Upload
dinhphuc
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
SD NEGERI 2 BANARAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Oleh:
INDRIA ADI KUNCORO
A510140026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama : Indria Adi Kuncoro
NIM : A510140026
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Artikel Publikasi : PROBLEMATIKA GURU DALAM
MENERAPKAN PAIKEM PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD
NEGERI 2 BANARAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini
benar-benar hasil karya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu/ dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung
jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Surakarta,
Yang membuat pertanyaan,
Indria Adi Kuncoro
A510140026
ii
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
SD NEGERI 2 BANARAN
Diajukan Oleh:
Indria Adi Kuncoro
A510140026
Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi.
Surakarta,
(Dra. Risminawati, M.Pd)
NIP. 19540 317 198203 2002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PUBLIKASI ILMIAH
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
SD NEGERI 2 BANARAN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Indria Adi Kuncoro
A510140026
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada hari Senin,tanggal 20 Agustus 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dra. Risminawati, M.Pd (……………….)
2. Dr. Mohamad Ali, S.Ag., M.Pd. (.........................)
3. Yulia Maftuhah H., M.Pd. (.........................)
Surakarta, 2018
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum
NIP. 19650428 199303 1 001
1
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
SD NEGERI 2 BANARAN
Abstrak
Proses belajar mengajar matematika yang berlangsung saat ini banyak
menyebabkan siswa mengalami kendala dalam penguasaan materi karena kurang
tepatnya guru dalam memilih pendekatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan (1) penerapan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika
kelas V; (2) problematika guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata pelajaran
Matematika kelas V; (3) solusi untuk mengatasi problematika guru dalam
menerapkan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika. Penelitian menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus tunggal. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 3 teknik yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model
analisis interaktif yang memiliki 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan serta verifikasi kesimpulan. Keabsahan data dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Penerapan PAIKEM pada
mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran yaitu guru harus
mempunyai banyak strategi yang inovatif dan efektif agar siswa mampu dan
mudah dalam menerima materi tersebut. Guru juga dapat menggunakan alat
peraga serta beberapa metode lainnya agar siswa dapat dengan mudah memahami
materi yang disampaikan. Guru juga dapat menggunakan ice breaking agar siswa
senang dalam pembelajaran tersebut. (2) Problematika guru dalam menerapkan
PAIKEM pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran yaitu
kurangnya fasilitas-fasilitas PAIKEM yaitu alat peraga, kurangnya kreatifitas guru
dalam mengajar, siswa sering mengobrol di kelas; (3) Solusi untuk mengatasi
problematika guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika
kelas V SD Negeri 2 Banaran yaitu guru bisa membuat alat peraga sendiri agar
penerapan PAIKEM dapat tercapai secara maksimal, sebelum melakukan
pembelajaran guru harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan, dan
apabila siswa masih sering ngobrol di kelas seharusnya guru memberikan
hukuman.
Kata kunci : Problematika guru, PAIKEM
Abstract
The teaching and learning process of mathematics which takes place at this time
causes students to experience problems in mastering the material because of the
teacher's lack of choice in learning approaches. This study aims to find out (1) the
application of PAIKEM in class V mathematics subjects; (2) the problem of the
teacher in applying PAIKEM in the fifth grade Mathematics subjects; (3)
solutions to overcome the problem of teachers in implementing PAIKEM in
Mathematics subjects.Research uses qualitative research methods with a single
2
case study design. Data collection techniques in this study used 3 techniques,
namely observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques
used are interactive analysis models that have 3 components, namely data
reduction, data presentation, conclusion drawing and verification of conclusions.
