Upload
others
View
43
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PEMANFAATAN JERAMI DAN SEKAM PADI
SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN
ENERGI ALTERNATIF
Yulia Pujiharti, Elma Basri dan Ratna Wylis Arief
Disampaikan pada: Seminar Hasil Penelitian, di Aula Puslitbangtan 5 Desember 2019
PENDAHULUAN • Pada tahun 2015, luas panen padi di Indonesia mencapai 14.116.638
ha, dengan produksi gabah mencapai 75.397.841 ton. • Tanaman padi dan turunannya dalam proses produksi menghasilkan
limbah. Dalam proses produksi gabah dihasilkan limbah berupa jerami dan dalam proses produksi beras, dihasilkan limbah berupa sekam, dedak dan menir.
• Produksi jerami setara dengan produksi padi. Bila produksi gabah mencapai 75.397.841 ton, maka produksi jerami kering setara dengan produksi gabah yaitu ± 75.397.841 ton.
• Suatu potensi yang cukup tinggi, namun di Indonesia masih banyak petani yang membakar jerami, belum dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti pakan.
• Pada proses pengolahan gabah menjadi beras, dihasilkan limbah
berupa sekam padi, dedak dan menir.
• Dedak dan menir dapat dijadikan pakan dan sekam dapat
dijadikan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi
alternatif (non fosil).
• Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis,
terdiri dari belahan lemma dan palea yang saling bertautan.
• Dari proses penggilingan padi, biasanya diperoleh sekam 20 –
30%, dedak 8 – 12 %, dan beras giling 50 – 63,5% dari bobot
awal gabah.
• Sekam padi sebagai limbah penggilingan padi, keberadaannya
cendrung meningkat dan mengalami proses penghancuran
secara alami dengan lambat, sehingga dapat mengganggu
lingkungan juga kesehatan manusia.
JERAMI SEBGAI BAHAN PAKAN
• Sebagai bahan pakan, jerami padi tidak memiliki gizi yang bermutu tinggi sehingga perlu penambahan zat tertentu melalui fermentasi atau amoniasi, selain itu ternak diberi pakan tambahan selain jerami yaitu berupa konsentrat.
• Untuk meningkatkan mutu gizi jerami padi perlu dilakukan
proses fermentasi secara aerob (terbuka) selama 21 hari.
• Fermentasi jerami merupakan proses perombakan struktur
keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga bahan dengan
struktur yang kompleks akan berubah menjadi lebih
sederhana, dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien (FAO, 2009).
No. Varietas Produktivitas (kg/ha)
Gabah dan jerami Gabah Jerami
1. Inpari 30 21.133,3 5.943,7 15.189,6
2. Inpari 10 19.740,9 5.856,5 13.884,4
3. Ciherang 15.320,0 4.200,0 11.120,0
Tabel 1. Produksi gabah dan jerami padi pada musim kemarau 2015
Pada Tabe terlihat bahwa prduksi jerami segar 2 – 2,5 kali produksi
gabah kering panen, dengan kadar air jerami 50 – 60%.
• Pengolahan jerami fermentasi dengan menggunakan
probiotik (starbio) dan proses fermentasi dilakukan terbuka
pada tempat terlindung dari hujan atau sinar matahari
• Selain dengan starbio, jerami dapat difermentasi dengan
menggunakan MOL (mikroorganisme lokal) seperti MOL
buah dan Rumen sapi.
• Setelah 21 hari, jerami fermentasi dibiarkan terlebih dahulu
untuk kemudian diberikan pada sapi
A = Jerami fermentasi + 2 kg konsentrat
B = Rumput segar + 2 kg konsentrat
C = Kontrol (cara petani)
Parameter Perlakuan
A B C
Berat badan awal (kg)
Berat badan Akhir (kg)
PBBH/kg/ekor/hari
184,88
221,83
0,52
185,83
231,00
0,64
231,33
240,50
0,13
Tabel 2. Data pertambahan berat badan sapi yang diberi
perlakuan Pakan Jerami, hijauan pakan ternak, dan
konsentrat (selama 70 hari) di MK 2015
No
Jenis Bioaktivator Air Abu Protein Lemak Serat
Kasar
Karbohidrat
(%)
1.
2.
3.
Mol buah
Mol Rumen sapi
Starbio
23,45
16,24
18,06
16,70
18,72
17,06
6,38
5,34
7,15
1,74
0,93
1,55
24,11
31,14
26,06
27,62
30,63
30,12
Tabel 3. Kandungan rata-rata nutrien jerami fermentasi
Jerami yang difermentasi dengan MOL rumen sapi kandungan nutrisinya
rendah
Parameter Perlakuan
Mol Buah Mol
Rumensa
Pabrikan Hijauan
segar
Berat badan awal (kg)
Berat badan Akhir (kg)
PBBH/kg/ekor/hari
274,5
261,9
- 0,35
315,9
328,75
0,36
261,83
266,75
0,14
318,3
329,9
0,32
Tabel 4. Data pertambahan berat badan ternak sapi yang diberi
perlakuan Pakan Jerami dengan bioaktivator yang
berbeda (selama 36 hari)
PBBH sapi lebih tinggi pada sapi yang diberi pakan jerami yang difermentasikan dengan MOL rumen sapi
PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
Sekam memiliki kerapatan jenis bulk density 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam padi sebesar 3300 k.kalori dan ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam mengandung karbon (zat arang) 1,33%, hydrogen 1,54%, oksigen 33,645, dan Silika (SiO2) 16,98%. Artinya sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kimia dan sebagai sumber energi panas untuk keperluan manusia. Kadar selulosa sekam yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Untuk memudahkan diversifikasi penggunaannya, maka sekam terlebih dahulu diproses melalui pembuatan arang sekam kemudian dipadatkan, dibentuk dan dikeringkan. Produknya disebut dengan Briket arang Sekam Padi
• Proses pembuatan briket arang memerlukan perekatan yang
bertujuan untuk mengikat partikel-partikel arang sehingga
menjadi kompak.
