158
PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM (CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik) Materi Pelatihan Penguatan Penguatan Pengawas Sekolah DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 T U T W U R I H A N D A Y A N I

2. Ps - Model Paikem

  • Upload
    morena

  • View
    114

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. Ps - Model Paikem

PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

(CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik)

Materi Pelatihan Penguatan Penguatan Pengawas Sekolah

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

TUT

WURI HANDAYAN

I

Page 2: 2. Ps - Model Paikem
Page 3: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah i

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah. Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar pengawas sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengawas sekolah. Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah yang profesional dan akuntabel. Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan pengawas sekolah sesuai dengan standar pengawas sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis. Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal PMPTK Prof. Dr. Baedhowi, M.Si NIP 19490828 197903 1 001

Page 4: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah ii

Page 5: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah iii

KATA PENGANTAR

Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar pengawas sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 12 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen kompetensi pengawas sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 12 tahun 2007.

Materi yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan pengawas sekolah, program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan pengawas sekolah sangat penting mengingat peran strategis pengawas sekolah di dalam proses peningkatan mutu pendidikan.

Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi pengawas sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 12 tahun 2007.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan Permendiknas No 12 tahun 2007.

Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan pengawas sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia.

Jakarta, Januari 2010 Direktur Tenaga Kependidikan

Surya Dharma, MPA, Ph.D 19530927 197903 1 001

Page 6: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah iv

Page 7: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah v

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIRJEN PMPTK ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ................………………………….…………..……… iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

PENDAHULUAN ...…………………………….…………..……………….. 1

A. Latar belakang ....................................................................................... 1

B. Dimensi Kompetensi .............................................................................. 1

C. Kompetensi yang Hendak Dicapai ....................................................... 2

D. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 2

E. Alokasi Waktu ...................................................................................... 2

F. Skenario .................................................................................................. 2

PEMBELAJARAN PAIKEM ……………………….……..………..………………………….4

A. Latar Belakang ………………………................…………………….... 4

B. Konsep Dasar Pembelajaran ………………………………………..…… 7

C. Tujuan PAIKEM …………..…………………………………………… 14

D. Karakteristik PAIKEM ……………………………………….......….... 15

E. Jenis-jenis PAIKEM ………………………………………………………………16

F. Penerapan PAIKEM…………………………………………………… 17

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) ……………………..........… 21

A. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis ......………………………… 21

B. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ................................................ 24

C. Langkah-langkah CTL ………………………………………………... 26

D. Karakteristik Pembelajaran CTL……………….......………………… 26

E. Strategi Pembelajaran Kontekstual ..................................................... 29

F. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran Tradisional ...............................................................................................

31

G. Evaluasi Otentik dalam CTL ................................................................. 33

H. Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas ................................. 34

Page 8: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah vi

PEMBELAJARAN TERPADU ..........................................................………. 55

A. Latar Belakang ........................................................................................ 55

B. Tujuan Pembelajaran Terpadu ............................................................. 58

C. Jenis-jenis Pembelajaran ...................................................................... 59

D. Pembelajaran IPA Terpadu .................................................................. 59

E. Pembelajaran IPS Terpadu ................................................................... 90

PEMBELAJARAN TEMATIK ....................................................................... 109

A. Latar Belakang ........................................................................................ 109

B. Kerangka Berpikir .................................................................................. 111

C. Pengertian Pembelajaran Tematik ....................................................... 115

D. Landasan Pembelajaran Tematik ......................................................... 118

E. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................................... 119

F. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ................................................. 121

G. Implikasi Pembelajaran Tematik .......................................................... 121

H. Tahap Persiapan Pembelajaran ............................................................ 123

I. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 127

J. Penilaian Pembelajaran Tematik .......................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi

manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi aka-

demik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru,

terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Se-

jalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka

guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih pendekatan, strategi dan

metode pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif,

dan belajar dalam suasana senang serta efektif.

Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi/

metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. Bila pengetahuan

pengawas sudah ketinggalan, apa lagi hanya mengandalkan pengalaman

tan-pa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan mandapatkan

respek dari para guru yang dibinanya. Paling tidak, untuk jenjang

pendidikan dasar pe-ngawas harus memahami garis besar strategi

pembelajaran mata pelajaran utama antara lain: matematika, IPA, IPS,

bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.

Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan dan pengalaman

langsung melalui praktek-praktek simulasi bagi pengawas dalam

melaksanakan tugas supervisi akademik di tingkat TK, SD, SMP, SMA,

SMK, SLB.

B. Dimensi Kompetensi

Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir Diklat ini adalah

dimensi Kompetensi Supervisi Akademik.

Page 10: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 2

C. Kompetensi yang Hendak Dicapai

Setelah mengikuti pelatihan ini pengawas diharapkan dapat membim-bing

guru dalam memahami, memilih dan menggunakan strategi/metode/tek-

nik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan potensi siswa

agar kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah melalui mata-

mata pelajaran yang relevan.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian hasil diklat ini adalah apabila pengawas dapat:

1. Memahami Hakikat Pendekatan Pembelajaran

2. Mengidentifikasi Berbagai Jenis Pembelajaran PAIKEM

3. Membimbing guru dalam menggunakan Berbagai Metode Pembelajaran

Berbasis PAIKEM pada setiap mata pelajaran sesuai dengan tingkat

berpikir peserta didik.

E. Alokasi Waktu

No. Materi Diklat Alokasi

1. Pembelajaran Berbasis CTL 4 jam

2. Pembelajaran Terpadu (IPA Terpadu, IPS Terpadu) 4 jam

3. Pembelajaran Tematik 4 jam

F. Skenario

1. Perkenalan

2. Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan

skenario pendidikan dan pelatihan strategi pembelajaran.

3. Pre-test

4. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan strategi pembelajaran,

melalui pendekatan andragogi.

5. Penyampaian Materi Diklat:

Page 11: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 3

a. Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pe-

ngungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, me-

nyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, ino-

vatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih

lebih sebagai fasilitator.

b. Diskusi tentang indikator keberhasilan pelatihan strategi pembelajaran.

c. Praktik pengembangan strategi pembelajaran.

6. Post test.

7. Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai jalannya

pelatihan.

8. Penutup

Page 12: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 4

PEMBELAJARAN PAIKEM

A. Latar Belakang

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah

sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah

menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk

menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi

target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat

dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan

masalah dalam kehidupan jangka panjang.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari

bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan

segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa

disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru

tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa

harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat

membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi

menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan

memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan

menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan

menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat

memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai

Page 13: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 5

tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri

siswa yang memanjat tangga itu.

Tingkat pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat

dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2)

stimulus-respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan,

(6) pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8) pemecahan

masalah (problem solving).

Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar

paling tinggi karena lebih kompleks, Dalam tipe belajar pemecahan masalah,

siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah

dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi pemecahan masalah. Lebih

jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa kata-kata seperti penemuan

(discovery) dan kreatifitas (creativity) kadang-kadang diasosiasikan sebagaii

pemecahan masalah.

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning

/CTL), Pembelajaran Pembelajaran Terpadu , Pembelajaran Inkuiri dengan

menggunakan metode pembelajaran berbuat seperti: kerja kelompok,

eksperimen, pengamatan, penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan

pembelajaran praktik dengan dikombinasikan dengan metode ekspositori

seperti ceramah, tanya jawab dan demonstrasi adalah pendekatan

pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan itu. Pendekatan

atau model-model pembelajaran tersebut menjadi tumpuan harapan para

ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas secara

Page 14: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 6

optimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang

terjadi di luar sekolah yang demikian cepat.

Setiap pendekatan memiliki ciri-ciri dasar atau karakteristik sendiri.

Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan

mendapat tekanan dalam pembelajaran. Ada pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada siswa yang meliputi perkembangan, kemampuan berpikir,

aktivitas, pengalaman siswa. Pendekatan pembelajaran berfokus pada guru

yang meliputi fungsi, peran, dan aktivitas guru. Pendekatan pembelajaran

berfokus pada masalah meliputi masalah personal, sosial, lingkungan, atau

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada teknologi, sistem

instruksional, sistem informasi, media, sumber belajar, dll.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh

karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan

inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar

(KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemadirian

sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta

didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 15: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 7

B. Konsep Dasar Pembelajaran

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi

dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya

yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi

dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau

diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.

Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran

mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan, pemahaman,

sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi memiliki karakteristik: (1)

perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat

sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif

dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek

perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.

Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal

dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada

beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat

(aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan

mental.

Page 16: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 8

Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang

mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal

adalah: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-

ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat).

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak

maupun manusia dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi

manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki kompetensi lebih

dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan kondisi agar terjadi proses

belajar pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar diharapkan terjadi

secara optimal pada peserta didik melalui cara-cara yang dirancang dan

difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan

pembelajaran yang disiapkan oleh guru.

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-

kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (Winkel, 1991).

Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan

maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna (Gagne, 1985).

Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya

sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya (Miarso, 1993)

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan

pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik,

materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan

efektif.

Page 17: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 9

Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa

pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dapat dicapai secara efesien dan efektif (T. Raka Joni, 1992). Cara-cara

yang dipilih dalam menyusun strategi pembelajaran meliputi sifat,

lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar

kepada peserta didik (Gerlach and Ely). Strategi belajar mengajar tidak

hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di

dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya (Dick and Carey).

Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan

dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas. Guru harus dapat

melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus memiliki

persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab,

penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja.

Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi

guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat.

Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam,

lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi

pembelajaran yaitu strategi yang berpusat pada guru (teacher centre

oriented) dan strategi yang berpusat pada peserta didik (student centre

oriented). Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru

menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran

Page 18: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 10

yang berpusat pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri

(discovery inquiry).

Pemilihan strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan atas

pertimbangan karakteristik kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri

dari sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta karakteristik peserta

didik dan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu tidak ada strategi

yang tepat untuk semua kondisi dan karakteristik yang dihadapi. Guru

diharapkan mampu memilah dan memilih dengan tepat strategi yang

digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal.

Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;

b. sumber referensi terbatas;

c. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;

d. alokasi waktu terbatas; dan

e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau

bahan banyak.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah

sebagai berikut.

a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran

b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran

c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran

d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci

kompetensi atau materi pembelajaran.

Page 19: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 11

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;

b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;

c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;

d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan

e. alokasi waktu cukup tersedia.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah

sebagai berikut.

a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah

b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau

jawaban sementara

c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data

d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi

e. Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan

aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional

langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang

digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya

jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara

interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik

dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh,

oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan

kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk

Page 20: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 12

Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan

aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah

observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan

sebagainya.

2. PAIKEM Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis

kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran

yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik.

Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya

kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,

pengetahuan, dan keterampilannya.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang

diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga

keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru

adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan

waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai

kompetensinya.

b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD

dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari

sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu

kesatuan.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan

individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik,

Page 21: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 13

potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam

kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan

individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta

didiknya.

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus

menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga

mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum

tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas

diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi

berikutnya.

e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga

peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu

memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu

mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan

kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.

Berpikir kritis adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan

sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan,

memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.

Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan

kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt) dalam

mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan

masalah (problem solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa

dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode

problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar

metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab

dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya

dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Page 22: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 14

f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia

sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta

didik.

C. Tujuan PAIKEM

Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical

dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara

teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik

keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.

Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan

kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam

mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah

merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau

kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika

memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan

diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan

serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah

kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah

penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap

mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi,

Dsb.

Page 23: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 15

D. Karakteristik PAIKEM

Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada

siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks

kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,

komunikasi, interaksi dan refleksi.

1. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:

• Melakukan pengamatan

• Melakukan percobaan

• Melakukan penyelidikan

• Melakukan wawancara

• Siswa belajar banyak melalui berbuat

• Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.

2. Komunikasi, bentuknya antara lain:

• Mengemukakan pendapat

• Presentasi laporan

• Memajangkan hasil kerja

• Ungkap gagasan

3. Interaksi, bentuknya antara lain:

• Diskusi

• Tanya jawab

• Lempar lagi pertanyaan

o Kesalahan makna berpeluang terkoreksi

o Makna yang terbangun semakin mantap

o Kualitas hasil belajar meningkat

Page 24: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 16

4. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang

diperbuat/dipikirkan.

• mengapa demikian?

• apakah hal itu berlaku untuk …?

• Untuk perbaikan gagasan/makna

• Untuk tidak mengulangi kesalahan

• Peluang lahirkan gagasan baru

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan

dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam

membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri

siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang

mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer

dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang

hayat.

E. Jenis-Jenis PAIKEM

Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PAIKEM antara

lain adalah pembelajaran kotekstual (CTL), Pembelajaran Terpadu (Tematik,

IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran berbasis TIK (ICT), Pembelajaran

Pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi antara lain dengan

Lesson Study.

Page 25: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 17

F. Penerapan PAIKEM

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu

didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh

hasil maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan

pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur,

dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya

dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran

tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan

untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini guru perlu mendesain

kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

1. Kegiatan Tatap Muka

Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik

ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti

ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok,

pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,

observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya

jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan

sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi

ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan

menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti

ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau

demonstrasi.

Page 26: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 18

2. Kegiatan Tugas terstruktur

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur

tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam

silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh

karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri.

Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau

proyek.

Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang

mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai

fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri

inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang

digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan

kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan

kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang

dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah

diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi

lingkungan, atau proyek.

PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual

dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu

strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and

learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferrini

diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.

Page 27: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 19

Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;

b. sumber referensi terbatas;

c. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;

d. alokasi waktu terbatas; dan

e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau

bahan banyak.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah

sebagai berikut.

a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran

b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran

c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran

d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci

kompetensi atau materi pembelajaran.

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;

b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;

c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;

d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan

e. alokasi waktu cukup tersedia.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah

sebagai berikut.

a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah

b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau

jawaban sementara

Page 28: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 20

c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data

d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi

e. Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan

aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional

langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang

digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya

jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara

interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik

dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh,

oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan

kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk

Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan

aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah

observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan

sebagainya.

Page 29: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 21

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

A. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis

Penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di

Amerika Serikat bermula dari pandangam ahli pendidikan klasik John

Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan teori kurikulum dan metodologi

pengajaran yang berhubungan dengan pengalaman dan minat siswa.

Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari paham progressivisme John

Dewey. Intinya, siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka

pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses

belajar akan produktif jika siswa terlibat dalam proses belajar di sekolah.

Pokok-pokok pandangan progressivisme antara lain:

1. Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat

mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang diajarkan

oleh guru.

2. Siswa harus bebas agar dapat berkembang wajar.

3. Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang

belajar.

4. Guru sebagai pembimbing dan peneliti.

5. Harus ada kerja sama antara sekolah dan masyarakat.

6. Sekolah progresif harus merupakan laboratorium untuk melakukan

eksperimen.

Selain teori progressivisme John Dewey, teori kognitif melatarbelakangi pula

filosofi pembelajaran kontekstual. Siswa akan belajar dengan baik apabila

mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan

berkesempatan untuk menemukan sendiri. siswa menunjukkan belajar

Page 30: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 22

dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan apa yang dapat mereka

lakukan. Belajar dipendang sebagai usaha atau kegiatan intelektual untuk

membangkit ide-ide yang masih laten melalui kegiatan introspeksi.

Sejauh ini pendidikan kita masih di dominasi oleh pandangan bahawa

pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi

belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang

tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi

yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan di benak mereka

sendiri.

Berpijak pada dua pandangan itu, filosofi konstruksivisme berkembang.

Dasarnya pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari konteks yang

terbatas dan sedikit demi sedikit. Siswa yang harus mengkontruksikan

sendiri pengetahuannya.

Melalui landasan filosofi konstruksivisme, CTL dipromosikan menjadi

alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi, siswa diharapkan

belajar melalui mengalami bukan menghafal.

Menurut filosofi konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-objektif,

temporer, dan selalu berubah. Segala sesuatu bersifat temporer, berubah dan

tidak menentu. Belajar adalah pemaknaan pengetahuan, bukan perolehan

pengetahuan dan mengajar diartikan sebagain kegiatan atau menggali

makna, bukan memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Otak

Page 31: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 23

atau akal manusia berfungsi sebagai alat untuk melakukan interpretasi

sehingga muncul makna yang unik.

Dengan paham kontruksivisme, siswa diharapkan dapat membangun

pemahaman sendiri dari pengalaman/pengetahuan terdahulu. Pemahaman

yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalam belajar

bermakna. Siswa diharapkan memapu mempraktikkan

pengetahuan/pengalaman yang telah diperoleh dalam konteks kehidupan.

Siswa diharapkan juga melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan

pengetahuan tersebut. Dengan demikian, siswa dapat memiliki pemahaman

yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari. Pemahaman ini

diperoleh siswa karena ia dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas

yang merupakan unsur yang sangat esensial.

Hakikat teori kontruksivisme adalah bahwa siswa harus menjadikan

informasi itu menjadi miliknya sendiri. teori kontruksivisme memandang

siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang

berlawanan dengan aturan-aturan lama dn memperbaiki aturan-aturan yang

tidak sesuai lagi. Teori konstruksivis menuntut siswa berperan aktif dalam

pembelajaran mereka sendiri. Karena penekanannya pada siswa aktif, maka

strategi kontruksivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa

(student-centered instruction). Di dalam kelas yang pengajarannya terpusat

kepada siswa, peranan guru adalah membantu siswa menemukan fakta,

konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah

atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas.

Page 32: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 24

Beberapa proposisi yang dapat dikemukakan sebagai implikasi dari teori

kontruktivistik dalam praktek pembeljaran di sekolah-sekolah kita sekarang

adalah sebagai berikut:

1. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru

2. Kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar.

3. Strategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil belajar.

4. Belajar pada hakikatnya memiliki aspeksosial dan budaya.

5. Kerja kelompok dianggap sangat berharga.

Dalam pandangan kontruksivistik, kebebasan dipandangan sebagai penentu

keberhasilan karena kontrol belajar dipegang oleh siswa sendiri. Tujuan

pembelajaran konstruktivistik menekankan pada penciptaan pemahaman

yang menuntut aktivitas yang kreatif dan produktif dalam konteks nyata.

Dengan demikian, paham konstruktivistik menolak pandangan

behavioristik.

B. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)

merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)

sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel

da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke

permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi

dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan

konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Page 33: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 25

Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan

siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke

siswa.

Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang

sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran

berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual

(contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying,

cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai

kompetensi secara maksimal.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi

informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja ber-

sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesu-

atu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-

pan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Page 34: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 26

C. Langkah-langkah CTL CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan

kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup

mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

CTL adalah sebagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar.

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan

berbagai cara.

D. Karakteristik Pembelajaran CTL

1. Kerjasama.

2. Saling menunjang.

3. Menyenangkan, tidak membosankan.

4. Belajar dengan bergairah.

5. Pembelajaran terintegrasi.

6. Menggunakan berbagai sumber.

7. Siswa aktif.

8. Sharing dengan teman.

9. Siswa kritis guru kreatif.

10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta,

gambar, artikel, humor dan lain-lain.

11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa,

laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

Page 35: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 27

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap

demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan

dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan

pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,

lang-kah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana

pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara

umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran

konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Program

pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang

akan dicapai (je-las dan operasional), sedangkan program untuk

pembelajaran kontekstual le-bih menekankan pada skenario

pembelajarannya.

Beberapa komponen utama dalam pembelajaran Kontekstual menurut

Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections)

Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari

pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat

mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam.

Atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, mereka

menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar.

Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat

proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL.

Page 36: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 28

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant works)

Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti bagi siswa sehingga

mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sisw

3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated Learning)

Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif,

mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan masalah ilmu dengan

kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi siswa.

Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi kebebasan kepada

siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri.

4. Bekerjasama (collaborating)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif

dalam kelompok, membantu siswa bekerja secara efektif dalam

kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling

mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

5. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking)

Pembelajaran kontekstual membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir tahap tinggi, nerpikir kritis dan berpikir kreatif.

Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan

sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan,

memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.

Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan

kemurnian, ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.

6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nuturing the individual)

Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan

kemampuan-kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga

aspek-aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, minat, tanggung

Page 37: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 29

jawab, disiplin, motif berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran

kontekstual juga berperan sebagai konselor, dan mentor. Tugas dan

kegiatan yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat,

kebutuhan dan kemampuannya.

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang secara

optimal, mencapai keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa mencapai

keunggulan, asalkan sia dibantu oleh gurunya dalam menemukan

potensi dan kekuatannya.

8. Menggunakan Penilaian yang otentik (using authentic assessment)

Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi

dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan

tertentu. Penilaian autentik merupakan antitesis dari ujian stanar,

penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk

menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan

apa yang sudah mereka pelajari.

E. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna

yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang

dipelajari (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004: 56). Strategi yang berasosiasi

dengan pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut.

1. Belajar berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pegetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Dalam

Page 38: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 30

pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini

siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang

mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi

pelajaran. Pendekatan ini mencakup pengumpulan informasi yang

berkaitan dengan pertanyaan, mensintesis, dan mempresentasikan

penemuannya kepada orang lain.

2. Pembelajaran Autentik (Authentic Instruction)

Suatu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk

mempelajari konteks bermakna. Ia mengembangkan keterampilan

berpikir dan memecahkan masalah yang penting di dalam konteks

kehidupan nyata.

3. Belajar Berbasis Inquiry (Inquiry-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan

menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

4. Belajar berbasis Proyek/Tugas (Project-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran komprehensif di mana lingkungan

belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan

terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu

topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.

Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri

dalam mengkonstruk pembelajarannya, dan mengkulminasikan dengan

produk nyata.

5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa

menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran

berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut dipergunakan kembali

di tempat kerja. Jadi dalam hal ini, tempat kerja atau sejenisnya dan

Page 39: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 31

berbagai aktifitas dipadukan dengan materi pelajaran untuk

kepentingan siswa.

6. Belajar Berbasis Jasa-Layanan (Service Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang mengkombinasikan jasa layanan

masyarakat dengan suatu struktu berbasis sekolah untuk merefleksikan

jasa-layanan tersebut, jadi menekankan hubungan antara pengalaman

jasa-layanan dan pembelajaran akademis. Dengan kata lain, pendekatan

ini menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru yang

diperlukan dan berbagi keterampilan untuk memenuhi kebutuhan

dalam masyarkat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan

lainnya.

7. Belajar Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa

untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam

mencapai tujuan.

F. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran Tradisional

Terlihat jelas perbedaan proses pembelajaran kontekstual yang berpijak

pada pandangan kontrukstivisme dengan pembelajaran tradisional yang

berpijak padangan behaviorisme-objektivis. Menurut Sanjaya (2006 : 256)

ada beberapa perbedaan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran, sedangkan dalam pembelajaran tradisional siswa

adalah penerima informasi yang pasif.

2. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa belajar dari teman melalui kerja

kelompok, diskusi, saling mengoreksi, sedangkan dalam pembelajaran

tradisional siswa belajar secara individual.

Page 40: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 32

3. Dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan, sedangkan

dalam pemebelajaran tradisional pembelajaran sangat abstrak.

4. Dalam pembelajaran kontekstual, perilaku dibangun atas kesadaran

sendiri sedangkan dalam pembelajaran tradisional perilaku dibangun

atas kebiasaan.

5. Dalam pembelajaran kontekstual, keterampilan dibangun atas

kesadaran diri,, sedangkan dalam pembelajaran tradisional ketrampilan

dikembangkan atas dasar latihan.

6. Dalam pembelajaran kontekstual, hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri, sedangkan dalam pembelajaran tradisional hadiah untuk

perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor.

7. Dalam pembelajaran kontekstual, seseorang tidak melakukan yang jelek

karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan., sedangkan dalam

pembelajaran tradisional seseorang tidak melakukan yang jelek karena

dia takut hukuman.

8. Dalam pembelajaran kontekstual, bahasa diajarkan dengan pendekatan

komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks

nyata, sedangkan dalam pembelajaran tradisional, bahasa diajarkan

dengan pendekatan struktural: rumus diterapkan sampai paham,

kemudian dilatihkan (drill).

9. Dalam pembelajaran kontekstual, pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa, sedangkan dalam

pembelajaran tradisional rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus

dikembangkan, diterima dan dilafalkan, dan dilatihkan.

10. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa menggunakan kemampuan

berpikir kritis, terlibat penuh dalam pengupayakan terjadinya proses

Page 41: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 33

pembelajaran yang efektif, ikut bertanggungjawab atas terjadinya proses

pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke

dalam proses pembelajaran sedangkan dalam pembelajaran tradisional

siswa secara pasif menrima rumus atau kaidah (membaca,

mendengarkan, mencatat, menghapal), tampa memberikan kontribusi

ide dalam proses pembelajaran.

11. Dalam pembelajaran kontekstual, pengetahuan yang dimiliki oleh

manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan

atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan

memahami pengalamannya sedangkan dalam pembelajaran tradisional

pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep,

atau hukum yang brada di luar diri manusia.

G. Evaluasi Otentik Sebagai Ciri Penilaian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual menuntur evaluasi yang bersifat komprehensif,

menyeluruh dan terus menerus, karena dilakukan oleh guru kontekstual

sepanjang proses pembelajaran. Setiap saat terjadi perubahan dan

perkembangan pada para siswa. Perubahan dan perkembangan bidang atau

aspek tertentu mungkin sangat banyak/tinggi, tetapi pada bidang atau

aspek lainnya sedikit, sedikit sekali atau bahkan hampir tidak ada.

Perubahan atau perkembangan tersebut mungkin berkenaan dengan aspek

yang menjadi tujuan atau terumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Evaluasi dilakukan pada waktu para siswa merencanakan sesuatu kegiatan,

melaksanakan maupun melaporkan hasil kegiatannya. Evaluasi juga

dilakukan pada waktu siswa berdiskusi, mengerjakan tugas, mengerjakan

tugas, melakukan latihan, percobaan, pengamatan, penelitian, pemecahan

masalah, dan penyelesaian soal. Bagaimana siswa melakukan berbagai

Page 42: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 34

kegiatan tersebut serta hasil-hasil yang mereka tunjukkan, baik berupa

rancangan, makalah, laporan, rangkuman, gambar, model, ataupun hasil

pemecahan dan jawaban soal, merupakan wujud dari perkembangan dan

kemampuan hasil belajar mereka.

