengan ancaman
pidana penjara paling sedikit 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang
belum mempunyai kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4), BPD
mengusulkan pemberhentian sementara kepada Bupati melalui Camat.
(6) Berdasarkan usulan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Bupati dapat menolak/menerima
usulan pemberhentian sementara Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak usulan
pemberhentian.
(7) Apabila Kepala Desa dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, Pimpinan BPD mengusulkan pemberhentian Kepala Desa
dengan Keputusan BPD kepada Bupati melalui Camat.
(8) Berdasarkan Keputusan Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Bupati
menetapkan menerima/menolak pemberhentian Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 64
(1) Kepala Desa yang diberhentikan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1),
Pasal 61 ayat (1), dan Pasal 63 ayat (5), setelah melalui proses Peradilan ternyata terbukti tidak
bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling
lambat 30 (tiga puluh) hari Bupati merehabilitasi nama dan mengaktifkan kembali Kepala Desa
yang bersangkutan sampai dengan akhir masa jabatannya.
(2) Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
berakhir masa jabatannya, Bupati merehabilitasi nama Kepala Desa yang bersangkutan dan tidak
mengaktifkannya kembali.
Pasal 65
(1) Apabila Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1),
Pasal 61 ayat (1), dan Pasal 63 ayat (5), Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban
Kepala Desa sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
(2) Apabila Kepala Desa dan Sekretaris Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 ayat (1), Pasal 61 ayat (1), dan Pasal 63 ayat (5), Bupati menetapkan Penjabat
Kepala Desa atas usul BPD sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Pasal 66
Apabila Kepala Desa diberhentikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2), Pasal 62 , dan Pasal 63 ayat
(7), jabatan Kepala Desa diganti oleh Sekretaris Desa sampai berakhir masa jabatan Kepala Desa
yang diberhentikan dan proses pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keputusan Rapat BPD dan
disahkan oleh Bupati.
30
BAB XIII
TINDAKAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN
TERHADAP KEPALA DESA
Pasal 67
(1) Tindakan penyelidikan dan penyidikan terhadap Kepala Desa, dilaksanakan setelah adanya
persetujuan tertulis dari Bupati atas permintaan penyidik.
(2) Persetujuan tertulis Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka ketertiban dan
kesinambungan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diberikan oleh Bupati
dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses
penyelidikan dan penyidikan dapat dilakukan.
(4) Penyampaian permohonan penyelidikan dan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disertai uraian yang jelas tentang tindak pidana yang diduga telah dilakukan oleh Kepala Desa.
(5) Tindakan penyidikan yang dilanjutkan dengan penahanan, diperlukan persetujuan tertulis sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
(6) Penyampaian permohonan penahanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disertai uraian yang
jelas tentang tindak pidana yang diduga dan alasan penahanan Kepala Desa.
(7) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah:
a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; atau
b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati, atau
c. telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara.
(8) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) setelah dilakukan, wajib dilaporkan
kepada Bupati paling lama 3 (tiga) hari.
BAB XIV
PENDANAAN
Pasal 68
(1) Pendanaan kegiatan pemilihan dibebankan pada Pemerintah Kabupaten melalui APBD dan
Pemerintah Desa melalui APB Desa.
(2) Disamping APBD dan APB Desa Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dapat bekerjasama
dengan Pihak Ketiga dan Badan Usaha atau perseorangan lainnya yang tidak mengikat untuk
memperoleh bantuan/sumbangan pendanaan Pilkades.
(3) Pendanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal pengadaan,
pendistribusian, pengamanan dan belanja Panitia Pilkades dilaksanakan secara cepat, tepat dan
akurat dengan mengutamakan aspek kualitas, keamanan, tepat waktu, hemat anggaran,
transparansi dan akuntabel.
31
BAB XV
BIMBINGAN DAN KEAMANAN
Pasal 69
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Pemerintah Daerah wajib melakukan
supervisi dan Bimbingan Teknis kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa.
(2) Bentuk Supervisi Pemerintah Daerah dapat berupa Pelatihan dan Pendidikan, Sosialisasi
Peraturan, Konsultasi, Pengawasan dan kegiatan lainnya yang mendorong peningkatan
kemampuan dan keahlian penyelenggara Pemilihan Kepala Desa dan masyarakat.
(3) Untuk kelancaran tugas dan fungsi Panitia Pemilihan Kepala Desa, Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa wajib memberikan bantuan fasilitas dan dukungan lainnya sesuai kemampuan
APBD dan APB Desa.
(4) Kepolisian Daerah dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Hansip Desa wajib menjaga
keamanan dan ketertiban penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa.
BAB XVI
PENYELESAIAN SENGKETA PILKADES
Pasal 70
(1) Keberatan terhadap penetapan hasil pemilihan hanya dapat diajukan oleh calon yang perolehan
suaranya signifikan (berpengaruh) terhadap hasil Pemilihan Kepala Desa kepada Pengadilan
Negeri dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari setelah penetapan hasil pemilihan.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya berkenaan dengan hasil penghitungan
suara yang mempengaruhi terpilihnya calon.
(3) Pengajuan keberatan kepada Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan langsung oleh calon yang bersangkutan.
(4) Apabila ada pengajuan keberatan terhadap hasil pemilihan oleh calon lainnya yang perolehan
suaranya tidak signifikan kepada Pengadilan Negeri, Panitia Pilkades menyampaikan
pemberitahuan kepada BPD tentang adanya keberatan tersebut.
(5) Pengadilan Negeri memutus sengketa hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permohonan keberatan oleh
Calon.
(6) Putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bersifat final dan mengikat.
(7) Setelah adanya Putusan Pengadilan Negeri terhadap pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), Panitia Pilkades menyampaikan penetapan calon terpilih dan putusan tersebut
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah putusan dijatuhkan.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 71
(1) Kepala Desa yang menjabat sebelum Peraturan Daerah ini tetap melaksanakan tugas sampai
berakhir masa jabatannya.
32
(2) Terhadap Desa yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa pada tahun 2006 atau setelah
ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa menyesuaikan
dengan Peraturan Daerah ini.
(3) Dalam hal disuatu desa pemilihan terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam atau
gangguan lainnya yang mengakibatkan sebagian atau seluruh tahapan pemilihan tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan jadual, pemilihan ditunda dan pelaksanaannya lebih lanjut
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa setelah mendapat persetujuan dari
BPD dan Bupati.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 72
(1) Bentuk dan spesifikasi formulir yang digunakan untuk kegiatan pemilihan sebagaimana contoh
dalam Lampiran I, II, III, IV yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Daerah ini.
(2) Petunjuk teknis yang diperlukan untuk penyusunan tahapan, program dan jadual, pendaftaran
pemilih, pencalonan, kampanye, pemungutan suara dan penghitungan suara, penetapan calon
terpilih diatur lebih rinci oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa.
(3) Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud akan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dalam kerangka
tugas supervisi Pemerintah Daerah.
Pasal 73
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5
Tahun 2001 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2001 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sumbawa Nomor 328) dinyatakan tidak berlaku lagi di Kabupaten Sumbawa Barat.
Pasal 74
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
Ditetapkan di Taliwang pada tanggal 16 Desember 2006
BUPATI SUMBAWA BARAT,
ZULKIFLI MUHADLI
33
Diundangkan di Taliwang pada tanggal 16 Desember 2006
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT, AMRULLAH ALI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN 2006 NOMOR 25
34
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
NOMOR 25 TAHUN 2006
TENTANG
PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
I. UMUM
1. Dasar Pemikiran
Dengan terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Daerah Otonom baru
berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Sumbawa Barat, Tanggal 18 Desember 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 145, maka pengaturan desa mutlak menjadi kewenangan Kabupaten Sumbawa
Barat, termasuk kewenangan pengaturan tentang Pemilihan, Pengesahan, dan Pemberhentian
Kepala Desa. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa yang selama ini
menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa di Kabupaten Sumbawa
Barat sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi Kabupaten Sumbawa Barat, terlebih
lagi landasan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5 Tahun 2001 mengacu pada
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dimana Undang-Undang tersebut telah diganti
dengan diterbitkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999. Oleh karenanya, Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun
2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa harus disesuaikan pula dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004.
Pemilihan Kepala Desa dimasa berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa
Nomor 5 Tahun 2001 banyak memunculkan masalah. Berdasarkan analisis Metode
Pemecahan Masalah dengan menggunakan analisis kategori ROCCIPI (rule, opportunity,
capacity, communication, interest, process, ideology) ditemukan gejala sosial, perilaku
bermasalah dan dampak yang muncul, yakni : (1) aspek peraturan (rule) tidak lengkap
mengatur tentang pemilihan kepala desa, diantaranya; tata cara, kriteria dan prosedur
pembentukan Panitia Sembilan, tata cara dan kriteria penjaringan dan penyaringan bakal
calon yang multi interprestasi, pendataan dan penetapan pemilih yang masih rancu, tata cara
kampanye yang tidak diatur, pemungutan dan penghitungan suara yang kurang lengkap, serta
ketidakjelasan mekanisme penyelesaian sengketa Pilkades telah menyebabkan lahirnya
persoalan dalam pemilihan kepala desa di Kabupaten Sumbawa Barat. (2) aspek kesempatan
(opportuntiy), bahwa berbagai persolan diatas muncul disebabkan peraturan itu sendiri
membuka peluang atau kesempatan pelaksana peraturan (implementing agency) maupun
35
masyarakat (actor rule) untuk melahirkan perilaku bermasalah, seperti kewenangan BPD
yang terlalu besar dan dominan, ketiadaan mekanisme partisipasi dan pengawasan
masyarakat, ketidakjelasan kalimat peraturan daerah dan sebagainya. (3), aspek kemampuan
(capacity), bahwa lemahnya kapasitas penyelenggara pemilihan kepala desa dan masyarakat,
terbatasnya anggaran dan fasilitas, kurangnya pembinaan dan penguatan personil maupun
kelembagaan penyelenggara pemilihan kepala desa menyebabkan pelaku peran (actor rule)
dan pelaksana peraturan (implementing agency) tidak mampu bekerja secara maksimal untuk
mendorong lahirnya proses penyelenggaraan pemilihan kepala desa yang lebih berkualitas.