• Bahan perekat yang baik digunakan untuk pembuatan briket
arang adalah pati, dekstrin dan tepung tapioka, karena
menghasilkan briket arang yang tidak berasap pada saat
pembakaran dan tahan lama.
• Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggunaan tepung
tapioka 10% memberikan kualitas briket arang sekam yang baik
ditinjau dari parameter
Perlakuan Rendemen
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata Ma 40,29 52,09 46,03 46,14 Mb 41,78 59,99 51,76 51,18 Mc 44,31 57,76 56,13 52,73 Aa 44,66 47,36 52,37 48,13 Ab 50,17 54,15 56,06 53,46 Ac 50,17 56,00 53,46 53,21
Keterangan: M = Press secara manual
A = Press menggunakan alat
a = Penambahan tapioka 5%
b = Penambahan tapioka 10%
c = Penambahan tapioka 15%
Dianalisis di Lab. Teknologi Hasil Pertanian, Polinela
Rendemen tertinggi adalah penambahan tapioka 15%
Tabel 5. Rendemen briket arang sekam yang dihasilkan (%)
Perlakuan Kekerasan
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata
Ma 1,23 1,67 2,93 1,94 Mb 1,40 1,90 2,67 1,99 Mc 4,17 2,47 1,47 2,70 Aa 0,47 1,28 8,80 3,52 Ab 1,77 1,00 0,73 1,17 Ac 2,00 1,03 1,03 1,35
Keterangan: M = Press secara manual
A = Press menggunakan alat
a = Penambahan tapioka 5%
b = Penambahan tapioka 10%
c = Penambahan tapioka 15%
Dianalisis di Lab. Teknologi Hasil Pertanian, Polinela
Tabel 6. Kadar kekerasan arang briket yang dihasilkan (kg/10x5 cm)
Briket arang sekam dengan kekerasan yang kuat yaitu pada
penambahan tapioka 5%
Perlakuan Energi
Ulangan I Ulangan II Ulangan III Rata-rata
Ma 3.653,77 2.945,56 3.096,84 3.232,06
Mb 3.882,43 3.228,11 3.343,20 3.484,58
Mc 3.995,32 3.175,86 3.107,36 3.426,18
Aa 3.303,70 1.735,84 3.005,79 2.681,78
Ab 4.012,83 3.479,29 2.908,77 3.466,96
Ac 3.320,29 3.432,47 3.308,34 3.353,70
Keterangan: M = Press secara manual
A = Press menggunakan alat
a = Penambahan tapioka 5%
b = Penambahan tapioka 10%
c = Penambahan tapioka 15%
Dianalisis di Lab. Teknologi Hasil Pertanian, Polinela
Dari Tabel ini terlihat bahan perekat terbaik adalah 15% tapioka
Tabel 7. Kadar energi arang briket yang dihasilkan (kal/g)
Perlakuan Berat
Briket (kg)
Masuk (pk) Mendidih (pk) Sisa arang
(kg)
Abu (kg)
Cara Manual
Tapioka 5% 0,500 10.12 10.23 0,170 0,075
Tapioka 10% 0,500 10.32 10.51 0,365 0,050
Tapioka 15% 0,500 11.06 11.25 0,320 0,050
Cara Alat
Tapioka 5% 0,500 11.37 11.57 0,250 0,090
Tapioka 10% 0,500 12.46 12.56 0,280 0,040
Tapioka 15% 0,500 13.12 13.45 0,280 0,040
Tabel 8. Penggunaan arang beriket
Keterangan: M = Press secara manual
A = Press menggunakan alat
a = Penambahan tapioka 5%
b = Penambahan tapioka 10%
c = Penambahan tapioka 15%
Dianalisis di Lab. Teknologi Hasil Pertanian, Polinela
Abu terbanyak terlihat pada penambahan tapioka 5%
Perlakuan Berat arang (g/buah) Daya bakar (1 l air)
Arang sekam - 10
Arang sekam + arang batok 100 4
Arang sekam + arang janggel 50 4
TABEL 9. UJI ARANG SEKAM
Dari data ini terlihat briket arang sekam +arang janggel jagung
lebih ringan dari briket arang sekam + arang batok kelapa,
waktu untuk memasak 1 l air kedua campuran ini sama
Perlakuan Variabel Pengamatan
Kekerasan
(kg/10x5 cm)
Energi
(kal/g)
Arang sekam padi + arang batok kelapa 1,13 3312,33
Arang sekam padi + arang janggel jagung 1,00 4663,24
Kelemahan arang sekam dapat diatasi dengan mencampur
arang sekam dengan arang batok kelapa atau arang janggel
jagung. Hasilnya menunjukkan campuran arang batok kelapa
memiliki kekerasan yang lebih keras dari arang janggel jagung.
Namun karena energi dari arang janggel jagung lebih tinggi dan
ketersediaannya berlimpah maka yang dikembangkan adalah
arang janggel jagung dengan perbandngan 1:1.
Tabel 10. Data kadar energi dan kekerasan arang briket
KESIMPULAN
• Jerami padi dapat dimafaatkan sebagai pakan berkualitas
setelah difermentasi terlebih dahulu baik dengan starbio (prbiotik
pabrikan) atau menggunakan MOL. Mol yang baik untuk
digunakan sebagai bioaktivator adalah MOL rumen sapi.
• Sekam padi dapat dijadikan energi alternatif setelah diproses
menjadi briket arang sekam. Komposisi arang sekam dan arang
janggel jagung yang baik adalah 1:1