96
PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Deden Fajar Badruzzaman NIM : 104046101576 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

SANTRI

DI PONDOK PESANTREN

(Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman Parung, Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Deden Fajar Badruzzaman

NIM : 104046101576

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

SANTRI

Page 2: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

DI PONDOK PESANTREN

(Studi Kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman Parung, Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Deden Fajar Badruzzaman

NIM : 104046101576

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

H. Abdul Wahab Abd Muhaimin, Lc. MA Drs. H. Zainul Arfin Yusuf, M.Pd

NIP 150 238 774 NIP 150 204 484

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI

PONDOK PESANTREN (Studi Kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

Parung-Bogor) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 Maret 2009. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

(SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 10 Maret 2009

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

Panitia Ujian

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (……………………)

NIP. 150 289 264

2. Sekertaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.,M.H (……………………)

NIP 150 318 308

3. Pembimbing I : H. Abdul Wahab Abd Muhaimin, Lc. MA (……………………) NIP 150 238 774

4. Pembimbing II : Drs. H. Zainul Arfin Yusuf, M.Pd (……………………) NIP 150 204 484

5. Penguji I : Dr. A. Sudirman Abbas, MA (……………………)

NIP 150 294 015

6. Penguji II : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM (……………………)

NIP 150 203 012

Page 4: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

PROGRAM STUDI MUAMMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Maret 2009

Deden Fajar Badruzzaman

Page 5: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan

hidayah, taufik, dan inayah-Nya, penulis dapat nenyelesaikan skripsi yang berjudul

"PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK

PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor)

"

Selanjutnya shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan Allah SWT kepada

Nabi dan Rasul-Nya Muhammad SAW beserta sahabat, keluarganya dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Keberhasilan menyelesaikan skripsi ini walaupun setelah melalui lika-liku

perjuangan, dengan beraneka ragam kendala, tidak terlepas dari bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis

mengucapkan banyak terima kasih, kepada :

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu dalam proses pendewasaan intelektual.

2. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat Ekonomi Islam

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

4. Bapak AH. Azharudin Latif, M. Ag., selaku sekertaris Program Studi Muamalat

Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. H. Abdul Wahab Abd Muhaimin, Lc. MA. Sebagai pembimbing I, yang dengan

ikhlas di tengah-tengah kesibukan beliau yang sangat padat, masih berkenan

meluangkan waktu untuk mengarahkan penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. H. Zainul Arfin Yusuf, M.Pd sebagai pembimbing II, yang dengan penuh

keikhlasan dan ketulusan hati telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini terwujud menjadi kenyataan.

7. Teristimewa penulis persembahkan untuk ayahanda tercinta DR. KH. Ahmad

Dimyati Badruzzaman, MA dan ibunda tercinta Tois Yoyoh Rokayah, yang

senantiasa mendoakan penulis dan memberikan motifasi, baik moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi serta menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, kasih sayang, dan taufik-Nya serta

melimpahkan kebahagiaan kepada keduanya, di dunia maupun di akhirat. Amin.

8. kepada seluruh Dosen/Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang telah

mentransfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta semua karyawan/karyawati

yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

dorongan, motifasi, bantuan moril maupun materil kepada penulis dalam

menyelesaikan studi penulis terutama penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, agar semua bantuan

dan partisipasi dari berbagai pihak tersebut diberikan-Nya ganjaran dan pahala yang

berlipat ganda.

Page 7: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, masukan dan saran selalu penulis harapkan untuk kesempurnaannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi umat

Islam umumnya. Amin.

Jakarta 25 Februari 2009 M

29 Shafar 1430 H

Penulis

Page 8: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN…........................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 8

D. Metode Penelitian............................................................. 10

E. Kerangka Konsep ............................................................. 14

F. Tinjauan Pustaka .............................................................. 16

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 17

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan Kewirausahaan.......................................... 19

1. Pengertian Pemberdayaan ........................................... 19

2. Pengertian Kewirausahaan .......................................... 24

3. Jiwa dan Perilaku Kewirausahaan ............................... 27

4. Islam dan Kewirausahaan ........................................... 30

Page 9: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

B. Pondok Pesantren ............................................................. 34

1. Pengertian Pondok Pesantren .....................................34

2. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren............................36

BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN

AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren...... 38

B. Program Pengembangan ................................................... 42

C. Visi dan Misi .................................................................... 43

D. Struktur Organisasi........................................................... 44

E. Sarana dan Prasarana ........................................................ 45

F. Sumber Dana.................................................................... 47

G. Sektor Usaha di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Iman.................................................................................

48

H. Peran Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan

Kewirausahaan Santri .......................................................

57

BAB IV : PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI

PONDOK PESANTREN

Page 10: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

A. Analisa Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor ..........

60

B. Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Lain .

75

C. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................

78

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 80

B. Saran ............................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84

LAMPIRAN

Page 11: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Tahapan Pemberdayaan .................................................................... 15

Tabel 3.1: Struktur Organisasi ........................................................................... 45

Tabel 3.2: Nama Donatur dan Kegunaan Sumbangan ........................................ 48

Tabel 3.3: Hasil Pertanian.................................................................................. 50

Tabel 4.1: Jenis Usaha dan Pelatih..................................................................... 67

Tabel 4.2: Rancangan Program Pemberdayaan Kewirausahaan.......................... 68

Tabel 4.3: Potensi Ekonomi Kyai-Ulama........................................................... 72

Tabel 4.4: Potensi Ekonomi Santri-Murid.......................................................... 73

Tabel 4.5: Potensi Ekonomi Bidang Pendidikan ................................................ 74

Page 12: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah mendasar yang hingga kini menjadi tantangan terbesar

bangsa Indonesia adalah masalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi

akan memberikan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Namun

demikian, Indonesia tengah menghadapi problem yang sangat kompleks dalam

masalah pembangunan ekonomi, yang berimplikasi pada munculnya kesenjangan

ekonomi di berbagai sektor. Hal ini disebabkan karena pembangunan tidak mampu

menyerap potensi ekonomi masyarakat, termasuk angkatan kerja sebagai kontributor

bagi percepatan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi tersebut.

Problem yang dimiliki bangsa Indonesia itu antara lain adalah pertumbuhan

ekonomi yang tidak dibarengi dengan kesempatan tenaga kerja yang merata,

sementara angka produktif penduduk Indonesia tidak berbanding lurus dengan

besarnya jumlah peluang usaha dan investasi di Indonesia. Ditambah lagi banyaknya

peluang dan kesempatan investasi tersebut tidak banyak didukung oleh kemampuan

sumber daya manusia yang kualified. Akibatnya timbul kesenjangan antara kebutuhan

lapangan pekerjaan dengan kesempatan yang diberikan oleh pelaku usaha kepada

angkatan kerja, yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan banyaknya

pengangguran.

Departemen Tenaga Kerja mencatat pada 2008 jumlah pengangguran

terbuka di Indonesia 10.547.917 orang, sedangkan target pertumbuhan ekonomi yang

Page 13: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

ditetapkan pemerintah adalah 6%. Jika diasumsikan setiap 1% pertumbuhan ekonomi

menghasilkan 265.000 lapangan kerja baru, berarti dengan pertumbuhan ekonomi 6%

negara ini hanya bisa menambah jumlah lapangan kerja untuk 1.590.000 orang saja.

Ini berarti masih kekurangan 8.957.917 lapangan kerja.

Lebih mengkhawatirkan lagi, 50% dari total penganggur di negeri ini adalah

sarjana. Padahal mereka inilah yang diharapkan menjadi agent of change yang bisa

membawa kemajuan bagi bangsa ini. Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkan

karena hanya 6% sarjana kita yang berwirausaha, selebihnya (80%) memilih menjadi

karyawan.1

Pola pikir yang diwujudkan dalam bentuk cita-cita menjadi pegawai

sebenarnya sudah terjadi di berbagai belahan dunia sejak puluhan tahun yang lalu.

Max Gunther, seorang penulis buku motivasi, pernah mengkritik sistem pendidikan di

Amerika Serikat tahun 70-an yang katanya hanya akan melahirkan lulusan

“sanglarstik” yang artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu menjadi pegawai

negeri atau pegawai swasta.2 Mereka kurang mau dan mampu menciptakan lapangan

kerja sendiri. Bahkan untuk kasus di Indonesia, hal itu masih terjadi sampai sekarang.

Masyarakat sulit untuk mau dan memulai wirausaha dengan alasan mereka

tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal ini juga didukung oleh

lingkungan budaya masyarakat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin anaknya

menjadi orang gajian alias pegawai. Di sisi lain para orang tua kebanyakan tidak

memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk berusaha. Oleh karena itu, mereka

cenderung mendorong anak-anak mereka mencari pekerjaan atau menjadi karyawan.

1 Koran Pikiran Rakyat (27/11/08). 2 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006), h.2.

Page 14: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pandangan tentang lebih enak menjadi karyawan di negeri ini memang sudah lumrah,

kalau tidak bisa dibilang salah kaprah.3 Rupanya cita-cita ini sudah berlangsung lama

terutama di Indonesia dengan berbagai sebab. Jadi, tidak mengherankan jika setiap

tahun jumlah orang menganggur semakin terus bertambah sementara itu lapangan

kerja semakin sempit.

Selain itu, banyak pihak yang kurang yakin bahwa kewirausahaan dapat

diajarkan melalui upaya-upaya pendidikan. Mereka yang berpendapat semacam ini

bertitik tolak dari keyakinan bahwa kewirausahaan adalah suatu property budaya dan

sikap mental, oleh karena itu bersifat attitudinal dan behavioral. Seseorang menjadi

wirausaha karena dari asalnya sudah demikian. Dengan kata lain, ia menjadi

wirausaha karena dibesarkan di lingkungan tertentu, memperoleh nilai-nilai budaya

tertentu pula dari kalangan terdekatnya semenjak ia mampu menerima proses

sosialisasi sebagai proses alamiah, khususnya dari orang tuanya. Jadi, pendidikan

formal (sebagai suatu proses intervensi terencana dan terkendali yang kita kenal

sehari-hari) untuk membentuk wirausaha, tidak mereka yakini. Mereka hanya yakin

pada proses alamiah itu.4

Kini sudah saatnya bangsa Indonesia memikirkan dan mencari terobosan

dengan menanamkan sedini mungkin nilai-nilai kewirausahaan, terutama bagi

kalangan terdidik. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang

diharapkan bisa menimbulkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha

sendiri dan tidak bergantung pada pencarian kerja yang semakin hari semakin sempit

dan ketat persaingannya. Kreativitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang berjiwa

3 Sasmito, Semua Orang Bisa Jadi Pengusaha, (Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2007), h.13.

4 Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi

Kepribadian (Jakarta: PT Grasindo, 2003), h.x.

Page 15: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

kewirausahaan untuk menciptakan sebuah peluang kerja, tidak hanya bagi dirinya

sendiri tapi juga bagi orang lain. Ini sesuai dengan keinginan Kantor Menteri

Koperasi dan UKM untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun

2020. Keinginan ini direspon positif oleh Ir. Aburizal Bakri bahwa membangun UKM

sama dengan membangun ekonomi Indonesia. Katakanlah satu UKM mempekerjakan

5 orang, maka 20 juta UKM akan menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja. Hal ini

tidak bisa dilakukan perusahaan besar.5

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam hal pendidikan kewirausahaan

(enterpreneurship), Indonesia tertinggal jauh dengan Negara-negara lain. Bahkan di

beberapa negara, pendidikan tersebut telah dilakukan puluhan tahun yang lalu.

Sementara di Indonesia, pendidikan kewirausahaan baru dibicarakan pada era 80-an

dan digalakkan pada era 90-an. Namun demikian, kita patut bersyukur karena

hasilnya dewasa ini sudah mulai berdiri sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga yang

memang berorientasi untuk menjadikan peserta didiknya sebagai calon pengusaha

unggul setelah pendidikan.6

Salah satu lembaga yang concern terhadap kewirauasahaan adalah pondok

pesantren. Dibanding masa penjajahan, memang orientasi pesantren mengalami

pergeseran yang cukup jelas. Jika di masa penjajahan misi pesantren adalah

mendampingi perjuangan politik merebut kemerdekaan dan membebaskan

masyarakat dari belenggu tindakan tiranik, maka pada masa pembangunan ini, hal itu

telah digeser menuju orientasi ekonomi.7

5 Heflin Frinces, Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis (Yogyakarta: Darussalam, 2004), h.4

6 Kasmir, Kewirausahaan, h. 5.

7 Mujamil Qomar, Pesantren: dari Transformasi Metodologi menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.5.

Page 16: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pondok pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan

padanya, sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yang senantiasa diemban,

yaitu: Pertama, sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (Center of

Excellence). Kedua, sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (Human

Resource). Ketiga, sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan

pemberdayaan pada masyarakat (Agent of Development).

Salah satu pondok pesantren yang mengembangkan sikap kemandirian

dengan cukup menonjol, adalah Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung-Bogor.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yang mengarah pada terciptanya

kemandirian; misalnya dalam pengembangan sistem pendidikan pesantren, ia berani

tampil beda dengan cara konsisten membina akhlak dan kegiatan ekonomi di mana

semua unit usaha yang ada di pesantren tersebut dijalankan oleh santri sendiri.

Sehingga ia memiliki kekhasan tersendiri dan bersifat independen. Al-Ashriyyah

Nurul Iman Parung-Bogor adalah salah satu Pondok Pesantren yang diindikasikan

telah memiliki sistem pendidikan pesantren yang menginternalisasi nilai-nilai

kewirausahaan (yang memadai, terstruktur dan tertata secara sistemik) baik dilihat

dari substansinya maupun strateginya, perbedaannya dengan pesantren yang lain

adalah di pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor sejak awal

berdirinya sudah menerapkan kewirausahaan di mana seluruh kegiatan usaha dari

proses awal produksi hingga menjadi barang jadi dikerjakan oleh santri. Berbeda

dengan pesantren lain yang hanya memberdayakan santri senior saja atau

memberdayakan santri tetapi hanya sebagai penjaga saja. Begitu juga dengan sektor

usaha yang dijalankan di pondok pesantren ini, bergerak dalam berbagai sektor

Page 17: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

seperti agrobisnis, produksi, dan jasa. Bahkan dengan kewirausahaan tersebut,

membuat biaya pendidikan di pondok pesantren ini menjadi gratis.

Penulis menilai, program pemberdayaan pesantren ini cukup penting untuk

diteliti, mengingat dampak positif yang bisa dihasilkan bagi pemberdayaan ekonomi

umat di masa mendatang. Pemberdayaan tersebut bermakna sebagai upaya sadar yang

dilakukan secara sistemik oleh Pesantren al-Ashriyyah dalam mengenalkan,

memupuk, menumbuhkan, dan mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan, yang di

dalam penelitian ini disebut dengan “pemberdayaan kewirausahaan” di dalam pondok

pesantren. Oleh sebab itu saya merasa tertarik untuk mengangkat tema ini menjadi

sebuah skripsi dengan judul: “PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi Kasus: Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor)”,

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa maka

permasalahan akan dibatasi pada permberdayaan kewirausahaan di pondok

pesantren, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peran pondok pesantren dalam pemberdayaan sumber daya manusia melalui

kewirausahaan yang diberikan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

b. Pola pemberdayaan kewirausahaan pada Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman.