(4), aspek komunikasi (communication) yakni pemahaman atas peraturan daerah, baik
penyelenggara pilkades, pemerintah desa, BPD maupun masyarakat selama ini kurang
mampu memahami aturan main dalam pilkades, disebabkan kurangnya sosialisasi peraturan
daerah. Sehingga, pemahaman terhadap aturan perda menjadi parsial. (5), aspek kepentingan
(interest) bahwa berbagai masalah yang muncul dalam penyelenggaraan pilkades, tidak
terlepas pula dari adanya berbagai kepentingan politik, ekonomi, sosial dan budaya dimana
penyelenggara pemilihan kepala desa, kurang mengedepankan aspek kemandirian
(indepedensi), pertanggungjawaban publik (akuntabilitas public), profesionalitas,
keterbukaan (transparansi) maupun partisipasi (participation) masyarakat sebagai landasan
pijakan penyelenggara dalam melaksanakan pemilihan kepala desa. Disisi lain, tidak adanya
sanksi dan kode etik bagi penyelenggara maupun masyarakat atas pelanggaran tahapan
penyelenggaraan pemilihan kepala desa menyebabkan peluang dan kesempatan para pelaku
peran (actor rule/masyarakat) maupun pelaksana peraturan (Implementing Agency) bertindak
sendiri-sendiri, tanpa memperhatikan aturan hukum yang berlaku. (6) aspek proses (process),
bahwa pengambilan keputusan atau kebijakan dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa
yang dominan ditentukan oleh panitia pemilihan kepala desa dan BPD, khususnya pimpinan
lembaga tersebut telah mengakibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan semakin jauh, hal ini juga menjauhkan peran-peran masyarakat dalam proses
pembangunan dan pemerintahan. (7) aspek ideology, bahwa cara pandang, nilai-nilai sosial
atau norma-norma yang berlaku dalam proses pemilihan kepala desa yang cenderung kurang
mengakomodasikan pluralisme melahirkan proses hambatan dalam mendorong lahirnya
proses demokratisasi di desa.
Bahwa menngacu pada semangat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, serta Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa, maka tercermin bahwa landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa;
(1) Keanekaragaman, yang memiliki makna bahwa istilah Desa dapat disesuaikan dengan
asal usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini berarti pola
penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan di Desa harus menghormati
36
sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem
nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, (2) Partisipasi, memiliki makna bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat
agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap
perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa, (3) otonomi asli, memiliki
makna bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat
setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada
masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif adiminstrasi
pemerintahan negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman, (4) Demokratisasi,
memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di
Desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi melalui
BPD dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra Pemerintah Desa, (5) Pemberdayaan
masyarakat, memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan di Desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2005 Tentang Desa, Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga
Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun
dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Pemilihan
Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat.
2. Tujuan dan Azas
Berdasarkan pijakan landasan pemikiran di atas, maka Pemerintah Kabupaten
Sumbawa Barat memandang perlu untuk melakukan inisiasi untuk menyusun Peraturan
Daerah tentang Pemilihan Kepala Desa yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi
dinamika perkembangan desa di Kabupaten Sumbawa Barat. Karena itu, tujuan Pemilihan
Kepala Desa di Kabupaten Sumbawa Barat adalah dimaksudkan sebagai sarana penguatan
demokratisasi desa untuk melahirkan Kepala Desa terpilih yang memiliki integritas,
kapabilitas, demokratis, dan memperoleh dukungan warga desa sebagai instrumen untuk
mendorong proses percepatan pembangunan, peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan warga desa sesuai dengan tujuan daerah dan pembangunan desa secara
berkelanjutan yang berkeadilan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat.
37
Karena itu, prinsip dasar dalam pengaturan pemilihan kepala desa didasarkan atas azas : (1)
Langsung, yang memiliki makna bahwa Penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang
berdomisili di Kabupaten Sumbawa Barat dan memenuhi syarat sebagai pemilih, memiliki hak
dan perlindungan hak untuk berpartisipasi dalam pemilihan kepala desa secara langsung sesuai
dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara. (2) Umum, bahwa pada dasarnya semua
Penduduk Desa Warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan
Daerah ini berhak mengikuti Pemilihan Kepala Desa. Pemilihan yang bersifat umum
mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua Penduduk
Desa Warga Negara Indonesia, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, kedaerahan, pekerjaan, dan status sosial. (3). Bebas, Setiap warga desa yang berhak
memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun. Di dalam
melaksanakan haknya, setiap warga desa dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai
dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya. (4). Rahasia, bahwa dalam memberikan
suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak mana pun dan
dengan jalan apa pun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat
diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan. (5). Jujur, bahwa dalam
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa, setiap penyelenggara Pemilihan Kepala Desa, aparat
Pemerintah, peserta Pemilihan Kepala Desa, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan
bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (6). Adil, bahwa dalam
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa, setiap pemilih dan peserta Pemilihan Kepala Desa
mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.
3. Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa.
Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa atau disingkat
Panitia Pilkades yang bersifat sementara (adhoc) dan mandiri (independent).
a. Sifat “sementara (adhoc)” dimaksudkan bahwa Anggota dan Kelembagaan Komisi
Pemilihan Kepala Desa hanya terbatas untuk menyelenggarakan persiapan, pelaksanaan
hingga penetapan Kepala Desa terpilih, setelah Pemilihan Kepala Desa, maka Panitia
Pilkades dibubarkan oleh BPD dan Anggota Pilkades berakhir masa jabatannya.
b. Sifat “mandiri (independen)” dimaksudkan bahwa dalam menyelenggarakan dan
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa, Panitia Pemilihan Kepala Desa bersikap mandiri dan
bebas dari pengaruh pihak mana pun, disertai dengan transparansi dan pertanggungjawaban
yang jelas sesuai dengan peraturan daerah. Untuk menjamin tercapainya penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Desa yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan daerah ini, maka Panitia Pemilihan Kepala Desa bertanggung jawab
kepada Masyarakat, BPD dan Bupati.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
38
Pasal 2
Ayat (1)
Huruf a
cukup jelas
Huruf b
cukup jelas
Huruf c
cukup jelas
Huruf d
BPD menyampaikan Surat Tertulis kepada Koordinator Seleksi Panitia Pemilihan
Kepala Desa setelah BPD membentuk Koordinator Pemilihan Kepala Desa. Atas
dasar Surat Pemberitahuan BPD kepada Koordinator Seleksi Pilkades, maka
Koordinator Seleksi Pilkades menyusun jadwal waktu dan tahapan penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Desa.
Ayat (2)
Setelah Surat Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa diterima oleh Kepala Desa, maka
dalam waktu selambat-lambatnya 15 hari sejak diterimanya surat tersebut Kepala Desa
menyampaikan laporan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Desa Kepada
Bupati, dan memberikan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD dan menyampaikan
informasi laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Ayat (3)
BPD membentuk koordinator Seleksi Penerimaan Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala
Desa, dan koordinator Seleksi Penerimaan Calon Anggota Komisi Pemilihan Kepala Desa
harus telah melaporan kepada BPD paling lambat 4 bulan sebelum diselenggarakan
pemilihan kepala desa untuk kemudian BPD menetapkan Calon Anggota Komisi Pemilihan
Kepala Desa terpilih dalam Surat Keputusan BPD.
Pasal 3
Koordinator Seleksi Penerimaan Calon Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa adalah sebagai
Koordinator yang berfungsi memfasilitasi terbentuknya Panitia Pemilihan Kepala Desa.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud bersifat “sementara (adhoc)” dimaksudkan bahwa Anggota dan
Kelembagaan Komisi Pemilihan Kepala Desa hanya terbatas untuk menyelenggarakan
persiapan, pelaksanaan hingga penetapan Kepala Desa terpilih, setelah Pemilihan Kepala
Desa, maka Panitia Pilkades dibubarkan oleh BPD dan Anggota Pilkades berakhir masa
jabatannya.
Yang dimaksud bersifat “mandiri (independen)” adalah bahwa dalam menyelenggarakan
dan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa, Komisi Pemilihan Kepala Desa bersikap
39
mandiri dan bebas dari pengaruh pihak manapun, disertai dengan transparansi dan
pertanggungjawaban yang jelas sesuai dengan peraturan daerah.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Tokoh Masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama, tokoh
wanita, tokoh pemuda dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya. Apabila unsur-unsur
sebagaimana dimaksud tidak ada di desa, maka BPD melakukan musyawarah untuk
menentukan lembaga/organisasi lain untuk menggantikan unsur yang tidak ada tersebut.
Ayat (2)
Masing-masing lembaga melakukan musyawarah untuk menentukan salah seorang wakil
dari organisasinya untuk duduk sebagai anggota Panitia seleksi Pilkades. Dalam proses
penentuan wakil tersebut pengurus organisasi/lembaga harus mendorong adanya upaya
pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat. Apabila dalam proses
pengambilan melalui musyawarah mufakat tidak tercapai kesepakatan, maka
pengambilan keputusan dapat melalui voting atau cara-cara lain yang sesuai dengan nilai
dan etika organisasi yang berlaku.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan Tata Tertib dan Mekanisme Pemilihan pada ayat (3) adalah Tata
Cara atau Tata Tertib yang ada dalam suatu Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah
Tangga Organisasi atau suatu kebiasaan yang lazim yang digunakan dalam
lembaga/organisasi desa dalam mengambil sutau keputusan.
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Yang dimaksud meneliti kelengkapan adalah meneliti syarat-syarat dan kelengkapan
administrasi yang diajukan oleh Calon Kepada Panitia Pilkades. Proses penelitian
tersebut terkait dengan terpenuhinya/lengkap atau tidak lengkap persyaratan yang telah
diajukan oleh Calon Anggota Panitia Pilkades.
Ayat (6)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Panitia Pilkades menyampaikan kepada
Ketua Lembaga/Organisasi Desa atau Calon Anggota Panitia Pilkades tentang lengkap
dan tidaknya persyaratan Calon Anggota Panitia Pilkades yang diajukan oleh
40
Lembaga/Organisasi Desa. Apabila, tidak lengkap maka Calon Anggota Panitia Pilkades
harus melengkapinya, Calon Panitia Pilkades tersebut harus berkoordinasi dengan
Pengurus lembaga/organisasinya.
Apabila pengurus organisasi/lembaga desa karena didasarkan fakta bahwa calon yang
bersangkutan tidak akan mungkin dapat memenuhi persyaratan, dan menarik Calon
Anggota Panitia Pilkades, maka Ketua atau Pengurus tersebut harus melakukan rapat
kembali untuk menarik calon atau mengajukan calon baru., dan Keputusan tersebut
harus melalui musyawarah mufakat atau voting.