The validity of the data in this study using technical triangulation and source
triangulation.Based on the results of the study, it can be concluded: (1) The
application of PAIKEM in the fifth grade Mathematics subjects of SD Negeri 2
Banaran is that the teacher must have many innovative and effective strategies so
that students are able and easy to receive the material. The teacher can also use
teaching aids as well as several other methods so that students can easily
understand the material presented. The teacher can also use ice breaking so
students are happy in the learning. (2) Teacher's problems in implementing
PAIKEM in the fifth grade Mathematics subjects of SDAN 2 Banaran namely the
lack of facilities that support the creation of PAIKEM namely props; (3) Solution
to overcome the problem of the teacher in applying PAIKEM in the fifth grade
Mathematics of SD Negeri 2 Banaran namely the teacher can make their own
teaching aids so that the application of PAIKEM can be achieved optimally,
before doing the learning the teacher must prepare the material to be delivered,
and if the student still often chatting in class should the teacher give punishment
Keywords: Teacher's problem, PAIKEM
1. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, banyak ditemui berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pada dasarnya tujuan
pendidikan mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah
laku baik dari ranah intelektual, moral maupun sosial. Untuk mencapai tujuan
tersebut kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa sebagai peserta didik. Karena untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut
siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses
pembelajaran.
Sejalan dengan perkembangan pendidikan pada saat ini, kurikulum
menuntut seorang guru tidak hanya mempunyai kemampuan dalam menguasai
pengetahuan dibidangnya melainkan juga mampu merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang dapat merangsang semangat, motivasi serta keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran yaitu salah satunya dengan menerapkan
pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran.
3
Wahyudi (2012:14) mengatakan bahwa “Dalam melaksanakan tugasnya
guru dituntut untuk berusaha keras dalam meningkatkan kualitas kerjanya, karena
guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus. Maka
agar tercapai efisiensi dan efektivitas kerja sangat diperlukan profesionalisme
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya”.
Mata pelajaran Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di SD sangat
penting dalam penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM) dalam Pembelajaran Matematika sebagai salah satu
Mata pelajaran di SD, karena siswa cenderung sulit dalam menguasai materi
ataupun dalam proses pengajaran. Dengan penerapan PAIKEM diharapkan siswa
atau peserta didik lebih mudah dalam memahami materi pelajaran Matematika.
Mata pelajaran Matematika seringkali dianggap momok menakutkan bagi peserta
didik. Dengan demikian diharapkan seorang pengajar atau guru mampu
menguasai kiat-kiat pendekatan PAIKEM agar peserta didik lebih mudah
menguasai pelajaran Matematika dengan mudah dan menyenangkan.
Matematika memiliki objek abstrak, sedangkan siswa sekolah dasar pada
umumnya berpikir dalam tahap operasional konkrit menurut Piaget. Teori Piaget,
didukung oleh teori Brunner dan Ausubel, percaya bahwa para siswa akan dapat
berpikir jika mereka dibantu oleh materi konkrit dan bantuan pengajaran yang
manipulatif. Penggunaan manipulatif kemudian menjadi wajib dalam
pembelajaran matematika sekolah dasar ( Hidayah,2015:48). Namun
kenyataannya masih banyak guru yang belum menerapkan pembelajaran
Matematika yang aktif dan menyenangkan. Sebagian besar siswa masih
menganggap Matematika itu sulit dan menakutkan. Anggapan tersebut
menyebabkan siswa merasa takut saat mengikuti pembelajaran Matematika,
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika. Perasaan takut dan
tegang tersebut dapat mengakibatkan hasil belajar Matematika siswa menjadi
rendah.
Demikian halnya yang terjadi di kelas V SD Negeri 2 Banaran.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan yang mana di sekolah tersebut
masih ada beberapa guru pada saat mengajar masih cenderung menggunakan
metode konvensional dalam mengajar dan cenderung kurang menggunakan
4
pendekatan PAIKEM pada saat mengajar, serta jarang menggunakan media
pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton.