Page 18: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

c. Faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

2. Perumusan Masalah

Untuk dapat memberikan suatu gambaran yang lebih jelas tentang

masalah ini, maka berikut ini diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang

dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana peran pondok pesantren dalam pemberdayaan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman?

b. Seperti apa pola pemberdayaan kewirausahaan pada Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah Nurul Iman?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis:

a. Peran pondok pesantren dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santri

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

b. Pola pemberdayaan kewirausahaan pada Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman.

c. Faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

Page 19: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

2. Manfaat Hasil Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-

pihak terkait, khususnya pada dunia pesantren. Selanjutnya, untuk

memberikan sumbangsih dalam rangka pengembangan budaya kewirausahaan

di kalangan santri dan umat Islam pada umumnya, yang pada akhimya mampu

melahirkan para wirausahawan Muslim yang handal. Selain itu, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan Islam.

b. Manfaat Praktis

Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah dengan format pembelajaran nilai-nilai kewirausahaan yang

ditemukan, dapat digunakan sebagai acuan dalam pembinaan nilai

kewirausahaan, khususnya sikap kemandirian bagi para santri maupu

masyarakat luas, terutama di pesantren-pesantren yang memiliki kesamaan

karakter dengan pesantren yang sedang diteliti.

Dalam jangka panjang, implementasi format pembelajaran nilai

kewirausahaan bagi kalangan santri ini dapat melahirkan pekarya-pekarya

yang mandiri, baik sebagai para wirausahawan Muslim yang handal, maupun

dalam dunia kerja dan profesi lainnya yang disemangati jiwa kemandiriannya,

sehingga mampu meningkatkan citra pendidikan pesantren dan sekaligus

mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.

D. Metode Penelitian

Page 20: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Metodologi digunakan sebagai suatu cara utama yang dipergunakan untuk

mendapatkan data primer metode penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian

kualitatif dalam bentuk deskriftif analisis, Bogdan dan Taylor mendefinisikan

penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif

berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.8

Penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan dengan pendekatan survei,

data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Penelitian deskriptif hanya melakukan analisis sampai tahap deskripsi, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

dipahami dan disimpulkan,9 yaitu menggambarkan (menjelaskan secara umum).

Penelitian deskriftif ini juga ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang berifat alamiah maupun hasil

rekayasa manusia.10

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan cara

mengamati dan mengumpulkan data dan kemudian data yang diperoleh, disusun dan

dikembangkan dan selanjutnya dikemukakan dengan seobjektif mungkin kemudian

dianalisis. Guna mendapatkan data-data yang diperlukan, maka digunakan:

1. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yang terdiri dari:

a. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah orang yang dapat

memberikan informasi adapun yang dijadikan sebagai sumber informasi

8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda, 2006), h.4 9 Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), h. 6

10 Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2005), h.72.

Page 21: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

dalam penelitian ini adalah pengurus pondok pesantren, karyawan dan santri-

santri pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor.

b. Objek Penelitian

Sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu bagaimana proses

pemberdayaan kewirausahaan dalam menumbuhkan jiwa entrepreneurship

santri yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

Parung-Bogor.

2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya

atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan

alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).11

Jenis

wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur, yaitu semua

pertanyaan telah dirumuskan dengan cermat dengan bertanya secara langsung

kepada responden (Pengurus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Parung-Bogor)

tehnik ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dari para pengurus

pondok pesantren mengenai hal-hal yang terkait dan berhubungan dengan

pemberdayaan kewirausahaan di pondok pesantren.

11 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988),

h.25.

Page 22: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Setelah data terkumpul, maka akan dilakukan analisa guna

mendapatkan kesimpulan yang akurat bagi permasalahan ini, yaitu melalui

reduksi atas data-data yang terkumpul, mensortir mana data yang relevan dan

mana yang tidak. Selanjutnya dilakukan penyederhanaan dan pengolahan data

terutama data yang bersifat kuantitatif untuk disajikan dalam bentuk deskripsi

dan yang terakhir menarik kesimpulan dari keseluruhan penyajian tersebut.

b. Observasi

Merupakan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara

sistematis dari fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini penulis melakukan

pengamatan terhadap proses pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor.

c. Dokumentasi

Yaitu data primer yang digunakan dalam penelitian berupa

dokumen atau data yang secara langsung oleh pihak pondok kemudian diolah.

d. Kajian Pustaka

Yaitu sumber-sumber bacaan/ pustaka yang dapat mendukung

teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Data-data ini diperoleh dari :

Majalah, surat kabar, buku-buku cetak, mailing list, (Website/Internet) yang

berhubungan dengan pemberdayaan kewirausahaan dan untuk ayat-ayat Al-

Qur’an langsung mengutip dari terjemahan DEPAG R.I.

e. Pengolahan Data

Dari data-data yang sudah penulis peroleh, maka penulis

mempelajari berkas-berkas yang telah terkumpul kemudian penulis

melakukannya dengan cara editing sampai semua itu dinyatakan baik.

Page 23: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

3. Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya

adalah mengklasifikasikan data-data kemudian dianalisa sesuai dengan rumusan

masalah penelitian. Setelah itu disajikan dalam dalam laporan ilmiah.

Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif,

yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh

dari hasil wawancara dan studi dokumentasi.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada: Buku

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

E. Kerangka Konsep

Proses dan sekaligus kenyataan globalisasi tidak dapat dihindari. Ini sebuah

keniscayaan, yang diakui oleh semua orang. Maka untuk menghadapinya diperlukan

kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,12

yaitu manusia-manusia

unggul yang mempunyai kualifikasi untuk bersaing dengan sumber daya dari luar.

Untuk itu diperlukan adanya upaya-upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas

diri yang tanpa henti.

Pemberdayaan dalam kamus umum bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang

memuaskan.13

Sedangkan dalam pengertian lain istilah pemberdayaan berarti upaya

memperluas pilihan bagi masyarakat dengan upaya pendayagunaan potensi,

pemanfaatan yang sebaik-baiknya, dengan kata lain pemberdayaan adalah

12 A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi: Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan

Terciptanya Masyarakat Madani (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h.vii. 13 Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2001) h. 318.

Page 24: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

memampukan dan memandirikan masyarakat.14

Pemberdayaan juga dapat berarti

penyadaran tentang kelemahan atau potensi yang dimiliki sehingga menimbulkan dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri untuk keluar dari persoalan dan untuk

memcahkan permasalahan serta mengembangkan diri.

Minimal ada tiga tahapan dalam pemberdayaan15

. Pertama, Input yaitu

menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pemberdayaan melalui

identifikasi kebutuhan dan penetapan sasaran, ini dimaksudkan untuk mencapai

tujuan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan perubahan yang lebih baik.

Kedua, proses pelaksanaan dari pemberdayaan yang direncanakan. Ketiga, Output

yaitu memantau, mengevaluasi dan menganalisis pemberdayaan.

Tabel 1.1

Tahapan pemberdayaan

Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi umat serta

membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-

banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan pada dasarnya

14 Lili Badiri, Muhammad Zen, M.Hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amri,

2005) h. 54.

15 Sumardi, Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Berkah Pustaka, 1984), h.23.

Input

Output

Proses

Page 25: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

adalah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis; dan kemandirian adalah

keberdayaan.16

Pesantren sejak pendiriannya telah memberikan perhatian yang utuh

terhadap penyiapan generasi Indonesia yang tidak saja memahami ajaran agama

dalam konteks sosial, tetapi juga mempersiapkan generasi dengan keterampilan dan

kreatifitas yang tinggi. Doktrin pesantren tentang pentingnya jiwa kewirausahaan

menjadi ajaran wajib bagi setiap pesantren. Hampir susah menemukan pesantren yang

mengajarkan santrinya untuk mengejar posisi sebagai pegawai negeri sipil. Fakta ini

memberikan kesimpulan bahwa hanya dengan bekal keterampilan dan kreatifitas

yang tinggi, maka alumni pesantren bisa menjadi bahagian masyarakat.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih

lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang

penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu

yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud

pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang

tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis

akhirnya menemukan beberapa tulisan yang menulis judul hampir sama dengan yang

akan penulis teliti, judul-judul tersebut antara lain adalah karya milik pertama;

Muzaini Romli. Manajemen Sumber Daya Manusia pada Pondok Pesantren Jamiyah

16 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam: dari

Ideologi, Strategi sampai Tradisi (Bandung:.PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 1, h.47.

Page 26: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Islamiyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Jurusan Muamalat tahun 1429 H/2008 lebih

memaparkan tentang Manajemen SDM dalam sebuah pesantren bukan pemberdayaan

melalui kewirausahaan.

Skripsi yang kedua; adalah milik Ahmad Suyuti, Pengembangan Model

Pendidikan Berbasis Kompetensi di Pondok Pesantren Universitas Airlangga tahun

2005 yang lebih memaparkan mengenai pemberdayaan SDM di bidang pendidikan

formal bukan di bidang kewirausahaan dan berbagai bidang usaha pesantren. Juga

dengan skripsi yang ketiga; karya Siti Irma Fatimah, Analisa Strategi Koperasi

Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Studi Kasus pada

Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Subang Jawa Barat) Fakultas Syari'ah dan

Hukum Jurusan Muamalat tahun 1427 H/2006 M ini juga hanya memaparkan

koperasi saja tanpa menyebutkan jenis usaha lainnya.

Berbeda dengan ketiga skripsi dan tulisan diatas bahwa penelitian yang akan

penulis lakukan pada pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman adalah

memberikan gambaran mengenai seperti apa pola dan strategi pemberdayaan

kewirausahaan dalam menumbuhkan kemandirian santri dan pesantren.

Demikianlah perbedaan pokok pembahasan atau materi yang akan penulis

teliti dengan skripsi-skripsi terdahulu.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penyusun membagi kepada

beberapa bab yakni :

Page 27: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB I. Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Tinjauan Teori Tentang Pemberdayaan Kewirausahaan.

Bagian ini akan membahas tentang landasan teori, yaitu terdiri dari, teori

Pemberdayaan, Tahapan-tahapan Pemberdayaan dan kompleks pemberdayaan yang

harus diperjuangkan. Teori Kewirausahaan, jiwa kewirausahaan dan kewirausahaan

didalam Islam.

BAB III. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Ashriyyah. Pada bab

ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Parung

Bogor, perkembangan, visi, misi dan tujuan Pondok Pesantren, dan struktur

organisasi kepengurusan Pondok Pesantren. Semua poin-poin tersebut dikemukakan

secara umum dan lebih difokuskan pada divisi departemen usaha Pondok Pesantren

Al-Ashriyyah Nurul Iman.

BAB IV. Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren. Analisa

Pemberdayaan kewirausahaan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kemandirian

di bawah koordinasi Pondok Pesantren Al-Ashriyyah. Pembahasan ini menguraikan

mengenai tahapan pemberdayaan, yaitu identifikasi kebutuhan, penetapan sasaran,

merancang program, pelaksanaan program dan evaluasi, serta faktor pendukung dan

penghambat serta unsur-unsur pondok pesatren yang di berdayakan di Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor.

BAB V. Penutup. Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Page 28: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan Kewirausahaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pada dasarnya, agama Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam

pandangan Islam, pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti.17

Secara

konseptual, pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan

atau keberdayaan).18

Pemberdayaan secara etimologi berasal dari kata daya yang

berarti upaya, usaha, akal, kemampuan.19

Jadi, pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.20

Pemberdayaan ini menyangkut beberapa segi yaitu Pertama,

penyadaran tentang peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi persoalan

dan permasalahan yang ditimbulkan serta kesulitan hidup atau penderitaan.

Kedua, meningkatkan sumber daya yang telah ditemukan, pemberdayaan

memerlukan upaya advokasi kebijakan ekonomi politik yang pada pokoknya

bertujuan untuk membuka akses golongan bawah, lemah, dan tertindas tersebut

17 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam:

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 1, h.41. 18 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Reflika

Aditama, 2005), Cet. 1, h. 57.

19 Badadu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Sinar Harapan, 1997), h.

317.

20 Mubyartanto, Membangun Sistem Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 2000), h.263.

Page 29: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

terhadap sumber daya yang dikuasai oleh golongan kuat atau terkungkung oleh

peraturan peraturan pemerintah dan pranata sosial.21

Menurut Suharto, pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,

khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau

kemampuan, antara lain dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan (freedom). Bukan saja berarti bebas mengemukakan

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari

kesakitan. Juga kemamppuan dalam menjangkau sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, serta kemampuan dalam

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi kehidupan mereka.22

Payne, mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment)

pada intinya ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan

diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam

melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, antara lain melalui transfer

daya dari lingkungannya.

Shadow, melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai

pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, atau

komunitas berusaha membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.

21 M. Dawam Rahardjo, Islam Dan Transformasi Sosial Ekonomi, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1999), Cet. 1, h. 355.

22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.58

Page 30: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang

harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia

hadapi. Sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam

membentuk hari depannya.

Jadi berdasarkan pengertian di atas, pemberdayaan adalah penyadaran

tentang kelemahan atau potensi yang dimiliki sehingga menimbulkan dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri untuk keluar dari persoalan dan untuk

memecahkan permasalahan serta mengembangkan diri.

Tahapan-tahapan Pemberdayaan

Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan

yaitu:

a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat itu

berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan

masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam rangka

ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta pembukaan akses

kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin

berdaya dalam memanfaatkan peluang.23

Menurut Elly Irawan sebagaimana dikutip Lili Bariadi dan Muhammad

Zen, pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau

unsur-unsur pokok sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

23 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,

(Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2003), cet. 2. h. 16.

Page 31: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

b. Mempunyai wadah yang terorganisir

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap

pemberdayaan.24

Menurut Isbandi Rukminto Adi, upaya untuk memberdayakan

masyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut dalam

aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa

yang menjadi masalah dalam masyarakat.

b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses

dan sejahtera.

c. Membantu masyarakat untuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif

secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah berbisnis

d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan.25

Sedangkan menurut Syamsudin RS, ada tiga kompleks pemberdayaan

yang mendesak untuk diperjuangkan, yaitu:

1. Pemberdayaan pada mata ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degradasi moral

atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat mengguncang kesadaran

24 Lili Bariadi, Muhamad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri,

2005), h.47

25 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial (Jakarta: UI Press, 2003), h.237-238.

Page 32: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Islam. Oleh karena itu, pemberdayaan jiwa dan akhlak harus lebih

ditingkatkan.

2. Pemberdayaan intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan bahwa umat

Islam Indonesia telah jauh tertinggal dalam kemajuan tekhnologi, untuk itu

diperlukan berbagai upaya pemberdayaan intelektual sebagai perjuangan besar

(jihad).

3. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi kian identik dengan

masyarakat Islam Indonesia. Pemecahannya adalah tanggung jawab

masyarakat Islam sendiri. Seorang putra Islam dalam generasi Qurani awal

terbaik, Sayyidina Ali mengatakan “sekiranya kefakiran itu berwujud

manusia, sungguh aku akan membunuhnya. Untuk dapat keluar dari himpitan

ekonomi seperti sekarang ini, disamping penguasaan terhadap life skill atau

keahlian hidup, keterampilan berwirausaha pun dibutuhkan juga dalam

pengembangan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. 26

Tujuan pemberdayaan adalah mendirikan manusia atau membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara

berkesinambungan. Oleh karenanya, pemberdayaan atau pengembangan

masyarakat adalah upaya untuk memperluas pilihan bagi masyarakat. Ini berarti

masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat

bagi dirinya. Untuk itu setiap pemberdayaan diarahkan untuk peningkatan

martabat manusia sehingga menjadikan masyarakat maju dalam berbagai aspek.

26 Syamsudin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam dalam Da’wah

Islam, (Bandung: KP. HADID, 1999), h.2.

Page 33: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

2. Pengertian Kewirausahaan

Wirausaha atau wiraswasta diartikan sebagai wira yang artinya

pahlawan, berbudi luhur; swa artinya sendiri sta artinya berdiri. Oleh karena itu

wiraswasta disimpulkan sebagai manusia teladan dalam berdiri sendiri

(berdikari).27

Dalam buku The Portable MBA in Entrepreneurship, kewirausahaan

didefinisikan sebagai: Entrepreneur is the person who perceives an opportunity

and creates an organization to pursue it.28

Pada definisi ini ditekankan bahwa

seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang, kemudian

menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang

memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi

semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang

dengan cara menciptakan suatu organisasi.

Dalam tradisi peristilahan di Indonesia, istilah wirausaha menurut

Buchari Alma, pada dasarnya sama dengan istilah wiraswasta. Walaupun

rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama, yaitu memiliki

sifat perwira atau mulia dan mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. Jadi, ia

memiliki kemampuan untuk berdikari, otonom, berdaulat. Atau menurut Ki Hajar

Dewantoro, merdeka lahir batin.

27 Sumarsono, Kontribusi Sikap Mental Berwiraswasta untuk Berprestasi, (Jakarta:

C.V Era Swasta, 1984), h.1.

28 Anugrah Pekerti, Falsafah Kewirausahaan (Mitos, Teori dan Aksi Pengembangan

Kewirausahaan), (Jakarta : Depdikbud Dikti, 1998), h.20.

Page 34: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Raymond W. Kao menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses,

yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu

yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi).29

Sedangkan menurut Peter F. Drucker sebagaimana dikutip oleh

Kasmir, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Artinya bahwa seorang

wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu

yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.30

Jadi, seorang wirausaha adalah seorang usahawan yang di samping

mampu berusaha dalam bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara

tepat guna (tepat dan berguna, efektif, dan efisien), juga berwatak merdeka lahir

batin serta berbudi luhur.31

Selanjutnya, Alma juga memberikan penekanan pengertian tersebut

berdasarkan ciri-ciri wirausahawan versi Suparman Sumahamijaya, bahwa :

Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif,

kreatif, melaksanakan kegiatan perencanaan, bermula dari ide sendiri, kemudian mengembangkan kegiatannya dengan menggunakan tenaga orang

lain dan selalu berpegang kepada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang

tinggi.32

Adapun menurut Winardi, karakteristik setiap wirausahawan paling

tidak memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

a. Kebutuhan akan keberhasilan.

29 Rambat Lupiyoadi, Kewirausahaan : From Mindset to Strategy, (Jakarta :

LPUI, 2005), h.27.

30 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006), h.17

31 Buchari Alma, Panduan Kuliah Kewirausahaan. (Bandung: CV Alvabeta, 2000),

h.70. 32 Buchari Alma, Ajaran Islam dalam Bisnis. (Bandung: CV Alfabeta, 1994), h.22

Page 35: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

b. Berani mengambil resiko.

c. Keinginan kuat untuk berbisnis.

d. Seorang oportunis yang melihat kesempatan.33

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi

ini dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor individu yang

memicu kewirausahaan adalah pencapaian Locus of control, toleransi,

pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen,

dan ketidakpuasan. Adapun inovasi yang berasal dari lingkungan ialah peluang,

model peran, aktifitas, pesaing, incubator, sumber daya, dan kebijakan

pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial

meliputi keluarga, orang tua dan jaringan kelompok.

Seperti halnya pada saat perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan

kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan organisasi dan lingkungan.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah

pesaing, pemasok, pelanggan, dan lembaga-lembaga keuangan yang membantu

pendanaan. Sedangkan faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi,

kepemimpinan, dan kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari

organisasi adalah kelompok, struktur, budaya, dan strategi.34

3. Jiwa dan Perilaku Kewirausahaan

Secara sederhana, arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

33 Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 27.

34 Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2003) h.10

Page 36: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan

berani memulai usaha tanpa takut dan rasa cemas, sekalipun dalam kondisi tidak

pasti.35

Jiwa kewirausahaan juga berarti merupakan kemampuan dalam

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.36

Seorang wirausaha dalam

pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang

usaha yang dapat memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa

karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Tidak ada

istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan

penuh perhitungan. Inilah yang disebut dengan jiwa kewirausahaan.

Berkaitan dengan perilaku kewirausahaan (entrepreneur behavior),

Nanat Fatah Natsir mendefinisikannya sebagai kegiatan-kegiatan yang polanya

dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan.37

Menurut McClelland sebagaimana

dikutip Dra. Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Syafei. perilaku atau

karakteristik seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:

Pertama, keinginan untuk berprestasi. Yang dimaksud dengan keinginan

untuk berprestasi adalah suatu keinginan atau dorongan dalam diri orang yang

memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan.

Kedua, keinginan untuk bertanggung jawab. Seorang wirausahawan

menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih

menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai

tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

35 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006), h.17 36 Peter F. Drucker, Inovasi dan Kewiraswastaan: Praktek & Dasar-Dasar,

(Jakarta:Erlangga, 1985) h.33. 37 Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausaha Muslim, (Bandung: Sunan Gunung Djati

Press, 1999), h.34

Page 37: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Ketiga, preferensi kepada resiko-resiko menengah. Seorang

wirausahawan bukanlah penjudi (gambler). Mereka menetapkan tujuan-tujuan

yang membutuhkan tingkat kinerja tinggi, suatu tingkatan yang menuntut usaha

keras, tapi dipercaya mereka bisa penuhi.

Keempat, persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan kepada

kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian seorang

wirausahawan. Seorang wirausahawan akan mempelajari fakta-fakta yang

dikumpulkan dan menilainya. Ketika fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka

berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas

tersebut.

Kelima, rangsangan oleh umpan balik. Seorang wirausahawan

dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari

seberapa efektif usaha mereka.

Keenam, aktifitas enerjik. Seorang wirausaha akan menunjukan energi

yang jauh lebih tinggi dari rata-rata orang. Kesadaran ini akan melahirkan sikap

untuk terlibat secara mendalam pada pekerjaan yang mereka lakukan.

Ketujuh, orientasi masa depan. Seorang wirausahawan akan melakukan

perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi

kemungkinan yang akan terjadi jauh di masa depan.

Kedelapan, keterampilan dalam berorganisasi. Seorang wirausahawan

menunjukan keterampilan (skill) dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang

dalam mencapai tujuan.

Page 38: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Kesembilan, sikap terhadap uang. Keuntungan finansial adalah nomor

dua dibanding prestasi kerja mereka. Seorang wirausahawan memandang uang

sebagai lambang konkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari

kompetensi mereka. 38

Dari berbagai penjelasan diatas dapat diambil inti dari pemberdayaan

kewirausahaan, yaitu proses memampukan dan memandirikan daya dan kekuatan

(kompetensi dan kapasitas) yang ada guna membangun serta menentukan

tindakan berdasarkan keinginan mereka secara mandiri dengan mengubah pola

pikir agar menjadi berani dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan serta

memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada dirinya.

4. Islam dan Kewirausahaan

Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi umat serta

membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-

banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan pada

dasarnya adalah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis; dan kemandirian

adalah keberdayaan.39

Semangat islam akan kemandirian banyak dijumpai dalam ayat al-

Quran maupun Hadis Nabi. Salah satunya dapat dijumpai dalam ayat:

��������� �� ��� �������� ����������� �� !"�#$⌧��&

'�� ��� �()*+� ,-.�/�.0#�� �1 23�� 456+�7 89:;+ �<�=>�

@AB�CD�☺0#�� �F “Apakah engkau tahu siapakah pendusta agama? Mereka adalah yang

menelantarkan anak yatim dan tidak perduli terhadap para fakir miskin.40

38 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam:

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, h.47.

39 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam:

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, h.47. 40 Q.S Al-Ma’un 1-3

Page 39: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Mafhum mukallaf dari ayat di atas adalah “orang kaya yang tidak

menyantuni yatim dan fakir miskin ekuivalen dengan orang miskin yang tidak

berjuang terus-menerus untuk meraih kemandirian ekonomis”. Kewajiban kaum

berpunya untuk membayar zakat, anjuran untuk bersedekah, wakaf dan kewajiban

untuk memberdayakan orang-orang yang tidak berdaya secara ekonomis

merupakan petunjuk Islam paling jelas terhadap etos kewirausahaan

(entrepreneurship).41

Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling mulia,

paling sempurna, dan karena itulah manusia diberi tugas sebagai khalifah dimuka

bumi ini. Selain itu, dalam al-Quran dinyatakan bahwa umat Islam adalah “khaira

ummah” atau sebaik-baiknya umat di antara manusia. Khaira ummah dapat

terwujud jika umat Islam berilmu, berharta, dan sehat jasmani rohani, sehingga

dapat berguna dan memberi manfaat bagi orang lain yang masih dalam

kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Dengan berwirausaha maka makin

banyak kekayaannya, makin banyak pula orang yang menimati kekayaannya.

Makin banyak pekerjaannya, berarti makin banyak pula anggota keluarga yang

ditolongnya. Hidupnya menjadi bermanfaat bagi orang lain.42

Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

43.)ِ ���ن ِإْ�ُ� َرَواُ� (ِ�� �ـ�ِس َأْنـَ�ُ�ـُ�ْ� ا� �ـ�ِس َ�ـْ�ـُ�

41 Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam:

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, h.47.

42 Sudrajat Rasyid, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri,(Jakarta: PT.

Citrayudha, 2006), h.32

43 Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti, Jaami’ Al Hadits: Al Jaami’ As Shagir Wal

Jawahid Wa Al Jaami’ Al Kabir, (Beirut: Daar al Fikri, 1994), Juz IV, h.303.

Page 40: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang lebih banyak memberi manfaat

bagi manusia lainnya”

Nabi Muhammad saw. ketika mudanya juga seorang pedagang, bahkan

terkenal sebagai pedagang yang jujur dan amanah. Nabi Muhammad juga

menganjurkan umatnya agar menjadi pengusaha atau pedagang, bukan menjadi

pekerja. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:

اُ�َوَر. (ا�0/ـَ�َ&اِءَو ْیـِ,ـْ�َ�َوا�'+ـ&ِ+ ا� �ـِ��+ـْ�َ� َ)َ* اَ(ِ)ـْ�ُ� ا�'�ـُ&ْوُق ا�$�ـ�ِ#ـْ�ُ�44)�ِآ�4َاْ�َو ي2ِِ)ْ�ا�$ِّ

“Pedagang yang jujur lagi terpercaya, bersama para Nabi, bersama orang-orang

yang benar dan para syuhada” (HR Tirmidzi dan Hakim)

Reputasi Nabi dalam dunia bisnis dikenal sebagai orang yang sukses.

Rahasia keberhasilan Rasul adalah jujur dan adil dalam mengadakan hubungan

dagang dengan para pelanggan.45

Nabi Muhammad percaya kalau ia setia jujur

dan profesional, maka orang akan mempercayainya. Inilah dasar dan etika

wirausaha yang diletakkan oleh Rasulullah kepada umatnya dan umat manusia

seantero jagat.

Dasar-dasar kewirausahaan yang demikian itulah yang menyebabkan

pengaruh Islam berkembang pesat sampai ke pelosok dunia. Maka, jika kaum

Muslimin Indonesia ingin melakukan bisnis yang maju, maka etika, moral, dan

jiwa kewirausahaan yang dicontohkan oleh Rasul tersebut dipegang dan sungguh

tepat untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan hidup di dunia ini.46

44 Ibid, h.155

45 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,

1997), h.26

46 Lili Badiri, Muhammad Zen, M.Hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka

Amri, 2005) h. 43.

Page 41: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Kemandirian dan kecukupan dalam bidang ekonomi memiliki makna

yang penting bagi setiap Muslim47

karena:

a. Dengan kekuatan ekonomi yang baik seorang Muslim akan dapat memelihara

imannya sendiri dan keluarganya dengan lebih baik.

b. Dengan kekuatan ekonomi yang baik, seorang Muslim akan lebih dapat

menjalankan aktivitas ibadah dan menjalankan syariat dengan tenang, khusyu,

dan merasa memiliki harga diri didalam komunitasnya.

c. Kekuatan ekonomi sangat diperlukan sangat dibutuhkan untuk menunjang

pelaksanaan berbagai ibadah dan kiprah di jalan Allah.

d. Kemampuan ekonomi diperlukan untuk pengembangan peradaban secara

keseluruhan, seperti pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kebudayaan, dan kesenian serta memajukan masyarakat secara keseluruhan.

e. Kemampuan ekonomi sangat diperlukan untuk regenerasi umat agar umat ini

tumbuh lebih tangguh di masa depan.

f. Pada level organisasi kemasyarakatan yang lebih besar, misalnya sebuah

negara, kekuatan dan kemandirian dalam bidang ekonomi menjadi syarat

mutlak agar warga atau bangsa yang menghuni negara itu dapat menikmati

kesejahteraan hidup, menjadi terhormat di hadapan bangsa lain.

Jadi, berusaha di lapangan perekonomian untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup, mencari bekal dalam beribadah, dan membantu kegiatan

pembangunan umat adalah bagian yang tak terpisahkan dalam jalan hidup seorang

Muslim.

47 Miftahul Huda, Aspek Ekonomi dalam Syariat Islam, (Mataram: LKBH, 2007),

h.14.