Ayat (7)
Setelah melakukan penelitian terhadap seluruh berkas Calon Anggota Panitia Pilkades,
Koordinator Seleksi Panitia Pilkades melakukan Rapat Pleno Penetapan Calon Anggota
Panitia Pilkades terpilih untuk kemudian disampaikan kepada BPD untuk
ditetapkan/dikukuhkan melalui Surat Keputusan BPD. BPD tidak dapat menolak hasil
Koordinator Seleksi Anggota Panitia Pilkades.
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
a. Yang dimaksud dengan tidak memihak kepada salah satu calon kepala desa adalah
bahwa calon tidak secara langsung maupun tidak langsung melakukan perbuatan atau
kebijaksanaan yang menguntungkan salah satu calon kepala desa ;
b. Yang dimaksud bekerja berlandaskan peraturan perundang-undangan bahwa dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala desa Komisi Pemilihan Kepala Desa harus
mengacu atau berpijak pada peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan
lainnya sebagai landsan acuan dalam memutuskan kebijaksanaan.
41
c. Yang dimaksud bertanggung jawab bahwa setiap Anggota Komisi Pemilihan Kepala
Desa bertanggung jawab atas segala tugas dan fungsinya, serta mampu memper-
tanggungjawabkan kinerja kepada masyarakat.
d. Yang dimaksud dengan Jujur dan Adil bahwa Anggota Komisi Pemilihan Kepala
Desa harus bersikap dan bertindak jujur dan memperlakukan calon secara adil, tidak
diskriminatif.
e. Yang dimaksud bersikap terbuka bahwa Anggota Panitia Pilkades harus mampu
menjelaskan segala kebijaksanaan yang diambil, menjelaskan kepada masyarakat
secara rasional atas pilihan-pilihan kebijakan.
f. Yang dimaksud amanah bahwa Anggota Panitia Pilkades yang telah dipercaya oleh
lembaga/organsisasi atau masyarakat harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat
dengan sebaik-baiknya dengan cara tidak melakukan kecurangan atau tindakan yang
menyimpang dari aturan perundang-undangan.
g. Yang dimaksud dengan profesional bahwa Anggota Panitia Pilkades dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan mengkedepankan aspek kualitas.
h. Yang dimaksud obyektif bahwa Anggota Panitia Pilkades dalam pengambilan
keputusan atau melaksanakan tugas dan kewenangannya harus didasarkan pada fakta-
fakta obyektif, bukan atas dasar asumsi-asumsi atau prasangka.
i. Bahwa anggota Panitia Pilkades dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
meletakkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Apabila Penduduk Desa Sejak Lahir berdomisili di desa tersebut, namun lebih dari 3
tahun penduduk desa bersangkutan meninggalkan desa, kemudian pada saat menjelang
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kembali ke Desa, dan baru tinggal 1 s/d 5 bulan,
maka Penduduk Desa tersebut tidak dapat didaftarkan sebagai pemilih di desa yang
bersangkutan. Namun, apabila Penduduk Desa yang bersangkutan meninggalkan Desa
kurang dari 3 tahun, misalnya 2 (dua) tahun atau 1 (satu) tahun, maka Penduduk Desa
tersebut jika memenuhi persyaratan, maka dapat mendaftarkan diri sebagai pemilih.
Kendati, sejak kembalinya yang bersangkutan dari daerah sebelumnya ke desa tersebut
(kampung halaman) belum mencapai 6 (enam) bulan tinggal secara terus-menerus di
desa.
42
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah bisa baca Al
Quran serta menjalankan sholat dengan baik dan benar bagi Calon Kepala Desa yang
beragama Islam serta taat dan patuh menjalankan perintah agama bagi masing-
masing pemeluknya.
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
43
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Cukup jelas
Huruf l
Cukup jelas
Huruf m
Cukup jelas
Huruf n
Cukup jelas
Ayat (2)
Apabila salah satu persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat ini tidak terpenuhi oleh
Calon, maka Calon Kepala Desa dapat dibatalkan/digugurkan oleh Panitia Pilkades
karena tidak terpenuhinya persyaratan.
Pasal 24
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan dukungan pemilih adalah pemilih yang tercatat dalam daftar
pemilih sementara maupun daftar pemilih tetap yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan
Kepala Desa. Dan prosentase dukungan 10% dihitung dari jumlah pemilih.
Ayat (2)
Apabila disuatu desa (terisolir) kesulitan untuk memperoleh akses foto copy, maka dapat
dilakukan dengan hanya surat dukungan saja atau bukti lain yang dianggap mudah dan
dapat dipertanggungjawabkan, penentuan alat bukti lain ini harus berdasarkan hasil
musyawarah mufakat antara Panitia Pilkades, BPD, Lembaga-lembaga desa dan Bakal
Calon Kepala Desa.
Ayat (3)
Pemilih hanya dibolehkan untuk memberikan suaranya kepada salah satu Bakal Calon
Kepala Desa. Apabila, Pemilih yang bersangkutan memberikan dukungan tanda tangan
dan foto copy KTP lebih dari Satu Bakal Calon Kepala Desa, maka suara dukungan yang
diberikan menjadi abstain (tidak memilih), dan dukungan tersebut harus dinyatakan tidak
sah oleh Komisi Pemilihan Kepala Desa.
44
Ayat (4)
Panitia Pilkades dapat membatalkan Bakal Calon yang melakukan pemalsuan
tandatangan atau pemalsuan lainnya dan masyarakat yang tandatangannya dipalsukan
oleh Bakal Calon atau Tim Pendukung dapat melaporkan kasus tersebut kepada aparat
kepolisian untuk diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (5)
Penelitian sebagaimana dimaksud adalah meneliti atas tanda tangan dukungan yang
diberikan oleh warga desa termasuk meneliti foto copy KTP, apakah terdapat dukungan
ganda ataukah pemalsuan tandatangan. Apabila terdapat pemalsuan tanda tangan maka
Panitia Pilkades atau masyarakat yang merasa dirugikan dapat melaporkan kasus
pemalsuan tandatangan tersebut kepada pihak yang berwajib. Panitia Pilkades juga dapat
melakukan klarifikasi atau meminta keterangan kepada masyarakat yang diduga
dukungan tersebut keabsahannya diragukan.
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Apabila belum terdapat dua Bakal Calon, maka Panitia Pilkades membuka waktu
pendaftaran selama 7 (tujuh) hari. Dan Panitia Pilkades memberikan kesempatan kepada
Bakal Calon Kepala Desa yang tidak mencukupi suaranya untuk mencari dukungan
hingga 10%, disamping itu Panitia Pilkades juga membuka kesempatan kepada Bakal
Calon baru yang ingin mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon. Terhadap Bakal Calon
Kepala Desa yang telah memperoleh dukungan suara lebih dari 10% tidak perlu lagi
mencari dukungan tandatangan dan foto copy KTP. Dan apabila dalam putaran kedua,
ternyata Bakal Calon Baru atau Bakal Calon yang sebelumnya tidak mencukupi 10%
memperoleh dukungan tandatangan dan foto copy KTP dari pemilih yang berasal dari
Bakal Calon yang telah memperoleh suara 10%, maka dukungan tandatangan dan foto
copy tersebut dinyatakan tidak sah untuk Bakal Calon Baru, suara tersebut dinyatakan
tetap sah sebagai dukungan suara Bakal Calon Pertama yang sebelumnya telah
memperoleh dukungan dari pemilih yang bersangkutan.
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
45
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Rapat Paripurna dalam ketentuan ini adalah Rapat Paripurna
BPD atau sebutan lain yang tidak memerlukan quorum, yang dihadiri oleh wakil
masyarakat dan terbuka untuk umum.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Sanksi dapat berupa pengurangan perolehan suara apabila berdasarkan bukti-bukti awal
yang ada calon melakukan kampanye, misalnya membagi-bagikan uang (money politik),
46
hadiah-hadiah, seperti beras, pakaian dan sebagainya. Panitia Pilkades berdasarkan hasil
Rapat Pleno dapat memberikan sanksi berupa pengurangan perolehan suara sah kepada
calon bersangkutan sebanyak 50 sampai dengan 100 suara sah. Dan apabila kampanye
yang dilakukan oleh calon bersangkutan menyebabkan terjadinya perkelahian (konflik),
maka Panitia Pilkades berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang dimiliki dapat
membatalkan calon bersangkutan.
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Ayat (1)
47
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan perolehan suara sama, adalah perolehan hasil pemungutan suara
terdapat dua atau lebih Calon yang memperoleh suaranya sama sehingga tidak ada
pemenang (suara terbanyak), maka dilakukan pemilihan putaran kedua yang hanya
diikuti oleh Calon yang perolehan suara terbanyak yang sama.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Pemberhentian atas permintaan sendiri tidak menghapuskan tanggungjawab yang
bersangkutan selama memangku jabatannya.
Huruf c
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap adalah menderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupun
48
mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
yang berwenang atau tidak diketahui keberadaannya.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan krisis kepercayaan masyarakat yang meluas dalam ketentuan ini
adalah suatu situasi kehidupan di masyarakat desa yang sudah tidak kondusif lagi.
Indikatornya, seperti terjadi kerusuhan atau bentrokan secara terus-menerus, tidak
berjalannya/bekerja perangkat desa RT, RW, Dusun dan Pemerintah Desa, dimana
pemerintah desa tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan desa, pelayanan
masyarakat, pembangunan, maupun pemerintahan karena mayoritas masyarakat tidak lagi
peduli terhadap program kerja kepala desa dikarenakan Kepala Desa melakukan
pelanggaran terhadap norma sosial, norma agama atau norma hukum yang berkembang
dimasyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
49
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Yang dimaksud bersifat final adalah bahwa putusan Pengadilan Negeri tersebut bersifat
inkracht atau tidak ada upaya hukum banding, kasasi maupun peninjauan kembali.
Sedangkan yang dimaksud bersifat mengikat bahwa putusan tersebut mengikat para pihak
50
yang bersengketa. Pembatasan waktu 3 (tiga) hari dimaksudkan untuk mempercepat proses
penyampaian berkas permohonan keberatan oleh calon karena pembatasan waktu tersebut.
