21
Pemanfaatan Video Tutorial Pada Model Pembelajaran PAIKEM Mata Pelajaran Kewirausahaan Di SMK Negeri 3 Salatiga Artikel Ilmiah Peneliti: Nanin Binafsihi (702011019) Krismiyati, S.Pd., M.A Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oktober 2015

Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

Pemanfaatan Video Tutorial Pada Model Pembelajaran PAIKEM

Mata Pelajaran Kewirausahaan Di SMK Negeri 3 Salatiga

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Nanin Binafsihi (702011019)

Krismiyati, S.Pd., M.A

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2015

Page 2: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM
Page 3: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM
Page 4: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM
Page 5: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM
Page 6: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM
Page 7: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

1

Penerapan Metode Pembelajaran Digital Stroytelling Guna Meningkatkan

Keaktifan Siswa Pada Pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 3 Salatiga

1) Nanin Binafsihi 2)

Krismiyati

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)

[email protected] 2)

[email protected]

Abstract

The implementation of the unappropriate learning method and the lack of the use

of teaching media could make the students’ active learning become low. The

students get bored, did not pay attention and under estimated in learning

Kewirausahaan. Therefore, the research was conducted by using video tutorial

learning method in Kewirausahaan subject. The results showed that the

implementation of video tutorial learning method could improve students’ active

learning toward Kewirausahaan subject. The students’ active learning becomes

higher than the students who are taught by using conventional method learning.

Therefore, it could be said that the implementation of video tutorial leaning

method has positive influence toward students’ active learning in Kewirausahaan

subject.

Keywords : learning method, video tutorial, students’ active learning

Abstrak

Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnnya penggunaan

media pembelajaran membuat keaktifan belajar siswa rendah. Siswa merasa

bosan, kurang memperhatikan dan menyepelekan mata pelajaran Kewirausahaan.

Oleh karena itu dilakuan penelitian dengan penerapan metode pembelajaran video

tutorial pada mata pelajaran Kewirausahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penerapan metode pembelajaran video tutorial dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa terhadap mata pelajaran Kewirausahaan. Keaktifan belajar siswa

yang diterapkan dengan metode pembelajaran video tutorial semakin meingkat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran video tutorial

berpengaruh positif terhadap keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran

Kewirausahaan.

Kata Kunci : metode pembelajaran, video tutorial, keaktifan siswa

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 8: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

2

1. Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003).

Melalui pendidikan, diharapkan seorang anak akan mampu melaksanakan

hidupnya tanpa bergantung dengan bantuan orang lain. Pendidikan dibagi

menjadi 2, formal dan informal. Pendidikan formal didapat dari sekolah dan

universitas. Sedangkan pendidikan informal didapat dari kursus.

Pendidikan formal di sekolah umumnya dihadiri sebanyak 20-40 siswa di

kelas dan ditangani oleh satu guru, seperti di sekolah SMK N 3 Salatiga.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh

pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan atau disingkat dengan PAIKEM. Pemberian materi dari guru

diharapkan mampu meningkatkan daya tarik siswa untuk mendalami suatu

pelajaran. Namun permasalahan tak hanya sampai disitu. Tak jarang siswa

kurang aktif, contohnya berupa mengantuk di kelas, gaduh, dan bermain

handphone/gadget secara diam-diam. Ingatan materi siswa rendah dan akhirnya

nilai yang diraih siswa hanya sampai pada batas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Dunia pendidikan sangat erat hubungannya dengan nilai. Keberhasilan

pendidikan seorang siswa dilihat dari nilai yang ia dapat.

Pengaruh era digital dan peran TIK dalam pendidikan sangat dominan. Pro

dan kontra selalu ada dalam perkembangannya. Sebagian para guru setuju atas

kehadiran TIK dalam pendidikan kita, karena TIK merupakan alat pendukung

pembelajaran dan sekaligus sebagai sumber belajar yang dapat diintegrasikan

dalam proses pembelajaran. Berbagai model rancangan pembelajaran telah

dikembangkan sekaligus model-model pembelajarannya [1].