Evaluasi terhadap proses pembelajaran dan hasil karya merupakan evaluasi

otentik, evaluasi kenyataan, karena mengevaluasi apa yang secara nyata

dilakukan dan dihasilkan oleh para siswa. Hal ini tidak berarti, bahwa

evaluasi dengan menggunakan tes tidak bisa digunakan, karena evaluasi

dengan menggunakan tes, mengukur hasil pembelajaran pada akhir periode,

akhir semester, tengah semester atau akhir unit. Makin pendek periode

waktu pembelajaran yang dievaluasi, maka makin mendekati evaluasi

otentik.

Dalam evaluasi hasil pembelajaran, biasanya hanya digunakan tes,

berbentuk tes obyektif atau essay, maka dalam evaluasi proses juga

digunakan evaluasi perbuatan (pengamatan), lisan, hasil karya dan

portfolio. Portfolio merupakan kumpulan dokumen yang disusun secara

sistematik dan terarah yang menggambarkan perkembangan atau kemajuan

siswa dalam bidang tertentu.

H. Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas

Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan

pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen itu adalah

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling)

refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Page 43: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 35

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual,

yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit demi sedikit, yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-

tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah

yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi siswa harus mengkontruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalaui pengalaman nyata. Siswa

perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus

mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.

Esensi dari teori kontruksivisme adalah ide bahwa siswa haarus

menemukan dan mentransfomasikan suatu informasi kompleks ke situasi

lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri.

Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses

mengkontruksi bukan mnerima pengetahuan. Landasan berpikir

konstruktivisme agak berbeda dengan kaum objektif, yang lebih

menekaankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandangan

konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan

seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat diutamakan

dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut

dengan : (1) menjadikan pengetahuan bermakana dan relevan bagi siswa;

(2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka

sendiri dalam belajar.

Page 44: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 36

2. Bertanya (questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya

karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang

produkstif, kegiatan bertanya berguna untuk: (1) menggaliinformasi baik

administrasi maupun akademia; (2) mengecek pemahaman siswa; (3)

membangkitkan respon pada siswa; (4) mengetahui sejauh mana keingin

tahuan siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (6)

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki gur; (7)

untuk membangkitkan lebihbanyak lagi pertanyaan dari siswa; (8) untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Pada semua aktivitas belajar,

questioning dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dan

siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang

didatangkan ke kelas dan sebagainya.

3. Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. Siklus

inquiry adalah (1) observasi, (2) bertanya, (3) mengajukan dugaan, (4)

pengumpulan data, (5) penyimpulan. Kata kunci dari strategi inquiry

adalah siswa menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan

menemukan sendiri adalah: (1) merumuskan masalah dalam mata

pelajaran apapun; (2) mengamati atau melakukan observasi; (3)

menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,laporan, bagan

tabel, dan karya lainnya; dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan

hasil karya pada pembaca, teman kelas, guru, atau audience lainnya.

Page 45: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 37

4. Masyarakat Belajar (learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar didapat dari

berbagi anatara kawan, kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum

tahu. Di ruang kelas ini, di sekitar sini, juga dengan orang-orang yang

diluar sana semua adalah anggota masyarakat belajar. Dalam kelas yang

menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan dalam

melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa

dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang

pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberiyahu yang belum tahu,

yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang

mempunyai gagasan segera memberikan usul dan seterusnya. Kelompok

siswa bisa sanagt bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah,

bahkan bisa melibatkan siswa di dalam kelas atasnya, atau guru

mengadakan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ahli ke kelas.

5. Permodelan (modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada

model yang bisa ditiru. Model itu, memberi peluang yang besar bagi guru

untuk memberi contoh cara mngerjakan sesuatu, dengan begitu guru

memberi model tentang bagaimana belajar. Dalam pendekatan

kontekstual guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang

dengan melibatkan siswa, seorang siswa dapat ditunjuk untuk

memberikan contoh temannya, misalnya cara melafalkan suatu kata.

Siswa contoh tersebur dikatakan sebagai model, siswa lain dapat

menggunakan model tersebut sebagai standar kompetensi yang harus

dicapai.

Page 46: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 38

6. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berpikir kebelakng tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal

belajar di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang dipelajarinya sebagai

struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi

dari pengetahuan sebelummnya. Refleksi merupakan respons terhadap

kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

7. Penilaian Sebenarnya (authentic assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar

siswa perlu diketahui olehb guru agar bisa memastikan bahwa siswa

mengalami proses pembelajaran yang benar. Apabila data yang

dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami

kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan

yang tepat agar siswa agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena

gambaran tentang kemajuanbelajar itu diperlukan disepanjang proses

pembelajaran, maka penilaian tidak dilakukan diakhir periode seperti

akhir semester. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil,

dan dengan berbagai cara. Tes hanyalah salah satunya, itulah hakekat

penilaian yang sebarnya. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman

lain atau orang lain. Karakteristik penilain sebenarnya adalah (1)

dilaksanakan selama dan sesuadah proses pembelajaran berlangsung; (2)

bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif; (3) yang diukur

keterampilan dan performasi, bukan hanya mengingat fakta; (4)

berkesinambungan; (5) terintegrasi; (6) dapat dipergunakan sebagaifeed

back. Dengan demikian pembelajaran yang benar memang seharusnya

ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari

Page 47: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 39

(learning how to learn) sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya

sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran.

Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis CTL pada

mata pelajaran IPA di SMP.

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS CTL

Sekolah : SMP .......................................... Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : IX (Sembilan)/ 2 (Dua) Alokasi Waktu : 10 x 40 menit (5 pertemuan)

A. Standar Kompetensi : 4. Memahami konsep kemagnetan dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar : 4.1. Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet.

C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1:

Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi bahan magnetik dan bahan bukan magnetik. 2. menunjukkan kutub-kutub magnet. 3. menentukan daerah gaya di sekitar magnet (medan magnet). 4. mendeskripsikan sifat kutub-kutub magnet. 5. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kutub-kutub magnet

(kutub utara dan kutub selatan). 6. memberikan pemaknaan terhadap sifat-sifat interaksi antara kutub-kutub

magnet. Pertemuan 2: Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara menggosok. 2. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara induksi.

Page 48: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 40

3. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara elektromagnetik. 4. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara

menggosok. 5. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara

induksi. 6. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara

elektromagnetik. Pertemuan 3: Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. menyebutkan cara-cara menghilangkan sifat kemagnetan. 2. mendeskripsikan kemagnetan bumi. 3. memberikan pemaknaan terhadap cara-cara menghilangkan sifat

kemagnetan. 4. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kemagnetan bumi.

Pertemuan 4: Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. menjelaskan secara kualitatif sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

2. memberikan pemaknaan terhadap sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

Pertemuan 5: Penilaian pencapaian KD 4.1 (Ulangan Harian, materi Pertemuan 1 s.d. 4). D. Materi Pelajaran: Kemagnetan KEMAGNETAN

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, orang Yunani yang hidup di suatu daerah di Turki yang dikenal sebagai Magnesia menemukan batu aneh. Batu tersebut menarik benda-benda yang mengandung besi. Karena batu tersebut ditemukan di Magnesia, orang Yunani memberi nama batu tersebut magnet. Sifat benda yang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya tolak antara kutub-kutub magnet disebut kemagnetan.

Page 49: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 41

Secara sederhana kita dapat mengelompokkan bahan-bahan menjadi dua kelompok, yaitu: bahan magnetik dan bahan bukan magnetik. Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet disebut bahan magnetik. Sedangkan bahan-bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut bahan bukan magnetik. Besi, baja, nikel, dan kobalt termasuk bahan magnetik. Sedangkan kayu, kaca, aluminium, dan plastik adalah contoh-contoh bahan bukan magnetik. Semua magnet mempunyai sifat-sifat tertentu. Setiap magnet, bagaimanapun bentuknya, mempunyai dua ujung di mana pengaruh magnetiknya paling kuat. Dua ujung tersebut dikenal sebagai kutub magnet, yang diberi nama kutub utara (U) dan kutub selatan (S). Jika kutub-kutub magnet senama (U dan U atau S dan S) saling didekatkan, kedua kutub tersebut akan tolak-menolak. Namun, jika kutub utara (U) salah satu magnet didekatkan ke kutub selatan (S) magnet lain, kutub-kutub tersebut akan tarik-menarik. Sifat-sifat magnetik suatu bahan bergantung pada struktur atomnya. Para ilmuwan mengetahui bahwa atom itu sendiri memiliki sifat-sifat magnetik. Sifat-sifat magnetik tersebut disebabkan gerak elektron atom-atom tersebut. Oleh karena itu, tiap atom di dalam suatu bahan magnetik adalah seperti sebuah magnet kecil yang disebut magnet atom (magnet elementer). PEMAKNAAN

• Semua magnet memiliki dua kutub yang berlawanan, yaitu utara (U) dan selatan (S). ”Allah, Tuhan yang Maha Esa menciptakan manusia secara berpasang-pasangan.” Hanya Allah-lah dzat yang tunggal, Allah itu satu, tidak

Page 50: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 42

beranak dan tidak diperanakkan. Bagi ajaran agama Islam, hal ini sesuai dengan kandungan dalam Surat Al-Ikhlas. Secara kodrati, manusia mempunyai dua jenis kelamin, yaitu: laki-laki (L) dan perempuan (P).

• Kutub-kutub magnet yang senama (U-U atau S-S), jika didekatkan akan tolak-menolak. Sedangkan kutub-kutub magnet yang tidak senama (U-S), jika didekatkan akan tarik-menarik. Agama melarang manusia sesama jenis untuk saling jatuh cinta. Manusia hanya boleh menikah dengan lawan jenisnya. Perilaku ”menyimpang” seperti homoseksual (L-L) atau lesbian (P-P) dilarang oleh agama.

• Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara menggosokkan magnet pada logam tersebut. Penggosokan magnet harus dilakukan secara terarah, dan semakin lama penggosokan semakin kuat serta bertahan lama sifat kemagnetannya. ”Rajin pangkal pandai.” Apabila kita ingin pandai, kita harus rajin belajar, dan tidak mudah menyerah.

• Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara menginduksi logam tersebut dengan magnet pada logam tersebut. Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku dan perkembangan kognitif seseorang. Apabila kita ingin menjadi orang ”baik-baik” maka kita harus bergaul dan berteman dengan orang yang berperilaku baik pula. Apabila kita ingin menjadi orang yang pandai, maka kita juga harus banyak bergaul dan berteman dengan orang yang pandai.

• Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara melilitkan kawat pada logam dan mengalirkan arus listrik pada kawat yang dililitkan pada logam tersebut. Agar kemampuan (pengetahuan) kita semakin bertambah, kita harus sering berdiskusi dan mendapat masukan-masukan dari banyak orang yang memiliki kemampuan melebihi kemampuan kita.

• Sebuah magnet dapat hilang sifat kemagnetannya diantaranya apabila kita bakar dan kita pukul-pukul. Sifat kemagnetan dimiliki oleh suatu bahan apabila magnet-magnet elementer bahan itu tersusun secara teratur. ”Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Dalam suatu komunitas, apabila kita rukun tidak terjadi saling permusuhan, maka apapun yang

Page 51: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 43

kita cita-citakan akan dengan lebih mudah untuk kita capai. Namun, dengan adanya suatu pengaruh ”negatif” dari luar, misalnya munculnya para provokator-provokator, maka adanya provokasi tersebut dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.

E. Alat/Bahan/Sumber belajar

1. Buku Siswa CTL untuk SMP Direktorat PSMP 2. Buku Sumber (Referensi) lain 3. LKS Kemagnetan 4. Alat peraga magnet, bel listrik, dan motor listrik 5. Serbuk besi 6. Animasi pemaknaan untuk penanaman sikap 7. Kabel/kawat listrik (kawat untuk kumparan) 8. Catu daya (baterai)

F. Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif (CL) dengan ”Pemaknaan” G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak Kegiatan Awal

• Demonstrasi menarik benda-benda dari logam (besi) dengan sebuah ”magnet”. Menanyakan kepada siswa, mengapa benda tersebut dapat menempel?

• Menginformasikan bahwa magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita sambil memberikan contoh misalnya bel listrik, motor listrik, tape recorder, dll.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 1). Kegiatan Inti

• Memperlihatkan magnet batang, mendemonstrasikan bahwa ada beberapa benda yang dapat ditarik oleh magnet dan ada yang tidak dapat ditarik oleh magnet.

• Menginformasikan magnet batang mempunyai dua kutub yang dinamai kutub utara dan selatan sambil mendemonstrasikan menggantungkan magnet batang dengan benang. Menjelaskan konsep kemagnetan.

Page 52: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 44

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak • Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran

kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 2 “Panduan Belajar Pengaruh magnet”.

• Meminta siswa membaca Pengaruh Magnet dan membimbing mengerjakan LKS tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

• Membagikan LKS 1 serta alat dan bahan yang dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

• Meminta satu-dua kelompok untuk menulis di papan tulis Tabel 1 yang telah diisi dan ditanggapi kelompok lain.

• Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, antara lain berkaitan dengan: - magnet dapat menarik benda; - magnet memiliki dua kutub, yaitu: U dan S; - sifat gaya magnet antar kutub-kutub magnet.

• (Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru). Kegiatan Penutup

• Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang ”Pengaruh Magnet” guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 1 ini.

• Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 1 dan LKS 2.

Pertemuan 2

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

Kegiatan Awal

• Mendemonstrasikan dengan menempelkan sebuah paku besar ke paku-paku kecil dan meminta siswa memperhatikan paku-paku kecil itu apakah dapat menempel pada sebuah paku besar tersebut.