Page 42: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

B. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Menurut Manfred Ziemek, istilah pondok pesantren dimaksudkan

sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Kata

pondok pesantren berarti kamar, gubuk, ruang kecil, di dalam bahasa indonesia

dipakai untuk menekan kesederhanaan bangunan. Mungkin juga pondok berasal

dari bahasa Arab yaitu funduk yang artinya ruang tidur, wisma, hotel sederhana

bagi para pelajar yang dari tempat asalnya.48

Pesantren dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti asrama, tempat

santri atau murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.49

Mastuhu mendefinisikan pesantren sebagai lembaga pendidikan

tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman

prilaku sehari-hari.50

Menurut Didin Hafidhuddin, pondok pesantren adalah salah satu

lembaga di antara lembaga-lembaga iqamatuddîn lainnya yang memiliki dua

fungsi utama, yaitu fungsi kegiatan tafaqquh fi al-dîn (pengajaran, pemahaman,

dan pendalaman ajaran agama Islam), serta fungsi indzhar (menyampaikan dan

mendakwahkan ajaran kepada masyarakat).51

48 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986), h.98. 49 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta,1986), h.177.

50 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta:INIS, 1994), h.6.

51 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani, 1998), cet.I, h.120.

Page 43: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Sepanjang sejarah perjalanan umat Islam di Indonesia, ternyata kedua

fungsi utama tersebut telah dilaksanakan oleh pondok pesantren (pada umumnya).

Walaupun dengan berbagai kekurangan yang ada. Dari pondok pesantren lahir

para juru dakwah, para mualim dan ustadz, para kiayi, tokoh-tokoh masyarakat,

bahkan yang memiliki profesi sebagai pedagang, pengusaha, ataupun bidang-

bidang yang lainnya.

Hal ini tidak lain karena di dalam kegiatan pondok pesantren, terdapat

nilai-nilai yang sangat baik bagi berhasilnya suatu kegiatan pendidikan. Sehingga,

bisa dinyatakan sesungguhnya pendidikan pondok pesantren terletak pada sisi

nilai tersebut, yaitu proses pendidikan yang mengarahkan pada pembentukan

kekuatan jiwa, mental, maupun rohaniah.

Dari definisi di atas, penulis mencoba mendefinisikan pondok pesantren.

Yakni pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama Islam, di

mana para santri dan kyai tinggal bersama dalam satu lingkungan asrama

(komplek). Para santri yang belajar di pondok pesantren tidak hanya dituntut

menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan oleh kyai atau ustadz, namun sekaligus

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah pondok pesantren berasal dari dua kata, yaitu pondok dan

pesantren. Pondok adalah tempat mondok, sedangkan pesantren berasal dari kata

santri. Jadi pondok pesantren adalah tempat mencari ilmu yang anak didiknya

diasramakan.

2. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren

Page 44: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga

sosial, juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang mengandung

kekuatan resistensi terhadap dampak modernisasi, sebagaimana telah diperankan

pada masa lalu dalam menentang kolonialisme.

Fungsi lainnya yaitu sebagai instrumen untuk tetap melestarikan ajaran-

ajaran Islam di bumi Nusantara, karena pondok pesantren mempunyai pengaruh

yang kuat dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik,

keagamaan, dan sebagainya.52

Pesantren juga terkenal mampu memainkan peranan dalam

pembangunan. Menurut Afan Gaffar sebagaimana dikutip Syuthon Mahmud dan

Khusnurdilo, terdapat tiga jenis peranan yang dapat dimainkan oleh pesantren,

yaitu:

a. Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat “grassroots” yang

sangat esensial dalam rangka menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

b. Meningkatkan politik secara meluas, melalui jaringan, kerjasama, baik dalam

suatu negara maupun dengan lembaga-lembaga internasional lainnya.

c. Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda pembangunan.53

Jadi menurut penulis, fungsi pondok pesantren yaitu agar terciptanya

manusia yang bertakwa, mempunyai mental membangun, dan memiliki

keterampilan, serta berilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman.

52 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, h. 120.

53 Sulthon Masyhud, Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva

Pustaka, 2005) h.13.

Page 45: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG

PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman didirikan setelah melihat

dampak kirisis moneter tahun 1998. Pada awal terjadinya krisis moneter, banyak

sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Terjadinya kasus

Semanggi pada tanggal 12 Mei 1998 menyebabkan jatuh dan terpuruknya

perekonomian bangsa Indonesia. Di saat itu Al Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin

Syekh Abu Bakar bin Salim yang masih bertempat tinggal di kawasan perumahan

Bintaro Jaya, merasa prihatin dan sedih dengan hal tersebut. Krisis moneter itu

membuat semakin banyak para remaja yang putus sekolah serta tidak mampu

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta terjadinya krisis moral di mana-mana.

Hal itu menjadikan beliau bersikeras mendirikan suatu lembaga pendidikan gratis

demi meringankan beban bagi mereka yang tidak mampu, umumnya bangsa

Indonesia. Sehingga dengan tekad dan kemauan beliau yang mulia tersebut, beliau

rela meninggalkan keglamouran kota metropolitan dan mengambil keputusan untuk

menetap di desa. Beliau akhirnya pindah ke Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung,

Jawa Barat Desa yang penduduknya di bawah garis kemiskinan di mana mayoritas

penghasilan mereka hanya mengandalkan penjualan daun melinjo serta ikan air tawar.

Kemudian, mulailah beliau membangun sebuah pondok pesantren dengan

disaksikan para undangan dari Pejabat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor, para

Page 46: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia serta Duta Besar Negara-negara Arab,

Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia, maka peletakkan batu pertama

pendirian Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dilaksanakan pada tanggal 16

Juni 1998 di atas lahan 17 (tujuh belas) hektar. Diawali dengan peresmian peletakkan

batu pertama tersebut, maka dalam operasionalnya, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman mendapatkan rekomendasi dari Kepala Desa Waru Jaya dan Camat

Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tertanggal 10 Maret 1999, serta telah

didaftarkan pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor sejak tanggal 12 Maret

1999 dengan nomor: MI-10/1/PP/007/825/1999 dengan akte pendirian tanggal 25

Maret 1999 No. 7 di hadapan Notaris Lasmiati Sadikin, SH.

Pada mulanya para santri menetap di asrama belakang rumah beliau,

namun karena makin banyaknya santri yang berminat maka dibangunkan sebuah

kobong (bangunan dari bambu) yang berukuran 4 X 5 meter di areal tanah yang

awalnya sebuah hutan semak belukar dan rumput ilalang. Hari ke hari semakin

banyak santri yang berminat hingga kobong tersebut tidak lagi mencukupi untuk

ditempati. Mulailah beliau membangun gedung asrama di samping kobong tersebut,

mulai dari pembangunan gedung H. Isya dengan luas 15x12 M2 pada tahun 2000.

Asrama memberikan pandangan baru terhadap tempat tinggal para santri yang

mayoritas sangat sederhana. Adanya bangunan baru tersebut menambahan semangat

belajar mereka. Namun, perkembangan tak putus begitu saja, dari tahun ke tahun

prioritas perkembangan jumlah para santri begitu drastis hingga memunculkan

asrama-asrama baru yang menjadi obyek penampungan para santri. Seperti asrama

Page 47: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Gandhi Seva Loka dengan luas 15x12 M2, lalu disusul dengan dibangunnya asrama

Jadid dengan luas 15x12 M2.

Pada dasarnya, sebagai pengemban tugas para santri di tuntut untuk

memproyektifitikan keseharian mereka antara pengembangan ilmu akhirat sebagai

program utama pada bidang pendidikan pondok pesantren dan pendalaman IPTEK

sebagai pendamping proyek mereka di dunia. Atas dasar itu, maka dibangun kembali

satu tempat ibadah untuk para santri dengan luas 32.5x9.50 M2, di depan pintu

gerbang Pondok. Mulai dari sinilah perkembangan demi perkembangan terlihat.

Terbukti dari munculnya asrama-asrama baru di lingkungan perkomplekan Pondok

Pesantren yang menjadi pemandangan baru di wilayah perkomplekan putra dan putri,

yaitu asrama Hanif (perkomplekan putra) dengan luas 12x6 M2, asrama H. Kosim

(perkomplekan putra) dengan luas 12x6 M2, asrama Olga Fatma (perkomplekan

putra) dengan luas 20x12 M2, asrama Anwariyyah (perkomplekan putra) dengan luas

56x12 M2, tiga lokal asrama (perkomplekan putri), asrama dengan tiga belas kamar

(perkomplekan putri), gedung belajar tingkat dua (perkomplekan putri) dan dua

tempat ibadah (Masjid) di area perkomplekan putra dengan luas 36x36 M2 dan putri

dengan luas 30x30 M2.

Dari waktu ke waktu mulailah tersebar nama Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah Nurul Iman dengan seluruh pembiayaan pendidikan, pengobatan, makan,

dan minum serta sarana dan pra-sarana ditanggung oleh pihak yayasan (gratis), maka

para santri yang berminat belajar di Pondok Pesantren ini pun semakin banyak

berdatangan. Tidak hanya dari daerah Desa Waru Jaya, melainkan hingga daerah-

Page 48: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

daerah jauh di dataran bumi Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan

dari luar negeri.

Nama Al-Ashriyyah Nurul Iman sendiri dinukil dari bahasa Arab, Al-

Ashriyyah bermakna modern, yang tujuannya menjadi pusat pembinaan pendidikan

agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berawal dari

kosa kata bahasa Arab, Nûr yang bermakna cahaya, dan Al-Imân bermakna

keimanan. Dengan nama tersebut, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

diharapkan mampu menciptakan ulama-ulama yang memiliki ilmu pengetahuan

agama dan ilmu pengetahuan umum yang terpadu dan modern dengan diselimuti

cahaya keimanan yang tinggi. Kini walaupun semakin bertambahnya jumlah santri,

tetapi Yayasan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman tetap senantiasa menjadi

lembaga pendidikan yang seluruh biaya pendidikannya, makan dan minumnya,

pengobatannya serta sarana dan pra-sarana lainnya ditanggung oleh Yayasan. Dengan

kata lain gratis untuk seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka dari golongan

yang tidak mampu, fakir, miskin, anak yatim serta anak-anak terlantar.

B. Program Pengembangan

Seperti layaknya lembaga pendidikan lainnya, Pesantren ini juga memiliki

program pengembangan untuk masa datang. Baik dalam bidang pendidikan maupun

dalam pengembangan bangunan di lingkungan Pondok Pesantren. Untuk pendidikan,

pesantren ini memiliki program untuk mewujudkan SDM yang berkualitas tinggi

dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai IPTEK yang menjadi tumpangan hidup

di dunia. Oleh sebab itu diadakanlah kursus-kursus di luar pendidikan formal dalam

Page 49: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

pembelajaran keseharian para santri. Kursus-kursus tersebut antara lain adalah kursus

bahasa, kursus komputer, kursus menjahit, pelatihan pertanian, pemanfaatan sampah-

sampah menjadi pupuk organik, peternakan ikan, dan lain-lain. Para santri pun

dituntut untuk mampu menguasai minimal tiga bahasa asing yaitu bahasa Arab,

Inggris dan Mandarin untuk bekal panduan pelepasan mereka kelak. Modal awal

seperti inilah yang terektur pada diri mereka agar mampu memproyeksikan ilmu

dunia dan ilmu akhirat, serta mampu mengaktualisasikannya dalam masyarakat

dengan menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai IPTEK,

mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inofatif, dan tetap berada dalam landasan iman

dan takwa yang kuat. Karena itu Pesantren berusaha mengembangkan kreatifitas serta

meningkatkan pengetahuan dan profesional tenaga kependidikan sesuai

perkembangan dunia pendidikan. Hal ini yang kemudian menjadikan Pondok

Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman sebagai pondok percontohan di seluruh Indonesia

dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK bagi lembaga pendidikan

lainnya.

Adapun untuk program pengembangan pembangunan, Pesantren ini

memiliki program penambahan asrama untuk tempat tinggal para santri. Hal itu

diperlukan karena para santri, baik putra maupun putri, masih ada yang tidur di

masjid dan tempat-tempat yang terbuka mengingat belum cukupnya asrama-asrama

yang ada. Selain itu, karena lembaga pendidikan pimpinan Al Syekh Habib Saggaf

bin Mahdi ini berorientasi pada pendidikan padat karya, yakni mendidik para santri

untuk belajar cara membuat roti, tahu, tempe, air mineral, tata cara jahit-menjahit, dan

Page 50: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

lain-lain, maka sangat dibutuhkan sarana-sarana yang memudahkan terlaksananya

pendidikan tersebut.54

C. Visi dan Misi

Pondok pesantren adalah tempat untuk menggembleng generasi muda agar

menguasai ilmu agama dan salah satunya mempunyai kecerdasan, baik kecerdasan

intelegensi, emosional, dan spiritual. Setiap santri yang dididik minimal mampu

mengamalkan ilmu untuk dirinya, keluarganya, dan lebih luasnya kepada masyarakat.

Adapun visi dan misi didirikannya Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul

Iman, adalah:

1. Visi : Terwujudnya santri yang kreatif, bermotivasi, berakhlak, disiplin,

terampil, dinamis serta dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi.

2. Misi : Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Membangun semangat yang disiplin, terampil, serta mandiri.

Menyiapkan siswa agar mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

D. Struktur Organisasi

Struktur adalah cara sesuatu atau orang-orang dalam suatu organisasi

disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi dapat diartikan sebagai susunan aturan

dari berbagai bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan tersusun. Maka

struktur organisasi adalah kerangka, susunan-susunan yang menjadi wadah bagi

segenap kegiatan usaha pengelolaan dalam membagi dan mengelompokan pekerjaan

54 Arsip Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor

Page 51: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di

antara satuan-satuan organisasi dan penugasannya.

Untuk melaksanakan tugas dan program yang telah dirumuskan, maka

dibentuk susunan kepengurusan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Struktur Organisasi

Penashat : As Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syaikh Abu Bakar bin Salim

Ketua : Habib Abdullah Al Jufri

Wakil : Muhammad Rofi’i

Sekertaris : Husni Thamrin; A. Faidlur Rahman

Bendahara : Murdiono; Muchlisin

E. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana Pondok Pesantren Al-Ashriyyah yang ada

sampai dengan saat ini antara lain:

KETUA

WAKIL

BENDAHARA

SEKRETARIS

PENASEHAT

Page 52: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

1. Lab Komputer “laki-laki & perempuan”

2. Lapangan Basket “laki-laki & perempuan”

3. Lapangan Futsal

4. Masjid “laki-laki & perempuan terpisah”

5. Asrama Putra & Putri

6. YAPANI Entertainment

7. Percetakan

8. Gedung Tae kwon Do

9. Ruang Praktek Tata Boga “Pabrik Roti”

10. Ruang Praktek Pembuatan Tahu & Tempe

11. Ruang Praktek Pembuatan Air Minum kemasan Hexagonal “Ointika”

12. Ruang Praktek Pembuatan Pupuk Kompos

13. Ruang Praktek Agribisnis (pertanian, perkebunan, perikanan, penggemukan sapi)

14. Dapur Umum

PRESTASI

1. Akademik

a. Juara I MQK Musabaqah Qira’atul Kutub) Tingkat Nasional Bidang Hadits

b. Juara I Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional Antar SLTA

c. Juara II MQL (Musabaqah Qira’atul Kutub) Tingkat Provinsi Bidang Fiqih

d. Juara II Saritilawah Tingkat Nasional Antar SLTA

e. Juara III MQK (Musbaqah Qira’atul Kutub) Tingkat Nasional Bidang Fiqih

f. Juara III Lomba Pidato Tiga Bahasa Tingkat Nasional Antar SLTA

2. NonAkademik

Page 53: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

a. Juara I Lomba Qasidah Tingkat Kabupaten Bogor

b. Juara I Lomba Hadlrah/ Terbangan Tingkat Kabupaten Bogor

c. Juara II Lomba Marawis Tingkat Kabupaten Bogor

F. Sumber Dana

Menggalang dana adalah sebuah proses. Menggalang dana bukan

mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor dapat

mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka

akan mau menyumbang sehingga bisa menghimpun beberapa dana dari donatur yang

bisa dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan operasional.

