Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Alternatif Penjernih Air

Embed Size (px)

Citation preview

1

PEMANFAATAN BIJI KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI ALTERNATIF PENJERNIH AIRKarya Tulis IlmiahDiajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia tingkat SMA/Sederajat se-Provinsi Bengkulu dalam rangka memperingati Pekan Ilmiah Kimia (PIK) IX HIMAMIA FKIP Universitas Bengkulu.

Disusun oleh : ADHIAH JULIARTI HARAHAP HENDRO HARTIANTO WIDA ROSTINA NIS. 8837 NIS. 8945 NIS. 9087

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KOTA BENGKULU 2009

2

ABSTRAK (Adhiah Juliarti Harahap, Hendro Hartianto, dan Wida Rostina) Pemanfaatan Biji Kelor sebagai Alternatif Penjernih Air. 2009. Karya Tulis Ilmiah. SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk menjadi rujukan ataupun solusi dalam menghadapi masalah kekeruhan air di samping menambah ilmu pengetahuan. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan proses pembuatan koagulan penjernih air dari biji kelor (Moringa oleifera) dalam upaya mengatasi pencemaran air yang berdampak pada kekeruhan. Karya Tulis Ilmiah ini berfokus pada cara penjernihan air dengan biji kelor beserta keuntungankeuntungan yang diperoleh dalam memanfaatkannya guna mengatasi dampak kekeruhan air. Berdasarkan latar belakang dan kajiannya, pokok permasalahan dari karya tulis ilmiah ini adalah Bagaimanakah cara menanggulangi kekeruhan air dengan memanfaatkan biji kelor sebagai koagulan? Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka, studi dokumentasi, dan literatur internet. Data dianalisis dengan teknik pemaparan mengenai tahap-tahap proses pembuatan koagulan. Dari uraian penulis sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain: 1. Kekeruhan air dapat disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dan bahan anorganik dari buangan industri, kegiatan pertambangan, maupun limbah rumah tangga. Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan kekeruhan air. 2. Kekeruhan air dapat berdampak buruk bagi kesehatan yaitu menyebabkan penyakit-penyakit yang sangat berbahaya. 3. Tahap pembuatan biji kelor sebagai penjernih air sangat sederhana dan mudah dipraktekkan oleh masyarakat. 4. Pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air merupakan cara penjernih air yang sangat mudah, murah, efisien, dan lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan tawas. Air hasil penjernihannya pun memilki kualitas air yang lebih baik dan aman bagi kesehatanKata kunci: pemanfaatan, penjernih, koagulan, kelor, koloid

3

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menopang kelangsungan hidupnya, sehingga apabila air tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan kehancuran bagi makhluk hidup. Rusaknya ekosistem sungai akibat dari pencemaran air yang disebabkan kontaminasi bahan-bahan berbahaya seperi limbah industri dan limbah rumah tangga yang berlebihan terhadap sungai, ternyata berpengaruh terhadap menurunnya kualitas air. Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai di Indonesia dan beberapa diantaranya dijadikan sebagai sumber air PDAM. Sebagai gambarannya seperti kasus yang terjadi di beberapa sungai yang dijadikan sebagai sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kota Surabaya, sungai-sungai di daerah tersebut memerlukan tawas dari ukuran biasa karena tingginya tingkat pencemaran air yang dulu menggunakan 50 kg tawas sekarang menjadi 250 kg, selain itu air yang dihasilkan untuk dikonsumsi masyarakat juga masih berwarna kecoklatan (Kompas, 2007). Tingkat pencemaran air di beberapa sungai di Indonesia telah mencapai pada tahap yang mengkhawatirkan. Semua kerusakan tersebut adalah gejala yang terlihat dengan kasat mata dari hasil perilaku manusia yang tidak menjaga air, padahal hal ini sangat bertentangan dengan pernyataan World Health Organization (WHO) tentang air The best of all thing is water , ini menunjukkan bahwa air sangat penting bagi seluruh kehidupan dan selalu dipandang sebagai kekayaan alam yang sangat berharga sehingga perlu dijaga, dilindungi, dan dilestarikan. Di beberapa daerah pedalaman dan pedesaan yang jauh dari jangkauan suplai air minum yang barasal dari PDAM, terbatasnya sumber air minum membuat air sungai sering digunakan untuk keperluan sehari-hari dari mencuci, mandi, sampai masak dan minum. Keadaan sungai yang kotor maka perlu dibersihkan dengan cara diendapkan terlebih dahulu agar bahan padat yang terlarut mengendap