Page 53: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 45

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

• Demonstrasi dilanjutkan dengan menempelkan paku besar tersebut dengan sebuah magnet batang dan kemudian menempelkannya pada paku-paku kecil. Siswa diminta memperhatikan paku-paku kecil itu apakah dapat menempel pada sebuah paku besar tersebut.

• Menginformasikan bahwa hari ini akan dilakukan percobaan membuat magnet dengan cara menggosok, induksi, dan mengalirkan arus listrik.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 2). Kegiatan Inti

• Menyajikan informasi bahwa dalam besi yang bukan magnet susunan atom-atomnya masih acak. Agar besi menjadi magnet, susunan atom-atomnya harus dibuat searah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara mendekatkan sebuah magnet ke besi tersebut.

• Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif.

• Membagikan LKS 3 dan membimbing siswa untuk mengerjakan LKS tersebut.

• Meminta salah satu kelompok untuk menuliskan hasil kegiatannya di papan tulis dan kelompok lain diminta menanggapinya.

• Memberi penghargaan pada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.

• Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, antara lain berkaitan dengan: - pembuatan magnet dengan cara menggosok; - pembuatan magnet dengan cara induksi; - pembuatan magnet dengan cara elektromagnetik.

• (Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru). Kegiatan Penutup

• Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang ”Cara Pembuatan Magnet” guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 2 ini.

• Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 3.

Page 54: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 46

Pertemuan 3

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

Kegiatan Awal

• Sambil menggantung bebas sebuah magnet batang, menanyakan kepada siswa: ”ke arah mana magnet batang itu selalu menghadap?” Mengapa?

• Menanyakan kepada siswa, apakah suatu magnet, sifat kemagnetannya tidak dapat dihilangkan?

• Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 3). Kegiatan Inti

• Menginformasikan bahwa garis gaya magnet dapat digambar untuk memperlihatkan lintasan medan magnet, menjelaskan pola-pola garis gaya untuk berbagai macam susunan magnet batang.

• Menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara kutub magnetik dan kutub geografik bumi, serta menjelaskan bagaimana kompas dapat membantu untuk menentukan arah.

• Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 5.

• Meminta siswa membaca Buku Siswa, tentang Pengaruh Magnet; Kemagnetan Bumi, dan membimbing mengerjakan LKS 5 tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

• Membagikan LKS 4 serta alat dan bahan yang dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

• Meminta satu dua kelompok untuk menggambar pola serbuk besi untuk tiap susunan magnet batang dan ditanggapi kelompok lain.

• Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, antara lain berkaitan dengan: - cara menghilangkan sifat kemagnetan; - keberadaan kemagnetan bumi.

• (Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).

Page 55: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 47

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

Kegiatan Penutup

• Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang cara menghilangkan sifat kemagnetan dan keberadaan kemagnetan bumi, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 3 ini.

• Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 4 dan LKS 5.

Pertemuan 4

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

Kegiatan Awal

• Mendemonstrasikan terjadinya penyimpangan suatu jarum kompas ketika diletakkan dekat suatu magnet. Menanyakan pada siswa, mengapa jarum kompas itu dapat mengalami penyimpangan arah?

• Mengingatkan kembali tentang cara membuat magnet dengan mengalirkan arus listrik.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 4). Kegiatan Inti

• Menginformasikan bahwa arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar akan menimbulkan medan magnet yang arahnya bergantung pada arah arus listrik.

• Menginformasikan bahwa medan magnet solenoida dapat diperbesar dengan memperbesar jumlah lilitan maupun besar arus yang mengalir melaluinya.

• Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 8.

• Meminta siswa membaca Buku Siswa, subbab Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik, dan membimbing mengerjakan LKS 8 tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

• Membagikan LKS 7 serta alat dan bahan yang

Page 56: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 48

Tahap Pembelajaran Terlaksana

Ya Tidak

dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

• Meminta satu-dua kelompok untuk menulis di papan tulis untuk melengkapi Tabel 1 hasil penyelidikan dan ditanggapi kelompok lain.

• Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, yaitu: - sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

• (Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru). Kegiatan Penutup

• Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang medan magnet di sekitar kawat berarus listrik, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 4 ini.

• Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 7 dan LKS 8.

H. Penilaian (Instrumen Penilaian Terlampir pada Lembar Penilaian)

• Bentuk tes tertulis: pilihan ganda dan uraian singkat

• Kinerja saat melakukan kegiatan

• Laporan/presentasi Tes tertulis dilaksanakan setelah proses pembelajaran (Pertemuan 5) dengan menggunakan Lembar Penilaian (LP) 4.1.

Page 57: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 49

CONTOH 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS CTL

Sekolah : SMP Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VII / 1 Standar Kompetensi 3. Memahami wujud zat dan perubahannya 4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia. 6. Memahami keanekara-gaman makhluk hidup. Kompetensi Dasar 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari 4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan

sifat kimia 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki Indikator � Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara fisika � Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia � Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran � Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran PERTEMUAN 1

A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara penyaringan 2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran 3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran 4. Melakukan pengamatan, menuliskan data hasil pengamatan, melakukan

inferensi, berkomunikasi B. Materi Pembelajaran Pemisahan campuran dengan cara penyaringan C. Metode Pembelajaran 1.Model :Cooperatif Learning 2.Metode : Demonstrasi Eksperimen Diskusi

Page 58: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 50

D.Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi: Menunjukkan pada siswa air kotor dan air jernih, kemudian menanyakan kepada siswa: “Terdiri dari apa sajakah campuran tersebut, apakah terdapat organisme di dalamnya? Apakah air tersebut dapat dijernihkan?” Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang pengertian campuran

Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti

- Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian. - Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa. - Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan dalam

kelompok sebelum melakukan percobaan. - Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta

didik apakah sudah dilakukan dengan benar. - Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan

dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan. - Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya - Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan

percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok. - Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan

diskusi tentang berbagai kemungkinan pemisahan campuran selain penyaringan.

3. Kegiatan Penutup

- Guru membimbing siswa merangkum pelajaran. - Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan yang telah

dilakukan yaitu menggunakan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk menyaring air dan membandingkan hasilnya dengan kelompok lain. Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.ahan- apakah yang kamu pikir dapat digunakan sebagai penyaring air? Lakukan kegiatan ini dengan menggunakbahan-bahan yang

E. Sumber Belajar 1. Buku siswa 2. LKS 3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi:

a. botol plastik 2l bekas air mineral b. air kolam c. kerikil d. pasir e. ijuk f. pisau

Page 59: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 51

PERTEMUAN 2 A.Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat :

1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara destilasi 2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran 3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran 4. Melakukan pengamatan, menuliskan data hasil pengamatan, melakukan

inferensi, berkomunikasi

B.Materi Pembelajaran Pemisahan campuran dengan cara destilasi dan kristalisasi C.Model Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif Metode : Pengamatan, Diskusi D.Langkah-langkah 1. Kegiatan pendahuluan

Motivasi: Menanyakan kegiatan tugas lanjutan, selanjutnya menanyakan: “Bagaimanakah memperoleh air tawar dari air asin? ” (Arahkan dalam konteks penjernihan air untuk memperoleh air tawar) Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang penguapan dan pengembunan

Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti

- Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian dan berdiskusi tentang penguapan dan pengembunan.

- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

- Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan dalam kelompok sebelum melakukan percobaan.

- Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar.

- Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.

- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya - Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan

percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok. - Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan

diskusi tentang penerapan lain destilasi. Mendiskusikan pemisahan campuran selain penyaringan dan destilasi, yakni kristalisasi.

Page 60: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 52

3. Kegiatan penutup - Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar - Guru memberikan kuis untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja

dipelajari

E. Sumber Belajar 1. Buku siswa 2. LKS 3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi:

a. botol plastik 2l bekas air mineral b. air kolam c. kerikil d. pasir e. ijuk f. pisau

PERTEMUAN KETIGA A. Tujuan

Peserta didik dapat 1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia

(koagulasi) 2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran 3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran

B. Materi Pembelajaran Pemisahan campuran C.Model Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif Metode : Diskusi dan Penerapan Strategi Belajar (membuat peta konsep) D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan apersepsi

- Menanyakan:”Pernahkah kamu melihat tawas?” Guru menunjukkan tawas. Menanyakan kegunaan tawas (diarahkan untuk penjernihan air)

- Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti

- Guru meminta peserta didik membaca secara individual materi tentang cara pemisahan campuran secara kimia dalam di Buku Siswa (Pengelolaan Air Minum)

- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

Page 61: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 53

- Meminta kelompok untuk membuat poster tentang proses pengolahan air sungai atau danau menjadi air minum. Poster dapat berupa diagram alir, peta konsep, atau sesuai kreasi anak.

- Membinbing siswa melakukan kegiatannya. - Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan

dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan. - Peserta didik menempelkan poster hasil kerja kelompoknya dan diamati

kelompok lain - Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan

percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok. - Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan

diskusi tentang pemisahan campuran secara kimia yang lain. 3. Kegiatan penutup

- Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar - Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur: Guru menginformasikan untuk

membaca dan mempelajari Buku Siswa dan sumber belajar yang lain. E. Sumber belajar 1.Buku Siswa 2.Peralatan untuk membuat poster F. Penilaian 1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

Tes unjuk kerja Lembar Observasi (rating scale)

Tes tulis Isian

2. Contoh instrumen

Tes Tulis: Misalkan terdapat campuran air asin dan pasir. Tuliskan langkah-langkah pemisahannya, sehingga kamu mendapatkan air tawar, garam, dan pasir! Kriteria penskoran: 4: semua langkah teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar 3: ada langkah yang tidak terlalu prinsip tidak teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar 2: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah yang ditulis tidak urut 1: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah prinsip tidak tertulis 0: tidak mengerjakan

Page 62: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 54

Lembar Observasi yang dikembangkan sebagai berikut.

Lembar Observasi terhadap Kinerja Ilmiah Siswa

No Aspek Yang Diamati Skor

0 (tidak ada) 1 (kurang) 2 (sedang) 3 (baik)

1 Melakukan pengamatan

2 Menuliskan data pengamatan

3 Melakukan tafsiran terhadap data

4 Mengkomunikasikan

Kriteria Penilaian

100×=totalskor

didapatyangskornilai

Page 63: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 55

PEMBELAJARAN TERPADU

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang bersifat

menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam posisi

sentral, siswa sebagai peserta didik yang aktif, terutama dalam keterampilan

berpikir. Beberapa keterampilan berpikir dikembangkan dalam

pembelajaran ini, seperti: mengamati, membedakan, mengurutkan,

menduga dan mengukur, mengelompokan, bertanya, merumuskan

hipotesis, membandingkan, menganalisis, memadukan,

menggenarilasisikan, menilai, memperkirakan, menginterpretasikan,

merencanakan, melakukan percobaan, berkomunikasi, berpikir konvergen,

berpikir divergen, berpikir induktif, berpikir deduktif, menyimpulkan,

mengambil keputusan.

Kemungkinan Bentuk Penerapan Pembelajaran Terpadu (IPA Terpadu, IPS

Terpadu. Tematik) Menurut Joni (1996) didasarkan pada pengaitan

konseptual intra dan/atau antar bidang studi yang terjadi secara spontan,

dengan program kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan secara

sepenuhnya mengikuti kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak

berdasarkan bidang studi agar terorganisasi secara terstruktur, lebih

eksplisit dan bertolak dari tema-tema. Model Pengintegrasian Kurikulum

tersebut menurut Forgaty (1991) digambarkan seperti pada tabel berikut:

Page 64: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 56

PENGINTEGRASIAN KURIKULUM

MODEL RENTANGAN DESKRIPSI

Mata Pelajaran Terpisah fragmented Tiap Mapel disampaikan terpisah.

connected

Suatu konsep dipertautkan dengan konsep lain.

nested

Selain target di Mapel ada target multiketerampilan

Integrasi beberapa Mata Pelajaran

Sequenced

beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.

shared

dua mata pelajaran yang sama-sama diajarkan dengan menggunakan konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan yang tumpang tindih (overlap).

Webbed (terjala/tematik)

Berangkat dari tema yang dibangun bersama-sama antara guru dengan siswa, atas dasar beberapa topik pada beberapa mata pelajaran yang berhubungan.

threaded

pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran.

integrated

guru masing-masing mata pelajaran bekerja sama melihat dan memberikan topik-topik yang berkaitan dan tumpang tindih.

Lintas Peserta didik immersed

berpusat untuk mengakomodasikan kebutuhan para siswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri.

networked jaringan kerja dengan orang-orang yang memiliki keahlian untuk membantu bagian dari pekerjaannya yang lebih bersifat implementatif. Mereka akan bekerja secara terpadu sesuai dengan topik pekerjaan yang mengikat mereka.

Page 65: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 57

Model-model pembelajaran berpikir yang dapat digunakan dalam

pembelajaran terpadu adalah: pemecahan masalah, evaluasi kritis,

penyelidikan, pengambilan keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif.

Beberapa kegiatan utama dari model-model pembelajaran berpikir ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Pemecahan Masalah

• Menghimpun fakta-fakta,

• Merumuskan masalah,

• Mengembangkan ide, pemikiran, alternative pemecahan,

• Menentukan alternatif pemecahan,

• Menyusun rencana tindakan pelaksanaan.

2. Berpikir Kritis

• Menjelaskan ide dan pemikiran

• Menentukan tingkat ketepatan informasi dasar (hasil pengamatan dan

komunikasi).