Pasal 71
Cukup jelas
Pasal 72
Cukup jelas
Pasal 73
Cukup jelas
Pasal 74
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 40
51
MODEL A.1
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2006
TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR TAHUN 2006 BENTUK SALINAN DAFTAR PEMILIH TETAP PILKADES
SALINAN
DAFTAR PEMILIH TETAP PEMILIHAN KEPALA DESA
RT/RW : DESA : KECAMATAN : KABUPATEN : SUMBAWA BARAT PROVINSI : NTB
JENIS KELAMINNO.
URUT NOMOR PEMILIH
NAMA PEMILIH
TEMPAT DAN TANGGAL
LAHIR
UMUR/USIA
STATUS PERKA- WINAN (B/S/P) Lk Pr
ALAMAT / TEMPAT TINGGAL
KETERANGAN2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2
3
4
5
6
7
8
Dst..
Ditetapkan di…………………….
Pada tanggal …………………….
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA : ………………………...
cap Ketua : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………...
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
52
Model. B.1 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR TAHUN 2006 BENTUK FORMULIR KELENGKAPAN CALON KEPALA DESA, TERDIRI DARI :
SURAT PENCALONAN DAN DUKUNGAN
Sesuai dengan ketentuan Pasal ……. Peraturan Daerah Nomor …….Tahun 2006 tentang
…………………………………………….…… bersama ini :
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Menikah/Belum menikah :
Sebagai calon Kepala Desa dengan ini menyatakan bahwa saya menerima dan bersedia mengajukan
diri/*diajukan sebagai calon Kepala Desa ……………. Periode ………..
Dengan bukti Surat Pernyataan Dukungan Pemilih sebanyak _________________ sebagaimana terlampir
dalam surat ini).
Dibuat di ………………………….. pada tanggal ...……………………..
Yang membuat pernyataan
Calon Kepala Desa Materai
(___________________________)
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
53
LAMPIRAN MODEL. B.1
SURAT DUKUNGAN
UNTUK BAKAL CALON KEPALA DESA …………………….
PEMILIHAN KEPALA DESA ………………….
TAHUN ………….
NO NAMA LENGKAP TEMPAT
TANGGAL LAHIR ALAMAT
TANDA
TANGAN
..................., ........20......
Yang membuat pernyataan
Calon Kepala
Materai
..................................
54
MODEL B.2
SURAT PERNYATAAN
TIDAK AKTIF DARI JABATAN SEBAGAI PIMPINAN/ANGGOTA BPD
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. Nama : ...........................................................................................................………..
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………………………………………
c. Jabatan : …………………………………………………………………………………
d. Tempat dan tanggal lahir : …………………………………………………………………..
Lahir/umur : ……………………………………./…………………..tahun
e. Alamat tinggal : ………………………………………………………………………………
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saat pencalonan ini saya tidak aktif dari jabatan sebagai Pimpinan/
Anggota Badan Permusyawaratan Desa ………………………….
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan
syarat pengajuan calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat Nomor ………Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian
Kepala Desa.
Dibuat di ……….……………… pada tanggal ……………………
Yang membuat pernyataan Calon Kepala Desa
Materai
(…………………………..)
55
Model B.3
SURAT PERNYATAAN
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, UMUR DAN PENDIDIKAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS ATAU SEDERAJAT
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. N a m a : ...........................................................................................................………..
b. Jenis kelamin : ...........................................................................................................………..
c. Pekerjaan : …………………………………………………………………………....…..
d. Tempat dan tanggal : ...........................................................................................................………..
lahir/umur / ………….tahun;
e. Alamat tempat tinggal : ...........................................................................................................………..
...........................................................................................................……….
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya :
1. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. berumur ……… tahun;
3. berpendidikan .................................................................................................................................
dengan bukti foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan foto copy ijazah yang telah dilegalisir dari
pejabat yang berwenang sebagaimana terlampir.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal …….. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor …… Tahun
2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Dibuat di …………………….. pada tanggal ..................…….
Yang membuat pernyataan
Calon Kepala Desa
M
6
56
………………………………
aterai
000
Model B.4
SURAT KETERANGAN
PENDUDUK DESA WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Kepala Desa ………………………………………………., menerangkan bahwa :
a. N a m a : ....................................................................................................
b. Jenis kelamin : ....................................................................................................
c. Tempat dan tanggal : ....................................................................................................
lahir/umur /..................tahun;
d. Pekerjaan : …………………………………………………………………
e. Alamat tempat tinggal : ....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
berdasarkan hasil pemeriksaan catatan Kependudukan terhadap calon Kepala Desa atas nama :
............................................................................
adalah Penduduk Desa warga negara Republik Indonesia yang selama 6 bulan berturut-turut telah tinggal di
desa …………..
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, sehingga dapat digunakan sebagai bukti
pemenuhan syarat calon Kepala Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal …… Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor ...... Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
…….., ………….… 20..
Kepala Desa ……………..
Cap
.……………………………
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
57
Model B.5
SURAT PERNYATAAN
TIDAK PERNAH MENGKHIANATI NEGARA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. N a m a : …………………………………………………………….……………………
b. Jenis kelamin : .............................................................................................................. .……….
c. Pekerjaan : …………………………………………………….………………………..…..
d. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................………..
lahir/umur / ………….tahun;
e. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................………..
..............................................................................................................……….
..............................................................................................................……….
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Desa tidak pernah mengkhianati Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti
pemenuhan syarat calon Kepala Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……….. huruf ……. dan huruf
………… Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor ….. Tahun 2006 tentang Pemilihan,
Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Dibuat di ………………………. pada tanggal ……………………
Yang membuat pernyataan Calon Kepala Desa
…………………………
Materai
58
Model B.6
SURAT PERNYATAAN
TIDAK PERNAH MELAKUKAN PERBUATAN TERCELA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. N a m a : ………………………………………………………………………………..….
b. Jenis kelamin : ..............................................................................................................………...
c. Pekerjaan : ……………………………………………………………………………….…..
d. Tempat dan tanggal : ..............................................................................................................………..
lahir/umur / ………….tahun;
f. Alamat tempat tinggal : ..............................................................................................................………...
..............................................................................................................………...
..............................................................................................................………...
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Desa tidak pernah melakukan perbuatan
tercela (perampokan/pencurian/korupsi, pemerkosaan/zina, mabuk-mabukan dan berjudi).
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti
pemenuhan syarat calon Kepala Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal …… huruf …… dan huruf
……….. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor …. Tahun 2006 tentang Pengesahan dan
Pemberhentian Kepala Desa.
Dibuat di ………………………. pada tanggal ……………………
Yang membuat pernyataan
Calon Kepala Desa
……………………………..
Materai
Mengetahui :
Pengurus Mesjid ...................................................
Pimpinan BPD …………………………………
59
Model B.7 Model B.7
SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL
CALON KEPALA DESA
Kepala Desa.............................................................................
Kecamatan .... ......................................... Kabupaten.………………………..... Provinsi………………………
Menerangkan bahwa :
Nama : ................................................................................................................................
Tempat dan tanggal : .................................................................................................................................
lahir/umur : ................................................ .....……................./.................. tahun ;
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)
Pekerjaan : .... ........................................................................................................ …….………
Alamat tempat tinggal : ….. ...................................................................................................... ……………
. ........................................................................................................... …………...;
adalah benar bertempat tinggal di Desa …….….…………….…… Kecamatan ……………………
………………......Kabupaten….………………………….... Provinsi ………………………………….,
dengan Nomor KTP ….....……………………….….
Surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat
calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… huruf ………. Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor ……… Tahun 2006 tentang Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
.................................................
KEPALA DESA
………………………………………
………………………………………..
Cap
Keterangan : *) Coret yang tidak diperlukan.
60
Model B.8
SURAT KETERANGAN TIDAK SEDANG DICABUT HAK PILIHNYA, TIDAK PERNAH DIHUKUM PENJARA
KARENA TINDAK PIDANA MAKAR DAN TIDAK PERNAH DIJATUHI PIDANA PENJARA
Ketua Pengadilan Negeri ..................................... menerangkan bahwa :
a. N a m a : ...........................................................................................................................
b. Jenis kelamin : ...........................................................................................................................
c. Tempat dan tanggal : ...........................................................................................................................
lahir/umur /…………..tahun;
d. Pekerjaan : …………………………………………………………………………….…..
e. Alamat tempat tinggal : ...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
berdasarkan hasil pemeriksaan catatan kriminal, menerangkan dengan sebenarnya bahwa nama calon Kepala
Desa tersebut tidak :
1. sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap;
2. pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana makar, berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tertap;
3. pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
Surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat
calon Kepala Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal …….. huruf ………., Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor …… Tahun 2006 tentang Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
Dibuat di ………………………. pada tanggal ……………………
Ketua Pengadilan Negeri
………………………………
………………………………
Cap
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
61
Model B.9
SURAT KETERANGAN
TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH
Nomor : ………………………
Panitia Pemilihan Kepala Desa ..................................................................................................... ………
Kecamatan..............................................................Kabupaten .............................................................................
propinsi…................................................. ……………………………………………….;
Menerangkan bahwa :
1. Nama : ................................................................................................... ..................... .
2. Tempat dan tanggal : ............................................................................................ ............................. .
lahir/umur .. ……………/..................... ..........tahun;
3. Jenis Kelamin :. Laki-laki/Perempuan *)
4. Pekerjaan : ............................................................................................ ............................ .
5. Alamat tempat tinggal : ............................................................................................ ............................ ..
................................................................................................................
....................................................................................................……… telah terdaftar sebagai pemilih dalam Daftar Pemilih Sementara/Tambahan/Tetap di Desa
......................Kecamatan..................................Kabupaten …………...................................................
Propinsi ……………………………………..........., dengan Nomor Pemilih : .....................
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon Kepala
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal …….. huruf…….. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat
Nomor …… Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
...............................................................
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
Desa …………………….
…………………………...........………..
Cap
Keterangan :
1. Coret yang tidak diperlukan.
62
Model B.10
SURAT PERNYATAAN
BELUM PERNAH MENJABAT SEBAGAI KEPALA DESA SELAMA DUA KALI MASA JABATAN YANG SAMA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
a. N a m a : ………………………………………………………. ......................................
b. Jenis kelamin : ...........................................................................................................................
c. Pekerjaan : ……………………………………………………….. .....................................
d. Tempat dan tanggal : ...........................................................................................................................
lahir/umur ……………………………./ ……….tahun;
e. Alamat tempat tinggal : ...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Kepala Desa belum pernah menjabat sebagai
Kepala Desa selama dua kali masa jabatan yang sama.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagai bukti
pemenuhan syarat calon Kepala Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………. huruf ………Peraturan
Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor …… Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan
Pemberhentian Kepala Desa.
