11
GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON Tujuan o Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB bagi penyakit menular. o Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular. o Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB. o Memonitor kecenderungan penyakit menular. o Menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik. Populasi dalam Surveilans Adalah semua penduduk di wilayah buffer dab perimeter pintu masuk dan penumpang kapal Surveilans Penyakit dan Definsi Kasus Baru Adalah semua kasus dari seluruh penyakit yang telah diprioritaskan sebagaimana terdapat dalam daftar Lampiran 1, yang datang ke unit pelayanan kesehatan yang seharusnya dilaporkan. Kasus Baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama seminggu dan memiliki diagnosis baru. Kunjungan ulang dengan sakit yang sama tidak dimasukan kedalam laporan. Dalam sistem surveilans ini terdapat definisi kasus untuk setiap penyakit atau sindrom (lampiran 2). Untuk membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosa kasus, pengambilan spesimen dan pelaporan, algoritma tersedia dalam pedoman “Algoritma Diagnosis Penyakit Dan Respons Serta Format Penyelidikan Epidemiologi”. Selain algoritma untuk deteksi kasus, terdapat juga algoritma untuk respons KLB dalam pedoman tersebut. Ini menggambarkan langkah-langkah umum dalam tatalaksana kasus, respons dan pelaporan hasil investigasi KLB. Jenis Surveilans Dalam kegiatan ini surveilans digunakan untuk mengamati penyakit melalui pengumpulan data rutin Lengkap: seluruh unit kesehatan yang telibat di wilayah buffer- perimeter pintu masuk dan poliklinik di kapal penumpang. Laporan Nihil harus dibuat dengan mengisi format laporan dengan nilai “nol” atau nihil. Data Agregat: adalah data dari wilker KKP, akan menjadi agregat di tingkat KKP Induk. Pengumpulan data dilakukan secara berkesinambungan dan untuk laporan di unit kesehatan yang ada di perimeter dan buffer pintu masuk dilakukan dengan periode mingguan sedangkan untuk kapal 1

Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Page 1: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

GAMBARAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON

Tujuano Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB bagi penyakit menular.o Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular.o Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB.o Memonitor kecenderungan penyakit menular.o Menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik.

Populasi dalam SurveilansAdalah semua penduduk di wilayah buffer dab perimeter pintu masuk dan penumpang kapal

Surveilans Penyakit dan Definsi Kasus BaruAdalah semua kasus dari seluruh penyakit yang telah diprioritaskan sebagaimana terdapat dalam daftar Lampiran 1, yang datang ke unit pelayanan kesehatan yang seharusnya dilaporkan.Kasus Baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama seminggu dan memiliki diagnosis baru. Kunjungan ulang dengan sakit yang sama tidak dimasukan kedalam laporan.

Dalam sistem surveilans ini terdapat definisi kasus untuk setiap penyakit atau sindrom (lampiran 2). Untuk membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosa kasus, pengambilan spesimen dan pelaporan, algoritma tersedia dalam pedoman “Algoritma Diagnosis Penyakit Dan Respons Serta Format Penyelidikan Epidemiologi”. Selain algoritma untuk deteksi kasus, terdapat juga algoritma untuk respons KLB dalam pedoman tersebut. Ini menggambarkan langkah-langkah umum dalam tatalaksana kasus, respons dan pelaporan hasil investigasi KLB.

Jenis SurveilansDalam kegiatan ini surveilans digunakan untuk mengamati penyakit melalui pengumpulan data rutinLengkap: seluruh unit kesehatan yang telibat di wilayah buffer-perimeter pintu masuk dan poliklinik di kapal penumpang.Laporan Nihil harus dibuat dengan mengisi format laporan dengan nilai “nol” atau nihil.Data Agregat: adalah data dari wilker KKP, akan menjadi agregat di tingkat KKP Induk.Pengumpulan data dilakukan secara berkesinambungan dan untuk laporan di unit kesehatan yang ada di perimeter dan buffer pintu masuk dilakukan dengan periode mingguan sedangkan untuk kapal penumpang dilakukan dengan periode satu kali trip perjalanan pada waktu kedatangan kapal.

Unit PelaporUnit pelapor dari sistem ini adalah Petugas KKP Pontianak dan petugas kesehatan di unit pelayanan kesehatan dibuffer , perimeter pintu masuk dan poliklinik kapal penumpang.Kelengkapan maupun ketepatan laporan dari unit pelapor diperiksa oleh petugas Surveilans KKP.

1

Page 2: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Alur DataUnit Kesehatan di perimeter dan buffer pintu masuk memakai Periode Mingguan(Rabu -Selasa)Unit Kesehatan di poliklinik kapal penumpang periode pelaporan setiap kali perjalanan melaporkan ke KKP pelabuhan tujuan LANGSUNG melalui SMS atau HP 1 jam sebelum berlabuh dan menyerahkan Format SKD Respon pada petugas sewaktu kapal sandar.