Menurut observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran kewirausahaan

di SMK N 3 Salatiga menunjukkan keakifan siswa hanya mencapai 30%, hal

itu disebabkan adanya permasalahan partisipasi siswa kurang dalam

pembelajaran. Ada banyak sekali metode pembelajaran yang bisa diterapkan,

bahkan bisa jadi penyajian setiap materi bisa dengan metode pembelajaran

yang berbeda-beda. Bisa pula dengan penerapan teknologi pembelajaran

berbasis TIK. Rujukan yang akan diterapkan dalam permasalahan ini adalah

pemecahan masalah kepasifan siswa dengan menerapkan teknologi

pembelajaran berbasis TIK. Era digital saat ini sangat memudahkan interaksi

guru dan siswa semakin menarik, yakni dengan penerapan metode teknologi

pembelajaran video tutorial. Diharapkan siswa lebih berpartisipasi dan aktif

saat pelajaran kewirausahaan berlangsung dan tujuan pembelajaran yang

diinginkan dapat tercapai.

Strategi video tutorial diharapkan tidak membuat siswa pasif

mendengarkan ceramah guru, karena mereka dituntut berpartisipasi melalui

video/gambar pembelajaran. Guru dapat memenuhi harapan siswa sehingga

hasil belajar siswa lebih maksimal [2]. Penelitian ini dapat mengetahui sejauh

Page 9: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

3

mana penerapan metode pembelajaran tipe video tutorial terhadap partisipasi

siswa di SMK N 3 Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Rosdiana menjelaskan bahwa antara pembelajaran konvensional

dengan pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling berbantuan media

audio visual memiliki karakteristik, landasan teori, dan langkah-langkah

pembelajaran yang berbeda. Implikasi dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe paired storytelling berbantuan media audio visual yaitu: (1)

dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa, (2) interaksi-interaksi yang

terjadi saat proses pembelajaran dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi, (3) dapat merangsang motivasi siswa

dalam pembelajaran, (4) melatih siswa untuk lebih disiplin dan bertanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan [3].

Video tutorial memiliki salah satu keuntungan yaitu suara yang diisikan

dapat suara asli seorang native speaker ataupun suara guru. Jika guru ingin

menyampaikan suara asli seorang native speaker maka suara tersebut dapat

diambil di beberapa web yang menyediakannya secara gratis. Nilai plus (added

value) inilah yang membuat video tutorial sebagai salah satu jenis media

pembelajaran yang cukup ’luwes’. Artinya, keluwesannya terletak pada jenis

materi dapat dipilih sendiri oleh si penyusun media dan gambar maupun

suaranya pun demikian [4].

Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang

dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan

antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain)

yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan

bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat

dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara

kooperatif [5].

Keaktifan dan kekreatifan siswa adalah tujuan utama pembelajaran

PAIKEM. Jadi, pembelajaran PAIKEM adalah metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap

lingkungan. Kegiatan belajar mengajar dengan kondisi lingkungan tanpa

tekanan, dan kegiatan belajar dengan cara menyenangkan serta bervariasi.

Dengan demikian, proses pembelajaran mengajak siswa lebih aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Metode pembelajaran inovatif dikembangkan untuk memacu siswa untuk

berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran inovatif dipilih karena

beragam gaya belajar untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi

siswa di dalam kelas. Ide kreatif sangat dibutuhkan sehingga siswa diharapkan

mampu memberikan pendapatnya. Banyak cara untuk mendapatkan

pengalaman dan belajar komunikasi, yang bisa diterapkan di sekolah maupun

luar sekolah, kelas maupun luar kelas. Salah satu metode yang bisa digunakan

Page 10: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

4

untuk memacu kemampuan komunikasi melalui pembelajaran adalah video

tutorial (penceritaan digital).

Video tutorial adalah suatu seni mengubah cerita ke bentuk multimedia,

berisi kombinasi antara musik, film dan atau gambar yang diwarnai dengan

suara. Guru menerapkan metode ini sebagai salah satu upaya membangkitkan

minat dan semangat belajar siswa. Selain itu, video tutorial memiliki kesan

yang mendalam sehingga meningkatkan daya ingat siswa [6].