• Menyusun argumentasi dan penyimpulan (berdasarkan data dan konsep)

3. Berpikir Kreatif

• Pengembangan ide-ide dalam beberapa kategori (kelenturan berpikir)

• Pengembangan ide baru (kemurnian berpikir)

• Penyempurnaan ide (elaborasi pemikiran)

4. Evaluasi Kritis

• Menentukan kriteria

• Menyusun alternative pemikiran, pemecahan,

• Membuat perkiraan dan menentukan keputusan,

• Memberikan alas an, argumentasi bagi keputusan.

Page 66: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 58

B. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

• Meningkatkan minat dan motivasi

• Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

• Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

• Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang

dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan

pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih

terorganisasi dan mendalam, sehingga memudahkan memahami

hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.

• Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru sub bidang kajian

terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,

peserta didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih

menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang

lebih bermakna.

• Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi

penghematan waktu, karena ketiga atau lebih disiplin ilmu dapat

dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi

bahkan dihilangkan.

• Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep

dalam disiplin ilmu tersebut.

• Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta

didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih

dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.

• Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia

nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan

Page 67: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 59

pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi dari mata pelajaran

yang dipadukan.

C. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran yang dimungkinkan untuk dipadukan adalah mata pelajaran

Kimia, Biologi dan Fisika menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu.

Sedangkan kajian tentang sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

antropologi, filsafat, psikologi sosial menjadi mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu. Dalam hal ini Guru bekerja sama melihat

dan memberikan topik-topik yang berkaitan dan tumpang tindih (dengan

mencermati indikator yang telah disusun) dan memadukannya.

Kemungkinan pada pemaduan IPA adalah Connected, Webbed (tematik) dan

Integrated.

D. PEMBELAJARAN IPA TERPADU

1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

(discovery). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan

IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

Page 68: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 60

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi mata

pelajaran fisika, bumi antariksa, biologi, dan kimia yang sebenarnya

sangat berperan dalam membantu anak untuk memahami fenomena

alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu

pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah,

dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam

dan segala isinya.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan

berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa

hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

• sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup,

serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang

dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open

ended;

• proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode

ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau

percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

• produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

• aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 69: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 61

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya

tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat

muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran

secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan

masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam

menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa

kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk,

menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh

pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai

proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak

berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan

IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.

Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang

terendah. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi

berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik

yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir

yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain

afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru

adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah

peserta didik per kelas yang terlalu banyak.

Page 70: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 62

Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam

berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi

dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang

dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu

berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar.

Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai

mata pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan

peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau

ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar

pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan

efektif.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta

didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan

proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta

bumi dan alam semesta.

Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah,

disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan

belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih

aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa

meninggalkan isi kurikulum. Melalui pembelajaran IPA terpadu,

diharapkan peserta didik dapat membangun pengetahuannya melalui

cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam kelompok, belajar berinteraksi dan

berkomunikasi, serta bersikap ilmiah.

Page 71: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 63

2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan,

dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala

yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1)

kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk

memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji

tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah.

Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan

dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban,

menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”

tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara

sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.

Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA itu sendiri telah

diperkenalkan sejak abad ke-16 (Galileo Galilei dan Francis Bacon) yang

meliputi mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, memprediksi

konsekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji

prediksi, dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang

diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil

prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan

menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan

dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada

Page 72: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 64

metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu

memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”,

hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam.

Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan

dengan keterampilan proses penyelidikan atau “enquiry skills” yang

meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan

pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk

menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis

data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan

sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara,

yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.

Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi

rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis, tekun,

ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan

keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan

pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan

pengukuran berbagai besaran fisis, (2) menanamkan pada peserta didik

pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah

(hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian

sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, (3) latihan

berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu

Page 73: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 65

sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang

berkaitan dengan peristiwa alam, (4) memperkenalkan dunia teknologi

melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-

alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA

dalam menjawab berbagai masalah.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Tujuan pembelajaran IPA Terpadu adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai

peserta didik masih dalam lingkup disiplin ilmu fisika, kimia, dan

biologi. Banyak ahli yang menyatakan pembelajaran IPA yang

disajikan secara disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia

7-14 tahun, karena anak pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat

berpikir operasional konkret ke berpikir abstrak. Lagi pula, anak

melihat dunia sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu,

pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan

tidak parsial. Di samping itu pembelajaran yang disajikan terpisah-

pisah dalam fisika, biologi, kimia, dan bumi-alam semesta

memungkinkan adanya tumpang tindih dan pengulangan, sehingga

membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak, serta

membosankan bagi peserta didik. Bila konsep yang tumpang tindih

dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih

efisien dan efektif.

Keterpaduan mata pelajaran dapat mendorong guru untuk

mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk

Page 74: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 66

memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lain.

Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan analitik, dan

kemampuan kategorik agar dapat memahami keterkaitan atau

kesamaan materi maupun metodologi.

b. Meningkatkan minat dan motivasi

Pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi guru untuk

mengembangkan situasi pembelajaan yang utuh, menyeluruh, dinamis,

dan bermakna sesuai dengan harapan dan kemampuan guru, serta

kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran

terpadu memberikan peluang bagi pengembangan ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan tema yang disampaikan.

Pembelajaran IPA Terpadu dapat mempermudah dan memotivasi

peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami

keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau

tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Dengan model

pembelajaran yang terpadu dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari,

peserta didik digiring untuk berpikir luas dan mendalam untuk

menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan

guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur,

utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik. Peserta didik akan lebih

termotivasi dalam belajar bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu

bermakna baginya, dan bila mereka berhasil menerapkan apa yang

telah dipelajarinya.

c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

Model pembelajaran IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, dan

sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar

Page 75: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 67

dapat diajarkan sekaligus. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga

menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini terjadi karena

adanya proses pemaduan dan penyatuan sejumlah standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan langkah pembelajaran yang dipandang memiliki

kesamaan atau keterkaitan.

4. PEMADUAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPA

Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa mata

pelajaran adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan

peserta didik mendapat pengalaman belajar yang dapat

menghubungkaitkan konsep-konsep dari berbagai submata-pelajaran.

Pengertian terpadu di sini mengandung makna menghubungkan IPA

dengan berbagai mata pelajaran (Carin 1997;236). Lintas submata

pelajaran dalam IPA adalah mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu

seperti biologi, fisika, kimia, geologi, dan astronomi. Sebenarnya IPA

dapat juga dipadukan dengan mata pelajaran lain di luar bidang kajian

IPA dan hal ini lebih sesuai untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar.

Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat lebih tinggi semakin

luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan

SMA/MA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada mata pelajaran

yang termasuk bidang kajian IPA saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang

timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, mengingat

semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula

pemahaman konsep yang harus diserap oleh peserta didik.

Page 76: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 68

Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan TEMA, karena

penentuan tema akan membantu peserta didik dalam beberapa aspek

yaitu:

a. peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan lebih

bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri;

b. peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam belajar

bila mereka berhasil menerapkan apa yang telah dipelajarinya;

c. peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat karena

mereka ‘mendengar’, ‘berbicara’, ‘membaca’, ‘menulis’ dan

‘melakukan’ kegiatan menyelidiki masalah yang sedang dipelajarinya;

d. memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik;

e. belajar akan lebih baik bila peserta didik terlibat secara aktif melalui

tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman, guru, dan

dunia nyata.

Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran terpadu

dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkaitkan antara

IPA–lingkungan- teknologi-masyarakat.

Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA Terpadu dengan tema

yang bernuansa IPA-lingkungan-teknologi-masyarakat.

Contoh 1: TEMA SERANGGA/INSEKTA

Insekta merupakan hewan invertebrata yang banyak ditemukan peserta

didik dalam kehidupan sehari-hari. Insekta merupakan salah satu kelas

dari Phylum Arthropoda dengan anggota yang terbanyak dan tingkat

keanekaragaman yang sangat tinggi. Pada umumnya insekta bersayap,

namun ada pula yang tak bersayap. Ada yang bermetamorfosis sempurna

Page 77: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 69

dan ada pula yang tidak. Habitat insekta juga tersebar sangat luas, di

darat sebagai hewan yang hidup di tanah, di pohon,di dalam air, dan

sebagai hewan terbang. Peranannya dalam kehidupan juga sangat luas,

sebagai komponen penting dalam rantai makanan, sebagai hama

tanaman, sebagai penyerbuk tanaman, sebagai vektor berbagai penyakit

pada hewan dan manusia, dan masih banyak lagi peranan insekta.

Begitu luasnya pembahasan tentang insekta, sehingga bila disampaikan

dalam pembelajaran akan memerlukan waktu yang cukup banyak, dan

mungkin juga konsepnya sulit dipahami peserta didik. Topik/pokok

bahasan tentang Insekta juga tidak ditemukan dalam Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar. akan tetapi guru dapat memilih tema insekta

mengingat banyak masalah kesehatan dan lingkungan yang terkait

dengan insekta. Misalnya, merebaknya penyakit demam berdarah,

malaria, penyakit kaki gajah yang vektor penyebarannya adalah insekta.

Jadi pembahasan topik ini dapat menjadi bahan pengayaan untuk

meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang peranan insekta dalam

ekosistem, mengasah kepekaan peserta didik terhadap kebersihan

lingkungan, memahami rantai makanan, dan penyebab timbulnya

ledakan hama. Topik ini bersifat kontekstual di daerah pertanian dan

daerah pantai, tetapi untuk daerah perkotaan mungkin agak sulit

dilaksanakan, namun dapat dicoba. Dengan insekta sebagai tema sentral,

maka dapat dibuat jaringan tema berikut:

Page 78: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 70

Gambar 2.1. Jaringan tema insekta

Kompetensi dasar untuk jaringan tema ”insekta” pada gambar 2.1 di atas

mungkin tidak termuat dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar seluruhnya, namun dapat menjadi inspirasi untuk memotivasi

peserta didik yang berminat melakukan penyelidikan tentang insekta.

Dalam pembelajaran ini sekaligus kita menerapkan metode ilmiah dan

mengembangkan keterampilan proses IPA dan kemampuan pemecahan

masalah. Inilah contoh fleksibilitas kurikulum untuk mengembangkan

potensi peserta didik.

INSEKTA seran

Mencari informasi dari buku yang relevan

Proyek:Koleksi insekta

Kunjungan ke tempat pemeliharaan lebah dan mewawancarai

peternak

Mempelajari klasifikasi insekta

Menyelidiki tentang serangga

penyerbuk

Menyelidiki pengaruh perubahan lingkungan thd populasi serangga

vektor penularan penyakit

Menyelidiki siklus hidup berbagai

insekta

Penyelidikan tentang siklus hidup nyamuk

Mempelajari istilah tentang bagian tubuh

insekta

Menyelidiki habitat serangga dalam ekosistem

Page 79: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 71

5. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

a. PERENCANAAN

Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika

perencanaan mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik

(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik sudah tercantum

dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar per submata

pelajaran IPA.

Ada berbagai model dalam mengembangkan pembelajaran IPA

Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan

pembelajaran terpadu berikut ini:

Gambar 3.1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu

Menetapkan mata pelajaran yang akan

dipadukan

Mempelajari Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang dipadukan

Memilih/menetapkan tema atau topik

pemersatu

Membuat matriks atau bagan hubungan

kompetensi dasar dan tema atau topik

pemersatu

Menyusun silabus pembelajaran terpadu

Menyusun desain pembelajaran/rencana

pelaksannan pembelajaran terpadu

Merumuskan indikator pembelajaran terpadu

Page 80: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 72

Langkah (1): Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan belajar. Contoh lihat lampiran.

Langkah (2): Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi dasar pada semester dan kelas yang sama, antarsemester pada kelas yang sama, antarsemester dan kelas yang berbeda dari beberapa submata pelajaran IPA yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu. Berikut ini contoh peta kompetensi dasarIPA terpadu untuk SMP kelasVII

CONTOH PETA KOMPETENSI DASAR IPA TERPADU

Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII KD MP Fisika KD MP Kimia KD MP Biologi Tema Waktu

1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya

2.2 Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

5.1 Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan a-biotik.

Kerja Ilmiah

20 x 40’

3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

Penjernihan Air

20 x 40’

Page 81: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 73

Langkah (3): Memilih dan menetapkan tema atau topik pemersatu. Dalam memilih tema/topik dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.

Langkah (4): Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan. Contoh lihat lampiran. Langkah (5):

Menyusun dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar untuk setiap kompetensi dasar dari submata pelajaran yang dipadukan. Contoh lihat lampiran.

Langkah (6): Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu, dikembangkan dari berbagai indikator submata pelajaran IPA menjadi beberapa pengalaman belajar yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.

Langkah (7): Menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Contoh lihat lampiran.

b. MODEL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

(Desain Pembelajaran/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Model pembelajaran dalam hal ini adalah menjabarkan silabus menjadi

desain pembelajaran/rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu,

dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup/tindak lanjut.

Page 82: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 74

Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh

guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran

terpadu. Fungsinya untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang

efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu

diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10

menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan guru

dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga

peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.

Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri atas beberapa

tahap yaitu:

• menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapan

belajar;

• memotivasi peserta didik: membangkitkan semangat dan minat

peserta didik untuk siap menerima pelajaran;

• memberikan acuan topik yang akan dibahas;

• mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan topik yang telah

dipelajari yang dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

tentang topik yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan

komentar atas jawaban peserta didik

Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dapat pula melakukan penilaian

awal peserta didik (tes awal) yang dapat diberikan secara lisan maupun

tertulis.