4

kebawah selain itu karena air sungai biasanya mengandung mikroorganisme patogen (Aryulina dkk, 2004). Mikroorganisme patogen dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada masyarakat yang ditandai dengan timbulnya penyakit, seperti penyakit muntaber yang disebabkan bakteri Vibrio cholerae. Maka dari itu, diperlukan zat koagulans untuk menjernihkan air dan zat yang dapat membunuh mikrooganisme patogen yang terkandung didalam air sebelum digunakan oleh masyarakat. Ini merupakan upaya pencegahan (preventif) yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat di daerah pedalaman dan pedesaan. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa penggumpal (koagulans) kedalam air kotor yang akan diolah dan zat anti mikrooganisme patogen. Dengan menambahkan koagulans maka partikel-partikel padat yang berada dalam air akan saling berdempetan menjadi suatu gumpalan besar lalu mengendap kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk keperluan sehari-hari dan airnya bebas dari mikrooganisme patogen, namun zat penggumpal yang baik sekaligus zat anti mikrooganisme patogen yang terdapat dalam air tidak mudah diperoleh di berbagai daerah terpencil kalaupun ada harganya tidak bisa dijangkau oleh masyarakat (Purba Michael, 2004). Kedua zat ini juga diperlukan oleh masyarakat perkotaan yang sebagian besar merupakan konsumen PDAM, karena meskipun pengolahan air di PDAM sudah sesuai prosedur kesehatan, namun terkadang air yang diperoleh masyarakat berwarna kekuningan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mencoba mencari solusi penanggulangan masalah tersebut. Akhir-akhir ini, pemeintah malalui Kementrian Riset dan Teknologi telah mulai mengembangkan pemanfaatan Keanekaragaman Hayati yang dimiliki negeri ini dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini memberikan dasar pemikiran bagi Penulis bahwa beberapa tumbuhan di Indonesia kemungkinan memiliki kemampuan sebagai kooagulans alami dan pembunuh mikrooganisme patogen.

5

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah tanaman kelor (Moringa oleifera). Tanaman ini tumbuh subur sebagai pagar hidup khususnya di lingkungan perkampungan dan pedesaan. Populasi tanaman kelor tersebar hampir di seluruh hutan tropis wilayah Indonesia (Van Steenis, 1992). Tanaman ini biasa digunakan sebagai obat dan sumber pangan, antara lain daunnya dapat dikonsumsi. Penulis mengamati bahwa biji kelor selama ini tidak pernah termanfaatkan. Berdasarkan penelitian dari Environtmental Enginering Group di Universitas Leicester biji tanaman kelor memiliki kemampuan sebagai koagulans alami dan kandungan sanyawa yang terdapat didalamnya dapat membunuh mikroorganisme patogen. Jadi biji kelor dapat digunakan sebagai pengganti zat kimia yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air di kota besar. Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Biji Kelor sebagai Alternatif Penjernih Air, sebagai usaha untuk menaggulangi permasalahan menurunnya kualitas air untuk dikonsumsi masyarakat sekaligus untuk menurunkan tingkat pencemaran air secara sederhana, murah dan efektif. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka yang dapat menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apa saja penyebab kekeruhan air? 2. Apa saja dampak dari air keruh bagi kesehatan tubuh manusia? 3. Bagaimana proses penjernihan air dengan biji kelor? 4. Apa sajakah keuntungan dari pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air? I.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: I.3.1 Tujuan Umum Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang:

6

1. Penyebab kekeruhan air. 2. Dampak air keruh bagi kesehatan tubuh manusia. 3. Proses penjernihan air dengan biji kelor. 4. Keuntungan dari pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air. I.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulis karya tulis ini adalah untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA/Sederajat se-Provinsi Bengkulu yang diadakan oleh Universitas Bengkulu dalam rangka memperingati Pekan Ilmiah Kimia (PIK) IX HIMAMIA FKIP Universitas Bengkulu 2008/2009. I.4 Manfaat Penulisan Penulisan Kaya Tulis ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada seluruh pembaca mengenai penyebab kekeruhan air, dampak dari air keruh bagi kesehatan tubuh manusia, proses penjernihan air dengan biji kelor, serta keuntungan dari pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air. 2. Untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang pemanfaatan biji kelor sebagai alternatif penjernih air. 3. Untuk penulis selanjutnya yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan tentang alternatif penjernih air dengan biji kelor. 4. Untuk menambah wawasan yang luas kepada penulis sendiri dalam mengembangkan ilmunya khususnya di bidang kimia lingkungan. I.5 Batasan Masalah Penulisan karya tulis ilmiah ini ruang lingkupnya terbatas, yaitu meliputi penyebab kekeruhan air, dampak dari air keruh bagi kesehatan, beserta solusi mengatasinya dengan menggunakan biji kelor yang diproses menjadi koagulan penjernih air.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kimia Lingkungan 1. Definisi Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari pengaruh dari bahan kimia terhadap lingkungan. Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya. Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak terkontaminasi, zat kimia apa dan berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini, mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan dengan pelepasan zat kimia. 2. Ketentuan Kimia lingkungan mempelajari zat-zat kimia yang penggunaannya dapat menguntungkan dibidang kemajuan teknologi tetapi hasil-hasil sampingannya merugikan, serta cara pencegahannya. 3. Macamnya a. Pencemaran udara 1. Karbon monoksida (CO) a. tidak berwarna dan tidak barbau b. bersifat racun karena dapat berikatan dengan hemoglobin CO + Hb menjadi COHb