Video tutorial memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapat

keterampilan kreativitas dan daya cipta, kecerdasan ganda, pemikiran tingkat

tinggi, berkomunikasi efektif, pengelolaan proyek, dan memperkuat

pemahaman. Gambar video digital bisa direkayasa, disimpan, diduplikasi,

dikirimkan ke komputer lain, dan dapat diputar ulang tanpa kehilangan

kualitasnya. Video digital mampu mengurangi biaya dan meningkatkan

kemudahan dan portabilitas perekaman video yang memungkinkan produksi

video dilakukan di lapangan di mana saja tempatnya. Keuntungan lainnya dari

video digital adalah bahwa penyuntingan bisa dilakukan di komputer

menggunakan piranti lunak yang memudahkannya untuk merekayasa urutan

gambar. Kualitas gambar video tidak akan berkurang selama penyuntingan dan

penyalinan. Video digital juga bisa ditonton pada berbagai kecepatan yang

memungkinkan para siswa untuk mempelajari gambar dari yang sangat lambat

sampai yang sangat cepat [7].

Pada hasil observasi yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa alasan

mengapa siswa cenderung kurang aktif. Salah satu alasannya adalah terjadi

perbedaan daya serap siswa terhadapa materi yang disampaikan oleh guru.

Ketika siswa mendengarkan terus menerus, siswa cenderung bosan sehingga

fokus terhadap pelajaran menurun. Pike dalam (Silberman, 1996)

menyampaikan bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran menaikkan

ingatan 14% ke 38% [8]. Hal itu berarti dengan berbantu alat visual maka

kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif. Siswa akan lebih aktif apabila

materi pelajaran disajikan dengan cara yang kreatif. Siswa ingin terlibat pada

penyajian materi. Diharapkan dengan penggunaan Microsoft Windows Movie

maker, siswa semakin antusias dan rasa ingin tahunya selalu muncul. Siswa

berusaha mencari berbagai informasi dari penyajian film/video materi, bukan

selalu terpaku dari buku saja. Pada akhirnya tercipta kondisi kelas yang tepat

sasaran pada pembelajaran PAIKEM.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas,

bukan pada instrument input kelas (silabus, RPP, materi, dan lain-lain) ataupun

output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas [9].

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mendapatkan pemecahan

masalah dalam praktik pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan kelas

Page 11: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

5

merupakan bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku

pendidikan untuk memperbaiki praktik pembelajaran [10].

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

Ototronika 1 SMK N 3 Salatiga pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

Penulis mengadopsi dan menerapkan konsep dasar penelitian tindakan menurut

Kurt Lewin pada buku Wijaya Kusumah (2010) yang terdiri dari empat

tahapan, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3)

pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).

Penelitian dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua

kali pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua pembelajaran

menggunakan model pembelajaran tipe video tutorial dan diakhiri dengan

evaluasi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini meliputi;

mengidentifikasi masalah yang akan diteliti yang berkenaan dengan

pembelajaran kewirausahaan di sekolah. Studi pendahuluan yaitu dengan

studi literatur dan observasi ke lokasi penelitian, pembuatan proposal

penelitian atau merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, membuat

hipotesis, menentukan metode dan desain penelitian, menentukan variabel dan

sumber data, menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian,

melakukan studi pembuatan media pembelajaran TIK dengan menggunakan

Video tutorial (windows movie maker), uji instrumen tes, analisis instrumen

tes dan revisi instrumen tes berdasarkan hasil uji coba.

Tindakan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan siswa pada

penerapan metode pembelajaran tipe video tutorial. Pelaksanaannya dilakukan

dalam empat kali pertemuan (dua siklus; siklus I dan siklus II).

Kegiatan yang dilakukan dalam tindakan penelitian siklus 1 meliputi: (1)

Membuat dan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (2)

Membuat dan menerapkan materi pelajaran dengan metode pembelajaran tipe

video tutorial. (3) Menerapkan observasi dengan membuat lembar evaluasi. (4)

Melakukan refleksi setelah mendapatkan hasil dalam tahap observasi.

Hasil analisis siklus I dijadikan acuan untuk merencanakan siklus II.

Sehingga hasil yang dicapai pada siklus II diharapkan lebih baik dari siklus I.

Page 12: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

6

Berikut adalah desain pembelajaran yang akan diterapkan pada

pelajaran kewirausahaan kelas XI Ototronika I SMK N 3 Salatiga.

Tabel 3.1 Desain Pembelajaran

No.

Kegiatan

Metode Yang Digunakan

Guru Siswa

1.

Menjelaskan

materi dengan

video

pembelajaran.

(Inovatif)

Memperhatikan

penjelasan guru

dan mencari

jawaban acak dari

pertanyaan guru.

(Aktif)

o Guru membuka kegiatan dengan

pertanyaan untuk merangsang

keingintahuan siswa terhadap

persoalan dari materi.