Kenyataan inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Problematika Guru Dalam Menerapkan PAIKEM Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas V SD Negeri 2 Banaran”.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan desain penelitian
studi kasus tunggal karena subjeknya hanya satu kelas saja. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mendiskripsikan fenomena atau gejala sosial yang dituangkan
dalam bentuk rangkaian kata dan membentuk suatu teori. Tempat dan waktu
penelitian di SD Negeri 2 Banaran pada bulan Maret-Juli 2018. Populasi pada
penelitian ini adalah peserta didik kelas V, guru kelas V, dan kepala sekolah SD
Negeri 2 Banaran.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawncara, dan
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teknik dan triangulasi
sumber. Teknik analisis data terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai problematika guru
dalam menerapkan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri
2 Banaran.
3.1 Penerapan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika kelas V SD
Negeri 2 Banaran
Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini lebih banyak diarahkan pada
bagaimana upaya guru untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Mengajar adalah usaha dari seorang pendidik dalam menyampaikan
materi pelajaran untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik secara
optimal, sehingga yang menjadi pusat perhatian sesungguhnya dalam proses
pembelajaran ialah peserta didik. Berawal dari pendekatan tersebut dapat
5
menghasilkan sebuah konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik lebih
dikenal dengan pembelajaran aktif.
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran Matematika kelas V yang
berlangsung di SD Negeri 2 Banaran sudah memfokuskan perhatiannya pada
upaya mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal itu terbukti
dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran aktif. Berikut adalah
pembahasan mengenai penerapan PAIKEM di SD Negeri 2 Banaran :
3.1.1 Pembelajaran Aktif
SD Negeri 2 Banaran sudah menerapkan pembelajaran aktif yaitu pada saat
menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan alat peraga untuk
merangsang siswa agar bertanya dan memancing siswa dengan memberikan
pertanyaan seputar materi yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya tanya
jawab antara guru dengan siswa dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif.
3.1.1 Pembelajaran Inovatif
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif sehingga siswa dapat
membangun gagasannya, sebenarnya ada beberapa cara yang dilakukan oleh guru
kelas V di SD Negeri 2 Banaran yaitu dalam menyampaikan materi guru
menggunakan alat peraga baik alat peraga yang disediakan oleh sekolah maupun
alat peraga yang dibuat oleh guru sendiri, pada materi sifat-sifat bangun ruang
guru menyuruh siswa untuk mencari contoh bangun ruang yang berada di sekitar
kelas , lingkungan sekolah, dan guru juga memberikan tugas rumah untuk mencari
contoh bangun ruang yang berada di lingkungan rumah kemudian untuk mencapai
pembelajaran yang inovatif guru menggunakan 3 tahapan dalam proses
pembelajaran yaitu dari kegiatan awal,kegiatan inti,dan kegiatan penutup. Dengan
adanya kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat memahami atau membangun
pengetahuannya tentang bangun ruang melalui pembelajaran inovatif yang
diarahkan dari guru.
3.1.2 Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik
dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu
tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan
6
dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki
sesuatu.”Berfikir kreatif seringkali diperlukan untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari. Agar mampu berperilaku secara efektif dalam kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks sekarang ini, siswa harus dilatih untuk
mampu menggunakan fikirannya dengan cara yang kreatif ( Kumara,2004:68)
Dalam pembelajaran kreatif pada kelas V di SD Negeri 2 Banaran guru sudah
melakukan berbagai macam bentuk variasi pembelajaran menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik perhatian siswa sehingga siswa aktif bertanya
mempertanyakan dan mengemukakan gagasan, menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran, proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja,
dan guru sendiri membuat pembelajaran semenarik mungkin agar siswa tidak
terlihat bosan.
3.1.3 Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka
merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa
harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini
memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka
pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai
siswa.
Dalam menyampaikan pembelajaran guru menggunakan strategi berbagi
peran. Karena biasanya apabila ada siswa yang belum paham mengenai materi,
siswa takut bertanya kepada gurunya kemudian guru menyuruh siswa yang belum
paham mengenai materi dapat bertanya kepada siswa yang sudah paham
mengenai materi.
3.1.4 Pembelajaran Menyenangkan
Menurut Apriani dkk (2016:26) Pembelajaran menyenangkan adalah sifat
terpesona dengan keindahan, kenyamanan dan kemanfaatannya sehingga mereka
terlibat secara asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri, dan
tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi.