Adapun sumber dana pondok pesantren Al-Ashriyyah ini adalah berasal

dari donatur tetap, unit usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren dan bisnis habib

sendiri. Namun jika masih terdapat kekurangan maka itu semua datangnya dari Allah,

atau istilahnya “min haitsu la yahtasib”55

Strategi penggalangan dana yang dilakukan dengan oleh Pondok Pesantren

Al-Ashriyyah diantaranya:

1. Mengembangkan unit-unit usaha yang ada di pondok pesantren

2. Memperluas Jaringan komunikasi

a. Adanya kerjasama baik dari lembaga sosial maupun pemerintah

b. Direct Mail dan Pendekatan Pribadi

55 Ust Subaiki, Staf Bendahara Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Wawancara

Pribadi, 11 Maret 2009, di Kantor Tata Usaha Pondok Pesantren.

Page 54: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

c. Melalui Media cetak dan elektronik

d. Pandai Bergaul

3. Bisnis Habib Sendiri

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman juga menerima dana yang

berasal dari luar Negeri dimana penggunaannya itu di tujukan untuk pembangunan

pondok pesantren.

Tabel 3.2

Nama Donatur dan Kegunaan Sumbangan

No. Nama Donatur Kegunaan Sumbangan

1. H. Isya Jakarta Pondok “Asrama Putra” H. Isya

2. Gandhi International School

Jakarta Pondok “Asrama Putra” Gandhi

3. Habib Umar Al-Jufri Kalimantan Pondok “Asrama Putra” Habib Umar

4. H. Qosim Singapura Pondok “Asrama Putra” H. Qosim

5. Ibu Olga Fatma Gobel Jakarta Pondok “Asrama Putra” Olga Fatma

6. Jamsostek Gedung Perpustakaan

7. H. Isya Jakarta Masjid Toha “Putra”

8. H. Qosim Singapura Masjid Siti Fatimah “Putri”

9. Yayasan Budha Tzu-Chi

Indonesia

Bangunan Sekolah & Lapangan

Basket

Sumber: Arsip Bendahara Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

G. Sektor Usaha di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

Dasar pemikiran adanya pemberdayaan kewirausahaan di Pondok ini

adalah agar para santri selain memiliki pengetahuan agama, juga agar memiliki skill

dan keterampilan di mana keterampilan itu diharapkan bisa bermanfaat apabila

Page 55: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

setelah keluar nanti. Mengingat saat ini persaingan semakin ketat, untuk itu para

santri dituntut agar bisa menciptakan lapangan kerja, minimal untuk dirinya sendiri

sehingga dengan keahlian berwirausaha nantinya santri dapat mandiri di tengah-

tengah masyarakat.

Adanya sektor usaha bermula ketika banyaknya sampah yang berserakan

di Pondok Pesantren. Karena mengurangi keindahan Pesantren, akhirnya sampah

tersebut diberdayakan, dengan cara dijual ke pengumpul dan dibuat juga pupuk

kompos berkualitas ekspor. Bermula dari keuntungan sampah inilah berdirinya

pabrik-pabrik dan sektor usaha Pondok Pesantren lainnya.

Berikut sektor usaha yang sudah ada di Pondok Pesantren:

1. Bidang Agribisnis

Di antara karunia Allah yang dilimpahkan kepada bangsa Indonesia

adalah air yang melimpah, tanah yang subur, beragam tumbuhan dan binatang

tersedia untuk diambil manfaatnya. Kondisi iklim di Indonesia yang tropis pun

sangat mendukung untuk melakukan usaha agribisnis.

Agribisnis merupakan salah satu bidang usaha meliputi pertanian,

perkebunan, peternakan dan perikanan yang berorientasi pada hasil budidaya dan

perdagangan hasil-hasil panennya. Jadi, tidak hanya sekedar dikonsumsi sendiri,

tetapi juga diarahkan pada meningkatnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

Pondok. Dengan luas lahan sekitar 135 hektar, bidang agribisnis menjadi bidang

andalan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman. Bidang ini mencakup

kepada beberapa kelompok usaha, yakni:

Page 56: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

a. Pertanian dan Budidaya Tanaman

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman menjadikan kegiatan

pertanian dan budidaya tanaman untuk menjadi suatu bidang keahlian bagi

para santri. Di bawah bimbingan para ahli, kegiatan pertanian dan budidaya

tanaman pantas kiranya untuk diacungi jempol.

Di bawah ini adalah bagan hasil pertanian yang diperoleh oleh santri

Al-Ashriyyah Nurul Iman:

Tabel 3.2

Hasil Pertanian

No. Luas Hasil Pertanian Berat

1 ± 1 Hektar Kangkung 2,8 ton

2 ± 1 Hektar Kacang Tanah 2,4 ton

3 ± 0,5 Hektar Jagung 1,8 kwintal

4 ± 1 Hektar Kacang Panjang 1,5 ton

5 ± 1 Hektar Terong 4,8 ton

6 ± 100 Hektar Padi 50 ton

Sumber : Wawancara pribadi dengan Ust.Fuad Al Anshori

Pertanian itu telah dihasilkan rata-rata dalam setiap panen. Sebagai

salah satu kehormatan dan kebanggaan bagi Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman dalam hal pertanian ini, adalah dengan berkunjungnya “Taiwan

Technical Mission” yang merupakan sekelompok tenaga ahli dalam bidang

pertanian dan peternakan dari negara Taiwan, untuk melihat langsung

kegiatan tersebut, sekaligus memberikan pengarahan bagi para santri. Santri

Page 57: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

yang hari-harinya belajar, dapat menyempatkan waktu untuk mengolah lahan

pertanian dan menuai kesuksesan.

b. Perkebunan

Sektor agribisnis yang kedua adalah perkebunan, di atas lahan

seluas kurang lebih dua hektar. Ada tiga kategori dalam sektor perkebunan ini

yaitu perkebunan buah, bunga atau tanaman hias dan tanaman obat-obatan

(herbal), serta perkebunan pohon jarak untuk pengembangan Biodiesel yang

merupakan kerjasama dengan pemerintah setempat. Setelah berhasil dalam

penanaman sayur mayur, kini Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

mengembangkan budidaya penanaman buah pepaya. Buah yang banyak

mengandung vitamin A ini sengaja dijadikan pilihan karena di samping proses

penanaman serta perawatannya yang tidak terlalu sulit, permintaan pasar

terhadap buah pepaya ini cukup bagus. Buah-buahan merupakan salah satu

unsur makanan yang selalu dibutuhkan orang, hampir setiap orang baik

masyarakat kecil maupun masyarakat elit, selalu memerlukan buah untuk

pelengkap makanan pokok.

Demikian juga dengan bunga dan tanaman hias, bila

dikembangkan tentu akan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit

mengingat sekarang banyak orang yang ingin mempercantik tempat

tinggalnya dengan tanaman hias. Akhir-akhir ini banyak bermunculan kios-

kios penjual rangkaian bunga dan banyak pula penjual tanaman di tepi jalan,

sudah tentu mereka memerlukan orang yang sanggup mensuplai tanaman

secara rutin. Ini merupakan suatu peluang bisnis yang menjanjikan.

Page 58: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

c. Peternakan

Sektor agribisnis yang ketiga adalah peternakan. Indonesia

merupakan negara agraris yang cocok dengan pengembangan usaha

peternakan, akan tetapi saat ini Indonesia masih menjadi salah satu importir

sapi terbesar. Maka muncullah ide untuk membuat peternakan sapi. Usaha di

bidang peternakan penuh dinamika dan penuh tantangan sehingga perlu

penanganan khusus. Karena yang dihadapi adalah mahluk hidup yang

bergerak, usaha ini memang memerlukan keahlian khusus dan ketekunan.

d. Perikanan

Sektor agribisnis yang terkhir adalah perikanan. Bermula dari

masyarkat yang menjual empangnya (kolam ikan). Dari situlah kemudian

dikembangkan sektor perikanan di Pondok Pesantren ini. Kebutuhan protein

dalam tubuh manusia salah satunya dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi

ikan. Di atas lahan seluas kurang lebih 28 hektar usaha ikan ini sangat

potensial karena kandungan protein yang cukup tinggi menjadikan ikan

sebagai pilihan menu utama makanan sehari-hari masyarakat.

Usaha perikanan terbagi dalam beberapa bidang. Yang dilakukan

di pondok pesantren ini adalah pembibitan. Pembibitan adalah pemisahan

bibit ikan dengan induknya. Biasanya satu indukan dapat bertelur dan

memijahkan ribuan bibit atau anak ikan. Bibit ini kemudian ditempatkan

dalam kolam tersendiri dan sudah siap jual atau dipelihara, di mana

keuntungannya murni untuk kepentingan Pesantren. Jenis ikan yang ada di

sini yaitu ikan mas, nila, gurame, sepat, dan ikan hias.

Page 59: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

2. Bidang Produksi

Bidang usaha ini merupakan bidang yang banyak menyerap banyak

tenaga kerja dan banyak diminati. Karena selain memberi peluang penghasilan

yang besar, juga berorientasi pada hasil. Produksi yang dimaksud di sini adalah

proses pembuatan dari bahan dasar menjadi bahan jadi atau dari bahan setengah

jadi menjadi menjadi barang siap pakai. Bidang produksi yang dikembangkan di

pesantren ini adalah produksi pangan.

Produksi yang dikembangkan diantaranya:

a. Pabrik Roti

Dengan modal awal lebih dari Rp. 36.000.000,- yang dihasilkan

dari penjualan dan pengolahan sampah, Pondok Pesantren akhirnya berhasil

mendirikan sebuah “pabrik roti” yang dimanfaatkan sebagai salah satu

kegiatan wirausaha yang dikelola oleh para santri.

Kurang lebih 500 kilogram tepung terigu, 350 kilogram margarin

serta 100 butir telur dan bahan lainnya dihabiskan untuk memproduksi 10.000

roti dalam satu hari. Dengan 15 orang santri yang bekerja secara bergantian

setiap harinya, menjadikan santri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

terampil dalam hal produksi roti. Bahkan Mr. Paul Wolfoitz (Presiden Bank

Dunia) sempat kagum dan mengangkat ibu jarinya ketika mengunjungi

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dan mencicipi roti hasil buah

karya para santri.

b. Pabrik Tempe dan Tahu

Page 60: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Bermula dari seringnya santri mengkonsumsi tempe dan tahu,

maka didirikanlah pabrik tempe dan tahu ini yang dananya diambil dari

keuntungan usaha-usaha yang telah ada. Peluang produk ini sangat

menjanjikan, karena sangat digemari oleh masyarakat baik kalangan bawah

maupun kalangan atas.

Untuk pemasarannya, selain untuk keperluan Pondok sendiri,

tempe dan tahu Pondok ini juga dipasarkan untuk masyarakat.

c. Pabrik Air Minum Hexagonal

Pabrik ini bermula dari keprihatinan atas banyaknya produk

minuman yang diproduksi oleh pihak asing, timbul pertanyaan mengapa

bukan bangsa Indonesia sendiri yang memproduksinya? Karena ini negara

kita dan tanah air kita sendiri. Untuk itu didirikanlah pabrik air minum

Hexagonal ini dengan produksi sesuai kapasitas mesin, yaitu 500 galon setiap

harinya. Untuk pemasarannya, selain untuk konsumsi santri sendiri, Pondok

Pesantren Al-Ashariyah Nurul Iman juga memiliki agen di beberapa daerah di

Jakarta dan Bogor.

d. Pengolahan Sampah

Bermula dari keprihatinan atas banyaknya sampah yang bertumpuk

di sekitar Pesantren setiap harinya, maka muncullah ide untuk

memanfaatkannya. Untuk itu, Pesantren dengan para santrinya berupaya

mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Sebagian dari sampah itu kemudian

dijual kepada para pengumpul dan sebagian lagi diolah menjadi pupuk

kompos organik berkualitas ekspor.

Page 61: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

3. Bidang Jasa

Di dunia ini manusia tidak bisa hidup sendiri. Tanpa bantuan pihak

lain, mustahil kita bisa berinteraksi dengan sesama manusia. Bukankah secara

fitrah manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling

mengenal dan tolong menolong. Singkatnya, seluruh kebutuhan manusia tidak

bisa dilakukannya sendiri dan perlu bantuan orang lain, Itulah yang disebut

dengan jasa. Jenis jasa yang dikembangkan di Pesantren ini diantaranya yaitu:

a. Percetakan

Setelah berhasil mengembangkan kegiatan pertanian maupun pabrik

roti, Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman saat ini melebarkan sayap ke

dalam bidang percetakan. Salah satu bidang usaha manusia yang mengalami

perubahan yang signifikan adalah hal cetak mencetak, baik dari bahan cetak

maupun peralatannya. Dan kalau dilihat dengan seksama, banyak dari

kebutuhan manusia yang membutuhkan jasa cetak.

Percetakan Al-Ashriyyah Nurul Iman bertujuan untuk kemandirian

Pondok Pesantren memenuhi segala kebutuhan cetak-mencetak dari buku

literatur, diktat-diktat penting, dan juga cetakan-cetakan lainnya yang

berkenaan dengan keorganisasian. Di samping memenuhi kebutuhan Pondok,

Percetakan Al-Ashriyyah Nurul Iman juga menerima jasa cetak dari

masyarakat.

Page 62: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

b. YAPANI Entertainment

Usaha ini berawal dari kebutuhan untuk mendokumentasikan setiap

ceramah Kyai dan juga mendokumentasikan setiap tamu penting yang datang

ke Pondok Pesantren ini. Maka didirikanlah YAPANI Entertainment ini,

dengan tujuan agar setiap ceramah kyai dan tamu penting yang datang,

didokumentasikan dalam bentuk visual seperti VCD, DVD dan media lainnya.