(Menyenangkan)

o Siswa diminta untuk mencari jawaban

dan guru menerima semua jawaban

yang sudah diutarakan siswa. (Aktif,

Kreatif)

o Jawaban dari pertanyaan dimasukkan

pada video pembelajaran.

2.

Menjelaskan

materi dengan

video

pembelajaran.

(Inovatif)

Berdiskusi untuk

merangkum

materi.

o Guru membuat daftar pertanyaan yang

berkaitan dengan materi (misal: 3

pertanyaan). (Inovatif, Kreatif)

o Siswa diminta untuk membuat 3

kelompok. Masing-masing kelompok

mendapat 1 pertanyaan untuk diskusi.

(Kreatif)

o Beri waktu 5 menit untuk berdiskusi.

(Aktif)

o Saat 3 pertanyaan sudah dibahas,

gabungkan kembali kelas dan

meminta siswa membuat rangkuman

dari hasil diskusi. (Efektif,

Page 13: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

7

Menyenangkan)

3.

Memberi isu

dari sebuah

materi dengan

menampilkan

video yang

berkaitan

dengan isu

tersebut.

(Inovatif)

Memberi

pendapat dari

hasil diskusi

kelompok.

o Guru membuat daftar pertanyaan yang

harus dicari jawabannya dari isu yang

ditampilkan. (Inovatif)

o Siswa masih pada posisi kelompok

(pada poin dua).

o Siswa diperbolehkan untuk

menyanggah/berargumen terhadap

jawaban kelompok lain. (Aktif,

Kreatif)

o Supaya lebih interaktif, atur kelompok

yang berlawanan supaya mereka

saling berhadapan. Ketika seorang

siswa menyimpulkan argumennya,

suruh siswa itu melemparkan suatu

benda (gulungan kertas seperti bola)

kepada seorang anggota dari

kelompok lain. Orang yang

menangkap benda tersebut harus

menangkis argumen siswa

sebelumnya. (Aktif, Kreatif, Efektif,

Menyenangkan)

4.

Guru dan siswa bersama-sama

meninjau ulang hasil kegiatan belajar

mengajar. (Aktif, Efektif)

o Guru membuat dua macam kartu

index;

kartu index pertama berisi pertanyaan

tentang materi yang telah diajarkan,

dan kartu index kedua berisi jawaban

dari setiap pertanyaan tersebut.

(Inovatif, Kreatif)

Page 14: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

8

o Campur hingga benar-benar

tercampur.

o Minta setiap siswa maju ke depan

untuk mengambil satu kartu. (Kreatif)

o Perintahkan kepada siswa untuk saling

menemukan kartu permainannya.

Pastikan pasangannya adalah jawaban

yang tepat, dan mintalah untuk duduk

bersama. (Aktif, Kreatif,

Menyenangkan)

o Ketika semua pasangan permainan

sudah menempati tempatnya,

perintahkan setiap pasangan untuk

membaca keras pertanyaan dan

jawaban, begitu seterusnya hingga

habis. (Aktif, Kreatif, Menyenangkan)

o Pastikan pasangan lain menulis

sehingga rangkuman belajar didapat.

(Aktif, Kreatif, Menyenangkan)

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan

siswa pada pelajaran kewirausahaan setelah metode pembelajaran tipe video

tutorial dierapkan. Teknik yang digunakan adalah observasi (pengamatan

kelas) dan wawancara. Cara pengumpulan data dengan cara pengamatan siswa

di kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan kelas

berguna untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima penjelasan

materi dari guru dengan baik. Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan

sesudah siklus penelitian berlangsung [11]. Jenis kegiatan wawancara yang

digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, pedoman yang digunakan hanya

berupa garis-garis besarnya saja. Kegiatan penelitian ini menggunakan

observasi terfokus, yaitu observasi yang secara khusus dalam proses

pembelajaran, yaitu keaktifan siswa dalam pembelajaran [12]. Berikut adalah

daftar tabel lembar observasi yang diadaptasi dari Purwitasari [13].