Dalam melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan
didukung bahan bantu untuk menyampaikan alat peraga yaitu alat peraga apabila
7
alat peraga tersebut dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa dan
pada materi ini yaitu tentang bangun ruang siswa disuruh untuk membuat jaring-
jaring kubus dan siswa merasa senang. Selain itu untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan yaitu pada saat pembelajaran berlangsung guru
menyelingi dengan bercanda atau menyanyi agar poses pembelajaran tidak terlihat
bosan dan untuk membangkitkan semangat siswa.
Upaya dari pihak sekolah untuk menerapkan pembelajaran berbasis
PAIKEM pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran
disampaikan oleh guru kelas yaitu siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
pembelajaran yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan
penekanan belajar melalui berbuat. Dengan adanya penerapan PAIKEM siswa
mudah menerima materi yang disampaikan cocok untuk diterapkan pada mata
pelajaran Matematika karena sangat baik untuk diterapkan selain itu juga anak-
anak lebih bisa untuk menerima materi yang disampaikan. Dalam menerapkan
PAIKEM, biasanya saya menggunakan alat peraga yang ada di sekolah, tetapi
biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan kemudian saya meminta siswa untuk
membawa alat peraga sendiri tentunya alat peraga itu yang mudah dicari.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro pada tahun
2013 dalam penelitiannya mengenai Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan PAIKEM
pada Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyebutkan siswa terlibat dalam
berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat
bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.2 Problematika guru dalam menerapkan PAIKEM di SD Negeri 2
Banaran
Masalahnya yaitu kurangnya fasilitas yang ada di sekolah untuk menerapkan
paikem itu sendiri misalnya minimalnya alat peraga sehingga guru harus membuat
sendiri. Selain itu kendala yang dihadapi dalam menerapkan PAIKEM yaitu
disebabkan karena siswanya yang selalu sibuk main sendiri ada yang sibuk
8
dengan temannya, ya walaupun jumlah siswa disini memang sedikit hal itu sering
terjadi. Selain itu yang menghambat tercapainya PAIKEM yaitu karena kurangnya
bahan pendukung seperti alat peraga yang tidak memadai dengan baik sehingga
guru harus mencari sendiri dan kadang guru membuat sendiri, karena alat peraga
ini sangat penting dalam penerapan PAIKEM karena dapat menumbuhkan
keaktifan siswa untuk bertanya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro pada tahun
2013 dalam penelitiannya mengenai Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan PAIKEM
pada Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyebutkan kurangnya alat peraga
ataupun media yang mendukung terciptanya penerapan metode PAIKEM di
Sekolah dan kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
peserta didik sering kesulitan dalam proses belajar ataupun materi yang
disampaikan oleh guru matematika.
3.3 Solusi untuk mengatasi problematika guru dalam menerapkan PAIKEM
pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran
Untuk mengatasi problem pembelajaran dalam menerapkan PAIKEM pada mata
pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran dapat diupayakan melalui
beberapa solusi yangdiharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut :
3.3.1 Upaya Mengatasi Fasilitas Pendukung dalam Pembelajaran Matematika
Untuk mengatasi media atau alat peraga yang tidak ada di sekolah
misalnya LCD Proyektor seharusnya pihak sekolah lebih memperhatikan
lagi dan bisa segera diatasi agar penerapan PAIKEM dalam pembelajaran
terlaksana dengan baik tidak ada kendala lagi dan penerapan PAIKEM
dapat tercapai secara maksimal.
3.3.2 Upaya Untuk Mengatasi Kreatifitas Guru dalam Mengajar
Untuk mengatasi masalah kreatifitas guru dalam mengajar, seharusnya
guru lebih mengembangkan lagi kreatifitas yang dimiliki atau pun sebelum
mengajar guru harus lebih menyiapkan lagi materi yang akan disampaikan
agar siswa bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru.
