2
PEMBAHASAN Pada Praktikum Titrasi Argentometri mendapatkan sampel Luminal. Luminal (C12H12H2O6) merupakan zat yang sukar larut dalam air. Pada praktikum Argentometri ini, menggunakan larutan baku primer NaCl 0,05 M dan larutan baku sekunder AgNO 3 0,05 M. Pembakuan AgNO 3 dengan NaCl dilakukan 3 kali replikasi. Pembakuan larutan AgNO3 yang pertama mendapatkan 0,0507 N, yang kedua dan ke tiga mendapatkan 0,0509 N, sehingga bila di dapatkan N rata- rata hasilnya 0,0508 N. Titrasi Argentometri dilakukan 3 kali replikasi, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan volume titrasi saat dilakukan pertama kali sampai yang ketiga tidak terlalu jauh, agar % kesalahan pada titrasi tidak mencapai lebih dari 10 % pada rata-rata % kadar. Pada titrasi sampel Luminal yang pertama didapatkan volume titran sebesar 1,62 ml, yang kedua didapatkan volume titran sebesar 1,59 ml, dan yang ketiga di dapatkan volume titran sebesar 1,63 ml, sehingga dapat dihitung % kadar dari masing-masing volume titran. Pada perhitungan % kadar I didapatkan hasil 9,5019 %, % kadar II didapatkan hasil 9,1768 %, % kadar III didapatkan hasil 9,557%. Pada % kadar rata-rata didapatkan hasil 9,41%. Hasil % kadar rata-rata tidak memenuhi % kadar rata-rata sesungguhnya Luminal yakni 12,44% sehingga terjadi % kesalahan lebih dari 10% hal ini dapat dibuktikan dengan menghitung % kesalahan titrasi. Hasil yang didapatkan dari perhitungan % kesalahan titrasi adalah 24,35 %. Hal ini dikarenakan, Luminal merupakan zat atau senyawa yang sulit diamati menggunakan metode argentometri dikarenakan sangat sulit melihat atau membedakan kekeruhan yang terjadi pada luminal saat di titrasi sehingga seringkali terjadi kesalahan atau keraguan dalam menentukan apakah larutan luminal tersebut sudah terjadi kekeruhan apa tidak.

PEMBAHASAN Laporan KA Argento

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga pembahasan praktikum kimia analisis ini tentang argentometri luminal dapat membantu..

Citation preview

PEMBAHASANPada Praktikum Titrasi Argentometri mendapatkan sampel Luminal. Luminal (C12H12H2O6) merupakan zat yang sukar larut dalam air. Pada praktikum Argentometri ini, menggunakan larutan baku primer NaCl 0,05 M dan larutan baku sekunder AgNO3 0,05 M. Pembakuan AgNO3 dengan NaCl dilakukan 3 kali replikasi. Pembakuan larutan AgNO3 yang pertama mendapatkan 0,0507 N, yang kedua dan ke tiga mendapatkan 0,0509 N, sehingga bila di dapatkan N rata-rata hasilnya 0,0508 N.Titrasi Argentometri dilakukan 3 kali replikasi, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan volume titrasi saat dilakukan pertama kali sampai yang ketiga tidak terlalu jauh, agar % kesalahan pada titrasi tidak mencapai lebih dari 10 % pada rata-rata % kadar. Pada titrasi sampel Luminal yang pertama didapatkan volume titran sebesar 1,62 ml, yang kedua didapatkan volume titran sebesar 1,59 ml, dan yang ketiga di dapatkan volume titran sebesar 1,63 ml, sehingga dapat dihitung % kadar dari masing-masing volume titran. Pada perhitungan % kadar I didapatkan hasil 9,5019 %, % kadar II didapatkan hasil 9,1768 %, % kadar III didapatkan hasil 9,557%. Pada % kadar rata-rata didapatkan hasil 9,41%. Hasil % kadar rata-rata tidak memenuhi % kadar rata-rata sesungguhnya Luminal yakni 12,44% sehingga terjadi % kesalahan lebih dari 10% hal ini dapat dibuktikan dengan menghitung % kesalahan titrasi. Hasil yang didapatkan dari perhitungan % kesalahan titrasi adalah 24,35 %. Hal ini dikarenakan, Luminal merupakan zat atau senyawa yang sulit diamati menggunakan metode argentometri dikarenakan sangat sulit melihat atau membedakan kekeruhan yang terjadi pada luminal saat di titrasi sehingga seringkali terjadi kesalahan atau keraguan dalam menentukan apakah larutan luminal tersebut sudah terjadi kekeruhan apa tidak.

Kesimpulan

Pada perhitungan % kadar rata-rata Luminal didapatkan hasil 9,41% dan hasil tersebut tidak sesuai dengan kadar luminal sesungguhnya yakni 12,44% sehingga didapatkan % kesalahan titrasi sebesar 24,35 %. Kemungkinan hal ini dikarenakan karena pada saat titrasi Luminal kurang keruh selain itu Luminal juga sangat sulit diamati menggunakan metode argontometri sebab sangat sulit membedakan kekeruhan Luminal saat setelah dilakukan titrasi.