Page 15: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

9

Tabel 3.2 Lembar Observasi Terhadap Siswa Dengan Model

Pembelajaran PAIKEM

No. Indikator Kegiatan

Skala

Penilaian

0 1

1. Presentasi

Materi

Menyimak dan menjawab apersepsi dari guru

Memperhatikan tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru

Memperhatikan langkah-langkah pembelajaran

PAIKEM

Memperhatikan penjelasan materi yang

disampaikan guru

Menulis/mencatat materi yang penting

Menjawab pertanyaan dari guru

2. Kegiatan

Praktikum

Memperhatikan penjelasan lembar kerja

individu

Melaksanakan praktikum sesuai petunjuk

Mampu bekerja sama dengan siswa lain

Mempresentasikan hasil kerja

Aktif pada saat presentasi

Keterangan:

Penelitian pada skala di atas dengan nilai 0;1. Siswa aktif dalam

aktivitas tersebut maka nilai yang diberikan adalah 1 dan sebaliknya, jika

tidak aktif maka diberikan nilai 0.

Berikut daftar pertanyaan untuk wawancara siswa yang diadaptasi dari

Purwitasari [13].

1. Menurut Anda apakah pembelajaran dengan metode video tutorial

bersifat menyenangkan?

2. Apakah Anda lebih mudah memahami materi dengan cara belajar

metode video tutorial?

3. Apakah dengan model PAIKEM dan cara belajar metode video

tutorial, Anda ikut menjadi aktif?

4. Apakah belajar dengan metode video tutorial perlu diterapkan pada

pembelajaran berikutnya?

Analisis data merupakan langkah lanjutan setelah hasil pengumpulan data

didapat. Data yang diperoleh adalah hasil observasi tindakan kelas keaktifan

siswa. Tekinik analisis data penelitian tersebut dihitung dengan menggunakan

statistik berikut:

P = 𝑓

𝑁 x 100%

Page 16: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

10

Keterangan:

P : angka prosentase

f : frekuensi yang sedang dicari prosentasinya

N : number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Menurut Mulyasa [14] dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

perilaku yang positif pada siswa. Dalam penelitian ini ditentukan indikator

keberhasilan peningkatan keaktifan siswa mencapai ≥ 75%.

Tabel 3.2 Daftar Persentase Target Capaian dari Masing-masing Variabel yang Akan

Diukur

Aspek Target yang Harus Dicapai

Observasi keaktifan siswa ≥ 75%

Wawancara keaktifan siswa ≥ 75%

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Siklus I dilaksanakan dalam dua tindakan sebelum mengajar, diantaranya

RPP siklus I dan lembar observasi siswa. Pelaksanaan tindakan merupakan

implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat di tahap perencanaan. Pelaksanaan

tindakan pada siklus I ini terdiri dari dua pertemuan.

Pengamatan dilakukan dari siklus I yaitu pada kegiatan pembelajaran

berlangsung di pertemuan I dan pertemuan II dengan mengisi lembar observasi

yang telah disediakan. Instrumen yang digunakan adalah descriptive graphic

rating scale terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Lembar ini digunakan

untuk melihat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar. Pengamatan terfokus

pada keaktifan siswa dalam pembelajaran kewirausahaan.

Berdasarkan dari hasil refleksi siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II

sebagai tindak lanjut/perbaikan siklus I. siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan. Siklus II dilaksanakan dalam tiga tindakan sebelum mengajar,

diantaranya RPP siklus II, lembar observasi siswa, dan wawancara siswa.

Tahap perencanaan yang dilakukan terdiri dari melanjutkan materi

pelajaran yang akan disampaikan dan perbaikan dari tahap refleksi siklus I.

Kesalahan, kekurangan, dan hambatan dari siklus I dijadikan pedoman

perbaikan guna menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik

pada siklus II. Permasalahan yang ada pada siklus I adalah kurangnya perhatian

siswa saat guru menjelaskan materi dengan metode ceramah dan kegiatan

evaluasi penguasaan materi yang kurang bervariatif. Solusi yang telah dibuat

Page 17: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

11

adalah membuat video tutorial untuk menjelaskan materi dan kegiatan evaluasi

dengan menggunakan kartu indeks siswa.

Kegiatan siklus II selesai, dilakukan refleksi selama proses pembelajaran

yang dilakukan pada pertemuan I dan pertemuan II siklus II. Pada siklus II

menunjukkan guru memberikan pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru dan

siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, situasi kelas yang

diharapkan sudah terwujud. Siswa dapat menerima penerapan metode

pembelajaran tipe video tutorial dan permainan kartu indeks siswa. mereka

tampak antusias dengan kegiatan yang diberikan. Keaktifan siswa meningkat

sesuai dengan indikator keaktifan. Pada pertemuan I siklus II masih terdapat

siswa yang kurang aktif, yang sebagian besar pada indikator siswa mencatat

materi yang penting dan indikator siswa mampu menjawab pertanyaan dari

guru. Pada pertemuan II siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

Berikut hasil lembar observasi pada siklus I dan siklus II.