ALUR DATA DARI UNIT KESEHATAN DI PERIMETER DAN BUFFER SERTA DARI PUSKESMAS PERBATASAN PINTU MASUK

WAKTU

UNIT & TINGKATYg bertanggungjawab

Koordinator Cara Pengiriman

Selasa pagi

Selasa Siang

Petugas Wilker KKP melakukan pengumpulan data dari unit kesehatan perimeter buffer di wilayah kerja masing-masing.Petugas Wilker KKP mengirim via SMS. Format Surveilans Mingguan ke petugas Surveilans KKP Induk.

Petugas Wilker KKP yg bertanggung jawab terhadap pengumpulan dataPetugas KKP Induk yg bertanggung jawab terhadap pengumpulan data

Melalui SMS dll

Data agregat dan kirim ke Kasi /Kabid surveilans KKP

Rabu pagi

Rabu Siang

Petugas KKP melakukan pengumpulan data dari unit kesehatan perimeter buffer di wilayah propinsi melalui petugas EWARS Dinas Kesehatan Propinsi khususnya data Puskesmas Perbatasan Pintu Masuk.

Petugas KKP Induk yg bertanggung jawab terhadap pengumpulan data

Melalui [email protected]

Petugas Surveilans melakukan analisis data dan menghasilkan laporan mingguan

Epidemiolog KKP

Kamis Pagi

Petugas surveilans KKP Induk menghasilkan laporan mingguan dan mengirimkan file export ke Dinkes Propinsi dan Subdit KLB Kemkes RI

Petugas KKP Induk yg bertanggung jawab terhadap pengumpulan data Epidemiolog KKP

Melalui Email [email protected]

2

Page 3: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Petugas Wilker KKP

DinasKesehatan

Poliklinik Kapal Penumpang

Petugas Surveilans /Epidemiolog KKPPetugas Surveilans KKP atau Wilker

/Kabid/Kasie Surveilans

Kepala KKP

Pengumpulan spesimen

Pengiriman spesimen

Konfirmasi Laboratorium

Otoritas Kesehatan Nasional (Kemkes), Laboratorium Nasional (Kemkes), WHO

Format Mingguan (W2)Kasus baru akan dilaporkan oleh bidan desa maupun puskesmas melalui Format Mingguan (lihat lampiran 2). Format pengumpulan data itu berisi informasi dibawah ini:

o Nomor Urut format: nomer ini harus diisi dan dilengkapi oleh unit kesehatan yang mengirimkan laporan di setiap tingkat. Nomor urut untuk setiap unit kesehatan yang mengirimkan laporan dimulai dari angka 1 dan dilanjutkan secara berurutan.

o Identitas Unit Kesehatan:

o Jumlah minggu epidemiologi, periode laporan adalah satu pekan dimana kasus dilaporkan. Unit pelapor harus memberikan indikasi tanggal dimana awal pekan adalah pada hari Rabu dan akhir pekan adalah pada hari Selasa. Bagi kapal penumpang perode pelaporan dari mulai kapal berangkat dari pelabuhan asalsampai kapal sandar di pelabuhan tujuan.

o Data Penyakit:Data diisi dan diilengkapi berdasarkan buku registrasi harian unit pelayanan kesehatan di perimeter buffer pintu masuk bersama data yang dikumpulkan dari unit pelayanan poliklinik kapal penumpang, berdasarkan definisi kasus baku sistem surveilans. Setiap fasilitas kesehatan harus memiliki daftar definisi kasus. Hanya kasus baru (konsultasi pertama) yang harus dilaporkan untuk seluruh usia yang ditemukan.

3

Page 4: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Pelaporan menggunakan SMSSetiap unit puskesmas menggunakan SMS untuk melaporkan data mingguan sesuai format baku pencatatan perlu mengikuti standar yang sama dalam SMS seperti informasi dibawah ini:

CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS UNIT KESEHATAN DIPERIMETER BUFFER PINTU MASUK

CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS UNIT KESEHATAN DI KAPAL PENUMPANG/PESAWAT

Entri Data dan AnalisisData dientrikan kedalam laporan SKD Respon KLB/PHEIC Kantor Kesehatan Pelabuhan dan dianalisis dengan menggunakan indicktor standar sesuai Pedoman SKD Respon Depkes RI tahun 2008 serta menggunakan annex 2 IHR guna menentukan potensi PHEIC.

Nilai Ambang Batas Setiap Penyakit dalam SistemMerujuk pada lampiran 3 untuk spesifikasi setiap nilai ambang batas penyakit.