Namun dalam perkembangannya, selain untuk tujuan seperti itu, YAPANI

Entertainment ini juga bertujuan untuk kemandirian pondok pesantren

memenuhi aktivitasnya. Seperti membuat design majalah, brosur, dan lain-

lain. Begitu juga untuk pengelolaan website di internet.

c. Usaha Menjahit

Menjahit merupakan salah satu jenis usaha yang memiliki prospek

pasar yang tiada henti. Pakaian adalah kebutuhan pokok setiap orang, setiap

hari. Untuk itulah dikembangkan usaha menjahit ini agar di kemudian hari

dapat bermanfaat bagi santri ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

H. Peran Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Kewirausahaan Santri

Untuk terwujudnya pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren,

maka diperlukan peran Pondok Pesantren dalam membina santri. Adapun cara

menumbuhkan kemandirian santri adalah dengan memenuhi aspek-aspek sikap

kemandirian sebagai berikut:

1. Aspek kognitif (mampu mengenal, dan memahami diri sendiri dan

lingkungannya); untuk pengembangan aspek ini biasanya dilakukan proses

Page 63: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

pembelajaran melalui pengembangan wawasan dalam hal pengembangan

kemandirian. Ini berarti seseorang diberi materi-materi ajar tentang perilaku

kemandirian. Untuk pembinaan aspek ini, santri diajarkan materi tentang

kewirausahaan.

2. Aspek afektif (keberanian, mampu mengambil keputusan untuk dan oleh diri

sendiri, bertanggung jawab, pecaya diri, optimis, sabar, tawakkal, dan ikhlas);

untuk membina aspek ini biasanya diberikan pembelajaran yang menekankan

aspek perasaan (emosional), dengan muhasabah, berdoa, ibadah ritual, khidmat,

dll.

3. Aspek konatif (mampu menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan

dinamis, mampu mengendalikan/mengarahkan diri sendiri sesuai dengan

keputusan itu, tekad kuat untuk tidak menjadi beban,); untuk itu biasanya

diberikan pembelajaran yang menumbuhkan motivasi berprestasi, yakni dengan

dobrak diri dan bangun diri agar ia mampu dan mau merubah karakter (akhlak).

4. Aspek psikomotorik (mampu mewujudkan diri sendiri (aktualisasi diri) secara

optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki,

ahli ikhtiar); untuk itu pembelajaran yang diberikan biasanya dalam bentuk life

skill, simulasi, magang, kerja.

Modal seperti itulah yang terstruktur dalam diri mereka agar mampu

memproyeksikan ilmu dunia dan ilmu akhirat, serta mampu

mengaktualisasikannya dalam masyarakat. Demi menyiapkan calon pemimpin

masa depan yang menguasai IPTEK, mempunyai daya juang tinggi, kreatif,

inovatif, dan tetap dilandaskan iman dan takwa yang kuat, Pondok Pesantren Al-

Page 64: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Ashriyyah Nurul Iman berusaha mengembangkan kreatifitas serta meningkatkan

pengetahuan dan profesionalisme. Meskipun belum ada yang menjadi pengusaha

yang sukses, karena pengusaha yang sukses itu memerlukan proses yang panjang

namun sudah ada yang menciptakan lapangan kerja sendiri minimal untuk dirinya

sendiri, di pondok ini juga sudah diterapkan pernikahan antar santri dimana santri

putra dan putri yang sudah menempuh S1 dinikahkan dan diberikan lahan oleh

pihak pondok pesantren untuk dikelola.56

Sedangkan untuk pemberdayaan terhadap masyarakat berupa gratisnya

biaya pendidikan dari tahap ibtidaiyah sampai dengan tingkat perguruan tinggi,

masyarakat juga dapat memperoleh akses dan informasi mengenai kegiatan usaha

yang dijalankan oleh pondok peantren. Pihak pondok pesantren juga

mempekerjakan masyarakat dalam bidang perikanan, jadi selain dikelola oleh

santri masyarakat juga ikut dilibatkan, begitu juga dengan pertanian dimana pihak

pondok pesantren dengan masyarakat menerapkan bagi hasil dari setiap panen

yang diperoleh.

56 Ust Fuad Alanshori, Kepala Humas Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman,

Wawancara Pribadi, 29 Desember 2008, di Kantor Redaksi Pondok Pesantren.

Page 65: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB IV

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN

DI PONDOK PESANTREN AL ASHRIYYAH NURUL IMAN

PARUNG BOGOR

A. Analisa Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman Parung-Bogor

Setelah sistem ekonomi konglomerasi dianggap kurang berhasil, maka

harapan ekonomi itu ditumpahkan ke lembaga-lembaga rakyat yang sudah teruji dan

lulus dalam sejarah kehidupan masyarakat dan berbangsa. Dan ternyata, yang justru

tahan di tengah badai krisis ekonomi adalah lembaga-lembaga ekonomi mikro yang

berbasis rakyat. Industri kelas menengah kecil seperti home industry justru memiliki

daya ketika berhadapan dengan krisis ekonomi.

Pondok pesantren, kenyataannya adalah lembaga potensial untuk bergerak

ke arah ekonomi berbasis rakyat, sebagaimana kekuatan yang terbukti dimilikinya. Di

samping sebagai lembaga pendidikan, pesantren sebenarnya mempunyai andil yang

cukup besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi masyarakat

menengah kebawah yang berada sekitar pesantren.

Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman Parung-Bogor yang

mempunyai lebih dari 6000 santri ini, dapat dijadikan contoh. Banyak penduduk

bekerja untuk pondok pesantren dalam berbagai sektor. Ada yang bekerja sebagai

pemangkas rambut, dry cleaning, tukang masak, memasok jajanan santri ke koperasi,

tukang bangunan, cleaning service, dll. Kebutuhan di atas merupakan kebutuhan-

Page 66: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

kebutuhan dasar para santri dan pondok. Apalagi bila pondok mempunyai usaha

tertentu sehingga bisa melibatkan lebih banyak masyarakat lagi.

Alasan mendasar kenapa keberadaan pesantren lebih bisa memberdayakan

ekonomi masyarakat dibanding sekolah biasa, adalah karena pesantren muridnya

tinggal 24 jam di pondok. Berbeda dengan sekolah biasa yang muridnya tidak

mondok. Di samping itu, status pesantren sebagai lembaga swasta dan kondisi orang

tua murid yang mayoritas berasal dari ekonomi menengah kebawah, memaksa

pondok pesantren seperti Al-Ashriyyah Nurul Iman untuk terus mandiri dan inovatif

menciptakan lapangan-lapangan usaha baru demi mencukupi kebutuhan finansial

lembaganya.

Secara garis besar, model kelembagaan pondok pesantren dapat

dikategorikan ke dalam dua kategori sebagai berikut:57

1. Integrated Structural

Maksudnya adalah semua unit atau bidang yang ada dalam pondok

pesantren, merupakan bagian tak terpisahkan dengan pondok pesantren itu

sendiri. Artinya, semua unit atau bidang dengan berbagai ragam spesifikasi,

berada dalam suatu struktur organisasi. Model seperti ini sebenarnya tidak terlalu

bermasalah seandainya masing-masing unit atau bidang memiliki job description

yang jelas, termasuk hak dan kewenangannya. Sebaliknya, Apabila hal ini tidak

dijumpai sementara kendali organisasi berpusat hanya pada satu orang, maka

dapat dipastikan bahwa sistem keorganisasian dan kelembagaan tidak bisa

berjalan dengan baik. Inilah problem klasik kelembagaan yang biasanya banyak

dijumpai di pondok pesantren, dengan istilah yang sering didengar “semuanya

57 Ahmad Faozan, Jurnal Studi Islam dan Budaya, (Purwokerto: P3M, 2006) h.1

Page 67: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

harus mendapat restu sang Kyai”. Maka dapat dipastikan bahwa sistem

keorganisasian dan kelembagaan tidak begitu berjalan dan aspirasi para guru

untuk pengembangan ekonomi kadang terhambat di puncak pimpinan. Meski

demikian, tidak semua pondok pesantren bisa digeneralisasikan seperti itu.

Apabila sang Kyai berfigur demokratis, maka otoritarianisme kelembagaan dapat

dihindarkan.

2. Integrated Non-Structural

Maksudnya adalah unit atau bidang usaha yang dikembangkan pondok

pesantren terpisah secara struktural organisatoris. Artinya, setiap bidang usaha

mempunyai struktur tersendiri yang independen. Meski demikian, secara

emosional dan ideologis tetap menyatu dengan pondok pesantren. Pemisahan

lembaga ini dimaksudkan sebagai upaya kemandirian lembaga, baik dalam

pengelolaan atau pengembangannya. Model kelembagaan seperti ini biasanya

mengadopsi sistem manajemen modern.

Dilihat dari dua model kelembagaan yang telah disebutkan di atas, maka

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah dapat dikategorikan sebagai pondok pesantren yang

menerapkan model Integrated Non-Structural, di mana setiap bidang usaha

mempunyai struktur tersendiri yang independen. Kurikulum di Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah juga telah membantu meningkatkan jiwa enterpreneurship para santri,

yaitu mengajari santri dengan ketrampilan-keterampilan yang bermanfaat untuk bekal

mereka nanti.

Adapun tahapan pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah adalah sebagai berikut:

Page 68: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

1. Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Kehadiran Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor

yang memadukan pendidikan agama Islam dengan pendidikan umum termasuk

pendidikan keterampilan dengan berbagai jenis pelatihan kewirausahaan, telah

ikut menjawab tantangan zaman termasuk dalam memasuki era globalisasi yang

penuh dengan persaingan.58

Bahwa bertambah banyaknya angkatan kerja setiap tahun, sementara

peluang kerja yang tersedia sangat terbatas akan menyebabkan terjadinya

persaingan yang sangat ketat dalam memperoleh pekerjaan. Akibatnya, hanya

orang-orang yang cerdas dan memiliki keterampilan yang memadailah yang

mampu bersaing memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya.

Kondisi demikian akan berdampak pada banyaknya pengangguran di negeri kita

sehingga apabila tidak segera dicarikan solusinya akan berdampak pada tingginya

angka kriminalitas.

Solusi yang paling baik dalam menghadapi masalah tersebut ialah

dengan mengembangkan keterampilan berwirausaha bagi remaja dan pemuda

kita. Pendidikan keterampilan hidup (life skill) harus dikembangkan di lembaga-

lembaga pendidikan. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam,

disamping tetap melaksanakan fungsinya sebagai pusat pendidikan dan

pendalaman ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin), juga harus membekali para

santrinya dengan pendidikan keterampilan bagi para santrinya. Jiwa kemandirian

58 Ust Fuad Alanshori, Kepala Humas Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman,

Wawancara Pribadi, 02 Januari 2009, di Kantor Redaksi Pondok Pesantren.

Page 69: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

yang telah tumbuh di lingkungan pondok pesantren merupakan modal berharga

yang harus terus dikembangkan bagi para santri. Para santri juga perlu

mempersiapkan diri untuk menghadapi dan mewujudkan masa depan yang lebih

cerah, sehingga kelak di samping mampu berdakwah dengan baik, juga mampu

berwirausaha dengan sukses.

Konsekwensinya, maka pengelola Pondok Pesantren memodernisir

sistem pendidikan dan manajemen sesuai dengan arah pergerakan masyarakat

modern dengan harapan dapat memenuhi dan menyeimbangkan kebutuhan hidup

para santri dan alumninya dengan berbagai macam pelatihan-pelatihan. Di

antaranya adalah pelatihan kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa dan

sikap kewirausahaan santri.

Kewirausahaan di pondok pesantren dibangun di atas pondasi ilmu dan

akhlak. Ilmu yang diajarkan oleh pondok pesantren meliputi materi ma’rifatullah,

kewirausahaan, dan kepemimpinan yang diharapkan mampu membangun

kepercayaan diri para santri dalam mengembangkan potensi yang telah

dianugerahkan Allah kepadanya. Sedangkan akhlak diharapkan mampu merubah

karakter negatif menjadi positif, sehingga dalam mengembangkan potensinya para

santri memberikan kesejahteraan bagi dirinya dan ketentraman bagi lingkungan

sekitarnya dengan adanya kewirausahaan ini diharapkan akan lahir insan mandiri

dalam usaha pengembangan masyarakat.

2. Penetapan Sasaran Pemberdayaan Kewirausahaan

Page 70: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Adapun yang menjadi sasaran utama pada setiap pelatihan-pelatihan

yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman di bawah

Departemen Usaha, adalah seluruh santri-santri yang ada di dalamnya termasuk

santri senior, junior dan para asatidz.

3. Merancang Program Pemberdayaan Kewirausahaan

Merancang sebuah program pelatihan kewirausahaan merupakan suatu

keharusan. Berikut ini rancangan program pemberdayaan dan pelatihan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman:

Pertama: Penyelenggara, dalam hal ini yang menjadi penyelenggara

dalam melakukan pelatihan-pelatihan adalah Departemen Usaha Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman. Adapun untuk pelatih atau pemberi materi,

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman mengundang narasumber dari luar

sesuai dengan kebutuhan pelatihan yang dilaksanakan.

Kedua: Tujuan, adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan

pemberdayaan kewirausahaan antara lain sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Terwujudnya kemandirian santri, membangun semangat yang disiplin,

terampil serta mandiri, serta menyiapkan siswa agar mampu menciptakan

lapangan kerja sendiri. Menghasilkan output dengan wawasan luas yang

berpengetahuan agama yang kuat berpengetahuan umum, sains, teknologi dengan

wawasan iman dan taqwa serta mempunyai keterampilan dan kewirausahaan yang

Page 71: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

mampu memberikan manfaat bagi masyarakat umum dalam perkembangan

perekonomian.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dapat

dimanfaatkan untuk berwirausaha guna meningkatkan penghasilan yang

layak untuk para santri di masa mendatang.

2) Berpengetahuan agama dengan sebaik-baiknya yang memiliki kualitas

keimanan dan ketaqwaan yang kuat.

3) Menginternalisasi nilai-nilai budi pekerti yang luhur sehingga memiliki

kecakapan sosial yang baik.

4) Memiliki berbagai ilmu pengetahuan umum dengan mampu berteknologi

yang intelektualitas.

5) Memiliki jiwa kemandirian dan kepemimpinan yang sanggup menjadi

agent of change dengan unggul dimasa yang akan datang.

6) Mempunyai jiwa kewirausahaan dan keterampilan sehingga menjadi

motor kehidupan social ekonomi

Ketiga: Materi, dalam hal ini materi yang diberikan secara umum

adalah disesuaikan dengan jenis pelatihan yang dilaksanakan.

Keempat: Metode, adapun metode yang diterapkan dalam

melaksanakan pemberdayaan dan pelatihan kewirausahaan apabila

dipersentasikan adalah 30% berbentuk teori dan 70% berbentuk praktek.

Page 72: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

4. Pelaksanaan Program Pemberdayaan dan Pelatihan di Pondok Pesantren

Al-Ashriyyah Nurul Iman

Dalam pemberdayaan dan pelatihan kewirausahaan, pengaplikasiannya

tidak terlepas dari rencana-rencana yang telah disusun. Diantaranya dalam bentuk

workshop, seminar, dan lain-lain. Akan tetapi metode yang lebih menjadi acuan

bagi pihak Pondok Pesantren lebih cenderung menggunakan metode learning by

doing (belajar sambil bekerja).