Tabel 4.1 Hasil Lembar Observasi Siklus I dan siklus II

INDIKATOR

SIKLUS I SIKLUS II

Temu

1

Temu

2

Temu

1

Temu

2

Menyimak dan menjawab apersepsi dari guru 33% 39% 72% 92%

Memperhatikan tujuan pembelajaran 31% 33% 56% 94%

Memperhatikan langkah pembelajaran PAIKEM 36% 53% 61% 61%

Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru 61% 67% 42% 72%

Menulis/mencatat materi yang penting 25% 53% 36% 58%

Menjawab pertanyaan dari guru 11% 17% 36% 44%

Memperhatikan penjelasan lembar kerja individu 42% 75% 47% 81%

Melaksanakan praktikum sesuai petunjuk 42% 42% 44% 92%

Mampu bekerja sama dengan siswa lain 47% 47% 53% 67%

Mmepresentasikan hasil kerja 36% 67% 75% 100%

Aktif pada saat persentasi 36% 36% 39% 44%

Selain data hasil observasi siswa, pada akhir penelitian siklus II juga

mengumpulkan data wawancara siswa. berikut wawancara siswa dalam tabel

4.5.

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa

POIN WAWANCARA PERSENTASE

Kegiatan pembelajaran dengan

metode video tutorial bersifat

menyenangkan

78%

Siswa lebih mudah memahami

materi pelajaran dengan cara 83%

Page 18: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

12

belajar metode video tutorial

Siswa lebih aktif dengan cara

belajar metode video tutorial 83%

Belajar dengan metode video

tutorial perlu diterapkan pada

pembelajaran berikutnya

86%

Keaktifan siswa kelas XI Ototronika 1 SMK N 3 Salatiga lebih meningkat

menggunakan metode pembelajaran tipe video tutorial. Keaktifan siswa

meningkat karena metode pembelajaran konvensional banyak didominasi oleh

guru, diubah menjadi pembelajaran kooperatif di mana siswa menjadi lebih

aktif dan dapat menuangkan pendapatnya secara terbuka. Kegiatan belajar

mengajar yang dulunya membosankan, kini menjadi lebih aktif, kreatif,

inovatif, efektif, dan menyenangkan. Proses pembelajaran bervariaif selama

empat pertemuan. Pertemuan pertama siswa diminta maju dan menuangkan ide

hasil kerajinan bahan lunak. Mereka bergantian menuliskannya di papan tulis.

Lalu guru dan siswa bersama-sama membahas hasil jawaban siswa tersebut.

Pada pertemuan kedua kegiatan belajar didominasi dengan presentasi siswa

mengenai hasil kerajinan bahan lunak yang ada di lingkungan sekitar tempat

tinggal. Selanjutnya guru memutarkan video tutorial membuat kerajinan tangan

dari sabun yang berguna untuk memberi pengetahuan siswa pada kegiatan

praktikum. Pertemuan ketiga guru menjelaskan materi praktikum dengan

menampilkan beberapa video tutorial membuat kerajinan tangan dari sabun.

Sebelum kegiatan dimulai, siswa dibagi menjadi 7 kelompok dan diberi tugas

untuk mencatat alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatan dari hasil

video tutorial tersebut. Siswa menjadi aktif saat mereka berdiskusi, dan pada

akhir pembelajaran masing-masing kelompok maju untuk mempresentasikan

hasil diskusi kelompok. Pada pertemuan keempat, kegiatan belajar mengajar

bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai bab kerajinan tangan

bahan dasar lunak, guru membuat kartu indeks siswa. Kegiatan itu dilakukan

dengan membagikan kartu indeks yang setiap anak mendapat satu kartu,

selanjutnya siswa mencari jawaban yang dibawa oleh pasangannya. Setelah

menemukan, setiap pasangan maju untuk menjelaskan poin yang didapatkan.

Proses pembelajaran kooperatif tipe video tutorial sangat menarik bagi siswa,

menurut mereka kegiatan belajar semakin menyenangkan dan keaktifan siswa

meningkat.

