Pembahasan Bab 2

Embed Size (px)

Citation preview

C. Pembahasan Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners stase PBLK Fakultas Keperawatan USU pada tanggal 30 Mei- 25 Juni 2011 di ruangan RB1, pada unsur man, methode, money dan material maka ditemukan beberapa masalah pada ruangan RB1 yang telah dianalisa berdasarkan analisa SWOT. Setelah data ditabulasi, dianalisa dan dirumuskan terdapat beberapa masalah yang muncul terkait dengan manajemen yang dapat diintervensi oleh mahasiswa. Berdasarkan masalah yang muncul, kelompok manajemen menyusun beberapa perencanaan untuk penyelesain masalah tersebut dan telah

diimplementasikan pada tanggal 06 Juni-18 Juni 2011. Setelah diintervensi kelompok mengevaluasi kinerja dan membandingkan kembali konsep teoritis untuk mengetahui sejauh mana pencapaian kelompok. Adapun beberapa masalah manajemen di ruang RB1 yang diintervensi oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:

1.

Intervensi pada Unsur Man Masalah yang muncul pada unsur man adalah kurangnya tenaga perawat

diruangan RA1 sedangkan beban kerjanya tinggi. Berdasarkan perhitungan menurut Douglas, Lovevidge dan Cunings berdasarkan tingkat ketergantungan pasien maka jumlah perawat untuk ruangan RB1 : dinas pagi + dinas siang + dinas malam + libur/cuti + 1 orang kepala ruangan adalah 6 + 5 + 3 + 6 + 1 = 21 orang. Menurut Gillies dan Depkes, jumlah kebutuhan tenaga perawat adalah 30 orang. Dengan menggunakan metode tim jumlah kebutuhan tenaga perawat adalah 30

orang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka kebutuhan tenaga perawat di ruangan RB1 sebanyak 21-30 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang ada di ruangan saat ini yang berjumlah 21 orang maka kekurangan tenaga perawat sebanyak 9 orang. Berdasarkan data tersebut maka kelompok menganjurkan kepada Karu untuk menyusun jadwal dinas sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien di ruangan RB1. Selain itu, dari masalah ketenagaan, ditemukan masalah penempatan pegawai di ruangan RB1 yang tidak berdasarkan kriteria tertentu melainkan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga perawat. Oleh karena itu, kelompok menganjurkan kepada karu untuk menempatkan pegawai berdasarkan kemampuan/keterampilan yang mereka miliki. Karu menerima saran mahasiswa dengan baik/positif dan karu mengatakan bahwa akan

mempertimbangkan saran/masukan dari mahasiswa.

2. Intervensi pada Unsur Metode

Adapun masalah yang ditemukan pada metode adalah pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang dirawat di ruangan RB1 Obgyn tidak terdokumentasi dan tidak terstruktur serta belum maksimal dilaksanakan. Untuk mengatasi hal ini, kelompok memberikan kesehatan kepada pasien berdasarkan angka kejadian terbesar di ruangan RB1 meliputi pendidikan kesehatan kepada pasien postpartum spontan maupun post seksio sesarea di ruang nifas, pasien dengan diagnosa Ca Servik, Ca Ovarium di ruangan Onkologi dan pasien dengan diagnosa mioma uteri di ruangan Ginekologi. Selain itu, kelompok juga

memberikan leaflet kepada pasien dan poster yang ditinggalkan di ruangan agar

dapat dipergunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan lebih lanjut kepada pasien yang dirawat di ruangan RB1. Karu dan perawat RB1 merespon dengan baik pendidikan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa dan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakn pendidikan kesehatan kepada pasien yang dirawat RB1. Begitu juga dengan pasien yang diberikan pendidikan kesehatan bersikap kooperatif dan senang karena pengetahuan mereka bertambah.

3. Intervensi pada Unsur Material

Masalah yang ditemukan kelompok pada unsur material adalah papan identitas pada bed pasien yang terbuat dari kertas dan mudah robek sehingga kelompok berinisiatif untuk membuat papan identitas pasien dari kertas yang dilaminating. Program ini sudah terealisasikan dan dilakukan evaluasi dengan cara mengobservasi pengisian papan identitas tiap harinya. Hasilnya papan identitas tersebut memang sudah terisi lengkap sesuai dengan klien yang sebenarnya.