8

c. kemampuan Hb untuk mengikat CO jauh lebih besar dan O2, akibatnya darah kurang berfungsi sebagai pengangkut O2 b. Belerangdioksida (SO2) 1. berasal dari: gunung api, industri pulp dengan proses sulfit dan hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang (S) 2. warna gas : coklat 3. bersifat racun bagi pernafasan karena dapat mengeringkan udara c. Oksida nitrogen (NO dan NO2) Pada pembakaran nitrogen, pembakaran bahan industri dan kendaraan bermotor di lingkungan yang lembab, oksida nitrogen dapat membentuk asam nitrat yang bersifat korosif. d. Senyawa karbon Dengan adanya penggunaan dari beberapa senyawa karbon di bidang pertanian, kesehatan dan peternakan, misalnya kelompok organoklor. Organoklor tersebut: insektisida, fungisida dan herbisida b. Pencemaran air Adapun indikasi dari pencemaran air adalah sebagai berikut: 1. Menurunnya pH air memperbesar sifat korosi air pada Fe dan dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan organisme air. 2. Berkurangnya kelarutan O2 akibat naiknya suhu air. 3. Adanya pembusukan zat-zat organik yang mengubah warna, bau dan rasa air. Syarat air sehat: a. tidak berbau dan berasa b. harga DO tinggi dan BOD rendah

9

c. Pencemaran tanah 1. Adanya bahan-bahan sintetik yang tidak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme seperti plastik. 2. Adanya buangan kimia yang dapat merusak tanah. II.2 Kelor

Gambar 1 Pohon kelor, inset : Buah kelor (Moringa oleifera) 1. Nama Botanis a. Famili b. Genus c. Spesies : : Moringaceae : Moringa : Moringa Oleifera :

2. Daerah Persebaran

Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku. 3. Pola Tanam : a. Kelor dapat tumbuh di dalam hutan tropis serta serta tanah kering di perbukitan sampai ketinggian 300-400 meter diatas permukaan laut dan dibudidayakan oleh masyarakat sebagai tanaman perdu di wilayah pedesaan. b. daun dan tunas mudah diserang serangga. 4. Struktur Tumbuhan :

10

a. Pohon dan Kayu

:

1. Tinggi pohon dapat mencapai 7-11 meter. 2. Batang pendek kecil, mengandung getah. 3. Kulit luar batang berwarna kelabu. 4. Percabangnya jarang. b. Daun satu tangkai. c. Bunga dan biji 1. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan terkumpul di dalam pucuk lembaga di bagian ketiak. 2. Berbunga sepanjang tahun. 3. Timbul aroma bau semerbak dari bunganya. 4. Biji bersegi tiga, bersayap tiga, seperti selaput dalam bentuk sisir dengan paruk yang menajam 5. Kegunaan 1. Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang nafsu makan, tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi ibu yang sedang mengandung dapat menyebabkan keguguran. 2. Daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan atau sayur oleh masyarakat. Daunnya juga dapat berfungsi sebagai obat untuk menutup luka bekas gigitan anjing : Bentuknya bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam

BAB III

11

METODOLOGI

III. 1 Sumber Data Adapun sumber data yang penulis peroleh dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah buku-buku dan artikel mengenai kekeruhan air dan dampaknya, proses pembuatan koagulan penjernih air dari biji kelor beserta keuntungankeuntungan yang diperoleh dari pemanfaatannya. III.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam karya tulis ini teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah studi pustaka, studi dokumentasi, dan browsing internet, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang relevan dan berkaitan dengan kekeruhan air dan dampaknya, proses pembuatan koagulan penjernih air dari biji kelor beserta keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatannya melalui buku-buku dari perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah dan buku-buku pribadi milik penulis, media massa surat kabar, dan literatur internet. III.3 Teknik Analisa Data Adapun teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik eksposisi karena karya tulis ini memaparkan tentang tahap-tahap pengolahan biji kelor menjadi koagulan penjernih air, dampak-dampak dari kekeruhan air, serta keuntungan-keuntungan yang diperoleh dan dijelaskan secara terperinci dan mendetail.