Berikut ini adalah jenis-jenis pemberdayaan kewirausahaan yang telah

dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor:

Tabel 4.1

Jenis Usaha Dan Pelatih

No. Jenis Usaha Pelatih

1 Agrobisnis Taiwan Technical Mission

2 Pabrik Roti Bpk. Asdodi

3 Pabrik Tahu & Tempe H. Abdurrahman

4 Pabrik Air Mineral Hexagonal PT. Tirtamas Jaya

5 Pengolahan Sampah H. Zakaria

6 Percetakan Bpk. Suparto

7 YAPANI Entertaintment Bpk. Rama Setiawan

8 Usaha Menjahit Hj. Nani Suryani

Sumber: Wawancara Pribadi Dengan Ust. Subaiki

5. Evaluasi Pemberdayaan Kewirausahaan

Evaluasi pemberdayaan kewirausahaan dilakukan pada setiap satu

bulan sekali terhadap santri pada masing-masing unit usaha. Setelah itu dilakukan

rolling (perputaran) sampai ditemukan bakat yang cocok pada santri.

Page 73: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Adapun masalah keuangan atau omzet pada usaha yang dijalankan

oleh santri, pihak Pondok Pesantren lebih menanamkan kejujuran (keimanan)

pada santri. Karena dalam hal ini, pengawas keuangan yang masuk pada unit

usaha yang dijaga oleh santri setiap harinya tidak ada, melainkan melalui waskat

(pengawasan malaikat).

a. Pengelola Program

Pengelola program pemberdayaan ini adalah Departemen Usaha

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang dilaksanakan oleh Pengurus

Departemen Usaha Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

b. Rancangan Program Pemberdayaan

Tabel 4.2

Rancangan Program Pemberdayaan Kewirausahaan

No. Waktu Materi Narasumber Tempat

1 08:00-09:00 Pembukaan Habib Sagaf

bin Mahdi Masjid

2 09:00-09:30 Break Panitia Masjid

3 09:30-12:00 Pemberian Tausyiah

dan Motivasi Para Asatidz Masjid

4 13:00-14:00 Pemberian Teori Pelatih Lokasi

Usaha

5 14:00-15:00 Teknik Operasional

Unit Usaha Pelatih

Lokasi

Usaha

Wawancara Pribadi dengan Ust. Subaiki

Page 74: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga yang lahir atas prakarsa dan

inisiatif (tokoh) masyarakat dan bersifat otonom, sejak awal berdirinya merupakan

potensi strategis yang ada di tengah kehidupan masyarakat. Kendati kebanyakan

pesantren memposisikan dirinya (hanya) sebagai institusi pendidikan dan

keagamaan, namun beberapa pesantren telah berupaya melakukan reposisi dalam

menyikapi berbagai persoalan masyarakat, seperti ekonomi. Menurut Zamaksyari

Dhofier unsur-unsur yang terdapat di dalam pesantren yaitu: Kyai, Santri dan

pendidikan.59

Berikut ini unsur-unsur yang diberdayakan di dalam lingkungan

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor.

Kyai – Ulama

Kyai-ulama adalah figur yang merupakan elemen paling esensial dalam

pondok pesantren. Kyai-ulama adalah orang yang memimpin pesantren dengan

kharisma tinggi, ibadah yang tekun serta pengetahuan keagamaan yang luas dan

mendalam. Oleh sebab itu, para kyai-ulama, di samping memberikan pelajaran

agama dan menjadi pemimpin spiritual para santrinya, tidak jarang juga menjadi

konsultan bagi masyarakat.

Sebagaimana telah disinggung, keunikan sekaligus sebagai magnet

pondok pesantren adalah figur kyai-ulama pemimpin pondok pesantren. Dalam

konteks ini, muncul faktor yang sangat penting sekaligus sebagai syarat dalam

tradisi Islam, yaitu seorang kyai-ulama adalah pemegang ilmu-ilmu agama. Tugas

ini tidak dapat dilimpahkan kepada masyarakat umum karena berhubungan dengan

kepercayaan bahwa ulama merupakan pewaris Nabi, seperti disebutkan dalam

sebuah Hadis. Dengan demikian, keunikan kepemimpinan Kyai-ulama Pondok

59 Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1983) h.44

Page 75: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pesantren Al-AShriyyah Nurul Iman Parung-Bogor ini dapat dipandang sebagai

potensi pondok pesantren yang bernilai ekonomis.

Setidaknya ada tiga hal yang dapat dijadikan kelebihan melalui unsur

Kyai-ulama ini: Pertama, dengan “menjual” figur Kyai-ulama karena kedalaman

ilmunya. Artinya, figur seorang Kyai-ulama pondok pesantren merupakan magnet

(daya tarik) yang luar biasa bagi calon santri, wali santri, dan masyarakat untuk

berburu ilmu. Kedalaman ilmu sang Kyai-ulama inilah yang menjadikan awal

potensi ekonomi Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor

terbangun.

Ini tidak berarti komersialisasi ilmu, tetapi sudah seharusnya orang-

orang yang berilmu itu memperoleh penghargaan meski tidak selalu berupa materi.

Meski potensi berasal dari figur seorang Kyai pondok pesantren, tetapi karena

institusi pondok pesantren biasanya melekat dengan figur sang Kyai-ulama, maka

pemanfaatan potensi tersebut juga untuk kemaslahatan pondok pesantren.

Kedua, seorang Kyai-ulama adalah tokoh panutan masyarakat dan

pemerintah. Ketokohan seorang Kyai-ulama ini memunculkan sebuah kepercayaan,

dan dari kepercayaan melahirkan akses. Dari sinilah jalur-jalur komunikasi, baik

dalam kerangka ekonomis, politis, maupun yang lainnya terbangun dengan

sendirinya. Ketiga, seorang Kyai-ulama, sebelum membangun sebuah pondok

pesantren, telah mandiri secara ekonomi yaitu sebagai pengusaha dan sebagainya.

Pada pondok pesantren ini para santri bahkan belajar bertani dan berdagang kepada

sang Kyai-ulama. Kyai-ulama semacam ini sering menjadi tumpuan keuangan

pondok pesantren.

Page 76: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Ini berarti sejak awal Kyai-ulama telah mempersiapkan diri secara

sungguh-sungguh. Tidak hanya dari aspek mental, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Jiwa dan semangat entrepreneurship inilah yang mendasari kemandirian

perekonomian pondok pesantren. Apabila aset dan jiwa entrepreneurship ini

dipadukan, maka hasilnya dapat dijadikan dasar membangun tatanan ekonomi

pondok pesantren. Ketiga potensi ekonomi Kiai-ulama ini apabila diskemakan,

dapat tergambar sebagai berikut.

Tabel 4.3

Potensi Ekonomi Kyai-Ulama

Santri – Murid

Potensi ekonomi kedua yang melekat pada Pondok Pesantren Al-

AShriyyah Nurul Iman Parung-Bogor adalah santri, atau murid, atau siswa. Analisis

potensi diri ini, bahwa para santri tersebut sering mempunyai potensi/bakat bawaan,

seperti kemampuan membaca al-Qur’an, kaligrafi, pertukangan, dan sebagainya.

Bakat bawaan ini selalu dipupuk dan dikembangkan. Karena itulah, di dalam

Kyai-Ulama

Santri, Masyarakat dan

Jiwa

Ilmu

Kepercayaan/Akse

Aset Ekonomi

Pengembangan Pesantren

Page 77: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

pondok pesantren diterapkan penelusuran potensi/bakat dan minat santri, kemudian

dibina dan dilatih.

Dengan demikian, dalam Ponpes tersebut perlu juga dikembangkan

semacam Wadah Apresiasi Potensi Santri (WAPOSI), wadah semacam ini, sudah

ada di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor, dan diatur

supaya produktif. Untuk itu diperlukan keberanian manajerial dari para pengasuh

untuk mewarnai manajemen pondok pesantren secara lebih profesional dan modern.

Tabel 4.4

Potensi Ekonomi Santri-Murid

Pendidikan

Keunikan pondok pesantren terletak pada sistem pendidikannya yang

integral. Artinya, model pendidikan khas pondok pesantren, seperti sorogan

dipadukan dengan model pendidikan modern. Di samping itu, juga disiplin ilmu

yang ditekuninya, tidak hanya ilmu agama, melainkan sekaligus pelajaran umum

lainnya, seperti bahasa Inggris, matematika, sosiologi, antropologi, dan sebagainya

karena pondok pesanten ini sekaligus mengelola lembaga pendidikan formal.

Pondok Pesantren

Wadah Apresiasi Santri

Pengembangan

Potensi Diri

Penggalian Potensi Diri

santri

Pemberdayaan Ekonomi

Pengembangan Pesantren

Page 78: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Untuk itu, potensi ekonomi dari pendidikan pesantren ini sebagaimana

lazimnya pendidikan, di dalamnya pasti ada murid-siswa, guru, sarana, dan

prasarana. Untuk kelancaran proses pembelajaran, diperlukan seperangkat buku,

kitab, dan alat-alat tulis. Dari sini bisa dikembangkan salah satu unit usaha pondok

pesantren yang menyediakan sarana belajar tersebut, semisal toko buku atau kitab,

alat tulis, dan foto copy, belum lagi dari sisi kebutuhan sehari-hari seperti makan,

minum, air, telepon, asrama, pakaian, dan sebagainya.

Tabel 4.5

Potensi Ekonomi Bidang Pendidikan

Apabila ketiga pilar utama ini terpenuhi, pondok pesantren telah

memenuhi tiga fungsi utamanya, yaitu Pertama, sebagai pusat pengkaderan

pemikir-pemikir agama (center of excellence). Kedua, sebagai lembaga yang

mencetak sumber daya manusia (human resource). Ketiga, sebagai lembaga yang

melakukan pemberdayaan pada masyarakat (agent of development).

B. Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Lain

1. Pondok Pesantren Al-Wasilah, Cipanas, Kabupaten Garut

Pondok Pesantren

Sarana Prasarana KBM dan

Kebutuhan Santri/Murid

Umum Agama Formal

Kitab/buku, Asrama,

Makan/Minum, dll.

Page 79: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pondok pesantren Al-Wasilah yang dipimpin KH. Ahmad Thanthowi

Djauhari Musaddad, belakangan ini banyak bergerak dalam merehabilitasi

pemukiman penduduk, perbukitan bahkan lahan-lahan kritis yang dimiliki

Perhutani di Kawean Garut. Dibawah forum komunikasi yang dibentuknya

pondok pesantren Al-Wasilah memimpin santri dari banyak pesantren di

kabupaten Garut dan masyarakat untuk bekerjasama dalam suatu gerakan

konservasi.

Para ulama di kabupaten Garut bahkan lebih jauh. Dengan inisiatif

Pondok Pesantren Al-Wasilah para ulama mengeluarkan fatwa bahwa perusakan

alam sangat bertentangan dengan hukum-hukum Islam.

K.H. Ahmad Tanthowi yang mencetus gagasan ini tampak melakukan

hal ini dengan sepenuh hati. Ia juga membuat suatu pujian dalam bentuk “salawat

lingkungan” dalam bahasa sunda. Pesan yang dimaksudkannya adalah

pengagungan Nabi Muhammad SAW dan memasukkan pesan-pesan lingkungan.

Ia mempopulerkan salawat ini dan secara perlahan menjadi bagian dari rius shalat

jumat, pengajian dan ritual keagamaan lainnya. Bersama dengan pengikut

pengajiannya, sebanyak 575 pondok pesantren di Kabupaten Garut, dalam

berbagai tingkat, menjadi penjaga hutan yang ada di sekitarnya dari perusakkan

dan pembalakan liar.

Di samping pondok pesantren, kelompok-kelompok tani, koperasi

pedasaan dan organisasi pemuda, turut bergabung dalam gerakan ini.

2. Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung

Page 80: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Pondok pesantren al ittifaq merupakan salah satu pesantren agrobisnis

yang berbasis masyarakat. Pesantren ini berada di desa Alam Endah kecamatan

Rancabali Kabupaten Bandung Jawa barat. Kiprah pesantren ini dalam membantu

meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat telah diakui berbagai

pihak, baik swasta maupun pemerintah. Kontribusi pondok pesantren al ittifaq

kepada masyarakat tidak lepas dari peran serta pimpinannya, Fuad Affandi, yang

selalu berusaha memberdayakan sumberdaya yang berada di desa Alam Endah.

Dalam berbisnis, Kerja sama yang dijalin al ittifaq merupakan kerja

sama yang lintas agama, dan lintas golongan. Kebersamaan ini adalah hasil kerja

keras Fuad Affandi yang selalu berusaha menanamkan kebersamaan dalam jiwa

santrinya dan jiwa masyarakat sekitar pondok. Al ittifaq bersifat terbuka

terhadap perubahan perubahan yang terjadi di sekitarnya yang dianggap berguna

bagi keberlangsungan pondok、sehingga hal ini memudahkan pihak manapun

untuk bekerjasama dengan al ittifaq.

Kunci kesuksesan al ittifaq adalah kebersamaan yang selalu

ditanamkan fuad affandi kepada para anggotanya, mereka dididik untuk tidak

mementingkan kepentingan diri sendiri, mereka dituntut untuk saling tolong

menolong dalam segala hal.

Bentuk kerjasama antar warga masyarakat diwadahi dalam Kelompok

Tani. Fuad affandi sendiri pertama kali mendirikan kelompok tani pada tahun

1988. jumlah kelompok tani yang berada dibawah naungan pesantren al ittifaq

adalah 5 kelompok tani dengan jumlah KK atau kepala keluarga kurang lebih 446

KK. Berikut perinciannya:

Page 81: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

a. Kelompok tani Al-Ittifaq dengan jumlah anggota kurang lebih 300 orang,

terdiri dari santri dan guru.

b. Kelompok tani one dengan jumlah anggota kurang lebih 380 petani.

c. Kelompok tani HMS ( Hasil Melak Sayur ) dengan jumlah anggota kurang

lebih 28 orang.

d. Kelompok tani Jampang Endah dengan jumlah anggota kurang lebih 25 orang.

e. Kelompok Tani Tunggul Endah dengan jumlah anggota kurang lebih 13

orang.

Perbedaan Pondok Pesantren Al-AShriyyah Nurul Iman Parung-Bogor

dengan pondok diatas adalah bahwa kedua pondok pesantren tadi hanya fokus di

bidang agribisnis saja sedangkan Pondok Pesantren Al-AShriyyah Nurul Iman

Parung-Bogor selain fokus di bidang agribisnis, juga ada bidang produksi dan jasa

C. Faktor Pendukung dan Penghambat

Di dunia pondok pesantren sejak dasawarsa terakhir telah muncul

kesadaran untuk mengambil langkah-langkah tertentu guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM) yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan

transformasi sosial (pembangunan). Dari sinilah timbul berbagai model

pengembangan sumber daya manusia, baik dalam bentuk perubahan kurikulum

pondok pesantren yang lebih berorientasi kepada konteks kekinian atau dalam bentuk

kelembagaan baru semacam pesantren agribisnis atau sekolah-sekolah umum di

lingkungan pondok pesantren.