Dibuat di ………………………. pada tanggal ……………………
Yang membuat pernyataan
Calon Kepala Desa
………………………………
Materai
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
63
Model B.11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON KEPALA DESA
1. Nama : ………………………………………………………………………………
2. Tempat & Tanggal Lahir : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Alamat tempat tinggal : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan *)
5. A g a m a : ………………………………………………………………………………
6. Status Perkawinan : a. belum/sudah/pernah kawin *)
b. nama istri/suami : ………………………………….……………………
c. jumlah anak ................................... …………………….. orang.
7. Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
8. Riwayat Pendidikan : a. ……………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………
d. ……………………………………………………………………………
9. Pengalaman Organisasi : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10. Pengalamam Pekerjaan : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
11. Lain-lain : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon
Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… huruf…………. Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor …… Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
………………………………… Calon Kepala Desa Yang membuat pernyataan, ……………………………….
Materai
64
Model B.12
DAFTAR CALON
KEPALA DESA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA…………..
TAHUN………..
NO PAS FOTO NAMA CALON KEPALA DESA 1
2
3
4
4 x 6 Cm
4 x 6 Cm
4 x 6 Cm
4 x 6 Cm
Ditetapkan di……………………. Pada tanggal……………………. PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ………. Ketua : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………... Anggota : ………………………...
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
65
Model C.1 LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR TAHUN 2006 BENTUK FORMULIR SOSIALISASI, TERDIRI DARI :
NAMA TIM SOSIALISASI PEMILIHAN KEPALA DESA
TAHUN ………… Nama Calon Kepala Desa : …………………………………………………………………………………. Nomor Urut : …………………………………………………………………………………. Jumlah Dana Sosialisasi : …………………………………………………………………………………. Bersama ini mengajukan nama tim Sosialisasi calon tersebut, yaitu : 1. Nama lengkap : ………………………………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………………………….
Pekerjaan ………………………………………………………………………………….
2. Nama lengkap : ………………………………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………………………….
Pekerjaan ………………………………………………………………………………….
3. Nama lengkap : ………………………………………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………………………………………….
Pekerjaan ………………………………………………………………………………….
Demikian untuk menjadi maklum
……………………… , ……………. 20 ….. Yang bertanggung jawab/mengajukan …………………………. Catatan : 1. Jumlah nama tim sosialisasi dapat disesuaikan 2. Nama-nama tim sosialisasi wajib dilaporkan ke Komisi Pemilihan Kepala Desa paling lambat 3 hari
sebelum pelaksanaan sosialisasi.
66
Model C.2
PERINGATAN TERTULIS PENGHENTIAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMILIHAN KEPALA DESA………………
Panitia Pemilihan Kepala Desa……………………..untuk pemilihan Kepala Desa 1. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor ……Tahun 2006 tentang Pemilihan,
Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa;
c. Rapat Pleno Komisi Pemilihan Kepala Desa…………..tanggal……..
2. Memutuskan :
Memberikan peringatan tertulis/menghentikan kegiatan sosialisasi Pemilihan Kepala Desa kepada :
Nomor dan nama Calon : .……………………………………………………………………..
Nama Anggota Tim Sosialisasi : 1. .…………………………………………………………………..
2. .…………………………………………………………………..
3. .…………………………………………………………………..
4. dst
Sehubungan dengan telah dinyatakan melanggar ketentuan Sosialisasi Pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal……… Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor ……
Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Desa.
3. Demikian untuk dilaksanakan.
……………………… , ……………. 20 ….. Panitia Pemilihan Kepala Desa Ketua,
…………………………. BUPATI SUMBAWA BARAT,
67
ZULKIFLI MUHADLI LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR TAHUN 2006 BENTUK FORMULIR PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA, TERDIRI DARI : CONTOH MODEL KERTAS SUARA
KERTAS SUARA PEMILIHAN
KEPALA DESA………………… TAHUN………………..
NO1 NO 2 NO 3 NO 4
FOTO CALON
4 X 6 CM
FOTO CALON
4 X 6 CM
FOTO CALON
4 X 6 CM
FOTO CALON
4 X 6 CM
NAMA CALON
NAMA CALON
NAMA CALON
NAMA CALON
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
68
Model D.1
CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA ....................................... TAHUN .................. Komisi Pemilihan Kepala Desa : ………………………………………………………………….………….
Kecamatan : ………………………………………………………………….………….
Kabupaten : ………………………………………………………………….………….
Provinsi : ………………………………………………………………….………….
I. Catatan Rekapitulasi Data Pemilih dan TPS
No. URAIAN REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH 1 2 3
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1. Jumlah pemilih terdaftar yang menggunakan hak pilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
2. Jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap
3. Jumlah Pemilih Terdaftar
II. Catatan Rekapitulasi Penggunaan Surat Suara di TPS dalam wilayah PPS
No. URAIAN JUMLAH SURAT SUARA
1 2 3 1. Jumlah surat suara yang rusak/keliru dicoblos
2. Jumlah surat suara yang tidak terpakai
3. Jumlah surat suara terpakai berisi suara sah 4. Jumlah surat suara terpakai berisi suara tidak sah
5. Jumlah surat suara (Jumlah 1 + 2 + 3 + 4).
……………, ………………………….20…….
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA KETUA,
(……………………………………..)
69
Model D.2
BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN KEPALA DESA Pada hari ini ………………. tanggal …………… bulan ………………….………… tahun ……. Panitia Pemilihan Kepala Desa mengadakan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Kepala Desa dalam rapat Panitia Pemilihan Kepala Desa, dihadiri oleh saksi calon Kepala Desa, dan anggota masyarakat bertempat di : Desa : ………………………………………….
Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : I. Mencatat hal-hal sebagai berikut : a. Jumlah pemilih dalam salinan daftar pemilih tetap; b. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap; c. Jumlah pemilih terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih; d. jumlah surat suara yang dicetak (termasuk cadangan); e. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos; f. jumlah surat suara tidak terpakai; g. jumlah surat suara terpakai yang terdiri dari suara sah dan suara tidak sah. 2. Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara dengan menghitung perolehan suara masing-masing
calon Kepala Desa. 3. Keberatan/kejadian khusus yang diajukan oleh saksi, terlampir .... Demikian Berita Acara dibuat dalam …… ( …………………..) rangkap yang masing-masing rangkap ditandatangani oleh Ketua, dan anggota Komisi Pemilihan Kepala Desa serta saksi calon Kepala Desa yang hadir. Berita Acara ini dilampiri : 1. Catatan Pelaksanaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa. 2. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Rekapitulasi
Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa.
Masing-masing rangkap Berita Acara disampaikan kepada : 1. 1 (satu) rangkap untuk Bupati untuk Pengesahan Pengangkatan calon; 2. 1 (satu) rangkap untuk Camat; 3. 1 (satu) rangkap untuk Saksi calon.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
NO N a m a Tanda Tangan
1. Ketua ……………………………. ( …………………………)
2. Anggota ……………………………. ( …………………………)
3. Anggota ……………………………. ( …………………………)
4. Anggota ……………………………. ( …………………………)
5. Anggota ……………………………. ( …………………………)
70
Saksi-saksi dari calon Kepala Desa NO
N a m a
Saksi dari nomor urut calon Kepala Desa
Tanda tangan
1. ………………... …………………………. ……………………
2. ………………... …………………………. ……………………
3. ………………... …………………………. ……………………
4. ………………... …………………………. ……………………
5. ………………... …………………………. ……………………
71
Model D.3
BERITA ACARA PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN KEPALA DESA Pada hari ini ………… tanggal …………… bulan …………... tahun dua ribu ………., Panitia Pemilihan Kepala Desa (Panitia Pilkades) melaksanakan rapat pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa yang dihadiri oleh saksi calon, dan warga masyarakat bertempat di : Desa : …………………………………………. Kecamatan : …………………………………………. Kabupaten : …………………………………………. Provinsi : …………………………………………. Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut : I. Pemungutan Suara
A. Persiapan (Pukul 06.00 s/d 07.00) 1. pemeriksaan TPS, pemasangan Daftar Calon Kepala Desa, meletakkan bilik suara dan kotak
suara sesuai dengan tempat yang telah ditentukan; 2. pemanggilan pemilih untuk memasuki TPS, sebanyak tempat duduk yang disediakan;dan 3. penerimaan saksi sesuai dengan surat mandat dari Tim Pelaksana Kampanye.
B. Pelaksanaan pemungutan suara (Pukul 07.00 s/d 13.00): 1. Ketua Panitia Pilkades membuka Rapat Pemungutan Suara pada pukul 07.00; 2. pengucapan sumpah/janji Anggota Panitia Pilkades, dipandu oleh Ketua Panitia Pilkades; 3. pembukaan kotak suara, pengeluaran seluruh isi kotak suara, pengidentifikasian jenis dokumen
dan peralatan serta penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan; 4. Ketua Panitia Pilkades mengumumkan jumlah pemilih yang tercantum dalam salinan daftar
pemilih tetap untuk TPS; dan 5. Ketua Panitia Pilkades memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara/pemberian
suara kepada pemilih yang hadir. C. Pemberian suara oleh pemilih berdasarkan prinsip urutan kehadiran. D. Pada pukul 13.00 Ketua Panitia Pilkades mengumumkan rapat pemungutan suara telah selesai dan
dilanjutkan dengan rapat penghitungan suara. II. Penghitungan Suara (mulai pukul 13.00 s/d ………)
A. Persiapan sebelum pelaksanaan penghitungan suara Panitia Pilkades melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. mengumumkan dan mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara dan yang tidak
memberikan suara berdasarkan salinan Daftar Pemilih Tetap; 2. mengumumkan dan mencatat jumlah surat suara yang tidak terpakai, surat suara yang
dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos serta penggunaan surat suara tambahan;dan
3. memasang catatan hasil perolehan suara untuk tiap Calon Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara .
B. Pelaksanaan penghitungan suara. Panitia Pilkades melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. membuka kotak suara, menghitung, meneliti dan mencatat jumlah surat suara yang digunakan
oleh pemilih; 2. mengumumkan dan mencatat surat suara sah yang diperoleh masing-masing calon Kepala
Desa;dan 3. mengumumkan dan mencatat surat suara yang tidak sah.