BAB IV

12

PEMBAHASAN

IV. 1 Penyebab Kekeruhan air Air yang bersifat keruh disebabkan oleh substansi di dalam air yang berbentuk karakteristika biologic (bersifat hidup) ataupun berbentuk karakteristika non biologic (bersifat mati). Air menjadi bersifat koloid karena benda tercampur yang ada sehingga menyebabkan estetika air menjadi berkurang. Pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah industri yang mengandung unsur logam, dapat menyebabkan kekeruhan air seperti yang terjadi pada Sungai Batanghari, Jambi, yang keruh akibat menampung limbah dari kegiatan penambangan emas tanpa izin di aliran sungai serta sejumlah anak sungainya (Kompas, 28 Oktober 2004). Padahal air Sungai Batanghari tersebut sering digunakan masyarakat disekitarnya untuk mencuci, mandi, dan kegiatan lainnya. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup yang ada di lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. Limbah rumah tangga juga dapat mencemari air seperti bahan buangan olahan bahan makanan, pembanguan sanitasi (pembuangan kotoran/feses) yang tidak memenuhi standar lingkungan, dan bahan buangan zat kimia rumah tangga. Bahan buangan zat kimia, misalnya sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya dapat mencemari air karena sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi. Selain itu bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu mikroorganisme. Penyebab pencemaran air lainnya adalah bahan insektisida, bahan buangan cairan berminyak, dan erosi tanah yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan. Air sungai yang diambil saat musim hujan biasanya akan mengandung partikel padatan lumpur, mikroba, serta berbagai kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

13

Bahan organik yang menumpuk dalam jumlah yang banyak (tebal) pada air merupakan tempat bersarangnya bakteri. Jenis-jenis bakteri yang hidup dalam air kotor dan tercemar adalah : a. Kelompok bakteri besi yang membuat air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya. b. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk. c. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik), sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasadjasad yang berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya. d. Kelompok bakteri pencemar, misal bakteri golongan Coli, yang kehadirannya di dalam badan air dikategori-kan bahwa air tersebut terkena pencemar-fekal (kotoran manusia), karena bakteri Coli berasal dari tinja/kotoran, khususnya manusia. Pengaruh kehadiran jasad hidup terhadap kualitas air akan menyebabkan rasa dan bau yang tidak sedap disebabkan oleh bakteri dan mikroalge, air menjadi berlendir dan berwarna merah disebabkan oleh bakteri besi, dan bau yang tidak sedap sehingga dapat menurunkan kualitas air dan dari segi estetika air tidak diterima untuk diminum Adapun indikasi pencemaran air dapat kita ketahui secara visual maupun pengujian, antara lain : 1. Perubahan pH (tingkat keasaman/ konsentrasi tingkat hidrogen). Air normal yamg memenuhi syarat untuk kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6,5-7,5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar pH nilai netral akan mengubah pH air sungai. Hal ini akan semakin parah

14

jika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam/rendah bersifat kerosif terhadap logam. 2. Perubahan warna, bau, dan rasa. Air yang bau dapat berasal dari limbah industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organic menjadi bahan yang mudh menguap dan berbau sehingga mengubah rasa. 3. Timbulnya endapan, koloid, dan bahan terlarut endapan. Koloid dan bahan terlarut dapat berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Air sangat dibutuhkan oleh semua orang setiap harinya dalam kehidupan sehari-hari. Buruknya kualitas air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari karena kekeruhan tentunya akan sangat mengganggu. Kekeruhan air dapat menyebabkan hilangnya sumber air bersih bagi masyarakat. IV. 2 Dampak Air Keruh bagi Kesehatan Tubuh Manusia Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air keruh yang telah tercemar oleh limbah organik terutama dari bahan makanan merupakan tempat subur berkembangbiaknya mikroorganisme. Mikroorganisme merugikan yang dapat menyebabkan penyakit menular melalui air antara lain virus diare, hepatitis A, bakteri, metazoa dan protozoa. Penyakit tidak menular/keracunan ditimbulkan oleh air yang tercemar oleh senyawa anorganik/ ion logam. 1. Keracunan ion logam Kadmium (Cd) Keracunan ion Cd dapat mempengaruhi otot polos, pembuluh darah (mengakibatkan tekanan darah tinggi dan gagal jantung), dan merusak ginjal. Kasus keracunan ion Cd pernah menimpa penduduk Toyama, Jepang. Penduduk banyak yang sakit pinggang bertahun-tahun semakin parah, pelunakan tulang punggung dan menjadi rapuh, dan kematian karena gagal ginjal. Penyebabnya beras yang dimakan mengandung Cd 1,6 ppm, karena tanaman padi diairi dengan air tercemar ion Cd dari limbah industri seng dan timah hitam (Sumber : www.tabloidnova.com).