Monitoring Laporano Tingkat Wilker KKP

Setiap Selasa Siang , cek jika semua format dari unit kesehatan Buffer perimeter telah diterima. Hubungi fasilitas kesehatan yang belum mengirimkan informasi/laporan.Untuk kapal penumpang laporan harus diterima saat inclearance kapal penumpang

o Tingkat IndukSetiap Rabu Siang , cek jika semua format dari unit kesehatan Buffer perimeter dan wilker KKP telah diterima. Hubungi fasilitas kesehatan dan wilker KKP yang belum mengirimkan informasi/laporan.Untuk kapal penumpang laporan harus diterima saat inclearance kapal penumpang

Umpan BalikSeksi Surveilans KKP akan membuat ringkasan laporan mingguan (Bulletin Mingguan) termasuk:o Alert (sinyal siaga) ke seluruh petugas kesehatan di pintu masuk.

Sinyal siaga di pintu kedatangan bila ada sinyal epidemiologi dari kapal penumpang yang akan berlabuh.Sinyal siaga di pintu keberangkatan bila ada sinyal epidemiologi dari unit kesehatan di perimeter dan buffer pintu masuk.

o Informasi epidemiologi yang relevan ke stake holderdan dinkes propinsio Rekomendasi kegiatan yang dianjurkan untuk mengendalikan tersangka KLB.o Hasil kegiatan minggu sebelumnya untuk mengendalikan KLB.

Verifikasi

4

2,Wilker Entikong,A10,B15,H3,T4,X110

Artinya

Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah KKP wilker Entikong, jumlah kasus diare= 10, jumlah kasus malaria = 15, jumulah kasus tersangka DBD = 3,

jumlah kasus kluster penyakit yg tidak diketahui = 4, Jumlah kunjungan total = 110

2/8,KM Lawit,JP823,KRB10,KRL2,CB0,A10,B15,H3,T4,X110artinya:

TANGGAL/BULAN, nama ALAT ANGKUT, jumlah penumpang=823 orang,jumlah Balita=10, jumlah Lansia=2, Cargo B3=0, jumlah kasus diare= 10, jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka DBD = 3, jumlah kasus kluster

penyakit yg tidak diketahui = 4, Jumlah kunjungan = 110

Page 5: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Unit Surveilans KKP harus melakukan pemeriksaan setiap minggu atau setiap kedatangan Kapal Penumpang terhadap seluruh laporan penyakit yang telah dientri dalam format SKD Respon. Apabila ditemukan alart atau sinyal peringatan terhadap suatu penyakit maka petugas menghubungi petugas pelapor untuk melakukan klarifikasi terhadap sinyal tersebut.Apabila hasil klarifikasi benar menunjukan sebagai KLB maka selanjutnya petugas surveilans menghubungi petugas laboratorium untuk mengambil spesimen dan memeriksa spesimen tersebut. Apabila Laboratorium tidak memiliki kemampuan dalam melakukan pemeriksaan spesimen tertentu maka dapat meminta bantuan ke Dinkes Propinsi.

Melaksanakan Investigasi PendahuluanLangkah pertama investigasi KLB adalah untuk melakukan konfirmasi KLB dan melihat besarnya masalah KLB tersebut. Tim TGC KLB akan bergabung dengan petugas dari Unit Kesehatan di perimeter buffer atau poliklinik kapal penumpang dan memulai investigasi dan menemukan kasus secara aktif.

Setiap KLB diinvestigasi dengan menggunakan format PE KLB khusus sesuai dengan penyakitnya. Bila tidak tersedia format PE KLB khusus penyakit tertentu dapat menggunakan format PE KLB Umum (lihat lampiran 8). Semua informasi tentang kasus KLB tersebut dicatat dalam program spreed sheet (program microsoft exel). Kemudian melakukan analisa data diprogram seperti Epi Info atau Epi Data untuk menghasilkan analisis deskriptif menurut waktu, tempat dan orang.

Pada saat yang sama respon tim sebaiknya melakukan:- Rencana pengambilan sample klinis dan lingkungan.- Formulasi hipotesis mengenai sumber pajanan dan cara penularan.- Tes hipotesis- Menulis laporan dan rekomendasi.

Melakukan Tindakan Pengendalian Awal dengan segera meliputi:- Tatalaksana kasus- Pengendalian infeksi- Pencarian kontak kasus- Pengendalian lingkungan- Mobilisasi sosial- Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada Stake holder, operator alat angkut dan

masyarakat

Pemeriksaan LaboratoriumSetiap penyakit yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium KKP, maka Laboratorium propinsi berfungsi sebagai rujukan. Stok media transport yang adekuat perlu disediakan di setiap kabupaten/kota.Pedoman pengumpulan spesimen dan transportasi akan didistribusikan ke seluruh unit pelapor seperti pada Lampiran 4, 5, 6 dan 7.Setiap petugas surveilans kabupaten/kota perlu memiliki daftar nama dan nomor telpon dari staf laboratorium unit khusus seperti bagian: Bakteriologi, Virologi, Serologi, Parasitologi, dan Toksikologi.