III. A. Lampiran Berita Acara :
1. Catatan Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Untuk Pemilihan Kepala Desa; 2. Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Calon Kepala Desa;
72
3. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa;
4. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara;
5. Penggunaan Surat Suara Cadangan Dalam Pemungutan Suara;
B. Lampiran Berita Acara sebagaimana dimaksud huruf A merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
IV. Penyampaian Berita Acara dan Lampiran : A. Berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS beserta lampirannya dibuat 3 (tiga)
rangkap : 1. 1 (satu) rangkap untuk Bupati; 2. 1 (satu) rangkap untuk Camat 3. 1 (satu) rangkap untuk BPD;dan 4. …. ( ……………) rangkap untuk masing-masing saksi calon Kepala Desa yang hadir.
B. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa selain hal tersebut pada huruf A, dibuat
2 (dua) rangkap untuk : 1. Pengumuman di Desa; 2. Komisi Pemilihan Kepala Desa untuk diarsipkan.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
NO NAMA TANDA TANGAN
1. Ketua ……………………………. ( …………………………)
2. Anggota ……………………………. ( …………………………)
3. Anggota ……………………………. ( …………………………)
4. Anggota ……………………………. ( …………………………)
5. Anggota ……………………………. ( …………………………)
6. Anggota ……………………………. ( …………………………)
7. Anggota ……………………………. ( …………………………)
SAKSI-SAKSI DARI CALON KEPALA DESA
N a m a
Saksi dari Nomor Urut calon Kepala Desa
Tanda tangan
1. ………………... …………………………. ………………………...
2. ………………... …………………………. ………………………...
3. ………………... …………………………. ………………………...
4. ………………... …………………………. ………………………...
5. ………………... …………………………. ………………………...
73
Model D.4
CATATAN PELAKSANAAN
PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………...................................…………………………. Desa : ………………...................................…………………………. Kecamatan : ………………...................................…………………………. Kabupaten : ………………...................................…………………………. Provinsi : ………………...................................…………………………. A. Data Pemilih
KETERANGAN NO. URAIAN LAKI-
LAKI PEREMPUAN JUMLAH (3 + 4)
1 2 3 4 5
1. Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap
150 150 300
2. Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan Salinan Daftar Pemilih Tetap
150 130 280
3. Jumlah Pemilih yang tidak menggunakan hak pilih
10 10 20
B. Pengadaan dan Penggunaan Surat Suara
NO URAIAN JUMLAH 1 2 3 1. Surat suara keseluruhan (termasuk cadangan) 307
2. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos. 10
3. Surat suara yang tidak terpakai. 13
4. Surat suara yang terpakai 284 C. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah
NO URAIAN JUMLAH 1 2 3 1. Surat suara sah untuk seluruh calon Kepala Desa
2. Surat suara tidak sah.
Jumlah ( angka 1 + 2 )
……………………………………. 20……
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA KETUA,
(……………………)
74
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
UNTUK CALON KEPALA DESA
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : .................................................……………………………………….
Desa : .................................................……………………………………….
Kecamatan : .................................................……………………………………….
Kabupaten : .................................................……………………………………….
Provinsi : .................................................………………………………………. A. SUARA SAH (Diisi dari Huruf A Model C 2-KWK)
No.
NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH *)
PEROLEHAN SUARA SAH CALON KEPALA DESA
2 3 Tulis dengan angka = …………………………………………
1. Tulis dengan huruf = ……………………………………………..
………………….. Tulis dengan angka = …………………………………………
2. Tulis dengan huruf = ……………………………………………..
……………………………… Tulis dengan angka = …………………………………………
3. Tulis dengan huruf = ……………………………………………..
……………………………… Tulis dengan angka = …………………………………………
4. Tulis dengan huruf = ……………………………………………..
Jumlah Perolehan Suara Sah untuk Seluruh Calon
Tulis dengan angka = …………………………… Tulis dengan huruf = …………………………….
B. SUARA TIDAK SAH
No.
URAIAN
JUMLAH SUARA TIDAK SAH
1 2 3 Tulis dengan angka = ………………………………………… SUARA TIDAK SAH Tulis dengan huruf = ……………………………………………… …………………………………………………………………….
Model D.5
75
Catatan : Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dan huruf dalam kolom 3, dicoret angka dan huruf yang salah, kemudian angka dan huruf yang benar diperbaiki dan harus diparaf oleh Ketua Panitia Pilkades.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
NO Nama Tanda tangan
1. Ketua ……………………………. ( …………………………)
2. Anggota ……………………………. ( …………………………)
3. Anggota ……………………………. ( …………………………)
4. Anggota ……………………………. ( …………………………)
5. Anggota ……………………………. ( …………………………)
Saksi-saksi dari pasangan calon Kepala Desa
N a m a Saksi dari Nomor Urut calon Kepala
Desa
Tanda tangan
1. ………………... …………………………. ………………………...
2. ………………... …………………………. ………………………...
3. ………………... …………………………. ………………………...
4. ………………... …………………………. ………………………...
5. ………………... …………………………. ………………………...
76
Model D.6
PERNYATAAN KEBERATAN SAKSI DAN KEJADIAN KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA
DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………………………………………….…………..
Desa : ………………………………………………………….…………..
Kecamatan : ………………………………………………………….…………..
Kabupaten : ………………………………………………………….…………..
Provinsi : ………………………………………………………….…………..
Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut :
Kejadian khusus (peristiwa yang tidak wajar) berupa gangguan terhadap jalannya pemungutan suara dan
penghitungan suara
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………
*) Catatan : Ada atau tidak ada keberatan agar dicatat
77
Model D.7
CATATAN PEMBUKAAN KOTAK SUARA,
PENGELUARAN ISI, IDENTIFIKASI JENIS DOKUMEN, DAN PENGHITUNGAN JUMLAH SETIAP JENIS DOKUMEN UNTUK
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
Kelengkapan administrasi untuk pemungutan suara dan penghitungan suara yang diterima dari PPS :
NO. URAIAN KETERANGAN
1. Surat suara Pemilihan Kepala Desa …………lembar
2. Formulir-formulir ………… set
3. Alat pencoblos dan alas pencoblosan ………… set
6. Lem/perekat ………….buah
7. Kantong Plastik ………….buah
8. Karet pengikat surat suara ………….buah
9. Spidol ………….buah
10. Tanda khusus/ tinta/cat ………….buah
11. Ballpoint ………….buah
…………………..20……
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
KETUA,
(…….....................…)
78
Model D.8
PENGGUNAAN SURAT SUARA CADANGAN
DALAM PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pada hari ini …………..…… tanggal ………..………… bulan …………………..…… Tahun …………….,
Panitia Pemilihan Kepala Desa dalam pemungutan dan penghitungan suara di :
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ……………………….…………………………………….
Desa : ……………..…………….……………..………………….
Kecamatan : ……………………….….…..……………………………..
Kabupaten : ……………………………………………………………..
Provinsi : ……………………………………………………………..
Telah menggunakan surat suara pemilihan Kepala Desa cadangan sebanyak ........ ( …………………………)
lembar untuk mengganti surat suara yang keliru memilih pilihannya serta surat suara yang rusak.
……………. , ……………….20….
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
KETUA,
(………………………………)
79
Model D.9
SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan Kepala Desa di TPS …………, Desa ……………………………., Kecamatan ……………………………… diberitahukan kepada : 1. Nama Pemilih .…………………………………………….., 2. Nomor urut dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap ………….., atau 3. Nomor Kartu Pemilih (NKP)/ Nomor Induk Kependudukan (NIK) …..…………………… untuk memberikan suara pada : H a r i/Tanggal : …………………………… Pukul : 07.00 s/d 13.00 Tempat/Alamat TPS : …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….
……………., ………………… 2004
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA K E T U A
(………………………………..) Catatan : 1. Surat pemberitahuan, agar dibawa pada hari dan tanggal tersebut diatas. 2. Pelaksanaan penghitungan suara dilaksanakan setelah pukul 13.00 sampai dengan selesai. 3. Pemilih yang menyandang cacat, diberi kemudahan dalam memberikan suara dapat dibantu oleh
pendamping pemilih dengan melaporkan kepada Ketua Komisi Pemilihan Kepala Desa.
TANDA TERIMA
Telah disampaikan surat pemberitKepala Desa kepada : Nama Pemilih : ……………… TPS/Desa/Kelurahan : ………………
Potong disini
ahuan waktu dan tempat pemungutan suara dari Panitia Pemilihan
………………………………………………………
……………………………………………………..
…………………….., ………………………. 20…..
Yang menerima
( ……………………………………….. )
80
Model D.10
SURAT PERNYATAAN PENDAMPING PEMILIH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : ……………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………….
Atas permintaan pemilih :
N a m a : ……………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………….
menyatakan bersedia membantu mendampingi pemilih tersebut dalam memberikan suara Pemilihan calon
Kepala Desa dan bersedia menjaga kerahasiaan pilihan pemilih tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata terbukti
melanggar pernyataan ini, saya bersedia menerima segala tuntutan hukum.
………………….………., ………………… 20….
Yang membuat pernyataan
(………………………………..)
81
Model D.11
SURAT PENGANTAR
Kepada : Yth. ……………… di - …………………………
Perihal : Penyampaian Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara di TPS.
Bersama ini disampaikan Berita Acara beserta lampiran dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di :
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : ………………………….................................................……………… Desa : ………………………….................................................……………… Kecamatan : ………………………….................................................……………… Kabupaten : ………………………….................................................……………… Provinsi : ………………………….................................................………………
Jenis kelengkapan administrasi dan formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara, terdiri dari : A. 1. Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa di Tempat
Pemungutan Suara beserta lampiran : a. Catatan Pelaksanaan Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara
(Model C 1 – KWK); b. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Untuk Tiap Calon Kepala Desa di Tempat Pemungutan
Suara (Lampiran Model C 1 – KWK); c. Catatan Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Calon Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara
(Model C 2 – KWK) ukuran besar; d. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara (Model C 3 – KWK);
e. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa di Tempat Pemungutan Suara ( Model C 4 – KWK);
f. Penggunaan Surat Suara Tambahan Yang Digunakan Sebagai Cadangan di Tempat Pemungutan Suara (Model C 5 – KWK);
2. Seluruh surat suara (terpakai, tidak terpakai, keliru dicoblos dan rusak) 3. Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara ( Model C 6 - KWK) 4. Surat Pernyataan Pendamping Pemilih (Model C 7 – KWK)
YANG MENYERAHKAN KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA
(………………………………………) NAMA JELAS
……………………….., ……………………. 20…… YANG MENERIMA
PANITIA PEMUNGUTAN SUARA
(………………………………………) NAMA JELAS
Catatan : a. Lembar 1 untuk Bupati; b. Lembar 1 untuk Panitia Pilkades BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
82
LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR TAHUN 2006
BENTUK DRAF KEPUTUSAN DAN PERATURAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA, TERDIRI DARI :
DRAFT 1
KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA……….