15

2. Keracunan ion logam Merkuri (Hg) Gejala keracunan ion Hg adalah sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm (Sumber : www.tabloidnova.com). Ion Hg juga memberikan efek negatif terhadap kulit dalam bentuk ruamruam yang menimbulkan gatal, benjolan di bagian tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu merusak ginjal. Bahkan senyawa merkuri tertentu seperti metil merkuri dalam dosis dua tetes saja yang jatuh mengenai kulit sudah cukup untuk membawa kita kepada kematian dalam jangka waktu 2 hari saja. 4. Keracunan Timbal Timbal mengganggu peredaran darah dan otak yang mengakibatkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. 5. Keracunan insektisida. Gejalanya kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan ginjal. Akumulasi sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda (delayed effect) dalam bentuk kangker kulit, paru-paru, dan hati, karena insektisida bersifat cocarcinogenic. Selain unsur logam yang terkandung didalam air keruh, parasit dan patogen yang hidup di air yang kotor juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan hepatitis A. Infeksi saluran pencernaan yang ditimbulkan adalah diare, kolera dan tifus.

16

Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bacterium vibrio cholerae. Seseorang terkena penyakit kolera jika bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan ataupun minuman yang sudah terkontaminasi sanitasi yang tidak benar atau memakan ikan yang tidak dimasak dengan benar. Gejala yang terjadi diawali dengan diare (karena bakteri itu mengeluarkan racun enterotoksin pada salauran usus), perut keram, muntah, dan dehidrasi. Kematian yang terjadi pada seseorang yang terkena penyakit kolera karena kehilangan cairan tubuh atau yang biasa disebut dehidrasi. Dehidrasi yang tidak segera ditanggani akan menyebabkan hipovolemik dan asidosis metabolik. Disentri bisa disebabkan oleh kuman Escherechia coli yang banyak terdapat dalam limbah yang tercemar dalam air. Gejalanya, buang air besar lebih dari lima kali sehari, tinja encer, disertai mulas, muntah, badan demam, dan nyeri kepala. IV.3 Proses Penjernihan Air dengan Biji Kelor Untuk membuat koagulan dari tumbuhan kelor, biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang terbang ke mana-mana. Adapun proses penjernihan air dengan biji kelor, yaitu: 1) Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya. 2) Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai benar-benar halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang sempurnanya proses penggumpalan. Jumlah bubuk biji kelor yang diperlukan untuk penjernihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat didalamnya. Untuk menjernihkan air sebanyak 20 liter (1 jeriken),

17

diperlukan bubuk biji kelor sebanyak 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml). 3) Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air bersih sampai berbentuk pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu aduklah secara cepat selama 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit hingga tercampur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor. 4) Saringlah larutan yang tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (1 jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian aduk secara perlahan-lahan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit. Selama pengadukan, bubuk biji kelor yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah mengendap ke dasar air. 5) Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan, makin jernih air yang diperoleh. 6) Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.

Proses penjernihan air dengan biji kelor dapat dilihat pada bagan berikut:

18

Selanjutnya air dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dan relatif aman untuk digunakan sebagai air minum masyarakat setempat. Namun demikian, beberapa mikroba pathogen masih berpeluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila awalnya air telah tercemar berat. Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, air tersebut harus dimasak terlebih dahulu.