Setiap saat spesimen dikumpulkan oleh petugas di lapangan perlu:- Membuat pengaturan lebih lanjut dengan penerima spesimen termasuk investigasi,

keperluan untuk ijin import jika ada transport ke luar negeri.

5

Page 6: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

- Membuat pengaturan lebih lanjut dengan pembawa agar yakin bahwa pengiriman akan diterima sesuai dengan alat transportasinya.

- Perhatikan peraturan penerbangan domestik perihal Biosafety.- Bahwa pengiriman (transport langsung jika mungkin) ditangani oleh perjalanan langsung,

hindari kedatangan diakhir pekan bila mungkin, hindari perubahan dalam transport jika mungkin.

- Siapkan dokumen yang perlu seperti syarat pengiriman, termasuk ijin bila diperlukan, berita acara, dan dokumen pengiriman.

- Beritahukan kepada penerima spesimen di laboratorium perkiraan waktu kedatangan spesimen.

Sebelum mengirim spesimen harus ada:- Perjanjian atau persetujuan telah dibuat antara pengirim, pembawa dan penerima.- Konfirmasi dari laboratorium penerima bahwa siap untuk menerima spesimen.- Bila spesimen tiba di luar jam kerja, maka petugas laboratorium harus diberitahukan agar

siap menerima spesimen.

BiosafetyMemberikan perlindungan terhadap pasien dan diri kita dari risiko terpapar/kontak dengan kuman pathogen merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.Prinsipnya adalah harus “SELALU” menggunakan peralatan sekali pakai (disposible) dan tidak boleh digunakan lagi. Misalnya pada kondisi di lapangan, jika anda merencanakan untuk mengambil sample dari pasien yang tidak dapat dibawa ke RS, cobalah membuat zona bersih untuk mengurangi risiko terkontaminasi.

6

Page 7: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Tabel ini memberikan informasi tentang perlindungan diri dari kemungkinan terpapar/ kontak dengan kuman pathogen.

Tipe Penularan/ Transmisi Kondisi/ Situasi Alat Yang Digunakan

Kontak Penulran dapat terjadi melalui kontak langsung dengan pasien atau kontak dengan lingkungan pasien.

- Sarung Tangan (Gloves)- Baju Pelindung (Gown)

Droplet Penularan dapat terjadi melalui droplet yang mengandung kuman penyakit dengan ukuran partikel partikel >5 micron, droplet dapat dihasilkan ketika mereka batuk, bersin atau berbicara.

- Sarung Tangan (Gloves)- Baju Pelindung (Gown)- Masker- Kaca mata (Gogle)

Udara Penularan dapat terjadi melalui udara.

- Sarung Tangan (Gloves)- Baju Pelindung (Gown)- Kaca mata (Gogle) - Masker N95- Ruang isolasi (di RS)

Monitoring

Dalam sistem surveilans terdapat indikator kwalitatif dan kwantitatif: - Proporsi Unit Kesehatan di Perimeter Buffer yang melapor dalam satu wilker.- Proporsi Wilker yang melapor dalam satu KKP.- Ketepatan waktu penerimaan pada tingkatan Wilker - Ketepatan waktu penerimaan pada tingkatan KKP induk- Kemampuan menerima - Jumlah dari KLB yang terdeteksi- Jumlah tindakan diambil berdasar pada analisis data.

Evaluasi

Sistim ini akan dievaluasi setelah 6 bulan dalam kaitan dengan:

- Keterwakilan - Kemampuan menerima - Kesederhanaan - Ketepatan waktu - Kegunaan - Kepekaan - Fleksibilitas

7

Page 8: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons CLINICAL BASED SURVEILLANCE di KKP.docx

Keterbatasan

Keterbatasan dari sistem ini dapat terjadi apabila:1) Adanya komunikasi dan pengiriman format mingguan yang terlambat akan memberikan

dampak terhadap ketepatan dan kelengkapan laporan, serta deteksi dini KLB.2) Adanya keterbatasan kapasitas pemeriksaan laboratorium. Untuk itu perlu dilakukan

peningkatan kapasitas dan peran laboratorium dalam sistem surveilans dan pada saat KLB.

Kepemilikan data

Adalah pada masing-masing tingkat seperti dalam peraturan nasional seperti Wilker, KKP Induk dan Kementerian Kesehatan RI

8