3.3.3 Upaya Untuk Mengatasi Siswa yang Sering Ngobrol di Kelas
9
Untuk mengatasi masalah siswa yang sering mengobrol di kelas yaitu
dengan cara siswa tersebut apabila mengobrol dapat diberkan
sangsi/hukuman tetapi sangsi tersebut juga tidak keberatan bagi siswa
misal diberikan soal sesuai dengan materi yang diajarkan kemudian siswa
yang mengobrol tadi diminta untuk menjawab. Apabila siswa tersebut
kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut biasanya siswa akan kesal
sendiri dan membuat siswa tersebut tidak akan mengulangi hal yang telah
dilakukan yaitu mengobrol. Apabila guru dapat mengatasi hal ini maka
untuk menerapkan pembelajaran yang berbasis PAIKEM ini dapat berjalan
dengan baik dan sempurna.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan dalam
penelitiannya mengenai Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru
Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung Demak
Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyebutkan bahwa guru hendaknya
lebih berhati-hati dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan dan
dikembangkan dalam proses pembelajaran. Disamping itu, harus lebih jeli lagi di
dalam menyesuaikan antara metode yang akan dipakai dengan mata pelajaran
yang akan disampaikan, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Hendaknya seorang guru tidak asal-asalan di dalam memilih media pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan materi, tujuan, dan
kemampuan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
4. PENUTUP
Penerapan PAIKEM pada mata pelajaran Matematika pada kelas V SD Negeri 2
Banaran sudah berjalan dengan baik walaupun fasilitas di sekolah belum lengkap
tetapi guru bisa membuatnya sendiri. Dalam pembelajaran aktif guru perlu
merangsang atau memancing siswa menggunakan alat peraga dengan pertanyaan-
pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran inovatif yaitu
saat menyampaikan materi guru sendiri menggunakan alat peraga, siswa disuruh
untuk membawa contoh bangun ruang. Dalam pembelajaran kreatif guru sudah
melakukan berbagai macam variasi metode pembelajaran agar siswa terlihat aktif
dan guru juga membuat pembelajaran semenarik mungkin agar siswa tidak bosan.
10
Dalam pembelajaran efektif guru menggunakan strategi yaitu berbagi peran. Dan
dalam pembelajaran menyenangkan yaitu guru membuat alat peraga yang
membuat siswa tertarik pada alat peraga tersebut dan guru juga menyelingi
pembelajaran dengan menyanyi/ice breaking.
Problematika guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata pelajaran
Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran yaitu kurangnya fasilitas-fasilitas yang
mendukung terciptanya PAIKEM yaitu alat peraga, kurangnya kreatifitas guru
dalam menyampaikan materi, dan pada saat guru menyampaikan materi siswa
sibuk berbicara dengan temannya atau sibuk main sendiri.
Solusi untuk mengatasi problematika guru dalam menerapkan PAIKEM
pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 2 Banaran yaitu walaupun di
sekolah kurang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan guru bisa
membuat alat peraga sendiri, seharusnya sebelum melakukan pembelajaran guru
menyiapkan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat memahami apa yang
disampaikan oleh guru, apabila saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa
yang ngobrol di kelas sebaiknya guru memberikan hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Dewi dkk. 2016. Sistem Pembelajaran di Sekolah Dasar Kelas Rendah
Berbasis PAIKEM GEMBROT Guru SD di Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal. Jurnal Penelitian dan Wacana Pendidikan, 10 (1).
16-29
Hermawan, Adik.2012.Problematika Metode Pembelajaran Aktif Bagi Guru
Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Ulum Sokokidul Kebonagung
Demak Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi.Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang.
Hidayah, Isti, Sugiarto. 2015.Model of Independent Working Group of Teacher
and Its Effectiveness towards the Elementary School Teacher’s Ability
in Conducting Mathematics Learning.Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 214. 43-50.
Kumara, Amitya. 2004. Model Pembelajaran ”Active Learning” Mata Pelajaran
Sains Tingkat SD Kota Yogyakarta Sebagai Upaya Peningkatan “Life
Skill”.Jurnal Psikologi No.2 ISSN : 0215- 8884. 63-90.
11
Saputro, Daud Eko. 2013. Kiat-kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada
Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota
Salatiga. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru.Jakarta: Prestasi Pustaka.