IV.4 Keuntungan dari Pemanfaatan Biji Kelor Sebagai Penjernih Air

19

Adapun keuntungan dari pemanfaatan biji kelor sebgai penjernih air antara lain adalah : 1. Penggunaan biji kelor merupakan cara penjernih air yang sangat mudah, murah dan efisien. Dalam proses pembuatannya tidak perlu menggunakan teknik khusus dan menggunakan alat-alat yang sederhana jadi masyarakat bisa dengan mudah membuatnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Melawi (Alit Merthayasa, 2007) disebutkan bahwa biji kelor ternyata dapat menghasilkan purifikasi air yang relatif lebih efektif bila dilakukan dengan cara pembersihan bahan kimia komersial. Perbandingan efektifitas antara Moringa oleifera dan tawas dilakukan pada konsentrasi 200 ppm. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa M. Oleifera mampu menurunkan waktu pengendapan dengan efektivitas 58.1%, konsentrasi warna dengan efektivitas 72,1%, dan turbiditas 98%. Sedangkan penurunan konsentrasi logam Fe dan Mn secara berurut-turut adalah 96,7% dan 82,4 %. Konsentrasi zat padat total menurun dengan efektifitas 91,3%. Penggunaan tawas mampu menurunkan parameter pengukuran dengan efektivitas untuk waktu pengendapan sebesar 58,4%, warna 82,4%, turbiditas 96 %, Fe 99,3%, Mn 94,3% dan konsentrasi zat padat total sebesar 87%. Jadi bisa dikatakan pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air merupakan teknologi sederhana yang efektif dan hanya memerlukan biaya yang sangat murah bila dibandingkan biaya pembersihan air dengan bahan kimia dan tenaga listrik. Selain itu bubuk biji kelor yang telah siap sebagai penjernih air dapat disimpan beberapa hari untuk kemudian dipakai sewaktu-waktu bila dibutuhkan. 2. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh. Serbuk biji kelor ketika diaduk dengan air, protein terlarutnya memiliki muatan positif. Larutan ini dapat berperan sebagai polielektrolit alami yang kationik. Hal ini tentunya sangat menguntungkan karena pada umumya kekeruhan disebabkan oleh partikel tersuspensi di dalam air yang ukurannya kurang dari 5 m. Partikel yang sangat kecil tersebut disebut dengan partikel koloid dan kebanyakan

20

partikel tersuspensi bermuatan negatif, karena banyak berasal dari material organik. Prinsip perbedaan muatan antara koagulan dan koloid inilah yang menyebabkan terjadinya flok yang semakin membesar dan mengendapkan partikel penyebab kekeruhan air. 3. Serbuk biji moringa tidak berbahaya bagi kesehatan karena tidak mengandung zat-zat kimia terlarut yang berbahaya. Selain itu biji kelor memiliki antimikroba khususnya terhadap bakteri seperti yang dinyatakan oleh Mayer dan Stelz (1993) dan Polprasid (1993). Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakeri Coli yaitu salah satu yang disyaratkan tidak terdapat dalam air minum, akan tereduksi atau mati. 4. Kualitas air lebih baik karena dibandingkan degan penggunaan tawas, penjernihan air yang dilakukan dengan biji moringa memiliki keefektivitas yang lebih tinggi sehingga dihasilkan air yang lebih baik dan aman dikonsumsi.

BAB V

21

PENUTUP V.I Simpulan Dari uraian yang telah diuraikan penulis sebelumnya dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain : 4. Kekeruhan air dapat disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dan bahan anorganik dari buangan industri, kegiatan pertambangan, maupun limbah rumah tangga. Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan kekeruhan air. 5. Kekeruhan air dapat berdampak buruk bagi kesehatan yaitu menyebabkan penyakit-penyakit yang sangat berbahaya. 6. Tahap pembuatan biji kelor sebagai penjernih air sangat sederhana dan mudah dipraktekkan oleh masyarakat. 7. Pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air merupakan cara penjernih air yang sangat mudah, murah, efisien, dan lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan tawas. Air hasil penjernihannya pun memilki kualitas air yang lebih baik dan aman bagi kesehatan. V. 2 Saran Melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis memiliki beberapa saran, antara lain: a. Masyarakat harus tanggap terhadap hal-hal pencemaran lingkungan, terutama untuk masalah pencemaran air yang berdampak pada kekeruhan. Perlu adanya tindakan penejernihan air yang efektif dan efisien, misalnya dengan menggunakan koagulan dari biji kelor karena koagulan ini bersifat ramah lingkungan dan terjangkau di lingkungan masyarakat. b. Tumbuhan Kelor harus dibudidayakan di kalangan masyarakat mengingat banyak manfaat dari tumbuhan tersebut guna mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat.

22

c. Masyarakat harus mengurangi semaksimal mungkin hal-hal yang bisa menimbulkan pencemaran air melalui kegiatan sadar lingkungan. d. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mendayagunakan tumbuhan kelor karena negara-negara lain seperti India, Sri Lanka, Afrika, dan Jepang sudah mendayagunakan tumbuhan kelor menjadi berbagai macam kegunaan dalam skala besar.