Page 82: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Penekanan pada bidang keterampilan ini pondok pesantren semakin

dituntut untuk self supporting dan self financing. Karena itu Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah Nurul Iman mengarahka pada santrinya untuk terlibat dalam kegiatan-

kegiatan unit-unit usaha yang ada di pesantren meliputi: Agrobisnis, Produksi dan

Jasa melalui kegiatan kerterampilan ini minat kewirausahaan para santri

dibangkitkan, untuk kemudian diarahkan menuju pengembangan pengelolaan usaha-

usaha ekonomi bila sang santri kembali ke masyarakat.

Namun terlepas dari itu semua faktor pendukung dan penghambat akan

mempengaruhi kegiatan pemberdayaan kewirausahaan, faktor pendukung dan

penghambat itu antara lain:

1. Faktor Pendukung

Beberapa faktor yang dapat berperan sebagai pendukung pelaksanaan

pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

yaitu:

a. Manajemen pengelolaan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang

memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses belajar

kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen kepemimpinan yang

mampu mengelola setiap kegiatan yang ada.

b. Sistem disiplin yang ketat dalam siklus kegiatan di Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah Nurul Iman ini. Semua kegiatan mulai bangun tidur, shalat, mandi,

belajar di kelas baik untuk kegiatan intrakulikuler maupun kegiatan

ekstrakulikuler.

Page 83: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

c. Ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana terhadap kegiatan

pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan meliputi: Lahan pertanian,

perkebunan, empang/kolam ikan, dll.

d. Kesediaan pelatih yang baik dan profesional

2. Faktor Penghambat:

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan

di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman antara lain:

a. Timbulnya perasaan jenuh atau malas yang kadang-kadang timbul pada santri

dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain disaat bekerja.

b. Mesin atau peralatan yang kadang-kadang rusak sehingga kegiatan produksi

menjadi sedikit terganggu.

Page 84: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan beberapa kesimpulan di atas yaitu:

Untuk terwujudnya pemberdayaan kewirausahaan santri di pondok

pesantren maka diperlukan peran pondok pesantren dalam membina santri. Adapun

peran Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor dalam

menumbuhkan kemandirian santri dengan cara memenuhi aspek-aspek sikap

kemandirian sebagai berikut:

5. Aspek kognitif (mampu mengenal, dan memahami diri sendiri dan

lingkungannya); untuk pengembangan aspek ini biasanya dilakukan proses

pembelajaran melalui pengembangan wawasan, dalam hal pengembangan

kemandirian berarti seseorang diberi materi-materi ajar tentang perilaku

kemandirian. Untuk pembinaan aspek ini pada program santri mukim diajarkan

materi tentang kewirausahaan).

6. Aspek afektif (keberanian, mampu mengambil keputusan untuk dan oleh diri

sendiri, bertanggung jawab, pecaya diri, optimis, sabar tawakkal, dan ikhlas );

untuk membina aspek ini biasanya diberikan pembelajaran yang menekankan

aspek perasaan (emosional), dengan muhasabah, berdoa, ibadah ritual, khidmat,

dll.

Page 85: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

7. Aspek konatif (mampu menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan

dinamis, mampu mengendalikan/mengarahkan diri sendiri sesuai dengan

keputusan itu, tekad kuat untuk tidak menjadi beban,); untuk itu biasanya

diberikan pembelajaran yang menumbuhkan motivasi berprestasi, yakni dengan

dobrak diri dan bangun diri agar ia mampu dan mau merubah karakter (akhlak).

8. Aspek psikomotorik (mampu mewujudkan diri sendiri (aktualisasi diri) secara

optimal sesuai dengan potensi, minat, dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

ahli ikhtiar); untuk itu pembelajaran yang diberikan biasanya dalam bentuk life

skill, simulasi, magang kerja.

Peran pondok pesantren dalam pemberdayaan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor untuk menumbuhkan jiwa

entrepreneur santri diaplikasikan dalam sebuah pola yang terdiri dari: Input, yaitu, 1.

Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga sisi; Pertama,

dilihat dari kebutuhan santri, Kedua, kebutuhan pesantren dan Ketiga, kebutuhan

organisasi. 2. Penetapan Sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektif,

karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya. Proses, yaitu Merancang program

pemberdayaan, rancangan program terdiri dari penyelenggara yaitu Pondok Pesantren

(Departemen Usaha) Al-Ashriyyah Nurul Iman, dengan tujuan terwujudnya

kemandirian dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri. Serta materi dan

metode yang dijalankan disesuaikan dengan peatihan yang dilaksanakan. Selanjutnya,

pelaksanaan program pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan dengan cara

pemberian teori melalui seminar, workshop dan lain-lain yang kemudian dipraktekan

di lapangan dan unit-unit usaha yang ada.

Page 86: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Out put, yaitu memantau dan mengevaluasi program pemberdayaan

kewirausahaan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan dilakukan rolling

(pertukaran) pada unit usaha hingga ditemukan bakat yang cocok pada santri. Dan

pengaruhnya dirasakan sangat baik bagi para santri.

Namun terlepas dari itu semua faktor pendukung dan penghambat akan

mempengaruhi kegiatan pemberdayaan kewirausahaan, faktor pendukung dan

penghambatnya antara lain:

3. Faktor Pendukung

Beberapa faktor yang dapat berperan sebagai pendukung pelaksanaan

pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

yaitu:

e. Manajemen pengelolaan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang

memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses belajar

kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen kepemimpinan yang

mampu mengelola setiap kegiatan yang ada.

f. Sistem disiplin yang ketat dalam siklus kegiatan di Pondok Pesantren Al-

Ashriyyah Nurul Iman ini. Semua kegiatan mulai bangun tidur, shalat, mandi,

belajar di kelas baik untuk kegiatan intrakulikuler maupun kegiatan

ekstrakulikuler.

g. Ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana terhadap kegiatan

pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan meliputi : Lahan pertanian,

perkebunan, empang/kolam ikan, dll.

h. Kesediaan pelatih yang baik dan professional

Page 87: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

4. Faktor Penghambat:

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman antara lain:

a. Timbulnya perasaan jenuh atau malas yang kadang-kadang timbul pada santri

dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain disaat bekerja.

b. Mesin atau peralatan yang kadang-kadang rusak sehingga kegiatan produksi

menjadi sedikit terganggu.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam melaksanakan pemberdayaan

kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa entrepreneur santri hendaknya

menyeimbangkan antara pembekalan teori dan praktek secara proporsional.

Pengembangan materi pelatihan yang diberikan kepada santri sebaiknya tidak

hanya berkaitan dengan pembelajaran keterampilan praktis saja, melainkan harus

juga diberikan materi kewirausahaan secara teori yang lebih mendalam, sehingga

mereka benar-benar mempunyai bekal untuk menjadi wirausahawan kelak.

2. Praktek pengembangan pembelajaran keterampilan melalui kerja nyata pada unit-

unit usaha yang ada pada pondok pesantren tersebut diharapkan lebih melihat

terhadap minat santri, agar setiap santri lebih siap untuk hidup mandiri dengan

bekal kewirausahaan yang dimiliki dan dijadwalkan dengan rapi sehingga tidak

mengganggu pelajaran sekolah maupun mengaji dan kegiatan lain.

Page 88: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

3. Upaya pondok pesantren untuk membekali santrinya dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta berbagai keterampilan praktis diharapkan menjadi solusi yang

tepat untuk mempersiapkan mereka menjadi orang-orang yang mandiri dengan

kegiatan wirausaha.

Page 89: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

Jakarta: UI Press, 2003.

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang, Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997.

Alma, Buchari Panduan Kuliah Kewirausahaan. Bandung: CV Alvabeta, 2000.

---------------, Ajaran Islam dalam Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, 1994.

As-Suyuti, Jalaluddin Abdurrahman, Jaami’ Al Hadits: Al Jaami’ As Shagir Wal Jawahid

Wa Al Jaami’ Al Kabir, Beirut: Daar al Fikri, 1994.

Azizy, A. Qodri, Melawan Globalisasi: Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM

dan Terciptanya Masyarakat Madani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2001.

Badiri, Lili, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat & Wirausaha, Jakarta: CV. Pustaka Amri,

2005.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

1986.

Dhofier, Zamaksyari, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES, 1983.

Drucker, Peter F, Inovasi dan Kewiraswastaan: Praktek & Dasar-dasar, Jakarta:

Erlangga, 1985.

Frinces, Heflin, Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis, Yogyakarta: Darussalam, 2004.

Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani, 1998.

Huda, Miftahul Aspek Ekonomi dalam Syariat Islam, Mataram: LKBH, 2007.

Jurnal Studi Islam dan Budaya, Purwokerto: P3M, 2006.

Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006.

Page 90: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Lupiyoadi, Rambat, Kewirausahaan : From Mindset to Strategy, Jakarta :

LPUI, 2005.

Machendrawati, Nanih, dan Agus Ahmad Syafe’í, Pengembangan Masyarakat Islam:

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2001.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994.

Masyhud, Sulthon, dan Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva

Pustaka, 2005.

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda, 2006.

Mubyartanto, Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta: BPFE, 2000.

Natsir, Nanat Fatah, Etos Kerja Wirausaha Muslim, Bandung: Sunan Gunung Djati Press,

1999.

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Pekerti, Anugrah, Falsafah Kewirausahaan (Mitos, Teori dan Aksi Pengembangan

Kewirausahaan), Jakarta: Depdikbud Dikti, 1998.

Qomar, Mujamil, Pesantren: dari Transformasi Metodologi menuju Demokratisasi

Institusi, Jakarta: Erlangga, 2001.

Rahardjo, M. Dawam, Islam Dan Transformasi Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1999.

Rasyid, Sudrajat, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, Jakarta: PT.

Citrayudha, 2006.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi

Kepribadian, Jakarta: PT Grasindo, 2003.

Saifudin, Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Sasmito, Semua Orang Bisa Jadi Pengusaha, Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2007.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Reflika

Aditama, 2005.

Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosda, 2005.

Page 91: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Sumardi, Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Berkah Pustaka, 1984.

Sumodiningrat, Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,

Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2003.

Suryana, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2003.

Syamsudin R.S., Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam dalam Da’wah Islam,

Bandung: KP. HADID, 1999.

Sumarsono, Kontribusi Sikap Mental Berwiraswasta untuk Berprestasi, Jakarta: C.V Era

Swasta, 1984.

Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008.

Ziemek, Manfred Pesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1986.

Page 92: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana gambaran umum Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang

meliputi:

- Sejarah Berdiri

- Visi Misi

- Sarana dan Prasarana

2. Bagaimana pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Iman yang meliputi:

- Identifikasi kebutuhan

- Penetapan sasaran

- Rancangan pemberdayaan

- Pelaksanaan pemberdayaan

- Jenis unit usaha yang telah dilaksanakan

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambatnya?

Tanggal : 02 Januari 2009

Page 93: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

Tempat : Kantor Redaksi

Narasumber : Ustadz Fuad al-Anshori

T : Bagaimana gambaran umum atau profil Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Nurul Iman?

J : Untuk hal itu silahkan lihat di brosur.

T : Bagaimanakah pemberdayaan kewirausahaan disini?

J : Kehadiran Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor yang

memadukan pendidikan agama Islam dengan pendidikan umum termasuk

pendidikan keterampilan dengan berbagai jenis pelatihan kewirausahaan, telah

ikut menjawab tantangan zaman termasuk dalam memasuki era globalisasi

yang penuh dengan persaingan. Pemberdayaan kewirausahaan di Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman ini dilakukan dengan cara mendirikan

dan mengembangkan berbagai macam unit usaha selain itu disini juga

dilakukan pelatihan kepada setiap santri.

T : Bagaimana sistem pelatihan disini, dan yang pertama bagaimana

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan?

J : Dalam mengidentifikasi pelatihan pertama dilihat dari bakat santri yang akan

dilatih dan terlebih melihat kebutuhan pesantren yang perlu mengembangkan

usaha dan menggali sumber dana.

T : Bagaimana pelaksanaan pelatihan di ponpes ini dan darimana pelatihnya?

Page 94: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

J : Pelatihan dilaksanakan melalui seminar, workshop dll. dan kemudian

dipraktekan langsung dilapangan. Adapun pelatihnya disesuaikan dengan

bidangnya pada setiap pelatihan.

T : Bagaimana merancang program pelatihan, diantaranya bagaimana metode,

media, dan materinya?

J : Untuk metodenya kami lebih menekankan kepada metode learning by doing

sedangkan materi serta medianya disesuaikan dengan jenis pelatihan.

T : Bagaimana menetapkan sasaran peserta pelatihan di ponpes ini, apakah semua

santri dilibatkan dalam pelatihan ini?

J : Dalam menetapkan sasaran pelatihan semua santri dilibatkan, namun pertama-

tama di pilih dulu beberapa santri senior kemudian santri senior tersebut

menularkan ilmunya kepada adik-adiknya dan begitu seterusnya.

T : Cara mengevaluasi pelatihan seperti apa?

J : Evaluasi dilakukan setiap setiap satu bulan sekali namun pada dua bulan

sekali dilakukan rolling pada tempat yang lain sehingga terlihat kecondongan

pada usaha mana mereka cocok dan berbakat.

T : Masalah keuangan bagaimana cara mengawasinya?

J : Santri lebih ditekankan kepada penanaman keimanan dengan mengedepankan

kejujuran dan yang mengawasinya adalah waskat atau pengawasan malaikat.

T : Dari santri yang ditempatkan di setiap unit usaha diberikan insentif/upah atau

tidak?

J : Semua santri yang di tempatkan di unit usaha tidak kami berikan upah,

seluruh keuntungan diberikan untuk kemajuan pondok pesantren, tapi insentif

Page 95: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

yang diberikan kepada santri berupa di gratiskannya semua biaya selama

mondok disini.

T : Apa saja faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman?

J : Faktor pendukung adanya pemberdayaan kewirausahaan disini yaitu

manajemen pengelolaan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang

memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses belajar

kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen kepemimpinan yang

mampu mengelola setiap kegiatan yang ada.

Selanjutnya yaitu sistem disiplin yang ketat dalam siklus kegiatan di Pondok

Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman ini. Semua kegiatan mulai bangun tidur,

shalat, mandi, belajar di kelas baik untuk kegiatan intrakulikuler maupun

kegiatan ekstrakulikuler.

Selain itu ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana terhadap kegiatan

pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan meliputi : Lahan pertanian,

perkebunan, empang/kolam ikan, dll. sangat membantu pemberdayan

kewirausahaan di ponpes ini. Dan yang terakhir adnya kesediaan pelatih yang

baik dan professional.

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan

kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman biasanya

timbul perasaan jenuh atau malas yang kadang-kadang timbul pada santri

dikarenakan masalah pribadi ataupun hal lain di saat bekerja atau juga mesin

Page 96: PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI … · 2013-05-02 · PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi kasus: Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul

atau peralatan yang kadang-kadang rusak sehingga kegiatan produksi menjadi

sedikit terganggu. Ya mungkin itu saja.