4
VII. PEMBAHASAN Pada praktikum ini, membahas mengenai penentuan karbonat dan hydrogen karbonat dalam campurannya secara titrimetri. sampel yang mengandung karbonat dan hidrogen karbonat yang digunakan adalah soda kue. mula-mula melakukan pembakuan larutan HCl. HCl sendiri merupakan larutan baku sekunder yang sifatnya tidak stabil sehingga perlu distandarisasi terlebih dahulu. standarisasi artinya proses pemisahan konsentrasi zat dengan tepat dan akurat melalui reaksi dengan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti dengan metode titrimetri. HCl distandarisasi dengan larutan Na 2 CO 3 yang disebut juga larutan baku primer, karena padatan Na 2 CO 3 sifatnya stabil terhadap udara, memiliki kemurnian tinggi, mudah didapat, mudah larut, berat molekul tinggi dan ditimbang teliti sebesar 1,3 gram dan dilarutkan dengan volume akurat sebesar 250 ml dan konsentrasinya diketahui pasti hanya dengan menimbang padatannya kemudian dilarutkan dalam pelarut. maka untuk mengetahui konsentrasi HCl harus menitrasi larutan Na 2 CO 3 dengan penambahan indikator metil jingga untuk mengetahui titik akhir titrasi telah tercapai. Metil jingga digunakan karena memiliki trayek pH 3,1-4,4 yang apabila ditambahkan ke larutan basa seperti Na 2 CO 3 akan berubah menjadi warna kuning. Setelah itu dilakukan titrasi maka terjadi reaksi antara Na 2 CO 3 dan HCl. karbonat yang terdapat dalam Na 2 CO 3 bereaksi dengan asam membentuk garam. reaksinya sebagai berikut:

pembahasan anlitik

  • Upload
    ajeng

  • View
    22

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penetuan karbonat

Citation preview

Page 1: pembahasan anlitik

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, membahas mengenai penentuan karbonat dan hydrogen karbonat

dalam campurannya secara titrimetri. sampel yang mengandung karbonat dan hidrogen karbonat

yang digunakan adalah soda kue.

mula-mula melakukan pembakuan larutan HCl. HCl sendiri merupakan larutan baku

sekunder yang sifatnya tidak stabil sehingga perlu distandarisasi terlebih dahulu. standarisasi

artinya proses pemisahan konsentrasi zat dengan tepat dan akurat melalui reaksi dengan zat lain

yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti dengan metode titrimetri. HCl distandarisasi

dengan larutan Na2CO3 yang disebut juga larutan baku primer, karena padatan Na2CO3 sifatnya

stabil terhadap udara, memiliki kemurnian tinggi, mudah didapat, mudah larut, berat molekul

tinggi dan ditimbang teliti sebesar 1,3 gram dan dilarutkan dengan volume akurat sebesar 250 ml

dan konsentrasinya diketahui pasti hanya dengan menimbang padatannya kemudian dilarutkan

dalam pelarut. maka untuk mengetahui konsentrasi HCl harus menitrasi larutan Na2CO3 dengan

penambahan indikator metil jingga untuk mengetahui titik akhir titrasi telah tercapai. Metil

jingga digunakan karena memiliki trayek pH 3,1-4,4 yang apabila ditambahkan ke larutan basa

seperti Na2CO3 akan berubah menjadi warna kuning. Setelah itu dilakukan titrasi maka terjadi

reaksi antara Na2CO3 dan HCl. karbonat yang terdapat dalam Na2CO3 bereaksi dengan asam

membentuk garam. reaksinya sebagai berikut:

Na2CO3(aq) + HCl(aq) NaHCO3(aq) + NaCl(aq)

Tetapi apabila karbonat telah habis bereaksi, maka larutan yang telah diberi indikator metil

jingga akan berubah warna. ini menunjukan larutan telah mencapai titik akhir titrasi maka titrasi

dihentikan. terjadi perubahan warna menjadi merah jingga hal ini berarti larutan mempunyai

suasana asam. HCl yang terpakai pada percobaan ini sebesar 0,5 ml dengan konsentrasi HCl

yang didapatkan sebesar 0,046 M.

Kemudian dilakukan penentuan karbonat dan hidrogen karbonat dalam sampel soda kue.

Pertama-tama larutan sampel dipipet 25 ml ke dua erlenmeyer berbeda. masing-masing ditambah

fenoftalein dan meti jingga. pH kerja fenoftalein berada pada interval 8,0 sampai 9,6 dan pH titik

ekivalen karbonat berada pada pH 8,3 (berada di dalam rentang pH kerja fenolftalein). Oleh

karena itu, pada titrasi karbonat, digunakan indikator fenolftalein. Sedangkan metil jingga juga

Page 2: pembahasan anlitik

digunakan sebagai indikator karena pH kerja dari metil jingga adalah 3,1-4,4 dan pH titik

ekivalen dari hydrogen karbonat adalah 3,9 (berada di dalam rentang pH kerja metil jingga).

Oleh karena itu, metil jingga juga digunakan sebagai indikator dalam titrasi hidrogen karbonat.

Pada titrasi karbonat yang ditambah pp sampel berubah menjadi pink seulas karena berada pada

suasana basa. Saat dititrasi dengan HCl, karbonat bereaksi dengan HCl sebagai berikut

CO32-

(aq) + H+(aq)

H2CO3-(aq)

kemudian warnanya berubah menjadi tidak berwarna karena karbonat telah habis bereaksi dan

telah mencapai titik akhir titrasi. volume rata-rata HCl untuk titrasi ini (Vff) yang terpakai

sebesar 0,5 ml dengan kadar karbonat yang didapatkan dari perhitungan sebesar 54 ppm

kemudian pada titrasi hidrogen karbonat yang ditambah metil jingga sampel berubah menjadi

kuning jingga karena berada pada suasana basa. Saat dititrasi dengan HCl, hidrogen karbonat

bereaksi dengan HCl sebagai berikut:

HCO3-

(aq) + H+(aq)

H2CO3(aq)

Setelah mencapai titik akhir titrasi warnanya berubah menjadi tidak berwarna. volume rata-rata

HCl untuk titrasi ini (Vmj) yang terpakai sebesar 13,65 ml dengan kadar hidrogen karbonat yang

didapatkan dari perhitungan sebesar 1498, 4 ppm

Penjelasannya saat sampel dititrasi dengan HCl sebenarnya terjadi 2 reaksi yaitu reaksi

Na2CO3 dan NaHCO3 dengan HCl, persamaan reaksinya:

Na2CO3(aq) + HCl(aq) NaHCO3(aq) + NaCl(aq) ……… (1)

NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l) ……(2)

kemudian karbonat lebih dahulu bereaksi dengan HCl daripada hidrogen karbonat karena

karbonat lebih basa sedangkan HCl bersifat asam dan asam menyenangi yang basa.

Pada titrasi ini, ada kemungkinan bahwa hasil yang diperoleh tidak 100% tepat. Beberapa

faktor yang memungkinkan adanya kesalahan-kesalahan tersebut adalah ketidaktepatan

pembacaan volume HCl pada saat titrasi, ketidaktepatan pengambilan larutan sampel saat akan

dititrasi, ketidakbersihan alat yang digunakan, dan sebagainya.

Page 3: pembahasan anlitik

VIII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

konsentrasi HCl yang didapat sebesar 0,46 M

kadar Na2CO3 dalam sampel sebesar 54 ppm

kadar NaHCO3 dalam sampel sebesar1498,4 ppm