23

DAFTAR PUSTAKA Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. . 2004. Biologi SMA Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. . 2004. Biologi SMA Untuk Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Apji. 2007. Penjernihan Air Dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera), (Online), (http://iptek.apjii.or.id, diakses tanggal 10 januari 2008). BBPBAP Jepara. 2008. Strategi Musim Tanam Komoditas Budidaya Tambak, (Online), (http://www.dkp.go.id, diakses tanggal 10 Januari 2008). Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: UI Press. Mentri Negara Riset dan Teknologi. 2008. Teknologi Tepat Guna, (Online), (http://www.iptek.net.id, diakses tanggal 10 Januari 2008). WALHI. 2003. Tailing Meningkatkan Kekeruhan Laut, Hasil Tangkapan Nelayan Menurun Drastis, (Online), (http://www.walhi.or.id, diakses tanggal 10 Januari 2008). Warta Kehati. 2003. Kritis, Kondisi Keanekaragaman Hayati Indonesia. Dalam Warta Kehati, (Januari-Februari). Jakarta. Winarno. 2003. Biji Kelor untuk Bersihkan Air Sungai, (http//www.inawater.com, diakses tanggal 10 Januari 2008) (Online),

Van Steenis, C.G.J. 1992. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.

24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Nomor Induk Siswa Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Kelas Sekolah Alamat Sekolah/Telp Alamat rumah No. HP E-mail

: ADHIAH JULIARTI HARAHAP : 8837 : Bengkulu, 11 Juli 1991 : Perempuan : Islam : XII IPA B : SMA Negeri 2 Kota Bengkulu : Jalan Mahoni No. 14 Padang Jati Kota Bengkulu 38227, Telp. (0736) 21022 : Jalan Merapi 7 No. 16 RT 9 RW 3 Panorama Kota Bengkulu 38226, telp. (0736) 344954 : 085267018487 : [email protected]

Prestasi Menulis Juara I Lomba Menulis Essay Nasional tingkat pelajar SMA/Sederajat seIndonesia dalam rangka OUREI (Orangutan Republic Education Inviative) Awards 2009 dengan tema Lestarikan Orangutan dan habitatnya dengan judul essay Mewujudkan Home Sweet Home Bagi Orangutan 10 Terbaik Penulis Muda Indonesia 2008 Kategori SMA dalam Lomba Menulis Remaja Nasional 2008 memperebutkan Anugerah The Best Young Indonesian Writer yang diadakan oleh YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) bekerja sama dengan UNICEF (United Nations Chidrens Emergency Fund), dalam tema Anak dan Lingkungan Hidup dengan judul Esai Chicken Soup for Global Warming.

25

Juara I Lomba Cerdas Tangkas (LCT) Sastra Indonesia dalam rangka memperingati Bulan Bahasa tahun 2006 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra (HIMABAHTRA) dan FKIP Universitas Bengkulu.

Juara II Lomba Cerdas Tangkas (LCT) Umum dalam rangka Cendana Fair V tahun 2007 yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 5 Kota Bengkulu.

Juara III Lomba Cerdas Tangkas (LCT) Umum dalam rangka Mahoni Championship IV tahun 2007 yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Kota Bengkulu.

Finalis Olimpiade Sains Biologi tingkat SMA dalam rangka Mahoni Championship IV tahun 2007 yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Kota Bengkulu.

Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA se-Provinsi Bengkulu dalam rangka memperingati Diesnatalis V Universitas Ratu Samban, Bengkulu Utara, dengan judul Pembudidayaan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan dalam Upaya Penyejahteraan Rakyat Bengkulu Utara."

Juara II Lomba Cerdas Tangkas (LCT) Umum dalam rangka Mahoni Championship V tahun 2008 yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Kota Bengkulu

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA se-Kota Bengkulu dalam rangka memperingati Party of Nine tahun 2008 yang diadakan oleh HIMITA (Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dengan judul Peranan Kompos Jerami dalam meningkatkan Kualitas Produksi Pertanian.

26

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia tingkat SMA/Sederajat se-Provinsi Bengkulu dalam rangka memperingati Pekan Ilmiah Kimia (PIK) VIII HIMAMIA FKIP Universitas Bengkulu 2007/2008 dengan judul Peranan Ilmu Kimia dalam menyikapi Pemanasan Global Melalui Biodiesel Kelapa Sawit.

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tahun 2008 tingkat SMP-SMA seProvinsi Bengkulu dalam rangka Mahoni Championship V yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Kota Bengkulu dengan judul Pemanfaatan Biogas dari Limbah Kotoran Sapi Sebagai Energi Alternatif.

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Kedisiplinan Tahun 2007 Tingkat SMA/Sederajat di Provinsi Bengkulu yang Diadakan Oleh Departemen kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, dengan judul Pembudayaan Perilaku Disiplin Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Bengkulu di Lingkungan Sekolah.