Page 83: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 75

Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran terpadu

yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta

didik (learning experience). Pengalaman belajar dapat terjadi melalui

kegiatan tatap muka dan kegiatan nontatap muka. Kegiatan tatap muka

dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik dapat

berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan peserta didik

lainnya. Kegiatan nontatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan

pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain di

luar kelas atau di luar sekolah.

Kegiatan inti pembelajaran terpadu bersifat situasional, yakni disesuaikan

dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu, di antaranya

adalah sebagai berikut ini.

• Kegiatan yang paling awal: Guru memberitahukan tujuan atau

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis

besar materi yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah

menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisan

mengenai pentingnya kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh

peserta didik.

• Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Guru

menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang harus

ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema atau topik yang

telah ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan

aktivitas peserta didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik.

Guru hanya sebagai fasilitator yng memberikan kemudahan kepada

peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk

Page 84: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 76

menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Prinsip belajar sesuai

dengan ’konstruktivisme’ hendaknya dilaksanakan dalam

pembelajaran terpadu

Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu harus

diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik,

penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan

konsep di mata pelajaran yang satu dengan konsep di mata pelajaran

lainnya. Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan

strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik

pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui pembelajaran

yang bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.

Kegiatan Akhir/Penutup dan tindak lanjut

Waktu yang tersedia untuk kegiatan penutup atau kegiatan akhir

pembelajaran terpadu ini cukup singkat. Oleh karena itu guru perlu

mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum

kegiatan penutup ini terdiri atas hal-hal sebagai berikut ini.

a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah

diajarkan.

b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas

atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali

bahan yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi

pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.

c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

Page 85: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 77

c. MODEL PENILAIAN IPA TERPADU

Model penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang

digunakan, jenis dan bentuk penilaian, serta alat evaluasi yang

digunakan. Model penilaian ini disesuaikan dengan penilaian berbasis

kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Objek penilaian

mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat

diukur melalui sejumlah hasil belajar yang indikatornya dapat diukur

dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar saling berkaitan satu

dengan yang lainnya karena hasil belajar merupakan akibat dari proses

belajar.

Jenis penilaian terpadu terdiri atas tes dan bukan tes. Sistem penilaian

dengan menggunakan tes merupakan sistem penilaian konvensional.

Sistem ini kurang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik

secara menyeluruh, sebab hasil belajar digambarkan dalam bentuk angka

yang gambaran maknanya sangat abstrak. Oleh karena itu untuk

melengkapi gambaran kemajuan belajar secara menyeluruh maka

dilengkapi dengan non-tes.

Page 86: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 78

Model penilaian pembelajaran terpadu

PENILAIAN

Non tes

Tes Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai

Tes lisan Tes tertulis Tes perbuatan

• Skala sikap

• Daftar periksa

• Kuesioner

• Catatan anekdot

• Portofolio

• Catatan sekolah

• Jurnal

• Cuplikan kerja

Tes tertulis/ uraian a. Tes tertutup/

terbatas/ terstruktur

b. Bebas terbuka

• Tes tertulis/ objektif

• Pilihan ganda

• Benar salah

• Menjodohkan

• Isian singkat

• Isian panjang

• Isian khusus

Page 87: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 79

Berikut ini adalah contoh penilaian untuk tema/topik tentang LINGKUNGAN SEKITAR KITA

TEMA: LINGKUNGAN SEKITAR KITA

KD Indikator Sistem penilaian Prosedur Jenis dan

bentuk Jenis tagihan Instrumen

Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem

Mengidentifikasi satuan dalam ekosistem dan menyatakan bahwa matahari merupakan sumber energi utama dalam biosfer Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan dan menjelaskan peranan masing-masing tingkat trofik

Tes awal Dapat dilakukan dapat pula tidak tergantung kondisi Penugasan

Pilihan ganda dan isian Nontes

Laporan hasil pengamatan

Soal pilihan ganda yang berkaitan dengan pemahaman awal peserta didik mengenai tema Lembar penilaian laporan

Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan

Memperkirakan hubungan antara populasi penduduk dengan kebutuhan air bersih dan udara bersih Memperkirakan hubungan ukuran penduduk dengan kebutuhan pangan

Penugasan Praktikum

Nontes 1. Nontes 2. Tes

perbuatan

Laporan hasil pengamatan Laporan praktikum

Lembar penilaian laporan Lembar penilaian laporan Lembar penilaian kinerja

Page 88: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 80

KD Indikator Sistem penilaian Prosedur Jenis dan

bentuk Jenis tagihan Instrumen

Memperkirakan hubungan ukuran penduduk dengan kebutuhan lahan Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk dengan kerusakan lingkungan Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk dengan kesehatan

Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara, dan tanah dalam kaitannya dengan kegiatan manusia Mengemukakan contoh langkah-langkah upaya pengelolaan lingkungan hidup untuk kesejahteraan manusia

Penugasan

Nontes Karya tulis Lembar penilaian karya tulis

Page 89: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 81

KD Indikator Sistem penilaian Prosedur Jenis dan

bentuk Jenis tagihan Instrumen

Mencari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari

Mengelompokkan bahan kimia dari kemasan yang digunakan sebagai pemutih, pembersih, pengharum, dan pembasmi serangga Menyelidiki pengaruh penggunaan bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih, pembersih, pengharum, dan pembasmi serangga Menjelaskan efek samping penggunaan bahan kimia dalam rumah tangga

Praktikum Nontes Tes perbuatan

Lembar penilaian laporan Lembar penilaian kinerja

Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahan-nya, prinsip "usaha dan energi" serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari

Menunjukkan bentuk energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari

Penugasan Nontes Laporan hasil pengamatan

Lembar penilaian laporan

Page 90: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 82

KD Indikator Sistem penilaian Prosedur Jenis dan

bentuk Jenis tagihan Instrumen

Menjelaskan hubungan antara proses yang terjadi di lapisan litosfer dan atmosfer dengan kesehatan dan permasalah-an lingkungan

Menjelaskan proses pelapukan di lapisan bumi berkaitan dengan masalah lingkungan Menjelaskan proses pemanasan global dan pengaruhnya terhadap masalah lingkungan Menjelaskan pengaruh proses-proses di lingkungan terhadap kesehatan manusia

Penugasan Tes akhir

Nontes Soal Pilihan ganda

Soal uraian singkat

Laporan Lembar penilaian Kunci jawaban dan cara penilaian

Berdasarkan contoh itu, maka guru dapat mempraktikkan beberapa

teknik penilaian, baik yang termasuk dalam ranah kognitif, afektik,

maupun psikomotor. Tugas berupa laporan baik secara individu maupun

kelompok sebaiknya berupa tugas aplikasi, misalnya merupakan hasil

pengamatan di luar kelas. Dapat pula berupa tugas sintesis dan evaluasi,

misalnya tugas pemecahan masalah lingkungan dan usulan cara

penanggulangannya. Melalui penugasan ini maka kemampuan berpikir

dan kepekaan peserta didik akan terasah.

Untuk keperluan pelaporan hasil penilaian guru dapat memberikan bobot

bagi setiap tugas yang diberikan tergantung pada pertimbangan guru

sesuai dengan karakteristik tugas, baik tes maupun nontes. Penilaian

Page 91: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 83

untuk pelaporan mengacu pada pedoman penilaian dari Pusat

Kurikulum Balitbang Depdiknas. Oleh karena keterpaduan pembelajaran

IPA meliputi mata pelajaran fisika, kimia, biologi, maka dalam pelaporan

hasil penilaian tidak menjadi masalah. Ketiganya akan dipadukan

menjadi nilai mata pelajaran IPA .

6. IMPLIKASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah untuk

dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan kemauan untuk

beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran IPA Terpadu.

Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini,

namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu dapat

dilaksanakan.

a. Guru

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dapat dilakukan oleh tim

pengajar atau guru tunggal. Hal ini tergantung pada kondisi sekolah.

Bila di suatu sekolah guru IPA terdiri atas guru fisika, kimia, biologi,

maka dalam penyusunan silabus, perencanaan pembelajaran,

penggunaan media, dan strategi mengajar sebaiknya dibuat bersama

hingga penyusunan alat penilaiannya. Namun dalam pembelajarannya

dapat dilakukan oleh guru tunggal. Bila di sekolah, seorang guru

mengajar semua mata pelajaran IPA, dan mengalami kesulitan untuk

memadukan kompetensi dasar, indikator, dan materi, maka sangat

dianjurkan agar guru tersebut bekerja sama dalam kelompok MGMP

Page 92: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 84

agar dapat terjadi diskusi tentang perencanaan strategi dan

pelaksanaan KBM. Indikator yang sudah dipadukan tidak perlu

diajarkan dua kali karena tujuan pembelajaran terpadu adalah

efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, pembelajaran IPA Terpadu

terbentur pada masalah-masalah berikut ini.

• Jadwal pelajaran yang sudah diatur sedemikian rupa dan tak dapat

diubah begitu saja.

• Masalah guru mata pelajaran IPA yang terpisah.

• Program semester yang telah memuat urutan materi yang akan

diajarkan.

• Penguasaan bahan ajar.

• Keterpaduan kompetensi yang terjadi lintas kelas.

Dalam mengajarkan bahan ajar dilakukan oleh guru mata pelajaran

yang dominan. Misalnya bahan ajar tersebut dominan biologi maka

yang mengajar sebaiknya guru biologi, atau bersama-sama. Oleh

karena itu, pembelajaran IPA terpadu dapat diajarkan oleh guru

tunggal atau tim pengajar tergantung pada kesepakatan dan waktu.

Dalam bab sebelumnya telah diuraikan, bahwa yang terpenting adalah

kerja sama antarguru IPA yang ada di suatu sekolah dalam membuat

perencanaan pembelajaran, mulai dari silabus, desain

pembelajaran/rencana pelaksanaan pembelajaran hingga kesepakatan

dalam bentuk penilaian. Bila hal ini dapat dilaksanakan, maka

pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kerja sama antarguru IPA,

baik yang ada di sekolah maupun dalam lingkup MGMP. Kerja sama

ini meliputi saling mempelajari materi dari mata pelajaran yang lain.

Selain meningkatkan kerja sama, pembelajaran terpadu juga

Page 93: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 85

meningkatkan keharusan bagi guru untuk memperluas wawasan

pengetahuannya. Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat

memperkecil masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal

pelajaran. Secara teknis, pengaturannya dapat dilakukan sejak awal

semester atau awal tahun pelajaran. Hal yang perlu dihindarkan

adalah pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan

pengetahuan tentang materi pelajaran yang lain kurang memadai. Hal

utama yang harus dilakukan guru adalah memahami model

pembelajaran terpadu secara konseptual maupun praktikal.

b. Peserta didik

Bagi peserta didik, pembelajaran terpadu dapat mempertajam

kemampuan analitis terhadap konsep-konsep yang dipadukan,

karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi konsep dan

aplikasi konsep. Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan

variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas

pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik

agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan tidak hanya buku mata pelajaran

saja, tetapi dapat dari berbagai mata pelajaran yang direkatkan oleh

tema. Peserta didik dapat juga mencari berbagai sumber belajar

lainnya. Bahkan bila memungkinkan mereka dapat menggunakan

teknologi informasi yang ada. Aktivitas peserta didik dalam

penugasan dapat menjadi nilai tambah yang menguntungkan.

Dalam pembelajaran terpadu, suatu bahan ajar dapat dibahas dari

berberapa mata pelajaran sehingga wawasan peserta didik diharapkan

Page 94: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 86

akan lebih terbuka. Di samping itu karena konsep-konsep itu

dipadukan dalam suatu pembelajaran, maka akan mengurangi

kebosanan peserta didik terhadap pengulangan bahan ajar pada

berbagai mata pelajaran.

d. Sarana dan Prasarana

Dalam pembelajaran terpadu diperlukan berbagai alat dan media

pembelajaran. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang

direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat

lebih efisien jika dibandingkan dengan pemisahan mata pelajaran.

Memang tidak semua konsep dapat dipadukan. Konsep-konsep yang

dipilih untuk direkat oleh tema dapat menghemat waktu dan ruang.

Berikut contoh Pemetaan Kompetensi Dasar untuk menjadi Tema

dalam pembelajaran IPA Terpadu.

e. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Walaupun standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA

dikembangkan dalam submata pelajaran, pada tingkat

pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan

peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah

satu contoh yang akan dikembangkan dalam model ini adalah

guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam

satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang

terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam

bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama

dan masih dalam lingkup IPA .

Page 95: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 87

Kekuatan/manfaat yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran

terpadu antara laian sebagai berikut.

• Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi

penghematan waktu, karena ketiga disiplin ilmu (Fisika, Kimia, dan

Biologi) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga

dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

• Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep

Fisika, Kimia, dan Biologi.

• Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta

didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan

lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.

• Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia

nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.

• Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

• Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang

dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan

pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih

terorganisasi dan mendalam, sehingga memudahkan memahami

hubungan materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.

• Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru submata pelajaran

terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,

peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih

menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang

lebih bermakna.

Di samping kekuatan/manfaat yang dikemukakan itu, model

pembelajaran IPA Terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu disadari,

Page 96: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 88

bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk

semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan

dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran

terpadu dalam IPA memiliki beberapa kelemahan, akan tetapi kelemahan

tersebut sebagai tantangan untuk terus berupaya diatasi oleh pihak-pihak

yang terlibat di sekolah. Beberapa kelemahan yang perlu diatasi

diuraikan sebagai berikut ini.

a. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,

keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi,

dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik,

guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca

buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada mata pelajaran

tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu dalam

IPA akan sulit terwujud.

b. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan

belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan

akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model

pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik

(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan),

kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali).

Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran

terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu

memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak

dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan

menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan

Page 97: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 89

wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan

pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

d. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada

pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada

pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi

kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian

keberhasilan pembelajaran peserta didik.

e. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian

yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan

belajar peserta didik dari beberapa mata pelajaran terkait yang

dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan

teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang

komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain,

bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

f. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan

mengutamakan salah satu mata pelajaran dan ‘tenggelam’nya mata

pelajaran lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah

TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau

mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan

pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain

keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih

lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas

bersama antara guru mata pelajaran terkait dengan sikap terbuka.

Page 98: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 90

Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

dalam pembelajaran IPA.

E. PEMBELAJARAN IPS TERPADU

1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi

sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan

dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang

memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan

kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan

sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari

berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang

berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-

aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual,

teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu

politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan

pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan.

Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku

Page 99: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 91

seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol

sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu

sosial dan studi-studi sosial.

Gambar 1: Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial

2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN IPS

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu-Ilmu Sosial di tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian: sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial.

Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar

peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap

mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat

(Nursid Sumaatmaja, 1980;20)

Sejarah

Geografi

Sosiologi

Ilmu Pengetahuan

Sosial

Ilmu Politik

Ekonomi

Psikologi Sosial

Filsafat Antropologi

Page 100: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 92

Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah

pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan

sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk

efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan

berbagai model pembelajaran kurikulum.

Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs antara

lain sebagai berikut.

• Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama

(Numan Soemantri, 2001).

• Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah,

ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

• Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang

dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

• Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab

akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur,

proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar

survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan

jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).

• Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan

tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial

serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi

tersebut terlihat pada tabel berikut.

Page 101: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 93

Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia

Dimensi dalam kehidupan manusia

Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan substansi pembelajaran

Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya

Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang

Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam

Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan

Adaptasi spasial dan eksploratif

Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif

Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu

Alternatif penyajian dalam mata pelajaran

Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi/Antropologi

Sumber: Sardiman, 2004

3. TUJUAN PEMBELAJARAN IPS

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-

program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari

rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin,

1998).

• Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

Page 102: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 94

• Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

• Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

• Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

• Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

4. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DALAM IPS

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik

(Depdikbud, 1996:3). Salah satu di antaranya adalah memadukan

Kompetensi Dasar melalui pembelajaran terpadu siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang

hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Page 103: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 95

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun

dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan

pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari

suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan

diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat

dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.

Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari

berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman

kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi

yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.

a. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan

topik yang terkait, misalnya ‘pariwisata’. Pariwisata dalam contoh

yang dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup

dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Pengembangan pariwisata dalam hal

ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup

dalam disiplin Geografi.

Secara sosiologis, pariwisata itu juga dapat ditinjau dari partisipasi

masyarakat, pengaruhnya terhadap kondisi sosial budaya setempat,

dan interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal. Secara

historis dapat dikembangkan melalui sejarah daerah pariwisata

tersebut. Keadaan politik juga dapat dikaji pula pada topik

pengembangan pariwisata berkaitan dengan pengaruhnya terhadap

perkembangan pariwisata. Selanjutnya, dampak pariwisata terhadap

perkembangan ekonomi lokal maupun nasional dapat dikembangkan

Page 104: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 96

melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi. Skema berikut

memberikan gambaran keterkaitan suatu topik/tema dengan berbagai

disiplin ilmu.

Gambar 2: Model Integrasi IPS Berdasarkan Topik/Tema

b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan

pada potensi utama yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh,

“Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran

yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari

faktor alam, sosial/antropologis, historis kronologis dan kausalitas,

serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi

utama yang terdapat di daerahnya, maka siswa selain dapat

memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi

Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam

Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sejarah perkembangan daerah wisata

Pengaruh terhadap perkembangan masyarakat di sekitar objek wisata

Partisipasi masyarakat

Dampak terhadap kesejahteraan masyarakat

Geografi

PENGEMBANGAN PARIWISATA

Sosiologi

Politik

Ekonomi

Persebaran, kondisi fisik daerah objek wisata

Sejarah

Page 105: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 97

• Potensi objek wisata

• Memupuk aspirasi terhadap

kesenian

• Keamanan dan stabilitas daerah

• Azas manfaat terhadap kesejahteraan penduduk

Gambar 3: Model Integrasi IPS Berdasarkan Potensi Utama

c. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah

berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah “Pemukiman

Kumuh”. Pada pembelajaran terpadu, Pemukiman Kumuh ditinjau

dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Di antaranya

adalah faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Juga dapat dari faktor

historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap

aturan/norma.

Gambar 4. Model Integrasi IPS Berdasarkan Permasalahan

BALI SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA

Ekonomi

Sosiologis/ antropologis

Keadaan Alam

Keadaan Politik

PEMUKIMAN KUMUH

Faktor historis

Faktor Ekonomi Faktor sosial, dan budaya

Perilaku terhadap aturan

Page 106: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 98

5. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU

a. Perencanaan

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada

kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi siswa

(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun

perencanaan pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah

berikut ini.

• Pemetaan Kompetensi Dasar

• Penentuan Topik/tema

• Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator

sesuai topik/tema

• Pengembangan Silabus

• Penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah tersebut secara rinci dijelaslan sebagai berikut ini.

1) Pemetaan Kompetensi Dasar

Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran

terpadu adalah melakukan pemetaan pada semua Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS per kelas

yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh.

Kegiatan yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara lain

dengan:

• mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu

tingkat kelas yang sama; dan

• menentukan tema/topik pengikat antar-Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

Page 107: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 99

Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam

pengembangan model pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial

adalah sebagai berikut.

• Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai

Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.

• Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan

dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar

yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.

• Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar

Kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada kelas yang sama,

melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar

saja.

• Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema

masih bisa dipetakan dengan topik/tema lainnya.

Berikut ini contoh pemetaan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS

yang dapat diintegrasikan/dipadukan.

Page 108: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 100

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu Kelas VII

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 2 6.1 Mendeskripsikan

pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 1 2.1 Mendeskripsikan

interaksi sebagai proses sosial.

Semester 2 6.2 Mendeskripsikan

kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Semester 2 5.1 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya

Kegiatan Ekonomi Penduduk

2 Semester 2 4.3 Mendeskripsikan

kondisi geografis dan penduduk

6.1 Mendeskripsikan

pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 2 2.1 Mendeskripsikan

interkasi sebagai proses sosial.

2.3 Mengidentifikasi

bentuk-bentuk interaksi sosial

2.4 Menguraikan

proses interaksi sosial

Semester 1 3.1 Mendeskripsikan

manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya dengan usaha memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Semester 2 5.3 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa

Kelangkaan Sumber Daya

3. Semester 2 4.1 Menggunakan

peta, atlas dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan.

Semester 2 6.2 Mendeskripsikan

kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi barang/jasa.

Semester 1 5.1 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Hindu-Buddha, serta peninggalan-peningalannya

5.2 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peningalannya

Pemanfaatan Peta

Page 109: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 101

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

5.3 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu Kelas VIII

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 1 1.1 Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 2 6.1 Mendeskripsikan

bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan

pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan

upaya pengendalian penyimpangan sosial

Semester 1 4.3 Mengidentifikasi

bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Semester 1 2.1 Menjelaskan

proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Globalisasi

2. Semester 1 1.1 Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 1 6.2 Mendeskripsikan

pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

Semester 2 7.2 Mendeskripsikan

pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia.

Peran Indonesia dalam Pergaulan Antarbangsa

3. Semester 1 1.1 Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 2 6.2 Mendeskripsikan

pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

Semester 2 7.1 Mendeskripsikan

permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peran pemerintah dalam upaya penanggulangan-nya.

Semester 1 2.2 Menguraikan

proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia.

Otonomi Daerah

Page 110: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 102

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

7.2 Mendeskripsikan

palaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia.

4. Semester 2 1.3 Mendeskripsikan

permasalahan lingkungan hidup dan upaya penang-gulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

Semester 2 6.1 Mendeskripsikan

bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan

pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan

upaya pengendalian penyimpangan sosial

Semester 2 4.1 Mendeskripsikan

hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Pelestarian Lingkungan

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS Terpadu Kelas IX

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 2 5.1 Menginterpretasi-

kan peta tentang bentuk dan pola muka bumi.

Semester 1 3.1Mendeskripsi-

kan perubahan sosial-budaya pada masyarakat

3.2 Menguraikan

tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan

Semester 1 7.1Mendeskripsikan

uang dan lembaga keuangan.

Semester 2 7.2 Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Pengemba-ngan Pariwisata

Page 111: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 103

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

2 Semester 2 5.2 Mendeskripsikan

keterkaitan unsur-unsur geografis dan penduduk di kawasan Asia Tenggara

Semester 2 7.3 Menguraikan

perilaku masyarakat dalam perubahan sosial-budaya di era global

Semester 2 7.4 Mendeskripsikan

kerjasama antar negara di bidang ekonomi

Semester 2 7.2Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Modernisasi

3. Semester 2 5.2 Mendeskripsikan

keterkaitan unsur-unsur geografis dan penduduk di kawasan Asia Tenggara

Semester 1 1.1 Mengidentifikasi

ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.

Semester 2 7.3 Menguraikan

perilaku masyarakat dalam perubahan sosial-budaya di era global

Semester 2 7.4 Mendeskripsikan

kerjasama antar negara di bidang ekonomi

7.5 Mengidentifikasi

dampak kerjasama antar negara terhadap perekonomian Indonesia

Semester 2 7.2 Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Kerjasama Inter-nasional

2) Penentuan Topik/Tema

Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya

dilakukan penentuan topik/tema. Topik/tema yang ditentukan

harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan.

Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran IPS pada satu

tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema

pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut.

• Topik, dalam pembelajaran IPS Terpadu, merupakan perekat

antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata

pelajaran IPS.

Page 112: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 104

• Topik yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-

kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga

sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi siswa, dalam arti

sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. Hal ini agar

pembelajaran yang dilakukan dapat lebih bermakna bagi siswa;

contohnya, untuk kelas VII ada 3 (tiga) topik/tema yaitu:

aktivitas ekonomi penduduk, kelangkaan sumber daya alam,

dan pemanfaatan peta.

• Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang

saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak

mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada satu

rumpun yang telah dipetakan. Contohnya, Pemberlakuan

Otonomi Daerah, Pertumbuhan Industri, Pemilihan Kepala

Daerah Secara Langsung, Pasca Gempa Bumi dan Tsunami,

Penyakit Folio, Penyakit Busung Lapar.

Berikut ini beberapa contoh Topik yang relatif relevan dengan

pemetaan Kompetensi Dasar.

Kelas VII SMP i) Topik: Kegiatan Ekonomi Penduduk

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah 1. Semester 2

6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 1 2.1 Mendeskripsikan

interaksi sebagai proses sosial.

Semester 2 6.2 Mendeskripsikan

kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Semester 2 5.2 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya

Page 113: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 105

Kelas VIII SMP ii) Topik : Pelestarian Lingkungan

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah 1. Semester 2

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penang-gulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

Semester 2 6.1 Mendeskripsikan

bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial

Semester 2 4.1 Mendeskripsikan

hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Kelas IX SMP. iii) Topik: Pengembangan Pariwisata

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah 1. Semester 2

5.1 Menginterpretasi-kan peta tentang bentuk dan pola muka bumi.

Semester 1 3.1 Mendeskripsi-kan

perubahan sosial-budaya pada masyarakat

3.2 Menguraikan tipe-tipe

perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan

Semester 1 7.1 Mendeskripsikan

uang dan lembaga keuangan.

Semester 2 7.2 Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

3) Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

Setelah melakukan langkah Pemetaan Kompetensi Dasar dan

Penentuan Topik/Tema sebagai pengikat keterpaduan, maka

Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam

indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk

penyusunan silabus.

Contoh perumusan Kompetensi Dasar ke dalam berbagai indikator

pencapaian

Page 114: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 106

Kompetensi Dasar Geografi:

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, pengunaan

lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan

bumi.

Perumusan indikatornya:

• Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk (pertanian,

nonpertanian).

• Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan dan

perkotaan.

• Mendiskripsikan persebaran permukiman penduduk di berbagai

bentang lahan dan mengungkapkan alasan penduduk memilih

bermukim di lokasi tersebut.

Kompetensi Dasar Sosiologi:

Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial.

Perumusan indikatornya:

• Mengidentifikasi pola-pola keselarasan sosial dalam keluarga

dan masyarakat.

• Menentukan sikap dalam keragaman sosial untuk mewujudkan

keselarasan sosial.

Kompetensi Dasar Ekonomi:

Mendeksripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan

konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Perumusan indikatornya:

• Menguraikan kegiatan konsumsi barang dan jasa.

• Menguraikan kegiatan produksi barang dan jasa.

• Menguraikan kegiatan distribusi barang dan jasa.

Page 115: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 107

Kompetensi Dasar Sejarah:

Mendeksripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan

pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-

peninggalannya.

Perumusan indikatornya:

• Menyusun kronologis proses masuk berkembangnya Islam di

Indonesia dengan menggunakan ensiklopedi dan referensi

relevan lainnya.