Penentuan nilai keaktifan “0” dan “1” menggunakan skala Gutman, jika

aktif bernilai 1 dan jika tidak aktif bernilai 0.

Data yang diperoleh pada siklus I, siswa kelas XI Ototronika I SMK N 3

Salatiga berjumlah 36 anak. Kenaikan yang signifikan terjadi pada indikator

siswa memperhatikan penjelasan lembar kerja individu dari pertemuan I ke

pertemuan II. Pada pertemuan II siswa lebih memperhatikan penjelasan lembar

kerja individu untuk kegiatan praktikum. Selisih persentase 33% dari 15 siswa

di pertemuan pertama naik menjadi 27 siswa di pertemuan kedua. Pada

indikator siswa aktif pada saat presentasi dari pertemuan I ke pertemuan II

Page 19: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

13

tidak ada selisih persentase karena siswa yang aktif saat presentasi hasil tugas

yang diberikan guru hanya berjumlah 13 anak dengan hasil sama, yakni 36%.

Kegiatan siswa melaksanakan praktikum sesuai petunjuk menunjukkan hasil

rata-rata pada siklus I, yakni 42% karena siswa ingin tahu kegiatan

pembelajaran pada tiap pertemuan, mereka merasa pelajaran kewirausahaan

menyenangkan karena teorinya sedikit dan lebih banyak praktikumnya.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, siswa kelas XI Ototronika

I SMK N 3 Salatiga berjumlah 36 anak. Peningkatan terjadi pada setiap

indikator. Kenaikan yang signifikan terjadi pada indikator siswa melaksanakan

praktikum sesuai petunjuk dari pertemuan I ke pertemuan II karena pada

pertemuan II siswa melakukan kegiatan kartu indeks siswa. Pada kegiatan

tersebut siswa menjadi aktif untuk mencari pasangan dari kartu yang didapat.

Siswa merasa senang karena kegiatan kartu indeks belum pernah diterapkan

dan pengetahuan mereka semakin meningkat. Selisih persentase 48% dari 16

siswa di pertemuan pertama naik menjadi 33 siswa. Pada indikator siswa

memperhatikan langkah pembelajaran PAIKEM pertemuan I dan pertemuan II

tidak ada selisih persentase karena siswa yang memperhatikan langkah

pembelajaran PAIKEM hanya berjumlah 22 anak, yakni 61%. Kegiatan siswa

yang menunjukkan rata-rata pada siklus II yaitu pada indikator siswa

memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dengan jumlah

persentase 61%.

Data keaktifan yang diperoleh berdasarkan observasi dalam penelitian di

SMK N 3 Salatiga dapat diketahui keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II

terjadi peningkatan pada setiap aspek pada poin indikator lembar observasi.

Berikut tabel perbandingan hasil observasi siklus I dan siklus II.

Gambar 4.1 diagram hasil ketercapaian indikator

keaktifan siklus I dan siklus II

Hasil ketercapaian indikator keaktifan siswa tersebut menunjukkan bahwa

kegiatan belajar mengajar PAIKEM dengan penerapan metode video tutorial

meningkatkan keaktifan siswa menurut Mulyasa [14] berhasil. Hal tersebut

dibuktikan adanya rasa tertarik dan menyenangkan membuat siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran, mereka lebih mudah menuangkan ide gagasan, tidak

malu bertanya kesulitan yang dihadapi, dan mampu berdiskusi dengan teman

sesuai instruksi guru.

0

100

siklus I42,2%

siklus II62%

per

sen

tase

(%

)

HASIL KETERCAPAIAN INDIKATOR KEAKTIFANSIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 20: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

14

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa indikator wawancara siswa terhadap

penerapan metode kooperatif tipe video tutorial meningkat. Indikator

pembelajaran dengan metode video tutorial bersifat menyenangkan mencapai

78%. Siswa lebih mudah memahami materi dengan cara belajar metode video

tutorial mencapai 83%. Persentase 83% berhasil dicapai pada indikator siswa

ikut menjadi aktif dengan cara belajar metode digital stroytelling. Siswa

menginginkan belajar dengan metode video tutorial diterapkan pada

pembelajaran berikutnya sebanyak 86%. Hasil wawancara siswa tersebut sudah

menunjukkan target yang harus dicapai, yaitu 85%. Target ≥ 75% sudah

berhasil dicapai berdasarkan teori dari Mulyasa [14].