NOMOR ……… TAHUN .............
TENTANG
TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
TAHUN ...........
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ………..,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pemilihan Kepala Desa sesuai ketentuan Pasal …….
ayat …… Peraturan Daerah Nomor………Tahun ……… tentang Pemilihan,
Pengangkatan Pengesahan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, berkenaan
dengan masa persiapan dan pelaksanaan, perlu menetapkan tahapan, program dan
jadwal waktu penyelenggaraan pemilihan kepala desa tahun ………
b. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Panitia
Pemilihan Kepala Desa ………… tentang tahapan, program dan jadwal waktu
penyelenggaraan pemilihan kepala desa tahun……..;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Peraturan Daerah Nomor ......... Tahun ....... tentang Pemilihan, Pengesahan
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Tahun 2005
Nomor ......., Tambahan Lembaran Daerah Nomor ..........);
Memperhatikan
: 1. Surat Pimpinan BPD Desa ……… Nomor ………. Perihal ……… (pemberitahuan
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa vide Pasal ....... ayat (.....) huruf
.......Peraturan Daerah Nomor Tahun ..............) ;
2. Keputusan Rapat Pleno Panitia Pemilihan Kepala Desa ……… tanggal ……………;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ………… TENTANG
TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL WAKTU PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN KEPALA DESA TAHUN ……...
83
Pasal 1
Kegiatan penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah meliputi:
Masa Persiapan;
1. Tahap Pelaksanaan; dan
2. Penyelesaian.
Pasal 2
Kegiatan Masa Persiapan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 1, meliputi:
1. Pemberitahuan BPD ………kepada Koordinator Pemilihan Kepala Desa………. mengenai berakhirnya
masa jabatan Kepala Desa;
2. Perencanaan penyelenggaraan meliputi penyusunan petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa, meliputi :
a. pengaturan :
1) tahapan, program dan jadwal waktu penyelenggaraan pemilihan kepala desa;
2) struktur organisasi dan tata kerja Panitia Pemilihan Kepala Desa;
3) petunjuk pelaksanaan pendaftaran pemilih;
4) tata cara pencalonan calon Kepala Desa;
5) pedoman, tata cara, dan jadwal pelaksanaan sosialisasi;
6) tata cara pemungutan dan penghitungan suara di TPS; dan
b. penetapan :
1) hari dan tanggal pemungutan suara calon kepala desa;
2) jumlah pemilih terdaftar dalam Pilkades;
3) nomor urut calon Kepala Desa;
4) bahan, bentuk, format, dan ukuran surat suara serta kelengkapan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara dalam pemilihan Kepala Desa;
5) jumlah kartu panggilan, dan jenis formulir untuk pendaftaran pemilih, pencalonan, kampanye,
pemungutan dan penghitungan suara dan penetapan calon Kepala Desa terpilih;
6) pengumuman calon Kepala Desa terpilih;
3. Sosialisasi informasi/pendidikan pemilih kepada masyarakat;
4. Simulasi pengolahan data penghitungan suara;
5. Rapat Koordinasi Panitia Pemilihan Kepala Desa.
6. Proses administrasi pengadaan dan pendistribusian, meliputi :
a. surat suara;
b. formulir-formulir pendaftaran pemilih, pencalonan, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara,
dan penetapan calon terpilih; dan
c. alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara.
7. Pelaksanaan pengadaan dan pendistribusian sebagaimana dimaksud pada angka 6 sesuai dengan tahapan
pemilihan.
Pasal 3
Kegiatan Tahapan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2, meliputi :
1. Penetapan Pemilih.
84
a. Pemuktahiran dan validasi daftar pemilih ;
b. Penyusunan daftar pemilih tambahan;
c. Penyusunan daftar pemilih sementara;
d. Penetapan dan pengumuman daftar pemilih sementara;
e. Penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap; dan
f. Penyampaian tanda bukti terdaftar
2. Pencalonan
a. Pengumuman pendaftaran calon Kepala Desa;
b. Pengambilan formulir pendaftaran calon Kepala Desa oleh Tim Kampanye atau Calon;
c. Pendaftaran dan penyerahan surat pencalonan calon Kepala Desa ke Panitia Pemilihan Kepala Desa
beserta lampirannya, serta pendaftaran tim sosialisasi;
d. Penelitian terhadap surat pencalonan beserta lampirannya meliputi penelitian kelengkapan dan
keabsahan administrasi pencalonan, serta klarifikasi pada instansi yang berwenang memberikan
keterangan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa;
e. Pengumuman dan penyampaian hasil penelitian kepada Tim Sosialisasi atau atau calon Kepala Desa
oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa;
f. Kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat kelengkapan beserta lampirannya;
g. Penelitian ulang terhadap surat pencalonan beserta lampirannya; dan
h. Penetapan, Penentuan Nomor Urut, dan Pengumuman calon Kepala Desa.
3. Kampanye.
a. Pertemuan Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan tim sosialisasi calon Kepala Desa mengenai jadwal
dan bentuk sosialisasi;
b. Penetapan lokasi pemasangan alat peraga untuk pelaksanaan sosialisasi;
c. Pengaturan pemasangan iklan pada media cetak dan elektronik;
d. Pengaturan pengamanan sosialisasi dan masa tenang; dan
e. Monitoring sosialisasi.
4. Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara.
a. Persiapan.
1) Penyampaian surat suara beserta perlengkapan untuk pemungutan suara dan penghitungan suara
di TPS;
2) Pengumuman dan pemberitahuan tempat dan waktu pemungutan suara ;
3) Penyiapan TPS dan penerimaan surat mandat dari saksi calon; dan
4) Pidato Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa ……….. menjelang pemungutan suara.
b. Pelaksanaan :
1) Pemilihan calon Kepala Desa, dengan kegiatan :
a) Pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS;
b) Penyusunan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa;
c) Penetapan dan Pengumuman hasil pemilihan calon Kepala Desa terpilih;
d) Penyampaian berita acara penetapan calon Kepala Desa terpilih oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa kepada Bupati, Camat dan BPD Desa;
85
e) Berita acara penetapan hasil pemilihan calon Kepala Desa terpilih diusulkan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat, untuk diproses pengesahan dan
pengangkatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
f) Pelantikan dan sumpah/janji Kepala Desa.
Pasal 4
Apabila dilakukan pemilihan putaran kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal ….. ayat (….) Peraturan
Daerah Nomor ….. Tahun ……., kegiatan tahapan pemilihan putaran kedua adalah sebagaimana terlampir
bersama Peraturan ini.
Pasal 5
Kegiatan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3, meliputi:
1. Laporan Panitia Pemilihan Kepala Desa ke Bupati dan BPD..
2. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengawasan hasil pelaksanaan pemilihan Kepala Desa tahun
……..
3. Pertanggungjawaban anggaran pemilihan Kepala Desa Tahun ……..
4. Pembubaran Panitia Pemilihan Kepala Desa.
Pasal 6
Program dan Jadwal Waktu Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Tahun …… sebagaimana
terlampir dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 7
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………… pada tanggal ………………
KETUA,
……………………………………………
86
LAMPIRAN DRAF 1
TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL WAKTU
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
JADWAL WAKTU NO PROGRAM/KEGIATAN
MULAI SELESAI KETERANGAN
I. PERSIAPAN 7 Hari
1. Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa
2. Pembentukan Panitia Pilkades dan
pemberitahuan BPD kepada Panitia Pilkades mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala Desa
Dilaksanakan oleh BPD Desa (3 bulan sebelum masa jabatan Kepala Desa berakhir)
3. Penyusunan Juklak/Juknis 7 hari 7 Hari
a. Tata cara pendaftaran pemilih untuk pemilihan Kepala Desa
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
b. Tata cara pencalonan pemilihan Kepala Desa
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
c. Tata cara kampanye dalam pemilihan Kepala Desa
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
d. Tata cara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
e. Tata cara penghitungan suara
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
f. Tata cara penetapan hasil pemilihan Kepala Desa
Peraturan Panitia Pilkades mengacu pada Perda
4. Sosialisasi informasi/pendidikan pemilih kepada masyarakat.
7 7 Hari
5. Rapat Kerja Panitia Pilkades 1 hari
Dihadiri oleh Panitia Pilkades dan lembaga-lemabag desa
II. PELAKSANAAN 7 Hari 7 Hari
5. Pemutakhiran data pemilih/penetapan pemilih
a. Pengambilan Data
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
b. Penyusunan Daftar Pemilih Sementara,
Pemilih Baru serta Pemilih Tambahan dan pengumuman.
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
c. Tanggapan masyarakat terhadap daftar pemilih sementara.
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
d. Koreksi dan perbaikan Daftar Pemilih
Sementara, pencatatan pemilih baru dan Daftar Pemilih Tambahan
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades dibantu perangkat desa
e. Penetapan dan pengumuman Daftar Pemilih Tetap
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
87
JADWAL WAKTU NO PROGRAM/KEGIATAN
MULAI SELESAI KETERANGAN
f. Penyampaian Kartu Panggilan
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades dibantu Perangkat Desa
g. Penyusunan Salinan Daftar Pemilih Tetap
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
6. Pencalonan 7 hari 7 Hari
a. Pengumuman Calon Kepala Desa oleh Tim
Pendukung dan Pengambilan Formulir Calon
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
b. Pendaftaran Calon Kepala Desa oleh Tim Pendukung/calon
Dilaksanakan oleh Tim
pendukung/calon
c. Penelitian administratif syarat calon Kepala Desa
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
d. Penyampaian/pemberitahuan hasil penelitian
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
e. Perbaikan kelengkapan/syarat calon Kepala Desa
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
f. Penelitian ulang kelengkapan dan perbaikan persyaratan calon
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
g. Pengumuman calon
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
h. Penetapan, Penentuan Nomor Urut dan
Pengumuman Calon Kepala Desa aerah dan Wakil Kepala Daerah
Keputusan Panitia
Pilkades
7. Pengadaan kelengkapan surat suara, formulir berita acara 7 Hari 7 Hari
8. Kampanye 7 Hari 7 Hari
a. Pertemuan antar peserta pemilihan tentang pelaksanaan kampanye
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
b. Pemberitahuan Tim Kampanye
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
c. Kampanye
Dilaksanakan oleh Tim Kampanye
d. Masa Tenang
Tidak ada kegiatan kampanye
9. Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara 3 Hari 3 Hari
a. Persiapan
1) Pengecekan persiapan pemungutan suara di lokasi
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
2) sosialisasi
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades
3) Pengumuman dan pemberitahuan tempat dan waktu pemungutan suara
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades & perangkat desa
4) Penyiapan Tempat pemungutan suara
Dilaksanakan oleh Panitia Pilkades, perangkat desa dan masyarakat.