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA se-Provinsi Bengkulu dengan judul Menghapus Bayang-Bayang Korupsi Demi Langkah Ke Depan Bangsa, yang diadakan oleh Fakultas Hukum Universitas Bengkulu tahun 2007.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

27

Nama Lengkap No Induk Tempat dan tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Kelas Sekolah Alamat Rumah No HP : 0081367190009 Prestasi

: HENDRO HARTIANTO : 8945 : Tasikmalaya, 24 Oktober 1990. : Laki-laki : Islam : XII IPA A : SMA Negeri 2 Kota Bengkulu : Jalan Raya Jeruk No.120, Lingkar Timur Kota Bengkulu No. Telp: (0736) 345288,

Juara I Olimpiade Biologi tingkat SMP/ Mts se-Kota Bengkulu yang diselenggarakan oleh Diknas Pendidikan Kota Bengkulu dalam rangka kegiatan Pencanangan Bengkulu Kota Pelajar dan Memperingati hari Ulang Tahun Kota Bengkulu tahun 2005.

Juara III Pesta Sains (Biologi) tingkat SMA Sederajat se-Propinsi Bengkulu yang diselenggarakan oleh SMAN 2 Kota Bengkulu dalam rangka Mahoni Championships IV Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bengkulu tahun 2007.

Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Kelautan ( Kontes Inovator Muda 2 ) tingkat SMA/ Sederajat se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Coral Reef Karang Indonesia tahun 2007 Rehabilitation and Management Program (COREMAP) dengan tema Pelestarian Terumbu

Juara Harapan III Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia (LKTIK ) tingkat SMA/ Sederajat se-Propinsi Bengkulu yang diselenggarakan oleh Fakultas

28

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu (UNIB) dengan tema Kembangkan Intelektual dan Sportifitas Generasi Kimia dalam Kompetisi Ilmiah tahun 2007. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Gebyar Sains Nasional 2007 tingkat SMA/ Sederajat se-Indonesia yang diselenggarakan oleh School Science Center Sekolah Pembangunan Jaya (Yayasan Pendidikan Jaya) tahun 2008. Juara III Lomba Bioma Award 2008 tingkat SMA Sederajat se-Propinsi Bengkulu yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Bengkulu dalam rangka kegiatan EKSPRESI BIOMA 2008 dengan tema Ekspresi Bioma Optimalkan Peran Siswa sebagai Agent of Change Dalam Mewujudkan Bengkulu Kota Pelajar tahun 2008. Juara II Lomba Cerdas Cermat Pertanian tingkat SMA Sederajat se-Kota Bengkulu yang diselnggarakan oleh Prodi Agronomi dan Ilmu Tanah Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (UNIB) dalam rangka Dies Natalis ke-26, tahun 2008. Peringkat 1 Seleksi LCT Kedokteran Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) tingkat SMA/ sederajat se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Gajah Mada (UGM) dalam kegiatan GAMAMAMEDFAIR 2 tahun 2008 dalam rangka untuk memperingati hari ulang tahun Fakultas Kedokteran UGM tahun 2008. Peringkat 33 besar dalam seleksi LCT Kedokteran tingkat SMA/ sederajat se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Gajah Mada (UGM) dalam kegiatan GAMAMAMEDFAIR 2 tahun 2008 dalam rangka untuk memperingati hari ulang tahun Fakultas Kedokteran UGM, tahun 2008.

29

Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Lingkungan Hidup tingkat SMA/ Sederajat se-Propinsi Bengkulu yang diselenggarakan oleh Panitia Peduli Bumi Bengkulu 2008 bekerjasama dengan Universitas Bengkulu, KEHATI, DPD RI dengan tema Otonomi Daerah dan Keberlangsungan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup tahun 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

30

Nama Nomor Induk Siswa Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Kelas Sekolah Alamat Sekolah/Telp Alamat rumah No. HP E-mail Prestasi:

: WIDA ROSTINA : 9087 : Bengkulu, 19 Oktober 1990 : Perempuan : Islam : XII IPA A : SMA Negeri 2 Kota Bengkulu : Jalan Mahoni No. 14 Sawah Lebar Kota Bengkulu 38227, Telp. (0736) 21022 : Jalan Merapi 7A No. 5 RT 29 Panorama Kota Bengkulu 38226 : 081273557085 : [email protected]

Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia tingkat SMA/Sederajat se-Provinsi Bengkulu dalam rangka memperingati Pekan Ilmiah Kimia (PIK) VIII HIMAMIA FKIP Universitas Bengkulu 2007/2008 dengan judul Peranan Ilmu Kimia dalam menyikapi Pemanasan Global Melalui Biodiesel Kelapa Sawit.

Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA se-Provinsi Bengkulu dalam rangka memperingati Diesnatalis V Universitas Ratu Samban, Bengkulu Utara, dengan judul Pembudidayaan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan dalam Upaya Penyejahteraan Rakyat Bengkulu Utara."