Berdasarkan hasil analisis di atas telah dibahas secara menyeluruh mulai

dari siklus I sampai siklus II mengenai pembelajaran PAIKEM dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe video tutorial di kelas XI

Ototronika 1 SMK N 3 Salatiga. Pembelajaran PAIKEM dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe video tutorial terbukti dapat

meningkatkan keaktifan siswa setelah melalui tahap evaluasi siklus I dan siklus

II yang mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari lembar

observasi dan hasil wawancara dengan diterapkannya metode pembelajaran

kooperatif tipe video tutorial pada siklus I dan siklus II.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kewirausahaan kelas XI dengan diterapkannya metode

pembelajaran video tutorial berpengaruh positif terhadap keaktifan siswa.

Pengaruh positif terhadap keaktifan dibuktikan pada diterapkannya treatment

dan hasil observasi yang telah dilakukan. Perbedaan keaktifan siswa yang

signifikan antara siklus I dengan siklus II dalam menerapkan metode

pembelajaran video tutorial dengan media video tutorial.

Faktor-faktor penghambat keaktifan siswa kelas XI di SMK N 3 Salatiga

dapat diatasi dengan treatment atau perlakuan yang dilaksanakan.

Memanfaatkan kemajuan teknologi, dengan menggunakan media video tutorial

windows movie maker untuk mengatasi kejenuhan siswa saat penjelasan materi.

Hal ini juga semakin meningkatkan daya ingat serta menggali ide kreatif siswa

saat kegiatan praktikum. Pembelajaran semakin kreatif saat guru menerapkan

kartu indeks siswa untuk menambah wawasan materi. Dilihat dari hasil

wawancara pun proses pembelajaran mendapat tanggapan positif dari siswa.

Selain keaktifan meningkat, siswa merasa tidak mudah bosan dan pelajaran

terasa menyenangkan. Ide kreatif siswa dapat tertuang saat berdiskusi dengan

temannya.

6. Saran

Bagi guru mata pelajaran kewirausahaan, metode pembelajaran video

tutorial bisa dijadikan alternatif dalam pelajaran kewirausahaan, khususnya

pada materi teoritis dan kegiatan praktikum siswa. Bagi penelitian selanjutnya,

Page 21: Pemanfaatan Video Tutorial pada Model Pembelajaran PAIKEM

15

penelitian ini bisa dikembangkan lagi karena penelitian ini hanya mengukur

keaktifan siswa saja, sehingga perlu dilakukan penelitian yang dapat mengukur

aspek penilaian pembelajaran lain. Bagi pihak sekolah memberi masukan

kepada guru untuk lebih mengupayakan lagi peningkatan keaktifan siswa

dalam pelajaran kewirausahaan melalui penerapan metode pembelajaran

kooperatif.

7. Daftar Pustaka

[1] Sutrisno. (2012). Pengantar Pembelajaran Inovatif: Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press.

[2] Amri, Sofan, S.Pd & Iif Khoiru Ahmadi, S.Pd., M.Pd. (2012). Konstruksi

Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

[3] Rosdiana, Eva. et al. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Paired Storytelling Berbantuan Media Audio Visual Terhadap

Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD.

[4] Muhyadi. et al. (2010). Pelatihan Pembuatan Media DIGITAL STORY

TELLING (DST) Dalam Rangka Pengembangan Media Berbasis ICT

Untuk Pembelajaran Kelas SBI Di SMP 1 KARANGMOJO.

[5] Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi

PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[6] Miranti Oktafiani. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Video Digital

Stroytelling Terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

[7] Smaldino, Sharon. et al. (2011). Instructional Technology & Media For

Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

[8] Silberman, Mel. (1996). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran

Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

[9] Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Selatan:

REFERENSI (GP Press Group).

[10] Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Rajawali Pers.

[11] Surjadi. (2012). Membuat Siswa Aktif Belajar (73 Cara Belajar

Mengajar Dalam Kelompok), Bandung: CV. Mandar Maju.

[12] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Jakarta: Alfabeta.

[13] Purwitasari, Ambar. (2012). Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran PAIKEM Pokok Bahasan

Memahami APBN dan APBD Kelas XI IPS 3 Semester 1 2011/2012 SMA

Negeri 02 Salatiga.

[14] Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.