88
JADWAL WAKTU NO PROGRAM/KEGIATAN
MULAI SELESAI KETERANGAN
b. Pelaksanaan
2 Hari 2 Hari
1) Pemungutan suara dan penghitungan
suara serta penyusunan sertifikat hasil penghitungan suara:
Hari – H
2) Penetapan dan Pengumuman hasil Pemilihan Kepala Desa
Bila ada jumlah suara terbanyak sama dilaksanakan Tahap II
III. PENYELESAIAN 7 Hari 7 hari
1. Laporan Panitia Pilkades ke BPD
Laporan ditanda tangani oleh Ketua Panitia Pilkades
2. Laporan Panitia Pilkades ke Camat dan Bupati
Laporan ditanda tangani oleh Ketua Panitia Pilkades
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
4. Pertanggungjawaban Anggaran pemilihan Kepala Desa
Dilaksanakan oleh
Panitia Pilkades
5. Pembubaran Panitia Pilkades
SK BPD
Ditetapkan di : pada tanggal :
KETUA,
……………………………..
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
89
DRAF 2
KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA …..
NOMOR . . . TAHUN ………
TENTANG
HARI DAN TANGGAL PEMUNGUTAN SUARA
PEMILIHAN KEPALA DESA
TAHUN ...........
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ..... ,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ..... ayat (.......) dan ayat (........) Peraturan
Daerah Nomor . . . Tahun ...... tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan
Pemberhentian Kepala Desa dan Pasal . . . Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . .
Nomor . . . Tahun ........ tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Desa, perlu menetapkan hari dan tanggal pemungutan suara pemilihan
pasangan calon Kepala Desa Tahun ..........dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala
Desa . . . ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Keputusan Komisi Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ..... tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . tanggal . . . . ;
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
KESATU : Menetapkan hari dan tanggal pemungutan suara pemilihan Kepala Desa Tahun .........
KEDUA : Hari dan tanggal pemungutan suara pemilihan calon Kepala Desa Tahun .............
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU diselenggarakan paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum masa jabatan Kepala Desa berakhir dan dilakukan pada hari libur atau hari
yang diliburkan.
90
KETIGA : Hari dan tanggal pemungutan suara pemilihan calon Kepala Desa Tahun ...............
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, dilakukan pada hari . . . tanggal . . dan
diumumkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . .
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di . . . pada tanggal . . .
KETUA ............................................
91
DRAF 3 KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA………………. NOMOR . . ./KEP/KOMDES/TAHUN………….
TENTANG PENETAPAN CALON KEPALA DESA MENJADI PESERTA PEMILIHAN KEPALA DESA
TAHUN ………. PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA..... ,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal …….Peraturan Daerah Nomor . . . Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa dan Pasal . . . Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun.........., perlu menetapkan calon Kepala Desa menjadi peserta pemilihan Kepala Desa Tahun.........dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
2. Peraturan Daerah Nomor........Tahun......tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah................);
3. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ..... tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa;
4. Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ...... tentang Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Pemilih Pemilihan Kepala Desa Tahun ......
Memperhatikan : 1. Berita Acara Hasil Penelitian Syarat Pengajuan Calon dan Syarat Calon Penetapan Pasangan Kepala Desa dalam Pemilihan Kepala Desa Tahun ........ oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa ) . . . ;
2. Keputusan Rapat Pleno Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . tanggal . . . . ;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Menetapkan calon Kepala Desa menjadi peserta pemilihan Kepala Desa Tahun ......... KEDUA : calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun ..... sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU, tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA : Nama calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun.........sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA, diumumkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa.......... KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada calon Kepala Desa untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di . . . pada tanggal . . .
KETUA
............................................
92
Lampiran : Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Desa . . . . . Nomor : Tanggal :
PENETAPAN PASANGAN CALON KEPALA DESA MENJADI PESERTA PEMILIHAN KEPALA DESA
PEMILIHAN TAHUN .............
NAMA CALON KEPALA DESA KETERANGAN
1 2
Ditetapkan di . . . . . pada tanggal . . . . .
KETUA,
……………………………………….
93
DRAF 4
KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA……………….
NOMOR . . ./KEP/KOMDES/TAHUN…………. TENTANG
PENETAPAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA TAHUN ……….
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA..... ,
Menimbang : a. bahwa pasangan calon Kepala Desa sebagai peserta pemilihan Kepala Desa Tahun .......
telah ditetapkan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . ./KEP/KOMDES/ TAHUN ............;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ...... Peraturan Daerah Nomor . . . Tahun ....... serta Pasal . . . Peraturan Komisi Pemilihan Kepala Desa . . . . Nomor . . . Tahun ......, nomor urut pasangan calon Kepala Desa sebagai peserta pemilihan Kepala Desa Tahun ........ dilakukan melalui undian oleh Komisi Pemilihan Kepala Desa . . . . dan dihadiri oleh seluruh calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun .........;
c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan nomor urut calon Kepala Desa menjadi peserta pemilihan Kepala Desa Tahun ......... dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
2. Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa. . . Nomor . . . Tahun ....... tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa;
3. Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ..... Tentang ..........Tahun 2005;
4. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun..... tentang Penetapan Calon Kepala Desa Menjadi Peserta Pemilihan Kepala Desa Tahun ..........;
Memperhatikan : 1. Berita Acara penetapan calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa . . .; 2. Hasil undian nomor urut calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun .......
tanggal . . . . .;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Menetapkan nomor urut calon Kepala Desa menjadi peserta pemilihan Kepala Desa Tahun
…….. KEDUA : Nomor urut calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun …… sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU, tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA : Nomor urut dan nama calon Kepala Desa peserta pemilihan Kepala Desa Tahun ……..
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, digunakan untuk : a. bahan penyusunan daftar calon Kepala Desa; b. bahan pengumuman oleh Komisi Pemilihan Kepala Desa . . . ; c. bahan penyusunan/pencetakan surat suara pemilihan Kepala Desa.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
94
SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada pasangan calon Kepala Desa yang bersangkutan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di . . . pada tanggal . . .
KETUA
............................................
95
Lampiran : Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa Desa : Nomor : Tanggal :
NOMOR URUT DAN NAMA CALON KEPALA DESA MENJADI PESERTA PEMILIHAN KEPALA DESA TAHUN ..............
NOMOR URUT
NAMA CALON KEPALA DESA
KETERANGAN
1 2 3
1.
2.
3.
4.
H. Wiranto, SH Ir. H. Salahuddin Wahid Hj. Megawati Soekarno Putri KH. Ahmad Hasyim Muzadi Prof. DR. H.M. Amien Rais DR. Ir. H. Siswono Yudo Husodo H. Susilo Bambang Yudhoyono Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla DR. H. Hamzah Haz H. Agum Gumelar, M.Sc
Calon Kepala Desa
Calon Kepala Desa
Calon Kepala Desa
Calon Kepala Desa
Calon Kepala Desa
Ditetapkan di . . . . . . pada tanggal . . . . . .
KETUA,
…………………………………………………….
96
DRAFT 5 KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ……………….
NOMOR ………………..TAHUN TENTANG
PENETAPAN DAN PENGUMUMAN HASIL REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DESA
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .........,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Diktum KEEMPAT dan KELIMA Keputusan Panitia
Pemilihan Umum Nomor ............................... menyatakan bahwa calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai pemenang;
b. bahwa rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilaksanakan dalam rapat pleno Panitia Pemilihan Kepala Desa yang dihadiri oleh saksi calon Kepala Desa;
c. bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal ....... Peraturan Daerah Nomor....Tahun.....tentang............., perlu menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Kepala Desa dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
2. Peraturan Daerah Nomor........Tahun......tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah................)
3. Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ..... tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa;
4. Peraturan Panitia Pemilihan Kepala Desa . . . Nomor . . . Tahun ...... tentang Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Pemilih Pemilihan Kepala Desa Tahun ......
Memperhatikan : 1. Surat Pimpinan BPD Desa …….. Nomor ……… Perihal ………(pemberitahuan
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa vide Pasal ….. ayat (….) Peraturan Daerah No Tahun……….) ;
2. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Kepala Desa ………………….. tanggal ……………….
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KESATU : Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Kepala Desa. KEDUA : Penetapan dan pengumuman hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU didasarkan pada Berita Acara Nomor : …………………… tanggal …………………… tentang Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Desa sebagaimana terlampir bersama Keputusan ini, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KETIGA : Berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Berita Acara Nomor : …………………….., jumlah perolehan suara sah untuk seluruh calon Kepala Desa adalah …….. (……………………………………………………), dengan rincian perolehan suara sah untuk masing-masing calon Kepala Desa, dengan nomor urut :
1. ………………………………., dengan perolehan suara sah (memperoleh suara terbanyak . . . . . . . . . . . . . . . . . . ); 2. ……………………………………, dengan perolehan suara (memperoleh suara terbanyak . . . . . . . . . . . . . . . . . . );
97
3. ………………………………….., dengan perolehan suara (memperoleh suara terbanyak . . . . . . . . . . . . . . . . . . ); 4. dst ;
KEEMPAT : Berdasarkan ketentuan Diktum KETIGA, calon Kepala Desa yang memperoleh suara
terbanyak dan ditetapkan sebagai Kepala Desa terpilih dalam pemilihan Kepala Desa, adalah …………….. ……………………
KELIMA : Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, bersumpah atau berjanji dengan sungguh-sungguh dan dilantik oleh Camat atas nama Bupati sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor…….. Tahun ……..
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Bupati Kabupaten Sumbawa Barat 2. Camat………. ; 3. Badan Perwakilan Desa ; 4. Pemerintah Desa 5. Kepala Desa terpilih
Ditetapkan di ………………… pada tanggal ……………….. KETUA, ……………………………..
BUPATI SUMBAWA BARAT, ZULKIFLI MUHADLI
98