• Menjelaskan peranan pedagang dan ulama dalam proses awal

perkembangan Islam di Indonesia.

4) Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada langkah-langkah

sebelumnya dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan silabus

pembelajaran terpadu. Komponen penyusunan silabus terdiri dari

Standar Kompetensi IPS (Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan

Ekonomi), Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman belajar,

alokasi waktu, dan penilaian.

5) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Pelaksanaan Proses Pembelajaran serta Penilaian Hasil Pembelajaran.

Penyusunan RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan peserta didik dalam upaya mencapai KD. Demikian pula

untuk pelaksanaan proses pembelajaran, maupun penilaian hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

siswa, menggunakan prinsi-prinsip minimal sesuai dengan standar

isi, standar proses, standar penilaian, dan dikembangkan dengan

Page 116: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 108

prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran dan penilaian pada

pembelajaran kontekstual (CTL).

b. Implikasi Pembelajaran IPS Terpadu

Implikasi pembelajaran IPS terpadu terhadap guru, peserta didik,

bahan ajar, sarana dan prasarana dalam pelaksanaannya bergantung

pada sekolah masing-masing sama seperti pada pembelajaran IPA

terpadu. Diharapkan guru yang profesional sesuai dengan PP 74 dan

minimal standar proses dapat melaksanakan pembelajaran IPS

terpadu tanpa mengalami kendala.

Page 117: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 109

PEMBELAJARAN TEMATIK

A. LATAR BELAKANG

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga

berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek

perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang

sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat

segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami

hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih

bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami

secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III kelas awal)

untuk setiap mata pelajaran masih banyak dilakukan secara terpisah. Dalam

pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu

hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan

perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu

keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara

terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir

holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Seperti pada Mata pelajaran Matematika, perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

Page 118: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 110

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Demikian pula untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar

peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan

etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan

sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia

sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Demikian pula

pada Kompetensi dasar Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga

dan Kesehatan perlu dikaji

Jika mata pelajaran- mata pelajaran tersebut dipadukan menjadi sebuah

tema akan diperoleh suatu kemampuan berkomunikasi secara baik sebagai

indikator dalam kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, yang pada

akhirnya pembelajaran menjadi menyenangkan.

Permasalahan menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta

didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu,

Page 119: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 111

hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman

Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan

peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain

itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara

kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga

menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah

pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi,

standar proses yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka

pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga

lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan

pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran

tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model

pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.

B. KERANGKA BERPIKIR

1. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada

rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek

tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.

Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu

didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD

biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka

telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah

dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai

Page 120: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 112

sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang

koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun

memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada

pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan

keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan

teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat

mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol

emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar

tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia

kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan

seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,

meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab

akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

2. Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri

dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori

perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur

kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam

pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam

lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui

proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada

dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep

dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika

berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan

Page 121: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 113

pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara

bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan

lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak

sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan

lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena

memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan

lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada

rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai

berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu

aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur

secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)

Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan

benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan

aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan

sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,

panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut,

kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang

konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak

atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses

dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa

Page 122: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 114

dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan

yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan

kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang

dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-

milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara

berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi

bagian.

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara

bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih

kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan

mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan

serta kedalaman materi .

3. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam

kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.

Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak

dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.

Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika

dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman

bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya

proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan

perkembangannya dan lingkungannya.

Page 123: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 115

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses

dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil

dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-

aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-

komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar

tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi

merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk

menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari

akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan

demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha

mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan

membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut

dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami

langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak

indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,

konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran

bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau

Page 124: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 116

gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di

antaranya:

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;

3. pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan

matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;

5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam konteks tema yang jelas;

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi

nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata

pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;

7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua

atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan

remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman

langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori

pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget

yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi

pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Page 125: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 117

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar

sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan

unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk

skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah

dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu

keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan

kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga

hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan

keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat

pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam

lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan

diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa

kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi

penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan

Page 126: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 118

dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna

sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat,

bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan

mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-

pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan

konsep akan semakin baik dan meningkat,

D. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh

tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)

humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu

ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan,

suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct

experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,

pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia

mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek,

fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat

ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus

diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan

sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus

menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat

berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme

melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi

yang dimilikinya.

Page 127: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 119

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan

dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi

pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan

dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi

pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana

pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai

kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran

tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap

anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat

dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

2. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

Page 128: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 120

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan

kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

3. Memberikan pengalaman langsung

4. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa

dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

5. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

6. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

7. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

8. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa

mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

9. Bersifat fleksibel

10. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan

keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

11. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

12. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

13. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Page 129: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 121

F. RAMBU-RAMBU

1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester

3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk

dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan

secara tersendiri.

4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap

diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis,

dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat,

lingkungan, dan daerah setempat.

G. IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK

Implikasi implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mencakup

implikasi terhadap guru, terhadap siswa, terhadap sarana-prasarana,

sumber belajar media, pengaturan ruangan, dan pemilihan metode

pembelajaran.

Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam

menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih

kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar

pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

Implikasi bagi siswa

• Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,

pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

Page 130: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 122

• Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara

aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian

sederhana, dan pemecahan masalah

Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

• Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik

secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh

karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan

prasarana belajar.

• Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang

sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan

pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di

lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

• Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam

memahami konsep-konsep yang abstrak.

• Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat

menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing

mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku

suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan

pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang

tersebut meliputi:

• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan

keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

Page 131: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 123

• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di

tikar/karpet

• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam

kelas maupun di luar kelas

• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta

didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya

kembali.

Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam

pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan

dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran,

tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

H. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal

yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan

kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus

dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

1. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara

menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang

dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:

Page 132: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 124

a. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam

indikator

Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam

mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau

dapat diamati.

1) Menentukan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,

dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat

keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat

bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat

dan kebutuhan anak.

2) Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip

yaitu:

• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:

• Dari yang termudah menuju yang sulit

• Dari yang sederhana menuju yang kompleks

• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

Page 133: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 125

• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses

berpikir pada diri siswa

• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan

perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan

kemampuannya

b. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan

Indikator

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema

sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

terbagi habis.

2. Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan

indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan

terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap

mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan

alokasi waktu setiap tema.

3. Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya

dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar,

alat/sumber, dan penilaian.

4. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan

realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam

silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

Page 134: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 126

1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan,

kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang

dialokasikan).

2) Standar kompetensi

3) Kompetensi dasar

4) Indikator pencapaian kompetensi

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi ajar beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam

rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

7) Alokasi waktu

8) Metode pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan

pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam

berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk

menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang

dalam kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti dan

penutup).

9) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan

digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta

tindak lanjut hasil penilaian).

10) Sumber belajar, alat dan media yang digunakan untuk

memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Page 135: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 127

I. TAHAP PELAKSANAAN

1. Tahapan kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan

pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang

lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35

menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar

mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan.

Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak

tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang

dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan

menyanyi

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.

Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara

klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa

contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah

menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah

Page 136: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 128

dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim,

pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi: Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatan

Kegiatan pembukaan

Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti • Kegiatan untuk pengembangan membaca

• Kegiatan untuk pengembangan menulis

• Kegitan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Contoh 2:

Kegiatan Jenis kegiatan

Kegiatan pembukaan

Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Kegiatan inti • Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)

• Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)

• Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegiatan penutup • Mendongeng

• Pesan-pesan moral

• Musik/menyanyi

Page 137: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 129

2. Pengaturan Jadwal pelajaran

Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan.

Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru

pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama

menyusun Jadwal pelajaran.

Contoh jadwal yang dapat dikembangkan seperti pada tabel berikut:

JADWAL PELAJARAN SD KELAS I, II

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

7.00-

7.35

Matematika B. Ind. Matematika B. Ind. Penjaskes IPA

7.35-

8.10

Matematika B.Ind. Matematika B.Ind. Penjaskes IPA

8.10-

8.45

Matematika B.Ind. Matematika KTK P.Agama MULOK

8.45-

9.00

Istirahat

9.00-

9.35

B.ind Matematika IPS KTK P.

Agama

Mulok

9.35-

10.10

B.Ind Matematika IPS KTK

Page 138: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 130

J. PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

1. Prinsip

a. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata

pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD

belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di

kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.

b. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan

kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II.

Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut

adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.

c. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-

masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.

d. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar

mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada

kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada

kegiatan akhir.

e. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan

guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda

baca, ejaan kata, maupun angka.

2. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis,

lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto

folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih

banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru

menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku

Page 139: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 131

bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan

menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda

baca, Jean, kata atau angka.

Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial

Tes Lisan

• Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami

• Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan

• Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia : Perbuatan • Kelancaran membaca

• Melafalkan kata

• Melagukan/intonasi

• Cara bertanya jawab Tugas

• Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan • Mendemonstrasikan cara menggosok gigi

: Lisan

• Menyebutkan cara memelihara gigi

• Menjelaskan manfaat menggosok gigi

3. Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji

ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata

pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian

dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-

pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata

pelajaran.

Page 140: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 132

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata

pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu:

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan

Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan

Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.

Page 141: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 133

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMP. 2008. Bahan Sosialisasi KTSP.

Jakarta.

Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMA. 2009. Pengembangan

Pembelajaran Yang Efektif. Bahan Bimbingan Teknis KTSP. Jakarta.

Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Bahan TOT untuk

Calon Master Trainer Pengawas Sekolah. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.

Bandung: Tarsito

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn & Bacon: London

Lestari, Tita. 1997. Dampak Penerapan Metode Pemecahan Masalah

Terhadap Tingkat Kemampuan Berpikir SMA Pada Pembelajaran

Matematika. Tesis-S-2 Program Studi Pengembangan Kurikulum.

Pasca Sarjana IKIP Bandung.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Menga-jar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Menga-jar.

Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Page 142: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 134

Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. andung.

Kesuma Karya.

Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Page 143: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 135

LAMPIRAN PETA STANDAR KOMPETENSI DAN

KOMPETENSI DASAR IPA TERPADU

A. PETA STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR YANG BERPOTENSI

IPA TERPADU

Page 144: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 136

Page 145: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 137

Page 146: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 138

Page 147: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 139

Page 148: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 140

Page 149: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 141

Lampiran3: CONTOH SILABUS

Mata Pelajaran KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR KEGIATAN BELAJAR SARANA/SUMBER PENILAIAN

BAHASA INDONESIA MENDENGARKAN Membedakan bunyi bahasa

• Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.

• Menirukan bunyi suara burung

• Bermain peran menjadi berbagai kendaraan

• Menirukan suara ombak

Kaset dan tape Pengamatan

BERBICARA Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun

• Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung

• tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

Page 150: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 142

• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas

• tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

• melakukan permainan menanyakan data diri temannya

• Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana

• melakukan permainan menanyakan data diri

• bercerita tentang data dirinya

MENULIS Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf

• Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf

• Menjiplak kartu kata

• Menjiplah bentuk-bentuk gambar

• Menjiplak bentuk-bentuk geometri

• Kartu kata

• Kartu bentuk gambar

• Kartu bentuk geometri

Page 151: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 143

MATEMATIKA Membilang banyak benda

• Membilang atau menghitung secara urut

• Membilang benda-benda di kelas

• Membilang sambil Memantulkan bola

• Bola

• Menyebutkan banyak benda

• Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang dilihatnya

• Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak

• Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung

• Batu-batuan

Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat)

• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari

• Bercerita tentnag pengalamannya

Page 152: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 144

IPS Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat

• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan

• Menyebutkan nama lengkapnya

• Menyebutkan alamat tempat tinggal

• Menyebutkan alamat rumahnya

IPA Makhluk Hidup dan Proses kehidupannya Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya

• Menyebutkan nama bagian-

• Menggambarkan tubuhnya lalu

• menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya

• Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh

Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatannya

• Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak.

• Praktek pengelompokkan

Batu, daun, biji salak

• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

• Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

Page 153: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 145

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri

• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan

• Praktek langsung berjalan dengan pola

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

SENI RUPA Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar

• Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah

• Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya

• Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar

• Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb

Page 154: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 146

SENI MUSIK Mengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia

• Bertepuk tangan dengan pola

• Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan

SENI TARI Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat

• Bergerak bebas sesuai irama musik

• Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

• Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.

• Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya

• Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia

• Menyebutkan agama yang dikenalnya

Page 155: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 147

Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS : I TEMA : LINGKUNGAN MINGGU/HARI : I/Senin ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit INDIKATOR: Bahasa Indonesia:

• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas

• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf Matematika:

• Membilang atau menghitung secara urut

• Menyebutkan banyak benda

• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari IPA

• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

IPS

• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

• Bertepuk tangan dengan pola PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat. SARANA DAN SUMBER BELAJAR: • Kartu-kartu kata • Lembar kerja (jam) • Bola STRATEGI KEGIATAN A. Pembukaan (1 X 35 menit)

• Berdoa bersama • Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2

Page 156: 2. Ps - Model Paikem

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 148

• Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya

• Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya

• Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari

B. Inti (3 x 35 menit) • Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai

benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)

• Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru

• Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.

C. Penutup (1 x 35 menit) • Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang

dilanjutkan dengan tanya jawab • Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air,

perlunya mandi/menjaga kebersihan • Berdoa pulang

Page 157: 2. Ps - Model Paikem
Page 158: 2. Ps - Model Paikem